bahasa indonesia yangsudah diedit

21
PENGGUNAAN BOM DALAM PENANGKAPAN IKAN (MAKALAH BAHASA INDONESIA) Oleh KELOMPOK 9 Azrie Izzatul Jannah 1318011030 Indah Iswara 1318011082 Rosi Indah Pratama 1318011146 Seftia Varera Nanda 1318011151 Serafina Subagyo 1318011152 Siti Masruroh 1318011157 Dosen: Mulyanto Widodo, M.Pd FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Upload: indah-iswara

Post on 15-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN tugas mku

TRANSCRIPT

Page 1: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

PENGGUNAAN BOM DALAM PENANGKAPAN IKAN

(MAKALAH BAHASA INDONESIA)

Oleh

KELOMPOK 9

Azrie Izzatul Jannah 1318011030

Indah Iswara 1318011082

Rosi Indah Pratama 1318011146

Seftia Varera Nanda 1318011151

Serafina Subagyo 1318011152

Siti Masruroh 1318011157

Dosen: Mulyanto Widodo, M.Pd

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2015

Page 2: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

ABSTRAK

Penangkapan ikan dengan menggunakan bom menimbulkan banyak dampak negatif.

Jika hal ini tidak diatasi, maka kerusakan ekosistem laut semakin luas. Di sisi lain,

dampak negatif dari penggunaan metode penangkapan ikan yang salah juga dirasakan

oleh manusia. Oleh karena itu, penulis memaparkan bahaya yang ditimbulkan pada

penggunaan bom ikan. Dalam makalah ini, metode penulisan yang penulis gunakan

adalah studi literatur atau kajian pustaka. Berdasarkan hasil yang di peroleh dari

literatur, penulis dapat menyimpulkan bahwa penggunaan bom dalam penangkapan ikan

merupakan metode yang salah. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah harus tegas

dalam menyikapinya.

Kata kunci : bom ikan, ekosistem, dampak negatif

ii

Page 3: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat

menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Makalah Bahasa Indonesia tentang “Penggunaan Bom Dalam

Penangkapan Ikan” yang telah penulis susun bertujuan untuk memenuhi tugas mata

kuliah Bahasa Indonesia. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang

lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.

Bandar Lampung, 29 Maret 2015

Penulis

iii

Page 4: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................... i

ABSTRAK.................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR................................................................................................. iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................. 3

1.4 Manfaat................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 4

2.1 Metode Penangkapan Ikan....................................................................... 4

2.2 Faktor Penyebab Penggunaan Bom Dalam Penangkapan Ikan.................. 5

2.3 Bahaya Penangkapan Ikan............................................................................ 6

2.4 Solusi Masalah Penangkapan Ikan dengan .................................................. 7

BAB III KESIMPULAN.............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 10

iv

Page 5: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Komponen yang tergolong di

dalamnya tidak hanya biotik tetapi juga abiotik. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban,

populasi manusia, dan revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi

sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan terutama

pada satu abad belakangan ini.

Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia

setelah Brazil. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah terbentuk oleh dua faktor.

Pertama, dilihat dari sisi astronomi Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki

curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh

dengan cepat. Kedua, dilihat dari sisi geologi Indonesia terletak pada titik

pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya

akan mineral. Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis

tanaman dan hewan laut.. Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan

adanya 10% dari tanaman berbunga, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17%

dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut yang terkenal di

dunia dapat ditemukan di Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia juga dikenal sebagai

penghasil berbagai jenis bahan tambang dan memiliki tanah yang subur. Wilayah

perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.

Namun kekayaan alam Indonesia yang luar biasa tersebut tidak dieksploitasi dengan

baik, yaitu banyaknya yang diambil tanpa diimbangi dengan perbaikan yang sesuai.

Seperti penggunaan sumber daya laut, banyak nelayan yang tidak hanya menangkap

ikan dengan jala, namun dengan cara lain yang berbahaya untuk pelaku tersebut

maupun alam. Salah satunya dengan menggunakan zat kimia, bom, strum, dan putas.

1

Page 6: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

Penggunaan bom merupakan metode untuk menangkap ikan yang sering digunakan oleh

sebagian nelayan dalam skala kecil dan menengah. Pet-Soede dan Erdman (1998)

membandingkan metode penangkapan destruktif skala kecil atau menengah, termasuk

penggunaan sianida dan bom untuk menangkap ikan. Kesimpulannya, penggunaan bom

adalah yang paling merugikan secara sosial karena mematikan spesies yang bukan

target penangkapan dan dampak destruktifnya terhadap karang paling besar.

Dari pengamatan langsung dilapangan dapat dilihat bahwa efek bom benar-benar

dahsyat dan mematikan. Dengan berat bom ikan 200-400 gram kotor (termasuk berat

botol) dapat menimbulkan kematian pada radius 5-8 meter. Kematian berat artinya,

semua sumber daya ikan dan non ikan serta terumbu karang benar-benar mati dan tidak

dapat recovery. Kematian sedang adalah kematian beberapa sumber daya ikan kecil dan

sedang sementara 30-60% terumbu karang dapat recovery setelah 3-4 minggu.

Sementara kematian ringan adalah kematian beberapa jenis ikan kecil dan rusaknya

terumbu karang sekitar 10-15%. Hanya sekitar 60% ikan yang dapat diambil oleh

nelayan yang melakukan aktivitas pengeboman. Paling banyak sekitar 80% ikan yang

dapat diambil oleh masyarakat dengan catatan bahwa kebetulan yang terkena bom

adalah gerombolan ikan besar yang dapat dengan mudah ditemukan saat ikannya mati.

Sementara ikan-ikan lain yang bukan merupakan sasaran pengeboman ikut mati.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode penangkapan ikan?

2. Apa saja faktor penyebab penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan?

3. Apa saja bahaya penggunaaan bom dalam penangkapan ikan?

4. Bagaimana solusi untuk menangani masalah penggunan bom dalam

penangkapan ikan?

2

Page 7: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

1.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang metode penangkapan ikan.

2. Mengatahui faktor penyebab dari penggunaan bom dalam penangkapan ikan.

3. Menunjukkan kepada pembaca akan bahaya penggunaan bom dalam

penangkapan ikan baik terhadap manusia maupun lingkungan.

4. Memberikan solusi terhadap penggunaan bom yang masih marak di masyarakat.

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah supaya pembaca sadar akan besarnya kerugian

yang timbul akibat penggunaan bom dalam penangkapan ikan sehingga akan turut

mencegah terjadinya kerusakan tersebut di masa yang akan datang.

3

Page 8: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

BAB IIISI

2.1 Metode Penangkapan Ikan

Metode penangkapan ikan adalah metode yang terdiri dari tangkap

tangan, tombak, jaring, rawai, dan jebakan ikan. Istilah ini tidak hanya ditujukan

untuk ikan, namun juga untuk penangkapan hewan air lainnya

seperti mollusca, cephalopoda, dan invertebrata lainnya yang bisa dimakan.

Terdapat hubungan antara efektivitas berbagai metode penangkapan ikan dengan

pengetahuan mengenai ikan dan perilakunya, seperti migrasi ikan, bagaimana ikan

mencari makan, dan habitatnya, karena metode amat ditentukan oleh jenis spesies

dan habitatnya.

Adapun jenis metode penangkapan ikan adalah:

1. Tangkap Tangan

Pengumpulan boga bahari dengan tangan dimungkinkan seperti

mengambil kerang dari pantai, menggali, bahkan mengejar kepiting. Awal

sejarah penangkapan hewan laut dengan tangan dilakukan sejak tahun 300

ribu tahun yang lalu di situs Terra Amata di Prancis, dilakukan oleh manusia

purba sebelum Homo sapien.

2. Penombakan Ikan

Penombakan ikan adalah metode kuno penangkapan ikan dengan

menggunakan tombak  dan panah.

3. Penjaringan

Jaring ikan adalah jaring yang dibuat dengan cara menyulam atau

menganyam benang tipis hingga membentuk jaring-jaring. Penjaringan

adalah prinsip utama penangkapan ikan komersial. Penjaringan ikan

memiliki dampak ekologis yang berbahaya ketika seluruh atau sebagian dari

jaring hilang di laut dan menjadi jaring hantu. Jaring hantu akan melayang di

perairan mengikuti arus air dan memerangkap satwa laut, atau dimakan

4

Page 9: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

satwa laut yang besar karena terlihat seperti ubur-ubur dan mengganggu

sistem pencernaannya. Jika jaring ikan terbuat dari plastik, jaring itu akan

bertahan di laut selama ratusan tahun.

4. Kerja Sama Dengan Hewan Lain

Kerja sama manusia dan lumba-lumba dalam penangkapan ikan telah ada

seperti yang dilakukan di Brazil. Lumba-lumba menunggu kedatangan

nelayan Brazil di pinggir pantai dan menggiring kawanan ikan sebelum

memberikan sinyal momen yang baik untuk melepas jaring. Lumba-lumba

diuntungkan dengan ikan yang terpisah dari kawanannya yang tertangkap

jaring. Selain lumba-lumba, hewan lain yang digunakan adalah burung

pecuk, seperti yang dilakukan di Cina dan Jepang. Burung ini dipelihara dan

dilatih untuk menangkap ikan. Cincin besi diletakkan di leher agar burung

tidak memakan ikan besar, namun bisa memakan ikan kecil. Ikan yang besar

dikumpulkan oleh nelayan. Praktek ini sudah sangat jarang, dan kini

diberdayakan sebagai warisan budaya dan daya tarik wisata.

2.2 Faktor Penyebab Penggunaan Bom Dalam Penagkapan Ikan

Faktor-faktor penyebab penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan

berdasarkan permasalahan di masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu:

a. Faktor penerapan sanksi pidana terhadap pelaku penangkapan ikan dengan

menggunakan bahan peledak tidak sesuai.

b. Kurangnya kepedulian masyarakat akan lingkungannya terutama lingkungan

laut.

c. Kurangnya pengetahuan nelayan akan dampak penggunaan bahan peledak dalam

melakukan penangkapan ikan.

d. Proses dalam pemeriksaan perkara penangkapan ikan dengan menggunakan

bahan peledak yang rumit dan berlarut-larut.

5

Page 10: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

2.3 Bahaya Penangkapan Ikan

Pengeboman di laut telah merusak struktur dasar laut yang membutuhkan beberapa

dekade atau abad untuk memulihkannya kembali. Setiap pengeboman, maka bunga

karang, remis atau kepiting, rumah-rumah cacing laut, dan binatang-binatang air

yang berkulit keras akan rusak. Tidak ada satu pun makhluk hidup di laut yang

tidak terkena dampak fisik pengeboman dasar laut. Ketika struktur dasar laut seperti

bunga karang dan terumbu karang musnah maka ikan, kepiting, bintang laut,

cacing-cacing dan seluruh habitatnya akan hilang dan mati. Mulai musnahnya

keanekaragaman habitat dasar laut telah menjadi penyebab berkurangnya ikan di

lautan. Namun ada hal yang membuat penyuluhan akan pentingnya menjaga

kelestarian terumbu karang sulit dilakukan karena banyaknya pemikiran sempit

masyarakat di pesisir yang menganggap laut itu adalah pemberian Tuhan sehingga

sumber daya alam di dalamnya tidak akan pernah habis.

Seperti yang diketahui, penggunaan bom ikan tidak hanya mematikan ikan

tangkapan, namun juga merusak makhluk hidup di perairan secara luas, menyebar

polutan, dan racun, serta membahayakan manusia itu sendiri. Telah banyak kasus

yang terjadi dimana perakit bom meninggal dunia dikarenakan bomnya meledak

sebelum digunakan.

Kendati sudah dilarang, modus penggunaan bom ikan di laut hingga kini masih

marak di Indonesia. Bahkan modus pelaku semakin canggih. Diungkapkan oleh

Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha Kementerian

Kelautan dan Perikanan Ansori Zawawi mengatakan, pelaku sudah mulai

menggunakan detonator dan kabel panjang untuk mengelabuhi kapal patroli.

Praktik penangkapan ikan dengan bom selama ini masih terus berlangsung di

perairan Indonesia dan menjadi momok kerusakan ekosistem laut, khususnya

terumbu karang, di wilayah tersebut. Diperkirakan penangkapan ikan secara ilegal

dengan bahan peledak yang tidak terkendali akan menimbulkan kerugian di

perairan nasional sekitar 6 juta USD dalam 10 tahun ke depan. Hampir 90% ikan-

ikan yang ditangkap nelayan itu berhabitat di terumbu karang. Jadi menangkap ikan

6

Page 11: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

dengan bom secara langsung akan menghancurkan terumbu karang. Nominal

kerugian itu diperhitungkan dari penurunan sumber daya perikanan akibat

kerusakan terumbu karang yang menjadi habitat ikan-ikan yang berkisar Rp15 juta

per hektar. Penangkapan dengan bahan peledak menimbulkan kerusakan yang lebih

parah dibandingkan dengan penggunaan racun seperti sianida. Akibatnya dalam

jangka waktu 20 tahun sejak 2000, kerugian secara ekonomis diperkirakan akan

mencapai 20 juta USD.

2.4 Solusi Masalah Penangkapan Ikan dengan Bom

Dalam upaya meminimalisasi penangkapan ikan yang tidak ramah

lingkungan, dengan menggunakan bahan peledak (bom) dan racun (sianida)

khususnya adalah : 

 1. Pengembangan ma ta pencaha r i an

Masya raka t pe s i s i r ( ne l ayan ) d ika t ego r ikan mas ih mi sk in dan

memi l i k i t i ngka t pend id ikan yan s anga t r endah . Pe r i l aku

masya raka t yang cenderung destruktif sangat dipengaruhi oleh faktor

ekonomi (kemiskinan) dalam memenuhi kebutuhannya dan diperparah

dengan sifat keserakahan dalam mendapatkan hasil yang maksimal

walaupun ditempuh dengan cara-cara yang merugikan karena bukan saja

merusak lingkungan ekosistem terumbu karang saja tetapi juga memutus rantai

mata pencaharian anak cucu. Bukan hanya itu, faktor rendahnya tingkat

pendidikan juga mempengarhi perilaku masyarakat tersebut. Dengan

alternatif mata pencaharian (tambahan) diharapkan dapat memberikan

nilai tambah sehingga masyarakat pesisir (nelayan) destruktif akan berkurang.

 

 2. Penegakan hukum

Secara umum maraknya kegiatan penangkapan ikan dengan merusak di

beberapa daerah adalah lemahnya penegakan hukum. Bebe rapa ka sus yang

t i dak d i s e l e sa ikan s eca ra ba ik dan t un t a s dan t r anspa ran

memicu perilaku masyarakat. Ketidakpuasan masyarakat akibat

penanganan pelanggaran tersebut semestinya diperbaiki mulai dari aparat

7

Page 12: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

penegakan hukum yang terkait. Selain itu kendala-kendala dalam proses

pemeriksaan perkara penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak

harus diatasi. 

3. Pendidikan dan penyadaran tentang lingkungan

Sebagaimana yang dipaparkan dipoint p e r t a m a d i a t a s , d i m a n a

s e c a r a u m u m m a s y a r a k a t p e s i s i r ( n e l a y a n ) t e r u t a m a

y a n g diindikasikan sebagi pelaku penangkapan ikan dengan merusak tersebut

memiiki pendidikan rendah sehingga pengetahuan tentang pentingnya ekosistem

terumbu karang terbatas. Dengan pendidikan dan penyadaran tentang

lingkungan dapat melalui seminar, lokakarya, workshop,studi banding dapat

ditingkatkan. 

4. Pengaturan waktu, jumlah, ukuran dan wilayah tangkap

Di beberapa lokasi pengaturan waktu, jumlah, ukuran dan wilayah

tangkap sudah dikembangkan. Namun kendalanya dibeberapa lokasi di

Indonesia  merupakan sesuatu hal yang masih sulit. Hal ini

disebabkan oleh masih terbatasnya penelitan/kajian aspek-aspek dari

terumbu karang dan komunitas masyarakat pesisir (nelayan) serta

sumberdaya manusia pelaksana maupun pelaku kebijakan yang masih

terbatas.  

5. Bekerja sama dengan instansi terkait

Kerja sama ini penting dilakukan agar penanggulangan masalah ini dapat

berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu mengikutkan masyarakat secara

langsung untuk berperan serta mendukung pengawasan praktek Penyalahgunaan

Bahan Peledak dalam penangkapan ikan juga sangat diperlukan.

8

Page 13: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

BAB III

KESIMPULAN

Tingkat penggunaan bom sebagai metode untuk menangkap ikan di Indonesia masih

tinggi. Terbukti dari besarnya kerusakan biota laut yang meluas. Kerusakan yang terjadi

berupa kehancuran ekosistem laut, termasuk terumbu karang. Selain itu manusia juga

terkena dampak dari penggunaan bom ikan baik secara langsung maunpun tidak

langsung. Adanya korban akibat meledaknya bom di tempat dan waktu yang tidak tepat

merupakan contoh kerugian yang dialami manusia secara langsung sedangkan kerugian

yang secara tidak langsung dapat dilihat dengan besarnya kerugian yang ditanggung

oleh negara. Kerugian itu diakibatkan sumber daya yang berkurang dan besarnya dana

yang dibutuhkan untuk memulihkan kembali ekosistem yang rusak. Dalam upaya

meminimalisasi penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan pemerintah

melakukan beberapa tindakan sebagai solusinya. Lima tindakan tersebut

adalah pengembangan ma ta pencaha r i an , penegakan hukum, pendidikan

dan penyadaran tentang lingkungan, pengaturan waktu, jumlah, ukuran dan

wilayah tangkap, dan bekerja sama dengan instansi terkait.

9

Page 14: BAHASA INDONESIA Yangsudah Diedit

DAFTAR PUSTAKA

Azis, Iwan J. dkk.2010.Pembangunan Berkelanjutan Peran dan

Kontribusi Emil Salim. Jakarta:Kepustakaan Populer Gramedia

Syafi A, Shadiq. Tinjauan kriminologis terhadap penggunaan bahan

peledak dalam penangkapan ikan (studi kasus di provinsi Sulawesi Selatan)

Uri : http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/4471 tanggal 21

Mei 2013 Diakses tanggal 29 Maret 2015 pukul 14:29

http://www.tribunnews.com/regional/2014/11/12/meledak-saat-hanafi-

merakit-bom-ikan Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pukul 09:29

http://www.mongabay.co.id/2012/05/31/bom-ikan-tetap-marak-meski-

terus-ditindak/ Diakses pada tanggal 29 Maret 2015 pukul 14:25

http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/02/09/n0puef-aksi-

bom-ikan-marak-di-teluk-lampung Diakses pada tanggal 29 Maret 2015 pukul

14:30

http://mukhtar-api.blogspot.com/2008/09/destructive-fishing-di-

perairan.html diakses tanggal 29 Maret pukul 13.15

10