rks pemb. gudang bpbd

38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) BAB I P E N D A H U L U A N Pasal 1 Nama Program dan Pekerjaan 1.1. Nama Satker : Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Sultra 1.2. Nama Pekerjaan : Pembangunan Gudang BPBD Prov. Sultra (60 M2) Pasal 2 Pihak-pihak Yang Bersangkutan 2.1. Pemberi Tugas : Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Sultra 2.2. Perencana : CV. TEKNIK TIGA DIMENSI KONSULTAN 2.3. Pengawas : Perusahaan yang berbadan hukum yang akan ditunjuk 2.4. Pemborong : Perusahaan yang berbadan hukum yang akan ditentukan kemudian menurut ketentuan yang berlaku. Pasal 3 Dokumen Lelang Dokumen Lelang terdiri dari ; 3.1. Syarat-syarat umum, syarat-syarat administrasi dan syarat penawaran 3.2. Gambar pelaksanaan dan gambar detail 3.3. Peraturan dan dan syarat-syarat (RKS) 3.4. Risalah rapat pelaksanaan 3.5. Peraturan dan syarat-syarat penawaran 3.6. Contoh-contoh formulir dan perincian pekerjaan Pasal 4 K o n t r a k 4.1. Surat Perjanjian Pemborong 4.2. Surat penawaran dan lampiran-lampirannya 4.3. Surat keputusan dan penetapan Lelang 4.4. Suarat Perintah Kerja (SPK) 4.5. Berita penjelasan pekerjaan

Upload: laode-akbar-sultani

Post on 21-Nov-2015

262 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Rencana Kerja Dan Syarat Konstruksi

TRANSCRIPT

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SAYARAT (RKS)

28

NUMPAGES 28

NUMPAGES 28

NUMPAGES 28

NUMPAGES 28

NUMPAGES 282/15/2015

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

BAB I

P E N D A H U L U A N

Pasal 1

Nama Program dan Pekerjaan

1.1. Nama Satker : Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Sultra1.2. Nama Pekerjaan : Pembangunan Gudang BPBD Prov. Sultra (60 M2)

Pasal 2

Pihak-pihak Yang Bersangkutan

2.1. Pemberi Tugas: Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Sultra2.2. Perencana:CV. TEKNIK TIGA DIMENSI KONSULTAN2.3. Pengawas:Perusahaan yang berbadan hukum yang akan ditunjuk

2.4. Pemborong:Perusahaan yang berbadan hukum yang akan ditentukan kemudian

menurut ketentuan yang berlaku.

Pasal 3

Dokumen LelangDokumen Lelang terdiri dari ;

3.1. Syarat-syarat umum, syarat-syarat administrasi dan syarat penawaran

3.2. Gambar pelaksanaan dan gambar detail

3.3. Peraturan dan dan syarat-syarat (RKS)

3.4. Risalah rapat pelaksanaan

3.5. Peraturan dan syarat-syarat penawaran

3.6. Contoh-contoh formulir dan perincian pekerjaan

Pasal 4

K o n t r a k

4.1.Surat Perjanjian Pemborong

4.2.Surat penawaran dan lampiran-lampirannya

4.3.Surat keputusan dan penetapan Lelang4.4.Suarat Perintah Kerja (SPK)4.5.Berita penjelasan pekerjaan

4.6.Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran

4.7.Berita acara penelitian /pemeriksaan surat penawaran

4.8.Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

4.9Gambar-gambar pelaksanaan

Jumlah dokumen kontrak sebanyak 10 (sepuluh) Eksemplar yang terdiri dari 3 (tiga) asli, dan 7 (tujuh) tindisan dan biaya pembuatan kontrak maupun pajak dibebankan pada pemborong.

Pasal 5

Tata Cara Prakualifikasi

5.1Prakualifikasi

Prakualifikasi dilakukan oleh panitia pengadaan pada setiap kegiatan pengadaan dan merupakan kegiatan yang wajib dilakukan guna menyeleksi penyediaan barang /jasa yang memenuhi persyaratan, panitia pengadaan mengadakan prakualifikasi dengan memperhatikan informasi yang terdapat di dalam sertifikat penyediaan barang/jasa dan informasi lainnya yang dikeluarkan oleh LPJK/KADIN.

5.2Tugas dan wewenang panitia pengadaan dalam pelaksanaan prakualifikasi sebagai berikut:

a. Merencanakan jadwal dan menyiapkan dokumen prakualifikasi

b. Mengumumkan seluas-luasnya tentang akan diadakannya prakualifikasi melalui media cetak, papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, papan pengumuman kantor proyek, asosiasi penyedia barang/jasa terkait, LPJK/KADIN dan bila memungkinkan melalui media elektronik.

c. Mengadministrasikan calon penyedia barang ,jasa, yang mengikuti prakualifikasi.

d.Melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi yang telah dilengkapi oleh penyedia barang/jasa.

e.Menyusun dan menetapkan daftar calon barang/jasa yang lulus prakualifikasi untuk dimintakan pengesahan pada pengguna jasa

f. Mengumumkan hasil prakualifikasi

g.Meneliti dan melakukan tindakan atas sanggahan terhadap hasil prakualifikasi untuk dilaporkan kepada pengguna barang/jasa.

5.3.Pengumuman Prakualifikasi :

Pengumuman Prakualifikasi sekurang-kurangnya memuat :

a.Jadwal pelaksanaan prakualifikasi

bPaket pekerjaan yang dilaksanakan, sumber dana, dan perkiraan nilai pekerjaan/proyek, serta lokasi pekerjaan.

c. Golongan, Klasifikasi dan kualifikasi calon penyedia barang/jasa yang diperlukan

d.Waktu, alamat, dan tempat pengambilan serta pengembalian dokumen prakualifikasi.

Dokumen prakualifikasi disediakan oleh panitia pengadaan dan tidak dipungut biaya.

5.4.Penggolongan dan segmen pasar calon penyedia barang/jasa

Penggolongan dan segmen pasar penyedia barang/jasa untuk jasa pemborongan ditetapkan sebagai berikut :

1. Golongan Kecil Tiga (K3) yakni Penyedia barang Baru atau kurang pengalaman dapat melaksanakan pekerjaan sampai dengan Rp. 100.000.000,00 ( Seratus Juta Rupiah )

2.Golongan Kecil dua (K2) yakni penyedia barang baru atau yang kurang pengalaman dapat melaksanakan pekerjaan sampai dengan Rp. 400.000.000,00 ( Empat Ratus Juta Rupiah )

3.Golongan Kecil satu (K1) yakni penyedia jasa yang dapat melaksanakan pekerjaan diatas Rp. 400.000.000,00 ( Empat Ratus Juta Rupiah ) sampai dengan 1.000.000.000,00 ( Satu Milyar Rupiah )

4.Golongan Menengah (M) yakni penyedia jasa yang dapat melaksanakan pekerjaan diatas Rp.1.000.000.000,00 ( Satu Milyar Rupiah ) sampai dengan 10.000.000.000,00

( Sepuluh Milyar Rupiah )

5.Golongan Besar (B) yakni penyedia jasa yang dapat melaksanakan pekerjaan diatas Rp.10.000.000.000,00 ( Sepuluh Milyar Rupiah ) dengan memperhatikan kemapuan dasarnya.

5.5Persyaratan dan kriteria Calon penyedia barang/jasa

Persyaratan dan kriteria untuk menilai calon penyedia barang/jasa yang diperlukan disiapkan oleh panitia pengadaan barang/jasa dengan memperhatikan informasi yang terdapat didalam sertifikat yang dikeluarkan oleh Asosiasi/LPJK/KADIN dan informasi lainnya melalui internet yang dikelola oleh LPJK/KADIN.

Persyaratan dan kriteria tersebut antara lain :

a. Memiliki sertifikat

b.Memiliki surat izin usaha yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah domisili penyedia barang/jasa yang masih berlaku.

c.Memiliki sub golongan bidang/jenis pekerjaan/lingkup layanan dan kemampuan dasar (KD) yang sesuai

d.Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir.

e. Memiliki Surat Keterangan dukungan keuangan dari Bank atau rekening koran dari Bank dengan jumlah saldo yang cukup selama periode 3 (tiga) bulan terakhir.

f. Menyampaikan bukti pengalaman tertinggi sub bidang/jenis pekerjaan yang sesuai dan untuk jasa konsultasi termasuk lingkup layanan disertai rekaman bukti pembayaran PPN untuk kontrak yang bersangkutan dan dapat menunjukkan aslinya.

g. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, khusus untuk jasa borongan.

h.Dalam hal penyediaan jasa melakukan kemitraan, menyampaikan rekaman perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat pula prosentase kemitraan dan perusahaan yang memiliki kemitraan tersebut,

i. Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi tinggi dapat ditambahkan persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis, yang diperlukan atau pengalaman tertentu.

j. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam sesuai informasi yang dikeluarkan oleh LPJK/KADIN.

5.6.Evaluasi Kelulusan Prakualifikasi

Penyedia barang/jasa dinyatakan lulus prakualifikasi apabila :

a. Memenuhi syarat dan kriteria tersebut pada angka 5 huruf a,b,c, d, e, h, dan j

b.Masih memiliki Sisa Kemampuan Dasar (SKK) dan sisa kemampuan menangani paket pekerjaan /proyek (SKP) untuk jasa pemborong.

SKK = KK - Nilai paket pekerjaan/proyek yang sedang dilaksanakan

SKP = KP jumlah paket pekerjaan/proyek yang sedang dilaksanakan

c. Memenuhi Kemapuan Dasar yang ditetapkan :

1. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) sam atau lebih tinggi dari nilai perkiraan pekerjaan yang ditawarkan berdasarkan pengalaman tertinggi dari (NPt) penyedia barang/jasa selama 5 tahun terakhir.

2. Penghitungan Nilai KD diberlakukan untuk pengadaan jasa pemborong dan pemasok barang /jasa lainnya pada golongan menengah dan golongan besar.

Jasa Pemborong

KD = 1,5 NPt

Jasa Konsultasi pemasokan barang/jasa lainnya

KD = 2 NPt

Pemasokan Barang/jasa lainnya

KD = 3 NPt

d. Memiliki modal kerja, untuk jasa pemborongan minimal 10 % (sepuluh per seratus) dan untuk pemasokan barang/jasa lainnya minimal 5 % (lima per seratus) dari perkiraan nilai pekerjaan berdasarkan keterangan dukungan keuangan dari Bank atau saldo rekening koran selama 3 (tiga) bulan terakhir.

e. Memenuhi persyaratan perpajakan, kinerja, (untuk jasa pemborongan) dan tidak masuk dalam daftar sanksi perusahaan maupun daftar hitam perusahaan.

f. Memenuhi persyaratan tambahan lainnya yang ditetapkan.

Calon penyedia barang/jasa dinyatakan gugur bilamana salah satu persyaratan/ kriteria hasil evaluasi tidak terpenuhi/cacat/tidak benar/palsu.

Peserta prakualifikasi yang lulus dimuat dalam daftar calon peserta pengadaan barang/jasa dan dapat diundang untuk mengikuti proses pengadaan selanjutnya.

Pasal 6

Tata Cara Pelaksanaan Lelang6.1Prosedur Pelelangan

a. Persiapan

Tugas Panitia

1. Menyiapkan dokumen pengadaan

2.Memberikan penjelasan dokumen pengadaan kepada yang diundang untuk mengajukan penawaran

b. Pelaksanaan

Permintaan dan evaluasi penawaran dilaksanakan sebagai berikut :

1. Panitia menggudang sebanyak-banyaknya calon peserta pemilihan langsung yang memenuhi syarat, sekurang-kurangnya 3 (tiga) calon penyedia barang /jasa untuk mengajukan penawaran berdasarkan dokumen pengadaan yang diberikan kepada calon peserta pemilihan langsung.

2.Dalam hal pemilihan langsung dilakukan akibat terjadinya pelelangan ulang gagal, pemilihan langsung dapat diikuti 2 (dua) peserta pemilihan langsung yang memenuhi syarat untuk mengajukan penawaran ulang berdasarkan dokumen lelang yang telah disesuaikan untuk pemilihan langsung.

3. Atas dasar pengajuan penawaran yang dilakukan secara terpisah dari masing-masing calon peserta pemilihan langsung panitia melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga terhadap semua penawaran yang masuk serta menyusun urutan penawaran sebagai dasar untuk menentukan urutan dalam menentukan klasifikasi dan negosiasi selanjutnya.

4. Klasifikasi dan negosiasi dilaksanakan sebagai berikut:

a.Sebelum klarifikasi dan negosiasi dilakukan panitia membuat pedoman klarifikasi dan negosiasi teknik dan harga. Dalam pedoman klarifikasi dan negosiasi teknik dan harga dicantumkan hal-hal teknis dan item pekerjaan yang diklarifikasikan dan dinegosiasikan tetapi tidak boleh mencantumkan harga penawaran maupun HPS

b.Klarifikasi dan negosiasi dilakukan kepada peserta Lelang yang menawarkan harga terendah sampai terjadi kesepakatan.

c. Klarifikasi dan negosiasi teknis dilakukan untuk mendapatkan barang/jasa yang sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen pengadaan atas spesifikasi yang lebih tinggi.

d.Bagi pengadaan barang/jasa berdasarkan kontrak harga satuan, panitia melakukan klarifikasi dan negosiasi harga satuan item-item pekerjaan yang harga satuan penawarannya lebih tinggi dari harga satuan yang tercantum dalam HPS

e. Bagi pengadaan barang/jasa berdasarkan kontrak lumpsum, panitia melakukan negosiasi hanya pada harga total saja.

f. Setelah klarifikasi dan negosiasi, panitia meminta kepada peserta pemilihan langsung untuk menandatangani berita acara hasil klarifikasi dan negosiasi.

Apabila tidak terjadi kesepatan dengan urutan pertama, maka klarifikasi dan negosiasi dilakukan kepada urutan penawar terendah berikutnya.

g.Berdasarkan berita acara tersebut, panitia membuat urutan calon penyedia barang/jasa dan surat usulan penyedia barang/jasa kepada pejabat yang berwenang.

5. Penetapan pemenang

Berdasarkan berita acara hasil evaluasi dan negosiasi, panitia mengusulkan calon pemenang penyedia barang/jasa kepada pejabat yang berwenang yang menetapkan pemenang penyedia barang/jasa.

6. Penunjukan pemenang

Pengguna barang/jasa menerbitkan surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa yang dipilih untuk melaksanakan pekerjaan. Selanjutnya panitai mengumumkan dan menyampaikan secara tertulis penetapan pemenang tersebut kepada peserta pemilihan langsung.

7. Penandatanganan kontrak

Pengguna barang/jasa menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan.

6.2Prosedur Lelang

a. Persiapan

1. Pengguna barang/jasa

a. Meneliti usulan permintaan barang/jasa meliputi urgensi, kewajaran, kualitas dan kuantitasnya yang perlu dilakukan dengan Lelang

b.Membentuk panitia dengan tugas dan tanggungjawab sebagaimana yang berlaku pada pelelangan serta memberikan tugas untuk melakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga

2. Tugas Panitia

a.Mengumpulkan dan meneliti data informasi teknik dan harga barang/jasa yang bersangkutan untuk menyusun HPS

b. Menyiapkan dokumen pengadaan untuk proses Lelang.

b. Pelaksanaan

1. Permintaan penawaran dan negosiasi harga dilakukan sebagai berikut :

a.Panitia mengundang calon penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk mengajukan penawaran secara tertulis

b.Panitia melakukan evaluasi, klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga terhadap penawaran yang diajukan calon penyedia barang/jasa berdasarkan dokumen pengadaan.

c. Panitia membuat berita acara hasil evaluasi klarifikasi dan negosiasi

d.Panitia mengusulkan kepada pejabat berwenang untuk menerbitkan persetujuan harga hasil negosiasi.

2. Persetujuan Penetapan harga

Berdasarkan berita acara hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi yang disampaikan oleh pengguna barang/jasa membuat surat persetujuan penetapan harga.

3. Penunjukkan penyedia barang/jasa

Berdasarkan surat persetujuan penetapan harga yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan kemudian pengguna barang/jasa (SKPPB) kepada penyedia barang/jasa yang ditunjuk

4. Penandatanganan kontrak

Setelah penujukkan penyedia barang/jasa, pengguna barang/jasa menyiapkan penandatanganan kontrak pelaksanaan

Pasal 7

Syarat-Syarat Surat Penawaran

7.1Surat penawaran di buat diatas kop perusahan dengan jumlah 3 (tiga) eksemplar terdiri dari 1 (satu) asli + 2 (dua) tindisan, sesuai dengan contoh terlampir pada asli dibubuhi Materai tunggal sebesar Rp. 6000,- dan ditandatangani oleh Direktur /Direktris sesuai yang tercantum dalam akte pendirian perusahaan

7.2Angka yang tertulis dengan huruf harus sama dengan yang tertulis dengan angka dalam surat penawaran

7.3Dalam surat penawaran tidak boleh ada penghapusan, coretan atau salah dalam pengetikan.

7.4Dalam surat penawaran tersebut terlampir antara lain :

7.4.1Rencana Anggaran Belanja (RAB) yang dibuat oleh staf teknik dan diketahui oleh direktur sebanyak 1(satu) asli dan 4 (empat) tindisan,

7.4.2Daftar analisa yang dibuat oleh staf teknik dan diketahui oleh direktur sebanyak 1 (satu) dan 4 (empat) tindisan

7.4.3Daftar harga bahan dan upah kerja dibuat 1 (satu) asli dan 4 (empat) tindisan

7.4.4Time schedule (jadwal pelaksanaan) dibuat oleh staf teknik dan diketahui oleh direktur

7.4.5Daftar Peralatan

7.4.6Referensi Bank dari Bank Pemerintah atau Bank swasta lainnya, yang telah direkomendasikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia

7.4.7Jaminan Bank, yaitu 1 % s/d 3 % dari Nilai HPS atau sebesar Rp ( terbilang : )

7.4.8Susunan personalia perusahaan yang disertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini di tandatangani oleh Direktur.

7.4.9Surat pernyataan tunduk yang ditanda tangani oleh direktur bermeterai Rp. 6000,-

7.4.10Neraca perusahaan terakhir dan diberi meterai sebesar Rp. 6000,-

7.4.11Foto copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) /Izin gangguan

7.4.12Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

7.4.13Foto copy Akte pendirian perusahaan

7.4.14Foto copy Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi (SIUJK) yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang

7.4.15Foto copy sertifikat badan usaha jasa konstruksi yang masih berlaku

7.4.16Foto copy Kartu anggota assosiasi kontruksi yang diakui

7.4.17Surat pernyataan ikut serta dalam program Jamsostek

7.4.18Foto copy Fiskal daerah dari pemerintah Kabupaten/Kota Prov. Sulawesi Tenggara

Surat penawaran dan surat-surat pernyataan diatas kertas kop perusahaan dan semua lampiran yang bersifat foto copy, aslinya harus dibawa pada waktu pembukaan surat Penawaran.

Lampiran-lampiran yang telah ada pada saat prakualifikasi tidak perlu dimasukkan lagi pada saat penawaran7.5Hubungan kerja antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan pihak pelaksana kegiatan dilakukan secara kontraktual dalam bentuk Lump sum kontrak pasti dan mengikat sesuai dengan pekerjaan yang tercantum dalam bestek (gambar kerja), RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) serta berita acara Aanwijzing.

7.6Dalam surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 339/KPTS/M/2003, tanggal 31 Desember 2003 yang dimaksud dengan Lump Sum kontrak adalah suatu kontrak pengadaan barang dan jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga total penawaran yang pasti dan mengikat dengan demikian, semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pelaksana yang melakukan kegiatan tersebut.

7.7Khusus untuk pemborongan daftar volume dan harga ( Bill Of Quantity) tidak dapat dijadikan dasar perhitungan untuk melakukan pembayaran atau dijadikan alat untuk merubah kontrak dengan melakukan pekerjaan tambah/kurang, kecuali jika pelaksanan pekerjaan berubah bestek, RKS, dan berita acara Aanwijzing atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, dan setelah konsultasi dengan instansi teknik/pengelola teknik dan permintaan pembayaran hanya dapat diajukan setelah dibuatkan gambar As Built Drawingnya oleh pemborong/kontraktor yang bersangkutan dan sekaligus dengan perhitungan biayanya yang ditandatangani oleh kontraktor pelaksana, disetujui dan diperiksa oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.

7.8Pembayaran angsuran hanya dapat dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan dalam kontrak yang bersangkutan

7.9Sampul surat penawaran diajukan dalam sampul yang polos warna putih dan tidak tembus baca, tidak dimuat nama dan alamat penawar dan ukuran amplop adalah : 30 x 40 cm pada bagian belakang dilak merah pada 5 (lima) tempat dan pada sudut kiri atas sampul tersebut ditulis :

Sampul Depan

Sampul bagian belakang

Sampul Belakang

7.10Surat penawaran dimasukkan dalam kotak lelang pada :

H a r i

: ..

W a k t u: ..

T e m p a t : ..

Penawar yang terlambat memasukkan surat penawaran dinyatakan gugur

Pasal 8

Rapat Penjelasan

Peserta Lelang diwajibkan mengikuti rapat penjelasan administrasi/teknik (Aanwijzing) juga peninjauan kelokasi pekerjaan dan panitia akan memuat daftar hadir rekanan yang akan dituangkan dalam berita acara rapat penjelasan (Aanwijzing) dan ditandatagani oleh panitia minimal 2 (dua) wakil dari rekanan dan berita acara ini merupakan dokumen yang tidak dapat dipisahkan dalam kontrak.

Pasal 9

Pembukaan Surat Penawaran

9.1Pembukaan surat penawaran akan dilakukan apabila peserta Lelang telah memenuhi syarat-syarat sesuai dengan Keppres No. 18 tahun 2003 dan 61 tahun 2004 yang akan dilaksanakan pada :

Hari: .

Waktu:

Tempat:

9.2Peserta Lelang secara aklamasi menunjuk minimal 2 (dua) rekanan/peserta lelang sebagai wakil untuk menandatangani berita acara pembukaan surat penawaran.

Pasal 10

Penilaian Hasil Lelang10.1Panitia Lelang menilai penawar yang sah dan menetapkan calon pelaksana untuk diusulkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk ditetapkan sebagai Pelaksana

10.2Penentuan pelaksana/rekanan ini ditentukan dengan persyaratan-persyaratan dan peraturan yang berlaku.

10.3Penilaian dilakukan berdasarkan :

10.3.1Kriteria seperti yang tercantum dalam Keppres No. 80 tahun 2003

dan 61 tahun 2004

10.3.2Dapat dipertanggung jawabkan baik secara administasi maupun secara teknis

10.3.3Kesesuaian RKS

10.3.4Kewajaran harga sesuai dengan Tahun Anggaran yang diberlakukan oleh Bappenas sesuai dengan tahun anggaran yang berlaku.

10.3.5Menguntungkan negara

10.3.6Bila ada 2 (dua) yang sama nilainya maka Pejabat Pembuat Komitmen dapat memilih menurut penilainnya yang besar dengan nilai kesalahan yang sekecil-kecilnya.

Pasal 11

Pengumuman Pemenang

11.1Panitia akan mengumumkan Pelaksana Lelang berdasarkan hasil evaluasi/ penilaian.

11.2Kontraktor yang memenangkan pelelangan dapat meminta kembali jaminan penawarannya dari panitia pelelang

11.3Peserta Lelang berhak mengajukan sanggahan atas penetapan pemenang lelang secara tertulis kepada pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang, selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah pengumuman pemenang lelang.

11.4Sanggahan hanya pada prosedur pelelangan

Pasal 12

Ongkos dan Bea

12.1Setelah penetapan Pelaksana Lelang maka antara Pejabat Pembuat Komitmen dan kontraktor akan dibuat dokumen kontrak

12.2Semua biaya pembuatan kontrak pekerjaan tersebut dibebankan kepada kontraktor.

Pasal 13

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)13.1Untuk pelaksanaan pekerjaan ini terlebih dahulu dimintakan izin dari instansi setempat yang mengurusnya dilaksanakan oleh kontraktor dibantu dengan konsultan pengawas.

13.2Semua biaya yang ada hubungannya dengan pengeluaran izin ini dibebankan kepada kontraktor

13.3Asli surat izin mendirikan bangunan ini paling lambat sudah harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen minimal 7 (tujuh) hari sebelum dilaksanakannya serah terima pekerjaan untuk pertama kalinya.

13.4Kontraktor harus segera melaporkan kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendapat izin pendahuluan atau rekomendasi/surat keterangan tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Rekomendasi atau surat keterangan tanda laporan mengenai bangunan ini, sudah harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya Surat Perintah Kerja (SPK)

B A B IIPERATURAN ADMINISTRASI

Pasal 14

Konsultan Pengawas/Direksi

Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini Pejabat Pembuat Komitmen menunjuk Konsultan Pengawas yang dibantu oleh pengelola teknik pekerjaan dari Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara atau perwakilan Sub Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah kabupaten/kota sebagai wakil dari Pejabat Pembuat Komitmen dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan sehari-hari baik segi kualitas maupun kuantitas, petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah pekerjaan harus dilaksanakan dan ditaati oleh Pemborong.

Pasal 15

Pemimpin Pelaksana dan Pelaksana

15.1Pemimpin pelaksana kontraktor harus seorang ahli teknik yang cukup cakap pada bidangnya dan pengalaman serta pendidikan cukup

15.2Syarat-syarat tersebut dalam ayat 1 pasal ini bila mana diperlukan harus dapat dibuktikan oleh pemborong dengan curruculum vitae. Kepadanya harus dapat cukup mandat untuk menerima dan melaksanakan perintah-perintah dari konsultan pengawas dan pengelola teknik.

15.3Pemimpin pelaksana dan pembantu-pembantunya harus berada ditempat kerja selama pelaksanaan pekerjaan.

15.4Bilamana Konsultan Pengawas menganggap bahwa Pemimpin pelaksana dan pelaksana kontraktor tidak dapat berfungsi atau tidak mempunyai kecakapan yang disyaratkan maka konsultan pengawas berhak meminta secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk segera memerintahkan kontraktor mengganti Pemimpin Pelaksana/pelaksana Kontraktor.

Pasal 16

Kantor Pemborong dan Direksi Keet

16.1Menyimpang dari A.V pasal 30 pemborong sesuai dengan petunjuk dari konsultan pengawas/direksi harus membuat bangunan sementara untuk direksi/bangsal kerja

16.2Bangunan direksi terdiri dari :

Satu ruangan Direksi/Pengawas

Satu ruangan Wakil pemborong

16.3Pemborong harus memelihara kebersihan bangunan direksi serta alat-alat inventarisasinya, menyediakan air minum yang bersih

16.4Pemborong harus mengusahakan agar bahan-bahan yang tersimpan dalam gudang dan dalam halaman kerja terjaga dari gangguan iklim dan pencurian.

16.5Bila dipandang perlu oleh direksi, pemborong harus membangun los-los kerja untuk pekerja-pekerjanya sehingga terhindar dari panas matahari,hujan dan angin.

16.6Los-los gudang harus didirikan menurut petunjuk dari direksi.

16.7Pemborong harus dapat menyediakan ruangan yang dapat dikunci untuk dapat menyimpan bahan-bahan atau alat-alat dari pihak ketiga kalau ada.

Pasal 17

Laporan-laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan

17.1Laporan harian kontraktor adalah :

a.Buku harian yang berisikan catatan harian mengenai jumlah tenaga kerja, bahan-bahan bangunan yang masuk , pos-pos pekerjaan yang dikerjakan pada setiap harinya.

b.Perintah teguran dan peringatan tertulis konsultan pengawas dan pengelola teknik mengenai semua hal yang menyangkut semua pekerjaan

c. Buku harian tersebut dibuat setiap hari

17.2Berdasarkan laporan harian kontraktor, konsultan pengawas harus menyusun laporan mingguan yang merupakan rangkuman dari isi laporan harian

17.3Konsultan pengawas harus menyusun laporan mingguan tersebut pada point 2 diatas yang ditandatangani oleh pengelola teknik Kegiatan, untuk dilaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan tembusannya disampaikan kepada Kepala Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Sultra 17.4Sebagai kelengkapan laporan mingguan tersebut pada point 3 diatas, maka kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi untuk setiap jenis/post pekerjaan yang telah dilaksanakan

Pasal 18

Pemeliharaan Kebersihan

18.1 Selama berlangsungnya pekerjaan, Pemborong harus memelihara kebersihan dari bangunan, halaman dan mesin-mesin serta investarisasinya secara baik dan teratur.

18.2 Kontraktor harus menjamin tersedianya cukup air minum bagi para pekerja.

18.3 Peti Obat-Obat untuk P3K harus disediakan pemborong dan selalu diisi kembali apabila ternyata salah satu jenis obat diperlukan.

18.4 Kontraktor harus memberi jaminan Asuransi Tenaga Kerja kepada semua tenaga kerja yang berada dalam lingkungan pekerjaan ini dibuktikan dengan pembayaran iuran Astek sebesar 0,35 % dari nilai kontrak, sesuai SKB Menteri PU dan Menteri Tenaga Kerja.

18.5 Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus mendaftarkan tenaga kerja dan pegawai lainnya yang dipekerjakan pada bangunan tersebut sehingga memudahkan pihak Perum Astek memantau keadaan dan kebenaran data bilamana terjadi kecelakaan pada tenaga kerja yang bersangkutan.

Pasal 19

Pemeliharaan Bahan-Bahan

19.1 Bila terdapat perselisihan pendapat antara pemborong dan pengawas lapangan atas sesuatu bahan bangunan, maka pengawas Lapangan/Direksi memerintahkan mengambil contoh-contoh tersebut ditempat pekerjaan oleh pemborong dan mengirimkan contoh-contoh tersebut ke laboratorium pemeriksaan Bahan-bahan, sementara itu pekerjaan lain dapat berjalan terus yang tidak ada hubungan dengan bahan-bahan yang diperiksa dilaboratorium tersebut.

19.2 Semua biaya untuk pemeriksaan menjadi tanggung jawab pemborong.

19.3 Semua jenis Bahan-bahan yang akan dipergunakan oleh Kontraktor harus diperlihatkan contohnya kepada Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknik.

19.4 Contoh-contoh yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknik akan dipergunakan sebagai standart Bahan-bahan yang dipergunakan selanjutnya.

Pasal 20

Bestek, Gambar dan Rencana Kerja

20.1Pemborong wajib meneliti semua gambar-gambar dan bestek mengenai pekerjaan ini.

20.2Jika ternyata ada perbedaan antara gambar dan gambar lain dan atau antara gambar dan bestek maka yang berlaku menurut urutan dibawah ini :

Bestek

Gambar-gambar dengan skala lebih besar

20.3

Bila perbedaan ini menimbulkan kekeliruan atau bahaya, pemborong wajib menanyakan terlebih dahulu kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan keterangan

20.4

Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus menyusun rencana kerja/schedule yang harus diajukan paling lambat 1(satu) minggu setelah tanggal penerimaan Surat Perintah Kerja.

20.5

Kontraktor harus mengikuti rencana kerja tersebut dan akan menjadi dasar bagi konsultan pengawas untuk menilai prestasi pemborong dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelambatan.

Pasal 21

Penetapan Hal-hal Tentang Kerapihan Pekerjaan dan Keamanan

Pemborong harus mengerjakan/menyelenggarakan pekerjaan serta memenuhi peraturan-peraturan seperti tersebut dalam pasal-pasal, diwajibkan memperhatikan keadaan disekeliling agar hasil pekerjaan kelihatan rapi, bersih terlindung dari gangguan serta pemeliharaan.

Pasal 22

Syarat Pelaksanaan Mengenai Ukuran dan Dimulainya Suatu Pekerjaan

22.1Kontraktor bertanggung jawab atas tepat dan cocoknya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar serta ukuran peraturan kerja dan syarat-syarat ini.

22.2Kontraktor diwajibkan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas apabila ia akan memulai sesuatu bagian dari pekerjaan

22.3Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam gambar, peraturan dan syarat-syarat ini kontraktor harus segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas yang akan meneruskan masalahnya kepada konsultan perencana melalui Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat keputusan.

22.4Kontraktor tidak boleh membetulkan sesuatu yang dianggap keliru sebelum dirundingkan dengan Konsultan Pengawas dan mendapatkan persetujuan dari pengelolah teknik dan Pejabat Pembuat Komitmen.

Pasal 23

Mesin/ Alat bantu

Pemborong harus mengusahakan agar ditempat pekerjaan cukup peralatan dan perkakas teknis yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik.

Pasal 24

Pekerjaan Tambah

24.1Pekerjaan tambahan hanya boleh dikerjakan atas perintah tertulis dari pemberi tugas apabila persyaratan ini tidak terpenuhi, maka segala akibatnya ditanggung sendiri oleh kontraktor

24.2Apabila ada terdapat pekerjaan tambahan maka yang dipakai sebagai dasar perhitungan ialah harga satuan pada penawaran. Jika pekerjaan tambahan tersebut tidak terdapat dari harga satuan penawaran maka Pejabat Pembuat Komitmen dapat mengambil keputusan.

24.3Hal-hal mengenai pekerjaan tambah, segera harus dilaporkan kepada pemimpin proyek dengan gambaran keterangan terperinci.

24.4Pekerjaan tambahan tersebut harus dicatat dalam buku harian dan dibuatkan berita acara tambahan yang dilaporkan oleh konsultan pengawas bersama laporan harian.

Pasal 25

Penjagaan dan Penerangan Tempat Pekerjaan

25.1Kontraktor harus mengusahakan adanya cukup penjagaan ditempat pekerjaan untuk menghindarikan terjadinya kehilangan/pencurian terutama pada waktu tidak ada orang-orang bekerja

25.2Kontraktor harus memelihara gudang-gudang atau ruangan untuk menyimpan bahan-bahan serta alat-alat.

25.3Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan maka lokasi harus diadakan penerangan-penerangan pada tempat tertentu dengan biaya dibebankan pada kontraktor.

25.4Kontraktor bertanggungjawab sepenuhnya atas bahan-bahan yang disimpan dalam halaman pekerjaan, baik terhadap bahaya pencurian maupun bahaya kerusakan akibat tempat penyimpanan barang kurang sempurna.

25.5Kontraktor bertanggung jawab atas bahan-bahan dan alat-alat bantu yang telah dan atau akan dipasang terhadap bahaya pencurian maupun kerusakan

Pasal 26

Jangka Waktu Pelaksanaan

26.1Jangka waktu pelaksanaan adalah .. hari kalender terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak

26.2Pekerjaan harus mulai paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat perintah kerja.

26.3Jumlah hari-hari hujan bukan alasan untuk memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan

26.4Sesuai dengan AV/SU 1941 kontraktor masih bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan selama 5 (lima) tahun setelah penyerahan kedua pekerjaan, bilamana kerusakan tersebut diakibatkan kelalaian Kontraktor pada waktu konstruksi dan bukan karena akibat kesalahan pihak lain.

Pasal 27

Jangka Waktu Pemeliharaan

27.1Jangka waktu pemeliharaan ditetapkan 180 hari kelender sejak tanggal Serah terima pertama, untuk kemudian diadakan serah terima kedua atas seluruh hasil pekerjaan.

27.2Segala cacat kekurangan atau kesalahan yang mungkin timbul dalam masa pemeliharaan akan diperinci oleh konsultan pengawas, pengelola teknik tidak dalam satu daftar, daftar ini berisikan uraian-uraian kekurangan atau tidak sempurnanya bagian pekerjaan. Daftar ini akan memberikan kontraktor paling lambat 7 hari setelah dilaksanakan serah terima ini pertama dan tembusannya dilaporan pada kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Berdasarkan daftar tersebut kontraktor harus memperbaiki atau menyempurnakan pekerjaan selama masa pemeliharaan pekerjaan untuk kemudian diperiksa kembali.

Pasal 28

Pengunduran Waktu/Kelambatan

28.1Bilamana kemajuan pekerjaan jelas-jelas mengalami hambatan dan mengakibat terjadinya pengunduran waktu pelaksanaan maka kontraktor dibantu oleh konsultan pengawas memberikan laporan perihal penyebab kelambatan kepada Pejabat Pembuat Komitmen28.2Laporan kelambatan tersebut harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat 1 (satu) bulan sehingga Pejabat Pembuat Komitmen dapat memberikan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan

28.3Apabila terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan maka kontraktor harus mengganti jaminan pelaksanaan pekerjaan yang berlaku sesuai dengan tanggal perpanjangan kontrak.

Pasal 29

Kenaikan Harga dan Force Majeure

29.1Kenaikan harga tidak dapat menjadi alasan pemborong untuk mengurangi mutu/kualitas pekerjaan selanjutnya kenaikan harga tidak dapat menjadi alasan pemborong untuk memperpanjang masa kontrak.

29.2Pemborong tidak dapat mengajukan klaim akibat kenaikan harga bilamana terjadi tindakan pemerintah dibidang moneter terkecuali jika pemerintah mengeluarkan peraturan untuk penyesuaian harga atau revisi DIP.

Pasal 30

Sanksi dan Denda

30.1Jika kontraktor tidak menyelesaikan pekerjaan pada tanggal penyelesaian seperti telah ditetapkan pada perpanjangan waktu maka kontraktor akan dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) per hari dari nilai kontrak atau bagian kontrak tertentu berkenan dengan sifat pekerjaannya dan maksimum sebesar jaminan pelaksanaan.

Apabila jumlah denda tersebut telah mencapai 5% maka Pejabat Pembuat Komitmen berhak memutuskan kontrak kerja secara sepihak dan menunjuk kontraktor lain untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan sisa biaya yang belum dicairkan.

30.2Setelah diadakan pemutusan kontrak kerja oleh Pejabat Pembuat Komitmen kontraktor tidak berhak menuntut kelebihan pekerjaan yang dikerjakan.

30.3Pemutusan kontrak kerja dan pengalihan pekerjaan ini kepada kontraktor lain dapat dilaksanakan setelah kontraktor mendapat teguran/peringatan tertulis lain, 3 kali berturut-turut dari pemberi proyek ( Cq pasal 30 KUH perdata)

Pasal 31

Penyelesaian Perselisihan

31.1Jika ada perselisihan atau ketidak sesuaian paham yang ditimbulkan antara pemberi tugas dan kontraktor selama pelaksanaan atau setelah penyelesaian atau setelah pekerjaan ditinggalkan mengenai pelaksanaan pekerjaan ini, atau hal apa saja yang timbul atau ada hubungannya dengan hal ini maka akan diselesaikan secara musyawarah.

31.2Jika dengan musyawarah yang dilakukan tidak dapat memutuskan penyelesaian maka perselisihan dan ketidaksesuaian faham akan dilanjutkan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Pasal 32

Peraturan Pemerintah

32.1Kontraktor wajib mentaati semua Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang yang berlaku yang ada hubungannya dengan pelaksanaan.

32.2 Kontraktor wajib mentaati semua Peraturan Pemerintah tentang perburuhan dan keselamatan kerja.

Pasal 33

Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka dan Cara Pembayaran

33.1Antar Pejabat Pembuat Komitmen bagian program dan kontraktor akan dibuatkan kontrak pekerjaan dan dalam kontrak tersebut diatur penentuan pembayaran

33.2Sebelum penandatangan kontrak pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan jaminan pelaksanaan pekerjaan (garansi bank) sebesar 5 % dari nilai kontrak

33.3Jaminan penawaran (tender bond) baru akan dikembalikan setelah kontraktor menyerahkan jaminan pelaksanaan.

33.4Kontrak kerja tersebut baru akan ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen bilamana kontraktor menyerahkan jaminan pelaksanaan

33.5Bilamana kontraktor menginginkan pembayaran uang muka kerja maka kontraktor harus menyediakan jaminan bank (jaminan uang muka ) senilai uang yang akan diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen33.6Pembayaran atas pekerjaan dapat dilaksanakan secara berangsur/bertahap sesuai dengan prosentase kemajuan fisik yang akan diatur dalam kontrak pekerjaan pelaksanaan.

33.7Pembayaran angsuran yang diatur dalam point 6 diatas harus disertakan berita acara kemajuan Real pekerjaan yang ditandatangani oleh :

Konsultan Pengawas

Pengelola teknik

33.8Berdasarkan berita acara kemajuan pekerjaan maka akan dibuatkan berita acara pembayaran angsuran pembayaran yang ditandatangani oleh :

Pemimpin Bagian Kegiatan

Instansi teknis yang berwenang atau Kepala Satuan unit dari Instansi masing-masing Pengelola Anggaran apabila dianggap perlu.33.9Untuk SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN harus dilampirkan dengan :

Laporan kemajuan pekerjaan yang ditandatangani oleh konsultan Pengawas

dan Pengelola Teknik serta disetujui oleh Kontraktor

Berita acara pemeriksaan pekerjaan yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis

Foto-foto dokumen bangunan

Ada uji dari PLN,PDAM,dan IMB dari Pemda setempat (disesuaikan dengan kebutuhan dari design yang ada)33.10Untuk Serah Terima Kedua pekerjaan maka harus disertakan :

Laporan kemajuan pekerjaan yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pengelola Teknis

Berita acara pemeriksaan terakhir pekerjaan yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis

Foto-foto Dokumentasi bangunan

Gambar instalasi listrik

Pengetesan air komplek disesuaikan dengan kebutuhan design yang ada

Asli IMB

Tanda bukti pembayaran iuran astek

Dan lain-lain yang diisyaratkan

BAB III

SYARAT SYARAT TEKNIK

Pasal 34

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah :

a. Pembangunan Gudang BPBD Prov. Sultra (60 M2)Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah meliputi :

34.1Pekerjaan Pondasi34.2Pekerjaan Lantai 34.3 Pekerjaan Dinding34.4 Pekerjaan Kusen34.5 Pekerjaan Plafond

34.6 Pekerjaan Kap Atap

34.7 Pekerjaan Pengecatan

34.8Pembuatan sarana-sarana penunjang lainnya : Saluran air hujan keliling bangunan

Pekerjaan instalasi listrik

Pekerjaan instalasi air bersih/kotor

Pasal 35

S i t u a s i

35.1Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan terletak di : Kota Kendari

35.2Lokasi bangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada waktu rapat penjelasan ,untuk itu calon pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya serta pekerjaan lainnya yang berpengaruh terhadap pembangunan tersebut.

35.3Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan claim dikemudian hari.

35.4Setelah rapat penjelasan aanwijzing akan diadakan peninjuan lokasi sebagai patokan dasar untuk menghitung anggaran/ penawaran yangakan diajukan.

Pasal 36

Ukuran Tinggi dan ukuran pokok

36.1Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan meter

36.2Ukuran tinggi peil lantai bangunan ditentukan .. cm, diatas permukaan tanah jalan dianggap sebagai titik duga 0.00 cm dan ketepatan posisi lantai tersebut harus disetujui oleh direksi lapangan

36.3Penentuan peil lantai bangunan berpatokan terhadap ketinggian muka jalan yang ada atau ketinggian permukaan urugan dan disesuaikan dengan gambar rencana, dengan persetujuan direksi lapangan.

36.4Ukuran titik duga harus dipasang permanen terbuat dari balok kayu 6 x 12 cm x 3 mm yang diketam rata pada semua sisinya kemudian ditanam ketanah minimal 1 meter.

36.5Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan direksi dan patok-patok yang dpancang dan disambung dengan papan bouwplank yang diketam pada sisinya.

36.6Pengukuran sudut siku sedapat mungkin dilakukan dengan alat waterpass atau theodolite.

Pasal 37

Pekerjaan Tanah dan Urugan lokasi

37.1Lingkup pekerjaan ini meliputi :

a. Pembersihan site termasuk penebangan pohon dan pemindahan seluruh hal-hal yang

dapat merintangi pekerjaan

b.Hal-hal yang menyangkut pekerjaan penimbunan suatu lokasi selanjutnya disesuaikan dengan gambar/kebutuhan

37.2Penggalian pondasi

37.3Urugan kembali bekas galian

37.4Pembuatan saluran air hujan dan saluran induk ke drainase kota/lingkungan

37.5Pembongkaran dan dan pembersihan

Pembersihan lapangan pekerjaan dilakukan dengan membuang rumput/top soil atau bahan lainnya yang mengganggu, menebang pohon-pohon dan mencabut akar serta membuang ketempat lain sesuai petunjuk direksi.

37.6Pekerjaan kupasan dan timbunan/pemadatan

Sebelum mengadakan pekerjaan kupasan pada permukaan tanah/top soil, pemborong harus memperhatiakn peil yang dikehendaki atau sesuai dengan detail pengolahan tanah.

37.7Pembentukan dan penyelesaian harus mengikuti kemiringan tanah yang cukup memenuhi syarat untuk menggalinya air sehingga tidak terdapat genangan air.

37.8Kelebihan galian yang telah ditetapkan tidak diadakan biaya tambahan dan apabila kelebihan tersebut dianggap membahayakan konstruksi maka pemborong wajib memperbaikinya atas biaya sendiri.

37.9Pekerjaan penimbunan/pemadatan

Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus tanah yang baik dan memenuhi syarat teknis,bebas dari akar, bahan organis, sampah dan terlebih dahulu mendapat persetujuan direksi.

Tanah bebas galian hanya dapat dipergunakan atas persetujuan direksi

Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum 20 cm, dalam keadaan padat kemudian ditimbris/dipadatkan sampai mencapai 90 % dari kepadatan maksimum

Direksi dapat memerintahkan pengurugan melebihi ukuran apabila sudah diperhitungkan penyusutan tanah akibat konsolidasi tanah.

37.10Galian tanah untuk pondasi bangunan

Galian tanah untuk pondasi bangunan harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai mencapai kedalaman tanah keras.

Apabila diperlukan mendapat daya dukung yang baik maka dasar galian harus dipadatkan dan ditumbuk

Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan dipadatkan dengan kepadatan maksimum.

Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ketempat yang direncanakan yang disetujui direksi, sedangkan hasil yang tidak dapat dipergunakan harus disingkirkan keluar site atau ketempat lain yang disetujui direksi

Pasal 38

Papan Bouwplank

38.1Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II diserut rata dan terpasang waterpass dengan peil +/-0.00 cm, setiap jarak 2 meter papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu 5/7 cm, pada papan bowplank harus dicat sumbu-sumbu dinding oleh cat yang tidak luntur oleh pengaruh iklim.

38.2Jarak papan bowplank minimal 2,5 m dari garis luar bangunan untuk mencegah longsoran terhadap tanah galian pondasi.

38.3Setelah pekerjaan bowplank selesai, pemborong wajib memerintahkan pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari direksi.

Pasal 39

Pekerjaan pondasi

39.1Pondasi bangunan yang dipergunakan adalah, pondasi garis batu gunung/batu belah, pondasi poor plat dengan pemasangan tiang pancang yang terdiri dari :

a. Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir pasang setebal 10 cm ditimbris pasir dan atau batu belah hingga kokoh

b.Adukan yang dipergunakan untuk pasangan pondasi adalah :

1 PC : 5 pasir untuk pondasi batu gunung/belah

1 PC : 2 Ps : 3 Kr untuk pondasi poor plat

Air yang digunakan harus bersih, tawar, dan bebas dari asam organik, asam alkali atau bahan kimia yang dapat merusak pondasi.

Pasir pasang yang dipergunakan disyaratkan mempergunakan pasir yang tidak mengandung tanah dan air laut

c. Pasangan tiang pancang menggunakan kayu besi dengan dia. 18-25 cm dengan kedalaman/panjang tiang adalah 300 cm, dengan jumlah tiang pancang setiap titik pondasi poer plat adalah 5 buah

39.2Pemasangan tiang pancang menggunakan alat bantu khusus berupa alat berat dan di pancang ke dalam tanah sampai mendapatkan kedalaman yang cukup kuat untuk tempat bertumpunya pondasi poer plat

39.3Sebelum dilaksanakan pemasangan pondasi jalur dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan Lay out, titik as pondasi yang ditentukan bersama-sama dengan direksi.

39.4Pemeriksaan setiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran penetapan kedalaman, besaran, letak dan kondisi dasar galian dan sebelum pemasangan pondasi dimulai harus mendapatkan persetujuan tertulis dari direksi.

39.5Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof, dan sparing pipa plambing yang menembus pondasi.

39.6Karena kemungkinan terjadi kupasan atau urugan, pemborong harus memperhatikan kedalaman pondasi terhadap tanah dasar/keras.

Pasal 40

Pekerjaan pasangan dinding dan plesteran

40.1Yang dimaksud dengan lingkup pekerjaan ini adalah :

a. Pasangan dinding bata batu

b. Pasangan dinding loster

c. Plesteran dinding bata

d. Plesteran /Afwerking permukaan beton

e.Pada saluran air hujan/keliling bangunan diperuntukan pasangan batu sejenis batu kapur yang telah mengeras dan cukup baik dengan menggunakan adukan 1 : 3

40.2Bahan yang dipergunakan adalah :

a. Bata merah dengan mutu baik dengan pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan

keretakan minimum belah menjadi 2 bagian yang diproduksi secara lokal dan memenuhi persyaratan PUBBI.

b. Loster yang digunakan sesuai keinginan direksi dimana ukuran dan motif telah ada tertera pada acuan gambar kerja.

c.Dalam hal batu bata sulit untuk didapatkan pemborong dengan izin tertulis dari Direksi dapat menggunakan bahan alternatif yang disetujui oleh Direksi.

d. Pasir pasang yang dipergunakan harus bersih dan bebas dari lumpur dan tanah liat,

kotoran organik yang dapat merusak pasangan.

e. Semen yang digunakan dari bahan Cement Portland yang memenuhi persyaratan

N.I. 8 Type I menurut ASTM.

40.3. Adukan/Campuran.

a. Adukan Trasram 1 PC : 2 pasir dipergunakan untuk :

Plesteran trasram setinggi 30-40 cm, Plesteran siku bangunan.

Plesteran pada kamar Kamar/WC setinggi 1,80 cm.

b. Adukan trasram 1 PC : 3 Pasir dipergunakan untuk :

Pasangan Trasram tembok setinggi 30 cm.

Pasangan plesteran saluran air hujan.

Plesteran pasangan trasram setinggi 15 cm diatas pasangan tegel plint, dengan ketebalan minimal 15 mm.

c. Adukan 1 PC : 5 pasir, dipergunakan untuk :

Pasangan batu diluar pasangan trasram.

Plesteran diluar plesteran trasram dan beton.

Plesteran pondasi.

Ketebalan plesteran adalah 15 mm kecuali ada pondasi dengan ketebalan minimal 20 mm

40.4 Cara Pelaksanaan.

a. Pekerjaan pasangan dinding/ tembok trasram dipasang merata setinggi 30 cm diatas permukaan sloof dan di pasang merata pada keseluruhan permukaan.

b. Pekerjaan pasangan tembok selanjutnya harus terkontrol dan waterpass, baik ke arah horisontal dan arah ketinggian pasangan bata untuk setiap hari kerja tidak boleh lebih dari 1 M.

c. Untuk setiap 8 baris pasangan batu bata harus dipasang angker besi diameter 12 mm, yang ditanam dari kolom maupun sloof ke pasangan bata sepanjang minimal 15 cm.

d. Sebelum diplester maka perlu di adakan pengerokan siar pasangan sehingga plesteran mendapat pasangan yang baik.

e. Kelembaban plesteran harus tetap di jaga dan dengan kondisi pengeringan plesteran 80 %, bidang plesteran sudah dapat di aci.

f. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak harus di bongkar dan di perbaiki atas biaya pemborong.

Pasal 41

Pekerjaan Beton Bertulang dan Beton Tak Bertulang.

41.1 persyaratan.

a. Persyaratan utama dalam pekerjaan beton adalah bahwa setelah semua pekerjaan pembersian dirakit dan siap untuk dicor, maka kontraktor terlebih dahulu harus menyurat kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk diadakan pemeriksaan dalam hal kebenarannya dan kesesuaiannya dalam gambar pelaksanaan dan untuk itu harus disertai dengan berita acara.

b. Pekerjaan yang sudah diperiksa kebenarannya harus mendapatkan persetujuan dari Instansi Teknik dan diketahui oleh Pejabat Pembuat Komitmen baru kemudian pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan.

41.2 Lingkup Pekerjaan

yang dimaksud dengan lingkup pekerjaan ini adalah :

a. Pekerjaan beton bertulang yang terdiri dari pondasi poor plat, sloof, kolom utama, kolom praktis, ring balk, balok latei dan lantai.b. Pekerjaan beton tak bertulang terdiri dari lantai kerja pada lantai rabat dan neut beton dikusen atau tempat lain sesuai dengan gambar kerja.

41.3 Bahan dan Material.

a. Pasir beton yang digunakan diisyaratkan pasir kasar untuk beton.

b. Kerikil beton yang digunakan disyaratkan kerikil yang butirannya mempunyai gradasi yang merata 2-3 cm atau batu pecah hasil olahan stone cruiser.

c. Bahan pasir dan kerikil yang digunakan harus bebas dari bahan organis, lumpur dan bahan lain yang dapat merusak beton dan memenuhi persyaratan PBI 1971.

d. Air yang digunakan harus air tawar dan bersih bebas dari garam atau zat kimia lain yang merusak beton.

e. Tulangan yang dipergunakan harus bebas dari minyak, karat, kotoran dan bahan perusak lainnya.

f. Tulangan beton yang digunakan besi beton dengan ukuran diameter 12 mm untuk tulangan utama sloof, kolom utama dan ring balk, kolom praktis, sedangkan untuk balok latei dan lantai digunakan besi beton diameter 10 mm dan untuk beugel digunakan besi beton diameter 6 mm.

g. Toleransi besi yang digunakan adalah 3 mm misalnya.

Besi beton ukuran 19 mm, digunakan ukuran 18.7 mm

Besi beton ukuran 16 mm, digunakan ukuran 15.7 mm

Besi beton ukuran 14 mm, digunakan ukuran 13.7 mm

Besi beton ukuran 12 mm, digunakan ukuran 11.7 mm

Besi beton ukuran 10 mm, digunakan ukuran 9.7 mm

Besi beton ukuran 8 mm, digunakan ukuran 7.7 mm

Besi beton ukuran 6 mm, digunakan ukuran 5.7 mm

h. Mutu beton yang digunakan sesuai spesifikasi teknis bangunan gedung pemerintah adalah sebagi berikut :

Untuk Bangunan gedung Pemerintah/lembaga tinggi/tertinggi negara dengan standard klasifikasi A persyaratan konstruksi pada struktur bangunannya seperti pada : pondasi, lantai beserta baloknya ( untuk bangunan bertingkat ) kolom dan ringbalk menggunakan kekuatan beton dengan mutu K.225, sedang untuk bangunan dengan klasifikasi B dengan K.200.

Untuk jenis gedung/bangunan Rumah Negara, dengan klasifikasi A Type 250 M2 dan type B 120 M2 persyaratan konstruksi pada struktur bangunannya seperti pada : Pondasi, kolom beserta ringbalknya menggunakan kekuatan beton dengan mutu K.200, sedang bangunan dengan klasifikasi C,D,E/Type 70-50-36 M2 dengan mutu K.175.

i. Untuk semua bahan semen dipergunakan jenis portland cement, yang memenuhi persyaratan pekerjaan bangunan sesuai persyaratan normalisasi (SNI) & bahan bangunan Indonesia ( PBI 1971 ) sejenis semen PC tonasa kualitas I.

j. Semen yang membatu atau kualitasnya menurun karena penyimpanan yang kurang bagus atau terlalu lama disimpan tidak diperkenankan dipakai.

41.4Bekisting.

a. Bahan bekisting yang dipakai bahan-bahan kelas II jenis kayu merah dengan ketebalan 3 cm merata serta cukup kering dan keras dan harus mendapat persetujuan Direksi.

b. Pasangan bekisting harus rapi kuat dan kaku untuk menahan getaran dan kejutan tanpa merubah bentuk.

c. Ketelitian, kerapian serta keseragaman ketebalan papan harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar dapat memberikan permukaan yang rata.

d. Celah-celah antara papan harus rapat agar setelah bekisting dibongkar dapat memberikan permukaan yang rata.

e. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus lebih dari segala macam kotoran.

41.5A d u k a n

a. Adukan untuk pasangan poor plat, sloof, kolom, balok latei, ring balk dan lantai beton dan segala sesuatu yang termasuk pekerjaan beton bertulang yang dipergunakan adukan 1 PC : 2 Pasir : 3 kerikil.

b. Adukan untuk pekerjaan lantai kerja dan rabat beton keliling bangunan dipergunakan adukan 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil, dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja.

41.6Pelaksanaan pekerjaan

a. Penyetelan dan pemasangan besi tulangan

Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah atau bergeser pada waktu digetarkan, dan bilamana diperlukan maka perlu pengukuran beton terhadap ukuran yang ditentukan.

b. Hubungan pada setiap konstruksi harus dipasang stek beton pada setiap jarak 75 cm digunakan sebagai pengikat antara sloof dan pondasi, kolom yang tertanam pada pondasai dan stek antara kolom dan pasangan kusen atau batu bata atau antara ringbalk dengan pasangan batu bata dalam hal ini dapat dilihat detailnya sesuai gambar.

c. Pengecoran

Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai kontraktor meminta kepada direksi untuk mengadakan pemeriksaan

Sebelum mengadakan pengecoran bekisting harus dicek terhadap kelurusan baik secara vertikal maupun secara horisontal.

Bilamana pengecoran tidak menggunakan mesin penggetar yang dapat dipergunakan pada waktu pengecoran secara manual adalah bambu/kayu bulat dan pemadatan secara perlahan pada campuran

Pengadukan secara rata dan sama kentalnya untuk setiap kali pembuatan adukan sisa adukan yang mengeraskan tidak diperkenankan dipakai.

Pembongkaran bekisting baru dapat diperoleh setelah beton mengalami periode pengerasan sesuai dengan PBI 1971 atau izin direksi

Pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerjaan ini harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

Sebelum pengecoran dilaksanakan sisi dalam papan bekisting harus bebas dari kotoran dan harus disiram dengan air sampai merata.

Sebelum melaksanakan pengecoran, maka pemborong harus meminta persetujuan direksi dibuktikan dengan berita acara persetujuan pengecoran.

41.7Pemeliharaan pekerjaan beton

a. Untuk menjamin umur dan kekuatan beton bertulang maka papan bekisting pada balok dan plat lantai baru boleh dilepas setelah beton berumur minimal 21 (dua puluh satu) hari

b. Selama 14 hari setelah pengecoran dilaksanakan maka permukaan beton tersebut tetap harus senantiasa dibasahi.

c. Perbaikan permukaan beton yang kasar dan berlubang harus diperbaiki atau diplester dengan adukan 1 Pc : 3 pasir dengan perhitungan tetap menggunakan analisa pekerjaan beton dan tidak boleh menambah besaran/diameter diluar ketentuan gambar kerja.

d. Jika terjadi kesalahan beton misalnya kelalaian karena terjadi penggeseran pada saat pengecoran sehingga mengakibatkan hasilnya tidak sesuai dengan gambar kerja maka beton harus segera dibongkar pada saat masih dalam keadaan basah atau belum kering dan kemudian harus dicor kembali sesuai dengan ketentuan atau sesuai gambar kerja dan segala kerugian yang terjadi akibat kesalahan ini menjadi tanggungan pemborong.

Pasal 42

Pekerjaan lantai Rabat42.1Lingkup pekerjaan

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Lantai rabat beton dengan ketebalan 5 cm dipasang pada diluar ruangan 42.2A d u k a n

adukan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Adukan 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil dipergunakan untuk rabat beton lantaib. Adukan 1 Pc : 2 pasir : 3 kerikil dipergunakan untuk adukan beton bertulang

42.3Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pasangan Rabat Beton Lantai Dasar untuk pasangan rabat beton harus terdiri dari lapisan pasir urug setebal 5 cm padat.

Rabat beton dipasang dengan kemiringan 0 % (rata)Pasal 43

Pekerjaan Besi

43.1 Lingkup Pekerjaan.

a. Untuk Pekerjaan Besi meliputi kontruksi atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording dan pintu atau pekerjaan lainnya yang tertera dalam gambar kerja.

43.2 Persyaratan Jenis dan Ukuran Bahan.

a. Semua besi yang digunakan tidak boleh cacat dan tidak bengkok serta mempunyai derajat kelembaban yang kurang dari 15 % dan memenuhi persyaratan SNI.

b. Semua jenis besi yang digunakan di setiap bagian pekerjaan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.

c. Jenis besi dan kayu yang digunakan terdiri dari :

Pekejaan Kuda-Kuda : Besi galvanis

Pekerjaan Gording

: Besi Baja Profil C

Pekerjaan listplank

: Seng Alliminium Pintu

: Besi siku dan panil besi plat

d. Ukuran Besi yang dipergunakan :

Pekerjaan Kusen : Besi siku 30x30x3 cm Pekerjaan Daun Pintu: Plat Besi t. 2 mm

Pekerjaan Kuda-Kuda : Besi galvanis dia. 8 dan 4 cm

Pekerjaan Gording : Besi baja profil C

Pekerjaan Lisplank: Seng Alluminium

Semua ukuran besi dan kayu yang tercantum diatas adalah ukuran jadi/terpasang.

43.3 Pelaksanaan Pekerjaan.

a. Pekerjaan Pintu.

Pekerjaan pintu menggunakan besi siku dan besi plat yang terdiri dari bahan pabrikasi besi alluminium.

Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dan mengacu pada gambar kerja. Sebelum dilaksanakan pemotongan, kontraktor terlebih dahulu meneliti kebenaran ukuran dan bilamana terdapat keragu-raguan dalam menentukan ukuran, maka harus dikonsultasikan dulu dengan Direksi dilapangan.

Sebelum dilaksanakan pemotongan, kontraktor terlebih dahulu meneliti kebenaran ukuran dan bilamana terdapat keragu-raguan dalam menentukan ukuran, maka harus dikonsultasikan dulu dengan Direksi dilapangan.

Untuk memperkuat hubungan kusen dengan bidang pasangan, maka pada tiap kusen dalam hubungan dengan tembok / kolom beton diperkuat dengan Anker diameter 10 mm yang dibengkokkan yakni 6 buah untuk setiap pintu dan 4 buah untuk setiap jendela / bouvenlight.

Kusen-kusen yang akan dipasang harus betul-betul siku dan diwaterpass setelah dipasang dan disetel dengan benar untuk disetujui oleh direksi teknik.

b. Pekerjaan Kap/Kuda-Kuda/Litsplank.

Pekerjaan tiang besi galvanis dibuat dengan model dan ukuran sesuai dengan gambar kerja.

Sebelum melaksanakan pemotongan, maka kontraktor harus terlebih dahulu mengadakan penelitian mengenai ukuran untuk tiap masing-masing fungsi.

Pekerjaan Kap/ Kuda-Kuda harus mengikuti gambar dan detail yang tercampur dalam bestek.

Pemasangan kuda-kuda kecuali ditentukan lain oleh pengawas harus mengikuti peraturan yang berlaku.

Kuda-kuda yang dipasang hanya dapat dipasang mati setelah sebahagian besar struktur kuda-kuda terpasang dan ketetapan garis vertikal dan horizontal telah disetujui oleh konsultan pengawas.

Kuda-kuda yang dipasang harus dilengkapi dengan pembautan, besi plat, besi beugel dan lain-lain sesuai dengan jumlah dan kondisi dalam gambar kerja.

Baut-baut yang dipasang harus kualitas pabrikasi dari jenis besi kualitas tinggi yang drat / ulirnya tidak mudah rusak, disamping itu diperlukan pemasangan cincin baja tegangan tinggi untuk baut.

Pemasangan Gording harus rata dan benar sehingga dijamin bahwa kedudukan penutup atap mempunyai landasan yang bagus.

Penyambungan besi gording harus berada tepat diatas tumpukan kuda-kuda dan tidak diperkenankan menyambung gording pada bagian tengah antara kuda-kuda.

Pekerjaan papan listplank, dipasang ganda / bersusun sesuai dengan gambar kerja.

Penyambungan papan listplank secara horizontal harus benar-benar rapat dan tidak dibenarkan memasang papan yang pecah atau yang mempunyai permukaan yang melengkung.

c. Pekerjaan Rangka Plafond dan Plafond.

Pemasangan rangka plafond disesuaikan dengan gambar kerja, yaitu pasangan besi hollow. Semua rangka plafond menggantung pada balok induk yang dipasang pada sisi tembok dan diatas balok kuda-kuda atau sesuai gambar, sehingga rangka plafond benar-benar kaku.

Tidak dibenarkan menggantungkan rangka plafond langsung pada balok gording.

Pelaksanaan pemasangan rangka plafond ini harus diperhitungkan adanya pekerjaan elektrical yang sudah harus terpasang sebelum pemasangan plafond.

Permukaan rangka plafond bagian bawah harus rata, sehingga permukaan rangka secara keseluruhan dalam keadaan water pass.

Plafond yang di pasang pada bagian dalam bangunan terdiri dari bahan alluminium. List plafond di pasang pada semua pertemuan antara plafond dengan tembok bangunan, dan peremuan antara plafond dengan list plank. Pasal 44

Pekerjaan Penutup Atap

44.1 Bahan penutup atap dipakai atap Seng Gelombang BJLS 20 produksi dalam negeri kualitas baik dan memenuhi persyaratan PUBB 1971

44.2Untuk seluruh bagian penutup atap ini harus berasal dari satu pabrik sehingga keseragaman dan kekuatan serta mutu dari bahan tersebut dapat terjamin.

44.3Pemasangan atap harus mengikuti kemiringan dan kerataan atap, sesuai dengan rangka kerja.

44.4Apabila terdapat bagian yang tidak rata dari pemasangan gording dan rangka atap, maka penutup atap tersebut tidak diperkenankan untuk dipasang.

44.5Penyelesaian bubungan/nok atap sakura roof yang sejenis dengan penyelesaian pemasangan yang rata.

44.6Pemasangan nok yang tidak rata atau berombak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

44.7Sebelum nok atap di pasang, maka lapisan bawah nok termasuk jurai harus terlebih dahulu dipasang lapisan karet untuk mencegah kebocoran.

.

Pasal 45

Pekerjaan Penggantung dan Pengunci.

45.1Semua kunci tanam yang dipergunakan adalah kunci tanam, Merk Ancor 693, ex impor 24 (8)dengan 2 (dua) kali putaran, Finish Stainless dan tiap kunci mempunyai 3 anak kunci.

45.2Engsel Pintu.

Semua engsel yang dipasang baik pada daun pintu menggunakan kualitas baik. Pemasanagan untuk setiap daun pintu adalah 8 (delapan) buah. Engsel pintu yang berhubungan dengan luar bangunan dipasangan H engsel 6 merek setara : Lion . Pekerjaan dan tidak rapi, kasar bengkok dan tidak menggunakan bahan yang telah ditentukan harus dibongkar dan harus diganti atas biaya pemborong.

45.3Cara Pemasangan

a.Cara pemasangan harus rapi, kuat dan mudah digunakan

b.Pemasangan semua alat penggantung dan kunci harus benar-benar kokoh dan semua assesoriesnya yang terdapat dalam perangkat alat tersebut harus dipasang.

c.Pemasangan yang tidak baik, goyang ataupun mudah lepas harus dibongkar dan diganti atas biaya pemborong.

Pasal 46Pekerjaan Cat

46.1Semua besi dan kayu yang menempel di besi atau pasangan harus di meny terlebih dahulu, sebelum dipasang.

46.2Semua besi dan kayu yang dikerjakan diluar lokasi pekerjaan tidak boleh di dempul atau di amplas sehingga mempunyai permukaan yang halus.

46.3Semua bidang besi dan kayu yang nampak, sebelum di cat kilap harus terlebih dahulu didempul atau di amplas sehingga mempunyai permukaan yang halus.

46.4Bidang permukaan bidang panil harus dipolitur berulang-ulang sampai halus minimal 3 (tiga) kali pengecetan.

46.5Permukaan besi dan kayu yang sudah halus menurut pendapat direksi, baru dapat di cat dasar dengan minimal pengecetan 2x.

46.6Bidang besi dan kayu yang sudah dicat dasar di cat kilap 3x, sehingga mendapatkan permukaan cat yang mengkilap dan rata.

46.7Cat kilap untuk bidang yang nampak harus dari pabrik yang sama dengan warna yang akan di tentukan kemudian.

46.8Untuk bidang beton sebelum dicat bidang terlebih dahulu harus diaci sebelum mendapatkan permukaan yang halus dan rata.

46.9Pengecatan beton telah diaci, bilamana dianggap oleh direksi belum mendapatkan permukaan yang rata, kontraktor harus mengadakan plamir ulang pada bagian yang belum rata kemudian di amplas kembali baru pengecetan dapat di teruskan.

46.10Semua bidang kayu pada pekerjaan lisplank harus diresidu agar kayu tersebut harus lebih awet.

46.11Cat residu yang digunakan adalah residu kaleng, kecuali dengan persetujuan direksi, maka campuran aspal dan minyak tanah dapat dipergunakan.

46.12Merk cat kayu yang harus dipergunakan adalah merk glotex dengan warna yang akan ditentukan kemudian.

46.13Merk cat besi dan kayu adalah merk wintex tidak diperkenankan menggunakan merk cat yang berasal dari 2 pabrik warna cat akan ditentukan kemudian.

Pasal 47Pekerjaan Instalasi Listrik

47.1Lingkup Pekerjaan

Seperti dalam gambar rencana, pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan dan pemasangan semua bahan yang diperlukan dalam pekerjaan ini.

Adapun lingkup Pekerjaan ini meliputi :

a. Pembuatan shop drawing, sebelum melaksanakan pekerjaan.

b. Instalasi penerangan, stop kontak termasuk fixture.

c. Uji coba berfungsinya aliran listrik setelah pemasangan instalasi.

d. Panel penerangan dan panel distribusi induk dan instalasinya.

e. Pemasangan Miniatur Circuit Breaker, (MCB) pada bangunan.

f. Pentanahan.

g. Pengujian dan percobaan.

h. Pembuatan As Built Drawing dan segala pekerjaan yang termasuk didalamnya.

47.2Ketentuan umum :

a. Pekerjaan ini harus ditentukan oleh instalatur yang sudah mempunyai izin yang diisyaratkan oleh PLN setempat.

b. Semua pemasangan instalasi listrik dipasang dengan kondisi yang menyala.

47.3Material dan Pemasangan.

a. Kualitas peralatan.

Semua peralatan yang dipergunakan harus dalam keadaan baru dan termasuk dalam Standart Industri Indonesia (SII) dan disetujui oleh Pemberi Tugas dan Instalasi Teknis.

b. Kabel Instalasi Listrik.

Kabel Instalasi penerangan dan stop kontak dipakai janis NYA, NYM, NYY dengan diameter 2,5 mm dan 1,5 mm.

Penyambungan kabel harus menggunakan terminal box dan harus menggunakan inbow.

Untuk pemasangan Instalasi yang tertanam pada tembok, harus dilengkapi dengan condiut, pipa PVC 3/8 atau sesuai dengan keperluan.

Pada hubungan antara aliran listrik tiap bangunan melalui MCB yang terpasang pada setiap bangunan.

c. Saklar dan stop kontak.

Pemasangan saklar dan stop kontak harus dilengkapi dengan inbow dan mempunyai kapasitas minimum 10 ampere.

Ketinggian pemasangan stop kontak adalah 150 cm diatas permukaan lantai.

Merk stop kontak atau saklar adalah broco.

d. Lighting Fixture.

Linghting Fixture yang memakai TL ditentukan sebagai berikut :

TL (Fluorescent Tubes) Ballast dan stater buatan philips.

Warna TL adalah 33 (White) atau 54 (Daylight)

Capasitor Colder (Fitting) buatan philips atau Nasional.

Lampu pijar setara philips

e. Pengawas Group.

Pengawas group/sekering otomatis, semua pengawasan aliran/saluran daya pada lampu-lampui dan stop kontak dikontrol lewat panil MCB pada tiap-tiap bangunan.

Isolator untuk kabel harus dipasang diatas plafond, yang terbuat dari keramik.

Pemasangan group harus dilengkapi dengan arde/pentanahan.

Pasal 48Pekerjaan Lain-lain

48.1 Selain persyaratan teknis yang tecantum di atas, pemborong diwajibkan mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain :

a. Pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari pemerintah daerah setempat.

b. Gambar-gambar/Surat Bukti Pemasangan Instalasi Listrik yang disyahkan oleh PLN

48.2 Sebelum penyerahan pertama Pekerjaan Pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki.

48.3 Meskipun telah ada pengawas dan unsur lainnya semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pemborong harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

48.4 Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.

48.5 Semua syarat yang belum tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, akan ditambahkan kemudian dalam rapat penjelasan pekerjaan Aanjwizing yang dilengkapi dengan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang telah disetujui dan telah ditandatangani oleh panitia dan rekanan dan pada lembar yang tidak tertera tanda tangan harus diparaf oleh panitia dan instansi teknis.

48.6 Setelah rekanan membaca dan mempelajari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini beserta dengan gambar rencana dan detail, maka tiap lembar dari RKS ini akan diparaf oleh konsultan dan panitia pelelangan dari instansi teknis.

48.7 Dari hasil pelelangan yang berhasil menjadi pemenang maka semua dokumen tender dilampirkan dalam kontrak harus diparaf oleh panitia dari instansi teknis.

Pasal 49P e n u t u p

Semua jenis pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini, meskipun tidak terurai dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, namun mempunyai hubungan dan kepentingan serta berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tetap harus dikerjakan oleh kontraktor dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan rencana kerja dan syarat-syarat ini.

Kendari, Februari 2015

SKK = KK - Nilai paket pekerjaan/proyek yang sedang dilaksanakan

SKP = KP - jumlah paket pekerjaan/proyek yang sedang dilaksanakan

40 cm

Surat Penawaran

Kepada Yth, Panitia Lelang

Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Sultra 30 cm

T.A 2015

Di, K e n d a r i

Mengetahui / Menyetujui

Kepala Kantor

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Drs. H. Andi Baso, MM

Nip. 19561224 198103 1 008

Konsulan Perencana

CV. Teknik Tiga Dimensi Konsultan

Sumaryono Sasmita Subarno, ST

NPWP.

15