analisis balance scorecard dalam pengukuran...
TRANSCRIPT
ANALISIS BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA
PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada PT BA Bangunan)
oleh :
Mohamad Wildan
NIM : 205082000271
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
II
ANALISIS BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA
PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada PT BA Bangunan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh:
Mohamad Wildan
205082000271
Di Bawah Bimbingan
III
Hari ini Rabu Tanggal 2 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
ujian Komprehensif atas nama Mohamad Wildan NIM: 205082000271 dengan
judul skripsi ”ANALISIS BALANCE SCORECARD DALAM
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN” Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
IV
Hari ini Selasa Tanggal 15 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
ujian Sidang Skripsi atas nama Mohamad Wildan NIM: 205082000271 dengan
judul skripsi ”ANALISIS BALANCE SCORECARD DALAM
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN” Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
V
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Mohamad Wildan
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 17 Maret 1987
Alamat : Jl. Benda barat 6 Rt 03/08 Pondok Benda
Pamulang Permai 2 Tangerang 15416
Telp : (021) 92809484, 085693398039
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
SD : Madrasah Pembangunan.
SMP : Madrasah Pembangunan.
SMA : Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta.
S1 : Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Pelatihan MYOB di Bina Sarana Indonesia (BSI).
2. Brevet Pajak A-B di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
3. Pelatihan SPSS di Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. BEMF Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Karate UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Forum Silaturrahmi Mahasiswa (FOSMA) 165 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
VI
ANALYSIS BALANCE SCORECARD IN MEASUREMENT PERFORMANCE FIRM
(Case Study at PT. BA Bangunan)
By :Mohamad Wildan
Abstract
The objective of the research is to evaluate performance of BA Bangunan firm. This research use the methode of Balanced Scorecard which balancing measurement of finance performance and non finance. In perspektif of finance can see from finance ratio. In perspective of customer emphasize at the customersatisfaction. In the perspective of internal business process, it emphasize at the innovation, operation and service after selling. In the perspective learning and growth emphasize on the education and employees training, and also employeessatisfaction. The research have result financial perspective estimation with enough performances, customer perspective with good performances, internal business process perspective with good performance, learning and growth perspective with good performance. At general we can assesd performanced of BA Bangunan firm is good and expected to be improved again.
Keyword: Financial Perspective, Customer perspective, Internal Bussines Process Perspective, Learning and Growth Perspective.
VII
ANALISIS BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Kasus PT. BA Bangunan)
Oleh:Mohamad Wildan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja PT. BA Bangunan. Penelitian ini menggunakan metode balanced scorecard yang menyeimbangkan pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Perspektif keuangan dilihat dari rasio keuangan. Perspektif pelanggan menekankan pada kepuasan pelanggan. Perspektif proses bisnis internal menekankan pada inovasi, operasi, dan pelayanan purna jual. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menekankan pada pendidikan dan pelatihan karyawan serta kepuasan karyawan. Penelitian ini menghasilkan penilaian perpektif keuangan dengan kinerja cukup baik, perspektif pelanggan dengan kinerja baik, perspektif proses bisnis internal dengan kinerja baik, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan kinerja baik. Secara umum dapat dinilai bahwa kinerja PT. BA Bangunan dapat dinyatakan baik, dan diharapkan dapat terus ditingkatkan lagi.
Kata kunci: Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
VIII
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin.
Atas berkat rahmat Allah SWT serta dengan memanjatkan puji syukur
kehadirat illahi rabbil Izzati yang maha suci, tak lupa shalawat serta salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabiyullah wa Rasulullah Muhammad
SAW/
Dengan penuh rasa tawakal dan syukur pada Allah SWT. Serta atas izin
dan ridho-Nya akhirnya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu
dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang semoga selalu dalam kasih
sayang Allah SWT.
1. Ayahanda dan Ibunda Tercinta serta adik-adikku yang selalu memberikan
kasih sayang, cinta, doa dan semangat yang tiada henti-hentinya, semoga
Allah melimpahkan kasih sayang dan balasan yang terbaik untuk kalian.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai dosen pembimbing I
dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas segala masukan dan
arahannya bagi penulis.
3. Ibu Rini, SE., Ak., M.Si sebagai dosen pembimbing II yang telah meluangkan
banyak waktunya, memberikan dukungan dan semangat kepada penulis,
memberi inspirasi di setiap pertemuan dan pembicaraan, serta memberikan
curahan tenaga dan pikirannya untuk membantu demi menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
4. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak Yahya Hamja, MM selaku penguji
ahli, Ibu Reskino, SE,. M.Si, selaku ketua dan Ibu Rahmawati, SE., MM
selaku Sekretaris.
5. Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi, Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM.
selaku penguji ahli I, Ibu Reskino, SE,. M.Si Selaku penguji ahli II.
IX
6. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
7. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
8. Bapak Suhendra S.Ag,. MM selaku Ketua Koordinator Teknis.
9. Ibu Rahmawati, SE,. MM selaku Sekretaris Koordinator Teknis.
10. Kepada seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selama
ini telah memberikan pelajaran, arahan dan bimbingannya.
11. Kepada seluruh Staf Akademik atas segala bantuan dalam seluruh proses
administrasi perkuliahan.
12. Kepada Direktur, Kepala dan Wakil Divisi, Kepala Toko serta Seluruh
Karyawan PT. BA Bangunan yang telah membantu kelancaran dalam
penyusunan skripsi.
13. Kepada someone spesial dihati dan keluarganya, terima kasih atas segala doa
dan semangatnya. Semoga kebaikan dirimu dan keluarga mendapat balasan
yang terbaik dari Allah SWT. (^^,RJ
14. Kepada sahabat setia dan seperjuangan Sol Abe, Bunda Meta, Ja Dini, Nene
Isti, Mpo Nina, Ce’ Mumun, Ca’ Dion, Ca’ Nafi, Ejun, Bang Lay, Iben, Aa,
Giri, Reza, Ka iki, Iis, Fiki, Nyun, Gicil, Anne, Ayoen, Bude Iss, Ibu Udoh,
Lulut, Iksi, Icha, Ifa. Dan seluruh saudaraku di FOSMA 165 UIN dan ATS
165 yang tak bisa kusebutkan semua namanya. Terima kasih atas doa,
motivasi dan semangatnya yang terus menerus kalian berikan untuk cepat-
cepat menyelesaikan skripsi. Semoga kebaikan yang kalian berikan dibalas
Allah SWT dengan balasan yang terbaik. Amin. Sangat bersyukur bisa
bertemu dengan kalian semua. =)
15. Kepada Susanto selaku guru Komprehensif, Wahyu, Ibin, Dodi, Iqbal,
Khania, Ulfa, Aci, Asep, Teguh, Mas Iwan, Mas Asmui teman seperjuangan
skripsi. Terima kasih atas semangat, arahan, bantuan dalam penyusunan
skripsi.
16. Kepada teman-teman jurusan akuntansi dan manajemen serta seluruh teman-
temanku di UIN yang tidak bisa kusebutkan namanya. Terima kasih atas
kebersamaannya selama ini.
X
17. Kepada teman-teman Karate UIN, Novaz, Tatik, Dadi, Yuni, Rhino, kang
Jay, Nas, Rabuman dan lainnya yang tak bisa kusebutkan nama-namanya.
Terima kasih atas semangat dan pengertiannya.
18. Para responden yang telah membantu sehingga kuesioner penelitian ini dapat
terisi.
19. Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebut satu persatu, yang secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis sejak awal hingga
selesainya skripsi ini.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Kritik dan saran membangun selalu penulis harapkan untuk
kemajuan penulis di kemudian hari.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
XI
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ……………………………………..
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF …………………………...
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI …………………………..
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………..
ABSTRAC …………………………………………………………………
ABSTRAK …………...…………………………………………………….
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
DAFTAR ISI …………………………………………………………….....
DAFTAR TABEL ….…………………...………………………………….
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
XI
XIII
XVI
XVII
BAB I. PENDAHULUAN ………..…………………………………….
A. Latar Belakang ……………………………………………..
B. Perumusan Masalah…………………………………………
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………..
1. Tujuan Penelitian ………………………………………
2. Manfaat Penelitian ……………………………………..
1
1
7
8
8
8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …...…………………………………...
A. Sistem Pengukuran Kinerja ………………………………...
1. Pengertian Pengukuran Kinerja ………………………..
2. Tujuan Pengukuran Kinerja ……………………………
3. Manfaat Pengukuran Kinerja …………………………..
B. Sistem Pengukuran Kinerja Balance Scorecard ……………
1. Sejarah Balance Scorecard ………………….................
2. Konsep Balance Scorecard …………………………….
3. Pengertian Balance Scorecard …………………………
4. Komponen-komponen Balance Scorecard ………….....
5. Perbedaan Balance Scorecard Dengan Sistem
9
9
9
10
11
12
12
16
22
25
XII
Pengukuran Tradisional ………………………………..
6. Keunggulan Balance Scorecard ………………………..
7. Faktor-faktor Pemacu Penggunaan Balance Scorecard ..
8. Hubungan Antara Ukuran-Ukuran Balance Scorecard
dan Strategi Perusahaan ………………………………..
9. Faktor-faktor Kendala Dalam Proses Penerapan
Balance Scorecard ……………………………………..
C. Kerangka Pemikiran ..............................................................
D. Penelitian Terdahulu .............................................................
36
37
40
41
43
45
46
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..…………....…………………
A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………….
B. Metode Penentuan Sampel …………………………………
C. Metode Pengumpulan Data ………………….……………..
D. Metode Analisis ……………………………………………
E. Operasional Variabel Penelitian ……………………………
49
49
49
50
52
55
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN …………………………
A. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………...
1. Sejarah Singkat Perusahaan ……………………………
2. Struktur Organisasi Perusahaan ……….……………….
B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard ……...
1. Perspektif Keuangan ……………………………………
2. Perspektif Pelanggan …………………………………...
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ….……………………
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ..…………...
C. Hasil Keseluruhan Analisis Balance Scorecad ……………..
59
59
59
67
79
79
90
108
110
125
BAB V. PENUTUP ………………………………………………………
A. Kesimpulan …………………………………………………
B. Implikasi ……………………………………………………
C. Keterbatasan ………………………………………………..
D. Saran ………………………………………………………..
130
130
132
132
133
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 134
XIII
DAFTAR TABEL
NO TABEL HALAMAN
1. Tabel Penelitian Terdahulu (2.1) 462. Tabel pengukuran masing-masing
perspektif dalam balance scorecard(3.1) 56
3. Tabel perhitungan CACL (4.1) 804. Tabel perhitungan TLTA (4.2) 825. Tabel perhitungan OPM (4.3) 836. Tabel perhitungan NIS (4.4) 857. Tabel perhitungan NITA (4.5) 878. Tabel perhitungan TATO (4.6) 889. Tabel Keseluruhan Rasio (4.7) 89
10. Gambaran distribusi kuesioner kepuasan pelanggan
(4.8) 90
11. Gambaran distribusi kuesioner kepuasan pemasok barang (supplier)
(4.9) 91
12. Hasil uji validitas atribut, produk dan jasa (pelanggan) Bumi Agung II
(4.10) 92
13. Hasil uji validitas citra (image) perusahaan (pelanggan) Bumi Agung II
(4.11) 92
14. Hasil uji validitas hubungan dengan pelanggan Bumi Agung II
(4.12) 92
15. Hasil uji validitas atribut, produk dan jasa (pelanggan) Bintang Mas
(4.13) 93
16. Hasil uji validitas citra (image) perusahaan (pelanggan) Bintang Mas
(4.14) 93
17. Hasil uji validitas hubungan dengan pelanggan Bintang Mas
(4.15) 94
18. Hasil uji validitas atribut, produk dan jasa (pelanggan) Sentosa
(4.16) 94
19. Hasil uji validitas citra (image) perusahaan (pelanggan) Sentosa
(4.17) 94
20. Hasil uji validitas hubungan denganpelanggan Sentosa
(4.18) 95
21. Hasil uji validitas atribut, produk, dan jasa (pemasok barang atau supplier)
(4.19) 95
22. Hasil uji validitas citra (image) perusahaan (pemasok barang atau supplier)
(4.20) 96
23. Hasil uji validitas hubungan dengan pemasok barang (supplier)
(4.21) 96
24. Hasil uji reabilitas pelanggan Bumi Agung II
(4.22) 97
25. Hasil uji reabilitas pelanggan Bintang Mas (4.23) 9726. Hasil uji reabilitas pelanggan Sentosa (4.24) 98
XIV
27. Hasil uji reabilitas pemasok barang (supplier)
(4.25) 98
28. Hasil pengukuran atribut produk dan jasa (pelanggan) Bumi Agung II
(4.26) 99
29 Hasil pengukuran atribut produk dan jasa (pelanggan) Bintang Mas
(4.27) 100
30. Hasil pengukuran atribut produk dan jasa (pelanggan) Sentosa
(4.28) 101
31. Hasil pengukuran atribut produk dan jasa (pemasok barang atau supplier)
(4.29) 102
32. Hasil pengukuran citra (image) perusahaan (pelanggan) Bumi Agung II
(4.30) 102
33. Hasil pengukuran citra (image) perusahaan (pelanggan) Bintang Mas
(4.31) 103
34. Hasil pengukuran citra (image) perusahaan (pelanggan) Sentosa
(4.32) 104
35. Hasil pengukuran citra (image) perusahaan (pemasok barang atau supplier)
(4.33) 105
36. Hasil pengukuran Hubungan dengan pelanggan Bumi Agung II
(4.34) 106
37. Hasil pengukuran dengan Hubungan pelanggan Bintang Mas
(4.35) 106
38. Hasil pengukuran dengan Hubungan pelanggan Sentosa
(4.36) 107
39. Hasil pengukuran hubungan dengan pemasok barang (supplier)
(4.37) 108
40. Gambaran distribusi kuesioner kepuasan karyawan
(4.38) 110
41. Karakteristik responden penelitian kepuasan karyawan
(4.39) 111
42. Hasil uji validitas kapabilitas karyawan Bumi Agung II
(4.40) 113
43. Hasil uji validitas kapabilitas sistem informasi Bumi Agung II
(4.41) 113
44. Hasil uji validitas motivasi,pemberdayaan dan keselarasan Bumi Agung II
(4.42) 114
45. Hasil uji validitas kapabilitas karyawan Bintang Mas
(4.43) 114
46. Hasil uji validitas kapabilitas sistem informasi Bintang Mas
(4.44) 114
47. Hasil uji validitas motivasi,pemberdayaan dan keselarasan Bintang Mas
(4.45) 115
48. Hasil uji validitas kapabilitas karyawan Sentosa
(4.46) 115
49. Hasil uji validitas kapabilitas sistem informasi Sentosa
(4.47) 116
XV
50. Hasil uji validitas motivasi,pemberdayaan dan keselarasan Sentosa
(4.48) 116
51. Hasil uji reabilitas karyawan Bumi Agung II
(4.49) 117
52. Hasil uji reabilitas karyawan Bintang Mas (4.50) 11753. Hasil uji reabilitas karyawan Sentosa (4.51) 11854. Hasil pengukuran kapabilitas karyawan
Bumi Agung II(4.52) 119
55. Hasil pengukuran kapabilitas karyawan Bintang Mas
(4.53) 120
56. Hasil pengukuran kapabilitas karyawan Sentosa
(4.54) 120
57. Hasil pengukuran kapabilitas sistem informasi Bumi Agung II
(4.55) 121
58. Hasil pengukuran kapabilitas sistem informasi Bintang Mas
(4.56) 122
59. Hasil pengukuran kapabilitas sistem informasi Sentosa
(4.57) 122
60. Hasil pengukuran motivasi, pemberdayaan dan keselarasan
(4.58) 123
61. Hasil pengukuran motivasi, pemberdayaan dan keselarasan
(4.59) 124
62. Hasil pengukuran motivasi, pemberdayaan dan keselarasan
(4.60) 124
63. Hasil keseluruhan pengukuran kepuasaan kinerja pelanggan
(4.61) 127
64. Hasil keseluruhan pengukuran kepuasaan kinerja karyawan
(4.62) 129
XVI
DAFTAR GAMBAR
NO GAMBAR HALAMAN
1. Peran Awal Balance Scorecard (2.1) 142. Perkembangan Peran Balance Scorecard (2.2) 153. Perkembangan Implementasi Masa Kini
Peran Balance Scorecard (2.3) 16
4. Balance Scorecard Sebagai Suatu Kerangka Kerja Tindakan Strategis
(2.4) 21
5. Ukuran Utama Perspektif Pelanggan (2.5) 316. Kerangka Pemikiran (2.6) 457. Struktur Organisasi (4.1) 67
XVII
DAFTAR LAMPIRAN
NO KETERANGAN HALAMAN
1. Surat Keterangan Riset dari kampus 1392. Surat Keterangan Penerimaan Riset dari PT. BA Bangunan 1403. Neraca Bumi Agung II Tahun 2008 1414. Neraca Bintang Mas Tahun 2008 1425. Neraca Sentosa Tahun 2008 1436. Neraca Bumi Agung II Tahun 2009 1447. Neraca Bintang Mas Tahun 2009 1458. Neraca Sentosa Tahun 2009 1469. Kuesioner Pelanggan 14710. Kuesioner Supplier 15011. Keusioner Karyawan 15212. Hasil Penghitungan Kuesioner Pelanggan Bumi Agung II 15613. Hasil Penghitungan Kuesioner Pelanggan Bintang Mas 15714. Hasil Penghitungan Kuesioner Pelanggan Sentosa 15815. Hasil Penghitungan Kuesioner Pemasok Barang (Supplier) 15916. Hasil Penghitungan Kuesioner Karyawan Bumi Agung II 16017. Hasil Penghitungan Kuesioner Karyawan Sentosa 16018. Hasil Penghitungan Kuesioner Karyawan Bintang Mas 16119. Uji Validitas dan Realibel Pelanggan Bumi Agung II 16220. Uji Validitas dan Realibel Pelanggan Bintang Mas 16521. Uji Validitas dan Realibel Pelanggan Sentosa 16822. Uji Validitas dan Realibel Karyawan Bumi Agung II 17123. Uji Validitas dan Realibel Karyawan Bintang Mas 17424. Uji Validitas dan Realibel Karyawan Sentosa 177
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia usaha di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan dunia bisnis yang juga
mengalami suatu perubahan yang semakin kompleks dan semakin kompetitif.
Dalam lingkungan bisnis yang dinamik maka perusahaan-perusahaan harus
lebih peduli terhadap strategi yang telah dijalankan.
Perusahaan terus berupaya merumuskan dan menyempurnakan
strategi-strategi bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan
juga memerlukan pertimbangan terbaik dalam membawa perusahaan menuju
masa depan yang lebih baik. Pertimbangan terbaik hanya dapat dilakukan jika
manajemen strategi dilaksanakan secara komprehensif. Dengan demikian
perusahaan harus memiliki kompetensi agar dapat bertahan hidup dan mampu
bersaing.
Agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang di era
globalisasi yang semakin kompetitif ini maka dibutuhkan suatu pengukuran
kinerja yang lebih komprehensif. Perusahaan harus dapat menghubungkan
antara strategi jangka panjang dan strategi jangka pendek serta melakukan
perbaikan secara terus menerus untuk dapat memiliki keunggulan dalam
bersaing.
2
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan
perubahan besar yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran,
pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara
perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain.
Perubahan kondisi ekonomi dan sosial secara dinamis juga telah mengubah
secara drastis perilaku dan sikap konsumen. Dengan demikian banyaknya
pilihan produk dan jasa, konsumen memiliki ekspektasi yang lebih besar dari
sebelumnya. Mereka tidak hanya mengharapkan produk dan jasa yang
berkualitas tinggi, namun juga harga atas produk dan jasa yang terjangkau.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui efektif atau
tidaknya strategi yang telah digunakan perusahaan selama ini adalah dengan
cara mengukur kinerja perusahaan. Penilaian atau pengukuran kinerja
merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan, karena selain
berfungsi menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.
(Srimindarti. 2004:2)
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang
penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan
perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan
tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajeman juga
dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk
mengevaluasi pada periode yang lalu.
3
Metode penilaian kinerja menggunakan laporan keuangan memang
cara termudah dalam menilai kinerja manajemen. Ukuran-ukuran keuangan
tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena
tidak diperhatikan hal-hal lain di luar sisi finansial misalnya sisi pelanggan
yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua
hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan,
Norton,1996:234).
Pengukuran kinerja yang hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran
keuangan tidaklah cukup dan faktanya dapat menjadi disfungsional karena
beberapa alasan. Pertama, hal itu dapat mendorong tindakan jangka pendek
yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Kedua,
manajer unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna untuk
jangka panjang, guna memperoleh laba jangka pendek. Ketiga, menggunakan
laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi
antara manajer unit bisnis dengan manajer senior. Keempat, pengendaliam
keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data
(Anthony dan Govindarajan, 2005:171)
Pengukuran kinerja perusahaan yang terlalu ditekankan pada sudut
pandang finansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tentu saja
tidak kalah pentingnya. Seperti, pengukuran kepuasan pelanggan dan proses
adaptasi dalam suatu perubahan sehingga dalam suatu pengukuran kinerja,
diperlukan suatu keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dan
pengukuran kinerja non finansial. Keseimbangan antara pengukuran kinerja
4
finansial dan non finansial ini akan dapat membantu perusahaan dalam
mengetahui dan mengevaluasi kinerja secara keseluruhan (Monika, 2000:23).
Menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat
menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai
dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan.
Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek
dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi
kepentingan jangka panjang. Untuk mengatasi kekurangan ini, maka
diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan
dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan,
proses bisnis internal serta proses belajar dan berkembang
(Mutasowifin,2002:245).
Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek
keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan
Balanced Scorecard. Dengan demikian metode balanced scorecard para
manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka
melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan
kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Serta menunjukkan
bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya (Amin
Wijaya Tunggal, 2002:1)
Pada tahun 1990, Kaplan dan Norton memperkenalkan suatu sistem
pengukuran kinerja yang disebut dengan balance scorecard. Sejak tahun itu
pula mereka mensponsori studi tentang “Pengukuran Kinerja Dalam
5
Organisasi Masa Depan”. Studi tersebut didorong oleh kesadaran bahwa pada
waktu itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh semua perusahaan
tidak memadai lagi. Balance scorecard digunakan untuk menyeimbangkan
usaha dan perhatian eksekutif pada kinerja keuangan dan non keuangan. Hasil
studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di
masa depan diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat
perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Ukuran-ukuran
tersebut disebut balance scorecard. Dengan demikian balance scorecard
memiliki keistimewaan dalam cakupan pengukuran yang komprehensif yang
mencakup perspektif keuangan dan perspektif non keuangan.
Tujuan dan pengukuran dalam balance scorecard bukan hanya
penggabungan dari ukuran keuangan dan non keuangan yang ada, melainkan
merupakan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi
dan strategi dari suatu unit usaha, misi dan strategi tersebut harus
diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata (Teuku Mirza,
1997:14)
Perusahaan dagang adalah bentuk organisasi yang bergerak dibidang
jual-beli dan pendistribusian barang. Didalam organisasinya terdapat banyak
aktivitas, yang diselenggarakan berbagai jenis profesi, baik profesi penjual,
pembeli dan distributor (pengirim barang). Untuk dapat menjalankan
fungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh yang dimulai dari
proses perencanaan strategik, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
6
Suatu perencanaan strategik dapat disebut baik apabila perencanaan tersebut
dapat ditindaklanjuti secara praktis kedalam program-program operasional
yang berorientasi kepada economic, equity, dan quality. Artinya perusahaan
harus dikelola secara efektif dan efisien, melayani segala lapisan masyarakat
dengan pelayanan yang berkualitas.
“The BSC was designed to provide management with an overaching view of their organization’s overall performan in a relation to its goals. It does not focus on any one specific aspect of the organization, such as finances, but rather seeks to translate an organization’s strategic objectives into coherent set of performance measures while minimizing information overload. The scorecard provides a balanced view of the organization and the benefits and risk of strategic and operational decisions. This tool can also help staff and stakeholders, including the public, to better understand and organizations that adopted a BSC reported a number of benefits: alignment of the organization around its mission and strategies; facilitation, monitoring, and assessment of strategy implementation; a mechanism for communiocation and collaboration; Assignment of accountability for performance at all levels of the organization; Contual feedback on the strategy and opportunities for adjustment” (Woodward, Manuel, dan Guel, 2004:6)
Teknik balanced scorecard kini mulai banyak mendapat perhatian
praktisi maupun peneliti manajemen, padahal keempat perspektif dari
balanced scorecard ini, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal serta pembelajaran dan pertumbuhan adalah hal-hal yang
konvensional dalam perusahaan. Ternyata, perhatian yang demikian itu tidak
terlepas dari kemampuan teknologi informasi yang memasyarakat. Keempat
perspektif menawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan
jangka pendek, yaitu hasil yang diinginkan, pemicu kinerja, dan tolok ukur.
(Mulyadi, 2001:10)
Penelitian sebelumnya tentang balanced scorescard banyak dilakukan
oleh peneliti salah satunya dilakukan oleh Slamet Mulyono (2009) dengan
7
judul “analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan metode balance
scorecard” penelitian tersebut dilakukan pada Rumah Sakit Umum Pusat
Fatmawati, dengan tujuan untuk mengetahui bukti empiris tentang kinerja
Rumah Sakit jika diukur dengan menggunakan metode balance scorecard.
Hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa kinerja Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati yang diukur dengan balance scorecard menunjukkan bahwa
kinerja RSUP Fatmawati cukup baik dan diharapkan dapat lebih ditingkat lagi
kinerjanya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya pada RSUP Fatmawati, maka ada
keinginan untuk meneliti kinerja perusahaan dagang yang berlokasi di daerah
Jakarta. Karena perusahaan dagang merupakan perusahaan yang mencakup
akan empat perspektif seperti perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan, ditambah dengan perspektif
pemasok barang (supplier). Dan menjadikan balance scorecard sebagai topik
dalam penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Balance Scorecard Dalam
Pengukuran Kinerja Perusahaan”. (studi kasus pada PT BA Bangunan)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalahnya adalah “bagaimanakah kinerja perusahaan jika dilihat dari
penerapan balance scorecard yang mencakup perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan dalam dalam pengukuran kinerja perusahaan?”.
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja
perusahaan jika dilihat dari penerapan balance scorecard yang mencakup
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal
bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
2. Manfaat penelitian
a. Bagi Penulis. Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan
dapat memberikan gambaran umum yang lebih jelas mengenai
penerapan balance scorecard. Serta untuk memenuhi sebagian syarat-
syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Auditing, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi perusahaan Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan
serta dapat lebih meningkatkan prestasi kinerja yang telah dicapai
sebelumnya.
c. Bagi pihak lain. Dijadikan bahan kepustakaan serta hasil penelitian ini
sebagai suatu informasi bagi penelitian serupa atau peneliti-peneliti
lain yang berkaitan dengan penelitian balance scorecard. Dan hasil
penelitian sebagai dasar perumusan kebijakan bagi manajemen
perusahaan sebagai landasan dalam perencanaan dan pengendalian
kinerja di masa yang akan datang.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pengukuran Kinerja
1. Pengertian Pengukuran Kinerja
Penilaian pada intinya adalah ukuran nilai ekonomis pada suatu
periode berdasarkan tingkat diskonto yang mencerminkan kinerja modal
(Kuncoro, 2005:268). Mulyadi (2001:419) mendefinisikan penilaian
kinerja sebagai penentu secara periodik efektifitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar
dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada
dasarnya di operasikan oleh sumber daya manusia maka penilaian kinerja
sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam
melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.
Pengukuran kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku
manusia dalam melaksanakan tugas atau peran yang dimainkannya dalam
mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, pengukuran kinerja dalam sebuah
perusahaan merupakan suatu proses umpan balik yang menyediakan
informasi tentang seberapa baik kesesuaian suatu tindakan dengan rencana
yang dibuat sebelumnya. Bagi setiap organisasi, penilaian kinerja
merupakan suatu kegiatan yang penting. Ukuran tersebut dapat sebagai
ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu dan dapat
dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi.
10
Jadi pengertian kinerja dapat disimpulkan sebagai suatu usaha
formal yang dilaksanakan secara sistematik dalam mengevaluasi hasil-
hasil dari suatu aktivitas yang telah dilakukan atas pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki perusahaan dalam satu periode untuk mengetahui
apakah hasilnya sudah sesuai dengan rencana atau menyimpang.
2. Tujuan Pengukuran Kinerja
Tujuan pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2001:416) adalah
sebagai berikut:
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
Pengukuran kinerja memperhatikan suatu hubungan antara
perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan dengan hasil yang telah
dicapai perusahaan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan.
Perencanaan yang berisi strategi-strategi yang bertujuan untuk
kelangsungan hidup perusahaan haruslah dapat diukur karena kita tidak
dapat mengelola apapun dengan baik jika yang direncanakan tidak dapat
diukur.
Untuk menjaga agar perusahaan dapat terus bertahan dalam
menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif maka diperlukan
suatu pengukuran kinerja yang merupakan alat bagi manajemen dalam
mengevaluasi kerjanya untuk menilai berhasil atau tidaknya strategi yang
telah ditetapkan.
11
Pengukuran kinerja yang ada harus dapat menggabungkan tujuan
jangka panjang dengan tujuan jangka pendek perusahaan sehingga
perusahaan memiliki pengukuran kinerja yang dapat mendorong
perusahaan menjadi lebih baik dalam mencapai tujuan perusahaan.
3. Manfaat Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dapat dimanfaatkan sebagai proses untuk
mengidentifikasi bagian dalam organisasi yang memerlukan koreksi atau
penyesuaian rencana dan pengendalian aktivititas masa yang akan datang.
Menurut Mulyadi (2001:416), penilaian kinerja dapat dimanfaatkan
oleh manajemen untuk:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan karyawan
seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
12
B. Sistem Pengukuran Kinerja Balance Scorecard
Pada umumnya perusahaan menilai kinerja perusahaan dengan
melihat pada aspek keuangan saja. Pengukuran kinerja yang hanya melihat
dari sisi keuangan saja pada saat ini dinilai sudah tidak memadai lagi. Hal
tersebut dikarenakan ketidakmampuan untuk mengukur harta tidak berwujud
(Intangible Asset) dan harta intelektual (sumber daya manusia). Selain itu,
aspek keuangan hanya mengukur kinerja masa lalu perusahaan dengan tujuan
peningkatan laba jangka pendek dan cenderung mengabaikan tujuan jangka
panjang perusahaan (Kusumastuti, 2006:3).
1. Sejarah Balance Scorecard
Awalnya balance scorecard digunakan untuk mengatasi
permasalahan mengenai kelemahan sistem pengukuran kinerja yang
berfokus pada aspek keuangan, kemudian perkembangan perwujudannya.
Balance scorecard digunakan tidak hanya sebagai alat pengukur kinerja
tetapi berkembang sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana
strategik.
a. Sejarah awal
Pada sebelum tahun 1990-an, pengukuran kinerja eksekutif
diukur hanya berdasarkan perspektif keuangan. Akibatnya, perhatian
utama dan usaha eksekutif lebih dipusatkan pada kinerja jangka
pendek untuk mewujudkan kinerja keuangan, sehingga timbulnya
kecenderungan untuk mengabaikan kinerja nonkeuangan seperti
kepuasan customers, produktivitas, dan proses untuk menghasilkan
13
produk dan jasa, serta keberdayaan dan komitmen karyawan dalam
menghasilkan produk dan jasa.
Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute bagian riset kantor
akuntan publik KPMG di USA dipimpin oleh David P Norton
mensponsori studi tentang “Pengukuran Kinerja dalam Organisasi
Masa Depan” yang didorong kesadaran bahwa pengukuran kinerja
keuangan tidak lagi memadai. Dari studi tersebut dihasilkan sebuah
artikel “Balance Scorecard Measures That Drive Performance” dalam
Harvard Bussines Review (Januari-Februari 1992) yang
menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa
depan, diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat
perspektif: keuangan, customers, proses bisnis intern serta
pembelajaran dan pertumbuhan (Mulyadi, 2001). Ke empat ukuran ini
disebut balance scorecard yang menyeimbangkan dan cukup
komprehensif agar keberhasilan kinerja perusahaan sustainable
(berjangka panjang).
Gambaran singkat mengenai sejarah awal balance scorecard
digunakan dalam organisasi dapat dilihat dari gambar 2.1 sebagai
berikut:
14
b. Perkembangan
Balance scorecard pada tahap berikutnya diperluas
penerapannya pada proses perencanaan strategik setelah keberhasilan
pada tahun 1992. Kemudian mulai pertengahan tahun 1993,
Renaissance Solutions Inc (RSI) sebuah perusahaan konsultasi yang
dipimpin oleh David P Norton (semula CEO Nolan Norton Institute
menerapkan pendekatan ini pada beberapa perusahaan kliennya yang
sejak itu berkembang sebagai inti manajemen strategi (strategic
management system)). Keberhasilan ini dilaporkan dalam suatu artikel
di Harvard Bussiness Review (januari-februari 1996) yang berjudul
“Using balance Scorecard as a Strategic Management System”.
Pendekatan ini disamping digunakan untuk menghasilkan rencana
Gambar 2.1Peran awal Balance Scorecard
Perumusan Strategi
Perencanaan Strategik
Penyusunan Program
Penyusunan Anggaran
Implementasi
Pemantauan
Tahap awal perkembangan (1990-1992) sebagai pengukuran kinerja komprehensif
Sumber : (Mulyadi, 2001. Alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda kinerja keuangan perusahaan).
15
strategik yang komprehensif, juga digunakan untuk menghasilkan
rencana yang koheren antara satu sasaran dengan yang memiliki
hubungan sebab akibat (Mulyadi, 2001) seperti gambar dibawah ini:
c. Implementasi Pada Masa Kini
Pada tahun 2000 pendekatan ini telah menjadi inti sistem
manajemen strategik bagi seluruh personel perusahaan terutama
perusahaan yang telah memanfaatkan secara intensif teknologi
informasi dalam operasi bisnisnya. Dengan teknologi informasi,
balance scorecard dikomunikasikan ke seluruh personel dan
koordinasasi perwujudan berbagai sasaran strategik yang telah
ditetapkan dapat dilakukan.
Gambar 2.2Perkembangan Peran Balance Scorecard
Perumusan Strategi
Perencanaan Strategik
Penyusunan Program
Penyusunan Anggaran
Implementasi
Pemantauan
Tahap awal perkembangan (1990-1992) sebagai pengukuran kinerja komprehensif
Sumber : (Mulyadi, 2001. Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan
(1993-1995) selanjutnya diterapkan untuk rencana strategik yang komprehensif dan koheren
16
Jika pada awalnya pendekatan ini hanya dimanfaatkan untuk
memperluas perspektif rencana strategik yang disusun, maka
perkembangan yang terakhir ini sudah dimanfaatkan sebagai
menghasilkan konsensus dari knowledge worker dalam menetapkan
berbagai sasaran strategik yang akan mewujudkan visi oleh
perusahaan, seperti gambar dibawah ini:
2. Konsep Balance Scorecard
Balance scorecard digambarkan sebagai tombol-tombol dan
indikator-indikator cockpit pesawat udara yang mengungkapkan mengenai
ketinggian pesawat, temperatur udara, kecepatan atau posisi pesawat yang
harus dipertimbangkan pilot untuk mengendalikan pesawat. Seorang pilot
Gambar 2.3Perkembangan Implementasi Masa Kini Peran Balance Scorecard
Perumusan Strategi
Perencanaan Strategik
Penyusunan Program
Penyusunan Anggaran
Implementasi
Pemantauan
Sumber : (Mulyadi, 2001. Alat Manajemen Kontemporer Untuk PelipatgandaKinerja Keuangan Perusahaan
Untuk menafsirkan dampak hasil analisis lingkungan makro dan industri dan untuk analisis SWOT
Untuk menerjemahkan strategi ke dalam action plans yang komprehensif dan koheren
Kerangka balance scorecarddigunakan untuk pengukuran secara komprehensif kinerja personel
17
harus mampu memproses informasi dari semua instrument dalam
mengemudikan pesawat mereka. Demikian halnya kompleksitas
mengelola perusahaan yang mengharuskan seorang manajer untuk mampu
melihat secara seimbang faktor yang mempengaruhi kinerja suatu
organisasi secara keseluruhan.
Balance scorecard terkonsep dari dua kata yaitu: Kartu skor
(scorecard) dan berimbang (balance). Kartu skor adalah kartu yang
digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu ini
digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan seseorang
di masa depan. Melalui kartu skor ini, skor yang akan diwujudkan di masa
depan dibandingkan dengan hasil kinerja yang sesungguhnya. Output
perbandingan ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja personel.
Berimbang berarti bahwa kinerja seseorang diukur secara berimbang dari
dua aspek yakni keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka
panjang, intern dan ekstern. Jadi, untuk mewujudkan skor di dalam kartu
skor di masa depan, maka harus memperhatikan keseimbangan dalam
pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan, kinerja jangka pendek
dan jangka panjang serta kinerja yang bersifat intern dan ekstern (Mulyadi,
2005:1 dalam Dhika Pratiwi 2007:13).
Kaplan dan Norton menjelaskan inovasi balance scorecard sebagai
berikut :
“The balance scorecard retains traditional financial measures. But financial measures tell the story of past event, an adequate story industrial age companies for which investment in long term capabilities andcustomer relationship were not: critical for success. These financial
18
measures are an adequate, however, for guiding and create future value through investment in customers, suppliers, employees, processes, technology and innovation”. (Paul Averson, 2000)
Balance scorecard tetap mempertahankan berbagai ukuran
finansial tradisional. Akan tetapi ukuran finansial hanya menjelaskan
berbagai peristiwa masa lalu yang cocok untuk perusahaan abad industri
yang investasi dalam kapabilitas jangka panjang dan hubungan dengan
pelanggan bukanlah faktor penting dalam mencapai keberhasilan, tetapi
berbagi ukuran finansial tersebut tidak memadai untuk menuntun dan
mengevaluasi perjalanan yang harus dilalui perusahaan abad informasi
dalam menciptakan nilai masa depan melalui investasi yang ditanamkan
pada pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi dan inovasi (Kaplan
dan Norton, 2000:22).
Balance scorecard menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke
dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberikan kerangka
kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis. Selain itu, balance
scorecard memuat seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu melalui
ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Seperangkat ukuran itu
tertuang dalam empat perspektif yang seimbang akan digunakan untuk
mengukur kinerja perusahaan. Keempat perspektif itu adalah perspektif
finansial, perspektif pelanggan (customers), perspektif proses bisnis
internasional serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and
growth).
19
Balance scorecard memungkinkan perusahaan mencatat hasil
kinerja finansial sekaligus memantau perjalanan kemajuan perusahaan
dalam membangun kemampuan untuk pertumbuhan dimasa yang akan
datang. Anthony dan Govin Darojan didalam Tangkilisan (2003:110),
menyatakan bahwa penerapan balance scorecard sebagai sistem
pengukuran kinerja organisasi mendasarkan pada asumsi-asumsi:
a. Ukuran-ukuran finansial yang berdiri sendiri tidak cukup untuk
mengoperasikan sebuah organisasi.
b. Perhatian yang khusus harus dilakukan pada pengembangan ukuran-
ukuran non finansial.
Balance scorecard tidak hanya sebagai sistem pengukuran atau
operasional saja, tetapi perusahaan yang inovatif menggunakannya sebagai
sebuah sistem manajemen strategik untuk mengelola strategi jangka
panjang. Perusahaan menggunakan sebagai fokus pengukuran untuk
menghasilkan berbagai proses manajemen yaitu:
a. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi. Proses scorecard
dimulai dengan tim manajemen senior yang bersama-sama
menerjemahkan strategi unit bisnis ke dalam berbagai tujuan strategis
yang spesifik sehingga visi dan misi dari perusahaan dapat diperjelas
dalam strategi dan menghasilkan konsensus atau kesatuan pemahaman
didalam kelompok eksekutif senior untuk pengembangan balance
scorecard. Tujuan scorecard menjadi tanggungjawab tim manajemen
sebagai kerangka kerja serangkaian proses manajemen.
20
b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran
strategis. Scorecard memberikan dasar untuk mengkomunikasikan
strategi unit bisnis dan mendidik para eksekutif untuk berkomitmen
dalam dialog tidak hanya mengenai sasaran finansial jangka pendek
tetapi juga perumusan dan pelaksanaan strategi yang menghasilkan
terobosan kinerja masa depan.
c. Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai
inisiatif strategis. Balance scorecard digunakan untuk menetapkan
sasaran, memadukan inisiatif strategis, mengalokasikan sumber daya
dan menetapkan tonggak-tonggak penting. Perencanaan dan proses
manajemen penetapan sasaran memungkinkan perusahaan untuk:
1. Mengukur hasil jangka panjang yang ingin dicapai.
2. Mengidentifikasi mekanisme dan mengusahakan sumber daya
untuk mencapai hasil tersebut.
3. Menetapkan tonggak-tonggak jangka pendek bagi ukuran finansial
dan non finansial scorecard.
d. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis. Scorecard
mengartikulasikan visi bersama, memberikan umpan balik strategis
dan memfasilitasi tinjauan ulang dan pembelajaran strategi (gambar
2.4). Balance scorecard menerjemahkan misi dan strategi kedalam
berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun pada empat perspektif:
finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Scorecard memberikan kerangka kerja, bahasa untuk
21
mengkomunikasikan misi dan strategi dan menggunakan pengukuran
untuk memberikan informasi kepada pekerja tentang faktor yang
mendorong keberhasilan saat ini dan yang akan datang (Kaplan dan
Norton, 2000:11).
Gambar 2.4Balance Scorecard Sebagai Suatu Kerangka Kerja Tindakan Strategis
Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi: Memperjelas visi Menghasilkan konsensus
Mengkomunikasikan dan menghubungkan: Mengkomunika
-sikan dan mendidik
Menetapkan tujuan
Mengaitkan imbalan dengan ukuran kinerja tonggak
Merencanakan dan menetapkan sasaran: Menetapkan
sasaran Memadukan
inisiatif strategis Mengalokasikan
sumber daya Menetapkan
tonggak-tonggak penting
Umpan balik dan pembelajaran strategis: Mengartikulasikan visi
bersama Memberikan umpan
balik strategis Memfasilitasi tinjauan
ulang dan pembelajaran strategi
Balance Scorecard
Sumber : (Kaplan dan Norton, 2000. “Using Balance Scorecard as a strategic Management system”.)
22
3. Pengertian Balance Scorecard
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000), definisi
balance Scorecard adalah:
Balance scorecard adalah suatu kerangka kerja baru yang mengintegrasikan separangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran kinerja masa depan. Kinerja perusahaan diukur dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Mulyadi dan Johny Setyawan (2001) dalam bukunya yang berjudul
sistem perencanaan dan pengendalian manajemen, mendefinisikan balance
scorecard sebagai berikut:
Balance scorecard adalah sekumpulan ukuran kinerja yang mencakup empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Balance scorecard berarti bahwa dalam pengukuran kinerja harus terdapat keseimbangan antara keuangan dan non keuangan.
Sementara, Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) dalam
Sony Yuwono (2006:8) mendefinisikan balance scorecard adalah:
Pengukuran dan pengaturan sistem yang memperlihatkan kinerja unit bisnis berdasarkan empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, proses pembelajaran dan pertumbuhan.
Pengertian-pengertian Balance scorecard diatas, maka dapat
disimpulkan balance scorecard mengintegrasikan seperangkat ukuran
yang memberikan pemahaman tentang kinerja bisnis secara komprehensif
yang meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Proses pengendalian manajemen, balance scorecard merupakan
salah satu model sistem pengukuran kinerja yang memerlukan penetapan
23
lebih duhulu sasaran-sasaran unit bisnis dan kemudian mengukur dari
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Metodologi balance scorecard dibangun berdasarkan konsep
manajemen yang pernah ada seperti sebelumnya seperti: Total Quality
Management (TQM) Customer Defined Quality, Continous Improvement,
Employee Empowerment dan paling penting Measurement Based
Management and Feedback (Amin, Widjaya Tunggal, 2009:324).
Pengukuran kinerja yang komprehensif dalam perspektif keuangan
dan non keuangan dapat disusun dengan langkah-langkah penetapan
strategi, penetapan ukuran strategi, implemantasi strategi, dan review
ukuran dan hasil-hasil pengukurannya secara integrasi.
Sebagai suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif,
balance scorecard dimaksudkan untuk menjawab empat pertanyaan pokok
berikut ini:
1. Bagaimana pemegang saham memandang perusahaan? (perspektif
keuangan)
2. Bagaimana pandangan pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif
pelanggan)
3. Apa yang menjadi unggulan perusahaan dan proses bisnis apa yang
ditingkatkan atau diperbaiki? (perspektif proses bisnis internal)
24
4. Apakah perusahaan dapat meningkatkan dan menciptakan value bagi
customers secara kesinambungan? (perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan)
Model balance scorecard memperagakan hubungan sebab akibat
antara sasaran keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran
dan pertumbuhan secara berjenjang sebagai ukuran kinerjanya. Cara yang
baik dalam melayani konsumen dapat meningkatkan pelayanan dan
mengurangi tingkat kesalahan dalam pelayanan. Peningkatan kepercayaan
pelanggan, dan pada akhirnya pencapaian sasaran tersebut akan
mendorong peningkatan pendapatan, dan menghasilkan peningkatan laba.
Dengan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan maka balance scorecard dapat diterapkan pada berbagai
perusahaan, baik milik swasta maupun perusahaan milik negara,
perusahaan yang berorientasi memperoleh laba (nirlaba) karena empat
perspektif tersebut sudah mencakup perspektif yang dibutuhkan untuk
menilai kinerja organisasi.
Balance scorecard hanya akan efektif dan memberikan manfaat
pada perusahaan yang mempunyai visi jauh kedepan karena penerapan
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan harus ditunjang dengan
investasi yang tidak murah dan tidak dapat dipenuhi dalam satu periode
akuntansi.
25
4. Komponen-komponen Balance Scorecard
Konsep balance scorecard membagi pengukuran kinerja dalam
perspektif keuangan dan persektif non keuangan. Balance scorecard terdiri
dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut saling menyeimbangkan antara
satu dengan lainnya guna memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan.
a. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam balance
scorecard karena ukuran finansial sangat penting dalam memberikan
ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang diambil. Perspektif
keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan
jangka panjang.
Menurut Kaplan dan Norton (2000:48), ukuran kinerja
keuangan menunjukkan apakah strategi, sasaran strategic, inisiatif
strategic dan implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam
menghasilkan laba bagi perusahaan, kemudian mengidentifikasikan
tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu pertumbuhan (growth),
bertahan (sustain stage) dan menuai (harvest) yang akan dijabarkan
berikut ini:
1. Tahapan Pertumbuhan (Growth)
Tahapan ini merupakan tahap awal dari siklus kehidupan
perusahaan. Perusahaan-perusahaan pada tahap ini menghasilkan
26
produk atau jasa yang memiliki potensi pertumbuhan. Untuk
memanfaatkan potensi ini perusahaan harus melibatkan sumber
daya yang cukup banyak untuk mengembangkan dan
meningkatkan berbagai produk atau jasa, membangun dan
memperluas fasilitas produksi, dan sebagainya. Tujuan finansial
pada tahap pertumbuhan adalah persentase tingkat pertumbuhan
pandapatan dan petumbuhan penjualan.
2. Tahapan Bertahan (Sustain stage)
Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan masih
melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan
tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan
berupaya sekuat tenaga untuk mempertahankan pangsa pasar yang
dimilikinya. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada
besarnya tingkat pengembalian investasi yang dilakukan.
3. Tahapan Panen (harvest)
Sebagian bisnis akan mencapai tahap kedewasaan dalam
siklus hidupnya, tahap dimana perusahaan ingin menuai investasi
yang dibuat pada tahap sebelumnya. Perhatian dipusatkan pada
upaya meningkatkan efisiensi untuk memaksimumkan arus kas
masuk dari kegiatan operasi perusahaan dan tingkat penurunan
kebutuhan modal kerja.
27
Selain itu, dalam perspektif ini scorecard memungkinkan para
eksekutif senior untuk menetapkan bukan hanya ukuran mengevaluasi
keberhasilan jangka panjang tetapi juga variabel yang dianggap paling
penting untuk menciptakan dan mendorong tercapainya tujuan jangka
panjang. Setiap ukuran yang dipilih harus menjadi hubungan sebab
akibat yang berakhir pada tujuan finansial. Pada umumnya ukuran-
ukuran yang dipakai adalah rasio-rasio keuangan (Ahmad Rodoni dan
Herni Ali HT, 2010:178) seperti dibawah ini:
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan
untuk membiayai pengeluarannya dan biasanya sangat tergantung
pada sifat bisnis perusahaan tersebut. Rasio likuiditas disebut juga
dengan current ratio dengan rumus:
CACL = Aktiva Lancar . Kewajiban lancar
2. Rasio Leverage
Rasio financial leverage adalah alat dalam mempertimbangkan
kemungkinan kelalaian perusahaan pada kontrak hutang. Semakin
tinggi hutang perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya. Rasio ini disebut
juga rasio utang atau debt ratio (Keown et.al, 2001) dapat dihitung
dengan cara berikut:
TLTA = Total Kewajiban . x 100 % Total Aktiva
28
3. Rasio Profit Margin
Ratio profit margin mengukur tingkat efektifitas manajemen
perusahaan yang tercermin dari hasil yang dicapai perusahaan
dalam penjualan investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio yang
dipakai adalah operating profit margin yaitu rasio yang
menunjukkan besarnya laba hasil operasi (sesudah semua biaya
dan pengeluaran dikurangi kecuali bunga dan pajak) yang
dihasilkan dari setiap rupiah penjualan bersih. Operating profit
margin dapat dirumuskan sebagai berikut:
Operating Profit Margin = Operating Income . Net Sales
4. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai faktor pendorong
dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka
panjang, perusahaan menghasilkan keuntungan yang cukup dari
usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian
terus menerus akan segera memperburuk solvabilitas perusahaan
dan apabila perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan
memerlukan retained earning untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam jangka pendek, kerugian segera akan menurunkan likuiditas
perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
pembiayaan dari luar.
29
a. Laba bersih terhadap penjualan (Net Income/Sales)
Rasio ini biasanya disebut “margin laba” atas penjualan (profit
margin on sales) Weston dan Copeland, 2003), rasio ini
menunjukkan sebaik apakah pengelolaan biaya operasi, apakah
perusahaan telah menghasilkan banyak penjualan untuk
menutup biaya tetap dan masih menyisakan laba yang layak
(Gill dan Chatton, 2003). Rasio ini dirumuskan sebagai
berikut:
NIS = Laba Bersih x 100 % Penjualan
b. Laba bersih terhadap total aktiva (Net Income/Total Assets)
Rasio ini mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya
oleh perusahaan (Weston dan Copeland, 2003). Dengan
rumusnya :
NITA = Laba bersih x 100 % Total Aktiva
5. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukkan seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber daya (harta atau modal) yang dimilikinya.
Penggunaan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan
penjualan. Sebaliknya jika rendah maka menandakan
ketidakefektifan perusahaan menggunakan sumber daya, sehingga
dapat dikatakan kinerja perusahaan rendah. Rasio efektivitas yang
dipakai adalah Total Asset Turn-Over Ratio yaitu rasio yang
30
mengukur efisiensi penggunaan aktiva untuk menghasilkan
penjualan. Yang rumusnya :
Total Assets Turn-Over Ratio = Sales . Total Asset
b. Perspektif Pelanggan
Konsumen merupakan pihak luar yang setiap saat
menggunakan produk atau jasa sebuah perusahaan. Untuk memelihara
konsumen sebagai pelanggan maka berbagai langkah strategis dapat
dilakukan.
Keberadaan perusahaan adalah untuk memenuhi kebutuhan
konsumen (customers). Konsumen menjadi sangat penting karena
tidak ada perusahaan yang bisa bertahan hidup jika ditinggalkan oleh
konsumennya.
Dalam perspektif pelanggan, balance scorecard melihat bahwa
aspek pelanggan memainkan peranan penting dalam kehidupan
perusahaan. Dalam perspektif ini, kinerja diukur dari apa yang
menjadi keinginan dan kebutuhan para pelanggan menjadi hal yang
penting dalam perspektif ini (Kaplan dan Norton, 2000:58).
Customer akan merasa puas jika mereka mendapatkan produk
atau jasa yang memenuhi kebutuhan mereka pada waktu yang tepat
dan pada harga yang dipandang memadai bagi customer.
Perusahaan diharapkan mampu membuat segmentasi pasar dan
ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan
sasaran sesuai dengan kemampuan sumber daya dan rencana jangka
31
panjang perusahaan. Dalam perspektif pelanggan terdapat dua
kelompok perusahaan yaitu kelompok perusahaan inti pelanggan
(Customer Core Measurement Group) dan kelompok pengukur nilai
konsumen (Customer Value Measurement Group) (Kaplan dan
Norton, 2000:58). Kelompok perusahaan itu akan dijelaskan berikut
ini:
1. Customer Core Measurement Group
Customer Core Measurement Group memiliki beberapa
komponen pengukuran, yaitu market share (pangsa pasar),
customer retention (retensi pelanggan), customer acquisition
(akuisisi pelanggan), customer satisfaction (kepuasan pelanggan),
dan customer profitability (profitabilitas pelanggan). Dan terdapat
keterkaitan kelima ukuran tersebut digambarkan pada gambar 2.5
sebagai berikut:
Gambar 2.5Ukuran Utama Perspektif Pelanggan
pangsa pasar
kepuasan pelanggan
profitabilitas pelanggan
Akuisisi pelanggan
Retensi pelanggan
32
a) Market Share (pangsa pasar)
Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit
bisnis dipasar tertentu (dalam bentuk pelanggan, uang yang
dibelanjakan atau satuan volume yang terjual).
b) Customer Retention (retensi pelanggan)
Cara yang umumnya disukai untuk mempertahankan dan
meningkatkan pangsa pasar dalam segmen pelanggan diawali
dengan mempertahankan pelanggan yang ada disegmen
tersebut dan selain itu perusahaan menginginkan dapat
mengukur loyalitas pelanggan melalui persentase pertumbuhan
bisnis dengan pelanggan yang ada saat ini.
c) Customer Acquisition (akuisisi pelanggan)
Mengukur dalam bentuk relatif atau absolut keberhasilan unit
bisnis menarik atau memenangkan pelanggan dengan cara
banyaknya jumlah pelanggan baru di segmen yang ada.
d) Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan)
Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan produk
atau jasa.
e) Customer Profitability (profitabilitas pelanggan)
Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan
atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
tersebut.
33
2. Customer Value Measurement Group
Customer Value Measurement Group menggambarkan
atribut yang disajikan perusahaan dalam produk atau jasa yang
dijual untuk mencapai tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen.
Atribut yang disajikan perusahaan dibedakan menjadi tiga kategori,
yaitu:
a) Product or Services Attributes
Product or services attributes meliputi fungsi dari produk atau
jasa, harga, dan kualitas. Dalam hal ini, preferensi konsumen
berbeda-beda, ada konsumen yang mengutamakan fungsi dari
produk dan harga yang murah.
b) Customer relationship
Dimensi ini mencakup penyampaian produk atau jasa kepada
pelanggan yang meliputi dimensi waktu tanggap dan
penyerahan serta bagaimana perasaan pelanggan setelah
membeli produk atau jasa dari perusahaan yang bersangkutan.
c) Image and Reputation
Image and reputation menggambarkan faktor-faktor tidak
berwujud (intangible) yang menarik seorang konsumen untuk
berhubungan dengan perusahaan.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal mencakup identifikasi proses
yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan.
34
Dalam perspektif ini kinerja perusahaan diukur dari bagaimana
perusahaan dapat memproduksi produk atau jasa secara efektif dan
efisien.
Aktivitas penciptaan nilai perusahaan terangkai dalam suatu
rantai nilai yang dimulai dari proses perolehan bahan baku sampai
penyampaian produk atau jasa ke konsumen. Robert S. Kaplan dan
David P. Norton (2000:83) membagi proses bisnis internal menjadi
tiga, yaitu : inovasi, operasi, dan layanan purna jual.
1. Proses Inovasi
Dalam proses inovasi, perusahaan mengidentifikasi keinginan dan
kebutuhan para pelanggan di masa kini dan masa yang akan
datang dan menciptakan produk atau jasa untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan (Kaplan dan Norton, 1996 dalam
Darmawan Wibisono, 2006:110). Tolok ukur yang bisa dipakai
pada tahapan ini diantaranya persentase penjualan produk baru,
banyaknya produk baru yang dikembangkan, dan waktu
mengembangkan produk.
2. Proses Operasi
Proses operasi adalah proses menghasilkan dan menyampaikan
produk atau jasa kepada pelanggan. Tahap operasi merupakan
tahapan aksi dimana perusahaan secara nyata berupaya untuk
memberikan solusi kepada pelanggan dalam memenuhi keinginan
dan kebutuhannya. Tujuannya yaitu peningkatan kualitas proses,
35
peningkatan efisiensi proses, dan penurunan waktu proses.
3. Proses Pelayanan Purna Jual
Proses pelayanan purna jual adalah jasa pelayanan pada
pelanggan setelah penjualan produk atau jasa. Kegiatan layanan
purna jual meliputi penanganan garansi, layanan pemeliharaan
produk, layanan perbaikan produk rusak (reparasi).
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini mengidentifikasi penyediaan infrastruktur untuk
mendukung pencapaian dari tiga perspektif lainnya. Tujuannya adalah
terwujudnya keunggulan jangka panjang perusahaan dalam
lingkungan bisnis global melalui pengembangan potensi sumber daya
manusia. Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton, 2000:110),
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terdiri dari:
1. Kemampuan Pegawai
Kemampuan perusahaan sangat ditentukan oleh kompetensi dan
komitmen sumber daya manusia. Oleh karena itu, manajemen
perlu meningkatkan kemampuan pegawai. Tolok ukur yang
dipakai dalam employee capabilities adalah kepuasan karyawan,
loyalitas karyawan, dan produktivitas karyawan.
2. Kemampuan Sistem Informasi
Kemampuan sistem informasi dapat ditingkatkan lagi dengan
memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu pada
karyawan sehingga mereka dapat memperbaiki proses dan secara
36
efektif melaksanakan proses baru. Tolok ukur kinerja ini bisa
berupa tersedianya informasi dibandingkan dengan harapan
kebutuhannya, persentase karyawan yang bisa mengakses
informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas.
3. Motivasi, Pemberdayaan, dan Pensejajaran
Pegawai seharusnya tidak hanya memiliki keahlian yang
diperlukan, namun juga memiliki kebebasan, motivasi, dan
inisiatif untuk menggunakan keahlian tersebut secara efektif.
5. Perbedaan Balance Scorecard Dengan Sistem Pengukuran Tradisional
Ukuran kinerja tradisional merupakan suatu pendekatan kontrol
kinerja organisasi 50 tahun lebuh menekankan pada action oriented yang
memacu pada labour sebagai sebagian penting dalam biaya produksi.
Ukuran ini mempunyai keterbatasan salah satunya seperti perencanaan,
pengembangan sumber daya bukan merupakan bagian proses tujuan dan
sering kali manipulasi terhadap kinerja yang bernilai subyektif. Disamping
itu ukuran kinerja lebih merupakan faktor manajemen dalam
memberdayakan bawahannya untuk mencapai tujuan kinerja masing-
masing (Tangkilisan, 2003:114).
Manajemen tradisional hanya berfokus pada sasaran-sasaran yang
bersifat keuangan, sedangkan balance scorecard mencakup perspektif
yang lebih luas: keuangan, pelanggan, proses bisnis dan intern, serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Sasaran didalam tradisional tidak koheren
satu dengan lainnya seperti balance scorecard. Disamping itu,
37
karakteristik keterukuran dan seimbang tidak dimiliki oleh sistem
tradisional (Mulyadi, 2001:8).
6. Keunggulan Balance Scorecard
Seperti yang diuraikan diatas bahwa perbedaan dengan sistem
tradisional adalah tidak adanya karakteristik strategik, komprehensif,
koheren, seimbang, terukur, adaptif dan responsif terhadap perubahan
lingkungan bisnis serta focus terhadap tujuan perusahaan seperti yang
dimiliki balance scorecard. Maka dapat disimpulkan dari perbedaan
tersebut merupakan kelebihan balance scorecard seperti berikut (Suwardi
Luis, 2008:48):
a. Strategik. Balance scorecard tidak hanya menuntut personel untuk
merumuskan sasaran yang bersifat strategik dalam tahap perencanaan
strategik tetapi juga untuk mencari inisiatif-inisiatif strategik dalam
mewujudkan sasaran-sasaran strategik yang telah ditetapkan.
b. Komprehensif. Balance scorecard menekankan pengukuran kinerja
tidak hanya pada aspek kuantitatif saja, tetapi juga pada aspek
kualitatif. Aspek finansial dilengkapi dengan aspek customer, inovasi
dan market development merupakan fokus pengukuran integral.
Keempat perspektif menyediakan keseimbangan antara pengukuran
eksternal seperti laba pada pengukuran internal seperti pengembangan
produk baru. Keseimbangan ini menunjukkan trade off yang
dilakukan oleh manajer terhadap ukuran-ukuran tersebut mendorong
manajer untuk mencapai tujuan tanpa membuat trade off diantara
38
kunci-kunci sukses tersebut melalui empat perspektif balance
scorecard mampu memandang berbagai faktor lingkungan secara
menyeluruh. Selain itu, dari aspek kualitatif tersebut menghasilkan
manfaat seperti dibawah ini :
1) Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipatganda dan
berjangka panjang
2) Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis
yang kompleks.
c. Koheren. Didalam menghasilkan perencanaan strategik diantara
berbagai sasaran diperlukannya suatu personel untuk membangun
hubungan sebab akibat (causal relationship). Setiap sasaran strategik
yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai
hubungan kausal dengan sasaran keuangan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Koheren berarti adanya hubungan
sebab akibat antara keluaran yang dihasilkan sistem perumusan
strategik dengan keluaran dari sistem perencanaan strategik. Sasaran
strategik yang dirumuskan dalam sistem perencanaan strategik
merupakan penerjemahan visi, tujuan dan strategi yang dihasilkan
perumusan strategik.
d. Seimbang. Untuk menghasilkan kinerja keuangan jangka panjang
diperlukannya keseimbangan dalam sasaran strategik yang dihasilkan
dalam perencanaan strategik. Seimbang berarti adanya keseimbangan
pemusatan antara intern dan ektern, pemusatan proses (process
39
centric) dan orang (people centric) yakni pemusatan yang seimbang
diantara keempat perspektif.
e. Terukur. Balance scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang
tidak mudah diukur: pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan dengan menentukan ukurannya agar
dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan. Hasil dari perencanaan
strategik berupa keterukuran sasaran strategik memungkinkan
ketercapaian berbagai sasaran strategik dari perencanaan sistem
tersebut (Mulyadi, 2001:18-24).
f. Adaptif dan Responsif terhadap Perubahan Lingkungan Bisnis.
Pengukuran pada aspek keuangan tradisional melaporkan kejadian
masa lalu tanpa menunjukkan cara meningkatkan kinerja masa depan.
Aspek customer, inovasi dan pengembangan, learning memberikan
pedoman terhadap customer yang selalu berubah preferensinya.
g. Fokus terhadap Tujuan Perusahaan. Adapun tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai pada setiap perspektif adalah Barbara Gunawan (2000)
dalam Alicia (2009):
1) Perspektif keuangan, terwujudnya tanggungjawab ekonomi melalui
penerapan pengetahuan manajemen dalam pengolahan bisnis dan
peningkatan produktivitas yang dikuasai personil.
2) Perspektif pelanggan, terwujudnya tanggungjawab sosial sehingga
perusahaan dikenal secara luas sebagai perusahaan yang akrab
dengan lingkungan.
40
3) Perspektif proses bisnis internal, terwujudnya pelipatgandaan
kinerja seluruh personil perusahaan melalui implementasi.
4) Perpektif pembelajaran dan pertumbuhan, terwujudnya keunggulan
jangka panjang perusahaan lingkungan bisnis global melalui
pengembangan dan pemfokusan potensi sumber daya manusia.
7. Faktor-faktor Pemacu Penggunaan Balance Scorecard
Adanya kemajuan zaman dan teknologi menimbulkan banyak
persaingan yang menuntut perusahana untuk bertahan dan meningkatkan
kinerjanya. Faktor diatas merupakan contoh sederhana kebutuhan
pengimplementasian balance scorecard, dibawah ini diuraikan oleh
Mulyadi (2001:24-27) faktor-faktor pemacu lainnya sebagai berikut:
a. Lingkungan bisnis yang dimasuki perusahaan sangat kompetitif dan
turbulen. Lingkungan seperti ini menuntut perusahaan untuk:
1) Membangun keunggulan kompetitif melalui distinctive capability.
2) Membangun dan secara berkelanjutan memutakhirkan peta
perjalanan untuk mewujudkan masa depan perusahaan.
3) Menempuh langkah-langkah strategik dalam membangun masa
depan perusahaan.
4) Mengerahkan dan memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh
personel dalam membangun masa depan perusahaan.
b. Sistem manajemen yang digunakan oleh perusahaan tidak tepat
dengan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.
Karakteristik keadaan diatas seperti dibawah ini :
41
1) Sistem manajemen yang digunakan hanya mengandalkan
anggaran tahunan sebagai alat perencanaan masa depan
perusahaan.
2) Tidak terdapat kekoherenan antara rencanan jangka panjang
dengan rencana jangka pendek dan implementasiannya.
3) Sistem manajemen yang digunakan tidak mengikutsertakan secara
optimum seluruh personel dalam membangun masa depan
perusahaan.
8. Hubungan Antara Ukuran-ukuran Balance Scorecard dan Strategi
Perusahaan
Evan Jaelani (2009) mengatakan bahwa balance scorecard
merupakan konsep yang digunakan untuk mengukur suatu kinerja yang
ada dalam suatu perusahaan baik itu jasa maupun produksi atau
manufaktur dengan melihat empat perspektif dan kinerja yang ditunjukkan
oleh perusahaan tersebut. Sedangkan Riri Satria (2009) berpendapat bahwa
balance scorecard yang dibangun harus mencerminkan sinergi antar unit
bisnis dan mengimplementasikan value system yang dianut pada tingkat
korporat.
Seperti yang telah diungkapkan bahwa pendekatan ini
menyelaraskan balance scorecard dengan strategi perusahaan, sehingga
Kaplan dan Norton (2000) memberikan tiga prinsip yang memungkinkan
pendekatan ini untuk dikaitkan dengan strategi perusahaan sebagai berikut:
42
a. Hubungan sebab-akibat. Sebuah strategi adalah sekumpulan hipotesis
tentang hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat dapat
dinyatakan dengan suatu urutan pernyataan jika-maka (if-then). Sistem
pengukuran harus mengidentifikasikan dan membuat eksplisit urutan
hipotesis-hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara ukuran hasil
dengan faktor pendorong kinerjanya, misalnya keterkaitan antara
meningkatnya aktivitas pelatihan penjualan kepada para tenaga
penjual dengan peningkatan keuntungan melalui efektifitas penjualan
sebagai akibat dari pelatihan tersebut.
b. Hasil dan faktor pendorong kinerja. Faktor pendorong kinerja, lead
indicator adalah faktor-faktor yang khusus yang terdapat pada unit
bisnis tertentu. Faktor ini mencerminkan keunikan dari strategi unit
bisnis misalnya faktor pendorong finansial dari profitabilitas, segmen
pasar yang dipilih unit bisnis dan lain-lain. Balance scorecard yang
baik seharusnya memiliki campuran yang tepat dari ukuran hasil
(logging indicator) dan faktor pendorong kinerja (leading indicator)
yang telah disesuaikan kepada strategi unit bisnis. Ukuran hasil tanpa
faktor pendorong kinerja tidak akan mengkomunikasikan bagaimana
hasil tersebut dicapai.
c. Keterkaitan dengan masalah financial. Berdasarkan kesaksian para
pemenang pengusaha sukses menyatakan bahwa dari berbagai
masalah finansial yang dihadapi dibutuhkan keterkaitan operasional
dengan keberhasilan ekonomis perusahaan yang berarti tujuan
43
peningkatan kinerja unit bisnis akan tercapai bila finansial ditetapkan
sebagai tujuan akhir itu sendiri.
9. Faktor-faktor Kendala Dalam Proses Penerapan Balance Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (2000:167) bahwa para manajer
perusahaan telah menemukan bahwa scorecard memungkinkan mereka
menjembatani kesenjangan yang ada didalam perusahaan akan tetapi
adanya ketidakterikatan yang mendasar antara pengembangan dan
perumusan strategi dengan pelaksanaannya disebabkan oleh hambatan-
hambatan sistem manajemen tradisional yang digunakan perusahaan untuk
menentukan dan mengkomunikasikan strategi dan arah yang akan
ditempuh perusahaan, mengalokasikan sumber daya, menentukan tujuan
dan arah bagi departemen, tim dan perorangan, serta memberikan umpan
balik. Hambatan-hambatan itu adalah:
a. Visi dan Strategi tidak “Actionable”. Hambatan ini terjadi karena pada
saat pelaksanaan strategi perusahaan tidak mampu menerjemahkan
visi dan strateginya ke dalam istilah yang dapat dipahami dan
ditindaklanjuti atau tidak adanya konsensus yang tercipta dari kurang
pemahaman arti visi dan misi mereka.
b. Strategi Tidak Terkait Dengan Tujuan Departemen, Tim dan
Perorangan. Hambatan kedua ini muncul ketika kebutuhan jangka
panjang strategi unit bisnis tidak diterjemahkan ke dalam tujuan
departemen, tim dan perorangan. Hambatan ini mungkin muncul
akibat kegagalan para manajer sumber daya manusia untuk
44
memfasilitasi keselarasan tujuan perorangan dan tim dengan tujuan
secara keseluruhan.
c. Strategi Tidak Terkait Dengan Alokasi Sumber daya jangka panjang
kegagalan untuk mengaitkan program aksi dan alokasi sumber daya
dengan prioritas strategi jangka panjang perusahaan terjadi karena
banyak perusahaan memiliki pusat yang terpisah antara perencanaan
strategis jangka panjang dan anggaran belanja jangka pendek
(tahunan) yang berakibat pendanaan dan alokasi modal sering kali
tidak selaras prioritas-prioritas strategis.
d. Umpan Balik yang Statis Bukan Strategis. Hambatan terakhir ini
Karena kurangnya umpan balik tentang pelaksanaan dan keberhasilan
strategi. Sebagian besar sistem manajemen hanya menyediakan umpan
balik mengenai kinerja operasional jangka pendek dan umpan balik
pada ukuran keuangan yang biasanya merupakan perbandingan hasil
sesungguhnya dengan anggaran belanja bulanan atau kuartalan.
Manfaat penting dari balance scorecard sebagai sistem manajemen
strategis timbul pada saat perusahaan melakukan tinjauan strategis
regular, bukan sekedar tinjauan operasional.
45
C. Kerangka Pemikiran
Untuk memudahkan penelitian, maka akan digambarkan dalam kerangka
pemikiran seperti gambar 2.6 dibawah ini :
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran
Analisis Balance Scorecard dan Sistem Pengendalian Intern Dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan
(Studi Kasus Pada PT. BA Bangunan)
PENGUMPULAN DATA
DATAPRIMER
DATASEKUNDER
ANALISISDATA
KESIMPULAN DAN SARAN
PERUMUSAN MASALAH
Balance Scorecard
Perpektif Keuangan
PerspektifPelanggan
PerpektifProses Bisnis Internal
PerspektifPembelajaran dan
pertumbuhan
Laporan Keuangan Perusahaan
Kepuasan Pelanggan dan Supplier (APJ,
CP, HDP)
Inovasi, Operasi dan Pelayanan Purna Jual
Kepuasan Karyawan (KK,
KSI, MPK)
46
D. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Perbedaan PersamaanAlat
AnalisisHasil
Wihda Farhana(2009)
Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Balance Scorecard(studi kasus pada Bank Rakyat Indonesia, Tbk)
Objek yang diteliti pada bank rakyat indonesia
Meneliti dengan menggunakan metode balance scorecard
Metode deskriptif
Uji Validitas dan Reabilitas
Kinerja pada bank rakyat indonesia, tbk dapat dinilai bahwa kinerja perusahaannya dinyatakan baik
SlametMulyono (2009)
Analisis pengukuran kinerja dengan pendekatan balance scorecard (studi kasus pada rumah sakit umum pusat fatmawati)
Objek yang diteliti pada rumah sakit umum pusat fatmawati
Meneliti dengan menggunakan metode balance scorecard
Metode deskriptif kuantitatif
Uji Validitas dan Reabilitas
Kinerja pada RSUP Fatmawati cukup baik dan diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi.
Ismadja Toengkagi(2006)
Analisis pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan balance scorecard (Studi kasus pada PT. Bursa Berjangka Jakarta)
Objek yang diteliti pada PT. Bursa Berjangka Jakarta
Meneliti dengan menggunakan metode balance scorecard
Metode deskriptif
Uji Validitas dan Reabilitas
Kinerja PT. BBJ secara keseluruhan selama 4 tahun yaitu tahun 2001 sampai dengan 2004 berada pada kualifikasi kinerja sangat baik.
Tabel 2.1 berlanjut ke halaman selanjutnya
47
Lanjutan Tabel 2.1 dari halaman sebelumnya
Peneliti Judul Perbedaan PersamaanAlat
analisisHasil
Arif Junaedi (2001)
Analisis pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan balance scorecard (Studi kasus pada PT Gas Negara (Persero))
Objek yang diteliti pada PT Gas Negara (Persero)
Meneliti dengan menggunakan metode balance scorecard
Metode deskriptif
Uji Validitas dan Reabilitas
Dengan BSC memberikan gambaran secara menyeluruh, sehingga mencerminkan kondisi kinerja perusahaan yang mendekati kenyataan.
Riyanto (2000)
Analisis pengukuran kinerja dan persepsi terhadapp pertumbuhan pembelajaran, bisnis internal, pelanggan dan keuangan dengan pendekatan balance scorecard
Objek yang diteliti pada PAM JAYA periode 1996-1997
Meneliti dengan menggunakan metode balance scorecard
Metode deskriptif
Uji Validitas dan Reabilitas
Aspek bisnis internal pegawai terhadap kinerja PAM JAYA lebih banyak yang tidak puas. Aspek pelanggan menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh masih dibawah harapan pelanggan. aspek keuangan menunjukkan bahwa untuk tingkat keakuratan 07 adalah sehat
Tabel 2.1 berlanjut ke halaman selanjutnya
48
Lanjutan Tabel 2.1 dari halaman sebelumnya
Peneliti Judul Perbedaan PersamaanAlat
analisisHasil
Mimiyati dan Andriyani
Analisis pengukuran kinerja dengan balance scorecard
Objek yang diteliti pada PT. BPR Puji Raharja
Meneliti dengan menggunakan metode balance scorecard
Metode deskriptif
Uji Validitas dan Reabilitas
Kinerja PT. BPR Puji Raharja dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kinerja cukup baik
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. BA Bangunan. Penelitian difokuskan
pada sistem pengukuran kinerja balance scorecard yang diterapkan oleh
perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 2008-
2009. Dan perusahaan yang diteliti yaitu Bumi Agung II, Bintang Mas, dan
Sentosa dari tujuh perusahaan PT. BA Bangunan.
B. Metode Penentuan Sampel
Proses pengambilan sampel merupakan proses yang sangat penting,
proses pengambilan sampel harus dapat menghasilkan sampel yang tepat dan
akurat. Sampel yang tidak tepat dan tidak akurat akan memberikan kesimpulan
penelitian yang tidak diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan yang
salah bahkan menyesatkan.
Metode penetuan sampel yang digunakan yaitu metode pemilihan
sampel berdasarkan kemudahan (Convience sampling). Metode ini memilih
sampel dari elemen yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen yang
dipilih sebagai subyek sampel tidak terbatas sehingga peneliti memiliki
kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan tidak mudah. Selain
itu, Convience sampling berarti unit sample yang ditarik mudah dihubungi,
tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif.
50
C. Metode Pengumpulan Data
Metologi penelitian adalah tata cara dan prosedur yang perlu dilakukan
oleh seseorang peneliti untuk mengetahui sesuatu, dimana untuk mengetahui
sesuatu tersebut diperlukan langkah-langkah dan strategis yang bersifat sistematis
melalui tahapan-tahapan tertentu. Sedangkan metodologi ialah kaitan dengan
kegiatan pengkajian dalam rangka untuk meneliti dan menganalisa peraturan dan
ketentuan yang berkaitan dengan suatu metode.
Dari prespektif tersebut, maka metodologi penelitian adalah kegiatan
pengkajian dan analisa yang mendalam untuk mempelajari norma-norma dan nilai-
nilai serta peraturan-peraturan yang ada kaitannya dengan kegiatan penelitian,
sehingga penelitian tersebut dapat mendatangkan hasil yang benar-benar
sempurna.
Secara terperinci akan diuraikan definisi dan hal-hal yang ada kaitannya
dengan kegiatan penelitian itu sendiri, adapun kegiatan penelitian tersebut meliputi:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif yaitu sifat yang
membicarakan kemungkinan pemecahan masalah yang aktual dengan
mendeskripsikan, mencatat, dan menganalisis kondisi perusahaan ketika
penelitian dilakukan.
2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini, PT. BA Bangunan digunakan sebagai obyek penelitian
untuk mengetahui sistem pengukuran balance scorecard yang diterapkan oleh
perusahaan tersebut.
51
3. Motode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid dan akurat dan sebagai alat
bantu dalam penyusunan penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder. Data
sekunder biasanya berupa data yang berasal dari luar perusahaan, data
ini bisa diperoleh dari buku-buku atau literatur-lileratur maupun sumber
data lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti guna
memperoleh tinjauan pustaka yang dapat dijadikan pedoman dalam
penulisan ini.
2. Studi lapangan
Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer dari obyek
yang diteliti. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya atau data yang berasal dari dalam perusahaan, untuk
memperoleh data tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a. Metode observasi, metode ini digunakan untuk melihat dan
mengamati langsung terhadap obyek penelitian untuk memperoleh
atau mengetahui proses terjadinya.
b. Metode wawancara, dengan melakukan wawancara secara langsung
kepada karyawan maupun pihak yang berkaitan dengan
obyek penelitian.
52
c. Kuesioner, merupakan metode pengumpulan data dengan
menggunakan data primer. Teknik ini memberikan tanggungjawab
kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan
(Indriantoro dan Supomo, 2002:154). Adapun cara untuk
mendapatkan data primer yaitu dengan meninjau secara langsung
obyek penelitian, data yang diperoleh dengan mendistribusikan
kuesioner yang menggunakan skala likert. Skala likert (likert scale)
merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju
atau ketidak setujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian
tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002:104).
C. Metode Analisis
Setelah semua data terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan
pengolahan data, agar data tersebut dapat disusun sedemikian rupa sehingga
lebih mudah untuk di analisis dalam rangka menjawab tujuan penelitian ini.
Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan secara
sistematik, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Analisis data yang dipakai dalam menjabarkan penelitian
ini adalah:
1. Uji Validitas
Uji Validitas dimaksudkan untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
53
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu
dengan cara menghitung korelasi antara nilai masing-masing butir
pertanyaan dengan total nilai. Kriteria yang digunakan valid atau tidak
valid adalah jika korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan
dengan total nilai mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi nilai masing-
masing butir pertanyaan dengan total nilai mempunyai tingkat signifikansi
diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Imam Ghozali,
2005:45).
2. Uji Reabilitas
Menurut Imam Ghozali (2005:41) reabilitas sebenarnya adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel suatu
konstruk. Uji reabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan adalah konsisten. Suatu kusioner dikatakan realibel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Pengukuran reabilitas dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
a. Repeated Measure atau pengukuran ulang, yaitu seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan
kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawaban
pertanyaan.
54
b. One Shot atau pengukuran sekali saja, yaitu pengukurannya hanya
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan cara One Shot, yaitu
digunakan uji statistik Cronbech Alpha (α). Suatu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbech Alpha > 0,60. Sedangkan jika
nilai Cronbech Alpha < 0,60 maka data tersebut dikatakan tidak reliabel.
3. Deskriptif Kuantitatif, yaitu analisis data atas hasil penelitian dengan
menggunakan perhitungan angka-angka yang diperoleh dengan
menggunakan rumus-rumus tertentu. Metode kuantitatif ini digunakan
untuk pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio-rasio seperti rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio profit margin, rasio profitabilitas dan rasio
aktivitas, digunakan untuk meneliti perspektif keuangan. Untuk
pengukuran kinerja kepuasan pelanggan (KP), kepuasan pemasok barang
(supplier) (KS) dan kepuasan karyawan (KK) menggunakan rumus:
Kepuasan KP, KS, KK = Jumlah Pernyataan x Skor x 100 % Total Bobot
4. Deskriptif Kualitatif yaitu analisis data atas hasil penelitian dengan
mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematik, faktual, dan
akurat mengenai masalah yang diteliti. Metode kualitatif ini digunakan
untuk pengukuran kinerja proses bisnis internal.
55
D. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiono (2007:31), “Variabel penelitian pada dasarnya adalah
sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hak tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan”. Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang
mempunyai penjabaran dari variabel yang diterapkan dalam sesuatu penelitian
dan dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang ingin diteliti secara
jelas dapat diterapkan indikatornya, artinya data yang diambil adalah data yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan pada perusahaan yang diteliti.
Operasional variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi variabel
yang berkaitan dengan balance scorecard.
Menurut Kaplan dan Norton (1992), balance scorecard meliputi ukuran
ukuran keuangan dan non keuangan yang terdiri atas :
a. Perspektif keuangan, yaitu mengukur kinerja perusahaan pada sisi
financial atau keuangan. Pengukurannya dilihat dari siklus hidup bisnis
perusahaan dan dengan menggunakan skala rasio.
b. Perspektif pelanggan, yaitu mengukur kinerja perusahaan pada sisi
pelanggan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelanggan yaitu:
Pertama, pangsa pasar dengan mengukur besarnya pangsa pasar atau
proporsi segmen pasar yang dikuasai perusahaan. Kedua, tingkat
kepuasaan pelanggan mengukurnya dengan menggunakan skala likert.
c. Perspektif proses bisnis internal, yaitu perspektif yang mengukur
bagaimana efektifitas dan efesiensi perusahaan dalam menghasilkan
56
produk atau jasa. Pengukurannya dilihat dari: Pertama, inovasi yang
merupakan kreatifitas perusahaan dalam mengembangkan produk atau jasa
baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kedua, operasi yang
merupakan proses menghasilkan dan menyampaikan produk atau jasa
kepada pelanggan.
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu perspektif yang
mengukur kinerja perusahaan dari sisi sumber daya manusia yang dimiliki
oleh perusahaan. Pengukurannya dilihat dari: Pertama, tingkat pendidikan
dan pelatihan pegawai. Pengukurannya dengan menerangkan kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Kedua, sistem informasi.
Pengukurannya dengan menerangkan sistem informasi yang terdapat
diperusahaan. Ketiga, motivasi karyawan. Pengukurannya dengan
menerangkan motivasi karyawan terhadap perusahaan. Keempat, tingkat
kepuasan karyawan. Pengukurannya dengan menggunakan skala likert.
Berikut ini akan dijabarkan dalam bentuk tabel pengukuran masing-
masing perspektif dalam balance scorecard :
Tabel 3.1Tabel Pengukuran Balance Scorecard
PERSPEKTIF PENGUKURAN
Perspektif keuangan
1. Kenaikan jumlah produk baru 1. Persentase pendapatan dari
produk baru
Tabel 3.1 berlanjut ke halaman selanjutnya
57
Lanjutan tabel 3.1 dari halaman sebelumnya
PERSPEKTIF PENGUKURAN
2. Mengembangkan pelanggan dan
pasar baru
3. Penjualan
4. Penurunan biaya produk per unit
5. Penurunan biaya pelanggan per unit
6. Perbaikan pemanfaatan asset
2. Persentase pendapatan dari
sumber baru
3. Pertumbuhan penjualan dan
keuntungan penjualan
4. Biaya produk per unit
5. Biaya pelanggan per unit
6. Laba atas investasi
Perspektif pelanggan
1. Peningkatan pangsa pasar
2. Peningkatan akuisisi pelanggan
3. Peningkatan kepuasan pelanggan
4. Peningkatan profitabilitas pelanggan
5. Mutu
6. Pengiriman barang pesanan
Perspektif proses bisnis internal
1. Peluncuran barang jual baru
1. Pangsa pasar (persentase pasar)
2. Jumlah pelanggan baru
3. Tingkat survei pelanggan
4. Profitabilitas pelanggan
5. Jumlah barang cacat
6. Penyesuaian jumlah barang
pesanan dan penyerahan tepat
waktu
1. Tingkat peluncuran barang jual
baru per triwulan
Tabel 3.1 berlanjut ke halaman selanjutnya
58
Lanjutan tabel 3.1 dari halaman sebelumnya
PERSPEKTIF PENGUKURAN
2. Keberhasilan barang jual baru
3. Bisnis baru
2. Penjualan barang per triwulan,
jumlah pesanan
3. Jumlah bisnis baru tiap
tahunnya
Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan
1. Peningkatan kemampuan pegawai
2. Peningkatan motivasi dan
pensejajaran
3. Peningkatan kemampuan sistem
informasi
4. Penelitian dan pengembangan
5. Tanggungjawab sosial
1. Tingkat kepuasan pegawai,
persentase pergantian pegawai,
produktifitas pegawai.
2. Saran per pegawai, saran per
pegawai yang dilaksanakan
(pendapatan pegawai)
3. Persentase pegawai menghadapi
pelanggan
4. Jumlah barang jual baru
5. Kontribusi perusahaan bagi
masyarakat
Sumber data dan data diolah dari : Hansen, Mowen (2004), dan Ed Blocher, kung chen, Gary Cokins, Tom lin (2005).
59
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada tahun 1980-an PT. BA Bangunan awalnya hanyalah sebuah
toko bahan bangunan yang bergerak dalam penjualan genteng yang
bernama toko “Bumi Agung” dengan stock masih sedikit dan tanpa
memiliki kendaraan untuk angkutan barang, sehingga untuk memberikan
pelayanan konsumen Bumi Agung dengan menyewa mobil yang mangkal
di pasar. Kemudian beberapa relasi bisnis memberikan kepercayaan untuk
menambah stock barang dagangan yang ada. Dalam perjalanan bisnisnya
genteng berkembang dengan peningkatan kinerja berupa perdagangan
genteng, keramik, paving block, dan berbagai produk bata super. Disertai
peningkatan pemasaran bagi toko-toko lain, dengan tetap mempertahankan
bisnis eceran.
Kemudian situasi bisnis pada awal tahun 1990-an dan pertengahan
tahun 1997 telah dinilai mampu dilalui sebagai peluang. Sejak bulan
September 1997, ketika badai krisis mulai menerpa negeri ini, ada suatu
kecemasan di kalangan masyarakat bisnis atas terjadinya perubahan peta
bisnis yang begitu cepat. Nilai rupiah terhadap mata uang asing turun, dan
perubahan kurs rupiah terhadap dolar cenderung berfluaktif menurun.
Disana-sini terdengar kabar terjadinya perusahaan collapse, ada yang
60
melakukan efisiensi besar-besaran dengan mengurangi kegiatan bisnisnya,
merumahkan sebagian karyawannya, atau bahkan mem-PHK sekaligus.
Dan dalam keadaan situasi demikian sebagai pebisnis Bumi Agung pun
menyadari bahwa rakyat kebanyakan yang paling tertekan. Bumi Agung
berusaha tidak terbawa oleh badai krisis. Bersama Bumi Agung tidak
sedikit (untuk ukuran toko material) orang yang ikut menggantung
kelangsungan pekerjaannya.
Berangkat dari situasi inilah yang memaksa akhirya pada tanggal 1
April 1998 Bumi Agung melakukan penggabungan (merger) antara toko
Bumi Agung dengan toko Bintang Mas yang selama ini dikelola secara
terpisah dan masing-masing berdiri sendiri. Merger ini timbul setelah
mendapat inspirasi dari wacana publik tentang merger dunia perbankan
dan merger yang telah terjadi pada perusahaan multinasional. Dengan
tujuan terciptanya perusahaan baru yang lebih kokoh.
Teknis merger dirumuskan dengan segala kekurangan dan
kelebihannya, diselaraskan dengan tingkat kebutuhan paling mendesak
seiring dengan gerak bisnis yang lebih cepat daripada kesiapan sistem dan
kesiapan sumber daya manusia. Beberapa langkah prioritas yang
dilakukan antara lain sebagai berikut:
a. Merubah toko material khusus menjadi toko material lengkap.
b. Membagi SDM senior dari toko pertama ke toko kedua.
c. Melakukan pemerataan dan pemenuhan stock barang kedua toko.
d. Memperkenalkan supplier atas merger tersebut.
61
e. Merekrut SDM perempuan untuk staff adm dan keuangan atau kasir
yang pada
f. Sebelumnya ditangani bersama para pelaksana toko atau wiraniaga.
g. Merekrut SDM wiraniaga (tim operasional toko) dari SDM yang ada
di posisi tenaga kerja muat bongkar atau sopir. Dengan criteria
sederhana yaitu telah memiliki pengalaman material dengan cekatan
dalam menjalankan tugas, dengan mengesampingkan latar belakang
pendidikan.
h. Menetapkan standar manajemen operasional (dan hingga kini masih
terus diperbaiki).
Pada tanggal 12-13 Mei 1998 (40 hari setelah merger) terjadi
tragedi nasional yang kemudian dikenal sebagai kerusuhan Mei. Sejak itu
dan beberapa hari kemudian kehidupan berbisnis dalam suasana penuh
ketegangan dan tidak menentu. Sebagian supplier yang masih berani
tampil memperketat pembayarannya. Mereka pun sangat selektif membina
hubungan dengan toko-toko, karena sebagian dari mereka telah menderita
rugi akibat peristiwa tersebut, baik rugi secara langsung terkena kerusuhan
maupun karena harus menanggung beban atas pelanggannya yang terkena
musibah.
Bumi Agung bersyukur atas keputusan merger pada yang tepat.
Sejak dimulainya proses merger dengan menjalankan langkah-langkah
tersebut diatas, telah memperkokoh bisnis kedua toko. Ketika dimana-
mana terjadi kekurangan stock barang dagangan, dikedua toko Bumi
62
Agung stock dagangannya dalam posisi maksimal. Demikian pula ketika
toko sejenis umumnya kesulitan mendapatkan kepercayaan dari supplier,
Bumi Agung banyak supplier yang mendukung kelancaran pasokan.
Sehingga konsumen pun terpenuhi kebutuhannya dengan rasa aman harga
tidak dipermainkan.
Pada bulan Mei 1999, setelah melalui masa persiapan dua bulan
maka toko dari proses over kontrak mulai operasional dengan nama toko
Bintang Terang bergabung dengan Bumi Agung, dan ini merupakan
merger ketiga.
Pada tanggal 1 Januari 2000 toko Sentosa juga di merger ke dalam
sati manajemen kelola setelah tiga bulan sebelumnya dilakukan persiapan
teknis dengan menempatkan Wiraniaga senior dan Staff senior dari Bumi
Agung. Dan pada saat inilah manajemen menetapkan sebuah grup dari
toko-toko yang sudah gimerger ke dalam suatu nama yakni Grup BA
Bangunan yang merupakan cikal bakal terbentuknya PT. BA Bangunan.
Dalam usaha kelancaran usahanya Grup BA Bangunan
mendapatkan pinjaman rekening Koran dari Bank. Dana ini digunakan
untuk optimalisasi toko-toko Grup BA melalui perluasan area, peningkatan
volume penjualan barang dagangan dan penambahan karyawan. Pinjaman
perbankan sebenarnya sesuatu yang selama ini dihindari. Namun
pengembangan bisnis yang telah terjadi menuntut adanya penambahan
modal karena dana dari toko-toko yang ada, terbatas.
63
Pada tanggal 1 Agustus 2000 Grup BA membuka toko genteng
yang dikenal dengan Bumi Agung II diatas kontrak setelah material lama
yang telah ditutup. Pada awalnya toko kelima ini akan difokuskan pada
bisnis genteng, namun karena tuntutan pasar maka menjelang berjalan satu
tahun menjalankan bisnis genteng dikembangkan menjadi toko material.
Disaat itu Grup BA menghadapi situasi dimana bisnis bergerak lebih cepat
daripada proses pembinaan sumber daya manusia sebagai para pelakunya.
Sehingga keterbatasan para pelaku bisnis senior memaksa manajemen
untuk menempatkan dan mempercayakan kepada pelaku junior untuk
tampil. Dengan segala keterbatannya para tenaga junior terbantu oleh
sistem dalam satu jaringan grup (jaringan bisnis dan sentra-sentra
pelatihan BA).
Seiring pergerakannya yang cukup cepat Grup BA telah berada
pada posisi pelaku bisnis yang semakin kokoh. Sebagai perusahaan yang
tumbuh dengan segala keterbatasan, dalam pembangunan sistem yang
meliputi prosedur operasional dan manajemen yang modern dan
professional, maka Grup BA melakukan perekrutan sumber daya manusia
baru untuk persiapan (dibina) sebagai pelaku bisnis ritel bahan bangunan,
yang kelak akan bertanggungjawab terhadap kelangsungan setiap
operasional toko-toko yang telah ada maupun dibuka setelah sumber daya
manusianya siap dan rekrutmen di awal tahun 2002 adalah sumber daya
manusia yang berlatar belakang akunting dan sistem yang lebih
diutamakan berpengalaman di supermarket sehingga dapat mendukung
64
dan mempermudah penerapan sistem yang sedang berlangsung menuju
Grup BA bisnis ritel bahan bangunan.
Mempertimbangkan bahwa pinjaman rekening koran tahap I dari
sebuah bank swasta telah memberikan banyak manfaat dalam perjalannya
sebagai pebisnis yang handal, maka untuk lebih memperluas jaringan
usahanya maka sekitar oktober 2002 Grup BA menambah modal kerja
dengan pinjaman rekening Koran tahap II. Dalam hal ini termasuk
digunakan untuk pengembangan sistem yang terkomputerisasi dan online
ke semua toko-toko cabang (dalam hal ini Bumi Agung ditetapkan sebagai
toko pusat)
Sebagai perusahaan yang keberadaannya dirintis dengan
kemandirian mulai dari paling bawah, untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tidaklah mudah. Strategi yang dilakukan adalah membuka toko
dari toko. Artinya, setiap toko yang telah dibuka dalam kurun waktu yang
telah ditetapkan harus mampu mengakumulasi laba ditahan dan mampu
melahirkan kader-kader pebisnis baru, sehingga toko baru dibuka dengan
modal dan sumber daya manusia dari toko terdahulu dari toko-toko inilah
terbentuk jaringan bisnis dan sentra-sentra pelatihan, yang kemudian
digalang semua kekuatan untuk mencapai tujuan. Kelompok yang
membangun sinergi akan membawa Grup BA mencapai tujuan melalui
lembaga bisnis professional dan formal yang berbentuk Perseroan Terbatas
(PT). mewujudkan sebuah bangunan bisnis yang kokoh, yang memiliki
akumulasi permodalan yang mapan, dengan skala bisnis yang disertai
65
pengelolaan yang professional serta dapat memberikan manfaat bagi
sesama telah menghantarkan Grup BA menjadi sebuah Perseroan Terbatas
yang bernama PT. BA Bangunan.
PT. BA Bangunan didirikan dengan akte No. 36 tanggal 30 Maret
2001 di tangerang oleh Notaris Syafril Lubuk, SH yang berkedudukan di
Jakarta Barat dengan mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia No: M-01 HT.01, 01 Tahun 2001.
Modal dasar perusahaan ditetapkan sebesar Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah) yang terbagi atas 200.000,- (dua ratus ribu) lembar saham
dengan nilai nominal Rp. 1.000.- (seribu rupiah) per lembar saham. Dari
modal tesebut telah ditempatkan dan disetor penuh dengan uang tunai oleh para
pendiri.
Perkembangan terakhir PT BA Bangunan telah menjadi salah satu
perusahaan yang kokoh dalam ruang lingkup bisnis ritel bahan bangunan yang
telah mempunyai tujuh toko cabang dengan sistem yang sudah cukup mapan dan
terkomputerisasi.
PT. B.A. Bangunan berkedudukan di Jl. Pondok Cabe Raya,
Pondok Cabe ilir V No. 1, Pamulang, Tangerang 15418. Sedangkan Toko-
toko cabang PT.B.A. Bangunan beralamat :
1. Bumi Agung: jl. Ir. H. Juanda No. 49, Ciputat 15412 Telp. (021)
7402480, 74705114 Email: [email protected]
66
2. Bintang Mas: jl. Benda Barat VI Pamulang II, Pondok Benda,
Pamulang 15416 Telp. (021) 7406220, 74730382, 74631436 Fax:
(021) 74730382 Email: [email protected]
3. Bintang Terang: jl. Aria Putra No 39, Ciputat 15410 Telp. (021)
7401931, 7492288 Fax: (021) 7492288 Email: ba-
4. Sentosa: jl. Pondok Cabe Raya, Pondok Cabe Ilir V No. 1 Pamulang
15418 Telp. (021) 7412388, 7495353
5. Bumi Agung II: jl. RE Martadinata No. 33 Ciputat 15411 Telp. (021)
7432465, 70728846 Fax: (021) 7432465 Email: ba-
6. Bumi Agung Pisangan: jl. Tarumanegara No. 17A Pisangan, Ciputat
15419 Telp. (021) 74712350, 70717665 Email: ba-
7. Pesona Rumah Kita: jl. Padjajaran No. 47 Pamulang Barat, Pamulang
15417 Telp. (021) 74707839, 74711538 Fax: (021) 74711538 Email:
67
2. Struktur Organisasi Perusahaan
STUKTUR ORGANISASI PT. B.A. BANGUNAN
Sumber : PT. B.A. Bangunan November 2007
Garis koordinasi
Garis komando
Gambar 4.1Struktur Organisasi PT. BA Bangunan
KOMISARIS UTAMA
KOMISARIS
DIREKTUR
KADIV Operasional
KADIV Accounting
KADIV Mercahandsing
KADIV Keuangan
GUDANG PUSAT
STAFF Accounting
STAFF Keuangan
TOKO-TOKO
PT. B.A. Bangunan STAFF UMUM
PESONA RUMAH
KITA
BUMI AGUNG 1
BINTANG MAS
BINTANG TERANG
SENTOSA BUMI AGUNG
2
BUMI AGUNG
PISANGAN
68
A. Kepala Divisi Keuangan
1) Tanggungjawab:
a. Bertanggungjawab terhadap semua pencatatan atau
pengimputan transaksi keuangan dan perencanaan keuangan
perusahaan dalam tempo satu bulan, tiga bulan, enam bulan
bahkan satu tahu kedepan (cashflow).
b. Bertanggungjawab terhadap payment perusahaan kepada
supplier dan negosiasi pembukaan giro yang sudah jatuh tempo.
c. Bertanggungjawab terhadap pencatatan atau pengimputan
kas besar kantor pusat.
2) Tugas - tugas:
a. Mengecek tanda terima supplier tipe C dari cabang
setelah diproses dari MD.
b. Mengecek hasil input receiving (LPB) dan PO dari toko
yang. sudah diproses oleh MD selanjutnya untuk
merencanakan keuangan pembukaan giro.
c. Melakukan pembayaran AP dan menginput transaksi
tersebut setelah dipastikan datanya sudah benar.
d. Menerima data dari toko-toko cabang berupa slip setoran
kas besar beserta slip setoran lain baik berupa giro, slip
bank, transaksi merchant yang sudah ditempel untuk
dicatat di pembukuan.
69
e. Mencatat giro untuk payment selanjutnya dicatat di
pembukaan giro, jika giro tersebut telah diambil maka
dicatat di buku pengambilan giro.
f. Merencanakan keuangan perusahaan terutama untuk
pembayaran gaji karyawan. Setiap akhir bulan bersama-sama
dengan personalia mentransfer gaji karyawan.
g. Memeriksa rekening koran sebelum buku bank diserahkan
ke bagian akunting.
h. Menerima slip setor kas besar, slip setoran bank cabang, slip
transfer dan slip merchant yang sudah lengkap kemudian
dicatat di pembukuannya.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain dari kepala divisi keuangan
yang berhubungan dengan pekerjaannya.
j. Melakukan stock opname kas disemua toko cabang dan kantor
pusat.
B. Staff Keuangan
1) Tanggungjawab:
a. Bertanggungjawab mengoreksi laporan-laporan dari cabang
yang berhubungan dengan penerimaan barang (LPB), laporan
pembelian barang per supplier.
b. Bertanggungjawab membantu kelancaran tugas divisi
keuangan.
70
2) Tugas-tugas:
a. Mengecek receiving (LPB) dari PO yang sudah terkirim dari
toko cabang.
b. Mengecek tanda terima tagihan supplier tipe c.
c. Mencatat giro untuk payment selanjutnya dicatat di
pembukaan giro, jika giro tersebut telah diambil maka
dicatat di buku pengambilan giro.
d. Mencatat, mengoreksi dan menginput transaksi AP yang
berhubungan dengan buku bank.
e. Menerima slip setor kas besar, slip setoran bank cabang, slip
transfer dan slip merchant yang sudah lengkap kemudian dicatat di
pembukuannya.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain dari kepala divisi keuangan yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
C. Kepala Divisi Akunting
1) Tanggungjawab:
a. Bertanggungjawab melaporkan keuangan perusahaan
yang berupa neraca dan laporan rugi laba perusahaan
(laporan keuangan per toko cabang dan konsolidasi).
b. Bertanggungjawab menerima semua laporan keuangan baik
dari toko maupun dari bagian keuangan serta dari staf
akunting dan kemudian mengarsipkannya.
71
c. Bertanggung jawab atas seluruh file dokumen operasional
perusahaan dari toko cabang dan pusat.
2) Tugas-tugas:
a. Membuat daftar piutang semua karyawan dan pelanggan.
b. Membuat daftar inventaris perusahaan baik yang berada
di kantor pusat maupun yang berada di toko cabang
serta menghitung penyusutan.
c. Membuat buku bank dan rekonsiliasi bank,
d. Mengecek AP, AR, HPP dan penjualan dari toko cabang.
e. Memfile surat sewa menyewa, asuransi, dan surat-surat
kendaraan.
f. Mengecek pembukuan pengeluaran kas kecil toko.
g. Mengecek hasil pencatatan pembayaran utang.
h. Membuat laporan neraca dan laba rugi perusahaan baik
secara keseluruhan maupun tiap toko cabang.
i. Memproses laporan penjualan bulanan serta mengecek
hasil penjualan (closing kasir).
j. Mengaudit kasir toko.
k. Mengawasi operasional pengeluaran keuangan toko
dalam hal cara pencatatannya.
l. Melakasanakan tugas-tugas lain dari atasan yang masih
berhubungan dengan pekerjaannya.
72
D. Staff Akunting
1) Tanggungjawab:
a. Bertanggungjawab atas data piutang perusahaan baik
berdasarkan data computer maupun berdasarkan kartu
piutang.
b. Bertanggungjawab atas data hutang perusahaan yang
berdasarkan input receiving (LPB).
c. Bertanggungjawab atas data transaksi penjualan, PAM,
BS, UP, RB dan RJ.
2) Tugas-tugas:
a. Memproses laporan piutang dari cabang dan setiap akhir
bulan data dari komputer, dicetak dan disamakan dengan
kartu piutang yang ada di toko masing-masing kemudian
dilaporkan ke kepala divisi akunting.
b. Mengecek pencatatan AP yang berasal dari receiving
(LPB) yang dilaporkan divisi keuangan.
c. Mengecek PAM yang dilakukan toko pengirim dan toko
penerima harus sama yang jika dikurangi hasilnya nol.
d. Mengecek laporan toko retur jual jika toko ada transaksi
tersebut maka harus dicetak setiap hari.
e. Mengecek laporan retur beli jika toko ada transaksi
tersebut maka harus dicetak tiap hari.
f. Setiap akhir bulan mengecek laporan UP (untuk pakai).
73
g. Setiap akhir bulan mengecek laporan BS (barang rusak).
h. Mengecek laporan yang dicetak tiap hari
i. Secara periodik menyamakan piutang customers yang ada
pada toko antara kartu piutang dengan data yang ada di
komputer.
j. Mengedit CSP, PAM, Retur jual, Retur beli, UP, BS
semua toko cabang.
k. Melakasanakan tugas lainnya dari atasan yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
E. Kepala Divisi Merchandising
1) Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab terhadap penyediaan barang dan
menyediakan barang-barang berpotensi untuk dijual serta
mencari barang yang harganya sangat kompetitive.
b. Bertanggung jawab menganalisa semua barang yang slow
moving maupun past moving.
c. Bertanggung jawab terhadap master barang-master di
komputerisasi master barang (nama barang, ukuran, isi, harga
beli, harga jual, dll), master supplier, master kondisi, master
PCS, dll.
2) Tugas-tugas :
a. Membuat PO ke supplier.
b. Bernegosiasi harga modal barang dagangan ke supplier
74
yang bertujuan untuk mendapatkan harga beli serendah
mungkin (tipe A dan tipe B ).
c. Mengecek harga jual yang dibawah modal,
d. Meng-updateharga modal dan harga jual di komputerisasi.
e. Mengecek harga atau edit CPSP (harga beli atau jual)
masing-masing toko (file omset).
f. Mencari barang-barang yang berpotensial yang sedang
diminati umum (ngetrend).
g. Membuat analisa barang-barang yang past moving top 10,
top 50, dst.
h. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atas yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
F. Administrasi Toko
1) Tanggungjawab:
a. Melaksanakan semua pekerjaan yang ada hubungannya
dengan administrasi, dan memeriksa keabsahan atau
kelengkapan data toko untuk dikirim ke kantor pusat,
serta memberikan data yang dibutuhkan untuk keperluan
bagian lainnya.
2) Tugas-tugas adalah memberikan lapoan ke kantor pusat yakni:
a. Menginput faktur pembelian dari supplier dan langsung
mencetak di LPB.
75
b. Menginput faktur penjualan dari konsumen dan
mencetak rekapannya.
c. Menginput PAM, PAB, BS, UP, Retur pembelian, Retur
penjualan dan mencetak rekapannya masing-masing.
d. Meng-update data (master PO,Price list, dan lain-lain) dari
kantor pusat.
e. Back up data harian dan bulanan.
f. Input stock opname.
g. Membuat laporan retur penjualan bila ada pengembalian
barang dari konsumen kemudan diinput ke komputer dan
mencetak hasilnya untuk dikirimkan ke bagian keuangan
atau akunting pusat.
h. Menjalankan tugas-tugas tambahan yang diberikan oleh
atasan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
G. Kasir Toko
1) Tanggungjawab:
a. Bertanggungjawab atas keadaan uang yang ada
didalam brankas atau laci (yaitu uang modal, kas kecil,
dan lain-lain) serta bertanggung jawab atas penerimaan
dan pengeluaran uang secara keseluruhan.
2) Tugas-tugas:
a. Menyiapkan uang modal untuk transaksi penjualan.
b. Memperhatikan petunjuk-petunjuk untuk menghindari
76
kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi.
c. Mengusahakan dalam melaksanakan tugas kasir
dengan teliti, sehingga dapat dihindari selisih uang
lebih atau uang kurang, karena keduanya merupakan
kesalahan.
d. Menghitung dengan teliti uang pembayaran dari
konsumen dan mengembalikan uang kembalian dengan
cepat dan tepat.
e. Segera memberitahukan kepala toko atau wakil yang
sedang bertugas, apabila terjadi kesalahan discount,
kartu kredit, dan pembatalan faktur penjualan atau struk
harus ditandatangani oleh kepala toko atau wakil.
f. Meminta bantuan kepala toko atau wakil jika terjadi
kekurangan uang kecil.
g. Menghitung dan memisahkan antar uang penjualan, uang
modal dan uang hasil piutang dagang.
h. Mencetak laporan omset gabungan: lampiran kartu kredit,
discount, pembatalan, void, dan sebagainya, untuk dikirim ke
bagian keuangan atau akunting pusat.
i. Menyetor uang hasil penjualan kemarin ke bank atau ke kantor
pusat.
j. Menghafalkan kode, nama, harga barang terutama untuk
barang yang sering laku, sehingga jika ada kesalahan label
77
dapat dengan segera diketahui.
k. Estimasi pemakaian plastik, pembungkus, struk, shopingbag
dan form-formmanual yang dipergunakan.
l. Memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen
dengan cara mengucapkan terima kasih setelah menerima
pembayaran.
m. Berpakaian rapi serta selalu senyum dengan konsumen.
n. Menerima dan memeriksa faktur-faktur hasil kiriman supir
atau tkmb untuk selanjutnya diserahkan ke bagian
administrasi untuk diinput ke komputer.
o. Membuat dan mempersiapkan faktur-faktur penagihan yang
akan dibawa oleh collector dan selanjutnya memeriksa
tagihan dari collector.
H. Kolektor Toko
1) Tanggung jawab:
a. Bertanggungjawab untuk penagihan kasus-kasus faktur yang
belum tertagih (piutang dagang) dan yang bermasalah.
2) Tugas-tugas:
a. Melaksanakan penagihan piutang penjualan setiap hari
sesuai dengan tugas yang diberikan oleh bagian kasir atau
keuangan.
b. Meneliti dan memeriksa kembali faktur-faktur yang
78
akan ditagih yang diserahan dari administrasi toko.
c. Memeriksa hasil tagihan yang telah dilaksanakan setiap hari.
d. Menganalisa sebab-sebab faktur yang tak tertagih untuk
kemudian ditindak lanjuti (termasuk yang ditransfer via
bank) bersama kasir dan kepala toko.
I. Bagian Umum
1) Tanggungjawab:
a. Bertanggungjawab atas kebersihan, kerapihan dan
keamanan kantor pusat.
b. Bertanggungjawab membantu operasional kantor pusat.
2) Tugas-tugas:
a. Membersihkan dan merapikan seluruh ruangan kantor pusat.
b. Mengambil data dari toko cabang serta setoran penjualan
untuk kantor pusat kemudian mencatatnya di buku setoran.
c. Mengirim data-data, PO dan surat-surat dari kantor pusat
untuk toko cabang kemudian mencatatnya dibuku.
d. Melaksanakan pembayaran STNK, KIR dan lain-lain
sebagainya serta mencatat tanggal jatuh temponya.
e. Menyetor uang tunai ke bank dan menyampaikannya ke
kantor pusat.
f. Melaksanakan tugas-tugas umum.
79
B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard
Konsep balance scorecard membagi pengukuran kinerja dalam perspektif
keuangan dan persektif non keuangan. Balance scorecard terdiri dari empat
perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat
perspektif tersebut saling menyeimbangkan antara satu dengan lainnya guna
memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan.
1. Perspektif Keuangan
Balance scorecard tetap menggunakan perspektif keuangan karena
ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan
konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Dalam penelitian ini,
tolok ukur yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah
dengan menggunakan :
a. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan
untuk membiayai pengeluarannya dan biasanya sangat tergantung
pada sifat bisnis perusahaan tersebut. Rasio likuiditas disebut juga
dengan current ratio dengan rumus :
CACL = Aktiva Lancar .Kewajiban Lancar
1) Bumi Agung II
2008 = 974.247.615,67 = 2,44 398.673.473,00
80
2009 = 1.201.691.816,39 = 2,39 503.700.716,00
2) Bintang Mas
2008 = 1.022.831.606,98 = 2,68 382.028.767,00
2009 = 1.401.251.498,25 = 2,21 634.886.714,00
3) Sentosa
2008 = 757.676.563,70 = 3,27 231.698.989,00
2009 = 1.153.879.604,36 = 2,63 439.408.421,00
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1Tabel Perhitungan CACL
NP TAHUN AKTIVA LANCAR
KEWAJIBAN LANCAR
CACL
BA II2008 974.247.615,67 398.673.473,00 2,442009 1.201.691.816,39 503.700.716,00 2,39
BM2008 1.022.831.606,98 382.028.767,00 2,682009 1.401.251.498,25 634.886.714,00 2,21
S2008 757.676.563,70 231.698.989,00 3,272009 1.153.879.604,36 439.408.421,00 2,63
Sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah.
Berdasarkan tabel perhitungan CACL (tabel 4.1) menunjukkan
bahwa baik itu aktiva lancar maupun kewajiban lancar dari
perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas, dan Sentosa mengalami
kenaikan. Namun, apabila dilihat dari perhitungan CACL, semua
perusahaan mengalami penurunan. Perusahaan Bumi Agung II
mengalami penurunan 0,05 (2,44 menjadi 2,39), Bintang Mas 0,47
81
(2,68 menjadi 2,21), Sentosa 0,64 (3,27 menjadi 2,63). Artinya jumlah
dana tunai yang diperlukan setiap perusahaan PT. BA Group cukup
mampu untuk membiayai kewajibannya tiap tahunnya.
b. Rasio Leverage
Rasio financial leverage adalah alat dalam mempertimbangkan
kemungkinan kelalaian perusahaan pada kontrak hutang. Semakin
tinggi hutang perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya. Rasio ini disebut
juga rasio utang atau debt ratio (Keown et.al, 2001) dapat dihitung
dengan cara berikut:
TLTA = Total Kewajiban x 100 %Total Aktiva
1) Bumi Agung II
2008 = 398.673.473,00 x 100 % = 0,41 % 974.247.615,67
2009 = 503.700.716,00 x 100 % = 0,42 % 1.209.306.815,98
2) Bintang Mas
2008 = 382.028.767,00 x 100 % = 0,37 % 1.026.769.107,12
2009 = 634.886.714,00 x 100 % = 0,45 % 1.402.677.316,87
3) Sentosa
2008 = 231.698.989,00 x 100 % = 0,30 % 765.004.883,00
2009 = 439.408.421,00 x 100 % = 0,38 % 1.169.202.608,91
82
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2Tabel Perhitungan TLTA
Sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah.
Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa kewajiban lancar maupun
total aktiva perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas dan Sentosa
tahun 2008-2009 mengalami kenaikan. Diikuti dengan kenaikan
perhitungan TLTA masing-masing perusahaan, perusahaan Bumi
Agung II naik 0,01% (0,41% menjadi 1,42%), Bintang Mas naik
0,08% (0,37% menjadi 0,45%) dan Sentosa naik 0,08% (0,30%
menjadi 0,38%). Dari kenaikan tersebut dapat dilihat bahwa setiap
perusahaan PT. BA Bangunan dapat memenuhi kewajiban setiap
tahunnya.
c. Rasio Profit Margin
Ratio profit margin mengukur tingkat efektifitas manajemen
perusahaan yang tercermin dari hasil yang dicapai perusahaan dalam
penjualan investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio yang dipakai
adalah operating profit margin yaitu rasio yang menunjukkan
besarnya laba hasil operasi (sesudah semua biaya dan pengeluaran
NP TAHUN KEWAJIBAN LANCAR
TOTALAKTIVA
TLTA
BA II2008 398.673.473,00 974.247.615,67 0,41 %2009 503.700.716,00 1.209.306.815,98 0,42 %
BM2008 382.028.767,00 1.026.769.107,12 0,37 %2009 634.886.714,00 1.402.677.316,87 0,45 %
S2008 231.698.989,00 765.004.883,00 0,30 %2009 439.408.421,00 1.169.202.608,91 0,38 %
83
dikurangi kecuali bunga dan pajak) yang dihasilkan dari setiap rupiah
penjualan bersih. Operating profit margin dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Operating Profit Margin = Operating Income . Net Sales
1) Bumi Agung II
2008 = . 456.403.494,08 . = 0,09 5.006.428.500,00
2009 = . 534.872.500,67 . = 0,09 5.897.175.700,00
2) Bintang Mas
2008 = 385.342.506,17 = 0,07 5.584.546.050,00
2009 = 477.005.814,53 = 0,08 6.275.937.730,00
3) Sentosa
2008 = 308.973.629,11 = 0,08 3.705.805.278,00
2009 = 350.839.467,22 = 0,08 4.139.302.225,00
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3Tabel Perhitungan Operating Profit Margin
NP TAHUN OPERATINGINCOME
NETSALES
OPM
BA II2008 456.403.494,08 5.006.428.500,00 0,092009 534.872.500,67 5.897.175.700,00 0,09
BM2008 385.342.506,17 5.584.546.050,00 0,072009 477.005.814,53 6.275.937.730,00 0,08
S2008 308.973.629,11 3.705.805.278,00 0,082009 350.839.467,22 4.139.302.225,00 0,08
Sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah
84
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa baik itu operating
income (laba operasi) maupun net sales (penjualan) dari perusahaan
Bumi Agung II, Bintang Mas, dan Sentosa mengalami kenaikan.
Namun, apabila dilihat dari perhitungan OPM, tidak semua
perusahaan mengalami kenaikan. Perusahaan Bumi Agung II 0,09 dan
Sentosa 0,08 stabil tidak mengalami kenaikan dan tidak mengalami
penurunan, disebabkan perusahaan tersebut tidak mengalami masalah
dalam keuangan. Sedangkan perusahaan Bintang Mas mengalami
kenaikan nilai 0,01 (0,07 menjadi 0,08) dikarenakan adanya
peningkatan laba operasi.
d. Rasio Profitabilitas
Dalam rasio profitabilitas ini terdapat dua rasio, yaitu :
1) Laba bersih terhadap penjualan (Net Income/Sales)
Rasio ini biasanya disebut “margin laba” atas penjualan (profit
margin on sales) Weston dan Copeland, 2003), rasio ini
menunjukkan sebaik apakah pengelolaan biaya operasi, apakah
perusahaan telah menghasilkan banyak penjualan untuk menutup
biaya tetap dan masih menyisakan laba yang layak (Gill dan
Chatton, 2003). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
NIS = Laba Bersih x 100 % Penjualan
a) Bumi Agung II
2008 = 142.362.563,93 = 0.03 5.006.428.500,00
85
2009 = 130.031.957,31 = 0,02 5.897.175.700,00
b) Bintang Mas
2008 = 133.803.527,30 = 0,02 5.584.546.050,00
2009 = 123.050.262,75 = 0,02 6.275.937.730,00
c) Sentosa
2008 = 106.120.138,50 = 0,03 3.705.805.278,00
2009 = 196.488.293,91 = 0.05 4.139.302.225,00
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4Tabel Perhitungan NIS
NP TAHUN LABABERSIH
PENJUALAN NIS
BA II2008 142.362.563,93 5.006.428.500,00 0.032009 130.031.957,31 5.897.175.700,00 0,02
BM2008 133.803.527,30 5.584.546.050,00 0,022009 123.050.262,75 6.275.937.730,00 0,02
S2008 106.120.138,50 3.705.805.278,00 0,032009 196.488.293,91 4.139.302.225,00 0.05
Sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah
Dari tabel 4.4 menunjukkan pada tahun 2008 sampai dengan
tahun 2009 laba bersih perusahaan Bumi Agung II dan Sentosa
mengalami kenaikan sedangkan Bintang Mas mengalami penurunan.
Lalu penjualan menunjukkan Bumi Agung II, Bintang Mas dan
Sentosa mengalami kenaikan. Selanjutnya, dari perhitungan NIS dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 Bumi Agung II mengalami
86
penurunan 0,01 (0,03 menjadi 0,02), Bintang Mas tidak mengalami
kenaikan maupun penurunan (stabil) Sentosa mengalami kenaikan
0,02 (0,03 menjadi 0,05). Perusahaan Sentosa dan Bintang Mas
mampu mengelola biaya operasi dan menghasilkan banyak penjualan
untuk menutupi biaya tetap dan masih menyisakan laba layak.
2) Laba bersih terhadap total aktiva (Net Income/Total Asstes)
Rasio ini mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh
perusahaan (Weston dan Copeland, 2003). Dengan rumusnya :
NITA = Laba bersih x 100 % Total Aktiva
a) Bumi Agung II
2008 = 142.362.563,93 = 0,15 974.247.615,67
2009 = 130.031.957,31 = 0,11 1.209.306.815,98
b) Bintang Mas
2008 = 133.803.527,30 = 0,13 1.026.769.107,12
2009 = 123.050.262,75 = 0,09 1.402.677.316,87
c) Sentosa
2008 = 106.120.138,50 = 0,14 765.004.883,00
2009 = 196.488.293,91 = 0,17 1.169.202.608,91
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
87
Tabel 4.5Tabel Perhitungan NITA
NP TAHUN LABABERSIH
TOTALAKTIVA
NITA
BA II2008 142.362.563,93 974.247.615,67 0,152009 130.031.957,31 1.209.306.815,98 0,11
BM2008 133.803.527,30 1.026.769.107,12 0,132009 123.050.262,75 1.402.677.316,87 0,09
S2008 106.120.138,50 765.004.883,00 0,142009 196.488.293,91 1.169.202.608,91 0,17
sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah
Dari tabel 4.5 menunjukkan pada tahun 2008 sampai dengan
tahun 2009 laba bersih perusahaan Bumi Agung II dan Sentosa
mengalami kenaikan sedangkan Bintang Mas mengalami penurunan.
Lalu total aktiva menunjukkan Bumi Agung II, Bintang Mas dan
Sentosa mengalami kenaikan. Selanjutnya, dari perhitungan NITA
dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 Bumi Agung II mengalami
penurunan 0,04 (0,15 menjadi 0,11), Bintang Mas mengalami
penurunan 0,04 (0,13 menjadi 0,09) Sentosa mengalami kenaikan 0,03
(0,14 menjadi 0,17). Dikarenakan perusahaan Sentosa terbilang efektif
dalam pemakaian total sumber daya yang dimilikinya.
e. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukkan seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber daya (harta atau modal) yang dimilikinya.
Penggunaan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan penjualan.
Sebaliknya jika rendah maka menandakan ketidakefektifan
perusahaan menggunakan sumber daya, sehingga dapat dikatakan
kinerja perusahaan rendah. Rasio efektivitas yang dipakai adalah Total
88
Asset Turn-Over Ratio yaitu rasio yang mengukur efisiensi
penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Yang rumusnya :
Total Assets Turn-Over Ratio = Sales . Total Asset
a) Bumi Agung II
2008 = 5.006.428.500,00 = 5,14 974.247.615,67
2009 = 5.897.175.700,00 = 4,88 1.209.306.815,98
b) Bintang Mas
2008 = 5.584.546.050,00 = 5,44 1.026.769.107,12
2009 = 6.275.937.730,00 = 4,47 765.004.883,00
c) Sentosa
2008 = 3.705.805.278,00 = 4,84 765.004.883,00
2009 = 4.139.302.225,00 = 3,54 1.169.202.608,91
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6Tabel Perhitungan Total Assets Turn-Over Ratio
NP TAHUN PENJUALAN TOTALAKTIVA
TATO
BA II2008 5.006.428.500,00 974.247.615,67 5,142009 5.897.175.700,00 1.209.306.815,98 4,88
BM2008 5.584.546.050,00 1.026.769.107,12 5,442009 6.275.937.730,00 1.402.677.316,87 4,47
S2008 3.705.805.278,00 765.004.883,00 4,842009 4.139.302.225,00 1.169.202.608,91 3,54
Sumber: Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah
89
Dari tabel 4.6 menunjukkan penjualan dan total aktiva tahun
2008 sampai dengan 2009 dari tiap perusahaan Bumi Agung II,
Bintang Mas dan Sentosa mengalami peningkatan. Namun, apabila
dilihat TATO menunjukkan penurunan Bumi Agung II mengalami
penurunan 0,26 (5,14 menjadi 4,88), Bintang Mas 0,97 (5,54 menjadi
4,47) dan Sentosa 0.94 (4.84 menjadi 3.54). disebabkan efektif
perusahaan menggunakan sumber daya (harta atau modal) yang
dimilikinya.
Tabel 4.7Keseluruhan Rasio
NP TAHUN CACL TLTA OPM NIS NITA TATO
BA II2008 2,44 0,41 % 0,09 0.03 0,15 5,14
2009 2,39 0,42 % 0,09 0,02 0,11 4,88
BM2008 2,68 0,37 % 0,07 0,02 0,13 5,44
2009 2,21 0,45 % 0,08 0,02 0,09 4,47
S2008 3,27 0,30 % 0,08 0,03 0,14 4,84
2009 2,63 0,38 % 0,08 0.05 0,17 3,54
Sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah
Dari tabel 4.7 dapat dilihat perbandingan antara rasio-rasio yang
baik anatara perusahaan Bumi Agung II, Bintang dan Sentosa dari
tahun 2008 sampai dengan 2009. Dalam perhitungan rasio diatas
menunjukkan bahwa dalam pengukuran kinerja keuangan yang baik
untuk rasio CACL yaitu perusahaan Sentosa, untuk rasio TLTA yaitu
perusahaan Bumi Agung II, untuk rasio OPM yaitu perusahaan Bumi
Agung II, untuk rasio NIS yaitu perusahaan Sentosa, untuk rasio
90
NITA yaitu perusahaan Sentosa, untuk rasio TATO yaitu perusahaan
Bumi Agung II.
2. Perspektif Pelanggan dan Pemasok Barang
Indikator Kepuasan pelanggan dan pemasok barang bertujuan untuk
mengukur peningkatan kepuasan pelayanan, yang diukur dengan mengisi
daftar pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Pelanggan yang
menjadi responden sebanyak 85 responden dan pemasok barang yang
menjadi responden sebanyak 20 responden.
1. Karakteristik Responden Kepuasan Pelanggan dan Pemasok Barang
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan proses
penyebaran dan penerimaan kuesioner kepuasan pelanggan dan
Pemasok Barang PT. BA Bangunan:
Tabel 4.8Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Pelanggan
Keterangan Jumlah PresentaseKuesioner yang dikirim: 90 buahBumi Agung IIBintang MasSentosa
303030
100%
Kuesioner yang tidak kembali: 5 buahBumi Agung IIBintang MasSentosa
122
5,55%
Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%Kuesioner yang dapat diolah 85 94,44%Sumber: data diolah
Dari data diatas dapat dilihat bahwa 90 kuesioner yang
dibagikan kepada responden hanya 5 kuesioner yang tidak kembali
dikarenakan keterbatasan waktu dan kondisi.
91
Tabel 4.9Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Pemasok Barang
(Supplier)
Keterangan Jumlah PresentaseKuesioner yang dikirim 20 100%Kuesioner yang tidak kembali 0 0%Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%Kuesioner yang dapat diolah 20 100%Sumber: data diolah
Dari data diatas dapat dilihat bahwa 20 kuesioner yang
dibagikan kepada responden dan tidak ada yang tidak kembali
dikarenakan pemasok barang datang setiap saat secara bergiliran.
2. Uji Validitas Kepuasan Pelanggan dan Pemasok Barang
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut
dapat dikatakan valid, tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas
pelanggan dari tiga variabel dengan 29 sampel responden untuk
perusahaan Bumi Agung II, 28 sampel responden Bintang Mas, 28
sampel responden Sentosa dan pemasok barang dari tiga variabel
dengan 20 sampel responden.
Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas pelanggan dari
tiga variabel dengan 85 sampel responden dan pemasok barang dari
tiga variable dengan 20 sampel responden.
92
Hasil Uji Validitas Pelanggan Bumi Agung II
Tabel 4.10Hasil Uji Validitas Atribut, Produk, dan Jasa Bumi Agung II
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
APJ1 0,465** 0,000 ValidAPJ2 0,441** 0,000 ValidAPJ3 0,713** 0,000 ValidAPJ4 0,582** 0,000 ValidAPJ5 0,782** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan variabel atribut, produk dan jasa mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.11Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan Bumi Agung II
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
CP1 0,573** 0,000 ValidCP2 0,398** 0,000 ValidCP3 0,674** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan variabel citra (image) perusahaan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.12Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan Bumi Agung II
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
HDP1 0,600** 0,000 ValidHDP2 0,415** 0,000 ValidHDP3 0,634** 0,000 ValidHDP4 0,605** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
93
Tabel 4.12 menunjukkan variabel hubungan dengan pelanggan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Validitas Pelanggan Bintang Mas
Tabel 4.13Hasil Uji Validitas Atribut, Produk, dan Jasa Bintang Mas
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
APJ1 0,382** 0,000 ValidAPJ2 0,302** 0,000 ValidAPJ3 0,728** 0,000 ValidAPJ4 0,421** 0,000 ValidAPJ5 0,512** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan variabel atribut, produk dan jasa mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.14Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan Bintang Mas
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
CP1 0,570** 0,000 ValidCP2 0,683** 0,000 ValidCP3 0,653** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan variabel citra (image) perusahaan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
94
Tabel 4.15Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan Bintang Mas
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
HDP1 0,530** 0,000 ValidHDP2 0,225** 0,000 ValidHDP3 0,714** 0,000 ValidHDP4 0,641** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.15 menunjukkan variabel hubungan dengan pelanggan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Validitas Pelanggan Sentosa
Tabel 4.16Hasil Uji Validitas Atribut, Produk, dan Jasa Sentosa
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
APJ1 0,608** 0,000 ValidAPJ2 0,805** 0,000 ValidAPJ3 0,700** 0,000 ValidAPJ4 0,463** 0,000 ValidAPJ5 0,401** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.16 menunjukkan variabel atribut, produk dan jasa mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.17Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan Sentosa
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
CP1 0,538** 0,000 ValidTabel 4.17 berlanjut ke halaman berikutnya
95
Lanjutan tabel 4.17 dari halaman sebelumnyaPertanyaan Pearson
CorelationSig (2-Tailed) Keterangan
CP2 0,458** 0,000 ValidCP3 0,611** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.17 menunjukkan variabel citra (image) perusahaan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.18Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan Sentosa
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
HDP1 0,600** 0,000 ValidHDP2 0,415** 0,000 ValidHDP3 0,634** 0,000 ValidHDP4 0,605** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.18 menunjukkan variabel hubungan dengan pelanggan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Validitas Pemasok Barang
Tabel 4.19Hasil Uji Validitas Atribut, Produk, dan Jasa Pemasok Barang
(Supplier)
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
APJ1 0,777** 0,000 ValidAPJ2 0,868** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
96
Tabel 4.19 menunjukkan variabel atribut, produk dan jasa mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.20Hasil Uji Validitas Citra (image) Perusahaan Pemasok Barang
(Supplier)
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
CP1 0,799** 0,000 ValidCP2 0,844** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.20 menunjukkan variabel citra (image) perusahaan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.21Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pemasok Barang (supplier)
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
HDP1 0,838** 0,000 ValidHDP2 0,912** 0,000 ValidHDP3 0,792** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.21 menunjukkan variabel hubungan dengan pemasok barang
(supplier) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3. Hasil Uji Reabilitas Kepuasan
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensinya dari
instrument penelitian, instrument dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha diatas 0,6.
97
Hasil Uji Reabilitas Bumi Agung II
Tabel 4.22Hasil Uji Reabilitas Pelanggan Bumi Agung II
Variabel Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
APJ .728 .747 6CP .632 .573 4HDP .695 .661 5
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.22 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
atribut, produk, dan jasa sebesar 0,728, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel citra
(image) perusahaan sebesar 0,632, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel. Variabel hubungan
dengan pelanggan sebesar 0,695, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.
Hasil Uji Reabilitas Bintang Mas
Tabel 4.23Hasil Uji Reabilitas Pelanggan Bintang Mas
Variabel Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
APJ .634 .558 6CP .725 .703 4HDP .668 .605 5
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.23 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
atribut, produk, dan jasa sebesar 0,634, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel. Variabel citra
(image) perusahaan sebesar 0,725, sehingga dapat disimpulkan bahwa
98
pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel hubungan
dengan pelanggan sebesar 0,668, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.
Hasil Uji Reabilitas Sentosa
Tabel 4.24Hasil Uji Reabilitas Pelanggan Sentosa
Variabel Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
APJ .725 .750 6CP .618 .556 4HDP .769 .805 5
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.24 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
atribut, produk, dan jasa sebesar 0,725, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel citra
(image) perusahaan sebesar 0,632, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel. Variabel hubungan
dengan pelanggan sebesar 0,695, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.
Tabel 4.25Hasil Uji Reabilitas Pemasok Barang (Supplier)
Variabel Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
APJ .848 .859 3CP .859 .876 3HDP .845 .908 4
Sumber: Data Primer yang diolah
99
Tabel 4.25 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
atribut, produk, dan jasa sebesar 0,848, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel citra (image)
perusahaan sebesar 0,859, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel hubungan
dengan pemasok barang (supplier) sebesar 0,845, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel.
4. Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan dan Pemasok Barang
Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 85 responden
pelanggan yang terdiri dari 29 responden Bumi Agung II, 28
responden Bintang Mas, 28 responden Sentosa dan 20 responden
pemasok barang melalui kuesioner untuk memberikan gambaran
mengenai variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu atribut produk
dan jasa, citra (image) perusahaan, hubungan dengan pelanggan
(kuesioner pelanggan), dan hubungan dengan pemasok barang atau
supplier (kuesioner supplier).
Hasil pengolahan data masing-masing dimensi dalam kepuasan
konsumen dan pemasok barang (supplier) disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 4.26Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa, Pelanggan
Bumi Agung II
Pendapat Responden NilaiJumlah Jawaban
RespondenTabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 20 100 22,22%Puas 4 75 300 66,66%Tabel 4.26 berlanjut ke halaman berikutnya
100
Lanjutan Tabel 4.26 dari halaman sebelumnya
Pendapat Responden NilaiJumlah Jawaban
RespondenTabel Nilai
Bobot Nilai
Cukup Puas 3 50 150 33,33%Kurang Puas 2 0 0 0 %Sangat Tidak Puas 1 0 0 0 %Jumlah 145 450 100 %Sumber: data diolah
Variabel atribut produk dan jasa, pelanggan terdiri dari 5
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan
tabel 4.26 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan Bumi
Agung terhadap atribut produk dan jasa adalah 22,22% menyatakan
sangat puas, 66,66% menyatakan puas, 33,33% menyatakan cukup
puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga
dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap atribut
produk dan jasa dalam penelitian ini pelanggan puas terhadap atribut
produk dan jasa Bumi Agung II.
Tabel 4.27Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa, Pelanggan
Bintang Mas
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 18 90 16,82%Puas 4 79 316 59,07%Cukup Puas 3 43 129 42,11%Kurang Puas 2 0 0 0 %SangatTidak Puas 1 0 0 0 %Jumlah 140 535 100 %Sumber: data diolah
Variabel atribut produk dan jasa, pelanggan terdiri dari 5
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan
101
tabel 4.27 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan Bintang
Mas terhadap atribut produk dan jasa adalah 16,82% menyatakan
sangat puas, 59,07% menyatakan puas, 42,11% menyatakan cukup
puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga
dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap atribut
produk dan jasa dalam penelitian ini puas terhadap atribut produk dan
jasa Bintang Mas.
Tabel 4.28Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa, Pelanggan
SentosaPendapat
RespondenNilai Jumlah Jawaban
RespondenTabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 19 95 18,03%Puas 4 69 276 52,37%Cukup Puas 3 52 156 29,60%Kurang Puas 2 0 0 0 %SangatTidak Puas 1 0 0 0 %Jumlah 140 527 100 %Sumber: data diolah
Variabel atribut produk dan jasa, pelanggan terdiri dari 5
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan
tabel 4.28 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan Sentosa
terhadap atribut produk dan jasa adalah 18,03% menyatakan sangat
puas, 52,37% menyatakan puas, 29,60% menyatakan cukup puas, 0%
menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap atribut produk
dan jasa dalam penelitian ini puas terhadap atribut produk dan jasa
Sentosa.
102
Atribut produk dan jasa Bumi Agung II, Bintang Mas dan
Sentosa terhadap kepuasan pelanggan dapat dinilai memberikan
kepuasan kepada pelanggan.
Tabel 4.29Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa, Pemasok Barang
(Supplier)
Variabel atribut produk dan jasa, pemasok barang (supplier)
terdiri dari 2 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran
berdasarkan tabel 4.29 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pemasok
barang (supplier) terhadap atribut produk dan jasa adalah 39,2%
menyatakan sangat puas, 43,1% menyatakan puas, 17,6% menyatakan
cukup puas, 0 % menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas.
Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pemasok barang
(supplier) terhadap atribut produk dan jasa dalam penelitian ini puas
terhadap PT. BA Bangunan.
Tabel 4.30Hasil Pengukuran Citra (image) Perusahaan, Pelanggan
Bumi Agung II
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 16 80 39,2%Puas 4 22 88 43,1%Cukup Puas 3 12 36 17,6%Kurang Puas 2 0 0 0 %SangatTidak Puas 1 0 0 0 %Jumlah 40 204 100 %Sumber: data diolah
Pendapat Responden
NilaiJumlah Jawaban
RespondenTabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 9 45 14,38%Tabel 4.30 berlanjut ke halaman berikutnya
103
Lanjutan tabel 4.30 dari halaman sebelumnyaPendapat
RespondenNilai
Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Puas 4 34 136 43,45%Cukup Puas 3 44 132 42,17%Kurang Puas 2 0 0 0 %Sangat Tidak Puas 1 0 0 0 %Jumlah 87 313 100 %Sumber: data diolah
Variabel atribut citra (image) perusahaan, pelanggan terdiri dari
3 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan
tabel 4.30 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap
citra (image) perusahaan Bumi Agung II adalah 14,38% menyatakan
sangat puas, 43,45% menyatakan puas, 42,17% menyatakan cukup
puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga
dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap citra
(image) perusahaan dalam penelitian ini puas terhadap Bumi Agung
II.
Tabel 4.31Hasil Pengukuran Citra (image) Perusahaan, Pelanggan
Bintang Mas
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 13 65 20%Puas 4 47 188 57,85%Cukup Puas 3 24 72 22,15%Kurang Puas 2 0 0 0 %SangatTidak Puas 1 0 0 0 %Jumlah 84 325 100 %Sumber: data diolah
Variabel atribut citra (image) perusahaan, pelanggan terdiri dari
3 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan
104
tabel 4.31 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap
citra (image) perusahaan Bintang Mas adalah 20% menyatakan sangat
puas, 57,85% menyatakan puas, 22,15% menyatakan cukup puas, 0%
menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap citra (image)
perusahaan Bintang Mas dalam penelitian ini puas terhadap Bintang
Mas.
Tabel 4.32Hasil Pengukuran Citra (image) Perusahaan, Pelanggan
SentosaPendapat
RespondenNilai Jumlah Jawaban
RespondenTabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 6 30 9,87%Puas 4 40 160 52,63%Cukup Puas 3 38 114 37,5%Kurang Puas 2 0 0 0 %SangatTidak Puas 1 0 0 0 %Jumlah 84 304 100 %Sumber: data diolah
Variabel atribut citra (image) perusahaan, pelanggan terdiri dari
3 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan
tabel 4.32 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap
citra (image) perusahaan Sentosa adalah 9,87% menyatakan sangat
puas, 52,63% menyatakan puas, 37,5% menyatakan cukup puas, 0%
menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap citra (image)
perusahaan Sentosa dalam penelitian puas terhadap Sentosa.
105
Citra (image) perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas dan
Sentosa terhadap kepuasan pelanggan dapat dinilai memberikan
kepuasan kepada pelanggan.
Tabel 4.33Hasil Pengukuran Citra (image) Perusahaan, Pemasok
Barang (Supplier)
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 25 125 70,62%Puas 4 7 28 15,82%Cukup Puas 3 8 24 13,56%Kurang Puas 2 0 0 0SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 40 177 100%Sumber: data diolah
Variabel atribut citra (image) perusahaan, pemasok barang
(supplier) terdiri dari 2 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil
pengukuran berdasarkan tabel 4.33 diatas menunjukkan bahwa
kepuasan pemasok barang (supplier) terhadap citra (image)
perusahaan PT. BA Bangunan adalah 14,58% menyatakan sangat
puas, 57,07% menyatakan puas, 28,34% menyatakan cukup puas, 0 %
menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat kepuasan pemasok barang (supplier) terhadap
citra (image) perusahaan PT. BA Bangunan dalam penelitian ini
sangat puas.
106
Tabel 4.34Hasil Pengukuran Hubungan Dengan Pelanggan, Bumi Agung II
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 16 80 18,06%Puas 4 63 252 56,88%Cukup Puas 3 37 111 25,06%Kurang Puas 2 0 0 0SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 116 443 100%Sumber: data diolah
Variabel atribut Hubungan Dengan Pelanggan terdiri dari 4
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan
tabel 4.34 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap
hubungan dengan Bumi Agung II adalah 18,06% menyatakan sangat
puas, 56,88% menyatakan puas, 25,06% menyatakan cukup puas, 0%
menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap hubungan
perusahaan Bumi Agung II dengan pelanggan dalam penelitian ini
puas.
Tabel 4.35Hasil Pengukuran Hubungan Dengan Pelanggan, Bintang Mas
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 14 70 13,89%Puas 4 61 324 64,29%Cukup Puas 3 36 108 21,43%Kurang Puas 2 1 2 0,4%SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 112 504 100%Sumber: data diolah
107
Variabel atribut Hubungan Dengan Pelanggan terdiri dari 4
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan
tabel 4.35 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap
hubungan dengan Bintang Mas adalah 13,89% menyatakan sangat
puas, 64,29% menyatakan puas, 21,43% menyatakan cukup puas,
0,4% menyatakan kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas.
Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap
hubungan perusahaan Bintang Mas dengan pelanggan dalam
penelitian ini puas.
Tabel 4.36Hasil Pengukuran Hubungan Dengan Pelanggan, Sentosa
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 17 85 20,19%Puas 4 51 204 48,46%Cukup Puas 3 44 132 31,35%Kurang Puas 2 0 0 0SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 112 421 100%Sumber: data diolah
Variabel atribut Hubungan Dengan Pelanggan terdiri dari 4
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan
tabel 4.36 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap
hubungan dengan Sentosa adalah 20,19% menyatakan sangat puas,
48,46% menyatakan puas, 31,35% menyatakan cukup puas, 0%
menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap hubungan
perusahaan Sentosa dengan pelanggan dalam penelitian ini puas.
108
Tabel 4.37Hasil Pengukuran Hubungan Dengan Pemasok Barang (Supplier)
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 28 140 53,44%Puas 4 26 104 39,69%Cukup Puas 3 6 18 6,87%Kurang Puas 2 0 0 0SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 60 262 100%Sumber: data diolah
Variabel atribut Hubungan Dengan Pemasok barang (Supplier)
terdiri dari 3 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran
berdasarkan tabel 4.37 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pemasok
barang (supplier) terhadap hubungan dengan pemasok barang
(supplier) adalah 53,44% menyatakan sangat puas, 39,69%
menyatakan puas, 6,87% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan
kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa
tingkat kepuasan pemasok barang (supplier) terhadap Hubungan
perusahaan PT. BA Bangunan dengan pemasok barang dalam
penelitian ini sangat memuaskan.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Proses bisnis internal dibagi menjadi tiga, yaitu : inovasi, operasi,
dan layanan purna jual. Selanjutnya akan dijelaskan proses bisnis internal
di PT BA Bangunan.
1. Proses Inovasi
Dalam proses inovasi, perusahaan mengidentifikasi keinginan dan
kebutuhan para pelanggan di masa kini dan masa yang akan datang
109
dan menciptakan produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan. Dikarenakan PT BA Bangunan merupakan perusahaan
dagang, jadi proses inovasi yang dilakukan dengan mengikuti trend
barang yang sedang laku atau banyak dicari oleh pelanggan, mencari
barang-barang yang baru yang memiliki prospek penjualan yang
memuaskan seperti penjualan rangka atau baja ringan, serta melayani
pesanan khusus dari pelanggan. Selain itu, proses inovasi lain yang
dilakukan oleh perusahaan ini yaitu dengan melakukan pembelian
kepada supplier dalam jumlah besar agar mendapat harga yang
berbeda apabila dibandingkan dengan pembelian barang eceran,
sehingga bisa melakukan penjualan dengan harga yang kompetitif
dengan perusahaan pesaing. Seperti pembelian keramik, triplek dan
cat langsung dari pabrik dalam jumlah besar.
2. Proses Operasi
Proses operasi adalah proses menghasilkan dan menyampaikan
produk atau jasa kepada pelanggan. Tahap operasi merupakan tahapan
aksi dimana perusahaan secara nyata berupaya untuk memberikan
solusi kepada pelanggan dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhannya. Dalam proses operasi, yang dilakukan oleh PT BA
Bangunan yaitu dengan cara melayani keluhan para pelanggan dengan
memberikan konsultasi mengenai rencana pemakaian dan
penghitungan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan oleh pelanggan,
seperti pembelian keramik atau rangka atap baja ringan. Selain itu,
110
proses operasi lainnya dengan memberikan layanan jasa pelayanan
pemasangan produk barang kepada pelanggan apabila diperlukan.
3. Proses Pelayanan Purna Jual
Proses pelayanan purna jual adalah jasa pelayanan pada pelanggan
setelah penjualan produk atau jasa. Dalam proses ini, yang dilakukan
oleh PT BA Bangunan yaitu dengan memberikan pelayanan garansi
untuk barang-barang tertentu seperti barang elektronik. Contohnya
seperti mesin-mesin yang digunakan oleh tukang bangunan. Proses
lainnya yang dilakukan yaitu memberikan layanan perbaikan barang
dengan biaya yang terjangkau.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Indikator Kepuasan karyawan bertujuan untuk mengukur
peningkatan kepuasn karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar
pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi
responden sebanyak 37 karyawan yang terdiri atas 11 karyawan Bumi
Agung II, 15 karyawan Bintang Mas, 11 karyawan Sentosa.
1. Karakteristik Responden Kepuasan Karyawan
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan proses penyebaran dan
penerimaan kuesioner kepuasan karyawan PT. BA Bangunan:
Tabel 4.38Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Karyawan
Keterangan Jumlah PresentaseKuesioner yang dikirim 37 buahBumi Agung IIBintang Mas
1115
100%
Tabel 4.38 berlanjut ke halaman berikutnya
111
Lanjutan Tabel 4.38 dari halaman sebelumnyaKeterangan Jumlah PresentaseKuesioner yang dikirim Sentosa 11Kuesioner yang tidak kembali 0 0%Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%Kuesioner yang dapat diolah 37 100%Sumber: data diolah
Dari data diatas dapat dilihat bahwa 37 kuesioner yang dibagikan
kepada responden tidak ada yang tidak kembali dikarenakan jumlah
yang karyawan yang tidak cukup banyak dan data yang dapat diolah
sebanyak 37 kuesioner.
Tabel 4.39Karakteristik Responden Penelitian Kepuasan Karyawan
Unsur Demografi
Demografi RespondenJumlah Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 33 89.19%Perempuan 4 10.81%
Umur < 20 tahun 1 2.70%21-30 tahun 19 51.35%
Umur 31-40 tahun 17 45.95%> 40 tahun 0 0%
Pendidikan SMA/Sederajat 35 94.60%Akademi/Sederajat 1 2.70%Strata S1 1 2.70%
Lama Bekerja 1-5 tahun 19 51.36%6-10 tahun 12 32.43%11-15 tahun 2 5.40%> 15 tahun 4 10.81%
Sumber: data diolah
Jika dilihat dari jenis kelamin, responden dalam penelitian ini terdiri
dari 33 responden atau 89.19% berjenis kelamin laki-laki dan 4
responden atau 10.81% berjenis kelamin wanita dari jumlah
keseluruhan 37 responden. Jika dilihat dari umur, responden dalam
112
penelitian ini terdiri dari 1 responden atau 2.70%. berumur dibawah
20 tahun, 19 responden atau 51.35% berumur 21 sampai dengan 30
tahun, 17 responden atau 45.95% berumur 31 sampai dengan 40
tahun, kosong atau tidak ada responden pada umur lebih diatas 40
tahun. Jika dilihat dari pendidikan terakhir, 35 responden atau 94.60%
berpendidikan akhir SMA atau Sederajat, 1 responden atau 2.70 %
berpendidikan akhir Akademi atau sederajat, 1 responden atau 2.70%
berpendidikan akhir S1 atau Strata satu. Jika dilihat dari lama bekerja
pada perusahaan PT. BA Bangunan 19 responden atau 51.36% sudah
lama bekerja 1 sampai dengan 5 tahun, 12 responden atau 32.43%
sudah lama bekerja 6 sampai dengan 10 tahun, 2 responden atau
5.40% sudah lama bekerja 11 sampai dengan 15 tahun, dan 4
responden atau 10.81% sudah lama bekerja lebih dari 15 tahun.
2. Uji Validitas Kepuasan Karyawan
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut
dapat dikatakan valid, tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas
dari tiga variabel dengan 37 sampel responden.
113
Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel
dengan 37 sampel responden yang terdiri dari 11 responden Bumi
Agung II, 15 responden Bintang Mas, 11 responden Sentosa.
Hasil Uji Validitas Karyawan Bumi Agung II
Tabel 4.40Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan Bumi Agung II
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
KK1 0,683* 0,000 ValidKK2 0,844** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.40 menunjukkan variabel kapabilitas karyawan mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.41Hasil Uji Validitas Kapabilitas Sistem Informasi Bumi Agung II
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
KSI1 0,756** 0,000 ValidKSI2 0,642* 0,000 ValidKSI3 0,827** 0,000 ValidKSI4 0,627* 0,000 ValidKSI5 0,827** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.41 menunjukkan variabel kapabilitas sistem informasi
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
114
Tabel 4.42Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
Bumi Agung II
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
MPK1 0,712** 0,000 ValidMPK2 0,674* 0,000 ValidMPK3 0,674* 0,000 ValidMPK4 0,703* 0,000 ValidMPK5 0,674* 0,000 ValidMPK6 -0,756** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.42 menunjukkan variabel motivasi, pemberdayaan, dan
keselarasan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Validitas Karyawan Bintang Mas
Tabel 4.43Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan Bintang Mas
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
KK1 0,665** 0,000 ValidKK2 0,777** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.43 menunjukkan variabel kapabilitas karyawan mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.44Hasil Uji Validitas Kapabilitas Sistem Informasi Bintang Mas
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
KSI1 0,777** 0,000 ValidKSI2 0,796** 0,000 ValidKSI3 0,592** 0,000 ValidTabel 4.44 berlanjut ke halaman berikutnya
115
Lanjutan tabel 4.44 dari halaman sebelumnyaKSI4 0,768** 0,000 ValidKSI5 0,768** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.44 menunjukkan variabel kapabilitas sistem informasi
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.45Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
Bintang Mas
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
MPK1 0,738** 0,000 ValidMPK2 0,730** 0,000 ValidMPK3 0,694** 0,000 ValidMPK4 0,700** 0,000 ValidMPK5 0,621* 0,000 ValidMPK6 0,622* 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.45 menunjukkan variabel motivasi, pemberdayaan, dan
keselarasan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Validitas Karyawan Sentosa
Tabel 4.46Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan Sentosa
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
KK1 0,884** 0,000 ValidKK2 0,772** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
116
Tabel 4.46 menunjukkan variabel kapabilitas karyawan mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.47Hasil Uji Validitas Kapabilitas Sistem Informasi Sentosa
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
KSI1 0,851** 0,000 ValidKSI2 0,777* 0,000 ValidKSI3 0,649* 0,000 ValidKSI4 0,683* 0,000 ValidKSI5 0,703* 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.47 menunjukkan variabel kapabilitas sistem informasi
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.48Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
Sentosa
Pertanyaan Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
MPK1 0,763** 0,000 ValidMPK2 0,779* 0,000 ValidMPK3 0,703* 0,000 ValidMPK4 0,744* 0,000 ValidMPK5 0,703* 0,000 ValidMPK6 -0,733** 0,000 ValidSumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.48 menunjukkan variabel motivasi, pemberdayaan, dan
keselarasan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
117
3. Hasil Uji Reabilitas Kepuasan
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensinya dari
instrument penelitian, instrument dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha diatas 0,6.
Tabel 4.49Hasil Uji Reabilitas Karyawan Bumi Agung II
Variabel Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
KK .806 .799 3KSI .789 .879 6MPK .610 .572 7
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.49 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
kapabilitas karyawan Bumi Agung II sebesar 0,806, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel.
Variabel kapabilitas sistem informasi Bumi Agung II sebesar 0,789,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel. Variabel Motivasi, pemberdayaan dan keselaran sebesar
0,610, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner
ini cukup reliabel.
Tabel 4.50Hasil Uji Reabilitas Karyawan Bintang Mas
Variabel Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
KK .766 .747 3KSI .783 .861 3MPK .770 .854 7
Sumber: Data Primer yang diolah
118
Tabel 4.50 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
kapabilitas karyawan Bintang Mas sebesar 0,766, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel
kapabilitas sistem informasi Bintang Mas sebesar 0,783, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.
Variabel Motivasi, pemberdayaan dan keselaran sebesar 0,770,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel.
Tabel 4.51Hasil Uji Reabilitas Karyawan Sentosa
Variabel Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
KK .851 .865 3KSI .775 .850 3MPK .648 .643 7
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.51 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
kapabilitas karyawan Sentosa sebesar 0,851, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel.
Variabel kapabilitas sistem informasi Sentosa sebesar 0,775, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.
Variabel Motivasi, pemberdayaan dan keselaran sebesar 0,648,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
cukup reliabel.
119
3. Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Karyawan
Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 37 responden karyawan
yang terdiri dari 11 responden Bumi Agung II, 15 responden Bintang
Mas, 11 responden Sentosa melalui kuesioner untuk memberikan
gambaran mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu
kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi serta motivasi,
pemberdayaan dan keselarasan. Hasil pengolahan data disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 4.52Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan Bumi Agung
Variabel kapabilitas karyawan terdiri dari 2 pernyataan dengan skor 1
sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.52 diatas
menunjukkan bahwa kapabilitas karyawan Bumi Agung II adalah
20,83% menyatakan sangat puas, 33,33% menyatakan puas, 45,83%
menyatakan cukup puas, 0 % menyatakan kurang puas dan sangat
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan
karyawan terhadap kapabilitas karyawan Bumi Agung dalam
penelitian ini cukup puas.
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 3 15 20,83%Puas 4 8 24 33,33%Cukup Puas 3 11 33 45,83%Kurang Puas 2 0 0 0SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 22 72 100%Sumber: data diolah
120
Tabel 4.53Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan Bintang Mas
Variabel kapabilitas karyawan terdiri dari 2 pernyataan dengan skor 1
sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.53 diatas
menunjukkan bahwa kapabilitas karyawan Bintang Mas adalah
32,52% menyatakan sangat puas, 55,28% menyatakan puas, 12,2%
menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan
karyawan terhadap kapabilitas karyawan Bintang Mas puas.
Tabel 4.54Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan Sentosa
Variabel kapabilitas karyawan terdiri dari 2 pernyataan dengan skor 1
sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.54 diatas
menunjukkan bahwa kapabilitas karyawan Bintang Mas adalah
20,83% menyatakan sangat puas, 33,33% menyatakan puas, 45,83%
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 8 40 32,52%Puas 4 17 68 55,28%Cukup Puas 3 5 15 12,2%Kurang Puas 2 0 0 0SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 30 123 100%Sumber: data diolah
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 3 15 20,83%Puas 4 8 24 33,33%Cukup Puas 3 11 33 45,83%Kurang Puas 2 0 0 0SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 22 72 100%Sumber: data diolah
121
menyatakan cukup puas, 0 % menyatakan kurang puas dan sangat
tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan
karyawan terhadap kapabilitas karyawan Sentosa dalam penelitian ini
cukup puas.
Hasil Kapabilitas Karyawan dari Bumi Agung II , Bintang Mas,
Sentosa. Bumi Agung dan Sentosa cukup puas dengan kapabilitas
karyawan sedangkan Bintang Mas para karyawan dengan kapabilitas
karyawan merasa puas.
Tabel 4.55Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi Bumi Agung II
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 2 10 5,43%Puas 4 22 88 47,83%Cukup Puas 3 24 72 39,13%Kurang Puas 2 7 14 7,61%SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 55 184 100%Sumber: data diolah
Variabel kapabilitas sistem informasi terdiri dari 5 pernyataan dengan
skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.55 diatas
menunjukkan bahwa kapabilitas sistem informasi Bumi Agung II
adalah 5,43% menyatakan sangat puas, 47,83% menyatakan puas,
39,13% menyatakan cukup puas, 7,61 % menyatakan kurang puas dan
0% menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa
tingkat kepuasan karyawan terhadap kapabilitas sistem informasi
Bumi Agung II dalam penelitian ini puas.
122
Tabel 4.56Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi Bintang Mas
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 5 25 9,62%Puas 4 34 136 52,30%Cukup Puas 3 27 81 31,15%Kurang Puas 2 9 18 6,92%SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 75 260 100%Sumber: data diolah
Variabel kapabilitas sistem informasi terdiri dari 5 pernyataan dengan
skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.56 diatas
menunjukkan bahwa kapabilitas sistem informasi Bintang Mas adalah
9,62% menyatakan sangat puas, 52,30% menyatakan puas, 31,15%
menyatakan cukup puas, 6,92% menyatakan kurang puas dan 0%
menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa
tingkat kepuasan karyawan terhadap kapabilitas sistem informasi
Bintang Mas dalam penelitian ini puas.
Tabel 4.57Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi Sentosa
Variabel kapabilitas sistem informasi terdiri dari 5 pernyataan dengan
skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.57 diatas
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 3 15 7,98%Puas 4 25 100 53,19%Cukup Puas 3 21 61 32,45%Kurang Puas 2 6 12 6,38%SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 55 188 100%Sumber: data diolah
123
menunjukkan bahwa kapabilitas sistem informasi Sentosa adalah
7,98% menyatakan sangat puas, 53,19% menyatakan puas, 32,45%
menyatakan cukup puas, 6,38% menyatakan kurang puas dan 0%
menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa
tingkat kepuasan karyawan terhadap kapabilitas sistem informasi
Sentosa dalam penelitian ini puas.
Hasil Kapabilitas Sistem Informasi dari Bumi Agung II, Bintang
Mas, Sentosa. Karyawan Bumi Agung, Bintang Mas dan Sentosa puas
dengan kapabilitas Sistem Informasi Akuntansi.
Tabel 4.58Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
Bumi Agung II
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 6 30 12,88%Puas 4 29 116 49,79%Cukup Puas 3 25 75 32,19%Kurang Puas 2 6 12 5,15%SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 66 233 100%Sumber: data diolah
Variabel motivasi, pemberdayaan dan keselarasan dari 6 pernyataan
dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.58
diatas menunjukkan bahwa motivasi, pemberdayaan dan keselarasan
Bumi Agung II adalah 12,88% menyatakan sangat puas, 49,79%
menyatakan puas, 32,19% menyatakan cukup puas, 5,15%
menyatakan kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas.
Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap
124
motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Bumi Agung II dalam
penelitian ini puas.
Tabel 4.59Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
Bintang Mas
Pendapat Responden
Nilai Jumlah Jawaban Responden
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 13 65 19%Puas 4 47 188 54,97%Cukup Puas 3 29 87 25,44%Kurang Puas 2 1 2 0,6%SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 90 342 100%Sumber: data diolah
Variabel motivasi, pemberdayaan dan keselarasan dari 6 pernyataan
dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.58
diatas menunjukkan bahwa motivasi, pemberdayaan dan keselarasan
Bintang Mas adalah 19% menyatakan sangat puas, 54,97%
menyatakan puas, 25,44% menyatakan cukup puas, 0,6% menyatakan
kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap motivasi,
pemberdayaan dan keselarasan Bintang Mas dalam penelitian ini puas.
Tabel 4.60Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan
SentosaPendapat
RespondenNilai Jumlah Jawaban
RespondenTabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 7 35 15,22%Puas 4 25 100 43,48%Cukup Puas 3 27 81 35,22%Kurang Puas 2 7 14 6,08%SangatTidak Puas 1 0 0 0Jumlah 66 230 100%Sumber: data diolah
125
Variabel motivasi, pemberdayaan dan keselarasan dari 6
pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan
tabel 4.59 diatas menunjukkan bahwa motivasi, pemberdayaan dan
keselarasan Sentosa adalah 15,22% menyatakan sangat puas, 43,48%
menyatakan puas, 35,22% menyatakan cukup puas, 6,08%
menyatakan kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas.
Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap
motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Sentosa dalam penelitian ini
puas.
C. Hasil Keseluruhan Analisis Balance Scorecard
1. Perspektif Keuangan
Secara umum perspektif yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 rasio,
yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profit Margin, Rasio
Profitabilitas, Rasio Aktivitas. Dari 5 rasio tersebut di uji ke tiga
perusahaan PT. BA Bangunan. Hasil dari 5 rasio dari 2 periode 2008 dan
2009 menunjukan penurunan, namun dalam operasionalnya mengalami
kenaikan. Dari hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Berdasarkan uji rasio likuiditas yang dilakukan kepada perusahaan
Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa menunjukan penurunan dalam
rasio likuiditas. Maksud penurunan adalah semakin rendah
perbandingan rasionya semakin rendah juga pengeluaran yang
dilakukan oleh cabang perusahaan tersebut.
126
2. Rasio Leverage
Berdasarkan uji rasio laverege yang dilakukan kepada perusahaan
Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa menunjukan penurunan dalam
rasio leverage. Maksud penurunan adalah semakin rendah
perbandingan rasio semakin tinggi cabang perusahaan tersebut kurang
mampu memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek.
3. Rasio Profit Margin
Berdasarkan hasil uji rasio profit margin yang dilakukan kepada
perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa menunjukan
penurunan dalam rasio profit margin. Maksud penurunan adalah
semakin rendah rasionya menunjukkan bahwa laba perusahaan
tersebut menurun.
4. Rasio Profitabilitas
Berdasarkan hasil uji rasio profitabilitas yang dilakukan kepada
perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa menunjukan
penurunan dalam rasio profitabilitas. Maksud penurunan adalah
semakin rendah rasionya, menunjukkan cabang-cabang perusahaan
kurang mampu memenuhi kewajibannya dalam waktu jangka pendek.
5. Rasio Aktivitas
Berdasarkan hasil uji rasio aktivitas yang dilakukan kepada cabang
Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa menunjukan penurunan dalam
rasio aktivitas. Maksud penurunan adalah semakin rendah rasionya,
menunjukkan kinerja perusahaan tersebut dapat dikatakan rendah.
127
2. Perspektif Pelanggan
Kinerja yang diperlihatkan pada perspektif ini secara umum sudah sesuai
dengan apa yang diharapkan yaitu memberikan kepuasan kepada
konsumen. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan pelanggan
dan pemasok barang yang menunjukkan nilai yang positif dan signifikan.
Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum PT. BA Bangunan telah
memperhatikan kepuasaan pelanggan dan pemasok barang. Untuk
pembahasan lebih lanjut seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.61Hasil Keseluruhan Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan dan
Kepuasan Pemasok Barang (Supplier)
NAMA PERUSAHAAN APJ CP HDPBUMI AGUNG II PUAS PUAS PUASBINTANG MAS PUAS PUAS PUASSENTOSA PUAS PUAS PUASSUPPLIER PUAS SANGAT
PUASSANGAT
PUASSumber: data diolah
Dari tabel 4.61 dapat dilihat bahwa dari hasil pengukuran kinerja
kepuasaan pelangaan semua perusahaan baik Bumi Agung II, Bintang
Mas, Sentosa dapat dikatakan bagus karena dari atribut jasa dan produk,
citra perusahaan, hubungan dengan pelanggan merasa puas akan kinerja
yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Sedangkan hasil
pengukuran kinerja kepuasan Pemasok Barang (Supplier) terhadap PT. BA
Bangunan dari atribut produk dan jasa pemasok barang (supplier) puas dan
128
dari citra perusahaan serta hubungan dengan pemasok barang (supplier)
sangat puas.
3. Perspektif Bisnis Internal
Proses bisnis internal dibagi menjadi tiga, yaitu : inovasi, operasi, dan
layanan purna jual. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Proses Inovasi. Proses inovasi yang dilakukan dengan mengikuti trend
barang yang sedang laku atau banyak dicari oleh pelanggan, mencari
barang-barang yang baru yang memiliki prospek penjualan yang
memuaskan seperti penjualan rangka atau baja ringan, serta melayani
pesanan khusus dari pelanggan. Proses inovasi lain yang dilakukan
oleh perusahaan ini yaitu dengan melakukan pembelian kepada
supplier dalam jumlah besar agar mendapat harga yang berbeda
apabila dibandingkan dengan pembelian barang eceran, sehingga bisa
melakukan penjualan dengan harga yang kompetitif dengan
perusahaan pesaing.
2. Proses Operasi. Dalam proses operasi, yang dilakukan oleh PT BA
Bangunan yaitu dengan cara melayani keluhan para pelanggan dengan
memberikan konsultasi mengenai rencana pemakaian dan
penghitungan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan oleh pelanggan.
Proses operasi lainnya dengan memberikan layanan jasa pelayanan
pemasangan produk barang kepada pelanggan apabila diperlukan.
129
3. Layanan Purna Jual. Dalam proses ini, yang dilakukan oleh PT BA
Bangunan yaitu dengan memberikan pelayanan garansi untuk barang-
barang tertentu seperti barang elektronik.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kinerja yang diperlihatkan pada perspektif ini secara umum sudah sesuai
dengan apa yang diharapkan yaitu memberikan kepuasan kepada
karyawan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan karyawan
yang menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara umum PT. BA Bangunan telah
memperhatikan kepuasaan karyawannya. Untuk pembahasan lebih lanjut
seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.67Hasil Keseluruhan Pengukuran Kepuasan Kinerja Karyawan
NAMA PERUSAHAN
KK KSI MPK
BUMI AGUNG II CUKUP PUAS PUAS PUASBINTANG MAS PUAS PUAS PUASSENTOSA CUKUP PUAS PUAS PUASSumber: data diolah
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari hasil pengukuran kinerja kepuasaan
karyawan Bintang Mas, dapat dikatakan bagus bila dibandingkan dengan
Bumi Agung II dan Sentosa karena dari 3 peryataan yang diberikan kepada
karyawan ada satu pernyataan yang menyatakan cukup puas, akan tetapi
dari kapabilitas sistem informasi dan motivasi, pemberdayaan dan
keselarasan menyatakan pua. Sedangkan Karyawan Bintang Mas
menyatakan puas dari 3 pernyataan yang diajukan.
130
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaiman kinerja
perusahaan PT BA Bangunan jika diukur dengan menggunakan balance
scorecard. Dari hasil yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kinerja perspektif keuangan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan lima indikator rasio keuangan, rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio profit margin, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Yang
menunjukkan terdapat penurunan nilai dari masing-masing rasio,
kesimpulannya kadar indikator tersebut merupakan sinyal negative pada
laporan keuangan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
perusahaan. Namun dari tiga perusahaan PT. BA Bangunan tersebut yang
terbilang baik yaitu perusahaan Bumi Agung II dan Sentosa.
2. Kinerja perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan inidikator
kepuasan pelanggan PT. BA Bangunan. Berdasarkan hasil survei pada 85
pelanggan dan 20 pemasok barang perusahaan dapat diketahui bahwa
secara umum sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat
dari jawaban atau tanggapan pelanggan yang menunjukkan nilai yang
positif dan signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum PT. BA
Bangunan telah memperhatikan kepuasaan pelanggan dan pemasok barang
131
dan diharapkan prestasi ini dapat lebih ditingkatkan. Dari perspektif ini
ketiga perusahaan PT. BA Bangunan tersebut terbilang baik.
3. Kinerja pada perspektif proses bisnis internal bisa dilihat dari proses
inovasi, proses operasi dan layananan purna jual yang telah dilakukan.
Proses invosi dengan cara mengikuti trend barang yang sedang laku atau
banyak dicari oleh pelanggan, mencari barang-barang yang baru yang
memiliki prospek penjualan yang memuaskan. Proses operasi dengan cara
melayani keluhan para pelanggan dengan memberikan konsultasi
mengenai rencana pemakaian dan penghitungan jumlah anggaran yang
akan dikeluarkan oleh pelanggan. Dan proses layanan purna jual dengan
memberikan pelayanan garansi untuk barang-barang tertentu seperti
barang elektronik serta memberikan layanan perbaikan barang dengan
biaya yang terjangkau.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan diukur dengan menggunakan
inidikator kepuasan pelanggan PT. BA Bangunan. Berdasarkan hasil
survei pada 37 karyawan perusahaan dapat diketahui bahwa secara umum
sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban
atau tanggapan pelanggan yang menunjukkan nilai yang positif dan
signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum PT. BA Bangunan
telah memperhatikan kepuasaan karyawan dan diharapkan prestasi ini
dapat lebih ditingkatkan. Dari ketiga perusahaan PT. BA Bangunan
Tersebut yang terbilang baik yaitu Bintang Mas yang dibandingkan
dengan Bumi Agung II dan Sentosa.
132
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu akuntansi yang membahas tentang balance scorecard.
Serta dapat memberikan informasi tambahan mengenai pengukuran kinerja
suatu perusahaan baik bagi pihak manajemen dan pihak lain yang terkait
informasi tersebut diantaranya:
1. Memberikan pemahaman yang lebih lengkap seputar pengukuran kinerja
perusahaan dan metode pengukurannya sehingga dapat bermanfaat dalam
pengambilan keputusan perusahaan.
2. Pelanggan biasanya memilih perusahaan dagang yang benar-benar
tanggap terhadap kebutuhan yang dibutuhkannya. Pelayanan yang
maksimal akan memberikan kepuasan yang tinggi kepada pelanggan
sehingga akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi kepada perusahaan
dagang tersebut. Hal ini dapat meningkatkan nilai perusahaan secara
keseluruhan.
C. Keterbatasan
1. Jangka waktu pengamatan hanya dua tahun, sehingga kurang
mengambarkan kondisi jangka panjang perusahaan.
2. Pengukuran kinerja pada penelitian ini hanya berdasarkan indikator-
indikator yang terbatas pada tersedianya data yang digunakan.
3. Pengukuran kinerja keuangan hanya meliputi 6 hal, yaitu: rasio lancar,
rasio utang, rasio operating profit margin, rasio net profit margin, rasio
133
return on asset, dan rasio total asset turn over. Hal ini masih kurang
mencerminkan kondisi keuangan secara keseluruhan.
4. Responden yang mengisi kuesioner kepuasan karyawan hanya tiga
perusahaan cabang dari tujuh perusahaan cabang. Hal ini masih kurang
mencerminkan kepuasaan karyawan secara keseluruhan.
5. Kesulitan mendapatkan responden untuk mengisi kuesioner kepuasaan
pelanggan dikarenakan terdapat pelanggan yang membeli barang via
telepon.
D. Saran
Dari kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan diatas, ada beberapa hal
yang dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan, yaitu:
1. Pihak manajemen harus lebih meningkatkan kinerja keuangan dengan
menekan biaya-biaya operasi dan meningkatkan sistem pengendalian
intern. Demi kelangsungan hidup perusahaan.
2. Menambah indikator pengukuran kinerja pada masing-masing perspektif
dalam balance scorecard.
3. Pihak manajemen hendaknya melakukan perbaikan terhadap sarana dan
pra sarana dan penggunaan teknologi informasi untuk kesejahteraan
karyawan.
134
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A. & Loebbecke, James K. “Auditing : Suatu Pendekatan Terpadu”. Adaptasi oleh Amir Abadi Yusuf. Edisi ke-5. Jakarta : Salemba Empat, 1996.
Andriyani dan Mimiyati. “Pengukuran Kinerja Dengan Balance Scorecard”. Jurnal Ekonomi, Akuntansi dan Organisasi, Volume I No 1 April, 2006.
Anthony, Robert N, dan Vijay Govindarajan. “Sistem Pengendalian Manajemen”. Buku I Edisi Kesebelas, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Balance Scorecard: “Balance Scorecard System Suatu Pendekatan Dalam Penilaian Kinerja Perusahaan”. Jurnal Yusbardini.
Balance Scorecard : “Konsep, Manfaat dan Aplikasi Balance Scorecard”. Jurnal Hidayat pada Februari 2001.
Boynton, William C. & Kell, Water G. “Modern Auditing”. Edisi ke -6. Newyork : John Wiley & Sons, Inc, 1996.
Garrison H. Ray dan Eric W. Noreen. “Akuntansi Manajerial”. Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Guy, Alderman, Winter, “Auditing”, Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, 2002.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Halim, Abdul, “Auditing”, Edisi kedua, jilid 1, penerbit unit penerbit dan percetakan (UPP) AMPYKPN, Yogyakarta, 2002.
Hamid, Abdul, “Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Ekonomi, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007.
135
Hansen, dan Mowen, “Management Accounting”, Edisi ke tujuh, Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2002.
Jaelani, Evan. “Advanced Balanced Scorecard”, Artikel Diakses Tanggal 5 Juli 2009, dari Http://www.evanjaelani.net/2009/01/24/Advanced-Balanced-Scorecard/.
Kaplan, Robert S. dan David P. Norton, “Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Scorecard”, Erlangga, Jakarta, 2006.
________________________. “Balanced Scorecard: Transalting Strategi Info Action Bostom”. Harvard Bussines School, 1996.
Kuncoro, Mudrajad. “Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif”. Penerbit Airlangga, 2000.
Kusumastuti, Tri. “Sistem Manajemen Stratejik Berbasis Balance Scorecard”. Makalah Akhir Semester Ilmu Manajemen Strategis Program Pasca Sarjana 152 STIE Ungu, Jakarta, 2006.
Luis, Suwardi. Prima A. Bromo. “Step By Step in Cascading Balanced Scorecard”. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008.
Mc leod, Raymond, Jr. dan George Schell, “Sistem Informasi Manajemen”, Edisi kedelapan, Indeks, Jakarta, 2004.
Mulyadi, “Auditing”, Edisi keenam, jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
______, “Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa”. Salemba Empat, 2001.
136
_______, “Balance Scorecard, Alat Manajemen Kontemporer Untuk Melipatgandakan Kinerja Keuangan Perusahaan”, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
Monika, Kussetyani Ciptani, “Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu Pengantar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan”. Volume 2, 1 Mei 2000: 21-35, http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/
Mutasowifin, Ali. “Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi”, Jurnal Universitas Paramadina Volume 3, Hal 245-264, 2002.
Rahman, Arif, “Pilihan Investasi Paling Mak Nyus”, MedPress (Anggota IKAPI), Yogyakarta, 2009.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali HT. “Manajemen Keuangan”, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta. 2010.
Srimindarti, Ceacilia. “Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja”. Fokus Ekonomi April, 2004.
Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2006.
Syafri, Sofyan H. “Teori Akuntansi”. Edisi Revisi. PT Raja Grasindo Persada. Jakarta, 2007.
Tangkilisan, Nogi S, Hassel, “Manajemen Modern untuk sektor Publik”, Editor Indah Sekarsih, Yogyakarta : Balairung, 2003.
Teuku Mirza. “Balanced Scorecard”. Usahawan, No. 6, Tahun XXVI, 1997.
Satria, Riri. “Advanced Balanced Scorecard”, Artikel Diakses Tanggal 5 Juli 2009, dari Http://www.ririsatria.net/2009/01/24/Advanced-Balanced-Scorecard/
137
Widjojanto, Nugroho, “Sistem Informasi Akuntansi”, Erlangga, Jakarta, 2001.
Wijaya, Tunggal Amin. “Memahami Konsep Balanced Scorecard”. Cetakan ke 2, Harvindo, 2002.
_________________. “Konsep dan Kasus Balanced Scorecard”. Harvarindo, 2009.
_________________. “Akuntansi Biaya dan Manajemen Ikhtisar Teori Soal dan Jawab”. Harvarindo, 2009.
Wibisono, Dermawan. “Manajemen Kinerja”. Erlangga, Jakarta. 2006.
Woodword Graham, Doug Manuel dan Vivek Goel. “Developing a Balanced Scorecard for Publik Health”. Institute for Clinical Evaluatif Sciences (ICES), Toronto, 2004.
Yuwono, Sony, Edy Sukarno, dll. “Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard”. Cetakan ke empat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006.
AKTIVA LANCAR DESEMBER NOVEMBER HUTANG LANCAR DESEMBER NOVEMBER
Kas 3,450,200.00 3,169,900.00 Hutang Dagang 297,216,461.00 409,172,073.00
Bank 410,002,048.53 634,148,822.19 Hutang Lain-lain - -
Cek / Giro / KK / Blm.Cair - 3,801,460.00 Hutang Bonus 99,457,012.00 -
Persediaan Barang Dagang 400,519,208.00 451,030,755.41 Pendapatan Diterima Dimuka 2,000,000.00 2,692,100.00
Piutang Usaha 82,851,600.00 96,034,100.00 Hutang Leasing - -
Piutang Karyawan Pusat 8,030,250.00 8,574,250.00
Piutang Karyawan Sopir / TKMB 3,500,000.00 3,500,000.00 Jumlah Pasiva Lancar 398,673,473.00 411,864,173.00
Piutang KAB - -
Piutang Lain-lain - -
BUMI AGUNG IIN E R A C A
Periode : 31 Desember 2008
Piutang Lain-lain - -
Biaya Dibayar Dimuka 65,894,309.14 67,953,506.29
Jumlah Aktiva Lancar 974,247,615.67 1,268,212,793.89
AKTIVA TETAP
Harta Berwujud 306,612,747.00 306,612,747.00
Akumulasi Penyusutan 306,612,747.00 306,581,049.00
MODAL DAN LABA RUGI
Nilai Buku - 31,698.00 Modal Disetor 175,901,801.39 175,901,801.39
Laba Ditahan Tahun Lalu 257,309,777.35 257,309,777.35
AKTIVA TAK BERWUJUD Bonus Karyawan - -
Program Komputer - - Laba Rugi Tahun 2008 423,168,740.15 370,370,354.68
Akumulasi Program Komputer - - Laba Rugi Bulan Berjalan (280,806,176.22) 52,798,385.47
Nilai Buku - - Jumlah Modal 575,574,142.67 856,380,318.89
TOTAL AKTIVA 974,247,615.67 1,268,244,491.89 TOTAL HUTANG DAN MODAL 974,247,615.67 1,268,244,491.89
AKTIVA LANCAR DESEMBER NOVEMBER HUTANG LANCAR DESEMBER NOVEMBER
Kas 2,018,200.00 1,298,000.00 Hutang Dagang 290,288,837.00 370,317,731.00
Bank 376,315,034.98 544,661,902.00 Hutang Lain-lain - -
Cek / Giro / KK / Blm.Cair - 4,342,390.00 Hutang bonus 91,739,930.00 -
Persediaan Barang Dagang 506,445,622.00 608,595,626.78 Pendapatan Diterima Dimuka - 20,000,000.00
Piutang Usaha 128,429,550.00 164,778,450.00 Hutang Leasing - -
Piutang Karyawan Pusat 5,050,000.00 4,700,000.00
Piutang Karyawan Sopir / TKMB 4,573,200.00 1,775,700.00 Jumlah Pasiva Lancar 382,028,767.00 390,317,731.00
Periode : 31 Desember 2008
BINTANG MASN E R A C A
Piutang Karyawan Sopir / TKMB 4,573,200.00 1,775,700.00 Jumlah Pasiva Lancar 382,028,767.00 390,317,731.00
Piutang KAB - -
Piutang Lain-lain - -
Biaya Dibayar Dimuka - -
Jumlah Aktiva Lancar 1,022,831,606.98 1,330,152,068.78
AKTIVA TETAP
Harta Berwujud 297,748,372.75 297,748,372.75 MODAL DAN LABA RUGI
Akumulasi Penyusutan 293,810,872.61 293,040,039.29 Modal Disetor 94,477,013.47 94,477,013.47
Laba Ditahan Tahun Lalu 416,459,799.35 416,459,799.35
Nilai Buku 3,937,500.14 4,708,333.46 Bonus Karyawan - -
AKTIVA TAK BERWUJUD Laba Rugi Tahun 2008 433,605,858.42 395,761,283.61
Program Komputer - - Laba Rugi Bulan Berjalan (299,802,331.12) 37,844,574.81
Akumulasi Program Komputer - -
Nilai Buku - - Jumlah Modal 644,740,340.12 944,542,671.24
TOTAL AKTIVA 1,026,769,107.12 1,334,860,402.24 TOTAL HUTANG DAN MODAL 1,026,769,107.12 1,334,860,402.24
AKTIVA LANCAR DESEMBER NOVEMBER HUTANG LANCAR DESEMBER NOVEMBER
Kas 1,893,900.00 2,299,300.00 Hutang Dagang 159,820,258.00 221,045,879.00
Bank 254,375,785.87 388,500,541.30 Hutang Lain-lain - -
Cek / Giro / KK / Blm.Cair - 876,895.00 Hutang Bonus 71,878,706.00 210,424.00
Persediaan Barang Dagang 403,736,021.00 461,411,824.06 Pendapatan Diterima Dimuka 25.00 -
Piutang Usaha 29,184,750.00 49,318,000.00 Hutang Leasing - -
Piutang Karyawan Pusat 15,923,000.00 14,573,000.00
Piutang Karyawan Sopir / TKMB 5,476,900.00 4,398,000.00 Jumlah Pasiva Lancar 231,698,989.00 221,256,303.00
Piutang KAB - -
SENTOSAN E R A C A
Periode : 31 Desember 2008
Piutang KAB - -
Piutang Lain-lain - -
Biaya Dibayar Dimuka 47,086,206.83 48,028,735.57
Jumlah Aktiva Lancar 757,676,563.70 969,406,295.93
AKTIVA TETAP
Harta Berwujud 297,136,681.30 297,136,681.30 MODAL DAN LABA RUGI
Akumulasi Penyusutan 289,808,362.00 287,955,157.00
Nilai Buku 7,328,319.30 9,181,524.30 Modal Disetor 225,385,945.53 225,385,945.53
Bonus Karyawan - -
AKTIVA TAK BERWUJUD Laba Ditahan Tahun Lalu 201,799,809.97 201,799,809.97
Program Komputer Laba Rugi Tahun 2008 330,145,761.73 298,682,849.22
Akumulasi Program Komputer Laba Rugi Bulan Berjalan (224,025,623.23) 31,462,912.51
Nilai Buku Jumlah Modal 533,305,894.00 757,331,517.23
TOTAL AKTIVA 765,004,883.00 978,587,820.23 TOTAL HUTANG DAN MODAL 765,004,883.00 978,587,820.23
AKTIVA LANCAR DESEMBER NOVEMBER HUTANG LANCAR DESEMBER NOVEMBER
Kas 1,912,400.00 2,192,800.00 Hutang Dagang 397,069,861.00 470,172,499.00
Bank 560,452,941.05 879,192,405.66 Hutang Lain-lain - -
Cek / Giro / KK / Blm.Cair - 6,646,000.00 Hutang Bonus 106,399,855.00 -
Persediaan Barang Dagang 473,061,132.00 470,355,703.37 Pendapatan Diterima Dimuka 231,000.00 231,000.00
Piutang Usaha 108,448,400.00 126,313,700.00 Hutang Leasing - -
Piutang Karyawan Pusat 13,299,000.00 11,937,000.00
Piutang Karyawan Sopir / TKMB 3,334,000.00 3,200,000.00 Jumlah Pasiva Lancar 503,700,716.00 470,403,499.00
Piutang KAB - -
BUMI AGUNG IIN E R A C A
Periode : 31 Desember 2009
Piutang KAB - -
Piutang Lain-lain - -
Biaya Dibayar Dimuka 41,183,943.34 43,243,140.49
Jumlah Aktiva Lancar 1,201,691,816.39 1,543,080,749.52
AKTIVA TETAP
Harta Berwujud 306,482,342.50 306,482,342.50
Akumulasi Penyusutan 298,867,342.91 298,388,985.58 MODAL DAN LABA RUGI
Nilai Buku 7,614,999.59 8,093,356.92 Modal Disetor 175,901,801.39 175,901,801.39
Laba Ditahan Tahun Lalu 399,672,341.28 399,672,341.28
AKTIVA TAK BERWUJUD Bonus Karyawan - -
Program Komputer - - Laba Rugi Tahun 2009 505,196,464.77 458,574,845.23
Akumulasi Program Komputer - - Laba Rugi Bulan Berjalan (375,164,507.46) 46,621,619.54
Nilai Buku - -
Jumlah Modal 705,606,099.98 1,080,770,607.44
TOTAL AKTIVA 1,209,306,815.98 1,551,174,106.44 TOTAL HUTANG DAN MODAL 1,209,306,815.98 1,551,174,106.44
AKTIVA LANCAR DESEMBER NOVEMBER HUTANG LANCAR DESEMBER NOVEMBER
Kas 3,414,350.00 5,119,450.00 Hutang Dagang 519,299,858.00 639,288,558.60
Bank 503,106,085.25 747,760,063.64 Hutang Lain-lain - -
Cek / Giro / KK / Blm.Cair - 15,585,750.00 Hutang bonus 108,586,856.00 -
Persediaan Barang Dagang 659,684,113.00 717,697,870.96 Pendapatan Diterima Dimuka 7,000,000.00 7,050,000.00
Piutang Usaha 209,566,750.00 245,140,300.00 Hutang Leasing - -
Piutang Karyawan Pusat 15,920,000.00 12,600,000.00
Piutang Karyawan Sopir / TKMB 9,560,200.00 8,639,600.00 Jumlah Pasiva Lancar 634,886,714.00 646,338,558.60
Piutang KAB - -
BINTANG MASN E R A C A
Periode : 31 Desember 2009
Piutang KAB - -
Piutang Lain-lain - -
Biaya Dibayar Dimuka - -
Jumlah Aktiva Lancar 1,401,251,498.25 1,752,543,034.60
AKTIVA TETAP
Harta Berwujud 300,600,009.95 300,600,009.95
Akumulasi Penyusutan 299,174,191.33 298,936,554.90 MODAL DAN LABA RUGI
Modal Disetor 94,477,013.47 94,477,013.47
Nilai Buku 1,425,818.62 1,663,455.05 Laba Ditahan Tahun Lalu 550,263,326.65 550,263,326.65
Bonus Karyawan - -
AKTIVA TAK BERWUJUD Laba Rugi Tahun 2009 463,127,590.93 413,044,705.98
Program Komputer - - Laba Rugi Bulan Berjalan (340,077,328.18) 50,082,884.95
Akumulasi Program Komputer - -
Nilai Buku - - Jumlah Modal 767,790,602.87 1,107,867,931.05
TOTAL AKTIVA 1,402,677,316.87 1,754,206,489.65 TOTAL HUTANG DAN MODAL 1,402,677,316.87 1,754,206,489.65
AKTIVA LANCAR DESEMBER NOVEMBER HUTANG LANCAR DESEMBER NOVEMBER
Kas 1,651,100.00 2,156,500.00 Hutang Dagang 357,519,690.00 334,308,971.00
Bank 546,502,124.41 562,678,362.88 Hutang Lain-lain - -
Cek / Giro / KK / Blm.Cair 389,000.00 2,100,000.00 Hutang Bonus 81,888,731.00 210,424.00
Persediaan Barang Dagang 499,918,718.00 493,153,868.08 Pendapatan Diterima Dimuka - -
Piutang Usaha 52,283,000.00 78,337,200.00 Hutang Leasing - -
Piutang Karyawan Pusat 12,367,000.00 7,938,000.00
Piutang Karyawan Sopir / TKMB 4,992,800.00 3,203,800.00 Jumlah Pasiva Lancar 439,408,421.00 334,519,395.00
Piutang KAB - -
SENTOSAN E R A C A
Periode : 31 Desember 2009
Piutang KAB - -
Piutang Lain-lain - -
Biaya Dibayar Dimuka 35,775,861.95 36,718,390.69
Jumlah Aktiva Lancar 1,153,879,604.36 1,186,286,121.65
AKTIVA TETAP
Harta Berwujud 312,716,274.98 312,716,274.98
Akumulasi Penyusutan 297,393,270.43 296,793,939.54 MODAL DAN LABA RUGI
Modal Disetor 225,385,945.53 225,385,945.53
Nilai Buku 15,323,004.55 15,922,335.44 Bonus Karyawan - -
Laba Ditahan Tahun Lalu 307,919,948.47 307,919,948.47
Laba Rugi Tahun 2009 334,383,168.09 297,732,195.20
AKTIVA TAK BERWUJUD Laba Rugi Bulan Berjalan (137,894,874.18) 36,650,972.89
Program Komputer - -
Akumulasi Program Komputer - - Jumlah Modal 729,794,187.91 867,689,062.09
Nilai Buku - -
TOTAL AKTIVA 1,169,202,608.91 1,202,208,457.09 TOTAL HUTANG DAN MODAL 1,169,202,608.91 1,202,208,457.09
147
KUESIONER PELANGGAN
Terhadap Produk-produk Yang Dijual
1. Petunjuk Pengisian
a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i,
untuk memberikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapan) yang
telah disediakan.
b. Berilah tanda ( √ ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i.
Pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya.
c. Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu :
SP = Sangat Puas
P = Puas
CP = Cukup Puas
KP = Kurang Puas
STP = Sangat Tidak Puas
2. Karakteristik Pelanggan
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Usia :
d. Pekerjaan :
e. Jenis Produk Yang Dibeli :
148
No KeteranganTanggapan
SP P CP KP STP
I Atribut Produk dan Jasa
1. Bagaimana menurut anda dengan
harga-harga produk yang dijual PT. BA
Bangunan terjangkau oleh
masyarakat/pembeli.
2. Bagaimana menurut anda dengan
kualitas produk yang dijual PT. BA
Bangunan.
3. Bagaimana menurut anda jasa yang
diberikan PT. BA Bangunan dalam hal
pendistribusian barang dan melayani
konsultasi masyarakat/pembeli
4. Bagaimana menurut anda terhadap
banyaknya produk yang dijual oleh PT.
BA Bangunan.
5. Bagaimana menurut anda terhadap
keamanan dan kepercayaan terhadap
proses transaksi yang dilakukan.
II Citra (Image) Perusahaan
6. Bagaimana menurut anda PT. BA
Bangunan dengan kemampuannya
dalam menyediakan produknya sesuai
dengan kebutuhan pelanggan.
7. Bagaimana menurut anda dengan
kinerja karyawan PT. BA Bangunan
dalam melayani pelanggan.
149
8. Bagaimana menurut anda terhadap citra
PT. BA Bangunan sebagai toko bahan
bangunan yang ramah dan terpercaya.
III Hubungan dengan Pelanggan/Pembeli
9. Bagaimana menurut anda dengan
pelayanan karyawan PT. BA Bangunan
yang diberikan kepada pelanggan.
10. Bagaimana menurut anda dengan pesan
antar barang yang anda pesan melalui
PT. BA Bangunan dikirim dan datang
dengan tepat waktu.
11. Bagaimana menurut anda terhadap
kecepat tanggapan karyawan PT. BA
Bangunan dalam penyelesaian masalah
pelanggan.
12. Bagaimana menurut anda terhadap
informasi yang diberikan karyawan PT.
BA Bangunan kepada pelanggan setiap
saat.
150
KUESIONER SUPPLIER
1. Petunjuk Pengisian
a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i,
untuk memberikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapan) yang
telah disediakan.
b. Berilah tanda ( √ ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i.
Pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya.
c. Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu :
SP = Sangat Puas
P = Puas
CP = Cukup Puas
KP = Kurang Puas
STP = Sangat Tidak Puas
2. Karakteristik Pelanggan
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Usia :
d. Pekerjaan :
e. Jenis Produk Yang Ditawarkan :
151
No KeteranganTanggapan
SP P CP KP STP
I Atribut Produk dan Jasa
1. Bagaimana menurut anda dengan
harga-harga produk yang ditawar oleh
PT. BA Bangunan.
2. Bagaimana menurut anda terhadap
keamanan dan kepercayaan terhadap
proses transaksi yang dilakukan.
II Citra (Image) Perusahaan
3. Bagaimana menurut anda kerja sama
yang dilakukan antara PT. BA
Bangunan dengan anda sebagai
supplier.
4. Bagaimana menurut anda terhadap citra
PT. BA Bangunan sebagai toko bahan
bangunan yang ramah dan terpercaya.
III Hubungan dengan Supplier
5. Bagaimana menurut anda dengan
pelayanan karyawan PT. BA Bangunan
yang diberikan kepada supllier.
6. Bagaimana menurut anda dengan
ketepatan waktu pembayaran yang
dilakukan oleh PT. BA Bangunan.
7. Bagaimana menurut anda terhadap
informasi yang diberikan PT. BA
Bangunan kepada supllier setiap saat.
152
KUESIONER KARYAWAN
I. Petunjuk Pengisian
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i,
untuk memberikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapan) yang
telah disediakan.
2. Berilah tanda ( √ ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i.
Pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya.
3. Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu :
SP = Sangat Puas
P = Puas
CP = Cukup Puas
KP = Kurang Puas
STP = Sangat Tidak Puas
II. Data Karyawan
1. Jenis Kelamin :
a. Pria ( )
b. Wanita ( )
2. Usia Anda Sekarang :
a. 20 tahun ke bawah ( )
b. 21 – 30 tahun ( )
c. 31 – 40 tahun ( )
d. 40 tahun ke atas ( )
3. Pendidikan Terakhir :
a. SMA/ Sederajat ( )
b. Akademi/ Sederajat ( )
c. Strata satu (S1) ( )
d. Lebih dari Strata satu (S1) ( )
153
4. Lama Anda Bekerja di PT … :
a. 1 – 5 tahun ( )
b. 6 – 10 tahun ( )
c. 11 – 15 tahun ( )
d. 15 tahun ke atas ( )
154
No KeteranganTanggapan
SP P CP KP STP
I Kapabilitas Karyawan
1. Bagaimana menurut anda dengan
perusahaan yang memberikan
kesempatan bagi anda untuk
berkreativitas.
2. Bagaimana menurut anda dengan
perusahaan yang menghargai karyawan
yang meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan atas inisiatif sendiri.
II Kapabilitas Sistem Informasi
3. Bagaimana menurut anda dengan
informasi yang dapat diperoleh setiap
waktu sesuai dengan kebutuhan
karyawan.
4. Bagaimana menurut anda informasi
mengenai perusahaan baik mengenai
kebijakan, prosedur maupun hal-hal
lain yang berhubungan dengan
pekerjaan yang diberikan secara jelas
dan akurat oleh perusahaan.
5. Bagaimana menurut anda dengan sikap
anda yang tidak pernah ketinggalan
informasi apapun mengenai
perusahaan.
6. Bagaimana menurut anda terhadap
performa yang diberikan kepada
karyawan setelah didukung teknologi
informasi.
155
7. Bagaimana menurut anda terhadap
kemampuan karyawan dalam
memaksimalkan fungsi teknologi
informasi.
III Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan
8. Bagaimana menurut anda dengan gaji
yang diterima sekarang ini, karena
telah sesuai dengan pekerjaan anda.
9. Bagaimana menurut anda dengan
kesempatan anda untuk memperoleh
pelatihan dan promosi dari perusahaan.
10. Bagaimana menurut anda dengan
sarana dan prasarana yang disediakan
perusahaan.
11. Bagaimana menurut anda
suasana/keharmonisan hubungan antar
rekan kerja.
12. Bagaimana menurut anda dengan
perhatian perusahaan dalam
menanggapi saran/usul para karyawan.
13. Bagaimana menurut anda dengan
kebijakan prosedur dan pembagian
tugas yang ditetapkan oleh perusahaan.
162
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PELANGGAN
Atribut Produk dan Penjualan Bumi Agung II
Correlations
APJ1 APJ2 APJ3 APJ4 APJ5 APJAPJ1 Pearson
Correlation1 -.220 .094 .107 .395(*) .465(*)
Sig. (2-tailed) . .251 .626 .581 .034 .011N 29 29 29 29 29 29
APJ2 Pearson Correlation
-.220 1 .405(*) -.003 .132 .441(*)
Sig. (2-tailed) .251 . .029 .988 .494 .017N 29 29 29 29 29 29
APJ3 Pearson Correlation
.094 .405(*) 1 .179 .422(*) .713(**)
Sig. (2-tailed) .626 .029 . .352 .023 .000N 29 29 29 29 29 29
APJ4 Pearson Correlation
.107 -.003 .179 1 .446(*) .582(**)
Sig. (2-tailed) .581 .988 .352 . .015 .001N 29 29 29 29 29 29
APJ5 Pearson Correlation
.395(*) .132 .422(*) .446(*) 1 .782(**)
Sig. (2-tailed) .034 .494 .023 .015 . .000N 29 29 29 29 29 29
APJ Pearson Correlation
.465(*) .441(*) .713(**) .582(**) .782(**) 1
Sig. (2-tailed) .011 .017 .000 .001 .000 .N 29 29 29 29 29 29
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.728 .747 6
163
Citra Perusahaan Bumi Agung II
Correlations
CP1 CP2 CP3 CPCP1 Pearson
Correlation1 -.163 .201 .573(**)
Sig. (2-tailed) . .399 .296 .001N 29 29 29 29
CP2 Pearson Correlation
-.163 1 -.176 .398(*)
Sig. (2-tailed) .399 . .362 .032N 29 29 29 29
CP3 Pearson Correlation
.201 -.176 1 .674(**)
Sig. (2-tailed) .296 .362 . .000N 29 29 29 29
CP Pearson Correlation
.573(**) .398(*) .674(**) 1
Sig. (2-tailed) .001 .032 .000 .N 29 29 29 29
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.632 .573 4
164
Hubungan Dengan Pelanggan Bumi Agung II
Correlations
HDP1 HDP2 HDP3 HDP4 HDPHDP1 Pearson
Correlation1 -.298 .280 .335 .600(**)
Sig. (2-tailed) . .116 .141 .075 .001N 29 29 29 29 29
HDP2 Pearson Correlation
-.298 1 .142 .179 .415(*)
Sig. (2-tailed) .116 . .461 .353 .025N 29 29 29 29 29
HDP3 Pearson Correlation
.280 .142 1 -.087 .634(**)
Sig. (2-tailed) .141 .461 . .654 .000N 29 29 29 29 29
HDP4 Pearson Correlation
.335 .179 -.087 1 .605(**)
Sig. (2-tailed) .075 .353 .654 . .001N 29 29 29 29 29
HDP Pearson Correlation
.600(**) .415(*) .634(**) .605(**) 1
Sig. (2-tailed) .001 .025 .000 .001 .N 29 29 29 29 29
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.695 .661 5
165
Atribut Produk dan Jasa Bintang Mas
Correlations
APJ1 APJ2 APJ3 APJ4 APJ5 APJAPJ1 Pearson
Correlation1 -.272 .083 .225 -.051 .382(*)
Sig. (2-tailed) . .161 .675 .249 .795 .045N 28 28 28 28 28 28
APJ2 Pearson Correlation
-.272 1 .104 -.168 .097 .302
Sig. (2-tailed) .161 . .597 .393 .623 .119N 28 28 28 28 28 28
APJ3 Pearson Correlation
.083 .104 1 .095 .376(*) .728(**)
Sig. (2-tailed) .675 .597 . .632 .048 .000N 28 28 28 28 28 28
APJ4 Pearson Correlation
.225 -.168 .095 1 -.228 .421(*)
Sig. (2-tailed) .249 .393 .632 . .244 .026N 28 28 28 28 28 28
APJ5 Pearson Correlation
-.051 .097 .376(*) -.228 1 .512(**)
Sig. (2-tailed) .795 .623 .048 .244 . .005N 28 28 28 28 28 28
APJ Pearson Correlation
.382(*) .302 .728(**) .421(*) .512(**) 1
Sig. (2-tailed) .045 .119 .000 .026 .005 .N 28 28 28 28 28 28
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.634 .558 6
166
Citra Perusahaan Bintang Mas
Correlations
CP1 CP2 CP3 CPCP1 Pearson
Correlation1 .164 .000 .570(**)
Sig. (2-tailed) . .404 1.000 .002N 28 28 28 28
CP2 Pearson Correlation
.164 1 .159 .683(**)
Sig. (2-tailed) .404 . .418 .000N 28 28 28 28
CP3 Pearson Correlation
.000 .159 1 .653(**)
Sig. (2-tailed) 1.000 .418 . .000N 28 28 28 28
CP Pearson Correlation
.570(**) .683(**) .653(**) 1
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .N 28 28 28 28
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.725 .703 4
167
Hubungan Dengan Pelanggan Bintang Mas
Correlations
HDP1 HDP2 HDP3 HDP4 HDPHDP1 Pearson
Correlation1 -.368 .188 .269 .530(**)
Sig. (2-tailed) . .054 .337 .166 .004N 28 28 28 28 28
HDP2 Pearson Correlation
-.368 1 .115 -.160 .225
Sig. (2-tailed) .054 . .559 .417 .250N 28 28 28 28 28
HDP3 Pearson Correlation
.188 .115 1 .187 .714(**)
Sig. (2-tailed) .337 .559 . .342 .000N 28 28 28 28 28
HDP4 Pearson Correlation
.269 -.160 .187 1 .641(**)
Sig. (2-tailed) .166 .417 .342 . .000N 28 28 28 28 28
HDP Pearson Correlation
.530(**) .225 .714(**) .641(**) 1
Sig. (2-tailed) .004 .250 .000 .000 .N 28 28 28 28 28
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.668 .605 5
168
Atribut Produk dan Jasa Sentosa
Correlations
APJ1 APJ2 APJ3 APJ4 APJ5 APJAPJ1 Pearson
Correlation1 .370 .496(**) .023 .093 .608(**)
Sig. (2-tailed) . .053 .007 .909 .639 .001N 28 28 28 28 28 28
APJ2 Pearson Correlation
.370 1 .519(**) .185 .370 .805(**)
Sig. (2-tailed) .053 . .005 .346 .053 .000N 28 28 28 28 28 28
APJ3 Pearson Correlation
.496(**) .519(**) 1 -.016 .121 .700(**)
Sig. (2-tailed) .007 .005 . .934 .541 .000N 28 28 28 28 28 28
APJ4 Pearson Correlation
.023 .185 -.016 1 -.136 .463(*)
Sig. (2-tailed) .909 .346 .934 . .491 .013N 28 28 28 28 28 28
APJ5 Pearson Correlation
.093 .370 .121 -.136 1 .401(*)
Sig. (2-tailed) .639 .053 .541 .491 . .035N 28 28 28 28 28 28
APJ Pearson Correlation
.608(**) .805(**) .700(**) .463(*) .401(*) 1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .013 .035 .N 28 28 28 28 28 28
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.725 .750 6
169
Citra Perusahaan Sentosa
Correlations
CP1 CP2 CP3 CPCP1 Pearson
Correlation1 -.017 -.117 .538(**)
Sig. (2-tailed) . .933 .553 .003N 28 28 28 28
CP2 Pearson Correlation
-.017 1 -.044 .458(*)
Sig. (2-tailed) .933 . .823 .014N 28 28 28 28
CP3 Pearson Correlation
-.117 -.044 1 .611(**)
Sig. (2-tailed) .553 .823 . .001N 28 28 28 28
CP Pearson Correlation
.538(**) .458(*) .611(**) 1
Sig. (2-tailed) .003 .014 .001 .N 28 28 28 28
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.618 .556 4
170
Hubungan Dengan Pelanggan Sentosa
Correlations
HDP1 HDP2 HDP3 HDP4 HDPHDP1 Pearson
Correlation1 .491(**) .304 .476(*) .815(**)
Sig. (2-tailed) . .008 .116 .011 .000N 28 28 28 28 28
HDP2 Pearson Correlation
.491(**) 1 .157 .275 .706(**)
Sig. (2-tailed) .008 . .425 .157 .000N 28 28 28 28 28
HDP3 Pearson Correlation
.304 .157 1 .077 .605(**)
Sig. (2-tailed) .116 .425 . .696 .001N 28 28 28 28 28
HDP4 Pearson Correlation
.476(*) .275 .077 1 .616(**)
Sig. (2-tailed) .011 .157 .696 . .000N 28 28 28 28 28
HDP Pearson Correlation
.815(**) .706(**) .605(**) .616(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .N 28 28 28 28 28
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.769 .805 5
171
HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS KARYAWAN
Korelasi dan Reabilitas Kapabilitas Karyawan (KK) Bumi Agung II
Correlations
1 .184 .683*
. .589 .021
11 11 11
.184 1 .844**
.589 . .001
11 11 11
.683* .844** 1
.021 .001 .
11 11 11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
KK1
KK2
KK
KK1 KK2 KK
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Reliability Statistics
.806 .799 3
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
172
Korelasi dan Realibel Kapabilitas Sistem Informasi (KSI) Bumi Agung II
Correlations
1 .506 .416 .503 .416 .756**
. .113 .203 .115 .203 .007
11 11 11 11 11 11
.506 1 .429 .204 .429 .642*
.113 . .188 .548 .188 .033
11 11 11 11 11 11
.416 .429 1 .290 1.000** .827**
.203 .188 . .387 . .002
11 11 11 11 11 11
.503 .204 .290 1 .290 .672*
.115 .548 .387 . .387 .024
11 11 11 11 11 11
.416 .429 1.000** .290 1 .827**
.203 .188 . .387 . .002
11 11 11 11 11 11
.756** .642* .827** .672* .827** 1
.007 .033 .002 .024 .002 .
11 11 11 11 11 11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
KSI1
KSI2
KSI3
KSI4
KSI5
KSI
KSI1 KSI2 KSI3 KSI4 KSI5 KSI
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Reliability Statistics
.789 .879 6
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
173
Correlations
1 .329 .329 .615* .329 -.800** .712*
. .324 .324 .044 .324 .003 .014
11 11 11 11 11 11 11
.329 1 .340 .355 .340 -.470 .674*
.324 . .306 .285 .306 .144 .023
11 11 11 11 11 11 11
.329 .340 1 .066 1.000** -.649* .674*
.324 .306 . .848 . .031 .023
11 11 11 11 11 11 11
.615* .355 .066 1 .066 -.511 .703*
.044 .285 .848 . .848 .108 .016
11 11 11 11 11 11 11
.329 .340 1.000** .066 1 -.649* .674*
.324 .306 . .848 . .031 .023
11 11 11 11 11 11 11
-.800** -.470 -.649* -.511 -.649* 1 -.756**
.003 .144 .031 .108 .031 . .007
11 11 11 11 11 11 11
.712* .674* .674* .703* .674* -.756** 1
.014 .023 .023 .016 .023 .007 .
11 11 11 11 11 11 11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
MPK1
MPK2
MPK3
MPK4
MPK5
MPK6
MPK
MPK1 MPK2 MPK3 MPK4 MPK5 MPK6 MPK
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Korelasi dan Reabilitas Kapabilitas Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan (MPK) Bumi Agung II
Reliability Statistics
.610 .572 7
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
174
Korelasi dan Realibel Kapabilitas Karyawan (KK) Bintang Mas
Correlations
1 .046 .665**
. .872 .007
15 15 15
.046 1 .777**
.872 . .001
15 15 15
.665** .777** 1
.007 .001 .
15 15 15
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
KK1
KK2
KK
KK1 KK2 KK
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Reliability Statistics
.766 .747 3
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
175
Korelasi dan Realibel Kapabilitas Sistem Informasi (KSI) Bintang Mas
Correlations
1 .430 .434 .523* .434 .796**
. .109 .106 .046 .106 .000
15 15 15 15 15 15
.430 1 .221 .287 .221 .592*
.109 . .428 .300 .428 .020
15 15 15 15 15 15
.434 .221 1 .240 1.000** .768**
.106 .428 . .390 . .001
15 15 15 15 15 15
.523* .287 .240 1 .240 .682**
.046 .300 .390 . .390 .005
15 15 15 15 15 15
.434 .221 1.000** .240 1 .768**
.106 .428 . .390 . .001
15 15 15 15 15 15
.796** .592* .768** .682** .768** 1
.000 .020 .001 .005 .001 .
15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
KSI1
KSI2
KSI3
KSI4
KSI5
KSI
KSI1 KSI2 KSI3 KSI4 KSI5 KSI
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Reliability Statistics
.783 .861 6
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
176
Correlations
1 .654** .206 .514* .701** .047 .738**
. .008 .462 .050 .004 .869 .002
15 15 15 15 15 15 15
.654** 1 .220 .550* .419 .183 .730**
.008 . .430 .034 .120 .515 .002
15 15 15 15 15 15 15
.206 .220 1 .261 .092 .898** .694**
.462 .430 . .348 .743 .000 .004
15 15 15 15 15 15 15
.514* .550* .261 1 .447 .180 .700**
.050 .034 .348 . .095 .521 .004
15 15 15 15 15 15 15
.701** .419 .092 .447 1 .092 .621*
.004 .120 .743 .095 . .745 .014
15 15 15 15 15 15 15
.047 .183 .898** .180 .092 1 .622*
.869 .515 .000 .521 .745 . .013
15 15 15 15 15 15 15
.738** .730** .694** .700** .621* .622* 1
.002 .002 .004 .004 .014 .013 .
15 15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
MPK1
MPK2
MPK3
MPK4
MPK5
MPK6
MPK
MPK1 MPK2 MPK3 MPK4 MPK5 MPK6 MPK
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Korelasi dan Realibel Kapabilitas Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan (MPK) Bintang Mas
Reliability Statistics
.770 .854 7
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
177
Korelasi dan Reabilitas Kapabilitas Karyawan (KK) Sentosa
Correlations
1 .386 .884**
. .241 .000
11 11 11
.386 1 .772**
.241 . .005
11 11 11
.884** .772** 1
.000 .005 .
11 11 11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
KK1
KK2
KK
KK1 KK2 KK
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Reliability Statistics
.851 .865 3
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
178
Correlations
1 .329 .329 .615* .329 .777**
. .324 .324 .044 .324 .005
11 11 11 11 11 11
.329 1 .340 .355 .340 .649*
.324 . .306 .285 .306 .031
11 11 11 11 11 11
.329 .340 1 .066 1.000** .703*
.324 .306 . .848 . .016
11 11 11 11 11 11
.615* .355 .066 1 .066 .683*
.044 .285 .848 . .848 .021
11 11 11 11 11 11
.329 .340 1.000** .066 1 .703*
.324 .306 . .848 . .016
11 11 11 11 11 11
.777** .649* .703* .683* .703* 1
.005 .031 .016 .021 .016 .
11 11 11 11 11 11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
KSI1
KSI2
KSI3
KSI4
KSI5
KSI
KSI1 KSI2 KSI3 KSI4 KSI5 KSI
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Korelasi dan Realibitas Kapabilitas Sistem Informasi (KSI) Sentosa
Reliability Statistics
.775 .850 6
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
179
Correlations
1 .615* .261 .721* .261 -.798** .763**
. .044 .438 .012 .438 .003 .006
11 11 11 11 11 11 11
.615* 1 .518 .330 .518 -.654* .779**
.044 . .103 .322 .103 .029 .005
11 11 11 11 11 11 11
.261 .518 1 .230 1.000** -.635* .703*
.438 .103 . .496 . .036 .016
11 11 11 11 11 11 11
.721* .330 .230 1 .230 -.590 .744**
.012 .322 .496 . .496 .056 .009
11 11 11 11 11 11 11
.261 .518 1.000** .230 1 -.635* .703*
.438 .103 . .496 . .036 .016
11 11 11 11 11 11 11
-.798** -.654* -.635* -.590 -.635* 1 -.773**
.003 .029 .036 .056 .036 . .005
11 11 11 11 11 11 11
.763** .779** .703* .744** .703* -.773** 1
.006 .005 .016 .009 .016 .005 .
11 11 11 11 11 11 11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
MPK1
MPK2
MPK3
MPK4
MPK5
MPK6
MPK
MPK1 MPK2 MPK3 MPK4 MPK5 MPK6 MPK
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Korelasi dan Reabilitas Kapabilitas Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan (MPK) Sentosa
Reliability Statistics
.648 .643 7
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items