(bedah) kontrol resusitasi dalam penanganan perdarahan masif
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 (Bedah) Kontrol Resusitasi Dalam Penanganan Perdarahan Masif
1/3
Resusitasi Pengendalian Kerusakan dalam Penanganan Perdarahan Masif
[Abstrak] Perdarahan merupakan penyebab kematian terbanyak kedua pada pasien trauma
dengan hampir setengah kasus kematian terjadi dalam waktu 24 jam sesaat setelah tiba.
Resusitasi pengendalian kerusakan merupakan paradigma baru pada pasien dengan perdarahan
masif. Hal ini meliputi hipotensif permisif resusitasi hemostatik strategi transfusi dan operasi pengendalian kerusakan. Hipotensif permisif menunjukkan hasil yang lebih baik sebelum
perdarahan dikontrol. !trategi resusitasi "airan adalah dengan meminimalkan penggunaan infus
kristaloid serta meningkatkan tindakan transfusi awal dengan rasio fresh frozen plasma #$$P%
lebih tinggi dibandingkan packed red cell #PR&%. 'perasi pengendalian kerusakan dilakukan
ketika kondisi pasien tidak mendukung untuk dilakukan operasi definitif. (ontrol kontaminasi
dan kontrol perdarahan dengan melakukan penutupan abdomen temporer dilakukan sebelum
merujuk pasien ke )ntensi*e &are +nit #)&+% dan ruang operasi guna tindakan laparatomi
permanen.
(ata kun"i , !yok- Perdarahan- Resusitasi
Perdarahan merupakan penyebab /0 sampai 4/0 dari kasus kematian akibat trauma.
Perdarahan juga merupakan penyebab kasus kematian terbanyak kedua penyebab kematian
akibat trauma setelah traumati" brain injury #1)%. (ehilangan darah masif diartikan sebagai
kehilangan seluruh *olume darah dalam waktu 24 jam atau kehilangan 3/0 dari *olume darah
dalam waktu jam.
Penanganan syok hemoragik telah berkembang dalam beberapa dekade ini dimana hal ini diikuti
dengan perkembangan sains dasar dan bukti klinikal trial. Resusitasi pengendalian kerusakan
#RP(% pertama kali diperkenalkan dalam medis militer dan kemudian diadaptasikan ke traumaseharihari yang menyebabkan perdarahan masif. RP( terdiri dari tiga strategi utama, hipotensif
permisif resusitasi hemostatik dan strategi transfusi dan operasi pengendalian kerusakan. RP(
bertujuan untuk mengurangi perdarahan mengoptimalkan koagulasi dan sangat berguna untuk
pasien dengan perdarahn masif.
Hipotensif permisif
Hipotensif permisif merupakan salah satu komponen RP( dimana hipotensif permisif ini
diutamakan karena tekanan darah yang lebih tinggi dapat menghan"urkan klot atau 5pop the
"lot6. 7alam penggunaannya hal ini membutuhkan permainan "airan intra*ena serta
mempertahankan tekanan darah tetap rendah hinggi perdarahn terkontrol. !uatu artikel yang
dipulikasikan pada tahun 8994 oleh i"kel et al dilakukan pada 39: pasien hipotensi dengan luka
tembus. Hasilnya menunjukkan tingkat sur*i*al pada kelompok resusitasi terlambat yang
menerima resusitasi "airan intra*ena setelah perdarahan dikontrol. !ementara kelompok pasien
resusitasi segera memerlukan waktu hospitalisasi yang lebih lama # 84 hari *s 88 hari p;/.//
-
8/17/2019 (Bedah) Kontrol Resusitasi Dalam Penanganan Perdarahan Masif
2/3
Hingga saat ini masih belum terdapat konsensus tentang tekanan darah yang diterima pada
hipotensif permisif. !uatu studi yang menggunakan nilai Mean arterial pressure #>AP% AP hingga ?3 mmHg berhubungan dengan kehilangan darah yang banyak dan
berkurangnya aliran darah splanikus dimana resusitasi "airan mengurangi darah yang hilang tapi
tidak berhasil mengembalikan aliran darah splanknikus. eberapa penelitian dilakukan pada
manusia dengan target tekanan darah. >orisson dkk mengin*estigasi pasien dengan trauma
tumpul maupun tajam yang mengalami hipotensi ketika masuk rumah sakit dan pada kelompok
pasien dengan target >AP 3/ mmHg terbukti lebih sedikit kehilangan darah dibandingkan
dengan kelompok dengan target >AP
-
8/17/2019 (Bedah) Kontrol Resusitasi Dalam Penanganan Perdarahan Masif
3/3
menunjukkan bahwa transfuse darah dengan rasio tinggi $$P,PR& menurunkan angka mortalitas
pada < jam pertama walaupun angka kematian pada hari ke / tidak berkaitan dengan rasio
plasma atau platelet terhadap PR&.
@alaupun resusitasi dengan transfusi awal dengan rasio tinggi $$P,PR& menunjukkan hasil yang
baik belum daapat dibuktikan dengan penelitian prospe"ti*e randomiBed "ontrol trial. Penelitianseperti itu sedang berjalan #the Pragmati" RandomiBed 'ptimum Platelet and Plasma Ratios%
dibiayai oleh =ational )nstitutrs of Health and the +nited !tates 7epartment of 7efense.
Resusitasi rasio tinggi plasma dan platelet terhadap PR& menunjukkan bahwa resusitasi dengan
kristaloid minimal telah dimulai bersamaan. =a&l dan RE merupakan "airan yang paling sering
digunakan. ukti menyatakan bahwa pemberian kristaloid pada resusitasi awal berkaitan dengan
komplikasi seperti >'7 A&! dan "oagulopathy.
)ntinya resusitasi hemostati" dan strategi transfusi sudah meminimalisir penggunaan kristaloid
digantikan dengan produk darah rasio tinggi. @alaupun rasio yang tepat masih dalam per"obaan.
7amage "ontrol surgery
7amage "ontrol surgery adalah "ontrol perdarahan dan kontaminasi awal diikuti dengan pa"king
intraperitoneal dan penutupan "epat dan juga resusitasi di )&+ sebelum pasien ditransfer ke
ruang operasi untuk laparotomy definiti*e. !ebuah artikel oleh Rotondo dkk 899 menyatakan
bahwa pasien kelompok damage "ontrol memiliki angka kelangsungan hidup lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok laparotomy definiti*e #??0 *s 880 PD/./2%. sepuluh tahun
terakhir teknik laparotomy damage "ontrol telah banyak mengalami perubahan. (onseputamanya adalah mengidentifikasi pasien yang membutuhkan damage "ontrol laparotomy dan
teknik penutupan dinding abdomen telah banyak berubah. +ntuk saat ini indikasi operasi
damage "ontrol ditentukan oleh perubahan fisiologis seperti hipoteria asidosis dan "oagulopathy.
(esimpulan
7&R adalah strategi resusitasi pasien dengan perdarahan masif. Permissi*e hypotension baik
untuk pasien dengan trauma tajam. Akan tetapi masih diperdebatkan pada pasien dengan trauma
tumpul dan "edera kepala. Asam traneCamat direkomendasikan untuk diberi pada semua pasien
trauma dengan perdarahan "ukup banyak. 1ransfusi awal dengan rasio tinggi plasma terhadap
PR& dan penggunaan kristaloid minimal lebih disarankan. Akan tetapi perbnadingan tepat
plasma terhadap PR& masih perlu penelitian lebih lanjut.