analisis pengaruh manajemen pengetahuan … · terhadap organisasi pembelajar pada institut...

111
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: vuthuan

Post on 09-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN

TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR

PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh

HENDRA ETRI GUNAWAN

H24063083

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

RINGKASAN

Hendra Etri Gunawan. H24063083. Analisis PengaruhManajemen Pengetahuan terhadap Organisasi Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor (IPB). Dibawah Bimbingan Erlin Trisyulianti.

Globalisasi memaksa perguruan tinggi di dunia untuk dapat bersiang

secara global guna menuju World Class University, tidak terkecuali dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). IPB harus melakukan inovasi-inovasi guna dapat beradapatasi dengan perubahan lingkungan yang ada. Inovasi yang dihasilkan oleh IPB pada dasarnya tidak cukup dijelaskan hanya dalam terminologi pemrosesan informasi serta penyelesaian masalah. Inovasi akan mampu dipahami sebagai sebuah proses dimana organisasi menciptakan dan menentukan masalah dan kemudian secara aktif mengembangkan pengetahuan baru untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Pengetahuan inilah yang menjadi intangible asset bagi kemajuan IPB. Dengan demikian diperlukan suatu sistem atau tata kelola yang dapat menciptaan nilai dari aset pengetahuan atau yang biasa disebut juga dengan Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management). Pengetahuan, pengalaman dan kreativitas pegawai IPB akan terbentuk apabila mereka diberi kesempatan untuk melakukan pembelajaran dalam konteks individu maupun organisasi (Learning Organization).

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi indikator Manajemen Pengetahuan pada Institut Pertanian Bogor (IPB), (2) mengidentifikasi indikator Organisasi Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor (IPB), (3) mengetahui hubungan antara Manajemen Pengetahuan dan Organisasi Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor (IPB), (4) menganalisis pengaruh Manajemen Pengetahuan terhadap Organisasi Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor (IPB).

Berdasarkan Uji korelasi Rank Spearman menunjukan bahwa terdapat hubungan kuat dan positif antara Manajemen Pengetahuan dan Organisasi Pembelajar dengan nilai korelasi sebesar 54,5 persen. Uji regresi linear menunjukan bahwa bahwa sebesar 38 persen variabel Manajemen Pengetahuan dapat menjelaskan variabel Organisasi Pembelajar dan sisanya sebesar 62 persen ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, uji regresi linear menunjukan bahwa Manajemen Pengetahuan memiliki pengaruh signifikan pada Organisasi Pembelajar di IPB dengan tingkat pengaruh 44,6 persen. Dengan demikian, uji hipotesis dalam penelitian ini yang berbunyi H0: Manajemen Pengetahuan tidak memiliki pengaruh terhadap Organisasi Pembelajar, ditolak. Sedangkan H1: Manajemen Pengetahuan memiliki pengaruh terhadap Organisasi Pembelajar, diterima.

Page 3: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN

TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR

PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HENDRA ETRI GUNAWAN

H24063083

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 4: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Manajemen Pengetahuan terhadap Organisasi

Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor

Nama : Hendra Etri Gunawan

NIM : H24063083

Menyetujui, Oktober 2011

Dosen Pembimbing

Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si. NIP 19730712 199702 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. NIP 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus:

Page 5: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

iii  

RIWAYAT HIDUP

Hendra Etri Gunawan lahir di Bogor, 18 April 1988. Hendra Etri Gunawan

menjalani pendidikan formal di SDN Grogol 03 lulus tahun 2000, SLTPN 2

Depok lulus tahun 2003, dan SMAN 1 Depok lulus tahun 2006. Hendra Etri

Gunawan diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2006 melalui jalur

USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama masa perkuliahan, Hendra Etri Gunawan aktif diberbagai kegiatan

kampus. Hendra Etri Gunawan adalah Ketua Komisi A DPM TPB 43, Ketua

Panitia Open House IPB 2007, Ketua BEM FEM IPB 2008/2009, Menteri

Kebijakan Daerah BEM KM IPB 2010 dan Kordinator Aliansi BEM se-Bogor

2010. Terakhir, Hendra Etri Gunawan bersama kawan-kawan PPSDMS Nurul

Fikri Regional V Bogor membangun Rumah Peradaban Leadership Community.

Sekarang Hendra Etri Gunawan Aktif sebagai Direktur Eksekutif Institute for

Regional Investment and Development Studies (IRIDS) 2010-2015.

Hendra Etri Gunawan merupakan penerima beasiswa prestasi PPSDMS

Nurul Fikri Angkatan IV. Aktif mengikuti kegiatan pelatihan dan seminar tingkat

Regional dan Nasional, diantaranya: Pendidikan Kepemimpinan Nasional

PPSDMS Nurul Fikri 2010, Dialog Pemuda Tingkat Nasional 2009, Pelatihan

Pimpinan Organisasi Mahasiswa Se-Indonesia 2009 dan National Youth

Leadership Course 2010.

Terakhir, Hendra Etri Gunawan tergabung di Forum Indonesia Muda.

Bersama pemuda-pemudi dari seluruh penjuru nusantara membangun visi

Indonesia yang lebih baik. Terakhir Hendra Etri Gunawan memperoleh Juara 2

Lomba Sayembara Essay Pendidikan Nasional IDEA IPB 2011.

Page 6: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

iv  

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena berkat rahmat,

karunia, hidayah, dan inayah Nya skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh

Manajemen Pengetahuan terhadap Organisasi Pembelajar pada Institut

Pertanian Bogor (IPB) dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk

melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk objek penelitian

yaitu almamater tercinta Institut Pertanian Bogor, guna menjadi perguruan tinggi

pertanian berkelas dunia.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan dari

berbagai pihak agar menjadi suatu pembelajaran bersama ke depannya. Penulis

juga memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bogor, Oktober 2011

Penulis

Page 7: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

v  

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

yang selalu tercurah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan, motivasi, doa, dan kerjasama dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tua, Ayahanda Samu Basuki dan Ibunda Sukaesih, yang selalu

memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

program sarjana ini. Engkong penulis yang selalu memberikan harapan,

semangat dan mengingatkan penulis untuk segera wisuda.

2. Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan waktunya untuk bimbingan, memberikan saran, motivasi, dan

arahan kepada penulis.

3. Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Ir. Abdul Basith, MS selaku dosen

penguji yang telah memberikan waktunya untuk menguji dan memberikan

penilaian atas hasil penelitian ini.

4. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM

IPB. Seluruh pegawai atau staf pendidik dan kependidikan Departemen

Manajemen, FEM IPB.

5. Ibu Hirra Nurlaeni selaku Kepala Seksi Pengembangan SDM IPB yang telah

membantu memberikan data-data yang diperlukan. Terima kasih pula kepada

para pegawai IPB yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

6. Sahabat Syifa Fauziah, Toniman, Windarti, dan Upin Ipin yang telah banyak

membantu penulis dalam menyediakan bahan bacaan, memberi dukungan,

semangat dan doanya. Teman-teman Manajemen angkatan 43 yang telah

memberikan banyak pelajaran dan kebersamaan selama kuliah.

Page 8: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

vi  

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................... v

DAFTRA ISI ............................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... x

I. PENDAHULUAN ................................................................ 1 1.1. Latar Belakang Masalah ................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ........................................................ 2 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 3 1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian .............................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 5 2.1. Manajemen Pengetahuan ................................................ 5 2.1.1 Pengetahuan dan Penciptaan Pengetahuan .......... 7 2.1.2 Konversi Pengetahuan ......................................... 10 2.1.3 Spiral Pengetahuan ............................................... 13 2.1.4 Ba Ruang Pertukaran Informasi ........................... 16 2.2. Organisasi Pembelajar .................................................... 17 2.3. Penelitian Terdahulu ....................................................... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 24 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual .................................... 24 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ................................... 26 3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 28 3.4. Jenis dan Sumber Data ................................................... 28 3.5. Metode Pengambilan Sampel ......................................... 28 3.6. Metode Pengumpulan Data ............................................ 30 3.7. Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 31 3.7.1 Uji Validitas ......................................................... 31 3.7.2 Uji Reliabilitas ..................................................... 31 3.7.3 Analisis Data ........................................................ 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 35 4.1. Gambaran Umum Perguruan Tinggi ............................... 35 4.2. Karakteristik Responden ................................................. 37 4.2.1 Karakteristik Jenis Kelamin .................................. 37 4.2.2 Karakteristik Pendidikan ....................................... 38

Page 9: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

vii  

4.2.3 Karakteristik Usia ................................................ 39 4.2.4 Karakteristik Masa Kerja ..................................... 40 4.2.5 Karakteristik Golongan Pegawai ......................... 41 4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................... 42 4.3.1 Uji Validitas ........................................................ 42 4.3.2 Uji Reliabilitas .................................................... 42 4.4. Indikator Manajemen Pengetahuan ............................... 43 4.4.1 Konversi Pengetahuan ........................................ 43 4.4.2 Spiral Pengetahuan .............................................. 48 4.4.3 Ba Ruang Pertukaran Informasi ........................... 50 4.5. Indikator Organisasi Pembelajar ................................... 51 4.5.1 Disiplin Penguasaan Pribadi ............................... 52 4.5.2 Disiplin Model Mental ........................................ 53 4.5.3 Disiplin Visi Bersama ......................................... 54 4.5.4 Disiplin Berpikir Tim .......................................... 56 4.5.5 Disiplin Berpikir Berpikir Sistem ....................... 57 4.6. Manajemen Pengetahuan di IPB ................................... 59

4.7. Hubungan Manajemen Pengetahuan dengan Organisasi Pembelajar ................................................. 62

4.8. Analisis Pengaruh Manajemen Pengetahuan terhadap Organisasi Pembelajar ................................................. 63 4.9. Implikasi Manajerial ..................................................... 67

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 69 Kesimpulan ........................................................................... 69 Saran ................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 71 LAMPIRAN ................................................................................. 73  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

viii  

DAFTAR TABEL

No. Halaman 1. Rincian Jumlah Sampel ............................................................ …… 29 2. Rentang Skala Sebaran Jawaban Kuesioner ...................................... 30 3. Sebaran Jawaban Responden terhadap Konversi Pengetahuan

(sosialisasi) ....................................................................................... 44 4. Sebaran Jawaban Responden terhadap Konversi Pengetahuan

(eksternalisasi) .................................................................................. 45 5. Sebaran Jawaban Responden terhadap Konversi Pengetahuan

(kombinasi) ........................................................................................ 46 6. Sebaran Jawaban Responden terhadap Konversi Pengetahuan

(internalisasi) ..................................................................................... 47 7. Sebaran Jawaban Responden terhadap Spiral Pengetahuan ............. 49 8. Sebaran Jawaban Responden terhadap Ba Ruang

Pertukaran Informasi ........................................................................ 51 9. Sebaran Jawaban Responden terhadap Disiplin

Penguasaan Pribadi ........................................................................... 53 10. Sebaran Jawaban Kuesioner terhadap Disiplin Model Mental ......... 54 11. Sebaran Jawaban Kuesioner terhadap Disiplin Visi Bersama .......... 55 12. Sebaran Jawaban Kuesioner terhadap Disiplin Berpikir Tim .......... 57 13. Sebaran Jawaban Kuesioner terhadap Disiplin Berpikir Sistem ...... 58 14. Uji Korelasi Rank Spearman ............................................................ 63 15. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................................. 65 16. Model Summary ................................................................................. 65 17. ANOVAb ........................................................................................... 66 18. Coeffecient ........................................................................................ 66

Page 11: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

ix  

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 1. Komponen Utama Perusahaan Berbasis Pengetahuan....................... 9 2. Model Konversi Pengetahuan ............................................................ 13 3. Spiral Penciptaan Pengetahuan .......................................................... 15 4. Ba Ruang Pertukaran Informasi ......................................................... 17 5. Model Sistem Organisasi Pembelajar ................................................ 18 6. Kerangka Pemikiran Konseptual ....................................................... 25 7. Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................... 27 8. Karakteristik Jenis Kelamin ............................................................... 38 9. Karakteristik Pendidikan.................................................................... 38 10. Karakteristik Usia .............................................................................. 39 11. Karakteristik Masa Kerja ................................................................... 40 12. Karakteristik Golongan Kepegawaian ............................................... 41

Page 12: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

x  

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. Kuesioner Penelitian .......................................................................... 77 2. Hasil Uji Validitas Kuesioner ............................................................ 84 3. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ........................................................ 96 4. Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 113 5. Hasil Perhitungan Uji Regresi ........................................................... 114

Page 13: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan menuntut upaya

sistematis perguruan tinggi untuk mengantisipasinya. Area pasar bebas di

ASEAN dan Cina yang ditandai dengan CAFTA (China-Asean Free Trade

Area) mengharuskan semua sektor untuk bersiap-siap memasuki persaingan

global, termasuk sektor pendidikan. Hal ini ditandai dengan adanya

gelombang pergerakan perguruan tinggi-perguruan tinggi di Negara

berkembang seperti Thailand, Malaysia dan Taiwan yang mengarah kepada

World Class University. Begitu pula dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).

IPB sebagai lembaga pendidikan ternama di Indonesia terus berupaya

melakukan pengembangan-pengembangan dalam meningkatkan

kapabilitasnya menuju World Class University. Keinginan IPB untuk menjadi

World Class University tercantum jelas pada Visi dan Misi IPB. Hal ini

sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Pemerintah Republik

Indonesia 2005-2025. Pada tahun 2014, Pemerintah Republik Indonesia

melalui Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menargetkan ada

11 Perguruan Tinggi di Indonesia yang bisa menempati posisi 500 besar

World Class University berdasarkan ranking THES (Times Higher

Education’s).  

Pengembang IPB menuju World Class University harus sejalan dengan

kemampuan IPB dalam beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan. IPB harus

dapat beradaptasi dengan cepat terhadap setiap keadaan yang kemungkinan

dapat berubah. Perubahan yang merupakan refleksi dari akselerasi perubahan

yang dimungkinkan oleh adanya teknologi komunikasi dan informasi, harus

dihadapi IPB dengan inovasi-inovasi yang diciptakan. IPB harus dapat

melakukan inovasi-inovasi dalam memenuhi kebutuhan pasar global.

Inovasi yang dihasilkan oleh IPB pada dasarnya tidak cukup dijelaskan

hanya dalam terminologi pemrosesan informasi serta penyelesaian masalah.

Inovasi akan mampu dipahami sebagai sebuah proses dimana organisasi

menciptakan dan menentukan masalah dan kemudian secara aktif

Page 14: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

2

mengembangkan pengetahuan baru untuk menyelesaikan permasalahan yang

ada. Pengetahuan inilah yang menjadi intangible asset bagi kemajuan IPB

kedepan.

Pengetahuan sangat berperan dalam persaingan yang dialami IPB.

Semakin tinggi tingkat pengetahuan pegawai IPB, maka semakin mudah

untuk mengikuti perubahan sesuai dengan tugasnya. Dengan demikian

diperlukan suatu sistem atau tata kelola yang dapat menciptaan nilai dari aset

pengetahuan atau yang biasa disebut juga dengan Manajemen Pengetahuan

(Knowledge Management). Pengetahuan, pengalaman dan kreativitas

pegawai IPB akan terbentuk apabila mereka diberi kesempatan untuk

melakukan pembelajaran dalam konteks individu maupun organisasi

(Learning Organization).

Oleh karena itu, guna mencapai visi, misi dan tujuan IPB menuju World

Class University (WCU), IPB diharapkan dapat mengelola pengetahuan

(Knowledge Management) pegawainya dan menjadikan pengetahuan itu

menjadi sebuah kekuatan daya saing. Pada sisi lain, mengelola pengetahuan

melalui Manajemen Pengetahuan tidak akan berjalan optimal tanpa adanya

lingkungan pembelajar (Learning Organization). Berdasarkan uraian di atas

peneliti bermaksud untuk meneliti lebih jauh tentang pengaruh Manajemen

Pengetahuan terhadap Organisasi Pembelajar (Learning Organization) pada

Institut Pertanian Bogor (IPB).

1.2. Perumusan Masalah

Inovasi merupakan sebuah proses dimana organisasi menciptakan dan

menentukan masalah dan kemudian secara aktif mengembangkan

pengetahuan baru untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Pengetahuan

inilah yang merupakan intangible asset bagi kemajuan Institut Pertanian

Bogor (IPB) ke depan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan pegawai IPB,

maka semakin mudah untuk mengikuti perubahan sesuai dengan tugasnya.

Oleh karena itu, untuk mencapai visi, misi dan tujuan IPB menuju World

Class University (WCU), diperlukan suatu sistem atau tata kelola yang dapat

menciptaan nilai dari aset pengetahuan atau yang biasa disebut juga dengan

Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management). IPB diharapkan dapat

Page 15: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

3

mengelola pengetahuan (Knowledge Management) pegawainya dan

menjadikan pengetahuan itu menjadi sebuah kekuatan daya saing. Pada sisi

lain, pengetahuan, pengalaman dan kreativitas pegawai IPB akan terbentuk

apabila mereka diberi kesempatan untuk melakukan pembelajaran dalam

konteks individu maupun organisasi (Learning Organization), sehingga

Manajemen Pengetahuan akan berjalan optimal.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka

permasalahan pada penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana indikator Organisasi Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor

(IPB)?

2. Bagaimana indikator Manajemen Pengetahuan pada Institut Pertanian

Bogor (IPB)?

3. Apakah Manajemen Pengetahuan berhubungan dengan Organisasi

Pembelajar?

4. Bagaimana pengaruh Manajemen Pengetahuan terhadap Organisasi

Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor (IPB)?

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi indikator Manajemen Pengetahuan pada Institut

Pertanian Bogor (IPB)

2. Mengidentifikasi indikator Organisasi Pembelajar pada Institut Pertanian

Bogor (IPB).

3. Mengetahui hubungan Manajemen Pengetahuan dengan Organisasi

Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor (IPB)

4. Menganalisis pengaruh Manajemen Pengetahuan terhadap Organisasi

Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor (IPB).

Page 16: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

4

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitan ini adalah:

1. Memberikan informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam

merencanakan dan menyusun kebijakan yang berkaitan dengan

pengelolaan pengetahuan dan Organisasi Pembelajar kepada pihak

Institut Pertanian Bogor (IPB).

2. Memberikan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan bahan rujukan

untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan.

3. Sebagai bahan pembelajaran, meningkatkan pengetahuan dan penerapan

ilmu-ilmu manajerial.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis memfokuskan penelitian ini pada analisis pengaruh Manajemen

Pengetahuan terhadap Organisasi Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor.

Variabel pada penetian ini adalah Manajemen Pengetahuan dan Organisasi

Pembelajar. Indikator penelitian untuk variabel Manajemen Pengetahuan

adalah konversi pengetahuan, spiral pengetahuan dan Ba. Sedangkan

indikator penelitian untuk Organisasi Pembelajar adalah disiplin penguasaan

disiplin pribadi, disiplin model mental, disiplin visi bersama, disiplin berpikir

tim dan disiplin berpikir sistem. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner kepada pegawai kependidikan berstatus PNS Institut Pertanian

Bogor (IPB). Jumlah sampel yang diambil sebanyak 96 orang dari total

pegawai berstatus PNS yang berjumlah 1673 orang. Penelitian keseluruhan

didukung melalui wawancara dengan Kepala Seksi Pengembangan SDM dan

Pegawai lain, serta studi literatur lain yang relevan.

Page 17: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Pengetahuan

Manajemen Pengetahuan merupakan sistem yang memungkinkan

perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya

untuk perbaikan kinerja perusahaan serta merupakan suatu proses yang

menyediakan cara sehingga perusahaan dapat mengenali di mana aset

intelektual kunci berada, menangkap ukuran aset intelektual yang relevan

untuk dikembangkan (Davidson dan Voss, 2002 dalam Sangkala, 2007).

Fraopolo (2003) mendifinisikan Manajemen Pengetahuan sebagai

pengungkitan (leveraging) kebijakan kolektif untuk meningkatkan

responsifitas dan inovasi. Lebih lanjut Fraopolo menyatakan bahwa definisi

tersebut secara tidak langsung harus memenuhi tiga kriteria sebelum

informasi bisa dianggap sebagai pengetahuan, yaitu: Pertama, pengetahuan

mempunyai hubungan yang merupakan suatu kumpulan (kebijakan kolektif)

dari pengalaman dan perspektif berganda. Kedua, Manajemen Pengetahuan

merupakan katalisator yang selalu relevan dengan kondisi lingkungan dan

merangsang tindakan dalam merespon kondisi tersebut. Ketiga, pengetahuan

dapat dipakai dalam lingkungan yang tidak bersesuaian. Manajemen

Pengetahuan terdiri atas respon-respon inovatif untuk menghadapi peluang

dan tantangan baru.

Sveiby (1998) dalam Sangkala (2007) mengungkapkan Manajemen

Pengetahuan adalah seni penciptaan nilai dari aset pengetahuan. Selanjutnya

Sveiby (Tjakraatmadja dan Lantu, 2006) menambahkan bahwa Manajemen

Pengetahuan mewakili sebuah logika progresif yang maknanya melebihi dari

sekedar manajemen informasi. Artinya, efektivitas Manajemen Pengetahuan

sebenarnya dipengaruhi oleh kualitas lingkungan kerja yang kondusif untuk

terjadinya proses berbagi pengetahuan dan pemaknaan sebuah informasi yang

dihasilkan oleh manajemen informasi. Sedangkan teknologi informasi

berperan untuk mempermudah proses belajar sehingga dapat mengakselerasi

pertumbuhan pengetahuan organisasi. Pertumbuhan teknologi informasi akan

Page 18: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

6

semakin meningkatkan efektivitas Manajemen Pengetahuan pada sebuah

organisasi.

Pendapat senada dinyatakan oleh (Santosus dan Surmacz, 2001 dalam

Sangkala, 2007) yang tegas membantah dengan mengatakan bahwa

Manajemen Pengetahuan tidak identik dengan penggunaan teknologi

informasi. Manajemen Pengetahuan memang sering kali aktivitasnya

difasilitasi oleh teknologi informasi, tetapi teknologi itu sendiri bukanlah

Manajemen Pengetahuan. Teknologi bukanlah titik awal dari Manajemen

Pengetahuan. Keputusan melakukan Manajemen Pengetahuan didasarkan

atas siapa (orang), apa (pengetahuan), dan mengapa (tujuan organisasi).

Sementara itu, bagaimana menyimpannya (teknologi) adalah aktivitas

terakhir.

Menurut Setiarso et al. (2009) Manajemen Pengetahuan adalah proses

mengubah tacit knowledge menjadi explicit knowledge. Lanjut Setiarso et al.

dalam bukunya bahwa Manajemen Pengetahuan yang sukses sebaiknya

ditinjau dari ketiga komponen yang kritis, yaitu:

1. Alur pengetahuan yang benar dan sumber yang dilimpahkan ke organisasi

atau institusi.

2. Teknologi tepat yang disimpan dan dapat mengkomunikasikan

pengetahuan tersebut.

3. Budaya tempat kerja yang benar, sehingga karyawan termotivasi untuk

memanfaatkan pengetahuan.

Tannebaum (1998) dalam Sangkala (2007) menawarkan definisi yang

dapat dijadikan suatu konsensus, yaitu terdiri atas: Pertama, menajemen

pengetahuan mencakup pengumpulan, penyusunan, penyimpanan, dan

pengaksesan informasi untuk membangun pengetahuan. Pemanfaatan dengan

tepat teknologi informasi seperti computer yang dapat mendukung

Manajemen Pengetahuan, namun teknologi informasi tersebut bukanlah

Manajemen Pengetahuan. Kedua, Manajemen Pengetahuan mencakup

berbagi pengetahuan (sharing knowledge). Tanpa berbagi pengetahuan,

upaya Manajemen Pengetahuan akan gagal. Budaya perusahaan, dinamika

dan praktik –seperti sistem penggajian- dapat mempengaruhi berbagi

Page 19: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

7

pengetahuan. Kultur dan aspek sosial dari Manajemen Pengetahuan

merupakan tantangan yang signifikan. Ketiga, Manajemen Pengetahuan

terkait dengan pengetahuan orang. Pada suatu saat, organisasi membutuhkan

orang-orang yang kompeten untuk memahami dan memanfaatkan informasi

dengan efektif. Organisasi juga terkait dengan individu untuk melakukan

inovasi dan member petunjuk kepada organisasi. Organisasi juga terkait

dengan persoalan keahlian yang menyediakan input untuk menerapkan

Manajemen Pengetahuan. Oleh karena itu, organisasi harus

mempertimbangkan bagaimana menarik, mengembangkan dan

mempertahankan pengetahuan anggota sebagai bagian domain dari

Manajemen Pengetahuan. Keempat, Manajemen Pengetahuan terkait dengan

peningkatan efektivitas organisasi. Kita berkonsentrasi dengan Manajemen

Pengetahuan karena dipercaya bahwa Manajemen Pengetahuan daapat

memberikan kontribusi kepada vitalitas dan kesuksesan perusahaan. Upaya

untuk mengukur modal intelektual dan untuk menilai efektivitas Manajemen

Pengetahuan harus dapat membantu kita memahami secara luas pengelolaan

pengetahuan yang telah dilakukan.

Berdasarkan uraian dari definisi-definisi yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pengetahuan

merupakan suatu proses dan seni dalam mengelola perusahaan dengan

melaksanakan penciptaan, pengumpulan, penyimpanan, dan pentransferan

pengetahuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif sehingga

memberikan hasil dalam mencapai visi dan misi perusahaan.

2.1.1 Pengetahuan dan Penciptaan Pengetahuan

Posisi pengetahuan sedemikian sentralnya sehingga esensi

perusahaan adalah organisasi pengetahuan (Brown dan Duguid, 2002

dalam Sangkala, 2007). Menurut Nonaka dan Konno (1998),

pengetahuan terdiri atas dua jenis, yaitu explicit knowledge dan tacit

knowledge. Explicit knowledge adalah jenis pengetahuan yang dapat

yang dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata dan angka, serta

dapat disampaikan dalam bentuk data, formulasi ilmiah, spesifikasi,

manual, dan sebagainya. Pengetahuan jenis ini dapat segera diteruskan

Page 20: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

8

dari satu individu ke individu lainnya secara formal dan sistematis.

Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang bersifat sangat personal dan

sulit untuk dirumuskan, dikomunikasikan atau disampaikan kepada

orang lain. Pemahaman subjektif, intuisi dan firasat termasuk ke dalam

jenis pengetahuan ini. Terdapat dua jenis dimensi dalam tacit

knowledge yaitu dimensi teknik dan dimensi kognitif. Dimensi teknik

meliputi jenis-jenis keahlian atau keterampilan informal personal yang

biasa disebut dengan know-how. Dimensi kognitif meliputi

kepercayaan, ideal dan model mental yang sangat melekat dalam diri

kita dan yang sering kita anggap benar. Meskipun sulit untuk

diungkapkan dalam bentuk kata-kata, dimensi kognitif dari tacit

knowledge membentuk cara kita memandang dunia.

Nonaka dan Taekuchi (1995) dalam Sangkala (2007)

menjelaskan perbedaan antara tacit knowledge dengan explicit

knowledge dapat dipahami dalam beberapa hal, antara lain:

pengetahuan yang bersifat subjektif (tacit) cenderung bersifat implisit,

fisikal dan subjektif, sementara pengetahuan yang bersifat objektif

(explicit) cenderung explicit, meta fisikal, dan objektif. Tacit

knowledge diciptakan ”di sini (here) dan sekarang (now)” di dalam

suatu konteks spesifik dan praktis. Sedangkan explicit knowledge

mengenai peristiwa atau objek ”di sana (there) dan kemudian (then)”

serta lebih berorientasi pada peristiwa yang bebas dari konteks.

Nonaka dan Takeuchi (1995) dalam Nonaka dan Toyama (2007)

mendifinisikan pengetahuan sebagai sebuah proses dinamik mengenai

pembenaran terhadap keyakinan seseorang melalui pengungkapan

suatu “kebenaran”. Keberadaan pengetahuan tidak bisa terlepas dari

subjektifitas manusia dan konteks di sekitar manusia. Penilaian

seseorang terhadap suatu “kebenaran” berbeda-beda, tergantung dari

siapa orang itu (nilai) dan dari sudut pandang mana seseorang itu

melihat (konteks).

Pada tradisi lama Western epistemology, pengetahuan

didefinisikan sebagai justified true belief. Definisi ini memberikan

Page 21: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

9

kesan bahwa pengetahuan merupakan sesuatu yang bersifat objektif,

absolut dan bebas konteks (explicit knowledge). Jenis pengetahuan

yang bersifat explicit ini mendominasi pemahaman sebagian besar para

ahli di Negara-Negara Barat.

Menurut Nonaka dan Toyama (2005), model dari sebuah

penciptaan pengetahuan dalam sebuah perusahaan dimana

pengetahuan diciptakan melalui interaksi dinamis dengan lingkungan.

Model ini terdiri atas tujuh komponen utama yaitu: percakapan

(dialogue) dan praktek dari proses SECI; visi pengetahuan dan

menggerakkan tujuan, yang memberikan arahan dan energi terhadap

proses SECI; Ba, yaitu tempat berlangsungnya proses SECI; aset

pengetahuan, yang merupakan input sekaligus output dari proses

SECI; dan lingkungan sebagai sebuah ekosistem pengetahuan dan

multi-layered ba (Gambar 1).

Gambar 1. Komponen utama perusahaan berbasis pengetahuan (Nonaka dan Toyama, 2005)

Visi pengetahuan (knowledge vision) memberikan arahan kepada

penciptaan pengetahuan serta arahan kepada perusahaan untuk

Visi (apa?)

Percakapan

(mengapa?) Menggerak-

kan Tujuan

Praktek

(bagaimana?)

Tacit Knowledge Subjektifitas)

Explicit Knowledge

Ba

(shared

context)

Aset pengetahuan

Lingkungan

Page 22: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

10

berkenan terhadap penciptaan pengetahuan yang berada di luar

kemampuan perusahaan sehingga menentukan bagaimana perusahaan

tersebut mampu terus berkembang dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu, visi pengetahuan juga mengilhami para anggota organisasi

untuk tertarik dengan ha-hal yang berhubungan dengan intelektualitas

sehingga mendorong mereka untuk menciptakan pengetahuan. Agar

pengetahuan dapat diciptakan dan diakui sebagai visi pengetahuan

perusahaan, perusahaan perlu sebuah konsep dan tujuan yang kongkrit,

atau suatu standar tindakan untuk menghubungkan visi dengan proses

penciptaan pengetahuan berupa percakapan (dialogue) dan praktik.

Konsep atau tujuan atau standar tindakan ini disebut dengan

mendorong pegetahuan (Knowledge driven) karena hal tersebut

mendorong terciptanya proses penciptaan pengetahuan.

Ba merupakan dasar dari kegiatan penciptaan pengetahuan,

tempat berlangsungnya percakapan dan praktik dialektikal untuk

menciptakan visi dan mendorong pencapaian tujuan organisasi. Aset

pengetahuan tercipta dari proses penciptaan pengetahuan melalui

percakapan dan praktik yang dilakukan di dalam Ba.

Penjelasan terakhir mengenai komponen utama perusahaan

berbasis pengetahuan adalah lingkungan. Lingkungan merupakan

ekosistem pegetahuan yang terdiri atas multi-layered Ba dimana

keberadaannya melewati batasan organisasional dan terus menerus

mengalami perkembangan.

2.1.2 Konversi Pengetahuan

Nonaka dan Toyama (2005) berpendapat bahwa pengetahuan

diciptakan melalui penyatuan antara pemikiran dan tindakan dari

individu yang saling berinteraksi dan melebihi batas-batasan yang

bersifat organisasi. Pada proses penciptaan pengetahuan organisasi,

individu saling berinteraksi untuk melewati batasan-batasan diri

mereka sendiri, dan pada akhirnya dapat mengubah diri mereka, orang

lain, organisasi dan lingkungan. Proses penciptaan pengetahuan tidak

dapat dianggap semata-mata sebagai sebuah model penyebab normatif

Page 23: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

11

karena nilai dan idealisme manusia bersifat subjektif dan konsep dari

kebenaran tergantung pada nilai, idealisme dan konteks masing-masing

individu. Penciptaan pengetahuan dapat ditinjau sebagai sebuah proses

untuk menyadari visi masa depan atau keyakinan seseorang melalui

praktik berupa saling interaksi dengan orang lain dan lingkungan

Menurut Nonaka dan Konno (1998), pengetahuan diciptakan

secara sosial dengan cara menyatukan perbedaan pandangan banyak

orang. Melalui proses konversi pengetahuan [Proses Sosialisasi,

Eksternalisasi, Kombinasi dan Internalisasi (proses SECI)],

pengetahuan subjektif seseorang menjadi berlaku secara sosial dan

menyatu dengan pengetahuan orang lain sehingga pengetahuan terus

mengalami perkembangan (Gambar 2). Model ini memungkinkan

lahirnya empat postulat model konversi pengetahuan, yaitu:

Pertama, sosialisasi atau konversi pengetahuan dari tacit

knowledge ke tacit knowledge. Pengubahan pengetahuan dari tacit

knowledge ke tacit knowledge memungkinkan pengetahuan tacit

diubah melalui interaksi antar individu. Seseorang bisa memperoleh

tacit knowledge tanpa harus dengan bahasa. Bentuk pemagangan yang

dilakukan oleh seseorang karyawan yang dibantu oleh penasihatnya

dan belajar dari seorang ahli tidak perlu melalui penggunaan bahasa,

tetapi dengan melakukan observasi, peniruan dan latihan. Kunci utama

mendapatkan tacit knowledge adalah dengan transfer pengalaman.

Orang yang memiliki tacit knowledge akan sulit mentransfer tacit

knowledge yang dimilikinya tanpa melalui berbagi pengalaman. Hal

ini sangat terkait dengan adanya unsur-unsur emosional dan konteks

maupun nuansa.

Kedua, eksternalisasi atau konversi pengetahuan dari tacit

knowledge ke explicit knowledge. Pada konversi pengetahuan ini,

pengetahuan yang bersifat tacit dieksplisitkan menjadi berupa

dokumen. Dokumen ini dapat berupa laporan, grafik, dan bentuk lain,

sehingga menjadi pengetahuan yang mudah ditansfer. Pada

prakteknya, eksternalisasi didukung oleh dua faktor kunci. Pertama,

Page 24: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

12

artikulasi pengetahuan tacit yaitu konversi tacit ke pengetahuan

explicit melibatkan teknik yang membantu untuk mengekspresikan

ide-ide seseorang menjadi kata-kata, konsep atau bahasa kiasan

(seperti metafora, analogi, atau narasi), dan visual. Dialog antar

anggota organisasi sangat mendukung eksternalisasi. Kedua,

melibatkan penerjemahan pengetahuan tacit pelanggan atau ahli

menjadi bentuk yang mudah dipahami. Ini mungkin membutuhkan

penalaran deduktif, indukti, atau inferensi kreatif.

Ketiga, kombinasi atau konversi pengetahuan dari explicit

knowledge ke explicit knowledge. Konversi pengetahuan ini terjadi

melalui proses pengombinasian beragam explicit knowledge yang

dimiliki seseorang. Seseorang mengombinasikan pengetahuan melalui

mekanisme pertukaran seperti pertemuan dan percakapan melalui

telepon dan media lainnya. Rekonfigurasi informasi yang ada tersebut

selanjutnya disortir, ditambahkan, dikategorisasi, dan

dikontekstualisasikan kembali menjadi pengetahuan baru. Pada

prakteknya, fase ini tergantung pada tiga proses, yaitu: Pertama,

menangkap dan mengintegrasikan pengetahuan explicit baru. Proses

ini melibatkan pengumpulan pengetahuan external (misalnya: data

publik) dari dalam atau luar perusahaan dan kemudian

menggabungkan data tersebut. Kedua, penyebaran pengetahuan

explicit didasarkan pada proses mentransfer pengetahuan secara

langsung melalui presentasi atau pertemuan. Di sini, pengetahuan baru

tersebar di antara anggota organisasi. Ketiga, mengoreksi atau

mengolah pengetahuan explicit, sehingga membuatnya lebih

bermanfaat (misalnya, dokumen-dokumen seperti rencana, laporan,

data pasar).

Keempat, internalisasi atau konversi pengetahuan dari expilicit

ke tacit knowledge. Konversi ini identik dengan aktivitas untuk

mendapatkan pengetahuan atau belajar. Pada aktivitas ini pengetahuan-

pengetahuan yang explicit berupa dokumen atau media lain dibaca dan

dipelajari, setelah itu dimaknai dan diberi konteks sesuai dengan tujuan

Page 25: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

13

dari pencarian pengetahuan tersebut. Pada prakteknya, internalisasi

bergantung pada dua dimensi, yaitu: Pertama, pengetahuan explicit

harus diwujudkan dalam tindakan dan praktek. Dengan demikian

proses internalisasi pengetahuan explicit harus dapat

mengaktualisasikan konsep, strategi, taktik, inovasi, atau perbaikan.

Kedua, ada proses mewujudkan pengetahuan explicit dengan

menggunakan simulasi atau percobaan untuk memicu proses learning

by doing, sehingga dapat dipelajari dalam situasi virtual.

Gambar 2. Model konversi pengetahuan (Nonaka dan Konno 1998)

2.1.3 Spiral Pengetahuan

Kegagalan dalam membangun dialog antara tacit knowledge

dengan explicit knowledge merupakan suatu permasalahan. Tidak ada

nya komitmen dan pemaknaan terhadap pengetahuan, mengakibatkan

kombinasi semata-mata menjadi interpretasi yang dangkal sehingga

sangat sedikit yang dapat dilakukan terhadap realitas yang ada.

Kemungkinan lain akan terjadi kegagalan dalam mengkristalkan atau

melekatkan pengetahuan ke dalam suatu bentuk yang kongkret untuk

memfasilitasi lebih lanjut penciptaan pengetahuan didalam konteks

sosial yang lebih luas. Pengetahuan yang tercipta oleh sosialisasi

akhirnya terbatas dan hasilnya kemudian sulit untuk diterapkan ke

dalam konteks yang lebih spesifik.

Tacit Knowledge yang dimiliki oleh individu menjadi jantung

pada proses penciptaan pengetahuan. Hal ini diperoleh melalui

Sosialisasi

Eksternalisasi

Internalisasi

Kombinasi

Tacit Knowledge

Tacit Knowledge

Expilicit Knowledge

Expilicit Knowledge

Dari

Ke

Page 26: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

14

internalisasi, untuk selanjutnya diperluas melalui interaksi yang

dinamis diantara keempat mode pengubahan pengetahuan tersebut

(Gambar 2).

Nonaka dan Takeuchi (1995) dalam Sangkala (2007)

menjelaskan bahwa Tacit Knowledge dimobilisasi melalui dinamika

yang melibatkan model penciptaan pengetahuan yang berbeda di

dalam suatu proses dimana terbentuk seperti sebuah spiral dan

dinamakan spiral penciptaan pengetahuan. Spiral penciptaan

pengetahuan dapat dipahami dalam dua dimensi, yaitu dimensi

ontologi (ontological dimension) dan dimensi epistemologi

(epistemological logical).

Pada sisi dimensi ontologi, proses penciptaan pengetahuan pada

dasarnya berasal dari individu. Penciptaan pengetahuan organisasi

pada dasarnya bukan diciptakan oleh organisasi karena organisasi tidak

dapat menciptakan pengetahuan. Pengetahuan yang terdapat dalam

organisasi merupakan hasil kreasi dari orang-orang yang di dalamnya.

Fungsi organisasi dalam proses penciptaan pengetahuan organisasi

hanya memberi dukungan atau menyediakan konteks kepada anggota

organisasi untuk menciptakan pengetahuan. Penciptaan pengetahuan

organisasi dapat dipahami sebagai sebuah proses dimana organisasi

memperluas dan memperbesar penciptaan pengetahuan yang

diciptakan oleh anggota organisasi. Pengetahuan yang telah tercipta

tersebut selanjutnya dikristalisasi sebagai bagian dari jaringan

pengetahuan organisasi. Proses perluasan pengetahuan yang sudah

terkristalisasi tersebut selanjutnya diperluas untuk mendapatkan

justifikasi baik pada tingkat internal organisasi maupun ke tingkat

antar organisasi dan bahkan dengan para stakeholder organisasi.

Penjustifikasian terhadap pengetahuan yang telah terbentuk tersebut

diperlukan untuk menentukan apakah pengetahuan tersebut benar-

benar laik diakui sebagai pengetahuan organisasi sehingga dapat

digunakan untuk mengkreasi inovasi-inovasi baru dalam organisasi.

Pada sisi dimensi epistemology, pada dasarnya pengetahuan terdiri

Page 27: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

15

atas tacit knowledge dan explicit knowledge. Penjelasan tacit

knowledge dan explicit knowledge dapat dilihat pada sub bab

pengetahuan dan penciptaan pengetahuan.

Gambar 3. Spiral penciptaan pengetahuan (Nonaka dan Takeuchi, 1995 dalam Sangkala,2007)

Penciptaan pengetahuan pada level organisasi memiliki

perbedaan bila dilihat dalam konteks individu. Dalam konteks

organisasi proses penciptaan pengetahuan berlangsung ketika keempat

mode penciptaan atau konversi pengetahuan secara organisasional

dikelola menjadi satu bentuk siklus yang berlangsung terus menerus.

Siklus ini dibentuk oleh serangkaian pergeseran mode pengubahan

atau konversi pengetahuan yang berbeda. Pada dasarnya terdapat

beberapa pemicu yang menyebabkan pergeseran antar berbagai model

pengubahan atau konversi pengetahuan dapat berlangsung, yaitu,

Pertama, mode sosialisasi biasanya dimulai dengan membangun satu

tim atau bidang yang menjadi tempat melakukan interaksi. Bidang ini

berfungsi memfasilitasi berbagi pengalaman dan perspektif. Kedua,

mode eksternalisasi dipicu berturut-turut oleh rangkaian pemaknaan

melalui dialog. Di dalam dialog ini, penggunaan metafora digunakan

Individual

Epistemological Dimension

Explicit Knowledge

Tacit Knowledge

Externalization

Ontological Dimension

Knowledge Level

Internalization Socialization

Combination

OrganizationGroup Inter-Organization

Page 28: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

16

sehingga memungkinkan anggota tim dalam mengartikulasikan

perspektif dan tacit knowledge-nya yang sebelumnya sulit

dikomunikasikan. Konsep-konsep yang diciptakan tim dapat

dikombinasikan dengan data yang ada serta pengetahuan dari luar

untuk mencari spesifikasi yang lebih kongkret dan dapat dibagi. Mode

kombinasi ini biasanya difasilitasi oleh semacam pemicu yang disebut

kordinasi antara anggota dan bagian lain di dalam organisasi serta

dokumentasi dari pengetahuan yang sudah ada dalam organisasi. Spiral

pengetahuan dapat dilihat pada Gambar 3)

Melalui proses uji coba, konsep diartikulasikan dan

dikembangkan sampai kemudian muncul dalam bentuk yang lebih

kongkret. Percobaan ini selanjutnya dapat memicu internalisasi melalui

proses learning by doing. Para peserta dalam tim tersebut membagi

explicit knowledge tersebut untuk diterjemahkan melalui interaksi dan

dengan suatu proses uji coba ke dalam aspek tacit knowledge yang

berbeda.

2.1.4 Ba Ruang Pertukaran Informasi

Nonaka dan Toyama (2005) mendefinisikan Ba sebagai dasar

dari kegiatan penciptaan pengetahuan, tempat berlangsungnya

percakapan dan praktik dialektikal untuk menciptakan visi dan

mendorong pencapaian tujuan organisasi. Aset pengetahuan tercipta

dari proses penciptaan pengetahuan melalui percakapan dan praktik

yang dilakukan di dalam Ba.

Nonaka dan Konno (1998), membagi Ba menjadi dua dimensi,

yaitu: Pertama, tipe interaksi (individu dan kolektif). Kedua, media

interaksi (virtual atau tatap muka). Dua dimensi Ba ini membentuk

empat tipe Ba yaitu: Pertama, originating Ba yang didefinisikan

sebagai interaksi individu dan face to face. Dalam ruang ini terjadi

pertukaran model pengalaman, perasaan, emosi dan mental.

Menghilangkan hambatan diantaranya merupakan hal yang penting

untuk mempercepat proses penciptaan pengetahuan. Kedua,

Interacting Ba yang didefinisikan sebagai interaksi kolektif dan

Page 29: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

17

langsung (face to face). Ruang ini berhubung erat dengan cara

eksternalisasi. Pengetahuan tacit yang dimiliki setiap individu

diartikulasikan melalui dialog antar pengikut. Ketiga, cyber Ba

didefinisikan sebagai interkasi kolektif dan virtual (maya). Ruang ini

berhubungan erat denga cara kombinasi. Pengetahuan explicit dapat

ditrasnformasikan secara lebih mudah kepada lebih banyak orang

dalam bentuk tertulis. Keempat, exercising Ba yang didefinisikan

sebagai interaksi secara indivudu dan maya. Ruang ini berhubungan

erat dengan internalisasi. Pada ruang ini individu memasukan

pengetahuan explicit yang dikomunikasikan melalui media maya sperti

tulisan dan simulasi program. Keempat tipe Ba tesebut diperlukan

untuk proses konversi pengetahuan. Ba akan memperkuat proses

penciptaan pengetahuan.

Gambar 4. Ba ruang pertukaran informasi (Nonaka dan Konno 1998)

2.2. Organisasi Pembelajar

Organisasi Pembelajar secara sistematis didefinisikan oleh Sangkala

(2007) sebagai organisasi yang belajar dengan sekuat tenaga, secara kolektif

dan terus-menerus mengubah dirinya agar lebih baik dalam mengumpulkan,

mengelola, dan menggunakan pengetahuan bagi kesuksesan perusahaan.

Lebih lanjut Sangkala menjelaskan bahwa Organisasi Pembelajar

didefinisikan juga sebagai proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan

Originating Ba

Interacting Ba

Exercising Ba

Cyber Ba

Tipe Interaksi Kolektif

Maya

Tatap Muka

Individu

Media

Page 30: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

18

dan pemahaman baru yang dihasilkan melalui perubahan dalam perilaku dan

tindakan. Definisi lain dari Organisasi Pembelajar adalah sebagai perusahaan

yang terus menerus mengubah dirinya agar lebih baik dalam mengelola

pengetahuan, memanfaatkan teknologi, memberdayakan karyawan, dan

memperluas pembelajaran agar lebih baik dalam beradaptasi serta berhasil di

dalam lingkungan yang senantiasa berubah. Organisasi Pembelajar akan

memberikan lingkungan yang kondusif dalam membangun kemampuan

untuk menciptakan yang sebelumnya tidak pernah diciptakan yang pada

akhirnya kemampuan tersebut diperluas antar individu, kelompok, dan

organisasi.

Marquadt dan Michael (1994) dalam Sangkala (2007) menggambarkan

model sistem Organisasi Pembelajar secara sistematis berupa gambar irisan

antara: pembelajaran (learning), organisasi (organization), anggota organisasi

(people), pengetahuan (knowledge), dan teknologi (technology). Model

sistem Organisasi Pembelajar dari (Marquardt dan Michael, 1994 dalam

Sangkala, 2007) (Gambar 5).

Gambar 5. Model sistem organisasi pembelajar (Marquadt dan Michael, 1994 dalam Sangkala, 2007)

Pembelajaran merupakan bagian dan harus terjadi baik dalam subsistem

manusia, teknologi, pengetahuan, dan organisasi. Apabila proses

pembelajaran dalam Organisasi Pembelajar terjadi, maka perubahan persepsi,

perilaku, kepercayaan, mentalitas, strategi, kebijakan, dan prosedur baik yang

berkaitan dengan manusia maupun organisasi akan terjadi.

Organisasi Orang

 

Teknologi

 

 

Pengetahuan

 

Pembelajaran

Page 31: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

19

Marquadt (1996) dalam Sangkala (2007) menambahkan bahwa ada

beberapa dimensi dan karakter yang ditimbulkan bila organisasi telah menjadi

Organisasi Pembelajar, yaitu sebagai berikut:

1. Pembelajaran dilakukan oleh organisasi secara keseluruhan, seolah-olah

organisasi mempunyai satu otak.

2. Anggota organisasi merasakan pentingnya proses pembelajaran

organisasi secara terus menerus untuk kepentingan meraih kesuksesan

saat ini dan di masa yang akan dating.

3. Pembelajaran dilakukan secara terus menerus dan dari sisi strategi

pembelajaran digunakan serta paralel dengan perbaikan kinerja.

4. Berpikir sistem merupakan hal yang bersifat fundamental.

5. Kegiatan dicirikan dengan aspirasi, refleksi, dan konseptualisasi.

6. Kompetensi inti dibangun dengan baik dan berfungsi sebagai titik awal

setiap produk baru.

7. Iklim organisasi dan sistem penghargaan sangat kondusif dan

memungkinkan karyawan, baik secara individu maupun kelompok

melakukan pembelajaran.

8. Pembelajaran dicapai dengan seluruh sistem organisasi.

9. Anggota organisasi mengakui pentingnya Organisasi Pembelajar dan

keberlangsungannya baik pada saat ini maupun untuk kesuksesan dimasa

yang akan dating.

10. Pembelajaran adalah suatu kontinuitas, secara strategi menggunakan

proses terintegrasi dengan dan disejajarkan dengan pekerjaan.

11. Ada suatu fokus atas kreativitas dan melahirkan pembelajaran.

12. Orang-orang memiliki akses yang berkesinambungan terhadap sumber

informasi dan data yang penting bagi kesuksesan organisasi.

13. Iklim organisasi mendorong, menghargai, dan mempercepat

pembelajaran individu dan kelompok.

14. Pekerjaan memiliki jaringan bagi upaya melakukan inovasi.

15. Perubahan merupakan bagian yang melekat, sementara kejutan yang tidak

diinginkan serta kesalahan yang terjadi dipandang sebagai peluang untuk

belajar.

Page 32: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

20

16. Organisasi Pembelajar cerdas dan fleskibel.

17. Setiap orang didorong oleh keinginan untuk melakukan perbaikan

kualitas secara berkelajutan.

18. Setiap orang didorong oleh aspirasi, refleksi, dan konseptualisasi

19. Ada pengembangan kompetensi inti yang baik sebagai dasar bagi produk

dan layanan baru.

20. Anggota organisasi memiliki kemampuan untuk secara berkelanjutan

beradaptasi, memperbaharui dan merivitalisasi dirinya dalam merespon

perubahan lingkungan.

Menurut Senge (1990), Organisasi Pembelajar adalah organisasi yang

secara berkelanjutan memperluas kapasitasnya dalam menciptakan hasil yang

benar-benar mereka inginkan, dimana pola berpikir baru dan perluasan pola

berpikir dipelihara, aspirasi kolektif disusun secara leluasa, dan orang belajar

bagaimana belajar secara bersama-sama. Ciri-ciri suatu organisasi belajar

adalah adanya lima disiplin yang membentuk suatu tatanan organisasi yang

berhasil. Organisasi yang tidak memiliki salah satu atau beberapa dari kelima

disiplin ini akan mengalami kesulitan untuk berfungsi secara maksimal.

Kelima disiplin ini yang akan dijadikan variabel Organisasi Pembelajar, yaitu

sebagai berikut:

1. Disiplin Penguasaan Pribadi (Personal Mastery)

Penguasaan pribadi adalah suatu disiplin yang secara konsisten

memperluas dan memperdalam knowledge dan keahlian masing-masing,

memfokuskan seluruh usaha untuk mempertajam visi pribadi,

mengembangkan kesabaran dan ketekunan, serta mampu melihat realitas

secara objektif.

2. Disiplin Model Mental (Mental Models)

Model mental adalah pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai yang

dimiliki dan dijunjung tinggi oleh seluruh anggota organisasi. Pemahaman

ini akan mempengaruhi kemampuan anggota organisasi untuk mengenali,

memahami, menguji dan menigkatkan nilai-nilai yang sudah diyakini,

serta mempengaruhi pemahaman tentang kondisi internal dan eksternal

Page 33: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

21

organisasi sehingga akhirnya dapat menentukan tindakan yang paling

sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi.

3. Disiplin Visi Bersama (Shared Vision)

Disiplin visi bersama merupakan kemampuan dan kemauan seluruh

anggota organisasi untuk menumbuhkan kebersamaan pandangan tentang

visi organisasi kemudian meningkatkan komitmen pada pencapaian visi

organisasi. Disiplin visi bersama berfokus pada upaya meningkatkan motif

dan kekuatan pengikatan diri pada tujuan organisasi sehingga seluruh

karyawa mau dan mampu menunjukan usaha dan semangat untuk

berkorban demi kepentingan bersama agar organisasi dapat berumur

panjang.

4. Disiplin Berpikir Tim (Team Learning)

Disiplin belajar tim merupakan disiplin seluruh anggota untuk mampu dan

mau berdialog dan bekerja sama secara sinergis. Disiplin pembelajar tim

dimulai dengan dialog dan berpikir bersama sehingga dapat terbentuk

pendalaman yang makin kaya, yang tidak mungkin terbentuk secara

individual. Belajar dalam tim penting karena yang menjadi unit belajar

fundamental dalam suatu organisasi modern adalah tim, bukan individu.

Disiplin ini berfokus pada pengembangan kapasitas organisasi untuk

mampu melihat permasalahan dengan cara pandang yang saling

melengkapi.

5. Disiplin Berpikir Sistem (System Thinking)

Disiplin berpikir sistem merupakan seluruh anggota organisasi untuk

berpikir dan bertindak secara sistem dengan menimbang permasalahan

terkait secara menyeluruh dan terintegrasi. Disiplin berpikir sistem

berfokus pada peningkatan kapasitas organisasi untuk mampu melihat atau

mempelajari hubungan keterkaitan seluruh permasalahan dan proses

perubahan secara menyeluruh dan mampu merealisasikan secara tuntas.

2.3. Penelitian Terdahulu

Nugroho (2005) dalam tesisnya yang berjudul Hubungan Penerapan

Manajemen Pengetahuan dengan Kinerja (Studi Kasus pada Dinas

Perumahan Provinsi DKI Jakarta) bertujuan untuk menentukan dan

Page 34: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

22

menjelaskan faktor dominan variabel Manajemen Pengetahuan dan Kinerja

serta menjelaskan tingkat hubungan antara keduanya. Hasil penelitian

digunakan untuk menentukan langkah rekayasa strategi penerapan

Manajemen Pengetahuan guna mencapai kinerja maksimal. Penelitian ini

menggunakan 2 variabel yaitu Manajemen Pengetahuan dan Kinerja.

Instrumen penelitian menggunakan Metode Structural Equator Modelling

(SEM). Analisis model menggunakan program Linear Structural Relation

(LISREL). Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat penerapan

Manajemen Pengetahuan sedang. Strategi penerapan Manajemen

Pengetahuan untuk meningkatkan kinerja diantaranya: Pertama, melanjutkan

dan mengembangkan Manajemen Pengetahuan. Kedua, mengembangkan

proses dan mengarahkan pelaksanaan Ba sehingga dapat dengan nyata

menunjang transformasi dari spiral pengetahuan secara positif. Ketiga,

membangun tujuan, ukuran dan penilaian kinerja yang terpadu dan tersusun

secara hirarkis pada tingkat organisasi, proses dan tugas. Keempat,

Manajemen Pengetahuan sebagai model peningkatan kinerja.

Irtanti (2009) dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Penerapan

Organisasi Pembelajar dengan Motivasi dan Kepuasaan Kerja Pegawai di

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor.

Tujuan penelitian yaitu: Pertama, mengetahui persepsi pegawai tentang

Organisasi Pembelajar, Motivasi Kerja dan Kepuasaan Kerja. Kedua,

menganalisis hubungan Motivasi Kerja dengan pengembangan diri. Ketiga,

menganalisis hubungan Organisasi Pembelajar dengan Motivasi Kerja dan

Kepuasan Kerja karyawan. Penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu

Organisasi Pembelajar, Motivasi Kerja dan Kepuasaan Kerja. Analisis data

menggunakan Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan

hubungan penerapan Organisasi Pembelajar terhadap Motivasi Kerja yaitu

0,615 yang berarti kuat dan positif. Hubungan antara Organisasi Pembelajar

dan Kepuasan Kerja sebesar 0,594 yang berarti agak kuat dan positif.

Sedangkan hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja kuat dan

positif dengan nilai korelasi 0,624.

Page 35: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

23

Dwijayanto (2010) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Pengaruh

Manajemen Pengetahuan Terhadap Komitmen Karyawan Pada PT X Tbk,

Cabang Bogor bertujuan untuk mempelajari penerapan manajemen

pengetahuan pada PT X Tbk, mempelajari aplikasi komitmen karyawan pada

PT X Tbk, dan menganalisis pengaruh manajemen pengetahuan terhadap

komitmen karyawan pada PT X Tbk. Pengambilan sampel dilakukan dengan

metode convenience sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis

Deskriptif, Analisis Intepretasi, Teknik Korelasi Pearson Product Moment,

dan Analisis Regresi Linear.  Berdasarkan hasil penelitian, nilai korelasi

antara manajemen pengetahuan dengan komitmen karyawan adalah sebesar

0,827. Hal ini menunjukkan telah terjadi hubungan kuat dan positif, berarti

semakin besar manajemen pengetahuan yang ada di perusahaan, maka

semakin besar pula komitmen karyawan pada perusahaan.

Pembelajaran yang diambil dari penelitian-penelitian terdahulu di atas

adalah penggunaan variabel Manajemen Pengetahuan dengan indikator yaitu

konversi pengetahuan, spiral pengetahuan dan Ba, serta penggunaan variabel

Organisasi Pembelajar dengan indikator yaitu disiplin penguasaan pribadi,

disipilin model mental, disiplin visi bersama, disiplin berpikir tim dan

disiplin berpikir sistem. Selain itu penelitian terdahulu di atas juga dijadikan

pembelajaran dalam menggunakan analisis data korelasi Rank Spearman dan

Regresi Linear. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

adalah penelitian ini menggabungkan varibel Manajemen Pengetahuan dan

Organisasi Pembelajar, dan menganalisi pengaruh Manajemen Pengetahuan

terhadap Organisasi Pembelajar dengan menggunakan analisis regresi linear.

Page 36: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

24

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Persaingan global memaksa Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk

bersaing dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi lain di dunia. Perguruan

tinggi-perguruan tinggi di dunia saling berlomba untuk menjadi yang terbaik

menuju World Class University. Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai

lembaga pendidikan ternama di Indonesia terus berupaya melakukan

pengembangan-pengembangan dalam meningkatkan kapabilitasnya menuju

World Class University. Keinginan IPB untuk menjadi World Class

University tercantum jelas dalam visi dan misi IPB. 

IPB memiliki startegi-strategi guna mencapai visi, misi dan tujuan nya.

Strategi-strategi tersebut diturunkan pada setiap direktorat atau kantor sesuai

peran dan fungsi dari masing-masing direktorat atau kantor. IPB melalui

Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) memahami pentingnya pengelolaan

pengetahuan dan Organisasi Pembelajar sebagai salah satu kebijakan dalam

meningkatkan daya saing perguruan tinggi.

Manajemen Pengetahuan akan mendorong terciptanya pengetahuan

sehingga pengetahuan tersebut memberi kemampuan kepada organisasi untuk

senantiasa memiliki daya saing. Pengetahuan ini merupakan transformasi dari

pengetahuan individu yang didapat dari proses belajar, pengalaman dan

kreativitas, ke pengetahuan organisasi.

Pengelolaan pengetahuan melalui Manajemen Pengetahuan perlu

didukung dengan Organisasi Pembelajar. Organisasi Pembelajar akan

menghasilkan lingkungan yang kondusif dalam mentransformasi

pengetahuan individu ke pengetahuan organisasi. Pada akhirnya, pengetahuan

organisasi akan menjadi asset perguruan tinggi atau daya saing dalam

berkompetisi di dunia global. Selanjutnya, perguruan tinggi dapat

merumuskan suatu implikasi manajerial untuk melakukan koreksi atau

perbaikan agar visi dan misi perguruan tinggi dapat tercapai. Kerangka

pemikiran konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 37: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

25

Gambar 6. Kerangka pemikiran konseptual

Transformasi pengetahuan individu menjadi

pengetahuan organisasi

Perguruan Tinggi yang berdaya saing

Implikasi Manajerial

Organisasi Pembelajar

Manajemen

Pengetahuan

Persaingan Global Menuju World Class

University Visi dan Misi

Institut Pertanian Bogor

Direktorat

Sumber Daya

Manusia

Direktorat

Administrasi

Pendidikan 

Direktorat

Kemahasiswaan

Direktorat Pengkajian dan Pengambangan

Akademik

Direktorat/ Kantor Lainnya

Page 38: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

26

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Manajemen Pengetahuan akan mendorong terciptanya pengetahuan

sehingga pengetahuan tersebut memberi kemampuan kepada organisasi untuk

senantiasa memiliki daya saing. Pengetahuan ini merupakan transformasi dari

pengetahuan individu yang didapat dari proses belajar, pengalaman dan

kreativitas, ke pengetahuan organisasi. Akumulasi pengetahuan individu akan

menjadi asset perguruan tinggi berupa pengetahuan organisasi.

Pengetahuan, pengalaman dan kreativitas pegawai hanya akan terbentuk

apabila pegawai diberi kesempatan untuk melakukan pembelajaran dalam

konteks individu maupun organisasi (Learning Organization). Organisasi

Pembelajar akan menghasilkan lingkungan yang kondusif dalam proses

menciptakan dan mengembangkan pengetahuan serta mentransformasi

pengetahuan individu menjadi pengetahuan organisasi.

Manejeman pengetahuan dan Organisasi Pembelajar akan menjadi

variabel atau pokok bahasan dalam penelitian ini. Indikator yang akan

dianalisis dalam Manajemen Pengetahuan, yaitu konversi pengetahuan, spiral

pengetahuan, dan Ba. Pada Organisasi Pembelajar, komponen yang dianalisis

adalah disiplin penguasaan pribadi, disiplin model mental, disiplin visi

bersama, disiplin berpikir tim dan disiplin berpikir sistem.

Penelitian diawali dengan mengetahui bagaimana penerapan

Manajemen Pengetahuan dan aplikasi Organisasi Pembelajar di Institut

Pertanian Bogor (IPB) melalui wawancara, observasi, dan dokumen

perguruan tinggi. Penelitian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner oleh

pegawai kependidikan untuk mengetahui interpretasi pegawai kependidikan

terhadap Manajemen Pengetahuan dan Organisasi Pembelajar.

Kuesioner penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum disebar

dan diisi oleh pegawai kependidikan. Dilanjutkan dengan metode deskriptif,

teknik korelasi Rank Spearman dan analisis regresi linear. Penelitian ini

bertujuan untuk mengindetifikasi indikator Manajemen Pengetahuan dan

Organisasi Pembelajar pada Institut Pertanian Bogor (IPB) dan mengetahui

hubungan 2 variabel tersebut, serta menganalisis pengaruh Manajemen

Pengetahuan terhadap Organisasi Pembelajar tersebut (Gambar 7)

Page 39: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

27

Gambar 7. Kerangka pemikiran operasional

Persaingan Global Menuju World Class

University Institut Pertanian Bogor

(IPB)

Pengaruh Manajemen Pengetahuan

terhadap Organisasi Pembelajar

Metode deskriptif, Teknik Korelasi Rank Spearman dan Regresi Linear

Rekomendasi

Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor

Manajemen Sumber Daya Manusia Institut Pertanian Bogor

Indikator Organisasi Pembelajar (Peter Senge 1990) : disiplin penguasaan pribadi, disiplin model mental, disiplin visi bersama, disiplin berpikir tim, disiplin berpikir sistem.

Indikator Manajemen pengetahuan: konversi pengetahuan, Ba (Nonaka dan Konno 1998) , spiral pengetahuan (Nonaka dan Takeuchi 1995)

Organisasi Pembelajar Manajemen Pengetahuan

Page 40: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

28

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor (IPB), Jalan

Raya Dramaga Kampus IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat-16680.

Lokasi ini dipilih sebagai bentuk bakti penulis terhadap almamater dan

kecintaan terhadap dunia pertanian. Selain itu, lokasi ini dipilih dengan

pertimbangan bahwa IPB merupakan salah satu perguruan tinggi yang

memiliki perhatian tinggi terhadap pengembangan Manajemen Pengetahuan.

Hal ini dapat terlihat dari masuknya IPB dalam nominasi Indonesian MAKE

Study 2011 (www.dunamis.co.id). Indonesian MAKE Study 2011 merupakan

ajang penghargaan bagi perusahaan atau lembaga yang sukses dalam

menerapkan Manajemen Pengetahuan. Penelitian ini dilaksanakan pada

rentang waktu Juni sampai Agustus 2011.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama

baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara dan pengisian

kuesioner . Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih

lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain,

misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram (Umar 2005). Data

primer diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawancara dengan Ibu

Hirra Herlina (Kepala Seksi Pengembangan SDM IPB) serta wawancara

dengan pegawai lain. Data sekunder diperoleh dari data-data seputar

perguruan tinggi dan hasil studi pustaka seperti buku, jurnal, dan penelitian

terdahulu yang menunjang dan berkaitan dengan penelitian.

3.5. Metode Pengambilan Sampel

Populasi diartikan sebagai jumlah keseluruhan semua anggota yang

diteliti, sedangkan sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi

(Istijanto, 2005). Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah pegawai

Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sesuai dengan karakteristik yang

diharapkan.

Page 41: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

29

Karakteristik pegawai yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pegawai merupakan tenaga kependidikan

2. Pegawai sudah berstatus Pegawai Negri Sipil (PNS)

3. Pegawai berpendidikan minimal SLTA

4. Pekerjaan pegawai berhubungan dengan adminisitrasi atau

sejenisnya.

Penentuan jumlah atau ukuran sampel dari populasi yang akan diteliti

ditentukan dengan rumus slovin dalam Umar (2005). Rumusnya adalah

sebagai berikut:

n = ……………….. (1)

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolerir

Berdasarkan acuan diatas, dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian

sebesar 10 persen maka jumlah sampel yang harus diambil pada penelitian ini

adalah sebanyak 96 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah metode convenience dengan tujuan memudahkan penarikan anggota

populasi.

Tabel 1. Rincian jumlah sampel

Fakultas / Direktorat / Kantor Jumlah sampel (Orang)

FAPERTA 5 FKH 5 FPIK 3 FAPET 5 FAHUTAN 5 FATETA 5 FMIPA 10 FEM 11 FEMA 6 DIPLOMA 5 Direktorat Kemahasiswaan 4 Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi 4

Direktorat SDM dan LPPM 28

Page 42: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

30

3.6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

wawancara dan observasi dengan alat bantu kuesioner. Pada variabel

Manajemen Pengetahuan menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari

Nonaka dan Konno (1998) serta (Nonaka dan Takeuchi,1995 dalam

Sangkala,2009) yaitu konversi pengetahuan, spiral penciptaan pengetahuan

dan Ba. Sedangkan pada Organisasi Pembelajar menggunakan alat ukur yang

diadaptasi dari Senge (1990) yaitu disiplin penguasaan pribadi, disiplin

model mental, disiplin visi bersama, disiplin berpikir tim dan disiplin berpikir

sistem.

Kuesioner penelitian untuk setiap variabel menggunakan Skala Likert

dengan skala lima sebagai acuan, yaitu: 1. Sangat Setuju (SS); 2. Setuju (S);

3. Ragu-ragu (R); 4. Tidak Setuju (TS); 5. Sangat Tidak Setuju (STS). Jika

dijawab 1 = nilai 5; 2 = nilai 4; 3 = nilai 3; 4 = nilai 2; 5 = nilai 1 untuk butir

yang bersifat positif. Sebaliknya, untuk butir yang bersifat negatif, jika

menjawab 1 = nilai 1; 2 = nilai 2; 3 = nilai 3; 4 = nilai 4; 5 = nilai 5.

Interpretasi dari setiap item pernyataan yang digunakan dalam

kuesioner ditentukan berdasarkan rentang skala dengan rumus sebagai

berikut:

Rentang Skala = Nilai Maksimal – Nilai Minimal ..................(2) Besar Skala

Penelitian ini menggunakan skala Likert dari 1 sampai 5 sehingga

berdasarkan rumus tersebut, nilai nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 0,8.

Dengan demikian, rentang skala yang diperoleh untuk interpretasi indikator

penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rentang skala sebaran jawaban responden Rentang skala Pernyataan jawaban

1,00 – 1,80 Sangat tidak tetuju 1,81 – 2,60 Tidak setuju 2,61 – 3,40 Ragu-ragu 3,41 – 4,20 Setuju 4,21 – 5,00 Sangat setuju

Page 43: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

31

3.7. Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Uji Validitas

Uji Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat

ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang

diukur (Umar, 2005). Uji validitas terhadap kuesioner dimaksudkan

agar semua pertanyaan atau pernyataan berkaitan dengan apa yang

ingin diukur. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner harus

berada dalam topik yang sama. Langkah-langkah dalam menguji

validitas adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.

Konsep yang diukur hendaknya dijabarkan terlebih dahulu sehingga

operasionalnya dapat dilakukan.

2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.

Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

ada. Disarankan agar jumlah Responden untuk uji coba minimal 30

orang. Dengan jumlah minimal ini, distribusi nilai akan lebih

mendekati kurva nomal.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing

pernyataan dengan nilai total, memakai rumus teknik korelasi Rank

Spearman

Selanjutnya nilai korelasi r yang diperoleh dibandingkan dengan

nilai pada tabel korelasi nilai r. Instrumen penelitian dinyatakan valid

dan signifikan jika nilai r hitung lebih besar (>) dari nilai r tabel.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah derajat ketepatan,

ketelitian atau keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran.

Uji reliabilitas menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah reliabel

jika nilai hitung alfa (α) lebih besar (>) dari nilai r tabel. Pengujian

reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha

Cronbach, dengan rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

1 ∑ ……………………………….. (3)

Page 44: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

32

Rumus varian yang digunakan adalah:

∑ ∑

…………………………………(4)

Keterangan:

α = Realibilitas instrumen atau koefisien alfa

k = Banyak butir pertanyaan

= Varian total

∑ = Jumlah varian butir

X = Nilai yang dipilih

n = Jumlah Responden

3.7.3 Analisis Data

Data dianalisis dengan metode deskriptif, teknik korelasi Rank

Spearman, dan analisis regresi linear. Metode deskriptif digunakan

untuk memudahkan proses pengolahan dan analisis data. Metode

deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan kondisi

aktual yang telah diketahui melalui pengumpulan data dan selanjutnya

menganalisis masalah yang ada sesuai dengan gambaran kondisi aktual

yang telah dilakukan.

Menurut Umar (2005), korelasi Rank Spearman mengasumsikan

bahwa data terdiri atas pasangan-pasangan hasil pengamatan numerik

atau non numerik. Setiap Data Xi maupun Yi ditetapkan peringkatnya

relatif terhadap X dan Y yang lain dari yang terkecil sampai terbesar.

Peringkat terkecil diberi nilai satu. Jika di antara nilai X dan Y terdapat

angka yang sama, masing-masing nilai sama diberi peringkat rata-rata

dari posisi seharusnya. Jika data terdiri atas hasil pengamatan non

numerik bukan angka, data tersebut harus dapat diperingkat seperti

yang telah dijelaskan sebelumnnya. Adapun rumus korelasi Rank

Spearman, sebagai berikut:

1 ∑

………………………………………….(5)

Keterangan :

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

Page 45: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

33

n = Jumlah pasangan pengamatan antara satu peubah terhadap

peubah yang lainnya.

d = Perbedaan peringkat dari tiap pasangan variabel pengamatan

Nilai koefisien korelasi rs berkisar antara -1 sampai +1, kriteria

pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut:

1. Jika, nilai rs > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier

positif, yaitu makin besar nilai variabel X , makin besar pula

nilai variabel Y. Atau sebaliknya, makin kecil nilai variabel

X, maka makin kecil pula nilai variabel Y.

2. Jika, nilai rs < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier

negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X, maka makin

besar nilai variabel Y. Atau sebaliknya, makin besar nilai

variabel X, maka makin kecil pula nilai variabel Y.

3. Jika, nilai = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara

variabel X dan variabel Y.

4. Jika, nilai rs = +1 atau rs = -1, artinya telah terjadi hubungan

linier sempurna, sedangkan untuk nilai r yang makin

mengarah ke angka 0, maka hubungan makin melemah.

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Jika terdapat data dari dua

variabel penelitian yang sudah diketahui mana variabel bebas X

(independen) dan variabel terikat Y (dependen), lalu akan dihitung

atau dicari nilai-nilai Y yang lain berdasarkan nilai X yang diketahui

(Umar 2010). Adapun analisis rumus regresi adalah:

Y = a + bX..................................................(6)

dimana :

Y = Variabel dependen (terikat)

X = Variabel independen (bebas)

a = Nilai intercept (konstan)

b = Koefisien regresi

Hipotesis yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah:

Page 46: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

34

H0 = Tidak terdapat pengaruh nyata antara Manajemen

Pengetahuan dengan Organisasi Pembelajar.

H1 = Terdapat pengaruh yang nyata antara Manajemen

Pengetahuan dengan Organisasi Pembelajar.

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

95 persen (α = 0,05). Nilai ini dipilih karena dirasa cukup untuk

mewakili hubungan antara dua variabel dan banyak digunakan dalam

penelitian tentang ilmu-ilmu sosial. Hasil nilai r hitung dibandingkan

dengan r tabel yang digunakan dalam memutuskan hipotesis diterima

atau ditolak. Adapun kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika r

hitung > r tabel dan tolak H1 jika r hitung < r tabel.

Page 47: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perguruan Tinggi

Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah lembaga pendidikan tinggi

pertanian yang secara historis merupakan bentukan dari lembaga-lembaga

pendidikan menengah dan tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang

dimulai pada awal abad ke-20 di Bogor. Sebelum Perang Dunia II, lembaga-

lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middelbare

Landbouw School, Middelbare Bosbouw School dan Nederlandsch Indiche

Veeartsen School. Sejarah perkembangan IPB dimulai dari tahapan embrional

(1941-1963), tahap pelahiran dan pertumbuhan (1963-1975), tahap

pendewasaan (1975-2000), tahap implementasi otonomi IPB (2000-2005)

dan tahap IPB berbasis Badan Hukum Milik Negara (BHMN) (2006-2010).

Sejak tahun 2007, secara embrional IPB direncanakan menjadi universitas

riset.

Lahirnya IPB pada tanggal 1 September 1963 berdasarkan keputusan

Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 92/1963 yang

kemudian disahkan oleh Presiden RI Pertama dengan Keputusan No.

279/1965. Pada saat itu, ada 2 Jurusan di Bogor yang berada dalam naungan

Universitas Indonesia (UI) yaitu Ilmu Pertanian (Landbowkunde) dan Ilmu

Kehutanan (Bosbouwkunde), lalu berkembang menjadi 5 fakultas, yaitu

Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan,

Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan. Pada tahun 1964, lahir Fakultas

Teknologi dan Mekanisasi Pertanian yang kini menjadi Fakultas Teknologi

Pertanian. Pada tanggal 26 Desember 2000, Pemerintah Indonesia

mengesahkan status otonomi IPB berdasarkan PP No. 152. Pada tahun 2006,

IPB menjadi perguruan tinggi berstatus Badan Hukum Milik Negara

(BHMN). Pada perkembangan terakhir, setelah lahirnya Badan Hukum

Pendidikan (BHP) yang menimbulkan pro-kontra dan akhirnya ditolak oleh

Mahkamah Konstitusi (MK) pada tahun 2010, kini IPB kembali ke Perguruan

Tinggi Negeri dengan status hukum seperti perguruan tinggi-perguruan tinggi

yang lain.

Page 48: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

36

Sejak berdiri, IPB terus melakukan pengembangan-pengembangan

dalam meningkatkan kapabilitasnya menuju World Class University. IPB

berkomitmen terhadap peningkatan mutu dalam seluruh aspek

penyelenggaraan program akademik dan non-akademik. Komitmen ini

tertulis didalam pernyataan mutu (quality statement) sebagaimana tercantum

dalam SK Rektor No. 210/K13/OT/2004, yaitu: "dengan komitmen yang

tinggi terhadap mutu, IPB secara efisien dan akuntabel menghasilkan lulusan

yang kompeten dan IPTEKS yang relevan dengan kebutuhan masyarakat."

Visi IPB yaitu menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia

dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter

kewirausahaan.

Misi IPB adalah sebagai sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan pembinaan

kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya

saing bangsa.

2. Mengembangkan IPTEK sesuai kebutuhan masyarakat agraris dan bahari

pada masa sekarang dan kecenderungan pada masa yang akan datang

yang semakin kompetitif.

3. Membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang berkarakter

kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

4. Mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan

HAM.

Adapun Tujuan IPB adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mampu mengembangkan

dan menerapkan IPTEKS

2. Memberikan inovasi IPTEKS ramah lingkungan untuk mendukung

pembangunan nasional dan memperbaiki kesejahteraan umat manusia.

3. Menjadikan IPB sebagai lembaga pendidikan tinggi yang siap

menghadapi tuntutan masyarakat dan tantangan perubahan yang berubah

dengan cepat secara nasional dan global.

4. Menjadikan IPB sebagai kekuatan moral dalam masyarakat madani

Indonesia.

Page 49: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

37

4.2. Karakteristik Pegawai Kependidikan

Responden dalam penelitian ini berjumlah 96 orang dan merupakan

pegawai kependidikan IPB yang dipilih dengan menggunakan teknik

convenience. Pegawai yang menjadi responden pada penelitian ini

dikelompokkan berdasarkan beberapa karakteristik, yaitu: jenis kelamin,

tingkat pendidikan, usia, masa kerja, dan golongan pegawai. Kuesioner

terlampir pada Lampiran 1.

4.2.1 Karakteristik Jenis Kelamin

Pada karakteristik jenis kelamin, responden didominasi oleh

pegawai berjenis kelamin pria sebesar 55 persen atau 53 orang.

Responden yang berjenis kelamin wanita sebesar 43 persen atau 43

orang. Perbedaan yang tidak signifikan antara jumlah responden pria

dan wanita, memberikan gambaran kepada kita bahwa IPB tidak

membeda-bedakan gender dalam merekrut dan mempekerjakan

pegawai. Selain itu, jenis pekerjaan yang lebih cenderung ke hal-hal

admistrasi dan membutuhkan kerapihan serta ketekunan, yang

biasanya dilakukan oleh wanita, tidak menjadikan IPB langsung

memilih pegawai wanita untuk mengisi pos-pos pekerjaan tersebut.

Semuanya dikembalikan pada kompetensi dan minat masing-masing

pegawai.

Perbedaan jumlah responden pria dan wanita, tidak

menggambarkan bahwa pegawai dengan jumlah mayoritas memiliki

kemampuan lebih baik dalam menerapkan Manajemen Pengetahuan

dan Organisasi Pembelajar. Pegawai yang berjenis kelamin pria

maupun wanita memiliki kedudukan yang sama di dalam lembaga

dalam kemampuannya menerapkan Manajemen Pengetahuan dan

Organisasi Pembelajar. Karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 50: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

38

Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

4.2.2 Karakteristik Tingkat Pendidikan

Mayoritas responden berpendidikan SLTA dan S1, dengan

persentase yang sama yaitu sebesar 44 persen atau 42 orang. Peringkat

kedua ditempati oleh responden yang berpendidikan D3 sebesar 10

persen atau 10 orang. Pada peringkat ketiga ditempati oleh responden

yang berpendidikan S2 dan S3, yaitu masing-masing sebesar 1 persen

atau 1 orang.

Lebih dari setengah jumlah responden memiliki tingkat

pendidikan SLTA dan S1. Tingkat pendidikan SLTA dan S1 dirasa

sudah cukup memiliki kapasitas untuk mendukung proses Manajemen

Pengetahuan dan Organisasi Pembelajar. Karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Wanita 45 %

Pria55 %

SLTA44%

D310%

S144%

S21%

S31%

Page 51: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

39

4.2.3 Karakteristik Usia

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, mayoritas

responden berusia lebih dari 46 tahun, yaitu sebesar 37 persen atau 36

orang. Posisi kedua ditempati oleh responden berusia 41 – 45 tahun

dan 31 – 35 tahun, yaitu masing-masing sebesar 19 persen atau 18

orang. Posisi ketiga ditempati oleh responden berusia 36 – 40 tahun

sebesar 18 persen atau 18 orang. Posisi keempat ditempati oleh

responden berusia 26 – 30 tahun sebesar 5 persen atau 5 orang.

Sedangkan posisi kelima ditempati oleh responden pada rentang usia

termuda, yaitu pada rentang usia 20 – 25 tahun dengan persentase

sebesar 2 persen atau 2 orang.

Responden didominasi oleh pegawai yang berusia 36 – 40

tahun, 41 – 45 tahun dan lebih dari 46 tahun, dengan jumlah persentase

lebih dari setengah jumlah responden. Secara umum, karakteristik usia

ini menggambarkan kematangan pribadi masing-masing pegawai di

IPB. Asam garam kehidupan telah dirasakan oleh pegawai pada

rentang usia tersebut. Kematangan pribadi merupakan faktor

pendukung dari Organisasi Pembelajar, yaitu disiplin penguasaan

pribadi dan disiplin model mental. Karakteristik responden

berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan usia

20‐25 Tahun2%

26‐30 Tahun5%

31‐35 Tahun19%

36‐40 Tahun18%

41‐45 Tahun19%

> 46 Tahun37%

Page 52: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

40

4.2.4 Karakteristik Masa Kerja

Mayoritas responden memiliki masa kerja 21 – 25 tahun sebesar

22 persen atau 21 orang. Peringkat kedua ditempati oleh responden

yang memiliki masa kerja diatas 26 tahun sebesar 21 persen atau 20

orang. Peringkat ketiga ditempati oleh responden yang memiliki masa

kerja 16 – 20 tahun dan 6 – 10 dengan persentase yang sama, yaitu

masing-masing sebesar 20 persen atau 19 orang. Peringkat keempat

ditempati oleh responden yang memiliki masa kerja 11 – 15 tahun

sebesar 13 persen atau 13 orang. Peringkat terakhir ditempati oleh

responden yang memiliki masa kerja 1 – 5 tahun dengan persentase

sebesar 3 persen atau 2 orang.

Berbanding lurus dengan usia, responden didominasi oleh

pegawai yang telah bekerja pada perusahaan selama 16 – 20 tahun, 21

– 25 tahun, dan lebih dari 25 tahun dengan jumlah lebih dari setengah

jumlah responden. Secara umum, lama masa kerja tersebut

menggambarkan tingkat pengalaman dan pengetahuan yang baik

dalam bekerja. Pada rentang masa kerja tersebut, pegawai telah

memiliki tacit knowledge yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman

pada saat mereka bekerja. Karakteristik responden menurut masa kerja

dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

1‐5 Tahun4% 6‐10 Tahun

20%

11‐15 Tahun13%

16‐20 Tahun20%

21‐25 Tahun22%

> 26 Tahun21%

Page 53: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

41

4.2.5 Karakteristik Golongan Pegawai

Mayoritas responden adalah golongan III-B, yaitu sebesar 29

persen atau 28 orang . Peringkat kedua ditempati oleh responden yang

memiliki golongan III-A sebesar 25 persen atau 24 orang. Peringkat

ketiga ditempati oleh responden yang memiliki golongan III-D sebesar

11 persen atau 10 orang. Peringkat keempat ditempati oleh responden

yang memiliki golongan II-B sebesar 9 persen atau 8 orang. Peringkat

kelima ditempati oleh responden yang memiliki golongan III-C dan II-

C, dengan persentase masing-masing sebesar 7 persen atau 7 orang.

Peringkat selanjutnya ditempati responden dengan golongan II-D dan

II-A dengan jumlah masing-masing sebesar 6 persen atau 6 orang.

Lebih dari setengah responden didominasi oleh pegawai yang

bergolongan III-B dan III-A. Penggolongan Pegawai Negeri Sipil

(PNS), diantaranya dipengaruhi oleh faktor masa kerja dan tingkat

pendidikan. Secara umum, golongan III-B dan III-A memiliki masa

kerja minimal 12 tahun (misal: jika dari golongan II-B) atau tingkat

pendidikan minimal Strata 1. Oleh karena itu, karakteristik responden

berdasarkan golongan kepegawaian menggambarkan tingkat

pengalaman, pengetahuan dan pendidikan pegawai yang memadai

dalam bekerja. Karakteristik responden berdasarkan penggolongan

kepegawaian dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Karakteristik responden berdasarkan golongan

kepegawaian

IIA6%

IIB9%

IIC7%

IID6%

IIIA25%

IIIB29%

IIIC7%

IIID11%

Page 54: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

42

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.1 Uji Viliditas

Uji Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat

ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang

diukur (Umar 2005). Uji validitas terhadap kuesioner dimaksudkan

agar semua pertanyaan atau pernyataan berkaitan dengan apa yang

diukur. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner harus berada

dalam topik yang sama.

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan teknik Rank

Spearman pada tingkat kepercayaan 95 persen (α > 0,05). Jumlah

responden pada uji validitas ini sebanyak 30 orang dengan nilai r tabel

adalah 0,361. Item pernyataan yang dinyatakan valid harus lebih dari

nilai r tabel. Hasil pengujian menghasilkan 3 item pernyataan yang

tidak valid, dari 70 pernyataan yang diujikan. Dengan demikian,

pernyataan yang tidak valid tersebut tidak diikutsertakan dalam

kuesioner penelitian sehingga item pernyataan keseluruhan dalam

kuesioner berjumlah 67 item pernyataan (Lampiran 2).

4.3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan

yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran (Umar 2005). Uji

reliabilitas menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah reliabel

jika nilai hitung alfa (α) lebih besar dari nilai r tabel. Pengujian

reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach.

Jumlah responden yang digunakan pada uji reliabilitas sama

dengan jumlah responden pada uji validitas yaitu 30 responden. Nilai

r tabel adalah 0,600 yang berarti bahwa pernyataan dalam kuesioner

dapat dikatakan reliabel apabila lebih besar dari 0,600. Nilai r tabel

0,600 merupakan standar umum suatu item dinyatakan reliable pada

penelitian sosial. Berdasarkan uji reliabilitas, masing-masing

indikator memiliki r tabel lebih besar dari 0,600 maka pernyataan-

pertanyataan pada kuesioner dapat dinyatakan relibel (Lampiran 3).

Page 55: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

43

4.4. Indikator Manajemen Pengetahuan

Indikator Manajemen Pengetahuan pada penelitian ini adalah konversi

pengetahuan, spiral pengetahuan dan Ba. Adapun interpretasi dari indikator-

indikator Manajemen Pengetahuan adalah sebagai berikut :

4.4.1 Konversi Pengetahuan Konversi pengetahuan merupakan proses perubahan

pengetahuan yang melibatkan tacit knowledge dan explicit knowledge.

Tacit Knowledge merupakan pengetahuan yang bersifat sangat

personal dan sulit untuk dirumuskan, dikomunikasikan atau

disampaikan kepada orang lain. Pengalaman, pemahaman subjektif,

intuisi dan firasat termasuk ke dalam jenis pengetahuan ini. Explicit

Knowledge adalah jenis pengetahuan yang dapat diekspresikan dalam

bentuk kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk

data, formulasi ilmiah, spesifikasi, manual, dan sebagainya.

Pengetahuan jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu ke

individu lainnya secara formal dan sistematis.

Konversi pengetahuan terdiri atas: sosialisasi (konversi tacit

knowledge ke tacit knowledge), eksternalisasi (konversi tacit

knowledge ke expilicit knowledge), kombinasi (konversi expilicit

knowledge ke expilicit knowledge), dan internalisasi (konversi

expilicit knowledge ke tacit knowledge). Penilaian pegawai

kependidikan terhadap proses konversi pengetahuan di IPB dapat

dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6.

Secara umum pegawai kependidikan tidak setuju bahwa mereka

tidak pernah bertukar pengalaman atau pengetahuan dengan pegawai

lain melalui obrolan-obrolan santai atau berbicara langsung, dengan

nilai rataan 4,08. Sebaliknya, pegawai kependidikan sangat setuju

bahwa proses sosialisasi terjadi melalui obrolan-obrolan santai atau

berbicara secara langsung (lisan) dengan pegawai lain, dengan nilai

rataan 4,22. Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa sosialisasi

juga terjadi melalui rapat, melalui rapat ini mereka dapat berbagi

pengalaman dan pengetahuan dengan pegawai lain, baik dari yang

Page 56: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

44

satu unit kerja atau bukan, terlihat dari nilai rataan 3,72. Apabila

pegawai kependidikan tidak menghadiri rapat, pegawai kependidikan

setuju bahwa mereka akan bertanya ke pegawai lain tetang hasil rapat

yang terkait dengan pekerjaan mereka atau tidak, dengan nilai rataan

3,77. Pegawai kependidikan setuju bahwa mereka mentransfer

pengalaman atau pengetahuan secara lisan (telepon atau face to face)

kepada junior atau bawahan yang bertanya seputar pekerjaan mereka,

dengan nilai rataan 4,06. Berdasarkan Tabel 3 maka proses konversi

pengetahuan berupa sosialisasi telah ada di IPB, ditunjukan dengan

nilai rataan 4,06 yang berarti setuju.

Tabel 3. Sebaran jawaban pegawai kepedidikan terhadap konversi pengetahuan (sosialisasi)

Pegawai kependidikan tidak setuju bahwa mereka tidak pernah

bertukar pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai media (seperti:

telepon atau fasilitas lain) dengan Pegawai lain, dengan nilai rataan 3,17.

Pegawai kependidikan setuju bahwa proses eksternalisasi terjadi melalui

pembuatan dokumen (misal: laporan), dengan nilai rataan 3,86. Dokumen

ini berisi pengetahuan atau pekerjaan yang dapat dibagikan untuk pegawai

lain dalam satu atau beda unit kerja.

Pernyataan Rataan nilai Keterangan

Sosialisasi Saya tidak pernah bertukar pengalaman/ pengetahuan dengan pegawai lain melalui obrolan-obrolan santai/ berbicara langsung (lisan).

4,08 Tidak setuju

Saya bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui obrolan-obrolan santai/ berbicara langsung (lisan) dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

4,22 Sangat setuju

Saya mengikuti pertemuan rutin (seperti: Rapat, Rabuan, dan lain lain) dimana saya dapat berbagi pengalaman/ pengetahuan dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

3,80 Setuju

Saya mengikuti pertemuan rutin (seperti: Rapat, Rabuan, dan lain lain) dimana saya dapat berbagi pengalaman/ pengetahuan dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja.

3,64 Setuju

Jika saya tidak mengikuti pertemuan Rutin (misal: Rapat, Rabuan, dan lain lain), saya akan bertanya ke pegawai lain tetang hasil rapat yang terkait dengan pekerjaan saya atau tidak.

3,77 Setuju

Saya mentransfer pengalaman/ pengetahuan secara lisan (telepon / face to face) kepada junior / bawahan yang bertanya seputar pekerjaan mereka

4,06 Setuju

Total 4,06 Setuju

Page 57: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

45

Tabel 4. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap konversi pengetahuan (eksternalisasi)

Pernyataan Rataan nilai Keterangan

Eksternalisasi Pengalaman/ pengetahuan saya tidak dituangkan secara tertulis (seperti: dalam bentuk laporan, dokumen, dan lain lain).

3,17 Ragu-Ragu

Jika memang diperlukan, saya dapat menuangkan pengalaman/ pengetahuan secara tertulis (seperti: dalam bentuk laporan, dokumen, dan lain lain) dan dibagikan ke pegawai lain pada satu unit kerja.

4,00 Setuju

Jika memang diperlukan, saya dapat menuangkan pengalaman/ pengetahuan saya secara tertulis (seperti: dalam bentuk laporan, dokumen, dan lain lain) dan dibagikan ke pegawai lain yang berbeda unit kerja.

3,75 Setuju

Hasil pertemuan rutin (seperti: rapat, rabuan, dan lain lain) dinotulensikan dengan baik, sehingga hasil pertemuan rutin dapat ditransfer dengan mudah apabila ada pegawai lain yang memerlukan.

4,04 Setuju

Apabila diperlukan, saya dapat memberikan dokumen-dokumen tertulis yang dibutuhkan junior / bawahan yang memerlukan atau bertanya seputar pekerjaan mereka.

4,05 Setuju

Total 3,80 Setuju

Pegawai kependidikan setuju bahwa, pembuatan dokumen

(misal: laporan) juga digunakan sebagai sarana untuk mentransfer

pengetahuan, pengalaman atau pekerjaan kepada junior atau bawahan,

hal ini terlihat dari nilai rataan 4,05. Pegawai kependidikan setuju

bahwa hasil rapat juga dituangkan dalam bentuk notulensi agar hasil

pertemuan dapat ditransfer dengan mudah apabila ada pegawai lain

yang memerlukan, dengan nilai rataan 4,04. Berdasarkan Tabel 4

maka proses konversi pengetahuan berupa eksternalisasi telah ada di

IPB, ditunjukan dengan nilai rataan 3,80 yang berarti setuju.

Pegawai kependidikan setuju bahwa proses kombinasi terjadi

melalui pertukaran pengetahuan atau pengalaman melalui berbagai

media dengan pegawai dari satu atau beda unit kerja, dengan nilai

rataan 3,98. Email menjadi salah satu media yang digunakan untuk

dapat bertukar pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan,

notulen, dan lain lain), terlihat dari nilai rataan 3,84 yang berarti

setuju. Sebaliknya, pegawai kependidikan tidak setuju bahwa email

tidak menjadi sarana. Berdasarkan Tabel 5 maka proses konversi

Page 58: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

46

pengetahuan berupa kombinasi telah ada di IPB, ditunjukan dengan

nilai rataan 3,94 yang berarti setuju.

Tabel 5. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap konversi pengetahuan (kombinasi)

    Pernyataan Rataan nilai Keterangan

Kombinasi Saya tidak pernah bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui berbagai media (seperti: dokumen, rapat, telepon, percakapan, email, atau fasilitas lain) dengan Pegawai lain.

4,05 Tidak setuju

Saya bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui berbagai media (seperti: dokumen, rapat, telepon, percakapan, email, atau fasilitas lain) dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

4,00 Setuju

Jika diperlukan, saya bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui berbagai media (seperti: dokumen, rapat, telepon, percakapan, email, dan fasilitas internet lain) dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja.

3,96 Setuju

Email menjadi sarana saya bertukar pengalaman/ pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dan lain lain) dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

3,84 Setuju

Email menjadi sarana saya bertukar pengalaman/ pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dan lain lain) dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja.

3,92 Setuju

Email tidak menjadi sarana saya bertukar pengalaman/ pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dan lain lain) dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

3,83 Tidak setuju

Total 3,94 Setuju

Pegawai kependidikan setuju bahwa proses internalisasi terjadi

melalui proses learning by doing yang dilakukan antar pegawai pada

satu atau berbeda unit kerja, dengan nilai rataan 4,11. Bahkan

pegawai kependidikan sangat setuju bahwa proses pembimbing junior

atau bawahan juga dilakukan dengan cara memberikan contoh

langsung (mempraktekan) bagaimana mengerjakan suatu pekerjaan,

dengan nilai rataan 4,26. Pegawai kependidikan pun sangat setuju

bahwa learning by doing atau belajar sambil melakukan atau

mempraktekan akan lebih mempermudah meraka dalam memahami

suatu pekerjaan, sehingga dapat mengerjakan pekerjaan itu dengan

baik, terlihat dari nilai rataan 4,27. Apabila pegawai kependidikan,

kesulitan mengerjakan pekerjaan, mereka bertanya kepada pegawai

lain, jika diperlukan, pegawai lain dapat mempraktekan bagaimana

mengerjakan pekerjaan tersebut dengan baik, hal ini terlihat dari nilai

rataan 4,19 yang berarti setuju. Selain itu, pegawai kependidikan

menyetujui bahwa pengumuman yang ditempel pada papan

Page 59: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

47

pengumuman di unit kerja atau papan pengumuman yang lain, dapat

memberikan informasi baru dan menambah wawasan serta

pengetahuan mereka. Berdasarkan Table 6 maka konversi

pengetahuan berupa internalisasi telah ada di IPB, ditunjukan dengan

nilai rataan 4,20 yang berarti setuju.

Tabel 6. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap konversi pengetahuan (internalisasi)

Pernyataan Rataan nilai Keterangan

Internalisasi Saya melakukan learning by doing atau belajar sambil melakukan / mempraktekan dengan Pegawai lain pada satu unit kerja.

4,18 Setuju

Jika diperlukan, saya melakukan learning by doing atau belajar sambil melakukan / mempraktekan dengan Pegawai lain yang berbeda unit kerja.

4,04 Setuju

Apabila ada junior/ bawahan yang membutuhkan bimbingan, saya akan membimbing mereka. Jika diperlukan saya akan mempraktekan bagaimana mereka seharusnya mengerjakan suatu pekerjaan.

4,26 Sangat setuju

Dengan learning by doing atau belajar sambil melakukan / mempraktekan saya akan lebih mudah memahami suatu pekerjaan, sehingga dapat mengerjakan pekerjaan itu dengan baik.

4,27 Sangat setuju

Jika saya kesulitan mengerjakan pekerjaan, saya bertanya kepada pegawai lain. Jika diperlukan, pegawai lain dapat mempraktekan bagaimana mengerjakan pekerjaan tersebut dengan baik.

4,19 Setuju

Pengumuman-pengumuman yang ditempel pada papan pengumuman unit kerja atau papan pengumuman yang lain, dapat memberikan informasi baru dan menambah wawasan dan pengetahuan saya.

4,16 Setuju

Total 4,20 Setuju

Berdasarkan Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6 maka dapat

disimpulkan bahwa secara umum pegawai kependidikan setuju telah

terdapat proses konversi pengetahuan di IPB, ditunjukan dengan nilai

rataan 4,20. Proses konversi terendah adalah pada proses

eksternalisasi yaitu dengan nilai rataan 3,80 (setuju). Proses konversi

tertinggi yaitu pada proses internalisasi, dengan nilai rataan 4,20 yang

berarti sangat setuju. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk

meningkatkan eksternalisasi pada pegawai IPB, seperti memberikan

intensif kepada pegawai yang menyalurkan pengetahuan atau

pengalaman mereka ke dalam bentuk tertulis. Pada sisi lain,

Page 60: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

48

internalisasi perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk ke

depannya.

4.4.2 Spiral Pengetahuan

Spiral pengetahuan merupakan pemicu atau kemudahan yang

menyebabkan pergeseran antar berbagai model konversi pengetahuan

dapat berlangsung, sehingga membentuk proses spiral ke atas, dimulai

dari level individu bergerak terus ke level kelompok, kemudian ke

level organisasi dan bahkan ke level antar organisasi. Penilaian

pegawai kependidikan terhadap spiral pengetahuan di IPB dapat

dilihat pada Tabel 7.

Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa adanya rapat

rutin merupakan salah satu sarana untuk mempermudah pegawai

kependidikan dalam melakukan sharing pengetahuan secara face to

face dengan pegawai lain, dengan nilai rataan 3,95. pegawai

kependidikan setuju bahwa kemudahan juga didapat apabila pegawai

kependidikan memerlukan pengetahuan atau pengalaman seputar

pekerjaan pegawai lain pada satu atau beda unit kerja, pengetahuan

dan pengalaman ini dapat diperoleh melalui berkas tertulis (misal:

laporan,dan lain lain), ditunjukan dengan nilai rataan 3,73. Email juga

menjadi sarana yang memudahkan pegawai kependidikan dalam

menerima dan menyampaikan dokumen, terlihat dari nilai rataan 4,20

yang berarti setuju. Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa

sarana blog bagi staf IPB yang difasilitasi Direktorat Komunikasi dan

Sistem Informasi (DKSI), sangat memfasilitasi dan memudahkan bagi

pegawai kependidikan yang ingin menuangkan segala pengalaman

ringan seputar pekerjaan, dengan nilai rataan 4,09. Pegawai

kependidikan juga setuju bahwa kemudahan berbagi pengetahuan atau

pengalaman juga dapat dirasakan dari tim kerja atau kepanitiaan yang

dibentuk IPB, terlihat dari nilai rataan 4,10. Tim kerja atau

kepanitiaan ini terdiri atas pegawai-pegawai dari lintas unit kerja,

dengan adanya tim kerja atau kepanitiaan tersebut, sangat

memudahkan mereka dalam belajar, berbagi pengalaman atau

Page 61: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

49

pengetahuan, dan learning by doing dengan pegawai dari unit kerja

yang berbeda.

Tabel 7. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap spiral pengetahuan

Pernyataan Rataan nilai Keterangan

Terdapat sarana berbagi pengalaman/ pengetahuan berupa pertemuan rutin yang mempermudah proses transfer pengalaman/ pengetahuan secara langsung (lisan/ face to face).

3,95 Setuju

Pengetahuan/pengalaman seputar pekerjaan dari pegawai lain pada satu unit kerja, mudah diperoleh melalui berkas tertulis seperti dokumen, laporan, dan lain lain.

3,75 Setuju

Jika diperlukan, saya dapat memperoleh berkas tertulis (seperti: dokumen, laporan, dan lain lain) berupa pengalaman/ pengetahuan seputar pekerjaan pegawai lain yang berbeda unit kerja.

3,71 Setuju

Email menjadi sarana yang efektif untuk mempermudah antar pegawai menerima dan menyampaikan pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dan lain lain).

4,20 Setuju

Adanya Blog bagi staf IPB yang difasilitasi DKSI, sangat memfasilitasi dan memudahkan bagi pegawai yang ingin menuangkan segala pengalaman ringan seputar pekerjaan, selain juga menyalurkan hobi menulis pegawai.

4,09 Setuju

IPB membentuk tim kerja / kepanitiaan yang terdiri atas pegawai-pegawai dari lintas unit kerja. Adanya tim kerja atau kepanitiaan tersebut, sangat memudahkan saya dalam belajar, berbagi pengalaman/ pengetahuan, dan learning by doing dengan pegawai dari unit kerja yang berbeda.

4,10 Setuju

Total 3,97 Setuju

Berdasarkan Tabel 7 dapat disimpulkan pegawai kependidikan

setuju terdapat spiral pengetahuan yang merupakan pemicu atau

kemudahan proses konversi pengetahuan di IPB, ditunjukan dengan

nilai rataan 3,97. Pemicu atau kemudahan proses konversi

pengetahuan terdapat pada tingkat individu, group atau kelompok dan

organisasi. Pada level individu, terlihat dari kemampuan pegawai

yang sudah dapat menggunakan fasilitas dunia maya yaitu email.

Email menjadi sarana yang efektif untuk pegawai menerima dan

menyampaikan pengetahuan. Pada level group atau kelompok, dapat

terlihat dari kemudahan pegawai kependidikan dalam memperoleh

pengetahuan atau pengalaman pegawai lain dalam bentuk tertulis,

dengan nilai rataan 3,73. Pada level organisasi, IPB memberikan

kemudahan dengan memberikan beberapa sarana dan fasilitas seperti

Page 62: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

50

pembentukan tim kerja atau kepanitian dan Blog, terlihat dengan nilai

rataan 4,095.

4.4.3 Ba Ruang Pertukaran Informasi

Ba merupakan dasar dari kegiatan penciptaan pengetahuan,

tempat berlangsungnya percakapan dan praktik dialektikal untuk

menciptakan visi dan mendorong pencapaian tujuan organisasi. Ba

dibentuk oleh dua dimensi. Pertama, tipe interaksi (individu dan

kolektif). Kedua, media interaksi (virtual atau tatap muka). Penilaian

pegawai kependidikan terhadap Ba di IPB dapat dilihat pada Tabel 8.

Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa mereka

melakukan dialog atau diskusi melalui tatap muka langsung dengan

pegawai lain, baik dalam satu unit kerja atau berbeda unit kerja,

ditunjukan dengan nilai rataan 4,02. Pegawai kependidikan juga

setuju bahwa interaksi terjadi melalui forum-forum pertemuan seperti

rapat, dengan nilai rataan 4,06. Rapat menjadi sarana bagi mereka

untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan secara

langsung dengan pegawai satu unit kerja maupun berbeda unit kerja.

Pegawai kependidikan pun setuju bahwa yahoo group atau sejenisnya

menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) untuk mereka berdiskusi,

berbagi info, pengalaman dan pengetahuan, terlihat dari nilai rataan

3,95. Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa email atau

chating menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) bagi mereka untuk

berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan dengan

pegawai lain pada satu atau berbeda unit kerja, dengan nilai rataan

3,78.

Berdasarkan Tabel 8 maka dapat disimpulkan bahwa pegawai

kependidikan setuju Ba sudah terdapat di IPB, ditunjukan dengan

nilai rataan 3,86. Ba merupakan dasar dari kegiatan penciptaan

pengetahuan, tempat berlangsungnya percakapan dan praktik

dialektikal.

Page 63: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

51

Tabel 8. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap Ba

Pernyataan Rataan nilai Keterangan

Media Interaksi Fisik atau Tatap Muka Saya berdialog, berdiskusi dan bertatap muka secara langsung dengan Pegawai lain pada satu unit kerja .

4,19 Setuju

Saya berdialog, berdiskusi dan bertatap muka secara langsung dengan Pegawai lain yang berbeda unit kerja.

3,94 Setuju

Pertemuan rutin (seperti: rapat, dan lain lain) menjadi sarana bagi kami untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan secara langsung dengan pegawai satu unit kerja ataupun berbeda unit kerja

4,06 Setuju

Rata-Rata Sub Total 4,06 Setuju Media Interaksi Virtual atau Maya

Yahoo Group atau sejenisnya menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) untuk kami berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan.

3,95 Setuju

Email / chating menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) bagi saya untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

3,78 Setuju

Email / chating menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) bagi saya untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja.

3,90 Setuju

Saya berinteraksi dan bertukar pengetahuan secara tidak langsung dengan Pegawai lain pada satu unit kerja ataupun berbeda unit kerja.

3,23 Ragu-Ragu

Rata-Rata Sub Total 3,72 Setuju Total 3,86 Setuju

Penggunaan media interaksi virtual kurang diminati oleh

pegawai, hal ini terlihat dari nilai rataan 3,72, berbeda dengan

penggunaan media fisik (tatap muka) yang nilai rataannya mencapai

4,06. Maka diperlukan upaya untuk meningkatkan penggunaan

fasilitas internet (dunia maya atau virtual) sebagai sarana untuk

mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai, seperti

pembuatan aturan atau SOP pekerjaan yang berkaitan dengan

keharusan penggunaan fasilitas internet guna mempermudah

pekerjaan.

4.5. Indikator Organisasi Pembelajar

Indikator Organisasi Pembelajar pada penelitian ini adalah disiplin

penguasaan diri, disiplin model mental, disiplin visi bersama, disiplin

berpikir tim dan disiplin berpikir sistem. Adapun interpretasi indikator-

indikator Organisasi Pembelajar adalah sebagai berikut :

Page 64: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

52

4.5.1 Disiplin Penguasaan Pribadi

Penguasaan pribadi adalah suatu disiplin yang secara konsisten

memperluas dan memperdalam knowledge dan keahlian masing-

masing, memfokuskan seluruh usaha untuk mempertajam visi pribadi,

mengembangkan kesabaran dan ketekunan, serta mampu melihat

realitas secara objektif. Penilaian pegawai kependidikan terhadap

disiplin penguasaan pribadi dapat dilihat pada Tabel 9.

Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa mereka

memiliki visi pribadi, dengan nilai rataan 4,19. Masing-masing

mereka berusaha terus mengembangkan kapasitas dan pengetahuan

diri dengan mengikuti pelatihan atau workshop, terlihat dari nilai

rataan 4,22 yang berarti sangat setuju. pegawai kependidikan setuju

bahwa mereka termasuk orang-orang yang tekun dan sabar untuk

mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan, dengan nilai

rataan 4,04. Keinginan pegawai kependidikan untuk dapat

mengembangkan diri, berbanding lurus dengan keinginan untuk

memberikan prestasi terbaik untuk IPB. pegawai kependidikan sangat

setuju bahwa mereka bekerja sebaik mungkin untuk memperoleh

prestasi kerja terbaik di IPB, dengan nilai rataan 4,21. Pegawai

kependidikan memiliki standar tersendiri dalam bekerja, mereka

setuju bahwa mereka akan mengerjakan tugas yang diberikan minimal

sama dengan standar yang diharapkan oleh pemberi tugas, ditunjukan

dengan nilai rataan 3,95. Pegawai kependidikan setuju bahwa mereka

didorong untuk memberikan evaluasi atau saran bagi perbaikan

pekerjaan yang menjadi job description atau tugas mereka, dengan

nilai rataan 4,14. Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa

mereka merupakan orang yang objektif dalam memandang suatu

permasalahan atau realita, terlihat dari nilai rataan 4,14. Berdasarkan

Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa pegawai kependidikan setuju

terdapat disiplin penguasaan diri pada diri mereka, ditunjukan dengan

nilai rataan 4,12.

Page 65: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

53

Tabel 9. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap disiplin penguasaan pribadi

Pernyataan Rataan nilai Keterangan

Saya orang yang tekun dan sabar untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan saya.

4,04 Setuju

Saya mengikuti pelatihan atau workshop untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan saya.

4,22 Sangat setuju

Saya bekerja sebaik mungkin untuk memperoleh prestasi kerja terbaik di IPB.

4,21 Sangat setuju

Saya memiliki Visi Pribadi dalam hidup saya. 4,19 Setuju

Saya mengerjakan tugas yang diberikan minimal sama dengan standar yang diharapkan oleh pemberi tugas.

3,95 Setuju

Saya merupakan orang yang objektif dalam memandang suatu permasalahan / realita.

4,11 Setuju

Saya didorong untuk memberikan evaluasi / saran bagi perbaikan pekerjaan yang menjadi jobdesc / tugas saya.

4,14 Setuju

Total 4,12 Setuju

4.5.2 Disiplin Model Mental

Model mental adalah pemahaman yang mendalam tentang nilai-

nilai yang dimiliki dan dijunjung tinggi oleh seluruh anggota

organisasi. Pemahaman ini akan mempengaruhi kemampuan anggota

organisasi untuk mengenali, memahami, menguji dan meningkatkan

nilai-nilai yang sudah diyakini, serta mempengaruhi pemahaman

tentang kondisi internal dan eksternal organisasi sehingga akhirnya

dapat menentukan tindakan yang paling sesuai dengan konteks

permasalahan yang dihadapi. Penilaian pegawai kependidikan

terhadap disiplin model mental dapat dilihat pada Tabel 10.

Secara umum pegawai kependidikan sangat setuju bahwa

mereka menyukai dan menikmati pekerjaan yang mereka kerjakan,

dengan nilai rataan 4,26. pegawai kependidikan pun sangat setuju

bahwa hasil terbaik harus diawali dengan usaha yang terbaik, dengan

nilai rataan 4,41. Selain itu, pegawai kependidikan juga sangat setuju

bahwa mereka akan mengakui kesalahan mereka secara jujur, apabila

mereka salah, dengan nilai rataan 4,30. Kesukaan pegawai

kependidikan terhadap apa yang menjadi pekerjaan mereka,

berbanding lurus dengan tingkat kepuasaan mereka dalam bekerja.

Page 66: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

54

Tabel 10. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap indikator disiplin model mental

Pernyataan Rataan nilai Keterangan

Saya menyukai dan menikmati pekerjaan saya. 4,26 Sangat setuju

Saya merasa puas dengan pekerjaan saya. 3,91 Setuju

Pekerjaan ini sangat tepat buat saya, karena itu saya merasa sangat senang disini.

3,93 Setuju

Saya sangat menyukai pekerjaan yang menantang dan membuat saya dapat lebih berkembang.

4,13 Setuju

Saya meyakini bahwa hasil terbaik harus di awali dengan usaha yang terbaik.

4,41 Sangat setuju

Saya akan mengakui kesalahan saya secara jujur, apabila saya salah.

4,30 Sangat setuju

Total 4,16 Setuju

Pegawai kependidikan setuju bahwa mereka puas dengan

pekerjaan yang mereka lakukan, ditunjukan dengan nilai rataan 3,91.

Pegawai kependidikan pun setuju bahwa mereka merasa pekerjaan

tersebut sangat menyukai pekerjaan yang menantang dan membuat

berkembang dapat lebih berkembang, dengan nilai rataan 4,13. Selain

itu, pegawai kependidikan setuju bahwa pekerjaan ini sangat tepat

untuk mereka, karena itu mereka merasa sangat senang disini, terlihat

dari nilai rataan 3,93. Berdasarkan Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa

pegawai kependidikan setuju terdapat disiplin model mental pada diri

mereka, ditunjukan dengan nilai rataan 4,16.

4.5.3 Disiplin Visi Bersama

Disiplin visi bersama merupakan kemampuan dan kemauan

seluruh anggota organisasi untuk menumbuhkan kebersamaan

pandangan tentang visi organisasi kemudian meningkatkan komitmen

pada pencapaian visi organisasi. Disiplin visi bersama berfokus pada

upaya meningkatkan motif dan kekuatan pengikatan diri pada tujuan

organisasi sehingga seluruh karyawa mau dan mampu menunjukan

usaha dan semangat untuk berkorban demi kepentingan bersama agar

organisasi dapat berumur panjang. Penilaian pegawai kependidikan

terhadap disiplin visi bersama dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 67: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

55

Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa IPB memiliki

visi, misi dan tujuan yang didefinisikan dengan jelas, ditunjukan

dengan nilai rataan 4,21. Pegawai kependidikan setuju bahwa

menjelaskan tujuan IPB dengan singkat adalah mudah, dengan nilai

rataan 3,82. Pegawai kependidikan pun setuju bahwa mereka

memiliki kesempatan untuk memberikan masukan apabila ada

perubahan kebijakan dari pimpinan, khususnya terkait kebijakan yang

berhubungan dengan ranah kerja mereka, dengan nilai rataan 3,74.

Pemahaman dan keterbukan tentang visi, misi dan arah tujuan IPB,

berbanding lurus dengan komitmen pegawai kependidikan dalam

mencapai hal tersebut. Pegawai kependidikan setuju bahwa mereka

memiliki komitmen dan semangat bekerja sama untuk bersama

mencapai visi, misi dan tujuan IPB, terlihat dari nilai rataan 4,11.

Pegawai kependidikan pun setuju bahwa mereka mengetahui dimana

mereka dapat memperoleh informasi yang mereka perlukan dalam

melaksanakan pekerjaan mereka, dengan nilai 4,06.

Tabel 11. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap disiplin visi bersama

Pernyataan Rataan nilai Keterangan

IPB memiliki visi, misi dan tujuan yang didefinisikan dengan jelas.

4,21 Sangat setuju

Sangat mudah menjelaskan dengan singkat tujuan yang ingin dicapai IPB.

3,82 Setuju

Jika ada perubahan kebijakan, saya memiliki kesempatan untuk memberikan masukan, khususnya terkait kebijakan yang berhubungan dengan ranah kerja saya.

3,74 Setuju

Saya mengetahui dimana saya dapat memperoleh informasi yang saya perlukan dalam melaksanakan pekerjaan saya.

4,06 Setuju

Saya memiliki komitmen dan semangat bekerja sama untuk bersama mencapai Visi dan Misi IPB.

4,11 Setuju

Saya lebih mementingkan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi saya.

4,15 Setuju

Total 4,02 Setuju

Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa mereka akan

lebih mementingkan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan

pribadi, dengan nilai rataan 4,15. Berdasarkan Tabel 11 dapat

Page 68: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

56

disimpulkan bahwa pegawai kependidikan setuju terdapat disiplin visi

bersama pada diri mereka, ditunjukan dengan nilai rataan 4,02.

4.5.4 Disiplin Berpikir Tim

Disiplin belajar tim merupakan disiplin seluruh anggorta untuk

mampu dan mau berdialog dan bekerja sama secara sinergis. Disiplin

pembelajar tim dimulai dengan dialog dan berpikir bersama sehingga

dapat terbentuk pendalaman yang makin kaya, yang tidak mungkin

terbentuk secara individual. Belajar dalam tim penting karena yang

menjadi unit belajar fundamental dalam suatu organisasi modern

adalah tim, bukan individu. Disiplin ini berfokus pada

pengembangan kapasitas organisasi untuk mampu melihat

permasalahan dengan cara pandang yang saling melengkapi.

Penilaian pegawai kependidikan terhadap disiplin berpikir tim dapat

dilihat pada Tabel 12.

Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa mereka

memiliki keterbatasan kemampuan dalam bekerja, dengan demikian

mereka akan bekerja sama secara tim guna saling melengkapi

dengan pegawai lain, dilihat dari nilai rataan 4,19. Pegawai

kependidikan pun setuju bahwa mereka menikmati bekerja dengan

pegawai lain secara tim, dengan nilai rataan 4,14. Berawal dari

pemahaman ini, terbentuklah kerja tim yang baik diantara para

pegawai. Pegawai kependidikan setuju bahwa mereka saling

berkomunikasi dan berkordinasi dengan rekan-rekan satu tim atau

unit kerja dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, dengan nilai

rataan 4,13. Pegawai kependidikan saling menghormati dan

menghargai rekan-rekan satu tim atau unit kerja, dengan nilai rataan

4,20. Pegawai kependidikan setuju bahwa selalu ada pegawai lain

yang mau menolong apabila mereka memperoleh kesulitan dalam

bekerja, ditunjukan dengan nilai rataan 3,95. Apabila pegawai

kependidikan mempunyai banyak pekerjaan, pegawai lain mau

membantu mereka, dengan nilai rataan 3,96. Mereka saling

membantu dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Begitu pula

Page 69: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

57

apabila pegawai kependidikan mempunyai pertanyaan seputar

pekerjaan mereka, ada pegawai lain yang membantu menjawab

pertanyaan mereka, dengan nilai rataan 3,66. Berdasarkan Tabel 12

dapat disimpulkan bahwa pegawai kependidikan setuju terdapat

disiplin berpikir tim pada diri mereka, ditunjukan dengan nilai rataan

4,03.

Tabel 12. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap disiplin berpikir tim

Pernyataan Rataan nilai Keterangan

Jika saya mempunyai pertanyaan tentang pekerjaan saya, ada pegawai lain yang dapat menjawab pertanyaan saya.

3,66 Setuju

Saya dapat memahami keterbatasan kerja saya, maka saya akan bekerja sama secara tim guna saling melengkapi.

4,19 Setuju

Jika saya mempunyai banyak pekerjaan, pegawai lain mau membantunya.

3,96 Setuju

Selalu ada pegawai lain yang mau menolong bila saya memperoleh kesulitan.

3,95 Setuju

Saya menikmati bekerja dengan teman-teman satu tim pada unit kerja saya.

4,14 Setuju

Saya menghormati dan menghargai teman-teman satu tim/ unit kerja saya seperti mereka menghormati dan menghargai saya.

4,20 Setuju

Saya berkomunikasi dan berkordinasi ke teman-teman satu tim/ unit kerja dalam menyelesaikan pekerjaan saya.

4,13  

Setuju

Total 4,03 Setuju

4.5.5 Disiplin Berpikir Sistem

Disiplin berpikir sistem merupakan seluruh anggota organisasi

untuk berpikir dan bertindak secara sistem dengan menimbang

permasalahan terkait secara menyeluruh dan terintegrasi. Disiplin

berpikir sistem berfokus pada peningkatan kapasitas organisasi untuk

mampu melihat atau mempelajari hubungan keterkaitan seluruh

permasalahan dan proses perubahan secara menyeluruh dan mampu

merealisasikan secara tuntas. Penilaian pegawai kependidikan

terhadap disiplin berpikir sistem (Tabel 13)

Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa atasan

langsung mereka membuat mereka merasa menjadi anggota tim yang

berharga, ditunjukan dengan nilai rataan 3,90. Mereka diperlakukan

Page 70: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

58

sebagai bagian dari sistem yang satu dengan lainnya akan sangat

berhubungan. Apabila diperlukan, atasan langsung mereka dapat

mengambil bagian (ikut mengerjakan) dalam pekerjaan yang sedang

dilakukan, terlihat dari nilai rataan 3,74. Hal ini dilakukan agar sistem

dapat tetap berjalan sebagaimana mestinya. Pegawai kependidikan

tidak setuju bahwa keberadaan mereka tidak memberikan banyak

pengaruh terhadap pekerjaan tim pada unit kerja, dengan nilai rataan

3,70.

Tabel 13. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap disiplin berpikir sistem

Pernyataan Rataan nilai Keterangan

Atasan langsung saya membuat saya merasa menjadi anggota tim yang berharga.

3,90 Setuju

Apabila diperlukan, atasan langsung saya mengambil bagian (ikut mengerjakan) dalam pekerjaan yang sedang saya lakukan.

3,74 Setuju

Saya merasa tidak memberikan banyak pengaruh terhadap pekerjaan tim pada unit kerja kami.

3,70 Tidak setuju

Jika saya terlambat mengerjakan pekerjaan saya, akan berdampak pada keterlambatan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan saya.

3,89 Setuju

Saya merasa menjadi bagian penting dari sistem. Jika terjadi kesalahan pada pekerjaan saya, maka akan memberikan dampak pada pekerjaan yang lain, yang berhubungan dengan pekerjaan saya.

3,99 Setuju

Total 3,84 Setuju

Pegawai kependidikan setuju bahwa keterlambat mereka dalam

menyelesaikan pekerjaan, akan berdampak pada keterlambatan

pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan

mereka, dengan nilai rataan 3,89. Selain itu, pegawai kependidikan

setuju mereka adalah bagian penting dari sistem, jika terjadi

kesalahan pada pekerjaan mereka, maka akan memberikan dampak

pada pekerjaan yang lain, yang berhubungan dengan pekerjaan

mereka, dilihat dari nilai rataan 3,99. Berdasarkan Tabel 13 dapat

disimpulkan bahwa pegawai kependidikan setuju terdapat disiplin

berpikir sistem pada diri mereka, ditunjukan dengan nilai rataan 3,84.

Page 71: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

59

4.6. Manajemen Pengetahuan pada Institut Pertanian Bogor (IPB)

Manajemen Pengetahuan di IPB terjadi melalui berbagai program

diantaranya: sharing dengan berbagai media, pelatihan, pemilihan tenaga

kependidikan berprestasi dan Knowledge Management System. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut :

Kegiatan sharing informasi, pengetahuan dan pengalaman dilakukan

dengan berbagai media atau sarana lain. Pada dunia nyata, sharing

pengetahuan biasa terjadi melalui obrolan-obrolan santai antar pegawai.

Pembentukan kepanitian atau tim lintas unit kerja juga digunakan sebagai

sarana pegawai untuk dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman. Interaksi

yang terjadi pada tim kerja lintas unit tersebut, secara tidak langsung menjadi

sarana konversi pengetahuan. Budaya untuk saling membimbing, khususnya

senior membimbing junior atau atasan membimbing bawahan, berjalan cukup

efektif dalam proses mentransfer pengetahuan. Pegawai tidak sungkan untuk

bersama belajar melalui pola learning by doing. Apabila ada pegawai yang

tidak mengetahui cara mengerjakan suatu pekerjaan, maka ada pegawai lain

yang siap sedia untuk membantu dengan mempraktekan bagaimana

mengerjakan hal tersebut. Sistem pelaporan setelah melakukan perjalanan

dinas, apa saja yang mereka lakukan dan dapatkan selama proses perjalanan

dinas, pun menjadi sarana yang efektif untuk bisa berbagi pengalaman dan

pengetahuan. Secara umum laporan hasil perjalanan dinas dibuat dalam

bentuk dokumen laporan dengan dilampirkan berkas-berkas lain yang

mendukung. Selain itu, papan pengumuman menjadi sarana yang efektif

untuk berbagi informasi. Tidak lama lagi, IPB pun akan menerapkan sistem

SMS Center. Sistem SMS yang bekerja sama dengan salah satu operator

nasional ini, akan mempermudah dalam menyebarkan informasi kepada

pegawai, sehingga tidak ada lagi pegawai yang tidak mengetahui

perkembangan informasi terbaru seputar IPB.

Pada dunia maya, fasilitas internet umum seperti email, chating, yahoo

group atau sejenisnya, menjadi sarana pegawai berbagi informasi,

pengetahuan dan pengalaman. Sharing tersebut terjadi baik antar individu ke

individu atau dari individu ke kolektif. Jarak yang jauh, murahnya biaya yang

Page 72: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

60

dikerluarkan, keterbatasan waktu untuk dapat bertemu langsung, ataupun

kesibukan lain, membuat fasilitas ini menjadi sarana yang paling banyak

dipilih pegawai dalam berbagi informasi dan pengetahuan. Selain itu,

beberapa pegawai aktif sebagai bloger. Mereka menuangkan ide, gagasan,

pengalaman, pengetahuan atau sekedar curhat dalam bentuk tulisan. Tulisan

ini lalu dipostingkan ke blog pribadi mereka. Blog ini merupakan sarana yang

diberikan oleh Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) kepada

pegawai IPB dan seluruh civitas IPB yang lain. Selain sebagai tempat berbagi

pengetahuan dan pengalaman dalam bentuk tulisan, adanya blog ini pun

dapat meningkatkan rating IPB pada dunia maya.

Pelatihan menjadi salah satu bentuk dari Manajemen Pengetahuan yang

diterapkan oleh IPB. Pelatihan ini disesuaikan dengan kebutuhan pegawai

pada unit kerja masing-masing. Ada beberapa klasifikasi pelatihan.

Berdasarkan waktu pelaksanaan, pelatihan dibagi menjadi 2 yaitu pelatihan

yang bersifat rutin dan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Pelatihan yang bersifat rutin, diantaranya : Pelatihan Kesamaptaan untuk

satpam. Pelatihan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, sebagai sarana untuk

terus meningkatkan kualitas pegawai satpam dilingkungan IPB. Pelatihan

yang bersifat insidental atau sesuai kebutuhan, diantaranya pelatihan

Pelayanan Prima. Pelatihan ini sejalan dengan budaya servant leadership

yang diterapkan oleh rektor IPB. Selain itu, pelatihan ini merupakan elaborasi

jargon IPB “mencari dan memberi yang terbaik”. Melalui pelatihan pelayan

prima ini, pegawai diharapkan dapat memahami secara konsep maupun

praktik bagaimana melakukan pelayanan terbaik kepada seluruh civitas IPB

yang lain serta elemen lain diluar IPB.

Berdasarkan pelaksana kegiatan, pelatihan dibagi menjadi 2, yaitu

pelatihan yang dilaksanakan oleh internal IPB dan pelatihan yang

dilaksanakan oleh eksternal IPB. Pelatihan yang dilaksanakan oleh internal

IPB diantaranya : Pelatihan Pembuatan Daftar Gaji, Pelatihan Pemegang

Uang Sediaan (PUS), Pelatihan Kepustakaan Elektronik, Pelatihan Pejabat di

Lingkungan IPB, Pelatihan Sistem Informasi Berbasis Jaringan

(Networking). Pelatihan ini dikordinir oleh Seksi Pengembangan SDM,

Page 73: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

61

Direktorat SDM IPB. Pelatihan yang dilaksanakan oleh eksternal IPB,

biasanya dilaksanakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)

atau lembaga-lembaga pelatihan yang bekerja sama dengan Kemendiknas.

Beberapa pelatihan yang dilaksanakan oleh Kemendiknas diantaranya :

Pelatihan Kepegawaian, Sosialisasi Jabatan Fungsional Tenaga Laboran,

Bimbingan Teknis Pembinaan PNS di Lingkungan Kemendiknas, serta

Pelatihan Pengadaan Barang dan Keuangan.

IPB juga melaksanakan program pemilihan tenaga kependidikan

berprestasi. Program ini merupakan program rutin yang dilaksanakan IPB

pada setiap tahunnya. Para pemenang pada program ini akan mendapatkan

reward berupa piagam penghargaan dan uang. Para pemenang program ini

juga akan diikut sertakan pada Program Pemilihan Tenaga Kependidikan

Tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Direktorat Perguruan Tinggi

Kemendiknas. Ada beberapa kategori yang dilombakan pada Program

Pemilihan Tenaga Kependidikan Berprestasi, yaitu : Kategori Administrasi

Akademik, Kategori Pranata Laboratorium, Kategori Pustakawan, Kategori

Pengelola Keuangan, dan Kategori Arsiparis. Kategori-kategori tersebut

dilombakan pada tingkat IPB dan Nasional. Ada 2 kategori lain yang khusus

dilaksanakan di IPB, yaitu Kategori Administrasi Umum dan Satpam.

Program Pemilihan Tenaga Kependidikan Berpretasi pada tingkat IPB

maupun Nasional, diharapkan dapat terus memotivasi pegawai untuk

meningkatkan kapasitas pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja sesuai

dengan bidangnya masing-masing. Selain itu, sharing knowledge yang

terjadi, diharapkan juga dapat menjadi katalisator dalam menciptakan ide-ide

kreatif dan inovasi-inovasi untuk meningkatkan layanan mutu akademik dan

administrasi pada masing-masing bidang kerja.

Knowledge Management System (KMS) merupakan suatu sistem

informasi yang dikelola oleh Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi

(DKSI) IPB. Knowledge Management System dibuat untuk mempermudah

pegawai IPB dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman masing-masing.

Knowledge Management System menjadi solusi atas keterbatasan waktu dan

tempat bagi pegawai dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman, pegawai

Page 74: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

62

dapat memanfaatkan fasilitas Knowledge Management System kapanpun dan

dimanapun.

4.7. Hubungan Manajemen Pengetahuan dengan Organisasi Pembelajar

Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk menentukan suatu

besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan

variabel lain dengan tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu

tergantung kepada variabel lain. Berikut ini adalah hasil pengolahan data uji

korelasi Rank Spearman yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara variabel Manajemen Pengetahuan dengan Organisasi

Pembelajar. Hasil uji korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Tabel 14.

Hasil pengolahan data dengan uji korelasi Rank Spearman

memperlihatkan bahwa nilai korelasi antara Manajemen Pengetahuan dengan

Organisasi Pembelajar adalah sebesar 54,4 persen. Hal ini menunjukkan

terdapat hubungan yang kuat dan positif antara Manajemen Pengetahuan dan

Organisasi Pembelajar. Artinya, semakin besar Manajemen Pengetahuan

yang ada di IPB, maka semakin besar pula Organisasi Pembelajar. Tingkat

signifikansi koefisien korelasi yang dihasilkan pada tabel sebesar 0,000 yang

berarti bahwa output signifikansi kedua variabel tersebut kurang dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa hubungan Manajemen Pengetahuan terhadap

Organisasi Pembelajar adalah signifikan pada taraf kepercayaan 95 persen.

Page 75: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

63

Tabel 14. Uji korelasi Rank Spearman

Mananjemen Pengetahuan

Organisasi Pembelajar

Spearman's rho

Manajemen Pengetahun

Correlation Coefficient

1.000 .544**

Sig. (2-tailed) . .000

N 96 96

Organisasi Pembelajar

Correlation Coefficient

.544** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 96 96**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.8. Analisis Pengaruh Manajemen Pengetahuan terhadap Organisasi Pembelajar

Berdasarkan hasil penelitian, terihat karakteristik pegawai IPB adalah

mayoritas berjenis kelamin pria dengan perbedaan persentase yang tidak

terlalu besar dengan pegawai wanita, yaitu jumlah pegawai pria 55 persen

dan jumlah pegawai wanita 45 persen. Mayoritas pegawai berpendidikan

SLTA dan S1 dengan jumlah persentase yang sama yaitu masing-masing

sebesar 44 persen atau 42 orang. Mayoritas pegawai berusia lebih dari 46

tahun sebesar 37 persen atau 27 orang. Berdasarkan karakteristik masa kerja,

mayoritas pegawai memiliki masa kerja 21 – 25 tahun yaitu sebesar 22

persen atau 21 orang.

Secara umum penerapan variabel Manajemen Pengetahuan melalui

indikator konversi pengetahuan, spiral pengetahuan dan Ba pada Institut

Pertanian Bogor (IPB) sudah baik, ditunjukan dengan nilai rataan 3,93 yang

merupakan rentang nilai setuju. Begitu pula dengan variabel Organisasi

Pembelajar melalui indikator disiplin penguasaan diri, dispilin model mental,

disiplin visi bersama, disiplin berpikir tim dan disiplin berpikir sistem pada

Institut Pertanian Bogor (IPB) sudah baik, ditunjukan dengan nilai rataan

4,03 yang merupakan rentang nilai setuju.

Penerapan Manajemen Pengetahuan yang dilakukan oleh IPB seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya mengindikasikan adanya budaya

Page 76: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

64

Organisasi Pembelajar yang terbentuk dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil

jawaban kuesioner penelitian oleh pegawai kependidikan dan hasil

wawancara yang dilakukan kepada beberapa pegawai bahwa mereka

mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam mengembangkan dan berbagi

pengetahuan dan pengalaman. Kemudahan ini dapat berupa sarana, fasilitas

dan program yang diberikan IPB. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

sarana, fasilitas dan program yang diberikan IPB telah membentuk

lingkungan yang sangat kondusif untuk mengembangkan lingkungan dan

Organisasi Pembelajar (Learning Organization).

Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah uji regresi linear untuk

melihat lebih jauh pengaruh Manajemen Pengetahuan terhadap Organisasi

Pembelajar. Dengan Uji regresi linear kita dapat mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Jika terdapat data dari dua

variabel penelitian yang sudah diketahui mana variabel bebas X (independen)

dan variabel terikatY (dependen), maka dapat dihitung atau dicari nilai-nilai

Y yang lain berdasarkan nilai X yang diketahui. Pada penelitian ini variabel

independen (X) adalah variabel Manajemen Pengetahuan, sedangkan yang

menjadi variabel dependen (Y) adalah Organisasi Pengetahuan. Namum

sebelum uji regresi linear harus dipastikan asumsi data tersebar normal

terpenuhi, maka dilakukan uji Kolmogorov Smirnov (KS). Apabila nilai

Asymp. Sig. dari masing-masing variabel lebih besar dari taraf nyata (α) yaitu

0,05, maka dapat dikatakan bahwa data atau variabel tersebar normal. Hasil

uji Kolmogorov Smirnov (KS) dapat dilihat pada Tabel 15.

Berdasarkan Kolmogorov Smirnov Test terlihat bahwa nilai Asymp. Sig.

untuk variabel Organisasi Pembelajar adalah 0,812, yang berarti lebih besar

dari 0,05. Begitu pula dengan variabel Manajemen Pengetahuan, terlihat nilai

Asymp. Sig. adalah 0,162, yang berari lebih besar dari 0,05. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa variabel Organisasi Pembelajar dan

Manajemen Pengetahuan tersebar normal. Hasil olah data lengkap terdapat

pada Lampiran 5.

Page 77: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

65

Tabel 15. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Manajemen Pengetahuan

Organisasi Pembelajar

N 96 96 Normal

Parametersa Mean

1.4416E2 1.2958E2

Std. Deviation 1.19334E1 8.63733 Most Extreme

Differences Absolute .114 .065 Positive .083 .065 Negative -.114 -.061

Kolmogorov-Smirnov Z 1.121 .637 Asymp. Sig. (2-tailed) .162 .812

a. Test distribution is Normal.

Model Summary memperlihatkan bahwa nilai koefisien determinasi (R

Square) sebesar 0,380. Hal ini menunjukan bahwa variabel Manajemen

Pengetahuan dapat menjelaskan variabel Organisasi Pembelajar sebesar 38

persen, sedangkan sisanya sebesar 62 persen ditentukan oleh faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil pengolahan datanya dapat

dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .617a .380 .374 6.83497

a. Predictors (Constant): Manajemen Pengetahuan

ANOVA memperlihatkan bahwa uji F menunjukan nilai F hitung < alfa

(α), yaitu 0,000 < 0,05, sehingga membuktikan bahwa variabel X yang

mempengaruhi variabel Y atau secara statistik persamaan ini memiliki model

yang linear. Hal ini ini dapat diartikan bahwa secara keseluruhan (simultan)

variabel Manajemen Pengetahuan memiliki pengaruh terhadap Organisasi

Pembelajar. Hasil pengolahan datanya dapat dilihat pada Tabel 17.

Page 78: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

66

Tabel 17. ANOVAb

Model Sum of Squares

dfMean

Square F Sig.

Regression 2695.947 1 2695.947 57.708 .000a

Residual 4391.386 94 46.717

Total 7087.333 95 a. Predictors (Constant): Manajemen Pengetahuan b. Dependent Variable: Organisasi Pembelajar

Selanjutnya, kita dapat melakukan pengujian secara parsial melalui uji

t. Nilai nyata t hitung harus lebih kecil dari taraf nyata alfa (α) untuk melihat

seberapa besar pengaruh secara parsial. Data pada Tabel 18 menunjukan

bahwa t hitung adalah 0,000 yang berarti bahwa t hitung lebih kecil dari 0,05

(α). Maka dapat disimpulkan bahwa Variabel Manajemen Pengetahuan

berpengaruh secara parsial terhadap variabel Organisasi Pembelajar.

Tabel 18. Coeffecients

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 65.231 8.500 7.674 .000

ManajemenPengetahuan .446 .059 .617 7.597 .000

a. Dependent Variable: Organisasi Pembelajar

Pada Tabel 18 juga menjelaskan bahwa persamaan regresi yang

didapatkan dalam penelitian ini adalah Y = a + b X, dengan a = 65,23 dan b =

0,446 maka persamaan regresi menjadi Y = 65,23 + 0,446 X. Hal ini berarti

setiap kenaikan 1 satuan Manajemen Pengetahuan di IPB akan meningkatkan

Organisasi Pembelajar sebesar 0,446 satuan. Hasil olah data lengkap terdapat

pada Lampiran 6.

Berdasarkan uji regresi linear, dapat terlihat bahwa Manajemen

Pengetahuan memiliki pengaruh terhadap Organisasi Pembelajar pada

Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan tingkat pengaruh 44,6 persen. Maka

dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis dalam penelitian ini yang berbunyi H0:

Manajemen Pengetahuan tidak memiliki pengaruh terhadap Organisasi

Page 79: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

67

Pembelajar, ditolak. Sedangkan H1: Manajemen Pengetahuan memiliki

pengaruh terhadap Organisasi Pembelajar, diterima.

4.9. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian, Manajemen Pengetahuan memiliki

pengaruh kuat dan positif terhadap Organisasi Pembelajar pada Institut

Pertanian Bogor (IPB) yang berarti semakin besar Manajemen Pengetahuan

yang ada di institusi, maka semakin besar pula Organisasi Pembelajar pada

institusi. Dengan demikian, diperoleh beberapa implikasi manajerial bagi

pihak IPB dalam rangka meningkatkan Manajemen Pengetahuan sehingga

dapat meningkat pula Organisasi Pembelajar pada perusahaan. Implikasi

manajerial yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Program Manajemen Pengetahuan yang selama ini dikembangkan di IPB

lebih kepada sisi Sistem Informasi yang biasa dikenal KMS (Knowledge

Management System). Belum ada perhatian yang cukup berarti pada

pengelolaan program Manajemen Pengetahuan pada sisi Sumber Daya

Manusia (SDM). Maka perlu adanya program revitalisasi penerapan

Manajemen Pengetahuan pada sisi SDM. Sejauh mengacu pada hasil

penelitian ini, Manajemen Pengetahuan secara praktik sudah berjalan

dengan baik dan sangat menunjang Organisasi Pembelajar. Program

revitalisasi dapat diawali dengan pembentukan tim kerja yang

dikhususkan untuk mengawal Manajemen Pengetahuan. Tim Kerja

Manajemen Pengetahuan ini akan membuat program-program yang akan

mengumpulkan dan mengelola pengetahuan pegawai menjadi lebih

terkordinir, tersistem dan memiliki nilai tambah serta menjadi

pengetahuan institusi. Program yang dibuat harus efektif dan efisien dari

segi biaya dan waktu.

2. Tahap Pengorganisasian

Tim Kerja Manajemen Pengetahuan yang terbentuk dapat melakukan

kordinasi dengan Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI).

Melalui kordinasi ini diharapkan akan ada sinergitas antara penerapan

Manajemen Pengetahuan pada sisi Sumber Daya Manusia dan Sistem

Page 80: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

68

Informasi. Sistem Informasi yang sudah ada dan berjalan dengan baik

dapat diselaraskan menjadi support system manajemen pengatahuan

pada sisi SDM.

3. Tahap Pengaktualisasian

Program yang telah dibuat Tim Kerja Manajemen Pengetahuan

dilaksanakan oleh semua pegawai sesuai dengan kebutuhan dan bidang

kerja masing-masing. Pimpinan IPB dapat mengeluarkan kebijakan agar

para karyawan dapat secara proaktif mengikuti program yang telah

dibuat oleh Tim Kerja Manajemen Pengetahuan.

4. Tahap Pengendalian

Program yang telah dilaksanakan, selanjutnya dimonitor dan dievaluasi

secara berkala oleh Tim Kerja Manajemen Pengetahuan. Tim Kerja

Manajemen Pengetahuan dapat bekerja sama dengan Direktorat

Komunikasi dan Sistem Informasi untuk melakukan monitoring.

Monitoring dapat dilakukan melalui KMS (Knowledge Manajemen

System). Proses evaluasi dilakukan oleh tim kerja untuk mengetahui

kekurangan dan kelebihan dari program tersebut. Kemudian tim kerja

dapat menentukan alternatif solusi yang akan dilakukan agar Manajemen

Pengetahuan berjalan di IPB sehingga memberikan manfaat yang besar

bagi IPB.

Page 81: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

69

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Secara umum penerapan Organisasi Pembelajar melalui indikator disiplin

penguasaan diri, dispilin model mental, disiplin visi bersama, disiplin

berpikir tim dan disiplin berpikir sistem pada Institut Pertanian Bogor (IPB)

sudah baik

2. Secara umum penerapan Manajemen Pengetahuan melalui indikator

konversi pengetahuan, spiral pengetahuan dan Ba pada Institut Pertanian

Bogor (IPB) sudah baik.

3. Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang kuat dan positif antara Manajemen Pengetahuan

dan Organisasi Pembelajar pada IPB.

4. Berdasarkan analisis uji regresi linear dapat disimpulkan bahwa

Manajemen Pengetahuan memiliki pengaruh pada Organisasi Pembelajar

di IPB. Oleh karena itu, uji hipotesis dalam penelitian ini yang berbunyi H0:

Manajemen Pengetahuan tidak memiliki pengaruh terhadap Organisasi

Pembelajar, ditolak. Sedangkan H1: Manajemen Pengetahuan memiliki

pengaruh terhadap Organisasi Pembelajar, diterima.

Saran

1. Penerapan Manajemen Pengetahuan di Institut Pertanian Bogor (IPB)

perlu ditingkatkan dan direvitalisasi pada sisi Sumber Daya Manusia.

Selama ini, perhatian penerapan Manajemen Pengetahuan lebih kepada

sisi Sistem Informasi dengan adanya Knowledge Management System

(KMS). Kedepannya perlu ada sinergitas antara penerapan manajemen

pada sisi Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia guna mengkordinir

dan mengelola pengetahuan individu menjadi pengetahuan IPB sebagai

institusi. Dengan peningkatan Manajemen Pengetahuan diharapkan akan

berbanding lurus dengan peningkatan budaya Organisasi Pembelajar

(Learning Organization), sehingga akan semakin memperkokoh posisi IPB

dalam persaingan global.

Page 82: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

70

2. Budaya sharing melalui berbagai media harus terus ditingkatkan. Budaya

sharing tersebut merupakan inti dari Manajemen Pengetahuan.

Pengetahuan sebagai intangible asset harus terus ditingkatkan melalui

pelatihan atau workshop yang dilaksanakan oleh internal IPB ataupun oleh

penyelenggara eksternal. Kewajiban untuk membuat laporan hasil

pelatihan atau perjalanan dinas harus kembali digalakan, sebagai sarana

untuk mentransfer segala hal yang didapatkan pada saat pelatihaan atau

perjalanan dinas ke pegawai lainnya.

3. Perlu diadakannya pertemuan rutin sebagai sararan sharing informasi,

pengetahuan dan pengalaman secara fisik di antara para pegawai

kependidikan. Pada pertemuan rutin ini setiap pegawai dapat berbagi

mengenai permasalahan-permasalahan yang didapatkan saat bekerja,

dengan harapan pegawai lain dapat memberikan solusi sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Pada pertemuan rutin ini para

pimpinan departemen, fakultas atau IPB dapat juga mengevaluasi tingkat

pencapaian kinerja masing-masing pegawai dalam mencapai visi, misi dan

tujuan yang telah disepakati, baik pada skala departemen, fakultas ataupun

IPB.

4. Program Pemilihan Tenaga Kependidikan dapat lebih dimanfaatkan untuk

menunjang program Manajemen Pengetahuan, misal dengan

menginventarisir hasil karya kreatif dan dijadikan masukan dan

pembelajaran kepada pegawai lain, untuk terus meningkatkan layanan

akademik dan administrasi di IPB.

Page 83: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

71

DAFTAR PUSTAKA

Dwijayanto T. 2010. Analisis Pengaruh Manajemen Pengetahuan Terhadap Komitmen Karyawan [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Fraopolo C, Sudarmadji. 2003. Manajemen Pengetahuan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Irtanti, Sri. 2009. Hubungan Penerapan Organisasi Pembelajar dengan Motivasi dan Kepuasaan Kerja Pegawai di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanuan Bogor.

Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi Kerja Karyawan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nonaka I, Konno N. 1998. The Concept of “BA”: Building A Fondation for Knowledge Creation. California Management Review. 40(3): 40-55.

Nonaka I, Toyama R. 2005. The Theory of The Knowledge-Creating Firm: Subjectivity, Objectivity and Synthesis . Industrial and Corporate Change. 14(3):419-436.

Nonaka I, Toyama R. 2005. 2007. Strategic Management as Distributed Practical wisdom (Phronesis). Industrial and Corporate Change. 16(3):371-394.

Nugroho, Sapto. 2005. Hubungan Penerapan Manajemen Pengetahuan terhadap Kinerja (Studi Kasus pada Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta) [Tesis]. Jakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.

Sangkala. 2007. Knowledge Management. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Senge PM. 1990. The Fifth Discipline: The Art and Practice of Learning Organization, New York: Doubleday.

Setiarso B, Nazir H, Triyono, Hendro S. 2009. Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tjakraatmadja JH dan Lantu DC. 2006. Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar. Bandung: SBM-ITB.

Page 84: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

72

Umar H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Page 85: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

72

LAMPIRAN

Page 86: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

73

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS HUBUNGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi oleh: Nama : Hendra Etri Gunawan NRP : H24063083 Departemen : Manajemen Fakultas : Ekonomi dan Manajemen Universitas : Institut Pertanian Bogor Dosen Pembimbing : Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini secara jujur, benar, dan akurat. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu. A. Identitas Responden

Petunjuk pengisian: Mohon diberi tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai. No Kuesioner :………………………………………………………………………….

Nama Responden :………………………………………………………………………….

Alamat :………………………………………………………………………….

No HP :………………………………………………………………………….

Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita

Pendidikan : a. SLTA b. D3 c. S1

c. S2 d. S3 e. Lainnya, sebutkan……….

Usia : a. 20 – 25 tahun d. 36 – 40 tahun

b. 26 – 30 tahun e. 41 – 45 tahun

c. 31 – 35 tahun f. > 46 tahun

Masa Kerja : a. 1 – 5 tahun d. 16 – 20 tahun

b. 6 – 10 tahun e. 21 – 25 tahun

c. 11 – 15 tahun f. > 26 tahun

Golongan PNS : a. IIa e. IIIa i. IVa

b. IIb f. IIIb j. IVb

c. IIc g. IIIc k. IVc

d. IId h. IIId l. IVd

Page 87: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

74

B. Kuesioner Penelitian Petunjuk Pengisian: Pilihlah salah satu jawaban terhadap setiap item pernyataan yang diajukan dengan cara memilih salah satu jawaban yang disediakan untuk setiap item pernyataan dan berilah tanda silang (X) pada setiap jawaban yang dipilih. Keterangan:

Sangat Tidak Setuju (STS)

Tidak Setuju (TS)

Ragu-ragu (R)

Setuju (S)

Sangat Setuju (SS)

I. MANAJEMEN PENGETAHUAN

1.1 KONVERSI PENGETAHUAN

Pengetahuan terdiri dari dua jenis, yaitu explicit knowledge dan tacit knowledge

(Nonaka dan Konno 1998) Explicit Knowledge adalah jenis pengetahuan yang dapat yang dapat diekspresikan dalam

bentuk kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk data, formulasi ilmiah, spesifikasi, manual, dan sebagainya. Pengetahuan jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu ke individu lainnya secara formal dan sistematis.

Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang bersifat sangat personal dan sulit untuk

dirumuskan, dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain. Pengalaman, gbspemahaman subjektif, intuisi dan firasat termasuk ke dalam jenis pengetahuan ini.

1.1.1 SOSIALISASI

Konversi pengetahuan dari tacit knowledge ke tacit knowledge

NO PERNYATAAN STS TS R S SS 1. Saya tidak pernah bertukar pengalaman/ pengetahuan

dengan pegawai lain melalui obrolan-obrolan santai/ berbicara langsung (lisan).

2. Saya bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui obrolan-obrolan santai/ berbicara langsung (lisan) dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

3. Saya mengikuti pertemuan rutin (seperti: Rapat, dll) dimana saya dapat berbagi pengalaman/ pengetahuan dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

4. Saya mengikuti pertemuan rutin (seperti: Rapat, dll) dimana saya dapat berbagi pengalaman/ pengetahuan dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja.

5. Jika saya tidak mengikuti pertemuan Rutin (misal: Rapat, dll), saya akan bertanya ke pegawai lain tetang hasil rapat yang terkait dengan pekerjaan saya atau tidak.

6. Saya mentransfer pengalaman/ pengetahuan secara lisan (telepon / face to face) kepada junior / bawahan yang bertanya seputar pekerjaan mereka.

Lanjutan Lampiran 1.

Page 88: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

75

1.1.2 EKSTERNALISASI

Konversi pengetahuan dari tacit knowledge ke explicit knowledge

NO PERNYATAAN STS TS R S SS 1. Pengalaman/ pengetahuan saya tidak dituangkan secara

tertulis (seperti: dalam bentuk laporan, dokumen, dll).

2. Jika memang diperlukan, saya dapat menuangkan pengalaman/ pengetahuan secara tertulis (seperti: dalam bentuk laporan, dokumen, dll) dan dibagikan ke pegawai lain pada satu unit kerja.

3. Jika memang diperlukan, saya dapat menuangkan pengalaman/ pengetahuan saya secara tertulis (seperti: dalam bentuk laporan, dokumen, dll) dan dibagikan ke pegawai lain yang berbeda unit kerja.

4. Hasil pertemuan rutin (seperti: rapat, dll) dinotulensikan dengan baik, sehingga hasil pertemuan rutin dapat ditransfer dengan mudah apabila ada pegawai lain yang memerlukan.

5. Apabila diperlukan, saya dapat memberikan dokumen-dokumen tertulis yang dibutuhkan junior / bawahan yang memerlukan atau bertanya seputar pekerjaan mereka.

1.1.3 KOMBINASI

Konversi pengetahuan dari explicit knowledge ke explicit knowledge

NO PERNYATAAN STS TS R S SS 1. Saya tidak pernah bertukar pengalaman/ pengetahuan

melalui berbagai media (seperti: dokumen, rapat, telepon, percakapan, email, atau fasilitas lain) dengan Pegawai lain.

2. Saya bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui berbagai media (seperti: dokumen, rapat, telepon, percakapan, email, atau fasilitas lain) dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

3. Jika diperlukan, saya bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui berbagai media (seperti: dokumen, rapat, telepon, percakapan, email, dan fasilitas internet lain) dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja.

4. Email menjadi sarana saya bertukar pengalaman/ pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dll) dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

5. Email menjadi sarana saya bertukar pengalaman/ pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dll) dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja.

6. Email tidak menjadi sarana saya bertukar pengalaman/ pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dll) dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

Lanjutan Lampiran 1.

Page 89: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

76

1.1.4 INTERNALISASI Konversi pengetahuan dari expilicit knowledge ke tacit knowledge.

NO PERNYATAAN STS TS R S SS 1. Saya melakukan learning by doing atau belajar sambil

melakukan / mempraktekan dengan Pegawai lain pada satu unit kerja.

2. Jika diperlukan, saya melakukan learning by doing atau belajar sambil melakukan / mempraktekan dengan Pegawai lain yang berbeda unit kerja.

3. Apabila ada junior/ bawahan yang membutuhkan bimbingan, saya akan membimbing mereka. Jika diperlukan saya akan mempraktekan bagaimana mereka seharusnya mengerjakan suatu pekerjaan.

4. Dengan learning by doing atau belajar sambil melakukan / mempraktekan saya akan lebih mudah memahami suatu pekerjaan, sehingga dapat mengerjakan pekerjaan itu dengan baik.

5. Jika saya kesulitan mengerjakan pekerjaan, saya bertanya kepada pegawai lain. Jika diperlukan, pegawai lain dapat mempraktekan bagaimana mengerjakan pekerjaan tsb dengan baik.

6. Pengumuman-pengumuman yang ditempel pada papan pengumuman unit kerja atau papan pengumuman yang lain, dapat memberikan informasi baru dan menambah wawasan dan pengetahuan saya.

1.3 SPIRAL PENCIPTAAN PENGETAHUAN

Pemicu atau Kemudahan yang menyebabkan pergeseran antar berbagai model konversi pengetahuan dapat berlangsung, sehingga membentuk proses spiral ke atas, dimulai dari level individu bergerak terus ke level kelompok, kemudian ke level organisasi dan bahkan ke level antar organisasi (Nonaka dan Takeuchi 1995)

NO PERNYATAAN STS TS R S SS 1. Terdapat sarana berbagi pengalaman/ pengetahuan berupa

pertemuan rutin yang mempermudah proses transfer pengalaman/ pengetahuan secara langsung (lisan/ face to face).

2. Pengetahuan/pengalaman seputar pekerjaan dari pegawai lain pada satu unit kerja, mudah diperoleh melalui berkas tertulis seperti dokumen, laporan, dll.

3. Jika diperlukan, saya dapat memperoleh berkas tertulis (seperti: dokumen, laporan, dll) berupa pengalaman/ pengetahuan seputar pekerjaan pegawai lain yang berbeda unit kerja.

4. Email menjadi sarana yang efektif untuk mempermudah antar pegawai menerima dan menyampaikan pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dll).

5. Adanya Blog bagi staf IPB yang difasilitasi DKSI, sangat memfasilitasi dan memudahkan bagi pegawai yang ingin

Lanjutan Lampiran 1.

Page 90: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

77

menuangkan segala pengalaman ringan seputar pekerjaan, selain juga menyalurkan hobi menulis pegawai.

6. IPB membentuk tim kerja / kepanitiaan yang terdiri atas pegawai-pegawai dari lintas unit kerja. Adanya tim kerja atau kepanitiaan tsb, sangat memudahkan saya dalam belajar, berbagi pengelaman/ pengetahuan, dan learning by doing dengan pegawai dari unit kerja yang berbeda.

. 2.3 Ba

Ba merupakan dasar dari kegiatan penciptaan pengetahuan, tempat berlangsungnya percakapan dan praktik dialektikal untuk menciptakan visi dan mendorong pencapaian tujuan organisasi.

Ba dibentuk oleh dua dimensi. Pertama, tipe interaksi (individu dan kolektif). Kedua,

media interaksi (virtual atau tatap muka) (Nonaka dan Konno 1998).

NO PERNYATAAN STS TS R S SS 1. Saya berdialog, berdiskusi dan bertatap muka secara

langsung dengan Pegawai lain pada satu unit kerja .

2. Saya berdialog, berdiskusi dan bertatap muka secara langsung dengan Pegawai lain yang berbeda unit kerja.

3. Pertemuan rutin (seperti: rapat, dll) menjadi sarana bagi kami untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan secara langsung dengan pegawai satu unit kerja ataupun berbeda unit kerja

4. Yahoo Group atau sejenisnya menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) untuk kami berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan.

5. Email / chating menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) bagi saya untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan dengan pegawai lain pada satu unit kerja.

6. Email / chating menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) bagi saya untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja.

7. Saya berinteraksi dan bertukar pengetahuan secara tidak langsung dengan Pegawai lain pada satu unit kerja ataupun berbeda unit kerja.

II. ORGANISASI PEMBELAJAR

Organisasi Pembelajar adalah organisasi yang secara berkelanjutan memperluas kapasitasnya dalam menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola berpikir baru dan perluasan pola berpikir dipelihara, aspirasi kolektif disusun secara leluasa, dan orang belajar bagaimana belajar secara bersama-sama (Senge 1990)

Lanjutan Lampiran 1.

Page 91: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

78

Ciri-ciri suatu organisasi pembelajar adalah adanya lima disiplin (The Fifth Discipline) yang membentuk suatu tatanan organisasi yang berhasil. Organisasi yang tidak memiliki salah satu atau beberapa dari kelima disiplin ini akan mengalami kesulitan untuk berfungsi secara maksimal. Kelima disiplin tersebut adalah sebagai berikut :

2.1 DISIPLIN PENGUASAAN PRIBADI

NO PERNYATAAN STS TS R S SS1. Saya orang yang tekun dan sabar untuk mencapai hasil yang

terbaik dalam setiap pekerjaan saya.

2. Saya mengikuti pelatihan atau workshop untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan saya.

3. Saya bekerja sebaik mungkin untuk memperoleh prestasi kerja terbaik di IPB.

4. Saya memiliki Visi Pribadi dalam hidup saya. 5. Saya mengerjakan tugas yang diberikan minimal sama dengan

standard yang diharapkan oleh pemberi tugas.

6. Saya merupakan orang yang objektif dalam memandang suatu permasalahan / realita.

7. Saya didorong untuk memberikan evaluasi / saran bagi perbaikan pekerjaan yang menjadi jobdesc / tugas saya.

2.2 DISIPLIN MODEL MENTAL

NO PERNYATAAN STS TS R S SS1. Saya menyukai dan menikmati pekerjaan saya. 2. Saya merasa puas dengan pekerjaan saya. 3. Pekerjaan ini sangat tepat buat saya, karena itu saya merasa

sangat senang disini.

4. Saya sangat menyukai pekerjaan yang menantang dan membuat saya dapat lebih berkembang.

5. Saya meyakini bahwa hasil terbaik harus di awali dengan usaha yang terbaik.

6. Saya akan mengakui kesalahan saya secara jujur, apabila saya salah.

2.3 DISIPLIN VISI BERSAMA

NO PERNYATAAN STS TS R S SS1. IPB memiliki Visi, Misi dan Tujuan yang didefinisikan dengan

jelas.

2. Sangat mudah menjelaskan dengan singkat tujuan yang ingin dicapai IPB.

3. Jika ada perubahan kebijakan, saya memiliki kesempatan untuk memberikan masukan, khususnya terkait kebijakan yang berhubungan dengan ranah kerja saya.

4. Saya mengetahui dimana saya dapat memperoleh informasi yang saya perlukan dalam melaksanakan pekerjaan saya.

5. Saya memiliki komitmen dan semangat bekerja sama untuk

Lanjutan Lampiran 1.

Page 92: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

79

bersama mencapai Visi dan Misi IPB. 6. Saya lebih mementingkan kepentingan bersama dibandingkan

kepentingan pribadi saya.

2.4 DISIPLIN BERPIKIR SISTEM

NO PERNYATAAN STS TS R S SS1. Atasan langsung saya membuat saya merasa menjadi anggota

tim yang berharga.

2. Apabila diperlukan, atasan langsung saya mengambil bagian (ikut mengerjakan) dalam pekerjaan yang sedang saya lakukan.

3. Saya merasa tidak memberikan banyak pengaruh terhadap pekerjaan tim pada unit kerja kami.

4. Jika saya terlambat mengerjakan pekerjaan saya, akan berdampak pada keterlambatan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan saya.

5. Saya merasa menjadi bagian penting dari sistem. Jika terjadi kesalahan pada pekerjaan saya, maka akan memberikan dampak pada pekerjaan yang lain, yang berhubungan dengan pekerjaan saya.

2.5 DISIPLIN BERPIKIR TIM

NO PERNYATAAN STS TS R S SS1. Jika saya mempunyai pertanyaan tentang pekerjaan saya, ada

pegawai lain yang dapat menjawab pertanyaan saya.

2. Saya dapat memahami keterbatasan kerja saya, maka saya akan bekerja sama secara tim guna saling melengkapi.

3. Jika saya mempunyai banyak pekerjaan, pegawai lain mau membantunya.

4. Selalu ada pegawai lain yang mau menolong bila saya memperoleh kesulitan.

5. Saya menikmati bekerja dengan teman-teman satu tim pada unit kerja saya.

6. Saya menghormati dan menghargai teman-teman satu tim/ unit kerja saya seperti mereka menghormati dan menghargai saya.

7. Saya berkomunikasi dan berkordinasi ke teman-teman satu tim/ unit kerja dalam menyelesaikan pekerjaan saya.

Lanjutan Lampiran 1.

Page 93: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

80

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Kuesioner

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Validitas Sosialisasi

Sos1 Sos2 Sos3 Sos4 Sos5 Sos6 tot_sosSpearman's rho

Sos1 Correlation Coefficient 1.000 .231 .198 .053 .074 .191 .674**

Sig. (2-tailed) . .220 .295 .780 .696 .312 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Sos2 Correlation Coefficient .231 1.000 .251 .271 .420* .488** .485**

Sig. (2-tailed) .220 . .180 .147 .021 .006 .007N 30 30 30 30 30 30 30

Sos3 Correlation Coefficient .198 .251 1.000 .722** .501** .250 .667**

Sig. (2-tailed) .295 .180 . .000 .005 .182 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Sos4 Correlation Coefficient .053 .271 .722** 1.000 .536** .392* .675**

Sig. (2-tailed) .780 .147 .000 . .002 .032 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Sos5 Correlation Coefficient .074 .420* .501** .536** 1.000 .675** .606**

Sig. (2-tailed) .696 .021 .005 .002 . .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Sos6 Correlation Coefficient .191 .488** .250 .392* .675** 1.000 .569**

Sig. (2-tailed) .312 .006 .182 .032 .000 . .001N 30 30 30 30 30 30 30

tot_sos

Correlation Coefficient .674** .485** .667** .675** .606** .569** 1.000Sig. (2-tailed) .000 .007 .000 .000 .000 .001 .N 30 30 30 30 30 30 30

Page 94: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

81

Validitas Eksternalisasi

Ekster1 Ekster2 Ekster3 Ekster4 Ekster5 Ekster6 tot_eksterSpearman's rho

Ekster1 Correlation Coefficient 1.000 -.155 .242 .065 -.006 .066 .549**

Sig. (2-tailed) . .413 .198 .734 .974 .730 .002N 30 30 30 30 30 30 30

Ekster2 Correlation Coefficient -.155 1.000 .337 .366* .393* .357 .460*

Sig. (2-tailed) .413 . .068 .046 .032 .053 .011N 30 30 30 30 30 30 30

Ekster3 Correlation Coefficient .242 .337 1.000 .117 .423* -.008 .481**

Sig. (2-tailed) .198 .068 . .539 .020 .966 .007N 30 30 30 30 30 30 30

Ekster4 Correlation Coefficient .065 .366* .117 1.000 .593** .144 .680**

Sig. (2-tailed) .734 .046 .539 . .001 .446 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Ekster5 Correlation Coefficient -.006 .393* .423* .593** 1.000 -.124 .475**

Sig. (2-tailed) .974 .032 .020 .001 . .512 .008N 30 30 30 30 30 30 30

Ekster6 Correlation Coefficient .066 .357 -.008 .144 -.124 1.000 .360

Sig. (2-tailed) .730 .053 .966 .446 .512 . .051N 30 30 30 30 30 30 30

tot_ekster

Correlation Coefficient .549** .460* .481** .680** .475** .360

(filed) 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .011 .007 .000 .008 .051 .N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lanjutan Lampiran 2.

Page 95: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

82

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Validitas Internalisasi

Intern1 Intern2 Intern3 Intern4 Intern5 Intern6

tot_intern

Spearman's rho

Intern1 Correlation Coefficient 1.000 .732** .500** .500** .644** .490** .851**

Sig. (2-tailed) . .000 .005 .005 .000 .006 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Intern2 Correlation Coefficient .732** 1.000 .456* .296 .548** .731** .739**

Sig. (2-tailed) .000 . .011 .112 .002 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Intern3 Correlation Coefficient .500** .456* 1.000 .605** .387* .387* .703**

Sig. (2-tailed) .005 .011 . .000 .034 .034 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Intern4 Correlation Coefficient .500** .296 .605** 1.000 .387* .236 .666**

Sig. (2-tailed) .005 .112 .000 . .034 .208 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Intern5 Correlation Coefficient .644** .548** .387* .387* 1.000 .310 .708**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .034 .034 . .096 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Intern6 Correlation Coefficient .490** .731** .387* .236 .310 1.000 .685**

Sig. (2-tailed) .006 .000 .034 .208 .096 . .000N 30 30 30 30 30 30 30

tot_intern

Correlation Coefficient .851** .739** .703** .666** .708** .685** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .N 30 30 30 30 30 30 30

Lanjutan Lampiran 2.

Page 96: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

83

Validitas Kombinasi

Komb1 Komb2 Komb3 Komb4 Komb5 Komb6 tot_kombSpearman's rho

Komb1 Correlation Coefficient 1.000 .387* .217 .243 .411* .556** .648**

Sig. (2-tailed) . .034 .250 .196 .024 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Komb2 Correlation Coefficient .387* 1.000 .613** .193 .354 .313 .538**

Sig. (2-tailed) .034 . .000 .308 .055 .092 .002N 30 30 30 30 30 30 30

Komb3 Correlation Coefficient .217 .613** 1.000 .313 .433* .401* .619**

Sig. (2-tailed) .250 .000 . .092 .017 .028 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Komb4 Correlation Coefficient .243 .193 .313 1.000 .671** .639** .667**

Sig. (2-tailed) .196 .308 .092 . .000 .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Komb5 Correlation Coefficient .411* .354 .433* .671** 1.000 .816** .776**

Sig. (2-tailed) .024 .055 .017 .000 . .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Komb6 Correlation Coefficient .556** .313 .401* .639** .816** 1.000 .814**

Sig. (2-tailed) .001 .092 .028 .000 .000 . .000N 30 30 30 30 30 30 30

tot_komb

Correlation Coefficient .648** .538** .619** .667** .776** .814** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .000 .000 .N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lanjutan Lampiran 2.

Page 97: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

84

Validitas Spiral

Spi1 Spi2 Spi3 Spi4 Spi5 Spi6 tot_spiSpearman's rho

Spi1 Correlation Coefficient 1.000 .483** .787** .402* .315 .575** .776**

Sig. (2-tailed) . .007 .000 .027 .090 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Spi2 Correlation Coefficient .483** 1.000 .480** .321 .342 .410* .756**

Sig. (2-tailed) .007 . .007 .083 .064 .024 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Spi3 Correlation Coefficient .787** .480** 1.000 .547** .219 .484** .810**

Sig. (2-tailed) .000 .007 . .002 .244 .007 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Spi4 Correlation Coefficient .402* .321 .547** 1.000 .287 .511** .637**

Sig. (2-tailed) .027 .083 .002 . .124 .004 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Spi5 Correlation Coefficient .315 .342 .219 .287 1.000 .422* .546**

Sig. (2-tailed) .090 .064 .244 .124 . .020 .002N 30 30 30 30 30 30 30

Spi6 Correlation Coefficient .575** .410* .484** .511** .422* 1.000 .752**

Sig. (2-tailed) .001 .024 .007 .004 .020 . .000N 30 30 30 30 30 30 30

tot_spi

Correlation Coefficient .776** .756** .810** .637** .546** .752** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .000 .N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lanjutan Lampiran 2.

Page 98: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

85

Validitas Ba

Ba1 Ba2 Ba3 Ba4 Ba5 Ba6 Ba7 tot_baSpearman's rho

Ba1 Correlation Coefficient 1.000 .252 .422* .332 -.098 .006 .399* .400*

Sig. (2-tailed) . .179 .020 .073 .608 .974 .029 .029N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ba2 Correlation Coefficient .252 1.000 .497** .459* .538** .504** .321 .693**

Sig. (2-tailed) .179 . .005 .011 .002 .004 .083 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ba3 Correlation Coefficient .422* .497** 1.000 .572** .419* .606** .412* .751**

Sig. (2-tailed) .020 .005 . .001 .021 .000 .024 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ba4 Correlation Coefficient .332 .459* .572** 1.000 .560** .623** .420* .690**

Sig. (2-tailed) .073 .011 .001 . .001 .000 .021 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ba5 Correlation Coefficient -.098 .538** .419* .560** 1.000 .775** .255 .637**

Sig. (2-tailed) .608 .002 .021 .001 . .000 .174 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ba6 Correlation Coefficient .006 .504** .606** .623** .775** 1.000 .449* .721**

Sig. (2-tailed) .974 .004 .000 .000 .000 . .013 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ba7 Correlation Coefficient .399* .321 .412* .420* .255 .449* 1.000 .665**

Sig. (2-tailed) .029 .083 .024 .021 .174 .013 . .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

tot_ba Correlation Coefficient .400* .693** .751** .690** .637** .721** .665** 1.000Sig. (2-tailed) .029 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lanjutan Lampiran 2.

Page 99: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

86

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Validitas Penguasaan Diri

Diri1 Diri2 Diri3 Diri4 Diri5 Diri6 Diri7 tot_diriSpearman's rho

Diri1 Correlation Coefficient 1.000 .372* .249 .240 .006 .363* .324 .524**

Sig. (2-tailed) . .043 .185 .201 .976 .049 .080 .003N 30 30 30 30 30 30 30 30

Diri2 Correlation Coefficient .372* 1.000 .297 .532** -.023 .177 .446* .459*

Sig. (2-tailed) .043 . .111 .003 .905 .350 .014 .011N 30 30 30 30 30 30 30 30

Diri3 Correlation Coefficient .249 .297 1.000 .380* .218 .388* .266 .596**

Sig. (2-tailed) .185 .111 . .038 .246 .034 .156 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30

Diri4 Correlation Coefficient .240 .532** .380* 1.000 .399* .407* .547** .689**

Sig. (2-tailed) .201 .003 .038 . .029 .026 .002 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Diri5 Correlation Coefficient .006 -.023 .218 .399* 1.000 .516** .573** .663**

Sig. (2-tailed) .976 .905 .246 .029 . .004 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Diri6 Correlation Coefficient .363* .177 .388* .407* .516** 1.000 .464** .602**

Sig. (2-tailed) .049 .350 .034 .026 .004 . .010 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Diri7 Correlation Coefficient .324 .446* .266 .547** .573** .464** 1.000 .731**

Sig. (2-tailed) .080 .014 .156 .002 .001 .010 . .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

tot_diri

Correlation Coefficient .524** .459* .596** .689** .663** .602** .731** 1.000

Sig. (2-tailed) .003 .011 .001 .000 .000 .000 .000 .N 30 30 30 30 30 30 30 30

Lanjutan Lampiran 2.

Page 100: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

87

Validitas Model Mental

Ment1 Ment2 Ment3 Ment4 Ment5 Ment6 Ment7 tot_mentSpearman's rho

Ment1 Correlation Coefficient 1.000 .207 .487** .064 .462* .158 .495** .650**

Sig. (2-tailed) . .273 .006 .737 .010 .405 .005 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ment2 Correlation Coefficient .207 1.000 .455* .211 -.034 -.172 .310 .528**

Sig. (2-tailed) .273 . .012 .263 .860 .362 .096 .003N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ment3 Correlation Coefficient .487** .455* 1.000 .002 .163 -.245 .468** .727**

Sig. (2-tailed) .006 .012 . .992 .391 .193 .009 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ment4 Correlation Coefficient .064 .211 .002 1.000 .575** .450* .322 .394*

Sig. (2-tailed) .737 .263 .992 . .001 .013 .083 .031N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ment5 Correlation Coefficient .462* -.034 .163 .575** 1.000 .537** .313 .569**

Sig. (2-tailed) .010 .860 .391 .001 . .002 .092 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ment6 Correlation Coefficient .158 -.172 -.245 .450* .537** 1.000 .380* .223

Sig. (2-tailed) .405 .362 .193 .013 .002 . .038 .236N 30 30 30 30 30 30 30 30

Ment7 Correlation Coefficient .495** .310 .468** .322 .313 .380* 1.000 .690**

Sig. (2-tailed) .005 .096 .009 .083 .092 .038 . .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

tot_ment

Correlation Coefficient .650** .528** .727** .394* .569** .223

(filed ) .690** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .031 .001 .236 .000 .N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lanjutan lampiran 2

Lanjutan Lampiran 2.

Page 101: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

88

Validitas Visi Bersama

viber1 viber2 viber3 viber4 viber5 viber6 tot_viber

Spearman's rho

viber1 Correlation Coefficient

1.000 .108 .244 .408* .488** .488** .739**

Sig. (2-tailed) . .571 .194 .025 .006 .006 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

viber2 Correlation Coefficient

.108 1.000 .389* .104 .175 .305 .625**

Sig. (2-tailed) .571 . .034 .583 .356 .102 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

viber3 Correlation Coefficient

.244 .389* 1.000 -.110 .087 .074 .485**

Sig. (2-tailed) .194 .034 . .564 .649 .698 .007

N 30 30 30 30 30 30 30

viber4 Correlation Coefficient

.408* .104 -.110 1.000 .598** .229 .405*

Sig. (2-tailed) .025 .583 .564 . .000 .224 .026

N 30 30 30 30 30 30 30

viber5 Correlation Coefficient

.488** .175 .087 .598** 1.000 .293 .606**

Sig. (2-tailed) .006 .356 .649 .000 . .116 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

viber6 Correlation Coefficient

.488** .305 .074 .229 .293 1.000 .672**

Sig. (2-tailed) .006 .102 .698 .224 .116 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

tot_viber

Correlation Coefficient

.739** .625** .485** .405* .606** .672** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .007 .026 .000 .000 .

N 30 30 30 30 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lanjutan Lampiran 2.

Page 102: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

89

Validitas Berpikir Tim

Tim1 Tim2 Tim3 Tim4 Tim5 Tim6 Tim7 tot_timSpearman's rho

Tim1 Correlation Coefficient 1.000 .292 .403* .170 .069 .038 .113 .465**

Sig. (2-tailed) . .118 .027 .368 .718 .841 .553 .010N 30 30 30 30 30 30 30 30

Tim2 Correlation Coefficient .292 1.000 .384* .245 .235 .500** .562** .683**

Sig. (2-tailed) .118 . .036 .192 .211 .005 .001 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Tim3 Correlation Coefficient .403* .384* 1.000 .651** .209 .194 .199 .699**

Sig. (2-tailed) .027 .036 . .000 .268 .304 .291 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Tim4 Correlation Coefficient .170 .245 .651** 1.000 .407* .368* .217 .581**

Sig. (2-tailed) .368 .192 .000 . .025 .046 .249 .001N 30 30 30 30 30 30 30 30

Tim5 Correlation Coefficient .069 .235 .209 .407* 1.000 .494** .418* .461*

Sig. (2-tailed) .718 .211 .268 .025 . .006 .022 .010N 30 30 30 30 30 30 30 30

Tim6 Correlation Coefficient .038 .500** .194 .368* .494** 1.000 .813** .620**

Sig. (2-tailed) .841 .005 .304 .046 .006 . .000 .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

Tim7 Correlation Coefficient .113 .562** .199 .217 .418* .813** 1.000 .723**

Sig. (2-tailed) .553 .001 .291 .249 .022 .000 . .000N 30 30 30 30 30 30 30 30

tot_tim

Correlation Coefficient .465** .683** .699** .581** .461* .620** .723** 1.000

Sig. (2-tailed) .010 .000 .000 .001 .010 .000 .000 .N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lanjutan Lampiran 2.

Page 103: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

90

Validitas Berpikir Sistem

Sist1 Sist2 Sist3 Sist4 Sist5 Sist6 tot_sistSpearman's rho

Sist1 Correlation Coefficient 1.000 .060 .205 .283 -.118 .028 .419*

Sig. (2-tailed) . .752 .277 .130 .535 .881 .021N 30 30 30 30 30 30 30

Sist2 Correlation Coefficient .060 1.000 .141 -.010 .140 .356 .262

Sig. (2-tailed) .752 . .459 .956 .461 .054 .163N 30 30 30 30 30 30 30

Sist3 Correlation Coefficient .205 .141 1.000 .378* .252 .180 .783**

Sig. (2-tailed) .277 .459 . .040 .178 .341 .000N 30 30 30 30 30 30 30

Sist4 Correlation Coefficient .283 -.010 .378* 1.000 -.128 -.267 .586**

Sig. (2-tailed) .130 .956 .040 . .501 .153 .001N 30 30 30 30 30 30 30

Sist5 Correlation Coefficient -.118 .140 .252 -.128 1.000 .581** .473**

Sig. (2-tailed) .535 .461 .178 .501 . .001 .008N 30 30 30 30 30 30 30

Sist6 Correlation Coefficient .028 .356 .180 -.267 .581** 1.000 .404*

Sig. (2-tailed) .881 .054 .341 .153 .001 . .027N 30 30 30 30 30 30 30

tot_sist Correlation Coefficient .419* .262 .783** .586** .473** .404* 1.000

Sig. (2-tailed) .021 .163 .000 .001 .008 .027 .N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lanjutan Lampiran 2.

Page 104: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

91

Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Reliabilitas Sosialisasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.763 .839 7

Reliabilitas Eksterernalisasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.697 .702 7

Item Statistics Mean Std. Deviation N

Sos1 3.97 .999 30Sos2 4.30 .466 30Sos3 3.83 .950 30Sos4 3.67 .959 30Sos5 3.90 .845 30Sos6 3.93 .868 30tot_sos 23.60 3.430 30

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

Ekster1 2.93 1.048 30Ekster2 3.97 .556 30Ekster3 3.83 .592 30Ekster4 3.90 .803 30Ekster5 3.97 .490 30Ekster6 3.87 .937 30tot_ekster 22.47 2.403 30

Page 105: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

92

Reliabilitas Internalisasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.785 .882 7

Reliabilitas Kombinasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.775 .865 7

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

Intern1 4.20 .761 30Intern2 4.07 .691 30Intern3 4.30 .535 30Intern4 4.30 .535 30Intern5 4.13 .571 30Intern6 4.13 .571 30tot_intern 25.13 2.726 30

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

Komb1 4.33 .479 30Komb2 4.00 .371 30Komb3 4.03 .556 30Komb4 4.03 .490 30Komb5 4.00 .525 30Komb6 3.87 .776 30tot_komb 24.27 2.288 30

Lanjutan Lampiran 3.

Page 106: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

93

Reliabilitas Spiral

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.783 .885 7

Reliabilitas Ba

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.766 .860 8

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

Spi1 3.83 .699 30Spi2 3.70 .750 30Spi3 3.73 .740 30Spi4 4.17 .379 30Spi5 4.03 .669 30Spi6 3.87 .819 30tot_spi 23.33 3.010 30

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

Ba1 4.13 .571 30Ba2 3.80 .610 30Ba3 3.97 .669 30Ba4 3.90 .662 30Ba5 3.83 .648 30Ba6 3.97 .556 30Ba7 4.03 .615 30tot_ba 27.63 2.906 30

Lanjutan Lampiran 3.

Page 107: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

94

Reliabilitas Penguasaan Diri

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.732 .826 8

Reliabilitas Model Mental

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.731 .793 8

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

Diri1 4.07 .691 30Diri2 4.33 .479 30Diri3 4.20 .484 30Diri4 4.23 .504 30Diri5 3.87 1.008 30Diri6 4.10 .403 30Diri7 4.23 .430 30tot_diri 29.03 2.414 30

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

Ment1 4.13 .507 30

Ment2 3.77 .679 30

Ment3 3.83 .791 30

Ment4 4.17 .461 30

Ment5 4.43 .504 30

Ment6 4.27 .450 30

Ment7 4.23 .430 30

tot_ment 28.83 2.230 30

Lanjutan Lampiran 3.

Page 108: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

95

Reliabilitas Visi Bersama

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.737 .796 7

Reliabilitas Berpikir Sistem

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.672 .656 7

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

viber1 4.30 .466 30viber2 3.73 .691 30viber3 3.63 .669 30viber4 4.07 .254 30viber5 4.17 .379 30viber6 4.03 .615 30tot_viber 23.93 1.911 30

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

Sist1 3.87 .434 30Sist2 4.10 .403 30Sist3 3.60 .814 30Sist4 3.57 1.006 30Sist5 4.00 .695 30Sist6 4.07 .450 30tot_sist 23.20 1.972 30

Lanjutan Lampiran 3.

Page 109: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

96

Reliabilitas Berpikir Tim

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.768 .873 8

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

Tim1 3.53 .819 30Tim2 4.20 .407 30Tim3 3.87 .730 30Tim4 3.90 .662 30Tim5 4.13 .434 30Tim6 4.20 .484 30Tim7 4.13 .571 30tot_tim 27.97 2.871 30

Lanjutan Lampiran 3.

Page 110: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

97

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test tot_mp tot_op

N 96 96Normal Parametersa Mean 1.4416E2 1.2958E2

Std. Deviation 1.19334E1

8.63733

Most Extreme Differences

Absolute .114 .065Positive .083 .065Negative -.114 -.061

Kolmogorov-Smirnov Z 1.121 .637Asymp. Sig. (2-tailed) .162 .812

Descriptive Statistics

N Mean Std.

Deviation Minimum Maximum

tot_mp 96 1.4416E2 11.93344 101.00 172.00tot_op 96 1.2958E2 8.63733 106.00 152.00

Page 111: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN … · TERHADAP ORGANISASI PEMBELAJAR PADA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh HENDRA ETRI GUNAWAN H24063083 ... Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

98

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Uji Regresi

Model Summary

Model R R

SquareAdjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .617a .380 .374 6.83497 .380 57.708 1 94 .000a. Predictors: (Constant), tot_mp

ANOVAb

Model Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

1 Regression 2695.947 1 2695.947 57.708 .000a

Residual 4391.386 94 46.717

Total 7087.333 95

a. Predictors: (Constant), tot_mp

b. Dependent Variable: tot_op

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 65.231 8.500 7.674 .000

tot_mp .446 .059 .617 7.597 .000 a. Dependent Variable: tot_op