belajar cinta dari rahwana

48
BELAJAR CINTA DARI RAHWANA Kisah cinta segitiga dalam epos ramayana antara Sinta, Rama dan Rahwana begitu cantik dan menarik. Banyak di terkandung kisah2 heroik dan romantis di dalamnya.. itulah yang menuntunku untuk menulisnya disini. Aku disini tidak akan membahas siapa yg benar siapa yg salah. Atau siapa yg hitam siapa dan putih. Karena memang tidak ada yg bener2 hitam dan tidak ada yg bner2 putih. Karena itu urusan cinta, urusan perasaan, kesetiaan, kemunafikan dan pengorbanan yg bisa menjadikan kehancuran dan kejayaan. Rama yg berwajah tampan berjiwa kesatria dan Sinta yg berwajah cantik dan setia adalah simbol pasangan ideal dlm kisah cinta modern. Rama mencinta Sinta begitu juga sebaliknya. Kisah cinta mereka berdua menjadi terusik ketika seorang raksasa yg bernama Rahwana si raja alengka yg buruk rupa yg mempunyai 10 muka (dasamuka) menculik Sinta karena Rahwana tergoda kecantikan wajahnya. Kisah itu bermula ketika Sinta bersama Rama suaminya dan laksamana adik iparnya sedang menjalankan pembuangan di hutan. Rama yang seharusnya menggantikan ayahnya menjadi raja di kerajaan Ayodya terpaksa harus mengembara di hutan setelah ibu tirinya Kaikeyi mengingatkan janji Dasarata, ayah Rama bahwa yang berhak atas takhta adalah Barata dan Rama harus dibuang selama lima belas tahun. Di dlam hutan mereka mendapatkan berbagai godaan. Mereka melawan para raksasa2 yg meganggu masyarakat di sekitar hutan. Salah satunya adalah seorang raksesi yg bernama Supanaka adik Rahwana. Sebenernya Supanaka hanya berniat menggoda Rama dan Laksamana karena tergoda ketampanan mereka. Tapi Rama jenggkel kemudian menebas hidung Supanaka sampe putus. Kemudian Supanaka melaporkan kepada kakaknya, Rahwana. Tentu saja Rahwana sngat marah dan tidak terima dgn itu. Dan Rahwana bertekat untuk membalasnya karena tidak terima ada Orang yg berani merendahkan harga diri keluarganya dan kerajaan alengkadireja. Kemudian Rahwana berangkat ke hutan ditemani Marica untuk membalaskan dendam. Sementara di hutan. Sinta melihat seekor kijang emas dan sinta menyukainya kemudian Sinta merengek2 menyuruh suaminya untuk

Upload: luthfi-fauzi

Post on 22-Dec-2015

100 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

seni

TRANSCRIPT

Page 1: Belajar Cinta Dari Rahwana

BELAJAR CINTA DARI RAHWANA

Kisah cinta segitiga dalam epos ramayana antara Sinta, Rama dan Rahwana begitu cantik dan menarik. Banyak di terkandung kisah2 heroik dan romantis di dalamnya.. itulah yang menuntunku untuk menulisnya disini.Aku disini tidak akan membahas siapa yg benar siapa yg salah. Atau siapa yg hitam siapa dan putih. Karena memang tidak ada yg bener2 hitam dan tidak ada yg bner2 putih. Karena itu urusan cinta, urusan perasaan, kesetiaan, kemunafikan dan pengorbanan yg bisa menjadikan kehancuran dan kejayaan. Rama yg berwajah tampan berjiwa kesatria dan Sinta yg berwajah cantik dan setia adalah simbol pasangan ideal dlm kisah cinta modern. Rama mencinta Sinta begitu juga  sebaliknya. Kisah cinta mereka berdua menjadi terusik ketika seorang raksasa yg bernama Rahwana si raja alengka yg buruk rupa yg mempunyai 10 muka (dasamuka) menculik Sinta karena Rahwana tergoda kecantikan wajahnya.Kisah itu bermula ketika Sinta bersama Rama suaminya dan laksamana adik iparnya sedang menjalankan pembuangan di hutan. Rama yang seharusnya menggantikan ayahnya menjadi raja di kerajaan Ayodya terpaksa harus mengembara di hutan setelah ibu tirinya Kaikeyi mengingatkan janji Dasarata, ayah Rama bahwa yang berhak atas takhta adalah Barata dan Rama harus dibuang selama lima belas tahun. Di dlam hutan mereka mendapatkan berbagai godaan. Mereka melawan para raksasa2 yg meganggu masyarakat di sekitar hutan. Salah satunya adalah seorang raksesi yg bernama Supanaka adik Rahwana. Sebenernya Supanaka hanya berniat menggoda Rama dan Laksamana karena tergoda ketampanan mereka. Tapi Rama jenggkel kemudian menebas hidung Supanaka sampe putus. Kemudian Supanaka melaporkan kepada kakaknya, Rahwana. Tentu saja Rahwana sngat marah dan tidak terima dgn itu. Dan Rahwana bertekat untuk membalasnya karena tidak terima ada Orang yg berani merendahkan harga diri keluarganya dan kerajaan alengkadireja. Kemudian Rahwana berangkat ke hutan ditemani Marica untuk membalaskan dendam.

Sementara di hutan. Sinta melihat seekor kijang emas dan sinta menyukainya kemudian Sinta merengek2 menyuruh suaminya untuk menangkapnya. Sbg seorang lelaki  Rama mnuruti kemauan istri tercintanya, Rama mengejar kijang yg sebenarnya adalah jelmaan Marica anak buah Rahwana tersebut. setelah itu dari kejauhan Sinta mendengar suara suaminya yg bertiak seakan meminta pertolongan. Sinta khawatir kalo suaminya terjadi apa2 lalu Sinta menyuruh Laksamana adik suaminya untuk melihatnya. Tapi Laksamana punya pikiran lain bahwa dia gak yakin itu adalah suara Rama. dan dia jg bimbang kalo seandainya Sinta di tinggal lalu siapa yg akan menjaga Sinta.. padahal dia sudah di beri mandat oleh kakaknya untuk menjaga Sinta. Di tengah2 kebimbangan dan kegalauan itu Sinta justru menuduh Laksamana punya maksud tertentu kepadanya.

Page 2: Belajar Cinta Dari Rahwana

Sinta menuduh Laksamana memang sengaja membiarkan kakaknya yg sedang dlam kecelakaan supaya mati dan Laksamana bisa mendapatkan Sinta. Laksamana yg merasa sama skali tidak punya maksud sperti itu, mau tidak mau Laksamana harus menuruti kemauan Sinta dan mengingkari amanah kakaknya. Ketika di tinggal oleh Laksmana itulah Rahwana menculik Sinta karena Rahwana terpesona dgn kecantikan Sinta. Rahwana merasa Sinta adalah reinkarnasi dr Dewi widowati seorang wanita yg dijanjikan oleh Dewa kpd Rahwana. kemudian Rahwana membawanya ke kerajaan alengka.

Di dlm perjalanan Rahwana di hadang oleh burung yg bernama Jatayu teman Rama bahkan jatayu berhasil merebut sinta. Tapi Rahwan punya senjata sakti pemberian dewa siwa menebas Jatayu dgn senjata itu hingga terluka dan Rahwana berhasil merebut Sinta kembali. Sebelum Jatayu mati dia memberi tahu Rama dan Laksamana bahwa Sinta diculik oleh Rahwana. Sementara selama 3 tahun dlam penyekapan Sinta di kerajaan alengka sebenarnya Sinta di perlakukan dgn sangat baik dan di manjakan oleh Rahwana. Bahkan Rahwana tidak pernah menyentuhnya. karena Rahwana sangat mencintai Sinta. Walau Rahwana adalah raja raksasa yg bengis dan kejam tapi dia gk mau melukai Sinta krn dia hanya dendam kepada suami Sinta. Rahwana sangat menginginkan Sinta untuk jadi istrinya.Dia selalu datang stiap hari kepada Sinta. Rahwana selalu merayu Sinta dengan kata2 Indah. Rahwana meminta Sinta untuk mau menjadi permaisurinya. Ia slalu minta maaf karena telah menculiknya. smua itu di lakukan semata mata karena ia mencintainya. Ia

Page 3: Belajar Cinta Dari Rahwana

slalu mengatakan bahwa dia siap berkorban dgn apa pun untuk mendapatkan cintanya. namun Sinta slalu menolaknya. Meski Cintanya slalu di tolak tp tak membuat Rahwana putus asa untuk mengejar Cinta sang pujaan hati yg sangat ia cintai. tp Rahwana terus berjuang tak kenal lelah untuk mengejar cintanya dia terus datang stiap hari dgn kata2 yg sama, dgn Rayuan gombalnya dan dgn kata2 lembut penuh harapan barangkali Sinta sudah berubah fikiran. "Maukah engakau menjadi permaisuriku??" Tapi Sinta slalu berkata tidak. Karena cintanya hanya untuk Rama.Smakin lama Sinta smakin gelisah. Timbul gejolak di dlam hatinya mengapa suaminya tak kunjung memjemputnya.. Di satu sisi Sinta mulai tergoda dgn kebaikan dan kesopanan Rahwana.. Sinta mulai terbuai dgn cara Rahwana memperlakukannya. Selama ia di kerajaan alengka Rahwana berubah menjadi baik dan murah senyum sehingga merubah suasana kerajaan menjadi baik pula dan penuh kedamaian tidak sperti ketika ia baru datang. Sinta mulai tergoda dgn Rahwana..ia mulai mencintai Rahwana Tapi disisi yg lain Sinta jg masih mencintai Rama dan tidak mau menghianati cinta suaminya.. Tp mengapa ia tak kunjung menjemput dan menyelamatkannya.. Apakah suaminya sudah tidak lagi mencintainya??

Setelah itu Hanoman datang dan menyusup di dlam kerajaan alengka dgn membawa cincin yg menandakan bahwa dia di utus oleh suamiya untuk menjemputnya. tp Sinta menolaknya. Ia hanya ingin di jemput oleh suaminya sbgai tanda bukti bahwa Rama masih mencintainya. Kemudian Rama menyusun strategi dan membuat koloni untuk menyerang kerajaan alengka. Rama bekerjasama dgn wibisana adik Rahwana kemudian menyerang kerajaan dan memporak porandakan kerajaan alengka.Di dalam situasi darurat di kerajaan alengka Rahwana justru masih terus menggoda Sinta tak kenal lelah. Tak peduli dgn situasi kerajaan yg sudah di serang habis2an oleh Rama. "Wahai pujaan hatiku.. Aku sangat mencintaimu.. Hanya kamulah yg Aku cintai.. Aku siap berkorban apa pun demi cintamu walau pun sampai mati.." itu yg terus dikatakan oleh Rahwana.

  Sinta menjawab "Jujur.. Aku sebenernya jg mencintaimu..kamu slalu memperlakukanku dgn baik.. Selama aku disini sifatmu berubah menjadi baik. suasana kerajaan menjadi tenang penuh kedamaian.. tp aku jg tak mau menghianati cinta suamiku.. jika kamu mencintaiku Tolong relakanlah aku dan kembalikanlah aku kepada suamiku."

Page 4: Belajar Cinta Dari Rahwana

Itulah kata2 yg slama ini di nanti2 oleh Rahwana.. Hanya sbuah kata "Cinta" walupun tak bisa memiliki sinta seutuhnya. "Baik.. Jika itu maumu.. Aku adalah ksatria dan aku akan menyerahkanmu dengan cara ksatria.. aku akan membunuh suamimu." Kata RahwanaKemudian Rahwana pergi dan bertarung dgn Rama. pertarungan seorang kesatria. singkat cerita pertarungan tersebut dimenangkan olh Rama dan Rahwana pun tewas ditangan rama. dan kerajaan alengka yg kosong di ganti oleh wibisana adik Rahwana. Rama berhasil membawa pulang kembali Dewi sinta istri tercinta.

Namun karena Sinta sudah bertahun2 disekap Rahwana sehingga muncul kecurigaan rama bahwa Rahwana telah menodai Sinta. Sinta mencoba meyakinkan kepada suaminya bahwa selama di dlam sekapan, Rahwana slalu memperlakukannya dengan baik. Rahwana sama skali tidak pernah menyentuhnya sdikit pun. Tapi Rama tetap saja gk percaya. Untuk meyakinkan suaminya Sinta berani menceburkan diri ke dalam api. Sbg pembuktian jika Sinta berbohong dia akan mati tapi jika dia masih hidup berarti dia masih suci. Kemudian sinta menceburkan diri ke dalam api dan ditolong oleh Dewa api sehingga Sinta selamat dan menandakan bahwa dia masih suci. Dan kehidupan mreka pun kembali sperti sedia kala.

Menurut umumnya para dalang. Rahwana di anggap tokoh antagonis dan Rama adalah tokoh protagonis. menurut sebagian orang Rama dianggap seorang kesatria sejati dan Rahwana adalah seorang pecundang karena menculik istri orang. tapi aku bner2 gk stuju dgn itu. memang kalo dilihat dari satu sudut pandang saja memang seperti itu. tapi cobalah melihat kisah ini dgn sudut pandang yg lain. justru aku anggap Rahwana lah yg benar2 seorang laki2 sejati. dan seorang kesatria yg gagah berani.

Rama memang orangnya tampan dan Rahwana orangnya urakan dan slengean, bengis dan kejam tapi Dalam urusan cinta Rahwanalah yg romantis.Memang Rahwana punya kepala sepuluh tapi hanya 1 yg ada di dalam kepalanya, yaitu "Dewi Sinta"Dgn kata2 dan prilakunya, dengan rayuan dan kesabaran Rahwana dapat meluluhkan hati Sinta yg mulanya membencinya menjadi mencintainya. Bisa saja Rahwana ketika itu memaksa dan memperkosa Sinta. tapi Rahwana tidak mau melakukannya karena Rahwana sadar bahwa Cinta tidak bisa di paksa.Rahwana ingin Sinta mnjadi istrinya atas dasar cinta bkn krna unsur paksaan.Karena cinta.Rahwana yg mulanya raja yg kejam berubah menjadi baik inilah sisi yg patuh di contoh dari seorang Rahwana. justru Rama lah yg seorang pengecut yg. tidak bisa menghargai seorang wanita.Rama berani melukai seorang wanita (Supanaka). tapi Rahwana justru sangat menghargai seorang wanita. gk mau menyentuhnya sebelum dia mau menerima cintanya dgn setulus hati.Dalam priode penyandraan Sinta selama 3 tahun. kemanakah Rama?? kenapa dia gk cepat2 menolong Sinta..apa dia gk berani dengan Rahwana padahal dia adalah titisan dewa wisnu.

Page 5: Belajar Cinta Dari Rahwana

Justru Rama malah meminta bantuan banyak orang untuk membunuh Rahwana padahal itu urusan pribadinya. kemana jiwa laki2 seorang Sri Ramawijaya?? sangat pengecut menurutku.Setelah Sinta kembali ke tangan Rama mengapa Rama masih mempertanyakan kesucian Sinta bahkan sebagai pembuktian Sinta rela nyemplung kedalam api.??“Ketika rasa kepercayaan dalam sbuah hubungan itu terkikis..apakah itu masih bisa disebut cinta??”Rama mempertanyakan kesucian Sinta itu artinya Rama tidak percaya dan cintanya tidak tulus sepenuhnya kpd Sinta.

Sekali lagi aku katakan disini aku tidak membahas siapa yg hitam dan siapa yg putih. Karena dlam sbuah hal itu tidak ada yg benar2 hitam dan tidak ada yg “pure” putih. Smua pasti ada yg namanya “The gray side” tapi aku melihat kisah cinta yg luar biasa ini scara obyektif dgn sudut pandang yg berbeda. Tidak sperti para orang maupun dalang pd umumnya yg slalu memuja2 Rama sbg ksatria dan slalu memposisikan Rama sbgai tokoh protagonis.Cerita dlam epos Ramayana ini adalah cerita yg berasal dari india cerita yg sangat lama dan turun temurun sehingga menimbulkan berbagai versi yg berbeda tergantung siapa yg menceritakannya. Tapi scara garis besar tetap sama. Konon di sri lanka Rahwana justru di posisikan sebagai tokoh protagonis dan Rama antagonis. Termasuk Sujiwo tejo, dalang dan seniman eksentrik Indonesia jg mempunyai pendapat yg sama. Ketika ia membawakan cerita ini Rahwana yg di posisikan sbg tokoh protagonis bahkan dia menduga bahwa justru Sinta lah yg sebenarnya ingin di culik oleh Rahwana karena Sinta tidak suka dgn gaya Rama yg gitu2 aja yg monoton tidak sperti Rahwana yg berwarna dan penuh dgn seni. Cerita dan sejarah slalu menyimpan sbuah pesan yg bisa kita ambil di dalamnya bahkan hanya sbuah dongeng skali pun.

Dan di dalam kisah ini kita bisa mendapatkan banyak skali pelajaran yg dapat kita ambil. Bahwa jgn pernah memandang apa pun dari satu sisi saja. Dibalik sifat Rahwana yg kejam, raja yg diktator dia mempunyai sisi yg unik dan romantis, dia jg mmpunyai sifat lucu yg slalu menghibur dlam rasa kesepian dan kegalauan hari2 seorang sinta.

Disisi itulah sinta mulai kagum dgn karakter Rahwana.. di sisi yg lain Rama adalah seorang pria tampan nan lugu, baik dan jujur tapi dia tidak mempunyai jiwa romantisme dan unik sperti yg di miliki Rahwana. Sinta merasa pribadi suaminya sangat kaku dan monoton tidak berseni dan berwarna.Sinta benar2 menemukan suatu hal yg lain dari karakter mereka berdua.

Begitulah garis besar kisah Cinta ini. kisah cinta yg penuh dgn cobaan, perjuangan dan pengorbanan. Penuh dengan kebimbangan dan kisah heroik..Karena Ego Rahwana untuk mendapatkan cinta sinta mengakibatkan kehancuran kekuasaan dan kerajaanya.. tapi ketulusan itu mengalahkan segalanya.Cinta bisa membawa manusia kepada puncak kejayaan dan cinta juga bisa menenggelamkan manusia ke dalam jurang kehancuran.Cinta terkadang tak masuk akal karena memang cinta adalah urusan hati. cinta tak pernah memandang apa pun.

Page 6: Belajar Cinta Dari Rahwana

Dewi sinta yg mulanya eneg dgn Rahwana tiba2 jatuh cinta jg dengannya..mungkin itulah maksud dr falsafah jawa bahwa cinta tak slalu datang scara tiba2. Kadang cinta datang karen terbiasa, cinta bisa merubah Rahwana yg jahat menjadi baik. walau pun pada akhirnya Rahwana pun terbunuh karena cinta.ya memang begitulah cinta, penderitaannya tiada akhir. kata Chu Pat Kay.

Pernah menonton film india yang berjudul “Rab ne Bana Dijodi”?  salah satu film film favoritku yang dibintangi oleh Shahrukh khan dan Anuskha Sharma. Film yang bercerita tentang seorang pasangan suami istri tapi sang istri tidak mencintai suaminya karena si wanita dinikahi karena terpaksa. Walaupun suaminya tersebut seorang yang baik, pintar, jujur dan giat. Tapi ia bukanlah tipe pria yang menjadi idamannya. Si pria yang bernama Surinder “suri” sahni mempunyai karakter yang lugu dan culun, sedangkan Taani Istrinya  menyukai tipe laki-laki yang ceria dan macho. Oleh karena itu, Suri mencoba untuk merubah stylenya menjadi pria macho supaya istrinya dapat mencintai dirinya. Kemudian Suri menyamar dan mengaku bernama Raaj yang mempunyai karakter terbalik 180 derajat dari Suri. Raaj seorang yang bertipe urakan, ceplas-ceplos bahasa inggrisnya “sak karepe dewe”. Pria yang ceria, Suka merayu dan ngegombal. Awalnya Taani tidak suka dengan karakter seorang Raaj tersebut.  Hingga pada akhirnya Taani pun tak berdaya melawan rayuan-rayuan maut Raaj dan Tanni pun jatuh cinta kepadanya. Tapi Taani tidak tahu bahwa Raaj adalah seorang Suri, suaminya sendiri. Karena mereka berdua memang mempunyai karakter yang jauh berbeda. Tapi ending dari film tersebut Taani mengetahui bahwa Raaj sebenernya adalah samaran dari Suri. Jalan cerita dalam tersebut mempunyai kemiripan dengan cerita dalam kisah Ramayana. aku yakin sang sutradara memang terinspirasi dalah kisah itu. Bedanya dalam film itu dua karakter pria diperankan oleh satu tokoh. Cerita dalam epos Ramayana memang sangatlah bagus, maka dari itu banyak diinspirasi oleh banyak sutradara, Termasuk sinetron-sinetron Indonesia. Kisah itu bermula ketika Sinta bersama Rama suaminya dan laksamana adik iparnya sedang menjalankan hukuman pembuangan di hutan. Rama yang seharusnya menggantikan ayahnya menjadi raja di kerajaan Ayodya terpaksa harus mengembara di hutan setelah ibu tirinya Kaikeyi mengingatkan janji Dasarata, ayah Rama bahwa yang berhak atas tahta adalah Barata. dan Rama harus dibuang ke dalam hutan selama lima belas tahun. Di dalam hutan mereka mendapatkan berbagai godaan. Mereka melawan para raksasa-raksasa yang meganggu masyarakat di sekitar hutan. Salah satunya adalah seorang raksesi yang bernama Supanaka. ialah adik Rahwana. Sebenernya Supanaka hanya berniat menggoda Rama dan Laksamana karena tergoda ketampanan mereka. Tapi Rama jenggkel kemudian menebas hidung Supanaka sampai terluka. Kemudian Supanaka melaporkan kepada kakaknya, Rahwana. Tentu saja Rahwana sangat marah dan tidak terima dengan perlakuan itu. Dan Rahwana bertekat untuk membalasnya. Rahwana merasa Rama dan Laksamana telah berani merendahkan harga diri keluarganya dan kerajaan alengkadireja. Kemudian Rahwana berangkat ke hutan ditemani Marica untuk membalaskan dendam. Kemudian di hutan. Sinta melihat seekor kijang emas. Karena sinta menyukainya kemudian Sinta merengek manja menyuruh suaminya untuk menangkapnya. Sebagai seorang lelaki dan suami yang baik,  Rama  mau tidak mau harus

Page 7: Belajar Cinta Dari Rahwana

menuruti kemauan istri tercintanya, Rama mengejar kijang yang sebenarnya adalah jelmaan Marica anak buah Rahwana tersebut. setelah itu dari kejauhan Sinta mendengar suara suaminya yang bertiak seakan meminta pertolongan. Sinta khawatir jika suaminya terjadi apa-apa. lalu Sinta menyuruh Laksamana untuk mengeceknya. Tapi Laksamana mempunya pikiran lain bahwa dia tidak yakin itu adalah suara Rama. dan dia juga bimbang kalau seandainya mengeceknya, lalu siapa yang akan menjaga Sinta? padahal dia sudah di beri mandat oleh abangnya untuk terus menjaga Sinta. Di tengah-tengah kebimbangan dan kegalauan itu Sinta justru menuduh Laksamana mempunyai maksud tertentu kepadanya. Sinta menuduh Laksamana memang sengaja membiarkan kakaknya yang sedang dalam bahaya supaya mati dan Laksamana bisa mendapatkan dirinya. Laksamana yang merasa sama skali tidak punya maksud seperti itu, mau tidak mau Laksamana harus menuruti kemauan Sinta dan mengingkari amanah abangnya. Ketika ditinggal oleh Laksmana itulah Rahwana menculik Sinta. karena Rahwana terpesona dengan kecantikan dirinya. Rahwana merasa Sinta adalah reinkarnasi dr Dewi widowati seorang wanita yang dijanjikan oleh Dewa kepada dirinya. Singkatnya, kemudian Rahwana membawanya ke kerajaan alengka. Di dalam perjalanan Rahwana di hadang oleh burung yang bernama Jatayu. ialah teman Rama bahkan jatayu berhasil merebut sinta. Tapi Rahwan punya senjata sakti pemberian dewa shiwa, lalu menebas Jatayu dengan senjata itu hingga terluka dan Rahwana berhasil merebut Sinta kembali. Sebelum Jatayu mati dia memberi tahu Rama dan Laksamana bahwa Sinta diculik oleh Rahwana. Selama 3 tahun dalam penyekapan.  sebenarnya Sinta di perlakukan dengan sangat baik dan dimanjakan oleh Rahwana. Walau Rahwana adalah raja raksasa yang bengis dan kejam tapi dia tidak mau melukai Sinta karena dia hanya dendam kepada suami Sinta. Bahkan Rahwana tidak pernah menyentuhnya. karena Rahwana sangat mencintai Sinta. Dan ingin mendapatkannya dengan cinta pula. Rahwana sangat menginginkan Sinta untuk menjadi istrinya. Dia selalu datang stiap hari kepada Sinta. Rahwana selalu merayu Sinta dengan kata-kata Indah yang penuh gombal. Rahwana meminta Sinta untuk menjadi permaisurinya. Ia slalu minta maaf karena telah menculiknya. semua itu di lakukan semata mata karena ia mencintainya. Ia slalu mengatakan bahwa dia siap berkorban apa pun untuk mendapatkan cintanya. namun Sinta selalu menolaknya.  Meski Cintanya selalu di tolak, tapi tak membuat Rahwana putus asa untuk mengejar Cinta sang pujaan hati yang sangat ia cintai itu. tapi Rahwana terus berjuang tak kenal lelah untuk mengejar cintanya dia terus datang setiap hari dengan kata-kata yang sama, dengan Rayuan gombalnya dan dengan kata-kata lembut penuh harapan barangkali Sinta sudah berubah fikiran. "Maukah engakau menjadi permaisuriku??" Tapi Sinta tetap berkata “tidak”. Karena cintanya hanyalah milik Rama suaminya. Semakin lama Sinta semakin gelisah. Timbul gejolak di dalam hatinya mengapa suaminya tak kunjung memjemputnya? Di satu sisi Sinta mulai tergoda dengan kebaikan dan kesopanan Rahwana.. Sinta mulai terbuai dengan cara Rahwana memperlakukannya. Selama ia di kerajaan alengka Rahwana berubah menjadi baik, murah senyum sehingga merubah suasana kerajaan menjadi penuh dengan keceriaan dan kedamaian. tidak sperti ketika ia baru datang. Sinta mulai tergoda dengan Rahwana.. mulai ada sesuatu rasa cinta kepada Rahwana. Tapi disisi yang lain Sinta juga masih mencintai Rama dan tidak mau menghianati cinta suaminya.. Tp mengapa ia tak kunjung menjemput dan menyelamatkannya.. Apakah suaminya sudah tidak lagi mencintainya? Setelah

Page 8: Belajar Cinta Dari Rahwana

itu Hanoman datang dan menyusup di dlam kerajaan alengka dengan membawa cincin yang menandakan bahwa dia di utus oleh suamiya untuk menjemputnya. tp Sinta menolaknya. Ia hanya ingin di jemput oleh suaminya sbgai tanda bukti bahwa Rama masih mencintainya. Kemudian Rama menyusun strategi dan membuat koloni untuk menyerang kerajaan alengka. Rama bekerjasama dengan wibisana adik Rahwana. kemudian menyerang kerajaan dan memporak porandakan kerajaan alengka. Di dalam situasi darurat di kerajaan alengka Rahwana justru masih terus menggoda Sinta tak kenal lelah. Tak peduli dengan situasi kerajaan yang sudah di serang habis-habisan oleh Rama. "Wahai pujaan hati.. Hanya kaulah yang Aku cintai saat ini.. Aku siap berkorban apa pun demi cintamu. walau pun sampai mati.." itu yang terus dikatakan oleh Rahwana.  Sinta menjawab "Jujur.. Aku sebenernya juga mulai timbul perasaan kepadamu..kamu selalu memperlakukanku dengan baik. Selalu menghormatiku dan merayuku dengan gombalan-gombalanmu. . Selama aku disini sifatmu berubah menjadi baik. suasana kerajaan menjadi tenang dan penuh kedamaian.. tapi aku juga tak mau menghianati cinta suamiku.. jika kau benar-benar mencintaiku. Tolong relakanlah aku dan kembalikanlah aku kepada suamiku." Itulah kata-kata yang selama ini di nanti-nanti oleh Rahwana.. Hanya sbuah kata "Cinta" walupun tak bisa memiliki seutuhnya. "Baik.. Jika itu maumu.. Aku adalah ksatria dan aku akan menyerahkanmu dengan cara ksatria pula.. aku akan menyerahkanmu kepadanya jika ia bisa mengalahkanku" Kata Rahwana. Kemudian Rahwana pergi dan bertarung dengan Rama. pertarungan seorang kesatria. singkat cerita pertarungan tersebut dimenangkan oleh Rama. dan Rahwana pun tewas ditangan rama. tahta kerajaan alengka yang kosong di ganti oleh wibisana adik Rahwana. Dan Rama berhasil membawa pulang kembali Dewi sinta istri tercintanya. Namun karena Sinta sudah bertahun-tahun ditawan oleh Rahwana. sehingga muncul kecurigaan rama bahwa Rahwana telah menodai Sinta. Sinta mencoba meyakinkan kepada suaminya bahwa selama didalam sekapan, Rahwana slalu memperlakukannya dengan baik. Rahwana sama sekali tidak pernah menyentuhnya sdikit pun. Tapi Rama tetap saja tidak percaya. Untuk meyakinkan suaminya Sinta berani menceburkan diri ke dalam api. Sebagai pembuktian. seandainya Sinta berbohong dia akan mati tapi jika dia masih hidup berarti dia masih suci. Kemudian sinta menceburkan diri ke dalam api dan ditolong oleh Dewa api sehingga Sinta selamat dan menandakan bahwa dia masih suci. Dan kehidupan mreka pun kembali sperti sedia kala. Menurut umumnya para dalang. Rahwana di anggap tokoh antagonis dan Rama adalah tokoh protagonis. menurut sebagian orang Rama dianggap seorang kesatria sejati dan Rahwana adalah seorang pecundang karena menculik istri orang. Tapi menurutku tidaklah seperti itu. memang kalo dilihat dari satu sudut pandang saja memang seperti itu. tapi cobalah melihat kisah ini dengan sudut pandang yang lain. justru aku anggap Rahwana lah yang benar-benar seorang laki-laki sejati. gantelman dan seorang kesatria sejati. ·         Rama memang ormempunyai paras tampan dan Rahwana orangnya urakan dan slengean, bengis dan kejam tapi, Dalam urusan cinta Rahwanalah yang romantis.  ·         Memang Rahwana punya kepala sepuluh tapi hanya 1 yang ada di dalam kepalanya, yaitu "Dewi Sinta"  ·         Dengan kata-kata dan prilakunya, dengan rayuan dan kesabaran. Rahwana dapat meluluhkan hati Sinta yang mulanya membencinya menjadi mencintainya. ·         Bisa saja Rahwana ketika itu memaksa dan memperkosa Sinta. tapi Rahwana tidak mau melakukannya karena Rahwana sadar bahwa Cinta tidak bisa di paksa. 

Page 9: Belajar Cinta Dari Rahwana

·         Rahwana ingin Sinta menjadi istrinya atas dasar cinta bukan karna unsur paksaan. ·         Karena cinta. Rahwana yang mulanya raja yang kejam berubah menjadi baik. inilah sisi yang patuh diinspirasi dari seorang Rahwana. justru Rama lah seorang pengecut yang tidak bisa menghormati seorang wanita.  ·         Rama berani melukai seorang wanita (Supanaka). tapi Rahwana justru sangat menghormati seorang wanita. tidak mau menyentuhnya sebelum ia mau menerima cintanya dengan setulus hati.  ·         Dalam priode penyandraan Sinta selama 3 tahun. kemanakah Rama?? kenapa dia tidak cepat-cepat menolong Sinta.. apa dia tidak berani dengan Rahwana. padahal dia adalah titisan dewa wisnu.  ·         Justru Rama malah meminta bantuan banyak orang untuk membunuh Rahwana padahal itu urusan pribadinya. kemana jiwa laki2 seorang Sri Ramawijaya?? ·         Setelah Sinta kembali ke tangan Rama mengapa Rama masih mempertanyakan kesucian Sinta bahkan sebagai pembuktian Sinta rela nyemplung kedalam api.??  “Ketika rasa kepercayaan dalam sbuah hubungan itu terkikis..apakah itu masih bisa disebut cinta??”  Rama mempertanyakan kesucian Sinta itu artinya Rama tidak percaya dan cintanya tidak tulus sepenuhnya kepad Sinta. Prilaku Rahwana yang menculuk istri orang tentu bukanlah hal yang benar. tapi aku melihat kisah cinta yang luar biasa ini secara obyektif dengan sudut pandang yang berbeda. Tidak seperti para orang maupun dalang pada umumnya yang slalu memuja-muja Rama dan memposisikan Rama sbgai tokoh yang segala-galanya. Cerita dalam epos Ramayana ini adalah cerita yang berasal dari india. cerita yang sangat lama dan turun temurun. sehingga tak bisa terhindar dari pergeseran cerita dan kemudian menimbulkan berbagai versi yang berbeda-beda. tergantung siapa yang menceritakannya. Tapi scara garis besar tetap sama.  Konon di sri lanka Rahwana justru di posisikan sebagai tokoh protagonis dan Rama antagonis. Termasuk Sujiwo tejo, dalang dan seniman eksentrik Indonesia jg mempunyai pendapat yang sama. Ketika ia membawakan cerita ini, Rahwana yang di posisikan sebagai tokoh protagonis bahkan dia menduga bahwa justru Sinta lah yang sebenarnya ingin di culik oleh Rahwana karena Sinta tidak suka dengan karakter Rama yang gitu-gitu aja.  monoton tidak sperti Rahwana yang berwarna. Cerita dan sejarah selalu menyimpan sbuah pesan yang dapat kita ambil di dalamnya bahkan hanya sbuah dongeng skali pun. Dan di dalam kisah ini kita bisa mendapatkan banyak skali pelajaran yang dapat kita petik. Bahwa jangan pernah memandang apa pun dari satu sisi saja. Dibalik sifat Rahwana yang kejam, raja yang diktator dia mempunyai sisi yang unik dan romantis, dia juga mempunyai sifat lucu yangg selalu menghibur rasa kesepian dan kegalauan hari-hari seorang sinta selama dalam penyekapan. Disisi itulah sinta mulai kagum dengan karakter Rahwana.. disisi yang lain, Rama adalah seorang pria tampan, ia juga baik dan jujur tapi dia lugu dan tidak mempunyai jiwa romantisme dan unik sperti yang di miliki seorang Rahwana. Sinta merasa pribadi suaminya sangat kaku dan monoton tidak berseni dan berwarna. Sinta benar-benar menemukan suatu hal yang lain dari karakter mereka berdua. Begitulah garis besar kisah Cinta ini. kisah cinta yang penuh dengan cobaan, perjuangan dan pengorbanan. Penuh dengan kebimbangan dan kisah heroik.. Karena Ego Rahwana untuk mendapatkan cinta sinta mengakibatkan kehancuran kekuasaan dan kerajaanya.. tapi ketulusan itu mengalahkan segalanya. Cinta bisa membawa manusia kepada puncak kejayaan dan cinta juga bisa menenggelamkan manusia ke dalam jurang kehancuran.  Cinta terkadang tak masuk akal karena memang cinta adalah urusan hati. cinta tak pernah memandang apa pun. Dewi sinta

Page 10: Belajar Cinta Dari Rahwana

yang mulanya eneg dengan Rahwana tiba-tiba jatuh cinta juga dkepadanya..mungkin itulah maksud dari falsafah jawa bahwa cinta tak slalu datang scara tiba-tiba. Kadang cinta datang karen terbiasa, cinta bisa merubah Rahwana yang jahat menjadi baik. walau pun pada akhirnya Rahwana pun terbunuh karena cinta. ya memang begitulah cinta, penderitaannya tiada akhir. -Chu Pat Kay. 

Read more at: http://muassamudra.blogspot.com/2013/01/belajar-cinta-kepada-rahwana.htmlCopyright muassamudra.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution

CINTA RAHWANA HANYA UNTUK SINTA

Saat Rahwana menculik Dewi Sinta, perbuatannya ketahuan oleh Jatayu. Jatayu berusaha merebut Dewi Sinta, namun gagal.

Ini merupakan obrolan antar sahabat, saat sedang suntuk dan capek bekerja. Topiknya, sudah jelas mempertanyakan, apakah Rahwana itu raja yang jahat atau bukan? Bagi saya dan sejumlah sahabat, ini jelas merupakan dilema yang bisa menyebabkan saya dan beberapa sahabat saya dibenci orang. Sebabnya jelas, kita mencoba melihat Rahwana dari sisi dia sebagai manusia. Sebagian besar dari kita, umumnya melihat Rahwana sebagai tokoh yang jahat. Sedangkan Rama, sebagai orang baik yang dizalimi. Itu pandangan orang pada umumnya. Sedangkan dalam pandangan saya (dan beberapa sahabat saya lainnya), kita bisa bersikap begitu karena kita selalu menerima 'wejangan' dari orang tua kita, bahwa Rahwana itu orang jahat dan Rama orang baik. Kita bahkan menerima pandangan itu begitu saja, tanpa pernah mempertanyakan, apa saja kebaikan Rahwana dan apa pula keburukan Rama.

Dalam cerita Ramayana yang lazim disampaikan kepada kita, sesuai dengan pakem pewayangan, diceritakan bahwa Rahwana sangat ingin memperisteri Dewi Sinta. Padahal, Dewi Sinta saat itu sudah menjadi isteri Rama. Untuk itu, ia berupaya memperdaya Rama dan Laksmana, supaya bisa menculik Dewi Sinta. Penculikan itu berhasil sukses! Meskipun selama perjalanan Rahwana diserang oleh Jatayu, tetapi halangan itu bisa diatasinya, dan Dewi Sinta bisa diboyong Rahwana ke Alengkadiraja. Tiga tahun, Dewi Sinta ditawan di sebuah 'keputren', ditemani DewiTrijatha, adik Rahwana. Dan selama tiga tahun pula Rahwana selalu berusaha membujuk Dewi Sinta untuk bersedia menjadi permaisurinya. Segala upayanya untuk menjadikan Dewi Sinta sebagai permaisuri, ditolak oleh Dewi Sinta secara halus. Jadi Rahwana sebenarnya dapat dikatakan gagal memperisteri Dewi Sinta. Bahkan, saat Rahwana agak kelewatan sikapnya, saat sedang membujuk Dewi Sinta, ia dihalangi oleh Dewi Trijatha, adiknya. Tentu saja Rahwana menjadi marah, dan Dewi Trijatha dikutuk oleh Rahwana. Kutukan Rahwana menyatakan, bahwa Dewi

Page 11: Belajar Cinta Dari Rahwana

Trijatha akan mendapat jodoh jika sudah menjadi 'perawan tua' dan jodohnya adalah seorang wanara tua yang bertubuh pendek, jelek, dan buruk muka. Kutukan Rahwana ini, membuat Dewi Trijatha sedih berkepanjangan. Keinginan Rahwana untuk bisa menjadikan Dewi Sinta sebagai permaisurinya, telah mengorbankan banyak hal, termasuk kekuasaan, keluarga, sanak saudara, dan kerajaan Alengka. Rahwana, akhirnya terbunuh dalam suatu pertempuran melawan Rama yang dibantu ribuan pasukan wanara (kera). Ia merupakan orang terakhir dari Kerajaan Alengka yang mati di medan laga, melawan musuh. itulah ringkasan seluruh cerita tentang Rahwana yang sangat terkenal itu.

Sekarang cobalah kita pahami barang sedikit cerita kebalikannya, ditinjau dari sisi Rahwana. Cobalah untuk mendinginkan kepala dan tidak emosional sewaktu membaca cerita ini. Tentu saja, cerita ini merupakan cerita imajiner, jadi gunakanlah juga imajinasi anda saat membacanya.....

Bayangkalah, Alengkadiraja adalah sebuah negara adidaya, yang terkenal sangat kaya dan makmur. Kerajaan ini, politiknya sangat stabil, keamanan di seluruh wilayah Kerajaan Alengkadiraja sangat terkendali dan sangat aman. Rakyatnya demikian sejahtera, sehingga banyak orang yang berasal dari manca negara, datang dan akhirnya tinggal bermukim di Kerajaan Alengkadiraja. Menurut sejarahnya, Kerajaan Alengkadiraja juga tidak pernah memperlakukan kerajaan-kerajaan di sekitar wilayahnya sebagai negara jajahan. Alengkadiraja juga tidak pernah menyerbu negara lain. Kerajaan Alengkadiraja, memang bukan sebuah negara demokratis seperti Amerika. Kerajaan Alengkadiraja, memang merupakan sebuah negara monarki (kerajaan), yang dipimpin oleh seorang diktator luar biasa besar dan sangat luas kekuasaannya, yang berjuluk Prabu Rahwana. Kerajaan besar ini, bahkan tidak memerlukan adanya Dewan Perwakilan Rakyat untuk membuat berbagai undang-undang. Segala aturan dan undang-undang, cukup ditangani oleh Rahwana yang dibantu sejumlah pejabat tinggi kepercayaannya. Sejak Kerajaan Alengkadiraja berdiri, sampai akhirnya tumbang oleh serbuan para 'monyet' yang membantu Rama, tidak pernah ada berita negatif sedikitpun yang menyatakan bahwa Rahwana pernah berbuat menzalimi rakyatnya. Begitu juga para pejabat tingginya, selalu mempunyai 'track record' yang baik dan tidak tercela. Bagi rakyat di Kerajaan Alengkadiraja, pemerintahan diktatorial nyatanya justru jauh lebih baik dari pada pemerintahan demokratis yang centang-perenang dan tak jelas juntrungannya. 

Rahwana sangat menginginkan Dewi Sinta sebagai permaisurinya. Sebagai manusia, itu merupakan hal yang wajar. Namanya juga naksir. Salahnya, Dewi Sinta sudah menjadi isteri orang lain. Bahwa Rahwana menculik Dewi Sinta, itu memang kesalahan fatal. Tapi bagaimana lagi? Namanya juga usaha! Apalagi dilandasi rasa cinta yang membara. Segala cara bisa

Page 12: Belajar Cinta Dari Rahwana

ditempuh. Kalau nggak begitu, kan malah dipertanyakan orang, seberapa besar cintanya? Kan kata pepatah juga menyatakan bahwa 'cinta itu buta'. Bahkan cinta itu, mudah indikasinya. Orang yang benar-benar cinta, akan berada pada kondisi hilang akal dan hilang ingatan. Kalau masih bisa berpikir jernih dan tidak hilang akal, pastilah orang itu tidak benar-benar jatuh cinta. Mungkin hanya pura-pura jatuh cinta. Kalau tidak hilang ingatan (terhadap banyak hal), pastilah orang itu juga tidak jatuh cinta. Cobalah renungkan saat anda dulu jatuh cinta. Apakah benar anda tidak hilang akal dan hilang ingatan? Contohnya, saat anda jatuh cinta, bukankah anda menjadi bingung dan tidak tahu apa yang harus diperbuat? Segala kecanggihan diri anda tiba-tiba lenyap begitu saja, saat berhadapan dan bertemu dengan wanita idaman anda. Saat anda jatuh cinta dulu, bukankah anda juga hilang ingatan? Lupa daratan, lupa makan, lupa tidur, dan bahkan lupa segalanya. Anda hanya bisa mengingat satu hal saja. Yaitu wanita idaman anda! Hal lainnya? Tentu saja anda lupakan. Ingatan anda tentang nasehat orang tua yang mengatakan bahwa hidup harus berhati-hati, juga bisa anda abaikan seketika. Anda tiba-tiba berubah menjadi manusia yang berani mati demi sang pujaan hati. Woooooo..... luar biasa! Jatuh cinta, ternyata bisa mengubah segalanya........

Begitu juga dengan Raja Rahwana yang julukan aslinya adalah 'King of Forest Blood', dari sebuah kerajaan adidaya yang sangat terkenal di seantero jagat maya dengan sebutan 'The Great Alengka Kingdom'. Rahwana, seorang 'manusia berdarah rimba raya' telah jatuh cinta! Ini merupakan suatu fenomena dan peristiwa yang sangat luar biasa yang amat sangat langka, yang diliput oleh semua stasiun televisi di seluruh dunia sebagai sebuah peristiwa besar! Ia telah dinobatkan menjadi 'the greatest man of the year', yang selalu ditayangkan dalam bentuk 'headline' di semua surat-kabar, majalah, harian lokal dan internasional, internet, stasiun televisi, stasiun radio dalam negeri dan manca negara.

Seorang Rahwana yang semula lebih dikenal sebagai penguasa sebuah kerajaan adidaya yang sangat jarang tersenyum, tiba-tiba berubah menjadi seorang pria yang berdandan necis dan 'dandy', dengan pakaian keluaran rumah mode terkenal, bergaya mode mutakhir, dengan potongan rambut yang sedang trendy. Semua orang jadi memperhatikan Rahwana yang sedang menjadi pokok pembicaraan di mana-mana. Bahkan sejumlah anak muda Alengkadiraja yang sebelumnya cenderung menjauhinya, tiba-tiba secara sangat antusias dan bersuka hati, membentuk sebuah organisasi komunitas sosial yang dinamakan 'Rahwana Fans Club'. Majalah mode manca negara yang sangat terkenal, lantas memuat foto-foto kegiatan sehari-hari Rahwana dan menobatkannya menjadi 'The man who give new inspiration to other peoples'. 

Jangan lupa, Rahwana memang sudah 'sugih' (kaya raya) dari sononya. Jadi, ia jelas bukan seorang koruptor. Saat pergi ke Istana Negara Alengkadiraja, ia mengendarai mobil sport merk

Page 13: Belajar Cinta Dari Rahwana

Jaguar model terbaru. Pakai mobil Jepang? No way! Mobil bikinan Jepang kurang keren, katanya dalam suatu wawancara eksklusif dengan sejumlah wartawan. Tanpa sungkan ia juga bercerita, bahwa ia sekarang punya kebiasaan baru, yaitu selalu membuka semua jendela dan kap atas mobilnya, jika sedang melakukan perjalanan memakai mobil Jaguar-nya. Ia, selalu melambaikan tangan sambil menebar senyum gembira kepada seluruh rakyatnya yang selalu menantikannya di pinggir jalan, saat rombongan mobil kerajaan itu lewat di jalan protokol Kerajaan Alengkadiraja. Suasana itu, juga menjalar ke Istana Kenegaraan Alengkadiraja. Suasana istana yang semula terlihat angker, formal, resmi, dan kaku; lalu berubah menjadi sebuah istana yang menyenangkan, indah, ceria, selalu penuh bunga. 

Berbagai pagelaran wayang kulit, wayang wong, wayang klithik, musik keroncong, jaipongan, wayang golek, orkestra, band musik pop, musik klasik, jazz, rock, dan blues; lantas menjadi pagelaran yang secara rutin menghias pendhapa istana Alengkadiraja. Hanya musik kamar (chamber music) yang tetap tidak diijinkan Rahwana main di istana. "Musik kamar terlalu berisik, kalau dimainkan di dalam kamar yang sempit. Saya bisa jadi 'budheg' (tuli)! Kan saya hanya menonton dengan beberapa sahabat. Jadi kurang siplah kalau dimainkan di dalam kamar yang sempit di istana," begitu kata Rahwana, seperti dikutip oleh sejumlah wartawan istana. 

Tetapi jika ada wartawan yang bertanya tentang Dewi Sinta yang menurut kabar angin, selentingan, dan gosip; telah diculik dan dijadikan tawanan jelita, Rahwana selalu diam terpaku dan selalu menjawab "no comment". Sangat nyata terlihat di air mukanya, betapa pertanyaan seperti itu telah melukai perasaannya. Menurut berita-berita yang santer dibocorkan oleh sejumlah pejabat istana Alengkadiraja, Rahwana akhir-akhir ini sering terlihat duduk termenung sendu, saat sedang sendirian di Istana Alengkadiraja. Meskipun masyarakat Alengkadiraja melihat Rahwana sebagai manusia yang sehari-hari terlihat gembira, penuh senyum, dan seringkali menyapa rakyatnya dengan tebaran senyumnya yang sangat khas, tetapi di balik itu semua ia ternyata menyimpan kesedihan luar biasa. Dan, justru karena Rahwana merupakan penguasa tertinggi di Kerajaan Alengkadiraja, maka tidak ada yang berani menanyakan kepadanya tentang apa yang telah membuatnya gundah dan bersedih. Banyak orang hanya menebak-nebak saja di dalam hati dan tidak pernah berani mengungkapkkannya secara terbuka, takut melukai hati orang yang menjadi pujaannya itu.

Diam-diam, tanpa terungkap di media massa, dan tanpa pernah dipublikasikan; ternyata banyak juga rakyat Alengkadiraja yang ikut merasa sedih atas apa yang sedang menimpa Rahwana, raja yang sangat dihormati rakyatnya itu. Pendapat mereka, umumnya terpecah menjadi dua. Sebagian mengatakan bahwa Rahwana sebagai seorang raja besar, tidak sepatutya menculik Dewi Sinta, meskipun ia sangat mencintainya. Tetapi, sebagian lagi, merasa bahwa seorang

Page 14: Belajar Cinta Dari Rahwana

Rahwana adalah seorang laki-laki sejati, yang berani mengambil risiko apapun demi cinta matinya kepada Dewi Sinta, meskipun mereka juga tahu bahwa tindakan itu salah. Tetapi, secara umum, rakyat Alengkadiraja tetap berpendapat bahwa bagaimanapun juga, Rahwana adalah laki-laki sejati, yang menjadi dambaan setiap wanita. Ia dimimpikan oleh banyak wanita, karena keteguhan dan ketegaran sikapnya. Tidak banyak wanita Alengkadiraja yang mempunyai kekasih atau suami seperti Rahwana, yaitu jika sudah jatuh cinta, apapun rintangannya akan diterjang, apapun penghalangnya akan dilibas, dan apapun akan dilakukan demi cintanya kepada pujaan hatinya. Rahwana sebenarnya adalah seorang laki-laki ideal pujaan hati wanita.....

Tiga tahun sudah, Dewi Sinta disekap di dalam 'keputren' Alengkadiraja, ditemani Dewi Trijatha yang setia. Setiap hari, Rahwana selalu datang mengunjunginya dan dengan kata-kata yang selalu diusahakan diucapkan sehalus mungkin, selalu ditanyakannya kepada Dewi Sinta, apakah ia bersedia dipersunting dirinya dan dijadikan permaisuri, menjadi Ibu Negara Alengkadiraja. Dinyatakannya juga, bahwa ia hanya mempunyai satu cinta, dan cinta itu telah dipersembahkannya kepada  Dewi Sinta. Setiap kali Rahwana berhadapan dengan Dewi Sinta, ia seperti hilang akal dan tidak tahu apa yang harus diperbuat. Ia merasa seakan semua kekuasaan yang dimilikinya menjadi sama sekali tidak berarti di mata Dewi Sinta. Rahwana selalu berkata, bahwa ia menculik Dewi Sinta karena rasa cintanya yang tiada tara. Untuk tindakannya itu, Rahwana selalu meminta maaf kepada Dewi Sinta. Ia juga selalu mengatakan kepada Dewi Sinta, bahwa ia bersedia berkorban apa saja, asalkan Dewi Sinta bersedia dimuliakan dan dipersunting menjadi permaisurinya. Namun, setiap kali ia bertanya kepada Dewi Sinta, Rahwana selalu mendapat jawaban menolak, yang membuat hatinya remuk redam. Tiap kali Rahwana mendapat jawaban penolakan seperti itu, setiap kali pula ia terdiam. Dan, perlahan-lahan ia berjalan meninggalkan Dewi Sinta sendirian tanpa mengucapkan sepata katapun. Begitulah yang terjadi setiap kali dan setiap hari. Rahwana selalu menerima jawaban yang membuatnya merasa seakan dunia hendak kiamat. Tetapi, entah mengapa, tiap kali Rahwana selalu kembali memberanikan dirinya untuk menanyakan hal yang sama. Meskipun ia tahu benar, jawaban yang akan diterimanya akan selalu sama, yaitu berupa jawaban menolak. Tetapi, manusia hidup dari harapan dan mimpi. Selama harapan dan mimpi itu belum pudar, maka selama itu pula manusia bisa berharap bahwa mimpinya suatu ketika akan menjadi kenyataan. Karena itu pula, Rahwana selalu kembali menguatkan dirinya untuk selalu datang bertanya kepada Dewi Sinta. Meskipun ia sangat sadar, bahwa harga dirinya sebagai laki-laki, sebenarnya sudah hancur. Rahwana telah mengambil risiko mengorbankan harga dirinya, demi cintanya kepada Dewi Sinta. Tetapi Rahwana menganggap hal itu sebagai sebuah konsekuensi logis yang harus ditanggungnya. Dalam pandangannya, harga dirinya akan pulih secara perlahan-lahan, jika ia berhasil mempersunting Dewi Sinta, dan mempersembahkannya kepada rakyatnya untuk dimuliakan sebagai seorang Ibu Negara.

Page 15: Belajar Cinta Dari Rahwana

Rahwana bukanlah seorang penyair, yang bisa menulis puisi jika hatinya sedang gundah. Ia juga bukan seorang penyanyi, yang bisa membuat tembang balada jika hatinya sedang sedih. Ia juga bukan seorang sastrawan, yang bisa mencurahkan isi hatinya ke dalam bentuk karya sastra, saat ia memikirkan pujaan hatinya. Pada saat-saat seperti itu, Rahwana bahkan merasa sendirian, kesepian, dan seperti sama sekali tak berteman. Ia merasa sendirian di tengah keramaian dunia. Di tempat yang sangat ramai sekalipun, ia merasa tetap kesepian. Ia selalu memimpikan bisa bergandeng tangan dengan mesra, bercengkerama, berjalan berdua dengan Dewi Sinta, sambil menyapa lambaian tangan rakyatnya. Mimpi-mimpi itulah yang selalu datang setiap malam, dan membuat hatinya kuat untuk kembali menemui Dewi Sinta pada esok hari berikutnya.

Selama tiga tahun, Dewi Sinta hampir setiap hari bertemu dengan Rahwana. Selama itu pula, ia tidak pernah disentuh atau dijamah sekalipun oleh Rahwana. Meskipun ada rasa rindu yang menggebu-gebu kepada Rama, tetapi sebagai wanita dewasa Dewi Sinta juga sering mempertanyakan kepada dirinya sendiri, apa yang telah terjadi dan bagaimana seharusnya ia bersikap. Secara jujur Dewi Sinta juga mengakui di dalam hati (hal ini secara diam-diam juga sering diutarakan kepada Dewi Trijatha), bahwa Rahwana dipandang dari satu segi, memang telah melakukan kejahatan, yaitu menculik dirinya. Namun, dari segi lainnya, selama tiga tahun disekap itu, ia selalu mendapat perlakuan yang sangat baik dan sopan oleh Rahwana. Dari berita dan cerita yang diterimanya dari berbagai pihak secara sembunyi-sembunyi, Dewi Sinta juga mendengar berbagai kabar tentang Rahwana. Sebagian besar kabar yang diterimanya itu, menceritakan bahwa Rahwana telah berubah menjadi orang yang gembira, penuh senyum, dan bahkan suasana istana sudah sangat berubah. Semua berita tentang Rahwana, ternyata merupakan berita yang sangat positif. Dewi Sinta sebenarnya juga berpikir, bahwa jika Rahwana benar-benar orang jahat, maka pada hari pertama saat ia diculik, bisa saja ia langsung diperkosa dan ditinggalkan begitu saja oleh Rahwana. Tetapi kenyataannya, Dewi Sinta tidak pernah mengalami hal itu. Bahkan selama disekap di 'keputren' Alengkadiraja, disentuh atau dijamahpun tidak pernah dilakukan Rahwana.

Saat Rahwana berkunjung, ia selalu menyatakan cintanya dan menanyakan kesediaannya untuk dipersunting menjadi permaisuri. Dan saat ia mengatakan penolakannya, Dewi Sinta selalu melihat, betapa air muka Rahwana yang seketika berubah menjadi sendu. Setiap kali Dewi Sinta mengatakan penolakannya, setiap kali pula Rahwana terdiam tak bisa berkata-kata. Dan, akhirnya Rahwana selalu berjalan perlahan-lahan meninggalkannya sendirian. Ada perasaan galau bercampur kasihan pada diri Dewi Sinta, setiap kali Rahwana perlahan-lahan pergi meninggalkannya sendirian.

Page 16: Belajar Cinta Dari Rahwana

Dewi Sinta juga sering berpikir dan mempertanyakan kepada dirinya sendiri, tentang Rama kekasihnya. Ia juga sudah mendengar kabar yang diselundupkan dari Ayudia. Semakin lama, serpihan demi serpihan kabar dari Ayudia itu semakin lengkap. Sehingga akhirnya Dewi Sinta bisa mengumpulkan seluruh serpihan berita itu secara lengkap, sehingga Dewi Sinta akhirnya bisa memahami apa yang sebenarnya telah terjadi selepas penculikan atas dirinya. Meskipun hanya selintas, Dewi Sinta juga sering memikirkan mengapa Rama kekasih hatinya itu, tidak juga datang menolongnya? Apa yang telah terjadi? 

Setelah tiga tahun ia tinggal di Alengkadiraja, Dewi Sinta juga seringkali berpikir, bagaimana seharusnya sikap seorang suami jika isterinya diculik. Di dalam benaknya, timbul sejumlah logika yang saling berbalikan. Secara logika, jika seorang laki-laki sangat mencintai isterinya, dan tiba-tiba isterinya diculik, maka yang yang dilakukannya adalah segera mengejar dan berusaha mencari isterinya. Tetapi dari berita-berita yang diterimanya, Rama ternyata tidak segera melakukan upaya mencari dirinya. Bukankah ia titisan Dewa Wisnu? Bukankah Rama juga sakti? Mengapa ia tak melakukan usaha apapun, saat isterinya diculik? Mengapa Rama justru mengutus 'agen rahasia' yang bernama Anoman untuk menemui dirinya? Mengapa perintah Rama kepada Anoman, adalah supaya mengabarkan bahwa Rama dalam keadaan baik-baik saja? Mengapa Anoman hanya disuruh menyerahkan sebuah cincin kepadanya? Mengapa Anoman tidak diperintahkan untuk 'menculik' Dewi Sinta dan membawanya kembali ke Ayudia? Berjuta pertanyaan bergaung berulang-ulang di dalam benak Dewi Sinta.

Meskipun Dewi Sinta tetap mencintai Rama, tetapi penantian yang begitu lama dan kesepian yang merajam hatinya setiap hari dan setiap malam, membuatnya akhirnya juga berpikir. Pikiran buruk itu, juga seringkali melintas di benaknya. Ia selalu berusaha menepis berbagai pikiran buruk itu. Tetapi, pikiran dan bayangan itu selalu saja datang sendiri setiap kali ia merenung. Sesekali ia sempat juga terpikir, bahwa Rama bukanlah laki-laki yang sejati. Bagaimana bisa seorang laki-laki sejati bisa membiarkan isterinya diculik selama tiga tahun dan ternyata ia tidak melakukan upaya apapun? Sesekali, muncul juga pikiran yang menyatakan bahwa Rama merupakan suami yang tidak bertanggung-jawab. Jika ia memang suami yang bertanggung-jawab, mengapa selama bertahun-tahun membiarkan saja isterinya disekap di keputren negara lain? Sesekali, muncul juga pikiran yang mempertanyakan sumpah dan janji Laksmana, yang didengarnya sangat jelas, saat membuat garis 'rajah kalacakra' pelindung, sambil mengucapkan sumpah, yang menyatakan akan selalu menjaga dan melindungi Dewi Sinta selama hayatnya.

Dewi Sinta juga manusia biasa. Ia juga wanita seperti layaknya wanita lainnya. Yang membedakannya hanya kedudukannya semata. Saat Rahwana datang menemuinya, sesekali sempat juga ia memperhatikan tubuh Rahwana yang tinggi besar, gempal, berotot, dan atletis.

Page 17: Belajar Cinta Dari Rahwana

Bahkan tubuh Rahwana jauh lebih tegap dari pada Rama suaminya. Rahwana, jelas jauh lebih 'macho' dan tentu bisa membuat setiap wanita gandrung dan mabuk kepayang. Sebagai seorang wanita muda yang sudah sekian lama tak tersentuh laki-laki. Dewi Sinta beberapa kali juga sempat merasakan detak jantungnya tiba-tiba berdegup keras tak terkendali. Bulu kuduknya seringkali berdiri meremang, saat membayangkan tubuh Rahwana menyentuh dirinya. Bukan karena takut, tetapi karena terbuai oleh bayangan indah yang tiba-tiba merangsek ke dalam benaknya. Keringat dinginnya mengucur begitu saja di seluruh permukaan tubuhnya. Tubuhnya, tiba-tiba berubah menjadi panas dan seketika otaknya tidak lagi bisa berpikir jernih. Ada gejolak gairah yang tiba-tiba menyeruak tanpa bisa dikendalikannya. Badannya bergetar hebat, lidahnya terasa menjadi kelu dan sukar untuk berkata-kata. Jari-jari tangannya yang lentik, tiba-tiba menjadi gemetar. Tubuhnya lemas dan seakan ia tidak mempunyai kekuatan untuk menggerakkannya. Hatinya sejenak menjadi resah dan gelisah. Saat ia menjawab pertanyaan Rahwana, kalimat yang terlontar dari mulut mungilnya begitu bergetar, sehingga saat mengucapkannya menjadi terbata-bata. Untunglah, Rahwana menganggap kalimat yang diucapkan terbata-bata itu, sebagai ucapan seorang yang sedang dilanda ketakutan hebat. Andai saja Rahwana tahu apa yang sedang dirasakannya, mungkin ceritanya akan menjadi lain.....

Malam-malam yang dingin, sepi, dan hanya ditingkah oleh suara cengkerik dan binatang malam, membuat Dewi Sinta sering melamun kesepian. Dalam tidurnya, semakin lama semakin sering ia memimpikan Rahwana; dan semakin lama semakin berkurang pula mimpi-mimpi tentang Rama. Mimpi-mimpi 'indah' itu selalu datang sendiri tanpa diminta. Diam-diam Dewi Sinta telah jatuh cinta kepada Rahwana! Itulah kenyataan yang dialaminya. Ada perasaan galau, sewaktu memikirkan betapa Rahwana sangat mencintai dirinya, sementara Rama yang dicintainya justru tak pernah ada kabar beritanya, seakan Rama telah membiarkan dan menelantarkan dirinya. Namun, otak dan perasaan seringkali memang tidak sejalan. Di malam-malam yang sepi, Dewi Sinta sering menangis, karena merasa telah berdosa. Ia merasa telah membagi dua cintanya. Di dalam hatinya, diam-diam telah terukir nama Rahwana sebagai seseorang laki-laki yang selalu dimimpikannya, tetapi akan pernah tidak bisa dimilikinya.......

Bila Cinta Duryudana hanya untuk Banowati, maka Rahwana pun tak mau kalah, CintaRahwana hanya untuk Shinta seorang. Dalam cerita Ramayana, Rahwana adalah raja dari kerajaan Alengkadiraja, yang merupakan Negara adidaya yang terkenal dan makmur. Kisahnya berawal dari pembuangan Rama ke hutan, dan dia mengembara ke hutan Dandaka yang diikuti adiknya Laksmana dan Sinta istri Rama, puteri Prabu Janaka.

Rama yang seharusnya menggantikan ayahnya menjadi raja di kerajaan Ayodya terpaksa harus mengembara di hutan setelah ibu tirinya Kaikeyi mengingatkan janji Dasarata, ayah Rama bahwa yang berhak atas takhta adalah Barata dan Rama harus dibuang selama lima belas tahun. Selama mengembara di hutan banyak cobaan yang dialami Rama, Laksmana dan Sinta. Mereka bertemu dan harus menghadapi para raksasa yang mengganggu masyarakat di sekitar hutan

Page 18: Belajar Cinta Dari Rahwana

Dandaka. Salah satu musuh mereka adalah raksesi yang bernama Surpanaka, yang sangat bernafsu menginginkan Rama dan Laksmana untuk menjadi suaminya. Karena jengkel, Laksmana membabat hidung Surpanakan hingga putus. Surpanaka kemudina mengadu kepada kakanya, yang tak lain adalah Rahwana, raja raksasa di Alengkadireja. Tentu saja Rahwana marah dan beniat untuk balas dendam. Rahwana  kemudian menuju ke tempat dimana Rama, Sinta dan Laksmana, dan dengan bantuan Marica, Rahwana berhasil menculik Sinta istri Rama.

Burung Jatayu yang berusaha untuk menghalangi Rahwana, tewas oleh senjata Rahwana. Namun ia sempat memberitahu nasib Sinta kepada Rama yang sudah diculik oleh Rahwana. Mendengar bahwa istrinya diculik, Rama dan Laksmana kemudian pergi ke Alengka untuk mencari Sinta.

Sementara Sinta yang diculik Rahwana dan dibawa ke Alengka sebenarnya mendapat perlakuan yang baik dari Rahwana. Meskipun Rahwana menculik Sinta, karena balas dendam bukan berarti dia lalu melakukan tindakan yang tidak baik pada Sinta atau bahkan melukainya. Rahwana melakukan itu karena dia sangat mencintai Sinta. Bahkan selama dalam masa penyekapan, tak pernah sekalipun Rahwana menyentuh apalagi melakukan hal yang tidak baik kepada Sinta.

Tiga tahun Dewi Sinta disekap di dalam keputren Alengkadireja, dia ditemani oleh Dewi Trijatha. Setiap hari, Rahwana selalu datang ke keputren untuk mengunjungi sang pujaan hati, Dewi Sinta. Dan dengan kata-kata yang halus Rahwana selalu menyakan kepada Dewi Sinta apakah ia bersedia untuk menjadi permaisurinya. Rahwana juga selalu menyatakan bahwa ia hanya mencintai Dewi Sinta. Ia juga selalu meminta maaf karena telah menculik Dewi Sinta dari Rama, tapi itu semua dia lakukan karena dia sangat mencintai Sinta. Bahkan Rahwana selalu mengatakan kepada Dewi Sinta bahwa ia rela berkorban apa saja, asalkan Dewi Sinta bersedia untuk dipersuntignya.

Namun, jawaban apa yang didapatnya dari Sinta, Sinta selalu menolak untuk dipersunting Rahwana. Tentu saja jawaban Dewi Sinta membuat hati Rahwana seakan remuk redam, tetapi dia tidak pernah memaksa Dewi Sinta agar bersedia untuk menjadi permaisurinya dengan kasar, Rahwana hanya diam, dan perlahan-lahan dia meninggalkan Dewi Sinta . Tapi meskipun sudah berulang kali dia mendapat penolakan dari Dewi Sinta, Rahwana tidak pernah menyerah, dan setiap hari dia melakukan hal yang sama. Tentu saja dengan harapan, mungkin Dewi Sinta berubah pikiran dan mau dipersuntingnya.

Selama tiga tahun, tentu saja Dewi Sinta merasa kesepian dan merasa rindu kepada sang suami Rama, dan dia juga mulai merasa bimbang. Di lain sisi dia melihat Rahwana adalah orang yang Jahat karena menculik dirinya. Tetapi di lain sisi, dia juga merasa bahwa Rahwana adalah orang

Page 19: Belajar Cinta Dari Rahwana

yang baik, karena selama dia diculik, Rahwana selalu bersikap baik dan sopan kepadanya. Dia tidak pernah disentuh, dijamah bahkan dilukai oleh Rahwana. Bahkan Dewi Sinta mendengar bahwa semenjak ia berada di Alengkadireja, Rahwana berubah menjadi seorang raja yang gembira, murah senyum, dan suasana istana pun berubah.

Selain itu, Dewi Sinta juga memikirkan suaminya Rama, apa yang sebenarnya terjadi dengan Rama, kenapa sang suami tercinta tidak datang untuk menolongnya? Dewi Sinta juga bertanya-tanya tentang kesetiaan Rama, apakah Rama bukan laki-laki sejati. Mengapa saat isterinya diculik dia  tidak segera mengejar dan mencari dirinya? Bukankah dia titisan Dewa Wisnu dan juga meiliki kesaktian yang tinggi? Dan kenapa Rama justru hanya mengutus Anoman untuk menemui dirinya hanya untuk, member kabar bahwa Rama dalam keadaan baik-baik saja dan Anoman hanya diutus untuk menyerahkan cincin kepadanya bukan membawanya kembali ke Ayodya untuk bertemu suaminya Rama? Pertanyaan-pertanyaan itu terus membayang dalam pikiran Dewi Sinta. Kadang ia juga teringat akan sumpah janji Laksmana kepada Rama, saat membuat garis “rajah kalacakra” pelindung, bahwa ia menyatakan akan selalu menjaga dan melindungi Sinta selama hayatnya.

Meskipun Dewi Sinta berusaha sekuat mungkin untuk menjaga kesetiaan cintanya kepada Rama, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Dewi Sinta mulai memiliki perasaan yang lain kepada Rahwana. Mungkin benar orang Jawa bilang “witing tresna jalaran saka kulina”. Selama tiga tahun berada di keputren Alengkadireja, dan selama itu pula setiap hari dia selalu bertemu dengan Rahwana yang tidak pernah kenal lelah untuk menyatakan cinta kepada dirinya dengan kata-kata yang lembut dan selalu sopan kepadanya. Dewi Sinta mulai merasa gugup bila Rahwana datang untuk menytaakan hal yang sama, yaitu memintanya untuk menjadi permasuri. Dalam tidurnya, Dewi Sinta mulai sering memimpikan Rahwana dan mimpi-mimpi indah tentang Rama sudah mulai berkurang. Dewi Sinta memang sudah jatuh cinta kepada Rahwana. Namun meskipun demikian dia tetap setia dan selalu menangis bila dia teringat bahwa dia telah berdosa karena menduakan Rama.

Sementara Rama dan Laksmana yang ingin mencari Sinta , dalam perjalanan dia bertemu dengan Sugriwa dan Anoman. Kemudian mereka mengikat persahabatan, dan dengan bantuan Rama, Sugriwa berhasil merebut Kiskenda dari kakaknya Subali. Sebagai sahabat, Anoman pun membantu Rama untuk mencari Sinta. Dengan pasukan yang dipimpin Anggada, anak Subali, mereka pergi mencari Sinta.

Dan atas petunjuk Sempati, kakak Jatayu, pasukan pembebas Dewi Sinta menuju ke pantai selatan. Untuk mencapai Alengka, Anoman harus meloncat dari puncak gunung Mahendra. Setibanya di Alengka, Anoman berhasil menemui Dewi Sinta dan mengabarkan bahwa Rama baik-baik saja dan memberikan cincin titipan Rama kepada Dewi Sinta. Itulah yang menjadi pertanyaan Sinta, kenapa Anoman hanya datang memberikan kabar itu, dan tidak membawanya langsung saja kepada Rama.

Page 20: Belajar Cinta Dari Rahwana

Sekembalinya Anoman, mereka kemudian membuat strategi penyerangan, dan atas saran Wibisana yang tidak berpihak pada kakaknya Rahwana, dibuatlah jembatan menuju Alengka. Dengan jembatan itu, semua pasukan bisa masuk ke Alengka dan berhasil menghancurkan Rahwana dan pasukannya. Dewi Sinta berhasil dibawa pulang kembali ke Ayodya, dan Wibisana dinobatkan sebagai raja Alengka menggantikan kakaknya.

Cinta Rahwana dan Sinta

Entahlah apa bedanya. Tak ada hati mendikte kata salah atas apa yang terjadi. Bukankah cinta tak ada yang salah? Tentu tak ada yang salah dengan cinta, hanya saja, kesalahan itu ada pada tata dimana dan siapa orang yang dicinta..

Melihat dari sisi yang orang lain tak dapat melihatnya. Membaca yang orang lain enggan membacanya. Dan adalah sebuah kisah cinta teramat sejati, terbenam dalam kesejatian cinta seorang ksatria yang tak terganti dengan ribuan kisah singgah di telinga. Sebuah kisah Rahwana dan Sinta.

Rahwana, yang hanya mencintai satu perempuan. Dewi Setyawati namanya. Hingga sang empunya hati itu meninggalkan dunia fana dan terlahir kembali pada seorang Sinta. Kesetiaan itu tersimpan utuh. Rahwana mencintai Sinta dengan segenap jiwa, seperti ia jatuhkan hatinya pada Setyawati. Hanya saja. Sinta bukan seorang yang dengan mudah bisa dimiliki. Dia bersama Rama. Dia telah menjadi pendamping ksatria lain. Menjadi istrinya.

Rahwana tau, cinta sejati tak butuh dipaksa. Dia pun tak pernah menyentuhnya. Menunggu. Menunggu adalah hal terbaik agar sang dewi tak terluka hatinya. Agar sang dewi mencintainya sepenuh hati. Suatu saat nanti. Entah kapan. Padahal dia tlah tau titisan Dewi Setyawati itu terlahir begitu setia pada suaminya.

Hingga pada waktunya, ketika semua tau kisah cinta itu sampai pada sebuah tragedi   

Sebuah ungkapan dari hati yang mengerti seperti apa sejatinya cinta, dari seorang Rahwana,“Aku mencintai Sinta, Rama! Aku akan melakukan apapun untuknya. Aku benar-benar mencintainya, bukan sepertimu yang menikahinya hanya karena berhasil memenangkan sayembara. Semua perbuatanku yang kau sebut ‘mengacau’ sebenarnya adalah usahaku dalam rangka mendapatkan kembali Sinta.”

Page 21: Belajar Cinta Dari Rahwana

“Butuh waktu sangaaat lama untukku sampai pada pemahaman ini, tapi akhirnya aku mengerti: Cinta tidak dapat dipaksa. Dan hakekat cinta adalah saat kau bisa merelakannya tanpa terpaksa. Semakin sejati cinta maka semakin rela kau melepaskannya. Maka hari ini demi kesejatian cintaku pada Sinta kurelakan ia pergi dari istana untuk hidup bersama denganmu, Rama. Jagalah Sinta dengan segenap jiwa dan raga. Jagalah ia demi kehormatanmu sebagai seorang ksatria serta kehormatanmu sebagai seorang pria. Semoga kalian bahagia.

Demikian cara Rahwana mencurahkan cintanya, cinta sejati yang tentu tak pernah dia ingin rasakan sakitnya. Seandainya pun dewa mengabulkan mimpinya, tentu ia mengharap sebuah jalan indah untuknya, dan Sinta. Bukan sebuah pembelaan. Hanya satu legenda yang sempat singgah. Bukan dari pertunjukan-pertunjukan seorang dalang yang menanamkan kebencian penontonnya pada rahwana. Yang melabelkan penokohan antagonis dan kejahatan saja dalam diri seorang Rahwana. Tapi dari orang-orang yang mengerti cinta. Yang mengisahkan dari hati, tanpa menyembunyikan. Tak terikat aturan akan perjalanan sebuah drama. Tentang cinta Rahwana yang begitu suci. Yang menjaga pujaan hatinya. Tak melulu bercerita tentang dirinya sebagai raksasa dan identik dengan keburukan.

Bagaimana cintanya tak dianggap sejati? sedangkan dia, Rahwana, bahkan tak pernah sedikitpun menyentuh dewinya. Telah tertanam dalam hati, sebuah janji, takkan dia sentuh Sang Cinta sebelum Dewi Sinta sendiri menyerahkan hati dengan tulus kepadanya, lalu kenapa Dewa diam saja? Apa karena kejahatan Raja itu? Tentu tidak. Mana mungkin seorang yang jahat mendapat begitu banyak cinta dari rakyatnya. Bahkan beramai-ramai membela dan mengorbankan diri untuk Sang Raja dalam sebuah perang hidup mati yang sangat melegenda itu. Dari cerita Sujiwo Tejo, meski tak terekam kata-kata persisnya, sebuah percakapan sebelum tragedi yang menyedihkan, terkenang dengan saksama. ketika Rama dan bala tentara kera sudah meluluh lantahkan negeri Alengka, dan saat itu Rahwana berpamitan pada Dewi nya.

“Rahwana, kau jangan menghadapi suamiku, dia sungguh sakti, “ kata Sinta.

“tidak Sinta, aku seorang kesatria dan aku harus memperjuangkan apa yang dapat ku perjuangkan”

“tapi Rahwana, Rama itu titisan Dewa, kau takkan bisa mengalahkannya, “

“tidak wahai Dewi, seandainya aku harus mati, aku akan tetap menghadapinya”

“Rahwana? Tidakkah Kau lihat negerimu sudah hancur? Dan rakyatmu sudah banyak yang gugur”

Page 22: Belajar Cinta Dari Rahwana

“justru itu Sinta, Raja macam apa aku ini jika rakyatku sudah mengorbankan dirinya sedangkan aku bersembunyi? Seandainya pertarungan ini bukan untuk aku bisa mendapatkanmu, maka pertempuran ini adalah untuk kehormatan bangsaku”

Lalu untuk pertama kalinya Dewi Sinta memegang pundak Rahwana sambil menangis. Itukah jawaban Dewa? Ya tentu. Menurutku. Kesuciannya terbalas. Karena setiap cinta yang sejati lahir dari hati. Bukan karena sebuah perlombaan. Bukan karena paksaan atau sekedar aturan. Meski pada akhirnnya cinta sejati harus tetap merelakan.

Ini Prabu Rama, seorang kesatria yang mempertahankan harga diri dan istrinya, yang ini Dewi Sinta, seorang dewi yang setia, menjaga kesucian diri hanya untuk suaminya, dan yang ini Rahwana, seorang Raja yang memperjuangkan cinta, dan negerinya.

Sisi lain dari kisah pewayangan RAMAYANA. Sebernya aku dah lama denger cerita ini, tapi kemaren habis nonton Sudjiwotedjo  ‘ndalang’ cerita ini jadi pengen ngeshare juga.

Ketika kita mendengar Judul RAMAYANA yang terlintas di sebagian besar masyarakat Indonesia adalah kisah tentang Perjuangan Epik Rama seorang pangeran dari Negara ayodia menyelamatkan istrinya Shinta yang diculik dan hendak di peristri oleh Raja Raksasa Rahwana.

Dalam pelajaran di Sekolah dasar dan SMP biasanya hanya disampaikan pada epos ke-5 saat Rama di bantu pasukan kera yang dipimpin Hanoman akhirnya mengalahkan pasukan Raksasa yang dipimpin Rahwana. Shinta kembali ke pelukan Rama, sedangkan Rahwana gugur dalam perang. Kebaikan mengalahkan Kejahatan, happy ending.

Page 23: Belajar Cinta Dari Rahwana

Kenyataanya itu hanya sampai pada epos 5 dari keseluruhan 7 epos Ramayana. Pertempuran di Alengka, kerajaan Rahwana adalah awal dari Epos 6, yang menunjukkan cerita betapa maha cinta-nya si Raja Raksasa Rahwana. Bagaimana disana ditunjukkan bahwa tidak ada yang benar-benar jahat, dan tidak ada yang benar-benar baik. 2 sisa epos ini yang kemaren diangkat oleh Sudjiwo Tedjo dalam Maha Cinta Rahwana.

Shinta sudah kembali ke daerah hutan Bharata tempat Arjuna membangun kerajaanya ketika dia ketahuan Hamil. Saat itu Rama murka. Dia menuduh bahwa selama masa penyekapan Shinta oleh Rahwana, mereka sempat bercampur dan anak dalam kandungan Shinta adalah anak dari Rahwana.

Shinta sedih atas tuduhan Rama, dia menjelaskan bahwa dia tidak pernah bercampur dengan Rahwana karena kenyataanya Rahwana takut menyentuh Shinta karena dia tahu kalau Rahwana berani menyentuh Shinta, sang putrid tidak akan segan untuk bunuh diri. Ego Rahwana memaksa untuk memiliki Shinta, tapi pada akhirnya Hatinya menang karena tidak tega menyakiti kekasih yang dia Cintai.

Tak lama Rama menuntut Shinta untuk membuktikan kesucianya dengan ritual pati obong. Sebuah ritual melompat kedalam api. Shinta bersedia, demi membuktikan pengabdianya kepada sang suami. Sebuah api unggun besar di buat di alun-alun kota. Di saksikan oleh Rama, Lesmana dan Puluhan warga Shinta melompat kedalam api unggun. Setelah berjam-jam api bergolak dengan panas, api unggun itu padam dan Shinta selamat. Bukti bahwa Shinta suci.

Page 24: Belajar Cinta Dari Rahwana

Lesmana dan warga bersorak gembira dengan hasil itu, tapi tidak dengan Rama. Rama masih ragu dengan Shinta. Malam hari setelah Ritual Pati obong dia mengajak Lesmana untuk bicara 4 mata. Dia meminta lesmana untuk membawa Shinta ke tengah hutan Baratha dan membunuhnya. Pada awalnya Lesmana menolak, tapi karena itu adalah perintah dari kaka sekaligus Rajanya akhirnya dia menyanggupi.

Pagi harinya, Lesmana mengajak Shinta ke tengah hutan. Alih-alih membunuh Shinta disana dia membuatkan sebuah rumah pohon untuk Shinta tinggali. Dia menceritakan permintaan Rama kepadanya, Shinta menangis sejadi-jadinya namun berterima kasih pada pada kebaikan hati Lesmana. Lesmana meninggalkan Shinta di tengah hutan dalam keadaan hamil, tapi itu adalah hal terbaik yang bisa dilakukannya untuk menyelamatkan nyawa Shinta.

Dalam perjalanan pulang dia sempatkan berburu Rusa, anak panah yang masih ada darah rusa itu di serahkan ke Rama sebagai bukti bahwa dia telah membunuh Shinta. Rama senang, dan beberapa waktu kemudian menikah dengan adik sulung Rahwana, Surpanakha yang sebelumnya dijadikan tawanan perang. Rama akhirnya menghabiskan masa hidupnya bahagia dengan istri dan selir-selir di kerajaan yang dia bangun.

Nasib lain di alami Shinta. Beberapa bulan setelah dia ditinggal Lesmana di tengah hutan, usia kandungnya sudah sampai pada waktu melahirkan. Saat itu hujan badai diluar. Tanpa pertolongan seorang dukun beranak Shinta berjuang melahirkan anaknya. Dalam rasa sakit yang hebat dia berusaha meraih-raih tirai untuk digenggam sambil dia mendorong anaknya keluar. Malang dia meraih ekor se-ekor ular raksasa. Kaget dan panic, dua anak kembar Shinta lahir, namun Shinta sendiri tidak selamat.

Dalam keadaan kritis itu jiwa Rahwana menerobos keluar dari Dhurma (alam setelah mati) menjemput ke-2 anak kembar Shinta dan menyerahkan dalam asuhan Valmiki (seorang sakti, resi, dewa). Dalam perjalananya ke Kahyangan untuk menemui Valmiki, Rahwana membentangkan dua anak kembar yang akhirnya diberi nama Lava dan Khusa kepada dunia. Dia bertutur “Hai Dunia? Sesungguhnya siapa yang Banjingan? Aku atau Rama?”.

Page 25: Belajar Cinta Dari Rahwana

Well ya Ramayana memang merupakan sebuah karya sastra yang mengagumkan. Betapa dalam tiap epos-nya mengundang kita untuk berdecak kagum dengan aksi, emosi, dan penokohan karakternya.

Satu hal tentang Ramayana, di cerita itu tidak ada ada karakter yang benar-benar baik, dan tidak ada yang sepenuhnya hitam. Lihatlah Rama, yang heroic tapi tega menyuruh adiknya untuk membunuh istrinya, dan bahkan menikah dengan adik sulung musuh bebuyutanya. Lihatlah Lesmana, yang loyal dan setia tapi dalam kebingungnya dia memilih menghianati raja sekaligus kakaknya. Lihatlah Shinta, yang setia namun di Hatinya mengagumi Rahwana dengan diam-diam

Lalu Rahwana, sang Maha Cinta. Dia yang sangat Jahat dengan merebut Shinta dari Rama namun tetap mencintai Shinta meskipun dengan cara yang salah. Betapa dia sangat takut untuk menyakiti orang yang dicintainya. Mati untuknya, kemudia menerobos keluar Dhurma untuk menyelamatkan anak dari orang yang di Cintainya. Maha Cinta Rahwana.

TEMPO.CO, Jakarta - Menangkap momentum 25 tahun Sujiwo Tejo berkarya sebagai budayawan Indonesia, para sahabat menghadirkan sebuah konser musik bertajuk "Maha Cinta Rahwana". Dibalut dengan gimmick dan adegan, konser ini bisa dinikmati sebagai sajian musik.

"Saya juga enggak tahu apa-apa, tiba-tiba dua bulan lalu anak-anak ini bilang pokoknya harus ada acara," kata Sujiwo Tejo seusai pementasan "Maha Cinta Rahwana" di Taman Ismail Marzuki, Jumat, 30 Agustus 2013.

Lewat konser ini, Tejo--begitu ia biasa disapa--menawarkan perspektif yang baru dalam melihat sosok Rahwana. "Selama ini, Rahwana dilihat kejam dan seram, tapi dia mencintai, dan itu tidak salah. Ia hanya salah dalam hal moral," ujar Tejo di sela-sela komentarnya.

Ia pun menyelipkan kalimat yang mencerminkan cerita cinta antara Rahwana dan Sinta. "Menikah itu nasib, mencintai itu takdir," ujarnya dalam pentas tersebut. Tidak hanya menawarkan cerita cinta Rahwana, Tejo yang dibantu beberapa pengisi acara pun memasukkan celetukan-celetukan yang membuat kita sadar dengan kondisi sosial sekitar.

Salah satu celetukannya saat ia menyodorkan mikrofon ke arah penonton. "Aku ini ngasih mikrofon bukan karena lupa lirik. Bukan enggak hafal Indonesia Raya," celetuknya, yang membuat para penonton tertawa terpingkal-pingkal. Hal itu terkait, belum lama ini, dengan seorang menteri yang tertangkap kamera tidak hafal menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Celetukan itu hanyalah satu dari sekian yang berhasil mengocok perut para penonton. Acara yang diadakan di Taman Ismali Marzuki ini terbilang sukses. Pada malam pertama pementasan,

Page 26: Belajar Cinta Dari Rahwana

kursi penonton terisi 90 persen. Rencananya, hari ini, Sabtu, 31 Agustus, juga akan kembali dipentaskan konser dengan judul yang sama.

Pada pementasan pertama, Sujiwo Tejo dibantu beberapa pengisi acara, seperti Butet Kartaredjasa, Glenn Fredly, Syaharani, Sruti Respati, dan Tya Subiakto. 

Dalam acara tersebut dibawakan beberapa lagu Sujiwo Tejo yang disusun menjadi sebuah alur cerita, sesuai dengan kisah Rahwana dan Sinta. Beberapa lagu tersebut antara lainIngsun, Hujan Deras, Anyam Anyaman Nyaman, Blak Blakan, Ole Olang Wanita, Pada Sebuah Ranjang, dan juga lagu terbaru Sujiwo Tejo, Maha Cinta Rahwana, yang dibawakan oleh Glenn Fredly.

Peperangan pun tak dapat dihindari, Shinta yang berada di tengah pusaran badai peperangan tak bisa berhenti menyalahkan dirinya, seandainya saja saat itu ia menyingkirkan harga dirinya dan ikut bersama Hanoman pastilah tak perlu terjadi peperangan.. Ia berdoa dan meminta dewa untuk memenangkan suaminya, meski ia tahu Rahwana sangat sakti tetapi ia tak ingin menikah dengan Rahwana, dalam hati Shinta tahu dengan pasti bahwa Rahwana mencintainya dan pasti akan mengabulkan semua permintaannya kecuali untuk kembali pada Rama.

Meski tinggal dalam satu istana, Rahwana tak pernah sedikitpun berniat menodai Shinta, ia hanya datang sesekali untuk melihat keadaan Shinta dan setiap kali itu pula Shinta selalu membuang muka, tak pernah bicara, tak makan, dan tak ingin keluar dari kamarnya. Rasanya Rahwana hampir putus asa, Taman Asoka yang dibuatnya untuk Shinta tak bisa membahagiakannya, baju, emas dan permata tak menyenangkan hatinya, buah, daging, dan segala jenis makanan tak menarik seleranya. Bila terus begini Shinta pasti akan mati, cepat atau lambat. Tujuan Rahwana membawa Shinta ke Alengka agar dapat melindunginya ternyata tak lebih baik dari membiarkan Shinta di hutan sendiri dan mati dimakan raksasa. Frustasi, Rahwana mendatangi Wibisana yang merupakan adik sekaligus penasihat kepercayaannya. Namun nasihat Wibisana sangat tak memuaskan hati Rahwana, bagaimana tidak, Wibisana menyarankan untuk mengembalikan Shinta ke tangan Rama, karena menurutnya peperangan ini sebenarnya tak perlu terjadi andai Rahwana tak menahan Shinta.

Tak pernah terlintas sedikitpun dalam benak Rahwana untuk menyerahkan Shinta kepada Rama, ia tak ingin mengembalikan Shinta hanya untuk mengabdi pada Rama yang tak punya apa-apa. Shinta layak hidup sebagai Ratu dengan bergelimang kemewahan dunia dan bahagia tanpa pernah tau apa itu penderitaan. Maka saran dari Wibisana ia abaikan, ia rela meski harus mengorbankan banyak nyawa rakyatnya demi mempertahankan Shinta. Dikeluarkannya senjata pusaka pedang bulan, dipilihnya kuda terbaik untuk menarik kereta perangnya, diperintahkannya seluruh pengawalnya untuk menjaga taman Asoka dan melarang siapapun mendekati Shinta. Ia siap berperang.

Di dalam peperangan, pasukan Rama sebenarnya nyaris kalah, jika saja dewa tak mendengar doa tulus Shinta dan menurunkan busur sakti untuk mengalahkan Rahwana. Rama tak tahu hal ini, ia

Page 27: Belajar Cinta Dari Rahwana

menganggap kemenangan ini karena strategi dan keberpihakan dewa kepadanya untuk membunuh Rahwana yang lalim. Namun dewa tak tega pada ketulusan Rahwana terhadap Shinta, jasad Rahwana yang tergolek tak bernyawa diangkat dewa ke nirwana, disucikan dan ia bereinkarnasi menjadi resi, untuk menebus dosa-dosanya di masa lampau, ia bertapa menjauhkan diri dari keinginan memiliki Shinta, namun cintanya tetap tulus hanya untuk Shinta tak sedikit pun Rahwana ingin menikah dengan wanita lain setelah ia menjadi resi.

Shinta yang telah mendengar kabar bahwa Rama memenangkan peperangan dan mengharap kedatangan Rama untuk menjemputnya di taman Asoka ternyata tak jua menjadi nyata. Betapa suaminya sangatlah angkuh, Shinta dijemput oleh Laksmana karena Rama tak sudi menginjakkan kaki di istana Alengka. Shinta patah hati, setelah bertahun-tahun merindukan suaminya, ternyata Rama tak merindukannya, karena kalau Rama merindukannya ia pasti bergegas datang menjemput Shinta langsung di taman Asoka. Kalaupun Rama merindukannya, rindunya kalah oleh egonya. Namun Shinta paham, suaminya sejatinya adalah seorang raja meski tanpa kerajaan, ada batas-batas prinsip yang dipegangnya untuk menunjukkan wibawa. Maka dengan hati lapang Shinta memaafkan Rama dan tersenyum saat memeluknya di istana kerajaan Kosala.

Di istana, Bharata sang adik tiri merasa bahwa Rama lebih berhak atas tahta dibandingkan dirinya, maka ia meyakinkan ibunya untuk tak mendendam lagi terhadap Rama, dan merelakan kedudukannya sebagai raja. Sekali lagi Rama menjadi pahlawan bukan karena dirinya, tetapi karena kebaikan orang-orang disekelilingnya. Ia diangkat menjadi raja Kosala, dan memerintah di istana bersama Shinta. Namun, ibu tiri Rama tak menyerah begitu saja, meski ia tahu anaknya tak lagi mau menduduki singgasana raja, ia tetap tak rela Rama menjadi raja. Maka disebarkannya berita tentang Shinta yang tak lagi suci, dihasutnya rakyat untuk meminta pembuktian ratu mereka, diguncangnya pemerintahan Rama yang baru saja dikukuhkan.

Lagi-lagi Rama kalah terhadap egonya, ia mempertanyakan kesucian Shinta, meski Shinta berulang kali menjelaskan bahwa Rahwana tak pernah sekalipun menyentuhnya, Rama tak percaya. Lalu Shinta yang tak tahu harus bagaimana membuktikan pada Rama hanya bisa berdoa agar dewa memberikan petunjuk padanya. Di hari yang telah ditentukan, Shinta meminta Rama untuk menyiapkan api unggun di pelataran istana, ia berkata bahwa meski seluruh dunia tak percaya padanya seharusnya Rama sebagai suaminya yang paling mengenal dirinya adalah orang yang akan tetap percaya padanya, karena itu yang akan Shinta lakukan jika seluruh dunia berpaling dari Rama maka dirinya adalah orang terakhir yang akan selalu berada disampingnya. Namun Rama yang telah goyah kepercayaannya malah memalingkan muka saat istrinya masuk ke dalam api yang berkorbar, setengah hatinya percaya bahwa istrinya tak bersalah tapi setengah lagi berharap agar istrinya membuktikannya pada dunia agar tak ada lagi suara-suara sumbang yang menggoyah pemerintahannya. Disaat Rama bersiap untuk berduka, karena sebagai manusia biasa tak mungkin istrinya selamat dari api, ternyata dewa Agni mendengar doa Shinta dan melindunginya dari panasnya api, bahkan sehelai rambut dan ujung gaunnya pun tak tersentuh api. Shinta melangkah keluar dari kobaran api dengan anggun, rakyat terpana dan percaya bahwa

Page 28: Belajar Cinta Dari Rahwana

dewa memang melindungi Shinta, yang berarti bahwa Shinta tak bersalah. Rama bahagia. Pertama, karena ia mendapatkan istrinya kembali dan yang kedua kini tak ada lagi yang akan mempertanyakan keadilannya sebagai seorang raja, karena bahkan ia rela meminta istrinya masuk ke dalam api untuk membuktikan kesuciannya. Keegoisan Rama dibalas cinta sempurna Shinta.

Beberapa bulan kemudian Shinta menunjukkan tanda-tanda bahwa ia hamil. Seluruh rakyat Kosala bersuka cita menanti pewaris tahta dari raja yang mereka cintai. Namun bagi Kaikeyi, ibu tiri Rama, berita ini adalah bencana. Jika Rama memiliki pewaris maka hilang sudah kesempatan bagi Bharata, putranya, untuk menjadi raja menggantikan Rama. Hal ini tak boleh dibiarkan. Maka dibuatlah rencana untuk membuang Shinta, ibu tiri Rama meminta Rama dan Bharata untuk berburu burung yang sangat indah bulunya karena ia mendengar bahwa tak ada seorang pun yang memiliki burung itu, ia ingin sekali memilikinya. Dengan khidmat, kedua putra nya tersebut tanpa curiga memenuhi keinginan ibu mereka, Laksmana yang tak bisa terpisahkan dari Rama curiga bahwa ini jebakan ibu tiri mereka untuk membunuh Rama, membuntuti kedua ksatria tersebut. Laksmana salah. Karena yang diincar Kaikeyi bukanlah Rama melainkan Shinta.

Shinta dibuang ke suatu tempat yang sangat jauh, ditutup matanya agar tak bisa kembali ke Kosala. Pada Rama yang baru saja kembali dari perburuan, dikatakan bahwa Shinta yang tengah mencari buah di hutan dekat istana hilang tanpa kabar. Para pengawal dan Rama langsung menyusuri hutan dan mencari tanda-tanda keberadaan Shinta. Tentu saja mereka tak menemukan sedikit pun tanda yang bisa menjadi petunjuk dimana Shinta berada. Pencarian dilakukan berminggu-minggu, hingga akhirnya Rama putus asa dan menyerah. Ia akhirnya mengumumkan bahwa istrinya hilang dan mungkin saja telah mati dimakan hewan buas atau raksasa. Rama berduka, rakyat Kosala berduka, Kaikeyi tersenyum menang. Akhirnya, impiannya untuk menempatkan Bharata sebagai raja menunjukkan titik terang.

Shinta, yang dibuang ke hutan sendiri dan kelaparan tak kuasa menahan tangisnya, ia meratapi nasibnya dan bertanya pada dewa mengapa terus-menerus ia menderita. Ratapan Shinta terdengar oleh resi yang sedang bertapa di dalam gua yang terletak tak jauh dari tempat Shinta berada. Biasanya suara apapun tak pernah mengganggu tapa sang resi, meski petir dan badai sekalipun tak pernah menggoyahkan keteguhan semedinya. Namun ratapan tangis perempuan ini sanggup menyayat hatinya, membuatnya tak mampu berkonsentrasi memanjatkan puja pada sang dewata. Ia memutuskan keluar dari guanya dan mendapati Shinta yang terduduk dengan baju terkoyak tak berdaya, saat itu dia terkejut, jelas baginya mengapa tapanya terganggu, wanita yang paling dicintainya sedang menangis tersedu. Ia adalah Rahwana yang telah bereinkarnasi menjadi resi.

Shinta yang tak lagi mengenali Rahwana yang telah menjadi Resi merasa sangat tertolong. Sang resi memberinya tempat berteduh di dalam gua dan mencarikan makanan untuk dirinya. Shinta mulai menerima kenyataan bahwa takdir mungkin harus memisahkannya dari Rama, ia tak lagi meratap dan bersedih, rasa cintanya kepada Rama terlalu besar. Hingga saat ia melahirkan kedua

Page 29: Belajar Cinta Dari Rahwana

anak kembarnya, Kusa dan Lawa, selalu diajarkan kepada anak-anaknya tentang kehebatan ayah mereka. Rahwana yang telah menjadi resi merasa dewa mengabulkan doanya. Meski tak menikahi dan memiliki Shinta, ia mampu melindungi Shinta dan bahkan membesarkan anak-anak Shinta layaknya anaknya sendiri. Kini hidupnya telah lengkap, berada disisi wanita yang sangat dicintainya tanpa dibenci oleh Shinta bahkan sekarang Shinta menatapnya dengan pandangan hormat, ia tak pernah meminta lebih dari ini. Bahagia itu sederhana, melihat Shinta-nya tersenyum setiap hari, sehat dan tak membencinya, sudah cukup baginya.

Sepuluh tahun berlalu, Rama yang sedang melakukan kunjungan ke kerajaan sekutu, melewati hutan tempat tinggal Shinta. Ia mendengar lagu yang dinyanyikan oleh Kusa dan lawa yang sedang bermain. Lagu yang menceritakan kehebatan dirinya. Didatanginya kedua anak leleki tersebut, dan ia meminta mereka bercerita siapa diri mereka. Dari cerita Kusa dan Lawa, ia sadar bahwa Shinta belum mati dan kedua anak tersebut adalah anaknya. Maka diboyonglah Shinta dan kedua anaknya ke Ayodhia, meninggalkan Resi yang kali ini telah rela ditinggalkan oleh Shinta dan melanjutkan tapanya tanpa tertinggal keinginan duniawi lagi dan akhirnya diterima dewa dan diangkat ke nirwana.

Ditengah kebahagiaan Rama yang berkumpul kembali dengan istri dan anaknya, Kaikeyi menyebarkan sangsi tentang anak-anak Shinta dan dengan cepat rakyat Kosala lagi-lagi terpedaya. Shinta yang kali ini mendengar kabar tersebut, sebelum sempat terucap kalimat ketidakpercayaan Rama (karena ia melihat mata Rama yang mulai menatapnya tak percaya) ia berdoa kepada dewa Bumi agar menerimanya jika memang kedua anak tersebut merupakan anak kandung Rama dan dirinya tetap suci. Rama yang tidak sempat mencegah doa Shinta hanya mampu menatap bumi yang terbelah dan menelan Shinta yang meneteskan air mata. Rama terguncang, ia tak bisa menerima kenyataan bahwa istri yang sangat ia cintai telah meninggalkannya karena dirinya tak mampu meyakinkan rakyatnya bahwa istrinya tak bersalah, bahwa Shinta adalah wanita yang menjaga kesuciannya, dimanapun ia berada. Maka Rama meninggalkan tahtanya dan menjadi petapa, untuk menebus seluruh dosa-dosanya terhadap Shinta.

Tamat

 

Epilog: Kaikeyi meminta Bharata untuk maju menggantikan Rama, tapi Bharata yang tahu perbuatan ibunya merasa malu, dan justru marah kepada Kaikeyi dan bersumpah untuk meninggalkan Ayodhia selamanya. Sebenarnya Kaikeyi hanya menuntut haknya yang dulu dijanjikan oleh raja Dasarata bahwa anaknya lah yang akan menjadi raja, namun ambisinya ternyata malah menjauhkannya dari putranya sendiri, menyebabkan kematian suaminya (karena tak sanggup membuang Rama, anak kesayangannya) dan akhirnya berakhir sendiri tak bahagia meski tinggal di istana…

 

Page 30: Belajar Cinta Dari Rahwana

 

 

Note: Cerita ini fiksi, dengan informasi dari cerita Ramayana karya Walmiki. Saya hanya ingin akhir bahagia untuk Rahwana, karena merasa bahwa mungkin saja ia tak jahat, tetapi manusia terbiasa menilai dari penampilan, bahwa raksasa identik dengan hal-hal jahat dan menakutkan. Karena di berbagai literatur yang saya baca Dasamuka (nama lain Rahwana) merupakan simbol dari pengetahuannya yang luas tentang banyak hal, termasuk agama. Dan tak mungkin seseorang yang memiliki pengetahuan agama akan berbuat kejam. Kemudian saya membaca bahwa peristiwa Ramayana dipicu oleh ambisi Kaikeyi dan Surpanaka, masing-masing memiliki latar belakang yang sangat humanis, membuat cerita ini sebenarnya lebih sinetron dari sinetron yang banyak ditampilkan di TV. Karena selalu ada sisi manusia yang lemah dibalik ambisi jahat seseorang. Bahwa sisi lembut seorang wanita tetap ada meski ia terlihat jahat. Selain itu saya selalu merasa Rama adalah seorang lelaki yang tak tegas, tak layak mendapatkan cinta Shinta yang murni. Rasanya sebagai wanita biasa, saya pasti tidak akan sanggup menjalani penderitaan disebabkan oleh kesangsian suami. Itu sebabnya Shinta menjadi dewi dan doanya didengar oleh dewa, karena ia bukan wanita biasa…

Mitologi masa lampau selalu sukses mengikat kita pada cinta sejati yang semu. Malam ini sedikit diskusi sama Dani. Adik romantis yang kadang blo'on tapi jenius. Banyak dongeng-dongeng, mitologi, yang menyesatkan pola pikir kita. Cerita-cerita Disney yang menuntun pada stigma "hanya wanita cantik dan pria tampan yang bisa bahagia". Dulu seorang teman juga menulis di blognya tentang kisah sleeping beauty yang tak lebih dari cerita pangeran mesum yang seenaknya 'nyosor' putri cantik yang sedang tidur. Aku rasa memang sudah saatnya meletakkan logika peristiwa.

Sering kali muncul pertanyaan mengapa percintaan Rama-Shinta tak pernah sukses menyentuh rasa haru. Aku rasa bukan karena dalang yang gagal mentransfer ilmu. Bukan juga karena bapak yang selalu merubah kisah tragedi menjadi komedi. Mungkin karena cinta Rama dan Shinta itu tak seindah semestinya. Banyak versi epik Ramayana yang beredar di masyarakat. Ditulis dalam berbagai buku, berbagai bahasa, berbagai kisah. Semua mengarah pada alur yang sama, Rama-Shinta jatuh cinta, menikah, diasingkan kehutan, Shinta diculik rahwana, rama merebut shinta, rahwana mati.

Nilai moralnya : kebaikan selalu menang diatas kejahatan.

The end

Page 31: Belajar Cinta Dari Rahwana

Tapi logika rasa semestinya bisa menggali lebih dari itu. Rahwana telah berhasil mendapatkan Shinta, meski bukan hatinya. Jika Rahwana memang seorang keturunan raksasa yang bukan hanya buruk rupa, tapi juga buruk hatinya, bengis, kasar, kejam dll... mengapa ia tak 'menyentuh' Shinta. Tak satupun versi epik Ramayana yang menceritakan tentang Rahwana yang memperkosa Shinta, memperlakukan Shinta dengan tidak senonoh, melecehkan Shinta. Rahwana justru berusaha menyenangkan Shinta, memberikan segala yang terbaik untuk menyenangkan pujaan hatinya. Rahwana berjanji tak akan menyentuh Shinta sebelum ia berhasil menyentuh hati sang juwita. Itu baru namanya pria.

Bagaimana dengan Rama?

Rama dan Shinta mungkin saling mencintai. Tapi lihat apa yang diperbuat Rama setelah Shinta kembali bersanding dengannya. Rama meragukan kesucian Shinta. Rama meminta Shinta melakukan upacara pembakaran diri. Meminta pengorbanan wanita yang mengasihinya dengan kesetiaan yang tanpa henti. 

Meminta wanita yang disebutnya sebagai istri menjatuhkan diri ke dalam api. Dalam versi cerita yang terpahat di relief candi prambanan, Rama justru mengusir Shinta yang hamil, tak lama setelah ia kembali kepelukan Rama. Akhirnya Rama mengakui kesucian Shinta saat ia menemukan anak kandungnya dengan Shinta disebuah pertapaan. Namun, sayangnya Shinta sudah mati dalam kepedihan. Karena diusir oleh suami yang begitu dicintainya ke tengah hutan. Lalu Rama menyesali apa yang telah ia lakukan.

Hah!! Suami macam apa itu ('-_-)

Untuk apa Rama repot-repot mengerahkan pasukan kera, garuda, manusia dan lain sebagainya untuk menyerang Alengka? Untuk apa ia merebut kembali Shinta jika pada akhirnya meragukan kesetiaannya?

Lebih masuk akal jika serangan besar-besaran dari Rama, hanya bermakna unjuk kekuatan saja. Rama seolah ingin membuktikan bahwa ia lebih kuat dari Rahwana, raja yang kala itu tiada tanding kuasanya. Rama merebut Shinta juga bukan untuk menyelamatkan cinta sejatinya lagi. Rama merebut Shinta agar ia bisa menyiksa Shinta dengan tangannya sendiri. Menyiksa istri yang dianggapnya mbalelo karena tinggal bersama pria lain. 

Karena itu jika aku harus jatuh cinta, daripada mencintai Rama yang tampan, raja kaya, ksatria, suami idaman yang pengecut dan tak tahu diri. Lebih baik Rahwana. Sang pecinta sejati.

Wajar juga jika aku lebih mencinta Rahwana yang jahat, keras kepala, nakal dan bandel. Toh "a gentle-bad guy" memang lebih seksi dan menawan ketimbang "a hypocrite-good guy".