tugas pak gunawan kontijensi

21
BAB I GAMBARAN UMUM A. Topografi Kabupaten Sleman keadaan tanahnya dibagian selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan dibagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping.Makin ke utara relatif miring dan dibagian utara sekitar Lereng Merapi relatif terjal serta terdapat sekitar 100 sumber mata air.Hampir setengah dari luas wilayah merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis di bagian barat dan selatan.Topografi dapat dibedakan atas dasar ketinggian tempat dan kemiringan lahan (lereng). Ketinggian Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara < 100 sd>1000 m dari permukaan laut. Ketinggian tanahnya dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu ketinggian < 100 m, 100 – 499 m, 500 – 999 m dan > 1000 m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 6.203 ha atau 10,79 % dari luas wilayah terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean, Prambanan, Gamping dan Berbah. Ketinggian > 100 – 499 m dari permukaan laut seluas 43.246 ha atau 75,32 % dari luas wilayah, terdapat di 17 Kecamatan. Ketinggian > 500 – 999 m dari permukaan laut meliputi luas 6.538 ha atau 1

Upload: eko-pastia-mukti-skep-ns

Post on 21-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Pak Gunawan Kontijensi

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

BAB I

GAMBARAN UMUM

A. Topografi

Kabupaten Sleman keadaan tanahnya dibagian selatan relatif datar kecuali daerah

perbukitan dibagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan

Gamping.Makin ke utara relatif miring dan dibagian utara sekitar Lereng Merapi relatif

terjal serta terdapat sekitar 100 sumber mata air.Hampir setengah dari luas wilayah

merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis di bagian barat dan

selatan.Topografi dapat dibedakan atas dasar ketinggian tempat dan kemiringan lahan

(lereng).

Ketinggian

Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara < 100 sd>1000 m dari permukaan

laut. Ketinggian tanahnya dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu ketinggian < 100 m, 100

– 499 m, 500 – 999 m dan > 1000 m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari

permukaan laut seluas 6.203 ha atau 10,79 % dari luas wilayah terdapat di Kecamatan

Moyudan, Minggir, Godean, Prambanan, Gamping dan Berbah. Ketinggian > 100 – 499

m dari permukaan laut seluas 43.246 ha atau 75,32 % dari luas wilayah, terdapat di 17

Kecamatan. Ketinggian > 500 – 999 m dari permukaan laut meliputi luas 6.538 ha atau

11,38 % dari luas wilayah, meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan.

Ketinggian > 1000 m dari permukaan laut seluas 1.495 ha atau 2,60 % dari luas wilayah

meliputi Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan.

Kemiringan Lahan ( Lereng)

Dari Peta topografi skala 1 : 50.000 dapat dilihat ketinggian dan jarak horisontal untuk

menghitung kemiringan (Lereng).Hasil analisa peta yang berupa data kemiringan lahan

dogolongkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu lereng 0 – 2 %; > 2 – 15 %; > 15 – 40 %; dan

> 40 %. Kemiringan 0 – 2 % terdapat di 15 (lima belas ) Kecamatan meliputi luas 34.128

ha atau 59,32 % dari seluruh wilayah lereng, > 2 – 15 % terdapat di 13 (tiga belas )

1

Page 2: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

Kecamatan dengan luas lereng 18.192 atau 31,65 % dari luas total wilayah. Kemiringan

lahan > 15 – 40 % terdapat di 12 ( dua belas ) Kecamatan luas lereng ini sebesar 3.546 ha

atau 6,17 % , lereng > 40 % terdapat di Kecamatan Godean, Gamping, Berbah,

Prambanan, Turi, Pakem dan Cangkringan dengan luas 1.616 ha atau 2,81 %.

B. Letak koordinat

Kabupaten sleman terletak antara 07° 44′ 04″ – 08° 00′ 27″ Lintang Selatan dan 110° 12′

34″ – 110° 31′ 08″ Bujur Timur. Luas wilayah kabupaten sleman 508,85 Km2 (15,90 5

dari Luas wilayah Propinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan

lebih dari separonya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar

terdiri dari : Bagian Barat, adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang

membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 % dari seluruh wilayah).

Wilayah Kabupaten Sleman meliputi 17 kecamatan terdiri atas 86 desa sebagian besar

berada pada kawasan rawan bencana baik yang berasal dari Gunung Merapi, gempa

bumi, banjir lahar maupun oleh angin ribut. Kawasan rawan bencana Gunung Merapi

meliputi 7 kecamatan, baik bahaya primer (erupsi Merapi) maupun sekunder (banjir lahar

dingin).Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang teraktif di dunia. Periode

ulang aktivitas erupsi berkisar antara 2–7 tahun.Aktivitas erupsi gunung Merapi dengan

ciri khas mengeluarkan lava pijar dan awan panas, tanpa membentuk kaldera

(kawah).Arah letusan Merapi selalu berubah-ubah.Sejak tahun 1961arah letusan Merapi

mengarah ke baratdaya menuju hulu Kali Batangdan Kali Senowo. Puncak letusan terjadi

pada tanggal 8 Mei 1961membuat bukaan kawah mengarah ke baratdaya dan

memuntahkanmaterial sebanyak 42,4 juta m3. Letusan selanjutnya terjadi pada tahun

1967, 1968 dan 1969 arah letusan ke hulu Batang, Bebeng dan Krasakdengan jarak

luncur 9-12 km. Selanjutnya letusan tahun 1984 terjaditanggal 15 Juni 1984 yang disertai

awan panas mengarah ke huluSungai Blongkeng, Putih, batang dan krasak. Material

yangdimuntahkan sebesar 4,5 juta m3. Letusan terjadi kembali pada tahun1986, 1992,

1994, 1997, 2001, dan 2005.

2

Page 3: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

Letusan 1994 mengarah menuju ke hulu Kali Krasak, Bebengdan Boyong dengan jarak

luncur mencapai 5 km di hulu Kali Boyong.Erupsi Merapi yang disertai luncuran awan

panas menelan korbanmanusia sebanyak 63 orang di Dsn Turgo Desa

PurwobinangunPakem, memporakporandakan harta benda masyarakat, fasilitas

dansarana serta prasarana umum, kawasan wisata, hutan lindung danbeban psikologis

masyarakat yang masih dirasakan sampai sekarang.Sementara itu sejak aktivitas erupsi

Merapi tahun 2006 bukaankawah berubah ke arah tenggara dan timur, sehingga arah

aliran laharpanas dan awan panas menuju ke hulu Kali Gendol dan Opak diwilayah

Sleman serta Kali Woro di wilayah Klaten. Setelah runtuhnya“geger boyo” pasca erupsi

14 Juni 2006 yang selama ini berfungsimenahan aliran lahar panas maka ancaman bahaya

luncuran laharpanas yang disertai awan panas menuju hulu Kali Gendol dan Kali

Opak semakin besar,

3

Page 4: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

BAB II

PENILAIAN BAHAYA DAN PENENTUAN KEJADIAN

A. Ancaman bencana yang mungkin terjadi di kabupaten sleman

Sleman merupakan kawasan paling rentan untuk terjadinya bencana, daerah daerah yang

berada disana sebagian besar berada pada kawasan rawan bencana baik yang berasal dari

Gunung Merapi, gempa bumi, banjir lahar maupun oleh angin ribut. Kawasan rawan

bencana Gunung Merapi meliputi 7 kecamatan, baik bahaya primer (erupsi Merapi)

maupun sekunder (banjir lahar dingin).

Erupsi Merapi yang disertai luncuran awan panas menelan korban manusia sebanyak 63

orang di Dsn Turgo Desa Purwobinangun Pakem, memporak-porandakan harta benda

masyarakat, fasilitas dan sarana serta prasarana umum, kawasan wisata, hutan lindung

dan beban psikologis masyarakat yang masih dirasakan sampai sekarang. Sementara itu

sejak aktivitas erupsi Merapi tahun 2006 bukaan kawah berubah tableh tenggara dan

timur, sehingga arah aliran lahar panas dan awan panas menuju ke hulu Kali Gendol dan

Opak di wilayah Sleman serta Kali Woro di wilayah Klaten. Setelah runtuhnya “geger

boyo” pasca erupsi 14 Juni 2006 yang selama ini berfungsi menahan aliran lahar panas

maka ancaman bahaya luncuran lahar panas yang disertai awan panas menuju hulu Kali

Gendol dan Kali Opak semakin besar,

B. Penilaian tingkat ancaman bencana

Melihat bencana yang terjadi di kecamatan sleman ini seperti gunung berapi, banjir lahar,

angin ribut maka dapat di golongkan kecamatan sleman yang rentan akan bencana ini

tergolong dalam bencana dengan tingkat ancaman yang besar karena dampak yang

dihasilkan dari bencana bencana ini tidak hanya berupa perumahan atau pedesaan sekitar

bahkan Erupsi Merapi yang disertai luncuran awan panas menelan korban manusia

sebanyak 63 orang.

4

Page 5: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

Table 1

Table Penilaian Bencana

No. Jenis ancaman bahaya P D

1 Gunung merapi 5

2 Gempa bumi 3

3 Banjir lahar 4

4 Angin rebut 4

P = probabllitas (kemungkinan terjadi bencana)

D = dampak (kerugian / kerusakan yang ditimbulkan)

Keterangan :

Skala probabilitas

5 pasti (hampir dipastikan 80%-90%)

4 kemungkinan besar (60%-80 % terjadi atau sekali dalam 10 tahun mendatang )

3 kemungkinan terjadi (40%-60% terjadi atau sekali dalam 100 tahun)

2 kemungkinan kecil ( 20%-40% atau kemungkinan lebih dari 100 tahun )

1 kemungkinan sangat kecil (hingga 20%)

Dampak kerugian yang ditimbulkan

5 Sangat Parah (80%-99% wilayah hancur dan lumpuh total )

4 Parah (60%-80% wilayah hancur)

3 Sedang (40%-60% wilayah rusak )

2 Ringan (20%-40% wilayah rusak )

1 Sangat Ringan (kurang dari 20% wilayah rusak )

5

Page 6: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

II. Aspek yang mungkin terkena dampak bencana

a. Aspek kehidupan/penduduk

Dari hasil skenario diatas diperkirakan gambaran kondisi penduduksaat terjadi

erupsi Gunung merapi terjadi gelombang pengungsian yangfluktuatif setiap harinya

selama 4 bulan.Berdasarkan pengalaman tahun2006bahwa kisaran pengungsi yang

berada di barak adalah 30% yangkebanyakanterdiri dari lansia, ibu-ibu, anak-anak

dan difabel. Kebanyakan laki-laki dewasatetap melakukan aktifitas mencari nafkah

dan melakukan pengamanan dikampungnya, tetapi pada tabel perkiraan dampak,

disepakati bahwa pendudukdi 23 dusun (tabel 3) 100% menjadi pengungsi

b. Aspek sarana/prasarana

Bencana Erupsi Gunung Merapi diperkirakan juga akan mengancan fasilitas atau

prasarana serta aset yang berada di wilayah kawasan rawan bahaya

c. Aspek ekonomi

Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana erupsi Gunung merapi yang terjadi

selama 2 bulan akan mempunyai dampak berupa :

Kerusakan Kegiatan ekonomi Kelumpuhan

Kecamatan pakem 2 kegiatan perekonomian

(tlogoputri & kaliurang)

2 bulan

Kecamatan turi 1 kegiatan ekonomi

masyarakat (desa wisata)

2 bulan

Kecamatan cangkringan 1 kegiatan ekonomi masy

(lava tour kali adem)

2 bulan

6

Page 7: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

d. Aspek pemerintahan

Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap pemerintahan,

terutama terganggunya fungsi administrasi karena sebagian besar aparat pemerintah

menyelenggarakan tanggap darurat dan lokasi kantor untuk pengungsian

e. Aspek lingkungan

Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan berupa

Hutan, kebun, peternakan dan Pertanian.

7

Page 8: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

BAB IV

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Dalam rencana kontijensi bencana Erupsi Gunung merapi PemerintahKabupaten Sleman

mengambil beberapa kebijakan yang merupakanpenetapan landasan kegiatan untuk

mencapai penanggulanagan bencanayang efektif dan strategi untuk dikoordinasikan ke

segenap jajaran yang terkait,dengan perincian sebagai berikut :

a. Kebijakan

1. Minimalisasi korban meninggal ( road to zero victim)

2. Penanganan bencana alam berbasiskan komunitas masyarakat.

3. Titik berat kegiatan penanganan bencana banyak dilakukan pada fase pra bencana

(pengurangan resiko bencana)

4. Memadukan mitigasi fisik dan mitigasi non fisik

5. Memberikan perlindungan perhatian khususnya kelompok rentan, serta memenuhi

kebutuhan dasar secara realistis

6. Memberikan penyelamatan dan perlindungan kepada masyarakat sesuai skala

prioritas tanpa diskriminasi

7. Memberdayakan segenap potensi yang ada dan menghindari terjadinya ego sector

8. Melakukan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat dan anatar negara

dalam menggalang bantuan, dengan tetap memperhatikan etika kebangsaan

b. Strategi

1. Membentuk Posko Utama di Pakem sebagai fungsi manajemen dan koordinasi

penanganan bencana.

a. Memenuhi pelayanan logistik dengan mendirikan posko-posko,tenda pengungsian

dilengkapi dapur umum dengan tetap memperhatikan kelompok rentan.

b. Memenuhi pelayanan kesehatan dengan menyelenggarakan posko kesehatan di

setiap barak pengungsian dan balai kesehatan lain.

8

Page 9: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

c. Memenuhi pelayanan sarana-prasarana kehidupan (transport,tempat tinggal

sementara, sanitasi) di barak/tenda pengungsian (MCK, air bersih), dengan tetap

memperhatikan kelompok rentan.

d. Mengidentifkasi jenis-jenis bantuan, menghimpun bantuan

sertamendistribuikannya

e. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak yang membutuhkan

f. Memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal dan nilai-nilai kebajikandalam

penanganan bencana

g. Evakuasi korban, meninggal dunia dan yang masih hidup melalui relawan, tim

SAR, LSM, dll

h. Penanganan Pengungsi (tenda, logistik, sarana dan prasarana lainnya), lembaga

terkait

i. Mengidentifikasi negara-negara yang memungkinkan memberikan bantuan secara

sukarela

j. Menyebarluaskan informasi tentang bencana yang terjadi melalui, media cetak,

elektronik dan telematika Rencana

9

Page 10: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

BAB V

PERENCANAAN SEKTORAL

Perencanaan sektoral ditujukan untuk mencapai penanganan bencanaalam yang dapat

melindungi segenap masyarakat. Perencanaan sektoraldilakukan sebagai fungsi manajemen

penanganan bencana yang telahmelakukan evaluasi terhadap tingkatan ancaman yang terjadi,

prinsip evakuasipengungsian untuk perlindungan masyarakat sementara, dan akan menata

kembali kehidupan setelah pasca bencana. Perencanaan sektoral terdiri atas:

1. Sektor manajemen dan koordinasi

2. Sektor kesehatan

3. Sektor sarana prasarana

4. Sektor logistic

1. Sektor Manajemen dan Koordinasi

a. Situasi

Bencana erupsi Gunung Merapi, diperkirakan akan membuat keadaandan situasi daerah tidak

terkendali sehingga memerlukan penangananabencana alam yang efisien dan terpadu. Dalam

simulasi dampak diperkirakanterjadi gelombang pengungsian sebanyak 12660 orang yang terdiri

atas 4144kelompok rentan dan 8516 kelompok usia produktif.

Beberapa mekanisme penanggulangan harus diperhitungkan, karenaadanya sistem yang tidak

berfungsi akibat bencana.Oleh karena itu harus adaupaya untuk mengendalikan, mengatur dan

mengkoordinasikan semuakegiatan penanggulangan.

2. Sektor Kesehatan

Apabila terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, diperkirakan akanterdapat penduduk yang

menderita luka bakar, penyakit ISPA, Conjuctivitis,Diare , diperkirakan jumlah pasien 10% dari

jumlah pengungsi, yaitu sekitar1266 orangDi samping korban, bencana juga akan mengakibatkan

prasarana dansarana pelayanan kesehatan yang hancur atau rusak, sehingga pelayanankesehatan

tidak dapat dilakukan secara optimal.

10

Page 11: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

Sasaran

Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban

Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi pengungsi

Terlaksananya rujukan kesehatan secara optimal

3. Sektor Sarana Prasarana

a. Situasi

Apabila terjadi erupsi Gunung merapi akibatnya adalah terjadinyagelombang pengungsian

karena kepadatan penduduk di kawasan lerengMerapi. Pengungsi sejumlah 12660 orang dengan

perincian 4144 termasukkelompok rentan, dan 8516 usia produktif harus dicakup dalam operasi

transpor evakuasi.

Berdasarkan beberapa kejadian sebelumnya erupsi Gunung Merapiterjadi dalam selang waktu

bulanan, dan menyebabkan bangunan, jalan,jembatan, serta fasilitas umum lainnya menjadi

rusak tertutup material vulkanik.Evakuasi warga juga merupakan kegiatan utama dalam tanggap

darurat, dan selanjutnya menyediakan barak pengungsian yang dapatmemenuhi syarat minimal.

Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat danrelawan harus bahu membahu melakukan

penanggulangan bencana

b. Sasaran

Terangkutnya semua pengungsi ke lokasi penampungan sementara yangtelah disiapkan.

Terangkut/terdistribusikannya bantuan pangan dan non pangan untuk

pengungsi sampai ke lokasi penanmpungan sementara.

Terpulihkannya Sarana dan Prasarana seperti :

o Transportasi

o Kesehatan

o Gedung Pemerintahan / Sekolah

o MCK

11

Page 12: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

Dukungan sarana-prasaran pada areal pengungsian yang memadaiseperti :

o Air Bersih

o Sandang dan Pangan

o Sanitasi Lingkungan

c. Kegiatan

4 . Sektor Logistik

a. Situasi

Terjadi erupsi Gunung merapi akibatnya adalah mengakibatkan banyaknya pengungsian

masyarakat.Untuk mengantisipasi kondisi tersebutperlu didirikan posko-posko pengungsian.Pada

kondisi tersebut masyarakat sangat membutuhkan bantuan berupa pangan, sandang, dan papan,

serta kebutuhan harian lainnya. Rencana kontijensi ini berupaya menghitung

kebutuhan pangan dan non pangan.

b. Sasaran

Terlayaninya semua kebutuhan dasar pengungsi, mulai dari balita

sampai kepada orang tua dan petugas.

Terlaksananya penerimaan, penyortiran dan pendistribusian logistik

dengan baik.

12

Page 13: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

BAB VI

RENCANA TINDAK LANJUT

LEMBAR KOMITMEN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

No

.

Kegiatan Penanggung

jawab/kordinator

Pelaku/pelaksana Waktu

pelaksanaan

kegiatan

1 Membentuk Posko Utama DINAS P3BA DINAS P3BA Segera setelah

mendapatkan

informasi

bencana dari

BMKG.

2 Memenuhi pelayanan

logistik dengan mendirikan

posko-posko,tenda

pengungsian dilengkapi

dapur umum dengan tetap

memperhatikan kelompok

rentan.

DINAS P3BA dan Bupati Sleman

DINAS P3BA,TNI,POLRI,POLPP,Kesehatan, Telematika,Kimpraswil,Nakersos

Setiap Hari

3 menyelenggarakan posko

kesehatan di setiap barak

pengungsian dan balai

kesehatan lain.

DINAS P3BA DINAS P3BA,TNI,POLRI,POLPP,Kesehatan, Telematika,Kimpraswil,Nakersos

Setiap Hari

4 Mengidentifkasi jenis-jenis

bantuan, menghimpun

bantuan serta

mendistribuikannya

DINAS P3BA DINAS P3BA,TNI,POLRI,POLPP,Kesehatan, Telematika,Kimpraswil,Nakersos

Setiap Hari

5 Latihan simulasi Evakuasi DINAS P3BA DINAS P3BA, Setiap saat

13

Page 14: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

korban, meninggal dunia

dan yang masih hidup

TNI,POLRI,POLPP,Kesehatan, Telematika,Kimpraswil,Nakersos

6 Menyebarluaskan informasi

tentang bencana yang terjadi

DINAS P3BA DINAS P3BA,TNI,POLRI,POLPP,Kesehatan, Telematika,Kimpraswil,Nakersos

Setiap saat

14

Page 15: Tugas Pak Gunawan Kontijensi

BAB VII

PENUTUP

KESIMPULAN

Untuk menanggulangi bencana alam dengan tingkat penggolongan yang bermacam macam

diperlukan kesigapan dan tindakan yang efektif dan efisien. Di daerah rawan kedaruratan dan

bencana sangat diperlukan upaya kegitan koordinasi dan peningkatan kualitas kepemimpinan

untuk penanggulangan masalah kesehatan terutam pada tahap tanggap darurat, dimana

kelangkaan sumber daya sering menjadi faktor penghambat, penyulit dan kendala koordinasi.

Dengan adanya acuan dan pedoman bagi petugas kesehatan dan petugas lain yang terkait maka

hasil penanggulangan masalah kesehatan diharapkan menjadi lebih efektif dan efisien.

15