bahan kuliah reumatologi (ipd)

91
DMS / NMS DMS :kulit, otot, rangka/ tulang, sendi, vaskular dan NMS : saraf, otot, tulang / sendi, vaskular Sakit / nyeri tidak nyaman : 1. sensori positif (ditusuk, disayat, dicubit) 2. sensori negatif – kebas, kesemutan ngilu, pega hipoastesi an estesi - kulit mati / dibius Nyeri :- kepala & leher - leher / bahu / pundak - pinggang / panggul - lutut dan kaki

Upload: afniaplarizka

Post on 03-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

medicine

TRANSCRIPT

  • DMS / NMS DMS :kulit, otot, rangka/ tulang, sendi, vaskular dan sarafNMS : saraf, otot, tulang / sendi, vaskular Sakit / nyeri tidak nyaman : 1. sensori positif (ditusuk, disayat, dicubit) 2. sensori negatif kebas, kesemutan ngilu, pegal (parastesi hipoastesi an estesi - kulit mati / dibius

    Nyeri :- kepala & leher- leher / bahu / pundak- pinggang / panggul- lutut dan kaki

  • NMS : pasien berobat ke dokter dukun patah, shinshe, pijat/refleksi, akupunturDMS : 1. Anantomi2. Fisiologi3. Biokimia4. Mikrobiologi5. Patologi Anantomi6. Farnmakologi7. Bedah8. I P B9. I K A10. Radiologi11. Neurologi12. Peny. kulit13. Hematologi14. I K M

    Sakit tulang / sendi : rheumatologis ortopedi (reumatism artikuler)

    - Komp. Keras : tulang, sendi dan kartilago, hialin- Komp. Lunak : otot, tendon / sarung tendon, fasia, urat, capsul persedian, ligamen..bursa, meniscus, vena arteri, saraf (sensori & motorik)

  • Pembagian : berdasarkan keluhan hemiparesisNMS gabungan gejala / sindrom morning stiffness (RA) anatomi- spondilosis etiologi : TBC Tulang / sepsisRheumatologi : istilah kuno masih dipakaiReuma humoral teori : penyakit berasal dari kel. cairan darah, empedu hitam / kuning Rheumatism - inflamasi, degenerasi kelaianan metabolik (sendi, otot, sarap, tendon, bursa, vaskular, jaringan lunak / longgarKlinisi : diagnosa adalah sintesa data klinik (anamnese, pemeriksaan fisik) dan data laboratorium. Tiap data ditinjau kembali dari awal hingga akhir asumsi / proposisi.Menilai data lain memperkuat diagnosa preposisi diperkuat korelasi dengan fakta cross checking diagnosa !Jari2 sakit dikemukakan pasien dengan bengkak / Cross checking!

  • - Anamnesis :1. Bagaimana sifat2. Dimana adanya3. Kuatitas ?4. Mulai timbul dan perjalanannya5. Kapan timbul6. Gejala pengiring7. Faktor memperingan dan penghambat

    -Pemeriksaan fisik-Laboratorium + radiologi

  • Penyakit Rheumatologi :- Rheumatism ! 1802- 110 jenis, tahun 1949- Autoimun, artritis, musculoskeletal- Sendi dan tulang bone and joint dekade Indonesia 2000 2010- PBB 1999 - 2009

    1. Artritis Reumatoid / AR / Reumatoid Artritis2. Artritis gout + Non Artritis Reumatoid / GOUT artritis 3. Osteoartritis / OA 25 % diatas 60 thn (USA), 50% penyakit sendi dari seluruh peny. kronik nyeri punggung penyebab utama orang berobat ke dokter + 20 % pasien praktek adalah penyakit Reumatologi / Osteoartritis4. Osteoporosis5. Spondiloatopi sero negatif6. Lupsus eritromatosus sistemik / LES7.OsteomalasiaPenyakit kerja

  • Muskuloskletal :- penyokong tubuh- pelindung organ tubuh- alat pergerakan (corpus vertebra, tangan & kaki) kerja !Ketidak mampuan pergerakan fisik membungkuk, mengangkat,mengganggu berjalan, ketidak mampuan sosial = makan , pakai baju, ke pasar, kerja = OA / AR . Hambatan kerja : artritis, SLE, fibrositis. > 20% pasien praktek dokter Keluhan :- Nyeri : spinalis (leher, cervikalis, lumbal sacral). Nyeri mekanik & inflamasi. Nyeri inflamasi / AR : pagi, kekakuan sendi, sakit awal bergerak, berkurang setelah aktifitasOA : nyeri malam hari, AR : pagi hari.- atralgia, miagalgia- artritis (mono 1, oligo 2-4, poli >4)- sinovitis, tensinovitis, tendinitis, bursitis, enasepta- Deformitas :leher, thorax lumbal- Ggn kencing !- Kelemahan kedua tungkai

  • Pemeriksaan : - tulang belakang/vertebra - anggota gerakVertebra :1.cervikalis / leher I-VII :- torticolis organik / psikosomatik- mislokasi medulla obliogata - lordosis cervikalis HNP2.Thoracalis :- gibbuus angularis / TBCI X II- gibbuus arquatus / bongkok- kiposkoliosis thoracalis- skoliosis thoracalis3.Lumbalis :- skoliosis lumbalisI - V- lordosis lumbalis- spina bifida : anak2- spina bifida okulta : dewasa- spina bifida cystika tulang belakangInspeksi, palpasi, uji gerak

  • Kelompok usia / kelamin :-OA usia lanjut = degeneratif -AR sama pada semua usia < ( 1:3 )-Osteoporosis, usia lanjut > Pergerakan :- Cervikalis / fleksi , ekstensi, kesamping dan rotasi- thoraco lumbal :- membungkuk (depan/belakang) - memiringkan badan kiri / kanan- HNP,fraktur,osteoporosis,spondilosis TBCsakit!Pemeriksaan radiologi / Rheumatologi :1. Foto polos (mudah, murah, menyenangkan)2. CT Scan osteofit (masa padat)3. MRI jaringan lunak / HNP4. Angiografi, Artrografi, Scintigrafi, USG5. Dexa (dual energy, X-Ray absorptionaty osteoporosis)

    ES obat NSAIDs=PSCA(kombinasi obat,usia lanjut,peny.kronik ginjal +hati)Beban langsung=uang berobatBeban tidak langsung = hilangnya produktivitas / jam kerja

    (1. banyak penderita , lamanya pengobatan, ES)

  • I. Artritis Reumatoid / Reumatoid artritis Penyakit autoimun, sendi perifer,ekstra artikuler kerusakan tulang rawan sendi, erosi tulang sendi, deformitas sendi, proses berjalan progresif, kronik fluktuatif kronik timbul sinovitis erosif simetris. Kerusakan sendi diikuti kecacatan dan kematian diniPrevalensi USA Canada kematian 1 % usia produktif, : 3:1 usia lanjut Indonesia : 0,5 % (Kodya dan Kabupaten)Kerusakan sendi 2 thn setelah perjalanan penyakit, bisa dicegah & dikurangi dgn DMARD sehingga kecacatan tidak timbul. Kesulitan fase dini sulit menegakkan diagnosa dini. Etiologi multifaktorial :1. Infeksi EBV autoimun / Nana Svartz (Sulfa Salazine)2. Genetik(MHC kelas II determinant) HLADR4 (DW 4, 10,13, 14,15) kembar monozygot > dizygot 3. Hormon seks kontrasepsi oral), estrogen, : = 3 : 1 / 5 : 1 (usia subur) Wanita monopause insiden AR p > 0.5 !4. usia lanjut ?

  • Gejala klinik AR :

    Poliartritis akut perlahan / beberapa minggu kerusakan rawan sendi dan tulang sekitar sendi, sendi perifer, tangan & kaki simetris

    DD artritis lain dgn gejala sama, semakin lama terdiagnosis AR prognosis semakin baik !MANIFESTASI KLINIS AR poliartritis yang berkembang perlahan / beberapa minggu (bisa mono artikuler / poli artikuler ) kesulitan menegakkan diagnostik !

    1.Gejala inflamasi sinovitis reversible! Kaku pagi > 1 jam otot & tendon mengalami spasme/pemendekkan Morning StifnessL2.Kerusakan struktur sendi irreversible ! Bedah rekonstruksi.

  • DIAGNOSTIK :

    ARA / ACR 1987 :

    1. Kaku pagi (morning stiffness)2. Artritis pd 3 daerah persendian atau lebih3. Artritis pada persendian tangan4. Artritis simetris5. Nodul reumatoid jarang di Indonesia !6. Faktor reumatoid serum positif7. Perubahan gambaran radiologis tangan atau pergelangan tangan, erosi tulang dan dekalsifikasipada sendi atau berdekatan sendi

    AR : 1 - 4 > 6 minggu !AR = 4-7 kriteria > 2 belum tersingkirkan ?

  • Lokasi : artikular

    - Vertebrata servikalis : kekakuan segmen leher C1, susluksasio C4-5 / 5-6 (siku nervus ulnaris) - Tangan Carval Tanner Syndorme - Gelang bahu frozen shoulder syndrome (kekakuan pergelangan bahu berat) -Siku : sinovitis dapat diraba menekan n. ulnaris, timbul neuropati tekanan (parastesis jari 4 & 5 kelemahan otot fleksor jari 5 - Panggul : awal sulit dideteksi pasang sepatu !-Lutut hernia sinovial posterior / kiste bakerkaki dan pergelangan kaki

    Ekstraartikuler : Kulit/ nodul & vasculitis (purpura & ekimosis), Mata, Sistem Respiratorik, Kardiovaskular, Gastrointestinal, Ginjal, Syaraf, hematologis

  • KONSEP PENGOBATAN ARTRITIS Tujuan : Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik Mencegah destruksi jaringan sendi Mencegah deformitas / memelihara fungsi persendian Mengembalikan kelainan fungsi organ & persendian normalNon Farmaka :Hubungan baik tim dokter (perawat, ahli fisioterapi, ahli terapi okupasional, pekerja sosial, ahli farmasi, ahli gizi, dan ahli psikologi) dengan penderita beserta keluarga. (multi disipliner)Sosialisasi penyakit kepada pasien ( etiologi, patogenesa, prognosa, alamiah dari penyakit dan penatalaksanaan penyakit)meningkatkan motivasi pasien!Strategi : step down bridge kombinasi DMARD dini baik / terkontrol step dengan tapering off / bertahap

  • OAINS - Cox 1 + II Cox II (selektif)

    -Khasiat anti inflamasi- Efek samping obat : Predisposisi (alkohol, rokok, lansia, stres, kombinasi obat)- Perdarahan GI tract - Hipersensitivitas atau ggn fungsi hati dan ginjal- Penekanan sistem hematopoetik

    Kenyamanan / kepatuhan pasien BiayaInflamasi analgesik tidak memiliki khasiat melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat AR FARMAKA :

  • ARACHIDONIC ACIDNSAIDsCOX ICOX II PG, mukus sakit ulu hati- Inflamasi- Nyeri/analgesik COX II - celebrex

  • DMARDs- ringan klorokuin- sedang sulfazalazine- berat MTX/siklosporin A atau kombinasi 2 jenis DMARD Tidak ada perubahan memuaskan 3-6 bln ganti atau tetap + DMARD lain= Klorokuin:fosfat 25o mg/hr atau hidroksiklorokuin 400 mg/hr kurang ketajaman mata retina ! dermatitis, nausea, diare, anemia hemolitik.Toksisitas rendah dan sering dihentikan karena kurang manfaat.= Sulfazalazine : 1x500 mg 1 minggu- 2x500 mg - 4x500 mg remisi 3x500 mg 2x500 mg 1 x 500 mg. remisi dlm 3 bln tidak berhasil stop obat / kombinasi dgn DMARD kainnya.ES : dispepsia, SSP, neutropeni, agranilositosis, pansitopenia

  • D-penicillamine :lambat kurang disukai 1 x 250 mg, 2 - 4 minggu 2 x 250 mg, 2 - 4 3 x 250 mg 4 x 250 mg

    Garam emas intramuskular tidak dipakai lagi

    = MTX sitostatika antagonis asam folat bila gagal dgn DMARD lainnya5 mg setiap minggu 2-4 bulan belum ada kemajuan dosis ditingkatkan !

    Efek samping:- Rentan infeksi- Dispepsia / stomatitis - Gangguan fungsi hati- Alopesia- Aspermia- leukopenia

    Kurangi dosis atau stop jangan pada DM, obese, peminum alkohol + leukovorin ( asam folat mengurangi ES 10 mg/m2 6 jam 12 x / 72 jam digunakan bila AR progresif tidak respon diganti dgn DMARDs lainnya )

  • =Cyclosporin - A : AB & immunosupresi rejeksi allografKontra indikasi :- keganasan - hipertensi tidak terkontrolhati hati : - > 65 thn- hipertensi terkontrol- infeksi aktif- kondisi pre malignan:leukoplakia,myelodisplasia - kehamilan & menyusui- Penggunaan obat2 anti epilepsi, ketoconazole, fluconazole, trimethropin.erythromycin, verapamil, diltiazem, OAINS.

    Dosis AR : 2,5- 3,5 jam / Kg BB / hr 2 x pemberiansetelah 4 minggu dosis ditingkatkan 0,5 1 grsetiap 2 bulan 5 mg / Kg BB/ hr3 bulan tanpa respon stop obat !

  • Leflunomide (lef) : menghambat enzim dehidroratate dehidrogeneseObat terbaru 1998 = MTX, gagal dan intolerance dengan terapi OAINS / MTX dosis 20 mg/hr.

    Efek samping : lebih ringan dibanding MTX (ginjal (-), pulmonal (-), hematologik (-) )DMARd : tunggal gagal I. MTX + SAS + kloroquin hasil baikII. Siklosporin + MTXIII. MTX + SASDibanding MTX tunggal

  • Inhibitor TNF (harga tinggi)

    Etanercept (Eta) Eta + MTX mengikat TNF dari darah !1 fl / 25 mg Sc 2 x seminggu 12 minggu tanpa perbaikan kurang bermanfaatES:- reaksi kulit bekas suntikan - infeksi ISPA Penggunaan Eta + metrhotrexate tidak menunjukkan peningkatan efek samping.

    2.IFX (Infliximab) mengikat TNF dari darahIFX digunakan dalam larutan infus 3 mg/KgBB selama 2 jam diulangi minggu ke-2 dan 6 seterusnya setiap 8 minggu Human anti-chimeric antibodies (HACA)IFX + MTX . MTX mengurangi HACA

    Bridging Therapy : 5 mg / pagi hari akan mengurangi keluhan sebelum DMARD yang diberikan dapat berkurang.Diet : tidak bermanfaat kecuali mengurangi obesitas

  • II. OSTEOARTRITIS (OA) DEFENISI : Peny.sendi degeneratif, kerusakan kartilago sendiGgn sendi (pergerakkan & synovia)Penyakit sendi yang terbanyak : Penyebab nyeri OA : multifaktorial ( ligamen sendi, regangan kapsul sendi, regangan serabut saraf perios, hipertensi intra oeseus hipertensi intraarticular,fraktur tulang,sub chondral,entesopati,bursitis dan spasme ototLokasi : - vertebra- panggul- lutut - pergelangan kaki (sering !), sifat kronik progresif sosio ekonomi !- Karpo metakarpal I, metakarso parangeal - jarang : siku dan pergelangan tangan

  • Prevalensi - 15,5 % pada , 12,7% pada (indonesia) - Sosio ekonomi 1-2 juta lansia cacat OA Indonesia

    Peny. kronik - Penggunaan OAINS lama - Efek samping-perdarahan SCA,kematian + biaya mahal- USA 100.000-TL dengan 10.000-15.000 ()/ thn DMOADs (disease modifying osteoarthritis drugs)

    Terapi:simtomatik I. Non farmaka ( pengendalian faktor resiko, latihan fisik, intervensi fisioterapi II. Terapi medikamen/OAINs/ DMARDsIII. Bedah rekonstruksi.

  • ETIOPATOGENESISOA - Primer / idiopatik lebih sering !- Sekunder endokrin,inflamasi,metabolik pertumbuhan,jejas mikro dan makro herediter, imobilisasi lama !Tempo dahulu Ketuaan !Sekarang : Gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum diketahui.Jejas mekanisme & kimia pada sinovia sendi multifaktorial (umur, stres mekanis = penggunaan sendi berlebihan), obesitas, hormon, genetik humoral molekul abnormal dan produk degradasi kartilago dalam cairan sinovial sendi inflamasi sendi & kerusakan khondrosit & nyeri.Fase hipertrofi kartilago disertai peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh khondrosit sebagai kompensasi perbaikan / repairOA : kombinasi degradasi rawan sendi, remodelling tulang inflamasi cairan sendi.

  • Patogenesis OA. Proses perbaikan rawan sendi dan faktor keseimbangan antara sintesis matriks & hilangnya matriksPATHOGENESIS OF OAPathogenesis of OA Matrix degeneration (1) Chondroitin Matrix synthesis Chondroitin Chondroitin Chondroitin * Cytokin * Enzymes* Nitric oxide / NO GeneticIGF 1 = indulin like growth factorTGF - = transforming growth factorPerbandingan sintesis dan pemecahan matriks rawan sendi penderita OA berbanding normal 0,29 : 1(IL1, 6, TNF , IFN)Sitokin merangsang degradasi komponen matriks rawan sendi

  • Faktor resiko OA :Patogenesa tidak jelas / multifaktorial1. Umur anak2 OA (-), dewasa jarang (< 4othn), lansia > 60 thn sering2. Jenis kelamin :OA lutut/ banyak sendi, : paha / pergelangan tangan, leher < 45 thn = , > 50 thn > hormonal3.Suku bangsa gaya hidup / pertumbuhan badan, OA paha jarang pada kulit hitam dan Asia dibanding Kaukasia4. Genetik, ibu dari seorang anak dgn sendi interfalangial distal 2 x lebih sering mendapat OA pada sendi2 tersebut, dan anak 3 x lebih sering familiar 5. Kegemukan bukan hanya sendi penunjang BB, tapi sendi tangan sternoklavikula, metabolik hormon OA = PJK, HT, DM6. Cedera sendi, pekerjaan & olah raga menyokong lokasi bukan faktor OA7. Kelainan pertumbuhan (penyakit Perrthrs dislokasi congenital paha)8. Faktor 2 lainnya merokok mengurangi OA ?, tingginya kepadatan tulang tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima tulang rawan sendi, akibatnya rawan sendi lebih mudah robek (OA pada gemuk dan pelari).

  • GANGGUANCederakelainanKetuaanmetabolikfaktor2 intriksik,ekstrinsikKetidakstabilanProses OA`Kompensata Keluhan/ketidakmampuan; ringan / tidak adaDekompensata Keluhanketidakmampuan ; OsteofitMetabolisme osteofitKondrositJawaban Sinovial Reaksi KapsulPenggambaran OA sebagai suatu proses perbaikan yang dapat kompensata atau gagal dalam jawaban pada berbagai gangguan

  • Rasa sakit sendi :- OA radiologik / asimtomatik- OA simtomatik / nyeri

    Peningkatan fibrinogenik dan penurunan fibrinolitik trombus dan komplek lipid pembuluh darah sub kondral iskemia nekrosis jaringan sub kondral PG + IL serap radikal bone angina ! melalui subkondral yg mengandung ujung saraf (sakit)Kinin & PG radang sendi peregangan tendon/ligamentum dan spasmus otot2 esktra artikuler akibat kerja berlebihan Osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf medula spinalis Kenaikan tekanan vena intrameduler akibat statis vena intramedular proses remodelling trabekula dan subkhondrial

  • KELAINAN SEKITAR RAWAN SENDI :- Inflamasi sendi- Perubahan fungsi dan struktur rawan sendi- Ggn fleksibilitas fleksi & ekstensi- Pembesaran tulang- Krepitasi aktif / pasif

    Peranan No pada Kerusakan KartilgoNO adalah gas hasil produksi berbagai sel tubuh berperan dalam pertahanan tubuh dan imunitasProduksi No dirangsang oleh NOS (Nitric Oxide Synthase) :- cNOS (Constitutively Expressed NOS) mis: neuronal cNOS = ncNOS = NOS -I) fisiologis - endothelial cNOS (ecNOS = NOS III) fisiologik- Inducible NOS (iNOS = NOS II) patologik !INOS NO + O2 peroxide nitrit toksik !

  • PERAN NO PADA INFLAMASI

    - Pro-inflamasi Vasodilatasi & hiperpermeabilitas Hypotensi dan kolaps vaskuler pada sepsis Efek sitotoksik Aktivasi cyclo-oxygenase Bereaksi dgn O2 membentuk peroksinitrit yang toksik Inhibisi sintesis NO pada artritis eksperimental Stimulasi produksi TNF pada sinoviosit

  • Efek NO terhadap kondrosit meliputi :

    Inhibisi produksi kolagen dan proteoglikan Aktivasi metaloproteinase Meningkatkan kepekaan trauma oksidan lain (H2O2) Meurunkan ekspresi IL-1 reseptor antagonis Inhibisi polimerisasi aktin dan sinyal IL-1 integrin Inhibisi sintesis NO pada artritis eksperimental Apoptosis (programmed cell death)

  • PEMERIKSAAN FISIK/ klinik Nyeri sendi / sakit (pada pergerakan/pembebanan, pada istirahat, sakit terus menerus, berobat tanpa sakit atau sudah kaku/cacat badan) Hambatan Gerak - konsentris ( seluruh arah gerakan ) kaku sendi- eksentris (salah satu arah gerakan saja)Nyeri betis / claudicatio intermittent.OA lumbal stenosis spinalis lumbalis Krepitasi, gesekan kedua permukaan sendi, gemertak sendi Pembengkakan sendi asimetris lutut (efusi sendi > 100 cc +osteofit) Tanda Peradangan (tumor, calor-rubor-dolor dan fungsi leisa) Pembengkakan ggn gerak, nyeri tekan,(lutut, pergelangan) Deformitas Sendi permanen Perubahan Gaya Berjalan lutut, paha, tulang belakang

  • DIAGNOSTIK : Gambaran klinis & radiologikRADIOLOGIK :Berat & ringan cukup mendiagnosa OA!Awal OA kadang radiologi normal- Penyempitan celah sendi / asimetris (lebih berat pada bagian yg menanggung beban)0 = normal1. Kemungkinan osteofit dan penyempitan celah sendi belum jelas 2. Osteofit dengan atau tanpa penyempitan celah sendi 3. Osteofit sedang,penyempitan celah sendi nyata,sedikit sklerosis disertai kemungkinan ada deformitas 4. Deformitas nyata - Peningkatan densitas (sclerosing) tulang subkondral- Kista tulang- Osteofit pinggiran sendi- Perubahan struktur anatomi sendiRadiologik + artroskopi artrografi , MRI (tulang belakang)MRI & mielografi (tulang belakang)kompresi radikular atau medula spinalis LABORATORIUM : tidak bermakna darah rutin lekositas normal ! Immunologi kadang normal (ANA, RF, komplemen )

  • PROGRESIVITAS DAN OUTCOME OA :

    1.Pengukuran nyeri & disabilitas sendi algo fungsional dari womack2. Pengukuran perubahan struktur/anatomi sendi radiografi polos, MRI , Artroskopi, Ultrasound frekwensi tinggi3. Pengukuran proses penyakit metabolisme dan perubahan kemampuan fungsional rawan sendi artikular tulang sub kondral atau jaringan sendi lainnyaHanya algo fungsional womack yg direkomendasikan untuk Instrumen Outcome

    MARKER MOLEKULAR PADA OA - Uji diagnostik : sensitifitas & spesifitas (RF / ANA / RA), OA teraton sulfat=OA generalisata,fragment aglikan/COMV serumUji Evaluatif, fragment agrecan dalam serum dan dalam matriksUji prognostik : serum, COMV serum

  • PENGELOLAAN

    Tujuan :- mengurangi rasa sakit- mempertahankan mobilitas- mengurangi disabiltas

    I. Terapi non farmakologika. Edukasi/penerangan - pengertian pasien mengenai seluk beluk penyakitnya- kurangi berdiri, jongkok, bersujud (lutut dan panggul) Coping mechanism /perawatan sendirib. Terapi fisik/rehabilitasi, kompres air hangat rangsangan elektrik mengurangi penggunaan NSAIDsc. Penurunan BB Fisioterapi / latihan reassurance + analgesik.Simtomatik !

  • II. Farmakologik melalui iklan media masa (cetak koran,elektronik,TV/Radio)- Analgesik oral non opiat : Ponstan, Tramadol, acetaminophen, codein - Analgesik topikal : OAINS, voltaren gel / NSAIDs, capsaib (alkaloid cabe)Bila pasien gagal berobat ke dokter- OAINS (analgesik &anti inflamasi / non steroid : Cox 1 + Cox 2)- Chondroprotective Agent repairing tulang rawan sendi / OA SAAODs (Slow Acting Anti Osteoarthritis Drugs) / DMAODs (Disease Modifying Anti Osteoarthritis Drugs) 1. Doksisiklin hewan percobaan 2. Asam hialuronat visco supplement intra artikular memperbaiki viskositas cairan sinovial, pembentukan matriks tulang rawan mengurangi inflamasi sinovial 3. Glikosaminoglikan :- menghambat enzim degradasi tulang rawan : hialurodinase/ protease/elastase, merangsang sintesa proteoglikan dan asam hialuronat- Pemakaian obat selama 5 thn - Perbaikan rasa sakit pada lutut, naik tangga,kehilangan jam kerja p < 0,005- Radiologis progresifitas kerusakan tulang rawan menurun

  • 4. Khondroitin sulfat :tulang rawan sendi / proteoglikan tulang rawan sendi (2 % sel 98 % matriks ekstraselular yg terdiri dari : proteoglikan / collagen = utuh sanggup sebagai penunjang BB. OA : hilangnya proteoglikan :1. anti infalmasi 2. efek metabolik tehadap sintesa protoglikan dan asam hialuronate3. anti degenratif menghambat enzim proteolitik dan reaktif oksigen 5. Vitamin C menghambat aktivitas enzim lisozim = bermanfaat OA6. Superoxide Dismutase : menghilangkan efek superoxide dan hidroksi radikal.Radikal superoxide merusak asam hialuronate, collagen, proteoglikan dan hidrogen peroxide merusak kondrosit secara langsung . 7. Steroid intra artikular : mengurangi inflamasi Biasa pada AR, pada OA masih kontroversi !

  • III. Bedah : gagal farmaka- Malaligment, deformitas lutut / Valgus-Varus- Arthroscopic debridement dan joint lavage- Osteotomi - Artroplasti : dan penggantian sendiAsam arachidonicNSAIDsCox 2Cox 1PG, mukus , gastrin Sakit lambung Cox 2celebrexInflamasi nyeri / analgesik

  • III. ARTRITIS PIRAI ( ARTRITIS GOUT)DEFENISI : - penurunan ... Tulang, satu ..mikroarsitektur sehingga tulang rapuh dan mudah patah- compromised bone strength sehingga tulang mudah patah Etiologi : deposisi kristal monosodium / urat / MSU pada jaringan atau akibat supersaturnasi asam urat dalam cairan ekstraselular. Sering dijumpai tersebar di seluruh duniaManifestasi klinik : disposisi urat artritis gout akut, tofi, batu asam urat, hiperurisemi > 7 gr Semua kelainan serentak dianggap penyakit artritis gout (nyeri, kaku, bengkak sendi)Manifestasi klinik :- Hiperurisemia / asimtomatik - Artritis Gout Akut / AGA serangan berulang pada sendi dan peradangan sekitar sendi Interkritikal gout - Akumulasi Kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi)- Batu asam urat saluran kencing / jarang ! Dan nefropati goutKadar asam urat darah >7,0 mg/dl, >6,0mg/dl (hyperurikemia)

  • EPIDEMIOLOGI :Dominan pada dewasa, jarang pada sebelum masa remaja / Hippocrates , jarang sebelum menopause, sesudah > 45 thn penderita osteoporosis bermakna !1986 : USA 13.6 / 1000 dan 6,4/1000 , dgn meningkatnya taraf hidup / sosio ekonomi. African American > Kaukasian American Indonesia : berobat ke dokter setelah mengidap > 5 thn (self medication).Massachusetts (Framingham study) Lebih 1% populasi dgn kadar asam urat 9 mg/ 100cc 90 % Gout !Di Indonesia : suku padang !Puncak masa tulang 30-34 thn kehilangan masa tulang 14 %

  • PATOLOGI GOUT :

    Aspirasi cairan sendi inflamasi akut kristal dalam lekosit (fagositosis) . Kristal monosodium urat monohidrat (95%)Tofi : - Granuloma dikelilingi butir kristal (MSU), reaksi inflamasi keliling kristal sel mononuklir dan sel giant. Erosi kartilago dan korteks tulang sekitar tofus. Kapsul fibrosa prominen di sekeliling tofus. Kristal dalam tofi berbentuk jarum (needle shape)-Komponen lain dalam tofi lipid glikosaminoglikan dan plasma protein.

  • PATOGENESA AG :Serangan gout asam urat darah, bila stabil tanpa serangan ! Keempat difusi asam urat dari sinovi ke plasma hari saja, istirahat plasma urat sendi serangan akut ! Bukti timbulnya serangan akut pada malam hari Allupurinol asam urat serum pelepasan kristal MSU dari tofi serangan akut , kristal shading Alkohol asam urat gout akut ! Hiper urikemia asimtomatik kristal urat pada MTP + lutut. Keradangan akut sendi pd gout penumpukan kristal MSU sendi peranan mediator kimiawi dan selular ?Inflamasi sendi suatu pertahanan non spesifik untuk menghindarkan kerusakan jaringan akibat agen penyebab ( imunitas ?).Tujuan inflamasi : - Menetralisir dan menghancurkan agen penyebab- Mencegah perluasan agen penyebab kejaringan lain.

  • ASPEK SELULAR ARTRITIS GOUT :Peran sel makrofag, neutrofil, sel sinovial dan sel radang lainnya.Makrofag : mediator kimiawi IL-1, TNF, IL-6, GM-CSF. granulosit makrofag coloni stimulating faktor, merusak jaringan dan mengaktifkan sel radang kristal urat mengaktifasi sel radang. Respon fungsional sel radang :degranulasi, aktivasi NADPH oksigenase expression - ikatan dgn receptor (cross link)- Gangguan non spesifik sel membrane

  • Mediator Kimiawi pada Keradangan Akut Stimulus (MSU)Makrograf, neutrofilTNFNeutral protease collagenase ProteoglicanaseIL-12IL-1IL-8IL-6Low Molecular Mediator (PGE, POR, NO)Endothel pembuluh darahAcute Phase Protein fibrisGejala sistematik FibrisKeradangan LokalKerusakan JantungAliran darahKemotaktik LeukositSelection HEVProduksi bakteri / polisakarida bakteri, eksotoksin

  • MANIFESTASI KLINIK :- Stadium artritis gout akut / hiperurikemia asimtomatik - Stadium interkritikal gout / inttermitten gout- Stadium artritis gout menahun dengan tofi poliartikular, tofi pecah sekunder infeksi (self medication )AGA (Artritis Gout Akut) timbul cepat,sangat akut,pasien bangun pagi terasa sakit berat, tidak bisa berjalan monoartikuler. Nyeri, bengkak, terasa hangat merah, gejala sistematik (demam, menggigil,lelah) diikuti tanda inflamasi tumour, kalor, dolor, rubor. Asam urat darah sendi sakit !MTP -1/ PODAGRA pergelangan tangan/kaki, lutut dan siku sembuh rekurensi multiple mengenai beberapa sendi Akut ringan keluhan hilang beberapa jam / hr.Akut berat sembuh beberapa hari / mingguPencetus : trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres, serangan akut : tindakan operasi, obat diuretik, peningkatan dan penurunan asam urat = asam urat oleh Allupurinol kekambuhan !

  • STADIUM INTERKRITIKAL Kelanjutan stadium akut dimana ada periode asimtomatik/ interkritikal. Klinik : tdk ada tanda radang akut tapi aspirasi sendi dijumpai kristal urat menandakan ada proses radang berlanjut asimtomatik. Kejadian satu atau beberapa kali setahun atau 10 thn asimtomatik.Tanpa penanganan baik dan pengaturan asam urat yg tidak benar serangan akut lebih sering, beberapa sendi dan lebih berat . Penatalaksanaan kurang baik interkritik menjadi kronik dengan pembentukan tofi.

    STADIUM ARTRITIS GOUT MENAHUN

    Penderita self medication Tofi banyak poliartikular , pecah sulit sembuh dengan akibat infeksi sekunder . Tofi besar eksterpasi ( cuping telinga, MTP-1, Olekranon, tendon achilles, jari tangan.Pada stadium ini disertai batu saluran kemih dan GGK

  • DIAGNOSIS : anamnese & fisik, kristal asam urat dalam cairan sendi Kristal urat dalam tofi dan cairan sendi diagnosis spesifik ! (tidak semuanya tofi) tidak sensitif !. Kadar asam urat biasanya normal pada serangan akut.Dx - Inflamasi klasik artritis monoartikuler khusus pd sendi MTP-1 - Diikuti stadium interkritik bebas simptom tapi sendi mengandung asam urat / keradangan berlanjut- Resolusi sinovitis yg cepat dgn terapi kolkisin- Hiperurikemia (40% pasien gout normal asam urat ?),serangan gout akut !, 21% artritis gout dgn asam urat normal. Hiperurisemia dgn Gout hubungan kausal. Terapi kolkisin hilangnya gejala objektif inflamasi sendi dalam 7 hari

  • Radiologi

    Serangan pertama artritis gout non spesifik Long standing gout:- inflamasi asimetri - artritis erosif- kadang2 disertai nodul jaringan lunak / jarang !

  • PENATALAKSANAAN ARTRITIS GOUT : 1. Edukasi, 2. pengaturan diet (rendah purin), 3. istirahat sendi, 4. pengobatan medikasi. Modifikasi pola hidup , BB , alkohol stop Terapi dini : mencegah kerusakan sendi dan komplikasi ginjal.Tujuan terapi :- menghilangkan keluhan nyeri sendi, inflamasi (kolkisin,OAINS,steroid, hormon ACTH) kolkisin 2 tab (a. 0,5 mg ) 2 jam 2 tab sampai sakit hilang. Steroid dan ACTH bila kolkisin dan OAINs tdk berhasil). Allupurinol jgn diberikan fase akut GOUT tapi bagi mereka yg telah mendapat terapi sebelumnya dapat dilanjutkan.- mencegah serangan baru- mencegah tofi, kronisitas sendi kerjasama dokter dengan pasien.Akut : sendi istirahat, kompres dingin

  • Farmakologi Obat :

    Fase akut : 12-24 jam pertama serangan :1. Colcisin 0.5-1gr / 1-2 jam sampai nyeri hilang 6 mg 2. (1,1,1,1,1,1 antara 2 jam ) lanjutkan 0,5 mg / hari 2 4 minggu 3. 3x 0,5 sampai 6 mg.

    OAINS indometasin : 150 - 200mg diclofenac 3 hari , 75-100 mg / hr nyeri hilang, celecoxib 2 x200 mg 7 hr , kontraindikasi NSAID intraartikuler metil prednisolon.

    Steroid / ACTH bila kolsikin + OAINS gagal merangsang pengaruh kristal asam urat, proses peradangan sendi lama dan berat 2 minggu setelah fase akut reda.

    Allopurinol tidak boleh diberikan stadium akut (merangsangan penguraian kristal asam urat, proses peradangan semakin lama dan berat ) sebaiknya diberiksan 2 minggu setelah fase akut reda, tapi pada penderita yg sebelumnya telah menggunakan sebaiknya diteruskan

  • IVa. REUMATIK EKSTRA ARTIKULAR :- Nyeri dan kekauan pada jaringan lunak, otot, tulangJejas dan sendi berdekatan / penyakit sistemikPencetus : beban kerja ekstra, trauma, kelamin, postural, usia, degenerasi jaringan ikat, beban stres ketegangan jiwa, depresi berat, frustasi- Tendonitis dan bursitis, epikondilitis lokal dan bursitis trokanter- Ggn Struktural : sindrom nyeri kaki datar dan sindrom hipermobiliti- Neurovascular entrapment : sindrom carpel tunnel & sindrome thoracic outlet- Sindrom miofasial regional hampir sama dengan fibrinologi- Sindrom nyeri generalisata: fibromialgia dan sindrom multiple bursitis tendonitis.

  • EPIDEMIOLOGI :Semua umur, sebagian kecil yang mengeluh berat dan memerlukan pengobatan > : 2 : 1, Jakarta 25 % dari kasus penyakit reumatologiMedan 10 % Semarang 41 % (67 kasus rheumatik yang diteliti ?)

    FAKTOR PENYEBAB :1. Mekanikal: trauma , baik akut maupun kronik2. Inflamasi selanjutnya terjadi menyebabkan pergerakkan abnormal sekunder Inflamasi nyeri osteoartritis sering berasal dari struktur peri artikular3. Deposit kristal : kristal kalsium sering pada jaringan periartikular dan berperan dalam menginduksi reaksi inflamasi

  • KLASIFIKASI :1. Periartritis kalsifik : deposisi agregat kristal yg mengandungkalsium di sektar sendi .2. Entesopati :tenderness dan inflamasi terlokalisasi pada insersi ligamen atau tendon3. Tenosinovitis : sarung tendon sinovial inflamasi4. Bursitis :bursa sinovial mengalami inflamasi dan nyeri ARLOKASI REA :1. Bahu 2. Siku3. Jari Tangan4. Panggul5. Kaki dan pergelanganTERAPI REA :

    Medikamen :- OAINS, analgesik (asetaminofen)- Injeksi Intra Lesi : - steroid, lidokain- Fisik : panas & dingin

  • IVb. OSTEOPOROSISDefenisi : I. Penyakit tulang sistemik ditandai dgn demineralisasi /penurunan densitas / kepadatan massa tulang BMD (Bone Mineral Density) & perburukan mikroarsitektur, perubahan collagen protein tulang menjadi rapuh dan mudah patah. II. Compromized Bone Strength Survey kependudukan > 55 tahun : 1971 6%, 1990 : 9.2% 50%Penyakit degeneratif : metabolik dan degeneratif :Puncak masa tulang 30 - 40 thn, kehilangan masa tulang paska menopause 1,4 % / thn. Umur 70 thn : 70 thn 50 thn/menopause = 20 thn x 1,4 % = 30 % kehilangan densitas tulang pada umur 70 thn.Kesulitan Indonesia : 1 Kurangnya alat pemeriksa densitas massa tulang (DEXA / DXA) (Dual Energy X-Ray Absorptiometry) Osteopenia = 1 - < 2,5 SDOsteoporosis = < 2,5 SD 2 Mahalnya pemeriksaan biokimia tulang3 Belum adanya pengobatan standar untuk osteoporosis di Indonesia

  • Tulang humoral : sitokin, PG, GH (meningkatkan osteoblas)

    Sitokin meningkatkan osteoklas (GM/CSF, M-CSS, TNF, IL-1, IL-6)PGE / kadar rendah merangsang formasi, kadar tinggi merangsang resorpsi tulang . Estrogen menghambat pelepasan PG

    Sistemik : kalsitonin, estrogen, steroid, tiroksinTULANGOsteoblastAbsorbsi/formasiESOsteoklasResorpsistmulatorPATOGENESA = Gangguan Keseimbangan Bone formation (Osteoblast) dan Resorption (Osteoclast )

    Osteoblast : Vit D / Kalsium,yogurt,susu tinggi kalsium, OR

    Osteoclast : - paratyroid hormone / PTH- steroid, merokok, alkohol

  • Resiko Osteoporosis : Multifaktorial !

    1.Wanita Paska menopause / hormon paratiroid / PTH2.Umur lansia > 65 thn, setiap dekade umur / 1,41,8 kali3.Genetik kesuburan Kaukasia & Oriental > kulit hitam, >, riwayat keluarga4.Lingkungan, OR , obat, merokok, alkohol, defeisiensi Ca++ + Vit D (4 musim), def. protein & vit K, obat steroid, siklosporin, heparin, anti konvulsan. Terjatuh / ketidakseimbangan, penyakit kronik (jantung, saraf), penglihatan, lantai licin.5.Hormonal / penyakit kronik (def estrogen, androgen, tirotoksikosis, hiperparatiroidsm primer, penyakit kronik (SH, GGK)6.Sifat fisik tulang (densitas, ukuran tulang, mikroarsitektur, komposisi)

  • KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS : Primer & sekunder

    - Primer :involusional (tidak diketahui sebabnya)tipe I - paska menopause, defisiensi estrogen, E1, E2. E3,ER, ER IL-1 IL6, TNF menyebabkan meningkat osteoklas / frakturtipe II- senilis ( absorpsi Ca++ diusus hiperparatiroidsm Sekunder osteoporosis)Rigs & Menton Primer tipe I & II faktor estrogen ! ( menopause dan senilis) (karena pemberian Ca++, vit D dan Kalsitonin saja hasilnya tidak adekuat )Fraktur vertebra dan radius distal Turn Over (osteoclas dan osteoblas resopsi dan formasi tulang)

  • - Sekunder: diketahui sebabnya

    Estrogen : E1 / estron, E2/17-estradiol, E3 / Estriol urine, Estrogen pada tumbuh2an (fitoestrogen), Estrogen sintetik, xenobiotik/DDT, anti estrogen pada organ non reproduktif bersifat estrogenik, SERMs (Selective Estrogen Receptor Modulators )

    Estrogen dihasilkan ovarium estradiol. Estron dihasilkan non ovarium

    1. Estrogen penting untuk pertumbuhan dan homeostatis tulang ( efek langsung dan tdk langsung ), receptor estrogen ER, ER fungsinya belum jelas diketahui (estrogen reseptor). estrogen : resorpsi tulang, estrogen + Progesteron : formasi tulang. Kehilangan masa tulang trabekular berlangsung linier/penipisan tanpa putusnya trabekular seperti pada wanita.

    2. Estrogen penting untuk seks sekunder wanita, pertumbuhan uterus, penebalan mukosa vagina, penipisan mukosa servix, pertambahan saluran2 payudara.

  • Efek langsung dan tidak langsung pada tulang.

    a. Hemostasis kalsium / tidak langsung : 1. regulasi absorpsi Ca diusus2. modulasi 1,25 (OH)2 D3. ekskresi Ca di ginjal4. skresi PTH.b. Efek estrogen langsung terhadap sel tulang :1.osteoblas2. osteoklas3. osteosit 4. kondrosit

    : Menopause estrogen sintesis IL-1, IL-6, dan TNF- osteoklas resorpsi tulang osteoporosis frakturs ! (vertebrae dan radius distal)

    :tidak mengalami menopause maka kehilangan estrogen tidak mendadak kehilangan masa tulang tidak sebesar pada ,selama hidupnya kehilangan 42 % tulang spinal dan 50% tulang tulang femur.

  • OSTEOPOROSIS TIPE II dgn kanker prostat diterapi dengan antagonis androgen atau agonis gonadotropin = akan mengalami kehilangan masa tulang dan peningkatan resiko frakturDekade 8-9 timbul ketidakseimbangan remodelling tulang (resoprsi dan formasi )

  • PENDEKATAN KLINIS OP klinik (anamnese, fisik), lab, radiologi, kp. biopsi tulangI. Klinik Ia. Anamnese : - fraktur kolum femoris osteoporosis !- fraktur pada trauma minimal imobilisasi lama, TB orang tua, asupan sinar matahari, Ca++/Ph/vit D,OR / weight bearing.- bowing leg pada riket, kesemutan,kebal sekitar mulut dan ujung jari pada hipokalsemia Anak : gangguan pertumbuhan/pendek , nyeri tulang, kelemahan otot, kalsifikasi ekstra skletal- obat2an steroid, tiroid, heparin, anti konvulsan- merokok, alkohol, antasida / AL sodium fluorida, bifosfonat etidronat.- peny. ginjal, saluran cerna dan hati, endokrin, insufisiensi pankreas osteoporosisSakit bila sudah fraktur kadang2 silent faktur tanpa sakit

  • Ib. Pemeriksaan fisik :

    - TB / BB- gaya berjalan / deformitas, nyeri spinal, leg length inequality- Post operasi leher/ strumektomi - Riketsia : perawakan pendek, nyeri, tulang parietal pipih, penonjolan sendi kostokondral (rachitis rosary) bowing deformitas tulang panjang dan kelainan gigi, tetani, Chovstek , Trousseau (Laten Hipokalsemia)- Kifosis dorsal atau gibbus pada penurunan TB, protuberansia abdomen, spasme otot paravertebral dan kulit yang tipis (tanda McConkey)

  • II.Biokimia Tulang :- Ca total serum (8,610,4 mg/dl),Ion kalsium, fosfor serum, Ca++, urin, fosfat urin. - Ca serum terikat albumin 40%; kalsium ion 48 %, Ca kompleks 12% organik dengan ion (sitrat, laktat, fosfat, sulfat, bikarbonat ) - Fosfor - Osteokalsin serum - Hormon paratiroid, vitamin D- GGK : koreksi asidemia cepat dgn memberi natrium bikarbonat bisa menyebabkan tetani karena kadar ion kalsium turun secara drastis

    Ion kalsium penting :proses fisiologik / kontraksi otot , pembekuan darah, konduksi sarap, sekresi PTH dan mineralisasi tulang.

  • Petanda biokimia tulang /turn over resorpsi / formasi

    - Formasi BSAP / Bone Specific Alkaline Phosphates ?. Meningkatkan kadar fosfat anorganik lokal, merusak inhibitor pertumbuhan kristal mineral, transport fosfat atau protein pengikat Ca++ atau Ca + ATP.

    Osteokalsin /OC petanda aktifitas osteoblas & osteoklas, petanda resorpsi tulang bila tidak sembuh OC / BSAP

    PINP / propeptide of type I collagen- Resorpsi : hidroksiprolin urin

    Sesudah resorpsiosteoblastprotein collagen & non collagen(BSAP,OC)?AP (alkaline phospathase) berasal dari tulang dan hati.

  • Petanda Biokimia Tulang :1.Dapat diukur hanya dari urin maka harus diperhatikan kadar kreatinin darah dan urin karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.2. Sampel urin 24 jam atau urin pagi kedua pukul 4-8 pagi (kadar tertinggi)3. Dipengaruhi umur, muda terjadi peningkatan bone turnover4. Hasil pemeriksaan berbeda sesuai penyakitnya / Paget

    Manfaat Pemeriksaan :

    - Prediksi kehilangan massa tulang- Prediksi resiko fraktur- Seleksi pasien yg membutuhkan anti resorptif - Evaluasi efektivitas terapi

  • PEMERIKSAAN RADIOLOGI :Radiografi / Konvensional - Tdk sensitif :30 % belum memberikan gambaran radiologik spesifik gambaran tulang yang mengalami demineralisasi semakin gelap seperi jaringan, penipisan korteks, trabekuler lebih lusen. Picture Frame VertebraHiperparatiroidsme : 1. Resorpsi subperiosteal lesi fokal / multiple 2. Brown tumor/osteoklastoma = sel2 raksasa yg responsif terhadap PTH.3. DXA / DEXA Dual Xray absorptiometry/Dual energy/X-ray Absorptiometry 4.CT Scan5.Quantitine Ultrasound 6.MRI7.Biopsi tulang Histomorfometri Terapi:Tujuan mencegah fraktur ( bone formation/density and resorption loss)anti resorptif : estrogen, anti estrogen, bifosfonat dan kalsitonin.stimulator tulang : Na, Flomide, PTH

  • Edukasi dan pencegahan :

    -Aktivitas fisik teratur utk memelihara kekuatan kelenturan & kebugaran neuromuscular / mencegah terjatuh, jalan 30-60 menit, bersepeda, berenang.-Asupan kalsium 1000-1500 mg/hr makan / suplemen.- Hindari merokok / alkohol- Diagnosis dini dan terapi tepat terhadap def.testosteron/ & estrogen / -Obat penyebab osteoporosis/ steroid, dll-Menghindari angkat beban berat- Hindari jatuh / lantai licin, obat sedatip, obat hipertensi- Hindari defisiensi vit D (sinar matahari daerah tropik)SLE,periksa 25(OH)D vit D 400 IU/hr 800 IU/hr)- Hindari ekskresi kalsium lewat ginjal dgn membatasi asupan Na < 3gr / hr atau beri HCT dosis kecil-Pasien memerlukan glikokortikoid dosis tinggi jangka lama berikan glikokortikoid dosis rendah dan sesingkat mungkin

    Pola hidup : - stop merokok, alkohol, olah raga- subsitusi Ca++ dan Vit D / yogurt - medikamen olendronate, hosamet, actonel, evista, bonia, bonifa calcitonin - meningkatkan pembentukan tulang triaparitide fortea

  • Osteoporosis pada Laki2 kurang diperhatikan /asimtomatik. kehilangan massa usia tulang bersifat penipisan, kehilangan elemen trabekula.Etiologi OP 1. Genetik :laki2 yg orang tua OP densitas massa tulang lebih rendah dibanding populasi normal. Laki2 dgn ibu fraktur panggul resiko fraktur vertebra .2.Hipogonadisme : OP dan gagal mencapai puncak massa tulang suling testosteron baik. Peny. Sindrom Klinefelter, Orkitis akibat parotis kastrasi.3.Involusi :kehilangan densitas tulang akibat usia (>). Resorpsi endosteal dapat dikompensasi oleh formasi peiosteal resiko fraktur dari densitas tulang tidak sehebat pada . Korteks tulang lebih tebal dibanding fraktur .4.Penyakit / obat2 an:sekunder steroid, merokok, alkohol, insufisiensi ginjal, kelainan SC, hati, hiperparatiroidisme, hiperkalsiuria, anti konvulsan, tirotoksikosis, imobilisasi lama, AR5.Idiopatik :- 30% idiopatik singkirkan lain- IGF I, IGF I binding protein (IGFBP-3) ?

  • Latihan dan Program Rehabilitasi OR teratur : 1. Pasien lebih lincah, tangkas,kuat otot2 tidak mudah terjatuh2. Mencegah perburukan osteoporosis rangsangan biofisikoelektrokemikal remodelling tulang !3. Cara : pre osteoporosis latihan dengan beban, OP mula2 tanpa beban, akhirnya dengan pembebanan .

    Alat bantu / ortosis : tongkat, korset lumbal (fraktur corpus vertebra)Terjatuh : lantai licin/tongkat/pegangan tangan biasa di rumah / kamar mandi (keluarga harus dilibatkan)

  • FARMAKA :1. Estrogen / Hormon seks2. Raloksifen - SERM (Selective Estrogen Receptor Modulators)3. Bisfosfonat4. Kalsitonin5. Natrium Fuorida- Vitamin D / Kalsitriol- Hormon paratiroid6. Kalsium 7. Fitoestrogen8. Terapi kombinasi9. Pembedahan1.ESTROGEN terikat dgn SHBG dan albumin, sebagian kecil yang bebas dan inilah yang aktif !. 17 estradiol. Dosis anti reseptor merangsang sel C tiroid meningkatkan produksi kalsitonin.Dosis anti resorptif:17 estradiol oral 1-2 mg/hr 17 estradiol transdermal 50 g/hr17 estradiol subkutan 25-50 mg / 6 bulan.17 estradiol perkutan 1.5 mg/hrAbsorpsi bisa juga melalui mukosa vagina.

  • KI absolut :kanker payudara, endometrium kehamilan, perdarahanuterus disfungsional, hipertensi tak terkontrol, tromboembolik, karsinoma ovarium, penyakit hati berat. KI relatif : MCI, stroke, hiperlipidemia familial, riwayat kanker payudara keluarga, obesitas, perokok, endometriosis, melanoma malignum, migrain berat, DM tdk terkontrol, penyakit ginjal. Kombinasi dari estrogen dan progesteron akan menurunkan resiko kanker endometrium (pemberian secara kontinyus atau siklik). Tibolon steroid sintetik mengkontrol sindrom def. estrogen / osteoporosis.2. Raloksifen :anti estrogen punya efek seperti estrogen / tulang dan lipid tidak menyebabkan rangsangan endometrium dan payudara.SERM (Selective Esterogen Receptor Modulators) mekanisme kerja = estrogen. Dosis 60 mg / hr kecacatan janin tidak boleh diberikan pada wanita hamil / berencana hamil.

  • 3. Bisfosfonat:digunakan pengobatan OP menghambat osteoklas sebagai terapi alternatif hormonal. Osteoporosis laki2 akibat steroid diberikan bangun pagi sebelum makan disertai banyak air, puasa 30 , posisi tegak.Generasi I,II,III4. Kalsitonin :hormon tiroid berfungsi menghambat kerja osteoklas,menghambat osteosit, merangsang osteoblas / kontroversial. osteoporosis,Paget disease analgesik kuat (kalsitonin) proses kronik hiperkalsemia akibat keganasan .- produksi CT dipengaruhi kadar kalsium darah / akut dan umur / kelamin / kronik, bayi , lansia
  • 5.Natrium Fluorida :stimulator tulang / osteoblas ES : iritasi lambung, fraktur perifer, atralgia(remodelling tulang) 6.Paratiroid hormon:mempertahankan kadar kalsium ES dgn cara merangsang sintesa 1,25 (OH)2 D di ginjal absorpsi kalsium diusus stimulator tulang50-100 g/hr SC perbaikan densitas tulang trabekular bukan kortikal. Kombinasi : 25-40 mg dengan antiresoptif bisfosfonat /kalsitonin . Dosis rendah hasil lebih baik.Menghindari kehilangan masa tulang kortikal.Penelitian PTH : - tidak baik terhadap tulang kortikal- mahal- Perenteral- kesulitan memproduksi PTH

  • 7.Vit D :Kalsiferol : panti werda / jarang kurang paparan sinar matahari daerah dgn 4 musim ( EROPAH).Hipokalsemia tidak dapat diperbaiki 8.Kalsium : berikatan dengan anion fosfat karbonat / terbaik), glukonat, sitrat laktat9. Fitoestrogen : dari kacang2an , belum terbukti

    Terapi kombinasi : kombinasi 2 anti resorptif atau anti resorptif dengan stimulator tulang (PTH + Bisfosfonat)

    Pembedahan :Bila terjadi fraktur panggul :- Osteoporosis lansia dgn fraktur segera operasi mencegah imobilisasi lama dan komplikasi fraktur- tujuan fiksasi stabil mobilisasi sedikit mungkin- pemberian kalsitonin terus diberikan untuk mineralisasi kalus - pengobatan : bisfosfonat atau raloxifen pengganti hormon/kalsitonin terus diberikan

  • Evaluasi hasil pengobatan : -ulangi pemeriksaan BMD setelah 1-2 thn pengobatan dan dinilai peningkatan densitasnya. Bila 1 thn tidak terjadi peningkatan atau penurunan densitas masa tulang terapi dianggap berhasil karena resorpsi tulang sudah dapat ditekan.- Biokimia tulang resorpsi dan formasi tulang 3-4 bulan setelah pengobatan (evaluasi ini lebih cepat !)

  • V. OSTEOMALASIAGangguan mineralisasi (vit D, Ca, Ph) pada orang tua/epifise sudah tertutup tulang disebut osteomalasia, ggn mineralisasi pada orang muda epifise belum tertutup riketsia kerusakan pertumbuhan lempeng epifise, kekuatan tulang menurundeformitas struktural tulang penyangga BB.OM / riketsia , mineralisasi, susu formula kurang mengandung kalsium, Vit D dan fosfor. Total parenteral kurang kalsium dan vit D, diet tinggi phytate yang mengikat kalsium diusus. Hipovitaminose D: 1. Def. diet kronik, penurunan sintese 2. Penurunan paparan sinar matahari.3.Berkurang absorpsi vit D karena penyakit bilier, pankreatitis, peny. mukosa usus kecil proksimal, gastrektomi, meningkatnya ekskresi Vit D pada sindroma nefrotik. katabolisme vit D oleh fenitoin, barbiturat dan rifampisin.

  • GAMBARAN KLINIK OM :

    Riketsia mengalami hipotonia, lemah, kasus berat/tetani. Sambungan kostokondral menonjol deformitas / rachitis rosary.Tulang panjang bengkok / kaki, kifosis / punggung gaya jalan goyang2 waddling gait / bisa frakturRo : Riketsia demineralisasi umum, penipisan permukaan kortikal tulang panjang, pelebaran, penegangan dan perlengkungan ujung distal tulang, kehilangan zone kalsifikasi kartilagoKlinik:nyeri tulang, mudah lelah, kelemahan proksimal dan perlunakan periartikuler baik dgn koreksi gangguanmineralisasi, stres fraktur (garis radiolusen kortikal tipis tegak lurus dengan tulang). Pasien lain dgn fraktur lama pada kosta yg multiple dgn pembentukan kalus yg buruk.

  • Lab :

    1. OM akibat def. vit DCa serum /N, fosfat , SAP , osteokalsin N hormon PTH, 1,25 (OH) 2 D / Vit D

    2. OM akibat def. CA : ekskresi kalsium urine, PTH, 1.25 (OH)2 D : N, Ph : /N

    3. OM akibat hipofosfatemia (osteokalsim, PTH, 25 OH Vit D :N, alkaline phosphatase , fosfor serum dan 1,25 (OH)2 D rendah, Ekskresi fosfor urin .

  • PENCEGAHAN DAN TERAPI :

    Pencegahan :

    Bayi memerlukan oral 400 iu Vit D/hr = 1 liter susu formula bayi, Asi : cukup, Vit D, Ca++ untuk mencegah osteoporosis dan hiperparatiroidism sekunder, kecuali bila kurang air susu ibu atau waktu menetek tidak cukup.

    Kadar 25 (OH) vit D untuk kesehatan tulang minimal 80 nmol/l.Riketsia nutrisional oleh def vit D 600.000 iv vit D i.m dan kalsium atau 20005000 iu Ergokalsiferol/hari selama 6-12 minggu diikuti dosis pemeliharaan Vit D

    Perbaikan kadar kalsium, fosfor, alkaline fosfatase dan 25 ()H) vit D serum dalam 4-7 hr membedakan riketsia nutrisional dengan penyakit metabolik tulang genetik.

  • Orang tua / lansia paparan sinar matahari : tangan, lengan bawah, wajah 5 30 menit, 1-3 x seminggu cukup memenuhi kebutuhan vit D tubuh melalui kulit

    Ergokalsiferol / Vit D2, kurang aktif dibanding kolakalsiferol / vit D3 dalam meningkatkan kadar 25 (OH) vit D. Sakit hepar / 25 OH vit D, gagal ginjal / 1,25 (OH)2 vit D.

    Pasien dengan malabsorpsi lemak diberi dosis vit D lebih tinggi dan disesuaikan dgn hasil pemeriksaan kimiawi serum. Diperlukan terapi beberapa bulan .

    Toksisitas terapi vitamin D bermanifestasi sebagai hiperkalsemia atau hiperkalsiuria, monitor hati2 !

  • DMARD (Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs)Slow Acting Anti Rheumatic Drugs (SAARD). Obat penghambat progresivitas penyakit AR, efek setelah 4 - 6 bulan pengobatan, biasanya dikombinasikan dengan OAINS.

    PIRAMID STEP analgesik + OAINS + penyuluhan & fisioterapi DMARD satu persatu Operasi . Deformitas berat kurang memuaskan !Saat ini Step down Bridge - kombinasi beberapa jenis DMARD (dini) dihentikan secara bertahap. (Step tappering off proses saat aktivitas AR terkontrol)

  • CARA MENGGUNAKAN DMARD :

    1. DMARD tunggal dimulai saat sangat dini / destruksi sendi saat dini 2. Dua atau lebih DMARD simultan selama penyakit masih aktip, karena penggunaan sekuensial jangka panjang tidak berhasil mencegah kerusakan sendi yang progresif

    Tambahkan analgesik + OAINS nyeri dan inflamasi- Prognosis baiktunggal DMARD - methotrexate / MTX, sulfalazin / SAS , leflunomid / LFM- Prognosis kurang baik atau penggunaan tunggal 3-6 bln belum memuaskan ganti atau kombinasi dengan DMARD lain. ES tunggal atau kombinasi sama kontrol darah rutin teratur, fungsi hati, creatinin, serum dan protein urin.

  • 4.Azotioprin (Imuran) mempengaruhi sintesa DNA, ekskresi ginjal kurang baik ! ES : dispepsia, netropenia, trombositopeniTes fungsi hati / darah rutin / bulan dosis : 25 mg naikkan 50 mg2x dosis maksimum 205 mg / kg BB )

    5.MTX sitostatikadosis 5-25 mg/minggu - eliminasi - ginjal/bilierdosis awal : 5 mg lansia, 7,5 mg dewasa/ minggu manfaat obat 2-4 blnbila belum dosis MTX ditingkatkan.ES:jarang-dispepsia, stomatitis, fungsi hati, alopesia, aspermia, leukopeniakurangi dosis : ES - Bila MTX respon baik kombinasi dgn leukovorin mengurangi ES !Stop MTX sirosis / fibrosis hati

  • 6.Siklosporin A berasal dari jamur menghambat progresifitas erosi dan kerusakan sendi AR !Nefrotoksik, hipertensi, kadar serum kreatinin, gangguan fungsi hati, hipertrofi gingival, hipertrikosis, rasa terbakar, ekstermitas, lelahdosis : 2,5-3,5mg/KgBB- dibagi 2 dosis 2x75mg 2x100 150 mg (1-2 bulan), bila stabil 3 bulan stop !Kontra indikasi CSA :- Keganasan- Hipertensi yang tidak terkontrol- Hati 2 : usia > 65 thn, hipertensi terkontrol, infeksi aktif- Premalignan : leukoplakia, mielodisplasia- kehamilan dan menyusui- obat2 an lain : antiepilepsi, ketokonazole, flukonazol, trimetoprinm, eritromisin, verapamil, diltiazem, OAINS, egen alkilasi seperti siklofosfamidSebelum pengobatan dimulai :- PD,TD,Bil &enzim hati,K+,Mg++,asam urat,protein urin

  • 7.Leflunomid / LFM approved FDA 1998 ! = MTXgagalMTX / intoleran MTXmengurangi progresivitas erosi sendi diberi dosis 20 mg/ hari efek lebih cepat dibanding MTX / SAS ( lebih lambat pada LFM dibanding MTX / SAS)ES:tidak dijumpai toksisitas hematologik,pulmonal dan ginjal. Progresifitas penyakit berkurang (radiografi dan komponen fungsional)Saat ini terapi kombinasi :- MTX / SAS / kloroquin- CSA / MTX- CSA / SASDibanding MTX tunggal

  • STEROID PADA REUMATOLOGI :

    Kontroversial : cara kerja, dosis, lama dan cara.Pemberian ES (lokal & sistemik, membahayakan kehidupan dan kesulitan hidup)Masih diperlukan sebagai anti inflamasilokal (tropikal, intraartikular) dan sistemik ?Dosis tinggi secepatnya tappaing off dosis pemeliharaan !ES : perdarahan SCA. Sindroma Cushing, edema, ...., BB , osteopororsis, atrofi..., ......, infeksi, ................keseimbangan elektrolit ) Mekanisme : supresi AHP menekan IL-6, untuk mengurangi supresi AHP diberi dosis tunggal 1 x sehari pagi (sirkadian) supresi bisa menetap 6 - 12 bulan setelah steroid distop.

  • Cara pemberian Steroid :

    1. Dosis rendah 5-15 mg /hr demam / sepsis, dermititis,efusi pleura sebagai dosis pemeliharaan2.Dosis tinggi : 1 mg/KgBB untuk gawat darurat bila berhasil 48 jam naikkan dosis 25 100 % - 3 - 4 x sehari selama 6 8 minggu3.Bridging therapy : dosis 5-7,5mg prednison / prednisolon pagi hari, tapering off4.Alternating day setelah dosis minimal yg efektif tercapai, steroid diberi selang sehari namun masih sering timbul eksaserbasi akut

  • 5.Pulse steroidkasus gawat darurat, krisis lupus, tidak respon steroid dosis tinggi Diberi IV 10-30 mg/KgBB atau 1 gram metilprednisolondalam 0,5 4 jam sekali sehari selama 1-3 hr atau 3-5 hr berturut turut

    6. Tapering off : menurunkan dosis bertahap sampai dosis minimal yg efektif, mencegah withdrawal phenomenone

  • ... organ pada rheumatologi inflamasi ! (RA, spondilosis, analgesik, SLE, vaskulitis) dihasilkan dari selanjutnya ....... DNA 1. Anti TNF ( infliximab, etam....., ......2. Anti IL 1 ( ...)3. Anti CD 20 ( rituksimab ) Indikasi : kalau tidak berhasil dgn NSAIDs dan DMARDsPemakaian : obat tunggal dgn kombinasiIndikasi : ...............ES : TBC (reaksi oppurtunistik)Target kerja organ biologik : - sitokin- sel limfosit T / B- komplemen- proses inflamasi atau .....