bahan bab2

30
BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Surga merupakan tempat tinggal kelak di akhirat bagi orang- orang yang suci, maka tidak akan masuk surga kecuali orang yang suci. Hadistpun berkata, Kebersihan adalah sebagian dari iman, dan Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan lahir maupun kebersihan batin, kebersihan jasmani maupun kebersihan rohani. Alloh mencintai orang yang suci dan bersih. Suci dan bersih adalah dasar peraturan islam misalnya bagaimana islam mensyariatkan orang yang akan melaksanakan sholat. Kebersihan yang bersifat jasmaniah merupakan syarat yang paling pokok untuk memperoleh kebersihan batin. Shalat merupakan tiangnya agama islam juga merupakan media keharmonisan antara Sang Pencipta dan hambanya. Melaluinya umat

Upload: amellia-azzahra

Post on 13-Dec-2015

274 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sjhsjhsa

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

A.Latar Belakang MasalahSurga merupakan tempat tinggal kelak di akhirat bagi orang-orang yang suci, maka tidak akan masuk surga kecuali orang yang suci. Hadistpun berkata, Kebersihan adalah sebagian dari iman, dan Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan lahir maupun kebersihan batin, kebersihan jasmani maupun kebersihan rohani. Alloh mencintai orang yang suci dan bersih. Suci dan bersih adalah dasar peraturan islam misalnya bagaimana islam mensyariatkan orang yang akan melaksanakan sholat. Kebersihan yang bersifat jasmaniah merupakan syarat yang paling pokok untuk memperoleh kebersihan batin.Shalat merupakan tiangnya agama islam juga merupakan media keharmonisan antara Sang Pencipta dan hambanya. Melaluinya umat muslim saling menjalin hubungan persaudaraan dan kasih sayang sesama mereka ketika melaksanakan sholat berjamaah, juga dalam rangka membersihkan hati sekaligus dakwah ke jalan Allah, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Sholat juga akan menghapus dosa-dosa para muslim, Ibnu Mas'ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Kamu sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat 'asar maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya', shalat itu akan membersihkannya, kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu bangun." (HR. Thabrani) Kebersihan (baik secara lahiriyah maupun maknawiyah) bukanlah sesuatu yang datang sendiri secara tiba-tiba, namun ia merupakan sesuatu yang pelu dilatih, diusahakan serta ditanamkan. Dalam hal bersih secara lahiriyah misalnya, kita perlu berusaha menjaga agar pakaian yang kita gunakan tidak terkena najis. Menjaga agar tidak terkena najis memerlukan satu usaha dan kehati-hatian tersendiri, seperti ketika masuk ke kamar mandi, ketika duduk di tempat-tempat umum, dsb. Dan apabila kita tidak berhati-hati, maka bisa jadi pakaian yang kita gunakan akan terkena najis (meskipun secara lahiriyah dia terlihat seperti bersih). Demikian juga dengan bersih secara maknawiyah, kita perlu menjaga dan memeliharanya, agar jangan sampai diri atau hati kita terkontaminasi dengan kotoran-kotoran maknawi yang mengakibatkannya tidak sahnya shalat kita, dimana kita dituntut memiliki niatan yang ikhlas dalam mengerjakan shalat. Apabila niatan dalam hati tercampur dengan niatan-niatan lainnya, seperti supaya dipuji atasan, atau agar dilihat oleh teman dan guru, maka dengan sendirinya ibadah kita tidak akan diterima oleh Allah SWT, kendatipun secara lahiriyah terlihat dikerjakan dengan baik. Dan untuk menjaganya, kita perlu berusaha dengan sungguh-sungguh serta berhati-hati agar jangan sampai terkena kotoran-kotran tersebut. Apabila kita tidak berusaha dan tidak berhati-hati, maka bisa jadi lahiryah dan maknawiyah kita terkontaminasi dengan kotoran-kotoran yang mengakibatkan hilangnya pahala amal shaleh kita, na'udzu billah mindzalik..

Kebersihan pada peserta didik dalam beribadah menjadi salah satu tugas penting bagi guru agamanya disekolah. Guru berperan dalam menentukan kuantitas dan kualitas ibadah anak didiknya. Untuk memenuhinya guru dituntut lebih mampu meneladani dan menerapkan kebersihan yang hakiki pada peserta didik. Guru dituntut terjun langsung kelapangan dan mengawasi kebersihan itu sendiri melalui penilitian cara berwudhu dan melihat langsung ke tempat ibadah dan melihat seligus mengarahkan langsung cara sholat yang benar dan jujur tanpa dikorupsi dengan kepentingn dunia. Kebersihan dalam sholat diharapkan dapat membawa dampak positif dalam mejalani aktifitas balajar anak didik. Materi pembelajaran pendidikan agama islam syarat dengan nilai-nilai bagi pembentukan pribadi muslim, hal itu harus tersampaikan dalam kelas sampai kedalam sanubari anak didik artinya setiap tingkah laku anak didik harus mencerminkan seorang muslim sejati. Bukan sebaliknya anak didik justru menjauh dari ajaran keisalamnyaNamun melihat fakta di lapangan, adanya situasi yang berbeda antara kondisi ideal seoarang muslim dengan kenyataan. Yang terlihat kurangnya kebersihan dalam memenuhi ibadah mereka terutama sholat di setiap tempat ibadah sekolah tersebut. Hal ini terbukti bahwa masih ada peserta didik yang sholat dengan celana yang kotor sehabis bermain,mukena yg bau dan kotor , dan sepatu juga masih terlihat didalam mushola, serta keterbatasan peralatan sholat yang tersedia di mushola. Begitu juga ada beberapa peserta didik yang sholatnya tergesa-gesa bahkan saling berlomba siapa yang paling cepat selesai. Diperparah dengan tempat wudhu yang kotor, dan terlihat peserta didik yang berwudhu dengan asal cepat. Masih banyak contoh lainnya yang tidak bisa disebutkan.Dari paparan diatas bahwa kebersihan dalam sholat meliputi kebersihan berpakaian , cara berwudhu yang benar dan tertib, dan sholat yang khusuk yang tidak terpengaruh oleh teman disebelahnya, dan yang tak kalah pentingnya adalah sikap bersih dari hati para peserta didik dalam bertindak dan diaplikasikan dengan kesadaran dia menjaga kebersihan. Melalui observasi tersebut penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan itu , adakah pengaruhnya antara pendidikan agama Islam didalam peningkatan kebersihan beribadah sholat.Adapun pemilihan tempat penelitian di SMP Muhammadiyah 1 karena lokasinya cukup dekat dengan kampus tempat penulis menuntut ilmu, sehingga dapat mempermudah proses penelitian, baik dari segi waktu dan biaya.Berdasarkan uraian diatas , penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang diberi judul Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Peningkatan Prilaku Kebersihan Ibadah Sholat. (Penelitian terhadap siswa kelas 2 di SMP Muhammadiyah 1) B. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Bagaimana pembelajaran pendidikan agama islam (PAI) dikelas 2 SMP Muhammadiyah 1 ?2. Bagaimana peningkatan prilaku kebersihan ibadah sholat siswa kelas 2 di SMP Muhammadiyah 1?3. Berapa besar pengaruh pendidikan agama islam dalam peningkatan kebersihan ibadah sholat dikelas 2 SMP Muhammadiyah 1?C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pembelajaran pendidikan agama islam (PAI) dikelas 2 SMP Muhammadiyah 1.2. Untuk mengetahui peningkatan prilaku kebersihan ibadah sholat siswa kelas 2 di SMP Muhammadiyah 1.3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pendidikan agama islam dalam peningkatan kebersihan ibadah sholat dikelas 2 SMP Muhammadiyah 1.D.Manfaat PenelitianBerdasarkan hasil penelitian ini, maka manfaat yang bisa diambil oleh penulis adalah sebagai berikut:a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk para pelaku pendidikan, khususnya guru mata pelajaran PAI agar menjadi acuan bagi para peserta didik untuk meningkatkan prilaku kebersihan dalam beribadah sholat.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan bagi masyarakat umum, khususnya bagi penulis.

E. Kerangka BerfikirA.Pengertian Pendidikan Agama IslamMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata dasar didik dan awalan men, menjadi mendidik yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberilatihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.Sedangkan menurut Rechey dalam bukunya, Planning for Teaching, anIntroduction, menyatakan pengertian pendidikan sebagai berikut:Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsiyang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya didalam masyarakatJadi, pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari proses yang berlangsung di dalam sekolah. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang essensial memungkinkan fungsi pendidikan mengalami proses spesialisasi dan melembaga dalam masyarakat yang kompleks, modern,walaupun tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah.Selain itu, pendidikan dapat juga diartikan sebagai usaha yangdilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk mendorong membantuserta membimbing seseorang dalam mengembangkan segala potensinya,dari kualitas yang satu ke kualitas yang lebih tinggi. Inti pokoknya adalahusaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh oranglain maupun oleh dirinya sendiri, agar anak didik memiliki kemerdekaanberpikir, merasa, berbicara, dan bertindak serta percaya diri dengan penuhrasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupannyasehari-hari.Secara terminologis, para ahli pendidikan mendefinisikan kata pendidikan dari berbagai tinjauan. Hasan Langgulung melihat arti pendidikan dari sisi fungsi pendidikan, yaitu: pertama, darisegi pandangan masyarakat, dimana pendidikan merupakan upaya pewarisan kebudayaan yang dilakukan oeh genarsai tua kepada generasi muda agar kehidupan masyarakat tetap berkelanjutan. Kedua, dari segi kepentingan individu,pendidikan diartikan sebagai upaya pengembangan potensi-potensi yang tersembunyi dan dimiliki manusia.Sedangkan definisi pendidikan yang disandarkan pada makna dan aspek serta ruang lingkungannya, dapat dilihat apa yang dikemukakan oleh Ahmad D. Marimba, bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama. Dalam system pendidikan nasional, istilah pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk meyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.Dari beberapa pendapat para ahli dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pendidikan merupakan aktivitas yang disengaja dan bertujuan yang di dalamnya terlibat berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, sehingga membentuk satu system yang saling mempengaruhi.Ada beberapa indikator yang meliputi pendidikan agama islam adalah:1. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidian Agama IslamPelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat, dasar tersebut menurut Zuhairini,dkkdapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:a.Dasar yuridis/hukumDasar pelaksanaan pendidikan agama Islam berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam,yaitu:

1.Dasar ideal yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama:Ketuhanan Yang Maha Esa.2.Dasar struktural/konstitusional yaitu UUD 1945 dalam Bab IXpasal 29 ayat 1 dan 2.3.Dasar operasional yaitu terdapat Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR 1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secaralangsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai darisekolah dasar hingga perguruan tinggi.b. Dasar RelegiusYang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepadaNya. c. Dasar psikologisDasar Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Dalam hidupnya manusia selalu memerlukan pegangan hidup yang disebut agama. Manusia merasakan dalam jiwanya terdapat suatu perasaan yang mengakui adanya zat Yang Maha Kuasa. Adapun cara mereka mengabdi kepada tuhan mereka dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan agama yang mereka anut.

Sebagaimana yang kita ketahui dalam kehidupan umat islam, masyarakat meyakini dan mengetahui bahwa shalat merupakan perintah yang harus di lakukan atau di anjurkan oleh umat islam itu sendiri. Didalam pelaksanaan shalat ada beberapa hal yang harus di lakukan seseorang yang hendak melaksanakan sholat seperti mempunyai wudu suci tempatnya atau pakaian, karena kedua hal tersebut merupakan salah satu dari syarat shalat sehingga ketika seseorang melakukan shalat dan keduanya ditinggalkan maka hal tersebut dapat membatalkan shalat.ketika salah satu syarat sahnya shalat di tinggalkan maka secara langsung shalatnya itu tidak di terima oleh Tuhan, baik itu shalat yang wajib ataupun shalat sunnah, yang keduanya itu pernah di lakukan/dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW sehingga sampai sekarang hal itu dilakukan secara berkesinambungan.Pengertian shalat itu tersebut berasal dari makna shalat yang menurut bahasa arab ialah Doa tetapi yang di maksud di sini ialah shalat yang tersusun dari beberapa pekerjaan dan perbuatan itu yang dimulai dengan takbir dan di sudahi dengan salam yang hal itu harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. Allah berfirman dalam surat At-Ankabut ayat 4.5. ()Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.[1]Sedangkan menurut Hasbi Ash Shiddieqy menegaskan bahwa pengertian shalat adalah doa memohon kebajikan dan pujian. Sehingga jika ada kata-kata yang berbunyi shalat Allah SWT kepada Nabinya artinya pujian Allah SWT kepada Nabinya, pengertian ini di fahami oleh orang Arab sebelum islam yang hal itu berada di dalam Al-Quran (Q.S. 9:103).\C. Pengertian KebersihanKebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan keidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja merusak keindahan tetapi juga dapatmenyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan.Sumber ajaran Islam adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam sumber ajaran tersebut, diterangkan bukan hanya aspek peristilahan yang digunakan, tetapi juga ditemukan bagaimana sesungguhnya ajaran Islam menyoroti kebersihan. Maka perlu kajian tematik, sehingga ditemukan prinsip-prinsipnya dan bagaimana konsep kebersihan tersebut.Sebagai ajaran yang lengkap yang memiliki unsur-unsur aqidah, syariah dan muamalah,sudah semestinya konsep itu ada, lebih-lebih bila dilihat dari aspek yangberkaitan dengan akhlak karimah.Istilah yang digunakan sebagaimana disinggung Al-Quran dan Sunnah banyak menggunakan istilah-istilah yang berkaitan dengan kebersihan atau kesucian. Dalam al-Quran ada istilahthaharahsebanyak 31 kata dantazkiyah59 kata.Dalam al-Quran istilahnazhafah, sementara dalam hadist katanazhafahdapat dilihat dalam riwayat, al-Nazhafatu minal-Iman. Dalam hadis istilah yang digunakan adalahistinja, istimar(ketika tidak ada air).

Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah disebutkan, Artinya : Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah taala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih. (HR Ath-Thabrani).C. Kebersihan ShalatKebersihan dimulai dari diri sendiri. Jika hendak menghadap Allah dalam Shalat, kita diharuskan dalam keadaan suci dan bersih. Bersih diri, pakaian dan tempat. Aktifitas menjaga kebersihan diri diwajibkan dalam syariat, sebagaimana diungkapkan dalam HadistAth-thahuuru syatrul iimanyang artinyaBersuci/Thaharah itu sebagai dari iman.Suci(Thahir)adalah keadaan tanpa najis/hadas, baik besar maupun kecil pada badan, pakaian, tempat, air dan sebagainya. Sedangkan bersuci merupakan aktifitas seseorang untuk mencapai kondisi suci, seperti berwudhu, tayyamum dan mandi junub.

Selain menjaga kebersihan diri, menjaga kebersihan pakaian yang melindungi diri juga harus diperhatikan, seperti firman Allah yang artinya :

Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. dan Tuhanmu agungkanlah! 4. danpakaianmu bersihkanlah,5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah, (QS [74] : 1- 5)Setelah menjaga kebersihan untuk diri sendiri selanjutnya kita menjaga kebersihan lingkungan sekolah erat kaitanya dengan masalah kesehatan. Lingkungan sekolah yang bersih adalah lingkungan yang sehat. Kelalaian dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah merupakan awal dari mewabahnya berbagai penyakit. Banyak wabah penyakit yang disebabkan oleh lingkungan sekolah yang kotor.Menjaga kebersihan lingkungan sekolah dimulai dari kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, sebagimana ajaran mulia yang menyetarakan membuang sampah dengan sedekah,Watumithul adza minathariqi shadaqahyang artinyaMemungut duri/sampah dijalan termasuk sedekah.Bersihkan hati dengan ikhlas. Makna ikhlas adalah menjernihkan dan membersihkan hati dari segala sesuatu yang mengotorinya. Ikhlas adalah segala kecenderungan pada Allah, menjadikan keridhaan Allah sebagai alasan mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan.Berikut ini beberapa firman Allah mengenai hakikat ikhlas;Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah denganmengikhlaskanketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.(QS [98] : 5)Maka sembahlah Allah denganmengikhlaskanketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).. (QS [39] : 2 3

F. Hipotesis Hipotesis adalah praduga atau jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti dan harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Menurut Titi Gantini yang ditulis lagi oleh Arga Wahyudin Syah ( 1990:24), mengemukakan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan yang logis tentative yang perlu dibuktikan kebenaran melalui kenyataan-kenyataannya.Hipotesis dalam penelitian ini : Terdapat hubungan positif antara pengaruh pendidikan agama islam (PAI) terhadap peningkatan prilaku kebersihan beribadah sholat dikelas 2 SMP Muhamadiyah.G. Langkah-langkah Penelitian1. Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode kuantitatif deskriptif, metode ini dimaksudkan untuk menyelidiki yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang ( Nana Sudjana 1989: 64).2. Jenis DataData yang diperoleh merupakan data hasil pengumpulan dengan teknik angket, observasi,dan studi kepustakaan, sehingga data tersebut diklasifikasikan ke dalam data kuantitatif dan kualitatif.Data kuantitatif data yang diperoleh dari angket yang meliputi tentang pengaruh pengaruh pendidikan agama islam (PAI) terhadap peningkatan prilaku kebersihan beribadah sholat dikelas 2 SMP Muhammadiyah 1. sedangkan data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi mengenai kondisi objektif sekolah yang meliputi keadaan sekolah, letak geografis, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan penelitian.3. Sumber Dataa. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dikelas 2 Muhammadiyah 1, Bandung. Lokasi ini dipilih karena tempat yang tepat dan berhubungan dengan sumber data penelitian.b. PopulasiPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.( Sugiyono 2010:80)Berdasarkan batasan tersebut, bahwa yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMP Muhammadiyah 1,Bandung yang berjumlah 25 orang siswa.c. SampelSampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut ( Sugiyono 2010:80) pada dasarnya ada dua macam teknik sampling, yaitu random sampling (semua individu dalam populasi diberikan kesempatan menjadi anggota sampel ) dan non random sampling ( tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling. Adapun sampel yang digunakan adalah sampel total atau sensus, karena anggota populasinya relatif kecil. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Rakhmat (1998:82). Sebagai berikut:n = Dimana: n = Jumlah sampelN = Jumlah populasi= Presisi yang ditetapkanDalam penelitian ini jumlah anggota populasi sebanyak N = 25 siswa dan tingkat presisi yang ditetapkan sebesar 10%. Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk siswa kelas 2 SMP Muhammadiyah adalah sebagai berikut:n = n = = = = 20Jadi, jumlah sampel sebesar 20 responden (siswa)

4. Teknik Pengumpulan DataMetode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :a. Angket/ kuesioner Metode angket/ kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan memberikan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui ( Arikunto, Suharsimi. 2006:225) b. Observasi Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik langsung ataupun tidak langsung (Muhammad Ali, 1982: 91). Observasi yang dilakukan adalah secara langsung untuk mengetahui tentang lingkup keadaan sekolah dan untuk melengkapi data-data yang diperlukan.c. Study KepustakaanStudi kepustakaan digunakan sebagai pelengkap data primer untuk memperoleh kebendaharaan kerangka pemikiran dengan cara mengutip langsung atau menyimpulkan langsung dari buku yang berkaitan dengan judul proposal penelitian ini.5. Analisis DataAnalisis data yang dilakukan untuk mengambil kesimpulan dari penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis korelasi pearson product moment . Teknik analisis korelasi pearson product moment termasuk teknik statistik parametik yang menggunakan data interval dan rasio dengan persyaratan tertentu. Teknik perhitungan dan analisisnya menggunakan statistic dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Penentuan point setiap indikatorAdapun kriteria penyekoran instrument pengaruh pendidikan agama islam (PAI) terhadap peningkatan prilaku kebersihan beribadah sholat dikelas 2 SMP Muhammadiyah 1

NoAlternatif JawabanNilai (Pertanyaan) PositifNilai (Pertanyaan )Negatif

1.Selalu (SL)41

2.Kadang-Kadang (KD)32

3.Jarang ( JR)23

4.Tidak Pernah (TD)14

Karena nilai rentang antara skala pengukuran terbesar dan skala pengukuran terkecil adalah 3-1=2, maka jika dibagi, skala pengukuran diperoleh interval nilai rentang sebesar 2/3=0,6 sehingga dapat disusun kriteria sebagai berikut :NoAngka kriteria

1.0,1-1,75Rendah

2.1,75-2,75Sedang

3.2,75-3,75Cukup Tinggi

4.3,75-4,5Tinggi

Teknik Pengolahan DataData yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik inferensial yaitu berfungsi untuk mengelompokan data, menggarap, menyimpulkan, memaparkan serta menyajikan hasil laporan.2) Presentase, dengan rumus :f x 100 % P = ----------------- N

Keterangan :

f: Jumlah Frekuensi yang dicari presentasinyaN: Number of case (Banyaknya individu)P: Angka presentasi 4) Menghitung koefisien korelasiAnalisis statistik inferensial yang akan digunakan adalah korelasi product moment, dengan rumus :

rxy = NXY - (X)(Y)

rxy : Angka indeks korelasiN : Number of caseXY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor YX : Jumlah seluruh skor XY : Jumlah seluruh skor Y

5) Uji Hipotesisa. Ho : r = 0 (Tidak terdapat pengaruh antara variabel X dan Y)Ha : r 0 (Terdapat pengaruh antara variabel X dan Y)b. Uji statistik, dengan rumus :t hit = r c. Uji tabel, dengan rumus :t tab = t.x/2 : df = n 1d. Kriteria t hit > t tab Ho di tolak