balance scorecard akuntansi
DESCRIPTION
akuntansi keuanganTRANSCRIPT
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA BALANCE SCORECARD DENGAN
ENAM PERSPEKTIF
(STUDI KASUS PT. ARTIFA SUKSES PERSADA)
SKRIPSI
OLEH:
SITI HURIYATUL KAMILAH
109082000153
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Siti Huriyatul Kamilah
NIM : 109082000153
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, Saya:
1. Tidak menggunkan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik
karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.
JIka dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian
yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah
melanggar pernyataan diatas maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasaqrkan aturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 24 April 2014
Yang Menyatakan,
(Siti Huriyatul Kamilah)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap : Siti Huriyatul Kamilah 2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 16 November 1991 3. Alamat : Jl. Raden Kimas Hasyim RT. 002/003 Kel Babakan, Legok, Tangerang – Banten 15820 4. Email : [email protected] II. PENDIDIKAN 1. SD Negeri Legok II Tahun 1997 - 2013 2. MTs Nurul Yaqin Tahun 2003 - 2006 3. SMA Negeri 3 Kabupaten Tangerang Tahun 2006 - 2009 III. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Seminar Oleh BEMJ Akuntansi FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
“Pemberantasan Korupsi Bersama KPK”, 9 September 2009. 2. Seminar Nasional oleh Fakultas EKonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, “ Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010. IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Sayuti 2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 17 Agustus 1948 3. Ibu : Thohiroh 4. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 06 Juni 1950 5. Anak Ke dari : 8 dari 8 bersaudara
vii
ABSTRACT
Analysis the Measurement of the Performance of Balance Scorecards With Six Perspective
( Case Study PT. Artifa Sukses Persada )
Progress on technology has changed enterprise management system in facing environmental complex business dramatically. Currently the method of measurement can evaluate performance of companies accurately and thoroughly was required. Performance indicator which combine financial size performance and non financial scorecard named balanced scorecard. Balanced scorecard in general measures the performance of four perspective. The financial perspective perspective, customers perspective, internal business, and perspective growth and learning, developed by adding two new perspective is employees and partnership.
The object of this research is PT. Artifa Sukses Persada. This research used quetionnaire and study of literature as data main. The result of research with the concept of balanced scorecard showed that the company financial performance PT. Artifa Sukses Persada better than previous year. The performance of customer satisfaction PT. Artifa Sukses Persada showing a good value for the attribute satisfaction products and services, corporate image, and relationships. While for the performance of business process internal showing good results in the operation process, and services after sell. Employee satisfaction performance also showed good results for employee capabilities, information system capabilities, and motivation, empowerment and alignment. The increasing number of Partners shows good results in perspective partnership
Overall performance of PT. Artifa Sukses Persada can be considered good. Good management is the reason PT. Artifa Sukses Persada able to improve its performance to fit the vision and mission of the company.
Keywords: balance scorecards, Financial perspective, Customer perspective, Business process Internal perspective, learning and growth perpective, A partnership perspective, employee perspectives, Corporate Performance Measurement
viii
ABSTRAK
Analisis Pengukuran Kinerja Balance Scorecard dengan Enam Perspektif
(Studi Kasus PT. Artifa Sukses Persada)
Kemajuan teknologi telah mengubah secara dramatis sistim manajemen perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. Saat ini dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang dapat menilai kinerja perusahaan secara tepat dan menyeluruh. Alat pengukur kinerja yang mengkombinasikan ukuran kinerja keuangan dan non keuangan adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard secara umum mengukur kinerja dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dikembangkan dengan menambahkan dua perspektif baru yaitu karyawan dan kemitraan.
Objek penelitian ini adalah PT. Artifa Sukses Persada. Penelitian ini menggunakan kuisioner dan studi literature sebagai data utama. Hasil penelitian dengan menggunakan konsep balance scorecard menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Artifa Sukses Persada lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kinerja kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada, menunjukkan nilai kepuasan yang cukup baik untuk atribut produk dan jasa, citra perusahaan, dan hubungan. Sedangkan untuk kinerja proses bisnis internal menunjukkan hasil yang baik pada proses operasi, dan pelayanan purna jual. Kinerja kepuasan karyawan juga menunjukkan hasil yang baik untuk kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi, dan motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. Meningkatnya jumlah mitra menunjukkan hasil yang baik pada perspektif kemitraan.
Kinerja PT. Artifa Sukses Persada secara keseluruhan dapat dikatakan
bagus. Manajemen yang baik adalah alasan PT. Artifa Sukses Persada mampu meningkatkan kinerjanya agar sesuai visi dan misi perusahaan.
Kata kunci: Balance scorecard, perspektif keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses bisnis internal, Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, Perspektif kemitraan, Perspektif karyawan, Pengukuran Kinerja Perusahaan.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahab Yang Maha Penganugerah, yang telah
memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan
kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Orang Tua tercinta, yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang,
dukungan, kesabaran serta doa tiada henti yang tertuju hanya untuk ananda,
semoga semakin hari ananda semakin mampu memberikan kebahagian dan
kebanggan.
2. Kakak-kakak tercinta Sobari Adnan, Achmad Erry, Siti Amalia, Vivi Rofiah,
Rosida Komalasari, Iksan, Mulyanah, Betharia, Ahmad Kurnia, Hariri, dan
Lukman . Yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang tiada henti
kepada adinda.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta & selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak
berikan selama ini.
4. Ibu Putriesti Mandasari selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan
pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang Ibu berikan
selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidangskripsi.
5. Dr. Rini, Ak.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Hepi Prayudiawan, SE.,Ak., M.M selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
8. Teruntuk Ade Sumarna, terima kasih atas segala dukungan, bantuan, doa, rasa
sayang dan semangat yang selalu tercurahkan kepada penulis.
9. Sahabatku Weri Irma Pamasih, Adhariani Sarah, Risty Sucianingsih,
Helenamarin, Suchi Afhrelia dan Nadia Kartika. Kami dipertemukan dalam ikatan
silaturahmi yang indah. Terima kasih atas doa dan dukungan yang telah
tercurahkan kepada penulis.
10. Sahabatku Aby Fathullah, Ismail Marzuki, Sarudi Putra, Rofiq, Wayan Adithya,
Dhio dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas segala
dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis selama ini.
11. Sahabat-sahabat Ezy Fauziya Ulfa, Putri Arum, Agis, Ela, Rahmi dan Kak Lia
yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.
12. Akuntansi D Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 2009, yang selalu memberikan doa,
dukungan dan semangat kepada penulis. Terima kasih atas keceriaan selama ini.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan
memberikan pahala atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, …….Maret 2014
Siti Huriyatul Kamilah
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………………………….. i
Lembar Pengesahan Skripsi ……………………………………………………………. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ……………………………………...……… iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ……………………………………………………... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah …………………………………………... v
Daftar Riwayat Hidup ………………………………………………………………...… vi
Abstract……………………………………………………………………………………. vii
Abstrak …………………………………………………………………………………… viii
Kata Pengantar…………………………………………………………………………… ix
Daftar Isi ………………………………………………………………………………..... xi
DaftarTabel ……………………………………………………………………………… xvi
Daftar Lampiran................................................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah …………………………………………………….. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………………. 6
1. Tujuan Penelitian ………………………………………………….... 6
2. Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
A. Kerangka Teoritis ……………………………………………………...... 8
1. Sistem Pengukuran Kinerja ………………………………………… 8
a. Pengertian Sistem ………………………………………………. 8
b. Pengertian Pengukuran Kinerja ………………………………... 10
xii
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja …………………... 12
2. Penilaian Kinerja ……………………………………………………. 13
3. Manfaat Pengukuran Kinerja ……………………………………….. 15
a. Pengukuran Kinerja Secara Tradisional ………………………... 15
b. Pengertian Laporan Keuangan …………………………………. 16
c. Tujuan Laporan Keuangan ……………………………………... 18
d. Komponen Laporan Keuangan ………………………………… 20
e. Analisis Rasio ………………………………………………….. 22
B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard ………………….. 23
1. Pengertian Balance Scorecard ……………………………………… 23
2. Sejarah Pekembangan Balance Scorecard …………………………. 24
3. Keuntungan Balance Scorecard……………………………………. 26
4. Langkah-langkah Menggunakan Balance Scorecard ……………..... 27
5. Komponen-komponen Balance Scorecard ...………………….......... 28
a. Perspektif Keuangan ………………………………………….... 28
b. Perspektif Pelanggan …………………………………………... 29
c. Perspektif Proses Bisnis Internal ………………………………. 34
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ……………………. 35
e. Perspektif Karyawan ………………………………………….... 37
f. Perspektif Kemitraan ………………………………………….... 39
C. Penelitian Terdahulu …………………………………………………….. 40
D. Kerangka Pemikiran …………………………………………………….. 43
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………………… 45
B. Metode Pengumpulan Sampel …………………………………………... 45
1. Data Primer …………………………………………………………. 46
a. Penelitian Lapangan ……………………………………………. 46
b. Kuesioner ………………………………………………………. 46
2. Data Sekunder ………………………………………………………. 47
C. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………... 47
D. Metode Analisis Data ………………...…………………………………. 47
1. Uji Validitas ……………………………………………………….... 48
2. Uji Reliabilitas …………………………………………………….... 48
3. Deskriptif Kuantitatif ………………………………………………. 49
4. Deskriptif Kualitatif ……………………………………………….... 49
E. Definisi OperasionalVariabel ………………………………………….. 50
1. Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Bisnis ……………………….. 50
a. Perspektif Keuangan ………………………………………….... 50
b. Perspektif Pelanggan ………………………………………….... 51
c. Perspektif Bisnis Internal ………………………………………. 51
d. Prespektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan …………….. 51
e. Perspektif Karyawan ………………………………………….... 51
f. Perspektif Kemitraan ………………………………………….... 52
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN 54
A. Gambaran Umum Perusahaan …………………………………………... 54
1. Sejarah Singkat Perusahaan ……………………………………….... 54
a. Sejarah Perusahaan …………………………………………….. 54
xiv
b. Perkembangan Perusahaan …………………………………….. 56
c. Visa dan Misi PT. Artifa Sukses Persada ……………………… 56
2. Struktur Organisasi PT. Artifa Sukses Persada …………………….. 57
a. Tanggung Jawab Tiap Divisi dan Tugasnya …………………... 57
1). Direktur ………………………………………………….... 57
2). Sales Marketing ..………………………………………….. 58
3). Accounting…………………………………………………. 58
4). Administrasi .……………………………………………… 58
5). Teknisi …………………………………………………….. 59
6). Adm. Sales ………………………………………………... 59
7). Purchasing ………………………………………………... 59
8). Warehouse and delivery…………………………………... 59
B. Pengukuran Kinerja berdasarkan Balance Scorecard ………………....... 60
1. Perspektif Keuangan ……………………………………………….. 60
a. Rasio Likuiditas …...…………………………………………… 61
b. Rasio Leverage …………………………………………………. 62
c. Rasio Aktivitas …………………………………………………. 64
2. Perspektif Pelanggan ………………………………………………... 66
a. Karakterisktik Responden Kepuasan Pelanggan ………………. 66
b. Uji Validitas Kepuasan Pelanggan ………………………….….. 67
c. Uji Reliabilitas Kepuasan Pelanggan …………………………... 69
d. Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan ………………. 70
3. Perspektif Proses Bisnis Internal …………………………………… 74
a. Proses Operasi PT. Artifa Sukses Persada ……………………... 74
b. Layanan Purna Jual PT. Atifa Sukses Persada …………………. 76
xv
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan PT. Artifa Sukses Persada
………………………………………………………..,………...…… 77
5. Perspektif Karyawan ………………………………………………... 79
a. Tingkat Perolehan/Pertambahan Karyawan …………...……….. 79
b. Tingkat Retensi Karyawan ………………………………….….. 80
c. Tingkat Kepuasan Karyawan …………………………………... 80
1). Karakteristik Responden Kepuasan Karyawan …………… 81
2). Uji Validitas Kepuasan Karyawan ……………………….. 82
3). Uji Reliabilitas Kepuasan Karyawan ..…………………… 83
4). Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Karyawan …………. 85
6. Perspektif Kemitraan ……………………………………………….. 88
a. Perkembangan Jumlah Mitra ………………………………....... 89
b Nama dan Jenis Perusahaan Mitra …………………………....... 89
BAB V PENUTUPAN 91
A. Simpulan ………………………………………………………………… 91
B. Implikasi ………………………………………………………………… 93
C. Saran …………………………………………………………………….. 94
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………… 95
Lampiran ………………………………………………………………………………… 99
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………………………... 44
3.1 Pengukuran Balance Scorecard dengan 6 (enam) Pespektif …………………….. 52
4.1 Tabel Perhitungan CACL ………………………………………………………... 62
4.2 Tabel Perhitungan TLTA ………………………………………………………… 63
4.3 Tabel Perhitungan Turn Over Ratio ……………………………………………… 65
4.4 Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Pelanggan ………………………….. 67
4.5 Hasil Uji Validitas Atribut Produk dan Jasa Pelanggan …………………………. 68
4.6 Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan ……………………………………. 68
4.7 Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan ……………………………….. 68
4.8 Hasil Uji Reliabilitas Pelanggan …………………………………………………. 69
4.9 Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa Pelanggan PT. Artifa Sukses Persada 70
4.10 Hasil Pengukuran Citra (Image) Perusahaan PT. Artifa Sukses Persada ……….. 71
4.11 Hasil Pengukuran Hubungan dengan Pelanggan PT. Artifa Sukses Persada ……. 72
4.12 Hasil Jawaban Mayoritas Responden Tentang Pengukuran Kinerja Kepuasan
Pelanggan ………………………………………………………………………… 72
4.13 Tingkat Pertambahan Karyawan Baru …………………………………………… 79
4.14 Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Karyawan …………………………... 81
4.15 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan ……………………………………….. 82
4.16 Hasil Uji Validtas Kapabilitas Sistem Informasi ………………………………… 83
4.17 Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan Karyawan ……… 83
4.18 Hasil Uji Reliabilitas Karyawan …………………………………………………. 84
xvii
4.19 Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan PT. Artifa Sukses Persada …………… 85
4.20 Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi PT. Atifa Sukses Persada …….. 86
4.21 Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan PT. Artifa Sukses
Persada …………………………………………………………………………… 87
4.22 Hasil Jawaban Mayoritas Responden Tentang Pengukuran Kinerja Kepuasan
Karyawan ………………………………………………………………………… 88
4.23 Perkembangan Jumlah Mitra …………………………………………………….. 89
4.24 Daftar Nama dan Jenis Perusahaan Mitra ……………………………………….. 89
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Surat Penelitian Skripsi …………………………………………………………... 99
2. Surat Keterangan Penelitian PT. Artifa Sukses Persada …………………………. 101
3. Laporan Keuangan PT. Artifa Sukses Persada …………………………………... 103
4. Kuesioner Penelitian ……………………………………………………………... 110
5. Jawaban Responden ……………………………………………………………… 115
6. Hasil Pengujian Penelitian ……………………………………………………….. 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dunia usaha di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan kemajuan
teknologi informasi dan ilmu pengetahuan dunia bisnis juga mengalami suatu
perubahan yang semakin kompleks dan semakin kompetitif. Dalam lingkungan bisnis
yang dinamis maka perusahan-perusahaan harus lebih peduli terhadap stategi yang
dijalankan. Perusahaan terus berupaya merumuskan dan menyempurnakan strategi-
strategi bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga memerlukan
pertimbangan terbaik dalam membawa perusahaan menuju masa depan yang lebih baik.
Pertimbangan terbaik hanya bisa dilakukan jika manajemen strategi dilaksanakan secara
komprehensif. Dengan demikian perusahaan harus memiliki kompetensi agar dapat
bertahan hidup dan mampu bersaing.
Agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang di era globalisasi yang
semakin kompetitif ini maka dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang lebih
komprehensif. Perusahaan harus dapat menghubungkan antara strategi jangka panjang
dan strategi jangka pendek serta melakukan perbaikan secara terus menerus untuk dapat
memiliki keunggulan dalam bersaing.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui efektif atau tidaknya
strategi yang telah digunakan selama ini adalah dengan cara mengukur kinerja
perusahaan. Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting
dalam perusahaan, karena selain berfungsi menilai keberhasilan perusahaan,
2
pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pada
periode yang lalu (Srimindati, 2004).
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam
perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran
kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam
perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang
layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan
sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode lalu dan menilai apakah strategi yang
ditetapkan telah dilaksanakan tepat pada sasaran dan tujuan jangka pendek maupun
jangka panjang perusahaan.
Metode penilaian kinerja menggunakan laporan keuangan memang cara termudah
dalam menilai kinerja manajemen. Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan
gambaran yang rill mengenai keseluruhan keadaan perusahaan karena tidak
diperhatikan hal-hal lain diluar sisi finansial misalnya sisi pelanggan yang merupakan
fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda
penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton,1996).
Pengukuran kinerja yang hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan
tidaklah cukup dan faktanya dapat menjadi disfungsional karena beberapa alasan.
Pertama hal itu dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan
kepentingan jangka panjang perusahaan. Kedua, manajer unit bisnis mungkin tidak
mengambil tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna
memperoleh laba jangka pendek. Ketiga, menggunakan laba jangka pendek sebagai
3
salah satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara manajer unit bisnis dengan
manajer senior. Keempat, pengendalian keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer
untuk memanipulasi data (Anthony dan Govindarajan, 2001).
Pengukuran kinerja perusahaan yang terlalu ditekankan pada sudut pandang
finansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tentu saja tidak kalah
pentingnya. Seperti pengukuran kepuasan pelanggan dan proses adaptasi dalam suatu
perubahan sehingga dalam suatu pengukuran kinerja, diperlukan suatu keseimbangan
antara pengukuran kinerja finansial dan pengukuran kinerja non finansial.
Keseimbangan antara pengukuran kunerja finansial dan non finansial ini akan dapat
membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengevaluasi kinerja secara keseluruhan
(Ciptani, 2000).
Menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat
menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai dengan
mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Sebaliknya,
kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena
perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang. Untuk
mengatasi kekurangan ini, maka diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur
kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu aspek keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal serta proses pembelajaran dan berkembang
(Mutasowifin, 2002).
Perspektif lain yang dijadikan alat ukur dalam balance scorecard adalah perspektif
pelanggan yaitu mengidentifikasi bagaimana kondisi pelanggan mereka dan segmen
4
pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor mereka.
Perspektif proses bisnis internal perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk
menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi pelanggan
dan juga para pemegang saham. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk terus memperhatikan
karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan
karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan dengan
memberikan pelatihan dan pembelajaran akan meningkatkan pula kemampuan
karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif di atas dan
tujuan perusahaan.
Balance scorecard dalam penilaian kinerjanya telah memenuhi kriteria yaitu
dengan melihat dari seluruh aspek yang ada di perusahaan baik aspek keuangan maupun
yang bersifat nonkeuangan sehingga perusahaan maupun pemegang saham
mendapatkan gambaran mengenai keseluruhan kondisi perusahaan dalam
pencapaiannya baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Keempat perspektif yang telah disebutkan diatas ini menawarkan suatu
keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, yaitu hasil yang
diinginkan, pemicu kerja, dan tolok ukur kinerja. Jadi balance scorecard adalah alat
yang menyediakan kepada para manajer pengukuran kompherensif bagaimana
organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Metode ini
menjelaskan bagaimana aset intangible dimobilisasi dan dikombinasikan dengan aset
5
tangible untuk menciptakan proposisi nilai pelanggan yang berbeda dan hasil finansial
yang lebih unggul (Kaplan dan Norton, 2000).
Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan
aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balance scorecard. Dengan
demikian metode balance scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur
bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Serta
menunjukkan bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya demi
keberlangsungan usaha (Tunggal, 2002).
Balance scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran perusahaan dapat
menggunakan balance scorecard sebagai dasar untuk mengatur kerangka kerja untuk
proses manajemen mereka. Perusahaan dapat membangun balance scorecard mula-
mula dengan tujuan yang terbatas, misalnya untuk mendapatkan klarifikasi, konsensus,
dan fokus terhadap strategi mereka, lalu mengkomunikasikan strategi tersebut kepada
seluruh anggota perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas serta melihat kelebihan yang dimiliki Balance
Scorecard, maka peneliti tertarik untuk menilai kinerja suatu perusahaan kedalam
skripsi yang berjudul “Analisis Pengukuran Kinerja Balance Scorecard dengan
enam perspektif (Studi Kasus PT. Artifa Sukses Persada) ”.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Sapardianto (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah;
6
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan dan pelanggan pada
PT. Arftifa Sukses Persada sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel
karyawan dan pelanggan dari PT.Trustco Insan Mandiri Samarinda.
2. Penelitian sebelumnya hanya menggunakan BSC dengan empat perspektif yaitu
keuangan, pelanggan, bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Adapun
pada penelitian ini menggunakan BSC dengan enam perspektif yaitu keuangan,
pelanggan, bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, keanggotaan/
karyawan, dan perspektif yang terakhir adalah kemitraan. Dua perspektif tersebut
didapat dari jurnal Wardani et. al. (2012) yang berjudul Analisis Balance
scorecard pada Koperasi Karyawan Krama Yudha Ratu Motor Jakarta.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti
pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana kinerja perusahaan PT. Artifa
Sukses Persada menggunakan penerapan Balance Scorecard dengan enam perspektif
yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhan, karyawan dan kemitraan?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui
pengukuran kinerja perusahaan PT. Artifa Sukses Persada melalui metode balance
scorecard dengan enam perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses
7
bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, karyawan dan perspektif
kemitraan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini bagi beberapa pihak dari
penelitian mengenai pengaruh penerapan Balance scorecard pada perusahaan,
antara lain :
a. Bagi peneliti, dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh
pemahaman, pengalaman dan wawasan tentang pengukuran kinerja
menggunakan metode Balance scorecard pada perusahaan.
b. Bagi perusahaan, dapat melakukan koreksi untuk memperbaiki,
mempertahankan, dan menigkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila
ada kelemahan dan kekurangan pada pengukuran kinerja perusahaan.
c. Bagi civitas akademia, sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya
mengenai pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode analisis
Balance scorecard yang dilakukan mahasiswa UIN Jakarta, khususnya bagi
mahasiswa Fakultas Ekonomi
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Sistem Pengukuran Kinerja
a. Pengertian Sistem
Banyak ahli yang mendefinisikan tentang sistem. Penulis mengambil beberapa
definisi berikut: Menurut Havery (2009) sistem adalah prosedur logis dan rasional
untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan dengan satu
dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan
dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Pengertian sistem juga dikemukakan oleh Jogianto (2005) bahwa sistem
adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan
yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang
betul-betul ada ada terjadi.
Menurut Mulyadi (2001) yang dimaksud dengan sistem adalah “Sekelompok
unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-
sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas,
maka dapat dikatakan bahwa sistem merupakan kumpulan dari suatu prosedur
logis dan rasional yang dirancang dan memiliki keterkaitan dalam berinteraksi
untuk mencapai suatu kesatuan dan mencapai tujuan yang dari sistem tersebut.
Sistem terdiri dari unsur-unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya
untuk mencapai tujuan yang sama.
9
Sistem memiliki karakteristik dan sifat-sifat tertentu, hal tersebut
dikemukakan oleh Jogianto (2005) yakni :
1) Komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang dalam artian saling bekerja dama dalam membentuk satu
kesatuan.Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat
berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2) Batasan sistem
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatru sistem
dengan sistem yang lainnya. Batasan sistem menunjukan ruang lingkup dari
sistem tersebut.
3) Lingkungan luar sistem
Lingkungan luar sistem (environment) dari suatu sistem adalah apapun
yang berada diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi.
4) Penghubung sistem
Penghubung sistem merupakan suatu media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penguhubung ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke
subsistem yang lainnya, sehingga dapat berintegrasi dan membentuk suatu
kesatuan.
10
b. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pada dasarnya pengertian kinerja dapat dimaknai secara beragam beberapa
pakar memandangnya sebagai hasil dari suatu proses penyelesaian pekerjaan,
sementara sebahagian yang lain memahaminya sebagai perilaku yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Agar terdapat kejelasan
mengenai kinerja, berikut akan disampaikan beberapa pengertian kinerja.
Suatu penelitian telah memperlihatkan bahwa suatu lingkungan kerja yang
menyenangkan sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan
yang paling produktif. Dalam interaksi sehari-hari, antara atasan dan bawahan,
berbagai asumsi dan harapan lain muncul. Ketika atasan dan bawahan
membentuk serangkaian asumsi dan harapan mereka sendiri yang sering agak
berbeda, perbedaan-perbedaan ini yang akhirnya berpengaruh pada tingkat
kinerja. Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau
sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama (Rivai dan Basri, 2004).
Bernardin dan Russel (1998) Kinerja dapat didefinisikan sebagai berikut
:“performance is defined as the record of outcomes produced on a spesified
job function or activity during a time period”. Yaitu Kinerja cenderung dilihat
sebagai hasil dari suatu proses pekerjaan yang pengukurannya dilakukan
dalam kurun waktu tertentu.
11
Menurut Mulyadi (2007) “Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau
unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan”. Dari kedua pendapat ini,
terlihat bahwa kinerja dilihat dari baik tidaknya aktivitas tertentu untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka
pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian
tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan
dengan moral dan etika. (Rivai dan Basri, 2004)
Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara
pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu sendiri dipengaruhi oleh
kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap
pekerjaannya, Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa
jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya.
Dalam hal ini dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian dikenal dengan
penilaian kinerja.
Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja
yang paling umum digunakan. Dalam penilaian kinerja melibatkan
komunikasi dua arah yaitu antara pengirim pesan dengan penerima pesan
sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan
untuk memberi tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk
12
membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja
menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana
kerja dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai
tujuan yang ada.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Kinerja tidak terjadi dengan sendirinya. Dengan kata lain terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja. Adapun faktor-faktor tersebut menurut
Armstrong (1998) adalah sebagi berikut:
1) Faktor individu (personal factors)
Faktor individu berkaitan dengan keahlian, motivasi, komitmen, dll.
2) Faktor kepemimpinan (leadership factor)
Faktor kepemimpinan berkaitan dengan kualitas dukungan dan pengarahan
yang diberikan oleh pimpinan, manajer, atau ketua kelompok kerja.
3) Faktor kelompok / rekan kerja (team factor)
Faktor kelompok atau rekan kerja berkaitan dengan kualitas dukungan
yang diberikan oleh rekan kerja.
4) Faktor sistem (sistem factor)
Faktor sistem berkaitan dengan sistem/ metode kerja yang ada dan fasilitas
yang disediakan oleh organisasi.
5) Faktor situasi (contextual/situasional factor)
Faktor sistem berkaitan dengan tekanan dan perubahan lingkungan.baik
lingkungan internal maupun eksternal.
13
Faktor-faktor yang telah disampaikan oleh Amstrong, terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Faktor-faktor ini
perlu mendapat perhatian serius dari pimpinan organisasi jika pegawai
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal.
2. Penilaian Kinerja
Setiap organisasi pada dasarnya telah mengidentifikasi bahwa perencanaan
prestasi dan terciptanya suatu prestasi organisasi mempunyai kaitan yang sangat
erat dengan prestasi inidvidual para pegawai. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa prestasi kerja organisasi merupakan hasil dari kerjasama antara pegawai
yang bersangkutan dengan organisasi dimana pegawai tersebut bekerja. Untuk
menapai prestasi yang diinginkan, tujuan yang diinginkan, standar kerja yang
diinginkan , sumber daya pendukung, pengarahan, dan dukungan dari manajer
lini pegawai yang bersangkutan menjadi sangat vital. Selain itu sisi motivasi
menjadi aspek yang terlihat dalam peningkatan prestasi kerja.
Mondy dan Noe (1990) mendefinisikan penilaian prestasi kerja sebagai :
“Suatu sistem yang bersifat formal yang dilakukan secara periodik untuk
mereview dan mengevaluasi kinerja pegawai”. Sedangkan Irawan (1997)
berpendapat bahwa penilaian prestasi kerja adalah”Suatu cara dalam melakukan
evaluasi terhadap prestasi kerja pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu
yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan
secara berkala.
14
Sedangkan Stewart dan Stewart (1977) menyatakan bahwa penilaian kinerja
dimaksudkan untuk:
a. Memberikan feedback bagi pegawai. Agar efektif, maka masukan yang
diberikan kepaada pegawai harus jelas artinya tepat sasaran.
b. Manajemen by Objective. Manajer menentukan target dan tujuan yang harus
dicapai oleh setiap bawahan, target dan tujuan tersebut harus disetujui oleh
kedua belah pihak, dan evaluasi dilaksanakan berdasarkan pada hal-hal yang
sudah disetujui bersama.
c. Salary review. Hasil dari penilaian digunakan untuk menentukan apakah
seseorang akan mendapatkan kenaikan atau penurunan gaji.
d. Career counselling. Dalam pelaksanaan penilaian, manajer mempunyai
kesempatan untuk melihat kemungkinan perjalanan karir pegawai, salah
satunya bisa melalui pengiriman pegawai kedalam program diklat.
e. Succsession planning. Penilaian pegawai dapat membantu manajer dalam
membuat daftar pegawai yang memiliki keterampilan dan kemampuan
tertentu, sehingga jika ada posisi yang kosong, manajer bisa dengan cepat
menunjuk seseornag untuk menggantikan posisi yang telah kosong.
f. Mempertahankan keadilan. Adalah suatu hal yang wajar jika seseorang lebih
menyukai seseorang dibanding orang lain. Penilaian pegawai dapat
mengurangi terjadinya hal tersebut misalnya dengan cara melibatkan atasan
langsung untuk ikut secara acak dalam proses penilaian.
g. Penggantian pemimpin, sistem penilaian pegawai dapat mengurangi beban
pekerjaan manajer baru yang tidak tahu menahu kondisi dan kompetensi
15
pegawainya. Data yang ada dalam dokumen penilaian dapat digunakan
sebagai informasi yang penting untuk mengetahui kompetensi dan mengenal
bawahan lebih cepat dan mungkin akurat.
3. Manfaat Pengukuran kinerja
a. Pengukuran kinerja secara tradisional
Banyak metode yang telah dikembangkan untuk melakukan pengukuran
kinerja seorang pegawai. Ukuran kinerja yang digunakan dalam manajemen
tradisional adalah ukuran keuangan, karena ukuran keuangan ini mudah
dilakukan dan tidak melakuan pengukuran dengan menggunakan banyak
perspektif . Kinerja lain, seperti peningkatan kepercayaan customer terhadap
layanan jasa perusahaan, peningkatan kompetensi dan komitmen personal,
kedekatan hubungan pegawai dengan pemasok, dan peningkatan cost
effectiveness proses bisnis digunakan untuk melayani customer diabaikan oleh
manajemen karena sulit pengukurannya. Sehingga banyak kesalahan berpikir
di dalam manajemen tradisional (Lasdi, 2002).
Penilaian dengan pengukuran kinerja secara tradisional berdasarkan
kinerja keuangan atau yang biasa disebut pengukuran kinerja tradisional
menekankan pengukuran kinerja perusahaan melalui perhitungan
menggunakan rasio-rasio keuangan. Horne dan Wachowicz 1997 berpendapat
rasio-rasio keuangan yaitu:
1) Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
16
2) Rasio Utang, yaitu rasio yang menunjukkan batasan dimana perusahaan
didanai oleh utangnya.
3) Rasio Pencakupan, merupakan rasio yang menghubungkan biaya keuangan
perusahaan dengan kemampuan untuk membayar biaya tersebut.
4) Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur keefektifan perusahaan dengan
menggunakan aktiva yang dimilikinya.
5) Rasio Laba, merupakan rasio yang menghubungkan laba dengan penjualan
dan investasi.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2003), mengandalkan aspek finansial
saja tidak cukup, bahkan bisa jadi tidak berguna karena beberapa alasan, yaitu:
1) Hal itu mendorong kegiatan jangka pendek yang tidak termasuk
kepentingan jangka panjang perusahaan.
2) Manajer unit bisnis mungkin tidak melakukan tindakan yang berguna
untuk jangka panjang, untuk memperoleh laba jangka pendek.
3) Menggunakan profit jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat
mengganggu komunikasi antara manajer unit bisnis dan manajer senior.
4) Pengendalian finansial yang ketat bisa memotivasi manajer untuk
memanipulasi data.
b. Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan dan transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004) . Pihak
ekstern perusahaan maupun pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan
17
suatu alat dalam upaya membuat keputusan yang rasional yang mampu
menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang
bersangkutan. Berikut merupakan pengertian laporan keuangan dari beberapa
ahli, antara lain
Harahap (2006) dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan,
laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai “suatu alat yang digunakan
sebagai dasar dalam memberikan informasi keuangan yang akan disampaikan
kepada para pembaca laporan keuangan di luar perusahaan” (Kieso dan
Weygant,2004)
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004) menyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan:
Bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti sebagai laporan arus kas
atau laporan arus dana. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan adalah :
18
a. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk
membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak
eksternal perusahaan.
b. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja
keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi
yang baik atau tidak.
c. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan,
pada periode tertentu.
d. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama periode yang bersangkutan.
c. Tujuan laporan keuangan
Harahap (2004) meenuliskan tujuan laporan keuangan seperti dinyatakan
dalam APB No. 4 mengklasifikasikan tujuan secara khusus, umum, dan
kualitatif sebagai berikut:
1) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan
posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara
wajar sesuai GAAP.
2) Tujuan Umum
Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a) Menyediakan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis.
19
b) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan
bersih yang berasal dari kegiatan usaha dan mencari laba.
c) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
memperkirakan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d) Memberikan informasi lainnya yang diperlukan tentang harta dan
kewajiban.
e) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan.
3) Tujuan Kualitatif
Tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statement No. 4 adalah relevan,
dapat dipahami, dapat diuji kebenarannya, netral, tepat waktu, dapat
diperbandingkan, dan kelengkapan. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:
a. Relevan (Relevance)
Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan
dalam proses pengambilan keputusan.
b. Dapat Dipahami (Understanbility)
Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi
juga harus dimengerti para pemakai.
c. Dapat diuji kebenarannya (Verifiability)
Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama.
d. Netral (Neutrality)
20
Laporan akuntansi bersifat netral terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan
hanya pihak-pihak tertentu saja.
e. Tepat waktu (Timeliness)
Laporan keuangan hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan
apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f. Dapat diperbandingkan (Comparability)
Informasi keuangan harus dapat saling dibandingkan, artimya akuntan
harus memiliki prinsip yang sama baik untuk satu perusahaan maupun
perusahaan lainnya.
g. Kelengkapan (Completeness)
Informasi keuangan yang dilaporkan harus mencakup semua
kebutuhan yang layak dari para pemakai.
Kesimpulan yang didapat dari uraian diatas adalah bahwa tujuan laporan
keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai GAAP. Laporan
keuangan juga harus relevan, dapat dipahami oleh para pemakai, dan hasilnya
dapat diuji kebenarannya. Selain itu, laporan keuangan bersifat netral yang
diserahkan tepat waktu agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan
dapat diperbandingkan prinsipnya dengan perusahaan lain.
d. Komponen laporan keuangan
Menurut PSAK No.1 (2007), komponen-komponen lapora keuangan yang
lengkap terdiri dari:
21
a. Neraca (Balance Sheet)
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
c. Laporan Perubahan Ekuitas (Stockholders Equity Statement)
d. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
e. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement)
Menurut Ahira (2007), Laporan Keuangan perusahaan jasa maupun
dagang terdiri dari :
a. Laporan Rugi/Laba, terdiri dari akun pendapatan dan beban baik didalam
usaha maupun diluar usaha.
b. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal, terdiri dari akun modal awal, laba/rugi
yang diperoleh selama periode tertentu, prive dan modal akhir.
1) Aktiva baik aktifa lancar maupun aktiva tidak lancar.
2) Utang baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
3) Modal pada akhir periode.
c. Laporan Perubahan Arus Kas, sumber datanya dapat diperoleh dari:
1) Perbandingan neraca selama dua periode.
2) Jurnal penerimaan kas maupun pengeluaran kas.
d. Laporan tambahan yang diperlukan.
Umumnya komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari
neraca, laba rugi, perubahan ekuitas/modal, perubahan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan atau laporan tambahan yang diperlukan.
22
e. Analisis rasio
Menurut Weygandt et. al., (2008) analisis rasio (ratio analysis) merupakan
hubungan diantara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan. Sebuah rasio
menyatakan hubungan matematika antara suatu kuantitas dengan yang
lainnya. Didalam menganalisis laporan keuangan utama perusahaan, beberapa
rasio dapat digunakan tolak ukur yaitu, rasio likuiditas,rasio leverage dan rasio
profit margin. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan
untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memenuhi
kebutuhan kas yang tak terduga (diluar prediksi perusahaan).Para kreditor
jangka pendek seperti banker dan pemasok utama tertarik untuk menilai
likuiditas. Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk menentukan
kemampuan pembayaran utang jangka pendek perusahaan adalah rasio
lancar, rasio cepat, perputaran piutang dan perputaran persediaan.
Rasio Likuiditas (current ratio) menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih (Munawir,1995).
b. Rasio Leverage
Rasio Leverage atau disebut juga rasio utang (debt ratio) yaitu rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
23
kewajiban finansialnya. Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin
tinggi kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya.
c. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas (Total Assets Turn Over) digunakan untuk mengukur
kemampuan dana yang tertanam dan keseluruhan aktiva yang berputar
pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk
menghasilkan "revenue".
B. Pengukuran kinerja berdasarkan balance scorecard
1. Pengertian Balance Scorecard
Balance Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu Balance dan Scorecard. Balance
dalam artian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur
secara berimbang dari dua spek yaitu aspek keuangan dan non keuangan, jangka
pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern perusahaan. Sedangkan Scorecard
adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor akhir hasil kerja kinerja seseorang
dalam usaha pencapaian suatu tujuan.
Konsep balance scorecard pertama kali dikembangkan oleh Kaplan dan Norton
(1996) dalam bukunya yang berjudul Translating Strategy Into Action: The Balance
Scorecard. Balance Scorecard (BSC), merupakan salah satu metode pengukuran
dan manajemen performance untuk faktor internal dan eksternal dari suatu
perusahaan. Saat ini, kebanyak perusahaan masih menggunakan pengukuran dari
segi financial sebagai acuan dari pengukuran kinerja perusahaan, sehingga manajer
24
tidak mengetahui sampai sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan akibat strategi
yang mereka terapkan dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaan.
Balance Scorecard didefinisikan menurut pandangan beberapa pendapat ahli
sebagai berikut:
Menurut Kaplan dan Norton (2004), Balance Scorecard adalah : “a set of
performance targets and result that reflect the organization’s performance in
meeting its objective relating to its customer, employee, business partners,
shareholders, and community”.
Menurut Hansen dan Mowen (2006), Balance Scorecard merupakan suatu
sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi pertanggung
jawaban berdasarkan strategi. Balance Scorecard menerjemahkan misi dan strategi
organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif,
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
dan perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan.
2. Sejarah perkembangan balance scorecard
Persaingan dunia industri dan organisasi saat ini semakin berkembang pesat.
Kesuksesan suatu perusahaan sangat bergantung pada kinerja karyawan dalam
perusahaan tersebut. Maka perlu ada pengukuran kinerja karyawan yang tepat, agar
perusahaan dapat berkembang pesat sesuai dengan visi dan misi yang di canangkan.
Sebelum adanya balance scorecard banyak perusahaan yang menggunakan
sistem pengukuran kinerja tradisional yang mana hanya mengukur keberhasilan
kinerja perusahaan dari sejumlah keuntungan yang diperoleh (finansial). Sistem
pengukuran tradisional kini dinilai tidak begitu efektif.
25
Melihat kekurangan tersebut, pada tahun 1996, Kaplan dan Norton dari
Harvard University mengumumkan sebuah sistem pengukuran kinerja yang sesuai
untuk perusahaan di era globalisasi, bernama Balanced Scorecard. Sistem ini
pertama kali diuji coba oleh perusahaan Analog Devices pada tahun 1987.
Latar belakang munculnya ide pembuatan sistem ini dikarenakan adanya
beberapa kelemahan yang dinilai oleh Kaplan dan Norton mengenai pengukuran
tradisional. Menurut Kaplan dan Norton, ukuran finansial tidak cukup untuk
mengevaluasi perjalanan perusahaan di dalam lingkungan yang kompetitif ini
karena hanya menggambarkan sebagian dan tidak semua tindakan masalalu dapat di
jabarkan dari berbagai perspektif. Pengukuran tradisional tidak mampu memberikan
pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai finansial di masa depan.
Sistem tradisional juga dinilai kurang mendukung investasi jangka panjang dan
lebih menyukai bentuk investasi yang mudah diukur dibandingkan investasi non-
finansial seperti inovasi, kemampuan pekerja, dan kepuasan pelanggan yang lebih
sulit diukur secara kuantitatif.
Pendapat Kaplan dan Norton didukung oleh Mulyadi, (1997) yang menyatakan
bahwa, perusahaan yang berhasil dituntut tidak hanya dapat menghasilkan produk
yang bermutu tetapi juga harus dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan
konsumen dan keefektifan biaya.
Balanced Scorecard merupakan sebuah sistem pengaturan (tidak hanya sebuah
sistem pengukuran) yang bisa membantu suatu organisasi untuk mengklarifikasi visi
dan stategi mereka hingga membuatnya menjadi sebuah tindakan nyata dan
mencapai goals perusahaan. Kaplan dan Norton telah menggabungkan sistem
26
pengukuran finansial (tradisional) dan non-finansial, sehingga suatu perusahaan
tidak lagi hanya berfokus pada hasil finansial saja tetapi juga masalah manusia.
3. Keuntungan Balance Scorecard
Menurut Mulyadi (2001) beberapa keunggulan dari Balanced Scorecard yaitu:
a. Komprehensif, yang berarti bahwa Balanced Scorecard memperluas perspektif
yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga
perspektif yang lainya itu: pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran
dan pertumbuhan. Perluasan itu menghasilkan manfaat sebagai berikut:
1) Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
2) Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang
kompleks.
b. Koheren, berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun
hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan
dalam perencanaan strategis. Kekoherenan itu akan memotivasi personel untuk
bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran
strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.
c. Seimbang, berarti empat perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard
mencerminkan keseimbangan antara pemusatan kedalam (internal focus)
dengan keluar (external focus). Keseimbangan antara proses bisnis intern dan
pertumbuhan dan pembelajaran sebagai internal focus dengan kepuasan
pelanggan dan kinerja keuangan sebagai external focus.
27
d. Terukur, yang berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional
dalam Balanced Scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan
baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah pelanggan, proses bisnis
internal serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Mengenai kesesuaian dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini, Balanced
Scorecard juga menampakkan kelebihannya dibandingkan pengukuran kinerja
tradisional. John Corrigan (1996) menjelaskan“ The Balanced Scorecard represents
an opportunity for organizations to develop a measurement sistems that enhances
performance within the dynamics of today’s business environment”
Hermawan (1996) menyatakan bahwa dengan Balanced Scorecard suatu unit
bisnis tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran finansial, melainkan dijabarkan
lebih lanjut kedalam pengukuran bagaimana suatu unit usaha menciptakan nilai bagi
pelanggan yang ada sekarang dan di masa yang akan datang, bagaimana unit usaha
harus meningkatkan kemampuan internalnya serta berinvestasi pada manusia,
sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di
masa yang akan datang.
4. Langkah-langkah membangun BSC
Simons (1999) dalam Tunggal (2009) memberikan langkah-langkah dalam
membangun konsep balance scorecard sebagai berikut;
a. Mengembangkan tujuan atau sasaran (goal) dan tolok ukur (measures) untuk
variabel kinerja keuangan yang kritikal,
28
b. Mengembangkan tujuan dan tolok ukur untuk variabel kinerja pelanggan yang
kritikal,
c. Mengembangkan tujuan dan tolok ukur untuk variabel kinerja proses bisnis
internal yang kritikal,
d. Mengembangkan tujuan dan tolok ukur untuk variabel kinerja pembelajaran
dan pertumbuhan yang kritikal,
e. Menggunakan balance scorecard untuk mengkomunikasikan strategi.
5. Komponen-komponen BSC
a. Perspektif keuangan
Balanced Scorecard menggunakan perspektif keuangan karena penilaian
kinerja merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomis yang telah
dilakukan.Penilaian kinerja keuangan dapat dijadikan indikator apakah strategi
perusahaan, implementasi dan keputusannya sudah memberikan perbaikan
yang pengukuran keseluruhannya melalui prosentase rata-rata pertumbuhan
pendapatan, dan rata-rata pertumbuhan penjualan dalam target market.
Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus
kehidupan bisnis yaitu :
1) Bertumbuh (growth)
Perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada awal siklus hidup
perusahaan.Mereka menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi
pertumbuhan.
2) Tahap Bertahan (Sustain)
29
Setelah melalui tahap pertumbuhan, perusahaan akan berada dalam tahap
bertahan, situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi
penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu
menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi.
3) Tahap Penuaian ( harvest)
Dalam tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya, tahap dimana
perusahaan ingin “menuai” investasi yang dibuat pada dua tahap
berikutnya.
b. Perspektif pelanggan
Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi pelanggannya
jika manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi daripada pengorbanan yang
dikeluarkan oleh pelanggan tersebut untuk mendapatkan produk atau jasa itu.
Suatu produk atau jasa semakin bernilai apabila manfaatnya mendekati atau
bahkan melebihi dari apa yang diharapkan pelanggan. Kaplan dan Norton
(2001) mengharapkan perusahaan membuat suatu segmentasi pasar dan
ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai
dengan kemampuan, sumber daya dan rencana jangka panjang perusahaan.
Terdapat dua kelompok pengukuran Balanced Scorecard dalam perspektif
konsumen yaitu :
a) Kelompok Pengukuran Inti (core measurement group).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana
perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan,
mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah
30
ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak
ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan),
retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan,
dan profitabilitas pelanggan. Kelompok ukuran pelanggan utama pada
umumnya terdiri dari ukuran:
a. Pangsa pasar (Market Share): menggambarkan proposisi bisnis yang
dijual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu, dalam bentuk jumlah
pelanggan, uang yang dibelanjakan, atau volume satuan yang terjual.
b. Retensi pelanggan (Customer Retention): mengukur tingkat di mana
perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
c. Akuisisi pelanggan (Customer Aquisition): mengukur dalam bentuk
relatif atau absolut, keberhasilan unit bisnis menarik atau
memenangkan pelanggan atau bisnis baru.
d. Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction): menilai tingkat
kepuasan atas kriteria tertentu di dalam proposisi nilai.
e. Profitabilitas pelanggan (Customer Profitability):
mengukurkeuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau
segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.
b) Kelompok Pengukuran Nilai Pelanggan (customer value
proposition).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana
perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang
31
potensial yang mungkin bisa mereka masuki. Kelompok pengukuran nilai
pelanggan terdiri dari:
b.1. Atribut produk/jasa
1) Pengertian
Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
produk itu sendiri. Atribut produk adalah unsur–unsur produk yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 2007). Sedangkan
Kotler dan Amstrong (2004), berpendapat atribut produk
merupakan pengembangan produk dan jasa pendefinisian manfaat-
manfaat yang akan ditawarkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
atribut produk merupakan unsur-unsur yang dimiliki suatu produk
yang berasal dari pengembangan suatu produk itu sendiri untuk
dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
2) Unsur Atribut Produk
Unsur-unsur yang dimiliki sebuah produk dapat dijadikan dasar
penilaian produk tersebut. Tjiptono (2008) menyatakan bahwa
Atribut produk meliputi merek, jaminan (garansi), pelayanan, dan
sebagainya. Pengertian atribut unsuir produk Menurut Kotler dan
Amstrong (2004) mengelompokan atribut produk kepada tiga unsur
penting, yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk
(product features), dan desain produk (product design).
32
1. Kualitas produk (Produk Quality) Kualitas produk
menurut Purnama (2003), “Suatu strategi penting untuk
meningkatkan keunggulan bersaing adalah perbaikan atau
peningkatan mutu”. Mutu/kualitas produk menunjukkan
sebuah produk menjalankan fungsinya. Kualitas produk
juga merupakan dasar penilaian untuk melakukan
pengembangan produk ke tahap yang lebih baik guna
memuaskan konsumen.
2. Fitur Produk (Product Features)
Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan
produk satu dengan produk-produk pesaing seperti yang telah
dikemukakan bahwa fitur adalah alat untuk bersaing yang
membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Fitur produk identik dengan sifat dan sesuatu yang
unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki oleh produk
lainnya. Biasanya karakteristik yang melekat dalam suatu
produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan
secara terus menerus (Kotler dan Amstrong, 2004).
3. Desain produk (product design)
Desain memIliki konsep yang lebih luas daripada gaya (style).
Desain selain mempertimbangkan factor penampilan, juga
untuk bertujuan memperbaiki kinerja produk, mengurangi
33
biaya produksi, dan menambah keunggulan bersaing. Menurut
Kotler (2005) mengartikan “Desain atau rancangan adalah
totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan fungsi
produk dari segi kebutuhan pelanggan”
b.2. Citra dan Reputasi
Menurut Kotler (1997) citra perusahaan adalah respon konsumen pada
keseluruhan penawaran yang diberikan perusahaan dan didefinisikan
sebagai sejumlah kepercayaan, ide-ide, dan kesan masyarakat pada
suatu organisasi. Citra perusahaan tidak bisa direkayasa, atau dibuat-
buat artinya citra dibentuk oleh penilaian dan pemahaman
masyarakat, dari upaya komunikasi dan keterbukaan perusahaan
dalam usaha membangun citra positif yang diharapkan. Terdapat 3 hal
penting dalam citra, yaitu: kesan objek, proses terbentuknya citra, dan
sumber terpecaya. Terbentuknya suatu citra perusahaan tidak
langsung berupa hasil tetapi terbentuk melalui beberapa proses .
b.3. Hubungan dengan Pelanggan
Hubungan perusahaan dengan pemasok yang menjadi aktivitas fungsi
pembelian merupakan sebuah bentuk kerjasama penting diantara
beberapa perusahaan. Seperti diungkapkan oleh Kanter (1989),
hubungan perusahaan dengan pemasok merupakan kolaborasi yang
paling kuat dalam konteks value chain atau supply chain. Kombinasi
dari kebijakan, proses, dan strategi yang diterapkan organisasi
menjadi satu kesatuan selain digunakan untuk melakukan interaksi
34
dengan pelanggan, hal ini dilakukan juga untuk menelusuri informasi
pelanggan. dengan tujuan untuk meningkatkan layanan yang
diberikan kepada pelanggan, dan menggunakan informasi pelanggan
untuk target pemasaran.
c. Perspektif bisnis Internal
Perspektif bisnis internal Secara umum telah di kemukakan Kaplan
dan Norton (2001) menjadi 3 prinsip dasar yaitu :
1) Inovasi
Inovasi sebagai gelombang panjang penciptaan nilai di mana
perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar
baru, pelanggan baru, serta kebutuhan yang sedang berkembang dan
yang tersembunyi dari pelanggan yang ada saat ini.Kemudian dengan
melanjutkan gelombang panjang penciptaan dan pertumbuhan nilai,
perusahaan merancang dan mengembangkan produk dan jasa baru
yang memungkinkan menjangkau pasar dan pelanggan baru dan
memuaskan kebutuhan pelanggan yang baru teridentifikasi.
2) Operasi
Proses operasi merupakan gelombang pendek penciptaan nilai di
dalam perusahaan. Dimulai dengan diterimanya pesanan pelanggan
dan diakhiri dengan penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan.
Proses ini menitik beratkan kepada penyampaian produk dan jasa
kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten dan tepat waktu.
35
3) Layanan purna jual
Layanan purna jual mencakup garansi dan berbagai aktivitas
perbaikan, penggantian produk yang rusak dan yang dikembalikan
serta proses pembayaran.
Proses Inovasi dalam penelitian ini digunakan dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan hal ini berdasarkan jurnal acuan
peneliti dalam jurnal Wardani et. al., (2012) yang berjudul Analisis
Balance Scorecard pada Koperasi Karyawan Krama Yudha Ratu
Motor. Adapun untuk prinsip operasi dan layanan purna jual tetap
digunakan sebagai prinsip dalam perspektif proses bisnis internal.
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Menurut Norton dan Kaplan, proses belajar dan bertumbuh suatu
organisasi bersumber dari 3 prinsip, yaitu :
1) People
Tenaga kerja pada perusahaan dewasa ini lebih dituntut untuk
dapat berpikir kritis dan melakukan evaluasi terhadap proses dan
lingkungan untuk dapat memberikan usulan perbaikan. Oleh sebab
itu, dalam pengukuran strategi perusahaan, salah satunya harus
berkaitan secara spesifik dengan kemampuan pegawai, apakah
perusahaan telah mencanangkan peningkatan kemampuan sumber
daya yang dimiliki.
2) Sistem
36
Motivasi dan keterampilan karyawan saja tidak cukup untuk
menunjang pencapaian tujuan proses pembelajaran dan bertumbuh
apabila mereka tidak memiliki informasi yang memadai. Karyawan di
bidang operasional memerlukan informasi yang cepat, tepat waktu,
dan akurat sebagai umpan balik. Oleh sebab itulah karyawan
membutuhkan suatu sistem informasi yang mempunyai kualitas dan
kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
3) Organizational Procedure
Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan
untuk mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur dan perbaikan
rutinitas harus diluruskan karena karyawan yang sempurna dengan
informasi yang melimpah tidak akan memberikan kontribusi pada
keberhasilan usaha apabila mereka tidak dimotivasi untuk bertindak
selaras dengan tujuan perusahaan atau apabila mereka tidak diberikan
kebebasan untuk mengambil keputusan bertindak.
Menurut Kaplan dan Norton (2000) perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan pada Balanced Scorecard mengembangkan tujuan yang
mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan yang
ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan dan proses internal
mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai oleh perusahaan untuk
menghasilkan kinerja terbaik. Tujuan di dalam perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan
tujuan ambisius dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. Tujuan
37
dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor
pendorong dihasilkannya kinerja yang terbaik dalam perspektif lainnya.
e. Perspektif Karyawan
Perspektif karyawan sebagai pengembangan pengukuran kinerja
dengan balance scorecard dari jurnal Wardani et. al., (2012) . Kaplan dan
Norton (2001) menyatakan bahwa balance scorecard dapat digunakan
untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personil di masa
depan. Melalui kartu skor, skor yang akan diwujudkan personil di masa
depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil
perbandingan ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja personil yang
bersangkutan.
Perspektif karyawan dapat diukur dengan tiga indikator yaitu dengan
melihat tingkat perolehan anggota baru, tingkat retensi anggota, untuk
mengukur hasil pencapaian baik atau tidaknya tingkat pemrolehan yang
didapat dengan kemampuan mempertahankan anggota lama yang dimiliki
dan kepuasan karyawan.
kepuasan karyawan merupakan prakondisi untuk meningkatkan
produktivitas, tanggung jawab, kualitas, dan pelayanan kepada konsumen.
Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan karyawan adalah keterlibatan
karyawan dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk
mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan
inisiatif, serta dukungan dari manajemen maupun atasan. Selanjutnya
adalah retensi pekerja. Retensi pekerja atau karyawan adalah kemampuan
38
imtuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana kita
mengetahui pekerja/karyawan merupakan investasi jangka panjang bagi
perusahaan. Jadi, keluarnya seorang pekerja yang bukan karena keinginan
perusahaan merupakan loss pada intellectual capital dari perusahaan.
Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di perusahaan.
Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari
peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan kepuasan
pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output yang
dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk
menghasilkan output tersebut. Bagian terakhir adalah produktifitas
pekerja/karyawan. Produktivitas pekerja/karyawan merupakan hasil dari
pengaruh keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses
internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk
menghubungkan output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah
pekerja yang seharusnya untuk menghasilkan output tersebut. Namun
dalam penelitian ini dikembangkan dengan menambahkan perspektif baru
yaitu perspektif karyawan dan perspektif kemitraan, pengembangan
pengukuran balance scorecard ini berdasarkan jurnal Wardani et. al.,
(2012) yang berjudul Analisis Balance Scorecard pada Koperasi
Karyawan Krama Yuda Ratu Motor Jakarta.
39
f. Perspektif Kemitraan
Perspektif kemitraan dalam penelitian ini juga diaplikasikan
sebagai pengembangan dari empat perspektif kinerja dalam balance
scorecard. Hal ini berdasarkan jurnal Wardani et. al., (2012) yang
berjudul Analisis Balance Scorecard pada Koperasi Karyawan Krama
Yuda Ratu Motor Jakarta.
Hafsah (2000) mendefinisikan kemitraan adalah suatu strategi
bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu
tertentu untuk meraih manfaat atau keuntungan bersama sesuai prinsip
saling membutuhkan dan saling mengisi berdasarkan pada
kesepakatan.
Wardani et. al., (2012) menjelaskan pengukuran pada perspektif
kemitraan dapat dilakukan dengan cara menganalisis perkembangan
jumlah mitra dan perkembangan jenis usaha yang dilakukan
perusahaan, dalam hal ini inovasi sangat mempengaruhi kedua
indikator tersebut karena perusahaan yang akan menjadi mitra akan
menilai bahwa memiliki peluang untuk lebih berkembang dari
sebelumnya dengan mengembangkan jenis-jenis usahanya.
40
C. Penelitian Terdahulu
Nama dan
Tahun
Penelitian
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Alat Analisis Hasil Penelitian
Hanuma dan
Kiswara
(2007)
Analisis balance
scorecard
sebagai alat
pengukur kinerja
perusahaan
(studi kasus PT.
Astra Honda
Motor )
Meneliti
dengan
Metode
Balance
Scorecard
Objek yang
diteliti di
PT. Astra
Honda
Motor
Metode
Deksriptif dan
Uji Validitas
dan
Reliabilitas
Pengukuran dengan menggunakan empat perspektif
dalam BSC secara umum sudah dapat menunjukkan
kinerja perusahaan PT. Astra Honda serta
memberikan usulan bagi manajemen untuk lebih
memperhatikan kinerja dari berbagai aspek
keuangan maupun non keuangan.
Sapardianto
(2013)
Analisis
pengukuran
Meneliti
dengan
Mengguna
kan BSC
Metode
Deksriptif dan
konsep balance scorecard dapat menggambarkan
tingkat kemampuan perusahaan dalam mengelola
41
kinerja
perusahaan
dengan konsep
balance
scorecard
Metode
Balance
Scorecard
empat
perspektif
Uji Validitas
dan
Reliabilitas
kas dan unsur-unsur aktiva lainnya. Kondisi
keseluruhan perusahaan dapat digambarkan dengan
jelas menggunakan konsep balance scorecard.
Ciptani
(2000)
Balance
scorecard
sebagai
pengukuran
kinerja masa
depan
Meneliti
dengan
Metode
Balance
Scorecard
Mengguna
kan BSC
empat
perspektif
Metode
Deksriptif dan
Uji Validitas
dan
Reliabilitas
Dalam prakteknya, penerapan konsep Balanced
Scorecard ini tidaklah semudah yang diperkirakan
karena penerapan konsep ini membutuhkan suatu
komitmen dari manajemen pusat (leadership)
maupun karyawan yang terlibat dalam organisasi
Metode Deksriptif dan Uji Validitas dan
Reliabilitas perusahaan, namun dalam pengukuran
terhadap keempat perspektif tersebut,
keseimbangan antara scorecard dari masing-masing
42
perspektif dapat menetukan peningkatan kinerja
yang berlipat ganda.
Wardani et.
al., (2012)
Analisis Balance
Scorecard Pada
Koperasi
Karyawan
KramaYudha
Ratu Motor
Jakarta
Meneliti
dengan
Metode
Balance
Scorecard
Objek yang
diteliti di
Koperasi
Karyawan
Krama
Yudha
Ratu Jaya
Motor
Jakarta
Metode
Deksriptif dan
Uji Validitas
dan
Reliabilitas
konsep Balance Scorecard dapat dikembangkan
dan dapat diterapkan untuk menilai kinerja suatu
unit menjadi 6 (enam) perspektif. Selain empat
perspektif yang sudah ada yaitu pertama perspektif
keuangan, kedua pelanggan, ketiga proses bisnis
internal dan keempat pembelajaran dan
pertumbuhan BSC telah dikembangkan dengan
perspektif kelima yaitu perspektif keanggotaan dan
keenam yaitu perspektif kemitraan yang dapat
mempengaruhi hasil pencapaian produktivitas suatu
unit.
43
D. Kerangka Pemikiran
Selama ini konsep yang umum digunakan dalam perusahaan adalah pengukuran
kinerja secara tradisional dimana perusahaan hanya menitikberatkan penilaian suatu
kinerja perusahaan hanya pada sektor keuangan saja. Pengukuran kinerja dengan sistem
ini menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek dan
cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka
panjang.Penilaian kinerja secara tradisional ini dinilai kurang efektif dalam
menggambarkan asset tak tampak seperti kekayaan intelektual yang ada dalam
karyawan.
Konsep balance scorecard mulai banyak di implementasikan oleh perusahaan
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja perusahaan dari segi keuangan maupun non
keuangan demi tercapainya tujuan perusahaan. Dengan konsep balance scorecard
perusahaan akan melakukan penilaian dengan melihat dari empat perspektif yaitu
keuangan, pelanggan, perspektif proses bisnis internal, proses pertumbuhan dan
pembelajaran dan dua perspektif tambahan yaitu perspektif karyawan dan perspektif
kemitraan yang berdasar dari jurnal Wardani et. al., (2012) yang berjudul Analisis
Balance Scorecard pada koperasi karyawan Krama Yudha Ratu Motor. Adanya konsep
balance scorecard dapat membantu perusahaan dalam menyelaraskan tujuan dan
strategi perusahaan agar visi dan misi perusahaan dapat tercapai, karena balance
scorecard membantu manajemen puncak dalam mengeliminasi berbagai macam
stragtegi yang tidak sesuai dengan strategi karyawan dan membantu memberikan
pemahaman mengenai peran serta karyawan dalam membangun kinerja perusahaan
yang sesuai dengan tujuan dan visi misi perusahaan.
44
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Analisis dan pembahasan BSC (enam perspektif)
Simpulan, implikasi dan Saran
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif Pelanggan
Perspektif Keuangan
Perspektif Kemitraan
Perspektif Keanggotaan/ Karyawan
Balance Scorecard
Rasio Likuiditas, Leverage ,Aktivitas
Inovasi Operasi dan Layanan Purna Jual
Atribut produk dan jasa, citra perusahaan, hubungan dengan pelanggan
Tk. Perolehan karyawan, Tk. Retensi karyawan Kepuasan Karyawan
Perkembangan jumlah mitra dan Jenis Usaha
Analisis pengukuran kinerja Balance scorecard dengan enam perspektif (Studi kasus PT. Artifa Sukses Persada) perusahaan yang bergerak di bidang
perdagangan
Pengembangan Balance Scorecard empat perspektif dengan menambahkan dua perspektif baru sebagai sebuah system manajemen strategis yang penting dalam
terjemahan visi dan misi menjadi sasaran – sasaran strategis PT. Artifa Sukses Persada
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis dengan mengadakan studi kasus pada PT.
Artifa Sukses Persada yang beralamat di Menara MTH Jl. MT. Haryono Kav.23 Lt.15
Suite 1508 Jakarta Selatan. PT. Artifa Sukses Persada termasuk ke dalam perusahaan
dagang. Usaha yang dijalankan berkaitan dengan jual beli lampu LED baik tunai
maupun kredit yang dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan dibutuhkan suatu
konsep pengukuran kinerja sebagai alat bantu dalam pembuatan keputusan oleh
manajemen untuk mendukung pengelolahan operasional perusahaan untuk mencapai
hasil yang maksimal secara akurat dan tepat waktu sesuai tuntutan perkembangan
teknologi yang harus kompetitif untuk memenangkan persaingan usaha. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan sistem pengukuran kinerja Balance scorecard melalui
enam perspektif yang dimiliki oleh Balance scorecard. untuk mengukur kinerja
PT.Artifa Sukses Persada data yang digunakan adalah data keuangan tahun 2011-2012.
B. Metode Pengumpulan Sampel
Proses pengambilan sampel merupakan proses yang sangat penting. Hal ini juga
harus didukung dengan ketepatan dan keakuratan dalam pengambilan sampel. Sampel
yang tidak memiliki hal tersebut akan menghasilkan kesimpulan penelitian yang tidak
diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan yang salah.
Jenis pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah Convenience
Sampling dengan subjek tak terbatas. Menurut Arikunto (2009), Convenience Sampling
46
merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain
kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena
kebetulan responden berada di tempat penelitian atau kebetulan mengenal orang
tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling
– tidak disengaja – atau juga captive sample (manon- the-street). Teknik conveience
sampling ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian
diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Teknik
ini memudahkan peneliti untuk jumlah sampel yang lebih sedikit dibandingkan dengan
menggunakan populasi, penelitian dapat lebih efisien dalam arti penghematan uang,
waktu dan biaya.
1. Data primer
a. Penelitian Lapangan
Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan mengadakan studi kasus
langsung dan praktik kerja langsung ke perusahaan yaitu pada PT. Artifa
Sukses Persada melalui kegiatan wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak
manajemen perusahaan yang berwenang serta melakukan praktik kerja
langsung.
b. Kuesioner
Kuesioner disebarkan kepada para pelanggan untuk mengukur perspektif
pelanggan pada PT. Artifa Sukses Persada dan kepada karyawan untuk
mengukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan serta untuk mengukur
tingkat kepuasan karyawan dalam menjalani pekerjaanya. Kuesioner ini
47
diambil dari jurnal Agus Darmawanto (2010) yang berjudul Analisis Balance
Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PT Sepatu Asia.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi buku, jurnal, artikel, internet,
literatur, buku referensi, dokumen atau laporan perusahaan, serta sumber-sumber lain
yang berhubungan dengan penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena dalam
pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang
diperoleh, selain itu juga membahas kemungkinan pemecahan masalah yang aktual
dengan mendeskripsikan, mencatat, dan menganalisis kondisi perusahaan. Penelitian ini
disusun sebagai penelitian kualitatif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di
lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu
sifat dari fenomena di masyarakat (Nazir, 1998).
D. Metode Analisis Data
Analisis data ini hanya untuk data yang didapat dari kuesioner untuk mengukur
perspektif pelanggan dan perspektif karyawan. Pengolahan data penelitian ini
menggunakan software SPSS versi 20. Pengolahan data dilakukan dalam beberapa
tahap pengujian. Pengujian yang pertama adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif
digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian
dengan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden
pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum rata-rata dan standar
48
deviasi, juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis
kelamin, umur, posisi dan lama bekerja (Ghozali, 2012).
Pengujian yang kedua adalah pengujian instrumen penelitian. Pengujian instrumen
penelitian terdiri atas dua jenis pengujian. Berikut dua jenis pengujian tersebut.
1. Uji Validitas
Mendefinisikan validitas sebagai sejauh mana suatu pengukuran (uji) variable
benar-benar mengukur variabel yang ingin diukur. Pengujian validitas dalam
penelitian eksperimental berbeda dengan pengukuran validitas dalam pengujian
validitas dalam penelitian survei. Pengukuran ini digunakan untuk mengukur
apakah pertanyaan pada kuisioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuisioner tersebut. Suatu konstrak atau variabel dikatakan valid
jika signifikan terhadap skor total < 0,05 (Cooper dan Schindler, 2006).
2. Uji Reliabilitas
Keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin
pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalan instrumen
(Sekaran, 2006). Dengan kata lain, keandalan menunjukkan konsistensi dan
stabilitas instrumen dalam melakukan pengukuran terhadap konsep. Pengukuran ini
digunakan untuk mengukur keandalan suatu kuisioner. Pengukuran reliabilitas dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori
pertanyaan yang sama perlu waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia
tetap konsisten dengan jawabannya.
49
b. One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
atau jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji statistik Cronbach Alpa (a). Suatu konstrak atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpa > 0,60.
3. Deskriptif Kuantitatif
Merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi reabilitasnya
dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi
bobot (rating), peringkat (rangking), atau skor (Mulyana, 2005). Metode ini
digunakan untuk pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio-rasio seperti rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio profit margin, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas,
digunakan untuk meneliti perspektif keuangan. Untuk pengukuran kinerja kepuasan
pelanggan (KP), kepuasan pemasok barang (supplier) (KS) dan kepuasan karyawan
(KK) menggunakan rumus:
Kepuasan KP, KS, KK = Jumlah Pernyataan x Skor x 100% Total Bobot
4. Deskriptif Kualitatif
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau
generalisasi (Sugiyono, 2009). Metode kualitatif ini digunakan untuk pengukuran
kinerja proses bisnis internal.
50
E. Definisi Operasional Variabel
Saat melakukan penelitian, peneliti memasukkan oprasional variabel untuk
mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang disajikan ke dalam bentuk kuesioner yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan mencerminkan variabel-variabel
dalam model penelitian.
Pengertian operasional variabel adalah melekatkan arti pada suatu variable dengan
cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala
dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian dapat dilakukan
secara benar, sesuai dengan judul penelitian. Operasional variabel penelitian dalam
penelitian ini meliputi variable yang berkaitan dengan balance scorecard. Menurut
Kaplan dan Norton (1992) balance scorecard meliputi ukuran keuangan dan non
keuangan, yang terdiri atas:
1. Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Bisnis
a. Perspektif keuangan
Mengukur kinerja perusahaan pada sisi financial atau tingkat kesehatan
keuangan suatu perusahaan, yaitu mengukur kemampuan jangka pendek dan
jangka panjang perusahaan untuk membayar kewajibannya serta mengukur
tingkat keberhasilan perusahaan dalam periode tertentu. pengukuran ini dapat
dilihat dari dengan skala rasio.
51
b. Perspektif pelanggan
Mengukur kinerja dari sisi pelanggan. Faktor yang berhubungan dengan
perspektif ini yaitu:
1. Hubungan Pelanggan adalah menyangkut loyalitas pelanggan terhadap
proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan.
2. Tingkat kepuasan pelanggan, diukur dengan menggunakan skala likert.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Mengukur efiktivitas dan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan produk atau
jasa. Pengukurannya sebagai berikut:
1. Operasi yang merupakan proses menghasilkan dan menyampaikan produk
atau jasa kepaada pelanggan.
2. Layanan purna jual merupakan proses yang memberikan jaminan atau
garansi kepada pelanggan.
d. Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan
Inovasi yaitu aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menghasilkan suatu
strategi baru dalam usaha pertumbuhan perusahaan.
e. Perspektif Keanggotaan / Karyawan
Mengukur kinerja perusahaan dari sisi keanggotaan perusahaan, keanggotaan
disini dapat berarti pegawai dan semoa orang yang terlibat dalam kegiatan
perusahaan. Pengukurannya dapat dilihat dari:
2. Tingkat perolehan karyawan baru, dengan menganalisis jumlah anggota /
karyawan baru setiap tahunnya.
52
3. Tingkat retensi anggota/ karyawan, kinerja yang dapat dicapai dengan
mempertahankan karyawan lama.
4. Motivasi karyawan, dengan menerangkan motivasi karyawan terhadap
perusahaan, dapat diukur dengan skala likert.
5. Kemampuan Sistem Informasi (Information Sistem Capability) adalah
pengukuran yang digunakan misalnya perbandingan liputan informasi
strategi, yang mengukur seberapa besar informasi yang tersedia
dibandingkan dengan kebutuhan yang diantisipasikan.
f. Perspektif Kemitraan
Mengukur kinerja perusahaan dari sisi kemitraan yang dilakukan oleh PT.
Artifa Sukses Persada dengan perusahaan lainnya. Dapat diukur dengan
Perkembangan jumlah mitra dan Perkembangan jenis usaha. Informasi yang
dapat diperoleh yaitu bagaimana perusahaan membangun kerjasama dengan
mitra dan inovasi yang dilakukan dengan tujuan mengembangkan jenis usaha
yang dijalankan.
Tabel 3.1 Pengukuran Balance Scorecard dengan 6 (enam) Perspektif
Perspektif Balance
Scorecard Variabel Indikator Keterangan
1. Perspektif Keuangan
Tingkat Profitabilitas
Rasio Likuiditas
Rasio Leverage Rasio Aktivitas
CACL= Asset Lancar Liabilitas Jangka Pendek
TLTA=Total Liabilitas x 100% Total Aset
TATO= Penjualan Total Aset
53
2. Perspektif Pelanggan
Kepuasan Pelanggan
Atribut Produk dan jasa
Citra (Image) Perusahaan
Hubungan dengan Pelanggan
Setiap indikator diukur menggunakan kuesioner
3. Persepektif Proses Bisnis Internal
Efektif dan Efisiensi
Proses Operasi Layanan Purna
Jual
Pengukuran dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung dan memperoleh informasi dari PT. Artifa Sukses Persada
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Ragam inovasi
Inovasi Pengukuran dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung dan memperoleh informasi dari PT. Artifa Sukses Persada
5. Perspektif Keanggotaan (Karyawan)
Jumlah Karyawan baru dan karyawan bertahan Kepuasan Karyawan
Tingkat perolehan karyawan
Tingkat retensi karyawan
Tingkat Kepuasan Karyawan
Pengukuran dilakukan dengan melihat jumlah karyawan baru dan jumlah karyawan yang bertahan, dan Kuesioner untuk mengukur tingkat kepuasan karyawan
6. Perspektif Kemitraan
Jumlah perusahaan mitra
Perkembangan Jumlah mitra
Nama dan jenis perusahaan mitra
Pengukuran dilakukan dengan membuat membandingkan jumlah mitra yang dimiliki PT. Artifa Sukses Persada pada tahun pertama didirikan dengan tahun berikutnya. dan jenis-jenis usaha baru PT. Artifa Sukses Persada.
54
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
a. Sejarah Perusahaan
PT. Artifa Sukses Persada merupakan perusahaan yang menyediakan
produk lampu ramah lingkungan didirikan pada tahun 2011 oleh Ardinal
Haryadi dan Timan Haditio. Tujuan tunggal dari PT. Artifa Sukses Persada
untuk memberikan nilai-nilai dan daya saing industri dikawasan Indonesia.
Sejak hari pertama perusahaan ini didirikan PT. Artifa Sukses Persada telah
menempa diri untuk menjadi perusahaan lokal dengan jaringan global dalam
rangka menekan setiap perkembangan baru yang tersedia diseluruh Indonesia.
Dengan semakin meningkatnya pemanasan global, para pendiri
mempunyai ide untuk menjual produk lampu yang bisa membantu mengatasi
masalah pemanasan global. Salah satu solusinya adalah dengan menjual
Lampu-lampu yang berjenis LED( Ligthing emited Diode), Dikarenakan
belum banyak beredar dan di gunakan di Indonesia. PT. Artifa Sukses
Persada memiliki tujuan turut meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal
kepedulian lingkungan dengan turut menggunakan produk-produk ramah
lingkungan . Keunggulan lampu LED adalah Tidak mengandung bahan
berbahaya seperti CO dan Merkuri, Tidak menimbulkan Panas pada
Lampu, Memiliki sertifikat Go Green, Daya Watt lebih rendah daripada
lampu Konvensional.
55
PT. Artifa Sukses Persada merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang trading LED (Light Emitting Diode) produkt dengan merk
ENERGYLED yang di import dari Taiwan. Adapun jenis produk yang dijual
adalah: Tube light, Highbay, Flood light, Bulb, Street light. Produk-produk
yand ditawarkan oleh PT. Artifa Sukses Persada merupakan produk ramah
lingkungan yang memiliki daya saing yang tinggi dengan produk-produk
sejenis yang ditawarkan oleh perusahaan lain.
PT. Artifa Sukses Persada termasuk ke dalam perusahaan dagang, karena
usaha yang dijalankan berkaitan dengan jual beli barang baik tunai maupun
kredit. PT.Artifa Sukses Persada berlokasi di Gd. Menara MTH Lt.15 Suite
1508 Jalan MT Haryono Kav.23 Tebet timur,Jakarta Selatan. Seiring dengan
kemajuan yang berkesinambungan, PT. Artifa Sukses Persada memiliki
jembatan untuk perusahaan-perusahaan terkemuka di indonesia seperti :
Alfamidi, Indomarco, Astra Honda Motor, Lawson dll. Dalam pemasaran
produknya perusahaan memulai dengan penawaran kepada pelanggan, yang
kemudian terjadinya pemesanan barang.
PT. Artifa Sukses Persada dalam memudahkan akses dengan
pelanggannya melakukan inovasi dari segi penjualan dengan membuat
website khusus yang dimaksudkan untuk memudahkan pelanggan dalam
mencari informasi terbaru mengenai spesifikasi maupun harga produk yang
ditawarkan, selain itu website dibuat untuk memudahkan pelanggan dalam
hal pemesanan melalui aplikasi yang tersedia. Inovasi yang dilakukan
bertujuan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan.
56
b. Perkembangan Perusahaan
Pada pertengahan tahun 2012 dalam upaya mengembangkan usahanya
serta untuk memudahkan akses pelanggan, PT. Artifa Sukses Persada
meluncurkan sebuah website resmi khusus untuk penjualan via online,
sehingga pelanggan dapat mengetahui informasi mengenai produk-produk
yang ditawarkan, spesifikasi produk, diskon dan harga yang ditawarkan
sehingga pelanggan dapat dengan mudah melakukan transaksi dengan PT.
Artifa Sukses Persada.
Seiring dengan semakin maraknya gagasan mengenai produk ramah
lingkungan yang mulai banyak dibutuhkan masyarakat, semakin banyak pula
perusahaan yang menawarkan produk-produk yang ramah lingkungan dan
menjadi kompetitor PT. Artifa Sukses Persada dalam hal menyediakan
variasi produk dan kualitas yang tinggi. PT. Artifa Sukses Persada dalam
persaingan bisnis yang semakin tinggi terus berusaha menigkatkan kualitas
dan melakukan inovasi terbaru demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang
beragam.
c. Visi dan Misi PT. Artifa Sukses Persada
Visi
Menjadi salah satu perusahaan dengan jaringan global dalam rangka untuk
memanfaatkan setiap perkembangan baru tersedia di seluruh dunia dan salah
satu mitra terkemuka untuk manufaktur di Indonesia. Memberikan nilai-nilai
untuk meningkatkan daya saing industri di kawasan ASEAN.
57
Misi
Menyediakan Produk-produk Ramah Lingkungan
Menyediakan Pelayanan yang Baik bagi Pelanggan
Menjalankan Praktik Etika bisnis dan memelihara keberlanjutan usaha
Ekspansi Strategis Keluar Negeri
Sejalan dengan Visi dan Misi, PT. Artifa Sukses Persada terus
memprioritaskan kualitas, berprestasi, berpikiran positif dan kemampuan
untuk tampil dengan kinerja komersial demi pertumbuhan yang sehat dan
keberlangsungan usaha yang disaat bersamaan juga mampu memenuhi
seluruh keinginan stakeholders.
2. Struktur Organisasi PT. Artifa Sukses Persada
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Artifa Sukses Persada
a. Tanggung Jawab Tiap Divisi dan Tugasnya
1) Direktur
a) Menjadi Pemimpin dalam arahan menyangkut arahan mutu
b) Tanggung jawab keseluruhan untuk manajemen dan operasi
Direktur
Sales Marketing Accounting Administrasi
Adm. sales Purchasing Warehouse & Delivery
Teknisi
58
c) Menetapkan kebijakan dan sasaran mutu
d) Menunjuk wakil Manajemen
e) Memimpin rapat Tinjauan Manajemen
2) Sales Marketing
a) Memasarkan produk perusahaan dan menerima pesanan atau
permintaan dari pembeli.
b) mencapai target penjualan yang diinginkan.
c) membuat laporan kunjungan harian.
3) Accounting
a) mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi setiap harinya
b) mengatur keluar masuknya dana.
c) mengontrol aliran keuangan serta mempertanggungjawabkan laporan
yang dibuatnya kepada direktur.
d) membuat laporan keuangan secara global
e) meninjau dan menilai rekening dan pajak.
4) Administrasi
a) Mengetahui perencanaan part yang akan dibuat untuk costumer
b) Membagi tugas masing-masing operator sesuai dengan tanggung
jawabnya.
c) Pengecekan kembali unit yang sudah jadi sebelum dikirim sesuai
dengan drawing yang ada.
d) Memeriksa material pembantu yang akan digunakan, dan memastikan
semua part dalam kondisi yang baik dan layak pakai.
59
5) Teknisi
a) Memasang lampu yang telah dibeli oleh customer ditempat – tempat
yang telah disepakati.
b) Mengecek lampu- lampu yang telah dipasang di tempat customer dan
memastikan kondisi lampu masih baik atau tidak.
c) Memperbaiki lampu – lampu yang sudah rusak.
6) Adm. Sales
a) mengechek barang yang dipesan oleh customer melalui sales
marketing.
b) Mengurus hal yang berkaitan dengan penjualan.
c) mencatat persediaan barang yang ada.
7) Purchasing
a) melaksanakan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan,
sesuai dengan aturan yang telah di tentukan oleh perusahaan.
8) Warehouse & Delivery
a) Mengawasi keluar masuknya barang
b) menerima laporan keluar masuknya barang
c) Memuat barang-barang yang akan dikirimkan ke costumer sesuai
dengan surat jalan yang disiapkan.
d) Mengantar part sesuai permintaan / Purchaese Order Costumer
e) Memberikan / menyerahkan part dengan memberikan tanda terima /
surat jalan, menghitung kembali part yang akan diserahkan.
f) Mengambil surat jalan / tanda terima asli yang sudah di tanda tangani
atau di stempel oleh costumer.
60
g) menyerahkan kembali surat jalan yang sudah ditanda tangani ke bagian
admin untuk melakukan proses penagihan.
B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard
Menurut Mulyadi (2001), konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan
perkembangan implementasi konsep tersebut. Balanced scorecard terdiri dari dua kata
yaitu : balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Kartu skor adalah kartu yang
digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat
digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa
depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa depan
dibandingkan dengan hasil kinerja yang sesungguhnya. Hasil perbandingan ini
digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata
berimbang dimaksudkan untuk menyatakan bahwa kinerja personel diukur secara
berimbang dari dua aspek, keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka
panjang,internal dan eksternal. Balance scorecard terdiri dari empat pespektif yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
1. Perspektif Keuangan ( Financial Perspective )
Balance Scorecard memakai tolok ukur kinerja keuangan seperti laba bersih
dan ROI, tolok ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk
mengetahui laba. Tolok ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab
yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi.
Suatu pengukuran kinerja didalamnya harus memiliki keseimbangan antara
financial dan non-financial untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap
61
keberhasilan. Balance Scorecard dapat menjelaskan lebih lanjut tentang
pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan
tersebut (Mulyadi dan Setyawan, 2000). Tolok ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Rasio Likuiditas
1) Pengertian
Menurut Harahap (2009), rasio likuiditas merupakan rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang sewaktu-waktu
ini, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk membayar yang
berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada
kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar berupa kewajiban-
kewajiban lancar.
2) Perhitungan dengan Current Ratio
(2011) CACL = Aset Lancar
Liabilitas Jangka pendek
= 962,013,426.56
385,297,250.50
= 2,496,808
(2012) CACL = Aset Lancar
Liabilitas Jangka pendek
= 1,039,019,326.14
490,972,640.50
= 2,116,247
62
3) Kesimpulan Tabel 4.1
Tabel Perhitungan CACL
NP Tahun Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek CACL
PT. Artifa Sukses Persada
2011 962,013,426.56 385,297,250.50 2,49
2012 1,039,019,326.14 490,972,640.50 2,11 Sumber: Laporan Keuangan PT. Artifa Sukses Persada, data diolah.
Berdasarkan tabel diatas, pada aset lancar maupun Liabilitas
jangka pendek dari PT. Artifa Sukses Persada mengalami kenaikan.
Namun jika dilihat dengan menggunakan perhitungan CACL,
perusahaan mengealami penurunan 0,38 (2,49 menjadi 2,11). Hal ini
menunjukkan bahwa PT. Artifa Sukses Persada mampu untuk
membiayai kewajiban setiap tahunnya.
b. Rasio Leverage
1) Pengertian
Rasio Leverage atau disebut juga rasio utang (debt ratio) yaitu rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya. Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin tinggi
kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya.
2) Perhitungan dengan debt ratio
Total Liabilitas (2011) TLTA = x 100% Total Aset
63
485,297,250.50 = x 100 % 975,111,790.56
= 0,49 %
Total Liabilitas (2012) TLTA = x 100% Total Aset
590,972,640.50 = x 100 % 1,055,264,326.14
= 0.56 %
3) Kesimpulan Tabel 4.2
Tabel Perhitungan TLTA
NP Tahun Total Liabilitas Total Aset TLTA
PT. Artifa Sukses Persada
2011 485,297,250.50 975,111,790.56 0,49%
2012 590,972,640.50 1,055,264,326.14 0,56%
Sumber: Laporan Keuangan PT. Artifa Sukses Persada, data diolah.
Berdasarkan tabel diatas, total liabilitas maupun total aset
perusahaan PT. Artifa Sukses Persada pada tahun 2011-2013
mengalami kenaikan dan dalam perhitungan TLTA perusahaan
mengalami kenaikan sebesar 0,07% (0,49% menjadi 0,56%). Kenaikan
ini dapat menjelaskan bahwa PT. Artifa Sukses Persada dapat
memenuhi kewajiban setiap tahunnya.
64
c. Rasio Aktivitas
1) Pengertian
Rasio Aktivitas (Total Assets Turn Over) digunakan untuk mengukur
kemampuan dana yang tertanam dan keseluruhan aktiva yang berputar pada
suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk
menghasilkan "revenue".
2) Perhitungan dengan Total Asset Turn Over
(2011) TATO = Penjualan
Total Aset
= 394,355,500
975,111,790.56
= 0,40442081
(2012) TATO = Penjualan
Total Aset
= 321,995,475
1,055,264,326.14
= 0,305132531
65
3) Kesimpulan
Tabel 4.3 Tabel Perhitungan Turn Over Ratio
NP Tahun Penjualan Total Aset TATO
PT. Artifa Sukses Persada
2011 394,355,500 975,111,790.56 0,40
2012 321,995,475 1,055,264,326.14 0,30
Sumber: Laporan Keuangan PT. Artifa Sukses Persada,data diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan Turn Over Ratio
mengalami penurunan, hal ini disebabkan aktiv yang dimiliki
perusahaan terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan perusahaan
untuk menjual maka perlu diteliti pemasaran dan jenis aktiva.
Dilihat dari kinerja keuangan menurut likuiditasnya secara umum adalah
baik, Hasil uji rasio likuiditas yang dilakukan kepada PT. Artifa Sukses
Persada menunjukkan penurunan rasio dari 2,49 ke 2,11. Artinya, rasio
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu membiayai kewajibannya.
Dari sisi rasio leverage hasil uji yang dilakukan pada PT. Artifa Sukses
Persada menunjukkan kenaikan rasio daro 0,49 ke 0,56. Artinya, rasio tesebut
menunjukkan perusahaan mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam
waktu jangka pendek. Sedangkan hasil uji rasio aktivitas yang dilakukan ke
PT. Artifa Sukses Persada menunjukkan penurunan rasio dari 0,40 ke 0,30,
hasil tersebut menunjukkan bahwa aktiva perusahaan lebih besar dibanding
dengan kemampuan penjualannya.
66
Pengukuran dengan tiga rasio diatas dikatakan dapat menggambarkan
kondisi financial perusahaan. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, rasio leverage meggambarkan
tinggi rendahnya utang yang dimiliki perusahaan yang dapat memberikan
informasi seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kewajibannya,
sedangkan rasio aktivitas memberikan informasi mengenai kemampuan modal
yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan revenue sehingga dalam jangka
panjang perusahaan akan terus bertumbuh.
2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Perspektif pelanggan digunakan perusahaan untuk mengidentifikasikan dan
mendefinisikan mengenai pelanggan dan segmen pasar, perspektif ini bertujuan
untuk mengukur tingkat kepercayaan pelanggan atas produk yang ditawarkan
perusahaan, kecepatan layanan yang diberikan dan kualitas hubungan perusahaan
dengan pelanggannya. Informasi yang diketahui tentang seberapa baik hubungan
yang dimiliki perusahaan dengan pelanggannya dapat memeberikan gambaran
tentang bagaimana suatu kinerja manajemennya berjalan dengan baik atau tidak.
Hal ini diukur dengan mengisi daftar pertanyaan kuesioner yang telah disediakan.
Pelanggan yang menjadi responden sebanyak 35 responden.
a. Karakteristik Responden Kepuasan Pelanggan
Distribusi kuesioner yang ditujukan kepada pelanggan bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kuesioner yang dapat diolah untuk menentukan
karakteristiknya. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan proses
penyebaran dan penyebaran kuesioner kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses
Persada.
67
Tabel 4.4 Gambaran Distribusi Kuisioner Kepuasan Pelanggan
Keterangan Jumlah Presentase
Kuesioner yang dikirim 35 100% Kuesioner yang tidak kembali 4 11,43% Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0% Kuesioner yang dapat diolah 31 88,57%
Sumber: data diolah
b. Uji Validitas Kepusan Pelanggan
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
(content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan
instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2006). Suatu
kuesioner yang valid adalah kuesioner yang mampu mengukur dan
mengungkapkan suatu hal yang ingin diukur dari kuesioner tersebut, dalam hal
ini adalah kepuasan pelanggan.
Penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya
dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf signifikasi 0,05 artinya
suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Teknik pengujian yang digunakan untuk uji validitas ini adalah menggunakan
Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan Correct Item-Total
Correlation. Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas pelanggan dari tiga
variable; dengan 35 sampel responden pelanggan.
68
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Atribut Produk dan Jasa Pelanggan
Pertanyaan Pearson Correlation Sig (2-Tailed) Keterangan
APJa 0,851** 0,00 Valid APJb 0,874** 0,00 Valid APJc 0,860** 0,00 Valid APJd 0,845** 0,00 Valid APJe 0,851** 0,00 Valid
Sumber: data diolah
Tabel diatas menunjukkan variabel atribut, produk, dan jasa mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan
Pertanyaan Pearson Correlation Sig (2-Tailed) Keterangan
CPa 0,909** 0,000 Valid CPb 0,943** 0,000 Valid CPc 0,967** 0,000 Valid
Sumber: data diolah
Tabel diatas menunjukkan variabel citra (image) perusahaan mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan
Pertanyaan Pearson
Correlation Sig (2-Tailed) Keterangan
HPa 0,891** 0,00 Valid HPb 0,917** 0,00 Valid HPc 0,886** 0,00 Valid HPd 0,869** 0,00 Valid
Sumber: data diolah
69
Tabel diatas menunjukkan variabel Hubungan dengan Pelanggan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
c. Uji Reliabilitas Kepuasan Pelanggan
Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara
konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka,
biasanya sebagai koefesien (Sukadji, 2000). Uji reabilitas ini menunjukkan
konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya.
Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956) adalah sebagai berikut:
0,80 - 1,00: reliabilitas sangat tinggi
0,60 - 0,80: reliabilitas tinggi
0,40 - 0,60: reliabilitas sedang
0,20 - 0,40: reliabilitas rendah
Instrument dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,6. Tabel
berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas pelanggan dari tiga variable dengan
35 sampel responden pelanggan.
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Pelanggan
Variabel Cronbach’s Alpha
Cronchbach’s Alpha Based on
Standardized Items N of Items
APJ 0,818 0,942 6 CP 0,874 0,986 4 HP 0,839 0,950 5
Sumber: data diolah
70
Tabel 4.8 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel atribut,
produk, dan jasa sebesar 0,818, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan
dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel citra (image) perusahaan sebesar
0,874, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
sangat reliabel. Variabel hubungan dengan pelanggan sebesar 0,839, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel.
d. Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan jawaban kuesioner yang berasal dari 35 responden
pelanggan PT. Artifa Sukses Persada digunakan sebagai alat untuk
menganalisis dan memeberikan gambaran terkait dengan variabel-variabel
dalam penelitian ini. Varibel yang terkait yaitu atribut produk dan jasa, citra
perusahaan dan hubungan dengan pelanggan. Hasil pengolahan data dari
masing-masing elemen kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa Pelanggan
PT. Artifa Sukses Persada
Pendapat Responden Nilai Jumlah
Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 20 100 18,38% Puas 4 56 224 41,17% Cukup Puas 3 63 189 43,74% Tidak Puas 2 15 30 5,51% Sangat Tidak Puas 1 1 1 0,18%
Jumlah 155 544 100% Sumber: data diolah
Variabel atribut produk dan jasa, pelanggan terdiri dari 5 pernyataan
dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada terhadap
71
atribut produk dan jasa adalah 18,38 % menyatakan sangat puas, 41,17 %
menyatakan puas, 43,74 % menyatakan cukup puas, 5,51 % menyatakan
kurang puas, 0,18 % menyatakan sangat tidak puas. Hal tersebut
menggambarkan dan menjelaskan secara utuh tingkat kepuasan dari pelanggan
PT. Artifa Sukses Persada.
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Citra (Image)Perusahaan
PT. Artifa Sukses Persada
Pendapat Responden Nilai Jumlah
Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 12 60 17,59% Puas 4 39 156 45,74% Cukup Puas 3 41 123 36,07% Tidak Puas 2 1 2 0,58% Sangat Tidak Puas 1 0 0 0%
Jumlah 93 341 100% Sumber: data diolah
Variabel citra (image) perusahaan terdiri dari 5 pernyataan dengan skor
1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa
kepuasan pelanggan PT. Wijaya Karya terhadap citra (image) perusahaan
adalah 17,59 % menyatakan sangat puas, 45,74 % menyatakan puas, 36,07 %
menyatakan cukup puas, 0,58 % menyatakan kurang puas, 0 % menyatakan
sangat tidak puas. Hal tersebut menggambarkan dan menjelaskan secara utuh
tingkat kepuasan dari pelanggan PT. Artifa Sukses Persada.
72
Tabel 4.11 Hasil Pengukuran Hubungan dengan Pelanggan
PT. Artifa Sukses Persada
Pendapat Responden Nilai Jumlah
Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 17 85 19,54% Puas 4 43 172 39,54%
Cukup Puas 3 54 162 37,24% Tidak puas 2 8 16 3,6%
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0% Jumlah 122 435 100%
Sumber: data diolah
Variabel citra (Image) perusahaan terdiri dari 5 pernyataan dengan
skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas menunjukkan
bahwa kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada terhadap hubungan
dengan pelanggan adalah 19,54% menyatakan sangat puas, 39,54%
menyatakan puas, 37,24% menyatakan cukup puas, 3,6% menyatakan kurang
puas, 0% menyatakan sangat tidak puas. Data tersebut menggambarkan dan
menjelaskan secara utuh tungkat kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses
Persada.
Tabel 4.12 Hasil Jawaban Mayoritas Responden Tentang Pengukuran Kinerja
Kepuasan Pelanggan
Nama Perusahaan APJ CP HDP
PT. Artifa Sukses Persada CUKUP PUAS CUKUP PUAS PUAS
Sumber: data diolah
Tabel diatas dapat menunjukan bahwa atibut produk dan jasa untuk
kepuasan pelanggan mayoritas memiliki nilai cukup puas bagi para
pelanggannya. Dari segi citra (image) perusahaan, mayoritas memiliki nilai
73
cukup puas bagi para pelanggannya, dan untuk hubungan dengan pelanggan
PT. Artifa Sukses Persada mayoritas memiliki nilai puas bagi para
pelanggannya. Kinerja PT. Artifa Sukses Persada dilihat dari perspektif
pelanggan dapat dikatakan baik, tercatat pada perspektif ini dalam
memberikan kepuasan bagi pelanggannya dapat terlihat sesuai dengan
harapan, hal ini sesuai dengan hasil yang didapat dari jawaban mayoritas
pelanggan.
Daftar Pelanggan PT. Artifa Sukses Persada
No Pelanggan 2011 2012
1. PT. Timah Persero PT. Timah Persero 2. PT. Kinden Indonesia PT. Kinden Indonesia 3. PT. Casa Prima Indonesia PT. Casa Prima Indonesia 4. CV. Cakra Elektrik PT. Manggala Gelora Perkasa 5. PT. Manggala Gelora Perkasa PT. Midi Utama Indonesia 6. PT. Midi Utama Indonesia Portofolio 7. Portofolio PT. Permata Teknik 8. PT. Permata Teknik Fodism Senayan City 9. Fodism Senayan City PT. Wahana Tirtamas (fourties) 10. PT. Wahana Tirtamas (fourties) PT. Kamadjaja Logistics 11. PT. Kamadjaja Logistics CV. Permata Tekhnik 12. CV. Permata Tekhnik PT. Debindomulti Adhiswati 13. PT. Debindomulti Adhiswati PT. Sumber Alfaria Trijaya 14. - PT. Dunia Makmur Jaya 15. - PT. Summarecon Agung, tbk 16. - Gunung Putri Graha Mandiri 17. - PT. Eco Stark Indonesia 18. - CV. Haruka hesa Engineering 19. - PT. Arta Dwi Mitra 20. - CV. Chinda Mutiara Besma 21. - PT. Perwita Marga Sakti 22. - PT. Perkasa Internusa Mandiri 23. - CV. Saraswati Flora 24 - PT. Vorteks Teknologi Indonesia 25. - PT. Astra Honda Motor 26. - PT. Lautan Jaya Kumala
74
Data diatas merupakan daftar perusahaan yang menjadi pelanggan PT.
Artifa Sukses Persada, jika dikaitkan dengan hasil jawaban mayoritas
responden pelanggan maka dapat disimpulkan pada perspektif pelanggan
PT.Artifa Sukses Persada dapat memberikan kepuasan dan tingkat
kepercayaan yang tinggi dari pelanggan, hal ini dapat terlihat dengan
tingginya pertambahan pelanggan pada tahun 2012.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Balance Scorecard dalam perspektif proses bisnis internal membagi
pengukuran kinerja dalam proses ini menjadi 2, yaitu proses operasi, dan
pelayanan purna jual. Pengukuran proses bisnis internal ini dimaksudakan
untuk mengetahui bagian kegiatan-kegiatan yang selama ini telah dijalankan
oleh perusahaan. Perspektif ini menyoroti berbagai proses penting yang
mendukung strategi perusahaan.
a. Proses Operasi PT. Artifa Sukses Persada
Proses operasi yang dilakukan PT. Artifa Sukses Persada menitik
beratkan kepada penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan yang
ada secara efisien, konsisten dan tepat waktu. Dalam prosesnya
perusahaan mengurangi aktivitas yang tidak menambah nilai dan
mempercepat produk samapai ke tangan pelanggan. Dilihat dari efisiensi
waktu dan biaya PT. Artifa sukses persada pada tahun 2011 melakukan
pengiriman barang secara langsung antara bagian penjualan dengan
75
pelanggan proses dari pemesanan hingga produk sampai ke pelanggan
adalah 4 hari. Dalam perkembangannya perusahaan melakukan
pengiriman pesanan dengan menggunakan jasa pengiriman barang yang
biaya pengirimannya di bebankan kepada konsumen sehingga waktu
untuk pesanan sampai ke konsumen dimulai dari pemesanan hingga
pengiriman barang adalah 2 hari. Hal ini menghasilkan efisiensi waktu
dan biaya.
Adapun siklus operasi dalam melakukan transaksi adalah sebagai
berikut:
Pelanggaan-> Marketing-> Adm.Penjualan-> Gudang-> Surat keluar
barang.
Pelanggan melalui e-mail, Fax maupun Walk in customer
mengirimkan surat permintaan penawaran harga barang kepada
bagian marketing.
Berdasarkan surat penawaran harga (SPH) kemudian Customer akan
mengirimkan PO, yang ditujukan kepada bagian penjualan.
Berdasarkan PO tersebut bagian penjualan akan membuatkan
Delivery Order (DO) dan Invoice dengan mengecek barang terlebih
dahulu di file Stock. DO dan Invoice asli akan diberikan kepada
customer, sedangkan DO acc dan Invoice acc akan disimpan didalam
file.
Bagian gudang akan memberikan informasi mengenai persediaan
barang yang dipesan.
76
Sebelum barang yang dipesan dikirim oleh bagian delivery, customer
terlebih dahulu akan membayar barang tersebut ke bagian accounting
melalui uang tunai ataupun ditransfer lewat bank. Kemudian
Accounting akan mencatat pembayaran yang akan disimpan ke dalam
file. Accounting akan membuatkan faktur pajak sesuai dengan invoice
yang telah dibuat oleh bagian penjualan,untuk dikirimkan ke
customer.
Bagian gudang membuat surat keluar barang.
Barang yang siap dikirim akan dibuatkan DO dan Invoice oleh bagian
Penjualan, serta faktur pajak yang akan dibuatkan oleh bagian
accounting, yang kemudian surat-surat tersebut akan diberikan
kepada bagian delivery untuk diberikan kepada customer. Setelah itu
bagian delivery memberikan DO dan Invoice serta faktur pajak
kepada customer untuk ditanda tangani oleh customer sebagai tanda
terima. Customer akan mendapatkan Invoice dan DO, Faktur Pajak
yang asli. Kemudian Invoice acc dan DO acc dikembalikan kepada
bagian administrasi untuk disimpan ke dalam file.
b. Layanan Purna Jual PT. Artifa Sukses Persada
Layanan purna jual yang disediakan oleh PT. Artifa Sukses Persada
adalah menyediakan garansi selama 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun.
Pengaduan pelanggan dapat bisa melalui jaringan telepon, email atau
website resmi perusahaan. Apabila ada kerusakan barang yang terjadi
maka perusahaan akan mengirimkan teknisi untuk memeriksa kerusakan.
Lama waktu perbaikan disesuaikan dengan tingkat kerusakan, jika kondisi
77
barang setelah dilakukan penegecekan tidak dapat diperbaiki maka
perusahaan akan mengganti barang tersebut dengan barang baru yang
sejenis dan tidak dapat diganti dengan uang. Layanan purna jual
dilakukan untuk tetap menjangan hubungan dengan pelanggan.
Dilihat dari perspektif bisnis internal, kinerja PT. Artifa Sukses
Persada mampu menyampaikan barang pesanan kepada pelanggan secara
efisien, efektif, dan tepat waktu dibarengi dengan prosedur yang baik
mulai pemesanan hingga produk sampai ditangan pelanggan. Selain itu,
dalam layanan purna jual PT. Artifa Sukses Persada memberikan garansi
selama 1 sampai 2 tahun jika ada produk yang rusak atau barang pesanan
tidak dapat digunakan ketika sampai ditangan pelanggan.
Dapat disimpulkan bahwa dalam perspektif ini PT. Artifa Sukses
Persada melakukan upaya dalam menciptakan efektivitas, efisiensi dan
ketepatan waktu dalam hal pengiriman produk, dan untuk meningkatkan
kepercayaan pelanggan perusahaan memberikan garansi untuk tetap
menjaga kualitas yang diberikan kepada setiap pelanggan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ( Learning and Growth
perspective ) PT. Artifa Sukses Persada
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses
produksi. Tetapi ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar
proses produksi. Proses inovasi dalam melakukan identifikasi keinginan
pelanggan yang sesuai dengan keinginan pelanggan sangat penting. Bila hasil
inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka
78
produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan, sehingga tidak
memberi tambahan pendapatan bagi perusahaan. Sebelum website khusus
Online Shopping dibuat pelanggan banyak menemui kesulitan dalam
memperoleh produk yang diinginkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki
oleh pelanggan, online shop memberikan manfaat bagi pelanggan dalam hal
kemudahan dalam memperoleh produk yang diinginkan. Sedangkan bagi
perusahaan dapat memudahkan proses pengenalan produk pada pelanggan dan
meningkatkan penjualan.
PT. Artifa Sukses Persada sebagai perusahaan yang sedang dalam tahapan
proses pertumbuhan tidak akan berhenti dalam menyediakan produk-produk
baru yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan agar dapat terus
berkembang dan mampu bersaing dengan produk-produk sejenis lainnya,
melalui proses inovasi PT. Artifa Sukses Persada telah menjalankannya
dengan baik. Kegiatan usaha PT. Artifa Sukses Persada lebih memusatkan
pada kegiatan pemasaran. Inovasi yang dilakukan oleh adalah dengan
menyediakan produk baru yaitu lampu untuk lampu penerangan jalan yang
lebih hemat energi dan ramah lingkungan baik untuk kegiatan industri ataupun
penggunaan dalam skala kecil seperti rumah tangga, dengan tetap menjaga
kualitas produk yang dihasilkan. Dalam pemasaran produknya PT. Artifa
Sukses Persada membuat sebuah website resmi pada tahun 2013 yang
berisikan informasi mengenai produk baru yang ditawarkan, serta bermanfaat
untuk memudahkan pelanggan dalam memperoleh produk yang diinginkan
sehingga memberikan kepuasan atas pelayanan yang disediakan perusahaan.
79
Dapat disimpulkan pada perspektif ini PT.Artifa Sukses Persada dalam
pembelajaran dan pertumbuhannya cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
inovasi-inovasi yang telah dilakukan dapat memberikan perubahan positif bagi
perusahaan untuk dapat lebih berkembang.
5. Perspektif Karyawan
Balance Scorecard dalam perspektif ini membagi tiga pengukuran kinerja
sebagai indikatornya yaitu pengukuran kinerja pada tingkat pertambahan
karyawan dan karyawan yang memutuskan untuk keluar dari PT. Artifa
Sukses Persada, tingkat retensi karyawan yaitu kemampuan perusahaan
mempertahankan karyawan lama yang dimiliki dan dengan mengukur tingkat
kepuasan karyawan pada perusahaan. Perspektif ini dapat membantu manajer
untuk terus meningkatkan pencapaiannya dalam mempertahankan anggota
lama yang memiliki skill yang baik dan berusaha untuk menambah jumlah
karyawan baru dengan kemampuan yang lebih baik demi tercapainya tujuan
perusahaan dalam memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan
perusahaan dapat memberikan kepuasan bagi karyawannya
a. Tingkat perolehan/ pertambahan karyawan
Tabel 4.13 Tingkat pertambahan karyawan baru
NP Tahun Karyawan baru
Karyawan yang
keluar
Jumlah Karyawan
PT. Artifa Sukses
Persada
2011 - -3 46
2012 +15 -2 59 Sumber: data diolah
80
Tabel diatas menunjukkan pada tahun 2011 jumlah karyawan PT.
Artifa Sukses Persada tercatat 46 karyawan, pada tahun 2012 PT.
Artifa Sukses Persada memiliki karyawan baru sebanyak 13 orang,
jumlah karyawan yang dimiliki PT. Artifa Sukses Persada pada tahun
2012 adalah 59 orang. Hal tersebut menggambarkan tingkat
penambahan karyawan baru lebih tinggi jika dibandingkan dengan
tingkat karyawan yang memutuskan untuk keluar dari PT. Artifa
Sukses Persada.
b. Tingkat Retensi Karyawan
Tabel 4.20 menunjukkan pada tahun 2011 tercatat 3 karyawan
memutuskan untuk keluar dari PT. Artifa Sukses Persada, jumlah
karyawan pada tahun 2011 adalah 46. Tahun 2012 PT. Artifa Sukses
Persada mencatat 2 karyawan keluar dari PT. Artifa Sukses Persada,
jumlah kayawan pada tahun 2012 adalah 59.
c. Tingkat Kepuasan Karyawan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya keempat
perspektif sebelumnya, Penting bagi suatu badan usaha saat
melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan
produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu:
sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolok ukur kinerja
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan
pertumbuhan dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara
kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk
memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus
81
melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu:
meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta
menata ulang prosedur yang ada. Karyawan sebagai bagian utama
dalam setiap kegiatan perusahaan jika dikelola dengan baik makan
dapat memenuhi tujuan perusahaan dengan baik.
Mengukur tingkat kepuasan karyawan yaitu dengan mengisi daftar
kuesioner yang telah disediakan, karyawan yang menjadi responden
adalah 35 orang karyawan PT. Artifa Sukses Persada.
1) Karakteristik Responden Kepuasan Karyawan
Penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada karyawan
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kuesioner yang
dapat diolah untuk menentukan karakteristiknya. Tabel berikut
ini menggambarkan proses penyebaran dan penerimaan
kuesioner kepuasan karyawan PT. Artifa Sukses Persada.
Tabel 4.14 Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Pelanggan
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang dikirim 35 100% Kuesioner yang tidak kembali 2 5,71% Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0% Kuesioner yang dapat diolah 33 94,29%
Sumber: data diolah
Tabel diatas menunjukkan bahwa total 35 kuesioner yang
dibagikan ke pihak karyawan hanya 2 kuesioner yang tidak
kembali dikarenakan adanya kuesioner hilang dan keterbatasan
waktu.
82
2) Uji Validaitas Kepuasan Karyawan
Suatu kuesioner yang valid adalah kuesioner yang mampu
mengukur dan mengungkapkan suatu hal yang ingin diukur dari
kuesioner tersebut, dalam hal ini adalah kepuasan pelanggan dan
pemasok barang. Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang
dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan
tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam
suatu penelitian (Sugiyono, 2006).
Teknik yang digunakan untuk uji validaitas ini adalah
menggunakan korelasi Bivariate (Produk Momen Pearson) dan
Corrected Item-Total Correlation. Tabel dibawah ini menunjukkan
hasil uji validitas pelaggan dari tiga variabel. Dalam penentuan
layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya
dilakukan uji signifikansi 0,05. Hal itu, artinya suatu item yang
akan dianggao valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan
Pertanyaan Pearson
Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
KKa 0,924** 0,000 Valid KKb 0,920** 0,000 Valid
Sumber: data diolah Tabel diatas menunjukkan variabel kapabilitas karyawan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilaii signifikansi lebih kecil dari 0,05.
83
Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Sistem Informasi
Pertanyaan Pearson
Corelation Sig (2-Tailed)
Keterangan
KSIa 0,865** 0,000 Valid KSIb 0,859** 0,000 Valid KSIc 0,826** 0,000 Valid KSId 0,899** 0,000 Valid KSIe 0,844** 0,000 Valid
Sumber: data diolah Tabel diatas menunjukkan variabel kapabilitas sistem informasi
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan, dan keselarasan
karyawan
Pertanyaan Pearon Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
MPKa 0,807** 0,000 Valid MPKb 0,875** 0,000 Valid MPKc 0,861** 0,000 Valid MPKd 0,769** 0,000 Valid MPKe 0,837** 0,000 Valid MPKf 0,870** 0,000 Valid
Sumber: data diolah Tabel diatas menunjukkan variabel motivasi, pemberdayaan, dan
keselarasan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai signikansi lebih kecil dari 0,05.
3) Uji Reliabilitas Kepuasan Karyawan
Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes
mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas
84
dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefesien
(Sukadji, 2000).
Uji reabilitas ini menunjukkan konsistensi skor-skor yang
diberikan skorer satu dengan skorer lainnya. Kategori koefisien
reliabilitas (Guilford, 1956) adalah sebagai berikut:
0,80 - 1,00: reliabilitas sangat tinggi
0,60 - 0,80: reliabilitas tinggi
0,40 - 0,60: reliabilitas sedang
0,20 - 0,40: reliabilitas rendah
Tabel berikut ini menunjukkan hasil uji reliabilitas karyawan yang
terdiri dari variabel dengan sampel 35 responden pelanggan PT.
Artifa Sukses Persada.
Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Karyawan
Variabel Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha Based on
Standardized N of Items
KK 0,904 0,944 3 KSI 0,819 0,943 6
MPK 0,806 0,941 7 Sumber: data diolah
Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s alpha atas variabel
kapabilitas karyawan PT. Artifa Sukses Persada sebesar 0,904 ,
variabel kapabilitas sistem informasi PT. Artifa Sukses Persada
sebesar 0,819, variabel motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan
sebesar 0,806 sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini sangat reliable.
85
4) Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Karyawan
Pengukuran kinerja PT. Artifa Sukses Persada dalam perspektif
ini dapat dikatakan baik, hal ini dilihat dari jumlah karyawan yang
bertambah dari tahun sebelumnya. Jumlah karyawan yang keluar dari
perusahaan pada tahun 2012 lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah karyawan yang keluar pada tahun sebelumnya, selain itu
perusahaan terus menambah karyawan baru untuk meningkatkan
pencapaian perusahaan dalam memiliki sumber daya manusia yang
baik.
Responden yang berasal dari Karyawan PT. Artifa Sukses
Persada digunakan sebagai alat ukur untuk menganalisis dan
memberikan gambaran terkait dengan variabel-variabel dalam
penelitian ini berjumlah 35 responden. Adapun variabel-variabel
tersebut adalah Kapabilitas Karyawan, kapabilitas sistem informasi,
dam motivasi pemberdayaan dan keselarasan. Berikut adalah hasil
pengolahan data dari masing-masing elemen kepuasan karyawan.
Tabel 4.19 Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan
PT. Artifa Sukses Persada
Pendapat Responden Nilai
Jumlah Jawaban
Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 18 90 34,35% Puas 4 32 128 48,85% Cukup Puas 3 12 36 13,74% Tidak Puas 2 4 8 3,05% Sangat Tidak Puas 1 0 0 0% Jumlah 262 100%
Sumber: data diolah
86
Variabel kapabilitas karyawan terdiri dari 5 pernyataan dengan
skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa kepuasan karyawan PT. Artifa Sukses Persada
terhadap kapabilitas karyawan adalah 34,35 % menyatakan sangat
puas, 48,85 % menyatakan puas, 13,74 % menyatakan cukup puas,
3,05 % menyatakan kurang puas, 0 % menyatakan sangat tidak
puas. Hal tersebut menggambarkan dan menjelaskan secara utuh
tingkat kepuasan dari karyawan PT. Artifa Sukses Persada.
Tabel 4.20 Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi
PT. Artifa Sukses Persada
Pendapat Responden Nilai
Jumlah Jawaban
Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 33 165 27,18% Puas 4 55 220 36,24% Cukup Puas 3 70 210 34,59% Tidak Puas 2 6 12 1,97% Sangat Tidak Puas 1 0 0 0% Jumlah 607 100%
Sumber: data diolah Variabel Kapabilitas Sistem Informasi terdiri dari 5 pernyataan
dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa kepuasan karyawan PT. Artifa Sukses Persada
terhadap kapabilitas karyawan adalah 27,18 % menyatakan sangat
puas, 36,24 % menyatakan puas, 39,59 % menyatakan cukup puas,
1,97 % menyatakan kurang puas, 0 % menyatakan sangat tidak
puas. Hal tersebut menggambarkan dan menjelaskan secara utuh
tingkat kepuasan dari karyawan PT. Artifa Sukses Persada.
87
Tabel 4.21 Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan, dan
keselarasan PT. Artifa Sukses Persada
Pendapat Responden Nilai
Jumlah Jawaban
Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 35 175 25,62% Puas 4 61 244 35,72% Cukup Puas 3 70 210 30,74% Tidak Puas 2 24 48 7,02% Sangat Tidak Puas 1 6 6 0,87% Jumlah 683 100%
Sumber: data diolah Variabel Kapabilitas Sistem Informasi terdiri dari 5 pernyataan
dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa kepuasan karyawan PT. Artifa Sukses Persada
terhadap kapabilitas karyawan adalah 25,62 % menyatakan sangat
puas, 35,72 % menyatakan puas, 30,74 % menyatakan cukup puas,
7,02 % menyatakan kurang puas, 0,87 % menyatakan sangat tidak
puas. Hal tersebut menggambarkan dan menjelaskan secara utuh
tingkat kepuasan dari karyawan PT. Artifa Sukses Persada.
Kemampuan perusahaan dalam memberikan kepuasan bagi
karyawan diukur dari perspektif karyawan. Jawaban dari pihak
karyawan PT. Artifa Sukses Persada tercatat memberikan nilai
positif bagi perusahaan. Dapat dikatakan perusahaan sudah mampu
memberikan kepuasan bagi para karyawannya. Hal tersebut dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini.
88
Tabel 4.22 Hasil Jawaban Mayoritas Responden Tentang Pengukuran
Kinerja Kepuasan Karyawan
Nama Perusahaan KK KSI MPK
PT. Artifa Sukses Persada PUAS PUAS PUAS
Sumber: data diolah
Dari tabel 4.22 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
jawaban untuk kapabilitas karyawan dalam kepuasan karyawan
memiliki nilai puas bagi para karyawan. Untuk kapabilitas sistem
informasi mayoritas memiliki nilai puas bagi para karyawan, dan
untuk motivasi pemberdayaan dan keselarasan, mayoritas memiliki
nilai puas bagi para karyawan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam hal kepuasan
karyawan.
Hasil pengujian kepuasan karyawan secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan mendapatkan
kepuasan. Hal ini diliat dari hasil pengujian yang memiliki nilai
puas pada tiap indikator. Implikasi dari kepuasan karyawan tersebut
adalah karyawan memiliki loyalitas yang tinggi pada perusahaan
dan lebih berusaha meningkatkan kinerjanya dalam melakukan
tugasnya.
6. Perspektif Kemitraan
Kemitraan mengandung beberapa unsur antara lain pemberian
kesempatan pelatihan sumber daya manusia, ada retribusi asset produktif dari
yang kuat kepada yang lemah, ada akses terhadap sumber-sumber pendanaan,
89
ada akses informasi dan teknologi, dan ada akses terhadap pasar
(Muflih, 1997). Balance Scorecard dalam perspektif kemitraan melakukan
pengukuran kinerja dengan dua indikator yaitu perkembangan jumlah mitra
dan jenis perusahaan yang menjadi mitra PT. Artifa Sukses Persada.
a. Perkembangan Jumlah Mitra
Tabel 4.23 Perkembangan Jumlah Mitra
NP Tahun Mitra Baru Jumlah Mitra
PT. Artifa Sukses
Persada
2011 - 2
2012 3 5 Sumber: Data diolah
Tabel 4.23 menunjukan pada tahun 2011 PT. Artifa Sukses Persada
memiliki 2 perusahaan mitra kemudian pada tahun 2012 tercatat ada 3
perusahaan mitra baru PT. Artifa Sukses Persada, jumlah perusahaan
mitra pada tahun 2012 adalah 5 perusahaan mitra.
b. Nama dan Jenis Perusahaan Mitra
Tabel 4.24 Daftar Nama dan Jenis Usaha Perusahaan Mitra
Nama Perusahaan Mitra Jenis Usaha a. Singapore Innogreen
Solution PTE.Ltd Distributor Lampu LED
b. Citra Langgeng Sentosa Distributor Lampu LED
c. Takumi Penjualan lampu LED skala kecil
d. Tunas Cahya Sentosa Distributor Lampu LED
e. CV. Impack Gravindo Penjualan lampu LED via Online
Sumber: data diolah
Dilihat dari perspektif kemitraan perusahaan memiliki hasil yang
cukup baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan pertambahan mitra pada tahun
90
2012 sehingga menambah jumlah mitra perusahaan PT. Artifa Sukses Persada.
Pertambahan jumlah mitra ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu
memberikan hubungan yang baik dengan mitranya, sehingga banyak
perusahaan yang tetap menjadi mitra PT. Artifa Sukses Persada. Dilihat dari
jenis usaha mitra PT. Artifa Sukses Persada yang menjadi perusahaan mitra
adalah perusahaan yang menyediakan produk sejenis sehingga variasi produk
dalam hal ini tidak berkembang. Namun dalam hal pemasaran dan penjualan
perusahaan dinilai berkembang dengan adanya mitra perusahaan yang
memasarkan produknya dengan cara Online sehingga pelanggan dapat dengan
mudah mendapatkan produknya.
91
BAB V
PENUTUPAN
A. Simpulan
Hasil penilaian kinerja yang diperoleh PT. Artifa sukses Persada menggunakan
balance scorecard dengan enam perspektif memperlihatkan bahwa perusahaan telah
memiliki kriteria yang cukup baik atas enam perspektif yang telah diteliti. Pengukuran
dengan enam perspektif ini yaitu prspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif karyawan
dan perspektif kemitraan menghasilkan pengukuran yang lebih menyeluruh dan terinci.
Mengukur kinerja PT. Artifa Sukses Persada dengan menggunakan metode Balance
scorecard enam perspektif menghasilkan total pengukuran kinerja yang memuaskan
dan dapat memberikan informasi kinerja dari setiap perspektif yang diteliti.
1. Dilihat dari perspektif keuangan PT. Artifa Sukses Persada dengan menggunakan
rasio sebagai indikator kinerja keuangan menurut likuiditasnya secara umum
adalah baik, Hasil uji rasio likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan mampu
membiayai kewajibannya, rasio leverage menunjukkan perusahaan mampu untuk
memenuhi kewajibannya dalam waktu jangka pendek dan rasio aktivitas
menunjukkan bahwa aktiva perusahaan lebih besar dibanding dengan kemampuan
penjualannya.
2. Dilihat dari hasil pengujian perspektif pelanggan PT. Artifa Sukses Persada
menunjukan bahwa atibut produk dan jasa untuk kepuasan pelanggan mayoritas
memiliki nilai cukup puas bagi para pelanggannya. Dari segi citra (image)
perusahaan, mayoritas memiliki nilai cukup puas bagi para pelanggannya, dan
92
untuk hubungan dengan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada mayoritas memiliki
nilai puas bagi para pelanggannya.
3. Hasil dari perspektif bisnis internal dalam perspektif ini PT. Artifa Sukses Persada
melakukan upaya yang baik dalam menciptakan efektivitas, efisiensi dan ketepatan
waktu dalam hal pengiriman produk, dan untuk meningkatkan kepercayaan
pelanggan perusahaan memberikan garansi untuk tetap menjaga kualitas yang
diberikan kepada setiap pelanggan.
4. Dapat disimpulkan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhannya PT.Artifa
Sukses Persada cukup baik, hal ini dapat dilihat dari inovasi-inovasi yang telah
dilakukan dapat memberikan perubahan positif bagi perusahaan untuk dapat lebih
berkembang.
5. Dapat disimpulkan dalam perspektif karyawan PT. Artifa Sukses Persada bahwa
kapabilitas karyawan mayoritas memiliki nilai puas bagi para karyawan. Untuk
kapabilitas sistem informasi, mayoritas memiliki nilai puas bagi para karyawan,
dan untuk motivasi pemberdayaan dan keselarasan, mayoritas memiliki nilai puas
bagi para karyawan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
kinerja yang baik dalam hal kepuasan karyawan.
6. Dilihat dari perspektif kemitraan PT. Artifa Sukses Persada memiliki hasil yang
cukup baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan pertambahan mitra pada tahun 2012
Pertambahan jumlah mitra ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu
memberikan hubungan yang baik dengan mitranya. Dilihat dari jenis usaha mitra
PT. Artifa Sukses Persada yang menjadi perusahaan mitra adalah perusahaan yang
menyediakan produk sejenis sehingga variasi produk dalam hal ini tidak
berkembang.
93
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu
akuntansi terutama dalam konsep pengukuran kinerja perusahaan. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai pengukuran kinerja
perusahaan di PT. Artifa Sukses Persada baik untuk pihak manajeman maupun pihak
lain yang terkait. Informasi tersebut diantaranya
1. Penelitian ini memberikan alternatif untuk pengukuran kinerja dengan balance
scorecard yang lebih lengkap bagi PT. Artifa Sukses Persada. Yaitu dengan enam
perspektif, perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran
dan pertumbuhan, karyawan dan kemitraan.
2. Perusahaan harus mengingkatkan kinerja keuangan dalam hal pemanfaatan asset
dan menekankan biaya-biaya operasi agar memperoleh laba yang maksimal.
Kinerja keuangan harus tetap diperhatikan dan ditingkatkan demi keberlangsungan
hidup perusahaan.
3. Perusahaan harus menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama
dengan cara meningkatkan pelayanan, kualitas produk dan kemudahan dalam
melakukan transaksi dengan PT. Artifa Sukses Persada.
4. Perspektif karyawan memberikan informasi dalam memaksimalkan kinerja
karyawan, perusahaan perlu mengoptimalkan penciptaan kepuasan kerja karyawan
dengan memberikan reward pada karyawan yang memberikan kontribusi lebih
pada perusahaan.
5. Perspektif Kemitraan PT. Artifa Sukses Persada terlihat cukup baik, hal ini didasari
dengan pertambahan jumlah mitra perusahaan yang dapat meningkatkan penjualan
perusahaan. Namun keberagaman jenis usaha mitra perusahaan masih belum
94
mampu menambah jenis produk ramah lingkungan yang ditawarkan oleh
perusahaan, sehingga perusahaan harus meningkatkan kepercayaan mitra agar
menarik perusahaan lain untuk menjalin hubungan bisnis dengan PT. Artifa Sukses
Persada. Hal ini juga dapat memudahkan perusahaan dalam mengenalkan
produknya.
C. Saran
1. Membuat penelitian balance scorecard dengan perspektif lain untuk
mengembangkan konsep pengukuran kinerja balance scorecard bagi peneliti
selanjutnya.
2. Perusahaan dikomparasikan dengan manufaktur.
3. Memperpanjang periode penelitian sehingga dapat menggambarkan kondisi jangka
panjang.
95
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael dan Baron, A. ”Performance Management: The New Realities”, Institute of Personnel and Development,New York. 1998
Anthony, Robert N and Vijay Govindarajan. “Management Control System”, Tenth Edition, Mc Graw-Hill Irwin, New York, 2001.
Bernardin, Jhon H dan Joyce A Russel, “Human Resources Management:An Experiental Approach”, Mc Graw-Hill, New York.1998.
Ciptani, Monika Kussetya.“Balance Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu Pengantar”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.2,No.1. 2000.
Darmawanto, Agus. “Analisis Balance Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja PT. Sepatu Asia”, Jurnal Akuntansi manajemen, Universitas Gunadharma.2011.
Erlina. “Analisis Kinerja Dengan Perusaahan Dengan Metode Balance Scorecard (BSC) dan SWOT ”, Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, Vol.9,No.1 .2009.
Ghosh, Mukherjee. “Measurement of Corporate Performance Through Balance Scorecard : An Overview”,Vidyasagar University Journal of Commerce, Vol. 11. 2006.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20”, Edisi Keenam, Universitas Diponegoro,2012.
Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd Basri. “Performance Appraisal:Sistem yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan”, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004.
Hafsah, Jafar. ”Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2000.
Hansen, Mowen. “Akuntansi Manajemen”, Edisi Tujuh, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
96
Hanuma, Soraya dan Endang Kiswara, “Analisis Balance Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT.Astra Honda Motor)”. Jurnal Akuntansi dan manajemen. 2011.
Harahap, Sofyan Syafri, “Teori Akuntansi”, Edisi Pertama, Raja grafindo Persada, Jakarta,2004.
Havery, L. James. “Pengertian Sistem Menurut Para Ahli”, 2009.www.creativebrain.com. (diakses pada tanggal 15 Oktober 2013).
Hermawan, Ancella. ”Balanced Scorecard Sebagai Sarana Akuntansi Manajemen Strategi”, Jakarta:Ikatan Akuntansi Indonesia.1996.
Irawan, Prasetya, “Analisis Kinerjam: Panduan Praktis untuk Menganalisis Kinerja Organisasi”, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. 1997.
Kaplan dan Norton. “The Balance Scorecard: Translating Strategy into Act Massachusetts”, Harvard Business School Press. 1996.
Kaplan dan Norton. “Balance Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi”,Erlangga,Jakarta, 2001.
Kaplan dan Norton. ”The Strategy-Focused Organization”,Harvard Business School Press,Boston,2001.
Kotler, Philip. “Marketing Management”, Eleventh Edition, New Jersey: Person Education, Inc, 2003.
Moh. Nazir. “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998.
Mondy. R., Wayne dan Robert M. Noe, Allyn and Bacon, New York. 1990.
97
Mowen. “Akuntansi Manajemen”, Edisi 7, Salemba 4, Jakarta, 2004.
Mulyadi. ”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa”,Salemba Empat, Jakarta. 2001.
Mulyadi. ”Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen”, Salemba Empat. Jakarta. 2007.
Mulyana, Dedy. “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005. Munawir. “Analisa Laporan Keuangan”, Edisi 4,Liberty,Yogyakarta,2004.
Mutasowifin, Ali. ”Penerapan Balance Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi”, Jurnal Universitas Paramadina, Vol.3.2002.
Sapardianto. “Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balance Scorecard”, eJournal Administrasi Bisnis. 2013.
Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis”, Jilid 2 Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Srimindati. ”Balance Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja”, Jurnal
Akuntansi.2004.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, CV.Alfabeta: Bandung, 2009. Tjiptono, Fandy. “Strategi Pemasaran”, Edisi kedua, penerbit Andi, Yogyakarta, 2007. Tunggal, Amin Widjaja. ”Balance Scorecard Mengukur Kinerja Bisnis”, Harvarindo,
Jakarta,2009.
98
Wardani, Susanta dan Agung Budiatmo. “Analisis Balance Scorecard Pada Koperasi Karyawan Krama Yudha Ratu Motor Jakarta”, Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Semarang. 2012.
Weygant, Kieso, and Kimmel. ”Pengantar Akuntansi”, Terjemahan Edisi Tujuh, Salemba empat, Jakarta, 2008.
99
LAMPIRAN 1
SURAT PENELITIAN SKRIPSI
100
101
LAMPIRAN 2
SURAT KETERANGAN PENELITIAN PT. ARTIFA
SUKSES PERSADA
102
103
LAMPIRAN 3
LAPORAN KEUANGAN PT. ARTIFA SUKSES
PERSADA
104
PT. ARTIFA SUKSES PERSADA LAPORAN RUGI LABA BULAN DESEMBER 2011
S.D BULAN Desember
2011
(YTD) RP PENJUALAN
Penjualan PT. TIMAH (Persero),Tbk 9,875,000.00
Penjualan PT. KINDEN INDONESIA 6,755,000.00
Penjualan PT. CASA PRIMA INDONESIA 98,708,000.00 Penjualan CV. CAKRA ELECTRIC 84,540,000.00 Penjualan PT. MANGGALA GELORA PERKASA 7,000,000.00 Penjualan PT. MIDI UTAMA INDONESIA 131,732,000.00 Penjualan FODISM SENAYAN CITY 1,790,000.00 Penjualan PT. WAHANA TIRTAMAS (FOURTIES) 4,460,000.00 Penjualan barang dagangan ke Portofolio 976,500.00
Penjualan barang dagangan ke PT. Permata Tekhnik 51,000,000.00
Potongan Penjualan 2,481,000.00 Jumlah Penjualan 394,355,500.00 HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan Awal - Pembelian 316,370,044.00 Barang yang tesedia untuk dijual 383,804,200.00 Persediaan Akhir 26,900,400.00 Jumlah Harga Pokok Penjualan 356,903,800
LABA KOTOR 37,451,700.00
BEBAN OPERASIONAL Beban Gaji dan Upah 32,146,843.00 THR dan Hari Besar Lainnya 4,569,078.00 Beban Perbaikan dan Pemeliharaan 1,598,000.00 Beban Alat Tulis Kantor 2,249,012.00
105
Beban Rumah Tangga Kantor 4,890,700.00 Beban Fotocopy 274,890.00 Beban Supplies 18,590,875.00 Beban Telepon,Fax,Internet 4,693,200.00 Beban Listrik 998,400.00
Beban Tenaga Ahli 5,000,000.00
Beban Konsultan 1,500,000.00 Beban Bensin,Tol,Parkir 13,560,237.00 Beban Entertainment 1,050,000.00 Beban Sewa Gedung 19,500,000.00 Beban Pengiriman Barang 1,050,262.00 Beban Barang Cetakan 10,155,982.00 Beban Pos,Kurir,Meterai 480,000.00 Beban Ongkos Angkut 2,650,930.00 Beban Perjalanan Dinas Luar Kota 6,320,980.00 Beban Asuransi 975,403.00 Beban Perijinan - Beban Penyusutan Kendaraan - Jumlah Beban Operasional 132,254,792.00
PENDAPATAN LAIN-LAIN
Pendapatan Pengantaran 600,704.00
Pendapatan Jasa Giro 200,443.65 Biaya Administrasi Bank (1,435,600.00)
LABA USAHA (NET) (108,535,908.35)
106
PT. ARTIFA SUKSES PERSADA POSISI KEUANGAN PERIODE DESEMBER 2011
31-12-2011 RP
KAS ASP 1,590,732.00
BANK BCA 337,947,188.06
BANK NISP 1,744,000.00
BANK NISP USD 9,714,200.00
PIUTANG DAGANG 283,656,272.50
PERSEDIAAN BARANG 18,618,700.00
SURAT BERHARGA 300,000,000.00
BIAYA DIBAYAR DIMUKA- SEWA I 3,900,000.00
BIAYA DIBAYAR DIMUKA- ASURANSI 1,842,333.00
UANG MUKA LAIN-LAIN 3,000,000.00
PPN MASUKAN
Kendaraan 13,098,364 .00
Akm Peny Kendaraan -
JUMLAH AKTIVA 975,111,790.56
HUTANG DAGANG
Citra Langgeng Sentosa 331,996,978.00
HUTANG LAINNYA HUTANG JANGKA PANJANG
53,290,511.00 100,000,000 .00
PPN KELUARAN 9,760.50
JUMLAH LIABILITAS 485,297,250.50
Modal 600,000,000.00
Laba tahun berjalan (110,185,459.94)
Laba ditahan -
JUMLAH EKUITAS 489,814,540.06
JUMLAH PASIFA 975,111,790.56
107
PT. ARTIFA SUKSES PERSADA LAPORAN RUGI LABA BULAN DESEMBER 2012
S.D BULAN Desember
2012
(YTD) RP PENJUALAN
Penjualan PT. TIMAH (Persero),Tbk 10,503,975.00
Penjualan PT. KINDEN INDONESIA 8,448,000.00
Penjualan PT. CASA PRIMA INDONESIA 87,325,000.00 Penjualan CV. CAKRA ELECTRIC 47,250,000.00 Penjualan PT. MANGGALA GELORA PERKASA 12,600,000.00 Penjualan PT. MIDI UTAMA INDONESIA 153,729,000.00
Penjualan FODISM SENAYAN CITY 2,357,500.00
Penjualan PT. WAHANA TIRTAMAS (FOURTIES) -
Penjualan barang dagangan ke Portofolio -
Penjualan barang dagangan ke PT. Permata Tekhnik -
Potongan Penjualan 218,000.00 Jumlah Penjualan 321,995,475.00 HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan Awal - Pembelian 343,044,223.00 Barang yang tesedia untuk dijual 343,044,223.00 Persediaan Akhir - Jumlah Harga Pokok Penjualan 343,044,223
LABA KOTOR (21,048,748.00)
BEBAN OPERASIONAL
Beban Gaji dan Upah 27,970,640.00 THR dan Hari Besar Lainnya 4,764,640.00
108
Beban Perbaikan dan Pemeliharaan 2,475,100.00 Beban Alat Tulis Kantor 3,203,110.00 Beban Rumah Tangga Kantor 1,975,225.00 Beban Fotocopy 347,800.00 Beban Supplies 19,893,400.00 Beban Telepon,Fax,Internet 4,145,153.00 Beban Listrik 1,069,813.00
Beban Tenaga Ahli 10,000,000.00
Beban Konsultan 1,265,000.00 Beban Bensin,Tol,Parkir 8,191,506.00 Beban Entertainment 2,065,881.00 Beban Sewa Gedung 19,500,000.00 Beban Pengiriman Barang 767,500.00 Beban Barang Cetakan 10,184,000.00 Beban Pos,Kurir,Meterai 565,000.00 Beban Ongkos Angkut 3,790,000.00 Beban Perjalanan Dinas Luar Kota 6,310,580.00 Beban Asuransi 921,167.00 Beban Perijinan - Beban Penyusutan Kendaraan - Jumlah Beban Operasional 161,895,515.00 PENDAPATAN LAIN-LAIN
Pendapatan Pengantaran 650,000.00
Pendapatan Jasa Giro 101,253.82
Biaya Administrasi Bank (941,150.76)
LABA USAHA (NET) (166,889,159.94)
109
PT. ARTIFA SUKSES PERSADA POSISI KEUANGAN PERIODE DESEMBER 2012
31-12-2012 RP
KAS ASP 2,026,147.00
BANK BCA 1,507,331.24
BANK NISP 463,772,847.00
BANK NISP USD 9,698,437.40
PIUTANG DAGANG 228,967,822.50
PERSEDIAAN BARANG 28, 434,700.00
SURAT BERHARGA 300,000,000.00
BIAYA DIBAYAR DIMUKA- SEWA I -
BIAYA DIBAYAR DIMUKA- ASURANSI 1,612,041.00
UANG MUKA LAIN-LAIN
3,000,000.00
PPN MASUKAN Kendaraan 16,245,000.00
JUMLAH AKTIVA 1,055,264,326.14
HUTANG DAGANG
Citra Langgeng Sentosa 460,088,458.00
HUTANG LAINNYA HUTANG JANGKA PANJANG
30,129,862.50 100,000,000.00
PPN KELUARAN 754,320.00
JUMLAH LIABILITAS 590,972,640.50
Modal 600,000,000.00
Laba tahun berjalan (135,708,314.36)
Laba ditahan -
JUMLAH 464,291,685.64
JUMLAH PASIFA 1,055,264,326.14
110
LAMPIRAN 4
KUESIONER PENELITIAN PT. ARTIFA SUKSES
PERSADA
111
Nomor : ………. (diisi oleh peneliti)
KUESIONER ANALISIS PENERAPAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI KASUS PT ARTIFA SUKSES PERSADA)
Responden yang terhormat, Saya merupakan mahasiswa universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang mengerjakan suatu penelitian. Penelitian tersebut adalah Analisis penerapan Balance Scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaan (Studi kasus PT.Artifa Sukses Persada). Di dalam penelitian ini saya membutuhkan data primer yang berasal dari konsumen. Oleh karena itu saya sangat mebutuhkan bantuan dari responden untuk megisi kuesioner ini. Atas waktunya saya ucapkan terimakasih.
1. Nama : ……………………………………… ( boleh nama alias )
2. Umur : ………………………………………
3. JenisKelamin : Laki-Laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
4. Lama Bekerja : ………. tahun
PETUNJUK PENGISIAN
Saudara/i dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataan-pernyataan berikut, dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Saudara/i tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Tiap pertanyaan hanya boleh ada satu jawaban. Skala yang digunakan dalam menjawab pertanyaan adalah sebagai berikut:
1 2 3 4 5 Sangat Tidak
Puas Tidak Puas CukupPuas Puas
Sangat Puas
112
KUESIONER
No
Pertanyaan
Jawaban STP TP CP P SP
1 Atribut Produk dan Jasa a. Harga dari produk yang ditawarkan PT. Artifa Sukses
Persada terjangkau oleh pembeli
b. Banyaknya jenis produk yang ditawarkan kepada pelanggan
c. Perusahaan menyediakan tempat pelayanan dan peralatan yang memadai bagi pelanggan
d. Kualitas dari produk yang dijual PT. Artifa Sukses Persada
e. Perusahaan memberikan prosedur pelayanan sesuai dengan standar yang sama bagi setiap pelanggan dalam menampilkan fisik, peralatan, personel, media komunikasi
2 Citra (Image) Perusahaan a. Perusahaan berlaku adil pada setiap pelanggan b. Kemampuan PT. Artifa Sukses Persada dalam
menyediakan produk sesuai dengan permintaan pelanggan
c. Kontribusi perusahaan dalam upaya pemberdayaan lingkungan
3 Hubungan dengan Pelanggan/Pembeli a. Ketanggapan karyawan atas keluhan dan masalah
pelanggan
b. Karyawan memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada pelanggan
c. Karyawan memberikan penjelasan dengan baik atas produk yang ditawarkan
d. Karyawan berpenampilan baik dalam memberikan pelayanan secara individu kepada pelanggan
113
Nomor : ………. (diisi oleh peneliti)
KUESIONER ANALISIS PENERAPAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI KASUS PT ARTIFA SUKSES PERSADA)
Responden yang terhormat, Saya merupakan mahasiswa universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang mengerjakan suatu penelitian. Penelitian tersebut adalah Analisis penerapan Balance Scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaan (Studi kasus PT.Artifa Sukses Persada). Di dalam penelitian ini saya membutuhkan data primer yang berasal dari karyawan. Oleh karena itu saya sangat mebutuhkan bantuan dari responden untuk megisi kuesioner ini. Atas waktunya saya ucapkan terimakasih.
1. Nama : ……………………………………… ( boleh nama alias )
2. Umur : ………………………………………
3. JenisKelamin : Laki-Laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
4. Lama Bekerja : ………. tahun
PETUNJUK PENGISIAN
Saudara/i dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataan-pernyataan berikut, dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Saudara/i tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Tiap pertanyaan hanya boleh ada satu jawaban. Skala yang digunakan dalam menjawab pertanyaan adalah sebagai berikut:
1 2 3 4 5 Sangat Tidak
Puas Tidak Puas CukupPuas Puas
Sangat Puas
114
KUESIONER
No
Pertanyaan
Jawaban STP TP CP P SP
1 Kapabilitas Karyawan a. Pekerjaan saya memberikan kesempatan untuk saya
belajar
b. Pekerjaan saya memberikan kesempatan untuk saya meningkatkan kreatifitas
2 Kapabilitas Sistem Informasi a. Perusahaan memberikan informasi yang tepat pada
setiap karyawan
b. Perusahaan menyediakan akses yang mudah dalam memperoleh informasi
c. Perusahaan memberikan kejelasan informasi terkait dengan tugas-tugas yang harus dilakukan terkait dengan jabatan karyawan
d. Adanya peningkatan performa setelah perusahaan didukung oleh sistem informasi
e. Kemampuan karyawan dalam memaksimalkan teknologi informasi yang tersedia
3 Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan a. Perusahaan memberikan gaji para karyawan selalu
tepat waktu
b. Perusahaan menetapkan gaji yang sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan
c. Perusahaan memberikan peluang naik jabatan bagi karyawan yang telah lama bekerja di perusahaan
d. Perusahaan memberikan pengarahan, perhatian dan motivasi kepada setiap karyawan
e. Perusahaan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi
f. Perusahaan memberikan sanksi bagi karyawan yang telah melanggar tata tertib perusahaan
115
LAMPIRAN 5
JAWABAN RESPONDEN
116
Data Kuesioner Pelanggan
Responden APJa APJb APJc APJd APJe TAPJ CPa CPb CPc TCP HPa HPb HPc HPd THP SUMP
1 5 3 4 4 5 21 5 3 3 11 4 5 5 3 17 49 2 2 4 3 4 4 17 4 3 3 10 4 3 3 4 14 41 3 3 4 5 4 4 20 4 5 4 13 4 4 5 4 17 50 4 4 4 5 5 4 22 5 5 5 15 5 5 3 3 16 53 5 4 3 5 5 3 20 3 3 3 9 3 3 3 3 12 41 6 2 5 3 3 3 16 4 4 4 12 3 4 3 4 14 42 7 3 4 4 4 4 19 3 4 4 11 3 3 5 4 15 45 8 3 3 5 3 3 17 4 3 4 11 4 4 4 4 16 44 9 2 4 2 4 3 15 4 4 3 11 3 3 3 3 12 38
10 3 3 3 3 5 17 3 3 3 9 3 5 3 4 15 41 11 3 2 4 3 4 16 3 3 3 9 4 3 3 3 13 38 12 3 4 3 1 5 16 2 5 4 11 3 4 3 5 15 42 13 3 4 4 3 3 17 3 3 3 9 3 3 4 3 13 39 14 5 4 3 3 2 17 5 4 4 13 4 3 4 3 14 44 15 2 3 3 4 2 14 3 3 3 9 3 4 3 3 13 36 16 2 5 4 3 4 18 3 4 4 11 5 2 2 4 13 42 17 3 3 4 4 3 17 5 4 4 13 4 4 4 3 15 45 18 4 4 3 4 3 18 3 3 3 9 3 4 3 4 14 41 19 3 3 4 3 2 15 3 3 4 10 3 3 2 3 11 36 20 3 5 5 3 4 20 4 4 4 12 5 5 5 3 18 50 21 4 4 3 3 5 19 3 4 3 10 3 4 3 3 13 42 22 3 4 2 4 4 17 4 3 3 10 3 3 5 3 14 41 23 4 3 2 5 3 17 3 5 4 12 4 2 3 2 11 40 24 4 4 4 5 3 20 3 4 3 10 3 2 2 4 11 41 25 3 3 3 4 3 16 5 3 4 12 4 3 4 2 13 41 26 4 4 3 3 4 18 4 5 5 14 4 4 3 4 15 47 27 4 4 3 5 4 20 3 4 4 11 4 3 4 3 14 45 28 4 3 4 3 2 16 3 4 4 11 3 5 4 5 17 44 29 5 3 3 3 4 18 4 4 3 11 4 3 5 3 15 44 30 2 3 3 4 2 14 3 3 4 10 4 4 3 3 14 38 31 3 4 4 3 3 17 4 4 4 12 4 4 4 5 17 46 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
117
Data Kuesioner Karyawan
Responde
n KK1 KK2 TKK KSI3 KSI4 KSI5 KSI6 KSI7 TKSI MPK8 MPK9 MPK10 MPK11 MPK12 MPK13 TMPK SUMK
1 4 4 8 5 4 4 4 4 21 4 5 4 5 4 3 25 54 2 4 4 8 4 5 4 5 4 22 4 5 5 4 5 5 28 58 3 4 4 8 2 3 4 3 3 15 2 3 3 3 3 3 17 40 4 3 4 7 3 3 4 3 5 18 3 3 5 3 3 3 20 45 5 4 5 9 3 5 4 4 5 21 5 5 5 4 3 4 26 56 6 4 4 8 5 4 3 3 5 20 3 2 2 5 3 3 18 46 7 3 4 7 4 4 3 3 4 18 4 3 4 4 3 4 22 47 8 3 4 7 2 3 4 4 4 17 2 4 3 4 3 2 18 42 9 5 4 9 2 2 3 3 3 13 3 3 3 3 3 3 18 40
10 5 5 10 4 3 3 4 4 18 4 3 4 4 3 3 21 49 11 4 3 7 3 3 4 5 5 20 4 4 4 4 4 4 24 51 12 4 2 6 4 2 3 3 4 16 5 3 2 3 3 1 17 39 13 4 4 8 3 3 5 4 3 18 4 3 3 4 4 4 22 48 14 4 5 9 5 3 4 5 5 22 1 3 5 4 4 5 22 53 15 5 4 9 3 2 3 3 3 14 2 3 3 3 2 2 15 38 16 2 3 5 5 4 4 5 4 22 4 2 5 5 2 2 20 47 17 5 3 8 3 3 4 3 4 17 2 4 3 4 3 4 20 45 18 4 5 9 5 3 5 3 3 19 2 2 2 3 1 1 11 39 19 4 3 7 3 3 3 3 3 15 3 4 3 4 3 3 20 42 20 5 4 9 4 4 3 4 3 18 4 4 4 5 5 4 26 53 21 5 4 9 3 5 4 4 3 19 3 4 4 4 3 3 21 49 22 4 3 7 5 4 4 5 5 23 5 4 5 3 4 5 26 56 23 3 3 6 3 3 3 3 3 15 3 2 3 3 3 3 17 38 24 5 5 10 5 5 4 5 5 24 5 5 5 5 4 5 29 63 25 4 4 8 3 3 3 4 3 16 3 4 4 4 4 3 22 46 26 4 2 6 3 4 4 3 4 18 3 3 4 3 5 3 21 45 27 5 4 9 4 3 3 5 3 18 4 4 3 5 5 5 26 53 28 4 5 9 4 3 4 4 4 19 4 5 5 4 4 5 27 55 29 5 5 10 4 3 3 4 4 18 3 4 4 3 1 3 18 46 30 4 5 9 5 4 5 5 4 23 4 5 5 2 2 5 23 55 31 5 4 9 3 3 3 3 5 17 3 4 4 3 3 4 21 47 32 3 4 7 3 3 5 4 3 18 2 2 2 3 2 1 12 37 33 2 3 5 4 5 3 5 3 20 3 4 3 5 3 2 20 45 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0