beta galaktosidase
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR
KI-3261 METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK
Percobaan 8
INDUKSI β-GALAKTOSIDASE
Nama : Nisrina Rizkia
NIM : 10510002
Kelompok : 6
Tanggal Percobaan : 04 April 2013
Tanggal Laporan : 11 April 2013
Asisten Praktikum : Ka Aisyah
LABORATORIUM BIOKIMIAPROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
INDUKSI β-GALAKTOSIDASE
I. Tujuan
Menentukan aktivitas enzim β-galaktosidase secara kolorimetri.
II. Dasar Teori
Enzim β-galaktosidase adalah enzim hidrolase yang berfungsi untuk
mempercepat reaksi konversi dari galaktosida menjadi galaktosa, seperti laktosa
menjadi monosakarida yaitu galaktosa dan glukosa. Sintesis β-galaktosidase
dikendalikan oleh sistem pengendalian ekspresi genetik yaitu lac operon. Operon
adalah unit DNA genomik yang terdiri dari kluster gen yang berfungsi di bawah
kontrol promotor atau suatu sinyal tunggal. Lac operon adalah operon yang
mengendalikan ekspresi gen-gen untuk transpor dan metabolisme laktosa.
Aktivitas β-galaktosidase dapat ditentukan secara kolorimetri untuk mempelajari
ekspresi gen pada sistem lac-operon. ONPG (orto-nitrofenil- β-D-galaktopiranosida)
digunakan sebagai substrat pengganti laktosa. ONPG adalah senyawa yang tidak
berwarna, adanya aktivitas β-galaktosidase ditunjukkan dengan adanya warna kuning
karena terbentuknya ONP (orto-nitrofenol) dan memiliki serapan maksimum pada 420
nm.
III. Data Pengamatan
Pengukuran Optical Density (OD) pada λ = 600 nm
Sampel Absorbansi
NB 0.53
NB + Laktosa 0.537
NB + Glukosa + Laktosa 0.712
NB + Glukosa 0.414
NB + Sukrosa 0.536
NB + Maltosa 0.535
Absorban dari berbagai media
SampelAbsorban pada T tertentu (λ = 420 nm)
0 10 20 30 40
NB 0.131 0.136 0.355 0.340 0.287
NB + Laktosa 0.043 0.193 0.334 0.120 0.162
NB + Glukosa + Laktosa 0.027 0.202 0.342 0.264 0.379
NB + Glukosa 0.045 0.087 0.123 0.082 0.169
NB + Sukrosa 0.050 0.089 0.210 0.184 0.268
NB + Maltosa 0.083 0.107 0.236 0.237 0.136
IV. Perhitungan dan Pengolahan Data
0 5 10 15 20 25 30 35 40 450
0.050.1
0.150.2
0.250.3
0.350.4
Kurva Absorban Vs Waktu
NBNB+laktosaNB+glukosa+laktosaNB+glukosaNB+sukrosaNB+maltosa
t (menit)
Abso
rban
Aktivitas enzim = A 420
t inkubasi xVolume xOD600
Misal tabung pertama untuk kultur NB dengan waktu inkubasi 10
Aktivitas enzim = 0.136
10 x 0.00167 x 0.53 = 15.37 menit-1 L-1
Dengan cara yang sama dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
SampelAktivitas Enzim (menit-1 L-1)
0 10 20 30 40
NB 0 15.37 20.05 12.80 8.11
NB + Laktosa 0 21.52 18.62 4.46 4.52
NB + Glukosa + Laktosa 0 16.99 14.38 7.40 7.97
NB + Glukosa 0 12.58 8.90 3.95 6.11
NB + Sukrosa 0 9.94 11.73 6.85 7.49
NB + Maltosa 0 11.98 13.21 8.84 3.81
0 5 10 15 20 25 30 35 40 450
5
10
15
20
25
Aktivitas Enzim Beta-Galaktosidase
NBNB+laktosaNB+laktosa+glukosaNB+glukosaNB+sukrosaNB+maltosa
t (menit)
Aktiv
itas e
nzim
men
it-1
L-1
V. Pembahasan
Operon adalah sekumpulan gen yang diapit oleh sepasang terminator dan promoter,
produk-produknya memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dan ditranskripsi bersama-sama
sebagai suatu kesatuan. Daerah operon adalah daerah yang berperan dalam regulasi ekspresi
gen. Contohnya saja operon lac yaitu operon yang mengendalikan kemampuan metabolism
laktosa pada bakteri E.Coli. Dalam operon lac terdapat tiga macam gen structural yang
mengkode protein yang berbeda yaitu gen Z untuk mengkode β-galaktosidase yang akan
menghidrolisis lakosa menjadi glukosa dan galaktosa, gen Y untuk mengkode permease yang
akan membawa laktosa ke dalam sel dan gen A untuk mengkode transasetilase yang akan
mentransfer gugus asetil dari acetyl-CoA ke β-galaktosidase. Masing-masing gen structural
tersebut mempunyai kodon inisiasi dan terminasi yang berbeda-beda, namun ekspresinya
dikendalikan oleh satu promoter yang sama. Saat transkripsi, operon lac menghasilkan satu
mRNA yang membawa kode-kode genetik untuk tiga macam polipeptida yang berbeda.
Ketiga gen struktural tersebut diatur ekspresinya oleh satu promoter yang sama (p). Operator
adalah bagian dari promoter tempat penempelan protein repressor yang dikode oleh gen I
(Warianto, 2011). Operon lac dibutuhkan dalam transport dan metabolism dari laktosa pada
E.coli dan berbagai macam bakteri lainnya. Operon diregulasi oleh adanya glukosa dan
laktosa. Gen structural akan aktif apabila ada induksi dari laktosa. Bila tidak adanya laktosa,
gen lac I akan menghasilkan protein repressor yang mengikat operator lac dan mencegah
terjadinya transkripsi karena RNA polimerase tidak lagi mengikat. Akan tetapi, saat aktossa
ditambahkan, repressor lac I akan terlepas karena terikat pada alolaktosa lalu transkripsi
ketiga gen structural akan berjalan (Joung, 2000).
Aktivitas operon dikendalikan oleh system regulasi positif dan negative. Pengendalian
positif pada suatu operon adalah operon dapat diaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator.
Sedangkan pengendalian negatif adalah operon dinonaktifkan oleh produk ekspresi gen
regulator. Terdapat dua macam produk gen regulator yaitu aktivator yang berperan dalam
pengendalian positif dan repressor yang berperan dalam pengendalian neagatif. Pengikatan
aktivator atau repressor pada promoter ditentukan oleh keberadaan suatu molekul efektor
yang biasanya merupakan molekul kecil. Molekul efektor yang mengaktifkan ekspresi suatu
gen disebut induser dan yang bersifat menekan ekspresi suatu gen disebut repressor. Pada
keadaan tidak ada laktosa, repressor lac akan berada dalam konfigurasi aktifnya. Sedangkan,
apabia terdapat laktosa, alolaktosa akan mengikatkan diri pada repressor lac dan mengubah
konformasinya, menghilangkan repressor untuk mengikatkan diri pada operator. Operator lac
akan menghasilkan mRNA untuk enzim-enzim jalur laktosa, hal tersebut dapat dilihat pada
gambar 1 dan 2.
Gambar 1. Pengaruh adanya laktosa Gambar 2. Pengaruh tidak adanya laktosa
Enzim β-galaktosidase dapat disintesis dalam jumlah yang layak, apabila terdapat laktosa
dan rendahnya glukosa. E.coli dapat mengetahui konsentrasi glukosa dengan mengandalkan
interaksi antara protein pengatur alosteik dengan suatu molekul organik yang berukuran kecil.
Molekul kecil tersebut adalah AMP siklik (cAMP) dan akan berakumulasi bila tidak ada glukosa.
Protein yang mengatur hal tersebut adalah protein repressor cAMP (cAMP reseptor protein atau
CRP) yang merupakan aktivator transkripsi. Ketika cAMP terikat pada CRP, protein akan
berubah ke bentuk aktifnya dan mengikatkan diri pada tempat tertentu di sebelah promoter lac.
Penempelan CRP pada DNA membuat RNA polymerase mudah terikat pada promoter dan
memulai proses transkripsi operon. Apabila jumlah glukosa meningkat maka cAMP akan
menurun dan CRP akan lepas dari operon lac. Keadaan dari repressor lac akan menentukan ada
atau tidaknya transkripsi gen operon lac. Kondisi CRP akan mengontrol laju transkripsi apabila
opero bebas dari repressor.
Pada percobaan ini dilakukan penentuan aktivitas β-galaktosidase yang diinduksi oleh
berbagai jenis gula. Medium yang digunakan ditambahkan dengan berbagai jenis gula, dalam
praktikum kali ini adalah NB, NB + laktosa, NB + glukosa + laktosa, NB + glukosa, NB +
sukrosa dan NB + maltosa. Sebelumnya medium yang sudah ditambahkan berbagai jenis gula ini
disentrifugasi untuk mengendapkan bakteri dan memisahkannya dari media. Buffer Z untuk
mencuci sisa media yang masih ada, sentrifuga dilakukan beberapa kali agar bakteri dapat
terpisahkan dengan baik. Kloroform berfungsi untuk mengekstrak komponen sel yang sudah
tidak dibutuhkan. SDS untuk merusak membrane sel agar terjadi proses lisis sel. Setelah itu
diinkubasi pada suhu 37oC karena suhu optimum untuk kerja β-galaktosidase. Penambahan
ONPG (orthonitrofenil-β-galaktopiranosida) digunakan sebagai substrat. Lalu diinkubasi untuk
mengoptimumkan kerja enzim dan kemudian ditambahkan Na2CO3, Na2CO3 bersifat basa dan
akan mengubah pH larutan, sehingga kerja enzim terganggu dan aktivitasnya akan menurun.
Penyimpanan dalam es pun akan membuat enzim tidak bekerja. Setelah itu disentrifugasi, dan
akan didapatkan fasa ONP hasil hidrolisis dan fasa organik (kloroform dan SDS). Kemudian
diukur absorban dari cairan tersebut dan jangan sampai fasa organik terambil dalam pengukuran.
Pada pengukuran untuk waktu nol menit, didapatkan absorbansi yang tidak nol untuk
semua tabung dengan berbagai media. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh lamanya
penambahan Na2CO3 dan penyimpanan dalam es, dan enzim sudah menunjukkan aktivitasnya
tanpa adanya inkubasi terlebuh dahulu. Pada tabung pertama yang hanya berisi NB. Akibatnya
bakteri akan memiliki sedikit ATP namun molekul cAMP akan banyak. cAMP akan mengikat
protein CRP dan akan menginduksi pengikatan RNA polimerase. Proses transkripsi akan
berjalan dengan lancar, sehingga absorbannya semakin lama semakin meningkat, namun ternyata
dari data yang diperoleh ada penurunan nilai absorban. Pada tabung kedua, di mana medium
ditambahkan dengan laktosa seharusnya menunjukkan absorban yang paling tinggi di antara
yang lain karena laktosa berperan sebagai induser sehingga ONP lebih banyak terbentuk. ATP
yang dihasilkan sedikit dan jumlah cAMP cukup banyak dan dapat mengikat CRP dan
menginduksi RNA polimerase. Pada tabung ketiga, medium ditambahkan dengan glukosa dan
laktosa. Terdapat laktosa yang berperan sebagai induser namun karena adanya glukosa maka
jumlah ATP akan lebih banyak dibandingkan dengan hanya laktosa saja. Kompleks CRP-cAMP
hanya sedikit sehingga pengikatan RNA polymerase tidak diindukksi. Tanskripsi yang terjadi
akan mengalami penurunan dan ONP yang terbentuk akan menjadi sedikit. Pada tabung
keempat, gula yang ditambahkan adalah glukosa, glukosa sangat mudah untuk menghasilkan
ATP. Jumlah ATP akan banyak dan jumlah cAMP akan sedikit, sehingga pengikatan RNA
polymerase menurun dan transkripsi juga menurun. Repressor pun akan mengikat operator dan
mengganggu proses transkripsi β-galaktosidase. Pada tabung kelima digunakan sukrosa yang
merupakan disakarida sehingga ATP yang akan dihasilkan sedikit, kompleks cAMP-CRP akan
menjadi banyak sehingga pengikatan RNA polimerase terinduksi. Pada tabung keenam, gula
yang ditambahkan adalah maltose, maltose adalah disakarida dan sulit untuk menghasilkan ATP
dibandingkan dengan glukosa, sehingga jumpah cAMP cukup banyak, transkripsi akan
meningkat.
Dari hasil percobaan kali ini maka didapatkan beberapa aktivitas β-galaktosidase, tabung
dengan menggunakan laktosa memberikan aktivitas yang besar dan aktivitas paling kecil
didapatkan untuk tabung dengan penambahan glukosa terlihat pada grafik tren yang dihasilkan
terdapat penurunan aktivitas yang cukup signifikan. Pada percobaan kali ini tren data yang
didapatkan sangatlah buruk, terjadi naik turun absorban pada setiap tabung. Pada tabung pertama
tanpa inkubasi pun seharusnya absorban nya nol. Diantara semua tabung seharusnya tabung
dengan laktosa yang memiliki absorban paling besar yaitu tepatnya pada waktu inkubasi 40
menit. Namun, ternyata absorban terbesar diperoleh untuk glukosa dan laktosa pada menit ke 40.
Hal tersebut sangat jauh berbeda, beberapa kesalahan yang dimungkinkan terjadi adalah selang
waktu penambahan ONPG dan waktu penyetopan reaksi tidak tepat sehingga reaksi melebihi
atau kurang dari yang seharusnya serta kuvet yang digunakan sebaiknya adalah kuvet kuarsa
karena memilki kualitas yang lebih baik dibandingkan kuvet yang digunakan.
Selain operon lac terdapat juga operon triptofan, triptofan lac terdiri dari lima gen
strukturan yang diperlukan untuk konversi asam chorismic enjadi triptofan, lima gen structural
tersebut adalah antrhanilate syntetase (komponen I yang dikode oleh trpE dan komponen II yang
dikode oleh trpD), N-(5′-phosphoribosyl)-anthranilate isomerase/Indole-3-glycerol phosphate
synthase yang disandikan oleh trpC, Tryptophan synthase (β-subunit yang disandikan
oleh trpBI dan α-subunit yang disandikan oleh trpA).
Gambar 3. Trp operon
VI. Kesimpulan
SampelAktivitas Enzim (menit-1 L-1)
0 10 20 30 40
NB 0 15.37 20.05 12.80 8.11
NB + Laktosa 0 21.52 18.62 4.46 4.52
NB + Glukosa + Laktosa 0 16.99 14.38 7.40 7.97
NB + Glukosa 0 12.58 8.90 3.95 6.11
NB + Sukrosa 0 9.94 11.73 6.85 7.49
NB + Maltosa 0 11.98 13.21 8.84 3.81
VII. Daftar Pustaka
J.H. Miller in, Experiment in Molecular Genetics, 1972 Cold Spring Harbor
Laboratories p.352-355
Joung J, Ramm E, Pabo C (2000). A bacterial two-hybrid selection system for studying
protein-DNA and protein-protein interactions. Proc Natl Acad Sci USA 97
(13): 7382–7.
Warianto, Chaidar, 2011, Transkripsi pada Prokariotik, Universitas Airlangga.