bina peran serta masyarakat s1 keper kharisma 2011
DESCRIPTION
pelajaran IDK 6TRANSCRIPT
1
Tujuan Umum:Setelah mengikuti kuliah mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dan pengembangan Peran Serta Masyarakat dengan baik
Tujuan KhususSetelah mengikuti kuliah mahasiswa diharapkan mampu memahami
dengan baik1. Menjelaskan pengertian, perbedaan, tujuan dan arti pentingnya peran
serta masyarakat2. Menjelaskan konsep tingkatan, proses dan strategi pengembangan
peran serta masyarakat3. Menjelaskan Proses pembinaan peran serta masyarakat integrasi pada
proses perawatan kesehatan komunitas (desa)4. Membuat skema rencana pembinaan/ pengembangan peran serta
masyarakat di tingkat desa
PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKATDosen: Agus Subari, SKM, MKes
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
2
PENGERTIAN PERANSERTAMASYARAKAT
PERANSERTA MASYARAKAT ADALAH SUATU PROSES YANG MELIBATKAN MASYARAKAT, YAITU PROSES KOMUNIKASI DUA ARAH YANG TERUS MENERUS UNTUK MENINGKATKAN PENGERTIAN MASYARAKAT SECARA PENUH ATAS SUATU PROSES KEGIATAN (CANTER, 1977).
PERANSERTA MASYARAKAT ADALAH BAGAIMANA MASYARAKAT DAPAT TERLIBAT DALAM PERUBAHAN SOSIAL YANG MEMUNGKINKAN MEREKA MENDAPATKAN BAGIAN KEUNTUNGAN DARI KELOMPOK YANG BERPENGARUH (ARNSTEIN, 1969).
SECARA SEDERHANA DIDEFINISIKAN FEEDFORWAARD INFORMATION (KOMUNIKASI DARI PEMERINTAH KEPADA MASYARAKAT TENTANG SUATU KEBIJAKAN) DAN FEEDBACK INFORMATION (KOMUNIKASI DARI MASYARAKAT KE PEMERINTAH ATAS KEBIJAKAN ITU).
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
3
TUJUAN DASAR DARI PERANSERTA MASYARAKAT
ADALAH UNTUK MENGHASILKAN MASUKAN DAN PERSEPSI YANG BERGUNA DARI WARGA NEGARA DAN MASYARAKAT YANG BERKEPENTINGAN (PUBLIC INTEREST) DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
KARENA PROGRAM PEMERINTAH BERSIFAT INSIDENTAL. SELESAINYA PROGRAM BERARTI SELESAI PULA “TUGAS” MASYARAKAT. PENDEKATAN YANG SEARAH INI MENYEBABKAN MASYARAKAT TIDAK MERASA MEMILIK PROGRAM KEGIATAN ATAU PROGRAM TIDAK DIBUTUHKAN OLEH MASYARAKAT.
ARTI PENTING PERANSERTA MASYARAKATKALAUPUN ADA HANYA SEBATAS PADA PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM YANG TELAH DIBUAT OLEH PEMRAKARSA KEGIATAN (KEGIATAN TOP-DOWN/ATAS-BAWAH). PENDEKATAN ATAS-BAWAH TIDAK DAPAT MENJAMIN KESINAMBUNGAN PERANSERTA MASYARAKAT,
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
4
PERANSERTA MASYARAKAT DANMOBILISASI MASYARAKAT
PERANSERTA MASAYRAKAT DILANDASI KEPENTINGAN DIRINYA/KELOMPOK DAN LINGKUNGANNYA, TANPA ADANYA SUATU PAKSAAN.
BANGKITNYA KESADARAN DAN MOTIVASI DIPENGARUHI BANYAK FAKTOR, DIANTARANYA: KONDISI SOSIAL EKONOMI, KEMAMPUAN MENGANALISA (PENDIDIKAN), INFORMASI (PENYULUHAN), MEDIA (CETAK/ELEKTRONIK) ,STATUS/LATAR BELAKANG, DSB.
MOBILISASI MASYARAKAT MERUPAKAN SUATUN UPAYA MENGGERAKKAN MASYARAKAT DALAM SUATU KEGIATAN
PENGERTIAN MOBILISASI MENYANGKUT BEBERAPA UNSUR, YAKNI ADANYA YANG MENGGERAKKAN, PROGRAM DAN TARGET, SERTA ADA PIHAK YANG DIGERAKKAN.DALAM SUATU MOBILISASI ADA UNSUR PEMAKSAN DARIPADA TIMBULNYA KESADARAN DAN MOTIVASI DARI MASYARAKAT ITU SENDIRI
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
5
1. Manipulasi
2. Terapi
3. Meyampaikan Informasi
4. Konsultasi
5. Peredaman
6. Kemitraan
7. Pendelegasian Kekuasaan
8. Pengawasan Masyarakat
Tokenismme
Non Partisipatif
Tingkat KekuasaanMasyarakat
8 TANGGA PERANSERTA MASYARAKAT(TYPOLOGI ARSTEIN 1969)
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
6
DUA TANGGA TERBAWAH DIKATEGORIKAN SEBAGAI “NON PERANSERTA”. SASARAN DARI KEDUA BENTUK INI ADALAH UNTUK “MENDIDIK” DAN “MENGOBATI” MASYARAKAT YANG BERPERANSERTA.TANGGA KETIGA, KEEMPAT DAN KELIMA DIKATEGORIKAN SEBAGAI TINGKAT “TOKENISME” YAITU SUATU TINGKAT PERANSERTA DIMANA MASYARAKAT DIDENGAR DAN DIPERKENAN BERPENDAPAT, TETAPI MEREKA TIDAK MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MENDAPATKAN JAMINAN BAHWA PANDANGAN MEREKA AKAN DIPERTIMBANGKAN OLEH PEMEGANG KEPUTUSAN.
JIKA PERANSERTA MASYARAKAT HANYA DIBATASI PADA TINGKAT INI, MAKA KECIL KEMUNGKINANNYA ADA UPAYA PERUBAHAN DALAM MASYARAKAT MENUJU KEADAAN YANG LEBIH BAIK.TIGA TANGGA DIATAS DIKATEGORIKAN KEDALAM TINGKAT “KEKUASAAN MASYARAKAT” (CITIZEN POWER). MASYARAKAT DALAM TINGKAT INI MEMILIKI PENGARUH DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN MENJALANKAN KEMITRAAN, PENDELEGASIAN KEKUASAAN DAN PENGAWASAN MASYARAKAT.
PADA TINGKAT KETUJUH DAN KEDELAPAN, MASYARAKAT MEMILIKI MAYORITAS SUARA DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAHKAN MEMILIKI KEWENANGAN PENUH MENGELOLA SUATU OBYEK KEBIJAKSANAAN TERTENTU.
ARSTEIN (1969), LEWAT TIPOLOGINYA YANGDIKENAL DENGAN DELAPAN TANGGA PERAN SERTA
MASYARAKAT (EIGHT RUNGS ON THE LADDER OFCITIZEN PARTICIPATION)
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
7
Konsep Self-help (Swadaya)Ide swadaya adalah salah satu ciri yang membedakan
beberapa teori pengembangan masyarakat, praktik, dan ideologi (Bilinski, 1969). Swadaya didasarkan pada premis bahwa orang bisa, akan, dan harus bekerja sama untuk memecahkan masalah masyarakat Tanpa komitmen untuk swadaya, komunitas mungkin ada hanya sebagai suatu tempat, organisasi, atau kelompok kepentingan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk bertindak sendiri secara efektif. Singkatnya, swadaya merupakan strategi pembangunan masyarakat. Swadaya adalah suatu perencanaan, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah yang selalu ada pada masyarakat (Christenson dan Robinson, 1980).
Jika semangat swadaya tidak ada dalam masyarakat sebagai perpanjangan dari dedikasi para anggota untuk tujuan bersama dan saling menghormati, maka, dari perspektif community development atau pemberdayaan, untuk bisa swadaya mungkin butuh bantuan dari seorang praktisi pembangunan masyarakat di luar atau di dalam organisasi.
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
8
MOTIVASI UNTUK BERPERANSERTA(Abraham Maslow, 1964 dikutip DepKes RI 1997)
Kebutuhan keamanan/keselamatan(Safety Needs)
Kebutuhan aktualisasi diri(Self actualization).
Kebutuhan prestasi(Esteem Needs
Kebutuhan yang bersifat biologi/fisiologis (Fisilogy Needs)
Kebutuhan sosial(Social Needs)
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan
MotivasilahKader Tomas
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
9DIFFUCION OF INNOVATION THEORYAgus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
10
AIETA: Awareness, Interest,Evaluation, Trial, Adoption
AIDDA : Attention, interest, Desire, Decisission, Action
KOMUNIKASI PERSUASIFIstilah Persuasi, bersumber dari bahasa Latin Persuasio Kata kerja Persuadere yang artinya: membujuk, mengajak, merayu atau mengilhamiDemi berhasilnya komunikasi persuasif maka perlu dilaksanakan secara sistematis, dengan Formula: AIDDA atau AIETA:
PerhatianMinatHasratKeputusanTindakan
Tahu/sadarMinatMenilaiMencobaAdopsi
Komunikasi
Harus mendorong
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
11
STRATEGI PENGEMBANGAN PERANSERTA MASYARAKAT
Melalui pendekatan community organization (CO) atau community development (CD) yang terencana dan terarah, terdapat 3 Pola sbb:
1. Pola rekayasa manusia dan rekayasa sosialTeori ini menggunakan dasar teori Rogers tentang innovation decision process, yaitu proses kejiwaan yang dialami individu sejak pertama kali memperoleh informasi tentang inovasi, sampai pada saat dia menerima atau menolak inovasi tersebut.
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
12
2. Pola Penggunaan NormaPola ini mendasarkan perubahan yang terencana melalui pengamalan dan perubahan norma yang dianut oleh masyarakat itu, mulai dari saat perencanaan hingga inplementasinya.Robert Chin dan Keneth D.Benne mengemukakan bahwa ada Tiga srategi dalam melakukan perubahan terencana, yaitu:
Strategi rasional empiric ini mempunyai asumsi dasar bahwa manusia akan menerima perubahan bila rasional dan menguntungkan dirinya (Mis: Teknologi)
a). Empirical rational strategies
b). Normative-reducative strategiesPola bertindak atau berperilaku masyarakat dipengaruhi oleh norma sosial budaya dan kesetiaan anggota masyarakat terhadap norma tersebut.Diperlukan change agent yang aktif mendekati masyarakat, dengan prinsip: Penekanan pada kebutuhan dan persepsi masyarakat, Perlu kerja sama antara change agent dengan masyarakat,
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
13
c). Power coercive strategiesAsumsi dasarnya adalah bahwa orang yang tidak mempunyai kekuasaan akan patuh/mengikuti mereka yang mempunyai kekuasaan (baik berupa kekuatan politik, ekonomi, moral, dll).
3. Pola FaktorialPeran serta masyarakat merupakan fungsi dari berbagai faktor, yang secara sistematis dapat digambarkan sebagai berukut:
M = f (x1+x2+x3+x4……xn)
Keterangan :x1 : Lingkungan ipoleksosbudx2 : Kepemimpinanx3 : Sumber daya localx4 : Kerjasama pemerintah dan masyarakatx5 : Penyuluhan kesehatan masyarakat
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
14
Evaluasi
Daur PKMD/ DESA SIAGA(Pola Baling-Baling Terbang)
AnalisisSituasi
RencanaKegiatan
PelaksanaanKegiatan
Evaluasi
AnalisisSituasi
RencanaKegiatan
Evaluasi
PelaksanaanKegiatan
AnalisisSituasi
RencanaKegiatan
TindakanKeperawatan
PengkajianAn Situasi
RencanaPerawatan
Evaluasi
RENPRAKOMUNITAS
DAURPKMD
Integrasi
SMD
LOKMIN 1
GERAKAN
LOKMIN 2
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
15
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
16
1. PengenalanKondisi Desa/
Kelurahan
2. IdentifikasiMasalah
Kesehatan & PHBS
3. MusyawarahDesa/Kelurahan
4. PerencanaanPartisipatif
5. PelaksanaanKegiatan
FASILITATOR&
KPM/KADERKESEHATAN
6. PembinaanKelistarian
SIKLUS PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN OLEH MASYARAKAT
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
17
TINGKATAN PERANSERTA MASYARAKATPeran serta karena terpaksaPeranserta karena adanya ancaman atau sanksi.
Peranserta karena adanya imbalan tertentu yang diberikan baik dalam bentuk imbalan materi atau kedudukan.
Peran serta atas dasar kesadaran tanpa adanya paksaan atau harapan dapat imbalan.Peranserta karena tuntutan akan hak dan tanggung jawab.
Peranserta karena identifikasi atau rasa ingin memiliki
Adanya manfaat yang nyataAdanya kesempatan
Memiliki ketrampilanRasa MemilikiFaktor tokoh masyarakat
Dilibatkan dari awal1. Pemikiran2. Tenaga dalam kegiatan3. Materi
BENTUK:MAU IKUT BERPERANSERTA:
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011
18
1) Memberitahukan hari dan jam buka Posyandu kepada para ibu pengguna Posyandu (ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur) sebelum hari buka Posyandu\
2) Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan Posyandu sebelum Posyandu dimulai seperti timbangan, buku catatan, KMS, alat peraga penyuluhan dll
3) Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil dan ibu usia subur yang hadir di Posyandu.
4) Melakukan penimbangan bayi dan balita.5) Mencatat hasil penimbangan kedalam KMS6) Melakukan penyuluhan perorangan kepada ibu-ibu di meja IV,
dengan isi penyuluhan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi ibu yang bersangkutan.
7) Melakukan penyuluhan kelompok kepada ibu-ibu sebelum meja I atau setelah meja V (kalau diperlukan).
8) Melakukan kunjungan rumah khususnya pada ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan balita serta pasangan usia subur, untuk menyuluh dan mengingatkan agar datang ke Posyandu.
Peranan Kader dalam penyelenggaraan Posyandu
Agus Subari, SKM, MKes, Bin PSM, S1 Kharisma Karawang 2011