bimbingan dr hendra gunawan

Upload: student-rei

Post on 21-Jul-2015

118 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BIMBINGAN Dr. Hendra Gunawan Sp.OG Tanggal 7 mei 2012 Definisi Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin di lahirkan melalui suatu insisi pada dinding abdomen dan diding uterus dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gr. Dewasa ini cara ini jauh lebih aman daripada dahulu berhubung dengan adanya antibiotik, transfusi darah, teknik operasi yang lebih sempurna, dan anestesi yang lebih baik. Indikasi Seksio Sesaria Indikasi seksio sesar dibagikan kepada indikasi menurut ibu dan indikasi menurut janin. 1. Indikasi Ibu a. Placenta previa totalis dan marginalis (Posterior) Dalam kepustakaan, kejadian perdarahan antepartum yang dilaporkan oleh peneliti dari negara berkembang berkisar antara 0,3%-4,3%. Sebab utama perdarahan antepartum umumnya adalah plasenta previa. b. Panggul sempit Holmen mengambil batas terendah untuk melahirkan janin ialah Conjugata Vera (CV) = 8 cm, dimana jika kurang dari ukuran ini ibu tidak dapat melahirkan janin normal, tapi harus diselesaikan denga SC. CV antara 8-10 cm boleh dicoba partus percobaan, baru setelah gagal dilakukan SC sekunder. c. Riwayat sc pada kehamilan sebelumnya d. Cefalopelvic disproportion (CPD) yang merupakan ketidak seimbangan antara ukuran kepala dengan panggul. e. Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi. f. Stenosis servix/vagina. g. Ruptur uteri imminens. h. Partus lama. i. Partus tak maju j. Pre-eklampsi dan Hipertensi. 1

2. Indikasi Janin a. Kelainan letak, presentasi, sikap dan posisi janin Presentasi bokong pada kehamilan cukup bulan hanya 3%-4% saja, tetapi di Amerika serikat pada tahun 1985 dilaporkan, 79% dari seluruh presentasi bokong dilahirkan dengan operasi sesar. b. Gawat janin. Gawat janin dinyatakan sebagai kontributor kenaikan angka operasi sesar sebesar 10%15% atau sama dengan 10% dari seluruh indikasi operasi sesar. c. Syok, Anemia berat. d. Kelainan kongenital.

Jenis-jenis Seksio Sesaria. Berikut ini merupakan jenis-jenis SC dengan indikasi dan keunggulan nya masing-masing: 1. Sectio sesarea klasik atau korporal (pembedahan cara sanger) : yaitu insisi memanjang pada segman atas uterus. Indikasi SC klasik adalah. Bila terjadi kerusakan dalam memisahkan kandung kencing untuk mencapai segmen bawah rahim, misalnya karena ada perlekatan-perlekatan akibat pembedahan seksio sesarea yang lalu, atau adanya tumor-tumor didaerah segmen bawah rahim. Janin besar dalam letak lintang, khususnya jika selaput ketuban sudah pecah dan bahu terjepit dalam jalan lahir. Plasenta previa dengan implantasi placenta disebelah anterior. Pada beberapa kasus bayi dengan berat badan lahir rendah dan segmen bawah uterus tidak mengalami penipisan. 2. Sectio Sesarea Transperitonealis profunda : yaitu insisi pada segmen bawah rahim merupakan teknik paling sering dilakukan, ada 2 macam yaitu melintang (secara Kerr) dan memanjang (secara Kernig). Keunggulan pembedahan ini adalah : 2

Perdarahan luka incisi tidak seberapa banyak. Bahaya peritonitis tidak sering terjadi. Parut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri, sehingga luka dapat sembuh. 3. Sectio sesarea ekstra peritonealis : rongga peritoneum tidak dibuka dulu dilakukan pada pasien dengan infeksi intra uterin yang berat, sekarang jarang dilakukan. 4. Caesarean section Hysterectomy : setelah seksio sesarea dikerjakan histerektomi dengan indikasi yaitu atonia uteri, placenta acreta, mioma uteri dan infeksi intra uterin yang berat.

Cesarean section. (A), Classic; (B), low vertical; (C), transverse incisions.

Persiapan operasi Sebelum sc di laksanakan, ada beberapa prosedur yang harus dijalankan,yaitu : Pertama, berikan informed consent kepada pasien mengenai indikasi operasi, prosedur operasi dan post operasi, risiko potensial dan komplikasi yang dapat timbul, kemungkinan adanya alternatif lain. Pasang infus dan mulai pemberian cairan intravena yang jumlahnya telah disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Pasang juga foley kateter untuk pengeluaran urin sebelum hingga sesudah operasi. Berikan obat premedikasi sebelum anestesi. Berikan antibiotik spektrum luas sebagai profilaksis sehingga infeksi dapat di cegah. Perlu juga di persiapkan transfusi darah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pendarahan.

3

Prosedur Operasi Teknik sectio sasaria klasik

1. Mula-mula, lakukan desinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi dipersempit dengan kain suci hama. 2. Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas simfisis sepanjang kira-kira 12cm sampai di bawah umbilikus lapis demi lapis sehinga kavum peritoneal terbuka.3. Dibuat insisi pada segmen SBR 1 cm di bawah irisan plika vesikouterina tadi secara

tajam dengan pisau bedah 2 cm, kemudian diperlebar secara tumpul dengan kedua jari telunjuk operator. Arah insisi pada SBR dapat melintang sesuai cara kerr atau membujur sesuai cara kronig. 4. Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan , janin dilahirkan dengan meluksir kepalanya. Badan janin di lahirkan dengan mengait kedua ketiaknya. Tali pusat di jepit dan dipotong, plasenta dilahirkan secara manual. Kedalam otot intrramural di suntikan 10 U oksitosin.

4

5. Luka dinding rahim di jahit :

Lapisan I : endometrium bersama miometrium dijahit secara jelujur Lapisan II : hanya miometrium saja di jahit secara jelujur Lapisan III : plika vesikouterina dijahit secara jelujur

Prosedur operasi SC dengan Tehnik sectio saecaria transperitoneal profunda 1. Dilakukan disinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi dipersempit dengan kain steril 2. Pada dinding perut di buat insisi mediana mulai dari atas simfisis sampai di bawah umbilikus lapis demi lapis sehingga kavum peritonei terbuka. 3. Dalam rongga perut di sekitar rahim di kelilingi dengan kasa laparatomi 4. Dibuat bladder flap yaitu dengan menggunting peritoneum kandung kencing (pliak vesikouterina ini disishkan secxara tumpul ke arah samping dan bawah dan kandung kencing yang telah disishkan ke arah bawah dan samping dilindungi dngan spekulum kandung kencing.5. Dalam rongga perut disekitar rahim dilingkari dengan kasa laparatomi.

6. Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen atas rahim kemudian dipelebar secara sgital dengan gunting. 7. Setelah kavum uteri terbuka , selaput ketuban dipecahkan,janin dilahirkan dengan meluksir kepala danmendorong fundus uteri . Setelah janin lahir seluruhnya, talipusat dijepit dan dipotong di antara kedua penjepit.8. Plasenta dilahirkan secara manual , di suntikan 10 U oksitosin kedalam rahim secara

intramural.9. Luka insisi dijahit kembali:

Lapisan I : endometrium dan miometrium dijahit secara jelulur dengan benang catgut kromik 5

Lapisan II : hanya miometrium saja yang di jahit secara simpul dengan catgut kromik Lapisan III : perimetrium saja di jahit secara simpul dengan catgut biasa 10. Setelah dinding rahim selesai dijahit , kedua adneksa di eksplorasi. 11. Rongga perut di bersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnya luka dinding perut di jahit

6