2013437141_yoga gunawan

63
Nama : Yoga Gunawan NIM : 2013437141 Mata Kuliah : Al-Islam III Jurusan : Teknik Kimia 1. Jelaskan bagaimana konsep KELUARGA SAKINAJ MENURUT ISLAM ! Jawaban : SAKINAH artinya tentram, yaitu adanya kepercayaan dalam berumah tangga, dan saling memahami sifat pasangan masing-masing hingga timbul perasaan tentram, seiring, dan sejalan untuk mewujudkan tujuan berumah tangga. MAWADDAH artinya cinta, yang merupakan tahapan berikutnya yang kita rasakan pada pasangan. Kita mencintai tidak hanya didasari atas keadaan fisik atau ekonomi semata, ataupun keadaan luar saja. Tetapi adanya perasaan mencintai karena Allah SWT., yang tidak tergoyahkan oleh godaan-godaan apa pun. WARAHMAH artinya rahmat, merupakan tahap akhir dari semua perasaan. Pada tahap inikita benar-benar menjalankan pernikahan tanpa adanya halangan yang menghadang hingga menjadi pasangan yang diridhai Allah SWT. (Sumber : Meraih berkah setelah menikah oleh M. Thobroni & Aliyah A. Munir) Namun sebelum memasuki atau menuju konsep keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Kita harus melewati atau melakukan Tahap Memilih Calon Pendamping. Hadist Nabi : “Wanita dikawini karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dank arena agamanya.

Upload: yoga-gunawan

Post on 18-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

al islam

TRANSCRIPT

Nama

: Yoga GunawanNIM

: 2013437141Mata Kuliah: Al-Islam III

Jurusan : Teknik Kimia1. Jelaskan bagaimana konsep KELUARGA SAKINAJ MENURUT ISLAM !

Jawaban :

SAKINAH artinya tentram, yaitu adanya kepercayaan dalam berumah tangga, dan saling memahami sifat pasangan masing-masing hingga timbul perasaan tentram, seiring, dan sejalan untuk mewujudkan tujuan berumah tangga.MAWADDAH artinya cinta, yang merupakan tahapan berikutnya yang kita rasakan pada pasangan. Kita mencintai tidak hanya didasari atas keadaan fisik atau ekonomi semata, ataupun keadaan luar saja. Tetapi adanya perasaan mencintai karena Allah SWT., yang tidak tergoyahkan oleh godaan-godaan apa pun. WARAHMAH artinya rahmat, merupakan tahap akhir dari semua perasaan. Pada tahap inikita benar-benar menjalankan pernikahan tanpa adanya halangan yang menghadang hingga menjadi pasangan yang diridhai Allah SWT.

(Sumber : Meraih berkah setelah menikah oleh M. Thobroni & Aliyah A. Munir)

Namun sebelum memasuki atau menuju konsep keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Kita harus melewati atau melakukan Tahap Memilih Calon Pendamping.

Hadist Nabi : Wanita dikawini karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dank arena agamanya. Maka utamakanlah karena agamanya niscaya engkau akan bahagia (HR Bukhari dan Muslim). Dari hadis diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa mencari calon pendamping itu harus di perhatikan dahulu siapakah yang akan kita jadikan seorang pendamping di dalam rumah tangga. Keputusan terakhir untuk memasuki gerbang pernikahan hendaklah ditimbang dengan neraca permikiran yang tenang dan mata terbuka. Selain itu, jika kita ingin mendapatkan jodoh/pendamping yang baik maka mulailah dengan memperbaiki amalan dan sikap diri sendiri sebab dalam Al-Quran dijelaskan bahwa :

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (An Nuur : 26)

Setelah mendapatkan jodoh, kita akan memasuki tahap perkawinan. Perkawinan sendiri memiliki beberapa tujuan diantarannya :1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi.

Pernikahan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini adalah dengan aqad nikah (melalui jenjang pernikahan), bukan dengan cara yang amat kotor dan menjijikkan, seperti cara-cara orang sekarang ini; dengan kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.2. Untuk Membentengi Akhlaq yang Luhur dan untuk Menundukkan Pandangan.Sasaran utama dari disyariatkannya pernikahan dalam Islam di antaranya adalah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang dapat merendahkan dan merusak martabat manusia yang luhur. Islam memandang pernikahan dan pem-bentukan keluarga sebagai sarana efektif untuk me-melihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari kekacauan.

3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami

4. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah.

Menurut kozhnsep Islam, hidup sepenuhnya untuk mengabdi dan beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla dan berbuat baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadahan dan amal shalih di samping ibadah dan amal-amal shalih yang lain, bahkan berhubungan suami isteri pun termasuk ibadah (sedekah).

5. Untuk Memperoleh Keturunan Yang Shalih.

Tujuan pernikahan di antaranya adalah untuk memperoleh keturunan yang shalih, untuk melestarikan dan mengembangkan bani Adam, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah? [An-Nahl : 72](sumber : http://almanhaj.or.id/content/3232/slash/0/tujuan-pernikahan-dalam-islam/ )Dalam keluarga suami maupun istri memiliki hak dan kewajibannya masing-masing, diantaranya :1. Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21).2. Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa: 19 - Al-Hujuraat: 10)3. Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa: 19)4. Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)

SUAMI KEPADA ISTRI1. Hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)

2. Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)

3. Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.(Ath-Thalaq: 7)

4. Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)

5. Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa: 19)

6. Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).

7. Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)

8. Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)

9. Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa: 3)

10. Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasai)

11. Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)

ISTRI KEPADA SUAMI1. Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa: 39)

2. Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah: a. Menyerahkan dirinya, b. Mentaati suami, c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya, d. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami, e. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)

3. Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)

4. Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)

5. Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami(Thabrani) 6. Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa: 34).

(Sumber : Pecinta Rosulullah oleh M. Syafii)2. Jelaskan bagaimana pandangan islam terhadap PERKAWINAN BEDA AGAMA !Jawaban :Perkawinan beda agama maksudnya ialah perkawinan seorang laki-laki dengan seorang wanita yang masing-masing berbeda agamanya, beda akidah sebagai sesuatu yang sangat prinsip.Hukum dari perkawinan beda agama menurut islam, seorang wanita Muslim dilarang menikah dengan pria non-Muslim. Hal itu sesuai dengan surat al-Baqarah ayat 221.Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

Namun dalam QS. al-Maidah (5): 5 dijelaskan, yang artinya :

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Dan makanan (sembelihan) ahli kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara ahli kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam), maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.Hal ini menimbulkan beberapa pendapat dari para ulama mengenai hukum seorang laki-laki muslim menikahi wanita ahli kitab.Namun dalam QS. Al-Mumtahanah (60):10 yang artinyaHai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tidak halal bagi oang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempua-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar, dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkannya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksanasehingga jelaslah sudah jika pernikahan beda agama dalam islam baik oleh wanita muslim maupun laki-laki muslim dengan yang beda agama tidak diperbolehkan.

(Sumber : Bahan Ajar kuliah mengenai beda agama)3. Jelaskan bagaimana pandangan islam tentang KONSEP GENDER MENURUT ISLAM!Jawaban :

Gender adalah pembedaan peran dan tanggung jawab antar perempuan dan laki-laki sebagai hasil konstruksi sosial budaya masyarakat, yang dapat berubah sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Sedangkan seks (jenis kelamin: laki-laki dan perempuan) tidak berubah dan merupakan kodrat Tuhan.

Dalam ajaran agama Islam tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki, baik sebagai hamba Allah, sebagai khalifah di bumi, sebagai hamba yang mempunyai tanggung jawab, sebagai hamba yang terlibat dalam drama kosmis, dan sebagai hamba yang berpotensi meraih prestasi. Perbedaan yang cukup gamblang adalah masalah perbedaan perlakuan laki-laki dan perempuan terkait dengan nilai kesaksian (dan porsi kewarisan QS. an-Nisa(4): 11 dan 176). Masalah lain yang juga tidak sejalan dengan prinsip kesetaraan adalah kedudukan suami isteri dalam rumah tangga, tentang apa yang dimaksud dengan kepala keluarga, umumnya didasarkan pada QS. An-Nisa (4): 34, sebagai berikut:

kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[290]. wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[291], Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar

[289] Maksudnya: tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.

[290] Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik.

[291] Nusyuz: meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.

[292] Maksudnya: untuk memberi peljaran kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. Bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.(sumber : Gender dalam Perspektif Islam oleh Siti Zubaidah)

4. Jelaskan bagaimana konsep MAWARIS DALAM ISLAM !

Jawaban :

Pengertian harta waris:

Dari segi bahasa, kata mawaris () merupakan bentuk jamak dari kata artinya harta yang diwariskan. Secara istilah, berarti ilmu tentang pembagian harta peninggalan setelah seseorang meninggal dunia. Ilmu mawaris disebut juga ilmufaraidh(). Katafaraidhdari segi bahasa merupakan bentuk jamak dari yang berarti ketentuan, bagian atau ukuran. Dengan demikian, ilmu ini dinamakan ilmu mawaris karena mempelajari tentang ketentuan-ketentuan pembagian harta pusaka bagi ahli waris menurut hukum Islam.Ahli waris adalah orang yang berhak menerima warisan. Sebab-sebab waris mewarisi diantaranya ialah :1. Pernikahanpernikahan adalah ikatan yang mengandung arti hak meiliki wati (jima') yang diucapkan dengan perkataan nikah, tajwiz, atau seperti arti arti keduanya.Di dalam hukum waris, pernikahan mempunyai sebab untuk waris mewarisi karena dalam keluarga itu ada istilah suami istri. Suami sebagai pamimpin, bertanggung jawab dalam keluarga dan encari nafkah untuk istri dan anak.sedangkan istri betanggung jawab dalam mengurus rumah. Dari sinilah Alloh memberikan keadilan, yakni menetapkan bagian-bagian tertentu baik bagi suami maupun istri.2. NasabNasab ialah kerabat yang mempunyai hubungan keturunan dengan pewaris, baik dari garis keturunan (jihat) bapak atau jihat istri. Kekerabatan dalam syara' terbagi kepada 3 golongan, yaitu:

1. Kelompok furu' (cabang), yaitu keturunan dari si mayit, bak dari jihat bapak atau dari jihat istri. kelompok furu' dibagi menjadi:

a. golngan laki-laki, terdiri atas anak laki-laki, cucu laki-laki, dan saudara laki-laki.b. golongan perempuan, terdiri atas anak perempuan, cucu perempuan, saudara perempuan.2. Kelompok ushul (asal), yaitu seluruh yang menyebabkan adanya si mayit. kelompok usul dibagi menjadi:

a. golongan laki-laki,terdiri atas ayah dan kakek sahih betapapun tinggi ke atas.b. golongan perempuan, terdiri atas ibu dan nenek sahih.

3. Kelompok hawasyi (menyamping), yaitu keluarga yang dihubungan dengan si mayit melalui garis menyampimg. kelompok hawasyi dibagi manjadi:a. golongan laki-laki, terdiri atas saudara dan paman.b. golongan parempuan, terdari tas saudari dan bibi.

3. wala'Istilah dan keadaan wala' di zaman sekarang rasanya tidak mungkin ada, namun dengan mempelajari hukum waris kita sedikit tahu bahwa kedudukan wala' itu ada dalam pandangan hukum islam.wala' menurut syariat adalah kekerabatan menurut hukum akibat dari pembebasan budak. hak wala' termasuk sebab-sebab waris mewarisi. walaupun seorang tidak memiliki pertalian nasab. oleh karena itu, seseorang hak wala' mempunyai hak menerima waris dari harta peninggalan budaknya yang sudah dibebaskannya, apabila budak tersebut meninggal dunia.

(Sumber : Fiqih Mawaris oleh Ahmad Sarwat)Yang termasuk ahli waris dan haknya:Ahli waris dan haknyaKedududkan ahli waris ditentukan oleh hubungan antaran ahli waris dengan pewaris, yaitu sebagai ahli waris utama (ahli waris primer) dan ahli waris biasa (ahli waris sekunder) di dalam system faraidh islam ada ketentuan bila ahli waris utama ada (belum mati) maka ahli waris biasa tidak mendapatkan harta warisan , sebab mereka dinamakan terhijab yakni terhalang karena masih hidupnya ahli waris utama.Para ahli fiqih atas dasar QS Annisa 11,12,176 mendeskripsikan pembagian harta waris sebagai berikut:a. Mereka yang mendapatkan Hw Anak perempuan jika ia sendiri saja tidak ada saudara lainnya (anak tunggal) Cucu perempuan tunggal dari anak perempuan atau laki-laki Saudara perempuan seorang saja dalam urutan sekandung sebapak Suami, jika isteri yang meninggal itu tidak mempunyai anak atau cucu (anak dari isteri)b. Mereka yang mendapatkan Hw-suami, jika isteri yang meninggal itumeninggalkan anak laki-laki atau perempuan atau meninggalkan cucu (dari anak laki2 atau perempuan)-isteri baik isteri seorang ataupun empat orang , jika isteri dua orang , masing masing mendapat 1/8 bagian , isteri 3 orang masin-masing mendapat 1/12 bagian jika 4 orang masing masing mendapat 1/16 bagianc. Yang mndapat 1/8 HW adalah isteri baik seorang atau lebih, jika suami (pewaris) memiliki cucu (cucu disini sebagai pengganti anak)d. Yang mendapat 2/3 HW -dua anak atau lebih dengan persyaratan tidak ada anak laki-laki-dua cucu perempuan atau lebih jika tidak ada anak atau cucu lainnya-dua orang saudara perempuan atau lebih, jika tidak ada saudara laki-laki lainnya , sedangkan saudara perempuan itu sendiri saling hijab dalam urutan saudara sekandung , sebapak , yang berpendapat seibu QS:Annisa :176e. Yang mendapatkan 1/3 HW Ibu, jika yang meninggal tidak meninggalkan anak atau cucu dan tidak meninggalkan pula saudara atau saudara-saudara sekandung atau sebapak/seibu baik laki-laki maupun perempuan Saudara perempuan sebapak atau seibu dua orang atau lebih, jika mereka bersama-sama saudara perempuan sekandung yang menghijab mereka, (yang mendapat 2/3 itu) maka yang 1/3 itu diberikan kepada saudara perempuan sebapak/seibu.f. Yang mendapatkan 1/6 Hw Ibu, jika pewaris meninggalkan selain ibu yaitu anak atau cucu serta saudara sekandung Bapak,jika pewaris yakni anak mempunyai anak (cucu dari bapak) sebagai ahli waris pengganti Nenek dari ibu atau bapak sudah meninggal lebih dulu , sehingga mereka berposisi sebagai ahli waris pengganti Kakek sebagaimana nenek Seorang saudara laki-laki dan saudra perempuan , jika pewaris hanya mempunyai anak perempuan saja atau lebih , tidak punya anak laki-laki atau cucu laki-laki dari anak laki-laki Saudara perempuan dua atau lebih sebapak atau seibu yang terhijab oleh saudara perempuan sekandung yang mendapatkan separuh atau 2/3 , jadi mereka mendapatkan sisia sdra sekandung atau sisa sdra sebapak bagi saudara seibu Kewajiban ahli waris terhadap jenazah:a.Memelihara keutuhan harta peninggalan sebelum harta peninggalan dibagib. Mencari cara pembagian yang sesuai dengan ketentuan dan lain lain.c.Melunasi hutang pewaris jika pewaris meninggalkan hutangd.Melaksanakan wasiat jika adaSumber: - http://fiqihituindah.wordpress.com/2012/11/10/hukum-mawaris/- http://ashibly.blogspot.com/2012/07/hukum-waris.html5. Jelaskan bagaimana konsep SOSIAL POLITIK DAN BUDAYA DALAM ISLAM !

Jawaban :

Jika berbicara mengenai sosial dan politik maka kita tidak akan lepas dengan yang namanya demokrasi. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan rakyat) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Dalam islam, sistem demokrasi merupakan hal yang tidak pernah dibahas sebelumnya. Secara etimologis, musyawarah berasal dari kata syawara yang pada mulanya bermakna mengeluarkan madu dari sarang lebah. Makna ini kemudian berkembang, sehingga mencakup segala sesuatu yang dapat diambil atau dikeluarkan dari yang lain, termasuk pendapat. Musyawarah dapat juga berarti mengatakan atau mengajukan sesuatu. Kata musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan makna dasarnya. Pandangan Islam tentang HAMKonsep Islam tentang HAM berpijak pada Tauhid,yangpada dasarnya; didilamnya mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia yang oleh Harun Nasution disebut sebagai ideperkemaklukan.Ideperikemakhlukanmemuat nilai-nilai kemanusiaan dalam arti sempit. Ide perikemakhlukan mengandung makna bahwa manusia tidak boleh sewenangwenang terhadap sesama makhluk termasuk juga pada binatang dan alam sekitar.Berdasarkan tingkatannya, Islam mengajarkan tiga bentuk hak asasi manusia, yaitu: Pertamahakdarury(hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya mernbuat manusia sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya, misalnya mati. Kedua_hak hajy (haksekunder),yakni hak-hakyang bila tidak dipenuhi akan berakibat pada hilangnya hak-hak elementer, misalnyahak seseoranguntuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan rnengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga,haktahsiny,yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder. Hukum berpolitik praktis:Pendapat Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baza. Fatwa Pertama

Sebuah pertanyaan diajukan kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz tentang dasar syariah mengajukan calon legislatif untuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan hukum Islam atas kartu peserta pemilu dengan niat memilih untuk memilih para dai dan aktifis sebagai anggota legislatif. Maka beliau menjawab:

Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap amal itu tergantung pada niatnya. Setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Oleh karena itu tidak ada masalah untuk masuk ke parlemen bila tujuannya memang membela kebenaran serta tidak menerima kebatilan. Karena hal itu memang membela kebenaran dan dakwah kepada Allah SWT.

Begitu juga tidak ada masalah dengan kartu pemilu yang membantu terpilihnya para dai yang shalih dan mendukung kebenaran dan para pembelanya, wallahul muwafiq.

b. Fatwa Kedua

Di lain waktu, sebuah pertanyaan diajukan kepada Syeikh Bin Baz: Apakah para ulama dan duat wajib melakukan amar makruf nahi munkar dalam bidang politik? Dan bagaimana aturannya?

Beliau menjawab bahwa dakwah kepada Allah SWT itu mutlak wajibnya di setiap tempat. Amar makruf nahi munkar pun begitu juga. Namun harus dilakukan dengan himah, uslub yang baik, perkataan yang lembut, bukan dengan cara kasar dan arogan. Mengajak kepada Allah SWT di DPR, di masjid atau di masyarakat.

Lebih jauh beliau menegaskan bahwa bila dia memiliki bashirah dan dengan cara yang baik tanpa berlaku kasar, arogan, mencela atau tayir melainkan dengan kata-kata yang baik.

Dengan mengatakan wahai hamba Allah, ini tidak boleh semoga Allah SWT memberimu petunjuk. Wahai saudaraku, ini tidak boleh, karena Allah berfirman tentang masalah ini begini dan Rasulullah SAW bersabda dalam masalah itu begitu. Sebagaimana firman Allah SWT:

Serulah kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS An-Nahl: 125).

Ini adalah jalan Allah dan ini adalah taujih Rabb kita. Firman Allah SWT:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu? (QS Ali Imran: 159)

Dan tidak merubah dengan tangannya kecuali bila memang mampu. Seperti merubha isteri dan anak-anaknya, atau seperti pejabat yang berpengaruh pada sebuah lembaga. Tetapi bila tidak punya pengaruh, maka dia mengangkat masalah itu kepada yang punya kekuasaan dan memintanya untuk menolak kemungkaran dengan cara yang baik.

c. Fatwa Ketiga

Majalah Al-Ishlah pernah juga bertanya kepada Syeikh yang pernah menjadi Mufti Kerajaan Saudi Arabia. Mereka bertanya tentang hukum masuknya para ulama dan duat ke DPR, parlemen serta ikut dalam pemilu pada sebuah negara yang tidak menjalankan syariat Islam. Bagaimana aturannya?

Syaikh Bin Baz menjawab bahwa masuknya mereka berbahaya, yaitu masuk ke parlemen, DPR atau sejenisnya. Masuk ke dalam lembaga seperti itu berbahaya namun bila seseorang punya ilmu dan bashirah serta menginginkan kebenaran atau mengarahkan manusia kepada kebaikan, mengurangi kebatilan, tanpa rasa tamak pada dunia dan harta, maka dia telah masuk untuk membela agam Allah SWT, berjihad di jalan kebenaran dan meninggalkan kebatilan. Dengan niat yang baik seperti ini, saya memandang bahwa tidak ada masalah untuk masuk parlemen. Bahkan tidak selayaknya lembaga itu kosong dari kebaikan dan pendukungnya.

Bila dia masuk dengan niat seperti ini dengan berbekal bashirah hingga memberikan posisi pada kebenaran, membelanya dan menyeru untuk meninggalkan kebatilan, semoga Allah SWT memberikan manfaat dengan keberadaannya hingga tegaknya syariat dengan niat itu. Dan Allah SWT memberinya pahala atas kerjanya itu.

Namun bila motivasinya untuk mendapatkan dunia atau haus kekuasaan, maka hal itu tidak diperbolehkan. Seharusnya masuknya untuk mencari ridha Allah, akhirat, membela kebenaran dan menegakkannya dengan argumen-argumennya, niscaya majelis ini memberinya ganjaran yang besar.

d. Fatwa Keempat

Pimpinan Jamaah Ansharus sunnah Al-Muhammadiyah di Sudan, Syaikh Muhammad Hasyim Al-Hadyah bertanya kepada Syaikh bin Baz pada tanggal 4 Rabiul Akhir 1415 H. Teks pertanyaan beliau adalah: Dari Muhammad Hasyim Al-Hadyah, Pemimpin Umum Jamaah Ansharus-Sunnah Al-Muhammadiyah di Sudan kepada Samahah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, mufti umum Kerajaan Saudi Arabia dan Ketua Haiah Kibar Ulama wa Idarat Al-buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta.

Bentuk negara menurut Al-Quran dan SunnahTentang Pemerintahan, Al-Quran hanya memberikan nilai dasar dan kata kunci, antara lain :KataKholifah(penguasa):

26. Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan.(QS. Shaad (38):26)KataMulk(kerajaan / pemerintahan)

35. Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah Aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi". QS. Shaad (38):35)BerlakuAmanatdanAdil58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.(QS. An Nisa (4): 58).Ketaatan pada Ulil Amri

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS. An Nisa (4): 59).KataUlil Amri:Uli : Bentuk jamak dari kata Waly yang berarti pemilik,yang mengurus, yang menguasai, dan yang dicintai.Karena bentuk jamak, maka difahami bahwa mereka merupakan kelompok/badan/lembaga. Atauseseorang yang memiliki kewenangan/diberi kewenangan oleh banyak/rakyat/lembaga/kelompok.Al-Amri:Dalam bentuk makrifat (definitive)terbatashanya dibatasi pada haltertentusaja.JadiUlil Amri adalah seseorang /sekelompok orangyang memiliki/ mengurus/menguasai kewenanganmengelola hal/ masalah tertentu.Jadi Al Quran berbicara tentang pemerintahan adalah :-Al-Quran tidak menentukan bentuk Negara-Pemegang pemerintahan harus memegangprinsi-prinsipamanat, adil,Ketaatankejujuran dan sebagainya.-Tentang teknis bagaimana pemerintahan dijalankan, diserahkan kepada manusia.Literatur- http://www.gudangmateri.com/2010/12/demokrasi-dan-musyawarah-islam.html-http://hukum.kompasiana.com/2011/12/28/hak-asasi-manusia-dalam-islam-425478.htmlhttps://www.facebook.com/permalink.php?id=205385769543368&story_fbid=427650857316857-http://muhammadiyahtemanggung.blogspot.com/2012/03/pemerintahan-berdasarkan-al-quran.html6. Jelaskan yang dimaksud dengan WASIAT, WAKAF, DAN HIBAH !

Jawaban :1. Wasiat

Wasiat berasal dari kata washshaitu asy-syaia, uushii, artinya aushaltuh (aku menyampaikan sesuatu) yang juga berarti pesanan, jadi berwasiat juga diartikan berpesan untuk melakukan sesuatu hal, atau bermakna pula sesuatu janji kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu ketika masih ia hidup atau setelah wafat. Dikaitkan dengan perbuatan hukum wasiat itu pada dasarnya juga bermakna transaksi pemberian sesuatu pada pihak lain. Pemberian itu bisa berbentuk penghibahan harta atau pembebanan/pengurangan utang ataupun pembarian manfaat dari milik pemberi wasiat kepada yang menerima wasiat. Pada dasarnya inti dari definisi wasiat merupakan pesan dari seseorang yang isinya memberikan sejumlah harta atau pembatasan/ pengurangan utang atau pemberian manfaat harta kepada orang lain setelah ia wafat. Dengan istilah lain bahwa wasiat itu pesan yang intinya memberikan harta kepada pihak lain yang pemberian itu mulai berlaku apabila pihak yang berpesan meninggal dunia.

a. Syarat - syarat wasiat

1. Al-Musi (orang yang berwasiat)

Aqal (Tidak sah bagi mereka yang gila dan juga terencat aqal)

Baligh (Tidak sah wasiat oleh kanak-kanak walaupun mumayiz kareana kanak-kanak tidak layak untuk bersedekah)

Pilihan (Tidak berlaku sebarang paksaan)

Merdeka (tidak sah kepada hamba)

2. Al-Musho Lahu (orang yang menerima wasiat)

Harus benar-benar ada, meskipun ia tidak hadir pada saat wasiat diucapkan

Tidak menolak pemberian wasiat

Bukan pembunuh orang yang berwasiat

Bukan ahli waris yang berhak menerima warisan, kecuali atas persetujuan ahli waris lain

3. Al-Musho Bihi (Barang yang diwasiatkan)

Dapat berpindah miliki dari seseorang kepada orang lain

Harus ada ketika wasiat diucapkan

Harus dapat memberi manfaat

Tidak bertentangan dengan huk syara

4. Sighah (Lafaz Ijab dan Qabul)

Kalimat dapat dimengerti maupun dipahami baik dengan lisan maupun tulisan.

Penerimaan wasiat diucapkan setelah orang yang berwasiat meninggal dunia.b. Hukum wasiat

Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. (Al-Baqarah : 180).

c. Hikmah Wasiat

Mentaati perintah Allah swt. Sebagaimana tertuang dalam QS. Al-Baqarah :180

Sebagai amal jariyah seseorang setelah dirinya meninggal dunia

Menghormati nilai-nilai kemanusiaan, terutama bagai kerabat atau orang lain yang tidak mendapat warisan.

2. HibahBukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (Al-Baqarah : 177 )a. HibahKata Hibah bila dilihat dari segi bahasa berasal dari kata bahasa arab yang sudah diadopsi menjadi bahasa Indonesia. Kata ini merupakan mashdar dari katawahaba yang berarti pemberian. Yang secara etimologi berarti melewatkan atau menyalurkan, yang berarti : disalurkan dari tangan orang yang memberi kepada tanganyang diberi.Menurut istilah Hibah adalah suatu persetujuan dengan nama si penghibah, diwaktu hidupnya dengan cuma-cuma dan dengan tidak dapat ditarik kembali, menyerahkan sesuatu benda guna keperluan si penerima hibah yang menerima penyerahan itu. Apabila seseorang memberikan harta miliknya pada orang lain maka berarti si pemberi itu menghibahkan miliknya itu. Maka itu kata hibah sama artinya dengan istilah pemberian. Istilah hibah berkonotasikan memberikan hak milik oleh seseorang kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan dan jasa. Oleh sebab itu istilah balas jasa dan ganti rugi tidak berlaku dalam transaksi hibah.Hibah dalam arti pemberian juga bermakna bahwa pihak penghibah bersedia melepaskan haknya atas benda yang dihibahkan. Dikaitkan dengan suatu perbuatan hukum, hibah termasuk salah satu bentuk pemindahan hak milik. Pihak penghibah dengan sukarela memberikan hak miliknya kepada pihak penerima hibah tanpa ada kewajiban dari penerima untuk mengembalikan harta tersebut kepada pihak.b. Rukun dan syarat hibahAdapun dalil yang menyatakan diperkenankannya menerima hibah yaitu :Barang siapa yang diberi oleh saudaranya kebaikan dengan tidak berlebih-lebihan dan dia tidak minta (imbalan) hendaklah diterima dan janganlah dikembalikan. Maka sesungguhnya hal semacam itu pemberian yang diberikan Allah kepadanya.(HR. Ahmad dari Khalid bin Adi r.a).Hibah mempunyai akibat perpindahan hak milik, sehingga Hibah juga mempunyai rukun yang harus terpenuhi, adapun rukun dari hibah ialah :1. Pihak si penghibah :Orang yang berhak memperedarkan hartanya dan memiliki barang yang diberikan. Maka anak kecil, orang gila dan yang menyiayikan harta tidak sah memberikan harta benda mereka kepada yang lain, begitu juga wali terhadap harta benda yang diserahkan kepadanya.2. Pihak penerima hibah :Syaratnya berhak memiliki. Tidak sah memberi kepada anak yang masih berada di dalam kandungan ibunya.3. Benda yang dihibahkan4. Ijab Qabul (transaksi) Sebuah perkataan yang di ucapkan oleh penghibah kepada penerima hibah.c. Syarat benda hibah Yang menyangkut benda yang dihibahkan haruslah memenuhi syarat sebagai berikut: Benda tersebut benar-benar ada, artinya yang sesungguhnya ketika transaksi hibah dilaksanakan, tidak sah menghibahkan benda yang tidak wujud Benda itu mempunyau nilai Benda yang dihibahkan dapat dipisahkan dan diserahkan kepada penerima hibah.Adapun yang menyangkut ijab qobul yaitu suatu pernyataan terjadi beberapa pendapat yaitu sebagian ahli hukum. hukum islam ijab harus diikuti qobulnya, akan tetapi menurut imam hanafi ijab saja sudah cukup tanpa diikuti qobulnya.d. Pelaksanaan hibah :Adapun dalam pelaksanakan hibah menurut ketentuan syariat islam ialah dapat dirumuskan kepada sebagai berikut: Penghibahan dilaksanakan ketika masih hidup, demikian dalam penyerahan barang yang dihibahkan Beralihnya hak atas barang yang dihibahkan pada saat penghibahan dilakukan, dan kalau si penerima hibah dalam keadaan tidak cakap bertindak hukum. Dalam melakukan hibah harus ada pernyataan, terutama bagi penghibah Penghibahan hendaknya dilaksanakan dihadapan beberapa orang saksi(hukumnya sunnah)Dalam praktik pelaksanaan di Indonesia, khususnya penghibahan atas barang-barang yang tidak bergerak, seperti penghibahan atas tanah dan rumah, selalu dipedomani ketentuan yang termaksud dalam pasal 1682 dan 1687 Kitab Undang-Undang Perdata, yaitu adanya formalitas dalam bentuk akta notaris. Hal ini berkaitan dengan pengurusan surat-surat balik nama atas benda-benda tersebut. Sedangkan apabila yang dihibahkan berbentuk tanah yang mempunyai sertifikat, maka penghibahan dilakukan di depan pejabat pembuat akta tanah (PPAT) didaerah dimana tanah tersebut ada.e. Dasar Hukum HibahAdapun dasar dari hibah kita dapat berpedoman pada hadits Nabi Muhammad SAW antara lain hadits yang diriwayatkan ahmad dari hadits khalid bin Adi bahwa Nabi bersabda yang artinya barangsiapa mendapatkan kebaikan dari saudaranya yang bukan karena mengharap-harapkan dan meminta-minta, maka hendaklah ia menerimanya dan tidak menolaknya karena itu adalah rizqi dari Allah kepadanya.Akan tetapi apabila yang menarik kembali akan hibahnya itu justru ayahnya sendiri maka hal itu diperkenankan. Hal ini didasarkan pada hadist (HR. Ahmad dan Empat ahli hadist dan disahkan oleh Turmudzi, Ibnu Hibban dan Hakim dari IbnuUmar r.a). Tidaklah hahal bagi seorang muslim memberikan sesuatu pemberian, kemudian ia menariknya kembali terhadap hibahnya itu kecuali bapak yang menarik kembali barang yang diberikan kepada anaknya.Mengenai penghibahan dalam Hukum Perdata Indonesia, telah diatur dalam beberapa pasal yang terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Adapun ketentuan tersebut adalah :1. Pasal 1667 Kitab Undang-undang Hukum Perdata:Hibah hanyalah dapat mengenai benda-benda yang sudah ada, jika ada itu meliputi benda-benda yang baru akan dikemudian hari, maka sekedar mengenai itu hibahnya adalah batal. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka jika dihibahkan barang yang sudah ada, bersama suatu barang lain yang akan dikemudian hari, penghibahan mengenai yang pertama adalah sah, tetapi mengenai barang yang kedua adalah tidak sah.2. Pasal 1668 Kitab Undang-undang Hukum Perdata :Si penghibah tidak boleh memperjanjikan bahwa ia tetap berkuasa untuk menjual atau memberikan kepada orang lain suatu benda termasuk dalam penghibahan semacam ini sekedar mengenai benda tersebut dianggap sebagai batal.Janji yang diminta si penghibah, bahwa ia tetap berkuasa untuk menjual atau memberikan kepada orang lain, berarti bahwa hak milik atas barang tersebut, tetap ada padanya karena hanya seseorang pemilik yang dapat menjual atau memberikan barangnya kepada orang lain, hal mana dengan sendirinya bertentangan dengan sifat dan hakekat penghibahan.Sudah jelas, bahwa perjanjian seperti ini membuat penghibahan batal, yang terjadi sebenarnya adalah hanya sesuatu pemberian nikmat hasil.3. Pasal 1669 Kitab Undang-undang Hukum Perdata :Adalah diperbolehkan kepada si penghibah untuk memperjanjikan bahwa ia tetap memiliki kenikmatan atau nikmat hasil benda-benda yang dihibahkan, baik benda-benda bergerak maupun benda-benda tidak bergerak, atau bahwa ia dapat memberikan nikmat hasil atau kenikmatan tersebut kepada orang lain, dalam hal mana harus diperhatikan ketentuan-ketentuan dari bab kesepuluh buku kedua kitab undang-undang ini.Bab kesepuluh dari Buku Kedua Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang dimaksud itu adalah bab yang mengatur tentang Hak Pakai Hasil atau Nikmat Hasil. Sekedar ketentuan-ketentuan itu telah dicabut, yaitu mengenai tanah, dengan adanya Undang- undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960), tetapi ketentuan-ketentuan itu mengenai barang yang bergerak masih berlaku.f. Syarat yang harus terpenuhi agar sebuah hibah dikatakan sah menurut hukumAdapun syarat bagi penghibah : Penghibah adalah pemilik asli dari barang penghibah disyaratkan pemilik yang mempunyai hak penuh tidak dibenarkan menghibahkan benda milik orang lain Penghibah yaitu, seseorang yang sudah cukup umur dan berakal. Orang yang sudah mempunyai kecakapan dalam bertindaklah yang bisa menilai bahwa perbuatan yang dilakukannya sah, sebab ia sudah dapat memikirkan akibat dari ia melakukan hibah Penghibah bukan yang dibatasi haknya disebabkan sesuatu alasan Penghibah tidak terpaksa hendaklah perbuatan yang dilaksanakan itu atasdasar dari kemauan diri sendiri dengan penuh kesukarelaan dan bukan dalam keadaan terpaksa.g. Hikmah hibahHibah merupakan amalan membantu ekonomi umat Islam dan merapatkan ikatan persaudaraan dan pertalian kasih sayang sesama insan. Ia amat wajar disuburkan dalam kehidupan semua ahli masyarakat lantaran ia boleh dilakukan dalam bentuk harta, makanan, minuman, dan wang ringgit. Alangkah baiknya masyarakat yang prihatin kepada masalah umat yang hidup sezaman dengannya lalu memberi di saat orang memerlukan, tidak meminta-minta walaupun amat berhajat kepada sesuatu, pemurah, pemaaf tidak pendendam, dan sentiasa suka akan kebajikan dan bersifat majikan. tangan sebelah atas Memberi, bukan tangan sebelah bawah Meminta.(Sumber : Hibah dan Wasiat oleh Dessy)3.Wakaf

Menurut bahasa wakaf berasal dari waqf yang berarti radiah (terkembalikan), al-tahbis (tertahan), al-tasbil (tertawan), dan al-manu (mencegah). Sedangkan menurut istilah syara yang dimaksud dengan wakaf sebagaimana yang di definisikan oleh para ulama adalah menahan suatu benda yang kekal zatnya dan memungkinkan untuk diambil manfaatnya guna diberikan di jalan kebaikan.Syarat wakaf yang menjadi syarat utama agar dapat sahnya suatu akad wakaf adalah seorang wakif telah dewasa, berakal sehat, tidak berhalangan membuat perbuatan hukum, dan pemilik utuh dan sah dari harta benda yang diwakafkan. Akad wakaf yang diikrarkan seorang wakif harus disaksikan oleh dua orang saksi dan pejabat pembuat akta wakaf. Ikrar akad wakaf dilaksanakan dengan ikrar dari wakif untuk menyerahkan harta benda yang dimiliki secara sah untuk diurus oleh nadzir (orang yang mengurus harta wakaf) demi kepentingan ibadah dan kesejahteraan masyarakat.Hikmah Wakaf:1. Mendekatkan diri kepada Allah dengan amalankebajikan melalui harta yang ditinggalkan.2.Dapat menambah pahala dan menampung kekurangan dalam ibadah yang dilakukansemasa hayatnya.3.Melahirkan kesyukuran terhadap nikmat yang dikurniakan oleh Allah swt.7. Jelaskan konsep JUAL BELI DAN HUTANG PIUTANG !

Jawaban :

A. JUAL BELI

Jual beli adalah kegiatan saling menukar, terdiri dari 2 kata, yaitu jual ( al-bai) dan beli (al-syir`), merupakan 2 kata yang biasanya digunakan dalam pengertian yang sama. Secara etimologi, al-bai (jual beli) merupakan bentuk isim mashdar dari akar kata bahasa Arab ba , maksudnya: penerimaan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Kata al-bai dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yakni kata al-syir`(beli). Dua kata ini masing-masing mempunyai makna dua (jual dan beli) yang satu sama lain bertolak belakang. Secara terminologi, jual-beli adalah pertukaran harta dengan harta yang lain berdasarkan tujuan tertentu, atau pertukaran sesuatu yang disukai dengan yang sebanding atas dasar tujuan yang bermanfaat dan tertentu, serta diiringi dengan ijab dan qabul . Menurut Sayyid Sbiq, jual-beli adalah pertukaran harta atas dasar saling rela, atau memindahkan hak milik dengan ganti yang dapat dibenarkan. Apabila akad pertukaran (ikatan dan persetujuan) dalam jual-beli telah berlangsung, dengan terpenuhinya rukun dan syarat, maka konsekuensinya penjual akan memindahkan barang kepada pembeli. Demikian pula sebaliknya, pembeli memberikan miliknya kepada penjual, sesuai dengan harga yang disepakati, sehingga masing-masing dapat memanfaatkan barang miliknya menurut aturan dalam Islam. Dalam konteks modern, terminologi jual-beli digunakan untuk menunjukkan proses pemindahan hak milik barang atau aset yang mayoritas mempergunakan uang sebagai medium pertukaran.Menurut Ulama Hanafiyah jual beli adalah salinh menukar harta dengan harta melalui cara tetentu atau tukar menukar ssesuatu yang diingini dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat.Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli hukum asalnya jiz atau mubah (boleh) berdasarkan dalil dari al-Quran, hadis dan ijma para ulama. al-Quran surat al-Nisa, 4:29 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. surat al-Baqarah, 2:275

Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Dalil dari hadis

: : . ( )

Artinya: Dari Rafaah bin Rafe r.a bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, pekerjaan apakah yang paling mulia? Lalu Rasulullah SAW menjawab: Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur. (HR. Albazzar)Menurut Imam al-Syathibi, pakar fiqh mazhab Maliki, hukum jual beli bisa berubah menjadi wajib pada situasi tertentu, misalnya ketika terjadi praktik ihtikar (monopoli atau penimbunan barang sehingga stok hilang dari pasar dan harga melonjak naik). Pemerintah boleh turun tangan mewajibkan pedagang menjual barangnya sesuai ketentuan pemerintah.Hukum jual beli juga bisa menjadi haram , misalnya ketika berkumandang azan Jumat, meskpiun akadnya tetap sah. Rukun dan Syarat Jual BeliMenurut Jumhur Ulama, rukun jual beli ada 4, yaitu

a) Adanya orang-orang yang berakad (al-mutaaqidain) ,

b) Sighat (ijab dan qabul) ,

c) Barang yang dibeli (mabi) , dan

d) Nilai tukar pengganti (tsaman) .

Menurut Mazhab Hanafi, rukun jual beli hanya satu yaitu adanya kerelaan kedua belah pihak (an taradhin minkum) . Indikatornya tergambar dalam ijab dan qabul, atau melalui cara saling memberikan barang dan harga. Sedangkan syarat jual beli menurut mazhab Hanafi adalah orang yang berakad, barang yang dibeli dan nilai tukar barang.SYARAT ORANG YANG BERAKAD yaitu: baligh, berakal, memiliki barang yang ia jual atau yang menggantikannya. saling ridlo antara penjual dan pembeli, cakap hukum (memiliki kompetensi dalam melakukan aktifitas jual beli), dan sukarela (tidak dalam keadaan dipaksa atau terpaksa atau dibawah tekanan) sesuai dengan keterangan ayat di atas, An-Nisa ayat 29.SYARAT IJAB QABUL (SIGHOT) Ijab adalah perkataan penjual, umpamanya Saya jual barang ini sekian sedangkan qobul adalah ucapan si pembeli. Yaitu harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa berakad, antara ijab dan qabul harus selaras baik spesifikasi barang dan harga yang disepakati, tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang. Menurt Nawawi, Mutawalli, Bagawi, dan beberapa ulama yang lain berpendapat bahwa lafaz itu tidak menjadi rukun, hanya menurut adat kebiasaan saja. Apabila menurut adat telah berlaku bahwa hal seperti itu sudah dipandang sebagai jual beli, itu saja sudah cukup, karena tidak ada daliluntuk mewajuibkan suatu lafadz.SYARAT BARANG YANG DIPERJUAL BELIKAN yakni barang itu ada, dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia, merupakan hak milik penuh pihak yang berakad (milik sediri) , dapat diserahkan saat akad berlangsung atau pada waktu yang disepakati, diketahui oleh sipenjual dan pembeli :zat, bentuk, kadar ukuran, dan sifat-sifatnya jelas sehingga antara keduanya tidak terjadi kecoh mengecoh, tidak termasuk yang diharamkan atau dilarang (seperi benda najis), dan syarat nilai tukar atau harga barang harus diketahui secara pasti.SYARAT NILAI TUKAR yaitu harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya, dapat diserahkan pada waktu akad atau transaksi, apabila jual beli dilakukan dengan sisten barter, maka barang yang dijadikan nilai tukar bukan barang yanh diharamkan syara.Manfaat dan Hikmah Jual Beli Allah mensyriatkan jual beli sebagai penberian keluangan dan keleluasaan dari-NYA untuk hamba-hamba-NYA, yang sangat membawa manfaat bagi manusia diantaranya:a) Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang menghargai hak milik orang lain.b) Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar kerelaan.c) Masing-masing pihak merasa puas, baik ketika penjual melepas barang dagangannya dengan imbalan, maupun pembeli membayar dan menerima barang.d) Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang haram atau secara bathil.e) Penjual dan pembeli mendapat rahmat Allah Swt. Bahkan 90% sumber rezeki berputar dalam aktifitas perdagangan.f) Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan. Sedangkan hikmah jual beli yaitu: Allah Swt mensyariatkan jual beli sebagai bagian dari bentuk taawun (saling menolong) antar sesama manusia, juga sebagai pemberian keleluasaan, karena manusia secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan, papan dsb. Kebutuhan seperti ini tak pernah putus selama manusia masih hidup. Tak seorangpun dapat memenuhi seluruh hajat hidupnya sendiri, karena itu manusia dituntut berhubungan satu sama lain dalam bentuk saling tukar barang. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu membutuhkan apa yang dihasilkan dan dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu jual beli adalah salah satu jalan untuk mendapatkannya secara sah. Dengan demikian maka akan mudah bagi setiap individu untuk memenuhi kebutuhannyaPembagian Jual beli yang tidak sah karena tidak kurang syarat dan rukunya :1) Jual beli barang yang zatnya haram najis atau tidak boleh diperjualbelikan.2) Jual beli yang dilarang karena belum jelas (sama-samar), antara lain: jual beli buah-buahan yang belum tampak hasilnya, jual beli barang yang belum tampak, seperti menjual ikan di kolam, menjual anak ternak yang masih dalam kandungan.3) Jual beli bersyarat.4) Jual beli yang menimbulkan kemudharatan, seperti menjual narkoba, buku atau vcd porno, lambang-lambang salib dsb.5) Jual beli yang dilarang karena dianiaya, seperti menjual anak binatang yang masih begantung kepada induknya.6) Muhaqalah, yaitu menjual tanam-tanaman yang masih di sawah.7) Mukhadharah, menjual buah-buahan yang masih hijau (belum pantas dipanen)8) Mulamasah, jual beli secara sentuh menyentuh. Misal, orang yang menyentuh sehelai kain atau barang berarti dianggap/diharuskan membeli barang tersebut.9) Munabadzah, jual beli secara lempar melempar, seperti seseorang berkata: Lemparkan kepadaku apa yang ada padamu, nanti kulemparkan pula kepadamu apa yang ada padaku. Setelah lempar-melempar terjadilah jual beli.10) Muzabanah, menjual buah yang basah dengan buah yang kering, seperti menjual padi kering dengan bayaran padi basah, sedangkan ukurannya dengan ditimbang, sehingga akan merugikan pemilik padi kering.Jual beli sah, tapi terlarang :1) Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari haga pasar sedang ia tidak ingin barang itu, tetapi semata-mata supayaorang lain tidak dapat membeli barang itu.2) Membeli barang yang sudah dibeli orang lain yang masih dalam masa khiyar3) Menjual sesuatu yang berguna untuk menjadi alat maksiat

Hukum-hukum Jual Beli :1) Mubah (boleh) merupakan asal hukum jual beli2) Wajib, umpamanya wali menjual harta anak yatim apabila terpaksa; begitu juga kadi menjual harta muflis (orang yang lebih banyak hutangnya dari pada hartanya).3) Haram, sebagaimana yang telah diterangkan pada jula beli yang dilarang4) Sunnat, misalnya jual beli kepada orang yang sangat membutuhkan barang itu.B. UTANG PIUTANGPengertian Utang Piutang Hutang-piutang menurut syara ialah aqad untuk memberikan sesuatu benda yang ada harganya atau berupa uang dari seseorang kepada orang lain yang memerlukan dengan perjanjian orang yang berutang akan mengembalikan dengan jumlah yang sama. Hukum Utang Piutang Orang yang berhutang hukumnya mubah (boleh), sedangkan orang yang memberi pinjaman hukumnya sunnah, sebab ia termasuk orang yang menolong sesamanya. Hukum ini dapat berubah menjaid wajib jika orang yang meminjam itu benda-benar dalam keadaan terdesak, misalnya hutang beras bagi orang yang kelaparan, hutang uang untuk biaya pengobatan, dan lain sebagainya.Rasulullah SAW bersabda : Dari Ibnu Mas'ud ra, sesungguhnya Nabi SAW telah besabda "Seorang muslim yang memberi pinjaman kepada seorang muslim dua kali, seolah-olah dia telah bersedekah kepadanya satu kali". (HR. Ibnu Majah)

Antara orang yang menghutangi dengan orang yang berhutang dilarang memberikan sayarat agar dalam pengembalian hutang itu dilebihkan nilainya. Sebagai contoh, sewaktu terjadi aqad, orang yang mengutangi sebesar Rp. 50.000 memberi syarat nanti ketika yang berutang mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu 3 bulan menjadi Rp. 55.000. Tambahan itu tidak halal dan termasuk riba. Jika tambahan itu tidak disyaratkan pada waktu aqad tetapi secara sukarela dari orang yang meminjam tidak termasuk riba, bahkan dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda :"Maka sesungguhnya sebaik-baik kamu ialah orang yang sebaik-baiknya pada waktu membayar hutang." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW telah berhutang binatang ternak, kemudian beliau membayar dengan binatang yang lebih besar umurnya daripada binatang yang beliau pinjam itu, dan Rasulullah bersabda : "Orang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang membayar hutangnya dengan yang lebih baik." (HR. Ahmad At-Turmudzi dan disahkannya).Rukun Utang Piutang :

1) Lafaz ( kalimat mengutangi) seperti: saya uatangkan ini kepada engkau jawab yang berhutang saya mengaku berhutang kepada engkau2) Ada pihak yang berpiutang dan yang berhutang3) Barang yang dihutangkanMenambah bayaran melebihkan bayaran dari sebanyak hutang, kalau kelebihan itu memang kemauan yang berhutang dan tidak atas perjanjian sebelumnya, maka kelebihan itu boleh (halal) bagi yang mengutangkannya, dan menjadi kebaikan untuk orang yang memebayar utang.C. RIBAPengErtian Riba "Ar-ribaa" menurut bahasa artinya az-ziyaadah yaitu tambahan atau kelebihan. Riba menurut istilah syara' ialah suatu aqad perjanjian yang terjadi dalam tukar-menukar suatu barang yang tidak diketahui sama atau tidaknya menurut syara' atau dalam tukar-menukar itu disyaratkan dengan menerima salah satu dari dua barang.

Hukum Riba.

Riba hukumnya haram dan Allah melarang untuk memakan barang riba. Allah SWT berfirman :"sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (QS. Al-Baqarah : 275)."Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan." (QS. Ali Imran : 130).Jika Allah melarang hamba untuk memakan riba, maka Allah juga menjanjikan untuk melipat-gandakan orang yang dengan ikhlas mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah. Allah SWT berfirman :"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah." (QS. Al-Baqarah : 276).Rasulullah SAW bersabda :Dari Jabir ra, ia berkata, Rasulullah SAW telah melaknat ornag-orang yang memakan riba, orang yang menjadi wakilnya (orang yang memberi makan hasil riba), orang yang menuliskan, orang yang menyaksikannya dan (selanjutnya Nabi bersabda) mereka itu semua sama saja." (HR. Muslim).Jenis-jeni RibaMenurut pendapat sebagian ulama, riba itu da empat macam:1) Riba Fadhl, yaitu tukar-menukar dua barang yang sama jenisnya dengan tidak sama ukurannya yang disyaratkan oleh yang menukarkan. Contoh, tukar-menukar emas dengan emas, beras dengan beras, dengan ada kelebihan yang disyaratkan oleh orang yang menukarkannya.2) Riba Qardhi, yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari orang yang meminjami. Contoh, A meminjam uang kepada B sebesar Rp. 5.000 dan B mengharuskan kepada A mengembalikan uang itu sebesar Rp. 5.500. Tambahan lima ratus rupiah adalah riba qardhi.3) Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat aqad jual-beli sebelum serah terima. Misalnya orang yang membeli suatu barang sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual, antara penjual dan pembeli berpisah sebelum serah terima barang itu.4) Riba Nasiah, yaitu tukar-menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jua-beli yang bayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan dilambatkan. Contoh, A membeli arloji seharga Rp. 500.000. Oleh penjual disyaratkan membayarnya tahun depan dengan harga Rp. 525.000. Ketentuan melambatkan pembayaran satu tahun dinamakan riba nasiah.Rasulullah SAW bersabda : Dari Samurah bin Jundub ra, sesungguhnya Nabi SAW telah melarang jual-beli bintang dengan binatang yang pembayarannya diakhirkan." (HR. Lima ahli hadits dan disahkan oleh At-Turmudzi dan Abu Dawud). Surat Ar-Rum, ayat 39:Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.# Jumhur (mayoritas/kebanyakan) Ulama sepakat bahwa bunga bank adalah riba, oleh karena itulah hukumnya haram. Hasil rapat komisi VI dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-27 Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menetapkan, bunga perbankan termasuk riba sehingga diharamkan.

(Sumber : Jual-Beli, Utang Piutang dan Riba Oleh Zuhal, M.Ag)

8.Jelaskan konsep MAKANAN DAN MINUAN MENURUT ISLAM !

Jawaban : Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang ada di dunia ini halal semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Quran dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.

1. Makanan Yang Dihalalkan Allah SWTSegala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk dimakan. Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan halal maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.Makanan halal dari segi jenis ada tiga : (1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi, burung, ikan. (2) Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain. (3) Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua. Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu : 1) Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll.2) Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu hala, tetapi dibenci Allah seperti pengamen.3) Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan, wasiat, dll.4) Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan (ghoniyah).

2. Minuman Yang DihalalkanSegala jenis minuman apa saja yang ada di dunia ini halal untuk diminum kecuali ada larangan yang mengharamkan dari Allah dan Nabi Muhammad SAW.Minuman halal menurut jenisnya ada dua, yaitu :1) Halal minuman yang dihasilkan oleh hewani seperti susu sapi, madu, minyak samin, dll.2) Halal minuman yang dihasilkan oleh tumbuhan seperti jice wortel, juice jeruk, juice anggur, juice tomat, juice avokad, dll.

Manfaat Makanan Dan Minuman DihalalkanMakanan dan minuman yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani. Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :1) Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,2) Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,3) Mendapat perlindungan dari Allah SWT,4) Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,5) Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya, dan6) Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat. 3. Dalil Naqli tentang Makanan dan Minuman Halal. 1). Barang yang di halalkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah halal, dan barang yang diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram. Dan sesuatu yang tidak dilarang-Nya, mak barang itu termasuk yang diafkan-Nya, sebagai kemudahan bagi kamu.(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi) Fiqih sunnah oleh Sulaiman Ar Rasyid). 2). Dan makanlah makan yang halal lagi bik dari apa yang Allah telah telah berikan rezekinya kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman pada-Nya.(QS. Al Maidah : 88). 3).Dia telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagian menjadi minuman dan sebagainnya (menyuburkannya) tumbuhan-tumbuhan yang ada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.(QS.An Nahl : 10) 4).Wahai orang beriman sesungguhnya arak 9khimar), berjudi, qurban untuk berhala, undian dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka juhilah agar kamu mendapat keberuntungan (QS.Al Maidah :90)

6). Sesungguhnya Saad Ibnu Ubayyin mohon pada Rosulullah SAW agar didoakan kepada Allah supaya doanya diterima (mustajab), maka beliau bersabda kepadanya : Perbaiki makanan, niscaya diterima doa-doamu (HR. Tabrani) 7). Maka makanlah rezeki yang halal lagi suci yang telah diberikan Allah pada kamu(QS. An Nahl :114)Pengertian Makanan dan Minuman HaramBanyak terjadi salah sangka dari masyarakat bahwa mencari rezeki yang haram saja sulit, apalagi yang halal. Hal itu malah memicu banyak kesalahapahaman tentang halal dan haram suatu rezeki.

1. Makanan Yang Diharamkan Makanan yang diharamkan agama, yaitu makanan dan minuman yang diharamkan di dalam Al Quran dan Al Hadist, bila tidak terdapat petunjuk yang melarang, berarti halal.Haramnya makanan secara garis besar dapat dibagi dua macam :a) Haram ini, ditinjau dari sifat benda seperti daging babi, darang, dan bangkai. Haram karena sifat tersebut, ada tiga :1. Berupa hewani yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari hewan seperti daging babi, anjing, ulat, buaya, darah hewan itu, nanah dll.2. Berupa nabati (tumbuhan), yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari tumbuhan seperti kecubung, ganja, buah, serta daun beracun. Minuman buah aren, candu, morfin, air tape yang telah bertuak berasalkan ubi, anggur yang menjadi tuak dan jenis lainnya yang dimakan banyak kerugiannya.3. Benda yang berasal dari perut bumi, apabila dimakan orang tersebut, akan mati atau membahayakan dirinya, seperti timah, gas bumi. Solar, bensin, minyak tanah, dan lainnya.sabab banyak macamnya, yaitu :1. Makanan haram yang diperoleh dari usaha dengan cara dhalim, seperti mencuri, korupsi, menipu, merampok, dll.

2. Makanan haram yang diperoleh dari hasil judi, undian harapan, taruhan, menang togel, dll.

3. Hasil haram karena menjual makanan dan minuman haram seperti daging babi, , miras, kemudian dibelikan makanan dan minuman.

4. Hasil haram karena telah membungakan dengan riba, yaitu menggandakan uang.

5. Hasil memakan harta anak yatim dengan boros / tidak benar. 2. Minuman Yang DiharamkanPada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada ayat Al Quran dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih dikonsumsi dan dilakukan, maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di badan. Minuman yang haram secara garis besar, yakni :a. Berupa hewani yang haramnya suatu minuman dari hewan, seperti darah sapi, darah kerbau, bahkan darah untuk obat seperti darah ular, darah anjing, dan lain-lain.

b. Berupa nabati atau tumbuhan seperti tuak dari buah aren, candu, morfin, air tape bertuak dari bahan ubi, anggur telah bertuak, dan lain sebagainya.

c. Berupa berasal dari perut bumi yaitu : haram diminum sepeti solar, bensin, spiritus, dan lainnya yang membahayakan.(Sumber : Hukum Islam Tentang Makanan dan Minuman ~ Kehidupan Islam)9.Jelaskan apa yang dimaksud dengan EKONOMI ISLAM !

Jawaban :

Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah swt agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah swt untuk dipertanggungjawabkan.Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah swt memerintahkannya, sebagaimana firman-Nya dalam surat At Taubah ayat 105: Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu. Karena kerja membawa pada keampunan, sebagaimana sabada Rasulullah Muhammad saw: Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapat ampunan.(HR.Thabrani dan Baihaqi)

Tujuan Ekonomi Islam

Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam system Islam mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat.Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu:

1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya.2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang menjad puncak sasaran di atas mencaku p lima jaminan dasar:a. keselamatan keyakinan agama ( al din)b. kesalamatan jiwa (al nafs)c. keselamatan akal (al aql)d. keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)e. keselamatan harta benda (al mal) Ciri dan ruang lingkup ekonomi IslamCiri-ciri ekonomi Islam.1. Harta adalah milik Allah dan manusia hanyalah dilantik oleh Allah untuk memakmurkan bumi.i.Perspektif keagamaan ini adalah asas yang dikaitkan dengan harta dan ini adalah intipati pengsyariatan yang berkaitan dengan ketuhanan. Telah didatangkan dengan dalil yang jelas dalam al-Quran dan Hadis.Firman Allah S.W.T: [1]Maksudnya: Dialah yang menjadikan kamu dari bahan-bahan bumi, serta menghendaki kamu memakmurkannya.Dan firman Allah: [2]Maksudnya: Berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, dan infakkanlah di jalan Allah sebahagiaan dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar2. Saling menyempurna dan lengkap.i. Sistem Ekonomi Islam mempunyai hubung kait dengan akidah islamiyah yang dibuktikan dengan fikrah kejadian iaitu Allah S.W.T adalah pemilik yang memiliki kesemuanya.PadaNya ada hukum-hukum dan perintah-perintah.Firman Allah yang membuktikan Dialah pemilik kekal: [3]Maksudnya: Allah jualah yang menguasai alam langit dan bumi serta segala yang ada padanya.3. Hubungkait dengan penilaian akhlak.i.Syariah mementingkan akhlak dengan mengambil berat tentang segala yang diwajibkan dan diharamkan. Ini adalah pendekatan yang kuat melalui akidah, ibadah, muamalat dan akhlak. Keistimewaan ini lengkap dengan taaun, takamul dan penjagaan kepada orang yang memerlukan.Firman Allah yang berbunyi: [4]Maksudnya: Dan janganlah kamu makan (atau mengambil) harta (orang-orang lain) di antara kamu dengan jalan yang salah, dan jangan pula kamu menghulurkan harta kamu (memberi rasuah) kepada hakim-hakim kerana hendak memakan sebahagian dari harta manusia dengan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui (salahnya).4. Pengukuhan keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingn rakyat.i.Ekonomi Islam membuat pilihan yang adil dalam menyeimbangkan semua kepentingan dan tidak mewujudkan percanggahan antara keduanya. Seperti firman Allah: [5]Maksudnya: Dan demikian (sebagaimana Kami telah memimpin kamu ke jalan yang lurus), Kami jadikan kamu (wahai umat Muhammad) satu umat pilihan lagi adil.Ruang lingkup ekonomi IslamBeberapa ekonom memberikan penegasan bahwa ruang lingkup dari ekonomi islam adalah masyarakat muslim dan negara muslim itu sendiri.Ruang lingkup ekonomi islam yang tampaknya menjadi administrasi kekurangan sumber-sumber daya manusia dipandang dari konsepsi etik kesejahteraan dalam islam. Oleh karena itu, ekonomi islam tidak hanya mengenai sebab-sebab material kesejahteraan, tetapi juga mengenai hal-hal non material yang tunduk kepada larangan islam tentang konsumsi dan produksi. Etos kerja sesuai ajaran IslamMenurut riwayat Al-Baihaqi dalam Syubul Iman ada empat prinsip etos kerja yang diajarkan Rasulullah. Keempat prinsip itu harus dimiliki kaum beriman jika ingin menghadap Allah dengan wajah berseri bak bulan purnama.

Pertama, bekerja secara halal (thalaba ad-dunya halalan). Halal dari segi jenis pekerjaan sekaligus cara menjalankannya. Antitesa dari halal adalah haram, yang dalam terminologi fiqih terbagi menjadi haram lighairihi dan haram lidzatihi.Analoginya, menjadi anggota DPR adalah halal. Tetapi jika jabatan DPR digunakan mengkorupsi uang rakyat, status hukumnya jelas menjadi haram. Jabatan yang semula halal menjadi haram karena ada faktor penyebabnya. Itulah haram lighairihi. Berbeda dengan preman. Dimodifikasi bagaimanapun ia tetap haram. Keharamannya bukan karena faktor dari luar, melainkan jenis pekerjaan itu memang haram lidzatihi.

Kedua, bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup orang lain (taaffufan an al-masalah). Kaum beriman dilarang menjadi benalu bagi orang lain. Rasulullah pernah menegur seorang sahabat yang muda dan kuat tetapi pekerjaannya mengemis. Beliau kemudian bersabda, Sungguh orang yang mau membawa tali atau kapak kemudian mengambil kayu bakar dan memikulnya di atas punggung lebih baik dari orang yang mengemis kepada orang kaya, diberi atau ditolak (HR Bukhari dan Muslim). Dengan demikian, setiap pekerjaan asal halal adalah mulia dan terhormat dalam Islam. Lucu jika masih ada orang yang merendahkan jenis pekerjaan tertentu karena dipandang remeh dan hina. Padahal pekerjaan demikian justru lebih mulia dan terhormat di mata Allah ketimbang meminta-minta. Ketiga, bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga (sayan ala iyalihi). Mencukupi kebutuhan keluarga hukumnya fardlu ain. Tidak dapat diwakilkan, dan menunaikannya termasuk kategori jihad. Hadis Rasulullah yang cukup populer, Tidaklah seseorang memperoleh hasil terbaik melebihi yang dihasilkan tangannya. Dan tidaklah sesuatu yang dinafkahkan seseorang kepada diri, keluarga, anak, dan pembantunya kecuali dihitung sebagai sedekah (HR Ibnu Majah). Tegasnya, seseorang yang memerah keringat dan membanting tulang demi keluarga akan dicintai Allah dan Rasulullah. Ketika berjabat tangan dengan Muadz bin Jabal, Rasulullah bertanya soal tangan Muadz yang kasar. Setelah dijawab bahwa itu akibat setiap hari dipakai bekerja untuk keluarga, Rasulullah memuji tangan Muadz seraya bersabda, Tangan seperti inilah yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Keempat, bekerja untuk meringankan beban hidup tetangga (taaththufan ala jarihi). Penting dicatat, Islam mendorong kerja keras untuk kebutuhan diri dan keluarga, tetapi Islam melarang kaum beriman bersikap egois. Islam menganjurkan solidaritas sosial, dan mengecam keras sikap tutup mata dan telinga dari jerit tangis lingkungan sekitar. Hendaklah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian harta yang Allah telah menjadikanmu berkuasa atasnya. (Qs Al-Hadid: 7).

(Sumber: Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah oleh Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah)-http://urduniah.blogspot.com/2010/12/ciri-ciri-ekonomi-islam-dan.html

-http://syariahcooperation.blogspot.com/2012/04/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan.html

-http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/03/21/mjzgo9-empat-prinsip-etos-kerja-islami10. Jelaskan apa pengertian ilmu pengetahuan (pengertian ilmu, kewajiban menuntut ilmu, ayat al-Quran dan hadits tentang menuntut ilmu).

Jawab:

Pengertian ilmu

Ilmu berasal dari kata- - yang artinya mengetahui, lawan dari katayang artinya bodoh.Ilmu pengetahuan adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris, Science, yang berarti pengetahuan. Kata science itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Scientia yang berarti pengetahuan. Namun pengertian yang umum digunakan ilmu pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat diterima oleh rasio. Kewajiban menuntut ilmuDi dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban. Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan kita bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi sebagai seorang muslim itu wajib hukumnya seperti dalam sebuah hadits disebutkan bahwa :Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Menuntut ilmu ituwajibatas setiap muslim.(HR. Ibnu Majah. Dinilaishahiholeh Syaikh Albani dalamShahih wa Dhaif Sunan Ibnu Majahno. 224)Dalam hadits ini, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamdengan tegas menyatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnyawajib atas setiap muslim, bukan bagi sebagian orang muslim saja. Lalu, ilmu apakah yang dimaksud dalam hadits ini? Penting untuk diketahui bahwa ketika AllahTaalaatau Rasul-Nya Muhammadshallallahu alaihi wa sallammenyebutkan kata ilmu saja dalam Al Quran atau As-Sunnah, maka ilmu yang dimaksud adalah ilmu syari (ilmu agama), termasuk kata ilmu yang terdapat dalam hadits di atas.

Sebagai contoh, berkaitan dengan firman AllahTaala, Dan katakanlah,Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadakuilmu.(QS. Thaaha [20] : 114)

maka Ibnu Hajar Al-Asqalanirahimahullahberkata,

( : ) Firman Allah Taala (yang artinya),Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu mengandung dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena sesungguhnya Allah Taala tidaklah memerintahkan Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam untuk meminta tambahan sesuatu kecuali (tambahan) ilmu.

Sumber:

-http://mashfufah25.blogspot.com/2013/12/makalah-kewajiban-menuntut-ilmu.html

-http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/setiap-muslim-wajib-mempelajari-agama.html

11. Jelaskan sumber ilmu pengetahuan menurut ajaran Islam (Al-Quran, al-hadits, dan al-kaun)

Jawab: Al-Quran

Al Quran merupakan salah satu mukjizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk digunakan sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman. Sebagai petunjuk dari Allah tentulah isi dari Al Quran tidak akan menyimpang dari Sunatullah (hukum alam) sebab alam merupakan hasil perbuatan Allah sedangkan Al Quran adalah merupakan hasil perkataan Allah. Karena Allah bersifat Maha segala-galanya maka tidaklah mungkin perkataan Allah tidak sejalan dengan perbuatan-Nya.

Al-haditsHadist atau sunnah adalah perkataan, perbuatan dan pengakuan atau ketetapan yang disandarkan kepada Rasullah SAW. Sedangkan menurut Al-Quran, suunah berarti syariat, hukum atau peraturan, dan pengertian sunnah menurut Hadits adalah kebiasaan, tradisi, jalan hidup, cara-cara dan kebiasaan. Al Kaun

Sumber Al-kaun)Alam semesta(harus kita pelajari, kita tafakurkan, kita obserrvasi, kita teliti, dan kita nalarkan secara cermat, akurat dan seksama sebagaimana sikap kita terhadap Al-Quran dan As Sunnah. Al-kaun sebagai sumber yang ketiga akan memberikan kelengkapan yang detail bagi pemahaman serta penafsiran Al-quran dan As Sunnah.

Sumber:

-http://cyberdakwah.com/2013/08/al-quran-sumber-ilmu-pengetahuan/

-http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/06/sunnah-rasul-sebagai-sumber-ilmu.html

-http://muhammadhakimazhari.blogspot.com/2013/05/konsep-anti-dikotomi-ilmu-pengetahuan.html

12. Jelaskan bagaimana penciptaan alam semesta menurut Al-Quran tulis ayatnya.

Jawab: Mari kita awali dengan penciptaan alam semesta yang sangat luas ini. Jika kita merujuk surat keenam dalam Al-Quran, yaitu Surat Al-Anam ayat 101 yang berbunyi: [/101]Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi. Bagaimana (mungkin) Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.Dalam ayat ini Allah telah dengan jelas menyebutkan bahwa Allah Yang Maha Esa tidak membutuhkan apa pun untuk menciptakan segala sesuatu, bahkan adalah hal yang sangat mudah bagi Allah SWT untuk menciptakan langit dan bumi.Setelah diciptakan ternyata bumi yang kita pijak dan langit yang kita lihat di atas kepala kita ini pada awalnya menyatu. Serta pernyataan para ilmuwan dan peneliti yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari air merupakan benar adanya. Ayat yang menerangkannya jelas tertera dalam Surat Al-Anbiya ayat 30: [/30]Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?Teori Big Bang atau Unsteady State yang dicetuskan oleh ilmuwan kenamaan Stephen Hawking dimana jagat raya ini akan terus berkembang/bertambah luas ini bukan tidak ada penjelasannya dalam Al-Quran, karena jelas dalam Surat Az-Zariyat ayat ke-47 Allah SWT berfirman: [/47[Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya.Jika dilihat dari sudut pandang Astronomi, sejauh yang saya tahu dan saya pelajari selama ini, alam semesta memang benar-benar mengembang. Contoh kecilnya saja, galaksi M31 atau yang lebih dikenal dengan nama Andromeda merupakan galaksi yang diketahui terdekat dengan galaksi Bima Sakti (Milky Way) ini terus-menerus mengalami pergeseran merah (redshift). Dalam Asas Doppler, diketahui bahwa setiap benda yang bergerak semakin menjauh dari pengamat akan mengalamiredshiftsedangkan yang bergerak mendekati pengamat akan mengalamiblueshift(pergeseran biru). Jadi berdasar pada ayat Al-Quran dan fakta ilmiah, alam semesta ini memang meluas/mengembang.Bintang-bintang yang berkilauan yang kita lihat di malam hari, sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya berupa materi 'asap' semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an:

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itumasih merupakan asap,... (Al Fushshiilat, 41: 11)

Kita mengetahui bahwa Bumi dan planet-planet anggota Tata Surya lainnya bergerak mengelilingi Matahari? Tentu karena mereka memiliki garis edar (orbit) masing-masing yang tidak berpotongan satu sama lain. Penjelasan Al-Quran tentang hal ini dapat kita lihat dalam Surat Al-Anbiya ayat ke-33: [/33]Dan Kami yang telah menciptakan malam dan siang, matahari, dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.Sumber:-http://cyberdakwah.com/2013/06/sains-salah-satu-cara-pembuktian-kebenaran-al-quran-melalui-penciptaan-alam-semesta/-http://www.al-habib.info/review/al-quran-asal-mula-alam-semesta.htm13.Jelaskan bagaimana konsep penciptaan manusia menurut al-Quran !

Jawaban :

Di dalam Al Quran dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :

Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (QS. As Sajdah (32) : 7)Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. Al Hijr (15) : 26)Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (QS. Yaasiin (36) : 36)

Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa ayat 1 yaitu :

Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak (QS. An Nisaa (4) : 1)Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Quran dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis. Di dalam Al Quran proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al Muminuun (23) : 12-14).

Atas perkembangan teknologi kini telah dikenal istilah bayi tabung

Bayi tabung dikenal dengan istilah pembuahan in vitro atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai in vitro fertilisation. Ini adalah sebuah teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Islam memandang bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya mubah (boleh). Namun, para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istri yang dititipkan di rahim perempuan lain. "Itu hukumnya haram," dan bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram. "(sumber : -http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/fatwa/10/05/08/114856-apa-hukum-bayi-tabung-menurut-islam.)

(Sumber : http://citysaidah.wordpress.com/2010/02/18/penciptaan-manusia-menurut-alquran/)