documentbm
DESCRIPTION
bmTRANSCRIPT
BEDAH MULUT-1
EXODONSIA
TUGAS ANGKATAN BLOK IX 2011
DOSEN PEMBIMBING:
DRG. PURWANDITO PUJOHARJO
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
BEDAH MULUT-1 (EXODONSIA)
1. DEFINISI EKSODONSIA
Eksodonsia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan
tentang pencabutan gigi geligi. Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur bedah yang
dapat dilakukan dengan tang, elevator, atau pendekatan transalveolar. Pencabutan
bersifat irreversible dan terkadang menimbulkan komplikasi.1
Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar yang utuh
tanpa menimbulkan rasa sakit, dengan trauma yang sekecil mungkin pada jaringan
penyangganya sehingga luka bekas pencabutan akan sembuh secara normal dan tidak
menimbulkan problema prostetik pasca-bedah.2
2. INDIKASI EKSODONSIA3,4,5
2.1 Gigi sebagai fokus infeksi
Terkadang gigi terlihat baik, namun evaluasi melalui radiografi merupakan
faktor yang menentukan apakah gigi tersebut tergolong sebagai fokus infeksi
atau tidak. Pencabutan dilakukan apabila gigi tidak dapat dipertahankan dan
akan menghalangi penyebaran infeksi. Gigi dapat dicabut pada tiap tahap dari
proses infeksi. Menunggu hilangnya pembengkakan hanya akan menunda
penyembuhan infeksi.
2.2 Gigi dengan pulpa non vital yang tidak dapat di rawat
Menurut definisinya gigi non vital adalah gigi dengan pulpa yang nekrosis.
Nekrosis pulpa dicurigai apabila gigi tidak bereaksi terhadap stimulasi panas,
listrik, atau mekanik, tetapi diagnosis ditetapkan hanya setelah inspeksi dan
pemeriksaan ruang pulpa & saluran akar. Seiring dengan berjalannya waktu,
bakteri pada saluran akar akan menginduksi inflamasi diluar gigi sehingga
membentuk granuloma atau kista apikal. Jika terapi endodontik tidak
memungkinkan, maka akan dilakukan pencabutan.
2.3 Gigi dengan periodontoklasia yang berat
Periodontoklasia adalah bentuk umum dari peradangan jaringan lunak
alveolar yang mengakibatkan degenerasi pada soket gigi dengan kehilangan gigi
sebagai konsekuensinya. Hal ini dapat dihasilkan dari berbagai faktor yang
berinteraksi, seperti iritasi mekanik, infeksi dan kerusakan jaringan akibat
kekurangan vitamin C.
2.4 Gigi yang tidak dapat dirawat : apikoektomi, opdent, endodontik
Apikoektomi adalah suatu prosedur pemotongan akar gigi bagian apikal
yang terinfeksi dan penguretan jaringan nekrosis dan jaringan yang meradang
pada daerah periapikal gigi. Prinsip apikoetomi adalah membersihkan saluran
akar dari debris dan mengisinya sampai ke ujung apeks dengan bahan pengisi
saluran akar.
Jika saat dilakukan tindakan konservatif tersebut gagal untuk mengatasi
patologi apikal, baik karena alasan teknis atau karena faktor sistemik, gigi
tersebut diindikasikan untuk ekstraksi sebelum patologi apikal melebar dengan
melibatkan gigi sebelahnya.
2.5 Gigi yang impaksi
Suatu gigi mengalami impaksi akibat gigi tetangga, lapisan tulang yang
padat, atau jaringan lunak yang tebal dan menghambat erupsi. Gigi impaksi
dapat menimbulkan gangguan ringan sampai serius jika gigi tersebut tidak
erupsi. Gigi yang tidak erupsi akan menimbulkan rasa nyeri, jika terjadi infeksi
dapat dilihat dari pembengkakan, pengeluaran pus, trismus, dan pelunakan
limfonodus servikal regional.
2.6 Gigi yang tidak dapat di rawat lagi dengan operative dentistry
Saat gigi secara ekstensif rusak oleh karies gigi, dokter gigi harus
mengevaluasi kelayakan gigi karies yang akan dikonservasi. Walaupun pasien
dan dokter gigi ingin mempertahankan gigi tersebut, gigi diindikasikan untuk
ekstraksi jika semua prosedur konservasi telah gagal. Kadang-kadang margin
yang tajam dari gigi mengulserasi mukosa. Jumlah gigi karies yang lebih dari
satu dapat menyebabkan buruknya kebersihan mulut. Dalam kasus seperti itu,
pencabutan gigi akan meningkatkan kebersihan mulut.
2.7 Gigi supernumerary
Supernumerary teeth dapat menyebabkan susunan gigi-geligi yang terlalu
berjejal atau malah dapat menghambat pertumbuhan gigi sebelahnya. Perawatan
yang dilakukan oleh dokter gigi tergantung dari keparahan kasus. Biasanya
dilakukan tindakan pencabutan gigi yang berlebih atau hanya dilakukan
observasi bila ada pertimbangan-pertimbangan tertentu.
2.8 Retensi gigi desidui bila gigi permanen pengganti telah erupsi
Perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi tergantung dari keparahan
kasus. Biasanya dilakukan tindakan pencabutan gigi yang berlebih atau hanya
dilakukan observasi bila ada pertimbangan-pertimbangan tertentu.
2.9 Gigi malposisi yang tidak dapat dilakukan perawatan secara orthodonsi
Gigi yang mengalami malposisi dapat diindikasikan untuk pencabutan
dalam situasi yang parah. Jika gigi mengalami trauma jaringan lunak dan tidak
dapat ditangani oleh perawatan ortodonsi, gigi tersebut harus diekstraksi. Contoh
umumnya adalah molar ketiga rahang atas yang keluar kearah bukal yang parah
dan menyebabkan ulserasi dan trauma jaringan lunak di pipi.
2.10 Keperluan untuk mendapatkan ruangan untuk perawatan orthodonsi
Perawatan ortodonti terkadang memerlukan pencabutan gigi untuk
merawat susunan gigi yang tidak teratur. Pada perawatan ortodonti ada dua
alasan untuk mencabut gigi. Pertama: mendapatkan ruangan untuk penyusunan
gigi pada kasus gigi berjejal dengan derajat berat, kedua: untuk menggerakkan
gigi pada kasus protrusi yang memerlukan retraksi.
2.11 Sisa akar yang masih tertanam di processus alveolaris
Secara statistik, telah diamati bahwa banyak sisa akar yang rusak tetap
simtomatik. Hal ini menimbulkan kontroversi mengenai apakah sisa akar
tersebut diindikasikan untuk diambil. Aturan umumnya, sisa akar yang sangat
kecil dapat dibiarkan dan pasien diamati secara berkala. Dengan kemajuan
zaman, pasien secara medis dikompromikan. Maka, pencabutan diindikasikan
segera setelah didiagnosis.
2.12 Gigi yang menyebabkan iritasi kronis atau trauma jaringan lunak
Iritasi kronis pada jaringan lunak disebabkan karena adanya bakteri, iritasi
terhadap bahan restorasi silikat dan akrilik yang berkepanjangan, radang pulpa
yang berlanjut, gangguan neoplastik, kondisi periodontal dan faktor
perkembangan dan trauma.
Ketika jaringan periodontal terlibat, klinisi harus memutuskan apakah
akan mengekstraksi gigi atau tidak. Keputusan akhir tergantung pada
keberhasilan terapi periodontal, sikap pasien terhadap konsep koservasi gigi
yang sudah seperti itu dan faktor ekonomi dan waktu. Bahkan jika pasien
menginginkan gigi tetap dipertahankan, kehilangan lebih dari 40% dari
dukungan jaringan periodontal memerlukan pencabutan gigi.
3. KONTRA INDIKASI EKSODONSIA
3.1 Macam-macam kelainan atau penyakit
Kardiologi Vaskular 6
1. Aritmia
Aritmia adalah gangguan irama jantung, suatu kondisi di mana jantung
berdenyut tidak menentu. Irama jantung mungkin terlalu cepat (takikardia),
terlalu lambat (bradikardia) atau tidak teratur. Beberapa aritmia, seperti fibrilasi
ventrikel, dapat menyebabkan serangan jantung jika tidak segera diobati.
Etiologi:
Hipoksia: miokardium yang kurang oksigen adalah miokardium yang tidak
sehat. Kelainan paru entah itu penyakit paru kronik berat atau emboli paru
akut adalah pencetus utama aritmia jantung
Iskemia dan iritabilitas: infark miokardium merupakan keadaan yang
umumnya menyebabkan aritmia. Angina juga merupakan pencetus utama,
bahkan tanpa perlu adanya Kematian sel miokardium akibat infark.
Miokarditis, yaitu peradangan otot jantung yang sering disebabkan oleh
infeksi virus berulang dapat mencetuskan aritmia.
Stimulasi simpatis: tonus simpatis yang meningkat karena hipertiroidisme,
gagal jantung kongestif, gugup, olahraga, dll dapat mencetuskan aritmia.
Drugs (obat-obatan): banyak obat yang dapat menyebabkan aritmia. Bahkan
obat-obatan antiaritmia sendiri seperti kuinidin turut menjadi penyebab
aritmia.
Gangguan elektrolit: hipokalemia ditakuti karena krmampuannya
mencetuskna aritmia tetapi ketidakseimbangan kalsium dan magnesium turut
bertanggung jawab.
Bradikardia: frekuensi jantung yang sangan lambat tampaknya cenderung
berubah menjadi aritmia.
Strecth (regangan): pembesaran dan hipertropi atrium dan ventrikel dapat
mencetuskan aritmia.
Kelainan struktur sistem konduksi: penderita yang memiliki fetal despersi di
AV node dan fasciculo ventricular connection atau yanmemiliki jalur
tambahan seperti pada sindrom wollf-parkinson-White sangat mudah
mengalami aritmia melalui mekanisme preeksitasi.
Interval QT yang memanjang: pada penderita penyakit jantung koroner,
kelainan struktur jantung atau gangguan elektrolit yang disertai interval QT
memanjang akan lebih sering terjadi aritmia dibandingkan dengan individu
normal.
2. Coronary artery disease (juga dikenal sebagai coronary heart diease and
ischaemic heart disease) adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan perfusi
jantung dan pasokan darah teroksigenasi oleh arteri koronaria.
3. Cardiomyopathy (penyakit cardiac muscle) adalah istilah diagnostik umum yang
menggambarkan penyakit non-inflamasi jantung primer.
4. Hypertensive heart disease adalah gangguan yang umumnya dihubungkan
dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas kardiovaskular secara nyata.
5. Heart failure adalah keadaan patofisiologis yaitu jantung tidak stabil untuk
menghasilkan curah jantung yang adekuat sehingga perfusi jaringan tidak
adekuat, dan/atau peningkatan tekanan pengisian diastolik pada ventrikel kiri,
sehingga tekanan kapiler paru meningkat.
6. Cor pulmonale adalah suatu penyakit kegagalan jantung akibat kerusakan paru-
paru.
7. Cardiac dysrhythmias adalah suatu keadaan irama jantung yang abnormal.
8. Inflamasi penyakit jantung
- Endocarditis adalah infeksi endokardium yang melibatkan katup jantung,
cacat septum atau mural endokardium.
Etiologi : Endokarditis merupakan infeksi di katup jantung yang disebabkan
oleh organisme Staphylococcus aureus.
- Myocarditis adalah peradangan otot jantung.
9. Valvular heart disease adalah penyakit yang mengenai katup jantung yang dapat
mengalami stenosis (penyempitan) atau inkompeten (kebocoran).
10. Cerebrovascular disease adalah suatu kondisi iskemi pada otak akibat
kurangnya suplai darah serebral yang disebabkan oleh thrombosis, emboli atau
hemoragi yang mengakibatkan defisit neurologis.
11. Peripheral arterial disease adalah penyakit yang menyerang arteri yang
menyuplai darah ke tungkai.
12. Congenital heart disease adalah suatu didefinisikan sebagai suatu kelainan dari
sistem kardiovaskular yang hadir pada saat lahir.
13. Rheumatic heart disease adalah penyakit jantung kronis dengan kerusakan katup
jantung yang disebabkan oleh demam rematik.
14. Penyakit Jantung Koroner
Arteroskeloris merupakan penyebab pada kebanyakan kasus penyakit jantung
koroner. Proses tersembunyi ini dimulai dengan lapisan lemak yang pertama kali
terlihat pada awal remaja ; lesi ini berkembang menjadi plak pada dewasa muda
dan dapat menghasilkan sumbatan pada pembekuan darah dan serangan jantung
pada usia pertengahan dan selanjutnya. Abnormalitas mekanisme lemak lain,
hipertensi sistemik, diabetes mellitus, dan merokok berkontribusi pada jumlah
plak arterosklerosis meskipun faktor-faktor ini memberikan pengaruh berbeda
pada CAD di subgroup klinis. Sebagai contoh, diabetes dan kadar kolesterol
HDL yang rendah memiliki efek lebih besar pada wanita, merokok memiliki
efek yang lebih pada pria.
Pulmonologi7
1. Pneumonia (radang paru-paru)
Peradangan dari gelembung udara mikroskopik paru-paru yaitu alveolus dan
saluran udara terkecil yaitu bronkiolus atau disebut pneumonia. Pneumonia dapat
timbul di berbagai daerah di paru-paru. Pneumonia lobar menyerang sebuah lobus
atau potongan besar paru-paru. Pneumonia lobar adalah bentuk pneumonia yang
mempengaruhi area yang luas dan terus-menerus dari lobus paru-paru.
Etiologi:
Penyebab utama infeksi bakteri, sering kali dari jenis Streptococcus pneumoniae.
Pneumonia dapat dipicu menjadi permasalahan sekunder oleh infeksi virus di
saluran pernapasan atas, seperti flu.
Penyebab lain meliputi berbagai jenis bakteri juga virus seperti influenza dan
cacar air dan lebih jarang mikroorganisme seperti protozoa dan jamur.
2. Penyakit Legionnaries
Legionnaries adalah penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri legionella
pneumophilia. Bentuk infeksinya mirip dengan pneumonia.
Etiologi:
Bakteri legionella yang menyebabkan penyakit ini merupakan bakteri berbentuk
batang yang ditemukan di sebagian besar sumber air. Mereka berlipat ganda
sangat cepat. Mereka terdapat di sistem pipa ledeng atau di mana pun yang air
bisa menggenang.
Penyakit Legionnaire pertama kali dijelaskan pada 1976 setelah terjadi wabah
penyakit yang mirip penumonia berat pada veteran perang di sebuah konvensi
American legion. Penyakit ini lebih banyak menyerang laki-laki.
3. Efusi pleura
Cairan berlebih di dalam membran berlapis ganda yang mengelilingi paru-paru
disebut efusi pleura. Dua lapis membran yang melapisi paru-paru atau pleura
dilumasi oleh sedikit cairan yang memungkinkan paru-paru mengembang dan
berkontraksi dengan halus dalam dinding dada. Infeksi seperti pneumonia dan
tuberkulosis, gagal jantung, dan beberapa kanker dapat menimbulkan
pengumpulan cairan di antara pleura. Jumlahnya bisa mencapai tiga liter yang
menekan paru-paru.
4. Tuberkulosis (TB)
Tuberkulosis atau disingkat TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
yang menyerang jaringan paru-paru.
Etiologi:
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.12 Sebagian besar orang memiliki mikroba TB di dalam tubuhnya,
tapi mikroba ini hanya menyebabkan penyakit di beberapa orang saja, biasanya
jika imunitas atau kekebalan tubuh orang itu menurun.
5. Pneumotoraks
Pneumotoraks adalah penyakit yang terdapat di selaput paru atau yang disebut
pleura. Pneumotoraks terjadi jika satu atau kedua membran pleura tertembus dan
udara masuk ke dalam rongga pleura menyebabkan paru-paru mengempis.
Etiologi:
Pneumotoraks terjadi jika satu atau kedua membran pleura tertembus dan udara
masuk ke dalam rongga pleura menyebabkan paru-paru mengempis. Membran
pleura dipisahkan oleh lapisan cairan pleura sangat tipis yang melumasi gerakan
mereka. Keseimbangan tekanan antara dinding dada, lapisan pleura, dan jaringan
paru-paru memungkinkan paru-paru "terisap" ke dalam dinding dada.
Pada pneumotoraks, udara masuk ke dalam rongga pleura. Keseimbangan tekanan
pun berubah dan paru-paru mengempis. Jika lebih banyak udara yang masuk ke
dalam rongga tapi tidak dapat keluar, tekanan di sekitar paru-paru semakin tinggi
yang dapat mengancam jiwa.
Pneumotoraks spontan dapat terjadi akibat pecahnya alveolus yang membesar
secara abnormal di permukaan paru-paru atau akibat kondisi paru-paru, seperti
asma. Penyebab lain adalah patah tulang rusuk dan luka dada.
6. Sesak Nafas (Asma)
Asma adalah penyakit radang paru-paru yang menimbulkan serangan sesak napas
dan mengi yang berulang. Asma merupakan salah satu kelainan paru-paru paling
banyak dan bervariasi, menyerang satu dari empat anak di beberapa daerah.
Etiologi:
Asma disebabkan penyempitan saluran udara di dalam paru-paru. Pada sebagian
besar anak, pemicu serangan adalah reaksi alergi terhadap benda asing, atau
alergen, yang dapat berupa partikel kecil terhirup, seperti polen, jamur dari
kotoran tungau debu rumah, dan partikel-partikel dari rambut atau bulu hewan.
Kasus lain disebabkan oleh alergi makanan atau minuman, obat tertentu, stres,
infeksi saluran napas, dan aktivitas berat dalam cuaca dingin.
Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi pencetus
asma, yaitu:
1. Pemicu (trigger) yang mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran
pernafasan (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan. Banyak
kalangan kedokteran yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi adalah
gangguan pernafasan akut, yang belum berarti asma, tapi bisa menjurus menjadi
asma jenis intrinsik. Gejala-gejala bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh
pemicu cenderung timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif
mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran pernafasan akan bereaksi
lebih cepat terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi peradangan.
Umumnya pemicu yang mengakibatkan bronkokonstriksi termasuk stimulus
sehari-hari seperti: perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap rokok,
infeksi saluran pernafasan, gangguan emosi, dan olahraga yang berlebihan.
2. Penyebab (inducer) yang mengakibatkan peradangan (inflammation) pada
saluran pernafasan. Penyebab asma (inducer) bisa menyebabkan peradangan
(inflammation) dan sekaligus hiperresponsivitas (respon yang berlebihan) dari
saluran pernafasan. Oleh kebanyakan kalangan kedokteran, inducer dianggap
sebagai penyebab asma sesungguhnya atau asma jenis ekstrinsik. Penyebab
asma (inducer) dengan demikian mengakibatkan gejala-gejala yang umumnya
berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih sulit diatasi, dibanding gangguan
pernafasan yang diakibatkan oleh pemicu (trigger). Umumnya penyebab asma
(inducer) adalah alergen, yang tampil dalam bentuk: ingestan, inhalan, dan
kontak dengan kulit. Ingestan yang utama ialah makanan dan obat-obatan.
Sedangkan alergen inhalan yang utama adalah tepung sari (serbuk) bunga,
tungau, serpih dan kotoran binatang, serta jamur.
7. Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) mempunyai karakteristik keterbatasan
jalan napas yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK adalah kelainan jangka
panjang di mana terjadi kerusakan jaringan paru-paru secara progresif dengan
sesak napas yang semakin berat. PPOK terutama meliputi bronkitis kronis dan
emfisema, dua kelainan yang biasanya terjadi bersamaan.
Etiologi:
Udara masuk dan keluar dari paru-paru terhambat dan kemampuan paru-paru
untuk mengambil oksigen untuk memenuhi kebutuhan normal tubuh berkurang.
Sejauh ini faktor penyumbang terbesar risiko PPOK adalah merokok.
8. Bronkitis Kronis
Peradangan kronis saluran udara paru-paru biasanya disebabkan oleh rokok.
Jarang sekali, infeksi akut yang berulang menimbulkan bronkitis kronis.
Pada bronkitis kronis, bronkus, saluran udara utama menuju paru-paru, meradang,
membengkak, dan menyempit akibat iritasi oleh asap tembakau, infeksi berulang,
atau paparan lama terhadap zat polutan. Saluran udara yang meradang mulai
menghasilkan dahak berlebihan, awalnya menyebabkan batuk mengganggu di
waktu lembap dan dingin, lalu berlanjut sepanjang tahun.
9. Emfisema
Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan
pada kantung udara (alveoli) di paru-paru. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan
oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita
mengalami batuk kronis dan sesak napas. Penyebab paling umum adalah
merokok.
Etiologi:
Sebagian besar penderita emfisema adalah para perokok berat dalam waktu lama,
walaupun kelainan bawaan langka yang disebut defisiensi alfa1-antitripsin juga
dapat menyebabkan emfisema. Meskipun kerusakan akibat emfisema biasanya
ireversibel (tak bisa kembali), berhenti merokok kadang dapat memperlambat
perkembangan penyakit dan memungkinkan silia untuk pulih kembali. Silia
sendiri adalah rambut-rambut kecil di permukaan lapisan saluran udara paru-paru.
10. Penyakit Paru Akibat Kerja
Asbestosis, silikosis, dan pneumokoniosis disebabkan oleh menghirup partikel
yang mengiritasi dan membuat peradangan jaringan paru-paru, mengarah ke
timbulnya fibrosis. Orang yang berisiko tinggi menderita penyakit paru-paru
akibat pekerjaan, adalah para pekerja yang terpapar partikel beracun selama
bertahun-tahun, misalnya para pekerja tambang.
11. Silikosis
Silikosis adalah salah satu penyakit paru akibat lingkungan kerja. Penyakit ini
merupakan suatu pneumokoniosis yang disebabkan oleh inhalasi partikel-partikel
kristal silika bebas.
12. Kanker paru-paru
Keberadaan tumor ganas di paru-paru disebut kanker paru-paru. Kanker paru-paru
adalah kanker paling umum di dunia dan lebih dari satu juta kasus baru ditemukan
setiap tahun.
Etiologi :
Penyebab paling sering kanker paru-paru yang ditemukan hampir 90 persen dari
seluruh kasus adalah rokok. Banyaknya zat iritan yang terhirup saat bernapas
memicu pertumbuhan sel abnormal di dalam paru-paru, tapi rokok mengandung
ribuan zat karsinogen (penyebab kanker).
Dalam kasus yang sangat jarang, kanker paru-paru disebabkan oleh asbes, zat
kimia beracun, atau gas radioaktif radon. Seperti penyakit kanker lainnya, kanker
paru-paru pun dapat dipicu oleh keberadaan faktor genetik dan penerapan gaya
hidup yang tidak sehat, yang umumnya seperti merokok dan terlalu banyak
minum-minuman alkohol, serta kurangnya berolahraga.
13. Bronkitis Akut
Bronkitis akut merupakan proses inflamasi dari saluran pernapasan (trakea dan
bronkus) atau pada saluran pernapasan bagian bawah. Pada pasien yang sehat dan
tanpa penyakit paru-paru, bronchitis banyak disebabkan oleh infeksi virus. Virus
yang umumnya terlibat adalah Rhinovirus, Coronavirus, virus influenza dan
parainfluenza, serta adenovirus. Bronchitis akut yang disebabkan oleh infeksi
bakteri jarang ditemukan dan lebih sering pada pasien dengan penyakit paru
kronis. Penyebab paling banyak pada kelompok ini adalah Streptococcus
pneumonia. Infeksi oleh Haemophilus influenze biasa ditemukan pada pasien
dengan penyakit paru kronis obstruktif (COPD). Bakteri lain penyebab bronchitis
akut adalah Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Bordetella
pertussis, and Legionella spp. Bakteri Staphylococcus dan gram-negatif
merupakan penyebab umum bronchitis diantara pasien yang berada di rumah
sakit.
Kelainan Metabolik8
1. Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanya Kelainan ini
merupakan kelainan bawaan. Tidak adanya enzim yang dapat merombak laktosa
pada bayi yang baru lahir, sehingga tidak dapat meminum ASI dari ibunya karena
mengandung galaktosa. Kelainan ini bila dibiarkan dapat menyebabkan kerusakan
mata, hati, dan otak. Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim
tersebut. Jika kadar galaktosanya tinggi, galaktosa dapat melewati plasenta dan
sampai ke janin, menyebabkan katarak.
Etiologi:
Galaktosemia disebabkan oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil
transferase, kekurangan galaktokinase, kekurangan galaktose 6-fosfat epimerase.
Ketidakmampuan mekanisme galaktosa terjadi akumulasi galaktosa dalam darah
yang dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal, mata dan lain-lain.
2. Fenilketonuria
Merupakan suatu penyakit yang penderitanya memiliki asam fenilketonuria yang
berlebih sehingga merusak sistem saraf serta yang mempengaruhi pengolahan
protein oleh tubuh dapat menyebabkan ketidakmampuan belajar sampai
keterbelakangan mental. Bayi yang terlahir dengan fenilketonuria tampak normal,
tetapi jika tidak diobati mereka akan mengalami gangguan perkembangan yang
baru terlihat ketika usianya mencapai 1 tahun. Dalam keadaan normal, fenilalanin
diubah menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Tanpa enzim tersebut, fenilalanin
akan tertimbun di dalam darah dan merupakan racun bagi otak.
Etiologi:
Fenilketonuria (Fenilalaninemia, Fenilpiruvat oligofrenia) adalah suatu penyakit
keturunan disebabkan karena tubuh tidak memiliki enzim pengolah asam amino
fenilalanin yang diubah menjadi tirosin, sehingga menyebabkan kadar fenilalanin
yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh.
3. Intoleransi Fruktosa
Intoleransi fruktosa adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat
menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase. Sebagai
akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa)
tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi
perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi.
Etiologi:
Intoleransi Fruktosa disebabkan oleh kekurangan protein (aldose B) dan memiliki
enzim fosfofruktaldolase untuk memecah fruktosa.
Kelainan Endokrin8
1. Hipotiroidisme Kongenital
Hormon tiroid yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar gondok) dibutuhkan
sepanjang hidup manusia untuk mempertahankan metabolisme serta fungsi organ
dan peranannya sangat kritis pada bayi yang sedang tumbuh pesat. Hipotiroidisme
terjadi jika bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau jika kelenjar tiroid tidak
terbentuk secara sempurna. Kelenjar tiroid tidak terbentuk atau abnormal dan
kelenjar pituitari tidak dapat merangsang pembentukan hormon tiroid oleh
kelenjar tiroid sehingga menyebabkan cacat pembentukan atau abnormalitas
hormon tiroid. Hipotiroidisme kongenital disebabkan oleh kekurangan iodium dan
hormon tiroid yang terjadi sebelum atau segera sesudah penderita dilahirkan.
Hormon tiroid adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar
gondok) yang terletak di bagian depan leher.
Etiologi:
Hipotiroidisme Konginetal bisa disebabkan oleh berbagai kelainan seperti
misalnya kelainan anatomis berupa tidak terbentuknya kelenjar tiroid (agenesis/
atiroid), hipotrofi, atau kelenjar terletak tidak pada tempatnya (ektopik). Selain itu
kelainan genetik, kekurangan atau kelebihan iodium, serta gangguan sintesis
hormon tiroid atau dishormogenesis juga dapat menyebabkan hipotiroidisme
kongenital.
2. Hiperplasia Adrenal Konginetal
Hiperplasia adrenal kongenital disebabkan oleh hambatan metabolik dalam
sintesis hidrokortison. Pada anak homozigot dengan mutasi gen resesif autosomal,
tidak ditemukan enzim hidroksilase 21. Keadaan ini mengakibtakan dua hal yaitu
kortokosteroid dan mineralokortikoid yang beredar dalam tubuh tidak cukup dan
produksi hormone korteks adrenal berlebih karena peningkatan produksi ACTH
oleh hipofisis.
Etiologi:
Hiperplasia Adrenal Konginetal disebabkan kekurangan enzim hidroksilase
21 yang diperlukan kelenjar adrenal untuk membentuk hormon kortisol dan
aldosteron karena kelebihan androgen.
3. Defisiensi Growth Hormone
Defisiensi Growth Hormone gangguan ini ditandai dengan gagalnya
pertumbuhan, yang seringkali dikaitkan dengan kegagalan kematangan seksual.
Merupakan salah satu hormon penting yang mengatur pertumbuhan anak.
Etiologi:
Defisiensi Growth Hormone disebabkan defisiensi hormone pertumbuhan (growth
hormone / GH) merupakan penyebab gagal tumbuh yang sering dijumpai atau
berhubungan dengan defisiensi hormone hipofisis lain.
4. Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang mempengaruhi gula darah, hal ini terjadi
karena glukosa (gula sederhana) di dalam darah terlalu tinggi. Sehingga tubuh
tidak dapat menggunakan insulin dengan benar atau tidak sempurna.
Etiologi:
DM Tipe 1 : Gagalnya pankreas mengeksresikan insulin, baik melalui
degenerasi, ataupun inaktivasi sel-sel beta.
DM Tipe ll : Insulin diproduksi oleh sel-sel beta dalam jumlah normal atau
mendekati normal, tetapi sel-sel tubuh tidak mampu menggunakannya karena
defisiensi atau gangguan reseptor insulin.11
Hematologi9
1. Anemia
Anemia merupakan istilah umum untuk menguraikan penyakit yang berkaitan
dengan suatu penurunan kadar hemoglobin kadar sirkulasi. Anemia dapat timbul
sebagai akibat kehilangan darah, kerusakan eritrosit yang berlebihan, kekurangan
zat besi yang disebutkan sebagai beberapa sebab utama saja.
Etiogi:
Anemia terjadi sebagai akibat ganguan atau rusaknya mekanisme produksi sel
darah merah. Penyebab anemia adalah menurunnya produksi sel-sel darah merah
karena kegagalan dari sumsum tulang, meningkatnya penghancuran sel-sel darah
merah, perdarahan dan rendahnya kadar eritropoetin, misalnya pada gagal ginjal
yang parah.
Ada 3 jenis anemia :10
a. Anemia aplastik didefinisikan sebagai suatu kegagalan anatomi dan fisiologi
dari sumsum tulang yang mengarah pada suatu penurunan nyata atau tidak
adanya unsur pembentuk darah dalam sumsum tulang.
Etiologi :
1. Faktor Kongenital
Sindrom fankoni yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti
microsepali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan sebagainya
2. Faktor didapat
Bahan kimia : Benzena, insektisida, senyawa As, Au, Pb
Obat : Cloramfenikol, Mesantoin (anti konvulsan), piribenzamin (anti
histamin), santonin/kalomel, obat sitostatika (mileran, metrotrexate,
TEM, Vincristine, rubidomycine, dsb)
Radiasi : Sinar rontgen, radio aktif.
Faktor individu : Alergi terhadap obat, bahan kimia dll
Infeksi : Tuberculosis milier, hepatitis dab
Lain – lain : Keganasan, penyakit ginjal, gangguan endokrin.
Idiopatik : Merupakan penyebab yang paling sering.
b. Anemia defisiensi zat besi merupakan anemia yang paling umum, zat besi
merupakan unsur yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, karena
itu defisiensi zat besi akan mempengaruhi jumlah hemoglobin yang dapat
diperoleh.
Etiologi :
Menurut patogenesisnya anemia defisiensi besi dibagi menjadi :
1.Masukan kurang : MEP, defisiensi diet relatif yang disertai pertumbuhan
yang cepat
2.Absorbsi kurang : MEP, diare kronik, sindrom malabsorbsi lainnya
3.Sintesis kurang : tranferin kurang (hipotransferinemia kongenital)
4.Kebutuhan yang bertambah : infeksi, pertumbuhan yang cepat
5.Pengeluaran yang bertambah karena anchylostomiasis, amubiasis yang
menahun, polip, hemolisis intravaskular kronis yang menyebabkan
hemosiderinemia.
c. Anemia Sel Sabit adalah anemia dimana kondisi eritrosit mengandung
bentuk hemoglobin yang abnormal (HbS) dengan rantai beta yang abnormal.
Sebagai akibatnya mereka mengambil bentuk aneh (bersabit) jika tekanan
oksigen menurun.
Etiologi :
Kelainan bawaan (kongenital) atau merupakan faktor yang didapat
(acquired).
2. Leukemia
Leukimia dalah proliferasi sel darah putih yang masih immatur dalam jaringan
pembentuk darah.
Etiologi :
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Faktor predisposisi leukemia
berupa:
- Faktor genetik
- Obat-obat imunosupresif, obat-obat karsinogenik sperti diethylstilbestrol
- Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
- Kelainan kromosom, misalnya pada Down Syndrome
- faktor lingkungan seperti penggunaan zat-zat kimia (benzen, arsen, kloramfenikol,
fenilbutazon dan agen antineoplastik), radiasi dan kemoterapi.12
3. Thalasemia
Thalasemia adalah suatu gangguan darah yang diturunkan ditandai oleh defisiensi
produksi rantai globin pada hemoglobin terutama rantai beta, kendatipn dapat
mempengaruhi juga rantai alfa. Kondisi ini dapat homozigot (talasemia rantai
alfa) yang ketal in utero, menyebabkan hidrops fetalis, atau heterozigot (talasemia
rantai beta) yang secara relatif merupakan kondisi jinak.
Etiologi : Faktor genetik
4. Demam Berdarah Dengue (DHF)
Demam berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty.
Etiologi : Virus dengue sejenis arbovirus
5. Immunologic Trobocytopenic Purpura (ITP)
ITP disebabkan oleh penghancuran trombosit yang dimediasi oleh antibodi.
Meliputi dua bentuk :11
ITP Akut : Penghancuran trombosit disebabkan oleh autoantibodi
antitrombosit yang transien. Paling sering pada anak-anak yang sudah
terinfeksi virus (misalnya virus rubella, Citomegalovirus (CMV), dan lainnya.
ITP Kronik : Disebabkan oleh autoantibodi trombosit (yang disintesis
dalam lien) biasanya ditujukan langsung pada salah satu dari dua antigen
trombosit kompleks glikoprotein membran trombosi IIb/IIIa atau Ib/IX.
Penghancuran trombosit yang terbungkus antibodi terjadi di dalam limpa.
Nefrologi12,13
1. Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal dalam memproduksi urin. Anuria diakibatkan
oleh kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi darah dalam ginjal. Anuria juga
bisa muncul akibat radang di glomerulus, yakni organ penyaring darah pada
ginjal. Penyempitan arterial efferent oleh hormon epinefrin dan radang menjadi
penyebab utama terjadinya penyakit ini.
2. Glikosuria
Penyakit ini ditunjukkan dengan adanya kandungan gula dalam urin. Penyakit ini
diakibatkan oleh rusaknya badan malpigi yang bertugas untuk menyaring darah.
3. Albuminaria
Albuminaria merupakan kelainan ginjal yang diakibatkan oleh naiknya tingkat
permeabilitas membrane glomerulus. Permeabilitas bisa naik karena adanya luka
di membrane glomerulus akibat kenaikan darah, iritasi pada sel-sel ginjal akibat
eter, bakteri, logam berat, dan zat lainnya. Penyakit ini bisa diketahui dengan
adanya protein albumin pada urin.
4. Hematuria
Hematuria merupakan kondisi dimana urin mengandung sel-sel darah merah.
Hematuria juga bisa disebabkan iritasi atau radang pada sel-sel ginjal.
5. Bilirubinaria
Penyakit ini memiliki ciri-ciri zat warna empedu atau bilirubin yang berlebihan
pada urin. Kondisi ini bisa diakibatkan adanya penguraian hemoglobin yang
berlebihan atau akibat disfungsi hati.
6. Nefritis Glomerulus
Nefritis glomerulus atau radang ginjal umumnya diakibatkan reaksi alergi
terhadap racun yang diproduksi bakteri Streptococcus yang bisa menginfeksi
bagian tubuh lainnya seperti tenggorokan. Penyakit ini memungkinkan sel-sel
darah merah dan protein tercampur dengan urin. Nefritis glomerulus parah bisa
menyebabkan gagal ginjal.
7. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan radang atau infeksi pada ginjal. Kondisi ini umumnya
berawal dari bagian dalam ginjal (pelvis) yang menyebar ke seluruh bagian ginjal.
Penyakit ini bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
8. Kistitis
Kistitis merupakan radang pada kantung kemih yang disebabkan infeksi bakteri,
luka mekanis, atau infeksi bakteri.
9. Nefrosis
Nefrosis adalah bocornya membrane glomerulus yang menyebabkan sejumlah
besar protein dalam darah berpindah ke dalam urin. Pindahnya protein ini
mengakibatkan air dan natrium menumpuk di tubuh sehingga mengakibatkan
pembengkakan pada bagian tubuh.
10. Polisistik
Polisistik merupakan kerusakan saluran ginjal yang menyebabkan munculnya
kista di sepanjang saluran ginjal. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan bagian
ginjal yang berfungsi menyaring darah akan rusak. Kista yang makin membesar
dapat memicu terjadinya gagal ginjal. Gagal ginjal akibat Polisistik ini biasanya
terjadi pada usia empat puluh tahun ke atas.
Penyebab dari gagal ginjal kronis menurut (Price, 2002), adalah :14
1) Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (SIK) sering terjadi dan menyerang manusia tanpa
memandang usia, terutama wanita. Infeksi saluran kemih umumnya dibagi dalam
dua kategori besar : Infeksi saluran kemih bagian bawah (uretritis, sistitis, prostatis)
dan infeksi saluran kencing bagian atas (pielonepritis akut). Sistitis kronik dan
pielonepritis kronik adalah penyebab utama gagal ginjal tahap akhir pada anak-
anak.
2) Penyakit peradangan
Kematian yang diakibatkan oleh gagal ginjal umumnya disebabkan oleh
glomerulonepritis kronik. Pada glomerulonepritis kronik, akan terjadi kerusakan
glomerulus secara progresif yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya
gagal ginjal.
3) Nefrosklerosis hipertensif
Hipertensi dan gagal ginjal kronik memiliki kaitan yang erat. Hipertensi mungkin
merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal, sebaliknya
penyakit ginjal kronik dapat menyebabkan hipertensi atau ikut berperan pada
hipertensi melalui mekanisme retensi natrium dan air, serta pengaruh vasopresor
dari sistem renin-angiotensin.
4) Gangguan kongenital dan herediter
Asidosis tubulus ginjal dan penyakit polikistik ginjal merupakan penyakit herediter
yang terutama mengenai tubulus ginjal. Keduanya dapat berakhir dengan gagal
ginjal meskipun lebih sering dijumpai pada penyakit polikistik
5) Gangguan metabolic
Penyakit metabolik yang dapat mengakibatkan gagal ginjal kronik antara lain
diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme primer dan amiloidosis.
6) Nefropati toksik
Ginjal khususnya rentan terhadap efek toksik, obat-obatan dan bahan-bahan kimia
karena alasan-alasan berikut :
a. Ginjal menerima 25 % dari curah jantung, sehingga sering dan mudah kontak
dengan zat kimia dalam jumlah yang besar.
b. Interstitium yang hiperosmotik memungkinkan zat kimia dikonsentrasikan
pada daerah yang relatif hipovaskular.
c. Ginjal merupakan jalur ekskresi obligatorik untuk kebanyakan obat, sehingga
insufisiensi ginjal mengakibatkan penimbunan obat dan meningkatkan
konsentrasi dalam cairan tubulus.
3.2 Penatalaksanaan untuk Dilakukan Ekstraksi
3.2.1 Penatalaksanaan Kardiologi vaskuler15
Hipertensi Arterial (Arterial Hypertension)
1. Pasien dengan hipertensi terkontrol tidak memberikan resiko besar pada prakter
kedokteran gigi
2. Konsultasi dengan dokter sangat disarankan untuk mengetahui tingkat
pengontrolan hipertensi dan obat-obatan yang diresepkan saat itu.
3. Pasien diinstruksikan untuk mengkonsumsi obat-obatan seperti biasa saat
perawata gigi
4. Untuk perawatan gigi, tekanan darah pasien harus dicatat dan apabila nilai
tekanan darah tinggi, perlu dilakukan penundaan perawatan sampai tekanan
darah terkontrol
5. Apabila memungkinkan perawatan dilakukan saat pagi hari
6. Resep obat anxiolytic dapat membantu bila diberikan pada pasien dengan rasa
cemas berlebihan(5-10mg diazepam pada malam hari sebelumnya dan 1-2 jam
sebelum dilakukannya perawatan gigi), sebelum perawatan gigi atau sedasi
nitrous oxide
7. Saat nilai tekanan darah pasien yang tidak baik, maka pasien harus dirujuk ke
dokter untuk dikontrol tekanan darahnya sebelum dilakukan perawatan gigi
8. Apabila ada perawatan gigi secara darurat, perawatan harus konservatif dengan
penggunaan analgesik dan antibiotik saja
9. Pembedahan harus ditunda sampai tekanan darah terkontrol
10. Beberapa obat-obatan NSAIDs seperti iburoprofen, indomethacin atau naproxen
dapat digunakan bersamaan dengan obat-obatan antihipertensi seperti beta-
blockers, diuretic dan ACEIs, namun menurunkan aksi antihipertensinya
11. Secara normal, kedua tipe obat tersebut harus dikonsumsi lebih dari lima hari
sebelum dilakukannya perawatan gigi, namun NSAID sebaknya tidak
diresepkan lebih dari lima hari
Penyakit jantung iskemik(ischemic heart disease)15
1. Konsultasi dengan supervisor, meliputi:
Tipe penyakit jantung(angina atau infark)
Tingkat keparahan
Waktu terakhir perawatan jantung
Kmplikasi klinis
Perawatan yang diterima oleh pasien
2. Pasien harus secara berkala mengkonsumsi obat-obatan yang telah diresepkan
3. Diberikan(5-10 mg diazepam malam sebelumnya dan 1-2 jam sebelum
dilakukan perawata. Untuk menurunkan stress dan kecemasan
4. Visit pasien harus dilakukan dengan cepat: siang hari(pasien sudah merasa lelah
dan tingkat stress)
5. Teknik anastesi yang baik
6. Tindakan secara hati-hati agar tidak memasukkan cairan anastesi dalam
pembuluh darah
7. Penggunaan dua karpul maksimal dengan vasokonstriktor
8. Pasien harus dalam posisi nyaman (semi-supine)
9. Mencegah terjadinya hipotensi orthostatik
10. Tekanan darah dan monitor pulsioxymetric dibutuhkan sebelum dan saat
dilakukan perawatan gigi
11. Bila pasien mengkonsumsi antikoagulan, harus dihentikan pada hari dilakukan
perawatan gigi
12. Apabila pasien mendapat medikasi antiplatelet, maka perdarahan lokal harus
dikontrol
13. Hemostatik lokal yang dapat membantu untuk menghentikan pendarahan
diantaranya bone wax, sutures(jahitan), gelatin berasal dari binatang (gelfoam),
selulosa regenerasi yang teroksidasi(regenerated oxidized cellulose-surgicel),
kolagen, plasma kaya platelet (platelet rich plasma), thrombin(thrombostat)
fibrin sealant(tissucol), scalpel elektrik atau laser, agen antifibrinolitik seperti
asam traneksamik(amchaflbrin) atau apsilon-aminocaproic acid(caproamin)
14. Apabila pasien mengalami nyeri dada saat perawatan gigi,prosedur harus
dihentikan dan pasien diberikan nitrit secara sublingual (0,4-0,8 mg) dengan
oksigen melalui nasal (3 liter per menit)
15. Apabila nyeri berkurang dapat dilanjutkan perawatan dental atau pasien dapat
dijadwalkan untuk hari lainnya
16. Apabila nyeri tidak berkurang dalam 5 menit, maka diberikan tablet sublingual
kedua, dan bila nyeri tidak hilang dalam 15 menit maka merupakan suspek
infeksi miokardial akut dan pasien harus dipindahkan kerumah sakit
Arrythmia5
1. Prosedur dihentikan
2. Pemberian oksigen
3. Monitoring tanda vital
4. Posisi pasien adalah trendelenburg posisition dengan maneuver vegal
Gagal jantung(heart failure)5
1. Jadwal pasien pagi hari
2. Posisi pasien adalah semi-supine di kursi dengan pergerakan tubuh yang pelan
untuk menghindari hipotensi orthostatic
3. Pemberian agen digitalis (digoxin, methyl-digoxin)
4. Dosis vasokonstriktor max dua buah karpul
5. Aspirin merupakan retensi sodium fan cairan sehingga tidak boleh digunakan
6. Resep obat anxiolytic dapat membantu bila diberikan pada pasien dengan rasa
cemas berlebihan (5-10 mg diazepam pada malam hari sebelumnya dan 1-2 jam
sebelum dilakukan perawatan gigi), sebelum perawatan gigi atau dengan sedasi
nitrous oxide
3.3.2 Penatalaksanaan pulmonologi5
Pada pasien menderita bronkitis kronis, emfisema, bronkiektasis, asma dan tuber
kulosisi harus menggunakan anastesi lokal saat melakukan pencabutan gigi yang
tidak dapat ditunda.2
3.3.3 Penatalaksanaan Endokrin Metabolisme
Penanganan Kelainan Metabolik8
Galaktosemia
Galaktosemia jika diobati secara adekuat, tidak akan terjadi keterbelakangan
mental. Tetapi tingkat kecerdasannya lebih rendah dibandingkan dengan saudara
kandungnya dan sering ditemukan gangguan berbicara.
Fenilketonuria
Fenilketonuria dengan mencegah terjadinya keterbelakangan mental, pada
minggu pertama kehidupan bayi, asupan fenilalanin harus dibatasi. Pembatasan
yang dimulai sedini mungkin dan terlaksana dengan baik, memungkinkan
terjadinya perkembangan yang normal dan mencegah kerusakan otak. Jika
pembatasan ini tidak dapat dipertahankan, maka anak akan mengalami kesulitan di
sekolah. Pembatasan yang dimulai setelah anak berumur 2-3 tahun hanya bisa
mengendalikan hiperaktivitas yang berat dan kejang. Pembatasan asupan
fenilalanin sebaiknya dilakukan sepanjang hidup penderita. Jika selama hamil
dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin pada ibu, biasanya bayi
yang lahir akan normal. Pengobatan meliputi pembatasan asupan
fenilalanin. Phenylketonuria (PKU), asupan makanan anak harus rendah
kadar phenylalanine, dan selalu harus dilakukan monitoring
kadarphenylalanine darah. Pengobatan Fenilketonuria adalah diet ketat dengan
sangat terbatas asupan fenilalanin, yang kebanyakan ditemukan dalam makanan
yang kaya protein. Jumlah yang aman fenilalanin berbeda untuk setiap orang.
Dokter akan menentukan jumlah yang aman melalui diet teratur meninjau catatan,
grafik pertumbuhan dan kadar fenilalanin. Tes darah sering dapat membantu
memantau jumalh fenilalanin.
Orang dengan fenilketonuria (PKU) baik bayi, anak-anak dan orang dewasa
harus mengikuti diet yang membatasi fenilalanin, yang kebanyakan ditemukan
dalam makanan berprotein tinggi. Contohnya adalah : daging sapi has
dalam/tenderloin/top sirloin yang rendah lemak (lean meat), dada ayam tanpa kulit,
dada kalkun tanpa kulit, ikan salmon, tuna, sarden, mackerel, putih telur, tahu dan
tempe, keju cottage rendah lemak, yoghurt rendah lemak, susu kedelai.
Intoleransi
Intoleransi Fruktosa pengobatan terdiri dari menghindari fruktosa (biasanya
ditemukan dalam buah-buahan yang manis), sukrosa dan sorbitol (pengganti gula)
dalam makanan sehari-hari. Serangan hipoglikemia diatasi dengan pemberian tablet
glukosa, yang harus selalu dibawa oleh setiap penderita intoleransi fruktosa.
Penanganan Kelainan Endokrin8
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme Konginetal yaitu bisa dicegah dengan deteksi dini dan terapi
dini.Kepada bayi baru lahir yang menderita hipotiroidisme diberikan hormon tiroid
untuk mencegah kerusakan otak. Sebaliknya penderita yang diobati dengan hormon
tiroid sebelum umur 3 bulan, dapat mencapai pertumbuhan dan IQ yang mendekati
normal.Memberikan hormon tiroid sintesis pada 6 minggu pertama. Pada semua
bayi baru lahir, kadar hormon tiroid dalam darah secara rutin diukur pada umur 2
hari.Kekurangan hormon tiroid tidak dapat dicegah namun gejala akibat
kekurangan hormon tiroid dapat dicegah dengan pemberian pengganti atau
suplemen hormon tiroid dalam bentuk tablet. Pemberian obat ini harus dimulai
sedini mungkin (usia < 1 bulan) dan diberikan seumur hidup, terutama pada usia 0-
3 tahun. Dengan pemberian hormon tiroid yang teratur dan terkontrol, anak dapat
tumbuh dan berkembang secara normal. Penyakit hipotiroid kongenital dapat
dideteksi dengan tes skrining, yang dilakukan dengan pemeriksaan darah pada bayi
baru lahir atau berumur 3 hari atau minimal 36 jam atau 24 jam setelah kelahiran.
Dengan diagnosis/skrining dan pemberian suplemen hormon tiroid sedini mungkin
gangguan pertumbuhan dan retardasi mental dapat dicegah dan anak diharapkan
akan tumbuh dan berkembang secara normal.
Hiperplasia Adrenal Konginetal
Hiperplasia Adrenal Konginetal dengan menemukan kadar prekusor
kortison meningkat dan pada anak yang kehilangan garam, kadar natrium serum
rendah serta kadar kalium meningkat maka dengan memberikan larutan garam
NaCL 0,9% tambah larutan glukosa seta pemberian kortikosteroid dosis
tinggi. Terapi yang diberikan adalah pengganti hormon seumur hidup. Dosis harus
ditingkatkan saat anak sakit mengalami stress. Anak peremupuan mungkin
memerlukan bedah plastik pada alat kelamin.
Defisiensi Growth Hormone
Defisiensi Growth Hormone dengan pemberian hormon pertumbuhan
(dalam jumlah yang sangat sedikit). Jika terlalu banyak hormon pertumbuhan
memicu pertumbuhan berlebih.Suntikan GH manusia dapat diberikan dibawah
supervise ahli pengawasan ketat. GH juga telah digunakan untuk menterapi anak
dengan postur pendek.
3.3.4 Penatalaksanaan Hematologi 16
Hemofilia
Penatalaksanaa pasien hemofilia klasik (hemofilia A) tergantung pada
kemampuan menguji faktor VIII dan memberikannya dalam bentuk
kriopresipitatdan selain itu,kemampuan memblok fibrinolisis dengan asam epsilon-
aminokaproik. Asam tranexamic (Cyklopron), yang sekarang tersedia dalam bentuk
tablet dan larutan intravena, 10 kali lebih poten daripada asam epsilon-
aminocaproik in vitro. Hal ini dibuktikan oleh FOA untuk pemakaian dalam jangka
waktu yang singkat (2-8 hari) sebelum dan sesudah pencabutan gigi pada pasien
hemofilia dan dianggap sebagai obat cadangan karena ditujukan untuk pasien
dengan penyakit langka.
Hemofilia B diatasi dengan pemberian konsetrat faktor IX sebelum
pembedahan.
Penyakit Von Willebrand,yaitu kegagalan pembentukan platelet , sangat
jarang dan mengakibatkan perdarahan yang lebih ringan dibandingkan dengan
hemofilia klasik. Penatalaksanaan dengan pemberian platelet untuk
mempertahankan jumlah platelet 20.000-60.000 per ml.
Anemia
Faktor penatalaksanaan yang patut dipertimbangkan untuk penderita anemia
terpusat pada penurunn kemampuan darah untuk mengangkut oksigen, dan pada
beberapa kasus, mengenai kecenderungan rusaknya mekanisme pertahanan seluler.
Penyakit Sel Sabit ( sickel cell)
Untuk tindakan pencabutan gigi memerlukan konsultasi medis yang
berkaitan dengan pemberian atau perubahan terapi antibiotik profilaktik.
Penggunaan vasokonstriktor bersama anastesi lokal juga kontroversi karena
kemungkinan terganggunya sirkulasi lokal yang bisa mengakibatkan infark. Jika
digunakan sedasi dengan inhalasi oksida nitrous- oksigen, sebaiknya berikan
dengan paling tidak oksigen 50% dan aliran kecepatan yang tinggi.
Talesemia
Pasien dengan thalasemia β mayor memerlukan hitung darah lengkap,
termasuk kadar hemoglobin dan hematokrit, sebelum terapi dental. Hanya
perawatan paliatif yang dapat dilakukan jika kadar hemoglobin kurang dari 10
gr/dl. Terapi dental rutin harus dilakukan segera setelah jadwal transfusi teratur.
Pasien lebih rentan terhadap infeksi, dan sebagian klinisi memberikan perlindungan
antibiotika profilatik sebelum terapi dental untuk menghindari komplikasi
postoperatif berupa osteomielitis. Antibiotik spektrum luas dianjurkan karena
spesies Salmonella dan Staphylococcus lebih sering ditemukan pada kultur pasien-
pasien ini. Masalah ini adalah kontroversial dan harus didiskusikan dengan ahli
hematologi. Pemeriksaan dental yang menyeluruh diperlukan untuk menyingkirkan
sumber infeksi di mulut dari suatu demam yang tidak diketahui asalnya. Dengan
demikian kehati-hatian yang tepat harus diambil jika menterapi pasien talesemia.17
3.3.5 Penatalaksanaan Kelainan Nefrologi17
Penyakit Ginjal, Dialisis dan Transplantasi
Penyakit ginjal merupakan masalah kesehatan cukup seriup di A. S. dengan
lebih dari 6 juta orang terkena. Fungsi ginjal bisa terganggu oleh kondisi- kondisi
noninfeksi seperti nefritis, nefrosis, obstruksi misalnya, kalkuli, penyempitan, dan
trauma. Pielonefritis akut atau kronis merupakan manifestasi infeksi ginjal. Baik
proses non-infektif maupun yang infektif akan mengakibatkan kerusakan ginjal.
Hipertensi dapat mengakibatkan dan dapat menyebabkan penyakit ginjal.
Tergantung pada kecepatan dan luasnya obstruksi, dapat timbul gagal ginjal akut
maupun kronis. Gagal ginjal menimbulkan tanda dan gejala uremia seperti, sakit
kepala, kelelahan, gelisah, malaise. Bila berlanjut menjadi asidosis menimbulkan
gejala mual, muntah. Apabila perawatan konservatif gagal, perlu dilakukan dialisis
dan transplantasi.
Hemodialisis
Hemodialisis (filtrasi ekstrakorporal) adalah tindakan menyelamatkan hidup
pada pasien yang menderita gagal ginjal (tahap akhir penyakit ginjal). Biasanya
dilakukan 3 atau 4 kali seminggu melalui jaringan arterovena buatan yaitu suatu cara
semipermanen untuk menilai sistem vaskular. Hemodialisis meningkatkan
kemungkinan pasien terkena virus hepatitis, sehingga pasien hemodialisis berisiko
tinggi untuk menjadi karier virus hepatitis B (HBV). Selain masalah pembekuan
darah, infeksi rekuren mungkin terjadi pada daerah shunt, menempatkan pasien pada
risiko terserang endokarditis. Heparin digunakan pada bermodialisis untuk
mengurangi kecenderungan pembekuan darah. Ini dikombinasikan dengan fungsi
platelet yang rusak akibat uremia, dapat mengganggu pembekuan darah normal pada
hemodialisis untuk mengurangi kecenderungan pembekuan darah. Ini
dikombinasikan dengan fungsi platelet yang rusak akibat uremia, dapat mengganggu
pembekuan darah normal pada pasien dialisis. Gambaran darah makin komplek
dengan adanya anemia, dengan hematokrit berkisar antara 20-30 ml/dl. Jadi
sebaiknya dilakukan pemeriksaan hematokrit, waktu perdarahan dan protombin
sebelum dilakukan pembedahan.
Transplantasi ginjal
Hemodialisis sering dilakukan bukan untuk menunggu sampai dapat
dilakukan transplantasi ginjal. Transplantasi ginjal yang berhasil akan
menghilangkan uremia, tetapi masih diperlukan imunosupresi, biasanya dengan
memberikan azathioprine/prednisone. Meskipun penolakan bisa dicegah , akibat
yang didapat adalah rusaknya mekanisme pertahanan terhadap infeksi,
tersembunyinya tanda-tanda peradangan. Pasien transplantasi ginjal memerlukan
terapi antibiotik profilaksis dan dipertimbangkan untuk diberikan tambahan steroid
jika pembedahan yang direncanakan akan mengakibatkan stres. Penatalaksanaan
pasien transplantasi ginjal seperti pada pasien dialisis, memerlukan keterlibatan
dokter umum.
Disfungsi Endokrin
Disfungsi endokrin yang perlu mendapat perhatian adalah diabetes mellitus,
hipo- dan hipertiroid, serta penyakit adrenal.
Diabetes Melitus 17
Malfungsi utama dari diabetes mellitus adalah penurunan absolut atau relatif
dari kadar insulin yang mengakibatkan kegagalan metabolisme glukosa. Penderita
diabetes digolongkan menjadi tergantung pada insulin, juvenil, atau brittle (tipe I)
atau tidak tergantung pada insulin, diabetes dewasa (tipe II). Pembedahan
dentoalveolar yang dilakukan pada pasien diabetes tipe II dengan menggunakan
anestesi lokal biasanya tidak memerlukan tambahan insulin atau hipoglikemik oral.
Pasien diabetes (tipe I) yang terkontrol harus mendapat pemberian insulin seperti
biasanya sebelum dilakukan pembedahan, dan makan karbohidrat dalam jumlah
yang cukup. Perawatan yang terbaik unutk pasien ini adalah pagi hari sesudah
makan pagi. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, yang sering disebabkan
oleh karena sulit mendapatkan insulin, harus dijadikan terkontrol dahulu sebelum
dilakukan pembedahan. Ini biasanya memerlukan rujukan dan kemungkinan pasien
harus dirawat inap.
3.4 Format Surat Konsul Ke Bagian Lain
Syarat :19,20
1. Rujukan dapat menggunakan faksimili. Namun sebaliknya kirimkan juga satu
salinannya melalui pos. Rujukan sebaiknya tidak menggunakan e-mail, kecuali bila
ada kode khusus yang dapat digunakan
2. Pasien sebaiknya tidak begitu saja diberi surat rujukan untuk kemudian diserahkan
keoada dokter spesialis. Tindakan seoerti ini utnuk menghargai pasien dan pasien
lainnya.
Contoh Format Surat Rujukan18
Dari :
Kepada :
Yang dirujuk :
Nama :
Lahir :
Alamat :
Telepon :
Orangtua/wali :
Telephon :
Alasan rujukan :
+ yang dikonsultasikan :
+ Perawatan ( yang diinginkan ) :
( diindikasikan sebgai faktor khusus , seperti alergi dan masalah spesifik untuk menegakkan diagnosis dan perawatan )
Tanda Tangan
Tanggal ,
Contoh surat rujukan
DR.S.BrownThe dental Surgery35 Dane EndLondon NI 3LPTel : 0208 773 243322 August 2012
Professor Oral and Maxilofacial SurgeryThe Guy’s King’s and St. Thomas Dental InstituteCaldecot RoadLondon SE5 9RW
Dengan Hormat,Pasien : Bpk. Charles White
Lahir : 4 Februari 1993
Alamat : 23 Elgin Court. London, NI 2JK
Tel : 0207 233 2255
SEGERA
Bpk. White datang ke tempat praktik saya pada 12 Juli 2012 untuk pemeriksaan rutin dan tidak memiliki keluhan pada gigi geliginya, pada pemeriksaan dasar mulut saya temukan ullkus dengan diameter 5mm tepinya lebih tinggi dari sekitarnya, dan dasar ulkus berdara. Ulkus tersebut tidak sakit bila disentuh , tap tekanan yang ditimbulkan oleh gigi tiruan rahang bawah tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe
Tekanan dari gigi tiruan rahang bawah saya hilangkan dan saya merencanakan untuk memeriksa kembali masalah tersebut satu minggu kemudian.
Pada kunjungan berikutnya , ulkus tidak banyak berubah. Tekanan dari gigi tiruan rahang bawah masih mnimbulkan rasa tidak nyaman di daerah ulserasi. Kali ini pelat gigi tiruan saya potogn untuk membebaskan ulkus dari tekanan dan meminta pasien untuk datang kembali.
Pada kunjungan berikunya lagi ulkus tetap tidak menyembuh dan kali ini saya yakin gigi tiruan bawah bukan penyebabnya. Saya lebi mengkhawatirkan akan terjadinya keganasan pada ulkus tersebut.
Riwayat medis menunjukkan pernah terjadi angina ringan dan bronkitis kronis. Pasien sedang tidak dalam pengobatan apapun selain aspirin 75 mg dan kadang-kadang menggunakan gliseril tirinitrat.
Bpk. White sudah bertahun-tahun todak bergigi sehingga menggunakan gigi tiruan penuh di rahang atas dan bawah. Ia merokok 20 batang sehari dan minum whisky 4 sampai 5 gelas seminggu.
Saya sangat berterimakasih bila anda sudi memeriksa pasien ini secepatnya dan memberikan perawatan yang diperlukan
Hormat saya,
Steven Brown