berpikir kritis

13

Upload: badar-karuhun

Post on 21-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

paper

TRANSCRIPT

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah harus mengajarkan cara berpikir yang benar pada anak-anak. Berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi membidik baik berpikir kritis maupun berpikir kreatif. Salah satu bentuk berpikir adalah berpikir kritis (critical thinking). Dalam penelitian ini menekankan kemampuan dalam hal berpikir kritis. Elaine Johnson (2002: 183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Selanjutnya berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna (Cece Wijaya, 1996: 72).

Cece Wijaya (1996: ) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau suatu proses menganalisis, menjelaskan, mengembangkan atau menyeleksi ide, mencakup mengkategorisasikan, membandingkan dan melawankan (contrasting), menguji argumentasi dan asumsi, menyelesaikan dan mengevaluasi kesimpulan induksi dan deduksi, menentukan prioritas dan membuat pilihan. Dede Rosyada (2004: 170), kemampuan berpikir kritis tiada lain adalah kemampuan siswa dalam menghimpun berbagai informasi lalu membuat sebuah kesimpulan evaluatif dari berbagai informasi tersebut. Selanjutnya Alec Fisher (2009: 10) mendefinisikan berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.

Sapriya (2011: 87) mengemukakan bahwa tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide, termasuk dalam proses ini adalah melakukan pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan. Tujuan berpikir kritis untuk menilai suatu pemikiran, menafsir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktik suatu pemikiran dan nilai tersebut. Bahkan berpikir kritis meliputi aktivitas mempertimbangkan berdasarkan pada pendapat yang diketahui. Menurut Lipman dalam Elaine Johnson (2002: 144) menyatakan bahwa layaknya pertimbangan-pertimbangan ini hendaknya didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan. Elaine Johnson (2002: 185) juga menyatakan bahwa tujan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam.

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, pengertian kemampuan berpikir kritis mempunyai makna yaitu kekuatan berpikir yang harus dibangun pada siswa sehingga menjadi suatu watak atau kepribadian yang terpatri dalam kehidupan siswa untuk memecahkan segala persoalan hidupnya dengan cara mengidentifikasi setiap informasi yang diterimanya lalu mampu untuk mengevaluasi dan kemudian menyimpulkannya secara sistematis lalu mampu mengemukakan pendapat dengan cara yang terorganisasi.Perawat sebagai bagian dari pemberi pelayanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi. Penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan memberi gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, seorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang paling efektif dan ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan diri maupun orang lain.Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membetuk asumsi, ide-ide dan menbuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Berpikir Kritis dalam Keperawatan1. Dasar Pengetahuan KhususKomponen pertama berpikir kritis adalah pengetahuan dasar perawat khusus dalam keperawatan. Dasar pengetahuan ini beragam sesuai dengan program pendidikan dasar keperawatan dari jenjang mana perawat diluluskan, pendidikan berkelanjutan tambahan, dan setiap gelar tingkat lanjut yang didapatkan perawat. Dasar pengetahuan perawat mencakup informasi dan teori dari ilmu pengetahuan alam, humaniora, dan keperawatan yang diperlukan untuk memikirkan masalah keperawatan. Informasi tersebut memberikan data yang digunakan dalam berbagai proses berpikir kritis. Penting artinya bahwa dasar pengetahuan ini mencakup pendeketan yang menguatkan kemampuan perawat untuk berpikir secara kritis tentang masalah keperawatan.

2 . Pengalaman Komponen kedua dari berpikir kritis adalah pengalaman. Pengalaman perawat dalam peraktik klinik akan mempercepat proses berpikir kritis karena ia akan berhubungan dengan kliennya, melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan membuat keputusan untuk melakukan perawatan terhadap masalah kesehatan.Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat indranya dan stimulus yang berasal dari beberapa sumber belajar. Menurut Rowntree pada proses belajar ada lima jenis stimulus/ rangsangan yang berasal dari sumber belajar yaitu :a. Interaksi manusia (verbal dan nonverbal), adalah interaksi antara manusia baik verbal maupun nonverbal.b. Realita (benda nyata, orang dan kejadian), adalah rangsangan yang meliputi benda-benda nyata, peristiwa nyata, binatang nyata, dan sebagainya.c. Pictorial representation, adalah jenis rangsangan gambar yang mewakili suatu objek dan peristiwa nyata.d. Written symbols, adalah lambang tertulis yang dapat disajikan dalam berbagai macam media.e. Recorded sound, adalah rangsangan dengan suara rekaman yang membantu mengontrol realitas mengingat bahwa suara senantiasa berlangsung atau jalan terus

B. Sikap Berpikir Kritis

1. Sikap Berpikir KritisPaul (1993)telah meringkaskan sikap-sikap yang merupakan aspek sentral dari pemikiran kritis.sikap ini adalah nilai yang harus ditunjukkan keberhasilannya oleh pemikir kritis.individu harus menunjukkan keterampilan kognitif untuk berpikir secara kritis,tetapi juga penting untuk memastikan bahwa keterampilan ini digunakan secara adil dan bertanggunng jawab.berikut ini adalah contoh sikap berpikir kritis :a. Tanggung gugatKetika individu mendekati suatu situasi yang membutuhkan berpikir kritis adalah tugas individu tersebut untuk mudah menjawab apapun keputusan yang dibuatnya.sebagai perwat profesional ,perawat harus membuat keputusan dalam berespons terhadap hak,kebutuhan,dan minat klien.perawat harus menerima tanggung gugat untuk apapun penilaian yang dibuat atas nama klien.b. Berpikir mandiriSejalan dengan seseorang menjadi dewasa dan mendapatkan pengetahuan baru ,mereka belajar mempertimbangkan ide dan konsep dengan rentang yang luas dan kemudian membuat penilaian mereka sendiri.hal ini tidak berarti mereka tidak menghargai ide orang lain .segala persepektif dari situasi tertentu harus dipertimbangkan.bagaimanapun,pemikiran kritis tidak menerima ide orang lain tanpa mengajukkan pertanyaan .untuk berpikir mandiri,seseorang menantang c ara tradisional dalam berpikir kritis,dan mencari rasional serta jawaban logis untuk masalah yang ada.berpikir mandiri adalah inti dari riset keperawatan .selama bertahun-tahun perawat memasase area kulit klien yang terpajang terhadap tekanan ,dengan pemikiran bahwa sirkulasi pada area tersebut akan membaik.c. Mengambil resikoIndividu harus rela ide-idenya ditelaah dan harus dapat menerima pemikiran baru.keyakinan yang kita miliki sering kali ditantang oleh alternatif yang lebih logis dan rasional adalagt mudah untuk membuat keputusan yang cepat dan implusif.perlu dibutuhkan niat dan kemauan mengambik resiko untuk mengenali keyakinan apa yang salah dan untuk kemudian melakukan tindakan didasari pada keyakinan yan g didukung oleh fakta dan bukti yang kuat. Kecuali seseorang mampu mengambil resiko ,maka orang tersebut mengalami kesulitan untuk menerima perubahan .ada banyak diskusi yang berlangsung sekarang ini mengenai penggunaan tenaga pembantu tidak berlisensi untuk mengganti perawat terdaftar.banyak perawat menentang,menyanggah bahwa hanya perawat terdaftar yang dibekali untuk merawat klien.namun demikian ,data memperlihatkan bahwa presentase tinggi dari pekerjaa rutin yang dilakukan di rumah sakit adalah berulang dan dapat dengan aman didelegasikan kepada anggota staf yang tidak berlesensi.

d. Kerendahan hatiPenting untuk mengakui keterbatasan diri sendiri .pemikir kritis menerima bahawa mereka tidak mengetahui dan mencoba untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat.keselamatan dan kesejahteraan klien mungkin beresiko jika perawat tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk mengatasi maslah praktik.perawat harus memikirkan kembali situasi,mencari pengetahuan tambahan,dan kemudian menggunakan informasi untuk membentuk konklusi.kapan saja perawat ditarik ke unit keperawatan yang berbeda di dalam rumah sakit untuk bekerja ,mungkin ada klien dengan kondisi di mana perawat tidak memberikan perawatan.perawat mungkin enggan mengakui bahwa dirinya belum berpengalaman .keinginan untuk berhadapan dengan perawat yang lebih berpengalaman dan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menangani masalah klien dengan tepat memampukan perawat menjadi dewasa secara profesionale. IntegritasPemikir kritis mempertanyakan dan menguji pengetahuan dan keyakinan pribadinya seteliti mereka menguji pengetahuan dan keyakinan orang lain.integritas pribadi membangun rasa percaya diri dejawat dan bawahan.orang yang mempunyai integritas dengan cepat berkeinginan untuk mengakui dan mengevalusi segala ketidak konsistenan dalam ide dan keyakinan. Eksekitif keperawatan yang merupakan pemimpin kuat belajar menerima ketika ide ide mereka tidak lagi berfungsi untuk memberikan arahan pada pelayanan keperawatan.mereka memberikan informasi baru dan mendorong bahwa untuk memberikan jalan keluar pada masalah manajemen yang sulit.f. KetekunanPemikir kritis terus bertekat untuk menemukan solusi yang efektif untuk masalah perawatan klien.solusi yang cepat adalah hal yang tidak dapat diterima.perawat belajar sebanyak mungkin mengenai masalah ,mencoba berbagi pendekatan untuk perawat dan terus mencari sumber tambahan sebagai pendekatan yang tepat ditemukan.g. KreativitasKreativitas mencakup berpikir orisinal.hal ini berarti menemukan solusi di luar apa yang dilakukan secara tradisional.sering kali klien menghadapi masalah yang membutuhkan pendekatan unik.contoh,klien artritis mempunyai keterbatasan serius pada gerakan pinggul dan lutut.salah satu pendekatan kreatif untuk membantu klien tetap mobil adalah dengan menaikkan semua kursi di rumah di atas balok kecil yang dipakukan pada kaki kursi ,sehingga klien tidak perlu membungkuk dengan sudut ekstream ketika duduk

C. Standar Berpikir KritisPaul(1993) menemukan bahwa standar intelektual menjadi universal uintuk berpikir kritis.ketika perawat memikirkan masalah klien penting sekali artinya untuk menggunakan standar ini untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat telah dibuat. Sebagai contoh, ketika berupaya untuk memahami keparahan dari nyeri yang dirasakan klien, perawat mencari informasi yang jelas dari klien dan mengklarifikasi segala bentuk kenyataan yang membingungkan. Segala pengukuran, seperti tingkat pembengkakan disekitar area yang nyeri, dibuat dengan tepat. Perawat memeriksa klien dan memastikan bahwa temuan tersebut telah secara spesifik ditentukan letaknya dan telah diinterpretasikan dengan akurat. Sejalan dengan perawat mengumpulkan semua informasi mengenai nyeri yang dirasakan klien, pertanyaan tambahan mungkin diajukan untuk memastikan bahwa informasi telah digali cukup dalam dan lengkap. Standar professional untuk berpikir kritis mengacu pada criteria etik untuk penilaian keperawatan dan criteria untuk tanggung jawab dan tanggung gugat professional. Standar ini mengekspresikan tujuan dan nilai profesi keperawatan. Penerapan standar ini mengharuskan perawat menggunakan berpikir kritis untuk kebaikan individu atau kelompok (Kataoka-Yahiro & Saylor, 1994).D. Kompetensi Berpikir KritisKompetensi berpikir kritis merupakan proses kognitif yang digunakan untuk membantu penilaian keperawatan. Terdapat tiga tipe kompetensi, yaitu:1. Berpikir kritis umum (kompetensi umum), meliputi pengetahuan tentang metode ilmiah, penyelesaian masalah, dan pembuatan keputusan.2. Berpikir kritis secara sepesifik dalam praktik klinik (kompetensi khusus dalam situasi klinik) meliputi alasan mengangkat diagnose dan membuat keputusan untuk perencanaan tindakan selanjutnya.3. Berpikir kritis yang sepesifik (kompetensi khusus) dalam keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan (pengkajian sampai evaluasi).E. Sintesa Pemikiran Kritis(Kneedler dalam L. Costa,1985) Langkah berpikir kritis itu dapat dikelompokkan menjadi tiga langkah yaitu, pengenalan masalah masalah (defining / clarifying problems), menilai informasi (judging informations) dan memecahkan masalah atau menarik kesimpulan (solving problems/drawing conclusion). Lebih rinci lembaga ini pun mengungkapkan bahwa untuk melakukan langkah-langkah itu diperlukan keterampilan - keterampilan yang oleh mereka dinamai Twelve Essential critical thinking skills (12 keterampilan essensial dalam berpikir kritis), sebagai berikut:

a. Mengenali masalah (defining and clarifying problem)1. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok2. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan3. Memilih informasi yang relevan4. Merumuskan/memformulasi masalah.

b. Menilai informasi yang relevan5. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar /judgment6. Mengecek konsistensi7. Mengidentifikasi asumsi8. Mengenali kemungkinan faktor stereotip9. Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat (semantic slanting)10. Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi.

c. Pemecahan Masalah/ Penarikan kesimpulan11. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data12. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan / pemecahan masalah/kesimpulan yang diambil.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan kata bukan pikiran.Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan profesional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.

B. Saran

Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis kita harus mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam .

DAFTAR PUSTAKAhttp://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-berpikir-kritis-dalam.html ( diakses tanggal: 27 oktober 2012)http://ilnas.blogspot.com/2008/11/makalah-teori-lydia-e-hall.html (diakses tanggal: 27 Oktober 2012)Potter & Perry.2005.Fundamental Keperawatan.Jakarta: EGC