buku bpbd muna

21
1/1/2013 POTENSI KEBENCANAAN DI KABUPATEN MUNA PEMERINTAH KABUPATEN MUNA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Upload: subhan330533513

Post on 16-Feb-2015

131 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku BPBD Muna

Potensi kebencanaan di kabupaten Muna

Page 2: Buku BPBD Muna

KATA PENGANTAR

1 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 3: Buku BPBD Muna

SAMBUTAN BUPATI MUNA

Salah satu sumberdaya yang sangat penting dalam menangani penanganan bencana adalah tersedianya informasi berupa buku yang

membahas masalah kebencanaan, baik pencegahan, tanggap darurat maupun rehabilitasi rekonstruksi pasca bencana. Hal ini bertujuan agar

masalah kebencanaan dapat teratasi secara terarah, terkonsolidasi, dan terkoordinasi dengan efektif.

Buku yang membahas masalah kebencanaan secara fisik cukup banyak, namun buku yang secara khusus membahas kebencanaan di

Kabupaten Muna masih sangat jarang ditemukan.

Semoga buku ini dapat bermanfaat, khususnya dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Muna, untuk memberikan informasi bagi

seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan bersama masyarakat dalam mengurangi resiko bencana.

Raha, Februari 2013 Bupati Muna

H.L.M. Baharuddin

2 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 4: Buku BPBD Muna

SAMBUTAN KEPALA PELAKSANA BPBD KAB.MUNA

3 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 5: Buku BPBD Muna

DAFTAR ISI

4 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 6: Buku BPBD Muna

1. LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki resiko tinggi akan terjadinya bencana alam. Hal ini disebabkan banyak hal, mulai dari kondisi alam sampai

kesalahan manusia. Secara geologis, klimatologis, dan geografis, wilayah Indonesia tergolong rentan bencana. Sebagai negara kepulauan

yang memiliki potensi bencana yang sangat tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana menyebabkan timbulnya risiko

terjadinya bencana alam. Beberapa potensi bencana yang ada antara lain adalah bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir,

tanah longsor, dan lain-lain. Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu potensi bahaya

utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan (collateral hazard). Potensi bahaya utama (main hazard potency) ini dapat dilihat antara lain

pada peta potensi bencana gempa di Indonesia yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah wilayah dengan zona-zona gempa yang rawan,

peta potensi bencana tanah longsor, peta potensi bencana letusan gunung api, peta potensi bencana tsunami, peta potensi bencana banjir, dan

lain-lain. Dari indikator-indikator diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki potensi bahaya utama (main hazard potency) yang

tinggi. Hal ini tentunya sangat tidak menguntungkan bagi negara Indonesia.

Kabupaten Muna merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara yang merupakan area rawan bencana. Luas Kabupaten

Muna adalah sekitar 2.963,97 Km² secara administratif terdiri dari 33 Kecamatan, 205 desa dan 31 Kelurahan serta 3 UPT Uunit

Permukiman Transmigrasi).

Berdasarkan hasil indentifikasi dan pengumpulan data bencana yang dapat dan pernah terjadi di Kabupaten Muna adalah angin

puting beliung, kekeringan, banjir, gelombang pasang, amblesan dan tanah longsor. Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut

memerlukan suatu penataan atau perencanaan yang matang dalam penanggulangannya, sehingga dapat dilaksanakan secara terarah dan

terpadu.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mengamanatkan pada pasal 35 dan 36 agar setiap

daerah dalam upaya penanggulangan bencana, mempunyai perencanaan penanggulangan bencana. Secara lebih rinci disebutkan di dalam

Peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten

5 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 7: Buku BPBD Muna

Muna memandang perlu

untuk membentuk Badan

Penanggulangan Bencana

Daerah yang melalui

Peraturan Daerah No.3

Tahun 2012 maka telah

terbentuk Badan

Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) kabupaten

muna yang disahkan oleh

DPRD Kabupaten Muna

tanggal 5 Mei tahun 2012

yang bertugas mengambil

langkah-langkah mitigasi,

tanggap darurat, dan

rehabilitasi maupun

rekonstruksi terhadap

bencana alam.

Terbentuknya BPBD

Kabupaten Muna

diharapkan menjadi fungsi

koordinasi dengan BPBD Provinsi Sulawesi Tenggara dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) di Pusat.

6 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 8: Buku BPBD Muna

2. PROFIL BPBD KABUPATEN MUNA

BPBD Kabupaten Muna terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah No.3 Tahun 2012 yang di Kepalai oleh Sekertaris Daerah

Kabupaten Muna sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan dijalankan oleh pejabat eselon 3, yang dibantu oleh seorang

Sekertaris dan 3 (tiga) Kepala seksi dan Staf di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muna.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai fungsi:

perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan

efisien; serta

pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas:

menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi

secara adil dan setara;

menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;

menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;

menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya;

melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap

saat dalam kondisi darurat bencana;

mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

7 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 9: Buku BPBD Muna

Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana

8 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 10: Buku BPBD Muna

3. Karakteristik Bencana

Berdasarkan UU No 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia

sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana

terdiri atas :

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain

berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal

teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Kabupaten Muna adalah salah satu Kabupaten di Sulawesi Tenggara yang rawan terhadap bencana alam. Berdasarkan hasil

survei (pendataan dan identifikasi), bencana yang dapat dan pernah terjadi di kabupaten muna adalah angin puting beliung, kekeringan,

banjir, gelombang pasang, amblesan dan tanah longsor serta konflik sosial horizontal. Angin puting beliung sedikitnya pernah terjadi di 8

kecamatan yaitu kecamatan watopute, maginti, parigi, kabangka, towea, napabalano, pasikolaga dan pasir putih. Sedangkan pada musim

penghujan banjir terjadi di Kecamatan Lasalepa yaitu Desa Parida dan Labunti. Gelombang pasang sering terjadi di Desa Tasipi dan

Pasipadanga Kecamatan Maginti. Sementara amblesan atau tanah jatuh terjadi di Kecamatan Lawa yaitu Desa Lalemba. Serta tanah

longsor pernah terjadi di Desa Mata Indaha Kecamatan Pasir Putih.

a. Angin Putting Beliung, Angin Puting Beliung, yaitu angin kencang yang datang secara tiba–tiba dan bertekanan tinggi,

mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan hilang dalam waktu singkat (3–5 menit) dan

9 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 11: Buku BPBD Muna

dalam radius 5–10 km. Kecepatan angin berkisar antara 30–40 knots.. Fenomena ini sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim global dan

perubahan penggunaan lahan. Sayangnya, riset dan antisipasi terhadap puting beliung masih sangat terbatas. Sistem peringatan dini

terhadap puting beliung saat ini juga belum ada.

Berikut adalah Ciri - ciri Angin Puting Beliung :

Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat adanya awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol,

kemudian berkembang menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara dingin, dan angin mulai menggoyangkan pepohonan ke kiri

dan ke kanan, tidak lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai hujan es.

Terlihat di awan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah (bumi).

Tidak bisa diprediksi secara spesific, hanya peluang dalam batasan wilayah, setelah melihat atau merasakan tanda-tandanya baru bisa

diprediksi 0.5–1 jam sebelumnya dengan tingkat kekuakutan kurang dari 50% (berdasarkan pengalaman)

Angin puting beliung hanya berasal dari awan Cumulusnimbus

(CB), bukan dari pergerakan angin monsun maupun pergerakan

angin pada umumnya, sehingga dapat dapat berpindah/bergeser

seusai dengan tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam skala

luas

Tidak semua jenis awan CB menimbulkan puting beliung,

karena sangat mikro maka sulit membedakannya, secara teori

puting beliung beasal dari jenis awan CB bersel tunggal, super

sel dan multisel, kesemuanya itu hanya dapat dilihat dilpangan

terbuka bukan dari teori monsun atau siklon atau model cuaca.

10 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 12: Buku BPBD Muna

Suatu daerah atau tempat terlanda puting beliung maka kecil kemungkinan terjadi yang kedua kalinya, atau tidak ada puting beliung

susulan karena berasal dari awan CB yang sifat tumbuhnya tergantung dari intensitas konvektif yang juga sulit diperkirakan.

Di kabupaten Muna Puting Beliung menjadi bencana yang paling sering terjadi sepanjang tahun 2012, bencana ini terjadi di beberapa

wilayah Kabupaten Muna, diantaranya di Desa Bangkali Kecamatan Watopute, Kelurahan Napabalano Kecamatan Napabalano, Desa

Pasikuta dan Tapi-Tapi Kecamatan Marobo.

b. Kekeringan, Kekeringan didefinisikan secara umum oleh UN-ISDR

(2009) sebagai kekurangan curah hujan dalam suatu periode waktu, biasanya berupa

sebuah musim atau lebih, yang menyebabkan kekurangan air untuk berbagai kegiatan,

kelompok, atau sektor lingkungan. Kekeringan meteorologi didefinisikan sebagai

kekurangan hujan dari yang normal atau diharapkan selama periode waktu tertentu.

Sedangkan kekeringan pertanian dicirikan dengan kekurangan lengas tanah,

parameter yang menentukan potensi produksi tanaman. Kekeringan hidrologi

didefinisikan sebagai kekurangan pasok air permukaan dan air tanah dalam

bentuk air di danau dan waduk, aliran sungai, dan muka air tanah. Kabupaten

Muna merupakan salah satu kabupaten di sulawesi tenggara yang merupakan

area rawan kekeringan. Pada musim kemarau beberapa wilayah di kabupaten muna mengalami kekeringan tepatnya di 15 kecamatan

yakni kecamatan watopute, kontunaga, lasalepa, batalaiworu, duruka, lohia, barangka, lawa, wadaga, tiworo utara, kontukowuna,

kabangka, kabawo, tongkuno dan kecamatan bone yang disebabkan oleh kondisi iklim dan topografi yang ekstrem.

c. Banjir, Banjir merupakan suatu fenomena alam yang dapat terjadi baik pada sungai yang memiliki aliran sepanjang tahun

maupun pada sungai yang memiliki aliran hanya pada musim hujan saja. Banjir biasanya terjadi dengan waktu yang cepat dengan waktu

genangan yang cepat pula, tetapi kadangkala banjir terjadi dengan waktu yang lama dengan waktu genangan yang lama pula. Banjir bisa

terjadi karena curah hujan yang tinggi, luapan dari sungai, tanggul sungai yang jebol, luapan air laut pasang, tersumbatnya saluran

11 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 13: Buku BPBD Muna

drainase atau bendungan yang runtuh. Banjir berkembang

menjadi bencana jika sudah mengganggu kehidupan manusia

dan bahkan mengancam keselamatannya. Banjir juga dapat

disebabkan oleh ulah manusia. Misalnya aktifitas manusia

mengembangkan daerah permukiman di sepanjang tepi sungai

alur sungai, adanya perubahan tata guna lahan di Daerah

Pengaliran Sungai (DPS) yang menyebabkan aliran permukaan

menjadi besar. Bantaran sungai yang dimanfaatkan sebagai

tempat permukiman dan ditanami tanaman keras dapat pula

menjadi faktor penyebab banjir. Di Kabupaten Muna bencana

banjir pada tahun 2012 terparah terjadi di Desa Parida dan

Labunti Kecamatan Lasalepa dan Desa Wakorambu Kecamatan Batalaiworu.

d. Amblesan/Tanah Jatuh (Subsidence), Fenomena amblesan tanah 

yang secara perlahan-lahan namun pasti ini dikenal dengan istilah land

subsidence. Hampir semua wilayah di dunia yang duduk di atas lapisan sedimen

akan mengalami amblesan. Cepat lambatnya amblesan tanah ini sangat

bergantung pada kondisi konsolidasi lapisan sedimen itu sendiri dan besarnya

beban bangunan di atasnya. Beberapa faktor penyebab terjadinya penurunan

tanah yaitu : pengambilan air tanah yang berlebihan, penurunan karena beban

bangunan, penurunan karena adanya konsolidasi alamiah dari lapisan-lapisan

12 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 14: Buku BPBD Muna

tanah, serta penurunan karena gaya-gaya tektonik. Kabupaten Muna merupakan salah satu wilayah yang bentang lahannya terdiri dari

batuan karst yang secara geologi memiliki faktor kerentanan terhadap penurunan muka tanah, atau tanah jatuh (subsidence). Salah satu

wilayah yang pernah mengalami penurunan tanah di Kabupaten Muna adalah Desa Lalemba Kecamatan Lawa. Walaupun bencana ini

belum menimbulkan korban jiwa dan harta benda, subsidence tetap harus diwaspadai, karena dapat terjadi sewaktu-waktu dalam kualitas

dan kuantitas dengan jumlah yang luas.

e. Gelombang Pasang, Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan dapat menimbulkan

bahaya baik di lautan, maupun di darat terutama daerah pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin

kencang/topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan

gelombang pasang sekitar 10-100Km/jam. Gelombang pasang sangat

berbahaya bagi kapal-kapal yang sedang berlayar pada suatu wilayah

yang dapat menenggelamkan kapal-kapal tersebut. Jika terjadi

gelombang pasang di laut akan menyebabkan tersapunya daerah pinggir

pantai atau disebut dengan abrasi.

Karakteristik Terjadinya Gelombang Pasang :

1. Angin kencang .

2. Terjadinya badai di tengah laut dan menyebabkan terjadinya

gelombang pasang di pinggir pantai.

3. Perubahan cuaca yang tiba-tiba menjadi gelap

Kabupaten Muna sebagai wilayah pesisir kepulauan di provinsi Sulawesi Tenggara berpotensi mengalami gelombang pasang.

Berdasarkan data yang di himpun oleh BPBD Kabupaten Muna di sejumlah kecamatan pesisir pernah mengalami gelombang pasang

yaitu di Desa Tasipi dan Pasipadanga Kecamatan Maginti.

Beberapa Tips Penanganan Bencana Gelombang Pasang :

13 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna

Page 15: Buku BPBD Muna

1. Pemberitahuan dini kepada masyarakat dari hasil prakiraan cuaca melalui radio maupun alat komunikasi.

2. Bila sedang berlayar di tengah laut, usahakan menghindari daerah laut yang sedang dilanda cuaca buruk.

3. Membuat/merencanakan pengungsian apabila terjadi gelombang pasang di pinggir pantai

4. Membuat infrastruktur pemecah ombak untuk mengurangi energi gelombang yang datang terutama di daerah pantai yang

bergelombang besar.

5. Tetap tenang jika terjadi gelombang pasang di tengah laut maupun di pinggir pantai

14 Potensi Kebencanaan Kabupaten Muna