wahyu gunawan
DESCRIPTION
Proposal PKM FEB Unsrat 2013TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan era globalisasi dan pasar bebas, dunia perdagangan
(pemasaran) secara tidak langsung dihadapkan pada persaingan yang sangat
ketat. Konsumen memiliki peluang yang luas untuk mendapatkan jasa atau
layanan terhadap sederet pilihan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
Oleh karena itu, konsentrasi pemasaran tidak lagi sekedar bagaimana jasa itu
sampai pada pelanggan tetapi lebih fokus kepada apakah jasa itu telah dapat
memenuhi permintaan pelanggan.Untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan
jasa mengarahkan kegiatan usahanya untuk memberikan layanan yang dapat
memberikan keuntungan yang diharapkan. Jika tuntutan pelanggan terpenuhi
maka pelanggan akan puas, yang kemudian akan melakukan pembelian ulang
dan pada akhirnya pelanggan menjadi tidak mudah untuk pindah jasa lain yang
sejenis.
Pariwisata merupakan salah satu sektor penerimaan devisa negara yang
mampu dan dapat bersaing pada kondisi ekonomi yang terpuruk, yang mana
kontribusi sektor ini telah mampu menjadi penopang bagi pertumbuhan ekonomi
secara makro. Disamping itu, dalam perkembangannya, sektor pariwisata selalu
berkaitan dengan tempat penginapan (hotel).
Bisnis di bidang perhotelan mempunyai andil yang cukup besar terhadap
penerimaan devisa negara. Itu disebabkan banyaknya wisatawan, baik dari
mancanegara maupun domestik yang menikmati sarana dan prasarana dengan
harga terjangkau yang terdapat di hotel tersebut. Perhotelan merupakan
perusahaan yang mempunyai ukuran yang relatif besar, dimana operasi kegiatan
perusahaan tersebut dapat dikerjakan beberapa orang, sehingga pimpinan dapat
mengawasi dan mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan
1
secara langsung. Setelah perusahaan berkembang menjadi besar maka
partisipasi pemilik atau pimpinan tidak dapat seperti keadaan sebelumnya. Hal ini
disebabkan karena ruang lingkup dan luas perusahaan telah meluas sedemikian
rupa sehingga struktur organisasi menjadi lebih kompleks. Disamping itu,
manajemen dituntut untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,
mencegah serta menentukan kesalahan dan penggelapan.
Untuk memenangkan persaingan bisnis perhotelan yang sangat ketat,
perusahaan (Hotel) harus mampu memberikan kepuasan terhadap konsumen
maupun pelangganya. Perusahaan dikatakan berhasil apabila suatu perusahaan
itu telah memenuhi harapan konsumen. Kepuasan konsumen memang sangat
penting karena apabila mereka tidak puas mereka akan meninggalkan
perusahaan. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan penjualan bahkan
menurunkan laba dan menyebabkan kerugian.
Kualitas pelayanan memang sangat berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen. Terutama pada perusahaan yang bergerak dibidang jasa seperti
Hotel. Oleh karena itu seorang pemimpin perusahaan harus berusaha melakukan
pengukuran terhadap tingkat kepuasan konsumen, serta mampu
mengidentifikasi pengaruh kualitas pelayanan terhadap konsumen yang
dihadapi, sehingga dari pihak manajeman hotel dapat benar – benar mengetauhi
apa yang paling di sukai dan apa yang tidak disukai oleh konsumen dari factor –
factor kualitas pelayanan yang disajikan oleh pihak manajemen hotel.
Berikut adalah data yang berhasil diperoleh mengenai jumlah tamu yang
menginap serta tingkat hunian di Hotel Aston Manado dalam 5 tahun terakhir :
2
Tabel 1.1
Jumlah Tamu Yang Menginap dan Tingkat Hunian Hotel Periode 2006 – 2010
Tahun Jumlah Tamu Tingkat Hunian (%)
2006 24.273 38,59
2007 24.454 40,20
2008 21.940 30,48
2009 18.587 26,14
2010 17.430 25,60
Sumber : (Hotel Aston Manado)
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa terjadi fluktuasi jumlah tamu
yang menginap di hotel tersebut. Selama periode tahun 2006 – 2010 jumlah
tamu yang menginap cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2007 jumlah
tamu hotel sempat mengalami kenaikan namun kembali mengalami penurunan
pada tahun berikutnya. Penurunan jumlah tamu hotel ini tentunya harus
diantisipasi oleh pihak manajemen hotel dengan melakukan penyelidikan
mengenai penyebab jumlah tamu yang cenderung mengalami penurunan ini.
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh Hotel Aston kepada
konsumennya tidak seperti yang diharapkan, yang secara otomatis dapat
menurunkan tingkat hunian hotel, tetapi dengan perubahan kondisi dan situasi
tersebut bukan merupakan suatu pukulan melainkan pemacu bagi semua bisnis
pariwisata khususnya hotel untuk menaikkan tingkat hunian kamar dengan
melakukan strategi antisipasi, menyiasati penjualan pada saat sepi, dan
memperhatikan berbagai fasilitas yang diperlukan oleh para tamu.
Pemahaman mengenai pelanggan sangat menentukan perusahaan
terhadap nilai yang akan diciptakan. Dalam hal menilai sesuatu dari segi tingkat
kepuasan, setiap pelanggan atau orang mempunyai pendapat yang berbeda,
3
tergantung hal-hal yang mempengaruhinya. Keinginan dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor sehingga hal ini dapat menjadi kompleks dan agak sulit dalam
pengaruhnya. Peningkatan kualitas layanan dari waktu ke waktu menjadi sangat
penting seiring dengan berkembangnya beberapa variasi kebutuhan hidup yang
ditawarkan.
Kepuasan konsumen dalam berinteraksi dengan perusahaan, termasuk
kepuasan konsumen saat menggunakan produk merupakan salah satu
persyaratan untuk dapat menjamin tingkat kepuasan pelanggan, serta menjadi
perusahaan yang memiliki nilai tinggi dimata pelanggannya. Kepuasan
pelanggan akan tercipta, apabila keinginan dan harapan konsumen benar-benar
dapat diwujudkan oleh perusahaan.
Penerapan strategi pemasaran dalam interaksi dengan pelanggan
merupakan salah satu kunci, bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan.
Perusahaan harus dapat meningkatkan nilai pelanggan (customer value)
maupun keunggulan produknya (product advantage). Nilai pelanggan dapat
diciptakan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada
para pelanggannya. Semakin baik kualitas pelayanannya, akan semakin tinggi
pula nilai pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Tingginya kualitas pelayanan
juga tidak lepas dari dukungan internal perusahaan, terutama dukungan dari
keterampilan dan kehandalan pelayanan karyawan.
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENENTUKAN KUALITAS
LAYANAN BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP
KEPUASAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA HOTEL ASTON MANADO).”
4
1.2. Perumusan Masalah
Dengan semakin pekanya tamu hotel terhadap arti sebuah kualitas
pelayanan ketika menginap di sebuah hotel, maka diperlukan sebuah perhatian
yang besar tentang kualitas pelayanan dari para pengelola hotel. Dengan kondisi
dan berdasarkan latar belakang yang terjadi di atas, maka permasalahannya
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah reliabilityyang berdasarkan persepsi konsumenberpengaruh
terhadap tingkat kepuasan konsumen padaHotel Aston Manado?
2. Apakah responsiveness yang berdasarkan persepsi konsumen
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Hotel Aston
Manado?
3. Apakah assurance yang berdasarkan persepsi konsumen berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Hotel Aston Manado?
4. Apakah empathy yang berdasarkan persepsi konsumen berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Hotel Aston Manado?
5. Apakah tangible yang berdasarkan persepsi konsumen berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Hotel Aston Manado?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian
ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengaruh reliability yang berdasarkan persepsi
konsumen terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Hotel Aston
Manado?
5
2. Untuk mengetahui pengaruh responsiveness yang berdasarkan
persepsi konsumen terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Hotel
Aston Manado?
3. Untuk mengetahui pengaruhassurance yang berdasarkan persepsi
konsumen terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Hotel Aston
Manado?
4. Untuk mengetahui pengaruhempathy yang berdasarkan persepsi
konsumen terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Hotel Aston
Manado?
5. Untuk mengetahui pengaruh tangible yang berdasarkan persepsi
konsumen berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen pada
Hotel Aston Manado?
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat digunakan sebagai sarana berpikir secara ilmiah
dengan berdasar pada disiplin ilmu yang diperoleh dibangku kuliah
khususnya bidang manajemen pemasaran, menerapkannya pada data yang
diperoleh dari objek yang diteliti,
2. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan gambaran dan informasi yang berguna bagi
perusahaan dalam melakukan kebijakan dan strategi pemasaran yang
berkaitan dengan kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen.
6
3. Bagi Kalangan Akademik dan Pembaca
Hasil ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan hasil penelitian
yang dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi
penelitian selanjutnya.
7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori2.2.1. Pengertian Hotel
Kata hotel memilki pengertian atau definisi yang cukup banyak, masing –
masing orang berbeda dalam menguraikannya. Berikut ini adalah beberapa
pengertian hotel :
1. Menurut Menteri Perhubungan, hotel adalah suatu bentu akomodasiyang
dikeloloa secara komersial, disediakan bagi setiap orang untukmemperoleh
pelayanan penginapan berikut makan dan minum(SK.Menhub.RI.No.PM
10/PW.391/PHB-77).
2. Menurut AHMA (American Hotel and Motel Associations), hoteladalah suatu
tempat dimana disediakan penginapan, makanan, danminuman, serta
pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamuatau orang – orang yang
tinggal untuk sementara waktu.
3. Menurut Webster, hotel adalah suatu bangunan atau lembaga
yangmenyediakan kamar untuk menginap, makanan dan minuman
sertapelayanan lainnya untuk umum.
Dengan mengacu apda pengertian diatas dan untuk menertibkan
perhotelanIndonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam
SuratKeputusan Menparpostel No.KM/37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan
usahadan penggolongan hotel, Bab 1, Ayat (b) dalam SK tersebut menyebutkan
bahwa : “ Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang dipergunakan sebagian atau
seluruhbangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman
serta jasa penunjang lainnya bagi umum dan dikelola secara komersial.”
8
2.2.2. Pengertian Jasa
Menurut Kotler (2000,p,428), a service is any actor performance that one
party can offer to another that is essentially intangible and does not result the
ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical
product. Definisi ini menjelaskan bahwa jasa adalah sesuatu tindakan yang
ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain yang secara fisik tidak berwujud dan
tidak memberikan pemilikan sesuatu. Produksi jasa dapat terikat atau tidak
terikat pada suatu produk fisik.
Definisi lainnya dari jasa berorientasi pada aspek proses dan aktivitas
dikemukakan oleh Gronroos (2000) dalam Tjiptono (2006), bahwa jasa adalah
proses yang terdiri dari serangkaian aktivitas intangible yang biasanya terjadi
pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik
atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas
masalah pelanggan.
Kotler dan Keller (2004,p,276) menyatakan bahwa terdapat empat
karakteristik jasa yang berdampak pada desain pemasaran jasa, yaitu:
1. Tidak berwujud (tangibility)
Sifat jasa yang tidak berwujud mengakibatkan suatu jasa tidak dapat
mencium, melihat, mendengar, meraba dan merasakan hasilnya sebelum
membelinya. Untuk mengurangi ketidak pastian tersebut konsumen akan
mencoba mencari informasi tentang jasa tersebut,seperti lokasi perusahaan,
rekam jejak kinerja perusahaan dan apayang akan didapat dari perusahaan
tersebut jika kita melakukan transaksi serta hal-hal lainnya,
2. Tidak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika
seseorang melakukan pembelian jasa, maka penyedia jasa tersebut
merupakan bagian dari jasa, karena konsumen selalu menunggu sampai jasa
9
tersebut diproduksi, maka interaksi penyedia jasa dan konsumen merupakan
cirri utama dari pemasaran jasa.
3. Bervariasi (variability)
Jasa tergantung kepada siapa penyedia jasa tersebut dan kapan
sertadimana jasa diproduksi, mengakibatkan jasa memiliki hasil yang
berbeda – beda, misalnya sebuah hotel yang sangat ramah melayanidan
tanggap terhadap keluhan-keluhan tamunnya, sedangkan hotelyang lain
tidak. Hal ini mengakibatkan pembeli jasa sangat berhatihati terhadap adanya
perbedaan ini, sehingga seringkali meminta pendapat dari orang lain sebelum
memilih suatu jasa.
4. Tidak tahan lama (perishabillity)
Jasa tidak dapat disimpan. Karakteristik perishability ini tidak akan
menjadi masalah jika permintaan tetap, tetapi jika perusahaan berfluktuasi,
maka perusahaan jasa mengalami masalah, misalnya perusahaan
transportasi harus menyediakan lebih banyak kendaraan selama jam-jam
sibuk untuk memenuhi permintaan konsumen.
Industri jasa sangat beragam, sehingga tidak mudah untuk menyamakan
pemasarannya. Klasifikasi jasa dapat membantu memahami batasan-batasan
dari industri jasa dan memanfaatkan pengalaman industri lain yang
mempunyaimasalah dan kharakteristik yang sama untuk diterapkan pada suatu
bisnis jasa. Kotler (1994) membagi jasa berdasarkan beberapa sudut pandang
yang berbeda:
Berdasarkan basis peralatan dan basis orang
Jasa berbasis peralatan dapat dibedakan lagi menjadi jasa yang
dilakukan mesin otomatis (cuci mobil otomatis) atau yang dimonitoroleh
operator terlatih (perusahaan penerbangan dan komputer) atau tidak terlatih
(taxi, bioskop). Jasa berbasis manusia dibedakan lagimenjadi jasa yang
10
dilakukan oleh pekerja terlatih (bengkel) dan tidakterlatih (pemeliharaan
kebun), atau profesional (jasa akuntan,konsultan manajemen).
1. Kehadiran konsumen.
Kehadiran pelanggan dalam pelaksanaan jasa sangatlah penting karena
jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan.
2. Motivasi.
Suatu jasa dapat dibedakan sesuai dengan motivasinya untukmemenuhi
kebutuhan perorangan atau kebutuhan bisnis. Sebuah hotel akan memasang
tarif yang berbeda antara perorangan dengan karyawan-karyawan sebuah
perusahaan yang membayar uang muka.
3. Penyedia jasa berbeda dalam sasarannya (laba atau nirlaba) dankepemilikan
(swasta atau publik).
Sudah jelas bahwa program pemasaran dari sebuah rumah sakit
swastamilik seorang pengusaha akan berbeda dengan program rumah sakit
swasta milik badan keagamaan.
2.1.3 Kualitas Pelayanan
Saat ini semua industri yang bergerak di bidang jasa harus
memperhatikan segi pelayanan mereka. Pelayanan yang baik merupakan salah
satu syarat kesuksesan perusahaan jasa. Kualitas pelayanan dipandang sebagai
salah satu komponen yang perlu diwujudkan oleh perusahaan karena memiliki
pengaruh untuk mendatangkan konsumen baru dan dapat mengurangi
kemungkinan pelanggan lama untuk berpindah ke perusahaan lain, dengan
semakin banyaknya pesaing maka akan semakin banyak pilihan bagi konsumen
untuk menjatuhkan pilihan. Hal ini akan semakin membuat semakin sulit untuk
mempertahankan konsumen lama, karenanya kualitas layanan harus
ditingkatkan semaksimal mungkin. Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai
11
penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau
layanan secara menyeluruh (Zeithaml et al, 1998).
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan (Tjiptono,2006). Definisi kualitas pelayanan dapat diartikan
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan
penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen. Kualitas pelayanan
dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumenatas
pelayanan yang nyata–nyata meraka terima atau peroleh dengan pelayanan
yang sesungguhnya mereka terima atau mereka harapkan terhadap atribut–
atribut pelayanan suatu perusahaan (Zeithaml et al, 1998).Kotler dan Keller
(2007) menyatakan bahwa kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan
pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan, dimana persepsi pelanggan
terhadap kualitas pelayanan merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan
suatu pelayanan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan
berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, yaitu
perusahaan akan tetapi sudut pandang penilaian persepsi pelanggan. Dalam hal
ini, konsumen adalah pihak yang mengkonsumsi dan menikmati jasa
perusahaan,sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa.
Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan nilai menyeluruh atas
keunggulanatau jasa (Tjiptono, 2006).
Adapun lima dimensi kualitas pelayanan yang diidentifikasikan oleh
Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1988) dalam Tjiptono (2006) meliputi:
1. Kehandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasayang
disajikan dengan tepat dan terpercaya.
2. Responsive (responsiveness) yaitu keinginan untuk membantu
parakonsumen dan memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin.
12
3. Keyakinan (assurance) yaitu pengetahuan dan kesopansantunan
parapegawai perusahaan serta kemampuan menumbuhkan rasa percayadiri
konsumen terhadap perusahaan.
4. Empati (empathy) meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan,komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami
kebutuhanpara pelanggan.
5. Berwujud (tangible) yaitu penampilan fisik, peralatan, personil, danmedia
komunikasi.
2.1.4 Kepuasan Pelanggan / Konsumen
Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan
pelanggan telah semakin besar karena pada dasarnya tujuan dari suatu
perusahaan adalah untuk menciptakan rasa puas pada pelanggan. Semakin
tinggi tingkat kepuasan pelanggan, maka akan mendatangkan keuntungan yang
semakinbesar bagi perusahaan, karena pelanggan akan melakukan pembelian
ulang terhadap produk perusahaan. Namun, apabila tingkat kepuasan yang
dirasakanpelanggan kecil, maka terdapat kemungkinan bahwa pelanggan
tersebut akanpindah ke produk pesaing.
Menurut Kotler (Kotler dkk, 2000 : 52), kepuasan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan
dibandingkan denganharapannya. Sedangkan Tse dan Wilton (1988) dalam
Lupiyoado (2004:349) menyatakan kepuasan atau ketidak puasan pelanggan
adalah responpelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation)
yang dirasakanantara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang
dirasakan setelahpemakaiannya.Wilkie (1990) mendefinisikan kepuasan sebagai
suatu tanggapan emosionalpada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu
produk atau jasa. Engel, et al(1990) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
13
merupakan evaluasi purna belidimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya
sama atau melampaui harapanpelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul
apabila hasil (outcome) tidakmemenuhi harapan (Tjiptono, 2004 : 349) .
Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk ataupun jasa,
sebenarnyasesuatu yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau industri
tersebut tidakbenar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh konsumen. Untuk
produk ataulayanan dengan kualitas yang sama, dapat memberikan tingkat
kepuasan yang berbeda-beda bagi konsumen yang berbeda. Oleh karena itu,
suatu perusahaan harus selalu memperhatikan kualitas produk maupun
pelayanan yang diberikan kepada konsumen.
Kepuasan pelanggan merupakan respons pelanggan terhadap ketidak
sesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang
dirasakannya setelah pemakaian (Rangkuti, 2002:30). Kepuasan pelanggan
dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor
yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Dari berbagai pendapat
yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan definisi kepuasan pelanggan adalah
respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh pelanggan dengan membandingkan
antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Apabila hasil yang
dirasakan dibawah harapan, maka pelangganakan kecewa, kurang puas bahkan
tidak puas, namun sebaliknya bila sesuaidengan harapan, pelanggan akan puas
dan bila kinerja melebihi harapan,pelanggan akan sangat puas.
Menurut Kotler (2000:41), ada empat metode yang bisa digunakan untuk
mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :
1. Sistem keluhan dan saran
Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi pelanggannya
untuk menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan perusahaan
yang berorientasi pada konsumen (costumer oriented).
14
2. Survei kepuasan pelanggan
Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan pelanggan
terhadapkualitas jasa atau produk perusahaan tersebut. Survei ini dapat
dilakukan dengan penyebaran kuesioner oleh karyawan perusahaan kepada
para pelanggan. Melalui survei tersebut, perusahaan dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan produk atau jasa perusahaan tersebut, sehingga
perusahaan dapat melakukan perbaikan pada hal yang dianggap kurang oleh
pelanggan.
3. Ghost Shopping
Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang
perusahaan(ghost shopper) untuk bersikap sebagai pelanggan di perusahaan
pesaing,dengan tujuan para ghost shopper tersebut dapat mengetahui
kualitas pelayanan perusahaan pesaing sehingga dapat dijadikan sebagai
koreksi terhadap kualitas pelayanan perusahaan itu sendiri.
4. Analisa pelanggan yang hilang
Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi kembali
pelanggannya yang telah lama tidak berkunjung atau melakukan pembelian
lagi di perusahaan tersebut karena telah berpindah ke perusahaan
pesaing.Selain itu, perusahaan dapat menanyakan sebab-sebab
berpindahnya pelanggan ke perusahaan pesaing.
Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya adalah hubungan antara perusahaan dan pelanggan jadi
harmonis,memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya
loyalitaspelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut
yangmenguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik
dimatapelanggan, dan laba yang diperoleh menjadi meningkat.
15
2.1.5 Hubungan Antar Variabel
Dalam penelitian ini, kepuasan konsumen dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain : tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
Berikut ini adalah penjelasan hubungan keterkaitan antara variabel
independendengan variabel dependent.
2.1.5.1 Hubungan Reliability dengan Kepuasan Konsumen
Parasuraman, dkk. (1998) dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006 : 182)
berpendapat kehandalan (reliability) yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan seusai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan
terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti
ketepatanwaktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan, sikap yangsimpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. Pemenuhan janji
dalam pelayanan akan mencerminkan kredibilitas perusahaan. Menurut Zeithaml.
et al. 1985 (Avilianidan Wilfridus 1997 : 10) kehandalan (reliability) adalah
pemenuhan janji pelayanan segera dan memuaskan dari perusahaan. Atribut
atribut yang berada dalam dimensi ini antara lain adalah (Parasuraman, 2005)
dalam Ramdan (2008) :
a. Memberikan ketepatan waktu bila berjanji
b. Melakukan pelayanan dengan jujur
c. Bersikap Hati – hati untuk menghindari kesalahan.
Hubungan kehandalan dengan kepuasan konsumen adalah
kehandalanmempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin
baikpersepsi konsumen terhadap kehandalan perusahaan maka kepuasan
konsumenjuga akan semakin tinggi. Dan jika persepsi konsumen terhadap
kehandalan burukmaka kepuasan konsumen juga akan semakin rendah.
16
2.1.5.2 Hubungan Responsiveness dengan Kepuasan Konsumen
Yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tangap, yang meliputi kesigapan
karyawandalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani
transaksi sertapenanganan keluhan pelanggan.
Menurut Parasuraman. Dkk. 1998 (lupiyoadi & Hamdani, 2006 : 182)daya
tanggap (responsiveness) yaitu suatu kebijakan untuk membantu
danmemberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada
pelanggan,dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen
menunggu merupakan persepsi yang negative dalam kualitas
pelayanan.Berdasarkan banyak studi yang dilakukan, ada satu hal yang sering
membuat pelangan kecewa, yaitu pelanggan sering diping – pong saat
membutuhkan informasi. Dari staf yang satu dioper kestaf yang lain kemudianstaf
yang lain tidak mengetahui atau menjawab hal apa yang diinginkan oleh
pelanggan. Sunguh pelayanan yang tidak tanggap dan pasti akan membuat
pelanggan merasa tidak puas. Daya tanggap / ketanggapan yang diberikan oleh
perusahaan dengan baik akan meningkatkan kepuasan yang dirasakan oleh
konsumen. Terdapat atribut - atribut yang ada dalam dimensi ini menurut
(Pasuraman, 2005) dalam Ramdan (2008) adalah:
a. Siap membantu pelanggan..
b. Kecepatan dalam pelayanan.
c. Komunikasi yang lancar
Hubungan daya tanggap dengan kepuasan konsumen adalah daya
tanggap mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.
Semakinbaik persepsi konsumen terhadap daya tanggap perusahaan maka
kepuasan konsumen juga akan semakin tinggi. Sebaliknya jika persepsi
17
konsumen terhadap daya tanggap buruk maka kepuasan konsumen juga akan
semakin rendah.
2.1.5.3 Hubungan Assurance dengan Kepuasan Konsumen
Kotler (2001 : 617) mendefinisikan keyakinan (assurance) adalah
pengetahuan terhadap produk secara tepat, kesopan santunan karyawan dalam
memberi pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan
dalam memberikan keamanan dan kemampuan dalam menanamkan
kepercayaan dan keyakinan pelanggan terhadap perusahaan.
Menurut Parasuraman. Dkk. 1998 (Lupiyoadi & Hamdani, 2006 : 182)
yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuannya terhadap produk
secara tepat, keramah tamahan, perhatian dan kesopanan, ketrampilan dalam
memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan dalam
memanfaatkan jasayang ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki
para staf, bebas daribahaya, resiko atau pun keraguan. Pengetahuan, kesopan
santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan dapat menumbuhkan rasa
percaya para pelanggan kepada perusahaan.
Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman , 2005)
dalam Ramdan (2008):
a. Karyawan yang mempunyai pengetahuan memadai
b. Membuat konsumen merasa aman saat menggunakan jasa pelayanan
perusahaan serta trampil dalam melaksanakan tugas.
c. Pelayanan yang sopan.
Jaminan (assurancce) yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan
para pegawai objek wisata dalam melayani kebutuhan pelanggan, etika para
pegawai, dan jaminan keamanan dari perusahaan atas pelanggan saat
berkunjung ke objek pariwisata. Adanya jaminan keamanan dari suatu
18
perusahaan akan membuat pelanggan merasa aman dan tanpa ada rasa ragu-
ragu untuk melakukan rekreasi, disamping itu jaminan dari suatu perusahaan
pariwisata akan berpengaruh pada kepuasan konsumen karena apa yang
diinginkan pelanggan dapat dipenuhi oleh perusahaan yaitu dengan
pengetahuan dan ketrampilan dari pegawai objek wisata tersebut. Kesopanan
dan keramahan dari pegawai objek wisata akan membuat pelanggan merasa
dihargai sehingga mereka puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan.
Hubungan jaminan dengan kepuasan konsumen adalah jaminan
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin baik
persepsi konsumen terhadap jaminan yang diberikan oleh perusahaan
makakepuasan konsumen juga akan semakin tinggi. Sebaliknya jika persepsi
konsumen terhadap jaminan yang diberikan oleh perusahaan buruk maka
kepuasan konsumen juga akan semakin rendah.
2.1.5.4 Hubungan Emphaty dengan Kepuasan Konsumen
Menurut Parasuraman. Dkk. 1998 dalam Lupiyoadi dan Hamdani
(2006:182), empati (emphaty) yaitu perhatian dengan memberikan sikap yang
tulus dan berifat individual atau pribadi yang diberikan perusahaan kepada
pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan
karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha perusahaan untuk
memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan, dimana suatu perusahaan
diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami
kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang
nyaman bagi pelanggan. Menurut pengertian dia atas dapat disimpulkan
kepedulian yaitu perhatian khusus atau individu terhadap segala kebutuhan dan
keluhan pelanggan, dan adanya komunikasi yang baik antara pegawai objek
19
wisata dengan pelanggan.Dengan adanya perhatian khusus dan komunikasi
yang baik dari pegawai suatu objek wisata atas pelanggan akan berpengaruh
juga pada kepuasan pelanggan,karena pelanggan akan merasa diperhatikan
oleh perusahaan yaitu apa yang dibutuhkan dan dikeluhkannya ditanggapi
secara baik oleh pihak perusahaan.
Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini menurut(Parasuraman , 2005)
dalamRamdan (2008) adalah :
a. Memberikan perhatian individu kepada konsumen.
b. Tanggung jawab keamanan dan kenyamanan.
c. Mengutamakan kepentingan pelanggan.
Hubungan kepedulian dengan kepuasan konsumen adalah kepedulian
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin baik
persepsi konsumen terhadap kepedulian yang diberikan oleh perusahaan maka
kepuasan konsumen juga akan semakin tinggi, dan jika persepsi konsumen
terhadap kepedulian yang diberikan oleh perusahaan buruk maka kepuasan
konsumen juga akan semakin rendah.
2.1.5.5 Hubungan Tangible dengan Kepuasan Konsumen
Jasa merupakan suaru bentuk yang tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium
dan tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran
daripelayanan. Pelanggan akan menggunakan indera penglihatan untuk menilai
suatukulitas pelayanan.
Menurut Zeithaml. et al. 1985 (Aviliani dan Wilfridus, 1997: 10) wujudfisik
(tangible) adalah kebutuhan pelanggan yang berfokus pada fasilitas fisikseperti
gedung dan ruangan, tersedia tempat parkir, kebersihan, kerapian
dankenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan, sarana komunikasi
sertapenampilan karyawan.
20
Bukti fisik yang baik akan mempengaruhi persepsi pelanggan. Pada
saatyang bersamaan aspek ini juga merupakan salah satu sumber yang
mempengaruhiharapan pelanggan. Karena dengan bukti fisik yang baik maka
harapan konsumenmenjadi lebih tinggi. Oleh karena itu merupakan hal yang
penting bagiperusahaan untuk mengetahui seberapa jauh aspek wujud fisik yang
paling tepat,yaitu masih memberikan impresi positif terhadap kualitas pelayanan
yangdiberikan tetapi tidak menyebabkan harapan pelanggan yang terlalu tinggi,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan
kepuasankepada konsumen. Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini menurut
(Parasuraman , 2005) dalam Ramdan (2008) adalah :
a. Penataan interior dan eksterior
b. Kerapian dan kebersihan ruangan
c. Teknologi yang digunakan.
Hubungan wujud fisik dengan kepuasan konsumen adalah wujud fisik
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin baik
persepsi konsumen terhadap wujud fisik maka kepuasan konsumen juga akan
semakin tinggi dan sebaliknya jika persepsi konsumen terhadap wujud fisik buruk
maka kepuasan konsumen juga akan semakin rendah.
2.2 Penelitian Terdahulu
2.2.1 Penelitian Agung Utama
Penelitian dilakukan Agung Utama, (2003) tentang Analisi pengaruh
persepsi kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan Rumah Sakit
Umum Cakra Husada Klaten . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
konsumen/pasien yang berada di Rumah Sakit Cakra Husada pada tahun
2003 yang berjumlah 1324 orang di Klaten dengan sampel yang diambil
sebanyak 93 orang responden. Metode analisis data yang dipakai dalam
penelitian ini adalah Metode Analisis Regresi Berganda dengan
21
menggunakan alat pengumpulan data kuesioner yang dibagikan kepada
responden. Berdasarkan hasil pengujian statistik, dengan menggunakan uji t
menunjukkan bahwa variabel Reliability, Responsiveness, Assurance,
Emphaty dan Tangible mempunyai taraf signifikan < 0,05 sehingga variabel-
variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan (pasien) RSU Cakra Husada Klaten baik secara individual
maupun secara serempak atau bersama-sama.
2.2.2 Penelitian Rustika A.M Wahyuddin
Penelitian dilakukan Rustika A.M Wahyuddin , (tentang Analisis Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Matahari
Departement Store. Penelitian ini dilakukan pada Solo Grand Mall dengan
metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Adapun variabel yang diteliti , Tangible sebagai variabel X1
Reliability sebagai variabel X2,, Responsiveness sebagai variabel X3,
Assurance variabel X4, Emphaty X5., berdasarkan hasil analisis regresi 0,475
X1 + 0,525 X2 +0,792 X3 +0,607 X4 +0,912X5 Artinya jika variabel Tangible
0,475 bertambah sebesar satu skala maka akan meningkatkan Reliability
sebesar 0,525 jika nilai Reliability bertambah sebesar satu skala maka
Responsiveness akan meningkat sebesar 0,792 jika nilai Responsiveness
bertambah sebesar satu skala maka nilai Assurance akan meningkat sebesar
0,607. jika nilai Assurance bertambah sebesar satu skala maka Emphaty juga
akan ikut meningkat sebesar 0,912. Hubungan antara variabel Tangible,
Reliabitiy, Responsiveness, Assurance dan Emphaty di nilai berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Konsumen.
Hal ini dinyatakan dengan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,392. Serta
dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,153 atau 15,3 %. Hasil uji t
menunjukkan bahwa variabel Tangible, Reliabitiy, Responsiveness dan
22
Assurance secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen
pada Matahari Departement Store pada Solo Grand Mall, uji hipotesis secara
simultan yang signifikan 0,475 < 0,05 ini berarti Ho ditolak Ha diterima.
Artinya secara bersama-sama variabel Tangible, Reliabitiy, Responsivenes,
Assurance dan Emphaty berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen pada Matahari Departement Store pada Solo Grand Mall,
Departement Store pada Solo Grand Mall,harus memperhatikan dan
mempertahankan kualitas layanan dalam menilai persepsi konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian produk, karena faktor tersebut sangat
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini berarti
merupakan peluang bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas
produk dalam menunjang keberhasilan perusahaan.
2.2.3 Penelitian Oldy ArdhanaPenelitian dilakukan oleh Oldy Ardhana, (2010) tentang Analisis
Pengaruh Kualitas Layanan, Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pelanggan.
(studi kasus pada Bengkel Caesar Semarang) Penelitian yang digunakan adalah
tipe eksplanatori. Unit analisis dalam penelitian ini adalah 85 responden yakni
konsumen pengguna jasa pada bengkel Caesar Semarang. Penelitian ini
menggunakan accidental sampling dimana pengambilan sampel dilakukan
secara kebetulan dan tidak ditentukan atau direncanakan terlebih dahulu.Hasil
analisis dengan perhitungan SPSS dapat disimpulkan sebagai berikut.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kualitas layanan
terhadap kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa bengkel Caesar
Semarang,dimana thitung sebesar 4,666> ttabel sebesar 1,989. Terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara Harga terhadap kepuasan konsumen dimana thitung
sebesar 5,147> ttabel sebesar 1,989. Dari hasil regresi berganda diperoleh hasil
23
bahwa Lokasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan . Hal ini dibuktikan dengan nilai Fhitung sebesar 16,417 > Ftabel
sebesar 3,98.
Dari nilai koefisien determinasi terlihat bahwa Kualitas Layanan, Harga,
dan Lokasi mempengaruhi keputusan palanggan sebesar 26,9%. Sedangkan
sisanya 100%-26,9% = 73,1% dipengaruhi oleh variabel lain. Saran yang dapat
disampaikan adalah Bengkel Casesar Semarang sebaiknya meningkatkan
kualitas layanan dari segi kecekatan, ketelitian dan harga agar berbeda dari
para pesaingnya serta meningkatkan citra merek melalui komunikasi pemasaran
sehingga konsumen lebih mengetahui keunggulan Bengkel Caesar Semarang.
Tabel 2.1. Penelitian Mapping
No Peneliti Judul Variabel Teknik analisis
Hasil
1 Agung Utama2003
Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan Terhadap KepuasanPelanggan Rumah Sakit Umum Cakra Husada Klaten
Variabel Independent= reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangibles.Variabel Dependent= Kepasan Pelanggan
Analisis regresi berganda
tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap kepuasan pelanggan (pasien) RSU Cakra Husada Klaten baik secara individual, maupunsecara serempak atau bersama-sama
2 Rustika AtmawatiM.Wahyuddin
Analisis Pengaruh Kualitas PelayananTerhadap Kepuasan konsumen Pada Matahari Departement Store di Solo Grand Mall
Variabel Independent= reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangibles.Variabel Dependent= Kepasan Pelanggan
Analisis regresi berganda
bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan,dan empati berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen
3 Oldy Ardhana2010
Analisis pengaruh kualitas layanan, harga dan lokasi terhadap kepuasan pelanggan (studi pada Bengkel Caesar Semarang)
Kualitas layanan, harga, lokasi, kepuasan pelanggan
Analisis regresi linier berganda
Kualitas layanan, harga dan lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan
Sumber : Penelitian terdahulu (perpustakaan online)
24
Reliability
Responsiveness
assurance
Empathy
Tangible
Kepuasan Konsumen
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
disusun sebuah kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Sumber : (Tjiptono,Fandy 2005)
2.2. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide untuk mencari fakta yang harus
dikumpulkan. Hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara atau dugaan yang
paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan
masalah yang ada, maka hipotesis yang di angkat dalam penelitian ini adalah :
H1 : Diduga Reliability mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen.
H2 : Diduga Responsiveness mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen.
H3 : Diduga Assurance mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen.
H4 : Diduga Empathy mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen.
H5 : Diduga Tangible mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen.
25
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus, yaitu suatu pendekatan yang mengambil
obyek penelitian untuk dianalisis secara intensif dan telitiagar diperoleh gambaran lengkap
mengenai permasalahan yang berkaitan dengan obyek tersebut. Penelitian ini menganalisa
hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya dalam ruang lingkup obyek yang diteliti (Hotel Aston Manado).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Hotel Aston Manado. Tempat ini dipilih karena merupakan
salah satu hotel favorite terutama bagi turis mancanegara. Periode waktu penelitian di mulai
dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2011. Karena penulis harus menyelesaikan karya tulis
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Ekonomi
Universitas Sam Ratulangi Manado.
3.3. Prosedur Penelitian
Penulis melakukan kajian awal dengan melakukan studi literatur baik studi kepustakaan
maupun membaca melalui internet. Kemudian melakukan pengidentifikasian tentang masalah,
merumuskannya, menetapkan tujuan / manfaat penelitian, kemudian membatasi masalah ke
lingkup yang disesuaikan dengan penelitian saat ini. Perancangan dan persiapan survei pada
objek penelitian yang telah ditentukan, kemudian pengumpulan data baik primer maupun
sekunder. Melakukan pengolahan data, membahasnya kemudian menarik kesimpulan dan
memberikan saran-saran guna melengkapi penelitian.
26
Perancangan dan Persiapan Survei
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer
PengolahanData
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Kajian AwalStudi Literatur,
Identifikasi masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Batasan
Penelitian
Gambar 3.1.Prosedur Penelitian
Sumber : (Bambang Supomo,2002)
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Dajan (1996), populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu
atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Berdasarkan cirri dan karakteristik tersebut,
populasi dapat dipahami sebagai kelompok individu atau proyek pengamatan yang minimal
memiliki satu persamaan karakteristik (Emory, 1995). Populasi dalam penelitian ini adalah
pengunjung Hotel Aston Manado yang memakai jasa dan fasilitas dari pihak hotel.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002 :109).Teknik
pengambilan sampel tamu hotel dilakukan dengan metode accidental sampling. Dengan
demikian siapa saja yang sedang menginap di Hotel Aston Manado atau yang pernah
menginap minimal satu kali dan secara kebetulan bertemu dengan peneliti, maka dijadikan
27
sebagai responden. Populasi dan Sampel yang didapat dalam penilitian ini terdiri dari 50 orang,
yaitu 37 orang laki – laki dan 13 orang perempuan.
3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalampenelitian ini adalah :
Variabel bebas (independent), yang terdiri dari :
1. Keandalan/ reliability (X1)
Keandalan merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat dan memuaskan (Tjiptono,2006:70). Selanjutnya variabel keandalan
(reliability) diukur dengan indikator sebagai berikut :
a. Ketepatan waktu bila berjanji
b. Jujur dalam pelayanan
c. Berusaha menghindari kesalahan
2. Daya Tanggap/ responsiveness (X2)
Daya tanggap merupakan keinginan para staf untuk membantu para konsumen dan
memberikan pelayanan dengan tanggap (Tjiptono,2006:70). Selanjutnya variabel daya
tanggap (responsiveness) diukur dengan indikator sebagai berikut :
a. Siap membantu pelanggan
b. Kecepatan dalam pelayanan
c. Komunikasi yang lancar
3. Jaminan/Assurance (X3)
Jaminan merupakan pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan
(Tjiptono,2006:70). Variabel jaminan (assurance) diukur melalui indikatornya :
a. Pelayanan sopan
b. Trampil dalam melaksanakan tugas
28
c. Pengetahuan memadai
4. Empati/Emphaty (X4)
Empati merupakan kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan (Tjiptono,2006:70). Variabel
empati (empathy) diukur melalui indikatornya :
a. Perhatian kepada pelanggan
b. Tanggungjawab keamanan dan kenyamanan
c. Mengutamakan kepentingan pelanggan
5. Bukti Fisik/tangible (X5)
Bukti fisik merupakan fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi
(Tjiptono,2006:70). Selanjutnya variabel bukti fisik (tangible) diukur dengan indikator
sebagai berikut :
a. Penataan interior dan eksterior
b. Kerapian dan kebersihan ruangan
c. Teknologi yang digunakan
Variabel terikat (dependent), yaitu :
Kepuasan Pelanggan (Y)
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang
diharapkan (Kotler,2005:70).
Variabel kepuasan pelanggan diukur menggunakan indikator sebagai berikut :
a. Perusahaan mau berdisikusi
b. Reputasi perusahaan dipercaya
c. Karyawan mengetahui dengan baik produk yang ditawarkan
d. Produk baru yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan
29
Indikator-indikator di atas di ukur dengan skali penilaian Likert yang memiliki lima tingkat
preferensi jawaban yang masing-masing mempunyai skor 1-5 dengan rincian sebagai berikut :
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu atau netral
4 = setuju
5 = sangat setuju
Skala likert merupakan skala yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang/sekelompok orang tentang fenomena social (Sugiyono, 2001). Skala ini
banyak digunakan karena mudah dibuat, bebas memasukkan pernyataan yang relevan,
reliabiltas yang tinggi dan aplikatif pada berbagai aplikasi. Penelitian ini menggunakan sejumlah
statement dengan 5 skala yang menunjukkan setuju atau tidak setuju terhadap statement
tersebut.
3.6 Data dan Sumber Data
Data adalah semua keterangan yang dijadikan responden, maupun yang berasal dari
dokumen, baik dalam bentuk statistic/dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian. Data
diperoleh dengan nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi (Kuncoro, 2001).
Data dapat di klasifikasikan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif.
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skali numerik atau angka (Kuncoro,
2001).
2. Data kualitatif
Dalam data ini Kuncoro (2001) mendefinisikan bahwa data kualitatif adalah data yang tidak
berbentuk angka dan tidak dapat diukur dalam skala numerik.
Menurut Indrianto dan Supomo (1999) berdasarkan sumbernya, sumber data umunya
berasal dari :
30
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,
dicatat untuk pertama kalinya dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang
diteliti. Data primer ini didapat melalui kuesioner (daftar pertanyaan) yang dibagikan kepada
responden yang disusun berdasarkan variabel yang telah ditentukan dengan menyediakan
jawaban alternative. Data primer dalam penelitian ini adalah data mengenai tanggapan
responden terhadap variabel kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen serta data yang
menunjukkan keputusan menginap yang dilakukan responden.
2. Data Sekunder
Data tingkat kunjungan, tingkat hunian kamar di Hotel Aston, serta gambaran umum data
sekunder adalah data yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Dalam
penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah referensi yang diperoleh melalui studi
kepustakaan, untuk memperleh informasi dari buku-buku referensi, dan sumber lainnya
yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder ini mengacu pada objek penelitian
yakni Hotel Aston Manado.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan disini meliputi tiga macam yaitu :
1. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan
responden, yaitu dengan daftar pertanyaan untuk diisi dengan keterangan-keterangan oleh
responden selama proses wawancara.
2. Kuesioner
Kuesioner atau daftar pertanyaan merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya tertutup dan
31
terbuka dengan jawaban yang telah disediakan, dan harus diisi oleh responden dengan
cara memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia beserta alasannya.
3. Studi kepustakaan
Merupakan pengumpulan data dengan tujuan untuk mengetahui berbagai
pengetahuan atau teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian,
diantaranya berasal dari buku, majalah,jurnal, ataupun berbagai literatur yang relevan
dengan penelitian.
3.8 Analisis Data
3.8.1. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif adalah analisis yang didasarkan pada data yang diperoleh dari para
responden dan dinyatakan dalam bentuk tabulasi data. Dalam penelitian ini analisis
berdasarkan uraian hasil jawaban dari kuesioner yang telah dibagikan kepada konsumen / tamu
yang telah menginap di Hotel Aston Manado.
3.9 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy terhadap kepuasan konsumen
dalam menggunakan jasa Hotel Aston Manado. Model hubungan nilai pelanggan dengan
variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut (Ghozali,
2005:82) :
Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Dimana :
Y = Kepuasan Konsumen
32
b1 = Koefisien regresi variabel X1 (reliability)
b2 = Koefisien regresi variabel X2 (responsiveness)
bз = Koefisien regresi variabel X3 (assurance)
b4 = Koefisien regresi variabel X4 (empathy)
b5 = Koefisien regresi variabel X5 (tangible)
X1 = Kehandalan (Reliability)
X2 = Daya tanggap (Responsiveness)
X3 = Jaminan (Assurance)
X4 = Empati / kepedulian (Empathy)
X5 = Bukti fisik (Tangible)
e = error / variabel pengganggu
3.10 Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Uji Signifikansi (pengaruh nyata) variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)
baik secara bersama-sama (serentak) maupun secara parsial (individual) dilakukan dengan
uji statistik F (F-test) dan uji statistik t (t-test).
a. Uji F-statistik
Uji ini digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis ini dirumuskan sebagai
berikut :
Hа : b1,b2,b3,b4,b5 > 0 , atau Ha : b1,b2,b3,b4,b5 = 0 makan Ha diterima dan Ho ditolak.
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel
independen (X1 s/d X5) terhadap variabel dependen (Y).
b. Uji t-statistik
33
Uji keberartian koefisien (bi) dilakukan dengan statistik-t (student-t). Hal ini digunakan
untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Adapun
hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
Ha : b1 > 0 , atau Ho : b1 = 0 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat pengaruh
yang signifikan secara parsial dari variabel independen (X1 s/d X5) terhadap variabel
dependen (Y).
2. Untuk menguji dominasi variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dilakukan
dengan melihat pada koefisien beta standar.
3. Koefisien determinasi (R²)
Koefisien determinasi (adjusted R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
diantara nol sampai satu. Nilai adjusted R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
34
DAFTAR PUSTAKA
Asep M.Ramdan. 2008 Oktober 22. “Hubungan Kualitas Jasa dan kepuasan Konsumen”. (http://asep-m-ramdan.blogspot.com).
Freddy Rangkuti. 2002. Measuring Customer Satisfaction (cetakan ketiga). Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Husein Umar, (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Journal of Retailing, Vol. 64, no. 1, pp 12-37.
Keputusan Menparpostel Nomor KM 37/PW. 340/MPRT-86. www.cari-pdf.com
Kotler, Philip dan A.B Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran Jasa Di Indonesia,Analisis Perencanaan, Implementasi dan pengendalian (Edisi pertama).Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, Philip, 2005, “Manajemen Pemasaran”. Jilid I, Jakarta : Indeks
Lupiyohadi, Rambat, 2001 “Manajemen pemasaran jasa teori dan praktik”, Salemba Empat, Jakarta.
Malcom, McDonald, Keagen, 2000. Consumer Behavior. McGraw-Hill College.
Mangkunegara, 2003. Marketing, Cetakan kesebelas, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Mohamad Iqbal, 2009., Pengaruh Produk, Nilai, Harapan, dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Penyedia Jasa Internet di Jabodetabek. (digilib.gunadharma.ac.id).
Mowen, John C. Michael Minor, 2002. Perilaku Konsumen. Jilid 2 Edisi kelima, Erlangga, Jakarta.
Mowen, John C. Michael Minor, 2005. Perilaku Konsumen. Jilid 2 Edisi kelima, Erlangga, Jakarta.
Nugroho, 2006. Pengantar Bisnis, Edisi II, BPFE, Yogyakarta.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, (2002). Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta.
Rambat Lupiyoadi. 2004. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Pratek. Jakarta: PT salemba Empat.
Saladin, B. 2003. Manajemen Pemasaran Jasa, Ghalia Indonesia, Jakarta.
35
Schiffman dan Kanuk, 2007. Analisis Prilaku Konsumen, Edisi Pertama BPFE, Yogyakarta.
SK. Menhub. RI. No. PM 10/PW.391/ Phb-77.
Sodik (2004). Analisis Konsekuensi Keperilakuan Kualitas Layanan; Suatu Kajian Empirik. Usahawan, No. 02 Tahun xxxi pp. 29-36.
Stanton, 2000. Asas-asas Pemasaran, Edisi 1 Penerbit Liberty Yogyakarta.
Sugiyono, (2009). Statistika Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung.
Suliyanto, 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
Sutojo, 2001. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahan) Penerbit Liberty Yogyakarta.
Swasta, Basu dan T Hani Handoko, 2002. Manajemen Pemasaran; suatu pendekatan strategi dengan orientasi global, edisi kedua, Erlangga, Jakarta.
Tjiptono, Fandy (2005). Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing, Malang.
Tjiptono, Fandy, 2006, Manajemen Jasa, Andi Offset: Yogyakarta.
Zeithaml L, Valerie A; A. Parasuraman; Leonardo L. Berry, 1998, “Servqual a multiple-item scale for measuring consumer perception of service quality”.
Zeithaml, V.A, Bitner, M.J. & Gremler. D. 2009. Services Marketing: Integrating Customer Focus Accross The Firm. USA: 5th Edition Mc Graw-Hill.
36