rencana kontijensi banjir kotamakassar pemerintah kota makassar
TRANSCRIPT
BPBD
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAHJl. Jend. Ahmad Yani No. 2 No. Telp/Fax0411 3633797 Kode Pos 9011
Makassar - Sulawesi Selatan
RENCANA KONTIJENSI BANJIR
K O T A M A K A S S A R
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
2014
PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NO 48 TAHUN 2014difasilitasi oleh :
RENCANA KONTINKOTA MAKASSAR
PEMERINTAH DAEBADAN PENANGGULANGAN BENCANA
(BPBD)
“ Mewujudkan Kota Makassar Tangguh Terhadap
Kerja sama dengan :
Draft-0
RENCANA KONTINJENSI BENCANA KOTA MAKASSAR
PEMERINTAH DAERAH KOTA MAKASSARBADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
(BPBD) KOTA MAKASSAR
Makassar, Maret 2014
Mewujudkan Kota Makassar Tangguh Terhadap Bencana Menuju Kota Dunia ”.
BENCANA BANJIR
RAH KOTA MAKASSAR DAERAH
Makassar, Maret 2014
Mewujudkan Kota Makassar Tangguh Terhadap
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
i
Kata Pengantar
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa penyusunan rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar telah disusun walapun tidak sesuai jadwal rencana sebelumnya, namun pelibatan masyarakat dan stakeholder dalam penyusunan dokumen ini cukup memberi sumbangsi dalam tersusunya dokumen ini.
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar telah dilaksanakan sejak Mei 2013 yang terdiri dari beberapa tahap, diawali dengan kegiatan sosialisasi untuk membuat komitmen bersama antar sesama sektor pemerintahan di Kota Makassar. Rencana tersebut mendapatkan dukungan dari Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan BPBD Kota Makassar.
Tahapan peyusuan RENKON banjir Kota Makasar diantaranya, tahapan sosialsasi, pengumpulan data hazard dan eksposer, pelatihan dan lokakarya, perumusan draf 0, surey lapangan dan update data, lokakara penyusunan dokumen draf-1, konsultasi public, revisi dokumen final, dan penetapan regulasi daerah. Penyusunan rencana kontijensi banjir Kota Makassar melibatkan berbagai stakeholder sepert BPBD Kota Makassar, BPBD Prov. Sulawesi Selatan, Kodim, Dinas Pemadam Kebakaran, Bappeda, Basarnas, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PU, PMI Makassar, UNHAS, Kepolisian, SAR, KSR, Akademisi dan sebagainya.
kontijensi banjir menggunakan skenario Banjir yang terjadi pada awal tahun 2013 yang melanda sebanyak 24 kelurahan di 6 kecamatan dan luas wilayah mencapai 2761,84 Ha. Jumlah penduduk yang terdampak banjir mencapai 101.972 jiwa, jumlah jiwa paling banyak terletak di Kelurahan Kassi-kassi sebesar 10.961 jiwa, Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan Karunrung sebesar 9.532 jiwa, dan Kelurahan Tamalanrea Jaya sebesar 8.735 jiwa. Penduduk yang melakukan evakuasi sebanyak 1.012 sebanyak 26% diantaranya kategori umur muda, 66% jiwa umur dewasa dan 8 % kategori umur lansia.
Kami berharap dengan dukungan saran dan kritikan yang bersifat membangun terhadap segala proses dan isi di dalam dokumen ini dapat terakomodir, sehingga dapat memberi manfaat langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat di kota Makassar dan sekitarnya.
Makassar, Maret 2014
Tim Penyusun
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
ii
Sambutan Walikota Makassar
Pertama-tama marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan taufik Nya sehingga kita masih diberi waktu dan kesempatan untuk melaksanakan segala rangkaian penyusunan dokumen ini hingga selesai.
Kegiatan ini menjadi sangat sangat tepat dan strategis karena melihat musibah bencana banjir kurung waktu terakhir ini utamanya pada awal tahun 2013 ini terjadi begitu massif dan menyebabkan kerugian harta benda dan kerusakan sarana dan prasarana.
Pada kesempatan ini saya ingin mengapresiasi atensi dari AIFDR (Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction) yang melalui programnya telah memberi perhatian dengan mengalokasikan kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencana Kontijensi Banjir di Kota Makassar
Dalam Undang-undang Nomor. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mempunyai prinsip dasar dalam upaya penanggulan bencana di Indonesia adalah sebagai berikut: cepat dan tepat, sistem prioritas, kordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, transparansi dan akuntabilitas, membina kemitraan, pemberdayaan masyarakat, non diskriminatif dan non politisi.
Perencanaan Kontinjensi memang sangat diperlukan sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana/ kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat.
Dengan upaya peningkatan kewaspadaan melalui perencanaan kontinjensi, kita dapat mengurangi ketidak-pastian melalui pengembangan skenario dan asumsi-asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat.
Dengan kesadaran akan tingginya potensi Banjir di Kota Makassar, mengingat karaktersitik tofografi wilayah Makassar yang relative datar, serta letaknya yang dilalui oleh dua DAS yaitu DAS Tallo dan DAS Jeneberang. Demikian halnya deforestasi di hulu Bawakaraeng dan Lompobattang sangat rawan menyebabkan longsor tebing yang dapat menjadi pemicu terjadinya banjir bandang di hilir. Olehnya itu kegiatan ini menjadi sangat penting dan strategis bagi ketangguhan Kota Makassar menghadapi bencana ke depan. dan sekali lagi terima kasih kepada pihak AIFDR (Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction) atas terlaksana nya kegiatan ini.
Akhirnya saya harapkan dengan tersusunnya draft dokumen rencana kontijensi banjir Kota Makassar ; Adanya rumusan RTL yang disepakati untuk pelaksanaan tahapan proses selanjutnya dapat tercapai
Dengan memohon Ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Semoga Dokumen Rencana Kontigensi Banjir Kota Makassar bermanfaat luas di bagi masyarakat kota ini..amiin.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
iii
Sambutan Kepala BPBD Kota Makassar
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada fasilitator dari Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan BPBD Provinsi Sulawesi Selatan dalam memfasilitasi terlaksananya penyusunan rencana kontijensi banjir Kota Makassar untuk untuk membangun pemahaman dan komitmen bersama di antara para pemangku kepentingan yang akan terlibat.
Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa Penanggulangan Bencana dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko dan dampak bencana.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota Makassar diarahkan untuk meningkatkan kebersamaan yang sinergi antara pemerintah dan stakeholders termasuk lembaga-lembaga/organisasi kemasyarakatan dalam menghadapi ancaman bencana mulai dari tahapan pra bencana, saat tanggap darurat atau saat terjadi bencana hingga tahap pasca bencana dengan berbagai program dan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
Masalah utama yang dihadapi baru-baru ini di Kota Makassar ini yaitu masalah banjir dengan genangan yang cukup lama. Di samping itu teridentifikasi pula masalah sistem drainase yang fungsi dan kapasitasnya menurun, meningkatnya beban drainase akibat alih fungsi lahan, instrusi air asin, gejala penurunan elevasi tanah, naiknya permukaan air laut sebagai dampak dari pemanasan global, dan kurangnya pengendalian dan pengawasan pada ruang kawasan resapan air dan sepanjang sempadan sungai.
Berdasarkan data yang tercatat di BPBD Kota Makassar pada bulan Januari tahun 2013 bahwa kerugian bencana banjir di beberapa wiayah Kota Makassar diantaranya rumah terdampak sebanyak 10.240 Unit, Jumlah jiwa terdampak sebanyak 32.798 jiwa atau sebanyak 14.116 KK dan dampak kerugian lainnya serta meluasnya genangan yang mencapai 6 (enam) kecamatan. Ini menunjukkan bahwa tingginya resiko bencana banjir di Kota Makassar sehingga sangat dibutuhkan upaya-upaya untuk membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi jenis ancaman bencana banjir. Dengan demikian program ini kami harapkan mampu memfasilitasi tersusunnya Dokumen rencana kontijensi banjir Kota Makassar yang melibatkan secara bersama-sama oleh semua pihak (stakeholders) serta melakukan langkah strategis terutama sebelum dan sesudah terjadi bencana sehingga apa yang menjadi tanggungjawab dan wewenang kita dapat terlaksana dengan baik.
Perencanaan Kontinjensi sangat diperlukan sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana atau kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat. Melalui upaya peningkatan kewaspadaan melalui perencanaan kontinjensi, kita dapat melakukan pengembangan skenario dan asumsi-asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat, tindakan teknis dan manajerial, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi, atau skenario penanggulangan secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.
Kami sangat berharap dengan terlaksananya sosilaisasi ini akan lebih meningkatkan koordinasi, keterpaduan serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam upaya mengurangi resiko bencana di Kota Makassar yang kita cintai ini.
Makassar, Juli 2014 Kalak BPBD Kota Makassar
Ir. Muhammad Ismounandar, M.Si Pangkat : Pembina Utama Muda Nip : 19631116 199103 1 002
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
iv
Defenisi Operasional a. Bencana (disaster)
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
b. Bahaya (hazard)
Suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.
c. Bahaya Berisiko Tinggi
Jenis ancaman/bahaya yang akan dijadikan dasar perencanaan kontinjensi yang dinilai melalui probabilitas (kemungkinan terjadinya bencana) dan dampak (kerusakan/kerugian yang timbul akibat bencana).
d. Kesiapsiagaan (preparedness)
Serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah-langkah secara berhasil-guna dan berdayaguna.
e. Kontinjensi (contingency)
Suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi.
f. Perencanaan Kontinjensi (contingency planning)
Suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan yang tidak menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis. Melalui perencanaan kontinjensi, akibat dari ketidak-pastian dapat diminimalisir melalui pengembangan skenario dan asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat.
g. Manajemen Kedaruratan (emergency management)
Seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan kedaruratan, pada menjelang, saat dan sesudah terjadi keadaan darurat, yang mencakup kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan darurat.
h. Skenario (scenario)
Membuat gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi, waktu dan dampak bencana.
i. Penentuan Kejadian
Proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi.
j. Perencanaan Sektoral
Merencanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di setkor-sektor untuk tanggap darurat dengan mengacu pada standar minimum.
k. Standar Minimum (minimum standard)
Suatu penetapan tingkatan terendah yang harus dicapai pada masing-masing bidang/sektor dan berfungsi sebagai tolok ukur untuk perencanaan program, mengukur dampak program atau proses dan akuntabilitas.
l. Sinkronisasi/Harmonisasi
Proses mensinkronisasikan hasil perencanaan sektoral untuk memperoleh kesepakatan-kesepakatan melalui rapat koordinasi.
m. Formalisasi
Proses penetapan rencana kontinjensi yang disusun secara lintas sektor menjadi dokumen resmi yang disahkan/ditandangani oleh pejabat yang berwenang
n. Akt i vas i
Mengaktifkan dokumen (rencana kontinjensi) sebagai pedoman/acuan dalam penanganan darurat.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
v
o. Tanggap Darurat (emergency response)
Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.
p. Pemulihan Darurat (emergency recovery)
Proses pemulihan segera kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada kondisi semula dengan memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar.
q. Transisi (transition)
Tindakan yang harus dilakukan setelah rencana kontinjensi tersusun, baik terjadi bencana atau tidak terjadi bencana.
r. Re-entry
Kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan kepada kondisi normal dan memetik manfaat yang dapat diambil dari perencanaan kontinjensi.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
vi
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................................... ii Sambutan Walikota Makassar .................................................................................... ii Sambutan Kepala BPBD Kota Makassar ................................................................... iv Bab I. Pendahuluan ................................................................................................... 7
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 7 1.2. Pengertian Rencana Kontijensi ..................................................................... 8 1.3. Tujuan .......................................................................................................... 9 1.4. Ruang Lingkup .............................................................................................. 9 1.5. Dasar Hukum ............................................................................................... 9 1.6. Proses Penyusunan ...................................................................................... 10 1.7. Aktivasi Rencana Kontijensi ......................................................................... 11
Bab II Gambaran Umum Kota Makassar .................................................................... 12
2.1. Profil Wilayah ............................................................................................. 12 2.2. Profil Kebencanaan ..................................................................................... 28
Bab III. Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario ........................................ 38
3.1. Penilaian Ancaman ..................................................................................... 38 3.2. Penentuan Kejadian ................................................................................... 39 3.3. Pengembangan Skenario ............................................................................ 39
Bab IV. Kebijakan dan Strategi .................................................................................. 61
4.1. Kebijakan..................................................................................................... 61 4.2. Strateg ......................................................................................................... 61
Bab V.Perencanaan Sektoral ..................................................................................... 64
5.1. Sektor Posko ................................................................................................ 71 5.2. Sektor Perencanaan ..................................................................................... 75 5.3. Sektor Penanganan Logistik ......................................................................... 80 5.4. Sektor SAR dan Keamanan..................................................................... 83 5.5. Sektor Kesehatan ......................................................................................... 87 5.6. Sektor Sarana dan Prasarana ...................................................................... 94
Bab VI. Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut ...................................................... Bab VII. Penutup ........................................................................................................ Lampiran-Lampiran: .................................................................................................. Lampiran 1. Daftar Lembaga / Organisasi / Instansi .................................................. Lampiran 2. Database Sumberdaya .......................................................................... Lampiran 3. Peta Proyeksi Wilayah Terdampak .........................................................
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
7
Bagian 1.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kota Makassar adalah salah satu dari 24 wilayah Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Selatan, yang juga sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia danterbesar di Kawasan Timur Indonesia memiliki luas areal 175,79km2 dengan jumlah penduduk 1.339.374 jiwa (BPS, 2012) sehingga kota ini sudah menjadikota Metropolitan. Sebagai pusat pelayanan di KTI, Kota Makassarberperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatanindustri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutanbarangdan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusatpelayanan pendidikan dan kesehatan.
Secara geografis Kota Metropolitan Makassar terletak di pesisir pantai barat SulawesiSelatan pada koordinat 119°18'27,97" 119°32'31,03" Bujur Timur dan 5°00'30,18" -5°14'6,49" Lintang Selatan dengan luas wilayah 175.77 km2 dengan batas-batas sebagai berikut: � Sebelah utara: berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan � Sebelah selatan: berbatasan dengan Kabupaten Gowa � Sebelah timur: berbatasan dengan Kabupaten Maros � Sebelah barat: berbatasan dengan Selat Makassar.
Secara administrasi Kota Makassar terbagi atas 14 Kecamatan dan 142 Kelurahandengan 885 RW dan 4446 RTKetinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25 meter dari permukaan laut, dengansuhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makssar diapit dua buah sungaiyaitu: Sungai Tallo yang bermuara disebelah utara kota dan Sungai Jeneberangbermuara pada bagian selatan kota.
Bencana yang sering melanda wilayah Kota Makassar antara lain Banjir, Angin Puting Beliung/Angin Kencang dan Kebakaran Pemukiman. Bencana yang dominan adalah banjir. Banjir dengan skala besar terjadi pada awal tahun 2013 dimana melanda sebanyak 24 kelurahan di 6 kecamatan dan luas wilayah mencapai 2761,84 Ha. Jumlah penduduk Yong terdampak banjir mencapai 101.972 jiwa (dapat dilihat pada Tabel 13), jumlah jiwa paling banyak terletak di Kelurahan Kassi-kassi sebesar 10.961 jiwa, Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan Karunrung sebesar 9.532 jiwa, dan Kelurahan Tamalanrea Jaya sebesar 8.735 jiwa. Penduduk yang melakukan evakuasi sebanyak 1.012sebanyak 26% diantaranya kategori umur muda, 66% jiwa umur dewasa dan 8 % kategori umur lansia (tabel dan grafik gambar dapat dilihat pada Error! Reference source not found. ).
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
8
Untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana
banjir, maka pemerintah Kota Makassarmelalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar mengajak para pemangku kepentingan terkait penanggulangan bencana untuk menyusun dokumen rencana kontijensi banjir. Dokumen rencana kontijensi ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah Kota Makassar dan para pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan kegiatan tanggap darurat secara efektif jika bencana banjir terjadi kembali.Dokumen rencana kontijensi ini memuat tentang kebijakan dan strategi serta langkah-langkah operasional dalam menghadapi situasi darurat banjir bagi para pemangku kepentingan. Dengan demikian pada saat situasi darurat, para pemangku kepentingan yang ada di Kota Makassar dapat mengetahui peran, tugas dan fungsi mereka masing-masing dalam melakukan kegiatan tanggap darurat sehingga penyelenggaraan kegiatan tanggap darurat akan lebih terpadu dan terkoordinir dengan baik serta mampu memberikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang terkena dampak sebagai perwujudan dari tanggungjawab pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan dan rasa aman bagi masyarakat dari bencana.
1.2. Pengertian Rencana Kontijensi
Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi belum pastiterjadi. Rencana Kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum pasti tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.
Rencana kontinjensi lahir dari proses perencanaan kontinjensi yang melibatkan para pemangku kepentingan atau organisasi/lembaga yang bekerjasama secara berkelanjutan untuk merumuskan dan menyepakati tujuan-tujuan bersama, mendefinisikan tanggung jawab dan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh masing-masing pihak pada saat bencana terjadi.
Rencana kontijensi disusun dalam tingkat yang dibutuhkan. Perencanaan kontinjensi merupakan pra-syarat bagi tanggap darurat yang cepat dan efektif. Tanpa perencanaan kontinjensi sebelumnya, banyak waktu akan terbuang dalam beberapa hari pertama menanggapi keadaan darurat bencana. Perencanaan kontinjensi akan membangun kapasitas sebuah daerah dalam penanggulangan bencana. Rencana kontijensi harus dapat menjadi dasar rencana operasi pada saat tanggap darurat bencana.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
9
1.3. Tujuan
Dokumen rencana kontijensi ini bertujuan untuk memberikan landasan operasional, strategi dan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan terkait dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat secara menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi; sehingga kebutuhan dasar masyarakat yang terkena dampak bencana dapat terpenuhi dengan baik.
1.4. Ruang Lingkup
Dokumen rencana kontijensi bencana banjir ini merupakan dokumen resmi pemerintah daerah Kota Makassar yang memuat kebijakan, strategi, manajemen, koordinasi dan perencanaan sektoral dalam menghadapi situasi darurat akibat bencana banjir dalam lingkup cakupan di wilayah Kota Makassar yang terdiri dari 6 kecamatan, 24 kelurahan.
1.5. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan rencana kontijensi:
1. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non pemerintah dalam Penanggulangan Bencana.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai. 8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. 9. Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Nasional
Penanggulangan Bencana. 10. Peraturan Kepala BNPB Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi
Nasional Pengurangan Resiko Bencana. 11. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 15 Tahun 2007 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Makassar Tahun Anggaran 2008;
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
10
12. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar.
13. Peraturan Walikota Makassar Nomor 43 Tahun 2007 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008.
1.6. Proses Penyusunan Dokumen
Proses penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Sosialisasi perencanaan kontijensi untuk penyamaan persepsi semua pemangku kepentingan terkait penanggulangan bencana tentang pentingnya rencana kontijensi,
2. Pengumpulan dan pemutahiran data yang dibutuhkan, termasuk data ancaman (hazard) dan keterpaparan (exposure),
3. Pelatihan dan lokakarya perencanaan kontijensi bagi parapihak yang akan terlibat dalam proses penyusunan dokumen rencana kontijensi,
4. Penyusunan draft awal rencana kontinjensi oleh Tim Perumus yang ditunjuk sesuai SK Walikota Makassar,
5. Pemutahiran data ancaman, keterpaparan dan data-data lainnya yang dibutuhkan dalam perencanaan kontijensi,
6. Revisi/pengembangan dokumen rencana kontijensi berdasarkan data yang telah dimutahirkan,
7. Konsultasi publik atas draft dokumen rencana kontijensi, 8. Perbaikan/finalisasi dokumen rencana kontijensi, 9. Ujicoba Rencana Kontijensi melalui Table Top Exercise (TTX) dan Geladi
Posko, 10. Pengesahan dokumen rencana kontijensi menjadi kebijakan daerah Kota
Makassar melalui Peraturan Walikota, 11. Penyebaran dokumen rencana kontijensi kepadasemua pelaku
penanggulangan bencanabanjir di Kota Makassar.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
11
1.7. Aktivasi Rencana Kontijensi
Aktivasi dokumen rencana kontijensi ini dilakukan setelah tanda-tanda akan datangnya ancaman bencana banjir. Di identifikasi melalui hasil kajian dari instansi berwenang,dari BMKG (Stasiun Klimatologi Maros) dengan analisisperkiraan hujan dengan rata-rata curah hujan telah mencapai >700mm dan curah hujan iniakan berlangsung >6 hari, selanjutnya BPBD akan mempersiapkan peringatan dini kepada Pemerintah Daerah Kota Makassar untuk bersiaga menghadapi bencana banjir. Berdasarkan peringatan dini tersebut, Pemerintah Kota Makassar menetapkan Siaga bencana banjir dan menyatakan aktivasi Rencana Kontijensi. Perkiraan dari BMKG tersebut telah berlangsung 6-10 hari maka BPBD meningkatkan status siaga darurat bencana untuk melakukan rencana operasi darurat bencana.
Gambar 1. Alur aktivasi kontijensi banjir hingga rencana operasi
Laporan dari
BMKG dan
hasil proses
analisis
lainnya
Peringatan
dini
Siaga
bencana
banjir
Rencana
operasi
darurat
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 12
Bagian 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA MAKASSAR
2.1. ProfileWilayah
2.1.1. Letak Geografis, Administrasi dan Luas Wilayah
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi, dahulu disebut Ujung Pandang, yang terletak antara 119º24'17'38” Bujur Timur dan 5º8'6'19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten Maros, sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km2 persegi. Luas laut dihitung dari 12 mil dari daratan sebesar 29,9 Km2, dengan ketinggian topografi dengan kemiringan 0 º sampai 9°. Terdapat 12 pulau-pulau kecil, 11 diantaranya telah diberi nama dan 1 pulau yang belum diberi nama. Kota Makassar memiliki garis pantai kurang lebih 100 km yang dilewati oleh 2 (dua) sungai yaitu sungai Tallo dan Sungai Jeneberang.
Gambar 2. Peta Batas Administrasi Kota Makassar
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 13
2.1.2. Aksesibitas Wilayah Kecamatan/Kelurahan
Angkutan umum masih merupakan moda transportasi Kota yangmasih memegan peranan sangat penting, akan tetapi jumlah kendaraan angkutan umum dari waktu ke waktu terus bertambah bahkan jumlahnya melebihi daripada kebutuhan masyarakat, hal tersebut tidak diimbangi dengan pertambahan prasarana transportasi yang berkaitan langsung dengan hal itu seperti ; terminal kota, halte, pertambahan panjang, kapasitas jalan dan lain-lain. ditambah lagi tindakan yang kurang disiplin oleh pengemudi angkutan umum dalam menaikkan dan menurunkan penumpang di jalan, hal ini mengakibatkan volume kendaraan di jalan raya semakin bertambah besar dan menjadi salah satu pemicu seringnya terjadi kemacetan, kecelakaan lalu lintas, yang kian hari kian meningkat.
Panjang jalan di Kota Makassar sejak tahun 2006 hingga tahun 2012tidak berubah yaitu sepanjang 1.593,46 kilometer; Dibandingkan tahun 2005 panjang jalan tidak mengalami perubahan. Tahun 2012, untuk kondisi jalan tidak mengalami perubahan sejak tahun 2011.
Jumlah kendaraan bermotor wajib uji di kota Makassar pada tahun 2012 adalah sebanyak 23.517kendaraan dengan rincian mobil Bus sebanyak 4.494 kendaraan, mobil penumpang sebanyak sebanyak 1.926 kendaraan dan mobil truck sebanyak 5.359 kendaraan, dibandingkan tahun 2009 jumlahkendaraan bermotor wajib uji mengalami kenaikan sebesar 10,83 % ditahun 2010.
Secara umum kondisi prasarana jalan masih dalam kategori baik dan sedang, walaupun ada beberapa ruas kondisinya jelek, namun masih mampu berperan melayani lalu lintas keluar masuk kota maupun sirkulasinya di dalam wilayah kota. Prioritas pengembangan penyediaan sarana jalan yang diterapkan pada Kota Makassar diarahkan terhadap pembangunan jalan Kolektor primer, Kolektor Sekunder, Lokal Primer, Lokal Sekunder dan Arteri Sekunder termasuk peningkatan pelebaran jalan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Syamsuri, 2013, Bahwa jarak tempat tinggal dengan menggunakan aplikasi Quantum GIS open Source ke tempat pengambilan angkutan mikrolet dimana menggunakan buffer 500 maka dapat diperoleh hasil bahwa berdasarkan sampel trayek yang diambil dimana luas wilayah aksesibilitas suatu trayek tercakupi dari total luas kecamatan.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 14
Tabel 1. Aksesibilitas Angkutan Umum (Syamsuri, 2013)
Tabel 2. Kecepatan Kendaraan umum(Syamsuri, 2013)
2.1.3. Topografi dan Klimatologi
a. Tofografi Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2 º
(datar) dan kemiringan lahan 3-15 º (bergelombang) dengan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1) Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai. 2) Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan
Antang Kecamatan Panakukang.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 15
Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala, Panakkukang, dan Rappocini.
Gambar 3. Peta Tingkat elevasi Kota Makassar
Gambar 4. Peta tingkat kemiringan kota Makassar
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 16
b. Klimatologi
Data iklim yang digunakan dalam pemantauan ini adalah data iklim hasil pengukuran Stasiun Klimatologi Paotere yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar. Parameter iklim yang dikaji adalah temperatur udara, curah dan hari hujan, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin serta penyinaran matahari.
1) Temperatur Udara
Temperatur udara rata-rata bulanan Kota Makassar berkisar antara 25,3-26,13oC. Temperatur udara rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan Nopember, dan terendah pada bulan Agustus. Suhu udara minimum rata-rata bulanan berkisar antara 25,30C yang terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi 28,40C pada bulan oktober. Suhu udara maksimum rata-rata bulanan berkisar antara 30,10C pada bulan oktober dan minimum 22,3o C pada bulan September. Variasi temperatur udara dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 5.
Temperatur Udara Minimum Rata-Rata Bulanan selama Tahun 2005-2013
Tahun Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 2005 24,4 24,8 25 25,2 24,9 24,2 23,4 24,2 24,2 24,2 25,5 25,6 2006 25 24,6 25,2 25,2 25,2 23,8 23,6 22,4 24,2 26,2 25,4 24,9 2007 24,9 25 25,3 24,9 25,4 24,7 24,1 24,3 24,6 25,4 25,2 24,6 2008 24,6 24,9 24,7 24,3 25,3 23,5 23,7 23,2 23,8 24,2 25,6 25,4 2009 25,2 24,4 24,9 24,8 25 25,3 23,9 23,9 24,2 24,9 24,8 24,6 2010 24,3 24,1 24,4 24,5 24,7 24,1 23,6 24,1 24,8 25,3 25,2 24,2 2011 23,8 24,2 24,2 24,6 25,1 23,9 23,6 23,6 24,7 25,2 25,2 24,6 2012 26,9 25,7 21,2 28,1 28 27,6 27,2 27,5 28 29,1 28,9 27,9 2013 27 27,1 27,4 27,8 28,2 27,6 27,2 27,2 28,1 28,4 28,2 27,1 2013 27 27,1 27,4 27,8 28,2 27,6 27,2 27,2 28,1 28,4 28,2 27,1
Rata 25,31 25,19 24,97 25,72 26 25,23 24,75 24,76 25,47 26,13 26,22 25,6 Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013
Gambar 5.
2) Curah Hujan
Dari data curah hujan yang diperoleh menunjukan bahwa Desember jumlah air hujan yang jatuh dalam satu meter persegi sebanyak 750 mm per hari hujan. Jumlah air hujan terendah yang jatuh dalam wilayah satu meter persegi terjadi pada Bulan sekitar 10 mm. selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel
27 27,127,4
27,8
25,31 25,1924,97
25,72
JAN FEB MAR APR
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
Temperatur udara Bulanan di Kota Makassar
Dari data curah hujan yang diperoleh menunjukan bahwa Desember jumlah air hujan yang jatuh dalam satu meter persegi
mm per hari hujan. Jumlah air hujan terendah yang jatuh dalam wilayah satu meter persegi terjadi pada Bulan
Rata-rata curah hujan harian yang ada di kota makassar selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar
27,828,2
27,627,2 27,2
28,128,4
25,7226
25,2324,75 24,76
25,47
26,13
APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT
Tempratur Udara 2005-2013
2013 Rata-Rata
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 17
Kota Makassar
Dari data curah hujan yang diperoleh menunjukan bahwa pada bulan Desember jumlah air hujan yang jatuh dalam satu meter persegi
mm per hari hujan. Jumlah air hujan terendah yang jatuh dalam wilayah satu meter persegi terjadi pada Bulan September yaitu
ang ada di kota makassar dan Gambar 6.
28,2
27,1
26,22
25,6
NOP DES
Tabel 3. Rata-
Tahun Jan Feb Mar
2007 531 718 2352008 398 587 6492009 694 486 283
2010 660 882 3132011 560 528 5932012 520 371 635
2013 730 664 483
Rata 730 664 483
Sumber: Badan Metereologi dan Geof
Gambar 6. Rata-rata Curah Hujan Harian Selama Lima Tahun Terakhir
3) Kelembaban Udara
Kelembaban udara yang relatif tinggi yaitu berkisar antara 7sampai 87,4%. Kelembaban kemudian menurun sampai terendah pada bulan September dan naik lagi sampai pada bulan Desemberdapat dilihat pada Tabel
632,8586,2
461,4
0
200
400
600
800
Jan Feb Mar
RATA
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
Rata Curah Hujan Harianselama Tahun 2007
Bulan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt
235 200 139 6 2 35 0 649 353 265 26 137 1 0 283 197 36 130 4 3 0 16
313 76 61 34 56 4 6 73593 383 162 8 0,8 0 0 38,7635 75,6 207 35,4 68,5 0 0 9,8
483 353 133 55 65 20 10 44
483 353 133 55 65 20 10 44
Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013.
rata Curah Hujan Harian Selama Lima Tahun Terakhir
Udara
Kelembaban udara yang relatif tinggi yaitu berkisar antara 7. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari
kemudian menurun sampai terendah pada bulan September dan naik lagi sampai pada bulan Desember. Kelembaban udara ratadapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 7.
461,4
216,92119,8
52,48 38,86 5,4 3,2 36,3
200,2
Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop
RATA-RATA CURAH HUJAN 2009-2013
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 18
selama Tahun 2007-2011
Okt Nop Des
0 165 225 0 0 20
16 215 869
73 404 760 38,7 181 856 9,8 71 445
44 130 428
44 130 428
rata Curah Hujan Harian Selama Lima Tahun Terakhir.
Kelembaban udara yang relatif tinggi yaitu berkisar antara 71,8 udara tertinggi terjadi pada bulan Januari
kemudian menurun sampai terendah pada bulan September dan naik lagi . Kelembaban udara rata-rata bulanan
200,2
671,6
Nop Des
Tabel 4. Kelembaban Udara Rata
Tahun Jan Feb
2003 90 89 2004 90 89 2005 90 89 2006 90 91 2007 84 82 2008 87 87 2009 84 85 2010 86 87 2011 89 87 2012 84 84
Rata-rata 87,4 87
Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 201
Gambar 7. Kelembaban
4) Penyinaran Matahari
Penyinaran matahari rataantara 43,7 sampai 9bulan Mei sampai mencapai maksimum pada bulan September, kemudian menurun sampai bulan Desembersecara rinci dapat dilihat pada Tabel
84 84 8587,4 87 85,9
0
20
40
60
80
100
Jan Feb Mar
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan selama Tahun 2001
Bulan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt
90 88 82 81 72 67 69 67 87 86 84 84 80 78 78 76 86 86 86 84 84 82 81 82 90 85 86 82 79 70 70 75 82 79 74 74 74 71 68 76 85 84 81 84 75 72 66 68 82 81 76 81 74 70 69 74 83 79 78 79 77 76 75 78 89 88 78 72 73 70 71 76 85 78 78 76 76 71 71 76 85,9 83,4 80,3 79,7 76,4 72,7 71,8 74,8
Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 201
Kelembaban udara rata-rata bulanan 2003-
Penyinaran Matahari
Penyinaran matahari rata-rata bulanan di kota Makassar sampai 92 %. Penyinaran matahari cenderung meningkat dari
sampai mencapai maksimum pada bulan September, kemudian menurun sampai bulan Desember. Penyinaran matahari ratasecara rinci dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 8.
78 78 76 7671 71
85,9 83,4 80,3 79,7 76,4 72,7 71,8
Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep
KELEMBABAN UDARA
2012 Rata-rata
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 19
selama Tahun 2001-2013
Okt Nop 67 86 76 81 82 84 75 78 76 83 68 74 74 79 78 89 76 79 76 78
74,8 81,1
Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013
-2012
Makassar berkisar %. Penyinaran matahari cenderung meningkat dari
sampai mencapai maksimum pada bulan September, kemudian . Penyinaran matahari rata-rata bulanan
76 7874,881,1
Okt Nop
Tabel 5.
Tahun Jan Feb Mar2003 41 48 492004 45 - 602005 34 40 642006 57 40 542007 46 64 642008 42 - 552009 47 37 472010 49 30 602011 45 47 462012 45 51 52Rata 45,1 35,7 55,1Sumber: Badan Metereologi dan Geof
Gambar 8. Penyinaran
5) Angin
Data kecepatan dari Stasiun Klimatologi Wilayah IV Makassarbahwa kecepatan berkisar antara arah angin dominan dari arah barat (3(27 %), arah timurdari arah tenggara, utara, selatan dan barat daya.
4551 52
45,1 35,7
55,1
JAN FEB MAR
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
Tabel 5. Penyinaran Matahari Rata-rata Bulanan
Bulan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt 49 66 85 67 93 93 83 91 60 73 - 71 91 92 98 98 64 73 81 86 83 88 90 85 54 87 78 87 89 94 96 94 64 69 77 89 85 90 99 80 55 63 - 61 - 98 97 98 47 69 76 56 82 86 92 81 60 73 76 70 87 85 84 86 46 61 75 84 88 94 90 88 52 65 70 75 70 88 91 93
55,1 69,9 61,8 74,6 76,8 90,8 92 89,4 Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013
Penyinaran Matahari Rata-Rata Bulanan di Sekitar
Data kecepatan dan arah angin tiap jam selama tahun 2011 diperoleh Klimatologi Paotere melaluiBadan Meteorologi dan Geofisika
Wilayah IV Makassar. Dari data angin yang diperolehbahwa kecepatan berkisar antara 8 sampai 14 knots. Selama tahun arah angin dominan dari arah barat (35 %) kemudian dari arah barat
timur (15 %), arah timur laut (8%) dan sebagian kecil datang dari arah tenggara, utara, selatan dan barat daya.
65 70 75 70
88 91 9379
69,9 61,8
74,6 76,8
90,8 92 89,4
71,5
APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP
Rata-Rata Penyinaran Matahari
2012 Rata-rata
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 20
Nop Des 53 41 85 56 75 34 77 51 66 43 89 65 66 35 58 32 67 28 79 52
71,5 43,7
Rata Bulanan di Sekitar Lokasi
dan arah angin tiap jam selama tahun 2011 diperoleh Badan Meteorologi dan Geofisika
data angin yang diperoleh menunjukkan knots. Selama tahun 2012
%) kemudian dari arah barat laut , arah timur laut (8%) dan sebagian kecil datang
79
52
71,5
43,7
NOP DES
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 21
Tabel 2.1. Kecepatan angin Maksimum (knots) rata-rata bulanan
Tahun Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 2012 37 43 43 21 31 28 25 19 25 28 25 31
Rata-rata 12 14 11 10 8 8 8 10 10 10 10 13
2.1.4. Karakteristik
a) Karakteristik Fisik Lingkungan
1) Luas wilayah Kota Makassar sebesar 175,77 km2 pada ketinggian antara 0 – 25 m diatas permukaan laut, dengan suhu antara 20 – 32 0C. Kota Makassar di lewati oleh 2 Sungai utama yatu Sunagi Tallo dan Jeneberang. sungai Jeneberang yang mengalir melintasi Kabupaten Gowa dan bermuara pada bagian selatan Kota dan sungai Tallo yang bermuara di bagian Utara Kota. Ke dua sungai ini mempunyai kemiringan dasar sungai yang relatif sangat landai (± 1/10.000) di bagian hilir, kecepatan alirannya lambat dengan laju sedimentasi yang cukup tinggi sehingga mempunyai kecenderungan membentuk meander dan perubahan alur.
2) Kota Makassar merupakan kota pesisir yang keadaan wilayahnya datar dan hanya sebagian kecil dataran tinggi yang terdapat di Kecamatan Biringkanaya. Secara keseluruhan ketinggian dari permukaan laut untuk wilayah ini berkisar antara 1 – 25 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 5° ke arah barat.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 22
Gambar 9. Peta Resiko Bencana Pesisir, Sumber : Baharuddin , 2011
3) Wilayah kota Makassar dipengaruhi oleh hidrodinamika pantai/laut yang terdiri dari beberapa unsur, seperti angin, ombak/gelombang, arus bawah laut, arus pasang surut, pasang surut, abrasi, akrasi, dan sedimentasi. Sehubungan dengan hal tersebut, fisiografi daerah kota Makassar relatif tidak stabil, karena pada musim kemarau arah sedimentasi dari Utara ke Selatan, sedangkan pada musim hujan arah sedimentasi dari Selatan ke Utara. Hal ini terlihat pada ujung spit Tanjung Bunga.
4) Pergeseran fungsi badan perairan laut sebagai akibat kegiatan di sekitarnya menimbulkan beberapa permasalahan lingkungan, seperti pencemaran, sedementasi dan bencana banjir/genangan.
5) Kondisi umum Kota Makassar berupa: 1) Keadaan dan kondisi topografi wilayah studi berupa tanah relatif datar dan berada pada ketinggian 0 sampai 6 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng (elevasi) berkisar antara 0 - 2%. Sedangkan satuan morfologi bentuk lahannya yaitu satuan morfologi dataran alluvial pantai yang dihasilkan dari proses pengendapan Sungai Jeneberang. 2) Secara geologis terbentuk dari batuan hasil endapan dari angkutan sedimen sungai Jeneberang. Batuan dasar
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 23
tersebut berupa endapan alluvial. 3) Jenis tanah yang terdapat pada wilayah studi yaitu jenis tanah inceptisol. 4) Kondisi batimetri (kedalaman laut) di sepanjang wilayah penelitian hingga jarak 4 mil laut (Nautical Miles) yaitu berkisar antara -31 – 0 meter di bawah permukaan laut. 5) Rata-rata pasang surut air laut wilayah studi yaitu sebesar 1,13 meter. 6) Gelombang laut berkisar antara 0,5 meter sampai 1 meter. 7) Jenis pemanfaatan lahan terdiri dari permukiman, perdagangan, perkantoran, pendidikan, pertanian, peternakan, tambak, kawasan wisata, ruang terbuka dan hutan mangrove
6) Analisis kondisi kebencanaan pesisirKota Makassar: 1) kenaikan muka air laut pada Selat Makassar yaitu berkisar antara 5 - 10 mm/tahun. Kondisi ini jauh di atas perkiraan kenaikan paras muka laut global yang diperkirakan 1,5 mm/tahun.2) Dampak abrasi yang sangat jelas terlihat pada wilayah studi yaitu jatuhnya Tugu Layar Putih pada Pantai Layar Putih dan patok bekas menara di pesisir tanjung yang semakin jauh dari daratan (awalnya menara tersebut berada di daratan). 3) Sedimentasi yang terjadi pada wilayah studi diakibatkan oleh adanya pengendapan lumpur yang terbawa oleh arus Sungai Jeneberang dan juga dipengaruhi oleh aktifitas gelombang laut(ombak).
b) Karakteristik Flora dan Fauna 1. Terdapat berbagai tanaman/vegetasi yang spesifik seperti bakau,
kelapa/palma, dsb. 2. Terdapat binatang yang spesifik seperti bangau, ikan jenis tertentu,
dsb.
c) Karakteristik Ekonomi, Sosial dan Budaya 1. Memiliki keunggulan lokasi yang dapat menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi; 2. Penduduk mempunyai kegiatan sosial-ekonomi yang berorientasi ke air
dan darat; 3. Terdapat peninggalan sejarah/budaya seperti museum bahari, dsb.
d) Karakteristik Perumahan dan Permukiman
Karakteristik Perumahan dan permukiman ditepian Pantai Kota Makassar diklasifikasikan sebagai berikut; 1) Kawasan Perumahan Teratur dan Terencana
Kawasan perumahan teratur dan terencana adalah kawasan perumahan yang teratur dan direncanakan melalui program pembangunan dan biasanya perumahan tersebut telah sesuai dengan arahan rencana tata ruang yang berlaku. Pembangunan perumahan tersebut difasilitasi oleh pihak pemerintah melalui pemberian ijin pemafaatan lahan dan pembangunan, dan pelaksanaanya dilaksanakan
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 24
baik oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta (pengembang/ developer), dengan melihat arahan tata ruang dan konsep penataan lingkungan yang teratur.Perumahan ini biasanya telah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang cukup baik, dirancang dengan baik pula serta memiliki akses yang cukup mudah untuk mencapai sarana dan prasarana yang ada. Kawasan perumahan yang teratur dan terencana yang berada tepian pantai Kota Makassar seperti rumah susun sewa sederhana Mariso yang berada di Kecamatan Mariso diperuntukkan bagi para nelayan miskin di sekitar Rusunawa tersebut.
2) Kawasan Perumahan Tidak Teratur dan Tidak Terencana Kawasan perumahan tidak teratur dan tidak terencana di Kota Makassar terdapat di beberapa kawasan, perumahan ini biasanya dibangun secara spontan tanpa direncanakan dan tanpa konsep penataan lingkungan yang jelas. Perumahan-perumahan ini dibangun atas swadaya masyarakat dan identik dengan perumahan kumuh seperti slums ataupun squatters, kawasan ini juga kurang didukung oleh dasar penunjang yang baik. Kawasan perumahan yang tidak teratur dan tidak terencana di Kota Makassar tergolong dalam kawasan permukiman kumuh, baik kumuh nelayan dan kumuh pusat kota.
Permukiman Kumuh yang berada di tepian pantai Kota Makassar yaitu:
Permukiman Kumuh terletak di Kecamatan Ujung Tanah , Lahan yang ditempati sebagian adalah bekas lautan yang pada dasarnya merupakan milik negara, sedangkan sebagian merupakan tanah hak milik atau yang sudah dimiliki sejak bertahun-tahun lamanya. Kawasan tersebut terletak di kawasan yang diperuntukkan sebagai lahan produktif. Pusat kegiatan utama terdekat dari kawasan tersebut adalah kawasan pelabuhan dan angkatan laut. Permasalahan yang terjadi pada kawasan ini adalah tidak mempunyai pola struktur permukiman yang teratur karena dibangun tanpa perencanaan, hanya bergantung pada pertambahan luas daratan yang terjadi secara alami. Secara fisik bangunan rumah kebanyakan tidak permanen, terlihat tidak sehat ditandai dengan minimnya pencahayaan dan jendela. Fasilitas penunjang permukiman juga sangat minim. Sebagian penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. Penyebab utama kekumuhan yang terjadi adalah rendahnya ketersediaan lahan yang dapat dikembangkan serta ketidakjelasan status tanah yang ditempati. Selain itu pula rendahnya ekonomi individu (nelayan rakyat) membuat kemampuan untuk mengembangkan permukiman menjadi rendah.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 25
Permukiman Kumuh di Kecamatan Tallo ; Permukiman di Kecamatan Tallo hampir sebagian besar tanah yang ditempati oleh masyarakat merupakan tanah hak milik atau girik yang sudah dimiliki sejak lama. Kawasan tersebut juga cukup dekat ke pusat kegiatan pelabuhan. Kawasan ini terletak di wilayah perkotaan padat penduduk dimana area umum sudah tergunakan untuk kepentingan pribadi membuat pola struktur lingkungan semakin tidak teratur. Sebagian wilayah terletak di pinggir sungai. Jalan paving blok yang dibuat mengikuti pola-pola rumah yang sudah ada. Bangunan rumah sebagian besar permanen tetapi dalam kondisi kurang sehat karena kurangnya pencahayaan dan penghawaan. Hal ini dikarenakan rapatnya jarak antar bangunan. Sarana dan prasarana juga terbatas.Keterbatasan lahan serta rendahnya ekonomi individu dan sebagian penduduknya bekerja tidak tetap menjadi penyebab utama timbulnya kekumuhan di kawasan ini.
e) Karakteristik Sarana dan Prasarana Lingkungan
1. Mempunyai aksesibilitas yang sangat tinggi sebab dapat dicapai dari darat dan dari air, sehingga peran dermaga/pelabuhan menjadi titik pertumbuhan.
2. Sistem drainase memerlukan penanganan relatif lebih rumit, karena merupakan daerah retensi yang sering tergenang air/banjir dan menjadi muara daerah hulunya;
3. Pembuangan air limbah memerlukan penanganan khusus, karena muka air tanah yang tinggi serta menjadi muara daerah hulunya. Masyarakat cenderung membuang air limbah langsung ke badan air, baik dari kakus individu maupun MCK;
4. Umumnnya sampah dibuang/ditimbun di pinggir laut atau dibuang langsung ke laut sehingga sering menimbulkan bau serta menjadi sarang lalat dan nyamuk.
5. Sistem penanggulangan bahaya kebakaran (sarana, prasarana, tata cara dan pedoman), khususnya di atas air memerlukan penanganan serius.
f) Karakteristik Pengelolaan Kawasan Zonasi pada kawasan pesisir Kota Makassar Merupakan (1) Zona Pemanfaatan Khusus (Wisata Bahari) yang terdiri dari Kawasan Pantai Akkarena, Tanjung Bayang dan Pantai barombong. (2) Zona Konservasi yaitu pada daerah Estuaria Sungai Jeneberang.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 26
2.1.5. Demografi
Berdasarkan data BPS-Kota Makassar Tahun 2011, penduduk Kota Makassar mencapai kurang lebih 1.352.136 jiwa yang terdiri atas 667.681 laki-laki dan 684.455 perempuan, sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 1,56 % selama periode sepuluh tahun terakhir (2001-2011). Laju pertumbuhan penduduk di setiap kecamatan di Kota Makassar pada periode tahun 2001 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 6. JumlahPenduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Makassar Menurut Tingkat Kecamatan, Priode Tahun 2001 – 2011
Kecamatan Persentase / Jumlah penduduk (jiwa)
2001 2011 Laju Pertumbuhan Penduduk
Tahun 2001 – 2011 Mariso 53.687 56.408 0,50 Mamajang 61.947 59.560 (0,39) Tamalate 135.082 172.506 2,48 Rappocini 132.102 152.531 1,45 Makassar 84.346 82.478 (0,22) Ujung Pandang 29.217 27.160 (0,73) Wajo 35.908 29.639 (1,90) Bontoala 59.868 54.714 (0,90) U. Tanah 46.374 47.133 (0,16) Tallo 121.606 135.574 1,09 Panakukkang 130.336 142.729 0,91 Manggala 81.180 118.191 3,83 Biringkanaya 100.336 169.340 5,37 Tmalanrea 85.915 104.175 1,95 Kota Makassar 1.157.905 1.352.136 1,56
Sumber : Kota Makassar Dalam Angka, Tahun 2012.
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Makassar pada periode tahun 2011 seperti yang disajikan pada Tabel 8 berikut ini.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 27
Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Makassar
No. Kelompok Umur (Tahun)
Laki -laki (Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
Jumlah (Jiwa)
1. 0 – 4 67.025 62.530 129.554 2. 5 – 9 66.656 62.383 129.039 3. 10 – 14 61.758 58.268 120.026 4 15 – 19 69.163 74.190 143.353 5. 20 – 24 83.367 87.312 170.679 6. 25 – 29 65.534 66.304 131.838 7. 30 – 34 54.546 56.512 111.057 8. 35 – 39 48.290 50.024 98.315 9. 40 – 44 41.969 45.410 87.379 10. 45 – 49 33.220 35.181 68.401 11. 50 – 54 25.760 25.486 51.246 12. 55 – 59 18.580 18.873 37.453 13. 60 – 64 12.999 15.423 28.422 14. > 65 18.814 26.559 45.373 Jumlah 667.681 684.455 1.352.136
Sumber : Kota Makassar Dalam Angka, Tahun 2012
Berdasarkan tabel 9, menunjukkan bahwa kelompok umur yang paling dominan pada Kota Makassar adalah kelompok1 15 sampai 59 tahun, kemudian kelompok umur 0 sampai 14 tahun dan terakhir kelompopk umur antara 60 sampai 65 tahun ke atas. Hal ini menggambarkan bahwa penduduk di daerah ini ( Kota makassar ) pada umumnya masih berada dalam kategori produktif, sehingga dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan sehari – hari dalam upaya mengelolah dan memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia masih mampu dilakukan oleh warga masyarakat secara optimal, Kota Makassar sebahagian besar warga masyarakatnya masih tergolong dalam usia produktif.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 28
2.2. Profil Kebencanaan
2.2.1. Karakteristik Ancaman Banjir
Hampir setiap tahunnya beberapa bagian kota di Kota Makassar mengalami banjir. Banjir itu pada umumnya terjadi pada bulan Desember- Februari, yaitu pada saat curah hujan tertinggi pada setiap tahunnya. Beberapa banjir besar yang pernah terjadi di antaranya adalah pada tahun 1967 dan tahun 1976, sedangkan pada tahun 1983 dan 1986 telah pula terjadi banjir yang walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 1976. Banjir yang cukup besar yang terjadi di Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini adalah yang terjadi pada tahun 1999, tahun 2000 dan 2013, dimana sebagian besar wilayah kota mengalami kebanjiran.Adapun karakteristik banjir di Kota Makassar dipengaruhi oleh:
1) Pengaruh Curah hujan
Hampir setiap tahunnya beberapa bagian wilayah di Kota Makassar mengalami banjir. Banjir umumnya terjadi pada bulan Desember- Februari, yaitu pada saat curah hujan tertinggi pada setiap tahunnya.. Banjir besar yang pernah terjadi di antaranya adalah pada tahun 1967 dan tahun 1976, sedangkan pada tahun 1983 dan 1986 telah pula terjadi banjir yang walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 1976. Banjir yang cukup besar yang terjadi di Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini adalah yang terjadi pada tahun 1999, tahun 2000 dan Tahun 2013, dimana sebagian besar wilayah kota mengalami kebanjiran.
Gambar 10. Rata-rata Curah Hujan di Kota Makassar selama 13 Tahun
2) Perubahan peruntukan lahan DAS Wilayah Kota Makassar dilalui oleh 3 (tiga) muara sungai yang
cukup besar sehingga membentuk sistem DAS diantaranya DAS
683,6
692,1
490,3
359,5
129,5
53,667,5
19,1
5,2
30,2
117,4
371,8
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 29
Jeneberang, Tallo dan Pampang. Ketiga sistem aliran itu merupakan penampungan aliran air permukaan yang berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Gowa dan Maros. DAS Tallo yang bermuara Wilayah Pesisir kota Makassar melalui Kecamatan Kec.Manggala, Panakukang, Rappocini, Kec. Tallo, Kec. Tamalanrea, dan Kec. Biringkanaya.
Meluasnya wilayah pemukiman di area DAS Tallo dan DAS Jeneberang menyebabkan tingginya aliran air permukaan yang bersumber dari limpahan curah hujan serta terkendalanya proses inpiltrasi ke dalam tanah akibat terhalang perkerasan jalan dan atap bangunan. Peningkatan aliran permukaan inilah yang menyebabkan banjir dan melanda beberapa wilayah di Kota Makassar dan terjadi semaki meluas. Ditinjau dari aspek perencanaan tata ruang kota Makassar Tahun 2005-2015 bahwa kawasan tersebut diperuntukkan menjadi kawasan perumahan terpadu dan pergudangan serta peruntukan kawasan khusus yang tidak diikuti penataan Rencan Detail Tata Ruang (RDTR) zoning regulation, pengendalian perizinan, pengenaan sanksi dan sebagainya.
3) Pengaruh Pasang Surut dan Pemanasan Global
Berdasarkan hasil studi oleh BPPT Tahun 2009 bahwa Kenaikan Muka Laut Kota Makassar dipengaruhi ; 1) Faktor Laut (Gelombang Kelvin, ARLINDO), 2) FaktorAtmosfer (Cuaca Ekstrim) dan 3) Faktor Geologi (Tektonik dan Penurunan Muka Tanah). Kenaikan muka laut di Selat Makassar air laut yang disebabkan oleh Gelombang Kelvin mencapai 7.5 cm/10 tahun (1993-2002). Kenaikan muka laut di Selat Makassar akibat Arlindo: 42.09 cm. Dengan demikian Total kenaikan akibat pemanasan global ditambah akibat Gelombang Kelvin dan Arlindo menjadi 69.4 cm (Tahun 2000) , 88.16 cm (Tahun 2025), dan 1.44 cm (Tahun 2100).
Pengaruh pasang surut air laut juga sangat besar terhadap sistem pembuangan utama kota diantaranya Sungai Tallo, Sungai Pampang, Kanal Sinrijala, Kanal Jongaya serta Kanal Panampu. Apabila curah hujan turun bersamaan dengan terjadinya pasang naik air laut, maka sistem aliran air yang melalui drainase kota akan terhambat sehingga menimbulkan banjir dan genangan pada wilayah tertentu yang ketinggiannya di bawah permukaan laut (dibawah elevasi 0).
4) Pengaruh elevasi Permukaan
Ketinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makassar di terkenal sebagai kota pantai dengan panjang pantai ± 35 km dan berbatasan dengan Selat Makassar, topografi wilayah Kota Makassar sebagian besar berupa dataran dengan kemiringan lereng antara 0 – 8 % atau elevasi 0-30%. Elevasi 0-2 meter mencapai 66% dari
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 30
total luas wilayah kota Makassar, elevasi 2-5 meter mencapai 14% dari total kota Makassar dan elevasi 20-30 meter hanya mencapai 1,1% dari seluruh total kota Makassar. Ini menujukkan bahwa kota Makassar adalah kota cukup datar dan dikategorikan hampir seluruh wilayah Kota Makassar wilayah Rawan Banjir.
5) Sistem drainase
Adapun dari seluruh luas wilayah kota (175 Km2), hanya sekitar 54 % (96 Km2) yang dapat terkendalikan limpasan air permukaannya melalui sistem drainase kota. Wilayah tersebut terutama berada pada bagian barat Kota Makassar, sedangkan sebagian wilayah timur lainnya (Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala dan Panakukkang) masih mengalami permasalahan karena belum adanya pengendalian banjir yang sistematis. Akibatnya sering terjadi bencana banjir di kawasan permukiman pada wilayah tersebut , misalnya Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Hamzi, Bung, Antara, Perumnas Antang, Asal Mula dan CV Dewi.
Tabel 8. Kapasitas Saluran Pembungan di Kota Makassar
No Nama Saluran/Area Panjang saluran Debit Catchment Pembuangan
primer sekunder tersier (m3/dt) area (ha) ke 1. Saluran
Pembuangan Panampu
4.920 - - 35 Laut
2. Saluran Pembuangan Jongaya
8.234 - - 41 Laut
3. Saluran Pembuangan Sinrijala
2.355 - - 6 s. Pampang
4. Area Urban V - 29.385 77.251 - 1.650 5. Area 2 - 1.375 2.375 - 2.700 6. Area 3 - 21.504 27.382 - 7. Area 4 - 1.391 2.620 - 8. Saluran
Pembuangan Pampang
13.000 - - 92 S. Tallo
9. Saluran Pembuangan Antang
1.400 - - 11 S. Pampang
10. Saluran Pembuangan Gowa
4.600 - - 35 S. Pampang
11. Saluran Pembuangan Perumnas
1.700 - - 34 S. Pampang
Total 36.209 53.655 109.648 4.350 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2007
Secara umum alur jaringan drainase di Kota Makasar mengikuti
ketinggian (kontur) dan mengikuti poia jaringan jalan Kota yang ada, dimana sistem pembuangan air hujan yang masih menjadi satu
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 31
dengan sistem pembuangan air kotor. Sistem drainase campur ini, terlihat kurang menguntungkan untuk daerah yang landai, sehingga terjadi pengendapan dan penggenangan di dalam saluran yang menyebabkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. Pada bagian lain, kondisi jalan yang relatif tinggi terhadap permukiman penduduk menjadikan saluran jalan hanya dapat dimanfaatkan sebagai saluran penampung limpasan air hujan dari badan jalan dan sebagai saluran pembawa, sedangkan saluran pembuangan dari permukiman melalui saluran yang dibuat sendiri dan dialirkan ke saluran drainase yang ada.
Selain itu sistem drainase di Kota Makasar juga dipengaruhi oleh pengaruh pasang surut. Hal ini sangat dirasakan pengaruhnya apabila pada saat bersamaan terjadi hujan lebat dan air pasang.
Secara umum penyebab masalah genangan yang masih sering terjadi di Kota Makassar adalah diakibatkan antara lain meliputi : • Pengaruh pasang surut air laut; • Merupakan daerah relatif rendah terhadap muka air laut; • Kurangnya pemeliharaan (penyempitan penampang saluran
atau gorong-gorong) terhadap endapan tanah/sampah. • Hambatan hidrolis (kemiringan atau hambatan di dalam
penampang saluran, banyaknya belokan, duicker terlaluh rendah, dll. );
• Kurangnya berfungsinya sistem street inlet, sehingga sering terlihat genangan di atas badan jalan;
• Beban saluran terlalu besar, sehingga penampang saluran yang ada tidak muat menampung beban yang ada
Tersumbatnya beberapa Drainase Kota yang menuju ke laut berdampak terjadinya genangan dibeberapa ruas jalan kota Makassar. Di kecamatan wajo terdapat tujuh saluran utama, masing-masing saluran ini hampir tidak berfungsi dengan baik disebabkan adanya pemasangan berupa grill oleh pihak PT. PELINDO dan adanya sampah domestik yang menutup saluran sehingga menambah tingginya genangan di Jalan Nusantara dan Sulawesi.
6) Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah
Genangan/Banjir yang sering melanda Kota Makassar tidak terlepas dari kesadaran masyarakat yang kurang perhatian menjaga saluran/drainase perimer maupun drainase sekunder. Beberapa drainase kota hampir tersumbat diakibatkan sampah yang menutup seluruh permukaan drainase dan sedimen yang dapat menghambat laju aliran air hujan. Selain itu kurangnya pengawasan pemerintah mengenai pengembang perumahan yang sengaja meninggikan pondasi kawasan namun tidak memperhatian elevasi permukaan
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 32
kawasan sekitarnya dan kurangnya ruang terbuka hijau sehingga potensi genangan cukup tinggi.
7) Tekanan Penggunaan Lahan Genangan air atau banjir yang menimpa kota Makassar pada
Tanggal 1-15 Januari 2013 yang meliputi Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala dan Panakukkang dengan luas genangan mencapai lebih 2000 ha. Salah satu sumber dampak adalah tingginya desakan perubahan fungsi lahan dari eksisting lahan resapan air menjadi kawasan pemukiman.
Kawasan Rawan Banjir di Kota Makassar berada di beberapa wilayah Kecamatan Manggala, Panakukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, dan Biringkanaya. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2005-2015 bahwa Kecamatan Panakukang, Rappocini, dan Kec.Manggala dikembangkan dengan rencana Kawasan pemukiman terpadu. Sedangkan Kec. Tamalanrea, dan Kec. Biringkanaya yang dikembangkan sebagai Kawasan bandara terpadu, maritim terpadu, industri terpadu, namun kecamatan yang berada di kawasan banjir tersebut tersebut mengalami desakan perubahan fungsi lahan menjadi kawasan pemukiman disebabkan tingginya pertumbuhan jumlah penduduk atau peroses urban yang sangat tinggi, sehingga ruang terbuka hijau juga semakin sempit.
8) Sedimentasi
Pendangkalan yang terjadi pada muara sungai Tallo dan Jeneberang yang diakibatkan dari limbah buangan industri yang sudah tidak lagi terkontrol pada anak-anak sungai Tallo dan Longsoran Bawakaraeng yang menyebabkan pendangkalan pada sungai Jeneberang dan pencemaran pada sumber air baku PDAM yang ada di sungai ini serta pendangkalan pada pantai losari dan pelabuhan Makassar. Semua ini menjadi contoh nyata dan menjadi catatan penting bahwa ruang-ruang sungai perlu dilindungi dan mendapat perhatian dari pemerintah Kota Makassar.
9) Sistem Pengedalian Bencana Banjir
Kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang dikawasan rawan bencana banjir dilaksanakan melalui upaya penanggulangan untuk meminimalkan dampak akibat bencana yang mungkin timbul. Kondisi ini tidak bisa dipisahkan dari pola pengendalian pemanfaatan ruang di bagian hulu, dalam lingkup satuan wilayah sungai. Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana banjir, termasuk mekanisme perijinan
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 33
pemanfaatan ruang sesuai dan mendukung upaya penerapan rencana pemanfaatan ruang, dan prosedur penanganan yang tepat.
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten /kota adalah ketentuan yang diperuntukan sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, serta arahan pengenaan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten /kota berfungsi: 1. Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan; 2. Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata
ruang; 3. Menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu
pemanfaatan ruang yang telah sesuai dengan rencana tata ruang; 4. Meminimalkan pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang; 5. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan.
10) Dampak Kenaikan Permukaan air laut
Berdasarkan hasil studi oleh BPPT Tahun 2009 bahwa Kenaikan Muka Laut Kota Makassar dipengaruhi ; 1) Faktor Laut (Gelombang Kelvin, ARLINDO), 2) FaktorAtmosfer (Cuaca Ekstrim) dan 3) Faktor Geologi (Tektonik dan Penurunan Muka Tanah). Kenaikan muka laut di Selat Makassar air laut yang disebabkan oleh Gelombang Kelvin mencapai 7.5 cm/10 tahun (1993-2002). Kenaikan muka laut di Selat Makassar akibat Arlindo: 42.09 cm. Dengan demikian Total kenaikan akibat pemanasan global ditambah akibat Gelombang Kelvin dan Arlindo menjadi 69.4 cm (Tahun 2000) , 88.16 cm (Tahun 2025), dan 1.44 cm (Tahun 2100).
Gambar 11. Peta Indeks Bahaya kena
Analisa datamaka Penyebab Rawan Bencana Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor kondisi alam, faktor peristiwa alam, dan manusia. Beberapa aspek yang termasuk dalam faktor kondisi alampenyebab banjir adalah kondisi alam (misalnya letak geografis wilayah), kondisi toporafi, geometri sungai, (misalnya meandering, penyempitan ruas sungai, sedimentasi, serta pemanasan global yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Tidak tertutup kemungkinan terjadinya degradasi lahan, sehingga menambah luasan areal dataran rendah. Faktor Peristiwa Alam seperti ; a. Curah hujan yang tinggi dan lamanya hujan; b. Air laut pasang yang mengakibatkan pembendungan di muara sungai; c. Air/arus balik (back water) dari sungai utama; d. Penurunan muka tanah (land subsidance);
Aktivitas Manusia diantaranya; a. Pembudidayaan daerah dataran banjir; b. Peruntukan tata ruang kawasan belum memadai dan tidak sesuai; c. Belum adanya pola pengelolaan dan pengembangandataran banjir; d. Permukiman di bantaranyang tidak memadai; f. Terbatasnya tindakan mitigasi banjir; g. Kurangnya kesadaran masyarakat di sepanjang alur sungai; h. Penggundulan hutan di daerah hulu; i. Terbatasnya upaya pemeliharaan bangunan pengendali banjir; j. Elevasi bangunan tidak memperhatikan peil banjir.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
Peta Indeks Bahaya kenaikan laut kota Makassar Tahun 201
Analisa data-data kejadian banjir di Kota Makassar di atas, maka Penyebab Rawan Bencana Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor kondisi alam, faktor peristiwa alam, dan manusia. Beberapa aspek yang termasuk dalam faktor kondisi alampenyebab banjir adalah kondisi alam (misalnya letak geografis wilayah), kondisi toporafi, geometri sungai, (misalnya meandering, penyempitan ruas sungai, sedimentasi, serta pemanasan global yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Tidak tertutup
ngkinan terjadinya degradasi lahan, sehingga menambah luasan areal dataran rendah. Faktor Peristiwa Alam seperti ; a. Curah hujan yang tinggi dan lamanya hujan; b. Air laut pasang yang mengakibatkan pembendungan di muara sungai; c. Air/arus balik
ater) dari sungai utama; d. Penurunan muka tanah (land subsidance);
Aktivitas Manusia diantaranya; a. Pembudidayaan daerah dataran banjir; b. Peruntukan tata ruang kawasan belum memadai dan tidak sesuai; c. Belum adanya pola pengelolaan dan pengembangandataran banjir; d. Permukiman di bantaran sungai; e. Sistem drainase yang tidak memadai; f. Terbatasnya tindakan mitigasi banjir; g. Kurangnya kesadaran masyarakat di sepanjang alur sungai; h. Penggundulan hutan di daerah hulu; i. Terbatasnya upaya
iharaan bangunan pengendali banjir; j. Elevasi bangunan tidak memperhatikan peil banjir.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 34
ikan laut kota Makassar Tahun 2010
data kejadian banjir di Kota Makassar di atas, maka Penyebab Rawan Bencana Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor kondisi alam, faktor peristiwa alam, dan aktivitas manusia. Beberapa aspek yang termasuk dalam faktor kondisi alam penyebab banjir adalah kondisi alam (misalnya letak geografis wilayah), kondisi toporafi, geometri sungai, (misalnya meandering, penyempitan ruas sungai, sedimentasi, serta pemanasan global yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Tidak tertutup
ngkinan terjadinya degradasi lahan, sehingga menambah luasan areal dataran rendah. Faktor Peristiwa Alam seperti ; a. Curah hujan yang tinggi dan lamanya hujan; b. Air laut pasang yang mengakibatkan pembendungan di muara sungai; c. Air/arus balik
ater) dari sungai utama; d. Penurunan muka tanah (land
Aktivitas Manusia diantaranya; a. Pembudidayaan daerah dataran banjir; b. Peruntukan tata ruang kawasan belum memadai dan tidak sesuai; c. Belum adanya pola pengelolaan dan pengembangan
sungai; e. Sistem drainase yang tidak memadai; f. Terbatasnya tindakan mitigasi banjir; g. Kurangnya kesadaran masyarakat di sepanjang alur sungai; h. Penggundulan hutan di daerah hulu; i. Terbatasnya upaya
iharaan bangunan pengendali banjir; j. Elevasi bangunan tidak
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 35
2.2.2. Kondisi Kapasitas
Kondisi Kasitas Penanggulanan bencana di Kota Makassar - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya didukung dengan sumber daya manusia aparatur yang memadai yakni sebanyak 57 (lima puluh tujuh) orang
- Telah melakukan penguatan kelembagaan dan kapasitas masyarakat dalam penaggulangan bencana dengan 16 jenis lembaga yang telah mejadi mitra BPBD Kota Makassar dengan 752 Personil
- Terlaksananya upaya peningkatan sekolah tangguh bencana, - Kota Makasar telah memiliki Peta Rawan Bencana dan 6 peta rawan
bencana berdasarkan Kecamatan, - Telah menyusun SOP Banjir, - Telah memilik STOCK Logistik yang cukup untuk bantuan Banjir , - Memiliki sarana dan prasrana yang cukup -
Tabel 9. Sarana danprasarana yang tersedia pada Ruang Posko BPBD Kota
Makassar
NO SEKTOR RATA-RATA RASIO
KECUKUPAN
KETERANGAN
1 Bidang Posko (Pusat Pengendali Operasi/Pusdalops)
5,74 sangat bagus
2 Bidang Perencanaan 0,23 sangat kurang
3 Bidang Logistik dan Peralatan 0,10 sangat kurang
4 Bidang Operasi - Sektor SARdan Keamanan
1,41 sangat bagus
5 Bidang Operasi - Sektor Kesehatan 0,39 sangat kurang
6 Bidang Operasi - Sektor Sarana dan Prasarana
1,67 sangat bagus
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 36
Tabel 10. Ketersediaan Sumber Daya Peralatan Perahu Karet
No Instansi/Lembaga Jumlah Peralatan
personil
1 BPBD Makassar 9 Buah 20
2 PSC 1 Buah 30
3 SAR Unhas 2 Buah 30
4 SAR UNM 30
5 LANTAMAL 5 Buah 459
6 TAGANA 2 Buah
7 DINKES 1 Buah
8 BASARNAS 5 Buah 27
9 POLAIRUD 5 Buah 6
10 BRIMOB 1 Buah 60
11 PMI 1 Buah
12 SAR 45 20
13 SAR Sulawesi 10
14 SAR Pramuka 30
15 SAR Hidayatullah 20
16 SAR Wahdah Islamiyah
10
TOTAL RELAWAN 752
2.2.3. Tingkat Risiko Bencana
Hampir setiap tahunnya beberapa bagian kota di Kota Makassar mengalami banjir. Banjir itu pada umumnya terjadi pada bulan Desember- Februari, yaitu pada saat curah hujan tertinggi pada setiap tahunnya. Beberapa banjir besar yang pernah terjadi di antaranya adalah pada tahun 1967 dan tahun 1976, sedangkan pada tahun 1983 dan 1986 telah pula terjadi banjir yang walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 1976. Banjir yang cukup besar yang terjadi di Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini adalah yang terjadi pada tahun 1999, 2000, dan tahun 2013dimana sebagian besar wilayah kota mengalami kebanjiran.
Matriks berikut menunjukkan bahwa proses penilaian tingkat kejadian
atau resik banjir dan besarnya dampak yang ditimbulkan. Proses perencanaan kontinjensi hanya sesuai untuk peristiwa atau kejadian dengan tingkat besar dan parahnya dampak yang ditimbulkan, sedangkan Kejadian-kejadian yang tidak terlalu parah, cukup menggunakan kebijakan-kebijakan yang ada, bahkan jika tidak parah sama sekali tidak perlu disusun rencana kontinjensi.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 37
Tabel 11. Penilaian tingkat resiko dan dampak bencana
DA
MP
AK
TINGKAT KEJADIAN
Dapat Diabaikan Kecil Besar
Parah Kebijakan yang ada Tetapkan skenario Perlu proses perencanaan
Ringan Tidak perlu perencanaan Kebijakan yang ada Tetapkan skenario
Hampir Tidak Ada
Tidak perlu perencanaan
Tidak perlu perencanaan
Kebijakan yang ada
Berdasarkan data yang tercatat di BPBD Kota Makassar pada bulan Januari tahun 2013 bahwa kerugian bencana banjir di beberapa wiayah Kota Makassar diantaranya rumah terdampak sebanyak 10.240 Unit, Jumlah jiwa terdampak sebanyak 32.798 jiwa atau sebanyak 14.116 KK dan dampak kerugian lainnya serta meluasnya genangan yang mencapai 6 (enam) kecamatan. Ini menunjukkan bahwa tingginya resiko bencana banjir di Kota Makassar sehingga penilaian tingkat resiko dan dampak bencana berdampak parah dan tingkat kejadian besar.
Upaya-upaya untuk membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi jenis ancaman bencana banjir adalah Perencanaan Kontinjensi sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana atau kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat. Diperlukannya skenario dan asumsi-asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat, tindakan teknis dan manajerial, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi, atau skenario penanggulangan secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 38
Bagian 3. PENILAIAN ANCAMAN DAN PENGEMBANGAN SKENARIO 3.1. Penilaian Ancaman
3.1.1. Metode Penentuan Ancaman
Satu rencana kontijensi fokus pada kesiapan menghadapi satu jenis ancaman bencana. Dalam penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan pemilihan satu ancaman menggunakan model matriks pemeringkatan ancaman berdasarkan probabilitas dan dampak suatu jenis ancaman oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagai lembaga pemegang mandat penanggulangan bencana di Indonesia, yang memiliki salah satu tugas menetapkan standard dalam penanggulangan bencana.
Probabilitas Ancaman
Skor Arti 5 Pasti ( 80% - 99% ) 4 Kemungkinan Besar ( 60% - 80% ) 3 Kemungkinan terjadi ( 40% - 60% ) 2 Kemungkinan kecil ( 20% - 40% )
1 Kemungkinan sangat kecil 20%
Dampak Ancaman Skor Arti
5 Sangat parah, 80% - 90% wilayah hancur dan lumpuh 4 Parah, 60% - 80% wilayah hancur 3 Sedang, 40% - 60% wilayah yang terkena rusak 2 Ringan, 20% - 40% wilayah rusak
1 Sangat Ringan, kurang dari 20% wilayah rusak
3.1.2. Hasil Penentuan Ancaman
Untuk penentuan Ancaman dimulai dengan mengidentifikasi semua jenis ancaman yang ada, kemudian masing-masing ancaman diberi skor dari aspek “probabilitas” dan besaran “dampak”.
Hasil identifikasi dan pemberian skoring untuk masing-masing jenis ancaman di Kota Makassar sebagai berikut:
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 39
Tabel 12. Matrik Skroring Probabilitas dan Dampak
No Ancaman Probabilitas Dampak 1 Banjir 5 3 2 Kebakaran pemukiman 5 3 3 Angin Kencang/Puting Beliung 4 3 4 Abrasi/Gelombang tinggi 4 2 5 Konflik Sosial 3 2
Hasil penilaian ini kemudian dimasukkan dalam mtriks untuk menentukan skala tingkat bahaya seperti di bawah ini. Dari proses pemeringkatan ancaman dalam forum multistakeholders diperoleh hasil dan kesimpulan bahwa ancamanbanjir memiliki peringkat tertinggi dibanding jenis ancaman lain yang ada di Kota Makassar. Oleh karena itu rencana kontinjensi yang prioritas perlu disusun di Kota Makassar untuk saat ini adalah Rencana Kontinjensi Banjir.
Tabel 13. Matrik Skala Tingkat Bahaya
Keterangan:
3.2. Penentuan Kejadian
Penentuan kejadian banjir bedasarkan; 1) wilayah rawan bencana, 2) kenaikan permukaan air laut, 3) curah hujan maksimum serta4) fakor lainya yang dianggap dominan.Wilayah rawan banjir Kota Makassarmeliputi24 Kelurahan dari 6 Kecamatan (Manggala, Tamalanrea, Rappocini, Panakukang, Tallo, dan Biringkanaya).
5 Kebakaran Banjir
4 Abrasi Angin P. Beliung
3 Konfilk Sosial
2
1
1 2 3 4 5
Tingkat bahaya “tinggi” (prioritas untuk Rencana Kontijensi)
Tingkat bahaya “sedang”
Tingkat bahaya “rendah”
Pro
babili
tas
Dampak
Tabel 14. Penentuan kajian banjir di Kota
No Parameter
1 wilayah rawan bencana
2 Curah hujan
3 Kenaikan permukaan air laut
4 fakor lainya yang dianggap dominan.
Faktor Curah Hujan
Potensi Curah hujan
BMKG dengan intensitas
waktu berturut-turut
Gambar 12. Intensitas
519,8
371
634,7
Jan Feb Mar
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
Penentuan kajian banjir di Kota Makassar
Indikator Sumber Data
Potensi genangan > 80% dari 24 kelurahan 6 Kecamatan
BPBD
>700mm selama beberapa waktu berturut-turut
BMKG-MARITIM
munson barat yang ditandai dengan kecepatan angin mencapai >24 knot diperairan supermonde, tinggi gelombang laut diatas rata-rata yaitu > 2 m
BMKG-MARITIM
Munculnya peristiwa anomali BPBD-BMKG dan Stakeholder
urah hujan yang menyebabkan banjir berdasarkan perkiraan
BMKG dengan intensitas curah hujan mencapai >700mm selama
yang dapat memicu potensi banjir lebih tinggi.
Intensitas Curah hujan Januari 2012 – Januari 2013 (sumber : BMKG, Stasiun Klimatologi Maros)
75,6
206,8
35,468,5
0 0 9,8
71
445
Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
CURAH HUJAN 2012-2013
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 40
Makassar
Sumber Bulan pemantauan
Desember– Januari
MARITIM Desember– Januari
MARITIM Desember– Januari- Pebruari
BMKG dan Stakeholder
Desember – Januari - Pebruari
yang menyebabkan banjir berdasarkan perkiraan
mm selama beberapa
lebih tinggi.
Januari 2013 (sumber
: BMKG, Stasiun Klimatologi Maros)
445
835
Des Jan
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 41
Berdasarkan hasil pemantauan potensi banjir di perkirakan akhir tahun
2013 dan awal tahun 2014 (Desember-Januari) berpotensi banjir tinggi di
terjadi di beberapa kabupaten kota termasuk Kota Makassar yaitu kecamatan
Panakukang dan kecamatan Tamalate. Ada dua kemungkinan potensi banjir
bandang terjadi di kota Makassar, jika secara bersamaan terjadi peningkatan
kapasitas curah hujan diatas rata-rata 600/mm , terjadinya pasang tertinggi
atau bulan purnama. Secara spatial prediksi banjir menurut BMKG,
Dirjensumber daya air, departemen PU dan Bakosurtanal tahun 2013 dan
tahun 2014.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 42
Gambar 13. Peta potensi banjir Januari Tahun 2013 – 2014 sulawesi bagian selalatan
Kenaikan Permukaan airlaut
Pada bulan Desember, pola angin didominasi dari barat laut dengan
kecepatan angin maksimum 8 knot. Pola arus permukaan saat air pasang di
laut lepas dari selatan dengan kecepatan mencapai 0,16 meter/detik menuju ke
utara dengan kecepatan yang semakin menurun yakni 0,03 meter/detik.
Sedangkan pada saat surut, pola arus permukaan di laut lepas dari utara
dengan kecepatan mencapai 0,04 meter/detik menuju ke selatan dengan
kecepatan yang semakin meningkat yakni 0,20 meter/detik.
Pada bulan Januari dan Februari merupakan puncak dari munson
barat yang ditandai dengan curah hujan tinggi dan kecepatan angin yang tinggi
dan didominasi dari arah barat laut dan barat. Pola arus yang terjadi di laut
lepas baik saat pasang maupun surut menunjukkan pola yang sama yakni dari
utara dan terbagi menuju ke timur dan selatan.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 43
Gambar 14. Pola Arus Pasang (1) dan Surut (2) Bulan Desember
Gambar 15. Pola Arus Pasang (1) dan Surut (2) Bulan Januari
3.3. PengembanganSkenario
Skenario banjir Makassar dalam dokumen Rencana Kont ijensi ini dikembangkan berdasarkan kejadian bencana banjir ya ng terjadi pada tanggal1-14 Januari 2013dan Tahun 2014 dengan penambahan sejumlah wilayah yang diidentifikasi berpotensi terkena dampak banjir.
3.2.1 Skenario Kejadian Dengan memperhitungkan faktor dominan curah hujan t inggi pada
bulan Desember 2012 hinga Januari 2013 dan Desember 2013 hingga januari 2014 . Maka pada tahun 2015 diperkirakan banjir akanmeland a 24 Kelurahan di 6 Kecamatan di Kota Makassar. Banjir mulai terjadi pada jam 2 subuh, di mana sebagian besar penduduk masih sedang tidur. Banjir ini dipicu adanya curah hujan yang tinggiselama beberapa hari di Kota Makassar dan sekitarnya, sehingga air dari 2 sungai besar yang masuk ke Kota Makassar yaitu Sungai Tallo dan Jeneberang meluap. Kondisi banjir diperburuk dengan sistem drainase yang tidak memadaidi sejumlah wilayah. Intensitas banjir di beberapa wilayah juga dipengaruhi oleh naiknya air laut (rob) serta kurang wilayah resapan. Ketinggian banjir bervariasi antara 1 – 3 meter.Banjir berlangsung selama 6 hari.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 44
3.2.2 Skenario Dampak Skeario dampak bencana akan mempengaruhi aspek demografi, wilayah,
infrastrutur, ekonomi, social budaya, pendidikan, kesehatan, keamanan dan ketertiban. 1) Kondisi Demografi
Skenario Bencana Banjir mengakibatkan 101.972jiwa terdampak banjir dan 1.012jiwa masyarakat mengungsi. Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan. Jumlah jiwa paling banyak terletak di Kelurahan Kassi-kassi sebesar 10.961 jiwa, Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan Karunrung sebesar 9.532 jiwa, dan Kelurahan Tamalanrea Jaya sebesar 8.735 jiwa. Penduduk yang melakukan evakuasi sebanyak 1.012sebanyak 26% diantaranya kategori umur muda, 66% jiwa umur dewasa dan 8 % kategori umur lansia (dapat dilihat pada grafik dan gambar berikut).
Tabel 15. Penduduk TerdampakBanjir No Kecamatan Kelurahan Penduduk
Terdampak (jiwa)
Penduduk
dievakuasi (jiwa)
Penduduk Berdasarkan Umur (jiwa)
Muda Dewasa Lansia
1 Manggala Batua 7500 75 1973 4943 585
Antang 355 3 93 234 28
Bangkala 4419 44 1162 2912 345
Manggala 3034 30 798 1999 237
Tamangapa 8479 84 2230 5588 661
2 Tamalanrea Bira 3182 31 837 2097 248
Kapasa 6551 65 1723 4317 511
Tamalanrea 6622 66 1742 4364 517
Tml Indah 3024 30 795 1993 236
Tml Jaya 8735 87 2297 5756 681
Parangloe 853 8 224 562 67
3 Rappocini Karunrung 9532 95 2507 6282 743
Kassi-kassi 10961 109 2883 7223 855
Gunung Sari 3253 32 856 2144 254
4 Panakukang Tello Baru 3066 30 806 2020 239
Pampang 950 9 250 626 74
Paropo 6641 66 1747 4376 518
Panaikang 9651 96 2538 6360 753
5 Tallo Tallo 853 8 224 562 67
Lakkang 25 2 7 16 2
Buloa 1107 11 291 730 86
6 Biringkanaya
Sudiang Raya 726 7 191 478 57
Sudiang 142 1 37 94 11
Paccerakkang 2311 23 608 1523 180
Total 101972 1012 26819 67199 7955
Gambar 16. Penduduk terdampak banjir berdasarkan Umur
Kebutuhan masyarakat Pada Masa Tanggap Darurat Becana Banjir
terhadap 24 kelurahan di 6 kecamatan atau 101972 jiwa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16. Kebutuhan
No
Rincian Kebutuhan Minimum
1 Beras (kg)
2 Air Minum (Liter)
3 Air Bersih (Liter)
4 Family Kits
5 ToiletSumber : Diolah
Berdasarkan luasan dampak, jumlah jiwa yang terkena dampak maka
tingkat resiko dampak adalah parah sehinggi diperlukan proses perencanaan kontijensi yang lebih menyentuh rakyat dalam rangka mengurangi dampak.
Pada tabel berikut ini adalah rincian dari asumsi kebutuhan logistik
minimum mingguan untuk penduduk terdampak banjir di Kota Makassar seperti beras, air minum, air bersih, family kits, dan toilet.
Lansia;
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
Penduduk terdampak banjir berdasarkan Umur
Kebutuhan masyarakat Pada Masa Tanggap Darurat Becana Banjir terhadap 24 kelurahan di 6 kecamatan atau 101972 jiwa dapat dilihat pada
Kebutuhan masyarakat Pada Masa Tanggap Darurat Becana Banjir, 1-14 Januari 2013
Rincian Kebutuhan Minimum Volume Beras (kg) 285.523
Air Minum (Liter) 1.784.517
Air Bersih (Liter) 10.707.060
Family Kits 20.393
Toilet 5101 Sumber : Diolah berdasarkan Jumlah jiwa
Berdasarkan luasan dampak, jumlah jiwa yang terkena dampak maka tingkat resiko dampak adalah parah sehinggi diperlukan proses perencanaan kontijensi yang lebih menyentuh rakyat dalam rangka mengurangi dampak.
Pada tabel berikut ini adalah rincian dari asumsi kebutuhan logistik minimum mingguan untuk penduduk terdampak banjir di Kota Makassar seperti beras, air minum, air bersih, family kits, dan toilet.
Muda;
26819
Dewasa;
67199
Lansia;
7955
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 45
Penduduk terdampak banjir berdasarkan Umur
Kebutuhan masyarakat Pada Masa Tanggap Darurat Becana Banjir terhadap 24 kelurahan di 6 kecamatan atau 101972 jiwa dapat dilihat pada
Pada Masa Tanggap Darurat Becana
Berdasarkan luasan dampak, jumlah jiwa yang terkena dampak maka tingkat resiko dampak adalah parah sehinggi diperlukan proses perencanaan kontijensi yang lebih menyentuh rakyat dalam rangka
Pada tabel berikut ini adalah rincian dari asumsi kebutuhan logistik minimum mingguan untuk penduduk terdampak banjir di Kota Makassar
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 46
Tabel 17. Tabel Kebutuhan Logistik Minimum per Kelurahan
No Kelurahan
Terdampak
(Jiwa)
Rincian Kebutuhan Minimum
Beras (kg)
Air Minum (Liter)
Air Bersih (Liter)
Family Kits
Toilet
1 Kel. Kassi-kassi 10.961 30691 191818 1150905 2192 548 2 Kel. Panaikang 9651 27023 168893 1013355 1930 483 3 Kel. Karunrung 9532 26690 166810 1000860 1906 477 4 Kel. Tml Jaya 8735 24458 152863 917175 1747 437 5 Kel. Tamangapa 8479 23741 148383 890295 1696 424 6 Kel. Batua 7500 21000 131250 787500 1500 375 7 Kel. Paropo 6641 18595 116218 697305 1328 332 8 Kel. Tamalanrea 6622 18542 115885 695310 1324 331 9 Kel. Kapasa 6551 18343 114643 687855 1310 328
10 Kel. Bangkala 4419 12373 77333 463995 884 221 11 Kel. Gunung Sari 3253 9108 56928 341565 651 163 12 Kel. Bira 3182 8910 55685 334110 636 159 13 Kel. Tello Baru 3066 8585 53655 321930 613 153 14 Kel. Manggala 3034 8495 53095 318570 607 152 15 Kel. Tml Indah 3024 8467 52920 317520 605 151 16 Kel. Paccerakkang 2311 6471 40443 242655 462 116 17 Kel. Buloa 1107 3100 19373 116235 221 55 18 Kel. Pampang 950 2660 16625 99750 190 48 19 Kel. Tallo 853 2.388 14928 89565 171 43 20 Kel. Parangloe 853 2.388 14928 89565 171 43 21 Kel. Sudiang Raya 726 2.033 12705 76230 145 36 22 Kel. Antang 355 994 6213 37275 71 18 23 Kel. Sudiang 726 398 2485 14910 28 7 24 Kel. Lakkang 25 70 438 2625 5 1
Total 101.972 285.523 1.784.517 10.707.060 20.393 5101 Sumber : hasil pengolahan InaSAFE yang pdisesuaikan dengan Perka Nomor 7 BNPB tahun 2008 tentang pedoman pemenuhan kebutuhan dasar
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 47
2) Kondisi wilayah
Kawasan-kawasan yang diperkirakan akan terkena dampak banjir terdiri dari 24 Kelurahan di 6 Kecamatan. Berikut adalah peta wilayah perkiraan terdampak banjir.
Tabel 18. Daftar WilayahYang Diperkirakan Terdampak Banjir No Kelurahan Luas (Ha) Kec. Biringkanaya 1 Paccerakkang 162,13 2 Sudiang 25,27 3 Sudiang Raya 101,85 Kec. Tallo 1 Tallo 5,14 2 Buloa 2,19 3 Lakkang 159,58 Kec. Tamalanrea 1 Tamalanrea Indah 127,15 2 Tamalanrea Jaya 231,98 3 Tamalanrea 83,14 4 Kapasa 40,43 5 Bira 161,06 6 Parangloe 6,05 Kec. Manggala 1 Antang 119,01 2 Bangkala 202,26 3 Batua 81,01 4 Tamangapa 573,78 5 Manggala 153,37 Kec. Rappocini 1 Kassi-Kassi 51,37 2 Gunung Sari 59,64 3 Karunrung 55,33 Kec. Panakkukang 1 Panaikang 148,80 2 Paropo 16,25 3 TelloBaru 43,25 4 Pampang 151,80 Total 2.761,84
Tabel di atas merupakan rincian luasan wilayah terdampak banjir di Kota Makassar dengan total luasan sebesar 2.761,84 Ha. wilayah terdampak paling luas adalah Kelurahan Tamangapa di Kecamatan Manggala sebesar 573,78 Ha. Sebagian besar pengguna an lahan yang terdampak di Kelurahan Tamangapa adalah sawah (419,26 Ha) dan sisanya adalah permukiman (50,95 Ha) .Luasnya terdampak banjir di Kelurahan Tamangapa disebabkan limpasan air hujan yang berasal dari Kabupaten Maros.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 48
Gambar 17. Peta Wilayah Terdampak banjir Kota Makassar
Peta di atas merupakan peta wilayah terdampak banjir di Kota Makassar dengan menjelaskan ketinggian genangannya.Ketinggian banjir tertinggi berada di Kelurahan Antang yang termasuk dalam Kecamatan Manggala sekitar 300 cm, dimana sebagian besar wilayah terdampaknya hanya di bantaran sungai Tallo dengan penggunaan lahan berupa sawah.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 49
Gambar 18. Penggunaan Lahanterdampak banjir dan sekitarnya
Pada peta di atasterdampak banjir menggunakan diagram pie disebelah kanan dan peta sebelah kiri menunjukkan peta penggunaan lahan di Kota Makassar.Data penggunaan lahan ini didapat dari Bappeda Kota Makassar.hasil surey dan hasil pengolahan data spatial menggunakan Qgis, OMP, Inasafe bahwa banjir paling besar sebesar 972,12 Ha, sedangkan un tuk permukiman sebesar 478,96 Haterdampak banjir.
Tabel 19. Penggunaan Lahan Terdampak Kota Makassar
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
(sumber :
Gambar 19. Penggunaan Lahan
Indust
Series1 12,6
0
200
400
600
800
1000
1200
Lu
as
Penggunaan Lahan wilayah terdampak banjir
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
Pada peta di atas merupakan visualisasi penggunaan lahan terdampak banjir menggunakan diagram pie disebelah kanan dan peta sebelah kiri menunjukkan peta penggunaan lahan di Kota Makassar.Data penggunaan lahan ini didapat dari Bappeda Kota Makassar.hasil surey dan hasil pengolahan data spatial menggunakan Qgis, OMP,
sawah merupakan penggunaan lahan terdampak banjir paling besar sebesar 972,12 Ha, sedangkan un tuk permukiman sebesar 478,96 Ha . Di bawah ini adalah tabel rincian penggunaan terdampak banjir.
Penggunaan Lahan Terdampak Kota Makassar
Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Industri 12,61
Kebun 102,29
Komersial 1,33
Lahan kosong 262,15
Lapangan 11,46
Mangrove 205,04
Militer 46,40
Pemakaman 2,75
Pendidikan 0,22
Permukiman 478,96
Rawa 110,37
Sawah 972,12
Semak 1,40
Tambak 260,66
TPA 0,52
Total 2.468,27
(sumber : data spatal wilayah terdapak banjir)
Penggunaan Lahan wilayah terdampak banjir(sumber : data spatal wilayah terdapak banjir)
Industri
KebunKomersial
Lahan koson
g
Lapangan
Mangrove
Militer
Pemakama
n
Pendidikan
Permukima
nRawa
Sawah
Semak
Tambak
12,6 102, 1,33 262, 11,4 205 46,4 2,75 0,22 479 110, 972, 1,4 260,
Penggunaan Lahan wilayah terdampak banjir
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 50
merupakan visualisasi penggunaan lahan terdampak banjir menggunakan diagram pie disebelah kanan dan peta sebelah kiri menunjukkan peta penggunaan lahan di Kota Makassar.Data penggunaan lahan ini didapat dari Bappeda Kota Makassar.Berdasarkan hasil surey dan hasil pengolahan data spatial menggunakan Qgis, OMP,
sawah merupakan penggunaan lahan terdampak banjir paling besar sebesar 972,12 Ha, sedangkan un tuk permukiman
. Di bawah ini adalah tabel rincian penggunaan lahan
Penggunaan Lahan Terdampak Kota Makassar
(sumber : data spatal
Tambak
TPA
260, 0,52
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 51
3) Infrastruktur
Dampak banjir terhadap Infrastruktur:
• Transportasi : Peta jaringan jalan terdampak banjir di Kota Makassar
berdasarkan panjang jalandapat dilihat pada tabel dan peta berikut ini. Jaringan jalan yang terdampak dibedakan dengan gradasi warna merah.Semakin merah warna pada peta semakin panjang pula jalan yang terdampak dilihat dengan satuan Kilometer (km).
Tabel 20. Jaringan Jalan Terdampak
No Kecamatan Kelurahan
Panjang Jalan (km) Total Nasiona
l Kota Lingkungan
1 Biringkanaya Paccerakkang 0,56 17,13 5,93 23,61
2 Biringkanaya Sudiang 2,66 5,16 0,73 8,55
3 Biringkanaya Sudiang Raya 0,00 4,46 10,14 14,60
4 Tallo Tallo 0,00 1,41 0,07 1,49 5 Tallo Buloa 0,00 0,75 0,46 1,21 6 Tallo Lakkang 0,00 0,00 0,00 0,00
7 Tamalanrea Tamalanrea Indah 2,58 7,98 0,24 10,80
8 Tamalanrea Tamalanrea Jaya 3,03 8,71 1,72 13,46
9 Tamalanrea Tamalanrea 0,00 10,00 3,58 13,58 10 Tamalanrea Kapasa 0,56 3,37 2,77 6,70 11 Tamalanrea Bira 0,00 0,00 0,00 0,00 12 Tamalanrea Parangloe 0,00 1,53 0,04 1,57 13 Manggala Antang 0,00 16,29 2,99 19,28 14 Manggala Bangkala 0,00 5,98 11,39 17,37 15 Manggala Batua 0,00 12,97 1,16 14,14 16 Manggala Tamangapa 0,00 9,00 1,15 10,16 17 Manggala Manggala 0,00 16,29 1,49 17,79 18 Rappocini Kassi-Kassi 0,00 7,50 5,51 13,00 19 Rappocini Gunung Sari 0,00 5,11 7,86 12,97 20 Rappocini Karunrung 0,00 5,71 7,77 13,47
21 Panakkukang Panaikang 0,00 7,43 2,14 9,57
22 Panakkukang Paropo 0,00 5,36 0,97 6,33
23 Panakkukang Tello Baru 0,00 3,77 4,31 8,08
24 Panakkukang Pampang 0,00 0,00 0,00 0,00
Total 9,38 155,92 72,42
237,72
(sumber : data spatal wilayah terdapak banjir)
Data jaringan jalan Kota Makassar berasal dari BPBD Kota
Makassar yang dibagi menjadi tiga jenis kelas jalan yaitu jalan nasional, jalan kota, dan jalan lingkungan. Berikut jalan utama yang terdampak banjir.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 52
o Jl. Perintis Kemerdekaan (jalur utama dari Pusat Kota Makassar ke bagian Utara Kota; Bandara; kabupaten-kabupaten lain seperti Maros, Barru, Pangkep, Pare-pare; dan jalur antar provinsi) “lumpuh”.
o Terminal Regional Daya terendam dan tidak berfungsi normal o Jl. Tol (Akses Ke Bandar Udara, antar kabupaten lain dan antar
provinsi) masih berfungsi, namun terhambat karena kemacetan.
o Jl. Urip Soemohardjo & Jl. Perintis Kemerdekaan akses ke Kawasan Industri Makassar (KIMA) terganggu
o Akses ke TPA sampah di Antang terganggu
Pada tabel di atas jumlah panjang jalan terdampak banjir sebesar 237,72 km, sedangkan berdasarkan kelas jalannya, jalan nasional sebesar 9,38 Ha, jalan kota sebesar 155,92 Ha, dan jalan lingkungan sebesar 72,42 Ha. Jaringan jalan terdampak paling besar terdapat di Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya.
• Pasokan Air Bersih: Dari 3 titik instalasi tidak ada kerusakan fisik, namun distribusi terganggu sehingga kebutuhan air bersih di 24 Kelurahan terdampak banjir tidak terpenuhi.
• Penerangan/PLN:
Penerangan di 21 kelurahan dipadamkan karena dikhawatiran menyebabkan korsleting.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 53
Gambar 20. Peta Infrastruktur Jalan terdampak banjir di Kota Makassar
4) Ekonomi
Dampak banjir terhadap Sektor Ekonomi: • Rumah Pemotongan Hewan tidak berfungsi • Pasar Tradisional (4 pasar strategis dengan kapasitas sekitar 1000
pedagang) tidak berfungsi • Layanan per-Bank-an terganggu
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 54
• SPBU (sekitar 5 SPBU) tidak dapat dioperasikan, antrian panjang di SPBU yang masih beroperasi
• Kawasan Industri Makassar tidak dapat beroperasi secara normal • Pergudangan Parangloe dan Latebo terendam • Luas kawasan Industri terdampak 12,61 Ha, perkebunan 102,29
Ha, komersial 1,33 Ha, sawah 972,12, tambak 260,66, permukiman 478,96
Tabel 21. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan
Manggala
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Batua Antang Bangkala Tamangapa Manggala Sektor Ekonomi
1 Pasar Tradisional 0 0 0 0 0 2 Supermarket 0 0 0 0 0 3 Industri 0 0 0 0 0 4 Pergudangan 0 0 0 0 0 5 Hotel 0 0 0 0 0 6 Perkantoran Swasta 0 0 0 0 0 7 Pelabuhan 0 0 0 0 0
Tabel 22. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan
Tamalanrea
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Bira Kapasa Tamala nrea T. Jaya T. Indah Parang
loe Sektor Ekonomi
1 Pasar Tradisional 0 0 0 0 0 0 2 Supermarket 0 0 0 0 0 0 3 Industri 0 0 0 0 0 0 4 Pergudangan 0 0 0 0 0 0 5 Hotel 0 0 0 0 0 0 6 Perkantoran Swasta 0 0 0 0 0 0 7 Pelabuhan 0 0 0 0 0 0
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 55
Tabel 23. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan
Rappocini
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Karunrung Kassi -kassi Gunung Sari Sektor Ekonomi
1 Pasar Tradisional 1 0 0 2 Supermarket 0 0 0 3 Industri 0 0 0 4 Pergudangan 0 0 0 5 Hotel 0 0 0 6 Perkantoran Swasta 0 0 0 7 Pelabuhan 0 0 0
Sektor Sosial Budaya 8 Tempat Ibadah 1 1 0 9 Pendidikan 2 0 3
10 Kesehatan 0 0 0 11 Pemerintahan 0 0 0 12 Rumah Panti 0 0 0 13 TPA/TPS 0 0 0
Tabel 24. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kec. Panakkukang
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Tello Baru Pampang Panaikang Paropo Sektor Ekonomi
1 Pasar Tradisional 0 0 0 0 2 Supermarket 0 0 0 0 3 Industri 0 0 0 0 4 Pergudangan 0 0 0 0 5 Hotel 0 0 0 0 6 Perkantoran Swasta 0 0 0 0 7 Pelabuhan 0 0 0 0
Tabel 25. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan
Tallo
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit) Tallo Lakkang Buloa
Sektor Ekonomi 1 Pasar Tradisional 0 0 0 2 Supermarket 0 0 0 3 Industri 0 0 0 4 Pergudangan 0 0 0 5 Hotel 0 0 0 6 Perkantoran Swasta 0 0 0 7 Pelabuhan 0 0 0
Tabel 26. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kec.
Biringkanaya
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Sudiang Sudiang Raya Paccerakkang Sektor Ekonomi
1 Pasar Tradisional 0 0 0 2 Supermarket 0 0 0 3 Industri 0 0 0 4 Pergudangan 0 0 0 5 Hotel 0 0 0 6 Perkantoran Swasta 0 0 0
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 56
7 Pelabuhan 0 0 0
5) Sosial Budaya Dampak terhadap aspek sosial-budaya berupa tergangg unya atau terendamnya Rumah Ibadah sebanyak 10 unit . Tidak ditemukan Adanya sarana olah raga dan asrama haji di lokasi terdampak.
Tabel 27. Aset Sosial Budaya Yang Terdampakdi Kecamatan Manggala
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Batua Antang Bangkala Tamangapa Manggala Sektor Sosial Budaya
8 Tempat Ibadah 0 1 0 2 2 9 Pendidikan 1 0 1 1 0
10 Kesehatan 0 0 1 0 0 11 Pemerintahan 0 0 0 0 0 12 Rumah Panti 0 0 0 0 0 13 TPA/TPS 0 0 0 0 0
Tabel 28. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Tamalanrea
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Bira Kapasa Tamala nrea T. Jaya T. Indah Parang
loe Sektor Sosial Budaya
8 Tempat Ibadah 0 1 1 2 2 1 9 Pendidikan 0 1 0 0 0 0
10 Kesehatan 0 1 1 0 1 0 11 Pemerintahan 0 0 0 0 0 0 12 Rumah Panti 0 0 0 0 0 0 13 TPA/TPS 0 0 0 0 0 0
Tabel 29. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Rappocini
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Karunrung Kassi -kassi Gunung Sari Sektor Sosial Budaya
8 Tempat Ibadah 1 1 0 9 Pendidikan 2 0 3
10 Kesehatan 0 0 0 11 Pemerintahan 0 0 0 12 Rumah Panti 0 0 0 13 TPA/TPS 0 0 0
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 57
Tabel 30. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Panakkukang
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Tello Baru Pampang Panaikang Paropo Sektor Sosial Budaya
8 Tempat Ibadah 0 0 3 1 9 Pendidikan 0 0 0 0
10 Kesehatan 0 0 0 0 11 Pemerintahan 0 0 0 0 12 Rumah Panti 0 0 0 0 13 TPA/TPS 0 0 0 0
Tabel 31. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Tallo
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit) Tallo Lakkang Buloa
Sektor Sosial Budaya 8 Tempat Ibadah 0 0 0 9 Pendidikan 0 0 0
10 Kesehatan 0 0 0 11 Pemerintahan 0 0 0 12 Rumah Panti 0 0 0 13 TPA/TPS 0 0 0
Tabel 32. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Biringkanaya
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Sudiang Sudiang Raya Paccerakkang
8 Tempat Ibadah 1 2 4 9 Pendidikan 0 0 0
10 Kesehatan 1 11 Pemerintahan 0 0 0 12 Rumah Panti 0 0 0 13 TPA/TPS 0 0 0
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 58
6) Pendidikan Dampak terhadap sektor pendidikan yaitu terganggung anya atau terdamnya bangunan sekolah hingga murid diliburkan selama masa tanggap darurat sebanyak 11 unit , berikut sarana pendidikan yang terdampak pada wilayah terdampak banjir.
Tabel 33. Sarana Pendidikan Yang Terdampak
No Kecamatan Kelurahan PT SMU SMP SD TK Ket.
1 Manggala Batua 1 Antang Bangkala 1 Manggala Tamangapa 1
2 Tamalanrea Bira Kapasa 1 Tamalanrea Tamalanrea Indah Tamalanrea Jaya Parangloe
3 Rappocini Karunrung 2 Kassi-kassi Gunung Sari 3
4 Panakukang Tello Baru 1 Pampang Paropo Panaikang
5 Tallo Tallo Lakkang Buloa
6 Biringkanaya Sudiang Raya Sudiang Paccerakkang
7) Kesehatan
Dampak terhadap sektor Kesehatan terganggunganya at au terendamnya bangunan pusekmas hingga pelayanan kese hatan terganggu, hasil survey terdapat sebanyak 2 unit pu skesmas yang berada di wilayah terdampak banjir . Berikut tabel sarana kesehatan yang berada di wilayah terdampak banjir
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 59
Tabel 34. Sarana KesehatanYang Terdampak
No Kecamatan Kelurahan RS Pus
kesmas
Klinik
Dokter
Perawat
1 Manggala Batua
Antang
Bangkala 1 ? ?
Manggala
Tamangapa 2 Tamalanrea Bira
Kapasa
Tamalanrea
Tamalanrea Indah
Tamalanrea Jaya
Parangloe 3 Rappocini Karunrung
Kassi-kassi
Gunung Sari 4 Panakukang Tello Baru
Pampang
Paropo
Panaikang 5 Tallo Tallo
Lakkang
Buloa 6 Biringkanaya Sudiang Raya
Sudiang
Paccerakkang 1 ? ?
8) Kamtib (Keamanan dan Ketertiban)
Dampak terhadap Keamanan dan Ketertiban seperti Meningkatnya kerawanan sosial dan Angka kriminalitas meningkat (pencurian, Perampokan) karena rumah-rumah warga yang kosong dan penerangan/listrik dipadamkan.
Tabel 35. AspekKeamanan dan Ketertiban Terdampak di Kecamatan
Manggala
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Batua Antang Bangkala Tamangapa Manggala
14 Kantor Polisi 0 0 0 0 0
15 Pos Keamanan 0 0 0 0 0
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 60
Tabel 36. AspekKeamanan dan KetertibanTerdampak di Kecamatan Tamalanrea
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Bira Kapasa Tamala
nrea T.
Jaya T.
Indah Parang
loe
14 Kantor Polisi 0 0 0 0 0 0
15 Pos Keamanan 0 0 0 0 0 0
Tabel 37. Aspek Keamanan dan Ketertiban Terdampak d i Kecamatan
Rappocini
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Karunrung Kassi -kassi
Gunung Sari
14 Kantor Polisi 0 0 1
15 Pos Keamanan 0 0 0
Tabel 38. AspekKeamanan dan Ketertibandi Kecamatan Panakkukang
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Tello Baru
Pampang Panaikang Paropo
14 Kantor Polisi 0 0 0 0
15 Pos Keamanan 0 0 0 0
Tabel 39. AspekKeamanandan Ketertiban Terdampak di Kecamatan Tallo
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Tallo Lakkang Buloa
14 Kantor Polisi 0 0 0
15 Pos Keamanan 0 0 0
Tabel 40. AspekKeamanan dan Ketertibanyang Terdampa k di
Kecamatan Biringkanaya
No Jenis Fasilitas Kelurahan Terdampak (unit)
Sudiang Sudiang
Raya Paccerakkang
14 Kantor Polisi 0 0 0
15 Pos Keamanan 0 0 0
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 61
Bagian 4. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Dalam rencana kontijensi banjir, Pemerintah Kota Makassar mengambil beberapa kebijakan dan strategi yang akan menjadi landasan operasional untuk kegiatan tanggap darurat jika terjadi banjir. Kebijakan, strategi dan detail operasional ini diharapkan mampu mewujudkan penyelenggaraan tanggap darurat bencana banjir yang efektif dan efisien serta terkoordinasi dengan baik.
4.1. Kebijakan
1. Menetapkan status dan masa tanggap darurat bencana banjir selama 6 (enam) hari dengan Surat Keputusan Walikota Makassar;
2. Masa tanggap darurat bencana banjir dapat diperpanjang sesuai kebutuhan; 3. Melaksanakan tanggap darurat banjir secara terkoordinasi, terpadu dengan
melibatkan seluruh potensi pemerintah, swasta, dan masyarakat; 4. Menjamin pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat terkena bencana
(terutama pengungsi) berdasarkan standar minimal bantuan sesuai peraturan yang berlaku dan prinsip-prinsip bantuan kemanusiaan;
5. Memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis bagi para korban bencana;
6. Masyarakat korban bencana yang termasuk kelompok rentan mendapatkan prioritas pelayanan;
7. Penyelenggaraan tanggap darurat bencana banjir dikelola secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
4.2. Strategi
Untuk mewujudkan tercapainya kebijakan-kebijakan di atas maka ditetapkan strategi-strategi dibawah ini:
1. Mendirikan Posko Utama Penanggulangan Bencana banjir di Kantor BPBD Makassar, dan mendirikan 6 (enam)Posko Bantuan di tingkat Kecamatan sesuai kebutuhan;
2. Mendirkan 28 (dua puluh delapan) tenda pengunsian sesuai kebutuhan 3. Melaksanakan tanggap darurat banjir secara terpadu dalam satu Komando 4. Mengerahkan semua sumberdaya yang ada di setiap SKPD dan
organisasi/lembaga terkait yang dapat dipergunakan dalam penanggulangan bencana banjir;
5. Melakukan pencarian, pertolongan dan evakuasi (SAR) secara cepat bagi penduduk yang membutuhkan
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 62
6. Mengelola penampungan sementara atau pengungsian, dan menyelenggarakan dapur umum, penyediaan air bersih dan sanitasi umum.
7. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gratis bagi pengungsi secara optimal, pelayanan psikososial dasar, dan pendidikan anak pada masa darurat.
8. Menyediakan kebutuhan dasar pengungsi sesuai standar minimal bantuan 9. Memerintahkan kepada seluruh Instansi pelayanan publik untuk memberikan
pelayanan secara maksimal dan jika dibutuhkan selama 24 jam setiap hari selama masa tanggap darurat;
10. Mengamankan aset masyarakat yang terkena dampak (aset yang dibawa maupun yang ditinggal mengungsi)
11. Memperioritaskan perlindungan dan pelayanan terhadap masyarakat yang rentan seperti Lansia, anak-anak, ibu hamil, orang sakit dan difable (orang-orang dengan kemampuan berbeda);
12. Menyediakan data informasi pengelolaan bantuan secara transparan 13. Mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan tanggap darurat yang sudah
dilaksanakan dan menyusun laporan pertanggung jawaban.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 63
Tabel 41. Lokasi Evakuasi No
Kecamatan Kelurahan Jumlah Tempat
Pengungsian (unit)
Kapasitas (jiwa)
Lokasi
1 Manggala Batua 4 ± 500 Mesjid At Thoyyibah, SMPN 8 Makassar, Kantor Kelurahan Batua, dan SD,SMP,SMA Mandiri
Antang 2 ± 700 Mesjid Raya Bukit Baruga dan Kantor Kelurahan Antang
Bangkala 2 ± 900 Kantor Kelurahan Bangkala dan Gedung Serbaguna Al Mubarakah
Manggala 2 ± 300 SMPN 20 Makassar dan SD INP Manggala
Tamangapa 2 ± 300 SD Kassi dan Kantor Kelurahan Tamangapa
2 Tamalanrea Bira 1 ± 50 Pos polisi
Kapasa 1 ± 500 UKI Paulus
Tamalanrea 2 ± 200 Polsek Tamalanrea dan Mesjid Baitul Majdis
Tamalanrea Indah 0 0
Tamalanrea Jaya 1 ± 500 SMPN 12 Makassar
Parangloe 0 0 3 Rappocini Karunrung 1 ± 500 Politeknik Kesehatan
Makassar Kassi-kassi 1 ± 100 Kantor Kelurahan Kassi-
kassi Gunung Sari 1 ± 500 Sekolah Islam Al Azhar
4 Panakukang Tello Baru 1 ± 500 Lapangan Komplek IDI
Pampang 0 0
Paropo 1 ± 100 Mesjid Paropo Indah
Panaikang 1 ± 100 Gereja Toraja Kodam 5 Tallo Tallo 1 ± 500 Pergudangan
Lakkang 0 0
Buloa 0 0 6 Biringkanay
a Sudiang Raya 1 ± 500 SMAN 22 Makassar
Sudiang 1 ± 500 Ruko Perintis
Paccerakkang 2 ± 200 Mesjid Babul Jannah dan Kantor Kelurahan Paccerakkang
Total 28
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 64
Gambar 21. Peta lokas evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 65
Gambar 22. Peta lokas evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecaatan
Biringkanaya
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 66
Gambar 23. Peta lokas evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecaatan
Panakukang
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 67
Gambar 24. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan
Rappocini
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 68
Gambar 25. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan
Tamalanrea
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 69
Gambar 26. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Manggala
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 70
Gambar 27. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Tallo
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 71
Bagian 5. PERENCANAAN SEKTORAL
Kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Makassar merupakan acuan bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam melindungi segenap masyarakat dari bencana banjir dan menata kembali kehidupan setelah bencana. Untuk mengimplementasikan kebijakan dan strategi tersebut maka perlu ditetapkan perencanaan sektoral. Perencanaan sektoral ini merupakan wujud operasionalisasi fungsi-fungsi manajerial dalam pencapaian kebijakan dan strategi. Berdasarkan skenario kejadian dan skenario dampak banjir, pengalaman dalam merespon bencana banjir di Kota Makassar selama ini, serta mengacu pada Sistem Komando Tanggap Darurat (SKTD) sesuai Perka BNPB No. 10 Tahun 2010, maka bidang/sektor yang diperlukan ditetapkan sebagai berikut:
1. Bidang Posko (Pusat Pengendali Operasi/Pusdalops) 2. Bidang Perencanaan 3. Bidang Logistik dan Peralatan 4. Bidang Operasi - Sektor SARdan Keamanan 5. Bidang Operasi - Sektor Kesehatan 6. Bidang Operasi - Sektor Sarana dan Prasarana
5.1. Sektor Posko (Pusat Pengendali Operasi/Pusdalo ps)
Bidang atau sektor Pusdalops berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan tanggap darurat bagi sektor-sektor yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat di lapangan.Sektor ini dibawah komandan pengendali kegiatan tanggap darurat yang ditunjuk oleh Walikota Makassar sebagai pimpinan tertinggi. Komandan pengendali operasi akan dibantu oleh beberapa unit dalam melaksanakan tugasnya, antara lain unit personalia, unit perencanaan, unit logistik, unit keuangan, unit datainformasi dan Humas. Sektor ini bertugas untuk memastikan bahwa semua kebutuhan sektor-sektor terpenuhi untuk memperlancar kegiatan tanggap darurat di lapangan.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 72
5.1.1. Pelibat Sektor
No. Lembaga /Instansi
Nama Kontak
Kontak Peran
1 Sekretariat
SEKDA 0411-316006 atau 334947
Mengkoordinasikan seluruh SKPD dan parapihak terkait dan Mengkoordinasikan pengerahan sumberdaya dari parapihak
2 BPBD Makassar
Kepala BPBD
04113633797/ 08164380077
Mengkoordinasikan dan menghimpun rencana masing-masing bidang
3
BMKG
Kepala BMKG
0411-456493, 449243, 0411-449286 ; 0411-455019
Melakukan pemantauan dan analisis kecenderungan perubahan kondisi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika Analisa, evaluasi dan distribusi informasi peringatan dini
4
Dinas kominfo, Kepala Dinas Kominfo
0411-452377
Penyebarluasan informasi (berbagai media)
5 Sekretariat bagian humas
Kepala Bagan Humas
0411-329814 Penyebarluasan informasi (berbagai media)
6 Telkom, DIR PT.Telkom
0411-5076262 Merencanakan “call center” di salah satu posko yang cukup aman, representatif, dengan fasilitas dan sarana yang cukup
7 Diskominfo Kepala Dinas Kominfo
0411-452377
Merencanakan “call center” di salah satu posko yang cukup aman, representatif, dengan fasilitas dan sarana yang cukup
8 TNI Kodim 411-442351 Menyediakan rencana kamtib bagi petugas dan masyarakat, korban, dan pengungsi serta menyiapkan rencana koordinasi antar satuan di POLRI
8 POLRI – Polresta Makassar
Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta
Polsekta Wajo +62411319267 Polsekta Mariso +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 Polsekta Panakukang
Menyediakan rencana kamtib bagi petugas dan masyarakat, korban, dan pengungsi serta menyiapkan rencana koordinasi antar satuan di satuan di POLRI
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 73
Tamalate
+62411442302 Polsekta Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496
9 Satpol PP Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
0411-872844 Merencanakan jaminan keamanan dan ketertiban bagi infrastruktur penting seperti kantor pemerintah, fasilitas sosial, dan fasilitas umum
10 ORARI/RAPI Ketua ORARI/RAPI
(0411) 854-560
Merencanakan atau mendesain informasi dari lokasi bencana ke POSKO Bencana
5.1.2. Situasi
Bencana Banjir memugkinkan menimbulkan gangguan atau bahkan melumpuhkan aktivitas masyarakat dan bisa menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Untuk itu perlu upaya untuk menghadapi bencana Banjir di Kota Makassar secara efektif, efisien dan terpadu.Untuk mewujudkan penanggulangan bencana khususnya kegiatan tanggap darurat secara efektif, efisien dan terpadu diperlukan langkah-langkah untuk mengatur, mengendalikan dan mengkoordinasikan para pihak yang terlibat.Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai institusi/lembaga yang diberikan mandat untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah bertugas untuk melaksanakan / memfasilitasi kegiatan manajemen dan koordinasi para pihak tersebut mulai dari pemerintah Daerah Kota Makassar sampai pada tingkat kelurahan.
5.1.3. Sasaran
1. Terselenggaranya koordinasi tanggap darurat bencana banjir dengan melibatkan seluruh pihak
2. Terlaksananya pengerahan sumberdaya secara terkoordinir dari semua pihak untuk mendukung kegiatan tanggap darurat banjir
3. Terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk terkena dampak banjir sesuai standar pemberian bantuan
5.1.4. Kegiatan
Kegiatan yang akan dilakukan sektor Posko untuk mencapai sasaran tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 74
No. Kegiatan Pelaku Waktu
1 Melaksanakan kegiatan koordinasi untuk penyiapan sumberdaya dengan melibatkan semua pelaku bidang Posko
BPBD Makassar dan semua pihak
terkait
15-30 menit
2 Melakukan evaluasi, analisis data potensi banjir berdasarkan; 1) wilayah rawan bencana, 2) kenaikan permukaan air laut, 3) curah hujan maksimum serta 4) fakor lainya yang dianggap dominan
BMKG, BPBD, dan BAPPEDA
30 menit
3 Sebarluaskan informasi (berbagai media)
dinas kominfo, humas,
ORARI/RAPI
15 menit
4 Menghimpun rencana masing-masing lembaga / instansi
Sekretariat Daerah dan
BPBD
15 menit
5 Mengaktifkan Posko Tanggap Darurat BPBD dan mendirikan 6 Posko dan 28 tempat pengungsian jika dibutuhkan,
BPBD Makassar, Dinas Sosial,
30 menit
6 Buat call center telkom, kominfo 15 menit
7 Menginvetaris data korban dan wilayah terdampak
BPBD, PMI, PSC, dan SAR
15 menit
8 Melaksanakan fungsi administrasi dan keuangan
BPBD 15 menit
5.1.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya
NO KEBUTUHAN STANDAR VOL KBTHN
JANGKA WAKTU
JML KBTHN
1 Personel: 6 hari
Admn dan Keuangan 2 Org 2 12
Database 2 Org 2 12
Infokom 2 Org 2 12
Logistik 10 Org 10 120
2 Pendirian posko tanggap darurat bencana
6 hari
1. Lapangan lokasi bencana 6 unit 3 bh/pos 18
2. Meja lapangan 6 pos 6 bh/pos 36
3. Kursi 6 pos 6 set/pos 36
4. Velbet 6 pos 3 bh/pos 18
5. Papan data 6 pos 1 bh/pos 6
6. Dispenser 6 pos 2 bh/pos 12
3 Menghimpun perencanaan masing-masing bidang
6 hari
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 75
analisa, evakuasi, penetapan rencana, distribusi perencanaan 1. Laptop 2 unit 1 pos 12
2. Printer 2 unit 1 pos 12
3. Genset 2500 Watt 1 unit 1 unit 6
4. Kertas 6 pos 1 rim 36
5. Pulpen 6 pos 1 dos 36
6. Buku laporan 6 pos 4 bh 144
7. Pendukung ATK 6 pos 2 paket 72
4 Mengumpulkan data informasi 6 hari
1. Camera 6 pos 2 bh/pos 12
2. Handycam 6 pos 2 bh/pos 12
3. Flashdisk 6 pos 1 bh/pos 6
4. TV 6 pos 1 bh/pos 6
5. Inst pengiriman data 6 pos 1 set 12
6. HT 6 pos 3 unit 18
7. Pesawat telpon/HP 6 pos 2 unit 12
5 Pam Swakarsa 6 hari
1. Senter 6 pos 4 bh 24
2. Perahu karet 6 pos 4 bh 24
3. Pelampung 6 pos 6 bh 36
4. Megaphone 6 pos 2 bh 12
5. Mantel 6 pos 6 bh 36
6. P3K 6 pos 1 bh 6
7. BBM (Perahu karet) 6 pos 15 liter 90
8. BBM (Genset) 6 pos 10 liter 60
5.2. Sektor Perencanaan
Dalam menghadapi bencana banjir, perlu disiapkan “Rencana Operasi” dengan mengadaptasi/penyesuaian Rencana Kontijensi dengan kejadian sebenarnya setelah dilakukan kajian cepat dampak bencana. Sektor perencanaan bertugas untuk mengkoordinir proses penyesuaian Rencana Kontijensi menjadi Rencana Operasi.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 76
5.2.1. Pelibat Sektor No Lembaga / Instansi Nama Kontak Nomor
Kontak Peran
1
SETKOT MAKASSAR
SETKOT MAKASSAR
0411-316006 atau 334947
Mempersiapkan penunjukan insiden komando dan Mempersiapkan surat pernyataan tanggap darurat bencana banjir di Kota Makassar oleh Walikota Makassar
2 BPBD KOTA MAKASSAR
BPBD Kota Makassar
04113633797/ 08164380077
Merencanakan dan mengkoordinasikan tindak lanjut penganggaran kondisi tanggap darurat
3 BAPPEDA KEPALA BAPPEDA
0411-316940 Mengkoordinir penyusunan biaya perencanaan operasi dan tanggap darurat
4 BMKG Kepala BMKG 0411-456493, 449243, 0411-449286 ;0411-455019
Laporan perkembangan prakiraan cuaca dan potensi bencana banjir setiap hari
5 Dinas Kesehatan Kepala Dinas Kesehatan
0411-881549 Mempersiapkan penyediaan petugas kesehatan, alkes dan obat-obatan
6 Dinas Sosial Kepala Dinas Sosial
0411-448313 Mempersiapkan penyediaan bahan makanan (dapur umum) dan Mempersiapkan fasilitas sarana tempat pengungsian
7 Dinas Pekerjaan Umum Kepala Dinas PU
0411-449340 Mempersiapkan sarana sanitasi (MCK) dan perbaikan drainase
8 Dinas Perhubungan Kepala Dinas Perhubungan
0411-866547 Mendukung jaminan kelancaran aksebilitas dari dan menuju lokasi bencana banjir
9 KOMINFO Kepala Dinas kominfo
0411-452377
Mendukung kelancaran informasi dan kehumasan dan menyediakan analisis dan update informasi
10 Dinas P & K Kepala Dinas P & K
0411-868073 Mempersiapkan penanganan dan solusi masalah gangguan kegiatan proses belajar mengajar
11 PT PLN KOTA MAKASSAR
Direktur PLN PLN rayon utara 04113632525 PLN rayon timur 0411473222 PLN rayon selatan 0411447733
Mendukung/Mempersiapkan fasilitas penerangan listrik (genset)
12 PDAM Direktur PDAM +62411876777 Mempersiapkan penyediaan air bersih/air minum
13 Puskesmas Kepala PUSKESMAS
Puskesmas Tamalate Alamat : Jl.
Mempersiapkan penyediaan petugas kesehatan, alkes dan obat-obatan
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 77
Dg. Tata I (Komp.Tabaria Blok G8) Telp. : 0411-867406 Puskesmas BatuaAlamat : Jl. Abd Dg. Sirua No. 338Telp. : 0411-49380
14 Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang
Sekretaris BBWS-PJ
082 346 558105
Melaporkan potensi bencana banjir, hasil laporan peningkatan debit air, perkiraan luasan dampak
5.2.2. Situasi Kejadian dan dampak bencana banjir mungkin tidak persis sama antara skenario kejadian dan skenario dampak yang dibuat dalam Rencana Kontijensi, sehingga jumlah kebutuhan-kebutuhan akan berbeda dengan yang direncanakan dalam Rencana Kontijensi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian agar pengerahan sumberdaya dapat dilakukan secara tepat untuk memenuhi kebutuhan. Rencana Kontijensi yang telah disesuaikan/berubah menjadi Rencana Operasi sebagai dasar parapihak melaksanakan tanggap darurat banjir.
5.2.3. Sasaran a. Tersedianya Rencana Operasi sebagai landasan operasional pelaksanaan
tanggap darurat banjir b. Menyediakan analisis dan update informasi c. Menyediakan bahan evaluasi kegiatan Operasi Tanggap Darurat secara
berkala
5.2.4. Kegiatan No. Kegiatan Pelaku Waktu 1 Mengkoordinasikan pengumpulan data
asessment kebutuhan (hasil kajian cepat)
BPBD, DPU, Dinsos, Kelurahan, Kecamatan,
Kesehatan, dan Diknas
15 menit
2 Mengkoordinasikan penyesuaian rencana sektoral sesuai hasil kajian cepat
Sekkot Makassar, BPBD Makassar
15 menit
3 Mengumpulkan, kompilasi dan sinkronisasi perencanaan semua sektor menjadi “Rencana Operasi Tanggap Darurat”
Sekkot Makassar, BPBD Makassar
15 menit
4 Mensosialisasikan Rencana Operasi kepada semua sektor
Sekkot Makassar, BPBD Makassar
15 menit
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 78
5 Memantau pelaksanaan Rencana Operasi
BPBD Makassar dan BAPPEDA Makassar
15 menit
6 Melakukan evaluasi kegiatan Operasi Tanggap Darurat dan menyediakan laporan hasil evaluasi
BPBD Makassar 15 menit
5.2.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya
NO KEBUTUHAN STANDAR VOL
KBTHN JANGKA WAKTU
JML KBTHN
1 2 3a 3b 5 6 6=3aX4X5
1 Perahu Karet 2/Kel Unit 12 6 12
2 Alat Selam 2 set/kel Set 48 6 48
3 Pelampung/Life jacket 20/Kel Buah 480 6 480
4 Ring Boy 2/Kel Buah 48 6 48
5 Webing 6/Kel Buah 144 6 144
6 HT (Handy Talky) 2/Kel Buah 48 6 48
7 Megaphone 2/kel Buah 48 6 48
8 Senter besar/Lampu sorot 1/kel Buah 24 6 24
9 Tali tambang 150 / kel meter 3600 6 3600
10 Tandu 4 /kel unit 96 6 96
11 Kantong mayat 10 /kel lemb 240 6 240
12 Personil 30 /kel orang 720 6 720
13 Mobil operasional 3 /kel unit 72 6 72
14 MCK Mobil 4 /kel unit 96 6 96
15 Tandom air kap. 2 m3 4 /kel unit 96 6 96
16 Tenda pengungsi 2 /kel unit 48 6 48
17 Tenda posko 1 /kel unit 24 6 24
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 79
5.3. Sektor Penanganan Logistik
Mempersiapkan dan menyediakan logistik yang memadai bagi korban bencana (pengungsi baik pangan maupun sandang sesuai dengan kebutuhan).
5.3.1. Pelibat Sektor
No Lembaga/ Instansi Nama Kontak No Kontak Peran
1 BPBD BPBD Kota Makassar
04113633797/ 08164380077
Koordinator
2 DINAS SOSIAL Kepala Dinas Sosial
0411-448313 Penyediaan logistik dan Pemberdayaan pengungsi
3 PDAM Penyediaan air bersih 4 Dinas PU Kepala Dinas PU 0411-449340 Penanganan Drainase
dan Infrastruktur terkait banjir
5 SATPOL PP Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
0411-872844 Keamanan
6 TNI Kodim 411-442351 Keamanan 7 Polri Polres Makassar
Timur Polres Makassar Barat Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate
Polres Makassar Timur +62411423183 Polres Makassar Barat +62411335935 Polsekta Wajo +62411319267 Polsekta Mariso +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 Polsekta Panakukang +62411442302 Polsekta Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496
Keamanan
8 Dinas Kesehatan Kepala Dinas Kesehatan
0411-881549 Menyediakan layanan kesehatan
9 PLN Direktur PLN PLN rayon utara 04113632525 PLN rayon timur 0411473222 PLN rayon selatan 0411447733
Listrik
10 Dinas Pendidikan Kepala Dinas 868073 Pendidikan 11 PMI Ketua PMI +62411854221 Dapur umum 12 LSM/LPM dan
lembaga sosial Kegiatan
pemberdayaan
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 80
5.3.2. Situasi
Masyarakat telah dievakuasi oleh tim evakuasi menuju tempat aman untuk pengungsian. Di lokasi pengungsian perlu dilakukan distribusi tempat tinggal, sehingga pengungsi tidak terkonsentrasi di satu lokasi. Masyarakat yang berada dilokasi pengungsian perlu mendapakatkan fasilitas kebutuhan dasar seperati pelayanan pangan, sandang, kesehatan (fisik maupun psikis), air dan sanitasi serta pendidikan.
5.3.3. Sasaran 1. Pengungsi mendapatkan tempat pengungsian yang layak 2. Pengungsi mendapatkan layanan pangan, sandang yang dibutuhkan dan
dibedakan antara laki-laki dan perempuan 3. Pengungsi mendapatkan layanan kesehatan baik fisik maupun psikis 4. Lokasi pengungsian tersedia air dan sanitasi 5. Tersedianya fasilitas bagi orang yang berkemampuan khusus 6. Tersedianya tempat pendidikan sementara.
5.3.4. Kegiatan No Kegiatan Pelaku Waktu 1 Menyediakan tempat penampungan pengungsian
yang layak Dinsos 30 menit
2 Menyediakan air bersih PDAM 30 menit 3 Menyediakan fasilitas sanitasi yang memadai
(kamar mandi, WC, pengolahan limbah padat/cair)
PU 30 menit
4 Menyediakan layanan kesehatan (fisik dan psikis) Dinkes 30 menit 5 Menyediakan tempat ibadah 30 menit 6 Menyediakan pangan bagi pengungsi dan
petugas/relawan Dinsos 30 menit
7 Menyediakan alat-alat kebersihan pribadi (sabun, sikat gigi, dll)
Dinsos 30 menit
8 Menyediakan pakaian dan selimut layak pakai 30 menit 9 Menyediakan alat makan/minum dan bantuan non
pangan lainnya Dinsos 30 menit
10 Menyediakan kebutuhan khusus wanita dan bayi/balita
BPBD, 30 menit
11 Menyediakan perlengkapan dapur umum Dinsos 30 menit 12 Menyediakan “bilik cinta” Dinsos 30 menit 13 Menyediaan fasilitas pendukung bagi “diffable” Dinsos 30 menit 14 Menyediakan hiburan Dinsos 30 menit 15 Menyelenggarakan kegiatan produktif bagi
pengungsi BPM 30 menit
16 Menyediakan sarana pendidikan anak Diknas 30 menit 17 Menyusun aturan main/etika di pengungsian Kesbang 30 menit 18 Mengorganisir pemberdayaan pengungsi (dalam
mengelola penampungan pengungsi) Dinsos 30 menit
19 Melaksanakan kegiatan assesment kebutuhan logistik
Dinsos 30 menit
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 81
5.4.5. Kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya
No Kebutuhan Jmlh Satuan
Ketersediaan Lokasi
Rasio Kecukup
an Ket
1 Personel
700 org 752
BPBD, SAR, Dinas Sosial.
Kesbanglinmas, Polres, Kodim, ORARI/RAPI,
Relawan
1,1
2 Sarpras
Tenda Posko (Posko Bantuan)
6
Buah 2 BPBD, Dinsos, Kodim, Polres
0,33 1 buah
/Posko/Kec
Tenda pengungsi (TP)
28
Buah 3 BPBD, Dinsos, Kodim, Polres
0,11 1 tenda/TP
Tenda Keluarga
28 Buah 12
BPBD, Dinsos, Kodim, Polres
0,43 2 tenda/TP
Alas tikar
280 Buah 50 BPBD dan DINSOS 0,18 10 Buah /TP
Terpal
280 Buah 50 BPBD dan DINSOS 0,18 10 Buah /TP
Velbed
112 Buah
BPBD dan DINSOS
4 Buah/TP
MCK
51 Buah 50 BPBD dan DINSOS 0,99 2 Buah/TP
Pompa air
28 Buah 1 Dinsos 0,04 1 Buah /TP
Selang air
5.600 Buah 2 Dinsos 0,00 200 m /TP
Tandon air 28
Buah 1 Dinsos 0,04 1 Buah /TP
Ember air
56 Buah 0 BPBD dan DINSOS 0,00 2 Buah /TP
Jerigen 20 liter
56 Buah 0 BPBD dan DINSOS 0,00 2 Buah /TP
Gayung mandi
56 Buah 0 BPBD dan DINSOS 0,00 2 Buah /TP
Tempat sampah
56 Buah 1 BPBD dan DINSOS 0,02 2 Buah /TP
Tali plastik
56 Buah 0 Dinsos 0,00 2 Buah /TP
Tali tambang
56 Buah 0 Dinas PU 0,00 2 Buah /TP
Parang
56 Buah 0 Dinas PU 0,00 2 Buah /TP
Sabit
56 Buah 0 Dinas PU 0,00 2 Buah /TP
Cangkul
56 Buah 0 Dinas PU 0,00 2 Buah /TP
Sekop
56 Buah 10 Dinas PU 0,18 2 Buah /TP
Senter besar
56 Buah 2 BPBD & Dinas PU 0,04 2 Buah /TP
Masker
2.800 Buah 2
BPBD dan PMI
0,00 100 Buah /TP
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 82
Jas hujan
2.800 Buah 0 - 0,00 100 Buah /TP
Sepatu boat
2.800 Buah 0 - 0,00 100 Buah /TP
Tempat tidur lapangan
56
Buah 50 - 0,89 10 Buah /TP
Megaphone
56 Buah 1 BPBD 0,02 2 Buah /TP
Handy Talky
56 Buah 20 ORARI/RAPI 0,36 2 Buah /TP
Lampu darurat
56 Buah 0 - 0,00 2 Buah /TP
Genset
56 Buah 3 Dinsos 0,05 1Buah /TP
Truk
56 Buah 10 PU 0,18 2 Buah /TP
Mobil tangki air 28
unit 2 PDAM 0,07 1 unit /posko
Mobil operasional 6 unit 4 BPBD, Dinsos, Kodim, Polres
0,67 1 unit /posko
Kendaraan roda 2 6
unit 6 BPBD, Dinsos, Kodim, Polres
1,00 1 unit /posko
Obat-obatan
2.800 set 0 Dinkes 0,00 100 set /TP
Paket dapur umum
28
set 2 BPBD dan DINSOS 0,07 1Buah /TP
Water Tretment Portable
28
set 1 BPBD 0,04 1Buah /TP
3 Pangan Beras 2.429 kg 0 DINSOS 0,00 kg
Mie instan
8.400 dus 0 BPBD dan DINSOS 0,00
200 dus /TP/hari
Telur
1.072 kg 0 BPBD dan DINSOS 0,00 kg
Air minum kemasan
15.180
liter 0 BPBD dan DINSOS 0,00 liter
air bersih 7.084 liter 0 BPBD dan DINSOS 0,00 liter
Makanan tambahan bayi
3.360
dos 0 BPBD dan DINSOS 0,00 20 DOS/ TP/hari
Makanan tambahan manula
3.360
dos 0 BPBD dan DINSOS 0,00 100
DOS/TP/hari
Susu ibu hamil
3.360 dos 0 BPBD dan DINSOS 0,00
20 DOS/ TP/hari
Gula 607 Kg 0 BPBD dan DINSOS 0,00 Kg
Kopi 840 dos 0 BPBD dan DINSOS 0,00 50
Dus/posko/hari
Teh 840 dos 0 BPBD dan DINSOS 0,00 50
Dus/posko/hari
Kantong plastik 840 dos 0 BPBD dan DINSOS 0,00 5 Pak/TP/hari
Tempat makan plastik
84
lusin 0 BPBD dan DINSOS 0,00 lusin
Sendok plastik
84 lusin 0 BPBD dan DINSOS 0,00 lusin
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 83
Gelas plastik 84 lusin 0 BPBD dan DINSOS 0,00 lusin 4 Non Pangan Sabun bayi
560
set 0 BPBD dan DINSOS 0,00 20 set
perlengkapan bayi/TP
Minyak bayi Bedak bayi Selimut bayi Sabun mandi bayi Sabun mandi 253 Buah 0 BPBD dan DINSOS 0,00 Buah /KK
Sikat gigi
1.012 Buah 0 BPBD dan DINSOS 0,00 Buah /org
Pasta gigi 253 Buah 0 BPBD dan DINSOS 0,00 Buah /KK Sabun cuci 253 Buah 0 BPBD dan DINSOS 0,00 Buah /KK Shampo 253 Buah 0 BPBD dan DINSOS 0,00 Buah /KK
Pembalut perempuan
337 Buah 0 BPBD dan DINSOS 0,00 Buah /KK
Sarung
1.012 Buah 0 BPBD dan DINSOS 0,00 Buah /org
Tali jemuran
5.600 mete
r 0 BPBD dan DINSOS 0,00 200 meter/TP
gas elpiji + kompor
2.520
Liter 0 BPBD dan DINSOS 0,00 Liter/hari/posko
selimut dewasa
1.012 Lemb
ar 0 BPBD dan DINSOS 0,00 lembar /org
pakaian
1.012 Lemb
ar 0 BPBD dan DINSOS 0,00 lembar /org
lauk pauk
6.072 kg 0 BPBD dan DINSOS 0,00 1 kg/org/hari
5.4. Sektor SAR dan Keamanan
Sektor SARdan Keamanan bertugas untuk memastikan bahwa penduduk di kawasan yang rawan banjir mendapatkan perlindungan baik dari ancaman bencana banjir maupun dari ancaman keamanan wilayah pada saat terjadi situasi darurat.Pada saat terjadi bencana, sektor ini bertugas untuk memfasilitasi penduduk di wilayah rawan banjir untuk mengungsi ke tempat yang aman. Bersama-sama dengan penduduk setempat serta tim siaga kelurahan (jika ada), sektor ini melakukan tugas untuk menjaga keamanan lingkungan. Pada saat terjadi banjir, sektor ini bertugas melakukan penanganan pertama jika muncul korban, baik yang mengalami cidera maupun korban meninggal dan melakukan koordinasi dengan Sektor Kesehatan untuk penanganan lanjutan bagi penduduk yang mengalami cidera serius.Jika muncul laporan kehilangan dari anggota masyarakat yang ditengarai menjadi korban banjir, sektor ini bertugas untuk melakukan pencarian dan evakuasi.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 84
5.4.1. Pelibat sektor
No. Instansi/Lembaga Nama Kontak No. Kontak Peran
1 BPBD Makassar BPBD Kota Makassar
04113633797/ 08164380077
Mengkoordinasikan semua pihak yang ada di Sektor SAR
2 BASARNAS KEpala Basarnas 62-411-55515 Oprasi SAR 3 TNI - KODIM Kodim 411-442351 Oprasi SAR dan
pengamanan 4 POLRI –
POLRESTA Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate
Polsekta Wajo +62411319267 Polsekta Mariso +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 Polsekta Panakukang +62411442302 Polsekta Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496
jaminan keamanandan bantuan Oprasi SAR
5 POLAIRUD KEPALA POLAIRUT
jaminan keamanandan bantuan Oprasi SAR
6 LANTAMAL DANYON / PASOPS
DANYON : 085 215 279 707 PASOPS : 082 230 326 578
jaminan keamanandan bantuan Oprasi SAR
7 PMI Ketua PMI 0411-854221 Bantuan Darurat dan Medis
9 DAMKAR Kepala Dinas 0411-854444 Oprasi SAR 10 SAR BRIMOB
Satuan Brimob Polda Sulsel
SATUAN BRIMOB POLDA SULSEL
0411-873986 MENYIAPKAN TIM SAR
11 SAR POLAIR Direktorat Kepolisian Perairan Polda Sulsel
KOMPOL ANDI AMIR BA, KASI SAR BINMAS AIR
085399086252 melaksanakan kerja sama penanganan sar serta merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan sar perairan
12 Bankompol Merpati Bankompol kamtibmas “Merpati” Kota Makassar
KETUA 0411 874942 /081241005947 / 0816275184
081241005947 / 0816275184
perbantuan komunikasi dari lokasi terjadinya bencana dan bantuan relawan
13 SAR SULAWESI KETUA UMUM 0411-5043007 / 082189641456
sar, pencarian dan pertolongan korban musibah pelayaran & penerbangan, bencana lama serta bencana lainnya
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 85
14 SAR UNHAS KETUA (DIMAS) 082335377378
0411-582111 / 085241585255 ht : 146,860 mhz
melaksanakan siaga dan operasi sar
19 UKM SAR UNM KETUA UMUM ( ADI MUAMMAR M)
082346457991 pencarian, pertolongan, penyelamatan dan evakuasi
20 SAR Wahdah Islamiyah
USTADZ HATTA 085341974187
0411-493162 / 0411-495856
pembinaan ummat, pendidikan sosial dan lingkungan hidup
21 SAR MARTEAM ASHARI (081355157715)
0411 - 579404 pertolongan dan sosial kemanusiaan
22 SAR pramuka Satuan gugus darma pramuka brigade pramuka penolong (BPP)
Ketua SAR 081 355 275 255
pencarian, pertolongan, penyelamatan dan evakuasi
23 SAR UNIV. 45 Search And Rescue Universitas 45
MUH AHYAR (085396509994)
082192732682 siaga posko dan rescuer
24 Sar Hidayatullah KETUA, ABDUL HADI, S.PD
085 255 992 595
sosial dan dakwah
5.4.2. Situasi
Pada saat bencana banjir, sektor ini melakukan koordinasi dengan tim siaga kelurahan untuk melakukan langkah-langkah preventif dengan menghimbau penduduk yang rumahnya berada di kawasan rawan banjir untuk sementara mengungsi ke tempat yang lebih aman. Hal ini untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dan harta benda penduduk dari ancaman banjir. Jika ada laporan bahwa banjir telah terjadi, sektor ini bersama dengan sektor kesehatan dan pemulihan darurat segera menuju lokasi bencana banjir untuk melakukan penanganan.
5.4.3. Sasaran a. Terlaksananya operasi SAR secara terkoordinir untuk melakukan
pertolongan bagi masyarakat korban bencana b. Terevakuasinya masyarakat yang terkena dampak sebanyak 1012 jiwa ke
tempat aman yang telah disiapkan. 5.5.5. Kegiatan
No Kegiatan Pelaku Waktu 1 Koordinasi/komunikasi
1) Koordinasi dengan pihak terkait dengan pelaksanaan operasi SAR
2) Identifikasi musibah
BPBD, Basarnas, TNI, Polri, PMI, Damkar,
Potensi SAR
30 menit
2 Penyiapan unsur sarana dan prasarana 1) Pesonil/ SPU 2) Brefing 3) Perencanaan OPS
BPBD Basarnas
Unsur terkait
30 menit
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 86
4) Pembentukan unsur OPS SAR 3 Pelaksanaan OPS SAR
1) Pembagian SRU ke titik lokasi musibah 2) Koordinasi posko yang ada di lokasi
musibah/bencana 3) Pencariaan, pertolongan, penyelamatan
ke posko yang telah ada/disediakan baik korban selamat, memerlukan perawatan medis atau meninggal
BPBD Basarnas, PMI,
TNI, Polri Potensi SAR
Polairud Masyarakat
6 hari
4 Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan OPS SAR
Basarnas 30 menit
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 87
5.4.4. Kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya
NO KEBUTUHAN STANDAR VOL
KBTHN JANGKA WAKTU
JML KBTHN
1 2 3a 3b 5 6 6=3aX4X5
1 Perahu Karet 2/posko Unit 12 6 12
2 Alat Selam 2 set/posko Set 48 6 48
3 Pelampung/Life jacket 20/posko Buah 480 6 480
4 Ring Boy 2/posko Buah 48 6 48
5 Webing 6/posko Buah 144 6 144
6 HT (Handy Talky) 2/posko Buah 48 6 48
7 Megaphone 2/posko Buah 48 6 48
8 Senter besar/Lampu sorot
1/posko Buah 24 6 24
9 Tali tambang 150 / posko meter 3600 6 3600
10 Tandu 4 /posko unit 96 6 96
11 Kantong mayat 10 /posko lemb 240 6 240
12 Personil 30 /posko orang 720 6 720
13 Mobil operasional 3 /posko unit 72 6 72
14 MCK Mobil 4 /posko unit 96 6 96
15 Tandom air kap. 2 m3 4 /posko unit 96 6 96
16 Tenda pengungsi 2 /posko unit 48 6 48
17 Tenda posko 1 /kec unit 24 6 24
18 Dayung 4 / perahu unit 48 6 48
19 Tali (30x12) 200 meter /
perahu unit 40000 6 360
20 Engine + PK 1 / perahu unit 12 6 12
21 Bahan Bakar 80ltr/hari/engine ltr/hari/engine
unit 6400 6 38400
22 Oli 2 ltr/hari/engine unit 24 6 144
5.5. Sektor Kesehatan
Sektor kesehatan bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan baik pada saat terjadi banjir maupun pada saat berlangsungnya situasi darurat sampai situasi darurat berakhir kepada penduduk yang terpapar dan terdampak banjir.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 88
5.5.1. Pelibat Sektor
No. Lembaga/ Instansi
Nama Kontak No. Kontak Peran
1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar
Kepala BPBD 04113633797/ 08164380077
Mengkoordinasi SKPD dan Relawan untuk Mobilisasi dan Mengkerahkan pada saat tanggap darurat.
2 Dinas Kesehatan Kota Makassar
Kepala Dinas Kesehatan
0411-881549 Sektor kesehatan bertugas dan bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan kesehatan baik pada saat terjadi banjir maupun pada saat berlangsungnya situasi darurat sampai situasi darurat berakhir kepada penduduk yang terpapar dan terdampak banjir
3 Rumah Sakit Umum daerah, Rumah Sakit
Kepala Rumah sakit
RSU Wahidin S +0411584677 RSU Pelamonia +62411319381 RSU Labuang Baji +62411873482 RS Bhayangkara +62411836344 RS Awalbros +62411454567 RS Unhas +62411591244 RS Haji +62411856090 RS Daya +62411513127
Menyiapkan fasilitas dan tenaga kesehatan dalam penanganan pasien rujukan akibat bencana banjir.
4 Puskesmas Kepala PUSKESMAS
Puskesmas Tamalate Alamat : Jl. Dg. Tata I (Komp.Tabaria Blok G8) Telp. : 0411-
1. Memberikan Pertolongan Pertama pada korban bencana
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 89
867406 Puskesmas BatuaAlamat : Jl. Abd Dg. Sirua No. 338Telp. : 0411-49380
dibidang kesehatan
2. Mengerahkan personel, peralatan dan perlengkapan medis, obat-obatan dan sarana transportasi yang dimiliki
3. Mengerahkan personel, peralatan dan perlengkapan medis, obat-obatan dan sarana transportasi yang dimiliki
4. Mengerahkan personel, peralatan dan perlengkapan medis, obat-obatan dan sarana transportasi yang dimiliki,
5. Melakukan pertolongan pertama dan mengarahkan tindak lanjut perawatan dalam hal pertolongan medis
5 TIM BANTUAN MEDIS 110 FK-UMI
SURYADI 081354583231
6 Tim Bantuan Medis Calcaneus FK UNHAS
KETUA
082195031300
7 Public Safety Centre (PSC)
DIREKTUR UTAMA
0811-418564
8 SIAGA NERS (Squad Of Disaster And Emergency Assistance Ners)
KOORDINATOR OPSLAP (OPERASI LAPANGAN)
085 397 801 821 /085 299 373 623
9 PMI Kota Makassar, TBM se universitas
Ketua PMI, Ketua TBM
PMI 411854221 TBM
5.5.2. Situasi Banjir dapat menyebabkan sejumlah penduduk menderita cidera/luka, terpapar penyakit, bahkan mungkin akan menimbulkan korban jiwa dan sebagian besar penduduk harus mengungsi ke tempat yang aman. Kondisi pengungsian yang minim sarana dan prasarana menyebabkan ancaman menurunnya kualitas kesehatan bagi para penduduk yang mengungsi.
5.5.3. Sasaran
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 90
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi para penduduk korban banjir baik yang terpapar dan terdampak
b. Terlaksananya tindak lanjut rujukan pelayanan kesehatan yang optimal bagi korban banjir
5.5.4. Kegiatan
No Kegiatan Pelaku Waktu
1 Pertemuan koordinasi sektor kesehatan
BPBD Kota Makassar, Dinkes Kota Makassar, Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas,Instansi terkait PMI, dan LSM Kesehatan
15 menit
2 penyusunan rencana petugas yang akan ditempatkan pada saat menjelang musim hujan (pembangunan posko kesiapsiagaan pada lokasi rencana evakuasi sesuai skenario)
BPBD Kota Makassar, Dinkes Kota Makassar,Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas,Instansi terkait PMI, dan LSM Kesehatan
15 menit
3 inventarisasi dan penyiapan sumber daya yang tersedia
BPBD Kota Makassar, Dinkes Kota Makassar,Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas,Instansi terkait PMI, dan LSM Kesehatan
15 menit
4 Penyiapan Tim Reaksi Cepat (TRC) Medis dan Tim Kajian Cepat Kesehatan
BPBD Kota Makassar, Dinkes Kota Makassar,dan Puskesmas
15 menit
5 Memberikan Pertolongan Pertama pada korban bencana
1. PMI Kota Makassar, 2. Public Safety Centre
(PSC) 3. TBM se
universitas/TRC, PRC/Ners, Hibgabi
4. TIM BANTUAN MEDIS 110 FK-UMI
5. Tim Bantuan Medis Calcaneus FK UNHAS
6. Public Safety Centre (PSC)
7. SIAGA NERS(Squad Of Disaster And Emergency Assistance Ners)
24 jam
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 91
6 penyiapan puskesmas & rumah sakit rujukan pelayanan 24 jam
Dinkes Kota Makassar, dan Puskesmas
15 menit
7 Pengerahan sumber daya 1. BPBD Makassar, 2. Dinkes Kota
Makassar, 3. Rumah Sakit Umum
Daerah, 4. Rumah Sakit Swasta, 5. Puskesmas, 6. Instansi terkait 7. PMI, 8. BSMI, 9. LSM Kesehatan, 10. TBM se
universitas/TRC, 11. PRC/Ners, 12. Hibgabi
15 menit
8 Penyusunan laporan kegiatan tanggap darurat
BPBD Kota Makassar 15 menit
5.5.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya
Kebutuhan Perhitungan Kebutuhan Jmlh
Kebut
Ketersediaan Kesen
Satuan Freq Jml Asal Jang
an
A. Tenaga Teknis
Dokter Umum 1 Org 6 hari 1 4 DINKES & RSU 4
Dokter Bedah 1 Org 6 hari 1 2 DINKES & RSU 2
Dokter Anastesi 1 Org 6 hari 1 5 DINKES & RSU 5
Perawat 10 Org 6 hari 10 10 DINKES & RSU 1
Konselor jiwa 1 Org 6 hari 1 1 DINKES & RSU 1
Fisioterapi 1 Org 6 hari 1 1 DINKES & RSU 1
Apoteker 2 Org 6 hari 2 2 DINKES & RSU 1
Asisten Apoteker 1 Org 6 hari 1 1 DINKES & RSU 1
Bidan 2 Org 6 hari 2 2 DINKES & RSU 1
Sopir ambulance 2 Org 6 hari 2 2 DINKES & RSU 1
Surveylance epidemologi 2 Org 6 hari 2 2 DINKES &
RSU 1
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 92
Petugas komunikasi 2 Org 6 hari 2 2 DINKES & RSU 1
Enthomolog 2 Org 6 hari 2 2 DINKES & RSU 1
Sanitarian 4 Org 6 hari 4 4 DINKES & RSU 1
Ahli Gizi 4 Org 6 hari 4 4 DINKES & RSU 1
Petugas Rontgen 1 Org 6 hari 1 1 DINKES & RSU 1
Tenaga administrasi 2 Org 6 hari 2 2 DINKES & RSU 1
A. Prasarana
Ambulance 2 unit 6 hari 2 2 DINKES 1
Kendaraan Roda 2 2 unit 6 hari 2 2 DINKES 1
Rumah Sakit
rujukan 5 unit 6 hari 5 5 DINKES 1
Puskesmas 6 unit 6 hari 6 6 DINKES 1
Pustu/pusling 12 unit 6 hari 12 12 DINKES 1
Pos Kesehatan
Desa 24 unit 6 hari 24 24 DINKES 1
Papan data 24 unit 6 hari 24 24 DINKES 1
ATK 24 paket 6 hari 24 24 DINKES 1
Komputer/laptop 1 unit 6 hari 1 1 DINKES 1
Printer 6 unit 6 hari 6 6 DINKES 1
Lampu penerangan 24 unit 6 hari 24 24 DINKES 1
Generator set 10 unit 6 hari 10 10 DINKES 1
B.Sarana
Diagnostic set 6 unit 6 hari 6 1 RSU & PMI 0,17
Heacting set 6 unit 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Partus set 6 unit 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Perawatan luka set 6 bh 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Timbangan 6 bh 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Bed periksa 6 bh 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Lampu periksa 6 bh 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Waskom cuci 6 bh 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 93
tangan
Bengkok 6 bh 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Dragbar / tandu
lipat 6 bh 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Tempat tidur pasien 6 bh 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Sarung tangan 6 bh 6 hari 6 0 RSU & PMI 0
Kantong mayat 60 bh 6 hari 60 60 RSU & PMI 1
Kantong darah 60 bh 6 hari 60 60 RSU & PMI 1
Sanitarian kit 60 bh 6 hari 60 60 BPBD 1
Tabung oksigen
besar 6 bh 6 hari 6 6 PMI 1
Tabung oksigen
kecil 6 bh 6 hari 6 6 RSU & PMI 1
Obat-obatan 60 paket 6 hari 60 60 RSU & PMI 1
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 94
5.6. Sektor Sarana dan Prasarana
Kejadian banjir seringkali menyebabkan infrastruktur rusak atau tidak berfungsi.Padahal dalam situasi darurat, fungsi-fungsi infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, telekomunikasi, penerangan, pasokan air bersih dan sebagainya sangat menentukan keberhasilan dari kegiatan tanggap darurat.
5.6.1. Pelibat Sektor No Lembaga /
Instansi Nama Kontak Nomor
Kontak Peran
1 Dinas PU Kepala Dinas PU 0411-449340 Memastikan fungsi-fungsi infrastruktur perhubungan berfungsi Memastikan infrastruktur perhubungan berfungsi
2 Dishub
Kepala Dinas 0411-866547 Memastikan jalur-jalur transportasi alternatif baik darat maupun laut berfungsi
3 Diskominfo Kepala Dinas Kominfo
0411-452377
Memastikan jalur-jalur transportasi alternatif baik darat maupun laut berfungsi
4 Telkom DIR PT.Telkom 0411-5076262 Memastikan fungsi telekomunikasi berfungsi
5 PT PLN KOTA MAKASSAR
Direktur PLN PLN rayon utara 04113632525 PLN rayon timur 0411473222 PLN rayon selatan 0411447733
Memastikan fungsi penerangan berfungsi
6 PDAM Direktur PDAM +62411876777 Memastikan tersedianya pasokan air bersih bagi penduduk di lokasi pengungsian
7 TNI Kodim 411-442351 Memberikan dukungan personel dan peralatan
6 Polri Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo
Polsekta Wajo +62411319267 Polsekta Mariso
Memberikan dukungan personel
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 95
Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate
+62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 Polsekta Panakukang +62411442302 Polsekta Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496
dan peralatan
5.6.2. Situasi Genangan baniir diperkirakan akan menggenangi sejumlah infrastruktur dan badan jalan-jalan utama sehingga mengganggu akses transportasi dan berfungsinya infrastruktur vital. Untuk itu dibutuhkan upaya segera dalam situasi darurat untuk memulihkan fungsi infrastruktur vital seperti pengaturan transportasi, listrik dan pasokan air bersih.
5.6.3. Sasaran a. Berfungsinya akses transportasi menuju ke wilayah yang terdampak b. Berfungsinya penerangan di wilayah yang terdampak c. Berfungsinya pasokan air bersih di wilayah yang terdampak. Tersedianya
pasokan air bersih.
5.6.4. Kegiatan
No Kegiatan Pelaku Waktu 1 Melakukan pertemuan koordinasi
antar pihak Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri.
Sebelum musim hujan
2 Pendataan sumberdaya yang tersedia
Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri.
Sebelum musim hujan
3 Penyusunan rencana tanggap darurat sektor pemulihan darurat
Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri.
Sebelum musim hujan
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 96
4 MobilisasiMenyiapkansumberdaya yang dibutuhkan
Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri.
Sebelum musim hujan
5 Mengaktifkan posko lapangan Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri.
Pada saat informasi peringatan dini dikeluarkan
6 Pengerahan sumberdaya yang dibutuhkan
Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri
Pada saat terjadi banjir
7 Menyusun laporan kegiatan tanggap darurat
Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri
Pada saat kegiatan tanggap darurat berlangsung dan di akhir kegiatan
5.6.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya
No Kebutuhan Jmlh Satua
n
Ketersedia
an Lokasi
Rasio Kecukupan
Ketera-
ngan 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Personel Operator 1 Org 10 Dinas PU 10 Pembantu operator 1 Org 2 Dinas PU 2 Sopir 2 Org 4 Dinas PU 2 Pengawas lapangan 2 Org 4 Dinas PU 2 Tenaga adm 1 Org 4 Dinas PU 4 Petugas jaga 2 Org 4 Dinas PU 2
Operator komunikasi 1 Org 4 ORARI/RAPI 4
2 Peralatan Dump Truck 6 Unit 1 Dinas PU 0,2 Genset 13 KVA 1 Unit 2 Dinas PU 2,0 Genset 5.000 watt 2 Unit 2 Dinas PU 1,0 Genset 250 KVA 1 Unit 1 Dinas PU 1,0 Pompa air 6 Unit 1 Dinas PU 0,2 Selang air 6 Set 1 Dinas PU 0,2
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 97
Chain Saw 6 Unit 0 Dinas PU 0,0 Gergaji 6 Buah 1 BPBD 0,2 Sekop 6 Buah 1 Dinas PU 0,2 Cangkul 6 Buah 1 BPBD 0,2 Linggis 6 Buah 1 BPBD 0,2 Parang 6 Buah 1 BPBD 0,2 Palu / martil 6 Buah 1 BPBD 0,2 Kereta sorong 6 Buah 2 Dinas PU 0,3 Senter besar 6 Buah 2 BPBD 0,3 Masker 6 Buah 4 PMI 0,7 Terpal 6 Buah 100 BPBD 16,7 Jas hujan 6 Buah 100 BPBD 16,7 Helm proyek 6 Buah 6 BPBD 1,0 Sepatu boat 6 Buah 0 Dinas PU 0,0 BBM 6 liter 0 BPBD 0,0
Handy talky 28 Unit 20 ORARI/RAPI
0,7
Mobil operasional PU 1 Unit 1 Dinas PU 1,0 Mobil operasional PLN 1 Unit 2 PLN 2,0
Mobil operasional Telkom
1 Unit 2 Telkom 2,0
Mobil operasional PDAM
1 Unit 2 PDAM 2,0
Peta lokasi 28 Unit 0 BPBD 0,0 GPS 28 Unit 2 BPBD 0,1 Papan Bicara 28 Unit 0 BPBD 0,0 Penunjuk Jalan 28 Unit 0 BPBD 0,0 Rambu Jalan 280 Unit 0 BPBD 0,0 Kacamata Pelindung 280 Unit 0 BPBD 0,0
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 98
Bagian 6. PEMANTAUAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
Setelah proses penyusunan rencana kontinjensi dan dihimpun dalam
suatudokumen resmi, tahap selanjutnya adalah perlu ditindak-lanjuti dengan
berbagaikegiatan/langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi kejadian
bencana.Pelaksanaan tindak lanjut tersebut menuntut peran aktif masing-
masing sektor yang juga memerlukan koordinasi dan kerja sama yang baik.
6.1. Rencana Tindak Lanjut
1. Dokumen Rencana Kontinjensi ini disusun bersama oleh para pemangku
kepentingan dari Dinas/Instansi/Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah
yang terkait dengan penanganan bencana di Kota Makassar, pada situasi
dan kondisi bulan Desember 2013.
2. Dokumen Rencana Kontijensi ini akan ditandatangani oleh setiap Pimpinan
Instansi yang terlibat dan dikukuhkan oleh Walikota selaku Kepala Daerah
Kota Makassar
3. Aktivasi dari Rencana Kontinjensi ini menjadi Rencana Operasional pada
saat terjadi bencana yang akan dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk
oleh Walikota Makassar
4. Pemantauan situasi dan perubahan kondisi dilakukan setiap 6 (enam)
bulan sekali untuk pemutakhiran data dan informasi, guna penyesuaian isi
dokumen Rencana Kontijensi.
5. Apabila hingga batas waktu yang direncanakan/diperkirakan tidak terjadi
bencana, maka Rencana Kontinjensi ini akan diperpanjang masa
berlakunya hingga tahun berikutnya.
6. Evaluasi atas isi dokumen Rencana Kontijensi ini akan dilakukan setiap 3
tahun untuk penyesuaian isi dokumen Rencana Kontijensi.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 99
7. Koordinasi untuk penyusunan, pemantauan dan pemutakhiran Rencana
Kontinjensi ini dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Makassar.
6.2. Simulasi/Gladi
Untuk menguji ketepatan Rencana Kontinjensi yang dibuat, maka
perlu dilakukanuji coba dalam bentuk simulasi atau gladi. Dalam gladi ini
diusahakan supaya besaran dan skalanya mendekati
peristiwa/kejadian yang si skenariokan. Apabila tidak memungkinkan,
maka dapat diambil sebagian dari luas yang sesungguhnya.
6.3. Pemutakhiran Data
a. Kegiatan-kegiatan dalam rangka rencana tindak lanjut ini disusun dalam
tabel yang memuat tahapan-tahapan dan para pelaku/sektor-sektor serta
waktu pelaksanaan kegiatan.
b. Inventarisasi dan pemeliharaan ketersediaan dan kesiapan sumber daya,
sarana dan prasarana yang ada di tiap daerah dilakukan secara berkala.
c. Pertemuan-pertemuan berkala untuk kaji ulang dalam rangka
pemutakhiran data dan asumsi-asumsi dampak bencana atau proyeksi
kebutuhan sumberdaya.
d. Menyusun prosedur-prosedur tetap yang sifatnya dapat mendukung
pelaksanaan/aktivasi rencana kontinjensi yang telah disusun.
e. Melakukan pemantauan secara periodik terhadap ancaman dan
peringatan dini beserta diseminasinya.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 100
6.4. Rencana aksi
SIMULASI RENCANA KONTIJENSI BANJIR KOTA MAKASSAR 20 14 MODEL SIMULASI ADALAH TABLE TOP EXERCISE (TTX)
Kerangka pikir/ alur proses TTX berdasarkan dari H asil Finalisasi Draff I. Situasi Siaga 1. Memasuki musim penghujan di Kota Makassar ada informasi Early Worning
System (EWS) dari BMKG, Orari, Ormas dan sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang disampaikan ke Posko Siaga BPBDKota Makassar yang berisi tentang tingginya intensitas curah hujan yang berpotensi menyebabkan terjadinya banjir.
2. Menindaklanjuti informasi tersebut, maka BPBD Kota Makassar membentuk
Pusdalops dan meneruskan informasi yang dimaksudkan di atas ke wilayah yang rawan banjir melalui unsur Tripika dan masyarakat setempat agar siaga banjir di wilayah masing-masing (waktu bersamaan dengan diterimanya informasi EWS).
3. Setelah Pusdalops BPBD Kota Makassar menyebarkan/ meneruskan informasi
tersebut, maka BPBD Kota Makassar melaksanakan Rapat Koordinasi dengan Pihak Terkait untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana banjir tersebut (Waktu paling lambat sehari setelah EWS dan dilaksanakan selama 1 hari)
4. Dari hasil rapat koordinasi itu, maka disusunlah sektor dengan tupoksi dan
struktur organisasi masing-masing sektor sebagai serta penanggung jawab (Koordinator) sektornya untuk memudahkan koordinasi dalam rencana operasi penaganan banjir tersebut, serta oleh Kepala BPBD menunjuk Komandan OperasiSiaga -Daraurat untuk memudahkan koordinasi antar sektor tersebut. Adapun sektor yang disepakati dalam rapat koordinasi itu sesuai dengan kebutuhan untuk menangani banjir tersebut ( sesuai finalisasi draff rencana kontijensi banjir Kota Makassar tahun 2014) adalah sebagai berikut (waktu bersamaan dengan rapat koordinasi);
a. Sektor Posko (Pusdalops dan Posko Operasi Lapang an)
Sektor Posko berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan tanggap darurat bagi sektor-sektor yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat di lapangan. Sektor ini dibawah komandan pengendali kegiatan tanggap darurat yang ditunjuk oleh Walikota Makassar sebagai pimpinan tertinggi.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 101
Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : BPBD Makassar, Sekretariat, BMKG, Dinas Kominfo, TELKOM, TNI-KODIM, POLRI- Polresta Makassar, SATPOL PP, ORARI/RAPI, Perwakilan Lembaga Terkait.
b. Sektor Perencanaan
Dalam menghadapi bencana banjir, perlu disiapkan “Rencana Operasi” dengan mengadaptasi / penyesuaian Rencana Kontijensi dengan kejadian sebenarnya setelah dilakukan kajian cepat dampak bencana. Sektor perencanaan bertugas untuk mengkoordinir proses penyesuaian Rencana Kontijensi menjadi Rencana Operasi. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : SETKOT Makassar, BPBD Kota Makassar, BAPPEDA, BMKG, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas PU, Dinas Perhubungan, PT PLN Kota Makassar, PDAM, Puskesmas, Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jenebrang, LANTAMAL.
c. Sektor Logistik Sektor Logistik bertugas untuk mempersiapkan dan menyediakan logistik yang memadai bagi korban bencana (pengungsi baik pangan maupun sandang sesuai dengan kebutuhan) Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : BPBD, DINSOS, Dinas PU, Satpol PP, TNI, POLRI, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, PLN, Rohaniawan, PKK, LSM, PMI.
d. Sektor Keamanan dan SAR
Sektor Keamanan dan SAR bertugas untuk memastikan bahwa penduduk di kawasan yang rawan banjir mendapatkan perlindungan baik dari ancaman bencana banjir maupun dari ancaman keamanan wilayah pada saat terjadi situasi darurat.pada saat terjadi bencana, sektor ini bertugas untuk memfasilitasi penduduk di wilayah rawan banjir untyuk mengungsi ketempat yang aman. Pada saat terjadi banjir, sektor ini bertugas untuk melakukan penanganan pertama jika muncul korban baik yang mengalami cidera maupun korban meninggal dan melakukan koordinasi dengan Sektor kesehatan untuk penanganan lanjutan bagi penduduk yang mengalami cidera serius. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : BPBD, BASARNAS, TNI-KODIM, POLRI-POLRES, POLAIRUD, LANTAMAL, PMI, SAR Sulawesi, DAMKAR, Potensi SAR, SAR BROMOB, SAR POLAIR, BANKOMPOL, SAR SULAWESI, SAR UNHAS, TIM BANTUAN MEDIS 110 FK-UMI, TIM BANTUAN MEDIS CALCANEUS FK UNHAS, PUBLIC SAFETY CENTER (PSC), SIAGA NERS, UKM SAR UNM, SAR WAHDAH ISLAMIYAH, SAR MARTEAM, SAR PRAMUKA, SAR UNIV, SAR HIDAYATULLAH.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 102
e. Sektor Kesehatan Sektor Kesehatan bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk yang terpapar dan terdampak banjir mulai pada saat terjadinya banjir (situasi darurat) sampai dengan berakhirnyamasa tanggap darurat banjir. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi: BPBD, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, PMI dan Organisasi Kesehatan lain serta Relawan Kesehatan Kota Makassar
f. Sektor Prasarana dan Sarana
Sektor Prasarana dan Sarana bertugas untuk memulihkan kembali berfungsinya infrastruktur dasar yang rusak akibat terjadinya bencana banjir. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam situasi darurat, karena fungsi-fungsi infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, telekomunikasi, penerangan, pasokan air bersih, dan sebagainya sangat menentukan keberhasilan dari kegiatan tanggap darurat. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : Dinas PU, Dishub, Telkom, PLN, PDAM, TNI, POLRI
5. Setelah semua sektor telah dibentuk, maka Sektor Perencanaan melaksanakan
penyusunan metode rencana operasi dan analisa kebutuhan beserta jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi darurat bencana banjir sesuai dengan data survey dari daerah yang akan terpapar dan terdampak contoh jumlah korban, jumlah dan luas wilayah, jumlah kelompok rentang, jenis kelamin, dll.(waktu untuk kegiatan ini 1 hari)
6. Selanjutnya oleh Komandan Operasi Siaga-Darurat melakukan koordinasi antar
sektor mengenai ketersediaan sumber daya yang tersedia baik manusia maupun peralatan untuk dijadikan dasar dalam menghitung tingkat rasio kesenjangan antara sumber daya dan kebutuhan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan ril dalam melaksnakan operasi darurat bencana banjir yang dihadapi (waktu untuk kegiatan ini 1-2 hari)
II. Situasi Darurat 1. Pusdalops menerima laporan tindak lanjut dari EWS dari tripika setempat bahwa
telah terjadi banjir dibeberapa wilayah yang terindikasi rawan banjir antara lain Kecamatan Manggala, Kecamatan Biringkanayya dan beberapa Kecamatan lainnya sesuai data dalam dokumen Rencana kontigensi, maka komandan siaga-darurat melaporkan ke Walikota Kota Makassar untuk meminta Persetujuan Surat Pernyataan Waktu Darurat Bencana Banjir.
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 103
2. Setelah mendapat surat pernyataan darurat bencana banjir, maka Komandan Operasi Siaga-Darurat langsung memerintahkan TimKaji Cepat turun ke lokasi bencana banjir untuk melaksanakan pengecekan awal untuk mengetahui jumlah korban terpapar, terdampak, kerusakan rumah penduduk, kerusakan infrastruktur, korban luka, korban hilang/ meninggal dan kerugian lain yg diakibatkan banjir ini serta kebutuhan pertolongan awal yg dibutuhkan.
3. Tim Kaji Cepat melaporkan atau kembali ke Pusdalops untuk menyampaikan
hasil kajian cepat yang diperoleh dari lokasi banjir tersebut. 4. Setelah menerima dan mengkaji laporan dari Tim Kaji Cepat , Komandan Operasi
Siaga-Darurat melaksanakan koordianasi antar sektor dan segera mendirikan/ membentuk PoskoOperasi Lapangan serta memerintahkan semua sektor untuk segera melaksanakan tindak lanjut aksi penanganan korban banjir tersebut sesuai dengan tupoksi dan tanggung jawabnya masing-masing, seperti melakukan evakuasi tanggung jawab oleh sektor apa, penyediaan tempat pengunsianoleh sektor apa, logistik oleh sektor apa, pertolongan korban yang sakit dan luka oleh sektor apa, dan hal lain yang dibutuhkan pada saat darurat.
5. Semua hasil kegiatan beserta biayanya selama masa darurat yang dilaksanakan
oleh sektor masing-masing, harus dibuatkan Laporan untuk disampaikan ke Komandan Operasi Siaga-Darutat untuk dijadikan bahan dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban akhir dari pelaksanaan operasi Siaga-Darurat berlangsung.
6. Setelah Masa Darurat bencana banjir akan berakhir, maka komandan Operasi
Siaga-Darurat melakukan rapat evaluasi bersama semua sektor yang terkait untuk mengetahui semua masalah baik yang mendukung maupun yang menghambat jalannya Operasi Siaga-Darurat yang telah dilaksanakan. Hal ini merupakan koreksi untuk penanganan Darurat Bencana Banjir ke depan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana secara efektif dan efisien
7. Selanjutnya apabila Masa Tanggap Darurat Banjir dinyatakan berakhir oleh
Walikota Makassar yang dibuat dalam bentuk surat pernyataan tertulis dan tidak diperpanjang, maka Komandan Operasi Siaga-Darurat rapat bersama semua sektor terkait dan sekaligus menyatakan operasi tanggap darurat telah ditutup atau diberhentikan.
8. Menindaklanjuti berakhirnya operasi siaga-darurat ini, maka Komandan Operasi
Siaga-Darurat bersama semua sektor terkait menyusun laporan final pertanggungjawaban hasil dari selama operasi siaga-darurat ini berlangsung untuk diserahkan ke Walikota Makassar selaku penaggungjawab melalui Kepala BPBD secara keseluruhan dari penanganan bencana di Kota Makassar, dimana
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 104
laporan tersebut harus diserahkan paling lambat 3 hari setelah masa darurat berakhir.
9. Laporan ini harus dipublikasikan pertanggungjawabannya sebagai wujud
transparansi dalam penaganan bencana kepada masyarakat secara umum.
Demikian skenario proses dan alur singkat simulasi Table Top Exercise(TTX) Rencana Kontigensi Banjir di Kota Makassar dan apabila ada kekurangan, maka kami mengharapkan masukan dari semua pihak terkait untuk menjadi bahan perbaikan agar ke depan dapat lebih baik sesuai yang kita harapkan bersama.
Makassar, Juli 2014
Tim Penyusun
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 105
BAGAN ALUR SIMULASI TTX RENCANA KONTIJENSI BANJIR K OTA MAKASSAR TAHUN 2014
Posko Siaga BPBD
PUSDALOPS
Komandan Operasi
Rapat Koordinasi
Wilayah Rawan
Bencana
EWS
Sektor
Perenc.
TRC
Pernyataan
Darurat Walikota
Sektor
Posko
Sektor
Kesehatan
Sektor
Logistik
Sektor
Keamanan /
SAR
Sektor
Sarpras
Posko
Operasi Lapangan
Monitoring, Evaluasi
dan Pelaporan
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 106
LEMBAR PERNYATAAN
Kami institusi/unit kerja di bawah ini, menyatakan akan melaksanakan langkahlangkah sebagai tindak lanjut dari penyusunan Rencana Kontinjensi Kota Makassar, dengan kegiatan sebagaimana dimaksud pada tabel di bawah ini : No Sektor Penaggungjawab/
koordinator Pelaku/Pelaksana Uraian Kegiatan waktu
1 Sektor POSKO
Kepala BPBD 1. BPBD Kota Makassar 2. BMKG 3. Dinas kominfo, 4. Sekretariat bagian
humas 5. Telkom, 6. Diskominfo 7. TNI 8. ORARI/RAPI
1. Melakukan evaluasi, analisis data potensi banjir berdasarkan; 1) wilayah rawan bencana, 2) kenaikan permukaan air laut, 3) curah hujan maksimum serta 4) fakor lainya yang dianggap dominan
2. Melaksanakan kegiatan koordinasi untuk penyiapan sumberdaya dengan melibatkan semua pelaku bidang Posko
3. Sebarluaskan informasi (berbagai media) 4. Menghimpun rencana masing-masing
lembaga / instansi 5. Mengaktifkan Posko Tanggap Darurat
BPBD dan mendirikan 6 Posko dan 28 tempat pengungsian jika dibutuhkan,
6. Buat call center 7. Menginvetaris data korban dan wilayah
terdampak 8. Melaksanakan fungsi administrasi dan
keuangan.
6 HARI
2 Sektor Perencanaan
Kepala BAPPEDA
1. Bapppeda Kota Makassar
2. BPBD Kota MAKASSAR
3. BMKG 4. Dinas Kesehatan 5. Dinas Sosial 6. Dinas Pekerjaan
Umum 7. Dinas Perhubungan 8. Dinas KOMINFO 9. Dinas P & K 10. PT PLN KOTA
MAKASSAR 11. PDAM 12. RSU 13. Puskesmas 14. Balai Besar Wilayah
Sungai Pompengan Jeneberang
Uraian Kegiatan : a. Mengkoordinasikan pengumpulan data
asessment kebutuhan (hasil kajian cepat) b. Mengkoordinasikan penyesuaian rencana
sektoral sesuai hasil kajian cepat, c. Mengumpulkan, kompilasi dan sinkronisasi
perencanaan semua sektor menjadi “Rencana Operasi Tanggap Darurat”,
d. Mensosialisasikan Rencana Operasi kepada semua sector,
e. Memantau pelaksanaan Rencana Operasi f. Melakukan evaluasi kegiatan Operasi
Tanggap Darurat dan menyediakan laporan hasil evaluasi.
6 HARI
3 Sektor Penanganan Logistik
Kepala Dinas Sosial
1. BPBD Kota Makassar 2. Dinas Sosial 3. PDAM 4. Dinas PU 5. SATPOL PP 6. TNI 7. Polri 8. Dinas Kesehatan 9. PLN 10. Dinas Pendidikan 11. PMI 12. LSM/LPM dan
lembaga sosial lainnya
Uraian Kegiatan : 1. Menyediakan pangan bagi pengungsi dan
petugas/relawan 2. Menyediakan alat-alat kebersihan pribadi
(sabun, sikat gigi, dll) 3. Menyediakan pakaian dan selimut layak
pakai 4. Menyediakan alat makan/minum dan
bantuan non pangan lainnya 5. Menyediakan kebutuhan khusus wanita dan
bayi/balita 6. Menyediakan perlengkapan dapur umum 7. Menyediakan “bilik cinta” 8. Menyediaan fasilitas pendukung bagi
“diffable” 9. Menyediakan hiburan 10. Menyelenggarakan kegiatan produktif
bagi pengungsi 11. Menyediakan sarana pendidikan anak 12. Menyusun aturan main/etika di
pengungsian 13. Mengorganisir pemberdayaan pengungsi
(dalam mengelola penampungan pengungsi)
14. Melaksanakan kegiatan assesment kebutuhan logistik
6 HARI
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 107
4 Sektor SAR dan Keamanan
Kodim 1408 BS Makassar
1. BPBD Makassar 2. BASARNAS 3. POLRI – POLRESTA 4. POLAIRUD 5. LANTAMAL 6. PMI 7. DAMKAR 8. SAR BRIMOB 9. Satuan Brimob Polda
Sulsel 10. SAR POLAIR 11. Direktorat Kepolisian
Perairan Polda Sulsel 12. Bankompol Merpati 13. Bankompol
kamtibmas “Merpati” Kota Makassar
14. SAR SULAWESI 15. SAR UNHAS 16. UKM SAR UNM 17. SAR Wahdah
Islamiyah 18. SAR MARTEAM 19. SAR pramuka 20. Satuan gugus darma
pramuka brigade pramuka penolong (BPP)
21. SAR UNIV. 45 22. Search And Rescue
Universitas 45 23. Sar Hidayatullah 24. Dan Potensi SAR
Lainnya
Uraian Kegiatan : 1) Koordinasi/komunikasi
• Koordinasi dengan pihak terkait dengan pelaksanaan operasi SAR
• Identifikasi musibah 2) Penyiapan unsur sarana dan prasarana
• Pesonil/ SPU • Brefing • Perencanaan OPS • Pembentukan unsur OPS SAR
3) Pelaksanaan OPS SAR • Pembagian SRU ke titik lokasi
musibah • Koordinasi posko yang ada di lokasi
musibah/bencana • Pencariaan, pertolongan,
penyelamatan ke posko yang telah ada/disediakan baik korban selamat, memerlukan perawatan medis atau meninggal
4) Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan OPS SAR
6 HARI
5 Sektor Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan
1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar
2. Dinas Kesehatan Kota Makassar
3. Rumah Sakit Umum daerah, Rumah Sakit
4. Puskesmas 5. PMI Kota Makassar, 6. Public Safety Centre
(PSC) 7. TBM se
universitas/TRC, PRC/Ners, Hibgabi
8. TIM BANTUAN MEDIS 110 FK-UMI
9. Tim Bantuan Medis Calcaneus FK UNHAS
10. Public Safety Centre (PSC)
11. SIAGA NERS(Squad Of Disaster And Emergency Assistance Ners)
Uraian Kegiatan : 1) Koordinasi/komunikasi 2) Koordinasi dengan pihak terkait dengan
pelaksanaan operasi SAR 3) Identifikasi musibah 4) Penyiapan unsur sarana dan prasarana 5) Pesonil/ SPU 6) Brefing 7) Perencanaan OPS 8) Pembentukan unsur OPS SAR 9) Pelaksanaan OPS SAR 10) Pembagian SRU ke titik lokasi musibah 11) Koordinasi posko yang ada di lokasi
musibah/bencana 12) Pencariaan, pertolongan, penyelamatan
ke posko yang telah ada/disediakan baik korban selamat, memerlukan perawatan medis atau meninggal
13) Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan OPS SAR
6 HARI
6 Sektor Sarana dan Prasarana
Kepala Dinas PU 1. Dinas PU 2. Dishub 3. Diskominfo 4. Telkom 5. PT PLN KOTA
MAKASSAR 6. PDAM 7. TNI 8. Polri
Uraian Kegiatan : a. Melakukan pertemuan koordinasi antar
pihak b. Pendataan sumberdaya yang tersedia c. Penyusunan rencana tanggap darurat
sektor pemulihan darurat d. Mobilisasi Menyiapkan sumberdaya yang
dibutuhkan e. Pengerahan sumberdaya yang
dibutuhkan f. Menyusun laporan kegiatan tanggap
darurat
6 HARI
Bagian 7. PENUTUP
Demikian dokumen Rencana ini dibuat sebagai acuan kebijakan dan strategi serta landasan operasional bagi semua Kota Makassar dalam penyelenggaraan kegiatan penanggulangan bencanakhususnya tanggap darurat bencana banjir
Proyeksi kebutuhan yang masih belum bisa tersedia kiranya dapat dipenuhi dengan memanfaatkan berbagai sumPusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota tetangga, instansivertikal, lembaga-lembaga swasta, masyarakat, relawan dan lain
Kami menyadari bahwa dokumen Rencana Kontinjensi penyempurnaan dan peninjauan
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar
Demikian dokumen Rencana ini dibuat sebagai acuan kebijakan dan strategi serta landasan operasional bagi semua pelaku penanggulangan bencana banjir
dalam penyelenggaraan kegiatan penanggulangan bencanakhususnya tanggap darurat bencana banjir secara efektif, efisien dan terpadu.
royeksi kebutuhan yang masih belum bisa tersedia kiranya dapat dipenuhi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada, baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota tetangga, instansi
lembaga swasta, masyarakat, relawan dan lain-lain.
Kami menyadari bahwa dokumen Rencana Kontinjensi Banjir peninjauan secara berkala untuk pemutahiran
Rencana Kontijensi Bencana Banjir Kota Makassar | 108
Demikian dokumen Rencana ini dibuat sebagai acuan kebijakan dan strategi pelaku penanggulangan bencana banjir di
dalam penyelenggaraan kegiatan penanggulangan bencana, secara efektif, efisien dan terpadu.
royeksi kebutuhan yang masih belum bisa tersedia kiranya dapat dipenuhi ber daya yang ada, baik dari Pemerintah
Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota tetangga, instansi-instansi lain.
Banjir ini masih perlu pemutahiran data yang ada.