disusun oleh: theresia gunawan

86
AKSES PASAR UNTUK KOMODITI KACANG METE DAN RUMPUT LAUT SULA WESI TENGGARA Disusun oleh: Theresia Gunawan C\. Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas KatoJik Parahyangan P-I FIS{e \"Ib.ID.

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Disusun oleh: Theresia Gunawan

AKSES PASAR UNTUK KOMODITI

KACANG METE DAN RUMPUT LAUT

SULA WESI TENGGARA

Disusun oleh:

Theresia Gunawan

C\.

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas KatoJik Parahyangan

Id~Hf]G P-I FIS{e

\"Ib.ID.

Page 2: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Buton sebagai daerah pcsisir yang kaya hasil laut dan perkebunan scharusnya

mampu mcmbawa masyarakalnya pada lingkat kcscjahtcraan. Namun kenyalaan

menunjukkan masyarakat Buton masih hidup dalam kemiskinan. Angka kemiskinan

tahun 2004 dari 58.391 KK, 64,92 % hidup dalam kemiskinan.

Bcrhadapan dengan siluasi ini, JPKP Bulon bekeljasama dengan Oxfam GB

melaksanakan program CREED. Program ini berlujuan mcwujudkan siluasi dimana

kOl11unitas pesisir Buton dapat l11enikl11uti kecukupan pangan, keadilan sosial dan

ekonomi melalui penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.

Hasil prclimenary research yang dilakukan olch Oxfam GB tclah

mcngidcnlifikasi polensi komoditi yang dimiliki komunitas dampingan JPKP BUlon,

yaitu kacang mete, teripang, kerang mabe, ikan, kepiting, rumput laut, dan potensi

terbesar adalah kacang mete dan rtlmput luu!.

Kcdua jcnis komodili lcrbcsar Bulon ini I11cmiliki po(cnsi pasar yang baik eli

tingkal nasionalmaupun intcrnasionai. Pcrminlaan pasar akan komoeli(i rllmpul lalll clan

kacang mete baik di tingkat nasional maupun dunia (crus l11engalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Perl11intaan pasar terse but dapat dicukupi oleh para petani dan pengkacip

eli Bulon.

Sayangnya, para pelani dan pengkacip tidak mampu l11engakscs pcluang pasar

tersebut karen a keterbatasan yang mereka miliki dan beberapa kendala lainnya .. !alur

distribusi yang digunakan oleh petani rumput laut dan pengkacipkacang mete sangat

panjang. Scmentara harga rumput laut dan mete sebenurnya lebih ban yak dipengaruhi

oleh harga pasar, namun pada praklcknya harga jual pctani elan pcngkaeip juga

dipcngaruhi pcrmainan harga oleh para pcngumpul. Hal ini berpcngaruh pada pcrolchan

yang akan mereka terima ketika menjual kOl11oeliti yang dihasilkan.

Pendampingan yang selama ini dilakukan oleh JPKP Huton belum memiliki

kcmampuan untuk mcmbantu pclani dalam mcmasarkan produknya dcngan bargaining

power yang kuat karcna kctcrbalasan modal, pcngclahuan dan kClTal11pilan. Karcna ilu

diperlukan sebuah lembaga yang mempunyai kekua(an modal yang besar yang mampu

mempengaruhi pasar untuk mel11bantu mengangkat posisi tawar para petani dan

Page 3: Disusun oleh: Theresia Gunawan

pengkacip. Lembaga 1m sebaiknya dikelola secara profesional agar te1jamin

keberlanjutannya namun tanpa meninggalkan nilai-nilai sosial.

Karena itu dalam penelitian ini, kami l11erekol11cndasikaJ1 pembcntukan

Marketing Division olch JPKP Butan yang mcnjalankan fungsi bisnis sebagai

perusahaan bisnis. Namun lembaga ini juga mCl11iliki misi membantu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat terutama petani dan pengacip dengan dilandaskan pada nilai­

nilai sasial dan transparansi.

2

Page 4: Disusun oleh: Theresia Gunawan

RINGKASAN

BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian

Metode PeneIitian

BAB II: KERANGKA ACUAN

DAFTARISI

Pemahaman tentang Usaha Kecil

Analisis Aspek Bisnis

Analisis SWOT

Profil Komoditi Kacang Mete

Profil KOll1oditi RUll1put Laut

Peran Pemcrintah

BAB Ill: PROFIL JPKP BUTON DAN KOMUNITAS DAMPINGANNYA

Profil JPKP Buton

Profil Komunitas Dampingan JPKP untuk Budidaya Mete

Profil KOl11unitas Dall1pingan JPKP untuk Budidaya Rumput Laut

BAB IV: ANALlSIS

Power Mapping

Analisis Aspek Bisnis untuk Komoditi Mete

Analisis Aspek Bisnis untuk Komoditi Rumput Laut

Analisis SWOT untuk Petani/Pengacip eli Buton

Analisis SWOT untuk Petani RUl11put Laut

Stratcgi Pcmecahan Masalah untuk Pctani Mete dan Rumput Laut

BAB V: KESIMPULAN

Kesim]lulan

Rekomenciasi

REFERENCE

4

13

14

15

15

17

20

22

32

35

40

45

48

51

58

65

72

74

76

83

84

3

Page 5: Disusun oleh: Theresia Gunawan

BABI

LATAR BELAKANG

Buton mcrupakan wilayah ujung Propinsi Sulawesi Tenggara. Letaknya yang

strategis menjadikan Buton sebagai penghubung Indonesia Kawasan Timur dan

Indonesia Kawasan Barat. Saat ini Buton meliputi Kabupaten Buton, Kabupaten

Wakatobi, Kabupaten Bombana dan Kota Administratif Bau-Bau. Sejak tahun 2001 Bau­

Bau berdiri sendiri sebagai kota otonom, setelah sekian lama menjadi ibukota Kabupaten

Buton. Kota ini merupakan daerah akumulator hasil produksi dan distributor kcbutuhan

wilayah tersebut. Bahkan Kota Bau-Bau menjadi pintu perdagangan antarpulau,

antarpropinsi dan ekspor-impor. Irama perdaganganlah yang mewamai kehidupan di

kota tersebut.

Sebuah kondisi yang sangat ironis bagi Buton. Meski tcrkcnal penghasil aspal

terbesar di Indonesia, jalan-jalan di wilayah Buton masih belum banyak yang diaspal.

Untuk mendapatkan aspal yang berkualitas, Buton mengalami kesulitan. Para penguna

hak eksploitasi dan pcngolahan aspal- yang tentu saja bukan masyarakat kccil namun

para investor yang bcrmain di industri ini bclum memainkan pcrannya seeaJ'a

maksimal. Teknologi pengolahan yang sederhana dan permodalan menjadi kendala

perusahaan ini. Akibatnya, hasil produk masih berupa aspal padat yang masih kasar

schinggajalan yang l11cnggunakan aspal ini akan cepat rusak at au tidak lahan lama.

Scbagian besar masyarakat Bulon justrn Jebih Il1cngandalkan sUll1bcrdaya

kelantan sebagai lapangan kClja. Laut Buton mengandung beragal11 jenis ikan seperti

ikan tel11bang, layang, teri, kembung, kerapu, cakalang, tongkol dan tuna. Wilayah ini

I1lcrupakan scnlra produksi perikanan utam3 di Sulawesi Tcnggara. Dcngan wilayah

yang berbcnluk kepulauan, Buton mcnjadi claerah pcnjaring ikan yang potcnsial. Apalagi

Buton mel11iliki pelabuhan alam internasional yang cukup besar di Kecamatan Pasar

wajo. Scbagian dari hasil ikan dikonsumsi sendiri dan sehagian lagi diekspor ke Jepang

dan Taiwan.

Selain beragam jenis ikan, l11asih ada bebcrapa hasil laut scperti kcrang mabe,

teripang dab rumput laut. Masyarakat sudah mulai melakukan budidaya pada hasil-hasil

laut terse but sehingga tidak mcnggantungkan perolehan dari ketersediaan alam saja.

Meskipun mcrcka masih melakukan budidaya dcngan sangat scdcrhana dan lebih bersifat

tradisional, pcndapalaJl yang mercka tcrima lebih besar dibancling hanya memungnt apa

yang tersedia di laut.

4

Page 6: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Disamping itu, masyarakat Buton juga mengandalkan hasil pertanian dan

perkebunan untuk meneukupi kebutuhan sehari-hari. Walaupun tanah Buton berbukit­

bukit dan tcrkesan tandus, namun mercka produktif dalall1 menghasilkan jagung dan

jall1bu metc. Bahkan wilayah ini bisa terbilang sebagai pcnghasil tcrbcsar di Indonesia.

Potensi laut yang dill1iliki oleh Buton sangat besar seharusnya mampu

menghidupi penduduknya. Namun demikian, sUll1berdaya tersebut belum dikelola seeara

optimal karena berbagai keterbatasn. Selain itu berbagai kendala menghimpit masyarakat

untuk mencapai kesejahteraan mereka scndiri.

Berhadapan dcngan situasi dcmikian, muncul inisiatif dari LSM-LSM (Lcll1baga

Swadaya Masyarakat) lokal untuk menyatukan kekuatan guna mengembangkan Buton.

Mereka menyadari bahwa kekayaan yang dimiliki Buton yang berupa sumberdaya

pesisir dan lautnya belum dikembangkan dengan baik oleh pihak pemerintah, swasta

maupun LSM untuk peningkatan kcsejahteraan masyarakat lokal. Kenyataan yang ada

menunjukkan bahwa laju kerusakan lingkungan yang ll1enjadi sUll1ber penghidupan

masyarakat pesisir terus mcngalall1i peningkatan sejalan dengan bertambahnya jumlah

eksploitasi untuk kcpentingan ckonomi keloll1pok tcrtcnlu. Karcna ilu tujuh Lembaga

Swadaya Masyarakal yailu Yayasan Buana Hijau, LINTAS (Lcmbaga Pelcstarian

Lingkungan dan Pengcmbangan Masyarakat), LSM PELINTAS (Peduli Lingkungan

Tanpa Balas), Yayasan PRIMA (Pengembangan Rakyat Indonesia Madani), Yayasan

Rampea,YAMANSIDA (Yayasan Pengcmbangan Potcnsi Dacrah) dan Y ASNA WAN

(Yayasan Pcngcmbangan Kawasan P,mtai) bcrsepakat unluk membcntuk .laringan

Pengelllbangan Kawasan Pesisir Buton (JPKP Buton) pacla tanggal 24 Juni 2002. Sejak

tahun 2004 jumlah anggota JPKP telah bertambah menjaeli 9 LSM yaill! LINTAS,

Yayasan Buana llijau, Yayasan Ralllpca, YASNA WAN, YAMANSIDA, PELINTAS,

Yayasan Prima, LSAIN dan IIUMANIORA.

Dalam lllelaksanakan visi dan misinya, JPKP Buton tclah mcnjalin keljasallla

dengan berbagai pihak termasuk didalamnya bekeljasallla dengan Oxfam Great Britain.

OxfaJl1-GB adalah scbuah organisasi intcrnasional yang mClllj)unyai misi ulallla

mclakukan bantuan kcmanusiaan. Oxfam-GB tdah bcropcrasi eli Indonesia scjak 1972.

Awalnya Oxfam-GB hanya bcrkonsentrasi pada tiga wilayah di Indonesia yaitu Jawa,

Maiuku dan Nusa Tenggara Timur. Namun kemudian organisasi ini memperluas wilayah

kCljanya ke halllpir scluruh dacrah di Indonesia karcna 1l1clihat pcrkcmbangan kondisi

social-ckonomi Indoncsia. Kondisi social-ekonomi Indonesia semakin J11cmburuk

dengan makin besarnya kesenjangan antara kaum kaya dan miskin dan ketill1pangan

5

Page 7: Disusun oleh: Theresia Gunawan

antara Jawa dan luar Jawa, rendahnya pm1isipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan

pembangunan, te11utupnya akses pasar bagi kaum l11iskin, eksploitasi dan berbagai hal

l11enyebabkan pemiskinan dalam masyarakat Indonesia.

Berlatar bclakang hal tersebut di atas, Oxfal11-GB menjalankan Sustainable

Livelihood Programme yang juga dikembangkan di hampir seluruh negara berkembang

lainnya. Program ini meliputi berbagai macam kegiatan mulai dari income generating

hingga institutional building, organizing dan advocacy di wilayah Jawa, Nusa Tenggara

Timur, Maluku, Buton dan Sulawesi Sclatan. Program ini dikelompokkan mcnjadi (Bob

S. Hadiwinata&Aknolt K. Pakpahan, Fair Trade: Gerakan Perdagangan Alternatif,

2004):

l. Program pembangunan institusi, pengembangan organisasi dan advokasi di Pulau

Jawa. dengan menyediakan fasilitas pcndukung bagi jaringan NGO yang

berkosnsentrasi pada pembcrdayaan kaul11 pctani supaya petani dapat

meningkatkan kapasitasnya untuk sustainabilitas sector pertanian dan l11ereka

dapar ikut serta dalal11 kal11panye-kal11panye l11enentang kebijakan pernerintah

yang tidak mcnguntungkan kaum l11iskin.

2. Program Community-Based Economic Development (CBED) di Nusa Tenggara

Timur (Sumba, Flores dan Timor Barat). Prograrn ini rneliputi berbagai aktivitas

mulai dari pcmcliharaan tcrnak, usaba tani/nelayan, pcmbinaan industri kecil dan

micro-finance dengan tujuan:

mengupayakan produsen-produsen kecil agar l11cl11iliki akses dan kontrol

terhadap sumber-sumber alall1

mengupayakan agar kaum percmpuan ll1emiliki akscs clan hal-hak hukum

terhaclap tanah clan bcrbagai asset procluktif lainnya

mengusahakan agar produsen kecil dapat l11engekspansi asset, melakukan

diversifikasi dan l11endapat pendapatan yang layak

mcngusahakan agar l11asyarakat, pel11crintah clan scktor swasta

mel11perhatikan unsur sustainabilitas clalam pengelolaan sumbcr-sumbcr

alan1

l11engupayakan agar kaul11ll1iskin tidak rentan terhadap kondisi alam

3. Program PCll1bangunan Sosial-Ekonomi Terintcgrasi eli Propinsi Maluku.

Program yang l11elibatkan tidak kUrang dari 6 NGO dan sekitar 16.000 partisipan

6

Page 8: Disusun oleh: Theresia Gunawan

seliap tahUlillya ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas NGO dan

memberdayakan masyarakat lokal melalui berbagai aktivitas social-ekonomi

yang menggunakan sumber-sumber lokal dengan memfokuskan enam komponcn

ulmna yailu:

pembangunan sumber daya manusia

pembangunan social-ekonomi

penyediaan sarana air bersih dan sanitasi

rekonsiliasi dan advokasi

dokumcntasi dan penycdiaan informasi untuk kcpenlingan parlisipan

penyediaan dukungan institusional untuk membantu ill1plementasi

program

4. Program Pengembangan Ekonomi, Lingkungan dan Basil Laut di Buton,

Sulawesi Selatan. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas

NGO dan ll1cmberdayakan ll1asyarakat lokal agar dapat saling bekelja sama

dalam:

mengembangkan aktivitas konservasi ekosistcm panlai

mengembangkan aktivitas-aktivitas ekonomi berkesinambungan

mempengaruhi pemerintah lokal c1alam pembuatan kebijakan maujJun

keputusan yang berkaitan dengan pcngelolaan hasil laut

Untuk mcncapai tujuan ini, Oxfam-GB melaksanakan beberapa sub-program

antara lain:

human resources development unluk meningkatkan ketrampilan dan

kemampuan partisipan

coastal environmenl and resources management untuk meningkatkan

kapasitas masyarakat mengclola sustainabilitas sumbcr daya lokal melalui

berbagai training

environmental advocacy and education unluk meningkatkan parlisipasi

masyarakallokal dalam mengelola sumber-sumber lokal

~ community-oriented coastal policy development untuk meningkatkan

kapasitas NGO dan masyarakat lokal dalam upaya mcmpengaruhi

kcbijakan pemerintah lokal khususnya lcnlang pcngcIolaal1 hasillaul.

7

Page 9: Disusun oleh: Theresia Gunawan

5. Gerakan Fair Trade. Program ini memiliki tujuan untuk mcningkatkan kapasitas

produsen-produsen yang termmjinalkan sehingga mereka dapat berpartisipasi

dengan baik di dalam mekanisme pasar agar dapat memperoleh penghasilan yang

layak dan berkesinambungan. Dalam hal ini, Oxfam-GB mempunyai strategi

capacity building untuk meningkatkan kapasitas produscn yang termmjinalkan

dalmn mekanisme pasar, campaign untuk membangkitkan kesadaran publik

tentang fair trade dan advocacy untuk mereformasi kebijakan dan peraturan agara

lebih mcnguntungkan kaum produsen marginal.

Dalam kerangka kCljasama dengan JPKP Buton, Oxflm1-GB memt~lsilitasi JPKP

Buton untuk secara konseptual mengembangkan Program Pengembangan

Sumberdaya Kawasan Pesisir Buton (PPSKS Buton) . Sejak 17 Oktober 2002,

Oxfmn-GB mulai mendm1ai JPKP Buton untuk melaksanakan progrmn Coastal

Resources, Enviromental and Economic Development Buton (CREED Buton) yang

merupakan bagian dari Program Pengembangan Sumberdaya Kawasan Pesisir

Bulon. CREED Buton adalah program utama yang dilakukan olch JPKP Buton

selama 3 tahun. Rangkaian proses dan aklivitas CREED Buton mclibatkan tujuh

lembaga yang menjadi anggota JPKP Buton.

Seiring dengan bCljalannya program CREED Buton, O:diun-Cm tclah

mclaksanakan preliminary research yang dilakukan bersama JPKP .. - Bulon. Riset

terscbut bertujuan memperolch inforl11usi awal l11cngenai pOlensi pasar komoditi, basil

riset terse but l11enunjukkan bahwa komunitas dampingan JPKP mcmpunyai po(ensi

dalal11 pCl11budidayaan en am komoditi yaitu kacang mete, rllmpllt lallt, teripang, kerang

mabc, ikan, kepiting dan potensi tcrbesar adalah budidaya kaeung me Ie dan rumpul but.

Salah satu hasil perkcbunan yang sangat potcnsial dimiliki olch Buton adalah

jambll mete. Perkeblman jambu mete menjadi Primadona di wilayah ini Jan tersebar di

beberapa kecamatan antara lain Wolio, Betoambari, Bungi, Sorawolio, Batauga, Laklldo,

Sal11polawa, Pasarwajo, Siontapina, Lasalil11l1, Kalcdupa, Tomiu, Binongko, Gu,

Mawasangka, Kabaena, Kabacna Timur, Rumbia, Rarowatll, PoJcang, Polcang Til11ur

dan Kapuntori. Selain itu juga bisa dijumpai dibeberapa kecamatan yang terletak dalam

wilayah kabupaten Muna. Wilayah-wilayah terse but dapat dikelompokkan ke dalam

sentra-scntra jambu mete yang sudah inlcnsif diusahakan scpcrti wilayah GULAMS (Gu,

Lakudo, Mawasm1gka), wilayah KABAENA (Kabaena, Kabaena Timur), wilayah

KAPALINA (Kapuntori, Pasarwajo, Lasalimu, Siontapina), sedangkan wiJayah yang

8

Page 10: Disusun oleh: Theresia Gunawan

kurang diusahakan seem'a intensif tetapi potensial dikembangkan adalah wilayah

BATAMPO (Batauga, Sampolawa), wilayah RURAPPOL (Rumbia, Rarowatu, Poleang

Timur, Poleang) dan wilayah KArOBl (Kaledupa, Tomia, Binongko)

Yang paling mcnarik dari bagian tanaman mctc untuk dijual adalah kacang mctc.

Sebagian besar para petani masih menjual mete dalam bentuk gelondongan karena tidak

mau direpotkan oleh masalah pengkacipan. Padahal harga dari mete gelondongan sangat

murah karena tidak mempunyai nilai tambah sama sekali yaitu sekitar Rp 7.S00,-/kg.

Berbeda dcngan kacang mcte yang sudah dikupas, nilai jualnya jauh lebih tinggi, dapat

mcncapai Rp 40.000,- sampai Rp 45.000,- pcr kilogram. Untuk 1 kg kacang mete kupas

dibutuhkan sekitar 4 kg kacang mete gelondongan atau 1:4.

Rantai distribusi produk yang sering digunakan para petani sangat panjang.

Mcrcka sering mcnjual produk mercka dalam bentuk gclondongan kepada pengumpul di

tingkat dcsalkecarnatan. Pcngulllpul di tingkat kecamatan/desa mcnjual kClllbali produk

yang dibeli dari petani pada pengumpul di kota Bau-Bau. Selelah ilu pengumpul di Bau­

Bau mengirilll mete ke pasar Surabaya, Makasar, Jakmia, Ujung Pandang. Dari kota-kota

bcsar tcrscbut, mctc ada yang langsung diolah olch pcrusahaan-perusahaan dikota

tcrscbut, ada pula yang masih dikirim lagi ke rantai pcmasaran bcrikutnya.

Para petani tidak memotong rantai distribusi produk yang terlalu pan.lang 1111

bU'ena menurut mereka, keberadaan para pengumpul terutama pengumpul di desa !cbih

mcnguntungkan. Sclain menghilangkan biaya pcngiriman prod uk, para pengumpnl ini

dapal mcnycdiakan kcbutuhan uang cash yang sclalu mcrcka butuhkan. Karcna modal

pet ani dan pengkacip sangat kecil, mereka mcmbutuhkan ali ran uang cash sccepatnya.

Salah satu dampingan JPKP di Mone adalah petani dan pengkacip metc. 98%

jumlah pcnduduk Monc yang bcrkisar 492 KK terse but bcrprofcsi scbagai pcngkacip

mele. Pcngkacipan ini umumnya clilakukan olch ibu-ibll dan biasanya clibantu olch anak­

anak. Mereka mengkacip mete gelondongan yang diheli dari pctani lain. Apabila sudah

tidak musim panen dan mengalami kesulitan dalam memperoleh pasokan mete, mereka

baru mcngkacip mcte gelondongan dari kcbun scncliri.

Sctclah melewati proscs pcngkacipan, sama halnya dcngan pctani jambll mctc,

ibu-ibu ini 'mcmbutuhkan uang cash seccpatnya untuk membeli gelondollgan mele dan

memenuhi kebutuhan keluarga. Karena itu mereka selalu menjual pad a pengumpul desa.

Scmakin panjang rantai distribusi yang digunakan olch para pctani dan pengkacip ini,

semakin kecil pula kcuntungan yang akan I1lcrcka tcrima.

9

Page 11: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Apabila mampu mcmbaca dan mengakses peluang pasar sebenarnya para petani

dan pengkacip mete dapat memperoleh keuntungan yang lebih. Peluang pasar mete

sangat besar dan terus l11cningkat. Mcski menurut statistic, kacang mete Indonesia hanya

memiliki 0,98% di pasar internasional dan berada di bawah India-37,60%, Brazil-

11,96% dan Tanzania-7,77% (www.bi.go.id/lmJind/kacang_mete/pendahuluan.htm).

namun pada kenyataannya banyak orang India datang ke Indonesia terutama ke Buton

untuk mengimpor mete dari Buton.

Kebutuhan mete negara lain dapat dipenuhi oleh beberapa daerah di Indonesia,

bukan hanya dari Buton saja. Produksi gclondongan jambu mcte nasional Indonesia

pada tahun 1991 adalah 57.274 ton dan mcngalami peningkatan menjadi 92.390 ton pada

tahun 2000. Produksi ini akan terus meningkat men gin gat banyaknya jumlah lahan

potcnsial di Indonesia yang belum dikelola dan dibudidayakan secara optimal untuk

tanaman mete.

Luas Areal Perkebunan Mete di Indonesia tahnn 1997

f;)-rpCC'r-o-p-in-~i-------

1-----.---..... . Sulawesi Tcnggara

_____ ~;,;~rea~_~;:)s~nt~s~~_.l ---.-----

2 N-usa Tcnggara Timur 112.162,60 20,00 1-::--1-:::--;--;-;:-- ........ --.. -----... --.-

I J 69 9'6.<' .. -":".

~- --- -~~~~----

3 Sulawesi Selatan 84.682,76 15,10 r--..... ---------- ---

11 Jawa Timur

6

7

I Busa Tenggara Barat

Bali +:-:--::-:----;:--;---:-=-.. -----=-.......,;---;-----c~:_

Maluku, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah dan DIY

~8.790,73 8,70

'11.500,16

20.750,08

83.000,33

7,'10

3,70

14,80

_ ............. _ .... _ ............... _ . .......,-;-_ ... _ ............ _ .. _. __ ....... _. __ .. .L..... ___ _

Sumber : Agribisnis.deptan.go.id

Dengan mcngckspor scberat 29.666ton kOlIloclitas ini mal1lpu mcmbcrikan sUl1lbangan

clcvisa scbesar US$19.152.000 (www.bi.go.id/1l1l/ind/kacang_mctc/pcndahuluan.htm).

Biji mete diekspor ke berbagai negara anlara lain USA, Belanda, Inggris, Jerman,

Australia, Hongkong, Singapura, Taiwan, Cina, Jepang, India, Libanon, Malaysia, Italia,

Kanada, Korea Selatan dan Swiss. Komoclitas ini berpotcnsi untuk cliarahkan scbagai

snl1lber devisa negara.

10

Page 12: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Selain kacang mete, Buton juga berpeluang sebagai penghasil rumput laut yang

terbesar di Indonesia mengingat potensi lahan yang dimilikinya. Awalnya hampir di

seluruh pantai perairan laut Sulawcsi· Tenggara banyak tumbuh rumput laut jenis

Eucheuma Spinosul11 dan Gracilaria Confervoides. Namun setelah rumput laut tersebut

dipungut secara terus-menerus, tinggal beberapa tempat saja dan sebagian besar telah

punah. Dewasa ini budidaya rumput laut mulai ban yak dilakukan oleh masyarakat karena

melihat peluang pasar dan kecenderungan meningkatnya harga rumput laut, dari Rp

100,- sampai Rp 125,- per kg sekarang tclah l11enjadi Rp 4.000,- per kg.

Bebcrapa spesics rumput laut tcrtcntu mcmiliki nilai komcrsial yang linggi dan

sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia karena adanya kandungan senyawa

polsakarida. Ada 3 Jems komoditas rumput laut yang dimanfaatkan untuk industri

dengan nilai komcrsia1 yang tinggi yaitu Eucheuma Cottonii Lin, Gracilaria, Gelidium,

Giliopsis, Sargassul11, Turbinaria, Dictyota dan Laminaria. Eucheuma Cottonii Lin

merupakan jenis rumput laut untuk karaginan yang biasanya digunakan untuk kosmetik

dan makanan sebagai stabilisator, pengental, pel11bentuk gel serta pengontrol tekstur

serta kclembaban produk-produk seperti minuman bir, wine, susu coklat, es krim, ikan

kalcng. Glacilaria, Gclidium dan Giliopsis selama ini digunakan scbagai ballan baku

pembuatan agar-agar yang biasanya dipakai oleh industri tekstil, kulit dan makanan.

Sedangkan rumput laut jenis Sargassum, Turbinaria, Dictyota dan Laminaria diolah

untuk mcmbuat bahan industri algin/alginac Algin berfungsi scbagai stabilisator produk

minuman susu dan bir, pengemulsi dan pcngental bumbu salad, membuat empuk tckstur

candy gels, kosmetik, farmasi, kcrtas dan tekstiL

Mcngingat besarnya manfaat bagi kehidupan manusia, tentu saJa

kcbutuhan/permintaan akan rum put laut sCl11akin besar. Kcbutuhan rumput laut lmtuk

pasar c!unia tahun 2005 Il1cncapai 260.571.050 ton, Diperkirakan tahun 2006 akan

mengalami peningkatan menjadi 273.599.602 ton dan pada tahun 2009 diperkirakan

kebutuhan rumput laut akan mengalami pertambahan sampai 316.725.339 ton (Bisnis

Indoncsia, Selasa 30 Maret 2004).

Bcrdasarkan data Dcpartcmen Kelnutan dan Perikanan pada periode 1995-2004

kenaikan nita-rata volume ekspor rumput laut Indonesia sebesar 30,13%. Nilai hasil

ekspor pcriode terscbut menunjukkan peningkatan yang siginifikan, rata-rata scbesar

46,09%. Pacla tahul1 2004, ekspor rumput laut mcnghasilkan total nilai 11S$25,296 juta,

mcningkat clari tahun sebelumnya scbesar US$20,511 juta. Pada awnl ckspor rumput laut

tHhun 1995 dihasilkan 11S$ 16,263 juta. Nilai ekspor tertinggi dipctoleh tahun 1998,

11

Page 13: Disusun oleh: Theresia Gunawan

ketika booming budidaya rumput laut mencapai US$ 59,366 juta (Pembaruan, Rabu 19

Oktober 2005)

Rumput laut bcrpotensi menyumbang devisa Rp79,984 triliun per tahun. Jumlah

ini masih dapat ditingkatkan apabila mclihat potensi lahan di Indonesia yang cocok

untuk budidaya rumput laut yaitu meneapai 1.110.900 hektar yang terse bar merata di IS

propinsi. Potensi produksi rumput laut kering rata-rata 16 ton per hektar per tahun . .Jika

areal seluas 1.110.900 hektar dimanfaatkan seeara optimal maka total produksi dapat

mcneapai 17.774.400 ton per tahun. Namun baru sekitar 2% poctensi tersebut tergarap.

Total produksi rumput laut basah rata-rata 223.000 ton atau sctara dcngan 30.000ton

kering (Kompas, 19 Juli 2(04).

Potensi Lahan Budidaya Rumput Laut Indonesia

PROPINSi---':LUA'-':S'---A-:-=R=E-CA,

(ha) f-::-----..... -----....

Papua SO 1.000 ----........ .

Maluku 206.000

Sulawesi Tengah 106.300 -f--;-;~-;c .... - ......... - .. .

Aceh ' 104.100

Sulawesi Tenggara e3.000 .-., ... ~."-,."-.-.. "·-···~·-1·~ .. ~·~-------------------'--'·

Propinsi lain ~I 0.500 '-"-- --_ .....•• _, ....

,JUMLAH 1.110.900 ------.-.~ .. -~,--,---~ -- .. --.-.. ----~---

Sumbcr: Kompas, Senin 19 Julj 2004

I !

...... 1

Sayangnya, Indonesia lebih banyak menjual produk rumput laut dalam bentuk

bahan mentah, tanpa nilai tambah sedikitpun. Paclahal harga rumpu( laut mcntah sangat

rcndah dibanding rumput laut yang sudah cliolal1. Selama ini kcbutuhan Indoncsia akan

produk tepung karaginan sebagai produk rumput laul (unman masih impor dati luar

neger dengan harga mahal. Industri pengolahan rum put laut di Indonesia masih seclikit.

Saat ini Indonesia baru memiliki 8 industri pcngolahan laut paclahal di negara Philipina

yang 60% bahan mentahnya berasal dari Indonesia tclah mcmiliki 2S indllstri scrupa

(Bisnis Indonesia, Selasa 30 Maret 20(4)

Peluang pasar yang demikian besar saja belum mampu clibaca dan diakses olch

para pctani rumput laut. Mekanismc pasal' (clah mcmbentuk rantai distribusi rumput laut

mcnjadi sangat panjang dan mcncmpatkan para pctani dalal11 posisi tcrakhir yang

12

Page 14: Disusun oleh: Theresia Gunawan

menerima informasi tentang pasar. Akibatnya, para petani rumput laut hanya menjadi

pelaku ekonomi dalam rantai distribusi rumput laut yang l11emperoleh hasil terkecil dari

kcrja keras tcrbcsar yang dilakukannya jika dibanding para pclaku lainnya seperti para

pengumpul, pengckspor dan pengusaha.

Hal serupa terjadi pula pada para petani dampingan JPKP Butan. Beberapa

daerah yang l11embudidayakan rumput laut dan yang menjadi dampingan JPKP Buton

antara lain adalah desa Rahiya, Pulau makasar dan Desa Masiri. Sebagian besar

pcnduduk di ketiga :vilayah tcrsebut l11cmiliki mata pcncaharian sebagai pctani budidaya

rumput laut. Sebagian dari mcreka tidak hanya mcnggantungkan hidup pada hasil panen

rUl11put laut, tctapi juga dari hasil kerja mereka sebagai nelayan, petani jal11bu mete dan

lain-lain.

Bebcrapa kclompok petani budidaya rumput laut dari ketiga wilayah ini tclah

mempcrolch bantuan dari Oxfam GB lewat program yang dijalankan oleh JPKP.

Bantuan dana terse but digunakan sebagai dana bergulir bagi para petani untuk

mengembangkan budidaya l111nput lautnya. Hasilnya, para petani telah dapat

l11eningkatkan jumlah rakit dan hasil panen rumput lautnya.

Namun dcmikian, perolchan yang Il1creka tcrima tidak sebanding dcngan kClja

keras yang l11ereka lakukan selama masa produksi karena harga panen Il1creka sangat

ditentukan oleh pasar. Bisa jadi pada saat Il1creka panen, jus(ru harga rUll1put sedang

mcnurun, maka pcndapatan yang mcrcka tcrima juga mcnjadi kecil. Para pctani rUl11put

laut sama sckali tidak mempunyai posisi tawar yang Ima!. Bahkan, I11crcka masih harus

berbagi kcuntungan dengan para pcngumjJul apabila menggunakan rantai distribusi

rumput laut yang panjang.

Potcnsi dan pcluang tcrscbut di atas apabila dikclola clan dimanfaatkan scbaik­

baiknya l11ampu mcmbawa masyarakat Bllton pacla kcscjahtcraan hidup. Namun pada

kenyataan yang teljadi, masyarakat lebih banyak mcnghadapi kendala dalam mengakses

potensi dan peluang pasar tcrsehut.

Idcntifikasi masalah

Dari pCl11aparan latar bclakang eli atas dijclaskan bahwa pcluang pasar untuk komocliti

mete dan rumput laut cukup tinggi, namun ternyata peluang pasar tersebut belum dapat

diakses sepenuhnya oleh para pctani mete dan rllmput laut. Olch ktu'ena itu penelitian ini

13

Page 15: Disusun oleh: Theresia Gunawan

berusaha untuk mengidentiilkasi mengapa para petani mete dan rum put laut belum

mampu mengakses peluang pasar tersebut.

Tujuan Penelitian

Karena itu Oxfam-GB menindaklanjuti preliminary research terse but dengan penelitian

ini dengan tujuan penelitian:

I. Memperoleh pemetaan pasar - dengan tnenggunakan power mapping analysis -

mengenai situasi kontekstual perdagangan komoditi unggulan (kacang mete dan

rumput laut), mata rantai, aktor, hambatan dan rcgulasi yang mempengaruhi

pengembangan program akses ke pasar .- JPKP Buton

2. Untuk memperoleh baseline datalinformasi mendasar terkait situasi perdagangan

di Buton (ten11asuk analisis SWOT)

3. Meningkatkan bargainning power petani Bulon agar dapat bersaing cJalam

perdagangan mete dan rumput laut dalam rangka peningkatan kesejahterahaan

masyarakat.

Mctouc PCllclitian

Bcrdasarkan tujuannya penclitian ini adalah dcskripsi analitis yang bcrupaya llntuk

mcnggambarkan karakteristik dari variabel yang ditcli:i. (Uma Sckaran, 2000).

Penelitian ini mcncoba untuk menggambarkan potensi komoditas mete dan rumput laut

di Buton dan realitas kendala yang dialami oleh para petani mete dan rum put laut dalam

upaya pcngcmbangan pasal'l1ya.

Tckllik pcngambilan uata

-Deep interview: wawancara seem'a Il1endalam kcpada para aktor yang tcrlibat dalam

pcrdagangan mete dan rumput !aut seperti pctani, pcngumplll, pengumplll bcsar dan Ism

pemcrintah.

-Observasi : pengamatan langsung para peneliti terhadap situasi yang terkait dengan

pengembangan pasar untllk pctani mete dan rumputlau!.

-Litcratnr rc:view: berdasarkan dari data-data pcnclitian scbeillmnya, data dari

pemcrintah, buku, majalah, koran dan website.

-FGD : Melakukan diskusi dengan berbagai pihak yang terkait dengan pengembangan

pasar mete dan rumput laut di Buton.

14

Page 16: Disusun oleh: Theresia Gunawan

BAB II

KERANGKA ACUAN

Bila kita berbicara mengenai bisnis, mungkin yang muneul dibenak kita adalah

gambaran bisnisman, jual beli barang-barang hasil pabrikasi dan pebisnis-pebisnis

retail seperti Carrefour dan Giant. Namun kegiatan bisnis bukanlah kegiatan yang

hanya meliputi jual be Ii barang atau jasa hasil fabrikasi melainkan juga aktivitas para

pctani. Pada saat petani mengclola lahannya untuk ll1cnghasilkan suatu kOll1oditas

dan ll1enjual hasil panennya, ll1aka para pet ani terse but adalah seorang wirausaha

yang ll1elakukan kegiatan bisnis. Jika bisnis dibedakan berdasarkan jenis kcgiatannya

ll1aka bisnis dibagi atas kegiatan : ekstraktif misalnya: pertambangan, agraris

ll1isalnya: pertanian, industri misalnya: garll1cn, jasa ll1isalnya: salon.

Bisnis itu sendiri adalah sebuah usaha, kegiatan dan sistem untuk menciptakan

suatu nilai dan manfaat dalam bentuk barang atau jasa kepada masyarakat dengan

harapan mendapat keuntungan yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya. Jadi

suatu usaha bcrtujuan menciptakun nilai tam bah suatu produk pada masyarakat dan

dapat dilakukan dengan cara:

I. form Utility: memberi nilai tam bah knrcna perubahan bentuk

2. Time Utility: mcmcmberi nilai tambah karcna pcrubahan waktu

3. Placc Utility: mcmbcrikan nilai tambah karcna pcrubahan tel11pat

4. Possession Utility: memberi nilai tambah karen a kepemilikannya discrtai bukti

kepemilikan.

Bcrdasarkan skala bisnisnya, rnaka suatu bisnis digolongkan dalam usaha (Skala

Bisnis bcrdasarkan SME: )

Mikro: pckclja 1-9 orang

• Usaha Kecil: pekelja 10-50 orang, omzet sid 3 Milyar

• Usaha Mcnengah : 5 I -250 pckcrja, OJl1zct sl cl 15 lllilyar

• Besar: pckcrja eli atas 250 orang dan OJl1zct dialas 15 Milyar

Usaha pcngkacipan kacang mete dan budidaya rumput laut yang dilakukan oleh

masyarakat Bulon I11cl'llpakan usaha 1l1ikro di Indonesia. Pcrnaha1l1an atau pcngertian

mcngenai usaba keeil tdah didefinisikan oJeh bcbcrapa lembaga yang terkait clan juga

Undang-Undang. Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No 26/l/UKK langgal 29

15

Page 17: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total asset

maksimllm Rp 600 jllta tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati, yang melipllti

usaha perscorangan, badan usaha swasta dan kopcrasi. Scdangkan mcnurut UU

No.9/1995 tcntang Usaha Kceil, usaha kccil adalah kegiatan ckonomi rakyat yang

berskala kecil dalam mell1enuhi criteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan,

sepelii kepemilikan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, yang meliputi usaha

kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal adalah berbagai llsaha

yang bclum terdaftar, belum tcreatat dan belull1 bcrbadan hukum. Sedangkan usaha kecil

tradisional ac1aiflh wiaha yang menggunakan alat produksi sedcrhana yang tclah

digunakan seeara turun-tell1urun, dan atau berkaitan dengan seni dan budaya.

Seem'a umum, sector usaha kecil mell1iliki karakteristik sebagai berikut (Pandji

Anoraga, SE,MM, Manajemcn Bisnis, Rineka Cipta, 1997):

sistcm pcmbukuan yang relative scdcrhana dan ccndcrung tidak ll1cngikuti kaidah

administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak di-up to date

sehingga sulit untllk menilai kinelja usahanya.

Margin usaha yang ccnderull,g tipis 111cngingat persaingan yang sangat tinggi

Modal terbatas

Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas

Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mcngharapkan untuk m<lmpu

I11cnckan biaya mcncapai titik cfisicnsi jangka panjang

Kemampuan pcmasaran dan negosiasi scrta divcrsiiikasi pasar sangat tcrbatas

Kemampuan untuk memperoleh sUl11ber dana dari pasar modal rendah mengingat

keterbatasan dalal11 sistem administrasinya. Untuk mendapalkan dana di pasar

modal, scbuah pcrusahaan harus l11cngikuti sistem administrasi stan dar dan harus

transparan.

Scorang petani sebagai salah satu pelaku bisnis juga harus mengetahui aspek­

aspck dalam bisnis schingga bisnis agraris yang clijalankannya clapat tCTsclcnggara

dcngan baik. Adapun aspck yang perIu dikctahui olah para pcbisni s adalah analisis

intemal dim analisis ckternal sualu jenis bisnis. Untuk analisis internal, kemampllan yang

dipcrlukan oleh seorang pebisnis adalah menguasill aspek sumber daya manusia,

pcmasaran, produksi, dan keuangan.

16

Page 18: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Analisis Aspck Bisnis

Aspek Sumber Daya Manusia

Salah satu aspek sumber day a mallUSJa yang dibuluhkan adalah pemahaman

kualifikasi sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan bisnis terse but.

Kualifikasi yang dibutuhkan disebut juga Job Specification, yaitu ketrampilan,

kemampuan, pendidikan dan pengalaman kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan

suatu pekerjaan tertentu.

Aspck I)emasaran

Aspek pemasaran yang diperlukan adalah kemampuan unluk lllengeloJa

perencanaan dan implementasi rencana dalam mengelola produk, tempat, promosi, dan

harga, dalam rangka menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan organisasi.

Produk

Produk adalah segal a sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mcmcnuhi

keinginan dan kebutllhan pasar. Produk dapat berupa benda, jasa, orang, tempat,

organisasi dan gagasan. Yang termasuk kedalam clemen prod uk adalah: Desain Produk,

Bahan baku, Kllalitas, Keamanan, .Jaminan, Kcragaman, Pelayanan. dan Merck,

Packaging dan Labeling.

Barga

Barga adalah sesuatu yang harus dikorbankan seseorang uniuk mempero1eh suail!

produk. ( pertllkaran ni1ai untuk sejull1lah kepuasan).

Place

SaJuran distribusi adalah sctangkaian organisasi yang saling bergantung dan

terlibat dalam proses untllk menjadikan barang ataupun jasa siap untllk digunakan atau

dikonsumsi konsumen. Dalam marketing istilah place adalah salman distribusi dan

distribusi fisiko Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mcncntukan saluran distribusi

ada1ah pertinlbangan pcmilihan pcrantara (whosalcr) clan bcrapa panjang pcraniara yang

digunakan untuk menyalurkan prod uk ke konsumen. Perantara itu sendiri ll1empunyai

fungsi mcmberikan InfcJrlnasi, Promosi, Negosiasi, Ordering, Pcndanaan, Risk Taking,

Physical Posscsion, PCll1bayaran dan Title. Pertimbangan dalam Il1cncnlukan berapa

17

Page 19: Disusun oleh: Theresia Gunawan

banyak perantma yang akan yang digunakan (lntensitas Distribusi) dibagi atas: distribusi

intensif; distribusi selektif dan distribusi eksklusif Sedangkan distribusi fisik adalab

proscs perpindaban barang dari produscn ke konsumen yang tcrdiri dari: pcngol ahan

pesanan, gudang ( tempat penyimpanan, dan tcmpat pcmisaban pcngiriman), invcntory

dan transportasi.

Promosi

Kegiatan promosi pada intinya merupakan kegiatan pebisnis lmtuk

mcngkomunikasikilll produknya kepada kosumcn. Ada 5 bentuk komunikasi(promotion

mix) yang digunakan sering digunakan yaitu: Advertising (dapa! berupa iklan cetak,

film, poster dan se1eharan, billboard, simbol dan logo), Sales Promotion (dapat berupa

kontes, pamcran, pcragaan dan kupon), Public Relation and Publicity (ccramah,

seminar, sumbangan amal, mel obi, majalab pcbisnis dan kcgiatan-kegiatan), Personal

Selling (menjawab pertanyaan dan mcncrima pesanan seperti prcsentasi penjualan,

pelllberian sampel, pameran dagang), Direct Marketing (katalog, surat, pemasaran lewat

telepon, belanja lewat te1evisi,fax-mail, email dan lain sebagainya).

Manaj~/llell Prodllksi

!vIanajemen operasi adalah kegiatan mcngatur dan mcngkoordinasikan

pcnggunaan sumbcr daya manusia, alat, dan bahan secm·a cfektif dan cfisicn dalam

menciptakan nilai tambah suatu barang atau jasa .

. Aspek dalam mam\jcmcn produksi yang perlu diperhatikan adalah:

1. Proscs.

Kegiatan disini mcncakllp pcralatan dan tcknologi, arns proses clari peralatan dan

seluruh aspek fisik pabrik.

2. Kapasitas.

Kapasitas yang dimaksucl adalah jumlah kapasitas yang tcpat dan pcnycdiaan yang

tcpat waktu. Kapasilas ditentukan olch pcraiatan atau fasilitas dan tcnga kerja.

Fluktuasi .kapasitas juga clipcngaruhi oleh Illusim dan permintaan dari konsumcn.

3. Persediaan

Pcngdolan sistem logistik bah an baku, barang dalalll proses dan perscdiaan barang

jadi.

4. Tenaga kelja

18

Page 20: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Tenaga kerja adalah aspek yang paling penting dalam proses produksi, karena tanpa

manusia tidak akan terjadi proses produksi. Terkait dengan perancangan tenaga kerja

dibutuhkan kctrampilan terlentu dan sistcm pcmbayaran tcrlcnlu.

5. Mutu/ Kualitas

Unsur lain yang tak kalah penting yang harus menjadi konsern pebisnis adalah

kualitas dari barang/ jasa yang dihasilkan. Mutu harus dijaga dengan membuat

standar prod uk, peralatan yang harus dimiliki, ketrampilan sumber daya manusia,

dan upah.

Aspck Kcuangan

Salah satu hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan oleh pemain bisnis

dalam berinveslasi adalah cash Dow / aliran kas pebisnis. Perhitungan aliran kas pebisnis

dapat memberikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu bisnis.

Aliran kas dalam investasi ditunjukkan dengan investasi awal , aliran kas operasional

dan aliran kas terminal .

l'erhitungan Investasi awal dihitung dari scluruh aliran kas kelual' yang teljadi dikurangi

dengan semua aliran kas mas uk ( bila ada) yang tCljacli pad a tahun no1.

Perhitungan invcstasi awal terdiri dari :

biaya beli pcrlengkapan usaba

biaya penlasangan. +

Investasi awal

Aliran Opcrasional adalah aliran kas yang relcvan yang dihasilakan olch invcstasi

l'erhitungan aliran kas masuk operasional dihitung sesuai dengan format rugi dan laba.

l'cndapatan

}3 i'lYjL __ ._ .. ~

Laba sebelum penyusutan dan pajak

Penyusutan

Laba bcrsih scbclu!l1 pajak

l'.<liilL_.~ ... ~_: Laba bersih sesudah pajak

19

Page 21: Disusun oleh: Theresia Gunawan

PenYllsutan

Aliran kas Operasional

Analisis SWOT

Informasi yang diperoleh dari penilaian dari situasi pasar dapat di keloJa dengan

efektif dengan Analisis SWOT. Analisis Swot diolah dari informasi mengenai Kekuatan,

Kelemahan, Peluang dan ancaman. Kekuatan dan Kelemahan menunjukkan penilaian

intemal mengenai kapabilitas pebisnis pada saat ini ( Hoffman, K. Douglas, 2005)

Kekuatan:

Kompetensi apa yang dimiliki pebisnis ( what do we do best): (kapabilitas

produksi, distribusi, keuangan, sumbcr daya manusia, marketing, risel dan

pengembangan.dll)

Hal yang baik yang dilakukan pebisnis menurut karyawannya: training,

kompensasi, benefit, dll)

Hal yang baik yang dilakukan pebisnis menurut konsumellnya

konsumcn, penanganan komplain, dll)

pelayanan

Reputasi pcbisnis dalam pasar: ( kctcrJibalannya dalam k0l1111nitas, rcputasi

praktck bisnisnya, pcranannya dalam ekonomi lokal dll)

Kclcmahan :

Kompctensi apa yang hams dipcrbaiki oJch pebisnis (what do we do best):

(kapabilitas produksi, distribusi, keuangan, sumber daya manusia, marketing,

riset dan pengembangan.dll)

Hal yang harus diperbaiki pcbisnis I11cnurut karyaw3nnya: training, kOIllpCl1sasi,

benefit, clU)

Hal yang hal'll diperbaiki pebisnis menurut konsumennya : pelayanan konsulllcn,

penanganan komplain, clll)

RCjlut8si pcbisnis dalam pasar dibandingkan dengan pcsaingnya: ( kctclibatannya

claJall) komunilas, ,rcputasi praktck bisnisnya, pcranannya dalam ckonomi lokal

dU)

20

Page 22: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Peluang:

Peluang apa yang muncul dalam lingkungan pasar dan lingkungan persaingan.

Perllbahan dalam politik dan hllkum, ekonomi dan tcknologi yang menciptakan

peluang pasar yang baru.

Aneaman:

Ancaman apa yang muncul dalam lingkungan pasar dan lingkungan persaingan.

Perubahan dalam politik dan hukllm, ekonomi dan teknologi yang menciptakan

pel uang pasar yang baru.

Strategi yang dipilih akan disesuaikan dengan mencocokkan kekuatan dan peluang,

kekuatan dengan ancaman. Kelemahan dengan peluang, Kelemahan dengan Aneaman .

. ~~~"CC-~-~,- --~----.~ .. --~-Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Stratcgi SO: Strategi WO:

Strategi yang 111enggunakan Strategi yang

kekuatan untuk menangkap memungkinkan pebisnis

pcluang pasar ll1cngambiJ pcluang

Stratcgi ST:

Strategi yang menggunakan

kekuatan untuk mengurungi

ancalnun

Stratcgi WT:

Strategi '-'ann J to lllampu

ll1engurangi kelen1ahan dan

ancaman

21

Page 23: Disusun oleh: Theresia Gunawan

PROFIL KOMODITIKACANG METE

Kaeang mete merupakan bagian yang dihasilkan oleh tanaman jambu rnetc.

Tanaman ini bukanlah tanaman asli Indonesia. Tanaman jambu mcte berasal dari

Amcrika Sclatan dan kemudian menyebar ke seluruh penjurll dunia, terutama di negara"

negara yang beriklim sllb-tropis dan iklim tropis, termasuk Indonesia (Ir bambang

Cahyono, lambu Mete: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Penerbit Kanisius,

2001).

Tanaman jarnbu mete tcrdiri dari ban yak genera dan spesics. Bcbcrapa peneliti

botani menyebutkan bahwa tanaman jambu mete terdiri atas 60 genera dan 400 spesies.

Tetapi dari sekian ban yak varietas, spesies Annacardium occidentale L yang paling

banyak tcrscbar di dunia. Tanaman jambu mcte mcmpunyai ban yak manfaat. Dari akar

hingga daun dapat dimanfaatkan untuk kchidupan manusia baik seem'a langsung atau

dengan melalui beberapa proses pengolahan. Beberapa manillat itu antara lain (Ir

bal11bang Cahyono, lambll Mete: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Penerbit

Kanisius, 200]):

akar tanaman jambu mete dapat dil11anfaatkan sebagai bahan industri obat

sariawan dan penyakit gula

getah kulit batang tanaman jal11bu mete dapat digunakan untuk bah an lcm

kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan dan bah an

baku kosmetika

batang tanaman jambu mete cukup baik untuk ballan bangunan, kayu bakar atau

dibuat arang untuk bahan bakar.

Daun tanaman metc yang lua digunakan untuk ral11uan obat pcnyakit kulit dan

tunas-tunas yang masih muda banyak mcngandung gizi dan vitamin C schingga

baik untuk Ialap dan sayur.

Kacang mete merupakan produksi utama dari tanaman jambu mete yang dapat

diolah mcnjadi bcrbagi jenis makanan.

22

Page 24: Disusun oleh: Theresia Gunawan

KOMPOSISI KANDUNGAN EIJI METE KERING

~-'-------'-'---,.----'---"-"-- .. ,------.-JENIS JUIVILAH .-c---:-------.~-- --+::-::-.---... --.

Kadar air 2,5- 7,5 % -~---------.---Lelllak 44,4 - 50,94 %

Protein 15,78 -28,83 %

Km'''C'b-o'jCCli''Cdr-a-t ---.---.. - -2-2--7-2-9-%--'-'--'

-:-c:::------------._-.-'-'---Vitamin B 0,56 mg

I-cc---c--.---.--.. --.---.. ----.-.--. Tocopherol 210 mg

._--_ .. -1-,--_._-_._- -Niacin 3,68 lllg ---. __ •. ;:--_._--_. ----_.--_ .. __ ..•

KaJsiulll (Ca) 0,04 %

-P-o';-fo-r (-P)--'--"'--'+Q88~%c---

Natriulll (Na)

Kaliulll (K)

0,005 %

0,57 %

Magnesium (Mg) 0,28 % _ •... _._._-_._._ .. _--- --_._. __ .. _ ..•.. Besi (Fe) 0,008 %

Telllbaga (Cll) 0,002 % ---.--'-'---'--" r;--'--'-"'--'--

Seng (7n) 0,004 % ---.. -------.. --+,,~CC'.---.-.- .. - .. -Mangan (Mn) 0,002 %

___ ._, __ ~ __ ... __ ._.~_. __ .. M.~. ___ ~_._. ___ ._. ~~_~ _____ ... ~,. __ _

SUl11ber: IVI uchj; Mlilyono, 1990 dan Ika RlIchjatun Sastrnhidayat, 1990)

Kulit kacang mete yang telah diambil bijinya clapat diambil minyaknya untuk

bahan obat-obatan.

lat tannin yang terkandung dalam kulit ari (testa) biji mete clapat digunakan

untuk bahan penyamakan kulit

Kulit buah mete menganclung minyak yang disebut Cairan Kulit Biji Mete

(CKBM) atau Cashew Nut Shell Liquid (CNSL). Minyak ini dapa! digunakan

u11tuk bah an baku berbagai industri sepcrti industri cat, vernis, pclitur, min yak

pelul11as re111, pengawet kayu, k05mctika, tinta, inscktisida, fungisicla dan lain·

lain.

Buah .semu jambu mete dapat diolah menjadi aneka prod uk mlllUlllan segar

sepcrti sari buah, sirup, abon, sambal clan lain-lain

23

Page 25: Disusun oleh: Theresia Gunawan

KOMPOSISI KANDUNGAN nUAH SEMU JAMBU METE

Kadar air 84,4 %- 90,4 % r--;-Le-m-a-;k--------t-:;;°-,°2-~--0,-5 -g--------------

Vitamin C ~-------

Kalsium (Ca)

Fosfor (P)

Besi (Fe)

0,01- 2 mg

0,002 - J 9,9 mg

0,03 - 0,07 mg

----r--;S""e--;d""i k--:-it,--------------

1---c---c---------c---c-----------f--c----ccc-c----------------1 Vitamin B2 Sedikit

Vitamin B J

---0----------+--;--;;;:---------------1 Gula reduksi 6,7- 10,6 %

-_._--_.---_ .. _----------Sumber : Muchji Mulynhardjo, 1990

Ampas dari buah semu ini dapat dimanfaatkan scbagai pakan ternak atan pupuk

pcrtanian_

Selain scbagai tanaman penghasil bahan pangan dan bahan baku aneka industri,

tanaman jambu mete bermanfaat lIntuk penghijauan di tanah·tanah pekarangan,

turliS jalan, dan konscrvasi dalam rchabilitasi laban krilis.

Masyarakat lebih ban yak mcmanlaatkan kacang mete daripada bagian lain dari tanaman

jambu mete hu-ena harganya yang lebih tinggi dan cendenmg men gal ami kcnaikan harga

setiap tahllnnya. Unluk mcnclapatkan tanaman jambu mete yang clapat berprocluktivitas

tinggi c1alam menghasilkan biji mete, malo pcrlu diperhatikan beberapa hal dalam

budidaya tanaman ini seperti mengenai penentllan jarak tanam.

Jarak tanam sangat berpengaruh pad a produktivitas tan am an karena berkaitan

crat dcngan pencrimaan sinar matahari agar proses fotosintcsis dapat beljaian scm]lurna

dan pcnggunaan 7.al hara ]cbih efcktif bagi seliap individu tallaman. Jarak tanaman yang

dianjurkan lintllk budidaya tanaman jambull1ctc adalah scbagai berikut :

6mx8m

8mx 10m

: jarak dalam barisan tanaman yang mcmbujur arah Bamt -

Timur adalah 6 m dan jarak antarbarisan tanaman 8 111

:jru'akdalam barisan8mdanjarakantru-barisan tanaman 10 m

24

Page 26: Disusun oleh: Theresia Gunawan

12 m x 12 m : jarak dalam barisan 12 m danjarak antarbarisan tanaman 12m

Pengaturan jarak tan am jambu mete yang dianjurkan eli atas elisesuaikan dengan

jenis tanaman mete yang elibudidayakan. Untuk jambu mete varietas bertajuk lebar, j31'ak

tan3ll1 lebih lebar daripaela jambu mete yang be11ajuk sempit. Untuk kerapatan tanam

6 m x 8 111, jumlah tanaman 229 pohon/hektar; untuk kerapatan tanam 8 m x 10m,

jumlah tanaman 137 pohon/hektar; dan kerapatan tanam 12 m x 12 111, jumlah tan3ll1an

76 pohonlhektar.

Selain produktivitas tanaman yang perIu diperhatikan dalal11 l11cl11peroleh hasil

panen yang 111emuaskan, kualitas kacang mete juga perIu diperhatikan untllk

memperoleh harga jual yang tinggi. Karena itu, penangan pasca panen sangat penting

untuk meningkatkan penjualan. Penanganan pasca panen l11eliputi kegiatan (Jr bambang

Cahyono, Jambu Mete: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Pel1erbit Kanisius,

2001):

I. pemisahan buah dari tangkai

biji mete harus dipisahkan dari buah semunya. Cara l11el11isahkan dcngan dipuntir dan

ditaruh eli tempat terpisah. Kel11udian biji mete yang sudah dipisahkan dicuci sllpaya

bersih dari kotoran tanah, clebu, pasir clan lain-lain.

2. sortasi dan grading biji mete

biji mete elipisahkan antma yang baik dan yang rusak at au busuk dan sekaligus

clilakukan grading untuk mengelompokan biji yang berllkuran besar dan kecil.

Tujllan sortasi dan grading biji adalah menyeragamkan ukllran untuk mempermllciah

proses pelembaban, pcnggorengan dan pemecahan. Hal ini dapat dilakukan dcngan

cara manual dan mekanis. Cara manual urnul11nya dilakukan olch para pctani atau

pengrajin rumah t,mgga. Sedangkan seem'a mekanis biasanya diJaklikan di tingkat

pabrik yaitu dengan menggllnan mesin pcmisah misalnya cylinder sorter yang

111embedakan biji mete dalam ukllran 13- I 5111111, 15-171l1l11, 17 -191l1111 dan Jaill­

lain.Penggolongan ini biasanya tidak lebih dari 3 kclompok elcngan ukuran yang

didasarklm pada lebar dan tebal keeping biji.

3. pengeringan biji mete ge!ondongall

Mete gelondongan yang barn dipetik l11asih mel11iliki kadar air 25%. Kadar air yang

tinggi menyebabkan keeping biji mete terkena serangan jamul', bakteri atau factor

25

Page 27: Disusun oleh: Theresia Gunawan

enzimatis dan membuat kualitas kacang mete turun. Karena itu, mete gelondongan

hams segera dijemur untuk memperoleh kadar air 5%. Caranya: mete gelondongan di

jemur di bawah sinar matahari selama 7-8 jam untuk 4-6 hari. Selain unl11k

mempertahankan kualitas, penjcmuran ini juga berfungsi untuk memudahkan

pengupasan kulit mete.

4. penyimpanan biji mete gelondongan

Mete gelondongan yang sudah dijemur segera disimpan dengan baik di tempat

penyimpanan/gudang. Gudang pcnyimpanan sebaiknya mcmiliki suhu udara yang

tinggi agar dapat membantu proses pengeringan biji mete karena proses

pengeringannya masih berlangsung selama dalam penyimpanan.

5. pelembapan biji mete

Apabila biji mete akan dipecah/dikacip maka kadar airnya harus dinaikkan hingga

batasI6%. Karena itll biji mete peril! clilembapkan. Pelcmbapan ini berfungsiuntuk

meningkatkan kadar air, mempennuclah pecahnya rcntangan sci at au jaringan clalam

kulit buah mete. Pclembapan clilakukan clengan cara:

biji mete dimasukkan ke dalam bak atau silo pelembap

biji mete ditumpuk eli atas lantai yang miring dalam sLiatu ruangan yang lcmbap

dengan ditutup kal'llng goni yang basah. Untllk rnenjaga kelcmbapan IClap tinggi,

biji mete discmprot atau disiram dengan air secara teralUl'.

Biji mete direndam dalam air yang bersuhll tidak boleh lebih dari 30° C dan tidak

mengandung ion Pe.

6. pcngambiJan kacang rnctc

Sebelum melakukan pengupasan, biji mete gelondong yang tduh dilembapkan

digoreng lebih dahulu. Penggorcngan ini memudahkan pcngupasan kulit dan

menghilangkan min yak loka atau cairan IwliI biji mete (CKBM) atau Cashew Nut

Shell Liquid (CNSL). Pcnggorcngan dapat clilakllkan dcngun cam:

penggorengan dengan panci terbuka (sangrai)

biji mete gelondong digoreng dalam panic terbuka yang dasarnya berlubang­

lubang. Berdasarkan hasil pcrcobaan Legiyo, 1980, daJal11 Muchji Mllljohardjo,

1990, penggorcngall dengan sistem panci terbuka (sangrai) menggunakan kuali

tanah Iiat pada suhu 400 C, 450 C cleUl 500 C selama 3 menit,3,5 men it, 4 menit,

26

Page 28: Disusun oleh: Theresia Gunawan

dan 4,5 menit memberikan hasil yang terbaik adalah pada suhu yang tinggi dan

waktu yang tinggi karena rendemen biji utuh. Setelah penggorengan biji mete

gelondong harns segera diperciki air, kemudian dituangkan ke tallah atau diberi

serb uk gergaji agar dingin. Sclanjutnya biji mete gelondong siap dikupas.

pellggorengan dengan destilasi uap

Biji mete gelondongan ditempatkan dalam tangki yang dialiri uap panas yang

bersuhu 2700 C. CNSL yang keluar dari kulit biji mete ditampung dalam wadah

yang terlctak di bawah mete gclondongan.

Pengupasan kulit biji gelondongn secara manual dengan cara:

menggunakan pemukul

mcnggunakan kacip belah

menggunakan kacip ceklok

Pengupasan biji mete juga dapat dilakukan secara mekanis namun cukup rumit.Hasil

rendemen kacang mete utuh c1engan pengupasan secm'a l11ckanis bisa mencapai 90%

dan pengoperasianllya lebih ccpat. Hal ini lebih bm1yak dilakukal1 di tingkat pabrik.

Beberapa jenis mesin pengupas lwlit mete antm'a lain (Ir bam bang Cahyono, .lambu

Mete: Tcknik Budidaya dan Anaiisis Usaha Tani, Pencrbit Kanisius, 20C)]):

Roller-Cracker

Mesin pcngupas mete ini I11cmiliki kapasitas 2,4 ton/hari kClja (8jam) dcngan

hasil kacang mete utuh 30%

Exentric-crusher

Mesin ini dapat menghasilkan kacang mcte 40%

Gyratory-cracker

Mesin ini memiliki kapasitas mengupas I ton biji mete tiap jam

Centrifugal cracker

Mesin pengupas mete ini dibedakan atas sistc!l1 sicaL SiS1Cl11 jur, sistcm barbieri,

clan sistem '1'1'1. Pada sistcm sical, mesin ini mcmiliki kapasitas 1.200 k gjj HIll dan

menghasilkan kacang mete 67%. Pada sistem sica!, mesin ini memiliki kapasitas

200-600 kg/jam, tcrgantung pada ukuran mcslllnya. Sistem jur dapat

Il1cnghasilkan kacang mete utuh 90%. Pad a sistcm barbieri hamper sama dcngan

sistcm sica I dan jur. Pada sistem TPJ, mesin memiliki kapasitas pengupasan 300

Kg/jam dengan hasil kaeang mete utuh l11cncapai 70%

27

Page 29: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Olfemare

Mesin ini dapat menghasilkan kacang mete utuh meneapai 80%

Caseho

Mcsin ini dapat mcnghasilkan kaeang mete utuh mcneapai 75%

Sima (Societa Ie Sima Machine Agraries)

Kapasitas pengupasan mesin ini 70 Kg buah per jam dan hasil rendemcn kacang

mete utuh meneapai 53%

7. pengcringan kaeang mete

Kaeang mete yang sudah dikacip dikeringkan kembali untuk mcmperoleh kadal' air

3%. Pengeringan ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pengupasan kulit air

kacang mete dan mcnccgah scrangan hama dan jamur serta mcningkatkan daya

simpan. Pcngeringan dapat dilakukan dengan mcnjemur di bawah sinar matahaJ"i

selama 7-8 jam untuk 4-6 hari. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan

menggunakan oven pemanas. Pengeringan yang berlebihan dapat menyebabkan

kacang mcte rapuh.

8. pengupasan kulit ari

pengupasan kulit ari dengan eara 111anual yaitu dengan 111cnggesekan jari tangan hati-

hati atau dcngan mcnggunakan pisau jika sulit dilakukan dcngan mcnggunakan

langan.

9. sortasi dan grading

kacang mete yang sudah dibersihkan scbaiknya disortasi dan digrading lcbih dahulu

sebelu]]] dijual ke pasar. Sortasi dan grading ini bcrtujuan untuk menycragamkan

kacang mete menurut kualitasnya yang sekaligus juga mel11pengaruhi harga dan

penjualan di pasar.

Didalam pcrdagangan, kacang mete dikclompokkan mcnjadi enam goJongan mcnurut keadaan

(ukuran) biji mete dan cmpat golongan menUl'U! warna sebagai bcrikut:

A. Mcnufut keadaan (ukuran) biji mete:

28

Page 30: Disusun oleh: Theresia Gunawan

I, kaeaI~g mete utuh (wl;;:;le ke~:;;els), yakIli kaeallg mete utuh selt;;'ul;n'ya,t~;;pa cae at

2, kacang mete tidak utuh (butts kernels), yakni sebagian keeil sudah peeah

3, kaeang mete belahan (splits kernels), yakni kaeang mete sctcngah utuh atau merupakan

belahan kaeang mete yang utuh

4, kaeang mete remukan besaI' (large pieces kernels), yakni kacang mete yang pecah lcbih

dari dua bagian dengan ukuran di atas 0,6 em dan tidak lolosa dengan ayakan 4 mesh

5, kacang mete remukan kecil (small piece kernels), yaklli kacang mete yang pecah/ren1uk

dengan ukuI'an antara 0,4 0,5 em dan tidak lolos dengan ayakan 6 Illesh

6, kaeang metereIllukan hal liS ( baby bits kernels), yakni kaeang mete yang pecahlremuk

haills, tetapi tidak lolos dengan ayakan 10 mesh

B, MenuI'lit warna biji mele:

1, kacang mete putih (white kernels), yakni kaeang mete berwarna putih bersih, tidak

terdapat bercak berwarna eoklat atau hitam

2, kaeang mete agak plltih (fancy kernels), yakni kacang mete bewarna agak putih atau

agak gosong

3. kacang mete sctengah gosong (dessert kernels), yakni kacang mete sctcngah gosong atau

bercak·bereak hitam

4. kacang mete gosong (scorched kernels), yakni kacang ll1ctc yang gosong berwarna

cokelat muda sampai cokelat akibat pcmanasan yang berlcbihan.

Bcrdasarkan pcnggoJongan terscbut, kacang mete dikclompokkan menjadi bcberapa grade ya1tu:

a. grade I, memiliki spcsiJikasi scbagai bcrikut:

1. kac3ng mete utuh selurllhnya, tanpa caeat, tidak terdapat bintik hitam atau cokelat karcna

scrangan hama atall cendawan

2. kacang mete cllkup kering dengan kadar air mAksimal 5%

3. kaeang mete tua

4. kaeang mete tidak tereamplIr dengan biji yang bllsuk

5. kacang mete bcrwarna putih, pueat atau kclabu tcrang

6. kacang mete tidak tercampur kotoran atall benda-benda asing

'1, kacang mete rusak akibat pengangkutan ke pasar kurang dari 10%

b, grade'lI, Illemiliki spesifikasi sebagai berikul:

1, kacang mete tidak utuh, yakni sebagian keeil suclah pecah, tidak terdapat bintik hitam

atau cokelat karena serangan hama atau cendawan

2, ,kacang mete cukup kcringdengan kadar air m~kSima15o/"-_._.~ ___ .~~_c._J

29

Page 31: Disusun oleh: Theresia Gunawan

I

l_

3. kacang mcte tua

4. kacang mete berwarna plltih~ pucat atau agak putih, afau keJabu !cran!?,

5. kacang mete tidak tcrcampur dcngan kacang mcte yang busuk

6. kacang mete tidak tcrcampur kotoran alau bcnda-bcnda asing

7. kacang mete rusak akibat pcngangkutan kc pasar kurang dari lO°;()

c. grade III, mcmiIiki sJlesifikasi sebagai bcrikut:

1. kacang mete pecah terbelah memanjang menjadi dua bagian (kacang mete be-lahan yang

utuh), tidak terdapat bintik hitam atau coke-Iat karena serangan hama atau cenclawan

2. kacang mete cukup kering dengan kadar air maksima! 50/0

3, kacang mete tua

d. kacang, mete ben-varna putih, pLicat atall agak putih, atau kelabu tcrang

5. kacang mete tidak (e!"campur dengan kacang mete yang blislik

6. kacang mete tidak tercampur kolor3n atau bcnda-benda asing

d. grade IV, memiIiki spesifikasi sebagai berikui:

I. kacang mete pccah~ yakni relllllkan besar dan kc.cil dengan ukuran di atas OA em dan

tidak 10105 dcngan <lyakan 6 mcsh~ tidal.:: tcrdapat bintik llitam atau eokclat karcna

serangan llama atau cendawan

2. kacang mefe cukup kcring dcngan kadar air maksimal 5(:--0

3. kacang mete ttla

4, kaeang mete bcnvarnn j)l!tih, pucat at au agak plltih, atatl kclnbu tcrang

5. kacang metc tidak tcrc<lmpul' dcngill1 kacang Illctc yang bllsuk

6. kacang mete tidak lcrc:JmjJur kOlor;-)11 atal.l bcnda·-hcllda asing

c. grade V, Illcl1liliki spesifikasi sebagai berikLlt:

1. kacang mete agak gosollg~_ L11uhltidak u1uh (seb(ll~ian kecil peenh) terbelah mcmanjang

2.

3.

,I.

).

6.

f

1.

menjadi dua bagian, tidak terserang llama atau cendawan

kacang mete cukup kering clengan kaclar air maksimal 5?{)

k8cang mete tlla atnll y~ll1g belulll tua

kacang mete berwarna cokelat Illucla

kacang mele tidak tt.:rcaillpur deng<ln kacang mele yang busuk

k<lcarig mete tidak tcrcampur koloran a1au benda-benda asing

grade VI, mcmiliki spcsillkasi sebagai bcrikut:

kacang mete sctcngal1 gosong, utuhltidak utuh/tcrbelah mCll1ilnjang J1lcnjadi dua bagian,

30

Page 32: Disusun oleh: Theresia Gunawan

tidak tcrscrang, llama atnu ccndawan

2. kacang mete cukuIJ kering dcngan kadar air maksimal 50/0

3. kacang mete tlla atall yang bclllm tua

4. kaeang mete ben-varna cokelat muda

5. kacang mete tidak tercampuf dengan kacang mete yang busuk

6. kacang mete tidak tercampur kotoran atau bcnda-benda asing

g, grade VII

1. kacang mete yang gosong dengan berbagai keadaan ukuran

kacang mete cukup kering , J. kacang mete tuaibelulll tlla/keriput

/1. kacang mete berwarna gacling tua!cokelat tua karen a gosong aiau hanglls dari pemanasan

berlebihan

5. kacang mete tidak tercampur dengan kacang mete yang busuk

6. kacang mete tidak lercamjlur kolOl'an atau benda-benda asing I

Sumbcr: II' bambang Cahyono, .lambu Mete: Teknik Buclidaya dan Analisis Usaha Tani, Pencrbit I Kanisius, 200 I

J O. pclcmbapan kacang mele

Scbclum clikcmas~ kacang mcte harus dilcmbapkan hingga 111cncapai YYo agar kacang

mete tidak mudah rapuh. PeJembapan ini dapat dilakllkan dengan mennyimpannya

dalam ruang pelembap selama bcberapajal11 atau dengan menggllnakan llap air.

1 J . pengcmasan

Sebaiknya kacang mete dikemas dan disimpan dengan baik Selal11H l11enunggu proses

pel11asaran. Pengemasan ini dilakukan llntuk mcnjaga atau l11cl11pertahankan kualitas

kacang mele clan sekaligus 11l1luk ll1cnarik minat para pcmbcli

Pasar kacang 111cte sangat bervarjasi mulai dari tingkat rU111ah tangga sampm

tingkat indllstri l11akanan. lalur distribusi pcmasaran produk kacang mete juga sangat

panjang, Karcna iiu apabila 111cnginginkan harga jllal yang 1ingg.i dan mCJigul1tul1gkan

banyak pihak, harus l1lcnggunakan jalur c1istribusi prociuk yl1ng pcnclek atau bcrani

mcmotong jalur distribusi. Beberapa pelaku ekonomi yang terlibat dalal11 pcmasaran

31

I J

Page 33: Disusun oleh: Theresia Gunawan

kacang 111cte antara lain pctani, pengkacip, tengkulak awu pedagang pengl1l11puI,

pedagang besar, industri makanan, eksportir dan pedagang pengecer (pasar dan toko).

Skcma jalur distribusi kacang mete dapat dilihat sebagai bcrikut:

PROFIL KOMODITI RUMPUT LAUT

Sama halnya dcngan kacang mctc, rUl11put laut l11crupakan salah salu kOll1odi!as

hasil laul yang c1apat dianclalkan untuk mcnghasilkan e1cyisa ncgara e1cngan nilai ckspor

yang terus meningkat sctiap lahunnya. Indonesia mempunyai potcnsi budidaya rumput

laut karen a rumput laut tllmbllh dan tersebar hampir eli seluruh perairan Indonesia. Para

pctani/nclayan eli ncgara ini juga scmakin gial mcngcmbangkan rUll1pul lau! lllcngingat

hargajualnya yang scm akin tinggi.

Rumpllt laut adalah .I ellis ganggang l11'lkroskopik. Pengelompokkan 1m

didasarkan pada ukuran ganggnng dan selain 111akrosknpik, ada pula jenis ganggang

mikroskopik. Pcngciompokkan ganggang yang lain didasarkan pada pigmcn yang

dikandungnya. Bcrdasarkan \\'arna pignlcn, ganggang atau J\Jgac dikclompok_kan

menjadi 4 kelas yaitu Rhodophyceae (ganggang mcrah), Plwcophyceae (ganggang

cokelat), Chlorophyceae (ganggang hijau), Cyanophyceae (ganggang, ilijau-biru).

J\walnya, masyarakal Illenggunakan rumput laut untuk sayuran karena Illcrcka bclum

Il1cngctahui kandungannya. Sciring dcngan bcrkcmbangnya pcngetahuan tcntang rUll1plli

Iaut, masyarakat scrnakin tailu tcntang manfaal dan kanclungan dari rUI11jJut lau!.

Pcngetahuan tersebut yang mendorong masyarakat unlllk mermlI1!~Hltkan rumpllt laul

secara optimal.

RUl11pUI laul yang banyak dimanfaatkan adalah jcnis ganggang l11crah karcna

J11cngandung agar-a gaL kcraginaIL porpiran dan furcciaran. Jcnis ganggnng ])}crah yang

ada di Indonesia n1cngandung agar-Hg,Jf, karaginan serta pign1en fikobiIin yang terdiri

dari fikoerettin dan fikosianin yang 111erupakan cadangan makanan bCfupa karbohidrat.

Sclain ganggang nlcrah~ gangg,ang cokclat juga 111cJniliki potcnsi ulltuk dibudiclayakan

khususnya untuk Sargassu1l1 dan Turbinaria. Ganggang cokclal ll1Cngandull[2, pigmen

kloro1i1 a dan c; beta karotin; violas<Inlin dan fukosantin; pirenoid dan lilakoid (lembaran

fotosintesis); cadangan makanan bcrupa laminarin; dinliing sci yang tcrdapat selulose

32

Page 34: Disusun oleh: Theresia Gunawan

dan algin. Baik ganggang ll1crah maupun ganggang cokelat 111crupakan bahan 111akanan

yang baik sebagai penghasil jochum.

Kandungan Unsur-Unsur Mikro pad a Ganggang Merah dan Cokelal

Unsur Kisaran Kanciungan Oalam % Berat kering

Ganggang ivlerah Cianggang Cokelat 1-;;-,..--------· .--.. ---- --... -.---.----~- .---------~-----

Kior 1,5 ~ 3,5 9,8 ~ 15,0 - :--:-:---Kalium 1,0 ~ 2,2 6,4 ~ 7,8

--_. __ ..... _ ... _. __ .- ....... -Natrium 1,0 7,9 2,6 - 3,8

-- .. _-I,-:--~c---'--'-~----- 1 --.-----0,3- 1,0 1,0- 1,9 Magnesium

---.-~-~- ------~-------------- --_. __ .. - ----

Belerang 0,5- 1,8 0,7- 2, I -cc-.--.. .--.-~------,.-----.-.--- .... ------~-~--... ----.--

f--S;c-i_1 i-;;,kO_'_' ___ ._ _______ 0,_,_2:-----;:0--:,3=--___ ._ _ __ I~' 5 ~ 0,6 .-.. ----.---~.-

Fosfor 0,2- 0,3 OJ- 0,6

Kalsiulll 0,4 1,5 0,2 ~ 0,3

I Besi 0,1 , - 0, 15 0,1 ~ 0,2 ................. .-

Iodium 0,1 - 0,15 0, I -- 0,8 ..... . •..............

Brom 0,005 0,14

SUl11bcr: Willarno, 1990

Jenis penghasil ganggang yang paling baik dibudidayakan di Indonesia adalah

Gracilaria karen a mudah diperoleh, lmrganya munlh' dan dapal menghasilkan agar-agar

tiga kali lipal disbanding jellis yang lain, Ada dua jenis lain yang cukup baik ulltuk

dibuclidayakan yailu Gclidiul11 clan Hypnca, Scdangkan untuk JCIl;s rU1l1Jlut !aut di

Indonesia yang menghasilkan karaginan yang potensial unluk dibudidayakan adalah

Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosul11,

Untuk 1l1cmperolch hasil yang 1l1aksitnal baik sceara kuantitas 1l1aupun kualitas,

perlu dipcrhatikan cafa dan \Vaktll yang tcpat dalam pem<lncnan, Waktll panen I11cmang

cllkup bervilt'iasi lIntllk setiap petani dan lokasi pcnananman yang berbcda, N amun

sccara umU111 panen dilakukan pacta usia salU bulan dcngan perbandingan anlara beral

bash dan kcring berkisar 8: 1, i\pabila rllmpul laut dipancn pad a lIsia dua bulan,

pcrbandingan berat basah clanberat kering adalab 6: 1, Sclain usia panen, bal1yaknya basil

yang diperoleh juga erat hUbungannya dengan laju pertumbuhan harian rumpllt laut yang

Page 35: Disusun oleh: Theresia Gunawan

dibudidayakan. Dari beberapa percobaan diperoleh data bahwa la.iu pertumbuhan 11m-ian

Euchelllna dan Gracilaria punya nilai :yang beragam yaitu rata-rata 2-3%J/hari (Tim

Penulis PS, Budidaya. Pcngolahan dan Pcmasaran Rumput Laut. Pcncbar S\Vadaya,

2004)

Penanganan pascapanen juga penting untuk diperhatikan. Hasil penanganan

pascapanen ini yang sangat berpengaruh pad a harga .iual terutama untuk masalah

penilaian pembeli terhadap kualitas dan kuantitas fUI11put laut. Langkah-Iangkah

pengolahan rLlmput laul dalam pasca panen scbagai bcrikut (Tim Pcnulis PS, Budidaya,

Pcngolahan dan PClllasaran RUll1put Laut Pcncbar S\Vadaya, 2004):

I. rUl11put laut dibersihkan dari kotoran seperti pasir. balu-batuan, kemudian dipisahkan

dari jenis yang satu dengan yang lain.

2. Sctclah dibcrsihkan, rumpul dijcl11Ul' sarnpai kcring. Hila cuaca cukup baik

penjcl11uran l1anya I1lCmbutllhkan 3 hari. Agar hasil bcrkuali(as tinggi, rUl11put lau(

dijemur di at as para-para dan tidak boleh ditumpuk. RUl1lput laut yang kering

ditandai dengan keluarnya garal1l

3. pcncucian dilakukan sc(clah rLll11pul laut kering. Scbagai bahan baku agar-agar

rumjJul lau( kcring dicuci dcngan air lawar, scclangkan un(uk diambil karaginannya

dicuci dengan air laut. Un (uk rumput laut yang dial1lbil karaginannya tidak boleh

ken a air tawar karena air (awnr dapat lllciarutkan karaginannya. Setelah dibersihkan,

rUl11put lau( dikcringkan kCl11baii kira-kira I hari. Kadar air yang diharaplwn setclah

pcngcringan sckitar 28%.

4. RUl11put laut kering sctelah pengcringan kedua diayak untuk l11enghilangkan kotoran

yang masih tertinggal

5. RUll1jJut laul yang sudah kcring dan bcrsih dimasukkan dalam karung goni.

Indonesia telah mcngekspor rUl11put laut kering dari marga Eueheul11a, Gelidium,

Garcilaria dan Hypnca. Untuk ekspor, rumpu( laut harus l11cl11enuhi standar perdagangan

ckspor.

Standar MUtli RUl11put Laut kering lIntuk Elicheuma, Gelidilll11, Gracilaria dan Hypnca

rK~rid(t~~,st'~~ ·---I~~~:;~~u'n; GClidilll:---· Gracilaria Hypnea

lJ(ada;~1~-,,1-akSin;;'I-C-2-···· •. ~ .. - -15·········-·~--~-·· 1'2'-5::----·-·········· -·--1·,:,;-'0:;-········ ... -..... ~ 1

t~ellda -"_s_i "_g_":_n k_s~' i ,_naI II 5' )~~J~*j-=~--·~···_ .. _. __ ,_5_i * .. *_) .. _~.............. ._.J~5._· x: .•.. "_) ..... ~~~ ___ ---.J

34

Page 36: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Bau

la ll!

Spesitik

rIll11put lau!

Spesitik

rumpllt laut

Spcsitik I'll 111 pll!

latll

*) benda asing disini adalah garam, pasir, karang, kaYlI dan jenis lain

**) benda asing disini adalah garam, pasir, akrang dan kayu

sumber: Tim Penulis PS, Budidaya, Pcngolahan dan Pemasaran Rumput Laut, Pcncbar

Swadaya, 2004

PERAN PEMERINT An

Pcmcrintah mcmpunyai peran pcnting daJam pcngcl11bangan usaha kccil di

Indonesia. Selain schagai pengatur, pemerintah juga bertugas memfasilitasi usaha kcciJ

untuk berkembang. Hal ini teJah ditegaskan pula dalam UU No 9/1995 tcntang Usaha

KcciJ pasal 14 bahwa "Pemcrintah, dunia usaha dan l11asyarakat rnclakukan pcrnbinaan

dan pcngembangan usaha kccil dalam bidang:a.prodllksi dan pengolahan; b.pcl11asaran;

c.sumbcr daya manusia; dan d. tcknoJogi". Disebutkan Jcbih laI1jut pasal 15 dan 16

bahwa "Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pel11binaan dan

pengcl11bangan dalal11 bidng proclllksi dan pcngoJahan e1engan a.n1eningkatkan

kcmampuan rnanajcmcn scrla tcknik produksi elan pcngolahan; b. ll1Cningkalkan

kcmampuan rancang bangun elan pcrckayasaan; e.l11cmbcrikan kCl1111elahan e1alal11

pengadaan sarana dan prasarana prodllksi dan pengoJahan, bahan baku, hahan penolong

dan kemasan"

Pasal 1111 dapal dirul1111Skan pcmerinlah claJam Jangkah pClllbinann dan

pcngcmbangan rnclalui pclaksanaan pcnciitian dan pcngkajian pcmasar{1j), peningkal<111

kcmampuan manajcmen dan teknik pemasaran, selia menyediakan sarana scrta

dukungan pro111osi dan uji pusar bagi usaha keci!. Hal ini dimakslldkan juga untuk

111cngcmbangkan JCl11baga pcmllsaran dan jaringan distribllsi scrta ll1CI11asarkan procluk

llsaha keci!. Sclain ilU pCl11crintah juga dapal mclakukan bebcrapa llpaya lInlllk

mengcmbangkan llsaha kccil scbagai berikllt (Pandji Anoraga, SF, MM; Manajcmcn

Bisnis; Rineka Cipta; 2004):

Jlcnelckalan makro UJ1tuk mcnciplakan iklim Il.saha yang kondusif bagi Llllllbuh

dan bcrkcmbangnya usaha kcciL antara lain dcngan pcnyccliaall barang-barang

pllbJik yang lebih berorientasi pada pengembangan lIsaha keciI seperli hlsilitas

inij'astruktur (sanlI1a transportasi, kOll1unikasi dan Jain-lain), kebijakan moneler

dan kcuangan (misitlnya kreelit berbllnga ringan bagi usaha kccil), faiJitas

35

Page 37: Disusun oleh: Theresia Gunawan

perpajakan, pendidikan umUI11, pengembangan teknologi, scrta kebijakan

persaingan yang seha!.

Mcnghilangkan l11onopoli, tcrutama pada industri hulu, yang lllcnycbabkau usaha

keeil sulit bcrkcmbang,

Mengel11bangkan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar dan

didasarkan saling l11engllntungkan kedlla belah pihak

Meningkatkan efisiensi usaha pad a lIsaha kecil l11engingat persall1gan yang

scmakin taj am

Bagi sector lIsaha kccil yang bclum lllCllliliki asosiasi pcrlu dibcntllk asosiasi,

Sedangkan bagi sector usaha yang sudah memiliki, pcrlu mempcrkuat

asosiasinya, Hal ini dilakukan guna memperkllat posisi tawar l11enawar dan posisi

persaingan usaha kcciL

Selama ini pel11erintah berusaha l11emfasilitasi konsep kcmitraan lIsaha kcciL

Konsep kel11itraan (partnership) ini merupakan bagian dari tanggllng jawab social

pcrusahaan tcrhadap lingkllngannya, scsuai dcngan konscp manajcmcll bcrdasmkan

sasaran aiau partisipatiC Dnlanl konscp ini pcrllsahaan bcsar hanlS juga bcrtanggung

ja\vab mengen1bangkan tlsaha kecil dan masyarakat pelanggann)/a karena pad a akhirnya

hanya konsep kemitraan ini yang akan rncnjalnin cksistensi perusahaan besar, lcrutarna

untuk jangka panjang, Konscp kcmitraan diuraikan Icbih lanjut clalall1 pasal 27 clcngan

penjclasan yang cukup rinci mcngcnai poln kcmitraan (Pandji Anoraga, SF, iI/1M;

i'vlanajemcn 13isnis; Rincka Cipta; 2004):

a) Inti plasma, yaitll hubllngan kemitraan usaha antara usaha kccil dengan usaha

mcncngah aInu besar~ yang didalamnya llsaha 111cncngah atu usaha csar bcrtinciak

scbagai inti clan usaha kccil scbagai plasma; pcrusahaan inti Illclaksanakan

pel11binaan mlilai dari penyecliaan sarana produksi, bimbingan teknis, sampai

dengan pCl11asaran hasil produksi

b) Subkontrak, yaitu hubungan kcmitraan antma usaha kccil dengan usaha lllencngah

atall usaha bcsar; dalam hubungan kcmitraan, llsaha kccil mcmproduksi kOIllPOIlCIl

yang diperlllkan oleh lIsaha l11enengah atau llsaha besar sebagai baginll dari

prodllksinya

c) Dagang UI11Ull1, yaitu hubllngall kcmilraall antara usaha kccil dengnn lIsaha

l11cnengah atau us aha bcsar, yang didalan1nya usaha Jllcnengah alau usahn bcsar

Page 38: Disusun oleh: Theresia Gunawan

mcmasarkan hasil produksi lIsaha kceil atall scbagai pC111asok kebutuhan usaha

mcnengah atau usaha besar

el) Waralaba, yaitu hllbungan kcmitraan yang didalanmya pcmbcri waralaba

I11cmbcrikan hak pcnggunaan Iiscnsi, mcrck dagang, dan saluran distribusi

perusahaan kepada pcncrima waralaba dengan disertai bantuan bil1lbingan

111ana.Jelnen.

e) Keagenan yaitu hllbungan kCl1litraan yang didalamnya usaha kecil diberi hak

Iclllasa unluk mcmasarkan barang dan jasa usaha I11cncngah dan usaha bcsar.

i) Pola bcntuk-bcntuk lain eli luar a,b,c,cl dan c di atas adalah pola kcmitraan yang

pada sa at ini sudah berkembang, tetapi bclum dibakukan atau pola bam yang <!kan

til1lbul di l1lasa yang akan dating.

Pada intinya kemitraan aclalab scbuah jalinan keIja sama dari dua atau lebih

pelakll llsaha yang saling rnenguntungkan, Terjadinya kemitraan apabila ada keinginan

yang sama saling mendukung dan melengkapi dalam upaya mencapai tujuan bersama.

Konscp kcmitraan ini yang sekarang sedang difasilitasi dan dikembangkan olch

Jlcmcrintah,

Kcbij'lkan pcngcmbangan agribisnis jambu mete

Kcbijakan pcngcmbangan agribisnis jambu mcte yang pcrlu ditcmpuh adalah sebagai

bcrikul (http://\vvyvy,_dcPlan.gQ,icl[(litl,angbun/kcbija.!(an,hlm) :

A. Peningkatan Produktivitas dan Ivll1tll Basil Jal1lbu Ivlete

Kebijaksanaan peningkatan prodllkstivitas jambu mete dimaksudkan untuk

rneningkatkan procluksi pcr .. satuiln lahan melalui bcrbagai pcnggunaan input

tcknologi, schingga pcndapatan pelani scbagai proclusen clapat mcningkat. Langkah­

langkah kegiatan yang diperlukan aclalah:

a. peningkatan kualitas dan kU(lntitas tanaman jall1bu 111ete

b, pcngen1bangan clan pClnanfaatan tcknis bcrcocok tanam yang baik SCSllZli dcngan

kondisi Juhan

c. Penycdiaan saran a produksi secanl 5 tepat, yang sesum dcngan kcbutuhan

lapangan

d. Pcningkatan upaya Jlcrlindunganjamlm mete

c, Pcningkatan SDlvl pctani jalllbu mete, schingga mcrcka Jl1ilJl1Pll Illcngadopsi

teknologi dan nlengelola serta nlcngCl11bangkan usahanya

37

Page 39: Disusun oleh: Theresia Gunawan

f Pengcmbangan pola tanam mete dengan sistcm tanaman tllmpang sariitanaman

sela, baik berupa tanaman pangan pad a Tnaman Belum Menghasilkan (TI3M)

maupun lanaman horlikultura, lemai< domba dan Icbah mach! pad a Tnarnan

Mcngbasilkan ('I'M)

R Pengembangan Industri Hilir dan Peningkatan Nilai Tambah Jambu Mete

Kebijaksanaan pengembangan indllstri bilir dimakslldkan lIntlik meningkatkan nilai

lambah agribisnis jambu mcte yang dilakukan olch pctani, yang pada gilirannya akan

Illcningkatkan pcndapatan pctani, Bcbcrapa langkah kcgialan yang dipcriukan

adalah:

a. pengell1bangan a1at pengacip skala rUl11ah tangga yang dibarengi dengan

pcmbcrdayaan kclcmbagaan pctani

b, pcrancangan industri yang tcrintcgrasi

c, pengcmbangan alat dan mesin lIntuk mcmbuat minyak laka (CNSL) kasar

skala kelompok tanilrllmah tangga yang berasal dari cangkang mcte, pad

tabap awal dapat dibangun satu pabrik minyak CNSI, eli Jawa Bali

NTT clcngan kapasitas sckitar J 0,000 ton cangkang mete/tabun, satu

pabrik di Sulawesi Tenggara dengan kapasitas 15,000 ton cClngkang

l11ete/talllln,

d, Fasilitasi kclembagaan ckonomi pctani \I1l(uk mcndapatkan akscs kc

Icmbaga pcmbiayaan

e, Peningkatan kemampllan jinansial dan l11anajernen kclcmbagaan pelani

l11elalui bimbingan iinansial, pclatihan dan pendidikan l11anajcmen

r. Bantuan untuk membuka clan mcningkatkan akscs tcrbadap pasar antma

lain mclallii kontrak pcnjualan clan kc!jasama pcmasaran

g. Upaya 111cngurangi ekOn0111i biaya tinggi di bidang agribisnis jambu 111CtC,

antara lain dengan penlbebasan pajak ekspor, pengurangan atau

pcmbcbasan bcban fiscal scpcrti pajak dan rctribusi

h, r-:1isicnsi proses sonasi, pcngupasan. pcngcringan clan pcngcmbangan

produk

1. Jvlendorong kenlampuan promos! dan aksl's ke jaringan pasar ckspor yang

prospcktifantara lain !\mcrika Scrikat, r:ropa, Cina, .lcpang clan Australia

J. Mcmfasilitasi pcmbangunan pabrii< l11inyak CNSL

38

Page 40: Disusun oleh: Theresia Gunawan

k. Agar nilai tambah dari industri Hilir terintegrasi pad a skala rnenengah dan

besar terse but dapat dinikmati oleh para petani, dikembangkan pola-pola

kcrjasama antara investordengan kopcrasi/kelompok tani

l. Mcningkatkan networking dan sharing pclaku agribisnis jambu mete

elengan pihak-pihak terkait, baik eli dalam maupun luar negeri.

c. Dukungan Penyediaan Pembiayaan

Kebijakan ini dimaksudkan untuk tcrsedianya berbagai kcmungkinan sumber

pcmbiayaan yang sesuai untuk pcngcmbungan jambu mete, baik yang bcrasal cLu·i

lembaga perbankan maupun non bank (antara lain mcmaniaatkan penyertaan dana

masyarakat mclalui Kontrak lnvestasi kolektif; Resi Gudang dan lain-lain).

Hencana Arah Kebijakan Umulll Kabupaten Bulon Tahun Anggaran 2006 Bidang

Kelautan dan Pcrikanan

Rcncana Arah Kebijakan Umum Kabupaten Duton Tahun Anggaran 2006 akan diuraikan

dalam bentuk kcbijakan dari biclang kelautan clan perikanan scbagai bcrikut:

i. Pcnil1gkalan pel11bcrclayaan ckonol11i masyarakat clan konservasi sUl11berdaya

perairan pada wilayah pesisir dan pulall-plliau kecil

.J Pengcmbangan sarana dan prasarana produksi blldidaya dan penangkapan ikan

daJan1 rangka pcmanfaatan sumbcrdaya pcrairan sccara optimal

3. Pcngcmbangan akscs 1110dal dan kclcmbagaan scrta kC111itraan usaha pcrikanan

4. Pengclnbangan pengavv'asan, pengendalian dan pcngelolaan sumberdaya

perairan/kekayaan lau! ser!a penyadaran rnasyarakat

5. Pengcmbangan akscs pasar (n1arkcling network) pcnanganan pasca pancn hasil

pcrikanan (fIsh handling product)

6. Pengelnbangan sarana dan prasarana pelayanan 11ll1U111 dan aparatur

7. PengcJ11bangan kualitas SD?v! aparatur yang memudai

8. Pcningkalan pcndapatan clan SD1\1 nclayan pCJl1budidaya ikan

39

Page 41: Disusun oleh: Theresia Gunawan

BAB III

PROFIL JARINGAN PENGEMBANGAN

KA WASAN PESISm BlJTON (JPKP Buton)

Kawasan pesisir I3uton merupakan wilayah yang kaya akan potensi sumber daya

alamo Karena itu sebagian besar masyarakat I3uton lebih mengandalkan laut sebagai

lapangan pckcljaan J1lcrcka. Sclain pcrikunan sebagai hasil laut, wilayah Buton juga

l11crupakan lahan produktif untuk budidaya rum put laul, tcripang, kerang mabe dan

kepiting.

Wilayah Dm·atan Guton juga menyumbangkan potensi alam yang besar bagi

kchidupan masyarakatnya. Mcskipun bcntuk tanah berbukil-bukil dan (ckcsan tndus,

Buton udalah pcnghasil kacung mclc yang sangal bcsar di Indonesia. Lahan kcring clan

tandus memang cocok untuk perkebunan tanaman jambu mete. Tanah daratan 13uton

juga produktifuntuk pcnanamanjagung dan kelapa.

Potcnsi alum Hulon tidak hanya bcrupu hasil laut, jall1bu mctc, jagung clan

kelapa, tetnpi masih ban yak lagi sllmbcrdaya alam yang dimilikinya, tcrmHsuk scbagai

penghasil nspnl. Buton dikenal sebagai penghasil as pal terbesar di Indonesia. Dcmikian

julukan diherikan orang pada wilayah ini. Sumbcr daya ala mini jarang di;niliki olch

wilayah lain dan Il)Clniliki niJai juai yang {inggi.

Scmua potcnsi dan kckayaan ala mini scharusnya J11an1pU mcnlbawa masyarnkal

Butnn pad a kesejahteraan hielup. Akan tctapi, kenyataan l11enunjukkan lain. Sebagian

besar l11asyarakat Huton masih hid up eli bawah garis kemiskinan. Pada tabun 2002 disaat

kabupatcn Buton ll1cmiliki 56.892 KK, 72,55% dari jumlah KK bidup miskin.

Scdangkan pacla tahun 2004, dari 58.391 KK yang mcncmpati kabupatcn Buton, 64,92%

clari jUll1lail KK tcrscbut hiclup di bawah garis kcmiskinan (Data Kcmiskinan Kabllpatcn

Buton 2004, Kantor 13adan K13, Kcpeneludukan dan Catalan Sipil kabupatcn Hulon)

Kondisi yang cukup ironis tclab dial ami oleh masyarakat Buton. Mereka tidak menerima

manLwt !cbih alas kckayaan yang dimiliki dacrabnya. Babkan mcrcka justru ll1cncrima

dampak cksploitasi alam clan kawasan pcsisir yang tclah dilakllkan oleh pihak swasta

sepcrli kerusakaan alum dan ekosistem laut.

13erhadapan dengan situasi ini, muncul inisiatif dari beberapa Lel11baga Swadaya

Masyarakat (LSM) lokal di Huton unluk ll1cnyatllkan kckuatan clalam satu jilringan dan

berscpakat untuk concern pada kClja-kclja pcngcmbangan masyarakat l11iskil1,

40

Page 42: Disusun oleh: Theresia Gunawan

pernanfaatan surnber daya dan lingkungan peslslr Buton. Jaringan yang dibentuk

berfungsi sebagai sebuah organisasi yang rnengkoordinir beberapa NGO di Buton dan

diberi nama Jaringan Pengcmbangan Kawasan Pesisir Buton (JPKP Buton).

JPKP didirikan pada langgal 24 Juni 2002 di Kola Bau-Ban, Bulon, Sulawesi

Tenggara oleh tujuh LSM lokal yaitu Yayasan Bmma Hijau, LINTAS (Lembaga

Pelestarian Lingkungan dan Pengembangan Masyarakat), LSM PELINT AS (Peduli

Lingkungan Tanpa Batas), Yayasan PRIMA (Pengembangan Rakyat Indonesia Madani),

Yayasan Rampea,YAMANSIDA (Yayasan Pengembangan Potensi Daerah) dan

YASNAWAN (Yayasan Pcngembangan Kawasan Pantai). Scjak bcrcliri hingga 12

Oktober 2004, JPKP Buton bel urn resmi bcrbadan hokum. Namun mulai tanggal 13

Oktober 2004, JPKP Buton resmi menjadi Badan Hukum yang clidirikan oleh sembilan

LSM yaitu LINTAS, Yayasan Duana Hijau, Yayasan Rampca, YASNAWAN,

YAMANSIDA, PELINTAS, Yayasan Prima, LSAIN clan HUMANIORA.

A. Visi dan misi

Visi

Terwujuduya pcngclolaan sumbcrelaya pcsisir dan laut yang parlisipalif, aclil, bcrbasis

masyarakat dan bcrkelanjutan untuk mcningkatkan kesejahteraan1l1asyarakat

Mh"£ 1. Menclorong elan 1l1cmfasililasi kcrja - kcrja pcmbcrdayaan masyarakal dan

pengelolaan, pcmanfaatan scrla pelestarian wilayah pesisir dan laut yang berbasis

111asyarakat.

2. Mendorong adanya pcnguatan kapasitas bagi masyarakat dan lcmbaga swadaya

masyarakat (LSM) yang mclakukan kClja - kClja pcnclampingan dan pcmbcrdayaan

masyarakat eli wilayah pesisir.

Unluk dapat turnbuh dan bcrkcmbang mcnjacli scbuah organisasi yang kuat dan lelap

berlanjut <Jpalagi dcngan anggola dil11ana masing-masing l11cmpunyai pcrspektif, visi,

l11isi dan pnlgram yang bcrbeda, diperlukan scbuah l11ekanisme at au aturan main dalal11

program kelja jaringan yang jeLls. Karena itu para anggota JPKP Duton tclah membuat

dan mcnycpakali Slalula scrta slandar Opcrasional Pengclolaan (SOP) pad a tanggal 15

juni 2005, sctclah seJama 3 tahun ll1cngalami dinamika dalam proscs bCljcjaring

terutama l11enyangkul internal organisasi.

41

Page 43: Disusun oleh: Theresia Gunawan

B. Program

Ada 2 program yang sedang clan sudah dilaksanakan oleh JPKP Buton yaitu :

1. Program CREED (Coastal Rcsources, Environment and Economic Development)

Buton yang didanai oleh Oxfam em. Program ini berlangsung dari Oktober 2002 dMl

reneananya berakhir pada April 2006.

2. Coastal Resources and Use Pattern in Lakonea Village, North Buton, South East

Sulawesi, Indonesia: A Baseline Study, sebuah studi baseline kerjasama dengan

CBCRM Resources Center Philipines yang berlangsung selama cnam bulan dar 1

September 2003 sampai 28 Pebruari 2004

Pelaksanaan Program CREED Buton ll1cnggunakan pendekatan dua mah yaitu bottom­

up dan top-dovm. Pel1dekatan bottom-up dilakukan dengan pcmberdayaan masyarakat di

tingkat akar rumput seem'a langsung. Peran ini dibawakan oleh tujuh LSM yang lerlibat

dalam Program CREED Bulon dan mereka bertanggung jawab pad a lokasi dampingan

masing-masing. Sedangkan pcndekatan top-down Jiperankan oleh JPKP Buton c1cngan

ikut berpm·tisipasi aktif dalam proses pcngambilan kcputusan dan pcnentul1 kcbijakan

yang berkaitan dengan pesisir. Aktivitas-aktivitasnya berupa kajian-kajian rutin

yangmelibatkan stakeholders pesisir dan laut dengan harapan dapat memberikan

masukan bagi para pencntu kebijakan sckaligus l11cngkTitisi kcbijakan-kcbijakan yang

tidak berpihak kcpada masyarakat.

Kcgiatan-Kcgiatan

1. Kegiatan Sckrctariat JPKP Buton

Kegiatan-kcgiatan yang dilaksanakan olch sckretariat .IPKP Bulon :

a. Penguatan Kapasitas (Capacity Building)

> Pelatihan-pelatihan seperti Pelatihan Pendampingan dan Pcngorganisasian

Masyarakat, pclatihan PRA (Participatory Rural Appmisal), Pclatiban

Advokasi, Pelatiban Gender dan lain-lain

> Kursus singkat Bahasa Inggris dan KOl11puter

> Lokakarya-Iokakarya seperti Lokakarya Penyusunan Perda Pesisir dan Laut

scrta Lokakarya Pclcstarian Lingkungan dan Keanckaragal11an Hayati

(Biodiversity)

42

Page 44: Disusun oleh: Theresia Gunawan

b. Advokasi dan Kampanye Pelestarian Pesisir

~ Kajian Strategis yang menghadirkan stakeholders peSISIr, dilakukan secara

reguler membahas isu-isu aktual dan kebijakan yang berkaitan dengan pcsisir

dan laut

~ Penyuluhan dan pemutaran film tentang pelestarian pesisir

~ Penerbitan Buletin

~ Pembuatan Sticker

2. Kcgiatan LSM Mitra

a. Desa Waoleona Kec. Lasalimu (Dampingan Yayasan Buana Hijau)

~ Pengembangan ekonomi masyarakat melalui pemberian modal usaha untuk

pembuatan rumpon, jaring, katinting, microfinancc untuk ibu-bu penjnal kue

dl!

~ Pelestarian lingkungan dengan kegiatan rehabilitasi mangrove dan fasilitasi

pembuatan Perdes tentang pelestarian pesisir

~ Pcndampingan dan pcnguatan kapasitas masyarakat mclalui pclatihan­

pelatihan seperti pelatihan jlcngorganisasin kclompok, pcngclolaan kcuangan

rumahtangga.

b. Desa Barangka Kec. Kapontori (Dampingan LIN'fAS)

~ Pcngcmbangan ckonomi m3syarakat melalui pcmbcrian modal usaha untuk

Budidaya Tcripang, Kerang Mabe, Rumput Laut, microilnance untuk ibu-bu

penjual ikan (papalele) dll

~ Pcndampingan dan pcnguatan kapasitas masyarakat mclalui pclatihan­

pclatihan scperti pelatihan teknis buclidaya, pcngorganisasin kclompok,

pengelolaan keuangan rumahtangga serta Kejar Puket A bagi yang belum bisa

baca tulis.

c. Kcl. Liwuto Kcc. Wolio Kota Bau-Bau (Dampingan PEUNTAS)

~ Pengembangan ekonomi masyarakat melalui pemberian modal usaha untuk

Budidaya Rumput Laut danlvlesin Katinting untuk nelayan tangkap

:;.. Fasilitasi terbcntuknya LEL (lcrnbaga Ekonomi Lakal)

43

Page 45: Disusun oleh: Theresia Gunawan

y Pendampingan dan penguatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan­

pelatihan sepelii pelatihan teknis budidaya, pengorganisasin kelompok,

pcngclolaan kcuangan rtlll1ahl1ngga.

d. Desa Mone Kec. Lakudo (Dall1pingan Yayasan PRIMA)

y Pengembangan ekonol11i l11asyarakat melalui pemberian modal usaha untuk

Budidaya Kepiting Bakau dan Rajungan, jaring dan microfinace untuk ibu­

ibu pengacip jambu mete

y Pclestarian lingkungan dcngan kcgialan rchabilitasi mangrove dan fasilitasi

pembuatan Perdes tcntang pelestarian pesisir

y Pendal11pingan dan penguatan kapasitas l11asyarakat mclalui pelatihan­

pclatihan scpcrti pclatihan tcknis budidaya, pcngorganisasin kclol11pok,

pengelolaan keuangan l'Umahtangga

e. Desa Wawoangi dan Kel. Katilombu (Dall1pingan Yayasan J~all1pea)

y Pcngembangan ckonoll1i masyarakat ll1clalui pcmbcrian modal usaha untuk

pcmbuatan l'Umpon, l11csin katinting, pcmbuatan abon ikan, kcrupuk ikan

serta microfinance untuk ibu-ibu pcnjual ikan dan usaha kios

y Pendampingan dan pcnguatan kapasitas ll1ilsyarakat melalui pelatihan­

pclalihan sepcrti pclatihan pcmbuatan abon dan kcrupuk, pcngorganisasin

kclompok, pengelolaan kcuangan rurnahtangga.

f. Dcsa Rahia Kec. GU (Darnpingan YAMANSJDA)

}> Pcngcnlbangan ckonomi rnasyarakat mclalui pcmbcrian modal lIsaha untuk

Budidaya Rumput Laut, pemecah batu, microtillance Ulltllk ibu-ibu penjual

kue

}> Pcnclall1pingan dan pCllgllatan kapasitas masyarakat mclalui pclatihan­

pelatihan seperti pclatihan teknis hllcliclaya, pcngorganisasin kclompok,

pengelolaan kellangan r1ll11ahtangga serta Kejar Paket A bagi yang masih buta

humf.

g. Kcl. Masiri Kec. Batauga (Dampingall YASNA WAN)

44

Page 46: Disusun oleh: Theresia Gunawan

>- Pengembangan ekonomi masyarakat melalui pemberian modal lIsaha untuk

Budidaya Rumput Lalit dan micro finance usaha kios dan nelayan jaring

>- Pcndampingan dan pcnguatan kapasitas masyarakat melalui pclatihan­

pelatihan scpcrti pclatihan teknis buelielaya, pengorganisasin kclompok,

pengelolaan keuangan rumahtangga

PROFIL DAMPINGAN JPKP UNTUK BUDIDA VA METE

Desa Mone

Salah satu elampingan JPKP Buton aelalah desa Mone, Dcsa ini terletak di daratan pulau

Muna, terbentang eli Teluk Lasongko tetapi termasuk elalam kecamatan Lakudo

Kabupatcn Buton, Untuk mencapai Monc dapat dilempuh dengan dua eara yaitu dengm1

kapal feri dari Bau-Bau ke Wamengkoli sclama 15 menit atau kapal speedboat sekitar 5

menit dan dengan mikrolet dari Wamengkoli ke Mone selama 45 menit.

Dcsa Mone mcmiliki jumlah pcncluduk 492 Kcpala Kcluarga atau 2.123 jiwa yang tel·diri

c1ari 1.065 iaki-laki elan 1.068 pcrC111puan. 80% dari jumlah pcnduduk lcrscbut

menggantungkan hielupnya puda penghasilan sebagai pctani jambu mete dan nclayan.

Sebagian keeii lainnya bekcJja sebagai PNS, pcdagang dan lain-lain. Sebagian besar ibu­

ibu di elcsa Monc juga bekcJja, I11crcka bckcJja scbagai pengkaeip mete.

Desa Mone dikenal sebagai salah satl! sentra pcngkacipan mete karena 98% perempllan

di sana atau 482 KK adalah pengkacip mete. Pengkacipan mete ini adalah pekeljaan

sampingan percmpuan-pcrempuan eli elcsa Monc. Mcrcka bckcJja setclah mcnyclcsaikan

pekeljaan rumah tangga scpcrti mcmasak, mcncuci dan lain-lain. PckcJjaan mcreka

sering dibantll oleh anak-anak seplliang sekolah atau ketika liburan sekolah.

Pcralatan kacip yang mcreka gllnakan sangat sedcrhana. Alat tcrscblll bcrllpa potongan

balok sepanjang kira-kira 40-50 e111 yang diatasnya dipasang alat pcmbclah yang

bcrbentuk parang bergigi satu. l-larga aim beip ini Rp 50.000,-/llnit dan bisa dipakai

bertahun-tahun. Dengan alat kacip tesebllt, setiap KK dapat mengkacip 15-20 Kg mete

gelondongan/hari. Satu karung mctc gelonclongan (50Kg) dapat dikacip 3 hari clan

mcnjadi 12,5 Kg mete kupas.

45

Page 47: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Mete gelondongan yang dikacip tidak sclalu berasal dari kebun mete mereka. Karena

tanaman jambu mete hanya dapat dipanen 4 bulan yaitl! pada bulan Oktober sampai

January, maka pasokan mete gelondongan sangat terbatas. Biasanya pendlldl!k Mone

menyimpan mete gelondongan hasil pancn mereka di dalam loteng sampai mas a pancn

sclcsai dan mengkacip mete gelondongan yang dibeli dari petani dari desa lain atau dari

pengumplli desa. Setelah jumlah pasokan mete gelondongan di pasar sudah habis,

barulah mereka mengkaeip mete hasil panennya. Pada saat panen desa Mone dapat

mcmproduksi kacang mete 30-50 ton/bulan. Namun bila tidak sedang musim panen,

mereka hanya mampu memproduksi 15-25 ton/bulan atau berkurang 50%.

Para pengkacip ini digolongkan menjadi dua:

pengkacip yang membeli mete gelondongan dari petani lain atau pengumpul mete

gelondongan, kemudian menjuaI hasil kacipannya pada pengumpul desa. Para

pengkacip ini biasanya telah memiliki modal awal untuk membeli mete gelondongan.

Pengkacip ini memperoleh keuntungan dari hasil kacipannya. Mereka membeli·mete

gelondongan dcngan harga Rp 7.500 - Rp 9.000 /kg dan menjualnya mete kupas

tanpa penjemuran dengan harga Rp 38.000 - Rp 43.000 /kg

pengkacip yang mengambil mete geiondongall dari pengumpul di desa (pengusaha)

kcmudian menyerahkan kcmbali mete yang slldah dikupas pada pengumpul

(pengusaha) tcrscbut. Biasanya kelompok pcngkacip ini bclum mcmiliki modal untuk

mcmbeli mete gclondongan. Dalam hal ini, pengkacip mcmpcroleh upah lllengkacip

yang berkisar Rp 2.500- Rp 3.000 /kg, apabila sedang lllusim panen mereka bisa

mencrillla upah Rp 4.000 ... Rp 4.500 Ikg. Di J'vlone ada 3 orang pedagang pengumpul

bcsar dan puluhan pengumpul kecil.

Para pengul11pul kecil di desa hanya rncmiliki modal kecil clan biasanya modal

kcluarga. ICetilea pellgkacip rncmbutuhknll pelllhnyman cash para pengumpul ini ~;ering

mengalami kesulitan modal. .Talan keluar yang diambil dari para pengumpul ini adalah

menjual sceepatnya hasil pcmbclian kacang mete dari para pcngkacip ini kc pcngumpul

yang lebih besar atan mcneari pinjaman modal dari pcngumpul yang lebih besar atau

mcncari pinjaman di bank dengan agunan tanah keluarga.

Para pengulllpul kecil di desa Mone biasanya mcmbawa hasil kacipan tcrsebut ke

pcngumpul yang lebih bcsar atau dibawa kc pasar kOl11oditi di Jcmbatan batu di 13au­

Bau. Pcngull1pul yang lebih bcsar mclakukan penjcmuran kacang mete ulltuk

ll1enghindari kelembaban dan jamur pada kacang mete. Mereka juga mcns0l1ir atau

46

Page 48: Disusun oleh: Theresia Gunawan

mengeloll1pokkan kacang mete dalam criteria super, pecah dan remuk. Dari pengumpul

yang lebih besar di kota Bau-Bau, kacang mete dikirill1 ke Surabaya, Ojung pandang dan

Jakarta atau dijual di sckitar kota Bau-Bau dalam bentuk kcmasan yang lebih mcnarik.

Bahkan meski jarang ada pula dari pcngumpul ini yang langsung mcmasok kc

perusahaan.

Berbeda dengan pengul11pul besar di Desa Mone. Setclah melakukan penjemuran,

kacang mete dipilah dan dimasukkan ke dalam kanmg yang sudah dilapisi plastic.

Kacang mcte yang sudah dimasukkan kc dalam karung dibungkus kembali dcngan

kardus dan dikirim ke Ujung Pandang, Makasar, Surabaya dan Jakatia. Pcrmintaan mete

ke luar pulau ini cukup banyak. Haji Impa misalnya, dia sering ll1engirim 200

ton/minggu jika musim panen atau waktu lebman, dan 20 ton/minggu jika hari-hari

biasa.

Para pengkacip dari Dcsa Mone ini tidak mengctahui akan dibawa kCmatla Jagi

atau akan diolah menjadi apa hasil kupasan metenya. Mcreka hanya mengetahui seem·a

sekilas bahwa kacang mete tersebut akan di bawa ke luar kota misalnya di Jakarta,

Surabaya dan Ojungpandang. Informasi yang l11crcka dapat dari pengul11pul desa sangat

sedikit apalagi clcngan jaJur distribusi proeluk yang sangat panjang. Biasanya I11crcka

hanya mcndapatkan informasi harga elan kualitas yang eliinginkan konsumen saja.

Ketidakingintahuan masyarakat mcngenai kelanjutan hasil produknya ini yang

mcnyebabkan mereka sering pasrah dengan kondisi yang acla. Mereka pasrab dcngan

harga yang ditctapkan olch pcngumpul elesa. Kcinginan untuk menjual kcluar dari jalur

elistribusi yang panjang selalu terbentur oleh kenelala modal dan kebutuban hidup yang

mendesak setiap hari.

Dari hasil survey diketabui bahwa kacang mete dari Mone sangat jarang ditC111ui

eli pasar-pasar tradisional eli Makasar. Scbagian penjual eli pasar terse but mcnycbutkan

bahwa permintaan mete Buton di kota tersebut sangat jarang. Pembeli lebih suka

membeli mete dari Jawa untuk dikonsul11si sendiri. Ada inelikasi bahwa mete dari Buton

banyak diolaJl lagi di pabrik-pabrik karena beberapa pcngu111pul eli dcsa lain juga

111cmberikan keterangan bahwa basil kacipan mete yang mcrcka kumpulkan dari desa­

des a lain dijuallangsung ke pabrik-pabrik.

Para pengkacip eli desa Mone belum mendapatkan bantu an dari pemerintah

tcrkait dcngau usaha kacipnya. Mcrcka juga jarang diikutscrtakan elalam pameran unluk

mempromosikan produk mcrcka ke pasar. ScJama ini mereka hanya bergantung pada

modal sendiri dan kehadiran pengumpul desa.

47

Page 49: Disusun oleh: Theresia Gunawan

PROFIL DAMPINGAN .JPKP UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Desa Rahia

Desa Rahia juga juga merupakan dall1pingan JPKP B ulon yang tcrletak di Pulau

Muna dan termasuk dalam Kecamatan GU. Salah satu dampingan JPKP Buton di daerah

ini adalah para petani budidaya rumput lau!. Mereka didampingi oleh Y AMANSIDA.

Sebagian besar petani rumput laut di Desa Rahia adalah pengungsi dari Ambon

yang tclah menetap di wilayah terscbul sejak kerusuhan Ambon terjadi. Mereka tclah

berusaha mclakukan budidaya rul11put laut di dcsa Rahia kurang lebih 6 tahun. 43 orang

petani telah tergabung dalam keJompok rumput laut di desa terse but.

Pad a awalnya, mereka l11asih menggunakan rakit dari bamboo guna budidaya

rUl11pul laut. Nal11un setelah dibcrilahu oleh para pctaui dari desa lain dalam pertcmuan

tahunan JPKP Buton, ban yak petani di dacrah ini yang mcnggunakan metode longlinc.

Menurut l11ereka apabila memakai longline kotoran tidak gampang l11eJekat dan lebih

bagus digunakan untuk l11enghadapi mus yang kuat.

Dari hasil budidaya rull1pul laut ini, para jletani yang hanya tamatan SD mampu

Il1cnyckolahkan anak-anaknya hingga jenjang SMA Bagi mercka hasil ini sudah san gal

111enggenlbirakan disbanding ketika 111ereka sangat bergantung pada tana111(;111 ubi yang

l11creka tan am di kcbun. Bahkan para petani mcrasa sangat tcrbantu dcngan berglilirnya

dana yang dibcrikan Oxfam lcwat JPKP Buton untuk pcngcmbangan dan pcrluasan

budidaya rumput laut mcreka . .lumlah rakit dari pclani yang Jllcndapatkan banluan dana

tersebut sudah Jllulai bertambah dan hasilnya dapat mencukupi kcbutuhan hidup keluarga

l11ereka

Awalnya mcreka hanya l11cmpunyai 1-3 rakit. Sckarang sclcJah l11cndapatkan

bantuan dana dari Oxfam mcreka bisa 111cmiliki 4-10 rakit. Setiap KK yang memiliki 5-6

rakit dapat mcnghasilkan 540kg rUl11put laut dengan komposisi 360 kg dalal11 kondisi

baik dan 160 kg dalam kondisi rusak. Untuk satu kali panen I rakit bisa mcnghasilkan 41

kg rllJ11jlul laul kcring.

Panen biasanya dilakukan sClclah 40 hari. Sclama musim pancn rata-rata bisa

menghasilkan 42 ton. Musim panen berlangsung antara rv!aret-November. tv!usim

paceklik berlangsung antara Desember-Ivlaret.

Barga rllJlljlut laut saat ini l11cncapai Rp3.800,-/kg eli c1csa Rahia. Basil rllll1put

laut ini biasanya dibawa pcngumpul dcsa kc kola Bau-Bau dcngan Jllcngall1bil untung

Rp200,-/kg. Selisih harga ini digunakan Jllereka untuk biaya kirim ke Bau-Bau yaitu

48

Page 50: Disusun oleh: Theresia Gunawan

RplOO.OOO,- untuk I ton rumput laut. Karena modal yang terbatas pengumpul desa harus

menjualnya 2 kali seminggu ke Bau-Bau untuk mendapatkan dana cash kembali.

Barga rumput laul yang sampai ke pClani/pcngul1lpul scring dipolong sosok oleh

para pcngumpul bcrikutnya scbesar 10% dcngan alasan rul1lpnt laul kurang kering alau

ban yak kotoran yang ikut ditimbang. Para petani tidak dapat berkutik dengan alasan

terse but dan mereka menerimanya karena tidak ada pili han lain selain menjual rumput

laut setelah panen. Mereka sangat membutuhkan uang cash secepatnya apalagi setelah

l11clakukan budidaya fUl11pUI laut l11ereka tidak dapat l1lelakukan aktivitas lain scperti

mcncari ikan scbagai nclayan karena waktu mcreka habis unluk lllcrawat rumpul laul

agar tidak terkena kotoran dan penyakit.

Sedikit sekali petani yang l11cndapatkan kesempatan pelatihan atau informasi dari

pihak pcmcrinlah. Mercka lebih banyak mCl11pcrolch pclatihan dan infonnasi dari LSM

pcndamping dan juga pcrtcl11uan dengan pctani dcsa lain yang diselenggarakan oleh

JPKP Buton.

Pulan Makasar

Scntra rul11put laul yang l11cnjadi dampingan JPKP Hulon lainnya dalah Pulau

Makasar. Scbagian bcsar masyarakalnya mciakukan buclidaya rumput lau!. 13ahkan

budidaya rumput laut ini juga dilakukan oleh para istri yang ditinggal sual11inya merantai

dan parajanda.

Buclidaya rum put laut di Pulau Makasar ini lllCJ11jlunym muslin panen yang

berlangsung antara April November dan lllusim paccklik pada bulan Dcscmber -­

Maret. Pada musil11 paceklik ini, para petani melakukan aktivitas sebagai nelayan untuk

l11encari ibm.

Para pctani yang memiliki 4-8 buah rakit dapat I11cnghasilkan 70-80 kg rUJ11put

laut kcring dcngan pcnyusulan 50%. Saal ini para pclani lllenjual rllmpul laulnya pacla

pengumpul desa dengan harga Rp4.300·- Rp 4.500. Ketika l11usil11 panen, harga nlll1put

lant turunmcnjadi Rp4.000 - Rp 4.300.

Desa lVJ asiri

Penduduk desa Masiri lebih kurang terdiri dari 80 KK. Masing-masing KK

biasanya mCl11iliki 5-10 rakit. Modal pembuatan rakit clipcroleh masyarakat dari bantu an

krcclil pemerinlah dan dana bcrgulir c1ari OXFAM. Para pctani c1ibagi dalam kclompok­

kelompok yang satu kclompoknya bCljumlah 32 orang. llasil pancn satu kali pancn dari

satu kelompok mencapai 18 ton rumput laut yang kering.

49

Page 51: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Rumput laut yang dibudidayakan petani rumput laut di Masiri adalah jenis

Kotoni. I rakit ( 7 x 9 m) nmemuat 75 tali bentangan bentang dan hasil panennya bisa

mcncapai 75 kg rumpu( lallt kcring.1 tali 1 kg kcringdcngan perbandingan 1 : 8 untuk

kcring dan basah.

Pada saat musim barat petani tetap melakukan budidaya untuk pembibitan. Pad a

musim terse but ombak sangat kencang mengakibatkan ban yak rakit yang patah. Selain

membudidayakan rumput lallt para penduduk juga memiliki llsaha sampingan lain yaitu

bertani.

50

Page 52: Disusun oleh: Theresia Gunawan

POWER MAPPING

BABIV

ANALISIS

Pihak yang terkait dalam pasar kaeang mete dan rLImput laut di Buton terdiri dari

beberapa aktor. Seem'a umum, aktor-aktor yang terlibat dalam pasar komoditi kaeang

mete dan rumput laut hampir sama. Adapun aktor-aktor yang terlibat dan peranannya

masing-masing dalam perdagangan mete dan rumpul laut dijelaskan sebagai bcrikut:

Petani & pengacip

1. Pctani dan pcngkacip

Pcmcrintah

Pengumpui besar

Pasar ko,Mditi .. ~ ,./-----Pedagang

cceran

Pctani adalah aktor yang pcrtama kaIi bcrsentuhan clcngan produk mete gelondongan

dan rU!l1put lau!. Pclani mcmproduksi bahan baku dari lahan pcrkebunan clan lahan

budidaya rumput lau!. Petani mell1ulai usaha dengan modal sendiri dalam jU1l11ah yang

keeil. Keterbatasan modal sering ll1enjadi kendala bagi ll1ereka.

Untuk tanaman jal11bu mete, kekhasan dari kOl11oditi mcreka adalah tanall1an organic

karcna tidak Il1cnggunakan bahan-bahan kimia dalam Jlcrawatannya. Bahkan

perawatannya sangat sederhana dan terkesan dibiarkan tllll1bllh liar. Pctani mempunyui

kebangguan upubila kebun mereka ditumbuhi banyak pohon jumbu mete. Menurut

51

Page 53: Disusun oleh: Theresia Gunawan

mereka semakin banyak pohon semakin banyak biji mete yang dihasilkan. Padahal jarak

tanam pahon mete terscbut tidak produktif.

Cara pandang dan berpikir yang:sangat sedcrhana dan tradisional ini merupakan

akibat dari terbatasnya informasi, pengetahuan dan pcndidikan mcrcka. Scbagian besar

petani mcmiliki pendidikan yang masih rendah. Akses infc)rmasi untuk pengembangan

budidaya tanaman mete dan rumput laut juga sangat terbatas, tidak ada koran atau media

lain yang membawakan informasi ten tang pengembangan teknik budidaya kedua

komoditi ini. Budidaya tanaman jambu mete dan rumput laut yang dilakukan oleh petani

di Buton masih sangat sederhana. Teknik yang mercka gunakan daJam budidaya

biasanya merupakan hasil pembelajaran sendiri atau tukar pengalaman dengan petani

lain.

Para petani menjual biji mete gclondongan dengan harga Rp 7.500 - Rp 9.000.

Mcreka belum bisa mcmanfaatkan dan mcnjual bagian-bagian clari tanaman jambu mcte

lainnya. Karcna itu, 80% dari penduduk Desa Mone yang menjadi petani jambu mete -

yang berkisar 2123 jiwa (492 Kepala Keluarga)·- sangat bergantung pacla penjualan biji

mcte pada musim pancn Oktober - Januari.

Para pctani rLlmput laut l11cnjual rumput laut kcringnya elcngan harga Rp3.800-·

Rp4.000/kg. Para petani yang rata-rata mCl11iliki 5-6 rakit ini dapat mcmanen 70kglrakit

untuk empat kali masa panen. Pctani rumput laut di dcsa Rahia yang tergabung dalam

kclompok rumput laut eli desa be~ju1l1lah 43 orang, sedangkan eli dcsa Masiri yang

tcrgabung dalam kclompok 32 pctani.

Para petani kedua komoditi ini l11el11iliki karakteristik yang sama dalam keterbatasan

moclal yang mengakibatkan l11creka mel11butuhkan uang cash secepatnya untuk

rncmcnuhi kcbutuhan hidup sehari-hari. Hal ini puJaJah yang lllcngakiba(kan mcrcka

sangat bergantung puda pengumpul kccil di clcsa yang biasanya segcra mclakukan

pembayaran dengan uang cash.

Penglmcip

Untuk kOll1oeliti mcte, lcrciapat aktor yang dinamakan pcngkacip. Sebagian besar

aktor ini adalah petani. 98% pencluduk desa Mone (482 KK) berprofesi sebagai

pengkacip jambu mete. Pengkacip eli desa Mone pad a UI11Ul11nya adalah ibu-ibu yang

dibantu olch anak-anak l11ereka sepulang sckolah, naJl1un J 94 pcngkacip lainnya

l11crupakan perempuan-perempuan yang belul11 bcrumah tangga. Setiap KK (tcrdiri dari

4 orang) 111ampu mengkacip 50 Kg biji mete gelondongan dan mcnghasiJkan 12,5 Kg

52

Page 54: Disusun oleh: Theresia Gunawan

kacang mete kupas dalam waktu 3 hari. Setiap mll1ggunya tiap KK mampu

menghasilkan 25 Kg kacang mete kupas.

Pekeljaan lllengkacip lllerupakan sampingan bagi mcreka. Modal yang mercka

llliliki sangat kccil, hanya berupa alat kacip yang harganya Rp. 50.000,- dan biji mete

gelondonganan. Karena modal terbatas, mereka sangat membutuhkan uang cash

secepatnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Kebutllhan mendesak

uang cash ini yang mendorong para pengkacip lebih banyak bergantung pada pengumpul

desa. Namun sekarang mereka juga memperoleh kescmpatan untuk melakukan pinjaman

dana bergulir dari pemerintah dan LSM seperti JPKP Buton yang bekerjasama dengan

OXFAM-GB.

Bagi pengkacip yang mendapatkan upah dari pengumpul, mereka bisa

mcmperoleh upah sebesar Rp62.500 - Rp75.000 per minggu. Sedangkan para pcngkacip

yang membeli biji gelondongan mete sendiri, bisa memperolch keuntll11gan pcnjualan

Rp 175.000 - Rp200.000 per minggu.

2. l'engumpul desa/tengkulak

Pcngumplll desa adalah perantara antara pclani atau pengkacip dengan

pengumpul besar. iVlodal yang dibutuhkan untuk mcnjadi pcngumpul desa tidak terlalu

ban yak sehingga setiap orang~- bahkan petani - dapat pula berperan sebagai pcngumplll

desa. Apabila pengumpul desa kekurangan dana untuk mcrnbcli kacang metc dan rumput

laut, l11creka dapal meminjall1 ke pengumpul yang besar di kola .

.lumlah pcngumpul jambu mete eli desa Mone sekitur 50 orang dengan kapasilas

membeli hingga 200 Kg/minggu atau berkisar Rp 8.600.0()O,-. Sedangkan pengum]lul

rum put laut di PnJau Makasar sangat sedikit, bahkan banyak petani yang l11Cngelllh

karena mercka harlls 1l1cnjual scndiri basil pan en mcrcka dcngan mcnanggung biaya

transportasi yang cukup bera!. Karena itu para petani di pulau Makasar mcndesak .lPKP

untuk menyediakan diri atau membantll pemasaran produk ll1ereka. Pcngul11pul elesa di

Masiri bcrjumlah 4 orang. Scbagian bcsar petani di clcsa Masiri bcrusaha lllcnjual sencliri

hasil pancn rUll1pnt Jautnya kc kola Bau-Bau karen a biaya transportasi bisa dijangkau (l

karung yang· berisi 50 Kg rul11put laut l11embutuhkan dana Rp 4.000,- lIntuk sampai ke

kota Ban-Bau)

Akses inforl11asi pengul11pul dcsa juga masih lcrbatas karena scbagian besar clari

merekajuga tinggal di desa dil11ana media informasi jarang clitcll1ui. Selain itu, infonnasi

yang dikeluarkan (lleh pengnl11pul besar ketika bertemu atau bertransaksi dengan

53

Page 55: Disusun oleh: Theresia Gunawan

pengumpul keeiI juga sangat terbatas. Hal ini dilakukan untuk menghindari persaingan

usaha yang sel11akin l11eluas.

3. Pengumpu) besar/kola

Pengumpul besar biasanya berada di kota Ban-Bau. Nal11un ada pula pengul11pul

besar yang tinggal di desa-desa dan bersaing dengan pengumpul kecil di desa. Para

pengumpul besar inilah yang mengetahui perubahan harga seem'a cepat untuk penjualan

mete atau rul11pul laut di luar Bulon sehingga meskipun harga ditentukan oleh pasar

nan1Un terkesan bahwa pengumpul besarlah yang menentukan harga.

Kekuatan modal pengumpul besar cukup mel11adai. Posisi lawar mereka sangat

bagus karena akses pasar yang sudah mereka l11iliki apalagi bagi pcngul11pul yang

berdol11isili di kola yang l11cmiliki sarana dan prasarana publik yang l11cmadai. Mereka

bisa langsung melakukan komunikasi dan pengiril11an ke luar pulau atau l11enjual di

dalal11 pulau.

Pengul11pul bcsar yang l11cnctap di dcsa Mone bcrjullliah tiga orang scdangkan

jUl111ah pengumpul besar yang bernda di kota Bau-Bau lebih banyak. Kapasitas

pel11belian kacang mete kllP~;S oleh pcngumpul besar l11encHpai kbih dari 10 ton/bulan

dan bahkan bisa mcneapai 20 ton ke(ika masa puasa. Unruk pcngumpul bcsar biji metc

gelondongan scring mclakukan pcngiriman biji gclondongan mete hingga 50 ton biji mte

ke luar pulau Jawa.

Pengumpul bcsar rllll1pllt laut Icbih banyak berac!a eli kota Bau-Bau kou'cna

tcrscdianya fasilitas-fasilitas transportasi yang mCJ1ludahkan pcngiriman kc luar pulau.

Kapasitas membcli para pengumpul besar mencapai 100-700 ton/bulan. Pad a umul11lJya

rul11put laul dari pengumpul bcsar dikirim ke Surabaya dan Ujung Pandang, namun ada

pula pengu!l1pul besar yang langsung ll1cngirim kc Beijing.

4. Pcdagang cccran

Khusus untuk produk mete, terdapat aktor pedagang eceran. Pedagang eeeran

kacang mete banyak bcrada eli daerah pcrkotaan tcrutama di kOla Ban-Ball dan Kcndari.

Jumlah pcdagang cccran kacang metc ini sal1gat banyak. Sasaran dari pcdagang cceran

54

Page 56: Disusun oleh: Theresia Gunawan

adalah konsumen akhir yang makan kacang mete yang tdah digoreng atau dimasak

dengan pilihan rasa yang bermacam-macam.

Pedagang ceeran mempcrolch kacang mete yang sudah dikacip dari para

pengumpul dengan harga Rp43.000/kg untuk jenis super dan Rp38.000 untuk jenis

kacang mete yang pecah. Kacang mete ini dijual kembali dengan keuntungan sebesar

Rp7.000-Rp9.000/kg dalam bentuk kemasan yang menarik.

Kekuatan modal para pedagang eceran cukup mCl11adai schingga l11ercka juga

l11el11punyai posisi tawar yang cukup bagus dengan para pengumpul. Mereka mell1punyai

banyak pilihan untuk pasokan kacang mete dari pengull1pul. Namun biasanya mereka

sudah I11cl11iliki pengumpul langganan yang bcrsedia mcnjaga kualitas dan kuantilasnya.

Pedagang pengcecr masih melakukan penjemuran ulang kacang mctc. Pcnjcl11ural1 ulang

dilakukan untuk menjaga kekcringan mete. Dari hasil pcnjel11uran, berat kacang mete

menyusut sekitar 1 %.

5. Eksportir

Para cksportir kacang mete biasanya tidak berasal dari kola Buton. Mereka

berasal dari kOla-koHl besar seperti Jakarta, Surabaya dan lain-lain. Mcreka datang ke

Bulon hanya scsckali unluk mclakukan pcninjauan dan kcscpakalan harga. Akscs

infol'lnasi, pcngctahuan clan modal yang mcrcka l11iliki sangat mcmaclai schingga mcreka

l11el11iliki posisi lawar yang kuat dalal11 mclakukan transaksi penjualan kacang mete

dengan petani atau pengumpul. Biasanya mereka mempunyai perwakilan di kola Buton

unluk I11clakukan kontrol.

Para eksportir lebih memilih membeli mete gelondonganan dari petani atau

pengumpul daripada mete yang sudah dikacip karena mete gelondonganjauh tahan lama

disimpan. Hal ini dilakllkan mcngingat jangka waktu pengiriman produk yang lama

unluk tiba di ncgara tujuan. Apabila cksporlir bcrmaksud mcngckspor mete yang

dikacip, mel'eka melakukan pengkacipan di pulau Jawa.

Scdangkan eksporlir rllmput laut biasanya berdol11isili di ILIaI' Bu(on, nal11un ada

pula dipcrankan oleh para pcngumpul bcsar di kota Bau-Bau. Para eksportir ini

mcmpunyai modal yang sangat besar, akscs informasi dan pasar yang kuat. i\pabila

mereka kekurangan dana, mereka dapat mengajukan bantu an pinjamun dari Bank

55

Page 57: Disusun oleh: Theresia Gunawan

pell1erintah, dan ICl11baga kcuangan lain dengan lebih mudah arena legalilas dan

kelayakan usaha sudah ll1eyakinkan.

6. Perusahaan

Jarang sekali ditcll1ui perusahaan yang langsung melakukan transaksi pcnjualan

dengan petani atau pengkacip. Pernsahaan biasanya langsung bertransaksi dengan

pengnmpnl. Perusahaan bergerak langsung ke lapangan apabila sedang musim panen.

Meski telah Il1cmotong rantai distribnsi, harga yang mereka tawarkan pada para pctalli

atan pengkacip letap sama dcngan harga yang ditawarkan oleh para pcngumpul.

Pcrnsahaan biasanya melakukan pengolahan lebih lanjut yang mungkin lebih

rum it untuk kacang mete ataupun rllmput laut, dan menjadikan kedna komoditi tersebut

hanya scbagai bahan baku yang dicampUf dengan bah an baku lainnya ulltuk mcnjadi

scbnah prodnk yang ditawarkan scperti permen coklat mcte, kosmctik, agar-agar dan lain

sebagainya.

7. Pemerintah

Kcbcradaan pcmerinlah dalam hal ini adalah scbagai pcngawas, fasilitator dall

regulator si:;tem perdagangan. Dengan peran lcrsebut, pcmerintah bisa mengatur kondisi

pasar agar tidak berubah mClljadi sebuah eksploilasi dan monopoli aklor yang bermodal

bcsar. Untuk mcmacu pcrtumbuhan ckonomi dacrah pCl11crinlah mcnjalankan pcrannya

un (uk mcmfasililasi para aktor yang mcmiliki keterbatasan dalam modal, kctrampilan,

akses informasi dan frlsilitas-frlsilitas publik seperti transportasi, kOl11unikasi baik sarana

dan prasarananya baik secara langsung 111aUpUn tidak langsung. Namun konclisi yang

leljadi, pcmerintah terkcsan kurang mCl11bcrikan pcrha(ian pada pengcmbangan

pcngelolaan potcnsi dan pasar kacang mele ini. Pcmcrintah lebih rncrnperhatikan

pcmbangunan infhlstruktur dan pcngembangan-pengembangan fisik lainnya.

8. LSM

Kchadiran LSM Man Lcmbaga Swadaya Masyarakat seharusnya mal11pu mcnjadi

kontrol dan penyeimbang kekuatan pasar. Orientasi LSM bukanlah profit namun lebih

pacia pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat terutal11a rakyat kecil l11ampu dan

mCl11punyai posisi tawar dalam pasar. Pcran ini yang c1iambil olch JPKl' Huton unlnk

pengelolaan potellsi kacang mete dan rumpullaut di wilayah Bulon.

56

Page 58: Disusun oleh: Theresia Gunawan

JPKP Buton berusaha meningkatkan kapasitas para petani dan pengkacip mete

dengan l11emberikan pelatihan-pelatihan dan bekerjasal11a dengan OXt~lJ11 GB ulltuk

l11cmbcrikan dana bcrgulir pada mcrcka. Selain ilu JPKP Hulon juga mcmbcrikan

informasi-informasi yang terkait dcngan perkembangan budidaya jambu mcte dan

rumput laut serta memfasilitasi pertemuan para petani dan pengkacip antar desa untuk

saling bertukar informasi dan pengalaman.

JPKP Buton juga melakukan pendampingan pad a para petani dan pengkacip agar

mampu memperkuat organisasi pctani dan pengkacip dan mampu mempcljuangkan

nasib mercka sendiri. Sayangnya. bclum ada staf JPKP Huton yang ahli mcngcnai kcdua

jenis komoditi ini. Kehadiran staf ahli ini sangat penting untuk pengembangan budidaya

rumput laut dan mete terutama dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia,

produksi dan pemasaran schingga para petani dan pengkacip semakin tcrampil

mengelola usahanya dan menghasilkan komoditi yang sesuai dengan slandar yang baik.

JPKP Buton ini juga belum memiliki kemampuan untuk metnbantu petani dalam

l11emasarkan produknya dengan bargaining power yang kuat karena ketcrbatasan modal,

pcngclahuan dan kClrampilan. Karcna ilu diperlukan scbuah lcmbaga yang mcrnpunyai

kckua(an modal yang bcsar yang mampu mcmpcngaruhi pasar unluk mcmbantu

mengangkat posisi tawar para petani dan pengkacip. Lembaga ini sebaiknya dikelola

secara profesional agar tCljamin kebcrlanjutannya namun tanpa meninggalkan nilai-nilai

so sial. Para pc(ani dan pcngkacip bcrharap pada lcmbaga ini agar ikut bcnnain clalam

mckanisll1c pasar dan aktif mcmasarkan produk-produk dampingan JPKP Bulon.

9. Media

Akses media unluk mHsuk kc clcsa-clcsa di Bulon lcbih banyak (crhambat olch

masalah sarana dan prasarana publik seperti lransporlasi. Akscs infonnasi yang paling

mcmungkinkan didapatkan oleh masyarakat adalah dari telcvisi, radio dan lelcpon

walaupun masih sangat terbatas jumlahnya.

57

Page 59: Disusun oleh: Theresia Gunawan

ANALISIS ASPEK BISNIS PETANI METE

Aspek Pemasaran

Distribusi

Selama ini petani maupun pengacip menjual kacang metenya kepada pengumpul

kecil dan pengumpul besar dari daerah setempat. Letak wilayah yang berjauhan dan

kesulitan prasarana publik ini pula yang menyebabkan para petani lebih banyak

bergantung pada kehadiran pcngumpul desa. Bagi petani, kchadiran pengul11pul desa

lebih banyak membantu l11ereka untuk l11enghel11at biaya transportasi distribusi produk

serta mel11peroleh uang cash secepatnya untuk memcnuhi kebutuhan hidup mereka

schari-hari. KCl11ampuan pctani untuk mcmotong jalur distribusi selalu lerbentur olch

masalah modal, akses informasi, sarana dan prasarana publik untuk dapa! mcncapai

pasaL Keterbatasan mereka bisa jadi membuat mereka tidak berkutik apalagi dengan

persaingan pasar yang demikian ketal.

1alur dislribusi kacang mete yang l11clibatkan bebcrapa aklor dapal dijclaskan

dalam gam bar tabel dibawah ini :

Pengumpul Besar diluar

I--~-·· Pulau -. p

I pet,~ni I + Pengul11pul kecil

engcccr ...

Pengumpul -1 Eksportir [ besar

----..

Pcrusahaan yang berbahan 1-----

I r Pengacip --

t I baku kacang

58

Konsumcn akhir

Page 60: Disusun oleh: Theresia Gunawan

PJ'oduk

Kacang mete yang selama ini dijual adalah dalam bentuk gelondongan atau

sudah dikupas (dikacip). Pengemasan mete hanya menggunakan karung dan belum ada

labelingnya. Pemerekan pada kacang mete biasanya sctelah berada ditangan pengcccr.

Mete Buton adalah mete organik yang memiliki kualitas Grade A (putih, bersih,

utuh, dan organik). Kacang mete di 13uton terkenal besar namun kurang gurih dibanding

dengan kacang mete dari Madura dan Wonogiri. Selain kacangnya, bagian-bagian

tanaman mete lainnya yang masih dapat dimanfaatkan adalah:

Kulit kacang mete yang telah diambil bijinya dapat diambil minyaknya untuk

bahan obat -0 batan.

Zat tannin yang terkandung dalam kulit an (testa) biji mete dapat digunakan

untuk bahan penyamakan kulit.

Kulit buah mete mcngandung minyak yang disebut Cairan Kulit Biji Mete

(CKBM) alau Cashew Nut Shell Liquid (CNSL). Minyak ini darat digunakan

untuk bahan baku berbagai industri seperti industri cat, vernis, pelitur, min yak

pclumas rem, pengawct kayu, kosmctika, tinta, inscktisida, fungisida dan Jain­

lain.

Buah semu jambu mete dapat diolah menjadi aneka produk mll1uman segar

seperti sari buah, sirup, abon, sambal dan lain-lain.

Namun pel113nfaatan bagi3n-bagian mete yang lain tersebllt masih bclllm dapat

dilakllkan karena kcterbatasan ketrampilan, teknologi clan pasar. Kulit kacang mete

selama ini hanya terbuang begitu saja. ApabiJa dibiarkan kulit tersebut akan

menimbulkan bau busuk, jika dibakar akan mengakibatkan polusi asap dan jika dibuang

kc lallt akan Jl1crusak biota Iau!.

Barga

Barga penjualan kacang mete gclondongan bcrkisar anIma Rp. 7.000- Rp. 90001

kg clan harga mete kupas bcrkisar antara Rp. 40.000- Rp. !J2.000 . Hal'ga ditentukan olch

para pellgumplll setempat dengan mengikuti perubahan harga pas at. Nall111n petalli dan

pcngacip tidak ll1engetahlli infonnasi harga pasar yang sebenarnya .

.lika kacang mcte sudah diolah ( digoreng ) 111aka harga jualnya Rp. 60.000/ kg .

.ladi perubahan bellluk mete dari gclondongan mcnjacli kllpas dan dari kupas ll1cnjadi

goreng mCll1berikan nilai tambah bagi kacang mete itu sendiri.

59

Page 61: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Mete Gelondonganan Rp. 7000- Rp. 8000/ kg (l : 4) .kupas & gelondongan Rp 32.000

Selisih Rp. 10.000

Promosi

Mete Kupas Mete Goreng Rp. 40.000- Rp. 42.000/ kg Rp. 60.000/ kg

~'----. .--/ Selisih Rp. 20.000

Belum ada kegiatan promosi oleh para petani. Promosi baru dilakukan pada

tingkatan pengecer dan pengumpul besar.U saha pemerintah juga belum signifikan dalam

mempromosikan potensi daerahnya seperti pembuatan web-site atau mengikuti pameran

komoditi sumber daya alamo

Aspck Produk~i

I. Proses.

Kcgiatan disini mcncakup pcralatan dan tcknologi, anls proses dari pcralalan dan

seluruh aspck fisiko Untuk menghasilkan kacang mctc dari masa tanam sampai bcrbuah

memerlukan waktu 10 tahun. Perawatan yang dilakukan selama ini hanya membersihkan

rumput disekitar pohon. Kebanyakan pohon milik petani mcrupakan peninggalan orang

tua, dan merupakan pohon mete yang tumbuh liar. Setelah dipanen kacang mete

gelondongan harus dijcmur dulu untuk mcngurangi kelcmbapan dan getah mete. Untuk

pcningkatan nilai tambah mcte, hal sclanjutnya yang dilakukan adalah mcngacip kulit

mete. Alat pengacip harganya hanya Rp. 50.000 / buah. Untuk melakllkan pengacipan

diblltuhkan keahlian khusus mengacip karen a kulit mete keras dan bentuknya

mclcngkllng. SctcJah dikacip kacang mete terscbut c1ipanaskan diatas scbuah wajan scng

dcngan tujuan untuk memudahkan proses pcngupasan kulit ari. Proses selanjutnya yang

harus dilak1Jkan adalah ll1enjcll1ur mete yang sudah bersih terse but dengan

mCll1anfaatkan sinar matahari, lulu mete yang sudah bersih di kemas dengan plastik yang

cukup kcdap (tallan untuk 4 bulan). Namun proses ini tidak c1ilakukan olch pctani. Para

pcngumpul yang biasanya melakukan proses ini.

60

Page 62: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Proses kegiatan pengacipan peiani cligambarkan dengan tabel dibawah ini:

PenjCll1uran mete

gelondongan

2. Kapasitas.

Pengaeipan' kulit cangkang

mete

Pemanasan mete di atas waJan scng

sambi I mengupas kulit ari

Penjemuran mete

Kapasitas mengacip satu keluarga yang terdiri dari 4 orang dalam 3 hari adalah

SOkg mete gelondongan. Jadi untuk salu bulan bisa mcngacip sampai 400 kg mete

gclondongan. Terbatasnya jumlah mete gelondongan yang c1apat dikacip dikarcnakan

teknologi alat pengacip yang masih sederhana dan kerumitan melakukan pengacipan

sambi I menjaga agar mete tidak pecah.

3. Perscdiaan

Karcna tanaman mete adalah tanaman mUSll11an, maka petani biasanya akan

menyimpan mete gelondongannya yang sudah eli jemur ke dalam loteng. Para petani

yang juga mcrupakan pcngkacip kCl1ludian l11cmbeli metc gclondongan dari berbagai

dacrah sckitar untuk dikacip. Hila rnusilll mcte suclah bcrakhir, Jl1crcka buru

l1lcngeluarkan mete gelondongannya llntuk diolah clan clijual.

4,Tcnaga kClja

Tenaga kClja yang membantu pctani adalah anggola kcluarga sendiri. Unluk

l1lelakukan pengacipan biasanya clilakukan oleh percl1lpuan clan anak-anak. Untuk

l1lelakukan mengacipan yang diperlukan hanyalah ketral1lpilan mcngacip saja dan hal ini

sudah dikl!asai dengan baik oleh pcnduduk sctcrnpat.

5. Kllalitas

Kualitas mete yang dihasilkan oleh Buton termasuk mete organik yang memiliki kualitas

A yaill! ]lutih; bcrsih, utuh dan organik.

Aspck Sumbcr daya manllsill

Kualifikasi sumber daya manusia yng dibutuhkan untuk menanam dan mcngelola

metc seeara spesifik adaJah ketrampilan mcngacip. Dalam hal tCl'scbut pctani yang

61

Page 63: Disusun oleh: Theresia Gunawan

sekaligus adalah pengkacip sudah memiliki dasar untllk mengaclp. Hanya l11asyarakat

l11asih hU'ang berusaha untuk memberi nilai tambah llntuk mete dengan l11elakukan

perubahan bentllk mete atau memolon!l- jalur distribusinya. Pendidikan sebagian besar

pelani masih rendah. eara pandang dan berpikir para pel ani masih sangat sederhana dan

tidak jauh kedepan, sepelii tidak adanya budaya menabllng llntuk peningkatan prodllksi

dil11asa yang akan datang.

Meski demikian para petani terse but mempllnyai keinginan mendapatkan

inforl11asi lebih tentang pasar dan pengelahuan llntuk pemanfaatan serla proses

pcngolahan bagian-bagian tanaman jambu mele lainnya seperti buah semu jambu mete

dan lain-lain. Mereka berharap memperoleh tambahan penghasilan dengan

memanfaatkan bagian-bagian dari tanaman jambu mete lainnya karena penghasilan yang

mereka peroleh dari mengkacip lidak mencukupi kcbuluhan hidup keluarga mereka.

Bahkan mereka sering mcnghutang untuk memenuhi kebutuhan tcrscbut.

Aspck Kcuallgan

Keuangan l11crupakan salah satu aspck yang paling dalam bisnis. Dcngan

l11cngc!ahui hasil dari bisnis sclama ini dapal dipcrolch informasi kclayakan bisnis clari

us aha pctani. Kami mencoba mengambarkan keuangan sederhana dari petani melalui

pcmasllkan, pcngeluaran dan biaya hid lip sehari-hari petani

Investasi awnl

r-----··-··-··--·-·~-------- --- - ~---- -- --- 1 - -- --. ,--- -- - -- ~- - -----~

i~ __ ~!_~I .. ~~,.~.~~~ __ ~~~hCli pCrlcngl{3_~_ V_~~um_c -- r""~ - -1""" ''',,"'' ,,,","', alat kacip Rp 50.000

... ~.--~~-~-------,-- ------~--- - ~~- - ----~ - ~ Invcstasi Awal Rp 50.000

--- - - - ------

Aliran Kas Opcrasional Pcngkacip

62

Page 64: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Aliran Kas Operasional Pengkacip ini adalah per minggu dan diasumsikan bahwa pcngkacip mcmiJiki modal awal

lllltuk membeli mete gelondong. Alat kacip dapat digullakan selama bertahun~tahlln

Pengeluaran untuk biaya hidup per-bulan

)eskripsi pengeluaran Jumlah

B . iaya Listrikl bulan Rp 20.000 -... ~., ... ----

rransportasi sekolah dan jajan anak Rp 100,000 ,---_ .... ...... ,-~---A ir Bersih Rp 3,000

, _ ... - ----.. ~,-~ .. ~,,---.---kan dan Bumbu dapur Rp 150.000

... _,,---_._--_._._._- ,,~-----.---

B eras/ bulan Rp 185.000 -~ ... ----------

iaya lain-lain Rp 100.000 ------- -~ .. ---

lotal Rp 558.000 ----_. --

Aliran Kas Keuangan per KK yang mcmpunyai modal untul\. membeIi mete gelondongan

Setiap KK mampu menyelesaikan 100 Kg kacang mete gelondong dalam waktu seminggu

r:g::;,-.",-"",ci",,"'~~;;' '"';'~~":;;~fI:~"""; ~-g.-~!-.-~~-~~~l-~~---._-_ -_-_-__ -,_---~ .. ,,-~--~.--- --... -----.-,-__ -,-_~-._ ~~.==~Il=-=_~~-:~~·

Pembelian mete gelondong ,100 Rp 8,000 Rp 3,200,000

~~-_ ... ~ =~~---=----_-_=_~_r-~_-=~=~-_~_ --~===-j.=:-=='_ Prolit Rp 800.000

.~-... ~.--- ~---.--~ ... ----.... ----"''' .. -----

Kcnangan keluarga perhulan

Saving Rp 2,12,000 ,, ___ ~ .. ",, __ ._,_,. __ ., ___ , __ .. , .. " .... ~ _ ,J __ .... _,_. _______ ,. ______ ~_,, __ _ Jadi sebenarnya dengan pellghasilan mcngkacip sebesar itu, para pcngkacip dapat mcmenuhi

kebutuhan hidup keluarganya dan bahkan mereka oapat menabullg sisanya.

63

Page 65: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Bila petani hanya seorang pengacip upahan tanpa memiliki mete gclondongan scndiri

Aliran Kas Kcuangan per KK

Setiap KK mampul11enyelesaikan 100 Kg kacari,g mete gelondong dalam waktu seminggu ~-"""'~~~~~-'~~-'7:--;;-

Pemasulum Hasil kacip J-targa/ Unit TOTAL

kacang mete yang dikacip 1 bulan 100 Rp 3.000 Rp 300.000 +~~----'-'-r------~I--- -----I

Pengeluaran

o ----·I--·-~~-I-=-~----I Rp Rp

----I------.. --... --~.--+---

l Profit_-' _-_-.-__ -.-._-.. -.... -_-.. ~~~~~~~~~~_.-_-_._-.. _ .... _ .... _-.-... -.... -.... -...... - . ____ ._ .... _..L....Rp 300.000._

Keuangan keluarga perhulan

Saving Rp (258.000)

Jadi bila tidak memiJiki modalmcle gelondongan, upah pcngacip tidak l'ncncukupi untuk

kebuluhan hidup kcluarga. Kccuali lIsaha pcngacipan ini hanya mcrupakan l1saha t.ambahan.

Jadi upah pcngacipan saja tidak cukup UI1tllk biaya hidup schari-hari.

64

Page 66: Disusun oleh: Theresia Gunawan

ANALISIS ASPEK BISNIS PETANI RUMPlJT LAUT

Rumpullaut adalah salah salu dari hasil laut yang semakin banyak dibudidayakan

karena permintaan terhadap komoditi in; semakin banyak. Permintaan luar negeri sendiri

untuk rumput laut kering lebih kurang 15.000.000 ton pertahun. Jenis rumput laut yang

banyak dibudidayakan adalah Euehcmesp dan Glaciraria. Rumput laut dapat digunakan

sebagai bahan untuk industri rnakanan scperli agar-agar, jelly food, bahan baku

kosmetika, farmasi, tekstil, kcrtas keramik, fotografi, dan insektisida ( lV\\,:w~bLRQJ(D.

Karena pennintaan terhadap komoditi ini tinggi, modalnya tidak mahal, biaya perawatan

juga relatif murah maka komoditi ini menjadi salah satu andalan hasil bumi di kabupaten

Buton.

Dari beberapa daerah yang dikunjungi seperli Desa Rahiya, Desa Makassar clan

Masiri, sebagian besar masyarakatnya adalah pctani rumput lau!. Adapun beberapa aspek

yang kami amati dari kchidupan para petani tersebut sebagai salah satu pelaku bisnis,

dalam bidang agraris adalah scbagai bcrikut:

Aspek Pemasaran

,Jalur distribusi

Masyarakat petani rumput laut pad a umum menjual rumput lautnya kepada

pengumpul kecil tcrdekat. Hal ini clikarcnakan jauhnya tcmpat pus at pcrdagangan

rum put laut, mahalnya biaya tranportasi dan tcrbatasnya j uInlah tranporlasi bagi pctani

untuk memasarkan sendiri rumput lautnya kepada pengurnplli besar di Ball-Bau mallpun

mengirimkan langsung rumpllt laut keluar pulau seperti Surabaya, Bandung dan Jakarta.

65

Page 67: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Petani Pengumpul

Rumput laut ----. kecil

GambaI' Jalnr distribusi

Barga

r-----------~~I-------' .-------1:.·1 eksportir

Pengumpul besar di -. Bau-bau

Pengumpul besar di luar pulau

1 __ . '--Pa-bri-k -----,

pengolah an

Karena hambatan to·sebut pctani dengan segala kctcrlxnasannya mau tidak mau

l11cnjual rul11pul lautnya kcpada para pengumpul dic1acrah tcrscbul. Barga rL1l11put !aut

c1itentukan hanya berdasarkan pada informasi harga pasar yang c1iberikan oleh

pengul11pul . Jadi pada aspek pemasaran ini, pctani tidak mempunyai bargaining power

karen a petani tidak mcmiliki informasi bcrapa harga pasar rumput laul yang sebcnarnya.

Produk

Kualitas rumput laut yang ditawarkan oleh para pctani ini belum terlalu bagus

(grade C). Para pengumpul tidak l11elakukan pCl11bedaan harga pada kllalitas rum put laut

yang dilawarkan o1ch pClani schingga pClani tidak lcrpacu unlllk mcningkatkan kualilas

rllmpul !aulnya. Akibalnya, harga rul11put laul dari Bulon Icbih rcndah dibanc1ing dari

daerah Bitung. Standar produk yang ditentukan oleh ekspor ac1alah rul11put laut yang

l11el11iliki kekeringan 30%. RUl11put laut dianggap bersih jika kadar garamnya lebih kecil

dari 0,5 -I %, dan rumpul lalll lcrseblll bcrsih dari lUJ11l1t, pasir clan batu.

66

Page 68: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Promosi

Aspek pemasaran lainnya yang juga cukup lemah dari petani adalah tidak adanya

pihak yang mempromosikan rumput laut clacrah terse but sehingga iarang pcngusaha , .

datang ke Buton untuk l11cnjalin kCljasama dcngan kcJol11pok petani,

Aspck Sumbcr Daya Manusia

Spesifikasi kualifikasi sumber daya l11anusia untuk budidaya l'Ul11put Jaut yang

dibutuhkan adalah ketral11piJan dan kemal11puan l11emilih bibit, memilih lokasi budidaya,

membuat rakit, merawat rumput Jaut dan mcngcloJa pasca panen rumput lau!. Pctani

tclah mel11iliki dasar untuk membudidayakan rumput laut, namun pcngetahuan mengcnai

pasea panen dan kualitas l'Umput laut masih perlu ditingkatkan, Pctani tidak mCl11isahkan

hasil panen yang baik dengan yang rusak karena pengul11pul menerima sel11ua hasil

panen mercka tanpa pcrbedaan harga,

Pendidikan sebagian besar petani masih rendah, Cara pandang dan bcrpikir

mereka sangat sederhana dan tidak jauh ke depan, seperti tidak adanya budaya

l11enabung untuk peningkatan produksi dimasa yang akan datang.

Aspck Kcuangan

DaJam aspek keuangan secant umUlll digambarkan dcngan kondisi keuangan desa

Masiri:

InvcstHsi Awal 1 Unit Rakit

. ---------._--- ._-_ .. _----_.- .. .._-------_. Biaya fllcmbcli perlcnglwpan Volume Unit Harga Satuan Jumlah

Bambu dan tali Rp

Bibil 4 Rp 25 Mil Rp

------_ ... - ..

500.000

100.000

. ---- -_·_------_··_-_·_··_·_--_·---_············1- ---------1 Rp 600.000 lnv('st;.1si Awa!

------.. ---.---.--------.... -----.... ------.. -.. --~-.--------'---.. - .. -.. -.--.-.. --.. -.!'.--.------c_-.:....j

67

Page 69: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Alinm Kas Operasional Petanil Raldt

c;P-:c_n7:1a-:s:-ll_k_a_Il_c--::--::--:---: ____ + v_o!~_m_c ~-~-:-_~~~_--__ r--c;u;-·-~--i=t =====--'-H-a-l-'g-a-s-' a~t--ll-a-n~-r,ll! m la 1;-----1 Hasil Rata-rata! rakit (kering) 70 Kg Rp 3.S00 Rp 266.000 I

----------- ------- !

Pcngcluaran f-::-__;-:----:-~--~~~----·---~I--------·~---+----~-­

Pengikatan bib it Rp 50_000 Rp ._--------'

Aliran Kas Operasional Rp 216.000 '-:;:--..,.--- ------~-~- -;-~;_'_c;_--··---cc-__;:-".--~~~--------..;~-;___--

Pcngeluaran untuk opcrasionai relatifkccil karcna rakit 1113S1h dapat dlgunakan untukJangka waktu yang lama,

dan bibit dapat diblldidayakan dari rumput laut yang sudah ada

Pengeluarall untuk biaya hidup pcrbulan

~-Deskripsi pengeluaran Jumlah -

Biaya Listrik! bulan Rp 20.000 -_ .. " .. _-, .... .-~- ----- ----------.... ~-..... Transportasi sckolah dan jajan anak Rp 100.000 ----_ .. .. _- .... _.-Air Bcrsih Rp 3.000

-.-.-." .... ~'""- ... _-r--~~-~-----lkan dan Bumbu dapur Rp 150.000

--.---.. --~--.- - .. ~~- ----_ .. _--. __ ... _-_._._ .. Beras/ bulaIl Rp 185.000

_ .. _-'--" Biaya JajJ1~lajn Rp 100.000

Total HI' 558.000 ..•.. ,- .. --.".-.-,,~,,~ ._.- - - ----------_ .. -

Aliran Kas KCllangan per KK awal usaha rata-rata mcmiliki 3 raldt.

I'cmasukan Facia

Pcngclual'an ~-.---~.-.~------

Pcngikatan bibit untuk 3 rakit Rp 50.000 Rp 150.000 Rp 150.000 ~----'--~~----~--~~

Kcuntungan I\otOI" .......... ~-~~~~ ~.~-.. ~~-- ---~-----I

Rp 64S.000 Rp MS.OOO

r:---:~--~'~~"-C-;-::---CCc---T­Invcstasi awalulltuk 3 rakit

~-----.- ---~--.~.---

Rp 600.000 Rp 1.800.000 Rp

Profit .. ---~-~ .. -- -------c-~=~~~

~~LI{P (1.152.000) Rp 648.000. .... -~---.. ~-.~----~-~; ---~~--.-.. ~--~....,-- ~

Jika pembudidaya hanya mcmiliki 3 rakit maka break even point 1I1vestasi adalah 1 tahun

Sctelah usaha tdah bcrkcmbang, pada uIHuIlluya pctani akan memiliki 5 raldt

68

Page 70: Disusun oleh: Theresia Gunawan

-----------~--.~-----.--.---- -.---5 rakit u

Proyeksi keuangan j ika: panen ke- J pan en ke- 2 panen ke- 3 panen ke- 4

Pemasukan

Rumput laut kering Rp 1330.000 - -.-.--.-.-~---.-.~ --.--~~ _ ___;;cc;_;c--

Rp 1.330.000 Rp 1.330.000 ~-~ - --~7C=:;~'----

Rp 1.330.000

i--;;Pc-e'-'g-e71'-'a-r-a-n----------+-------+------t--------- -~+~----------------1

Pengikatan bibit Rp 250.000 Rp 250.000 ~.-------~--~--~-- .-~--~-~----+---~---~-+--------+----------j

.--------.--------------.. - --~-~l_-~.------------------ -;c--------;--=·=4---;;-----;~;;_;o;;;_;:_~r___;,-_____;_=__;;;;;;____1 Keuntungan kotor Rp 1.080.000 Rp 1.080.000 Rp 1.080.000 Rp 1.080.000 r-------------------t-------+--~--+_--- -------~--

-""-- ----, -~.~ .. -.. -.~.-~.~ .. --Investasi tambahan Rp 1.200.000 Rp Rp Rp

Setelah usaha telah berkembang, pada umumnya petani akan memiJiki lehih dari 8 rakit

pan en keN I

-------------------~---r;;-8 -ra--;-kc-:i(-lI------,----~-

Proyeksi keuangan jika: l~--~----~--~----

panen ke- 4 . pancn ke- 2 panen kc- 3 }--c;:-------;----~--- ------.-- .-----------~---------.,-_c;:.--~___;';~;:_;:-;~:c.----+,,::_--;;:_-;.=_;:-;;"C:::-----I-c_

Pcmaslikan Rp 2. 1 28.ClClO Rp 2.l28.ClOD Rp 2.128.000 Rp 2.128.000

;~-----~--.- ·--------~·-·--------+-----------I--------------~I-----~-----Pcngcluaran

Pcngikatan bib it . --------.---.... -:;;:-~--:---

Rp 100.000 .-----~----------~I_------__1---------+--.. -------------------

r-:-:--,----c;-;c:----.-------.----.- .----- ·--~---·=;;:_-I___;:;____:__=~;;:_,___________j ~-:-; Kelilltuugan ko(or Rp 1.728.000 Rp 1.728.000 R1' 1.728.000 Rp 1.728.000

1------.-----------

Invcstasi tambahan Rp 1.800.000 ---------]=---- -.-----.-I-------------~

~----------~~-- ---_._-_._--- -----.--.--.•. - ------.-.--- ----._----._------

-PrOiiT-- --._._ ~_. ____ . ___ .1_I_{p ___ (_72 __ ._0.0_0_)__ _l~p:~!:'72EOOO- --I·RPi:7i8.0~~_ll~) __ ~i8:000-

69

Page 71: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Keuangan keluarga pertahun

--~~----- --- -- -----.~-~-----~----c_-.-_;_c__---.---....... -Jumlah Rakit 3 rakit per tahun 5 J'akit pcrtahull 8 raldt pertahull

Pemasukan keluarga I tahun Rp 2.592.000 Rp 4.320.000 Rp 6.912.000

S~lVing Rp(2576.000) Rp 216.000

Jadi bila petani ingin hidup dengan hanya mengandalkan budidaya rurnput laut saja maka

petani tersebut hams mempunyai minimal 8 rakit.

Aspek Produksi

I. Proses

Kcgintan disini mencakup peralatan dan tcknologi, ants proses dari pcralatan clan

seluruh aspck fisiko Untuk peraiatan clan teknologi I11cmbucliclayakan rum put latH

ticlak terlalu mahal dan rumit karena modal yang c1ibutuhkan hanya bibit, rakit yang

terbuat dari bambu dan taii. Untuk pemrosesan rLlll1jlut iaut juga tidak mcmbutuhkan

jlcrawatan yang sulit karena masalah yang cJibadapi dalam perawatan rumpnt lant

hanyalah ais-ais dan IUl11ul. Ais-ais dapat dibcrsihkan dcngan cara di potong dan di

buang ke pantai. Sedangkan IUl11ut dapat dibersihkan dcngan cara mcncabut iumut

atau sambi I membudidayakan ikan bolu maupun ikan band eng yang akun memakan

lumul tcrsebut. Masa pancn rum]Jut laut juga tidaklah lama, banya sekitar 40-45 hari

Untuk proses pasca panen Juga tidaklah rumit, karena penanganannya hanya

menJemur rumput laut tersebut dengan memannlatkan sinar matahari. Proses

produksi rumput laut digambarkan scbagai berikut:

70

Page 72: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Pemilihan dan pengikatan

bibit

2. Kapasitas.

Perawatan rLuilput laut

Pemanenan rUl11plll lau(

Pengeringan rumpUI laul

Kapasitas produksi pelani yang Il1cmiliki 8 rakit akan menghasilkan 560 kg

rumput laut kering untuk sekali pan en. Selama ini sebagian petani belum tahu cara

mengatasi IUll1ut yang sangat cepat pertumbuhannya, schingga pad a saat selesai

mcmbersihkan satu rakit, rakit yang lain sudah penuh dengan lumut. Petani

l11cnghadapi perl11asalahan pel11bersihan rakit dari lumut karen a kekurangan tcnaga

kelja. Nal11un petani tidak bersedia menyelesaikan pcrmasalahan ini dengan

melakukan pcrekrutan tenaga kelja lain karena tcnnga kelja tcrsebut bisa menjadi

pcsaing potcnsial dalal11 budidaya ntmput laulnya.

Tcrkait dcngan pcrmintaan rumpul laut, jika 1 dcsa bcrpcnduduk 80 KK clan

masing-masing mcmiliki 8 rakit maka, sekali panen maIm akan terkumpul 44800 kg

atau 45 ton rumput laut.

3. Perscdiaan pembibitan

Proses produksi awal bahan baku adalah pcmbibitan yang dilakukan dcngan

mcmotong rumput laut untuk dijadikan bibit yang ban!. Setelah pembelian bibit

perlama biasanya petani tidak mcmbeli bib it lagi untuk budidaya bulan-bulan

bcrikutnya kccuali musi1l1 barat bcnar-benar 1l1cnghanyutkan SCl11ua rUnIpu! lall! yang

ada.

4. Tenaga kerj a

Petani biasanya mengerjakan semua aktivitas budidaya rumput lautnya sendiri

dari mul~i pcmbibitan hingga 1l1asa pancn. Tenaga kuja yang digunakan untuk

mcmbantu budidaya l11crcka adalal1 para anggota kC)lIarga scperti ibu dan sanak

saudaranya. Para petani me1l1iliki kekhawatiran 1l1crekrut tenaga kelja eli Illar

keluarga akan berpotensi 1l1eni1l1bulkan pesaing rumput laut ban!.

71

Page 73: Disusun oleh: Theresia Gunawan

5. Mutul Kualitas

Kualitas rumput laut yang ditawarkan oleh petani masih rendah karena petani

biasanya ingin segera mcnikmati hasil pancn rumput laut scbclum waktunya. Yailu

mCll1anen rumput laut scbelum 40 hari. Akibatnya, rum put laut tidak cukup gcmuk dan

karagenannya ll1enjadi sedikit. Aspek lain yang mempengaruhi mutu rumput laut

adalah pengeringannya yang tidak mcmenuhi standar. Kadar air yang memenuhi

standar adalah 30%. Jika rumput laut semakin kering ll1aka bobot berat rumput laut

akan berkurang, karena itu pctani tidak maksimal dalam mCl1capai standar kckeringan

tcrscbut.

Dalam melakukan penjemuran, petani seringkali mCl1jcmur rumput laut

diatas pasir. Akibatnya, rumput laut menjadi kotor karena tercampur dengan batu dan

pasir. Namun banyak pcngumpul yang mall mcncrima rumput lant tcrscbut tanpa

mcngurangi harganya sehingga pctani tidak berusaha lagi untuk mcningkatkan kualitas

produknya.

Analisis SWOT untuk Petani/Pengacip Mete di Buton

Dari hasil analisis tcrsebul eli alas, diperoleh analisis SWOT scbagai bcrikut:

Kekuatan:

Topografi tanah di daerah Buton sangat mendukung untuk tanaman mete karena

pcrmukaan tanah yang berbukit dan berbatu.

Luas lahan yang mcmpunyai lopografi bcrbukit-bukit sangat potcllsial untuk

pengembangan budidaya mete.

Kualitas mete yang dihasilkan daerah Buton adalah grade A.

Kctrampilan I11cngkacip yang climiliki oleh ibu-ibu yang sckaligus juga adalah

pctani

Pet ani mendapatkan pendampingan duri JPKP Buton untuk bidang keuangan,

pengorganisasian.

72

Page 74: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Kelemahan:

Petani belum mempunyai bargaining power untuk negosiasi harga

Petani tidak mampu memotongj!llur distribusi yang panjang.

Lokasi budidaya mete yang jauh dari pusat perdagangan mete mengakibatkan

mahalnya ongkos pengiriman barang sehingga akses petani kepasar menjadi

lemah.

Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha karena hasil produksi sebagian

besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Karena kebutuhan hidup sehari-hari yang mendesak para pengkaeip

membutuhkan uang cash secepatnya akibatnya pengacip tidak mau menjual mete

bersama-sama dengan kelompoknya seeara lang sung ke pengumpu] besar.

Pendidikan, pola pikir dan motivasi entrepreneurship masih Icmah.

Kurangnya informasi mengenai harga pasar karena keterbatasan media.

Kurangnya promosi melalui labeling, pameran-pameran, dan website

Kurangnya ketrampilan pengolahan dan pemanfaatan bagian-bagian lain dari

jambu mete seperti kulit dan buahnya.

Keterbatasan kemampuan masyarakat untuk memberikan nilai lambah pacla

prod uk kacang mete.

Kapasilas dari alat pengaeipan yang digunakan selama ini sangat sedikit ( 100 kg/

scminggu) sedangkan alat kacip mekanis mampu mengaeip 300 kg / jam dengan

hasil metc utuh 80 %.

Peluang:

Permintaan mete secm'a nasional dan internasional yang tinggi.

Dengan diversiGkasi prod uk kacang mcte, akan mcningkatkan pcnghasilan

masyrakat.

Pemanfaatan bagian-bagian lain dari tanaman mete

Dana bergulir dari Oxfam yang dikelola oleh masyarakat sendiri !>eeara bersama­

sama untuk kcmajuan bersama.

Rencana pemcrinlah untuk mcngcmbangkan alat dan mcsin untuk l11cmbual

minyal laka atau eNSL kasar skala kelompok tani at au l'Ul11ah tangga dari

cangkang mete eli Sulawesi Tenggara.

Ancal11an:

Mete ha,nya panen pada musim yang terlentu

73

Page 75: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Pihak luar yang ingin mengacaukan sistem perdagangan mete, seperti kasus di

Makassar : India masuk ke Makassar dengan membeli mete dengan harga yang

lebih mahal dibanding pcngun,lpul sctempat. Akibatnya petani mcmberikan

semua metenya kepada India sehingga para pengumpul daerah setempat mcnjadi

bangkrut dan berpindah menjadi mengumpul vanili. Setelah pengumpul daerah

bangkrut, India hanya bersedia membeli mete Makassar dibawah harga pasar.

Limbah kulit mete yang belum dapat diolah mengakibatkan polusi lingkungan.

Kenaikan BBM mengurangi konsumsi masyarakal terhadap mele karena kacang

mete lcrmasuk kaeang yang mahal harganya.

Kecenderllngan para petani mete yang mcnjual biji· mete dalam bentuk

gelondongan

Analisis SWOT untuk Pctani Rumput Laut di Buton

Kekuatan:

Buton adalah daerah pesisir yang mcmpunyai lahan yang scsuai UJltllk budidaya

rumput lallt karena lautnya berm·us kuat.

Pctani mcndapatkan pcndampingan dan fasilitas dari .JPKP Buton dalam bentuk

pelatihan keuangan, pengorganisasian dan perlemuan tahunan anhn petani untuk

membahas pcrmasalahan budidaya rul11pul lau!.

Modal yang dibutuhkan untuk l11cl11ulai budiclaya rUJ11jlut laut rclatif kecil.

Perawatan yang dibutuhkan untuk buclidaya rumput lau! seclerhana dan murah.

Penanganan pasca pancn tidak rumi! karena hanya membutuhkan penjemlltan

s~Ja.

Masa pancn rlll11put laut relatif cepat ( berkisar 40- 45 hari).

Kelemahan:

Pet ani nU11put laut belum l11cI11punyai bargaining power untuk ncgosiasi harga.

Petani rumput laut belum l11al11pu I11cmo(ong jalur distribusi yang panjang.

Keterbatasan modal yang dimiliki pet ani ulltuk 111cngembangkall usahanya.

Kebutuhan hidup sehari-hari yang mendesak mcngakibatkan petani

mCl11bu(uhkan uang cash secepatnya akibalnya para petani mcmanen rUl11put laul

74

Page 76: Disusun oleh: Theresia Gunawan

sebelum waktunya dan tidak berusaha bersarna-sama kelompoknya untuk

memasarkan rumput laut langsung ke pengumpul besar.

Kurang tcrscdianya sarana dan:prasarana scpcrti transportasi, komunikasi dan

lain scbaginya sehingga para petani sulit untuk mcngakses pasar dan mcncari

inf(JrInasi harga pasar.

Kurangnya promosi yang dilakukan pemerintah ke luar daerah baik dalam bentuk

pameran maupun website.

Kurangnya pengetahuan dan informasi untuk budidaya dan pcnanganan pasca

pancn rul11put laut yang baik

Pendidikan, pala pikir dan motivasi entrepreneurship masih lemah.

Kurangnya ketrampilan dalal11 memberikan nilai tam bah pada rul11put

misalnya dialah l11cnjadi makanan dan l11inul11an.

Pcluang:

Permintaan mete secm·a nasional dan internasianal yang tinggi.

Harga rul11put laut cenderung l11engalami peningkatan tiap tahun.

Lahan potcnsial yang belum dikCljakan masih luas.

Dana bcrgulir dari Oxfal11 yang dikclola l11asyarakat sencliri untuk kcscjahtcraan

bersama

Prioritas pemerintah untuk memberikan skim kreclit kcpada pctani rumput lau!.

Ancaman:

Harga yang dipengaruhi oleh harga rumput laut internasional (terutama

dipengaruhi oleh hasil panen rumput laut di Philipina)

Musim panen rumput laut yang tcrtcntu schingga pctani rull1put laut hanya bisa

pancn sctahun 4 kali.

Penyakit pad a rU111put laut ak,U1111engurangi hasil panen.

Potensi konflik lahan clcngan pemilik kapal yang melintas di wilayah buclidaya.

Hila pctani yang tidak mcmiliki ijin usaha maka pada saat scngkcta lahan tcrjacli,

pctani yang ll1cmpunyai ijin nsahalah yang dianggap legal dan sah mcmiliki

lahall.

RUll1put laut clari lnar daerah Hulon seperti l'vlakassar, Bitung, Nusa Tenggara

Timur mcmpunyai kualilas rumput laut yang Icbih baik.

75

Page 77: Disusun oleh: Theresia Gunawan

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PETANI METE DAN RUMPUT LAUT

Dari hasil pemetaan kekuatqn, kelemahan, peluang dan acaman kami

menganalisis bahwa pcnanganan yang scbaiknya dilakukan untuk mcmbantu

penyelesaian masalah petani rumput laut dan petani/pengacip mete adalah sebagai

berikut:

Pengembangan Potensi Sumber Daya Manusia

Scbagian bcsar masyarakat petani mete dan rumput laut hanya lulusan SD dan

bahkan beberapa tidak pernah mengeeap bangku sekolah sehingga sebagian besar

masyarakat pet ani pola pikirnya masih sangat sederhana. Dari hasil wawancara dengan

petani mete dan rulllput laut, lllereka belum lllcmiliki kemampuan tcknik budidaya yang

benar, kClllampuan untuk mengatur kcuangan usaha mercka, bclum mcmiliki kcbcranian

dan motivasi untuk memotong rantai pelllasaran yang panjang. Bisnis kOllloditas yang

mereka hasilkan selama ini masih belum dapat mereka kembangkan seem'a maksimal.

Oleh karcna itu masyarakat pctani mctc dan nlmput laut perlu lllcndapatkan bimbingan

dan pclatihan dalam bidang sumbcr daya manusia l11isalnya motivasi, pcningkatan

ketrampilan, pola pikir; keuangan misalnya mengatur keuangun dan pelllbuatan laporan

keuangan usaha; produksi misalnya penanganan pasca pan en, pcmilihan bibit, pcnentuan

jarak tanam, tcknik pClllbudidayaan yang benar, kontrol kualilas; pcmasaran misalnya

pcngcmasan, promosi. Adapun tujuan rckomcndasi lcrscbut adalah unluk mcngatasi

kelcmahan petani rumfJut laut dan petani/pengkacip mete dalam pendidikan, pola pikir

dan motivasi entrepreneurship yang masih lcmah.

Pengcmbangan Usaha

Selama ini petani hanya menjual rumput laut dalam keadaaan sudah dijemur saja,

sedangkan petani mete hanya menjual mete kupas mentah yang masih belum dikemas

baik, dan bahkan masih banyak pctani menjual mete banya clalmn bcntuk gelondongan

saja. Hal ini I11cngakibatkan daya tawar harga komditas terse but mcnjadi rendah karcna

nilai tamballnya kecil. Untuk itu diperlllkan pelatihan inovasi produk, yaitu llpaya-upaya

mcningkatkan nilai tambah mele dan rumput laut sepetti mele goreng, mcte panggang,

tingting mctc, clan manisan rumput laut.

Upaya lain dalam pcngoptimalan budidaya jambu mete adalah mcmberikan

pelatihan pemanfaatan bagian-bagian tanaman mete yang lain seperti kulit biji mete,

76

Page 78: Disusun oleh: Theresia Gunawan

buah semu karen a petani rumput laut dan petani/pengkacip mete belllm mengetahui

informasi dan memiliki ketrampilan memanfaatkan bagian-bagian tanaman mete yang

lain,

Mcmberikan pc1atihan kcpada para pctani rumput laut bagaimana cara

mel11budidaya rUl11put laut dengan l11enciptakan sinergi dengan budidaya ikan dalal11

kcral11ba, bagail11ana l11el11blldidayakan rul11put laut sepanjang musil11, l11isalnya dengan

budidaya rul11put laut dalal11 keranjang sebagai alternatif cara l11engatasi kelel11ahan para

petani rumput laut yang sangat bcrgantung pada musim

Untuk mcmbantu mcwujudkan pcningkatan kapasitas dan kescjahtcrahan para

petani mete dan rllmpur laut, sangat dibutuhkan penman pendamping dari JPKP dan

Oxfam OB untuk:

Pembentukan Lembaga Pemasaran yang Profesionai

Dengan memperiil11bangkan berbagai kelemahan dari kondisi petani mete dan

rumput laut dibawah ini:

Petani l11cmbutuhkan uang cash sccapatnya sctelah pancn

Petani tidak mampu mcngakscs informasi harga pasar

Petani tidak mampu mcmotong rantai distribusi

Pctani rumput laut belum l11empunyai bargaining power untuk negosiasi harga

Kurangnya pJ'Omosi yang dilakukan pemcrintah kc lnar cIacrah baik dalal11 bentuk

pameran maupun website,

Pendampingan JPKP selama ini belul11 mampu meningkatkan bargaining power

petani dalam pasar.

OIch berbagai keIcmahan tcrscbut diatas, perlu dibcntuk scbuah lcmbaga

pemasaran yang berada dibawah JPKP Buton yang dikelola secara profesional dengan

merekrut orang-orang yang profesionaI dalam bidang pemasaran untuk mcmbantu para

petani rul11put laut dan pengacip dalam meningkatkan bargaining power petani tcrsebut.

Lcmbaga pcmasaran ini adalah Icl11baga profit centre yang bcrada eli bawah JPKP

Buton :- Oxfiml OB, Lembaga ini harus mCl11iliki modal yang memadai untuk

I11cl11beli kOl11oditi dari petani dan pengkacip (sebagai cksekutor), dan menjualnya

pacla pcngumpul besar/eksportir/perusahaan, Lcmbaga ini I11cmiJiki misi mcmbantu

mcningkatkan kescjahteraan masyarakat tcrulama pclani elan pengacip dcngan

dilandaskan pada nilai-nilai sosial dan transparansi, N,)l11un untuk mengikat

77

Page 79: Disusun oleh: Theresia Gunawan

komitmcn petani dan pengkacip agar mercka bersedia memasok hasil produksi

l11ereka pad a lembaga ini maka petani dan pengkacip diberikan kesempatan untuk

I11cl11iliki sahal11 dari lembaga ini.

Moclel hubungan yang kami tawarkml dapat clilihat dalam skema berikut:

Petani/ Pengaeip

Mm'kclting Division

JPKP-OXF AM GB

Pengul11pul besar antar

pulau, eksportir,

nabrik ..

Dengan model jalur pcmasaran tersebut, posisi clivisi pel11asaran aclalah scbagai

pengumpul keci!. Divisi pemasaran ini harus mCl11iliki kemal11puan un!uk menjual

kOl11oclitas tersebut kepacla pengul11pul besar antar pulau, ekspOliir, pabrik clan

babkan mampu membangun link pemasaran untuk ekspOli.

Pertimbangan keunlungan yang cliperoleh clari moclcllersebut adalah :

Model terse but clapa! ll1cmbantu l11enjawab kclcmahan para pelani yang

membutuhkan uang cash seeepatnya setelah pancn, petani yang tidak mampu

l11engakses informasi harga pasar, PCWI1l tidak mampu memotong rantai

distribusi, clan petani yang bclum mcmpunyai bargaining power untuk negosiasi

harga.

Profit dari jalur pcmasaran yang clipotong dapat mcnjadi keuntungan bagi petani

dan Divisi Marketing. Selain petani mendapatkan harga juaJ yang Jayak, petani

clan Divisi Marketing sebagai pemegang saham dapat menikmati laba hasil

pcnjualan komocliti Divisi markcting.

Pilihan untuk menggantikan pcngumpul clesa adalah peran yang mcmungkin bagi

Divisi Marketing mengingat Divisi Marketing adalah bentukan dari JPKP yang

memiJiki kedekatan dan pendampingan pada para petani dan pengkacip.

Kcinginan clan permintaan pasar seeal'a Jangsung dapat disampaikan olch Divisi

Marketing pacla para petani dan pengkacip.

Selain mcndirikan Divisi Marketing, .JPKP sebagai pendamping petani mete dan

rumput laut juga perlu yang mcnillgkatkan kapasitasnya scbagai pcndamping sebab

78

Page 80: Disusun oleh: Theresia Gunawan

petani mete dan rum put laut masih memerlukan binaan dalam mengembangkan

usaha komoditasnya. Untuk itu hal yang perlu diperhatikan oleh JPKP adalah:

Peningkatan Kapasitas JPKP Buton sebagai pcndamping

Peningkatan kapasitas JPKP Buton sebagai pendamping petani dan pengkacip,

sebagai pendamping diharapkan JPKP Buton dapat menjadi staf ahli untuk budidaya

kedua komoditi tersebut terutama untuk komoditi rumput laut karena para petani

mcmiliki kekurangan penge!ahuan dan informasi untuk budidaya dan penanganan pasea

pancn rumpu! lau! yang baik.

JPKP juga sebaiknya memiliki kemampuan dalam membantu peningkatan

kapasitas petani dan pengkacip dengan memberikan pelatihan dalam bidang sumber daya

mOlnusia misalnya motivasi, peningkatan ke!rampilan, pola pikir; kcuangan misalnya

I11cngatur kcuangan dan pembuatan laporan keuangan usaha; produksi l11isalnya

penanganan pasca panen, pel11ilihan bibit, penentuan jarak tanam, tcknik pembudidayaan

yang benar, kon!rol kualitas; pemasaran misalnya pengemasan, promosi.

Peningkatan Pengetahu3n dan Implementasi Inovasi Produk

JPKP Huton juga harus I11cngembangkan pcngetahuan dan irnplemcntasi inovasi

prod uk agar dapat mCl11bantu petani rtll11put Iaut dan petani/pcngkacip mete mclakukan

inovasi produk untuk memberi nilai tambah rUll1jJut lau! dan mete. Melakukan pclatihan

pell1anfaatan bagian-bagian tanall1an mete yang lain sepcrti kulit biji mete, buah SCll1U

untuk para petani/pengkacip mete. Melakukan pelatihan budidaya rumpnt laut scpanjang

musim, misalnya dengan budidaya rumput lant dalam keranjang, pada para petani

rU!l1put lau!. Mclakukan adaptasi teknologi pcngacipan untuk ITlcningkatkan kapasitas

pcngacipan.

Advokasi Kcbijakan

JPKP sebagai LSM dan pcndamping yang mclakukan kcbcrpihakan terhadap

petani dan pcngacip yang tcrmarginalkan dapat mendesak pcmcrintah agar mCl11batasi

kuota penjualan mcte gelondongan atau mengeluarkan kebijakan yang melarang

pcnjualan mete dalam bentuk gelondongan kelum dari Sulawesi Tenggara.

JPKP juga sebaiknya 111enclesak pcmcrintah untuk secepatnya mcrcalisasikan

upaya-npaya pcngembangan budidaya jambu mete seper!i yang direncanakan misalnya

79

Page 81: Disusun oleh: Theresia Gunawan

pembangunan pabrik pengolahan kulit jambu mete di Sulawesi Tenggara untuk

mengatasi ancaman limbah kulit mete

Dari berbagai analisis tcrhadap kondisi petani mcte dan rumput laut, pcmcrintah juga

mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

petani dan rumput lau!.

Kebijakan Pemerintah

Untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas mete dan sckaligus mcmbantu

petani dan pengkacip mempcrolch pendapatan yang lebih layak, pcmerintah dapat

mengeluarkan kebijakan yang mengnrangi penjualan mete dalam bentuk gelondongan

yang keluar dari Sulawesi Tcnggara. Mete yang dijual dalam bcntuk gelondongan nilai

tambahnya kecil dan mcnyebabkan perolehan pendapatan petani kcci!.

Jika hal ini belllm cukup memungkinkan dilakllkan maka pemcrintah dapat

mengenakan pajak yang tinggi dan pembatasan kuota penjualan mete gelondongan.

Peraturan yang Icbih kurang sama teIah dikcIuarkan olch pemcrintah dcngan SK Mcntri

Pcrindustrian dan Perdagangan No. 3551 MPPI Kcpl 5/2004 tcntang pcngaturan ckspor

rotan, bahwa rotan asalan atau mentah tidak bolch diekspor sebab nilai tambahnya kecil

sekali. Jika rotan mentah tctap diekpor maka pengusaha mcbel rotan Indonesia akan

kalah bersaing dengan ll1cbel rotan dari China yang sangat l1111mpuni l11Cmbllat barang

dengan harga yang murah, yang notabcnc bahan baku rotannya diimpor dari Indonesia.

Hal yang sama juga lebih kurang terjadi bahwa India adalah pengekspor mete terbesar di

dunia dengan mengimpor bahan baku mete gelondongan dari Indonesia.

Pell1crintah juga wajib mclindungi potcnsi sumbcr daya alamnya dcngan !cbih

mcmpcrhatikan raport, sepak tCljang dan motivasi para pengusaba asing cIatang untuk

membeli komoditas sumber daya alam. I3elajar dari pengalaman di Sulawesi Selatan,

ban yak para petani clan pengusaha mete yang bangkrut karena permainan harga dari

pcngusaha India. Pacla saat perclagangan antara pet ani dan pcngusahan clacrah mete

bCljalan dcngan baik, pcngusaha India datang mcnawarkan harga beli yang Icbih tinggi,

sehingga para petani menjual metenya kcpada pcngusaha India. Akibatnya para

pengusaha daerah tidak dapat bersaing untuk mendapatkan bahan baku mete sehingga

lama-kclamaan pcngusaha mete clacrah mcnjadi bangkrut. Sctclah pengusaha daerah

tidak lagi mcnekuni usaha mete, para pedagang India mcmbanting harga beli mctc di

80

Page 82: Disusun oleh: Theresia Gunawan

Sulawesi Selatan, sehingga harga jual mete di daerah tersebut terpaksa dijual dibawah

harga pasar. (Wawancara dengan Disperindag Sulsel).

Pcmcrintah juga scbaiknya me!akukan pengaturan untuk mcnghindari konflik­

kondlik masyarakat/sosial yang tcrkait dalam buelidaya kcdua komoditi misalnya dalam

pembuangan limbah kulit mete, atau pemasangan rakit rumput laut eli area laut yang

berpotensi menimbulkan konf1ik antar pengguna lahan.

Pemerintah sebagai Fasilitator

Sebagai pendamping dan pcmbina masyarakat pctani pcmcrintah diharapkan juga

dapat memfasilitasi para petani rumput laut dan petani/pengkacip jambu mete untuk

mempromosikan produk mereka dengan mengikuti pameran-pameran baik ditingkat

local maupun nasional. Memfasilitasi para pctani rumput lau! dan petani/pcngkacip

jambu mete untuk mcngembangkan ketrampilan budidaya dan usahanya dengan

memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan-pclatihan peningkatan kapasitas petani rumput

laut dan petani/pengkacip jamhu mete.

Mendirikan Pusat Pclatihan dan Promosi Ekspor Dacrah untuk mcnunjang

peningkatan ckspor duri pcngusaba elacrah. Hal ini Juga sudah elilakukan olch

Kalimantan Tengah untuk meningkatkan pcrelagangan luar negen. Pusat pelatihan

terse but mcmuat progam pelatihan ekspor, pclayanan informHsi ekspor, promosi ekspor,

pclayanan konsultasi bisnis, showroom, dan prol11osi lewat internct.

Membangun Net Working

Pemerintah juga dapat mcnjalin kCljasama dengan pihak Luar Negcri untuk

mcmbangun pabrik eli Sulawesi Tcnggara yang dapat mcngakol11oclasi komoditas sumber

day a alam scperti pengolahan limbah kulit cangkang mete mcnjadi olio KCljasama sepcrti

ini sudah berhasil dilakukan oleh pemcrintah dan pengusaha Lombok yang sukses

mcnggaet investor Korea Selatan untuk mendirikan pabrik pengolahan sabuk kelapa

yang mcnghasilkan scrat sabuk kclapa untuk berbagai kcpcrluan scperti : bahan baku

inelustri jok mobil, sofa dan lain scbagainya. Hasilnya sabuk kclapa J11cnjadi bcrtambah

nilainya dan'pabrik terse but menyerap banyak tenaga kerja. (Harian Sinar Harapan 20(5)

Pcmcrintah juga sebaiknya membuat website yang digllnakan untuk

I11cmpromosikan komoditi-komoeliti elacrah apalagi komoditi yang dihasilkan oleh

daerah Buton mcrupakan produk unggulan yang mcmiliki kualitas yang baik.. Hal ini

pula yang dilakukan oleh pemerintah Wonogiri untuk mempromosikan komoditi mete

81

Page 83: Disusun oleh: Theresia Gunawan

dari daerahnya. Hasilnya ban yak ekspo11ir alau buyer yang men genal kacang mele dari

Wonogiri.

82

Page 84: Disusun oleh: Theresia Gunawan

BABY

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN

I. 1alur distribusi yang digunakan oleh petani rumput laut dan pengkacip kacang

mete sangat panjang. Hal ini berpengaruh pada perolehan yang akan mereka

terima ketika menjual kOl11oditi yang dihasilkan

2. Harga rumput laut dan mete sebenarnya Icbih banyak dipcngaruhi olch harga

pasar, namun pada praktcknya harga jual pctani dan pengkacip juga dipcngaruhi

pennainan harga oleh para pengulI1pul

3. Perhatian pemerintah terhadap promosi rUll1put laut dan kacang mete dari Buton

sangat kurang. Hal ini dapa! dilihat dari upaya pcmcrintah untuk mcmbawa kcdua

komoditi ini pada pameran tingkat nasional maupun intCl'l1asioi1al. Selain it\1

tidak ada aktivitas promosi lainllya sepelii promosi dalam web pemerintahan

lI1engenai kedua kOll1oditi tersebut.

4. Belum tcrsedianya sarana dan prasarana publik scpcrti transportasi dan

komunikasi yang memadai yang dapat dijangkau olch pet ani clan pcngkacip

untuk mendapatkan akscs informasi clan pasar.

5. Pendampingan 1PKP selama ini belum mampu mcningkatkan bargaining position

petani dan pcngacip clidalam pasar.

6. Pcrlunya intervcnsi scbnah lembaga yang mcmiliki kckuatan rnodal yang bcsar

yang mampll memasarkiln produk petani dan pellgkacip sehillgga posisi tawar

clari para petani dan pengkacip meningkat di dalam pasar.

7. 1PKP Bulon scbagai pendumping pctani dan pcngkacip masih mcmcrlukan

peningkatan kapasitas agar mampu l11cnjadi staf abE untuk budidaya rumput laut

danjambu mete

8. Para pet ani dan pengkacip masih mel11erlukal1 peningkatan kapasitas bernpa

pclatihan clalam bidang sumber daya munusia misalnya l11otivasi, pcningkatan

ketral11pilan, pola pikir; kCllangan misalnya mengatur kcuangan dan pcmbnatan

laporan keuangan llsaha; prodllksi misalnya penanganan pasea panen, pcmilihan

bibit, penentual1 jarak Ian am, teknik pembudidayaan yang benar, kontrol kllalitas;

pemasaran; inovasi produk untllk mcmberi nilai tambah rumput laut dan mete;

Pelatiban pemanfaatan bagian-bagian tanaman mete yang lain sepcrti kulit biji

mete, buah semu

83

Page 85: Disusun oleh: Theresia Gunawan

REKOMENDASI

Bcrdasarkan kckuatan, kclemahan, pc\uang clan aeaman yang clihadapi petani dan

pengacip mete kami menyarankan:

1. Dibentuknya sebuah lembaga pemasaran yang beracla dibawah JPKP Buton yang

dikclola seeara profesional dengan merekrut. orang-orang yang profesional

clalam biclang pCl11asaran untuk mCl11bantu para petani rumput laut clan pengaeip

dalam l11eningkatkan bargaining power petani terscbut.

2. Peningkatan kapasitas JPKP Buton scbagai penclamping petani dan pengkacip

agar mampu menjadi staf ahli untuk budidaya rumput laut danjambu mete

3. Peningkatan kapasitas petani dan pengkaeip dengan memberikan pelatihan dalam

bidang sumber daya manusia misalnya motivasi, peningkatan ketrampilan, pola

pikir; keuangan misalnya mengatur keuangan dan pembuatan laporan keuangan

usaha; produksi misalnya penanganan pasea pan en, pemilihan bib it, penentuan

jarak tanam, tcknik jJcmbuclidayaan yang benar, kontrol kualitas; pcmasaran

misalnya pcngemasan, promosi

4. Ada inovasi procluk untuk mcmberi nilai tambah rumput laut dan metc.

S. Mendesak pel11erintah agar mengeluarkan kebijakan yang lllelarang adanya

pcnjualan mete dalam bentuk gclondongan.

6. Pelatihan pemanfaatan bagian-bagian tanaman mete yang lain sepcrti kulit biji

mete, huah semu

7. Pelatihan hudidaya rumput Iau! scpanJ'lng 111US1111, misalnya dengan budidaya

rum put lant clalam kcranjang

8. Adaptasi teknologi pengacipan untuk mcningkatkan kapasitas pcngacipan

9. Mendorong pel11erintah untuk l11cl11huat website yang digunakan untuk

mempromosikan komoditi -komoditi daerah

84

Page 86: Disusun oleh: Theresia Gunawan

REFERENCE:

Bambang Cahyono. 2001. Jambu Mele: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius: Y ogyakarta

Bisnis Indonesia. 30 Maret 2004. Rumput Lalit: Banyak Yang MlIlai Melirik

Bisnis Indonesia. 30 Marct 2004. Ecm21]2l11 Lalli: Mni)s;ikRczeki Dm:i,.IeJ2lmg Karaginan

MuJia Naslltion. 1996. Penganlar Bisnis: Renc(Jna Pendirian Perusahaan. Djambatan: Jakarta

Pandji Anoraga. 2004. Manajcmcn Bisnis. Rincka Cipta: Jakalia

Pembaruan. 19 Oktober 2005. KC!!lQlll]gkan Rumput Laut Jadi KQn2Q.9it.asEkspor

Retno Sulistyowati. 25 April 2003. Invest<lsLEcpS,!5Jrilj,mJJnl11k. Bulon.Tem,QQ News Room

Sinano Esha. 19 April 2005. Rumput Lalit Gorontalo Nantikan Pabrik J'Cl1gQ1<ll1ill1

Tim Pcnulis PS. 2004. Rumput Laut. Pcncbar Swadaya: Jakarta

\Y\V,,:v,clmlilll. g o.id .. lal11b u I'viclc

,vww.kpn1pils.c:0111. 15 Agustus 2002. IU11<'li11al1 .. ,j::tJ11l:>11 ... Mete.,. S)lltxiLJ)q:ll! Direhabilitasi

www.kompas.com. 31 Descmber 2002. KabupClten Buton

www.kompas.com. 19 Juli 2004. Rumput Lalit Berpotensi McnVllmbal1Q Devisa Ecp32,2Js.4Ir ilillllPeLTallul1

85