rob semarang 3

18
 DAFTAR ISI 1. TUJUAN.................................................................................1 2. PENANGGULANGAN BANJIR DAN ROB KOTA SEMARANG............4 2.1.. Sistem Drainase Semar ang T engah (Biaya Rp. 8,6 T riliun)... ........ 7 2.2. Sistem Drainase Semarang Timur (Biaya Rp. 2,1 Triliun).............10 2.3. Sistem Drainase Semarang Barat (Biaya Rp. 0,6 T riliun atau Rp. 600 ilyar!)........................................................................................13 2.". Sistem Drainase Semarang Tugu # ang$ang (Biaya Rp. 1,1 Triliun).................................................................................................16 3. TOTAL KEBUTUAN BIA Y A....................................................... 17

Upload: adithya-bayu

Post on 08-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

drainase

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Daftar isi

11. TUJUAN

42. PENANGGULANGAN BANJIR DAN ROB KOTA SEMARANG

2.1.. Sistem Drainase Semarang Tengah (Biaya Rp. 8,6 Triliun)7102.2. Sistem Drainase Semarang Timur (Biaya Rp. 2,1 Triliun)

132.3. Sistem Drainase Semarang Barat (Biaya Rp. 0,6 Triliun atau Rp. 600 Milyard)

162.4. Sistem Drainase Semarang Tugu Mangkang (Biaya Rp. 1,1 Triliun)

173. TOTAL KEBUTUAN BIAYA

1. TUJUANTujuan Kegiatan adalah mengembangkan dan menerapkan penanggulangan Banjir dan Rob di Kota Semarang, dengan konsep mencegah air laut masuk ke daratan dengan tanggul laut dan menangani air yang terjebak di dalam kawasan dengan tampungan, pintu pintu air, dan pompa (tanggul, tampungan, pompa).

Gambar 1. Peta Kota Semarang

Gambar 2. Karakteristik Kota Semarang

Gambar 3. Kota Semarang dan Sekitarnya (SMEC et al., 1999 XE "SMEC et al., 1999"

XE "Kodoatie, 2000c" )

2. PENANGANAN BANJIR DAN ROB KOTA SEMARANG Penanganan Banjir dan Rob Kota Semarang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Pengendalian Banjir/drainase kota. Secara historis, pengendalian banjir Kota Semarang sudah dimulai sejak jaman penjajahan Belanda, dengan dibangunnya 2 (dua) buah saluran pengendali banjir (Flood Way), yaitu:

Banjir Kanal Barat (BKB), dibangun pada 1850 untuk mengantisipasi banjir pelabuhan dagang yang berada di muara Kali Semarang. Pelabuhan ini merupakan satu-satunya urat nadi kegiatan perdagangan yang mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga Semarang dapat mencapai puncak kejayaannya pada abad ke 18 dan dinyatakan sebagai kota kedua sesudah Batavia pada Persetujuan Giyanti 1.775 di Salatiga. Banjir Kanal Timur (BKT), dibangun pada tahun 1896-1903, direncanakan untuk melindungi wilayah Semarang bagian Timur serta kawasan Pengembangan Pelabuhan Semarang.

Kondisi BKB dan BKT sekarang sudah mengalami perubahan cukup besar. Kapasitas menurun akibat sedimentasi sedangkan debit banjir meningkat sejalan dengan meningkatnya kawasan terbangun di daerah tangkapannya, sehingga efektifitasnya dalam mengendalikan banjir tidak dapat diandalkan. Apalagi penyebab banjir dan genangan saat ini tidak hanya didominasi oleh air hujan, tetapi juga oleh air laut yang dikenal dengan rob.

Oleh karena itu, penanganan banjir dan genangan di Kota Semarang tidak dapat dilakukan secara konvensional, tetapi harus dengan pendekatan baru disesuaikan dengan kondisi yang berkembang. Secara garis besar penanganan banjir dan genangan di Kota Semarang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian, sebagai berikut: Banjir akibat air hujan dari hulu ditangani dengan Sistem Banjir Kanal dan penataan kawasan hulu

Hujan local ditangani dengan sistem polder

Rob ditangani dengan sistem tanggul, long storage dan pompa. Gambar 4 memperlihatkan skema penanganan banjir dan rob Kota Semarang.Untuk pelaksanaan Master Plan tersebut di atas, biaya yang diperlukan sesuai dengan urutan prioritasnya adalah :

1. Sistem Drainase Semarang Tengah

Biaya Rp. 8,6 Triliun2. Sistem Drainase Semarang Timur

Biaya Rp. 2,1 Triliun

3. Sistem Drainase Semarang Barat

Biaya Rp. 0,6 Triliun

4. Sistem Drainase Semarang Tugu Mangkang

Biaya Rp. 1,1 Triliun

2.1. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Tengah (Biaya Rp. 8,6 Triliun)

A. Sub-sistem BanjrKanal Barat

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.

2. Peninggian tanggul di kanan kiri Kali BKB dari Bendung Simongan sampai muara.

3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

4. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Kali Garang.

5. Penurunan debit yang masuk ke Kali BKB dengan membangun Bendungan Jatibarang, Bendungan Kripik, Bendungan Mundingan dan Bendungan Garang.

6. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.

7. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

B. Sub-sistem Kali Asin

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.

2. Pembuatan tanggul laut.

3. Pembuatan kolam tando 1,6 ha dengan kapasitas 24.000 m3 dan stasiun pompa dengan kapasitas 8,5 m3/det.

4. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.C. Sub-sistem Kali Baru

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.

2. Pembuatan tanggul laut.

3. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

D. Sub-sistem Kali Bandarharjo

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.

2. Pembuatan tanggul laut.

3. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

E. Sub-sistem Kali Banger

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan Kali Banger dari sampah untuk long storage.

2. Mengembangkan sistem polder di daerah Banger yang dilengkapi dengan stasiun pompa dengan kapasitas 5,5 m3/det.

3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

4. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

F. Sub-sistem Kali Semarang

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.

2. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

3. Pembangunan kolam tando seluas 1, 2 ha dengan kapasitas 8.100 m3 dan stasiun pompa dengan kapasitas 4,4 m3/det.

4. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

G. Sub-sistem Kali Bulu

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.

2. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

H. Sub-sistem Kali Simpang Lima

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.

2. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Kali Veteran sampai Jalan Sriwijaya.

3. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

2.2. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Timur (Biaya Rp. 2,1 Triliun)

A. Sub-sistem Kali Banjir Kanal Timur (BKT)1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.

2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali BKT dari Jalan Brigjen Sudiarto sampai muara.

3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

4. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Brigjen Sudiarto.

5. Penurunan debit yang masuk ke Kali BKT dengan membangun 2 embung di Kelurahan Sambiroto seluas 6,19 ha dan 0,49 ha, serta di Kelurahan Mangunharjo seluas 0,2 ha, dan di Kelurahan Jangli seluas 3,86 ha.

6. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.

7. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.B. Sub-sistem Kali Tenggang

Sedang berjalan

1. Perbaikan sungai dari Jl. Kaligawe sampai muara yang didanai APBD Kota Semarang dengan panjang 2.250 m.

2. Pemasangan stasiun pompa di Kali Pacar dengan kapasitas 0,6 m3/det.

3. Pemasangan stasiun pompa di ujung Barat saluran Kaligawe dengan kapasitas 0.6 m3/det.

4. Perbaikan Kali Tenggang dari perumahan Tlogosari sampai jembatan rel KA dengan didanai APBN dengan panjang 2.450 m.

Usulan Kegiatan Tambahan

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.

2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Tenggang dari Muktiharjo Kidul sampai muara.

3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

4. Penurunan debit yang masuk ke Kali Tenggang dengan membangun 5 kolam tando (pond) masingmasing 3 pond di Kelurahan Tambakrejo seluas 0,57 ha, 7,80 ha dan pond Kali Pacar seluas 0,12 ha, Long Storage Kaligawe seluas 3,9 ha dan pond Rusunawa seluas 15,3 ha.

5. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.

6. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

C. Sub-sistem Kali Sringin

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.

2. Pembuatan tanggul laut antara Kali Sringin dengan Kali Tenggang.

3. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.

4. Mengembangkan sistem polder untuk manangani drainase dikawasan hilir.

5. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Pedurungan dari Jalan Brigjen Sudiarto sampai Muktiharjo Kidul menyambung dengan Kali Tenggang.

6. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Brigjen Sudiarto.

7. Penurunan debit yang masuk ke Kali Tenggang dengan membangun 3 kolam tando yaitu 2 pond di Kelurahan Muktiharjo Kidul seluas 1 ha dan 2 ha dan di Kelurahan Tlogosari seluas 1,16 ha.

8. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.

9. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

D. Sub-sistem Kali Babon

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.

2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Babon dari Jalan Majapahit sampai muara.

3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

4. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Brigjen Sudiarto.

5. Penurunan debit yang masuk ke Kali Babon dengan membangun 2 embung di Kelurahan Bulusan seluas 1,21 ha, di Kelurahan Gedawang seluas 1,49 ha dan satu embung di UNDIP seluas 15,22 ha.

6. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.

7. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

2.3. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Barat (Biaya Rp. 0,6 Triliun atau Rp. 600 Milyard)

E. Sub-sistem Kali Tugurejo, meliputi : Kali Tugurejo, Jumbleng, Buntu, Tambak Harjo, dan Saluran Gendong

1. Perbaikan sungai dengan membangun tanggul di kanan kiri mulai dari Jalan Siliwangi sampai muara.

2. Menata daerah tangkapan bagian atas (hulu) dengan pembuatan sumur resapan.

3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

4. Mengembangkan sistem polder di daerah Tugurejo.

5. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Siliwangi.

6. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.

7. Pembuatan saluran gendong disebelah Selatan Kali Silandak Baru, yang menghubungkan Kali Tambakharjo, Kali Buntu, dan Kali Jumbleng bergabung dengan Kali Tugurejo menuju ke laut.

8. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

B. Sub-sistem Kali Silandak, meliputi : Kali Silandak, Tambakharjo, Buntu, Jumbleng dan Saluran Gendong

1. Perbaikan penampang saluran, dan pengerukan sedimen serta pembersihan sampah yang ada di dalam badan sungai

2. Peninggian jembatan Kereta Api (KA) sehinga masih ada ruang bebas antara muka air banjir dan gelagar jembatan, atau penurunan dan/atau pengendalian debit banjir dengan pembuatan 2 kolam tando (embung) di kawasan industri Candi, masing-masing seluas 5,54 ha dan 1,6 ha.

3. Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan sumur resapan pada kawasan permukiman, baik yang sudah terbangun, maupun yang akan datang.

4. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Silandak dari Jalan Siliwangi sampai muara.

5. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

6. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Siliwangi.

7. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

C. Sub-sistem Kali Siangker, meliputi: Kali Siangker, Saluran Madukoro, Kali Semarang Indah, Karangayu dan Kali Ronggolawe

Saluran Madukoro

1. Pengembalian kapasitas saluran di sepanjang Saluran Madukoro

2. Perbaikan saluran Jalan Arteri sisi Utara dari Jalan Madukoro sampai BKB.3. Rekonstruksi bangunan pintu outlet yang dilengkapi stasiun pompa dengan kapasitas 1,5 m3/dtk dan kolam tando seluas 0,20 ha.

4. Mengembangkan sistem polder di daerah Madukoro.

5. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Saluran Semarang Indah

1. Pengerukan dan pembersihan sedimen dan sampah serta perbaikan dinding saluran

2. rekonstruksi pintu outlet ke BKB serta pompa dengan kapasitas 1,5 m3/detik dan kolam tando seluas 0,25 ha.

3. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Kali Karangayu

1. Peningkatan kapasitas sungai dengan pengerukan dan pembersihan dari sedimen dan sampah.

2. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Kali Ronggolawe

1. Peningaktan kapasitas sungai dengan pengerukan dan pembersihan dari sedimen dan sampah.

2. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Kali Siangker

Penanganan permasalahan Kali Siangker meliputi:

1. Normalisasi Kali Siangker.

2. Pembangunan kolam retensi di ujung Timur luar landasan Bandara Ahmad Yani seluas 4 ha,.

3. Peninggian jembatan Kereta Api (KA) sehingga masih ada ruang bebas antara muka air dan gelagar jembatan, atau penataan kawasan hulu dengan pembuatan sumur resapan di lahan permukiman dan kawasan terbangun lainnya.

4. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Siangker dari Jalan Siliwangi sampai muara.

5. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

6. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Pamularsih.

7. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

D. Sub-sistem Kawasan Bandara Ahmad Yani

1. Memperbaiki saluran Lingkar Selatan-Barat, merekonstruksi statsiun pompa yang ada (kapasitas 0,5 m3/dt) dan medilengkapinya dengan retarding pond seluas 0,8 ha.

2. Mengembangkan Kali Mati sebagai polder seluas 50 ha.

3. Membangun 2 stasiun pompa, masing- masing :

0,5 m3/det di ujung Barat Kali Mati, dan

0,5 m3/det di ujung Timur Kali Mati

2.4. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Tugu Mangkang (Biaya Rp. 1,1 Triliun)A. Sub-sistem Kali Mangkang, meliputi : Kali Mangkang Kulon, Plumbon, dan Mangkang Wetan1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.

2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Plumbon dari Jalan Siliwangi sampai muara.

3. Pembuatan tanggul laut antara Kali Jonggrang dengan Kali Plumbon sepanjang 1.565 m, tanggul laut antara Kali Plumbon dengan Kali Bringin sepanjang 1680 m.

4. Mengembangkan sistem polder di daerah Mangkang Kulon dan Mangkang Wetan.

5. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Siliwangi (sebelah Selatan Jl. Siliwangi) untuk menangkap air dari saluran-saluran drainase sebelah hulu dan mengalirkannya ke kanal banjir, sebagian ke Kali Mangkang Kulon sepanjang 1250 m dan sebagian ke ke Kali Plumbon sepanjang 1.160 m.

6. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

F. Sub-sistem Kali Bringin, meliputi : Kali Bringin, Randu Garut , Boom Karanganyar dan Tapak

1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.

2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Bringin, Kali Karang Anyar dan Kali Tapak dari Jalan Siliwangi sampai muara dikarenakan Kali Bringin, Kali Karang Anyar dan Kali Tapak.

3. Pembuatan tanggul laut antara Kali Bringin dengan Kali Karang Anyar sepanjang 1.960 m, antara Kali Karang Anyar dengan Kali Tapak sepanjang 1.400 m antara Kali Tapak dengan Kali Tugu sepanjang 380 m.

4. Mengembangkan sistem polder di daerah Randu Garut, Karang Anyar dan Tapak.

5. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Siliwangi (sebelah Selatan Jl. Siliwangi) untuk menangkap air dari saluran-saluran drainase sebelah hulu dan mengalirkannya ke kanal banjir, sebagian ke Kali Bringin sepanjang 3.465 m, sebagian ke Kali karang Anyar 1085 m dan sebagian ke ke Kali Tapak sepanjang 1155 m.

6. Penurunan debit yang masuk ke Kali Bringin dengan membangun 4 embung masingmasing di Kelurahan Wonosari seluas 6,04 ha, di Kel Tambakaji seluas 3,12 ha, di Kelurahan Bringin seluas 2,15 ha dan di Kelurahan Kedungpane seluas 2,36 ha.

7. Penataan bangunan-bangunan liar sepanjang sungai.

8. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

3. TOTAL KEBUTUAN BIAYA

Implementasi kegiatan penanganan banjir dan rob Kota Semarang memerlukan dana Rp. 12,5 triliun dengan perincian sesuai dengan prioritasnya adalah : 1. Sistem Drainase Semarang Timur

Biaya Rp. 2,1 Triliun

2. Sistem Drainase Semarang Tengah

Biaya Rp. 8,6 Triliun

3. Sistem Drainase Semarang Barat

Biaya Rp. 0,6 Triliun 4. Sistem Drainase Semarang Tugu Mangkang

Biaya Rp. 1,1 Triliun

+3.5m

+ 300 m

Zona konservasi

Zona konservasi

Pemukiman

Batas Kota Semarang

Elevasi (m) Jarak dari laut (km) Pantai 0 0.75 0 1

Simpang lima4 4

Candi Baru 906

Jatingaleh 1408

Gombel270 10

Gunung Pati300 12

Mijen250 12

Kuat arus sangat kecil

v air ke laut kecil

terjadi stagnasi air yang menjadi banjir.

agradasi sedimen di sungai, muara & laut menjadi dangkal

Kuat arus sangat besar membawa debit air dan sedimen yang sangat banyak

Erosi dan longsor terjadi di daerah ini

Terjadi degradasi sedimen

Laut Jawa

Semarang Atas

Semarang Bawah

Mijen Selatan Gombel/Srondol

10 km

Gambar 5.d. Sistem Mangkang

Gambar 4. Pengembangan Sistem Penanganan Banjir dan Rob Kota Semarang

b. Sistem

Smg Timur

a. Sistem

Smg Tengah

c. Sistem

Smg Barat

d. Sistem

Mangkang

Pemukimam

Zona industri

Kemiringan i = 0.002

Zona industri

Kab. Demak

Kab. Semarang

Kab. Kendal

+ 0 sampai +0.75 m

Dengan i =0.0250.037 (terjal) maka stream power menjadi sangat besar sehingga aliran mengalir dengan kecepatan tinggi. Kuantitas debit air dan sedimen besar dalam tempo singkat

Daerah Banjir di musim hujan

(Hampir seluruh daerah pantai)

Daerah ROB

Batas Semarang Atas dan Bawah

Kemiringan

i = 0.0 sampai 0.0001

Laut Jawa

9 km

2 km

Kemiringan

i = 0.025-0.037

Gunung pati

Banyumanik

12 km

Mijen Utara

Jatingaleh8 km

Ngemplak

Candi Baru

6,3 km

Simpang lima

4,5 km

Pusat kota

daerah Pantai

Intrusi air laut

Penurunan tanah & rob

Sangat curam

Sangat landai

+ 348 m

+136 m

+ 270 m

+ 91 m

+3,5m

+2,45 m

+0 - 0,75m

Gambar 5.b. Sistem Semarang Timur

Gambar 5.c. Sistem Semarang Barat

Gambar 5.a. Sistem Semarang Tengah

PAGE