berdakwah di tengah tantangan banjir dan rob
TRANSCRIPT
BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN
BANJIR DAN ROB
Desa Qaryah Thayyibah Aisyiyah (QTA)
Pasirkratonkramat
Balai Sakinah Aisyiyah (BSA)
Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Kramatsari
PENGANTAR
QS Al A’raf ayat 96
Program Qoryah Thoyibah ‘Aisyiyah (QTA) telah dimulai sejak tahun
1985. Pembentukan desa binaan Qariyah Thayibah dimulai tahun 1995. Meskipun
sudah lama mulai dicanangkannya kegiatan QTA ini, namun sampai sekarang cita-
cita ideal ini belum mulai kelihatan hasilnya. Setiap muktamar, musywil program
QTA ini selalu diangkat untuk didiskusikan. QTA telah menjadi prioritas program
nasional. Hal inilah yang menjadi landasan PWA mewajibkan setiap PDA untuk
memiliki 1 desa sebagai piloting program.
Menurut Tanfidz Keputusan Tanwir I Aisyiyah Pimpinan Pusat Aisyiyah
“Qaryah Thayibah adalah suatu perkampungan atau desa di mana masyarakatnya
menjalankan ajaran Islam secara kaffah baik dalam hablun minallah maupun
hablun minannas dalam segala aspek kehidupannya yang meliputi bidang aqidah,
akhlak, ibadah, dan mu’amalah duniawiyah”.
A. Karakteristik Qaryah Tasyyibah Aisyiyah
1. Masjid berfungsi sebagai tempat ibadah, pelayanan sosial dan menjadi
pusat kegiatan masyarakat.
2. Tingkat pendidikan masyarakat maju
3. Adanya berbagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat
4. Derajat kesehatan masyarakat yang tinggi, baik kesehatan fisik, psikis dan
lingkungan
5. Masyarakat memiliki hubungan sosial yang harmonis
6. Masyarakat memiliki kepedulian sosial yang tinggi
7. Masyarakat memiliki kesadaran hukum dan politik yang tinggi
B. Identitas Qaryah Tasyyibah Aisyiyah (QTA)
1. Sifat QTA adalah Melakukan pemberdayaan Masyarakat
2. Sasaran QTA yaitu Seluruh lapisan anggota masyarakat
3. Tujuan Qaryah Thayyibah Aisyiyah (QTA) memiliki dua tujuan yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Sebagai tujuan umum QTA bertujuan
untuk melakukan perubahan yang berkemajuan di masyarakat baik
dalam segi pendidikan, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Sedangkan
tujuan khusus dari terselenggaranya QTA ini adalah upaya melakukan
penguatan di cabang dan ranting Aisyiyah.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Qoryah Thayyibah merupakan salah satu program Aisyiyah yang
memiliki dasar QS. Al-Ma’un dan QS. Ai Imran 104. Ayat tersebut yang
menginspirasi Aisyiyah untuk melakukan praksis gerakan dimasyarakat. Praksis
gerakan yang berorientasi dalam dakwah amar makruf nahi munkar inilah dakwah
bi lisan al-haal.
Menurut Tanfidz Keputusan Tanwir I Aisyiyah Pimpinan Pusat Aisyiyah
“Qaryah Thayibah adalah suatu perkampungan atau desa di mana masyarakatnya
menjalankan ajaran Islam secara kaffah baik dalam hablun minallah maupun
hablun minannas dalam segala aspek kehidupannya yang meliputi bidang aqidah,
akhlak, ibadah, dan mu’amalah duniawiyah”.
Kramatsari adalah salah satu desa yang ada di Kota Pekalongan. Kini desa
yang telah digabung menjadi satu kelurahan dengan desa Kraton, dan desa Pasirsari
berubah nama menjadi Kelurahan Pasirkratonkramat. Desa Kramatsari,
masyarakatnya lebih mendominasi menjadi petani karena banyaknya lahan dan
sawah. Kini mereka terpaksa harus beralih profesi. Hal tersebut dikarenakan adanya
bencana yang melanda desa Kramatsari, yaitu Banjir dan rob.
Desa Kramatsari juga dikelilingi oleh banyaknya gedung bertingkat seperti
hotel hotel dan bangunan lain. Tak hanya itu, meningkatnya produsen batik dan
pendangkalan sungai juga ikut berkontribusi terjadinya banjir dan rob tersebut.
Selain itu, desa Kramatsari juga banyak anak-anak usia dini yang
memerlukan pendidikan agama yang baik. Agar bisa menjadi generasi penerus yang
bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Tak hanya berdakwah dibidang
pendidikan untuk anaknya, Aisyiyah juga mengadakan Thalabul ilmi untuk orang
tua/ wali anak didik dan juga masyarakat perempuan di Kramatsari. Hal itu juga
menjadi dasar upaya untuk terciptanya Keluarga Sakinah.
Aisyiyah juga menggandeng dan bekerja sama dengan Kelurahan
Pasirkratonkramat guna adanya penyuluhan dan pendampingan Masyarakat / Orang
tua Lanjut Usia (Lansia).
Berdasarkan hal tersebut diatas, Aisyiyah tergerak untuk ikut andil dalam
memberikan pendampingan khususnya bagi masyarakat perempuan/ ibu-ibu.
RENCANA PROGRAM
Balai Sakinah Aisyiyah (BSA) Kramatsari ini terbentuk karena adanya
pembinaan dan sosialisai yang disampaikan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah
Asiyiyah Kota Pekalongan. Hal tersebut sesuai dengan Program yang digalakkan
oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah.
Dari latar belakang yang telah disampaikan didepan, Balai Sakinah Aisyiyah
(BSA) Kramatsari dan Majelis Tabligh Pimpinan Ranting Aisyiyah Kramatsari
membuat program kegiatan yang digunakan untuk acuan mengadakan kegiatan agar
tepat sasaran, efektif dan efisien. Kegiatan yang dilakukan juga menjadi program
lintas majelis (bekerjasama dengan berbagai majelis dalam satu kegiatan).
No Rencana Program Majelis Tujuan Sasaran
1 Amal Usaha Berupa
Sekolah dan
Pendampingan
Sekolah Aisyiyah
M.
Dikdasmen
Untuk memberikan
pendidikan bagi
anak usia dini agar
menjadi insan
generasi robbani
Anak Usia
Dini
2 Pengajian Rutin Ibu-
Ibu
M. Tabligh Memberikan
pendidikan
masyarakat dan
siraman qalbu
Perempuan
3 Bina Baca Al Qur’an M. Tabligh Memberikan
pendidikan
masyarakat cara
mencintai dan
membaca Al-
Qur’an yang baik
dan benar
Perempuan
4 Program Santunan
Anak Yatim/ Piatu
dan Dhuafa
MKS Membantu dan
meringankan biaya
sekolah anak
kurang mampu
(dhuafa) dan
yatim/piatu
Anak
Sekolah
5 Pelatihan Pembuatan
Roti
MEK Memberikan
pengetahuan dan
keterampilan bagi
ibu-ibu/
masyarakat
perempuan untuk
memiliki keahlian
membuat roti dan
sebagai sarana
meningkatkan
pendapatan yang
halal bagi
persyarikatan dan
bagi masyarakat.
Perempuan
6 Penyedia Seragam
Aisyiyah
MEK Memberikan
kemudahan kepada
masyarakat yang
membutuhkan
seragam Aisyiyah
dan meningkatkan
kas persyarikatan.
Perempuan
7 Dapur Umum M. Tabligh
dan
LLHPB
Membantu
masyarakat
menyediakan
Masyarakat
makanan ketika
terjadi bencana
khususnya yang
sering terjadi yaitu
rob dan banjir
8 Posyandu Lansia M.
Kesehatan
dan Sosial
Aktif dan ikut serta
dalam pelaksanaan
kegiatan posyandu
lansia dan balita
yang dilaksanakan
kelurahan guna
ikut memantau dan
memberikan
pendampingan
khususnya warga
Aisyiyah.
Masyarakat
IMPLEMENTASI PROGRAM
A. Sekolah Aisyiyah dan Pendampingan Sekolah Aisyiyah
Sejak lahirnya Aisyiyah mendampingi perjuangan Muhammadiyah di
kalangan kaum perempuan, organisasi tersebut begitu cepat menyebar luas ke
seluruh pelosok negeri, tak terkecuali di daerah kota Pekalongan khususnya
Desa Kramatsari ini. Sekitar tahun 1990 Aisyiyah sudah berdiri dan di pimpin
oleh Ibu Siti Ruqoyah (Ibunda Hj. Fathimah Mansyur) yang juga salah satu
pencetus berdirinya TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kramatsari.
Layaknya ciri-ciri warga Muhammadiyah termasuk didalamnya adalah
warga Aisyiyah sebagai desa Qaryah Thayyibah adalah melakukan gerakan
amar ma’ruf nahi munkar, karena hal tersebut memang ciri khusus
Muhammadiyah, yaitu gerakan Islam, gerakan amar ma’ruf nahi munkar dan
gerakan tajdid (pembaharuan).
Maka impian mempunyai TK Aisyiyah adalah harapan yang begitu
besar bagi pengurus Aisyiyah Kramatsari sejak organisasi tersebut ada di
Kramatsari di bawah Pimpinan Ibu Siti Ruqoyah yaitu Ibunda dari Ibu
Fathimah yang sekarang menjadi Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan
Ranting Aisyiyah Kramatsari.
Diawali dengan berdirinya TK Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA)
Kramatsari pada tahun 1997. Masyarakat saling gotong royong dan mencari
dana, mulai dari jimpitan warga/ masyarakat Aisyiyah Muhammadiyah
maupun pencarian donatur. Hingga sampai sekarang gotong royong dana
tersebut masih berjalan. Dilandasi dengan semangat untuk beramar ma’ruf
nahi munkar dan ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi
masyarakat yang sebenar-benarnya.
Hal tersebut juga menjadi motivasi dan dorongan bagi Aisyiyah untuk
mendirikan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) Aisyiyah Kramatsari yang
berdiri di tahun 2001.
Banyak nya anak usia dini dibawah 4 tahun yang artinya belum bisa
disekolahkan di jenjang Taman kanak-kanak, maka Aisyiyah kembali
berkiprah dengan mendirikan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang
sekarang dikenal dengan Kelompok Bermain (KB) di tahun 2006.
Masyarakat sangat antusias menyambut dakwah Aisyiyah melalui
pendidikan tersebut. Terbukti dengan banyaknya orang tua yang
mendaftarkan anaknya di PAUD Aisyiyah Kramatsari. Diawal pendiriannya,
sekolah tersebut meringankan biaya pendidikan dengan membebaskan uang
kegiatan anak didik dan berlangsung hingga tahun ke 2.
Kesibukan yang luar biasa bagi orang tua milenial sekarang ini, Taman
Penitipan Anak (TPA) sangatlah menjadi kebutuhan bagi sebagian
masyarakat. Selain untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi anak
usia dini yang “ditinggal” oleh orang tuanya bekerja, pendidikan karakter dan
tauhid anak usia dini sangatlah penting, hal tersebut menjadi alasan Aisyiyah
mendirikan kembali amal usaha dibidang pendidikan. Taman Penitipan Anak
(TPA) Aisyiyah Kramatsari yang berdiri di tahun 2015.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah bersama dengan seluruh
pimpinan Aisyiyah Kramatsari tak henti-hentinya berdakwah dan berkhidmat
untuk negeri khususnya di kelurahan Kramatsari. Setelah pendirian lembaga/
amal usaha tersebut tentunya semua wajib menjaga agar terus tumbuh dan
menjadi bagian peradaban masyarakat yang akan selalu memberikan
pencerahan. Kualitas dan kuantitas yang harus berjalan bersama terkadang
memperoleh hambatan. Kualitas yang dibangun dari seluruh stakeholder
terkadang menemui banyak rintangan. Sarana dan Prasarana yang terus
diperbaiki dilakukan dengan tujuan untuk tetap memberikan pelayanan dan
kualitas yang baik untuk masyarakat.
Letak geografis Kramatsari yang jauh dari laut pada kenyataannya
mengalami rob dan banjir. Hal tersebut tentunya menjadi bagian dari
tantangan dan juga ujian yang senantiasa diterima dengan sabar. Hal tersebut
berdampak pada amal usaha Aisyiyah di bidang pendidikan ini yaitu
menurunnya kuantitas anak didik baik TPQ, TK, KB/ PAUD, dan TPA.
Gedung tempat belajar mengajar TK, TPQ, PAUD/KB juga terkena banjir.
Sampai akhirnya Pimpinan Ranting membeli lahan dan membangun gedung
baru disebelah gedung lama dengan bangunan yang sudah ditinggikan. Anak
didik TK KBM secara nomaden (berpindah-pindah) seperti dimasjid atau di
gedung Majelis Ta’lim Al Maauun, selama gedung baru belum selesai di
bangun. Sedangkan TPQ pinjam pakai gedung SD Muhammadiyah
Kramatsari. Hingga sekarang TPQ walaupun bangunan baru sudah jadi, TPQ
belum pindah kembali dikarenakan gedung lama TK belum selesai
direnovasi.
Penelitian dan segala usaha terus dilakukan guna untuk mendalami
permasalahan dan pencarian jalan keluar atau solusi yang baik. Sehingga
eksistensi Aisyiyah berdakwah dalam pendidikan akan terus berlanjut dan
berkembang lebih baik.
Gedung TK, KB, TPQ yang mengalami
kebanjiran
Gedung TK, KB, TPQ yang direnovasi
Gedung TK, KB, TPQ yang direnovasi
Gedung TK, KB, TPQ, TPA yang baru (disebelah
selatan gedung lama)
B. Pengajian Rutin Ibu-Ibu
Pengajian ini bertujuan untuk melayani kebutuhan umat dalam hal
agama, dengan alasan pemahaman ke-Islaman dan kemuhammadiyahan
kurang. Peran yang dilakukan Aisyiyah di desa Qaryah Thayyibah adalah
dengan mengembangkan ilmu yang disampaikan, memberikan buku materi
agar anggota dapat mengulang materi yang disampaikan dan diadakan tanya
jawab anggota kepada pemateri. Selain itu, menjaga kualitas pengajaran
dalam penyampaian materi dengan baik, dan memfasilitasi kebutuhan
anggota.
Pengajian dilaksanakan rutin setiap hari Jum’at siang pukul 13.00 WIB
– waktu ashar. Pemateri pengajian dari Muhammadiyah dan juga Aisyiyah,
baik dari Pimpinan Ranting, Cabang maupun Daerah. Walaupun diadakan di
siang hari yang kadang amat terik. Namun warga Aisyiyah di Kramatsari
sangat antusias untuk mnghadiri pengajian tersebut. Jika musim penghujan
pun, warga Aisyiyah masih semangat untuk hadir bahkan ketika banjir
ataupun rob datang, terkecuali ketika ada pengumuman libur. Jumlah jamaah
pengajian di desa binaan Qaryah Thayyibah ini mencapai hampir 100 orang
perempuan terdiri perempuan muda, paruh baya bahkan lanjut usia.
Untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh pimpinan ranting
aisyiyah Karamatsari dan untuk memperdalam pengetahuan keagamaan,
maka pimpinan ranting Aisyiyah Kramatsari selalu memandatkan/ memberi
utusan pada anggotanya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan seperti
pelaatihan muballighot baik yang diadakan Aisyiyah ataupun
Muhammadiyah. Hal itu menjadi dasar karena Pimpinan Ranting Aisyiyah
Kramatsari minim kader muballighotnya. Bisa karena mental yang belum
terbangun dan terasah, kurangnya pengetahuan agama dan kurangnya waktu
untuk bisa berorganisasi atau menjadi penceramah. Hal tersebut
mengakibatkan susahnya mencari cadangan jika muballigh/ muballighotnya
berhalangan hadir.
Majelis Tabligh yang membidangi pengajian rutin ini bekerjasama
dengan Majelis Kesejahteraan Sosial yaitu dengan cara menyediakan kaleng
infak yang diisi oleh jamaah. Infak kaleng Majelis Tabligh dan Majelis
Kesejahteraan Sosial berbeda. Majelis Tabligh digunakan untuk keperluan
kegiatan pengajian dan Majelis Kesejahteraan Sosial digunakan untuk
keperluan kegiatan sosial, misalnya menjenguk orang sakit, meninggal,
membantu orang dhuafa, dsb.
Pengajian Ibu-Ibu anggota Qaryah Thayyibah Aisyiyah
Kramatsari, Jum’at Siang
C. Bina Baca Al Qur’an
Kegiatan Bina Baca Al Qur’an (BBA) Aisyiyah Kramatsari ini diikuti
oleh perempuan-perempuan paruh baya hingga lanjut usia. Semangat untuk
bisa mencintai, mempelajari dan memahami Al Qur’an dengan baik. BBA
dilaksanakan pada sore hari pukul 16.30 WIB sampai pukul 17.30 WIB.
Dengan pembimbing dari Majelis Tabligh Pimpinan Ranting Aisyiyah
Kramatsari.
BBA ini diikuti sampai dengan 15 orang. Hingga dari desa tetangga.
BBA ini bertujuan untuk memfasilitasi Ibu-Ibu yang ingin belajar dan
menambah pengetahuan cara membaca Al Qur’an yang baik dan benar.
Kegiatan BBA tidak ditentukan biayanya, cukup infak seikhlasnya.
Harapannya dengan adanya fasilitas di desa Qaryah Thayyibah ini berupa
Bina Baca Al Qur’an memberikan ilmu yang bermanfaat dan menjadi dakwah
untuk perempuan-perempuan hebat.
Awalnya BBA dilaksanakan di Sekolah Aisyiyah bersamaan dengan
TPQ Aisyiyah Kramatsari. Akan tetapi dikarenakan adanya banjir dan rob
yang mengakibatkan gedung dan akses jalan tidak bisa dipakai dan dilewati,
maka kegiatan BBA dialihkan dirumah pembimbing dan dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu dengan kelompok barat (Rumah Bu Riswati) bagi rumah
jamaah yang berada di daerah barat dan kelompok timur (Rumah Bu
Fathimah/ Gedung Majelis Ta’lim Al Maauun Kramatsari) bagi jamaah yang
rumahnya berada didaerah timur.
Alhamdulillah semangat ibu-ibu untuk belajar Al Qur’an tidak pantang
surut. Selain karena akses jalan dan rumah yang cukup mudah dilalui
walaupun dalam keadaan berair, dan juga niat yang sangat tulus ikhlas dan
digerakkan oleh Allah sehingga mereka tetap istiqomah.
Walaupun tidak terpungkiri jumlah jamaahnya mengalami penurunan
karena keadaan demikian. Namun semoga Aisyiyah Kramatsari sebagai desa
binaan Qaryah Thayyibah mampu untuk memberikan solusi jitu guna tetap
berdakwah melintas jaman.
D. Program Santunan Anak Yatim/ Piatu dan Dhuafa
Program ini selain dari infak Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan
Ranting Aisyiyah Kramatsari, juga bekerja sama dengan Majelis
Kesejahteraan Sosial Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Pekalongan yaitu Panti
Aushan Putri Wisma Rini.
Program berupa menyantuni anak yatim/ piatu dan dhuafa, berupa
bantuan untuk bisa mendaftar menjadi anak asuh di Panti Asuhan Putri
“Wisma Rini” bagi anak yatim/ piatu/ yatim piatu yang semua biaya hidupnya
di tanggung oleh pihak panti dan bantuan santunan bagi anak dhuafa atau non
asuh dengan santunan untuk pembayaran sekolahnya.
Desa Binaan Qaryah Thayyibah Aisyiyah Kramatsari juga mengikuti
kegiatan Pengajian yang diadakan di PAP Wisma Rini yang diadakan setiap
hari Jum’at Pahing.
Yang menjadi hambatan program santunan adalah tidak stabilnya
jumlah jama’ah. Ketika jamaa’ah mengalami penurunan maka jumlah infak
yang didapatkan tidak terlalu banyak.
E. Pelatihan Membuat Roti
Pelatihan ketrampilan ini bertujuan untuk menambah pendidikan
anggota Qaryah Thayibah dan mengisi waktu luang terutama bagi ibu rumah
tangga. Peran pengurus dengan hasil yang didapat dalam praktek tersebut,
dengan memberikan kesempatan anggota untuk memasarkan hasil produksi
sehingga meningkatkan produktivitas dan juga peningkatan ekonomi anggota
QTA Kramatsari.
Selain itu yang dilakukan pengurus dengan mengadakan pertemuan
rutin setiap bulan sekali. Kegiatan pelatihan ketrampilan ini masih berjalan
sampai sekarang dan mengembangkan produksi yang dipraktekkan.
Hambatan yang terjadi dalam pelatihan membuat roti ini diantaranya
hasil praktek yang belum bisa menjual ke masyarakat dikarenakan banyaknya
saingan penjual roti dan harga roti yang relatif murah dikalangan masyarakat
sehingga produk belum bisa maksimal manfaatnya ke masyarakat.
F. Penyediaan Seragam Aisyiyah
Penyediaan Seragam Aisyiyah di lingkungan desa QTA Kramatsari ini
bermula dengan banyaknya pesanan seragam Aisyiyah anggota QTA
Kramatsari. Penyediaan Seragam Aisyiyah ini bertujuan memberikan
kemudahan kepada masyarakat yang membutuhkan seragam Aisyiyah agar
bisa terkoordinir dengan baik. Harapannya, anggota QTA Kramatsari sedikit
demi sedikit secara menyeluruh sudah memiliki seragam nasional Aisyiyah
khususnya dan seragam Aisyiyah Daerah.
Seragam Aisyiyah ini ditanggung jawabi oleh MEK PRA Kramatsari.
Seragam tersebut di beli dari MEK PDA Kota Pekalongan lalu dijual kepada
anggota QTA Kramatsarri. Hal tersebut juga dengan harapan mampu
membrikan kontribusi/ kas PRA Kramatsari untuk penunjang program
kegiatan PRA Kramatsari dan QTA Kramatsari. Pembayaran yang dilakukan
oleh anggota QTA Kramatsari dengan cara mengangsur.
Yang menjadi hambatan dalam program ini adalah ketika harapan
semua anggota QTA Kramatsari mempunyai seragam Aisyiyah namun
dengan cara mengangsur, mengakibatkan terkendalanya perputaran dana/
modal.
G. Dapur Umum
Tantangan bagi desa binaan QTA Kramatsari seperti yang telah
dijelaskan diawal adalah terjadinya banjir dan rob. Hal tersebut membuat
warga Aisyiyah memiliki pemikiran dan inisiatif untuk mendirikan Dapur
Umum jika sewaktu-waktu banjir dan rob melanda. Pendirian Dapur Umum
Aisyiyah bersama Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul
Aisyiyah dan Pelajar Muhammadiyah berbekal dari sumbangan masyarakat
karena Kramatsari termasuk diantara desa yang terkena dampak banjir dan
rob yang parah. Dengan cara dibuat masakan nasi bungkus yang dibagikan
kepada masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk meringankan masyarakat
Kramatsari khususnya dalam penyediaan makanan. Agar tidak kesulitan
memasak atau mencari penjual masak karena pasti rumahnya terendam banjir
dan rob tersebut.
Pendirian Dapur Umum menyesuaikan kondisi yang ada, terkadang
dibuka selama 3, 4 bahkan 7 hari. Dalam satu hari Dapur Umum menyediakan
makanan yang dibagikan selama 3 kali yaitu makan pagi, makan siang, dan
makan malam.
Hambatan yang dialami dari Dapur Umum ini adalah kurangnya
personil yang membantu di Dapur Umum dikarenakan rumah mereka juga
terendam banjir dan rob.
Pendistribusian makanan ke korban
banjir dan rob di Kramatsari
Kegiatan Dapur Umum anggota QTA
Kramatsari
H. Posyandu Lansia
Posyandu Lansia di QTA Kramatsari bekerjasama dengan Kelurahan
Pasirkratonkramat berupa kegiatan pengecekan kesehatan Lansia, senam
bersama dan sarapan bersama. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap Ahad
pagi. Peserta Posyandu Lansia tidak hanya dari Anggota QTA Kramatsari
melainkan seluruh masyarakat Kramatsari.
Selain kegiatan Posyandu Lansia, Majelis Kesehatan Sosial PRA
Kramatsari juga berpartisipasi dengan kegiatan yang diadakan Majelis
Kesehatan Sosial PDA Kota Pekalongan. Biasanya kegiatan berupa IVA dan
Pap smear. Banyak anggota QTA Kramatsari yang ikut IVA dan Pap Smear.
Selain Dapur Umum, Aisyiyah juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pemeriksaan gratis yang bekerjasama dari Lazismu Pekalongan dan Jaminan
Pelayanan Kesehatan Muhammadiyah (JPKM) Pekalongan ketika banjir dan
rob.
Kegiatan Pemeriksaan Gratis di QTA
Kramatsari kerjasama Lazismu dan JPKM
Kegiatan Senam dan Pemeriksaan Lansia di QTA Kramatsari
kerjasama Kelurahan Pasirkratonkramat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdakwah didesa yang sering terjadi banjir dan rob menjadi tantangan
tersendiri bagi desa binaan Qaryah Thayyibah Aisyiyah (QTA) Kramatsari.
Banyaknya rintangan tidak menjadikan Aisyiyah surut dan mundur melintasi
zaman, walaupun pada kenyataanya mengalami penurunan dalam kuantitas.
Program kerja yang dibuat oleh anggota QTA Kramatsari adalah program
yang bisa dilakukan ditengah banjir dan rob tersebut. Diantaranya adalah
program :
1. Amal Usaha Berupa Sekolah Aisyiyah dan Pendampingan Sekolah
Aisyiyah
2. Pengajian Rutin Ibu-Ibu
3. Bina Baca Al Qur’an
4. Program Santunan Anak Yatim/ Piatu dan Dhuafa
5. Pelatihan Membuat Roti
6. Penyediaan Seragam Aisyiyah
7. Dapur Umum
8. Posyandu Lansia
Peran pengurus selain meningkatkan pendidikan masyarakat juga
merupakan wadah pendidikan bagi masyarakat untuk lebih mendalami ilmu
agama dan ilmu pengetahuan umum. Sehingga tujuan desa Qaryah Thayyibah
Aisyiyah bisa tercapai.
B. Saran
1. Adanya peningkatan program Qaryah Thayyibah Aisyiyah Kramatsari
dan anggota Qaryah Thayyibah Aisyiyah Kramatsari
2. Tertibnya pengadministrasian dan pengawasan kegiatan Qaryah
Thayyibah Aisyiyah Kramatsari.