berita banjir rob cilincing

Upload: sukowati-sri-lestari

Post on 13-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dari 2009-2014

TRANSCRIPT

Metrotvnews.com, Jakarta: Banjir rob menerjang sejumlah kawasan di Jakarta Utara sejak Jumat (25/11). Tak hanya di kawasan di pesisir, rob merendam jalan raya maupun jalan perumahan di sejumlah kawasan lain di Jakarta Utara.

Jalan RE Martadinata dan Danau Sunter Barat serta Kamal Muara terendam rob dengan ketinggian mencapai betis orang dewasa, Ahad (27/11). Rob pun menggenangi ratusan rumah di Kampung Nelayan Marunda, Cilincing, setinggi 20-50 cm.

Banjir yang disebabkan tingginya air laut pasang disertai hujan deras itu menggenang di Jalan RE Martadinata dan Danau Sunter Barat, Tanjungpriok. Ketinggian air masing-masing mencapai 30 cm dan 20 cm.

Kendaraan sulit melintasi Jalan RE Martadinata yang merupakan jalur vital akses ke ke Pelabuhan Tanjungpriok. Sejumlah pengendara sepeda motor tampak memutar arah menghindari jalur tersebut.

Solihin (28), sopir metromini U29 jurusan Tanjungpriok-Muara Baru mengaku tak berani melewati kedua jalan tersebut. Ia khawatir mesin rusak akibat air laut. Padahal kedua jalan tersebut adalah rute yang biasa dilaluinya dari Terminal Tanjungpriok menuju Muara Baru.

"Biasanya kalau sudah air pasang, pasti jalan ini banjir. Kalau mau narik, terpaksa harus menunggu surut hingga jam 1 siang. Daripada mesin rusak dan mobil mogok, lebih repot lagi," keluhnya.(MI/BEY)

Sebulan Tak Melaut, Jokowi Beri Bantuan NelayanOleh Muhammad on Sabtu, 02 Februari 2013 12:35 DKINEWS.COM Kembali sikap dermawan Gubernur DKI Jakarta Jokowi, terpanggil untuk membantu para nelayan yang tidak bisa melaut karena cuaca dan banjir rob di Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (02/02/13).

Jokowi menggunakan mobil dinasnya bersama mobil boks rombongan Satpol PPP terlihat meluncur menuju kawasan Cilincing Jakarta Utara.

Sesampainya di lokasi Masjid Jami Al 'Alam, Cilincing, Jakarta Utara, Jokowi langsung ikut membagi-bagikan makanan, perlengkapan tidur dan perlengkapan sekolah anak-anak.

Menurut Narto, seorang nelayan, hampir satu bulan para nelayan di Cilincing tidak melaut dikarenakan cuaca dan banjir Rob.

Sudah hampir sebulan kita gak melaut karena banjir cuaca dan banjir Rob, ungkapnya kepada DKI, dilokasi.()

http://dkinews.com/index.php/berita-luar/nasional/2656-sebulan-tak-melaut-jokowi-beri-bantuan-nelayan

Jokowi Akan Benahi Infrastruktur Jalan Kampung NelayanDikirim oleh RubianKliping Berita,News,Utama15.22Kerusakan jalan yang diakibatkan banjir rob menjadi prioritas utama yang akan dibenahi Pemprov DKI di kawasan Kamalmuara, Penjaringan, Jakarta Utara. Persoalan yang berlangsung sejak bertahun-tahun lalu itu akan langsung dibenahi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, karena berhubungan langsung dengan rakyat kecil.

"Kesimpulannya banyak sekali, dari masalah jalan yang kalau rob kebanjiran, sehingga jalan harus dinaikkan 40 sentimeter. Kali Kamalmuara ini sedimennya harus dikeruk, sehingga perahu tidak bisa bersandar dengan baik. Banyak sekali, seperti masalah drainase, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Memang kecil-kecil, masalah keseharian yang harus diselesaikan. Masalahnya tidak harus yang makro, tapi masalah kecil-kecil yang justru dibutuhkan langsung bagi masyarakat. Dan itu harus kita lihat setiap hari," ujar Jokowi yang datang ke Pos RW 01 Kamalmuara, Penjaringan, sambil memberikan bantuan 5 ton beras dan ratusan pakaian dalam kepada warga dan nelayan setempat, Sabtu (12/1)

Menurutnya, saat ini banyak nelayan yang tidak melaut lantaran cuaca buruk. Karenanya, pihaknya bersama Kementerian Perhubungan memberikan bantuan beras 5 ton dan pakaian dalam untuk warga maupun nelayan. "Tadi kan sudah kita kirim bantuan bersama Pak Wamenhub beras 5 ton. Kalau masih kurang kita kirim lagi. Itu hanya solusi praktis," katanya.

Lurah Kamalmuara, Royter Harahap, menyambut baik rencana Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, untuk menyesaikan permasalahan, terutama rob di wilayahnya. Sebab, sudah 4 tahun lamanya warga kerap dihantui rob hingga ribuan rumah warga di 10 RT di RW 01 Kamalmuara kerap terendam. "Itu memang harapan warga agar Kamalmuara terbebas dari rob. Karena sudah 4 tahun sering terjadi rob dengan ketinggian air sampai 1 meter," imbuhnya.

Dikatakannya, rob yang kerap merendam setiap bulan, karena posisi wilayah Kamalmuara yang berhadapan dengan laut. Saat ini di wilayahnya sudah selesai dibangun tanggul sepanjang 800 meter untuk mengurangi banjir rob. "Biasanya rob terjadi pada awal bulan. Tapi, 4 jam kemudian air sudah surut lagi. Kondisi itu yang terus menerus terjadi di sini, dan tampaknya sudah menjadi kebiasaan warga," ucapnya.

Sukardi (47) nelayan Kamalmuara mengaku senang dengan bantuan dan kepedulian Jokowi kepada nasib nelayan. Pasalnya, sejak beberapa hari terakhir sejumlah nelayan tidak melaut lantaran cuaca buruk. "Sekarang sudah masuk angin baratan. Mau tidak mau nelayan tidak melaut sampai menunggu cuaca bagus. Sekarang serabutan saja, benerin jaring dan kapal. Bersyukur juga dapat bantuan beras. Lumayan untuk makan sehari-hari," tandasnya.http://www.jakartautara.co/2013/01/jokowi-akan-benahi-infrastruktur-jalan.html

Hadi Suprapto | Rabu, 24 November 2010, 21:31 WIBVIVAnews - Ribuan rumah warga di 28 RT yang terletak di RW 001 dan 002, Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, terendam banjir pasang air laut (rob). Ketinggian air beragam antara 30 hingga hampir 100 sentimeter.

Di RW 001, Rabu 24 November 2010, minimal ketinggian air selutut orang dewasa atau sekitar 30 sentimeter. Sedangkan di RW 002, genangan air setinggi hampir 1 meter.

Walau air telah masuk ke rumah mereka, warga memilih tetap bertahan di rumah. Bagi warga yang memiliki dua lantai, mereka menempati lantai dua. Tapi warga yang rumahnya tidak bertingkat, bertahan dengan menumpuk meja atau mencari tempat lebih tinggi untuk mengamankan barang mereka.

Murdiah (34) warga RW 02, Cilincing, Jakarta Utara mengatakan, air rob mulai meluap memasuki rumah warga sejak pagi ini. Air setinggi kurang lebih 1 meter tersebut menenggelamkan sebagian rumahnya.

Namun begitu, lanjut Murdiah, dia khawatir bila malam hari ketinggian air akan bertambah. "Kita bertahan dulu lah. Tapi bila nanti air semakin tinggi, kita cari tempat aman," ujar Murdiah.

Menurut Murdiah, banjir rob terjadi setiap setahun sekali. Menurutnya kondisi ini akan terus berlangsung selama sepekan atau bahkan sebulan.

Selain menggenangi rumah warga di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara, genangan air pasang juga memutus jalur menuju lokasi wisata pesisir Masjid al-Alam dengan ketinggian air mencapai 20 - 30 sentimeter. Akibatnya wisatawan domestik yang akan berkunjung ke tempat wisata tersebut harus berbalik arah dan mengurungkan niatnya.

Lurah Cilincing Tulus Harjo, telah menyiapkan perahu karet di sekitar lokasi untuk mengevakuasi warga bila ketinggian air terus berrtambah. Kami dengan warga berupaya semaksimal mungkin untuk membantu warga yang rumahnya terendam. Kami telah menempatkan sejumlah parahu karet di sekitar lokasi, kata Tulus.

Kepala Suku Dinas PU Air, Jakarta Utara, Irvan Amta mengatakan, ketinggian air laut yang menyebabkan rob itu terjadi sejak pukul 07.00 pagi tadi, dan mencapai ketinggian 232 sentimeter. "Padahal normalnya ketinggian air laut hanya 170 cm," kata Irfan, Rabu ini.

Lebih lanjut Irvan menjelaskan, rob merupakan gejala alam yang kerap menerjang wilayah-wilayah di pesisir di Jakarta Utara, dan itu terjadi hampir setiap bulannya.

"Pada tahun ini, rob terjadi hampir di seluruh wilayah pesisir Jakarta Utara dengan ketinggian beragam, termasuk di wilayah Cilincing, Jakarta Utara," tuturnya.

Beberapa wilayah yang terendam rob, antara lain Kampung Nelayan Cilincing, khususnya yang berada di Muara Kali Cakung Drain Cilincing. Lalu pesisir Marunda Cilincing, Kamal Muara Penjaringan, dan Muara Baru Penjaringan.

Menurut Irvan, rob kali ini sudah terjadi sejak Jumat pekan lalu dan diperkirakan baru akan surut hingga akhir pekan ini. "Biasanya luapan air rob paling tinggi akan terjadi pada pagi hari, dan baru akan surut menjelang sore hari," imbuhnya.

Mangatasi masalah Rob ini, Irvan memaparkan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta akan membangun tanggul di sepanjang muara Kali Cakung Drain.

"Saat ini pihak Dinas PU DKI Jakarta juga sedang melakukan pembangunan tanggul di pesisir Pantai Publik Marunda, dengan tinggi enam meter, sepanjang 750 meter," tuturnya.

Laporan: Arnes Ritonga | Jakarta Utara, umi

VIVA.co.idhttp://m.news.viva.co.id/news/read/190446-ribuan-rumah-di-cilincing-terendam-rob

Rob Terjang Marunda dan Pantai MutiaraDikirim oleh Kang LintasCilincing, Kliping Berita, Marunda, News, Penjaringan, Utama 09.26 Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Jakarta Utara, Jumat (25/11) membuat ratusan rumah di Kampung Nelayan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara diterjang rob atau air pasang laut setinggi 20-50 sentimeter. Beruntung, hingga sore tadi ketinggian genangan telah surut hingga menyisakan ketinggian 10 sentimeter.

Ketua RT 03/07, Marunda, Usman mengatakan, rob mulai menggenangi pemukiman warga sekitar pukul 08.00. Saat itu, kebanyakan warga yang berprofesi sebagai nelayan belum beraktifitas. "Karena hujan disertai angin kencang, kami pun belum banyak yang beraktifitas. Tiba-tiba air laut pasang dan menggenangi rumah kami," kata Usman yang berpofesi sebagai nelayan kerang hijau, Jumat (25/11).

Dikatakan Usman, kawasan pesisir Pantai Marunda, tempat di mana ia tinggal memang kerap digenangi rob. Terlebih, hingga saat ini, pengerjaan tanggul penahan ombak di kawasan itu belumlah rampung. "Beruntung, tadi sore mulai surut. Saat ini warga disibukkan dengan sampah yang terbawa rob yang memasuki rumah warga," katanya.

Lurah Marunda, Ali Mudasir menambahkan, untuk meminimalisir terjadinya rob, pihaknya menyiagakan petugas piket bencana. Sebab, kawasan pesisir Pantai Marunda memang rawan digenangi air pasang laut. "Kami sudah siagakan sejumlah petugas piket untuk mengantisipasi kembali terjadinya rob," ucapnya.

Hal yang sama juga dialami warga yang bermukim di perumahan elite Pantai Mutiara, Pluit, Penjaringan. Sedikitnya 40 rumah di tujuh blok perumahan itu juga terendam rob hampir setinggi satu meter.

Ahmad (38) warga Blok TA Pantai Mutiara menuturkan, banjir rob terjadi sekitar pukul 08.00 pagi yang saat itu laut dalam kondisi pasang, sehingga air masuk merendam kawasan perumahan warga dengan ketinggian mencapai satu meter. Namun, hingga pukul 16.00 air baru surut sekitar 10-15 sentimeter. "Tadi pagi masih banjir pak, tetapi sekarang sudah surut," ujarnya.

Petugas piket Posko Banjir DKI Jakarta, Asep menuturkan, saat ini rob yang menggenagi pemukiman warga mulai surut, karena adanya pompa yang menyedot air di perumahan itu untuk kemudian dibuang kembali ke laut. "Air laut pasang ini cukup tinggi, karena di alat pengukur ketinggian air laut Pasar Ikan Penjaringan, ketinggiannya mencapai 2,5 meter. Padahal, kondisi normal hanya mencapai 1,8 meter," katanya.

Wakil Camat Penjaringan, Martua Sitorus mengatakan, terdapat dua kawasan yang digenangi robi di wilayah Penjaringan, yaitu Perumahan Pantai Mutiara dan kawasan Muara Angke. Menjelang sore, genangan mulai surut dengan hanya menyisakan ketinggian 5-10 sentimeter.

"Kalau di Perumahan Pantai Mutiara posisinya memang di pinggir laut, sehingga saat hujan lebat akan terjadi air pasang yang menyebabkan genangan. Sedangkan, di Muara Angke air pasang disebabkan adanya pengerjaan galian kabel listrik yang dilakukan oleh rekanan PLN," tandasnya.

Sumber / Link : beritajakartahttp://www.jakartautara.co/2011/11/rob-terjang-marunda-dan-pantai-mutiara.html

Tak Bisa Melaut, Jokowi Tebar Bantuan untuk NelayanSabtu, 02 Februari 2013 11:30 wib | Arief Setyadi - OkezoneJAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali memberikan bantuan untuk korban banjir rob di perkampungan nelayan, Cilincing, Jakarta Utara. Dia terlihat keluar dari rumah dinasnya dengan rombongan sekira pukul 10.00 WIB. Tiga mobil boks kontainer milik Satpol PP dikerahkan untuk mengangkut bantuan tersebut. Dari pantauan Okezone, Jokowi tiba dikawasan perkampungan nelayan, Cilincing, Jakarta Utara sekira pukul 11.00 WIB. Bantuan yang diberikan berupa kebutuhan makanan, dan perlengkapan tidur, serta perlengkapan sekolah. Jokowi terlihat membagikan bantuaan di Masjid Jami Al 'Alam, Cilincing, Jakarta Utara, dan memberikannya secara langsung tas sekolah kepada anak-anak. "Tunggu, ini yang anak-anak dulu," ujar Jokowi saat membagikan tas sekolah kepada anak-anak Perkampungan Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (2/2/2013). Warga sendiri terlihat antusias dan mengerumuni mantan wali kota Solo itu. Sambil tersenyum, Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang itu juga terpantau semangat untuk membagikan bantuan. Bantuan ini, diberikan mengingat cuaca ekstrim yang belakangan ini melanda ibu kota membuat para nelayan tidak bisa melaut akhirnya tidak dapat memperolah penghasilan. Seperti diungkapkan warga setempat, Iik Tarmin, yang telah puluhan tahun melaut ini, mengaku hampir sebulan tidak melaut dan terpaksa berhutang di warung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. "Selama satu bulan tidak melaut sejak musim hujan, " kata Tarmin.(ful)http://jakarta.okezone.com/read/2013/02/02/500/755604/tak-bisa-melaut-jokowi-tebar-bantuan-untuk-nelayan

Warga Kampung Nelayan Berdesakan Demi Dapat BantuanSabtu, 02 Februari 2013 13:57 wib | Arief Setyadi OkezoneJAKARTA - Demi mendapatkan bantuan, warga korban banjir rob di Kampungan Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara, rela berdesak-desakan. Mereka mengantre untuk memperoleh sembako, perlengkapan sekolah, dan rumah tangga.

Berdasarkan pantauan Okezone, bantuan yang dibagikan berupa beras, alat tulis, selimut dan kebutuhan warga lainnya. Untuk mendapatkan bantuan itu, warga yang berkumpul di depan Masjid Jami al Alam, tempat bantuan dibagikan, terlibat saling dorong dan beberapa di antara mereka berteriak-teriak.

Kondisi itupun disesalkan oleh warga, salah satunya Siti Aisyah, warga RT 05/04. Menurutnya, pembagian bantuan tersebut berjalan tidak tertib. "Kurang tertib, harusnya diatur bikin barisan," ujarnya

Bukan hanya itu, perempuan paruh baya yang turut membawa anaknya dalam gedongan itu, mengeluhkan banyak dari warga setempat yang tidak memperoleh bantuan, sementara ada juga warga yang mendapat lebih dari satu bantuan. "Jadi ada warga yang dapat lebih dari satu dan enggak dapat," tuturnya.

Senada dengan Siti, nenek berusia 72 tahun, Toifah, juga mengeluhkan hal yang sama. Dia mengaku tidak kuat jika harus mengantre dan berdesak-desakan. "Nenek enggak kuat kalau mesti ngantre kaya gitu," keluhnya.

Kendati demikian, keduanya mengaku senang atas adanya pembagian bantuan yang langsung dikunjungi oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Apalagi, sejak sebulan terakhir, warga tidak melaut akibat cuaca buruk, sehingga bantuan tersebut dinilai sangan berharga.

Sementara itu, Jokowi mengatakan, bantuan diberikan kepada warga Kampung Nelayan karena wilayah itu memang belum mendapat bantuan. "Disini juga kena rob, kena banjir juga tapi belum kami berikan bantuan. Ini karena memang banyak tempat yang belum dapat bantuan," ucap mantan Wali Kota Solo itu. (ris)http://jakarta.okezone.com/read/2013/02/02/500/755659/warga-kampung-nelayan-berdesakan-demi-dapat-bantuan

Banjir Rob Rendam CilincingRabu, 24 Nopember 2010 17:10 WIB Komentar: View: 818Banjir Rob Rendam Cilincing

Jakarta - Ratusan rumah yang berada di kawasan Cilincing, Jakarta Utara kembali terendam rob atau air pasang laut, Rabu (24/11).

Rob mulai menggenangi pemukiman warga sejak pagi tadi dengan ketinggian mencapai 30-50 sentimeter. Terdapat 28 RT yang terendam rob itu yang tersebar di RW 01 dan 02 Cilincing.

Di wilayah RW 01 ketinggian rob setinggi lutut orang dewasa. Sedangkan di wilayah RW 02, ketinggian rob setinggi paha orang dewasa. Meski begitu, ratusan kepala keluarga (KK) yang rumahnya terendam rob masih memilih bertahan di rumahnya, dan belum mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Bahkan, sebagian warga terlihat memilih bertahan di lantai dua rumahnya.

Sejumlah warga mengkhawatirkan bahwa rob akan semakin tinggi lagi saat malam hari nanti. Mereka lebih memilih bertahan karena sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.

Sejumlah warga lain memperkirakan, ketinggian rob bisa mencapai satu meter atau setinggi dada orang dewasa. Kemarin malam ketinggian rob hampir mencapai dada orang dewasa, namun keesokan siangnya kembali menyusut, kemungkinan malam nanti akan kembali naik.

Selain menggenangi areal pemukiman warga, rob juga menggenangi hingga memutus jalur menuju salah satu lokasi 12 destinasi wisata pesisir yakni, Masjid Al-Alam dengan ketinggian mencapai 20-30 sentimeter. Akibatnya, banyak pengunjung yang terpaksa memutar balik dan mengurungkan niatnya mengunjungi masjid tersebut.

Pihak kelurahan setempat telah menyiapkan sejumlah perahu karet untuk mengevakuasi warga dan keperluan lainnya di sekitar lokasi genangan rob.

Rob merupakan gejala alam yang kerap menerjang wilayah-wilayah di pesisir di Jakarta Utara dan itu terjadi hampir setiap bulannya. Akibat rob kali ini, beberapa wilayah yang terendam antara lain di Kampung Nelayan Cilincing, khususnya yang berada di muara Kali Cakung Drain, pesisir Marunda, Kamal Muara, dan Muara Baru. Biasanya rob akan terjadi pada pagi hari, dan baru akan surut menjelang sore hari.

Saat ini, pihak pemda DKI Jakarta akan membangun tanggul di sepanjang muara Kali Cakung Drain yang salah satu fungsinya untuk mengatasi rob. Selain itu, juga sedang dibangun tanggul di pesisir Pantai Publik Marunda setinggi enam meter dengan panjang 750 meter.(*/dar)http://www.wartanews.com/monaspolitan/15268101/banjir-rob-rendam-cilincing

Beting Dikeruk, Rob "Mengamuk"Senin, 9 November 2009 | 06:42 WIBBerita terkaitNelayan Merugi Diterjang RobBelum Ada Terobosan Pemerintah yang Memuaskan RakyatTweet0

KOMPAS.com - Banjir air pasang laut atau biasa disebut rob sudah menjadi bencana rutin di wilayah pesisir Jakarta. Warga pesisir korban rob harus merugi karena tidak bisa melaut, tambak-tambak hancur tergulung gelombang, dan kehidupan sosial lumpuh karena semua akses terputus.

Rob sebenarnya selalu datang sejak kakek nenek saya dulu melaut di sini. Bedanya, dulu ada tanggul-tanggul alam di Teluk Jakarta ini, yang disebut beting. Jumlah beting mungkin sampai belasan atau puluhan, bentuknya berupa gundukan pasir memanjang muncul di pantai atau tengah laut, kata Gobang (48), nelayan warga Marunda Baru, RT 9 RW 7, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (7/11).

Sekretaris Nasional Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Dedy Ramanta menambahkan, selain beting, hutan bakau juga masih rimbun melindungi pantai. Sabuk pengaman alam itu perlahan terkikis ketika pasir beting banyak dikeruk untuk bahan urukan saat pemerintah giat membangun jalan-jalan baru sepanjang tahun 1980-an.

Gobang, yang menjadi nelayan meneruskan ayahnya, mengaku melihat sendiri mesin-mesin penyedot pasir yang terhubung pada kapal-kapal pengeruk makin banyak beroperasi hingga 1990-an. Sekarang, kalau kita pergi melaut, masih terlihat juga kapal-kapal pengeruk pasir itu, ujar Gobang.

Pasir dari beting-beting Teluk Jakarta, lanjut Dedy, ini diduga menjadi salah satu bahan urukan proyek pembangunan di sepanjang bibir pantai Jakarta. Saat ini, bibir pantai Jakarta sepanjang 32 kilometer telah dikapling-kapling dan dikelola oleh pihak tertentu.

Beberapa penggunaan kawasan pantai itu, antara lain, adalah untuk pengembangan tempat wisata Pantai Ancol, Pelabuhan Tanjung Priok, pengembangan permukiman, kawasan industri di Cakung-Cilincing, dan beberapa pusat bisnis. Kini, hanya tersisa 1,5 kilometer di kawasan Marunda yang bisa diakses dan dimanfaatkan oleh rakyat secara gratis.

Ironisnya, kata Koordinator Program Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Abdul Halim, secuil pantai publik itu pun nanti akan diprivatisasi menjadi proyek Kawasan Ekonomi Khusus Marunda. Nasib nelayan tradisional Ibu kota, seperti Gobang dan juga ratusan orang lainnya yang mencoba bertahan hidup, terselip di antara kapling-kapling pantai itu.

Gobang dan nelayan Marunda yang sedikitnya tersebar mulai dari RT 1 hingga RT 9 di RW 7, Marunda Baru, Cilincing, kini harus menjalankan perahunya sejauh tiga jam perjalanan. Padahal, sekitar 15 tahun yang lalu, Gobang melaut bersama ayahnya hanya 10 menit perjalanan dan ikan-ikan sudah gampang di dapat.

Kondisi lingkungan Teluk Jakarta makin parah dengan banyaknya limbah rumah tangga ataupun industri yang mengalir dari 13 sungai dan berakhir di pantai ini, kata Direktur Lingkungan Hidup Institut Hijau Indonesia (IHI) Selamet Daroyni.

Nelayan pesisir pantai Jakarta kini tersebar di beberapa wilayah. Di Jakarta Barat, mulai dari kawasan yang berbatasan dengan Tangerang di Banten, Dadap, dan Kamal Muara. Di Jakarta Utara, seperti di Cilincing hingga perbatasan dengan Bekasi di Muara Gembong.

Ribuan nelayan ini, sesuai data KNTI, rata-rata berpendapatan kurang dari Rp 50.000 per hari per kepala keluarga, tingkat pendidikan rendah, dan kesehatan buruk. Nasib mereka makin terpuruk ketika rob selalu menerjang setiap tahun.

Revisi tata pesisir

Bagaimana rob tiba-tiba bisa menggenangi kawasan pantai Jakarta? Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan, fenomena rob dipengaruhi gravitasi bulan. Muka air laut disebutkan akan rutin mengalami kenaikan dua kali sebulan ketika bulan baru dan bulan purnama.

Selamet Daroyni menambahkan, kenaikan muka air laut diperparah dengan terjadinya pemanasan global dan pencairan air di kutub bumi. Selain itu, dipengaruhi oleh kondisi arus gelombang dan angin laut, terutama yang terjadi di Laut China Selatan. Rob tidak pernah dipastikan kapan terjadinya, hanya peringatan dini. Namun, dari pengamatan nelayan sendiri, rob terjadi antara November hingga Januari, papar Selamet.

Rob makin bebas menerjang ketika tak ada lagi sabuk pengaman pantai alami. Rob hanyalah satu fenomena alam yang kini berdaya rusak karena buruknya kondisi lingkungan akibat kebijakan pembangunan yang tidak tepat. Menurut Abdul Halim, masyarakat nelayan pesisir Jakarta telah berupaya semaksimal mungkin beradaptasi dengan banjir rob. Namun, pemerintah justru tak berbuat selaras dengan upaya itu.

Dalam paparan program 100 hari kabinet baru, agenda perubahan iklim dan lingkungan hidup menjadi prioritas ke-11 dan 15. Agenda penanggulangan bencana prioritas ke-14 sehingga menjadikan masyarakat sebagai penerima beban lingkungan dan sosial yang lebih berat selama 5 tahun ke depan, kata Abdul.

Padahal, kata Abdul, dampak perubahan iklim menempatkan Jakarta sebagai kota yang rentan bencana dibandingkan dengan kota lain di Asia Tenggara.

Pada akhirnya, ujar Selamet, evaluasi tata ruang wilayah DKI Jakarta untuk menentukan rencana tata ruang wilayah DKI 2030. Pemprov harus menempatkan fokus penataan ruang pesisir. Pantai dan pesisir jika ditata dan diolah dengan baik bisa menyumbang penambahan luas ruang terbuka hijau yang kini menjadi masalah besar bagi Jakarta.

Jika tak segera dilakukan, kenaikan paras muka laut akan membanjiri daerah Jakarta seluas lebih kurang 160,4 kilometer persegi atau 24,3 persen dari luas Jakarta pada 2050. Pada tahun itu, akan terjadi akumulasi banjir akibat curah hujan dan kenaikan paras muka laut.

Lima kecamatan di Jakarta Utara bakal terendam banjir, yakni Cilincing, Koja, Tanjung Priok, Pademangan, dan Penjaringan. Dua obyek penting yang ikut terendam adalah Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok, kata Abdul Halim. (NELI TRIANA/M CLARA WRESTIhttp://nasional.kompas.com/read/2009/11/09/06420351/beting.dikeruk.rob.mengamuk