disusun oleh: theresia gunawan
TRANSCRIPT
AKSES PASAR UNTUK KOMODITI
KACANG METE DAN RUMPUT LAUT
SULA WESI TENGGARA
Disusun oleh:
Theresia Gunawan
C\.
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas KatoJik Parahyangan
Id~Hf]G P-I FIS{e
\"Ib.ID.
Buton sebagai daerah pcsisir yang kaya hasil laut dan perkebunan scharusnya
mampu mcmbawa masyarakalnya pada lingkat kcscjahtcraan. Namun kenyalaan
menunjukkan masyarakat Buton masih hidup dalam kemiskinan. Angka kemiskinan
tahun 2004 dari 58.391 KK, 64,92 % hidup dalam kemiskinan.
Bcrhadapan dengan siluasi ini, JPKP Bulon bekeljasama dengan Oxfam GB
melaksanakan program CREED. Program ini berlujuan mcwujudkan siluasi dimana
kOl11unitas pesisir Buton dapat l11enikl11uti kecukupan pangan, keadilan sosial dan
ekonomi melalui penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.
Hasil prclimenary research yang dilakukan olch Oxfam GB tclah
mcngidcnlifikasi polensi komoditi yang dimiliki komunitas dampingan JPKP BUlon,
yaitu kacang mete, teripang, kerang mabe, ikan, kepiting, rumput laut, dan potensi
terbesar adalah kacang mete dan rtlmput luu!.
Kcdua jcnis komodili lcrbcsar Bulon ini I11cmiliki po(cnsi pasar yang baik eli
tingkal nasionalmaupun intcrnasionai. Pcrminlaan pasar akan komoeli(i rllmpul lalll clan
kacang mete baik di tingkat nasional maupun dunia (crus l11engalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Perl11intaan pasar terse but dapat dicukupi oleh para petani dan pengkacip
eli Bulon.
Sayangnya, para pelani dan pengkacip tidak mampu l11engakscs pcluang pasar
tersebut karen a keterbatasan yang mereka miliki dan beberapa kendala lainnya .. !alur
distribusi yang digunakan oleh petani rumput laut dan pengkacipkacang mete sangat
panjang. Scmentara harga rumput laut dan mete sebenurnya lebih ban yak dipengaruhi
oleh harga pasar, namun pada praklcknya harga jual pctani elan pcngkaeip juga
dipcngaruhi pcrmainan harga oleh para pcngumpul. Hal ini berpcngaruh pada pcrolchan
yang akan mereka terima ketika menjual kOl11oeliti yang dihasilkan.
Pendampingan yang selama ini dilakukan oleh JPKP Huton belum memiliki
kcmampuan untuk mcmbantu pclani dalam mcmasarkan produknya dcngan bargaining
power yang kuat karcna kctcrbalasan modal, pcngclahuan dan kClTal11pilan. Karcna ilu
diperlukan sebuah lembaga yang mempunyai kekua(an modal yang besar yang mampu
mempengaruhi pasar untuk mel11bantu mengangkat posisi tawar para petani dan
pengkacip. Lembaga 1m sebaiknya dikelola secara profesional agar te1jamin
keberlanjutannya namun tanpa meninggalkan nilai-nilai sosial.
Karena itu dalam penelitian ini, kami l11erekol11cndasikaJ1 pembcntukan
Marketing Division olch JPKP Butan yang mcnjalankan fungsi bisnis sebagai
perusahaan bisnis. Namun lembaga ini juga mCl11iliki misi membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat terutama petani dan pengacip dengan dilandaskan pada nilai
nilai sasial dan transparansi.
2
RINGKASAN
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Metode PeneIitian
BAB II: KERANGKA ACUAN
DAFTARISI
Pemahaman tentang Usaha Kecil
Analisis Aspek Bisnis
Analisis SWOT
Profil Komoditi Kacang Mete
Profil KOll1oditi RUll1put Laut
Peran Pemcrintah
BAB Ill: PROFIL JPKP BUTON DAN KOMUNITAS DAMPINGANNYA
Profil JPKP Buton
Profil Komunitas Dampingan JPKP untuk Budidaya Mete
Profil KOl11unitas Dall1pingan JPKP untuk Budidaya Rumput Laut
BAB IV: ANALlSIS
Power Mapping
Analisis Aspek Bisnis untuk Komoditi Mete
Analisis Aspek Bisnis untuk Komoditi Rumput Laut
Analisis SWOT untuk Petani/Pengacip eli Buton
Analisis SWOT untuk Petani RUl11put Laut
Stratcgi Pcmecahan Masalah untuk Pctani Mete dan Rumput Laut
BAB V: KESIMPULAN
Kesim]lulan
Rekomenciasi
REFERENCE
4
13
14
15
15
17
20
22
32
35
40
45
48
51
58
65
72
74
76
83
84
3
BABI
LATAR BELAKANG
Buton mcrupakan wilayah ujung Propinsi Sulawesi Tenggara. Letaknya yang
strategis menjadikan Buton sebagai penghubung Indonesia Kawasan Timur dan
Indonesia Kawasan Barat. Saat ini Buton meliputi Kabupaten Buton, Kabupaten
Wakatobi, Kabupaten Bombana dan Kota Administratif Bau-Bau. Sejak tahun 2001 Bau
Bau berdiri sendiri sebagai kota otonom, setelah sekian lama menjadi ibukota Kabupaten
Buton. Kota ini merupakan daerah akumulator hasil produksi dan distributor kcbutuhan
wilayah tersebut. Bahkan Kota Bau-Bau menjadi pintu perdagangan antarpulau,
antarpropinsi dan ekspor-impor. Irama perdaganganlah yang mewamai kehidupan di
kota tersebut.
Sebuah kondisi yang sangat ironis bagi Buton. Meski tcrkcnal penghasil aspal
terbesar di Indonesia, jalan-jalan di wilayah Buton masih belum banyak yang diaspal.
Untuk mendapatkan aspal yang berkualitas, Buton mengalami kesulitan. Para penguna
hak eksploitasi dan pcngolahan aspal- yang tentu saja bukan masyarakat kccil namun
para investor yang bcrmain di industri ini bclum memainkan pcrannya seeaJ'a
maksimal. Teknologi pengolahan yang sederhana dan permodalan menjadi kendala
perusahaan ini. Akibatnya, hasil produk masih berupa aspal padat yang masih kasar
schinggajalan yang l11cnggunakan aspal ini akan cepat rusak at au tidak lahan lama.
Scbagian besar masyarakat Bulon justrn Jebih Il1cngandalkan sUll1bcrdaya
kelantan sebagai lapangan kClja. Laut Buton mengandung beragal11 jenis ikan seperti
ikan tel11bang, layang, teri, kembung, kerapu, cakalang, tongkol dan tuna. Wilayah ini
I1lcrupakan scnlra produksi perikanan utam3 di Sulawesi Tcnggara. Dcngan wilayah
yang berbcnluk kepulauan, Buton mcnjadi claerah pcnjaring ikan yang potcnsial. Apalagi
Buton mel11iliki pelabuhan alam internasional yang cukup besar di Kecamatan Pasar
wajo. Scbagian dari hasil ikan dikonsumsi sendiri dan sehagian lagi diekspor ke Jepang
dan Taiwan.
Selain beragam jenis ikan, l11asih ada bebcrapa hasil laut scperti kcrang mabe,
teripang dab rumput laut. Masyarakat sudah mulai melakukan budidaya pada hasil-hasil
laut terse but sehingga tidak mcnggantungkan perolehan dari ketersediaan alam saja.
Meskipun mcrcka masih melakukan budidaya dcngan sangat scdcrhana dan lebih bersifat
tradisional, pcndapalaJl yang mercka tcrima lebih besar dibancling hanya memungnt apa
yang tersedia di laut.
4
Disamping itu, masyarakat Buton juga mengandalkan hasil pertanian dan
perkebunan untuk meneukupi kebutuhan sehari-hari. Walaupun tanah Buton berbukit
bukit dan tcrkesan tandus, namun mercka produktif dalall1 menghasilkan jagung dan
jall1bu metc. Bahkan wilayah ini bisa terbilang sebagai pcnghasil tcrbcsar di Indonesia.
Potensi laut yang dill1iliki oleh Buton sangat besar seharusnya mampu
menghidupi penduduknya. Namun demikian, sUll1berdaya tersebut belum dikelola seeara
optimal karena berbagai keterbatasn. Selain itu berbagai kendala menghimpit masyarakat
untuk mencapai kesejahteraan mereka scndiri.
Berhadapan dcngan situasi dcmikian, muncul inisiatif dari LSM-LSM (Lcll1baga
Swadaya Masyarakat) lokal untuk menyatukan kekuatan guna mengembangkan Buton.
Mereka menyadari bahwa kekayaan yang dimiliki Buton yang berupa sumberdaya
pesisir dan lautnya belum dikembangkan dengan baik oleh pihak pemerintah, swasta
maupun LSM untuk peningkatan kcsejahteraan masyarakat lokal. Kenyataan yang ada
menunjukkan bahwa laju kerusakan lingkungan yang ll1enjadi sUll1ber penghidupan
masyarakat pesisir terus mcngalall1i peningkatan sejalan dengan bertambahnya jumlah
eksploitasi untuk kcpentingan ckonomi keloll1pok tcrtcnlu. Karcna ilu tujuh Lembaga
Swadaya Masyarakal yailu Yayasan Buana Hijau, LINTAS (Lcmbaga Pelcstarian
Lingkungan dan Pengcmbangan Masyarakat), LSM PELINTAS (Peduli Lingkungan
Tanpa Balas), Yayasan PRIMA (Pengembangan Rakyat Indonesia Madani), Yayasan
Rampea,YAMANSIDA (Yayasan Pengcmbangan Potcnsi Dacrah) dan Y ASNA WAN
(Yayasan Pcngcmbangan Kawasan P,mtai) bcrsepakat unluk membcntuk .laringan
Pengelllbangan Kawasan Pesisir Buton (JPKP Buton) pacla tanggal 24 Juni 2002. Sejak
tahun 2004 jumlah anggota JPKP telah bertambah menjaeli 9 LSM yaill! LINTAS,
Yayasan Buana llijau, Yayasan Ralllpca, YASNA WAN, YAMANSIDA, PELINTAS,
Yayasan Prima, LSAIN dan IIUMANIORA.
Dalam lllelaksanakan visi dan misinya, JPKP Buton tclah mcnjalin keljasallla
dengan berbagai pihak termasuk didalamnya bekeljasallla dengan Oxfam Great Britain.
OxfaJl1-GB adalah scbuah organisasi intcrnasional yang mClllj)unyai misi ulallla
mclakukan bantuan kcmanusiaan. Oxfam-GB tdah bcropcrasi eli Indonesia scjak 1972.
Awalnya Oxfam-GB hanya bcrkonsentrasi pada tiga wilayah di Indonesia yaitu Jawa,
Maiuku dan Nusa Tenggara Timur. Namun kemudian organisasi ini memperluas wilayah
kCljanya ke halllpir scluruh dacrah di Indonesia karcna 1l1clihat pcrkcmbangan kondisi
social-ckonomi Indoncsia. Kondisi social-ekonomi Indonesia semakin J11cmburuk
dengan makin besarnya kesenjangan antara kaum kaya dan miskin dan ketill1pangan
5
antara Jawa dan luar Jawa, rendahnya pm1isipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan
pembangunan, te11utupnya akses pasar bagi kaum l11iskin, eksploitasi dan berbagai hal
l11enyebabkan pemiskinan dalam masyarakat Indonesia.
Berlatar bclakang hal tersebut di atas, Oxfal11-GB menjalankan Sustainable
Livelihood Programme yang juga dikembangkan di hampir seluruh negara berkembang
lainnya. Program ini meliputi berbagai macam kegiatan mulai dari income generating
hingga institutional building, organizing dan advocacy di wilayah Jawa, Nusa Tenggara
Timur, Maluku, Buton dan Sulawesi Sclatan. Program ini dikelompokkan mcnjadi (Bob
S. Hadiwinata&Aknolt K. Pakpahan, Fair Trade: Gerakan Perdagangan Alternatif,
2004):
l. Program pembangunan institusi, pengembangan organisasi dan advokasi di Pulau
Jawa. dengan menyediakan fasilitas pcndukung bagi jaringan NGO yang
berkosnsentrasi pada pembcrdayaan kaul11 pctani supaya petani dapat
meningkatkan kapasitasnya untuk sustainabilitas sector pertanian dan l11ereka
dapar ikut serta dalal11 kal11panye-kal11panye l11enentang kebijakan pernerintah
yang tidak mcnguntungkan kaum l11iskin.
2. Program Community-Based Economic Development (CBED) di Nusa Tenggara
Timur (Sumba, Flores dan Timor Barat). Prograrn ini rneliputi berbagai aktivitas
mulai dari pcmcliharaan tcrnak, usaba tani/nelayan, pcmbinaan industri kecil dan
micro-finance dengan tujuan:
mengupayakan produsen-produsen kecil agar l11cl11iliki akses dan kontrol
terhadap sumber-sumber alall1
mengupayakan agar kaum percmpuan ll1emiliki akscs clan hal-hak hukum
terhaclap tanah clan bcrbagai asset procluktif lainnya
mengusahakan agar produsen kecil dapat l11engekspansi asset, melakukan
diversifikasi dan l11endapat pendapatan yang layak
mcngusahakan agar l11asyarakat, pel11crintah clan scktor swasta
mel11perhatikan unsur sustainabilitas clalam pengelolaan sumbcr-sumbcr
alan1
l11engupayakan agar kaul11ll1iskin tidak rentan terhadap kondisi alam
3. Program PCll1bangunan Sosial-Ekonomi Terintcgrasi eli Propinsi Maluku.
Program yang l11elibatkan tidak kUrang dari 6 NGO dan sekitar 16.000 partisipan
6
seliap tahUlillya ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas NGO dan
memberdayakan masyarakat lokal melalui berbagai aktivitas social-ekonomi
yang menggunakan sumber-sumber lokal dengan memfokuskan enam komponcn
ulmna yailu:
pembangunan sumber daya manusia
pembangunan social-ekonomi
penyediaan sarana air bersih dan sanitasi
rekonsiliasi dan advokasi
dokumcntasi dan penycdiaan informasi untuk kcpenlingan parlisipan
penyediaan dukungan institusional untuk membantu ill1plementasi
program
4. Program Pengembangan Ekonomi, Lingkungan dan Basil Laut di Buton,
Sulawesi Selatan. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas
NGO dan ll1cmberdayakan ll1asyarakat lokal agar dapat saling bekelja sama
dalam:
mengembangkan aktivitas konservasi ekosistcm panlai
mengembangkan aktivitas-aktivitas ekonomi berkesinambungan
mempengaruhi pemerintah lokal c1alam pembuatan kebijakan maujJun
keputusan yang berkaitan dengan pcngelolaan hasil laut
Untuk mcncapai tujuan ini, Oxfam-GB melaksanakan beberapa sub-program
antara lain:
human resources development unluk meningkatkan ketrampilan dan
kemampuan partisipan
coastal environmenl and resources management untuk meningkatkan
kapasitas masyarakat mengclola sustainabilitas sumbcr daya lokal melalui
berbagai training
environmental advocacy and education unluk meningkatkan parlisipasi
masyarakallokal dalam mengelola sumber-sumber lokal
~ community-oriented coastal policy development untuk meningkatkan
kapasitas NGO dan masyarakat lokal dalam upaya mcmpengaruhi
kcbijakan pemerintah lokal khususnya lcnlang pcngcIolaal1 hasillaul.
7
5. Gerakan Fair Trade. Program ini memiliki tujuan untuk mcningkatkan kapasitas
produsen-produsen yang termmjinalkan sehingga mereka dapat berpartisipasi
dengan baik di dalam mekanisme pasar agar dapat memperoleh penghasilan yang
layak dan berkesinambungan. Dalam hal ini, Oxfam-GB mempunyai strategi
capacity building untuk meningkatkan kapasitas produscn yang termmjinalkan
dalmn mekanisme pasar, campaign untuk membangkitkan kesadaran publik
tentang fair trade dan advocacy untuk mereformasi kebijakan dan peraturan agara
lebih mcnguntungkan kaum produsen marginal.
Dalam kerangka kCljasama dengan JPKP Buton, Oxflm1-GB memt~lsilitasi JPKP
Buton untuk secara konseptual mengembangkan Program Pengembangan
Sumberdaya Kawasan Pesisir Buton (PPSKS Buton) . Sejak 17 Oktober 2002,
Oxfmn-GB mulai mendm1ai JPKP Buton untuk melaksanakan progrmn Coastal
Resources, Enviromental and Economic Development Buton (CREED Buton) yang
merupakan bagian dari Program Pengembangan Sumberdaya Kawasan Pesisir
Bulon. CREED Buton adalah program utama yang dilakukan olch JPKP Buton
selama 3 tahun. Rangkaian proses dan aklivitas CREED Buton mclibatkan tujuh
lembaga yang menjadi anggota JPKP Buton.
Seiring dengan bCljalannya program CREED Buton, O:diun-Cm tclah
mclaksanakan preliminary research yang dilakukan bersama JPKP .. - Bulon. Riset
terscbut bertujuan memperolch inforl11usi awal l11cngenai pOlensi pasar komoditi, basil
riset terse but l11enunjukkan bahwa komunitas dampingan JPKP mcmpunyai po(ensi
dalal11 pCl11budidayaan en am komoditi yaitu kacang mete, rllmpllt lallt, teripang, kerang
mabc, ikan, kepiting dan potensi tcrbesar adalah budidaya kaeung me Ie dan rumpul but.
Salah satu hasil perkcbunan yang sangat potcnsial dimiliki olch Buton adalah
jambll mete. Perkeblman jambu mete menjadi Primadona di wilayah ini Jan tersebar di
beberapa kecamatan antara lain Wolio, Betoambari, Bungi, Sorawolio, Batauga, Laklldo,
Sal11polawa, Pasarwajo, Siontapina, Lasalil11l1, Kalcdupa, Tomiu, Binongko, Gu,
Mawasangka, Kabaena, Kabacna Timur, Rumbia, Rarowatll, PoJcang, Polcang Til11ur
dan Kapuntori. Selain itu juga bisa dijumpai dibeberapa kecamatan yang terletak dalam
wilayah kabupaten Muna. Wilayah-wilayah terse but dapat dikelompokkan ke dalam
sentra-scntra jambu mete yang sudah inlcnsif diusahakan scpcrti wilayah GULAMS (Gu,
Lakudo, Mawasm1gka), wilayah KABAENA (Kabaena, Kabaena Timur), wilayah
KAPALINA (Kapuntori, Pasarwajo, Lasalimu, Siontapina), sedangkan wiJayah yang
8
kurang diusahakan seem'a intensif tetapi potensial dikembangkan adalah wilayah
BATAMPO (Batauga, Sampolawa), wilayah RURAPPOL (Rumbia, Rarowatu, Poleang
Timur, Poleang) dan wilayah KArOBl (Kaledupa, Tomia, Binongko)
Yang paling mcnarik dari bagian tanaman mctc untuk dijual adalah kacang mctc.
Sebagian besar para petani masih menjual mete dalam bentuk gelondongan karena tidak
mau direpotkan oleh masalah pengkacipan. Padahal harga dari mete gelondongan sangat
murah karena tidak mempunyai nilai tambah sama sekali yaitu sekitar Rp 7.S00,-/kg.
Berbeda dcngan kacang mcte yang sudah dikupas, nilai jualnya jauh lebih tinggi, dapat
mcncapai Rp 40.000,- sampai Rp 45.000,- pcr kilogram. Untuk 1 kg kacang mete kupas
dibutuhkan sekitar 4 kg kacang mete gelondongan atau 1:4.
Rantai distribusi produk yang sering digunakan para petani sangat panjang.
Mcrcka sering mcnjual produk mercka dalam bentuk gclondongan kepada pengumpul di
tingkat dcsalkecarnatan. Pcngulllpul di tingkat kecamatan/desa mcnjual kClllbali produk
yang dibeli dari petani pada pengumpul di kota Bau-Bau. Selelah ilu pengumpul di Bau
Bau mengirilll mete ke pasar Surabaya, Makasar, Jakmia, Ujung Pandang. Dari kota-kota
bcsar tcrscbut, mctc ada yang langsung diolah olch pcrusahaan-perusahaan dikota
tcrscbut, ada pula yang masih dikirim lagi ke rantai pcmasaran bcrikutnya.
Para petani tidak memotong rantai distribusi produk yang terlalu pan.lang 1111
bU'ena menurut mereka, keberadaan para pengumpul terutama pengumpul di desa !cbih
mcnguntungkan. Sclain menghilangkan biaya pcngiriman prod uk, para pengumpnl ini
dapal mcnycdiakan kcbutuhan uang cash yang sclalu mcrcka butuhkan. Karcna modal
pet ani dan pengkacip sangat kecil, mereka mcmbutuhkan ali ran uang cash sccepatnya.
Salah satu dampingan JPKP di Mone adalah petani dan pengkacip metc. 98%
jumlah pcnduduk Monc yang bcrkisar 492 KK terse but bcrprofcsi scbagai pcngkacip
mele. Pcngkacipan ini umumnya clilakukan olch ibu-ibll dan biasanya clibantu olch anak
anak. Mereka mengkacip mete gelondongan yang diheli dari pctani lain. Apabila sudah
tidak musim panen dan mengalami kesulitan dalam memperoleh pasokan mete, mereka
baru mcngkacip mcte gelondongan dari kcbun scncliri.
Sctclah melewati proscs pcngkacipan, sama halnya dcngan pctani jambll mctc,
ibu-ibu ini 'mcmbutuhkan uang cash seccpatnya untuk membeli gelondollgan mele dan
memenuhi kebutuhan keluarga. Karena itu mereka selalu menjual pad a pengumpul desa.
Scmakin panjang rantai distribusi yang digunakan olch para pctani dan pengkacip ini,
semakin kecil pula kcuntungan yang akan I1lcrcka tcrima.
9
Apabila mampu mcmbaca dan mengakses peluang pasar sebenarnya para petani
dan pengkacip mete dapat memperoleh keuntungan yang lebih. Peluang pasar mete
sangat besar dan terus l11cningkat. Mcski menurut statistic, kacang mete Indonesia hanya
memiliki 0,98% di pasar internasional dan berada di bawah India-37,60%, Brazil-
11,96% dan Tanzania-7,77% (www.bi.go.id/lmJind/kacang_mete/pendahuluan.htm).
namun pada kenyataannya banyak orang India datang ke Indonesia terutama ke Buton
untuk mengimpor mete dari Buton.
Kebutuhan mete negara lain dapat dipenuhi oleh beberapa daerah di Indonesia,
bukan hanya dari Buton saja. Produksi gclondongan jambu mcte nasional Indonesia
pada tahun 1991 adalah 57.274 ton dan mcngalami peningkatan menjadi 92.390 ton pada
tahun 2000. Produksi ini akan terus meningkat men gin gat banyaknya jumlah lahan
potcnsial di Indonesia yang belum dikelola dan dibudidayakan secara optimal untuk
tanaman mete.
Luas Areal Perkebunan Mete di Indonesia tahnn 1997
f;)-rpCC'r-o-p-in-~i-------
1-----.---..... . Sulawesi Tcnggara
_____ ~;,;~rea~_~;:)s~nt~s~~_.l ---.-----
2 N-usa Tcnggara Timur 112.162,60 20,00 1-::--1-:::--;--;-;:-- ........ --.. -----... --.-
I J 69 9'6.<' .. -":".
~- --- -~~~~----
3 Sulawesi Selatan 84.682,76 15,10 r--..... ---------- ---
11 Jawa Timur
6
7
I Busa Tenggara Barat
Bali +:-:--::-:----;:--;---:-=-.. -----=-.......,;---;-----c~:_
Maluku, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah dan DIY
~8.790,73 8,70
'11.500,16
20.750,08
83.000,33
7,'10
3,70
14,80
_ ............. _ .... _ ............... _ . .......,-;-_ ... _ ............ _ .. _. __ ....... _. __ .. .L..... ___ _
Sumber : Agribisnis.deptan.go.id
Dengan mcngckspor scberat 29.666ton kOlIloclitas ini mal1lpu mcmbcrikan sUl1lbangan
clcvisa scbesar US$19.152.000 (www.bi.go.id/1l1l/ind/kacang_mctc/pcndahuluan.htm).
Biji mete diekspor ke berbagai negara anlara lain USA, Belanda, Inggris, Jerman,
Australia, Hongkong, Singapura, Taiwan, Cina, Jepang, India, Libanon, Malaysia, Italia,
Kanada, Korea Selatan dan Swiss. Komoclitas ini berpotcnsi untuk cliarahkan scbagai
snl1lber devisa negara.
10
Selain kacang mete, Buton juga berpeluang sebagai penghasil rumput laut yang
terbesar di Indonesia mengingat potensi lahan yang dimilikinya. Awalnya hampir di
seluruh pantai perairan laut Sulawcsi· Tenggara banyak tumbuh rumput laut jenis
Eucheuma Spinosul11 dan Gracilaria Confervoides. Namun setelah rumput laut tersebut
dipungut secara terus-menerus, tinggal beberapa tempat saja dan sebagian besar telah
punah. Dewasa ini budidaya rumput laut mulai ban yak dilakukan oleh masyarakat karena
melihat peluang pasar dan kecenderungan meningkatnya harga rumput laut, dari Rp
100,- sampai Rp 125,- per kg sekarang tclah l11enjadi Rp 4.000,- per kg.
Bebcrapa spesics rumput laut tcrtcntu mcmiliki nilai komcrsial yang linggi dan
sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia karena adanya kandungan senyawa
polsakarida. Ada 3 Jems komoditas rumput laut yang dimanfaatkan untuk industri
dengan nilai komcrsia1 yang tinggi yaitu Eucheuma Cottonii Lin, Gracilaria, Gelidium,
Giliopsis, Sargassul11, Turbinaria, Dictyota dan Laminaria. Eucheuma Cottonii Lin
merupakan jenis rumput laut untuk karaginan yang biasanya digunakan untuk kosmetik
dan makanan sebagai stabilisator, pengental, pel11bentuk gel serta pengontrol tekstur
serta kclembaban produk-produk seperti minuman bir, wine, susu coklat, es krim, ikan
kalcng. Glacilaria, Gclidium dan Giliopsis selama ini digunakan scbagai ballan baku
pembuatan agar-agar yang biasanya dipakai oleh industri tekstil, kulit dan makanan.
Sedangkan rumput laut jenis Sargassum, Turbinaria, Dictyota dan Laminaria diolah
untuk mcmbuat bahan industri algin/alginac Algin berfungsi scbagai stabilisator produk
minuman susu dan bir, pengemulsi dan pcngental bumbu salad, membuat empuk tckstur
candy gels, kosmetik, farmasi, kcrtas dan tekstiL
Mcngingat besarnya manfaat bagi kehidupan manusia, tentu saJa
kcbutuhan/permintaan akan rum put laut sCl11akin besar. Kcbutuhan rumput laut lmtuk
pasar c!unia tahun 2005 Il1cncapai 260.571.050 ton, Diperkirakan tahun 2006 akan
mengalami peningkatan menjadi 273.599.602 ton dan pada tahun 2009 diperkirakan
kebutuhan rumput laut akan mengalami pertambahan sampai 316.725.339 ton (Bisnis
Indoncsia, Selasa 30 Maret 2004).
Bcrdasarkan data Dcpartcmen Kelnutan dan Perikanan pada periode 1995-2004
kenaikan nita-rata volume ekspor rumput laut Indonesia sebesar 30,13%. Nilai hasil
ekspor pcriode terscbut menunjukkan peningkatan yang siginifikan, rata-rata scbesar
46,09%. Pacla tahul1 2004, ekspor rumput laut mcnghasilkan total nilai 11S$25,296 juta,
mcningkat clari tahun sebelumnya scbesar US$20,511 juta. Pada awnl ckspor rumput laut
tHhun 1995 dihasilkan 11S$ 16,263 juta. Nilai ekspor tertinggi dipctoleh tahun 1998,
11
ketika booming budidaya rumput laut mencapai US$ 59,366 juta (Pembaruan, Rabu 19
Oktober 2005)
Rumput laut bcrpotensi menyumbang devisa Rp79,984 triliun per tahun. Jumlah
ini masih dapat ditingkatkan apabila mclihat potensi lahan di Indonesia yang cocok
untuk budidaya rumput laut yaitu meneapai 1.110.900 hektar yang terse bar merata di IS
propinsi. Potensi produksi rumput laut kering rata-rata 16 ton per hektar per tahun . .Jika
areal seluas 1.110.900 hektar dimanfaatkan seeara optimal maka total produksi dapat
mcneapai 17.774.400 ton per tahun. Namun baru sekitar 2% poctensi tersebut tergarap.
Total produksi rumput laut basah rata-rata 223.000 ton atau sctara dcngan 30.000ton
kering (Kompas, 19 Juli 2(04).
Potensi Lahan Budidaya Rumput Laut Indonesia
PROPINSi---':LUA'-':S'---A-:-=R=E-CA,
(ha) f-::-----..... -----....
Papua SO 1.000 ----........ .
Maluku 206.000
Sulawesi Tengah 106.300 -f--;-;~-;c .... - ......... - .. .
Aceh ' 104.100
Sulawesi Tenggara e3.000 .-., ... ~."-,."-.-.. "·-···~·-1·~ .. ~·~-------------------'--'·
Propinsi lain ~I 0.500 '-"-- --_ .....•• _, ....
,JUMLAH 1.110.900 ------.-.~ .. -~,--,---~ -- .. --.-.. ----~---
Sumbcr: Kompas, Senin 19 Julj 2004
I !
...... 1
Sayangnya, Indonesia lebih banyak menjual produk rumput laut dalam bentuk
bahan mentah, tanpa nilai tambah sedikitpun. Paclahal harga rumpu( laut mcntah sangat
rcndah dibanding rumput laut yang sudah cliolal1. Selama ini kcbutuhan Indoncsia akan
produk tepung karaginan sebagai produk rumput laul (unman masih impor dati luar
neger dengan harga mahal. Industri pengolahan rum put laut di Indonesia masih seclikit.
Saat ini Indonesia baru memiliki 8 industri pcngolahan laut paclahal di negara Philipina
yang 60% bahan mentahnya berasal dari Indonesia tclah mcmiliki 2S indllstri scrupa
(Bisnis Indonesia, Selasa 30 Maret 20(4)
Peluang pasar yang demikian besar saja belum mampu clibaca dan diakses olch
para pctani rumput laut. Mekanismc pasal' (clah mcmbentuk rantai distribusi rumput laut
mcnjadi sangat panjang dan mcncmpatkan para pctani dalal11 posisi tcrakhir yang
12
menerima informasi tentang pasar. Akibatnya, para petani rumput laut hanya menjadi
pelaku ekonomi dalam rantai distribusi rumput laut yang l11emperoleh hasil terkecil dari
kcrja keras tcrbcsar yang dilakukannya jika dibanding para pclaku lainnya seperti para
pengumpul, pengckspor dan pengusaha.
Hal serupa terjadi pula pada para petani dampingan JPKP Butan. Beberapa
daerah yang l11embudidayakan rumput laut dan yang menjadi dampingan JPKP Buton
antara lain adalah desa Rahiya, Pulau makasar dan Desa Masiri. Sebagian besar
pcnduduk di ketiga :vilayah tcrsebut l11cmiliki mata pcncaharian sebagai pctani budidaya
rumput laut. Sebagian dari mcreka tidak hanya mcnggantungkan hidup pada hasil panen
rUl11put laut, tctapi juga dari hasil kerja mereka sebagai nelayan, petani jal11bu mete dan
lain-lain.
Bebcrapa kclompok petani budidaya rumput laut dari ketiga wilayah ini tclah
mempcrolch bantuan dari Oxfam GB lewat program yang dijalankan oleh JPKP.
Bantuan dana terse but digunakan sebagai dana bergulir bagi para petani untuk
mengembangkan budidaya l111nput lautnya. Hasilnya, para petani telah dapat
l11eningkatkan jumlah rakit dan hasil panen rumput lautnya.
Namun dcmikian, perolchan yang Il1creka tcrima tidak sebanding dcngan kClja
keras yang l11ereka lakukan selama masa produksi karena harga panen Il1creka sangat
ditentukan oleh pasar. Bisa jadi pada saat Il1creka panen, jus(ru harga rUll1put sedang
mcnurun, maka pcndapatan yang mcrcka tcrima juga mcnjadi kecil. Para pctani rUl11put
laut sama sckali tidak mempunyai posisi tawar yang Ima!. Bahkan, I11crcka masih harus
berbagi kcuntungan dengan para pcngumjJul apabila menggunakan rantai distribusi
rumput laut yang panjang.
Potcnsi dan pcluang tcrscbut di atas apabila dikclola clan dimanfaatkan scbaik
baiknya l11ampu mcmbawa masyarakat Bllton pacla kcscjahtcraan hidup. Namun pada
kenyataan yang teljadi, masyarakat lebih banyak mcnghadapi kendala dalam mengakses
potensi dan peluang pasar tcrsehut.
Idcntifikasi masalah
Dari pCl11aparan latar bclakang eli atas dijclaskan bahwa pcluang pasar untuk komocliti
mete dan rumput laut cukup tinggi, namun ternyata peluang pasar tersebut belum dapat
diakses sepenuhnya oleh para pctani mete dan rllmput laut. Olch ktu'ena itu penelitian ini
13
berusaha untuk mengidentiilkasi mengapa para petani mete dan rum put laut belum
mampu mengakses peluang pasar tersebut.
Tujuan Penelitian
Karena itu Oxfam-GB menindaklanjuti preliminary research terse but dengan penelitian
ini dengan tujuan penelitian:
I. Memperoleh pemetaan pasar - dengan tnenggunakan power mapping analysis -
mengenai situasi kontekstual perdagangan komoditi unggulan (kacang mete dan
rumput laut), mata rantai, aktor, hambatan dan rcgulasi yang mempengaruhi
pengembangan program akses ke pasar .- JPKP Buton
2. Untuk memperoleh baseline datalinformasi mendasar terkait situasi perdagangan
di Buton (ten11asuk analisis SWOT)
3. Meningkatkan bargainning power petani Bulon agar dapat bersaing cJalam
perdagangan mete dan rumput laut dalam rangka peningkatan kesejahterahaan
masyarakat.
Mctouc PCllclitian
Bcrdasarkan tujuannya penclitian ini adalah dcskripsi analitis yang bcrupaya llntuk
mcnggambarkan karakteristik dari variabel yang ditcli:i. (Uma Sckaran, 2000).
Penelitian ini mcncoba untuk menggambarkan potensi komoditas mete dan rumput laut
di Buton dan realitas kendala yang dialami oleh para petani mete dan rum put laut dalam
upaya pcngcmbangan pasal'l1ya.
Tckllik pcngambilan uata
-Deep interview: wawancara seem'a Il1endalam kcpada para aktor yang tcrlibat dalam
pcrdagangan mete dan rumput !aut seperti pctani, pcngumplll, pengumplll bcsar dan Ism
pemcrintah.
-Observasi : pengamatan langsung para peneliti terhadap situasi yang terkait dengan
pengembangan pasar untllk pctani mete dan rumputlau!.
-Litcratnr rc:view: berdasarkan dari data-data pcnclitian scbeillmnya, data dari
pemcrintah, buku, majalah, koran dan website.
-FGD : Melakukan diskusi dengan berbagai pihak yang terkait dengan pengembangan
pasar mete dan rumput laut di Buton.
14
BAB II
KERANGKA ACUAN
Bila kita berbicara mengenai bisnis, mungkin yang muneul dibenak kita adalah
gambaran bisnisman, jual beli barang-barang hasil pabrikasi dan pebisnis-pebisnis
retail seperti Carrefour dan Giant. Namun kegiatan bisnis bukanlah kegiatan yang
hanya meliputi jual be Ii barang atau jasa hasil fabrikasi melainkan juga aktivitas para
pctani. Pada saat petani mengclola lahannya untuk ll1cnghasilkan suatu kOll1oditas
dan ll1enjual hasil panennya, ll1aka para pet ani terse but adalah seorang wirausaha
yang ll1elakukan kegiatan bisnis. Jika bisnis dibedakan berdasarkan jenis kcgiatannya
ll1aka bisnis dibagi atas kegiatan : ekstraktif misalnya: pertambangan, agraris
ll1isalnya: pertanian, industri misalnya: garll1cn, jasa ll1isalnya: salon.
Bisnis itu sendiri adalah sebuah usaha, kegiatan dan sistem untuk menciptakan
suatu nilai dan manfaat dalam bentuk barang atau jasa kepada masyarakat dengan
harapan mendapat keuntungan yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya. Jadi
suatu usaha bcrtujuan menciptakun nilai tam bah suatu produk pada masyarakat dan
dapat dilakukan dengan cara:
I. form Utility: memberi nilai tam bah knrcna perubahan bentuk
2. Time Utility: mcmcmberi nilai tambah karcna pcrubahan waktu
3. Placc Utility: mcmbcrikan nilai tambah karcna pcrubahan tel11pat
4. Possession Utility: memberi nilai tambah karen a kepemilikannya discrtai bukti
kepemilikan.
Bcrdasarkan skala bisnisnya, rnaka suatu bisnis digolongkan dalam usaha (Skala
Bisnis bcrdasarkan SME: )
Mikro: pckclja 1-9 orang
• Usaha Kecil: pekelja 10-50 orang, omzet sid 3 Milyar
• Usaha Mcnengah : 5 I -250 pckcrja, OJl1zct sl cl 15 lllilyar
• Besar: pckcrja eli atas 250 orang dan OJl1zct dialas 15 Milyar
Usaha pcngkacipan kacang mete dan budidaya rumput laut yang dilakukan oleh
masyarakat Bulon I11cl'llpakan usaha 1l1ikro di Indonesia. Pcrnaha1l1an atau pcngertian
mcngenai usaba keeil tdah didefinisikan oJeh bcbcrapa lembaga yang terkait clan juga
Undang-Undang. Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No 26/l/UKK langgal 29
15
Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total asset
maksimllm Rp 600 jllta tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati, yang melipllti
usaha perscorangan, badan usaha swasta dan kopcrasi. Scdangkan mcnurut UU
No.9/1995 tcntang Usaha Kceil, usaha kccil adalah kegiatan ckonomi rakyat yang
berskala kecil dalam mell1enuhi criteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan,
sepelii kepemilikan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, yang meliputi usaha
kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal adalah berbagai llsaha
yang bclum terdaftar, belum tcreatat dan belull1 bcrbadan hukum. Sedangkan usaha kecil
tradisional ac1aiflh wiaha yang menggunakan alat produksi sedcrhana yang tclah
digunakan seeara turun-tell1urun, dan atau berkaitan dengan seni dan budaya.
Seem'a umum, sector usaha kecil mell1iliki karakteristik sebagai berikut (Pandji
Anoraga, SE,MM, Manajemcn Bisnis, Rineka Cipta, 1997):
sistcm pcmbukuan yang relative scdcrhana dan ccndcrung tidak ll1cngikuti kaidah
administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak di-up to date
sehingga sulit untllk menilai kinelja usahanya.
Margin usaha yang ccnderull,g tipis 111cngingat persaingan yang sangat tinggi
Modal terbatas
Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas
Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mcngharapkan untuk m<lmpu
I11cnckan biaya mcncapai titik cfisicnsi jangka panjang
Kemampuan pcmasaran dan negosiasi scrta divcrsiiikasi pasar sangat tcrbatas
Kemampuan untuk memperoleh sUl11ber dana dari pasar modal rendah mengingat
keterbatasan dalal11 sistem administrasinya. Untuk mendapalkan dana di pasar
modal, scbuah pcrusahaan harus l11cngikuti sistem administrasi stan dar dan harus
transparan.
Scorang petani sebagai salah satu pelaku bisnis juga harus mengetahui aspek
aspck dalam bisnis schingga bisnis agraris yang clijalankannya clapat tCTsclcnggara
dcngan baik. Adapun aspck yang perIu dikctahui olah para pcbisni s adalah analisis
intemal dim analisis ckternal sualu jenis bisnis. Untuk analisis internal, kemampllan yang
dipcrlukan oleh seorang pebisnis adalah menguasill aspek sumber daya manusia,
pcmasaran, produksi, dan keuangan.
16
Analisis Aspck Bisnis
Aspek Sumber Daya Manusia
Salah satu aspek sumber day a mallUSJa yang dibuluhkan adalah pemahaman
kualifikasi sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan bisnis terse but.
Kualifikasi yang dibutuhkan disebut juga Job Specification, yaitu ketrampilan,
kemampuan, pendidikan dan pengalaman kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan tertentu.
Aspck I)emasaran
Aspek pemasaran yang diperlukan adalah kemampuan unluk lllengeloJa
perencanaan dan implementasi rencana dalam mengelola produk, tempat, promosi, dan
harga, dalam rangka menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan organisasi.
Produk
Produk adalah segal a sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mcmcnuhi
keinginan dan kebutllhan pasar. Produk dapat berupa benda, jasa, orang, tempat,
organisasi dan gagasan. Yang termasuk kedalam clemen prod uk adalah: Desain Produk,
Bahan baku, Kllalitas, Keamanan, .Jaminan, Kcragaman, Pelayanan. dan Merck,
Packaging dan Labeling.
Barga
Barga adalah sesuatu yang harus dikorbankan seseorang uniuk mempero1eh suail!
produk. ( pertllkaran ni1ai untuk sejull1lah kepuasan).
Place
SaJuran distribusi adalah sctangkaian organisasi yang saling bergantung dan
terlibat dalam proses untllk menjadikan barang ataupun jasa siap untllk digunakan atau
dikonsumsi konsumen. Dalam marketing istilah place adalah salman distribusi dan
distribusi fisiko Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mcncntukan saluran distribusi
ada1ah pertinlbangan pcmilihan pcrantara (whosalcr) clan bcrapa panjang pcraniara yang
digunakan untuk menyalurkan prod uk ke konsumen. Perantara itu sendiri ll1empunyai
fungsi mcmberikan InfcJrlnasi, Promosi, Negosiasi, Ordering, Pcndanaan, Risk Taking,
Physical Posscsion, PCll1bayaran dan Title. Pertimbangan dalam Il1cncnlukan berapa
17
banyak perantma yang akan yang digunakan (lntensitas Distribusi) dibagi atas: distribusi
intensif; distribusi selektif dan distribusi eksklusif Sedangkan distribusi fisik adalab
proscs perpindaban barang dari produscn ke konsumen yang tcrdiri dari: pcngol ahan
pesanan, gudang ( tempat penyimpanan, dan tcmpat pcmisaban pcngiriman), invcntory
dan transportasi.
Promosi
Kegiatan promosi pada intinya merupakan kegiatan pebisnis lmtuk
mcngkomunikasikilll produknya kepada kosumcn. Ada 5 bentuk komunikasi(promotion
mix) yang digunakan sering digunakan yaitu: Advertising (dapa! berupa iklan cetak,
film, poster dan se1eharan, billboard, simbol dan logo), Sales Promotion (dapat berupa
kontes, pamcran, pcragaan dan kupon), Public Relation and Publicity (ccramah,
seminar, sumbangan amal, mel obi, majalab pcbisnis dan kcgiatan-kegiatan), Personal
Selling (menjawab pertanyaan dan mcncrima pesanan seperti prcsentasi penjualan,
pelllberian sampel, pameran dagang), Direct Marketing (katalog, surat, pemasaran lewat
telepon, belanja lewat te1evisi,fax-mail, email dan lain sebagainya).
Manaj~/llell Prodllksi
!vIanajemen operasi adalah kegiatan mcngatur dan mcngkoordinasikan
pcnggunaan sumbcr daya manusia, alat, dan bahan secm·a cfektif dan cfisicn dalam
menciptakan nilai tambah suatu barang atau jasa .
. Aspek dalam mam\jcmcn produksi yang perlu diperhatikan adalah:
1. Proscs.
Kegiatan disini mcncakllp pcralatan dan tcknologi, arns proses clari peralatan dan
seluruh aspek fisik pabrik.
2. Kapasitas.
Kapasitas yang dimaksucl adalah jumlah kapasitas yang tcpat dan pcnycdiaan yang
tcpat waktu. Kapasilas ditentukan olch pcraiatan atau fasilitas dan tcnga kerja.
Fluktuasi .kapasitas juga clipcngaruhi oleh Illusim dan permintaan dari konsumcn.
3. Persediaan
Pcngdolan sistem logistik bah an baku, barang dalalll proses dan perscdiaan barang
jadi.
4. Tenaga kelja
18
Tenaga kerja adalah aspek yang paling penting dalam proses produksi, karena tanpa
manusia tidak akan terjadi proses produksi. Terkait dengan perancangan tenaga kerja
dibutuhkan kctrampilan terlentu dan sistcm pcmbayaran tcrlcnlu.
5. Mutu/ Kualitas
Unsur lain yang tak kalah penting yang harus menjadi konsern pebisnis adalah
kualitas dari barang/ jasa yang dihasilkan. Mutu harus dijaga dengan membuat
standar prod uk, peralatan yang harus dimiliki, ketrampilan sumber daya manusia,
dan upah.
Aspck Kcuangan
Salah satu hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan oleh pemain bisnis
dalam berinveslasi adalah cash Dow / aliran kas pebisnis. Perhitungan aliran kas pebisnis
dapat memberikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu bisnis.
Aliran kas dalam investasi ditunjukkan dengan investasi awal , aliran kas operasional
dan aliran kas terminal .
l'erhitungan Investasi awal dihitung dari scluruh aliran kas kelual' yang teljadi dikurangi
dengan semua aliran kas mas uk ( bila ada) yang tCljacli pad a tahun no1.
Perhitungan invcstasi awal terdiri dari :
biaya beli pcrlengkapan usaba
biaya penlasangan. +
Investasi awal
Aliran Opcrasional adalah aliran kas yang relcvan yang dihasilakan olch invcstasi
l'erhitungan aliran kas masuk operasional dihitung sesuai dengan format rugi dan laba.
l'cndapatan
}3 i'lYjL __ ._ .. ~
Laba sebelum penyusutan dan pajak
Penyusutan
Laba bcrsih scbclu!l1 pajak
l'.<liilL_.~ ... ~_: Laba bersih sesudah pajak
19
PenYllsutan
Aliran kas Operasional
Analisis SWOT
Informasi yang diperoleh dari penilaian dari situasi pasar dapat di keloJa dengan
efektif dengan Analisis SWOT. Analisis Swot diolah dari informasi mengenai Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan ancaman. Kekuatan dan Kelemahan menunjukkan penilaian
intemal mengenai kapabilitas pebisnis pada saat ini ( Hoffman, K. Douglas, 2005)
Kekuatan:
Kompetensi apa yang dimiliki pebisnis ( what do we do best): (kapabilitas
produksi, distribusi, keuangan, sumbcr daya manusia, marketing, risel dan
pengembangan.dll)
Hal yang baik yang dilakukan pebisnis menurut karyawannya: training,
kompensasi, benefit, dll)
Hal yang baik yang dilakukan pebisnis menurut konsumellnya
konsumcn, penanganan komplain, dll)
pelayanan
Reputasi pcbisnis dalam pasar: ( kctcrJibalannya dalam k0l1111nitas, rcputasi
praktck bisnisnya, pcranannya dalam ekonomi lokal dll)
Kclcmahan :
Kompctensi apa yang hams dipcrbaiki oJch pebisnis (what do we do best):
(kapabilitas produksi, distribusi, keuangan, sumber daya manusia, marketing,
riset dan pengembangan.dll)
Hal yang harus diperbaiki pcbisnis I11cnurut karyaw3nnya: training, kOIllpCl1sasi,
benefit, clU)
Hal yang hal'll diperbaiki pebisnis menurut konsumennya : pelayanan konsulllcn,
penanganan komplain, clll)
RCjlut8si pcbisnis dalam pasar dibandingkan dengan pcsaingnya: ( kctclibatannya
claJall) komunilas, ,rcputasi praktck bisnisnya, pcranannya dalam ckonomi lokal
dU)
20
Peluang:
Peluang apa yang muncul dalam lingkungan pasar dan lingkungan persaingan.
Perllbahan dalam politik dan hllkum, ekonomi dan tcknologi yang menciptakan
peluang pasar yang baru.
Aneaman:
Ancaman apa yang muncul dalam lingkungan pasar dan lingkungan persaingan.
Perubahan dalam politik dan hukllm, ekonomi dan teknologi yang menciptakan
pel uang pasar yang baru.
Strategi yang dipilih akan disesuaikan dengan mencocokkan kekuatan dan peluang,
kekuatan dengan ancaman. Kelemahan dengan peluang, Kelemahan dengan Aneaman .
. ~~~"CC-~-~,- --~----.~ .. --~-Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Stratcgi SO: Strategi WO:
Strategi yang 111enggunakan Strategi yang
kekuatan untuk menangkap memungkinkan pebisnis
pcluang pasar ll1cngambiJ pcluang
Stratcgi ST:
Strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengurungi
ancalnun
Stratcgi WT:
Strategi '-'ann J to lllampu
ll1engurangi kelen1ahan dan
ancaman
21
PROFIL KOMODITIKACANG METE
Kaeang mete merupakan bagian yang dihasilkan oleh tanaman jambu rnetc.
Tanaman ini bukanlah tanaman asli Indonesia. Tanaman jambu mcte berasal dari
Amcrika Sclatan dan kemudian menyebar ke seluruh penjurll dunia, terutama di negara"
negara yang beriklim sllb-tropis dan iklim tropis, termasuk Indonesia (Ir bambang
Cahyono, lambu Mete: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Penerbit Kanisius,
2001).
Tanaman jarnbu mete tcrdiri dari ban yak genera dan spesics. Bcbcrapa peneliti
botani menyebutkan bahwa tanaman jambu mete terdiri atas 60 genera dan 400 spesies.
Tetapi dari sekian ban yak varietas, spesies Annacardium occidentale L yang paling
banyak tcrscbar di dunia. Tanaman jambu mcte mcmpunyai ban yak manfaat. Dari akar
hingga daun dapat dimanfaatkan untuk kchidupan manusia baik seem'a langsung atau
dengan melalui beberapa proses pengolahan. Beberapa manillat itu antara lain (Ir
bal11bang Cahyono, lambll Mete: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Penerbit
Kanisius, 200]):
akar tanaman jambu mete dapat dil11anfaatkan sebagai bahan industri obat
sariawan dan penyakit gula
getah kulit batang tanaman jal11bu mete dapat digunakan untuk bah an lcm
kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan dan bah an
baku kosmetika
batang tanaman jambu mete cukup baik untuk ballan bangunan, kayu bakar atau
dibuat arang untuk bahan bakar.
Daun tanaman metc yang lua digunakan untuk ral11uan obat pcnyakit kulit dan
tunas-tunas yang masih muda banyak mcngandung gizi dan vitamin C schingga
baik untuk Ialap dan sayur.
Kacang mete merupakan produksi utama dari tanaman jambu mete yang dapat
diolah mcnjadi bcrbagi jenis makanan.
22
KOMPOSISI KANDUNGAN EIJI METE KERING
~-'-------'-'---,.----'---"-"-- .. ,------.-JENIS JUIVILAH .-c---:-------.~-- --+::-::-.---... --.
Kadar air 2,5- 7,5 % -~---------.---Lelllak 44,4 - 50,94 %
Protein 15,78 -28,83 %
Km'''C'b-o'jCCli''Cdr-a-t ---.---.. - -2-2--7-2-9-%--'-'--'
-:-c:::------------._-.-'-'---Vitamin B 0,56 mg
I-cc---c--.---.--.. --.---.. ----.-.--. Tocopherol 210 mg
._--_ .. -1-,--_._-_._- -Niacin 3,68 lllg ---. __ •. ;:--_._--_. ----_.--_ .. __ ..•
KaJsiulll (Ca) 0,04 %
-P-o';-fo-r (-P)--'--"'--'+Q88~%c---
Natriulll (Na)
Kaliulll (K)
0,005 %
0,57 %
Magnesium (Mg) 0,28 % _ •... _._._-_._._ .. _--- --_._. __ .. _ ..•.. Besi (Fe) 0,008 %
Telllbaga (Cll) 0,002 % ---.--'-'---'--" r;--'--'-"'--'--
Seng (7n) 0,004 % ---.. -------.. --+,,~CC'.---.-.- .. - .. -Mangan (Mn) 0,002 %
___ ._, __ ~ __ ... __ ._.~_. __ .. M.~. ___ ~_._. ___ ._. ~~_~ _____ ... ~,. __ _
SUl11ber: IVI uchj; Mlilyono, 1990 dan Ika RlIchjatun Sastrnhidayat, 1990)
Kulit kacang mete yang telah diambil bijinya clapat diambil minyaknya untuk
bahan obat-obatan.
lat tannin yang terkandung dalam kulit ari (testa) biji mete clapat digunakan
untuk bahan penyamakan kulit
Kulit buah mete menganclung minyak yang disebut Cairan Kulit Biji Mete
(CKBM) atau Cashew Nut Shell Liquid (CNSL). Minyak ini dapa! digunakan
u11tuk bah an baku berbagai industri sepcrti industri cat, vernis, pclitur, min yak
pelul11as re111, pengawet kayu, k05mctika, tinta, inscktisida, fungisicla dan lain·
lain.
Buah .semu jambu mete dapat diolah menjadi aneka prod uk mlllUlllan segar
sepcrti sari buah, sirup, abon, sambal clan lain-lain
23
KOMPOSISI KANDUNGAN nUAH SEMU JAMBU METE
Kadar air 84,4 %- 90,4 % r--;-Le-m-a-;k--------t-:;;°-,°2-~--0,-5 -g--------------
Vitamin C ~-------
Kalsium (Ca)
Fosfor (P)
Besi (Fe)
0,01- 2 mg
0,002 - J 9,9 mg
0,03 - 0,07 mg
----r--;S""e--;d""i k--:-it,--------------
1---c---c---------c---c-----------f--c----ccc-c----------------1 Vitamin B2 Sedikit
Vitamin B J
---0----------+--;--;;;:---------------1 Gula reduksi 6,7- 10,6 %
-_._--_.---_ .. _----------Sumber : Muchji Mulynhardjo, 1990
Ampas dari buah semu ini dapat dimanfaatkan scbagai pakan ternak atan pupuk
pcrtanian_
Selain scbagai tanaman penghasil bahan pangan dan bahan baku aneka industri,
tanaman jambu mete bermanfaat lIntuk penghijauan di tanah·tanah pekarangan,
turliS jalan, dan konscrvasi dalam rchabilitasi laban krilis.
Masyarakat lebih ban yak mcmanlaatkan kacang mete daripada bagian lain dari tanaman
jambu mete hu-ena harganya yang lebih tinggi dan cendenmg men gal ami kcnaikan harga
setiap tahllnnya. Unluk mcnclapatkan tanaman jambu mete yang clapat berprocluktivitas
tinggi c1alam menghasilkan biji mete, malo pcrlu diperhatikan beberapa hal dalam
budidaya tanaman ini seperti mengenai penentllan jarak tanam.
Jarak tanam sangat berpengaruh pad a produktivitas tan am an karena berkaitan
crat dcngan pencrimaan sinar matahari agar proses fotosintcsis dapat beljaian scm]lurna
dan pcnggunaan 7.al hara ]cbih efcktif bagi seliap individu tallaman. Jarak tanaman yang
dianjurkan lintllk budidaya tanaman jambull1ctc adalah scbagai berikut :
6mx8m
8mx 10m
: jarak dalam barisan tanaman yang mcmbujur arah Bamt -
Timur adalah 6 m dan jarak antarbarisan tanaman 8 111
:jru'akdalam barisan8mdanjarakantru-barisan tanaman 10 m
24
12 m x 12 m : jarak dalam barisan 12 m danjarak antarbarisan tanaman 12m
Pengaturan jarak tan am jambu mete yang dianjurkan eli atas elisesuaikan dengan
jenis tanaman mete yang elibudidayakan. Untuk jambu mete varietas bertajuk lebar, j31'ak
tan3ll1 lebih lebar daripaela jambu mete yang be11ajuk sempit. Untuk kerapatan tanam
6 m x 8 111, jumlah tanaman 229 pohon/hektar; untuk kerapatan tanam 8 m x 10m,
jumlah tanaman 137 pohon/hektar; dan kerapatan tanam 12 m x 12 111, jumlah tan3ll1an
76 pohonlhektar.
Selain produktivitas tanaman yang perIu diperhatikan dalal11 l11cl11peroleh hasil
panen yang 111emuaskan, kualitas kacang mete juga perIu diperhatikan untllk
memperoleh harga jual yang tinggi. Karena itu, penangan pasca panen sangat penting
untuk meningkatkan penjualan. Penanganan pasca panen l11eliputi kegiatan (Jr bambang
Cahyono, Jambu Mete: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Pel1erbit Kanisius,
2001):
I. pemisahan buah dari tangkai
biji mete harus dipisahkan dari buah semunya. Cara l11el11isahkan dcngan dipuntir dan
ditaruh eli tempat terpisah. Kel11udian biji mete yang sudah dipisahkan dicuci sllpaya
bersih dari kotoran tanah, clebu, pasir clan lain-lain.
2. sortasi dan grading biji mete
biji mete elipisahkan antma yang baik dan yang rusak at au busuk dan sekaligus
clilakukan grading untuk mengelompokan biji yang berllkuran besar dan kecil.
Tujllan sortasi dan grading biji adalah menyeragamkan ukllran untuk mempermllciah
proses pelembaban, pcnggorengan dan pemecahan. Hal ini dapat dilakukan dcngan
cara manual dan mekanis. Cara manual urnul11nya dilakukan olch para pctani atau
pengrajin rumah t,mgga. Sedangkan seem'a mekanis biasanya diJaklikan di tingkat
pabrik yaitu dengan menggllnan mesin pcmisah misalnya cylinder sorter yang
111embedakan biji mete dalam ukllran 13- I 5111111, 15-171l1l11, 17 -191l1111 dan Jaill
lain.Penggolongan ini biasanya tidak lebih dari 3 kclompok elcngan ukuran yang
didasarklm pada lebar dan tebal keeping biji.
3. pengeringan biji mete ge!ondongall
Mete gelondongan yang barn dipetik l11asih mel11iliki kadar air 25%. Kadar air yang
tinggi menyebabkan keeping biji mete terkena serangan jamul', bakteri atau factor
25
enzimatis dan membuat kualitas kacang mete turun. Karena itu, mete gelondongan
hams segera dijemur untuk memperoleh kadar air 5%. Caranya: mete gelondongan di
jemur di bawah sinar matahari selama 7-8 jam untuk 4-6 hari. Selain unl11k
mempertahankan kualitas, penjcmuran ini juga berfungsi untuk memudahkan
pengupasan kulit mete.
4. penyimpanan biji mete gelondongan
Mete gelondongan yang sudah dijemur segera disimpan dengan baik di tempat
penyimpanan/gudang. Gudang pcnyimpanan sebaiknya mcmiliki suhu udara yang
tinggi agar dapat membantu proses pengeringan biji mete karena proses
pengeringannya masih berlangsung selama dalam penyimpanan.
5. pelembapan biji mete
Apabila biji mete akan dipecah/dikacip maka kadar airnya harus dinaikkan hingga
batasI6%. Karena itll biji mete peril! clilembapkan. Pelcmbapan ini berfungsiuntuk
meningkatkan kadar air, mempennuclah pecahnya rcntangan sci at au jaringan clalam
kulit buah mete. Pclembapan clilakukan clengan cara:
biji mete dimasukkan ke dalam bak atau silo pelembap
biji mete ditumpuk eli atas lantai yang miring dalam sLiatu ruangan yang lcmbap
dengan ditutup kal'llng goni yang basah. Untllk rnenjaga kelcmbapan IClap tinggi,
biji mete discmprot atau disiram dengan air secara teralUl'.
Biji mete direndam dalam air yang bersuhll tidak boleh lebih dari 30° C dan tidak
mengandung ion Pe.
6. pcngambiJan kacang rnctc
Sebelum melakukan pengupasan, biji mete gelondong yang tduh dilembapkan
digoreng lebih dahulu. Penggorcngan ini memudahkan pcngupasan kulit dan
menghilangkan min yak loka atau cairan IwliI biji mete (CKBM) atau Cashew Nut
Shell Liquid (CNSL). Pcnggorcngan dapat clilakllkan dcngun cam:
penggorengan dengan panci terbuka (sangrai)
biji mete gelondong digoreng dalam panic terbuka yang dasarnya berlubang
lubang. Berdasarkan hasil pcrcobaan Legiyo, 1980, daJal11 Muchji Mllljohardjo,
1990, penggorcngall dengan sistem panci terbuka (sangrai) menggunakan kuali
tanah Iiat pada suhu 400 C, 450 C cleUl 500 C selama 3 menit,3,5 men it, 4 menit,
26
dan 4,5 menit memberikan hasil yang terbaik adalah pada suhu yang tinggi dan
waktu yang tinggi karena rendemen biji utuh. Setelah penggorengan biji mete
gelondong harns segera diperciki air, kemudian dituangkan ke tallah atau diberi
serb uk gergaji agar dingin. Sclanjutnya biji mete gelondong siap dikupas.
pellggorengan dengan destilasi uap
Biji mete gelondongan ditempatkan dalam tangki yang dialiri uap panas yang
bersuhu 2700 C. CNSL yang keluar dari kulit biji mete ditampung dalam wadah
yang terlctak di bawah mete gclondongan.
Pengupasan kulit biji gelondongn secara manual dengan cara:
menggunakan pemukul
mcnggunakan kacip belah
menggunakan kacip ceklok
Pengupasan biji mete juga dapat dilakukan secara mekanis namun cukup rumit.Hasil
rendemen kacang mete utuh c1engan pengupasan secm'a l11ckanis bisa mencapai 90%
dan pengoperasianllya lebih ccpat. Hal ini lebih bm1yak dilakukal1 di tingkat pabrik.
Beberapa jenis mesin pengupas lwlit mete antm'a lain (Ir bam bang Cahyono, .lambu
Mete: Tcknik Budidaya dan Anaiisis Usaha Tani, Pencrbit Kanisius, 20C)]):
Roller-Cracker
Mesin pcngupas mete ini I11cmiliki kapasitas 2,4 ton/hari kClja (8jam) dcngan
hasil kacang mete utuh 30%
Exentric-crusher
Mesin ini dapat menghasilkan kacang mcte 40%
Gyratory-cracker
Mesin ini memiliki kapasitas mengupas I ton biji mete tiap jam
Centrifugal cracker
Mesin pengupas mete ini dibedakan atas sistc!l1 sicaL SiS1Cl11 jur, sistcm barbieri,
clan sistem '1'1'1. Pada sistcm sical, mesin ini mcmiliki kapasitas 1.200 k gjj HIll dan
menghasilkan kacang mete 67%. Pada sistem sica!, mesin ini memiliki kapasitas
200-600 kg/jam, tcrgantung pada ukuran mcslllnya. Sistem jur dapat
Il1cnghasilkan kacang mete utuh 90%. Pad a sistcm barbieri hamper sama dcngan
sistcm sica I dan jur. Pada sistem TPJ, mesin memiliki kapasitas pengupasan 300
Kg/jam dengan hasil kaeang mete utuh l11cncapai 70%
27
Olfemare
Mesin ini dapat menghasilkan kacang mete utuh meneapai 80%
Caseho
Mcsin ini dapat mcnghasilkan kaeang mete utuh mcneapai 75%
Sima (Societa Ie Sima Machine Agraries)
Kapasitas pengupasan mesin ini 70 Kg buah per jam dan hasil rendemcn kacang
mete utuh meneapai 53%
7. pengcringan kaeang mete
Kaeang mete yang sudah dikacip dikeringkan kembali untuk mcmperoleh kadal' air
3%. Pengeringan ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pengupasan kulit air
kacang mete dan mcnccgah scrangan hama dan jamur serta mcningkatkan daya
simpan. Pcngeringan dapat dilakukan dengan mcnjemur di bawah sinar matahaJ"i
selama 7-8 jam untuk 4-6 hari. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan oven pemanas. Pengeringan yang berlebihan dapat menyebabkan
kacang mcte rapuh.
8. pengupasan kulit ari
pengupasan kulit ari dengan eara 111anual yaitu dengan 111cnggesekan jari tangan hati-
hati atau dcngan mcnggunakan pisau jika sulit dilakukan dcngan mcnggunakan
langan.
9. sortasi dan grading
kacang mete yang sudah dibersihkan scbaiknya disortasi dan digrading lcbih dahulu
sebelu]]] dijual ke pasar. Sortasi dan grading ini bcrtujuan untuk menycragamkan
kacang mete menurut kualitasnya yang sekaligus juga mel11pengaruhi harga dan
penjualan di pasar.
Didalam pcrdagangan, kacang mete dikclompokkan mcnjadi enam goJongan mcnurut keadaan
(ukuran) biji mete dan cmpat golongan menUl'U! warna sebagai bcrikut:
A. Mcnufut keadaan (ukuran) biji mete:
28
I, kaeaI~g mete utuh (wl;;:;le ke~:;;els), yakIli kaeallg mete utuh selt;;'ul;n'ya,t~;;pa cae at
2, kacang mete tidak utuh (butts kernels), yakni sebagian keeil sudah peeah
3, kaeang mete belahan (splits kernels), yakni kaeang mete sctcngah utuh atau merupakan
belahan kaeang mete yang utuh
4, kaeang mete remukan besaI' (large pieces kernels), yakni kacang mete yang pecah lcbih
dari dua bagian dengan ukuran di atas 0,6 em dan tidak lolosa dengan ayakan 4 mesh
5, kacang mete remukan kecil (small piece kernels), yaklli kacang mete yang pecah/ren1uk
dengan ukuI'an antara 0,4 0,5 em dan tidak lolos dengan ayakan 6 Illesh
6, kaeang metereIllukan hal liS ( baby bits kernels), yakni kaeang mete yang pecahlremuk
haills, tetapi tidak lolos dengan ayakan 10 mesh
B, MenuI'lit warna biji mele:
1, kacang mete putih (white kernels), yakni kaeang mete berwarna putih bersih, tidak
terdapat bercak berwarna eoklat atau hitam
2, kaeang mete agak plltih (fancy kernels), yakni kacang mete bewarna agak putih atau
agak gosong
3. kacang mete sctengah gosong (dessert kernels), yakni kacang mete sctcngah gosong atau
bercak·bereak hitam
4. kacang mete gosong (scorched kernels), yakni kacang ll1ctc yang gosong berwarna
cokelat muda sampai cokelat akibat pcmanasan yang berlcbihan.
Bcrdasarkan pcnggoJongan terscbut, kacang mete dikclompokkan menjadi bcberapa grade ya1tu:
a. grade I, memiliki spcsiJikasi scbagai bcrikut:
1. kac3ng mete utuh selurllhnya, tanpa caeat, tidak terdapat bintik hitam atau cokelat karcna
scrangan hama atall cendawan
2. kacang mete cllkup kering dengan kadar air mAksimal 5%
3. kaeang mete tua
4. kaeang mete tidak tereamplIr dengan biji yang bllsuk
5. kacang mete bcrwarna putih, pueat atau kclabu tcrang
6. kacang mete tidak tercampur kotoran atall benda-benda asing
'1, kacang mete rusak akibat pengangkutan ke pasar kurang dari 10%
b, grade'lI, Illemiliki spesifikasi sebagai berikul:
1, kacang mete tidak utuh, yakni sebagian keeil suclah pecah, tidak terdapat bintik hitam
atau cokelat karena serangan hama atau cendawan
2, ,kacang mete cukup kcringdengan kadar air m~kSima15o/"-_._.~ ___ .~~_c._J
29
I
l_
3. kacang mcte tua
4. kacang mete berwarna plltih~ pucat atau agak putih, afau keJabu !cran!?,
5. kacang mete tidak tcrcampur dcngan kacang mcte yang busuk
6. kacang mete tidak tcrcampur kotoran alau bcnda-bcnda asing
7. kacang mete rusak akibat pcngangkutan kc pasar kurang dari lO°;()
c. grade III, mcmiIiki sJlesifikasi sebagai bcrikut:
1. kacang mete pecah terbelah memanjang menjadi dua bagian (kacang mete be-lahan yang
utuh), tidak terdapat bintik hitam atau coke-Iat karena serangan hama atau cenclawan
2. kacang mete cukup kering dengan kadar air maksima! 50/0
3, kacang mete tua
d. kacang, mete ben-varna putih, pLicat atall agak putih, atau kelabu tcrang
5. kacang mete tidak (e!"campur dengan kacang mete yang blislik
6. kacang mete tidak tercampur kolor3n atau bcnda-benda asing
d. grade IV, memiIiki spesifikasi sebagai berikui:
I. kacang mete pccah~ yakni relllllkan besar dan kc.cil dengan ukuran di atas OA em dan
tidak 10105 dcngan <lyakan 6 mcsh~ tidal.:: tcrdapat bintik llitam atau eokclat karcna
serangan llama atau cendawan
2. kacang mefe cukup kcring dcngan kadar air maksimal 5(:--0
3. kacang mete ttla
4, kaeang mete bcnvarnn j)l!tih, pucat at au agak plltih, atatl kclnbu tcrang
5. kacang metc tidak tcrc<lmpul' dcngill1 kacang Illctc yang bllsuk
6. kacang mete tidak lcrc:JmjJur kOlor;-)11 atal.l bcnda·-hcllda asing
c. grade V, Illcl1liliki spesifikasi sebagai berikLlt:
1. kacang mete agak gosollg~_ L11uhltidak u1uh (seb(ll~ian kecil peenh) terbelah mcmanjang
2.
3.
,I.
).
6.
f
1.
menjadi dua bagian, tidak terserang llama atau cendawan
kacang mete cukup kering clengan kaclar air maksimal 5?{)
k8cang mete tlla atnll y~ll1g belulll tua
kacang mete berwarna cokelat Illucla
kacang mele tidak tt.:rcaillpur deng<ln kacang mele yang busuk
k<lcarig mete tidak tcrcampur koloran a1au benda-benda asing
grade VI, mcmiliki spcsillkasi sebagai bcrikut:
kacang mete sctcngal1 gosong, utuhltidak utuh/tcrbelah mCll1ilnjang J1lcnjadi dua bagian,
30
tidak tcrscrang, llama atnu ccndawan
2. kacang mete cukuIJ kering dcngan kadar air maksimal 50/0
3. kacang mete tlla atall yang bclllm tua
4. kaeang mete ben-varna cokelat muda
5. kacang mete tidak tercampuf dengan kacang mete yang busuk
6. kacang mete tidak tercampur kotoran atau bcnda-benda asing
g, grade VII
1. kacang mete yang gosong dengan berbagai keadaan ukuran
kacang mete cukup kering , J. kacang mete tuaibelulll tlla/keriput
/1. kacang mete berwarna gacling tua!cokelat tua karen a gosong aiau hanglls dari pemanasan
berlebihan
5. kacang mete tidak tercampur dengan kacang mete yang busuk
6. kacang mete tidak lercamjlur kolOl'an atau benda-benda asing I
Sumbcr: II' bambang Cahyono, .lambu Mete: Teknik Buclidaya dan Analisis Usaha Tani, Pencrbit I Kanisius, 200 I
J O. pclcmbapan kacang mele
Scbclum clikcmas~ kacang mcte harus dilcmbapkan hingga 111cncapai YYo agar kacang
mete tidak mudah rapuh. PeJembapan ini dapat dilakllkan dengan mennyimpannya
dalam ruang pelembap selama bcberapajal11 atau dengan menggllnakan llap air.
1 J . pengcmasan
Sebaiknya kacang mete dikemas dan disimpan dengan baik Selal11H l11enunggu proses
pel11asaran. Pengemasan ini dilakukan llntuk mcnjaga atau l11cl11pertahankan kualitas
kacang mele clan sekaligus 11l1luk ll1cnarik minat para pcmbcli
Pasar kacang 111cte sangat bervarjasi mulai dari tingkat rU111ah tangga sampm
tingkat indllstri l11akanan. lalur distribusi pcmasaran produk kacang mete juga sangat
panjang, Karcna iiu apabila 111cnginginkan harga jllal yang 1ingg.i dan mCJigul1tul1gkan
banyak pihak, harus l1lcnggunakan jalur c1istribusi prociuk yl1ng pcnclek atau bcrani
mcmotong jalur distribusi. Beberapa pelaku ekonomi yang terlibat dalal11 pcmasaran
31
I J
kacang 111cte antara lain pctani, pengkacip, tengkulak awu pedagang pengl1l11puI,
pedagang besar, industri makanan, eksportir dan pedagang pengecer (pasar dan toko).
Skcma jalur distribusi kacang mete dapat dilihat sebagai bcrikut:
PROFIL KOMODITI RUMPUT LAUT
Sama halnya dcngan kacang mctc, rUl11put laut l11crupakan salah salu kOll1odi!as
hasil laul yang c1apat dianclalkan untuk mcnghasilkan e1cyisa ncgara e1cngan nilai ckspor
yang terus meningkat sctiap lahunnya. Indonesia mempunyai potcnsi budidaya rumput
laut karen a rumput laut tllmbllh dan tersebar hampir eli seluruh perairan Indonesia. Para
pctani/nclayan eli ncgara ini juga scmakin gial mcngcmbangkan rUll1pul lau! lllcngingat
hargajualnya yang scm akin tinggi.
Rumpllt laut adalah .I ellis ganggang l11'lkroskopik. Pengelompokkan 1m
didasarkan pada ukuran ganggnng dan selain 111akrosknpik, ada pula jenis ganggang
mikroskopik. Pcngciompokkan ganggang yang lain didasarkan pada pigmcn yang
dikandungnya. Bcrdasarkan \\'arna pignlcn, ganggang atau J\Jgac dikclompok_kan
menjadi 4 kelas yaitu Rhodophyceae (ganggang mcrah), Plwcophyceae (ganggang
cokelat), Chlorophyceae (ganggang hijau), Cyanophyceae (ganggang, ilijau-biru).
J\walnya, masyarakal Illenggunakan rumput laut untuk sayuran karena Illcrcka bclum
Il1cngctahui kandungannya. Sciring dcngan bcrkcmbangnya pcngetahuan tcntang rUll1plli
Iaut, masyarakat scrnakin tailu tcntang manfaal dan kanclungan dari rUI11jJut lau!.
Pcngetahuan tersebut yang mendorong masyarakat unlllk mermlI1!~Hltkan rumpllt laul
secara optimal.
RUl11pUI laul yang banyak dimanfaatkan adalah jcnis ganggang l11crah karcna
J11cngandung agar-a gaL kcraginaIL porpiran dan furcciaran. Jcnis ganggnng ])}crah yang
ada di Indonesia n1cngandung agar-Hg,Jf, karaginan serta pign1en fikobiIin yang terdiri
dari fikoerettin dan fikosianin yang 111erupakan cadangan makanan bCfupa karbohidrat.
Sclain ganggang nlcrah~ gangg,ang cokclat juga 111cJniliki potcnsi ulltuk dibudiclayakan
khususnya untuk Sargassu1l1 dan Turbinaria. Ganggang cokclal ll1Cngandull[2, pigmen
kloro1i1 a dan c; beta karotin; violas<Inlin dan fukosantin; pirenoid dan lilakoid (lembaran
fotosintesis); cadangan makanan bcrupa laminarin; dinliing sci yang tcrdapat selulose
32
dan algin. Baik ganggang ll1crah maupun ganggang cokelat 111crupakan bahan 111akanan
yang baik sebagai penghasil jochum.
Kandungan Unsur-Unsur Mikro pad a Ganggang Merah dan Cokelal
Unsur Kisaran Kanciungan Oalam % Berat kering
Ganggang ivlerah Cianggang Cokelat 1-;;-,..--------· .--.. ---- --... -.---.----~- .---------~-----
Kior 1,5 ~ 3,5 9,8 ~ 15,0 - :--:-:---Kalium 1,0 ~ 2,2 6,4 ~ 7,8
--_. __ ..... _ ... _. __ .- ....... -Natrium 1,0 7,9 2,6 - 3,8
-- .. _-I,-:--~c---'--'-~----- 1 --.-----0,3- 1,0 1,0- 1,9 Magnesium
---.-~-~- ------~-------------- --_. __ .. - ----
Belerang 0,5- 1,8 0,7- 2, I -cc-.--.. .--.-~------,.-----.-.--- .... ------~-~--... ----.--
f--S;c-i_1 i-;;,kO_'_' ___ ._ _______ 0,_,_2:-----;:0--:,3=--___ ._ _ __ I~' 5 ~ 0,6 .-.. ----.---~.-
Fosfor 0,2- 0,3 OJ- 0,6
Kalsiulll 0,4 1,5 0,2 ~ 0,3
I Besi 0,1 , - 0, 15 0,1 ~ 0,2 ................. .-
Iodium 0,1 - 0,15 0, I -- 0,8 ..... . •..............
Brom 0,005 0,14
SUl11bcr: Willarno, 1990
Jenis penghasil ganggang yang paling baik dibudidayakan di Indonesia adalah
Gracilaria karen a mudah diperoleh, lmrganya munlh' dan dapal menghasilkan agar-agar
tiga kali lipal disbanding jellis yang lain, Ada dua jenis lain yang cukup baik ulltuk
dibuclidayakan yailu Gclidiul11 clan Hypnca, Scdangkan untuk JCIl;s rU1l1Jlut !aut di
Indonesia yang menghasilkan karaginan yang potensial unluk dibudidayakan adalah
Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosul11,
Untuk 1l1cmperolch hasil yang 1l1aksitnal baik sceara kuantitas 1l1aupun kualitas,
perlu dipcrhatikan cafa dan \Vaktll yang tcpat dalam pem<lncnan, Waktll panen I11cmang
cllkup bervilt'iasi lIntllk setiap petani dan lokasi pcnananman yang berbcda, N amun
sccara umU111 panen dilakukan pacta usia salU bulan dcngan perbandingan anlara beral
bash dan kcring berkisar 8: 1, i\pabila rllmpul laut dipancn pad a lIsia dua bulan,
pcrbandingan berat basah clanberat kering adalab 6: 1, Sclain usia panen, bal1yaknya basil
yang diperoleh juga erat hUbungannya dengan laju pertumbuhan harian rumpllt laut yang
dibudidayakan. Dari beberapa percobaan diperoleh data bahwa la.iu pertumbuhan 11m-ian
Euchelllna dan Gracilaria punya nilai :yang beragam yaitu rata-rata 2-3%J/hari (Tim
Penulis PS, Budidaya. Pcngolahan dan Pcmasaran Rumput Laut. Pcncbar S\Vadaya,
2004)
Penanganan pascapanen juga penting untuk diperhatikan. Hasil penanganan
pascapanen ini yang sangat berpengaruh pad a harga .iual terutama untuk masalah
penilaian pembeli terhadap kualitas dan kuantitas fUI11put laut. Langkah-Iangkah
pengolahan rLlmput laul dalam pasca panen scbagai bcrikut (Tim Pcnulis PS, Budidaya,
Pcngolahan dan PClllasaran RUll1put Laut Pcncbar S\Vadaya, 2004):
I. rUl11put laut dibersihkan dari kotoran seperti pasir. balu-batuan, kemudian dipisahkan
dari jenis yang satu dengan yang lain.
2. Sctclah dibcrsihkan, rumpul dijcl11Ul' sarnpai kcring. Hila cuaca cukup baik
penjcl11uran l1anya I1lCmbutllhkan 3 hari. Agar hasil bcrkuali(as tinggi, rUl11put lau(
dijemur di at as para-para dan tidak boleh ditumpuk. RUl1lput laut yang kering
ditandai dengan keluarnya garal1l
3. pcncucian dilakukan sc(clah rLll11pul laut kering. Scbagai bahan baku agar-agar
rumjJul lau( kcring dicuci dcngan air lawar, scclangkan un(uk diambil karaginannya
dicuci dengan air laut. Un (uk rumput laut yang dial1lbil karaginannya tidak boleh
ken a air tawar karena air (awnr dapat lllciarutkan karaginannya. Setelah dibersihkan,
rUl11put lau( dikcringkan kCl11baii kira-kira I hari. Kadar air yang diharaplwn setclah
pcngcringan sckitar 28%.
4. RUl11put laut kering sctelah pengcringan kedua diayak untuk l11enghilangkan kotoran
yang masih tertinggal
5. RUll1jJut laul yang sudah kcring dan bcrsih dimasukkan dalam karung goni.
Indonesia telah mcngekspor rUl11put laut kering dari marga Eueheul11a, Gelidium,
Garcilaria dan Hypnca. Untuk ekspor, rumpu( laut harus l11cl11enuhi standar perdagangan
ckspor.
Standar MUtli RUl11put Laut kering lIntuk Elicheuma, Gelidilll11, Gracilaria dan Hypnca
rK~rid(t~~,st'~~ ·---I~~~:;~~u'n; GClidilll:---· Gracilaria Hypnea
lJ(ada;~1~-,,1-akSin;;'I-C-2-···· •. ~ .. - -15·········-·~--~-·· 1'2'-5::----·-·········· -·--1·,:,;-'0:;-········ ... -..... ~ 1
t~ellda -"_s_i "_g_":_n k_s~' i ,_naI II 5' )~~J~*j-=~--·~···_ .. _. __ ,_5_i * .. *_) .. _~.............. ._.J~5._· x: .•.. "_) ..... ~~~ ___ ---.J
34
Bau
la ll!
Spesitik
rIll11put lau!
Spesitik
rumpllt laut
Spcsitik I'll 111 pll!
latll
*) benda asing disini adalah garam, pasir, karang, kaYlI dan jenis lain
**) benda asing disini adalah garam, pasir, akrang dan kayu
sumber: Tim Penulis PS, Budidaya, Pcngolahan dan Pemasaran Rumput Laut, Pcncbar
Swadaya, 2004
PERAN PEMERINT An
Pcmcrintah mcmpunyai peran pcnting daJam pcngcl11bangan usaha kccil di
Indonesia. Selain schagai pengatur, pemerintah juga bertugas memfasilitasi usaha kcciJ
untuk berkembang. Hal ini teJah ditegaskan pula dalam UU No 9/1995 tcntang Usaha
KcciJ pasal 14 bahwa "Pemcrintah, dunia usaha dan l11asyarakat rnclakukan pcrnbinaan
dan pcngembangan usaha kccil dalam bidang:a.prodllksi dan pengolahan; b.pcl11asaran;
c.sumbcr daya manusia; dan d. tcknoJogi". Disebutkan Jcbih laI1jut pasal 15 dan 16
bahwa "Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pel11binaan dan
pengcl11bangan dalal11 bidng proclllksi dan pcngoJahan e1engan a.n1eningkatkan
kcmampuan rnanajcmcn scrla tcknik produksi elan pcngolahan; b. ll1Cningkalkan
kcmampuan rancang bangun elan pcrckayasaan; e.l11cmbcrikan kCl1111elahan e1alal11
pengadaan sarana dan prasarana prodllksi dan pengoJahan, bahan baku, hahan penolong
dan kemasan"
Pasal 1111 dapal dirul1111Skan pcmerinlah claJam Jangkah pClllbinann dan
pcngcmbangan rnclalui pclaksanaan pcnciitian dan pcngkajian pcmasar{1j), peningkal<111
kcmampuan manajcmen dan teknik pemasaran, selia menyediakan sarana scrta
dukungan pro111osi dan uji pusar bagi usaha keci!. Hal ini dimakslldkan juga untuk
111cngcmbangkan JCl11baga pcmllsaran dan jaringan distribllsi scrta ll1CI11asarkan procluk
llsaha keci!. Sclain ilU pCl11crintah juga dapal mclakukan bebcrapa llpaya lInlllk
mengcmbangkan llsaha kccil scbagai berikllt (Pandji Anoraga, SF, MM; Manajcmcn
Bisnis; Rineka Cipta; 2004):
Jlcnelckalan makro UJ1tuk mcnciplakan iklim Il.saha yang kondusif bagi Llllllbuh
dan bcrkcmbangnya usaha kcciL antara lain dcngan pcnyccliaall barang-barang
pllbJik yang lebih berorientasi pada pengembangan lIsaha keciI seperli hlsilitas
inij'astruktur (sanlI1a transportasi, kOll1unikasi dan Jain-lain), kebijakan moneler
dan kcuangan (misitlnya kreelit berbllnga ringan bagi usaha kccil), faiJitas
35
perpajakan, pendidikan umUI11, pengembangan teknologi, scrta kebijakan
persaingan yang seha!.
Mcnghilangkan l11onopoli, tcrutama pada industri hulu, yang lllcnycbabkau usaha
keeil sulit bcrkcmbang,
Mengel11bangkan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar dan
didasarkan saling l11engllntungkan kedlla belah pihak
Meningkatkan efisiensi usaha pad a lIsaha kecil l11engingat persall1gan yang
scmakin taj am
Bagi sector lIsaha kccil yang bclum lllCllliliki asosiasi pcrlu dibcntllk asosiasi,
Sedangkan bagi sector usaha yang sudah memiliki, pcrlu mempcrkuat
asosiasinya, Hal ini dilakukan guna memperkllat posisi tawar l11enawar dan posisi
persaingan usaha kcciL
Selama ini pel11erintah berusaha l11emfasilitasi konsep kcmitraan lIsaha kcciL
Konsep kel11itraan (partnership) ini merupakan bagian dari tanggllng jawab social
pcrusahaan tcrhadap lingkllngannya, scsuai dcngan konscp manajcmcll bcrdasmkan
sasaran aiau partisipatiC Dnlanl konscp ini pcrllsahaan bcsar hanlS juga bcrtanggung
ja\vab mengen1bangkan tlsaha kecil dan masyarakat pelanggann)/a karena pad a akhirnya
hanya konsep kemitraan ini yang akan rncnjalnin cksistensi perusahaan besar, lcrutarna
untuk jangka panjang, Konscp kcmitraan diuraikan Icbih lanjut clalall1 pasal 27 clcngan
penjclasan yang cukup rinci mcngcnai poln kcmitraan (Pandji Anoraga, SF, iI/1M;
i'vlanajemcn 13isnis; Rincka Cipta; 2004):
a) Inti plasma, yaitll hubllngan kemitraan usaha antara usaha kccil dengan usaha
mcncngah aInu besar~ yang didalamnya llsaha 111cncngah atu usaha csar bcrtinciak
scbagai inti clan usaha kccil scbagai plasma; pcrusahaan inti Illclaksanakan
pel11binaan mlilai dari penyecliaan sarana produksi, bimbingan teknis, sampai
dengan pCl11asaran hasil produksi
b) Subkontrak, yaitu hubungan kcmitraan antma usaha kccil dengan usaha lllencngah
atall usaha bcsar; dalam hubungan kcmitraan, llsaha kccil mcmproduksi kOIllPOIlCIl
yang diperlllkan oleh lIsaha l11enengah atau llsaha besar sebagai baginll dari
prodllksinya
c) Dagang UI11Ull1, yaitu hubllngall kcmilraall antara usaha kccil dengnn lIsaha
l11cnengah atau us aha bcsar, yang didalan1nya usaha Jllcnengah alau usahn bcsar
mcmasarkan hasil produksi lIsaha kceil atall scbagai pC111asok kebutuhan usaha
mcnengah atau usaha besar
el) Waralaba, yaitu hllbungan kcmitraan yang didalanmya pcmbcri waralaba
I11cmbcrikan hak pcnggunaan Iiscnsi, mcrck dagang, dan saluran distribusi
perusahaan kepada pcncrima waralaba dengan disertai bantuan bil1lbingan
111ana.Jelnen.
e) Keagenan yaitu hllbungan kCl1litraan yang didalamnya usaha kecil diberi hak
Iclllasa unluk mcmasarkan barang dan jasa usaha I11cncngah dan usaha bcsar.
i) Pola bcntuk-bcntuk lain eli luar a,b,c,cl dan c di atas adalah pola kcmitraan yang
pada sa at ini sudah berkembang, tetapi bclum dibakukan atau pola bam yang <!kan
til1lbul di l1lasa yang akan dating.
Pada intinya kemitraan aclalab scbuah jalinan keIja sama dari dua atau lebih
pelakll llsaha yang saling rnenguntungkan, Terjadinya kemitraan apabila ada keinginan
yang sama saling mendukung dan melengkapi dalam upaya mencapai tujuan bersama.
Konscp kcmitraan ini yang sekarang sedang difasilitasi dan dikembangkan olch
Jlcmcrintah,
Kcbij'lkan pcngcmbangan agribisnis jambu mete
Kcbijakan pcngcmbangan agribisnis jambu mcte yang pcrlu ditcmpuh adalah sebagai
bcrikul (http://\vvyvy,_dcPlan.gQ,icl[(litl,angbun/kcbija.!(an,hlm) :
A. Peningkatan Produktivitas dan Ivll1tll Basil Jal1lbu Ivlete
Kebijaksanaan peningkatan prodllkstivitas jambu mete dimaksudkan untuk
rneningkatkan procluksi pcr .. satuiln lahan melalui bcrbagai pcnggunaan input
tcknologi, schingga pcndapatan pelani scbagai proclusen clapat mcningkat. Langkah
langkah kegiatan yang diperlukan aclalah:
a. peningkatan kualitas dan kU(lntitas tanaman jall1bu 111ete
b, pcngen1bangan clan pClnanfaatan tcknis bcrcocok tanam yang baik SCSllZli dcngan
kondisi Juhan
c. Penycdiaan saran a produksi secanl 5 tepat, yang sesum dcngan kcbutuhan
lapangan
d. Pcningkatan upaya Jlcrlindunganjamlm mete
c, Pcningkatan SDlvl pctani jalllbu mete, schingga mcrcka Jl1ilJl1Pll Illcngadopsi
teknologi dan nlengelola serta nlcngCl11bangkan usahanya
37
f Pengcmbangan pola tanam mete dengan sistcm tanaman tllmpang sariitanaman
sela, baik berupa tanaman pangan pad a Tnaman Belum Menghasilkan (TI3M)
maupun lanaman horlikultura, lemai< domba dan Icbah mach! pad a Tnarnan
Mcngbasilkan ('I'M)
R Pengembangan Industri Hilir dan Peningkatan Nilai Tambah Jambu Mete
Kebijaksanaan pengembangan indllstri bilir dimakslldkan lIntlik meningkatkan nilai
lambah agribisnis jambu mcte yang dilakukan olch pctani, yang pada gilirannya akan
Illcningkatkan pcndapatan pctani, Bcbcrapa langkah kcgialan yang dipcriukan
adalah:
a. pengell1bangan a1at pengacip skala rUl11ah tangga yang dibarengi dengan
pcmbcrdayaan kclcmbagaan pctani
b, pcrancangan industri yang tcrintcgrasi
c, pengcmbangan alat dan mesin lIntuk mcmbuat minyak laka (CNSL) kasar
skala kelompok tanilrllmah tangga yang berasal dari cangkang mcte, pad
tabap awal dapat dibangun satu pabrik minyak CNSI, eli Jawa Bali
NTT clcngan kapasitas sckitar J 0,000 ton cangkang mete/tabun, satu
pabrik di Sulawesi Tenggara dengan kapasitas 15,000 ton cClngkang
l11ete/talllln,
d, Fasilitasi kclembagaan ckonomi pctani \I1l(uk mcndapatkan akscs kc
Icmbaga pcmbiayaan
e, Peningkatan kemampllan jinansial dan l11anajernen kclcmbagaan pelani
l11elalui bimbingan iinansial, pclatihan dan pendidikan l11anajcmen
r. Bantuan untuk membuka clan mcningkatkan akscs tcrbadap pasar antma
lain mclallii kontrak pcnjualan clan kc!jasama pcmasaran
g. Upaya 111cngurangi ekOn0111i biaya tinggi di bidang agribisnis jambu 111CtC,
antara lain dengan penlbebasan pajak ekspor, pengurangan atau
pcmbcbasan bcban fiscal scpcrti pajak dan rctribusi
h, r-:1isicnsi proses sonasi, pcngupasan. pcngcringan clan pcngcmbangan
produk
1. Jvlendorong kenlampuan promos! dan aksl's ke jaringan pasar ckspor yang
prospcktifantara lain !\mcrika Scrikat, r:ropa, Cina, .lcpang clan Australia
J. Mcmfasilitasi pcmbangunan pabrii< l11inyak CNSL
38
k. Agar nilai tambah dari industri Hilir terintegrasi pad a skala rnenengah dan
besar terse but dapat dinikmati oleh para petani, dikembangkan pola-pola
kcrjasama antara investordengan kopcrasi/kelompok tani
l. Mcningkatkan networking dan sharing pclaku agribisnis jambu mete
elengan pihak-pihak terkait, baik eli dalam maupun luar negeri.
c. Dukungan Penyediaan Pembiayaan
Kebijakan ini dimaksudkan untuk tcrsedianya berbagai kcmungkinan sumber
pcmbiayaan yang sesuai untuk pcngcmbungan jambu mete, baik yang bcrasal cLu·i
lembaga perbankan maupun non bank (antara lain mcmaniaatkan penyertaan dana
masyarakat mclalui Kontrak lnvestasi kolektif; Resi Gudang dan lain-lain).
Hencana Arah Kebijakan Umulll Kabupaten Bulon Tahun Anggaran 2006 Bidang
Kelautan dan Pcrikanan
Rcncana Arah Kebijakan Umum Kabupaten Duton Tahun Anggaran 2006 akan diuraikan
dalam bentuk kcbijakan dari biclang kelautan clan perikanan scbagai bcrikut:
i. Pcnil1gkalan pel11bcrclayaan ckonol11i masyarakat clan konservasi sUl11berdaya
perairan pada wilayah pesisir dan pulall-plliau kecil
.J Pengcmbangan sarana dan prasarana produksi blldidaya dan penangkapan ikan
daJan1 rangka pcmanfaatan sumbcrdaya pcrairan sccara optimal
3. Pcngcmbangan akscs 1110dal dan kclcmbagaan scrta kC111itraan usaha pcrikanan
4. Pengclnbangan pengavv'asan, pengendalian dan pcngelolaan sumberdaya
perairan/kekayaan lau! ser!a penyadaran rnasyarakat
5. Pengcmbangan akscs pasar (n1arkcling network) pcnanganan pasca pancn hasil
pcrikanan (fIsh handling product)
6. Pengelnbangan sarana dan prasarana pelayanan 11ll1U111 dan aparatur
7. PengcJ11bangan kualitas SD?v! aparatur yang memudai
8. Pcningkalan pcndapatan clan SD1\1 nclayan pCJl1budidaya ikan
39
BAB III
PROFIL JARINGAN PENGEMBANGAN
KA WASAN PESISm BlJTON (JPKP Buton)
Kawasan pesisir I3uton merupakan wilayah yang kaya akan potensi sumber daya
alamo Karena itu sebagian besar masyarakat I3uton lebih mengandalkan laut sebagai
lapangan pckcljaan J1lcrcka. Sclain pcrikunan sebagai hasil laut, wilayah Buton juga
l11crupakan lahan produktif untuk budidaya rum put laul, tcripang, kerang mabe dan
kepiting.
Wilayah Dm·atan Guton juga menyumbangkan potensi alam yang besar bagi
kchidupan masyarakatnya. Mcskipun bcntuk tanah berbukil-bukil dan (ckcsan tndus,
Buton udalah pcnghasil kacung mclc yang sangal bcsar di Indonesia. Lahan kcring clan
tandus memang cocok untuk perkebunan tanaman jambu mete. Tanah daratan 13uton
juga produktifuntuk pcnanamanjagung dan kelapa.
Potcnsi alum Hulon tidak hanya bcrupu hasil laut, jall1bu mctc, jagung clan
kelapa, tetnpi masih ban yak lagi sllmbcrdaya alam yang dimilikinya, tcrmHsuk scbagai
penghasil nspnl. Buton dikenal sebagai penghasil as pal terbesar di Indonesia. Dcmikian
julukan diherikan orang pada wilayah ini. Sumbcr daya ala mini jarang di;niliki olch
wilayah lain dan Il)Clniliki niJai juai yang {inggi.
Scmua potcnsi dan kckayaan ala mini scharusnya J11an1pU mcnlbawa masyarnkal
Butnn pad a kesejahteraan hielup. Akan tctapi, kenyataan l11enunjukkan lain. Sebagian
besar l11asyarakat Huton masih hid up eli bawah garis kemiskinan. Pada tabun 2002 disaat
kabupatcn Buton ll1cmiliki 56.892 KK, 72,55% dari jumlah KK bidup miskin.
Scdangkan pacla tahun 2004, dari 58.391 KK yang mcncmpati kabupatcn Buton, 64,92%
clari jUll1lail KK tcrscbut hiclup di bawah garis kcmiskinan (Data Kcmiskinan Kabllpatcn
Buton 2004, Kantor 13adan K13, Kcpeneludukan dan Catalan Sipil kabupatcn Hulon)
Kondisi yang cukup ironis tclab dial ami oleh masyarakat Buton. Mereka tidak menerima
manLwt !cbih alas kckayaan yang dimiliki dacrabnya. Babkan mcrcka justru ll1cncrima
dampak cksploitasi alam clan kawasan pcsisir yang tclah dilakllkan oleh pihak swasta
sepcrli kerusakaan alum dan ekosistem laut.
13erhadapan dengan situasi ini, muncul inisiatif dari beberapa Lel11baga Swadaya
Masyarakat (LSM) lokal di Huton unluk ll1cnyatllkan kckuatan clalam satu jilringan dan
berscpakat untuk concern pada kClja-kclja pcngcmbangan masyarakat l11iskil1,
40
pernanfaatan surnber daya dan lingkungan peslslr Buton. Jaringan yang dibentuk
berfungsi sebagai sebuah organisasi yang rnengkoordinir beberapa NGO di Buton dan
diberi nama Jaringan Pengcmbangan Kawasan Pesisir Buton (JPKP Buton).
JPKP didirikan pada langgal 24 Juni 2002 di Kola Bau-Ban, Bulon, Sulawesi
Tenggara oleh tujuh LSM lokal yaitu Yayasan Bmma Hijau, LINTAS (Lembaga
Pelestarian Lingkungan dan Pengembangan Masyarakat), LSM PELINT AS (Peduli
Lingkungan Tanpa Batas), Yayasan PRIMA (Pengembangan Rakyat Indonesia Madani),
Yayasan Rampea,YAMANSIDA (Yayasan Pengembangan Potensi Daerah) dan
YASNAWAN (Yayasan Pcngembangan Kawasan Pantai). Scjak bcrcliri hingga 12
Oktober 2004, JPKP Buton bel urn resmi bcrbadan hokum. Namun mulai tanggal 13
Oktober 2004, JPKP Buton resmi menjadi Badan Hukum yang clidirikan oleh sembilan
LSM yaitu LINTAS, Yayasan Duana Hijau, Yayasan Rampca, YASNAWAN,
YAMANSIDA, PELINTAS, Yayasan Prima, LSAIN clan HUMANIORA.
A. Visi dan misi
Visi
Terwujuduya pcngclolaan sumbcrelaya pcsisir dan laut yang parlisipalif, aclil, bcrbasis
masyarakat dan bcrkelanjutan untuk mcningkatkan kesejahteraan1l1asyarakat
Mh"£ 1. Menclorong elan 1l1cmfasililasi kcrja - kcrja pcmbcrdayaan masyarakal dan
pengelolaan, pcmanfaatan scrla pelestarian wilayah pesisir dan laut yang berbasis
111asyarakat.
2. Mendorong adanya pcnguatan kapasitas bagi masyarakat dan lcmbaga swadaya
masyarakat (LSM) yang mclakukan kClja - kClja pcnclampingan dan pcmbcrdayaan
masyarakat eli wilayah pesisir.
Unluk dapat turnbuh dan bcrkcmbang mcnjacli scbuah organisasi yang kuat dan lelap
berlanjut <Jpalagi dcngan anggola dil11ana masing-masing l11cmpunyai pcrspektif, visi,
l11isi dan pnlgram yang bcrbeda, diperlukan scbuah l11ekanisme at au aturan main dalal11
program kelja jaringan yang jeLls. Karena itu para anggota JPKP Duton tclah membuat
dan mcnycpakali Slalula scrta slandar Opcrasional Pengclolaan (SOP) pad a tanggal 15
juni 2005, sctclah seJama 3 tahun ll1cngalami dinamika dalam proscs bCljcjaring
terutama l11enyangkul internal organisasi.
41
B. Program
Ada 2 program yang sedang clan sudah dilaksanakan oleh JPKP Buton yaitu :
1. Program CREED (Coastal Rcsources, Environment and Economic Development)
Buton yang didanai oleh Oxfam em. Program ini berlangsung dari Oktober 2002 dMl
reneananya berakhir pada April 2006.
2. Coastal Resources and Use Pattern in Lakonea Village, North Buton, South East
Sulawesi, Indonesia: A Baseline Study, sebuah studi baseline kerjasama dengan
CBCRM Resources Center Philipines yang berlangsung selama cnam bulan dar 1
September 2003 sampai 28 Pebruari 2004
Pelaksanaan Program CREED Buton ll1cnggunakan pendekatan dua mah yaitu bottom
up dan top-dovm. Pel1dekatan bottom-up dilakukan dengan pcmberdayaan masyarakat di
tingkat akar rumput seem'a langsung. Peran ini dibawakan oleh tujuh LSM yang lerlibat
dalam Program CREED Bulon dan mereka bertanggung jawab pad a lokasi dampingan
masing-masing. Sedangkan pcndekatan top-down Jiperankan oleh JPKP Buton c1cngan
ikut berpm·tisipasi aktif dalam proses pcngambilan kcputusan dan pcnentul1 kcbijakan
yang berkaitan dengan pesisir. Aktivitas-aktivitasnya berupa kajian-kajian rutin
yangmelibatkan stakeholders pesisir dan laut dengan harapan dapat memberikan
masukan bagi para pencntu kebijakan sckaligus l11cngkTitisi kcbijakan-kcbijakan yang
tidak berpihak kcpada masyarakat.
Kcgiatan-Kcgiatan
1. Kegiatan Sckrctariat JPKP Buton
Kegiatan-kcgiatan yang dilaksanakan olch sckretariat .IPKP Bulon :
a. Penguatan Kapasitas (Capacity Building)
> Pelatihan-pelatihan seperti Pelatihan Pendampingan dan Pcngorganisasian
Masyarakat, pclatihan PRA (Participatory Rural Appmisal), Pclatiban
Advokasi, Pelatiban Gender dan lain-lain
> Kursus singkat Bahasa Inggris dan KOl11puter
> Lokakarya-Iokakarya seperti Lokakarya Penyusunan Perda Pesisir dan Laut
scrta Lokakarya Pclcstarian Lingkungan dan Keanckaragal11an Hayati
(Biodiversity)
42
b. Advokasi dan Kampanye Pelestarian Pesisir
~ Kajian Strategis yang menghadirkan stakeholders peSISIr, dilakukan secara
reguler membahas isu-isu aktual dan kebijakan yang berkaitan dengan pcsisir
dan laut
~ Penyuluhan dan pemutaran film tentang pelestarian pesisir
~ Penerbitan Buletin
~ Pembuatan Sticker
2. Kcgiatan LSM Mitra
a. Desa Waoleona Kec. Lasalimu (Dampingan Yayasan Buana Hijau)
~ Pengembangan ekonomi masyarakat melalui pemberian modal usaha untuk
pembuatan rumpon, jaring, katinting, microfinancc untuk ibu-bu penjnal kue
dl!
~ Pelestarian lingkungan dengan kegiatan rehabilitasi mangrove dan fasilitasi
pembuatan Perdes tentang pelestarian pesisir
~ Pcndampingan dan pcnguatan kapasitas masyarakat mclalui pclatihan
pelatihan seperti pelatihan jlcngorganisasin kclompok, pcngclolaan kcuangan
rumahtangga.
b. Desa Barangka Kec. Kapontori (Dampingan LIN'fAS)
~ Pcngcmbangan ckonomi m3syarakat melalui pcmbcrian modal usaha untuk
Budidaya Tcripang, Kerang Mabe, Rumput Laut, microilnance untuk ibu-bu
penjual ikan (papalele) dll
~ Pcndampingan dan pcnguatan kapasitas masyarakat mclalui pclatihan
pclatihan scperti pelatihan teknis buclidaya, pcngorganisasin kclompok,
pengelolaan keuangan rumahtangga serta Kejar Puket A bagi yang belum bisa
baca tulis.
c. Kcl. Liwuto Kcc. Wolio Kota Bau-Bau (Dampingan PEUNTAS)
~ Pengembangan ekonomi masyarakat melalui pemberian modal usaha untuk
Budidaya Rumput Laut danlvlesin Katinting untuk nelayan tangkap
:;.. Fasilitasi terbcntuknya LEL (lcrnbaga Ekonomi Lakal)
43
y Pendampingan dan penguatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan
pelatihan sepelii pelatihan teknis budidaya, pengorganisasin kelompok,
pcngclolaan kcuangan rtlll1ahl1ngga.
d. Desa Mone Kec. Lakudo (Dall1pingan Yayasan PRIMA)
y Pengembangan ekonol11i l11asyarakat melalui pemberian modal usaha untuk
Budidaya Kepiting Bakau dan Rajungan, jaring dan microfinace untuk ibu
ibu pengacip jambu mete
y Pclestarian lingkungan dcngan kcgialan rchabilitasi mangrove dan fasilitasi
pembuatan Perdes tcntang pelestarian pesisir
y Pendal11pingan dan penguatan kapasitas l11asyarakat mclalui pelatihan
pclatihan scpcrti pclatihan tcknis budidaya, pcngorganisasin kclol11pok,
pengelolaan keuangan l'Umahtangga
e. Desa Wawoangi dan Kel. Katilombu (Dall1pingan Yayasan J~all1pea)
y Pcngembangan ckonoll1i masyarakat ll1clalui pcmbcrian modal usaha untuk
pcmbuatan l'Umpon, l11csin katinting, pcmbuatan abon ikan, kcrupuk ikan
serta microfinance untuk ibu-ibu pcnjual ikan dan usaha kios
y Pendampingan dan pcnguatan kapasitas ll1ilsyarakat melalui pelatihan
pclalihan sepcrti pclatihan pcmbuatan abon dan kcrupuk, pcngorganisasin
kclompok, pengelolaan kcuangan rurnahtangga.
f. Dcsa Rahia Kec. GU (Darnpingan YAMANSJDA)
}> Pcngcnlbangan ckonomi rnasyarakat mclalui pcmbcrian modal lIsaha untuk
Budidaya Rumput Laut, pemecah batu, microtillance Ulltllk ibu-ibu penjual
kue
}> Pcnclall1pingan dan pCllgllatan kapasitas masyarakat mclalui pclatihan
pelatihan seperti pclatihan teknis hllcliclaya, pcngorganisasin kclompok,
pengelolaan kellangan r1ll11ahtangga serta Kejar Paket A bagi yang masih buta
humf.
g. Kcl. Masiri Kec. Batauga (Dampingall YASNA WAN)
44
>- Pengembangan ekonomi masyarakat melalui pemberian modal lIsaha untuk
Budidaya Rumput Lalit dan micro finance usaha kios dan nelayan jaring
>- Pcndampingan dan pcnguatan kapasitas masyarakat melalui pclatihan
pelatihan scpcrti pclatihan teknis buelielaya, pengorganisasin kclompok,
pengelolaan keuangan rumahtangga
PROFIL DAMPINGAN JPKP UNTUK BUDIDA VA METE
Desa Mone
Salah satu elampingan JPKP Buton aelalah desa Mone, Dcsa ini terletak di daratan pulau
Muna, terbentang eli Teluk Lasongko tetapi termasuk elalam kecamatan Lakudo
Kabupatcn Buton, Untuk mencapai Monc dapat dilempuh dengan dua eara yaitu dengm1
kapal feri dari Bau-Bau ke Wamengkoli sclama 15 menit atau kapal speedboat sekitar 5
menit dan dengan mikrolet dari Wamengkoli ke Mone selama 45 menit.
Dcsa Mone mcmiliki jumlah pcncluduk 492 Kcpala Kcluarga atau 2.123 jiwa yang tel·diri
c1ari 1.065 iaki-laki elan 1.068 pcrC111puan. 80% dari jumlah pcnduduk lcrscbut
menggantungkan hielupnya puda penghasilan sebagai pctani jambu mete dan nclayan.
Sebagian keeii lainnya bekcJja sebagai PNS, pcdagang dan lain-lain. Sebagian besar ibu
ibu di elcsa Monc juga bekcJja, I11crcka bckcJja scbagai pengkaeip mete.
Desa Mone dikenal sebagai salah satl! sentra pcngkacipan mete karena 98% perempllan
di sana atau 482 KK adalah pengkacip mete. Pengkacipan mete ini adalah pekeljaan
sampingan percmpuan-pcrempuan eli elcsa Monc. Mcrcka bckcJja setclah mcnyclcsaikan
pekeljaan rumah tangga scpcrti mcmasak, mcncuci dan lain-lain. PckcJjaan mcreka
sering dibantll oleh anak-anak seplliang sekolah atau ketika liburan sekolah.
Pcralatan kacip yang mcreka gllnakan sangat sedcrhana. Alat tcrscblll bcrllpa potongan
balok sepanjang kira-kira 40-50 e111 yang diatasnya dipasang alat pcmbclah yang
bcrbentuk parang bergigi satu. l-larga aim beip ini Rp 50.000,-/llnit dan bisa dipakai
bertahun-tahun. Dengan alat kacip tesebllt, setiap KK dapat mengkacip 15-20 Kg mete
gelondongan/hari. Satu karung mctc gelonclongan (50Kg) dapat dikacip 3 hari clan
mcnjadi 12,5 Kg mete kupas.
45
Mete gelondongan yang dikacip tidak sclalu berasal dari kebun mete mereka. Karena
tanaman jambu mete hanya dapat dipanen 4 bulan yaitl! pada bulan Oktober sampai
January, maka pasokan mete gelondongan sangat terbatas. Biasanya pendlldl!k Mone
menyimpan mete gelondongan hasil pancn mereka di dalam loteng sampai mas a pancn
sclcsai dan mengkacip mete gelondongan yang dibeli dari petani dari desa lain atau dari
pengumplli desa. Setelah jumlah pasokan mete gelondongan di pasar sudah habis,
barulah mereka mengkaeip mete hasil panennya. Pada saat panen desa Mone dapat
mcmproduksi kacang mete 30-50 ton/bulan. Namun bila tidak sedang musim panen,
mereka hanya mampu memproduksi 15-25 ton/bulan atau berkurang 50%.
Para pengkacip ini digolongkan menjadi dua:
pengkacip yang membeli mete gelondongan dari petani lain atau pengumpul mete
gelondongan, kemudian menjuaI hasil kacipannya pada pengumpul desa. Para
pengkacip ini biasanya telah memiliki modal awal untuk membeli mete gelondongan.
Pengkacip ini memperoleh keuntungan dari hasil kacipannya. Mereka membeli·mete
gelondongan dcngan harga Rp 7.500 - Rp 9.000 /kg dan menjualnya mete kupas
tanpa penjemuran dengan harga Rp 38.000 - Rp 43.000 /kg
pengkacip yang mengambil mete geiondongall dari pengumpul di desa (pengusaha)
kcmudian menyerahkan kcmbali mete yang slldah dikupas pada pengumpul
(pengusaha) tcrscbut. Biasanya kelompok pcngkacip ini bclum mcmiliki modal untuk
mcmbeli mete gclondongan. Dalam hal ini, pengkacip mcmpcroleh upah lllengkacip
yang berkisar Rp 2.500- Rp 3.000 /kg, apabila sedang lllusim panen mereka bisa
mencrillla upah Rp 4.000 ... Rp 4.500 Ikg. Di J'vlone ada 3 orang pedagang pengumpul
bcsar dan puluhan pengumpul kecil.
Para pengul11pul kecil di desa hanya rncmiliki modal kecil clan biasanya modal
kcluarga. ICetilea pellgkacip rncmbutuhknll pelllhnyman cash para pengumpul ini ~;ering
mengalami kesulitan modal. .Talan keluar yang diambil dari para pengumpul ini adalah
menjual sceepatnya hasil pcmbclian kacang mete dari para pcngkacip ini kc pcngumpul
yang lebih besar atan mcneari pinjaman modal dari pcngumpul yang lebih besar atau
mcncari pinjaman di bank dengan agunan tanah keluarga.
Para pengulllpul kecil di desa Mone biasanya mcmbawa hasil kacipan tcrsebut ke
pcngumpul yang lebih bcsar atau dibawa kc pasar kOl11oditi di Jcmbatan batu di 13au
Bau. Pcngull1pul yang lebih bcsar mclakukan penjcmuran kacang mete ulltuk
ll1enghindari kelembaban dan jamur pada kacang mete. Mereka juga mcns0l1ir atau
46
mengeloll1pokkan kacang mete dalam criteria super, pecah dan remuk. Dari pengumpul
yang lebih besar di kota Bau-Bau, kacang mete dikirill1 ke Surabaya, Ojung pandang dan
Jakarta atau dijual di sckitar kota Bau-Bau dalam bentuk kcmasan yang lebih mcnarik.
Bahkan meski jarang ada pula dari pcngumpul ini yang langsung mcmasok kc
perusahaan.
Berbeda dengan pengul11pul besar di Desa Mone. Setclah melakukan penjemuran,
kacang mete dipilah dan dimasukkan ke dalam kanmg yang sudah dilapisi plastic.
Kacang mcte yang sudah dimasukkan kc dalam karung dibungkus kembali dcngan
kardus dan dikirim ke Ujung Pandang, Makasar, Surabaya dan Jakatia. Pcrmintaan mete
ke luar pulau ini cukup banyak. Haji Impa misalnya, dia sering ll1engirim 200
ton/minggu jika musim panen atau waktu lebman, dan 20 ton/minggu jika hari-hari
biasa.
Para pengkacip dari Dcsa Mone ini tidak mengctahui akan dibawa kCmatla Jagi
atau akan diolah menjadi apa hasil kupasan metenya. Mcreka hanya mengetahui seem·a
sekilas bahwa kacang mete tersebut akan di bawa ke luar kota misalnya di Jakarta,
Surabaya dan Ojungpandang. Informasi yang l11crcka dapat dari pengul11pul desa sangat
sedikit apalagi clcngan jaJur distribusi proeluk yang sangat panjang. Biasanya I11crcka
hanya mcndapatkan informasi harga elan kualitas yang eliinginkan konsumen saja.
Ketidakingintahuan masyarakat mcngenai kelanjutan hasil produknya ini yang
mcnyebabkan mereka sering pasrah dengan kondisi yang acla. Mereka pasrab dcngan
harga yang ditctapkan olch pcngumpul elesa. Kcinginan untuk menjual kcluar dari jalur
elistribusi yang panjang selalu terbentur oleh kenelala modal dan kebutuban hidup yang
mendesak setiap hari.
Dari hasil survey diketabui bahwa kacang mete dari Mone sangat jarang ditC111ui
eli pasar-pasar tradisional eli Makasar. Scbagian penjual eli pasar terse but mcnycbutkan
bahwa permintaan mete Buton di kota tersebut sangat jarang. Pembeli lebih suka
membeli mete dari Jawa untuk dikonsul11si sendiri. Ada inelikasi bahwa mete dari Buton
banyak diolaJl lagi di pabrik-pabrik karena beberapa pcngu111pul eli dcsa lain juga
111cmberikan keterangan bahwa basil kacipan mete yang mcrcka kumpulkan dari desa
des a lain dijuallangsung ke pabrik-pabrik.
Para pengkacip eli desa Mone belum mendapatkan bantu an dari pemerintah
tcrkait dcngau usaha kacipnya. Mcrcka juga jarang diikutscrtakan elalam pameran unluk
mempromosikan produk mcrcka ke pasar. ScJama ini mereka hanya bergantung pada
modal sendiri dan kehadiran pengumpul desa.
47
PROFIL DAMPINGAN .JPKP UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Desa Rahia
Desa Rahia juga juga merupakan dall1pingan JPKP B ulon yang tcrletak di Pulau
Muna dan termasuk dalam Kecamatan GU. Salah satu dampingan JPKP Buton di daerah
ini adalah para petani budidaya rumput lau!. Mereka didampingi oleh Y AMANSIDA.
Sebagian besar petani rumput laut di Desa Rahia adalah pengungsi dari Ambon
yang tclah menetap di wilayah terscbul sejak kerusuhan Ambon terjadi. Mereka tclah
berusaha mclakukan budidaya rul11put laut di dcsa Rahia kurang lebih 6 tahun. 43 orang
petani telah tergabung dalam keJompok rumput laut di desa terse but.
Pad a awalnya, mereka l11asih menggunakan rakit dari bamboo guna budidaya
rUl11pul laut. Nal11un setelah dibcrilahu oleh para pctaui dari desa lain dalam pertcmuan
tahunan JPKP Buton, ban yak petani di dacrah ini yang mcnggunakan metode longlinc.
Menurut l11ereka apabila memakai longline kotoran tidak gampang l11eJekat dan lebih
bagus digunakan untuk l11enghadapi mus yang kuat.
Dari hasil budidaya rull1pul laut ini, para jletani yang hanya tamatan SD mampu
Il1cnyckolahkan anak-anaknya hingga jenjang SMA Bagi mercka hasil ini sudah san gal
111enggenlbirakan disbanding ketika 111ereka sangat bergantung pada tana111(;111 ubi yang
l11creka tan am di kcbun. Bahkan para petani mcrasa sangat tcrbantu dcngan berglilirnya
dana yang dibcrikan Oxfam lcwat JPKP Buton untuk pcngcmbangan dan pcrluasan
budidaya rumput laut mcreka . .lumlah rakit dari pclani yang Jllcndapatkan banluan dana
tersebut sudah Jllulai bertambah dan hasilnya dapat mencukupi kcbutuhan hidup keluarga
l11ereka
Awalnya mcreka hanya l11cmpunyai 1-3 rakit. Sckarang sclcJah l11cndapatkan
bantuan dana dari Oxfam mcreka bisa 111cmiliki 4-10 rakit. Setiap KK yang memiliki 5-6
rakit dapat mcnghasilkan 540kg rUl11put laut dengan komposisi 360 kg dalal11 kondisi
baik dan 160 kg dalam kondisi rusak. Untuk satu kali panen I rakit bisa mcnghasilkan 41
kg rllJ11jlul laul kcring.
Panen biasanya dilakukan sClclah 40 hari. Sclama musim pancn rata-rata bisa
menghasilkan 42 ton. Musim panen berlangsung antara rv!aret-November. tv!usim
paceklik berlangsung antara Desember-Ivlaret.
Barga rllJlljlut laut saat ini l11cncapai Rp3.800,-/kg eli c1csa Rahia. Basil rllll1put
laut ini biasanya dibawa pcngumpul dcsa kc kola Bau-Bau dcngan Jllcngall1bil untung
Rp200,-/kg. Selisih harga ini digunakan Jllereka untuk biaya kirim ke Bau-Bau yaitu
48
RplOO.OOO,- untuk I ton rumput laut. Karena modal yang terbatas pengumpul desa harus
menjualnya 2 kali seminggu ke Bau-Bau untuk mendapatkan dana cash kembali.
Barga rumput laul yang sampai ke pClani/pcngul1lpul scring dipolong sosok oleh
para pcngumpul bcrikutnya scbesar 10% dcngan alasan rul1lpnt laul kurang kering alau
ban yak kotoran yang ikut ditimbang. Para petani tidak dapat berkutik dengan alasan
terse but dan mereka menerimanya karena tidak ada pili han lain selain menjual rumput
laut setelah panen. Mereka sangat membutuhkan uang cash secepatnya apalagi setelah
l11clakukan budidaya fUl11pUI laut l11ereka tidak dapat l1lelakukan aktivitas lain scperti
mcncari ikan scbagai nclayan karena waktu mcreka habis unluk lllcrawat rumpul laul
agar tidak terkena kotoran dan penyakit.
Sedikit sekali petani yang l11cndapatkan kesempatan pelatihan atau informasi dari
pihak pcmcrinlah. Mercka lebih banyak mCl11pcrolch pclatihan dan infonnasi dari LSM
pcndamping dan juga pcrtcl11uan dengan pctani dcsa lain yang diselenggarakan oleh
JPKP Buton.
Pulan Makasar
Scntra rul11put laul yang l11cnjadi dampingan JPKP Hulon lainnya dalah Pulau
Makasar. Scbagian bcsar masyarakalnya mciakukan buclidaya rumput lau!. 13ahkan
budidaya rumput laut ini juga dilakukan oleh para istri yang ditinggal sual11inya merantai
dan parajanda.
Buclidaya rum put laut di Pulau Makasar ini lllCJ11jlunym muslin panen yang
berlangsung antara April November dan lllusim paccklik pada bulan Dcscmber -
Maret. Pada musil11 paceklik ini, para petani melakukan aktivitas sebagai nelayan untuk
l11encari ibm.
Para pctani yang memiliki 4-8 buah rakit dapat I11cnghasilkan 70-80 kg rUJ11put
laut kcring dcngan pcnyusulan 50%. Saal ini para pclani lllenjual rllmpul laulnya pacla
pengumpul desa dengan harga Rp4.300·- Rp 4.500. Ketika l11usil11 panen, harga nlll1put
lant turunmcnjadi Rp4.000 - Rp 4.300.
Desa lVJ asiri
Penduduk desa Masiri lebih kurang terdiri dari 80 KK. Masing-masing KK
biasanya mCl11iliki 5-10 rakit. Modal pembuatan rakit clipcroleh masyarakat dari bantu an
krcclil pemerinlah dan dana bcrgulir c1ari OXFAM. Para pctani c1ibagi dalam kclompok
kelompok yang satu kclompoknya bCljumlah 32 orang. llasil pancn satu kali pancn dari
satu kelompok mencapai 18 ton rumput laut yang kering.
49
Rumput laut yang dibudidayakan petani rumput laut di Masiri adalah jenis
Kotoni. I rakit ( 7 x 9 m) nmemuat 75 tali bentangan bentang dan hasil panennya bisa
mcncapai 75 kg rumpu( lallt kcring.1 tali 1 kg kcringdcngan perbandingan 1 : 8 untuk
kcring dan basah.
Pada saat musim barat petani tetap melakukan budidaya untuk pembibitan. Pad a
musim terse but ombak sangat kencang mengakibatkan ban yak rakit yang patah. Selain
membudidayakan rumput lallt para penduduk juga memiliki llsaha sampingan lain yaitu
bertani.
50
POWER MAPPING
BABIV
ANALISIS
Pihak yang terkait dalam pasar kaeang mete dan rLImput laut di Buton terdiri dari
beberapa aktor. Seem'a umum, aktor-aktor yang terlibat dalam pasar komoditi kaeang
mete dan rumput laut hampir sama. Adapun aktor-aktor yang terlibat dan peranannya
masing-masing dalam perdagangan mete dan rumpul laut dijelaskan sebagai bcrikut:
Petani & pengacip
1. Pctani dan pcngkacip
Pcmcrintah
Pengumpui besar
Pasar ko,Mditi .. ~ ,./-----Pedagang
cceran
Pctani adalah aktor yang pcrtama kaIi bcrsentuhan clcngan produk mete gelondongan
dan rU!l1put lau!. Pclani mcmproduksi bahan baku dari lahan pcrkebunan clan lahan
budidaya rumput lau!. Petani mell1ulai usaha dengan modal sendiri dalam jU1l11ah yang
keeil. Keterbatasan modal sering ll1enjadi kendala bagi ll1ereka.
Untuk tanaman jal11bu mete, kekhasan dari kOl11oditi mcreka adalah tanall1an organic
karcna tidak Il1cnggunakan bahan-bahan kimia dalam Jlcrawatannya. Bahkan
perawatannya sangat sederhana dan terkesan dibiarkan tllll1bllh liar. Pctani mempunyui
kebangguan upubila kebun mereka ditumbuhi banyak pohon jumbu mete. Menurut
51
mereka semakin banyak pohon semakin banyak biji mete yang dihasilkan. Padahal jarak
tanam pahon mete terscbut tidak produktif.
Cara pandang dan berpikir yang:sangat sedcrhana dan tradisional ini merupakan
akibat dari terbatasnya informasi, pengetahuan dan pcndidikan mcrcka. Scbagian besar
petani mcmiliki pendidikan yang masih rendah. Akses infc)rmasi untuk pengembangan
budidaya tanaman mete dan rumput laut juga sangat terbatas, tidak ada koran atau media
lain yang membawakan informasi ten tang pengembangan teknik budidaya kedua
komoditi ini. Budidaya tanaman jambu mete dan rumput laut yang dilakukan oleh petani
di Buton masih sangat sederhana. Teknik yang mercka gunakan daJam budidaya
biasanya merupakan hasil pembelajaran sendiri atau tukar pengalaman dengan petani
lain.
Para petani menjual biji mete gclondongan dengan harga Rp 7.500 - Rp 9.000.
Mcreka belum bisa mcmanfaatkan dan mcnjual bagian-bagian clari tanaman jambu mcte
lainnya. Karcna itu, 80% dari penduduk Desa Mone yang menjadi petani jambu mete -
yang berkisar 2123 jiwa (492 Kepala Keluarga)·- sangat bergantung pacla penjualan biji
mcte pada musim pancn Oktober - Januari.
Para pctani rLlmput laut l11cnjual rumput laut kcringnya elcngan harga Rp3.800-·
Rp4.000/kg. Para petani yang rata-rata mCl11iliki 5-6 rakit ini dapat mcmanen 70kglrakit
untuk empat kali masa panen. Pctani rumput laut di dcsa Rahia yang tergabung dalam
kclompok rumput laut eli desa be~ju1l1lah 43 orang, sedangkan eli dcsa Masiri yang
tcrgabung dalam kclompok 32 pctani.
Para petani kedua komoditi ini l11el11iliki karakteristik yang sama dalam keterbatasan
moclal yang mengakibatkan l11creka mel11butuhkan uang cash secepatnya untuk
rncmcnuhi kcbutuhan hidup sehari-hari. Hal ini puJaJah yang lllcngakiba(kan mcrcka
sangat bergantung puda pengumpul kccil di clcsa yang biasanya segcra mclakukan
pembayaran dengan uang cash.
Penglmcip
Untuk kOll1oeliti mcte, lcrciapat aktor yang dinamakan pcngkacip. Sebagian besar
aktor ini adalah petani. 98% pencluduk desa Mone (482 KK) berprofesi sebagai
pengkacip jambu mete. Pengkacip eli desa Mone pad a UI11Ul11nya adalah ibu-ibu yang
dibantu olch anak-anak l11ereka sepulang sckolah, naJl1un J 94 pcngkacip lainnya
l11crupakan perempuan-perempuan yang belul11 bcrumah tangga. Setiap KK (tcrdiri dari
4 orang) 111ampu mengkacip 50 Kg biji mete gelondongan dan mcnghasiJkan 12,5 Kg
52
kacang mete kupas dalam waktu 3 hari. Setiap mll1ggunya tiap KK mampu
menghasilkan 25 Kg kacang mete kupas.
Pekeljaan lllengkacip lllerupakan sampingan bagi mcreka. Modal yang mercka
llliliki sangat kccil, hanya berupa alat kacip yang harganya Rp. 50.000,- dan biji mete
gelondonganan. Karena modal terbatas, mereka sangat membutuhkan uang cash
secepatnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Kebutllhan mendesak
uang cash ini yang mendorong para pengkacip lebih banyak bergantung pada pengumpul
desa. Namun sekarang mereka juga memperoleh kescmpatan untuk melakukan pinjaman
dana bergulir dari pemerintah dan LSM seperti JPKP Buton yang bekerjasama dengan
OXFAM-GB.
Bagi pengkacip yang mendapatkan upah dari pengumpul, mereka bisa
mcmperoleh upah sebesar Rp62.500 - Rp75.000 per minggu. Sedangkan para pcngkacip
yang membeli biji gelondongan mete sendiri, bisa memperolch keuntll11gan pcnjualan
Rp 175.000 - Rp200.000 per minggu.
2. l'engumpul desa/tengkulak
Pcngumplll desa adalah perantara antara pclani atau pengkacip dengan
pengumpul besar. iVlodal yang dibutuhkan untuk mcnjadi pcngumpul desa tidak terlalu
ban yak sehingga setiap orang~- bahkan petani - dapat pula berperan sebagai pcngumplll
desa. Apabila pengumpul desa kekurangan dana untuk mcrnbcli kacang metc dan rumput
laut, l11creka dapal meminjall1 ke pengumpul yang besar di kola .
.lumlah pcngumpul jambu mete eli desa Mone sekitur 50 orang dengan kapasilas
membeli hingga 200 Kg/minggu atau berkisar Rp 8.600.0()O,-. Sedangkan pengum]lul
rum put laut di PnJau Makasar sangat sedikit, bahkan banyak petani yang l11Cngelllh
karena mercka harlls 1l1cnjual scndiri basil pan en mcrcka dcngan mcnanggung biaya
transportasi yang cukup bera!. Karena itu para petani di pulau Makasar mcndesak .lPKP
untuk menyediakan diri atau membantll pemasaran produk ll1ereka. Pcngul11pul elesa di
Masiri bcrjumlah 4 orang. Scbagian bcsar petani di clcsa Masiri bcrusaha lllcnjual sencliri
hasil pancn rUll1pnt Jautnya kc kola Bau-Bau karen a biaya transportasi bisa dijangkau (l
karung yang· berisi 50 Kg rul11put laut l11embutuhkan dana Rp 4.000,- lIntuk sampai ke
kota Ban-Bau)
Akses inforl11asi pengul11pul dcsa juga masih lcrbatas karena scbagian besar clari
merekajuga tinggal di desa dil11ana media informasi jarang clitcll1ui. Selain itu, infonnasi
yang dikeluarkan (lleh pengnl11pul besar ketika bertemu atau bertransaksi dengan
53
pengumpul keeiI juga sangat terbatas. Hal ini dilakukan untuk menghindari persaingan
usaha yang sel11akin l11eluas.
3. Pengumpu) besar/kola
Pengumpul besar biasanya berada di kota Ban-Bau. Nal11un ada pula pengul11pul
besar yang tinggal di desa-desa dan bersaing dengan pengumpul kecil di desa. Para
pengumpul besar inilah yang mengetahui perubahan harga seem'a cepat untuk penjualan
mete atau rul11pul laut di luar Bulon sehingga meskipun harga ditentukan oleh pasar
nan1Un terkesan bahwa pengumpul besarlah yang menentukan harga.
Kekuatan modal pengumpul besar cukup mel11adai. Posisi lawar mereka sangat
bagus karena akses pasar yang sudah mereka l11iliki apalagi bagi pcngul11pul yang
berdol11isili di kola yang l11cmiliki sarana dan prasarana publik yang l11cmadai. Mereka
bisa langsung melakukan komunikasi dan pengiril11an ke luar pulau atau l11enjual di
dalal11 pulau.
Pengul11pul bcsar yang l11cnctap di dcsa Mone bcrjullliah tiga orang scdangkan
jUl111ah pengumpul besar yang bernda di kota Bau-Bau lebih banyak. Kapasitas
pel11belian kacang mete kllP~;S oleh pcngumpul besar l11encHpai kbih dari 10 ton/bulan
dan bahkan bisa mcneapai 20 ton ke(ika masa puasa. Unruk pcngumpul bcsar biji metc
gelondongan scring mclakukan pcngiriman biji gclondongan mete hingga 50 ton biji mte
ke luar pulau Jawa.
Pengumpul bcsar rllll1pllt laut Icbih banyak berac!a eli kota Bau-Bau kou'cna
tcrscdianya fasilitas-fasilitas transportasi yang mCJ1ludahkan pcngiriman kc luar pulau.
Kapasitas membcli para pengumpul besar mencapai 100-700 ton/bulan. Pad a umul11lJya
rul11put laul dari pengumpul bcsar dikirim ke Surabaya dan Ujung Pandang, namun ada
pula pengu!l1pul besar yang langsung ll1cngirim kc Beijing.
4. Pcdagang cccran
Khusus untuk produk mete, terdapat aktor pedagang eceran. Pedagang eeeran
kacang mete banyak bcrada eli daerah pcrkotaan tcrutama di kOla Ban-Ball dan Kcndari.
Jumlah pcdagang cccran kacang metc ini sal1gat banyak. Sasaran dari pcdagang cceran
54
adalah konsumen akhir yang makan kacang mete yang tdah digoreng atau dimasak
dengan pilihan rasa yang bermacam-macam.
Pedagang ceeran mempcrolch kacang mete yang sudah dikacip dari para
pengumpul dengan harga Rp43.000/kg untuk jenis super dan Rp38.000 untuk jenis
kacang mete yang pecah. Kacang mete ini dijual kembali dengan keuntungan sebesar
Rp7.000-Rp9.000/kg dalam bentuk kemasan yang menarik.
Kekuatan modal para pedagang eceran cukup mCl11adai schingga l11ercka juga
l11el11punyai posisi tawar yang cukup bagus dengan para pengumpul. Mereka mell1punyai
banyak pilihan untuk pasokan kacang mete dari pengull1pul. Namun biasanya mereka
sudah I11cl11iliki pengumpul langganan yang bcrsedia mcnjaga kualitas dan kuantilasnya.
Pedagang pengcecr masih melakukan penjemuran ulang kacang mctc. Pcnjcl11ural1 ulang
dilakukan untuk menjaga kekcringan mete. Dari hasil pcnjel11uran, berat kacang mete
menyusut sekitar 1 %.
5. Eksportir
Para cksportir kacang mete biasanya tidak berasal dari kola Buton. Mereka
berasal dari kOla-koHl besar seperti Jakarta, Surabaya dan lain-lain. Mcreka datang ke
Bulon hanya scsckali unluk mclakukan pcninjauan dan kcscpakalan harga. Akscs
infol'lnasi, pcngctahuan clan modal yang mcrcka l11iliki sangat mcmaclai schingga mcreka
l11el11iliki posisi lawar yang kuat dalal11 mclakukan transaksi penjualan kacang mete
dengan petani atau pengumpul. Biasanya mereka mempunyai perwakilan di kola Buton
unluk I11clakukan kontrol.
Para eksportir lebih memilih membeli mete gelondonganan dari petani atau
pengumpul daripada mete yang sudah dikacip karena mete gelondonganjauh tahan lama
disimpan. Hal ini dilakllkan mcngingat jangka waktu pengiriman produk yang lama
unluk tiba di ncgara tujuan. Apabila cksporlir bcrmaksud mcngckspor mete yang
dikacip, mel'eka melakukan pengkacipan di pulau Jawa.
Scdangkan eksporlir rllmput laut biasanya berdol11isili di ILIaI' Bu(on, nal11un ada
pula dipcrankan oleh para pcngumpul bcsar di kota Bau-Bau. Para eksportir ini
mcmpunyai modal yang sangat besar, akscs informasi dan pasar yang kuat. i\pabila
mereka kekurangan dana, mereka dapat mengajukan bantu an pinjamun dari Bank
55
pell1erintah, dan ICl11baga kcuangan lain dengan lebih mudah arena legalilas dan
kelayakan usaha sudah ll1eyakinkan.
6. Perusahaan
Jarang sekali ditcll1ui perusahaan yang langsung melakukan transaksi pcnjualan
dengan petani atau pengkacip. Pernsahaan biasanya langsung bertransaksi dengan
pengnmpnl. Perusahaan bergerak langsung ke lapangan apabila sedang musim panen.
Meski telah Il1cmotong rantai distribnsi, harga yang mereka tawarkan pada para pctalli
atan pengkacip letap sama dcngan harga yang ditawarkan oleh para pcngumpul.
Pcrnsahaan biasanya melakukan pengolahan lebih lanjut yang mungkin lebih
rum it untuk kacang mete ataupun rllmput laut, dan menjadikan kedna komoditi tersebut
hanya scbagai bahan baku yang dicampUf dengan bah an baku lainnya ulltuk mcnjadi
scbnah prodnk yang ditawarkan scperti permen coklat mcte, kosmctik, agar-agar dan lain
sebagainya.
7. Pemerintah
Kcbcradaan pcmerinlah dalam hal ini adalah scbagai pcngawas, fasilitator dall
regulator si:;tem perdagangan. Dengan peran lcrsebut, pcmerintah bisa mengatur kondisi
pasar agar tidak berubah mClljadi sebuah eksploilasi dan monopoli aklor yang bermodal
bcsar. Untuk mcmacu pcrtumbuhan ckonomi dacrah pCl11crinlah mcnjalankan pcrannya
un (uk mcmfasililasi para aktor yang mcmiliki keterbatasan dalam modal, kctrampilan,
akses informasi dan frlsilitas-frlsilitas publik seperti transportasi, kOl11unikasi baik sarana
dan prasarananya baik secara langsung 111aUpUn tidak langsung. Namun konclisi yang
leljadi, pcmerintah terkcsan kurang mCl11bcrikan pcrha(ian pada pengcmbangan
pcngelolaan potcnsi dan pasar kacang mele ini. Pcmcrintah lebih rncrnperhatikan
pcmbangunan infhlstruktur dan pcngembangan-pengembangan fisik lainnya.
8. LSM
Kchadiran LSM Man Lcmbaga Swadaya Masyarakat seharusnya mal11pu mcnjadi
kontrol dan penyeimbang kekuatan pasar. Orientasi LSM bukanlah profit namun lebih
pacia pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat terutal11a rakyat kecil l11ampu dan
mCl11punyai posisi tawar dalam pasar. Pcran ini yang c1iambil olch JPKl' Huton unlnk
pengelolaan potellsi kacang mete dan rumpullaut di wilayah Bulon.
56
JPKP Buton berusaha meningkatkan kapasitas para petani dan pengkacip mete
dengan l11emberikan pelatihan-pelatihan dan bekerjasal11a dengan OXt~lJ11 GB ulltuk
l11cmbcrikan dana bcrgulir pada mcrcka. Selain ilu JPKP Hulon juga mcmbcrikan
informasi-informasi yang terkait dcngan perkembangan budidaya jambu mcte dan
rumput laut serta memfasilitasi pertemuan para petani dan pengkacip antar desa untuk
saling bertukar informasi dan pengalaman.
JPKP Buton juga melakukan pendampingan pad a para petani dan pengkacip agar
mampu memperkuat organisasi pctani dan pengkacip dan mampu mempcljuangkan
nasib mercka sendiri. Sayangnya. bclum ada staf JPKP Huton yang ahli mcngcnai kcdua
jenis komoditi ini. Kehadiran staf ahli ini sangat penting untuk pengembangan budidaya
rumput laut dan mete terutama dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia,
produksi dan pemasaran schingga para petani dan pengkacip semakin tcrampil
mengelola usahanya dan menghasilkan komoditi yang sesuai dengan slandar yang baik.
JPKP Buton ini juga belum memiliki kemampuan untuk metnbantu petani dalam
l11emasarkan produknya dengan bargaining power yang kuat karena ketcrbatasan modal,
pcngclahuan dan kClrampilan. Karcna ilu diperlukan scbuah lcmbaga yang mcrnpunyai
kckua(an modal yang bcsar yang mampu mcmpcngaruhi pasar unluk mcmbantu
mengangkat posisi tawar para petani dan pengkacip. Lembaga ini sebaiknya dikelola
secara profesional agar tCljamin kebcrlanjutannya namun tanpa meninggalkan nilai-nilai
so sial. Para pc(ani dan pcngkacip bcrharap pada lcmbaga ini agar ikut bcnnain clalam
mckanisll1c pasar dan aktif mcmasarkan produk-produk dampingan JPKP Bulon.
9. Media
Akses media unluk mHsuk kc clcsa-clcsa di Bulon lcbih banyak (crhambat olch
masalah sarana dan prasarana publik seperti lransporlasi. Akscs infonnasi yang paling
mcmungkinkan didapatkan oleh masyarakat adalah dari telcvisi, radio dan lelcpon
walaupun masih sangat terbatas jumlahnya.
57
ANALISIS ASPEK BISNIS PETANI METE
Aspek Pemasaran
Distribusi
Selama ini petani maupun pengacip menjual kacang metenya kepada pengumpul
kecil dan pengumpul besar dari daerah setempat. Letak wilayah yang berjauhan dan
kesulitan prasarana publik ini pula yang menyebabkan para petani lebih banyak
bergantung pada kehadiran pcngumpul desa. Bagi petani, kchadiran pengul11pul desa
lebih banyak membantu l11ereka untuk l11enghel11at biaya transportasi distribusi produk
serta mel11peroleh uang cash secepatnya untuk memcnuhi kebutuhan hidup mereka
schari-hari. KCl11ampuan pctani untuk mcmotong jalur distribusi selalu lerbentur olch
masalah modal, akses informasi, sarana dan prasarana publik untuk dapa! mcncapai
pasaL Keterbatasan mereka bisa jadi membuat mereka tidak berkutik apalagi dengan
persaingan pasar yang demikian ketal.
1alur dislribusi kacang mete yang l11clibatkan bebcrapa aklor dapal dijclaskan
dalam gam bar tabel dibawah ini :
Pengumpul Besar diluar
I--~-·· Pulau -. p
I pet,~ni I + Pengul11pul kecil
engcccr ...
Pengumpul -1 Eksportir [ besar
----..
Pcrusahaan yang berbahan 1-----
I r Pengacip --
t I baku kacang
58
Konsumcn akhir
PJ'oduk
Kacang mete yang selama ini dijual adalah dalam bentuk gelondongan atau
sudah dikupas (dikacip). Pengemasan mete hanya menggunakan karung dan belum ada
labelingnya. Pemerekan pada kacang mete biasanya sctelah berada ditangan pengcccr.
Mete Buton adalah mete organik yang memiliki kualitas Grade A (putih, bersih,
utuh, dan organik). Kacang mete di 13uton terkenal besar namun kurang gurih dibanding
dengan kacang mete dari Madura dan Wonogiri. Selain kacangnya, bagian-bagian
tanaman mete lainnya yang masih dapat dimanfaatkan adalah:
Kulit kacang mete yang telah diambil bijinya dapat diambil minyaknya untuk
bahan obat -0 batan.
Zat tannin yang terkandung dalam kulit an (testa) biji mete dapat digunakan
untuk bahan penyamakan kulit.
Kulit buah mete mcngandung minyak yang disebut Cairan Kulit Biji Mete
(CKBM) alau Cashew Nut Shell Liquid (CNSL). Minyak ini darat digunakan
untuk bahan baku berbagai industri seperti industri cat, vernis, pelitur, min yak
pclumas rem, pengawct kayu, kosmctika, tinta, inscktisida, fungisida dan Jain
lain.
Buah semu jambu mete dapat diolah menjadi aneka produk mll1uman segar
seperti sari buah, sirup, abon, sambal dan lain-lain.
Namun pel113nfaatan bagi3n-bagian mete yang lain tersebllt masih bclllm dapat
dilakllkan karena kcterbatasan ketrampilan, teknologi clan pasar. Kulit kacang mete
selama ini hanya terbuang begitu saja. ApabiJa dibiarkan kulit tersebut akan
menimbulkan bau busuk, jika dibakar akan mengakibatkan polusi asap dan jika dibuang
kc lallt akan Jl1crusak biota Iau!.
Barga
Barga penjualan kacang mete gclondongan bcrkisar anIma Rp. 7.000- Rp. 90001
kg clan harga mete kupas bcrkisar antara Rp. 40.000- Rp. !J2.000 . Hal'ga ditentukan olch
para pellgumplll setempat dengan mengikuti perubahan harga pas at. Nall111n petalli dan
pcngacip tidak ll1engetahlli infonnasi harga pasar yang sebenarnya .
.lika kacang mcte sudah diolah ( digoreng ) 111aka harga jualnya Rp. 60.000/ kg .
.ladi perubahan bellluk mete dari gclondongan mcnjacli kllpas dan dari kupas ll1cnjadi
goreng mCll1berikan nilai tambah bagi kacang mete itu sendiri.
59
Mete Gelondonganan Rp. 7000- Rp. 8000/ kg (l : 4) .kupas & gelondongan Rp 32.000
Selisih Rp. 10.000
Promosi
Mete Kupas Mete Goreng Rp. 40.000- Rp. 42.000/ kg Rp. 60.000/ kg
~'----. .--/ Selisih Rp. 20.000
Belum ada kegiatan promosi oleh para petani. Promosi baru dilakukan pada
tingkatan pengecer dan pengumpul besar.U saha pemerintah juga belum signifikan dalam
mempromosikan potensi daerahnya seperti pembuatan web-site atau mengikuti pameran
komoditi sumber daya alamo
Aspck Produk~i
I. Proses.
Kcgiatan disini mcncakup pcralatan dan tcknologi, anls proses dari pcralalan dan
seluruh aspck fisiko Untuk menghasilkan kacang mctc dari masa tanam sampai bcrbuah
memerlukan waktu 10 tahun. Perawatan yang dilakukan selama ini hanya membersihkan
rumput disekitar pohon. Kebanyakan pohon milik petani mcrupakan peninggalan orang
tua, dan merupakan pohon mete yang tumbuh liar. Setelah dipanen kacang mete
gelondongan harus dijcmur dulu untuk mcngurangi kelcmbapan dan getah mete. Untuk
pcningkatan nilai tambah mcte, hal sclanjutnya yang dilakukan adalah mcngacip kulit
mete. Alat pengacip harganya hanya Rp. 50.000 / buah. Untuk melakllkan pengacipan
diblltuhkan keahlian khusus mengacip karen a kulit mete keras dan bentuknya
mclcngkllng. SctcJah dikacip kacang mete terscbut c1ipanaskan diatas scbuah wajan scng
dcngan tujuan untuk memudahkan proses pcngupasan kulit ari. Proses selanjutnya yang
harus dilak1Jkan adalah ll1enjcll1ur mete yang sudah bersih terse but dengan
mCll1anfaatkan sinar matahari, lulu mete yang sudah bersih di kemas dengan plastik yang
cukup kcdap (tallan untuk 4 bulan). Namun proses ini tidak c1ilakukan olch pctani. Para
pcngumpul yang biasanya melakukan proses ini.
60
Proses kegiatan pengacipan peiani cligambarkan dengan tabel dibawah ini:
PenjCll1uran mete
gelondongan
2. Kapasitas.
Pengaeipan' kulit cangkang
mete
Pemanasan mete di atas waJan scng
sambi I mengupas kulit ari
Penjemuran mete
Kapasitas mengacip satu keluarga yang terdiri dari 4 orang dalam 3 hari adalah
SOkg mete gelondongan. Jadi untuk salu bulan bisa mcngacip sampai 400 kg mete
gclondongan. Terbatasnya jumlah mete gelondongan yang c1apat dikacip dikarcnakan
teknologi alat pengacip yang masih sederhana dan kerumitan melakukan pengacipan
sambi I menjaga agar mete tidak pecah.
3. Perscdiaan
Karcna tanaman mete adalah tanaman mUSll11an, maka petani biasanya akan
menyimpan mete gelondongannya yang sudah eli jemur ke dalam loteng. Para petani
yang juga mcrupakan pcngkacip kCl1ludian l11cmbeli metc gclondongan dari berbagai
dacrah sckitar untuk dikacip. Hila rnusilll mcte suclah bcrakhir, Jl1crcka buru
l1lcngeluarkan mete gelondongannya llntuk diolah clan clijual.
4,Tcnaga kClja
Tenaga kClja yang membantu pctani adalah anggola kcluarga sendiri. Unluk
l1lelakukan pengacipan biasanya clilakukan oleh percl1lpuan clan anak-anak. Untuk
l1lelakukan mengacipan yang diperlukan hanyalah ketral1lpilan mcngacip saja dan hal ini
sudah dikl!asai dengan baik oleh pcnduduk sctcrnpat.
5. Kllalitas
Kualitas mete yang dihasilkan oleh Buton termasuk mete organik yang memiliki kualitas
A yaill! ]lutih; bcrsih, utuh dan organik.
Aspck Sumbcr daya manllsill
Kualifikasi sumber daya manusia yng dibutuhkan untuk menanam dan mcngelola
metc seeara spesifik adaJah ketrampilan mcngacip. Dalam hal tCl'scbut pctani yang
61
sekaligus adalah pengkacip sudah memiliki dasar untllk mengaclp. Hanya l11asyarakat
l11asih hU'ang berusaha untuk memberi nilai tambah llntuk mete dengan l11elakukan
perubahan bentllk mete atau memolon!l- jalur distribusinya. Pendidikan sebagian besar
pelani masih rendah. eara pandang dan berpikir para pel ani masih sangat sederhana dan
tidak jauh kedepan, sepelii tidak adanya budaya menabllng llntuk peningkatan prodllksi
dil11asa yang akan datang.
Meski demikian para petani terse but mempllnyai keinginan mendapatkan
inforl11asi lebih tentang pasar dan pengelahuan llntuk pemanfaatan serla proses
pcngolahan bagian-bagian tanaman jambu mele lainnya seperti buah semu jambu mete
dan lain-lain. Mereka berharap memperoleh tambahan penghasilan dengan
memanfaatkan bagian-bagian dari tanaman jambu mete lainnya karena penghasilan yang
mereka peroleh dari mengkacip lidak mencukupi kcbuluhan hidup keluarga mereka.
Bahkan mereka sering mcnghutang untuk memenuhi kebutuhan tcrscbut.
Aspck Kcuallgan
Keuangan l11crupakan salah satu aspck yang paling dalam bisnis. Dcngan
l11cngc!ahui hasil dari bisnis sclama ini dapal dipcrolch informasi kclayakan bisnis clari
us aha pctani. Kami mencoba mengambarkan keuangan sederhana dari petani melalui
pcmasllkan, pcngeluaran dan biaya hid lip sehari-hari petani
Investasi awnl
r-----··-··-··--·-·~-------- --- - ~---- -- --- 1 - -- --. ,--- -- - -- ~- - -----~
i~ __ ~!_~I .. ~~,.~.~~~ __ ~~~hCli pCrlcngl{3_~_ V_~~um_c -- r""~ - -1""" ''',,"'' ,,,","', alat kacip Rp 50.000
... ~.--~~-~-------,-- ------~--- - ~~- - ----~ - ~ Invcstasi Awal Rp 50.000
--- - - - ------
Aliran Kas Opcrasional Pcngkacip
62
Aliran Kas Operasional Pengkacip ini adalah per minggu dan diasumsikan bahwa pcngkacip mcmiJiki modal awal
lllltuk membeli mete gelondong. Alat kacip dapat digullakan selama bertahun~tahlln
Pengeluaran untuk biaya hidup per-bulan
)eskripsi pengeluaran Jumlah
B . iaya Listrikl bulan Rp 20.000 -... ~., ... ----
rransportasi sekolah dan jajan anak Rp 100,000 ,---_ .... ...... ,-~---A ir Bersih Rp 3,000
, _ ... - ----.. ~,-~ .. ~,,---.---kan dan Bumbu dapur Rp 150.000
... _,,---_._--_._._._- ,,~-----.---
B eras/ bulan Rp 185.000 -~ ... ----------
iaya lain-lain Rp 100.000 ------- -~ .. ---
lotal Rp 558.000 ----_. --
Aliran Kas Keuangan per KK yang mcmpunyai modal untul\. membeIi mete gelondongan
Setiap KK mampu menyelesaikan 100 Kg kacang mete gelondong dalam waktu seminggu
r:g::;,-.",-"",ci",,"'~~;;' '"';'~~":;;~fI:~"""; ~-g.-~!-.-~~-~~~l-~~---._-_ -_-_-__ -,_---~ .. ,,-~--~.--- --... -----.-,-__ -,-_~-._ ~~.==~Il=-=_~~-:~~·
Pembelian mete gelondong ,100 Rp 8,000 Rp 3,200,000
~~-_ ... ~ =~~---=----_-_=_~_r-~_-=~=~-_~_ --~===-j.=:-=='_ Prolit Rp 800.000
.~-... ~.--- ~---.--~ ... ----.... ----"''' .. -----
Kcnangan keluarga perhulan
Saving Rp 2,12,000 ,, ___ ~ .. ",, __ ._,_,. __ ., ___ , __ .. , .. " .... ~ _ ,J __ .... _,_. _______ ,. ______ ~_,, __ _ Jadi sebenarnya dengan pellghasilan mcngkacip sebesar itu, para pcngkacip dapat mcmenuhi
kebutuhan hidup keluarganya dan bahkan mereka oapat menabullg sisanya.
63
Bila petani hanya seorang pengacip upahan tanpa memiliki mete gclondongan scndiri
Aliran Kas Kcuangan per KK
Setiap KK mampul11enyelesaikan 100 Kg kacari,g mete gelondong dalam waktu seminggu ~-"""'~~~~~-'~~-'7:--;;-
Pemasulum Hasil kacip J-targa/ Unit TOTAL
kacang mete yang dikacip 1 bulan 100 Rp 3.000 Rp 300.000 +~~----'-'-r------~I--- -----I
Pengeluaran
o ----·I--·-~~-I-=-~----I Rp Rp
----I------.. --... --~.--+---
l Profit_-' _-_-.-__ -.-._-.. -.... -_-.. ~~~~~~~~~~_.-_-_._-.. _ .... _ .... _-.-... -.... -.... -...... - . ____ ._ .... _..L....Rp 300.000._
Keuangan keluarga perhulan
Saving Rp (258.000)
Jadi bila tidak memiJiki modalmcle gelondongan, upah pcngacip tidak l'ncncukupi untuk
kebuluhan hidup kcluarga. Kccuali lIsaha pcngacipan ini hanya mcrupakan l1saha t.ambahan.
Jadi upah pcngacipan saja tidak cukup UI1tllk biaya hidup schari-hari.
64
ANALISIS ASPEK BISNIS PETANI RUMPlJT LAUT
Rumpullaut adalah salah salu dari hasil laut yang semakin banyak dibudidayakan
karena permintaan terhadap komoditi in; semakin banyak. Permintaan luar negeri sendiri
untuk rumput laut kering lebih kurang 15.000.000 ton pertahun. Jenis rumput laut yang
banyak dibudidayakan adalah Euehcmesp dan Glaciraria. Rumput laut dapat digunakan
sebagai bahan untuk industri rnakanan scperli agar-agar, jelly food, bahan baku
kosmetika, farmasi, tekstil, kcrtas keramik, fotografi, dan insektisida ( lV\\,:w~bLRQJ(D.
Karena pennintaan terhadap komoditi ini tinggi, modalnya tidak mahal, biaya perawatan
juga relatif murah maka komoditi ini menjadi salah satu andalan hasil bumi di kabupaten
Buton.
Dari beberapa daerah yang dikunjungi seperli Desa Rahiya, Desa Makassar clan
Masiri, sebagian besar masyarakatnya adalah pctani rumput lau!. Adapun beberapa aspek
yang kami amati dari kchidupan para petani tersebut sebagai salah satu pelaku bisnis,
dalam bidang agraris adalah scbagai bcrikut:
Aspek Pemasaran
,Jalur distribusi
Masyarakat petani rumput laut pad a umum menjual rumput lautnya kepada
pengumpul kecil tcrdekat. Hal ini clikarcnakan jauhnya tcmpat pus at pcrdagangan
rum put laut, mahalnya biaya tranportasi dan tcrbatasnya j uInlah tranporlasi bagi pctani
untuk memasarkan sendiri rumput lautnya kepada pengurnplli besar di Ball-Bau mallpun
mengirimkan langsung rumpllt laut keluar pulau seperti Surabaya, Bandung dan Jakarta.
65
Petani Pengumpul
Rumput laut ----. kecil
GambaI' Jalnr distribusi
Barga
r-----------~~I-------' .-------1:.·1 eksportir
Pengumpul besar di -. Bau-bau
Pengumpul besar di luar pulau
1 __ . '--Pa-bri-k -----,
pengolah an
Karena hambatan to·sebut pctani dengan segala kctcrlxnasannya mau tidak mau
l11cnjual rul11pul lautnya kcpada para pengumpul dic1acrah tcrscbul. Barga rL1l11put !aut
c1itentukan hanya berdasarkan pada informasi harga pasar yang c1iberikan oleh
pengul11pul . Jadi pada aspek pemasaran ini, pctani tidak mempunyai bargaining power
karen a petani tidak mcmiliki informasi bcrapa harga pasar rumput laul yang sebcnarnya.
Produk
Kualitas rumput laut yang ditawarkan oleh para pctani ini belum terlalu bagus
(grade C). Para pengumpul tidak l11elakukan pCl11bedaan harga pada kllalitas rum put laut
yang dilawarkan o1ch pClani schingga pClani tidak lcrpacu unlllk mcningkatkan kualilas
rllmpul !aulnya. Akibalnya, harga rul11put laul dari Bulon Icbih rcndah dibanc1ing dari
daerah Bitung. Standar produk yang ditentukan oleh ekspor ac1alah rul11put laut yang
l11el11iliki kekeringan 30%. RUl11put laut dianggap bersih jika kadar garamnya lebih kecil
dari 0,5 -I %, dan rumpul lalll lcrseblll bcrsih dari lUJ11l1t, pasir clan batu.
66
Promosi
Aspek pemasaran lainnya yang juga cukup lemah dari petani adalah tidak adanya
pihak yang mempromosikan rumput laut clacrah terse but sehingga iarang pcngusaha , .
datang ke Buton untuk l11cnjalin kCljasama dcngan kcJol11pok petani,
Aspck Sumbcr Daya Manusia
Spesifikasi kualifikasi sumber daya l11anusia untuk budidaya l'Ul11put Jaut yang
dibutuhkan adalah ketral11piJan dan kemal11puan l11emilih bibit, memilih lokasi budidaya,
membuat rakit, merawat rumput Jaut dan mcngcloJa pasca panen rumput lau!. Pctani
tclah mel11iliki dasar untuk membudidayakan rumput laut, namun pcngetahuan mengcnai
pasea panen dan kualitas l'Umput laut masih perlu ditingkatkan, Pctani tidak mCl11isahkan
hasil panen yang baik dengan yang rusak karena pengul11pul menerima sel11ua hasil
panen mercka tanpa pcrbedaan harga,
Pendidikan sebagian besar petani masih rendah, Cara pandang dan bcrpikir
mereka sangat sederhana dan tidak jauh ke depan, seperti tidak adanya budaya
l11enabung untuk peningkatan produksi dimasa yang akan datang.
Aspck Kcuangan
DaJam aspek keuangan secant umUlll digambarkan dcngan kondisi keuangan desa
Masiri:
InvcstHsi Awal 1 Unit Rakit
. ---------._--- ._-_ .. _----_.- .. .._-------_. Biaya fllcmbcli perlcnglwpan Volume Unit Harga Satuan Jumlah
Bambu dan tali Rp
Bibil 4 Rp 25 Mil Rp
------_ ... - ..
500.000
100.000
. ---- -_·_------_··_-_·_··_·_--_·---_············1- ---------1 Rp 600.000 lnv('st;.1si Awa!
------.. ---.---.--------.... -----.... ------.. -.. --~-.--------'---.. - .. -.. -.--.-.. --.. -.!'.--.------c_-.:....j
67
Alinm Kas Operasional Petanil Raldt
c;P-:c_n7:1a-:s:-ll_k_a_Il_c--::--::--:---: ____ + v_o!~_m_c ~-~-:-_~~~_--__ r--c;u;-·-~--i=t =====--'-H-a-l-'g-a-s-' a~t--ll-a-n~-r,ll! m la 1;-----1 Hasil Rata-rata! rakit (kering) 70 Kg Rp 3.S00 Rp 266.000 I
----------- ------- !
Pcngcluaran f-::-__;-:----:-~--~~~----·---~I--------·~---+----~-
Pengikatan bib it Rp 50_000 Rp ._--------'
Aliran Kas Operasional Rp 216.000 '-:;:--..,.--- ------~-~- -;-~;_'_c;_--··---cc-__;:-".--~~~--------..;~-;___--
Pcngeluaran untuk opcrasionai relatifkccil karcna rakit 1113S1h dapat dlgunakan untukJangka waktu yang lama,
dan bibit dapat diblldidayakan dari rumput laut yang sudah ada
Pengeluarall untuk biaya hidup pcrbulan
~-Deskripsi pengeluaran Jumlah -
Biaya Listrik! bulan Rp 20.000 -_ .. " .. _-, .... .-~- ----- ----------.... ~-..... Transportasi sckolah dan jajan anak Rp 100.000 ----_ .. .. _- .... _.-Air Bcrsih Rp 3.000
-.-.-." .... ~'""- ... _-r--~~-~-----lkan dan Bumbu dapur Rp 150.000
--.---.. --~--.- - .. ~~- ----_ .. _--. __ ... _-_._._ .. Beras/ bulaIl Rp 185.000
_ .. _-'--" Biaya JajJ1~lajn Rp 100.000
Total HI' 558.000 ..•.. ,- .. --.".-.-,,~,,~ ._.- - - ----------_ .. -
Aliran Kas KCllangan per KK awal usaha rata-rata mcmiliki 3 raldt.
I'cmasukan Facia
Pcngclual'an ~-.---~.-.~------
Pcngikatan bibit untuk 3 rakit Rp 50.000 Rp 150.000 Rp 150.000 ~----'--~~----~--~~
Kcuntungan I\otOI" .......... ~-~~~~ ~.~-.. ~~-- ---~-----I
Rp 64S.000 Rp MS.OOO
r:---:~--~'~~"-C-;-::---CCc---TInvcstasi awalulltuk 3 rakit
~-----.- ---~--.~.---
Rp 600.000 Rp 1.800.000 Rp
Profit .. ---~-~ .. -- -------c-~=~~~
~~LI{P (1.152.000) Rp 648.000. .... -~---.. ~-.~----~-~; ---~~--.-.. ~--~....,-- ~
Jika pembudidaya hanya mcmiliki 3 rakit maka break even point 1I1vestasi adalah 1 tahun
Sctelah usaha tdah bcrkcmbang, pada uIHuIlluya pctani akan memiliki 5 raldt
68
-----------~--.~-----.--.---- -.---5 rakit u
Proyeksi keuangan j ika: panen ke- J pan en ke- 2 panen ke- 3 panen ke- 4
Pemasukan
Rumput laut kering Rp 1330.000 - -.-.--.-.-~---.-.~ --.--~~ _ ___;;cc;_;c--
Rp 1.330.000 Rp 1.330.000 ~-~ - --~7C=:;~'----
Rp 1.330.000
i--;;Pc-e'-'g-e71'-'a-r-a-n----------+-------+------t--------- -~+~----------------1
Pengikatan bibit Rp 250.000 Rp 250.000 ~.-------~--~--~-- .-~--~-~----+---~---~-+--------+----------j
.--------.--------------.. - --~-~l_-~.------------------ -;c--------;--=·=4---;;-----;~;;_;o;;;_;:_~r___;,-_____;_=__;;;;;;____1 Keuntungan kotor Rp 1.080.000 Rp 1.080.000 Rp 1.080.000 Rp 1.080.000 r-------------------t-------+--~--+_--- -------~--
-""-- ----, -~.~ .. -.. -.~.-~.~ .. --Investasi tambahan Rp 1.200.000 Rp Rp Rp
Setelah usaha telah berkembang, pada umumnya petani akan memiJiki lehih dari 8 rakit
pan en keN I
-------------------~---r;;-8 -ra--;-kc-:i(-lI------,----~-
Proyeksi keuangan jika: l~--~----~--~----
panen ke- 4 . pancn ke- 2 panen kc- 3 }--c;:-------;----~--- ------.-- .-----------~---------.,-_c;:.--~___;';~;:_;:-;~:c.----+,,::_--;;:_-;.=_;:-;;"C:::-----I-c_
Pcmaslikan Rp 2. 1 28.ClClO Rp 2.l28.ClOD Rp 2.128.000 Rp 2.128.000
;~-----~--.- ·--------~·-·--------+-----------I--------------~I-----~-----Pcngcluaran
Pcngikatan bib it . --------.---.... -:;;:-~--:---
Rp 100.000 .-----~----------~I_------__1---------+--.. -------------------
r-:-:--,----c;-;c:----.-------.----.- .----- ·--~---·=;;:_-I___;:;____:__=~;;:_,___________j ~-:-; Kelilltuugan ko(or Rp 1.728.000 Rp 1.728.000 R1' 1.728.000 Rp 1.728.000
1------.-----------
Invcstasi tambahan Rp 1.800.000 ---------]=---- -.-----.-I-------------~
~----------~~-- ---_._-_._--- -----.--.--.•. - ------.-.--- ----._----._------
-PrOiiT-- --._._ ~_. ____ . ___ .1_I_{p ___ (_72 __ ._0.0_0_)__ _l~p:~!:'72EOOO- --I·RPi:7i8.0~~_ll~) __ ~i8:000-
69
Keuangan keluarga pertahun
--~~----- --- -- -----.~-~-----~----c_-.-_;_c__---.---....... -Jumlah Rakit 3 rakit per tahun 5 J'akit pcrtahull 8 raldt pertahull
Pemasukan keluarga I tahun Rp 2.592.000 Rp 4.320.000 Rp 6.912.000
S~lVing Rp(2576.000) Rp 216.000
Jadi bila petani ingin hidup dengan hanya mengandalkan budidaya rurnput laut saja maka
petani tersebut hams mempunyai minimal 8 rakit.
Aspek Produksi
I. Proses
Kcgintan disini mencakup peralatan dan tcknologi, ants proses dari pcralatan clan
seluruh aspck fisiko Untuk peraiatan clan teknologi I11cmbucliclayakan rum put latH
ticlak terlalu mahal dan rumit karena modal yang c1ibutuhkan hanya bibit, rakit yang
terbuat dari bambu dan taii. Untuk pemrosesan rLlll1jlut iaut juga tidak mcmbutuhkan
jlcrawatan yang sulit karena masalah yang cJibadapi dalam perawatan rumpnt lant
hanyalah ais-ais dan IUl11ul. Ais-ais dapat dibcrsihkan dcngan cara di potong dan di
buang ke pantai. Sedangkan IUl11ut dapat dibersihkan dcngan cara mcncabut iumut
atau sambi I membudidayakan ikan bolu maupun ikan band eng yang akun memakan
lumul tcrsebut. Masa pancn rum]Jut laut juga tidaklah lama, banya sekitar 40-45 hari
Untuk proses pasca panen Juga tidaklah rumit, karena penanganannya hanya
menJemur rumput laut tersebut dengan memannlatkan sinar matahari. Proses
produksi rumput laut digambarkan scbagai berikut:
70
Pemilihan dan pengikatan
bibit
2. Kapasitas.
Perawatan rLuilput laut
Pemanenan rUl11plll lau(
Pengeringan rumpUI laul
Kapasitas produksi pelani yang Il1cmiliki 8 rakit akan menghasilkan 560 kg
rumput laut kering untuk sekali pan en. Selama ini sebagian petani belum tahu cara
mengatasi IUll1ut yang sangat cepat pertumbuhannya, schingga pad a saat selesai
mcmbersihkan satu rakit, rakit yang lain sudah penuh dengan lumut. Petani
l11cnghadapi perl11asalahan pel11bersihan rakit dari lumut karen a kekurangan tcnaga
kelja. Nal11un petani tidak bersedia menyelesaikan pcrmasalahan ini dengan
melakukan pcrekrutan tenaga kelja lain karena tcnnga kelja tcrsebut bisa menjadi
pcsaing potcnsial dalal11 budidaya ntmput laulnya.
Tcrkait dcngan pcrmintaan rumpul laut, jika 1 dcsa bcrpcnduduk 80 KK clan
masing-masing mcmiliki 8 rakit maka, sekali panen maIm akan terkumpul 44800 kg
atau 45 ton rumput laut.
3. Perscdiaan pembibitan
Proses produksi awal bahan baku adalah pcmbibitan yang dilakukan dcngan
mcmotong rumput laut untuk dijadikan bibit yang ban!. Setelah pembelian bibit
perlama biasanya petani tidak mcmbeli bib it lagi untuk budidaya bulan-bulan
bcrikutnya kccuali musi1l1 barat bcnar-benar 1l1cnghanyutkan SCl11ua rUnIpu! lall! yang
ada.
4. Tenaga kerj a
Petani biasanya mengerjakan semua aktivitas budidaya rumput lautnya sendiri
dari mul~i pcmbibitan hingga 1l1asa pancn. Tenaga kuja yang digunakan untuk
mcmbantu budidaya l11crcka adalal1 para anggota kC)lIarga scperti ibu dan sanak
saudaranya. Para petani me1l1iliki kekhawatiran 1l1crekrut tenaga kelja eli Illar
keluarga akan berpotensi 1l1eni1l1bulkan pesaing rumput laut ban!.
71
5. Mutul Kualitas
Kualitas rumput laut yang ditawarkan oleh petani masih rendah karena petani
biasanya ingin segera mcnikmati hasil pancn rumput laut scbclum waktunya. Yailu
mCll1anen rumput laut scbelum 40 hari. Akibatnya, rum put laut tidak cukup gcmuk dan
karagenannya ll1enjadi sedikit. Aspek lain yang mempengaruhi mutu rumput laut
adalah pengeringannya yang tidak mcmenuhi standar. Kadar air yang memenuhi
standar adalah 30%. Jika rumput laut semakin kering ll1aka bobot berat rumput laut
akan berkurang, karena itu pctani tidak maksimal dalam mCl1capai standar kckeringan
tcrscbut.
Dalam melakukan penjemuran, petani seringkali mCl1jcmur rumput laut
diatas pasir. Akibatnya, rumput laut menjadi kotor karena tercampur dengan batu dan
pasir. Namun banyak pcngumpul yang mall mcncrima rumput lant tcrscbut tanpa
mcngurangi harganya sehingga pctani tidak berusaha lagi untuk mcningkatkan kualitas
produknya.
Analisis SWOT untuk Petani/Pengacip Mete di Buton
Dari hasil analisis tcrsebul eli alas, diperoleh analisis SWOT scbagai bcrikut:
Kekuatan:
Topografi tanah di daerah Buton sangat mendukung untuk tanaman mete karena
pcrmukaan tanah yang berbukit dan berbatu.
Luas lahan yang mcmpunyai lopografi bcrbukit-bukit sangat potcllsial untuk
pengembangan budidaya mete.
Kualitas mete yang dihasilkan daerah Buton adalah grade A.
Kctrampilan I11cngkacip yang climiliki oleh ibu-ibu yang sckaligus juga adalah
pctani
Pet ani mendapatkan pendampingan duri JPKP Buton untuk bidang keuangan,
pengorganisasian.
72
Kelemahan:
Petani belum mempunyai bargaining power untuk negosiasi harga
Petani tidak mampu memotongj!llur distribusi yang panjang.
Lokasi budidaya mete yang jauh dari pusat perdagangan mete mengakibatkan
mahalnya ongkos pengiriman barang sehingga akses petani kepasar menjadi
lemah.
Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha karena hasil produksi sebagian
besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Karena kebutuhan hidup sehari-hari yang mendesak para pengkaeip
membutuhkan uang cash secepatnya akibatnya pengacip tidak mau menjual mete
bersama-sama dengan kelompoknya seeara lang sung ke pengumpu] besar.
Pendidikan, pola pikir dan motivasi entrepreneurship masih Icmah.
Kurangnya informasi mengenai harga pasar karena keterbatasan media.
Kurangnya promosi melalui labeling, pameran-pameran, dan website
Kurangnya ketrampilan pengolahan dan pemanfaatan bagian-bagian lain dari
jambu mete seperti kulit dan buahnya.
Keterbatasan kemampuan masyarakat untuk memberikan nilai lambah pacla
prod uk kacang mete.
Kapasilas dari alat pengaeipan yang digunakan selama ini sangat sedikit ( 100 kg/
scminggu) sedangkan alat kacip mekanis mampu mengaeip 300 kg / jam dengan
hasil metc utuh 80 %.
Peluang:
Permintaan mete secm'a nasional dan internasional yang tinggi.
Dengan diversiGkasi prod uk kacang mcte, akan mcningkatkan pcnghasilan
masyrakat.
Pemanfaatan bagian-bagian lain dari tanaman mete
Dana bergulir dari Oxfam yang dikelola oleh masyarakat sendiri !>eeara bersama
sama untuk kcmajuan bersama.
Rencana pemcrinlah untuk mcngcmbangkan alat dan mcsin untuk l11cmbual
minyal laka atau eNSL kasar skala kelompok tani at au l'Ul11ah tangga dari
cangkang mete eli Sulawesi Tenggara.
Ancal11an:
Mete ha,nya panen pada musim yang terlentu
73
Pihak luar yang ingin mengacaukan sistem perdagangan mete, seperti kasus di
Makassar : India masuk ke Makassar dengan membeli mete dengan harga yang
lebih mahal dibanding pcngun,lpul sctempat. Akibatnya petani mcmberikan
semua metenya kepada India sehingga para pengumpul daerah setempat mcnjadi
bangkrut dan berpindah menjadi mengumpul vanili. Setelah pengumpul daerah
bangkrut, India hanya bersedia membeli mete Makassar dibawah harga pasar.
Limbah kulit mete yang belum dapat diolah mengakibatkan polusi lingkungan.
Kenaikan BBM mengurangi konsumsi masyarakal terhadap mele karena kacang
mete lcrmasuk kaeang yang mahal harganya.
Kecenderllngan para petani mete yang mcnjual biji· mete dalam bentuk
gelondongan
Analisis SWOT untuk Pctani Rumput Laut di Buton
Kekuatan:
Buton adalah daerah pesisir yang mcmpunyai lahan yang scsuai UJltllk budidaya
rumput lallt karena lautnya berm·us kuat.
Pctani mcndapatkan pcndampingan dan fasilitas dari .JPKP Buton dalam bentuk
pelatihan keuangan, pengorganisasian dan perlemuan tahunan anhn petani untuk
membahas pcrmasalahan budidaya rul11pul lau!.
Modal yang dibutuhkan untuk l11cl11ulai budiclaya rUJ11jlut laut rclatif kecil.
Perawatan yang dibutuhkan untuk buclidaya rumput lau! seclerhana dan murah.
Penanganan pasca pancn tidak rumi! karena hanya membutuhkan penjemlltan
s~Ja.
Masa pancn rlll11put laut relatif cepat ( berkisar 40- 45 hari).
Kelemahan:
Pet ani nU11put laut belum l11cI11punyai bargaining power untuk ncgosiasi harga.
Petani rumput laut belum l11al11pu I11cmo(ong jalur distribusi yang panjang.
Keterbatasan modal yang dimiliki pet ani ulltuk 111cngembangkall usahanya.
Kebutuhan hidup sehari-hari yang mendesak mcngakibatkan petani
mCl11bu(uhkan uang cash secepatnya akibalnya para petani mcmanen rUl11put laul
74
sebelum waktunya dan tidak berusaha bersarna-sama kelompoknya untuk
memasarkan rumput laut langsung ke pengumpul besar.
Kurang tcrscdianya sarana dan:prasarana scpcrti transportasi, komunikasi dan
lain scbaginya sehingga para petani sulit untuk mcngakses pasar dan mcncari
inf(JrInasi harga pasar.
Kurangnya promosi yang dilakukan pemerintah ke luar daerah baik dalam bentuk
pameran maupun website.
Kurangnya pengetahuan dan informasi untuk budidaya dan pcnanganan pasca
pancn rul11put laut yang baik
Pendidikan, pala pikir dan motivasi entrepreneurship masih lemah.
Kurangnya ketrampilan dalal11 memberikan nilai tam bah pada rul11put
misalnya dialah l11cnjadi makanan dan l11inul11an.
Pcluang:
Permintaan mete secm·a nasional dan internasianal yang tinggi.
Harga rul11put laut cenderung l11engalami peningkatan tiap tahun.
Lahan potcnsial yang belum dikCljakan masih luas.
Dana bcrgulir dari Oxfal11 yang dikclola l11asyarakat sencliri untuk kcscjahtcraan
bersama
Prioritas pemerintah untuk memberikan skim kreclit kcpada pctani rumput lau!.
Ancaman:
Harga yang dipengaruhi oleh harga rumput laut internasional (terutama
dipengaruhi oleh hasil panen rumput laut di Philipina)
Musim panen rumput laut yang tcrtcntu schingga pctani rull1put laut hanya bisa
pancn sctahun 4 kali.
Penyakit pad a rU111put laut ak,U1111engurangi hasil panen.
Potensi konflik lahan clcngan pemilik kapal yang melintas di wilayah buclidaya.
Hila pctani yang tidak mcmiliki ijin usaha maka pada saat scngkcta lahan tcrjacli,
pctani yang ll1cmpunyai ijin nsahalah yang dianggap legal dan sah mcmiliki
lahall.
RUll1put laut clari lnar daerah Hulon seperti l'vlakassar, Bitung, Nusa Tenggara
Timur mcmpunyai kualilas rumput laut yang Icbih baik.
75
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PETANI METE DAN RUMPUT LAUT
Dari hasil pemetaan kekuatqn, kelemahan, peluang dan acaman kami
menganalisis bahwa pcnanganan yang scbaiknya dilakukan untuk mcmbantu
penyelesaian masalah petani rumput laut dan petani/pengacip mete adalah sebagai
berikut:
Pengembangan Potensi Sumber Daya Manusia
Scbagian bcsar masyarakat petani mete dan rumput laut hanya lulusan SD dan
bahkan beberapa tidak pernah mengeeap bangku sekolah sehingga sebagian besar
masyarakat pet ani pola pikirnya masih sangat sederhana. Dari hasil wawancara dengan
petani mete dan rulllput laut, lllereka belum lllcmiliki kemampuan tcknik budidaya yang
benar, kClllampuan untuk mengatur kcuangan usaha mercka, bclum mcmiliki kcbcranian
dan motivasi untuk memotong rantai pelllasaran yang panjang. Bisnis kOllloditas yang
mereka hasilkan selama ini masih belum dapat mereka kembangkan seem'a maksimal.
Oleh karcna itu masyarakat pctani mctc dan nlmput laut perlu lllcndapatkan bimbingan
dan pclatihan dalam bidang sumbcr daya manusia l11isalnya motivasi, pcningkatan
ketrampilan, pola pikir; keuangan misalnya mengatur keuangun dan pelllbuatan laporan
keuangan usaha; produksi misalnya penanganan pasca pan en, pcmilihan bibit, pcnentuan
jarak tanam, tcknik pClllbudidayaan yang benar, kontrol kualilas; pcmasaran misalnya
pcngcmasan, promosi. Adapun tujuan rckomcndasi lcrscbut adalah unluk mcngatasi
kelcmahan petani rumfJut laut dan petani/pengkacip mete dalam pendidikan, pola pikir
dan motivasi entrepreneurship yang masih lcmah.
Pengcmbangan Usaha
Selama ini petani hanya menjual rumput laut dalam keadaaan sudah dijemur saja,
sedangkan petani mete hanya menjual mete kupas mentah yang masih belum dikemas
baik, dan bahkan masih banyak pctani menjual mete banya clalmn bcntuk gelondongan
saja. Hal ini I11cngakibatkan daya tawar harga komditas terse but mcnjadi rendah karcna
nilai tamballnya kecil. Untuk itu diperlllkan pelatihan inovasi produk, yaitu llpaya-upaya
mcningkatkan nilai tambah mele dan rumput laut sepetti mele goreng, mcte panggang,
tingting mctc, clan manisan rumput laut.
Upaya lain dalam pcngoptimalan budidaya jambu mete adalah mcmberikan
pelatihan pemanfaatan bagian-bagian tanaman mete yang lain seperti kulit biji mete,
76
buah semu karen a petani rumput laut dan petani/pengkacip mete belllm mengetahui
informasi dan memiliki ketrampilan memanfaatkan bagian-bagian tanaman mete yang
lain,
Mcmberikan pc1atihan kcpada para pctani rumput laut bagaimana cara
mel11budidaya rUl11put laut dengan l11enciptakan sinergi dengan budidaya ikan dalal11
kcral11ba, bagail11ana l11el11blldidayakan rul11put laut sepanjang musil11, l11isalnya dengan
budidaya rul11put laut dalal11 keranjang sebagai alternatif cara l11engatasi kelel11ahan para
petani rumput laut yang sangat bcrgantung pada musim
Untuk mcmbantu mcwujudkan pcningkatan kapasitas dan kescjahtcrahan para
petani mete dan rllmpur laut, sangat dibutuhkan penman pendamping dari JPKP dan
Oxfam OB untuk:
Pembentukan Lembaga Pemasaran yang Profesionai
Dengan memperiil11bangkan berbagai kelemahan dari kondisi petani mete dan
rumput laut dibawah ini:
Petani l11cmbutuhkan uang cash sccapatnya sctelah pancn
Petani tidak mampu mcngakscs informasi harga pasar
Petani tidak mampu mcmotong rantai distribusi
Pctani rumput laut belum l11empunyai bargaining power untuk negosiasi harga
Kurangnya pJ'Omosi yang dilakukan pemcrintah kc lnar cIacrah baik dalal11 bentuk
pameran maupun website,
Pendampingan JPKP selama ini belul11 mampu meningkatkan bargaining power
petani dalam pasar.
OIch berbagai keIcmahan tcrscbut diatas, perlu dibcntuk scbuah lcmbaga
pemasaran yang berada dibawah JPKP Buton yang dikelola secara profesional dengan
merekrut orang-orang yang profesionaI dalam bidang pemasaran untuk mcmbantu para
petani rul11put laut dan pengacip dalam meningkatkan bargaining power petani tcrsebut.
Lcmbaga pcmasaran ini adalah Icl11baga profit centre yang bcrada eli bawah JPKP
Buton :- Oxfiml OB, Lembaga ini harus mCl11iliki modal yang memadai untuk
I11cl11beli kOl11oditi dari petani dan pengkacip (sebagai cksekutor), dan menjualnya
pacla pcngumpul besar/eksportir/perusahaan, Lcmbaga ini I11cmiJiki misi mcmbantu
mcningkatkan kescjahteraan masyarakat tcrulama pclani elan pengacip dcngan
dilandaskan pada nilai-nilai sosial dan transparansi, N,)l11un untuk mengikat
77
komitmcn petani dan pengkacip agar mercka bersedia memasok hasil produksi
l11ereka pad a lembaga ini maka petani dan pengkacip diberikan kesempatan untuk
I11cl11iliki sahal11 dari lembaga ini.
Moclel hubungan yang kami tawarkml dapat clilihat dalam skema berikut:
Petani/ Pengaeip
Mm'kclting Division
JPKP-OXF AM GB
Pengul11pul besar antar
pulau, eksportir,
nabrik ..
Dengan model jalur pcmasaran tersebut, posisi clivisi pel11asaran aclalah scbagai
pengumpul keci!. Divisi pemasaran ini harus mCl11iliki kemal11puan un!uk menjual
kOl11oclitas tersebut kepacla pengul11pul besar antar pulau, ekspOliir, pabrik clan
babkan mampu membangun link pemasaran untuk ekspOli.
Pertimbangan keunlungan yang cliperoleh clari moclcllersebut adalah :
Model terse but clapa! ll1cmbantu l11enjawab kclcmahan para pelani yang
membutuhkan uang cash seeepatnya setelah pancn, petani yang tidak mampu
l11engakses informasi harga pasar, PCWI1l tidak mampu memotong rantai
distribusi, clan petani yang bclum mcmpunyai bargaining power untuk negosiasi
harga.
Profit dari jalur pcmasaran yang clipotong dapat mcnjadi keuntungan bagi petani
dan Divisi Marketing. Selain petani mendapatkan harga juaJ yang Jayak, petani
clan Divisi Marketing sebagai pemegang saham dapat menikmati laba hasil
pcnjualan komocliti Divisi markcting.
Pilihan untuk menggantikan pcngumpul clesa adalah peran yang mcmungkin bagi
Divisi Marketing mengingat Divisi Marketing adalah bentukan dari JPKP yang
memiJiki kedekatan dan pendampingan pada para petani dan pengkacip.
Kcinginan clan permintaan pasar seeal'a Jangsung dapat disampaikan olch Divisi
Marketing pacla para petani dan pengkacip.
Selain mcndirikan Divisi Marketing, .JPKP sebagai pendamping petani mete dan
rumput laut juga perlu yang mcnillgkatkan kapasitasnya scbagai pcndamping sebab
78
petani mete dan rum put laut masih memerlukan binaan dalam mengembangkan
usaha komoditasnya. Untuk itu hal yang perlu diperhatikan oleh JPKP adalah:
Peningkatan Kapasitas JPKP Buton sebagai pcndamping
Peningkatan kapasitas JPKP Buton sebagai pendamping petani dan pengkacip,
sebagai pendamping diharapkan JPKP Buton dapat menjadi staf ahli untuk budidaya
kedua komoditi tersebut terutama untuk komoditi rumput laut karena para petani
mcmiliki kekurangan penge!ahuan dan informasi untuk budidaya dan penanganan pasea
pancn rumpu! lau! yang baik.
JPKP juga sebaiknya memiliki kemampuan dalam membantu peningkatan
kapasitas petani dan pengkacip dengan memberikan pelatihan dalam bidang sumber daya
mOlnusia misalnya motivasi, peningkatan ke!rampilan, pola pikir; kcuangan misalnya
I11cngatur kcuangan dan pembuatan laporan keuangan usaha; produksi l11isalnya
penanganan pasca panen, pel11ilihan bibit, penentuan jarak tanam, tcknik pembudidayaan
yang benar, kon!rol kualitas; pemasaran misalnya pengemasan, promosi.
Peningkatan Pengetahu3n dan Implementasi Inovasi Produk
JPKP Huton juga harus I11cngembangkan pcngetahuan dan irnplemcntasi inovasi
prod uk agar dapat mCl11bantu petani rtll11put Iaut dan petani/pcngkacip mete mclakukan
inovasi produk untuk memberi nilai tambah rUll1jJut lau! dan mete. Melakukan pclatihan
pell1anfaatan bagian-bagian tanall1an mete yang lain sepcrti kulit biji mete, buah SCll1U
untuk para petani/pengkacip mete. Melakukan pelatihan budidaya rumpnt laut scpanjang
musim, misalnya dengan budidaya rumput lant dalam keranjang, pada para petani
rU!l1put lau!. Mclakukan adaptasi teknologi pcngacipan untuk ITlcningkatkan kapasitas
pcngacipan.
Advokasi Kcbijakan
JPKP sebagai LSM dan pcndamping yang mclakukan kcbcrpihakan terhadap
petani dan pcngacip yang tcrmarginalkan dapat mendesak pcmcrintah agar mCl11batasi
kuota penjualan mcte gelondongan atau mengeluarkan kebijakan yang melarang
pcnjualan mete dalam bentuk gelondongan kelum dari Sulawesi Tenggara.
JPKP juga sebaiknya 111enclesak pcmcrintah untuk secepatnya mcrcalisasikan
upaya-npaya pcngembangan budidaya jambu mete seper!i yang direncanakan misalnya
79
pembangunan pabrik pengolahan kulit jambu mete di Sulawesi Tenggara untuk
mengatasi ancaman limbah kulit mete
Dari berbagai analisis tcrhadap kondisi petani mcte dan rumput laut, pcmcrintah juga
mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
petani dan rumput lau!.
Kebijakan Pemerintah
Untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas mete dan sckaligus mcmbantu
petani dan pengkacip mempcrolch pendapatan yang lebih layak, pcmerintah dapat
mengeluarkan kebijakan yang mengnrangi penjualan mete dalam bentuk gelondongan
yang keluar dari Sulawesi Tcnggara. Mete yang dijual dalam bcntuk gelondongan nilai
tambahnya kecil dan mcnyebabkan perolehan pendapatan petani kcci!.
Jika hal ini belllm cukup memungkinkan dilakllkan maka pemcrintah dapat
mengenakan pajak yang tinggi dan pembatasan kuota penjualan mete gelondongan.
Peraturan yang Icbih kurang sama teIah dikcIuarkan olch pemcrintah dcngan SK Mcntri
Pcrindustrian dan Perdagangan No. 3551 MPPI Kcpl 5/2004 tcntang pcngaturan ckspor
rotan, bahwa rotan asalan atau mentah tidak bolch diekspor sebab nilai tambahnya kecil
sekali. Jika rotan mentah tctap diekpor maka pengusaha mcbel rotan Indonesia akan
kalah bersaing dengan ll1cbel rotan dari China yang sangat l1111mpuni l11Cmbllat barang
dengan harga yang murah, yang notabcnc bahan baku rotannya diimpor dari Indonesia.
Hal yang sama juga lebih kurang terjadi bahwa India adalah pengekspor mete terbesar di
dunia dengan mengimpor bahan baku mete gelondongan dari Indonesia.
Pell1crintah juga wajib mclindungi potcnsi sumbcr daya alamnya dcngan !cbih
mcmpcrhatikan raport, sepak tCljang dan motivasi para pengusaba asing cIatang untuk
membeli komoditas sumber daya alam. I3elajar dari pengalaman di Sulawesi Selatan,
ban yak para petani clan pengusaha mete yang bangkrut karena permainan harga dari
pcngusaha India. Pacla saat perclagangan antara pet ani dan pcngusahan clacrah mete
bCljalan dcngan baik, pcngusaha India datang mcnawarkan harga beli yang Icbih tinggi,
sehingga para petani menjual metenya kcpada pcngusaha India. Akibatnya para
pengusaha daerah tidak dapat bersaing untuk mendapatkan bahan baku mete sehingga
lama-kclamaan pcngusaha mete clacrah mcnjadi bangkrut. Sctclah pengusaha daerah
tidak lagi mcnekuni usaha mete, para pedagang India mcmbanting harga beli mctc di
80
Sulawesi Selatan, sehingga harga jual mete di daerah tersebut terpaksa dijual dibawah
harga pasar. (Wawancara dengan Disperindag Sulsel).
Pcmcrintah juga scbaiknya me!akukan pengaturan untuk mcnghindari konflik
kondlik masyarakat/sosial yang tcrkait dalam buelidaya kcdua komoditi misalnya dalam
pembuangan limbah kulit mete, atau pemasangan rakit rumput laut eli area laut yang
berpotensi menimbulkan konf1ik antar pengguna lahan.
Pemerintah sebagai Fasilitator
Sebagai pendamping dan pcmbina masyarakat pctani pcmcrintah diharapkan juga
dapat memfasilitasi para petani rumput laut dan petani/pengkacip jambu mete untuk
mempromosikan produk mereka dengan mengikuti pameran-pameran baik ditingkat
local maupun nasional. Memfasilitasi para pctani rumput lau! dan petani/pcngkacip
jambu mete untuk mcngembangkan ketrampilan budidaya dan usahanya dengan
memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan-pclatihan peningkatan kapasitas petani rumput
laut dan petani/pengkacip jamhu mete.
Mendirikan Pusat Pclatihan dan Promosi Ekspor Dacrah untuk mcnunjang
peningkatan ckspor duri pcngusaba elacrah. Hal ini Juga sudah elilakukan olch
Kalimantan Tengah untuk meningkatkan pcrelagangan luar negen. Pusat pelatihan
terse but mcmuat progam pelatihan ekspor, pclayanan informHsi ekspor, promosi ekspor,
pclayanan konsultasi bisnis, showroom, dan prol11osi lewat internct.
Membangun Net Working
Pemerintah juga dapat mcnjalin kCljasama dengan pihak Luar Negcri untuk
mcmbangun pabrik eli Sulawesi Tcnggara yang dapat mcngakol11oclasi komoditas sumber
day a alam scperti pengolahan limbah kulit cangkang mete mcnjadi olio KCljasama sepcrti
ini sudah berhasil dilakukan oleh pemcrintah dan pengusaha Lombok yang sukses
mcnggaet investor Korea Selatan untuk mendirikan pabrik pengolahan sabuk kelapa
yang mcnghasilkan scrat sabuk kclapa untuk berbagai kcpcrluan scperti : bahan baku
inelustri jok mobil, sofa dan lain scbagainya. Hasilnya sabuk kclapa J11cnjadi bcrtambah
nilainya dan'pabrik terse but menyerap banyak tenaga kerja. (Harian Sinar Harapan 20(5)
Pcmcrintah juga sebaiknya membuat website yang digllnakan untuk
I11cmpromosikan komoditi-komoeliti elacrah apalagi komoditi yang dihasilkan oleh
daerah Buton mcrupakan produk unggulan yang mcmiliki kualitas yang baik.. Hal ini
pula yang dilakukan oleh pemerintah Wonogiri untuk mempromosikan komoditi mete
81
dari daerahnya. Hasilnya ban yak ekspo11ir alau buyer yang men genal kacang mele dari
Wonogiri.
82
BABY
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
I. 1alur distribusi yang digunakan oleh petani rumput laut dan pengkacip kacang
mete sangat panjang. Hal ini berpengaruh pada perolehan yang akan mereka
terima ketika menjual kOl11oditi yang dihasilkan
2. Harga rumput laut dan mete sebenarnya Icbih banyak dipcngaruhi olch harga
pasar, namun pada praktcknya harga jual pctani dan pengkacip juga dipcngaruhi
pennainan harga oleh para pengulI1pul
3. Perhatian pemerintah terhadap promosi rUll1put laut dan kacang mete dari Buton
sangat kurang. Hal ini dapa! dilihat dari upaya pcmcrintah untuk mcmbawa kcdua
komoditi ini pada pameran tingkat nasional maupun intCl'l1asioi1al. Selain it\1
tidak ada aktivitas promosi lainllya sepelii promosi dalam web pemerintahan
lI1engenai kedua kOll1oditi tersebut.
4. Belum tcrsedianya sarana dan prasarana publik scpcrti transportasi dan
komunikasi yang memadai yang dapat dijangkau olch pet ani clan pcngkacip
untuk mendapatkan akscs informasi clan pasar.
5. Pendampingan 1PKP selama ini belum mampu mcningkatkan bargaining position
petani dan pcngacip clidalam pasar.
6. Pcrlunya intervcnsi scbnah lembaga yang mcmiliki kckuatan rnodal yang bcsar
yang mampll memasarkiln produk petani dan pellgkacip sehillgga posisi tawar
clari para petani dan pengkacip meningkat di dalam pasar.
7. 1PKP Bulon scbagai pendumping pctani dan pcngkacip masih mcmcrlukan
peningkatan kapasitas agar mampu l11cnjadi staf abE untuk budidaya rumput laut
danjambu mete
8. Para pet ani dan pengkacip masih mel11erlukal1 peningkatan kapasitas bernpa
pclatihan clalam bidang sumber daya munusia misalnya l11otivasi, pcningkatan
ketral11pilan, pola pikir; kCllangan misalnya mengatur kcuangan dan pcmbnatan
laporan keuangan llsaha; prodllksi misalnya penanganan pasea panen, pcmilihan
bibit, penentual1 jarak Ian am, teknik pembudidayaan yang benar, kontrol kllalitas;
pemasaran; inovasi produk untllk mcmberi nilai tambah rumput laut dan mete;
Pelatiban pemanfaatan bagian-bagian tanaman mete yang lain sepcrti kulit biji
mete, buah semu
83
REKOMENDASI
Bcrdasarkan kckuatan, kclemahan, pc\uang clan aeaman yang clihadapi petani dan
pengacip mete kami menyarankan:
1. Dibentuknya sebuah lembaga pemasaran yang beracla dibawah JPKP Buton yang
dikclola seeara profesional dengan merekrut. orang-orang yang profesional
clalam biclang pCl11asaran untuk mCl11bantu para petani rumput laut clan pengaeip
dalam l11eningkatkan bargaining power petani terscbut.
2. Peningkatan kapasitas JPKP Buton scbagai penclamping petani dan pengkacip
agar mampu menjadi staf ahli untuk budidaya rumput laut danjambu mete
3. Peningkatan kapasitas petani dan pengkaeip dengan memberikan pelatihan dalam
bidang sumber daya manusia misalnya motivasi, peningkatan ketrampilan, pola
pikir; keuangan misalnya mengatur keuangan dan pembuatan laporan keuangan
usaha; produksi misalnya penanganan pasea pan en, pemilihan bib it, penentuan
jarak tanam, tcknik jJcmbuclidayaan yang benar, kontrol kualitas; pcmasaran
misalnya pcngemasan, promosi
4. Ada inovasi procluk untuk mcmberi nilai tambah rumput laut dan metc.
S. Mendesak pel11erintah agar mengeluarkan kebijakan yang lllelarang adanya
pcnjualan mete dalam bentuk gclondongan.
6. Pelatihan pemanfaatan bagian-bagian tanaman mete yang lain sepcrti kulit biji
mete, huah semu
7. Pelatihan hudidaya rumput Iau! scpanJ'lng 111US1111, misalnya dengan budidaya
rum put lant clalam kcranjang
8. Adaptasi teknologi pengacipan untuk mcningkatkan kapasitas pcngacipan
9. Mendorong pel11erintah untuk l11cl11huat website yang digunakan untuk
mempromosikan komoditi -komoditi daerah
84
REFERENCE:
Bambang Cahyono. 2001. Jambu Mele: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius: Y ogyakarta
Bisnis Indonesia. 30 Maret 2004. Rumput Lalit: Banyak Yang MlIlai Melirik
Bisnis Indonesia. 30 Marct 2004. Ecm21]2l11 Lalli: Mni)s;ikRczeki Dm:i,.IeJ2lmg Karaginan
MuJia Naslltion. 1996. Penganlar Bisnis: Renc(Jna Pendirian Perusahaan. Djambatan: Jakarta
Pandji Anoraga. 2004. Manajcmcn Bisnis. Rincka Cipta: Jakalia
Pembaruan. 19 Oktober 2005. KC!!lQlll]gkan Rumput Laut Jadi KQn2Q.9it.asEkspor
Retno Sulistyowati. 25 April 2003. Invest<lsLEcpS,!5Jrilj,mJJnl11k. Bulon.Tem,QQ News Room
Sinano Esha. 19 April 2005. Rumput Lalit Gorontalo Nantikan Pabrik J'Cl1gQ1<ll1ill1
Tim Pcnulis PS. 2004. Rumput Laut. Pcncbar Swadaya: Jakarta
\Y\V,,:v,clmlilll. g o.id .. lal11b u I'viclc
,vww.kpn1pils.c:0111. 15 Agustus 2002. IU11<'li11al1 .. ,j::tJ11l:>11 ... Mete.,. S)lltxiLJ)q:ll! Direhabilitasi
www.kompas.com. 31 Descmber 2002. KabupClten Buton
www.kompas.com. 19 Juli 2004. Rumput Lalit Berpotensi McnVllmbal1Q Devisa Ecp32,2Js.4Ir ilillllPeLTallul1
85