anatomi mukosa oral beta

11
ANATOMI MUKOSA ORAL Rongga mulut dilapisi epitel gepeng berlapis (Stratified Squamous Epithelium). Epitel ini ada yang berkeratin dan ada yang tidak berkeratin. Lapisan keratin melindungi rongga mulut terhadap kerusakan selama proses makan dan hanya ada di gingival dan palatum durum. Lamina Propia pada daerah ini memiliki sejumlah papilla yang langsung melekat pada jaringan tulang. Sedangkan epitel gepeng berlapis terdapat pada palatum molle, bibir, pipi, dan dasar mulut. Lamina propia pada daerah ini memiliki papilla mirip dermis kulit dan menyatu dengan submukosa. Fungsi mukosa mulut adalah sebagai: proteksi, sensasi dan aktivitas sekret kelenjar . 1. Fungsi proteksi dilakukan oleh : Epitel mukosa mulut à proteksi à trauma pengunyahan, tekanan, abrasi mikroorganisme + produk toksik Kelenjar liur à saliva : Melembabkan Memfasilitasi proses pengunyahan: amilase (oleh kelenjar liur serosa) à hidrolisis zat tepung à maltose Memfasilitasi rasa, penelanan Antibodi à respon imunitas humoral 2. Fungsi sensasi dilakukan oleh:

Upload: andika-kadut-daneswara

Post on 24-Jul-2015

1.498 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Mukosa Oral Beta

ANATOMI MUKOSA ORAL

Rongga mulut dilapisi epitel gepeng berlapis (Stratified Squamous Epithelium). Epitel ini ada

yang berkeratin dan ada yang tidak berkeratin. Lapisan keratin melindungi rongga mulut

terhadap kerusakan selama proses makan dan hanya ada di gingival dan palatum durum. Lamina

Propia pada daerah ini memiliki sejumlah papilla yang langsung melekat pada jaringan tulang.

Sedangkan epitel gepeng berlapis terdapat pada palatum molle, bibir, pipi, dan dasar mulut.

Lamina propia pada daerah ini memiliki papilla mirip dermis kulit dan menyatu dengan

submukosa.

Fungsi mukosa mulut adalah sebagai: proteksi, sensasi dan aktivitas sekret kelenjar .

1. Fungsi proteksi dilakukan oleh :

Epitel mukosa mulut à proteksi à trauma pengunyahan, tekanan, abrasi

mikroorganisme + produk toksik

Kelenjar liur à saliva :

Melembabkan

Memfasilitasi proses pengunyahan: amilase (oleh kelenjar liur serosa) à

hidrolisis zat tepung à maltose

Memfasilitasi rasa, penelanan

Antibodi à respon imunitas humoral

2. Fungsi sensasi dilakukan oleh:

- Saraf sensoris yang menerima rangsang dari luar melalui bibir dan lidah

- Sel epitel mukosa mulut mengandung reseptor yang merespon rangsang suhu,

sentuhan, sakit, rasa (di lidah)

- Reseptor piala pengecap pada papil lidah (reseptor rasa manis, asam, pahit,

asin),

rasa terhadap air (haus) à tak ada di bagian lain dari tubuh

- Refleks seperti menelan, muntah, mual, salivasi diawali oleh reseptor pada

mukosa mulut.

3. Fungsi sekresi dilakukan oleh kelenjar liur:

Page 2: Anatomi Mukosa Oral Beta

- Kelenjar liur mayor terletak jauh dari permukaan mukosa dengan duktus yang

panjang

- Kelenjar liur minor berhubungan dengan mukosa mulut

4. Fungsi regulasi termal:

- Pada hewan mukosa mulut berperan dalam regulasi suhu tubuh

- Pada manusia tak berperan

Epitel rongga mulut terdiri dari lapisan- lapisan, antara lain:

1. Epitel Mukosa Mulut

a. Stratum Basal

Sel dari stratum basal berbentuk kuboid dan

silindris pendek dan membentuk lapisan

tunggal yang berdiam di lamina basalis di

permukaan antar epitel dan lamina propria.

Sel basal menunjukkan aktivitas paling aktif

dalam siklus epitel mukosa mulut.

b. Stratum Spinosum

Terletak di atas lapisan basal. Terdiri dari sel

berbentuk polyhedral. Lapisan basal dan

lapisan pertama dari lapisan spinosum sering

disebut stratum germinativum. Dinamakan

germinativum, karena banyak mitosis,

bertanggung jawab terhadap kehidupan sel-sel lebih ke permukaan.

c. Stratum Granulosum

Terletak di atas lapisan spinosum pada ortokeratin epithelium. Terdiri dari sel-sel agak

gepeng, berisi granula keratohialin serta banyak bundle tonofibril pada epitel berkeratin.

Pada lapisan tak berkeratin, lapisan germinativum tidak mencolok. Granula yang terdapat

dalam sitoplasma sel sengat padat, basofilik, dan berkaitan dengan pembentukkan

Page 3: Anatomi Mukosa Oral Beta

ortokeratin. Inti sel tampak degenerasi dan pyknotic. Sel lapisan granulosum pada lapisan

ortokeratin atau korneum menjadi gepeng, kehilangan inti, granula keratohoa;om. Prganel

sitoplasma (ribosom, mitokondria). Sehingga sel berisi penuh keratin dan menjadi

eusinofilik.

d. Stratum Korneum

Pertemuan antara inti-inti sel di stratum granulosum dan stratum korneum (lapisan

superficial dari sel keratin) tiba-tiba. Sel-sel dari stratum korneum gepeng tanpa inti dan

penuh dengan filament keratin yang dikelilingi oleh matriks.

Sel epitel paling permukaan mati (keratin), lalu terkelupas dan diganti oleh sel baru dari

lapisan di bawahnya. Keratin merupakan protein keras dan tak larut yang mengisi

sebagian atau seluruh bagian dalam sel yang telah berkerut dan mengandung ikatan

sulfide yang berasal dari cystine dan bersatu dengan rantai polipeptida, desmosom

menjadi kabir. Proses keratinisasi tampak ppre natal pada bagian lingual dan bukal. Di

alveolar ridge pun terdapat proses keratin dan bersifat genetic. Variasi keratin dapat

dijumpai pada masticatory mucosa. Pada parakeratin epitelium lapisan korneum

mengandung keratin tetapi masih mempunyai inti piknotik gepeng. Granula keratohialin

sering tak ditemukan sehingga lapisan granulosum sulit dikenali. Pada lining mucosa

sering ditemukan campuran keratinisasi sebagian dan non-keratin.

Berbeda dengan keratonosit, nonkeratinosit saat dilihat dengan mikroskop cahaya, terdapat

daerah jernih (halo) mengelilingi nucleus dank arena itu disebut sel-sel yang jelas (clear cells)

Sel-sel ini teridiri dari 4 tipe sel : Sel Langerhans, Sel Merkel, Melanosit, dan Limfosit.

a. Sel Langerhans

Sel ini mempunyai perpanjangan halus dari sitoplasma membrane yang disebut dendritik.

Mereka dapat dibedakan dengan keratonosit dengan desmosom dan tonofilamen yang

kurang pada sel sekitar sehingga membentuk halo. Sel Langerhans ditemukan di lapisan

atas basal mukosa mulut dan kulit. Berfungsi pada respon imun, yaitu mengenali antigen

yang memasuki epitelium dari luar lalu memprosesnya, menyajikan ke sel limfosit T,

dinamakan sel penyaji antigen ke sel sistem limfoid. Ensim lisosom dalam sel langerhans

Page 4: Anatomi Mukosa Oral Beta

mengubah antigen menjadi komponen peptida lalu mentransfer ke sel limfosit T Sel

langerhans dapat bermigrasi dari epitelium ke kelenjar limfe regional.

b. Sel Merkel

Ditemukan pada lapisan basal sepanjang rete pegs mukosa mulut dan kulit. Tidak seperti

sel langerhans dan melanosit, sel merkel tidak mempunyai dendritik dan membentuk

tonofilamen keratin, kadang desmosom dengan sel epitel di dekatnya. Sel mengandung

granula dalam sitoplasma, kadang terletak dekat fiber saraf. Granula dalam sel berfungsi

sebagai neurotransmitter antara sel merkel dengan serabut saraf, dapat

menerima/menyalurkan rangsang sensoris dan merespon sentuhan (Merupakan reseptor

sensoris yang merespon tekanan dan sentuhan) Berhubungan erat dengan ujung saraf

bebas dalam epitel. Saraf sensoris pada mukosa mulut berakhir sebagai ujung saraf bebas

yang menerima rangsang panas, dingin, sentuhan, sakit, rasa.

c. Sel Melanosit

Terletak di antara sel-sel basal. Dibedakan dari sel keratinosit, berdasarkan tidak adanya

hemi-desmosom, desmosom, tonofibril .

Bila pigmen melanin ada pada jaringan ikat maka melanin berada dalam sel makrofag

yang mengambil melanosom yang dihasilkan melanosit di lapisan epitel

Lokasi dan distribusi melanin dalam rongga mulut bervariasi, umum pada gingiva, bukal,

palatum keras, lidah

2. Lamina Basalis

Sel basal melekat pada lamina basalis dengan perlekatan mekanis yang dinamakan hemi-

desmosom. Hemi-desmosom terdiri dari tonofilamen yang menembus sitoplasma sel dan

berakhir di lamina basalis

Kelainan genetik dan penyakit autoimun menyebabkan kerusakan pada lamina basal. Lepuh

mukosa (pada penyakit pemfigus)memacu pembentukan antibodi yang merusak komponen

tertentu (bullous pemphigoid antegen collagen XVII) pada lamina basal sehingga terjadi

pemisahan epitel dari jaringan ikat pada area lamina lucida.

Page 5: Anatomi Mukosa Oral Beta

3. Lamina Propria

Lamina Propria merupakan jaringan ikat yang teletak

di bawah epitel (pendukung epitel).Dibedakan dalam

2 lapisan yaitu lapisan papilar dan reticular. Pada

lapisan papilar, terdapat jaringan ikat yang menjorok

ke arah epitel, fiber kolagen sedikit dan susunan

renggang, banyak kapiler. Pada lapisan retikular,

fiber kolagen tersusun padat paralel dengan

permukaan. Pada masticatory mucosa jumlah dan

panjang papil bertambah. Pada lining mucosa

terdapat lapisan retikular tampak menonjol. Pada

lamina propria ditemukan pembuluh darah yang berasal dari lapisan sub mukosa. Suplai nutrisi

epitel diperoleh dari pembuluh darah lamina propria (epitel bersifat avaskular)

Klasifikasi Mukosa Mulut

Morfologi mukosa mulut bervariasi tergantung lokasi, dibagi menjadi tiga tipe yang

fungsional, yaitu lining mukosa, mastikatory, dan specialized mucosa.

Oral development and histology 3rd edition, 2002.

Page 6: Anatomi Mukosa Oral Beta

1. Lining Mucosa (60%)

Lining mukosa

melapisi semua

jaringan lunak di

rongga mulut kecuali

gingival, palatum

keras, dan dasar mulut.

Epitelnya gepeng

bertingkat non keratin,

dan lamina propria nya

terdiri serat kolagen,

elastic, dan retikuler

ditemukan di jaringan ikat pendukung lainnya.

Serat kolagen ini tidak setebal dan serapat dengan yang ditemukan pada tipe lain dari

mukosa mulut. Lining mucosa lembut dan licin. Epitel mulut kurang berpigmen dari

epitel kulit. Variasi warnanya dari merah muda terang hingga merah muda gelap atau

merah. Warna tersebut dipengaruhi jaringan kapiler dan jumlah sel melanin dari sel

epitel. Submukosa berkaitan dengan sebagian besar lining mucosa yang terorganisasi

secara longgar dan memungkinkan untuk pergerakan bebas dari mukosa ke jaringan

dasar.

2. Masticatory Mucosa (25%)

Masticatory

mucosa melapisi

gingival dan

palatum keras. Di

dalam mulut yang

tidak memiliki

Oral development and histology 3rd edition

Oral development and histology 3rd edition

Page 7: Anatomi Mukosa Oral Beta

gigi atau sedikit gigi (edentulous mouth), masticatory mucosa meliputi semua

permukaan kunyah dari lengkung gigi. Epitelnya berkeratin dan parakeratin. Jaringan

ikat dari lamina propria terdiri dari serat kolagen yang mengikat erat epitel ke tulang

dasar dan lebih tebal juga lebih terorganisasi dari serat yang ada di lining mucosa.

3. Specialized Mucosa (15%) of the Tongue

Specialized mucosa menutupi bagian dorsal lidah. Epitel dari bagian anterior lidah

berkeratin, bertingkat.

Epitel ditutupi oleh papilla.

Sebagian besar papilla

ditunjukan di filiform

papilla dengan epitel yang

berkeratin. Sesekali papilla

fungiform terlihat di antara

banyaknya papilla filiform,

normalnya dilapisi oleh

epitel nonkeratin. Jaringan

ikat di bawah epitel mengikat mukosa ke otot dari lidah. Di bagian posterior lidah di

depan sulkus terminalis terdapat papilla sirkumvalata. Di bawah lapisan epitel khusus

lidah ada lamina propria. Serat jaringan ikat dari lamina propria menyebar dari

mukosa hingga jauh di antara bundel-bundel otot dari lidah.

Warna Mukosa Mulut

Faktor yang mempengaruhi:

- Pelebaran pembuluh darah kecil di jaringan ikat

- Ketebalan lapisan epitel

- Derajat keratinisasi

Page 8: Anatomi Mukosa Oral Beta

- Jumlah pigmen melanin pada epitel

- Mengindikasikan keadaan mukosa mulut:

Sehat : Merah muda

Radang : Merah (karena dilatasi pembuluh darah)

Pada daerah merah bibir lebih merah karena epidermis lebih tipis dan pad bagian dermis

banyak plexus pembuluh darah. Pigmentasi endogen mukosa mulut paling sering terjadi pada

attached gingiva, palatum keras, mukosa bukal, lidah. Warnanya bias dari coklat muda sampai

hitam. Pigmentasi endogen disebabkan melanin yang diproduksi oleh melanoblast.