bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2013-2-02217-ds...
TRANSCRIPT
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
Penulis mendapatkan data dan informasi-informasi penting yang berkaitan
dengan proyek Tugas Akhir ini dari beberapa sumber, antara lain:
• Literatur, berasal dari buku-buku, catatan-catatan, artikel-artikel.
• Dari website yang terkait
• Wawancara dengan Ibu Dwi Santina Wisnuwardhani, selaku pemilik
Kios Rupo-Rupo.
• Survey ke beberapa konsumen Rupo-Rupo untuk mendapatkan
consumer insight.
• Survei ke beberapa orang untuk menganalisis visual website e-
commerce.
2.1.1 Pengertian Produk organic
2.2.1.1 Definisi produk organic
Berdasarkan Rene Loux dari Easy Green Living (2008:7)
Makanan organik adalah semua jenis buah-buahan, sayuran atau
hewan yang yang belum diolah dan dimurnikan, atau yang
tumbuh dan dipelihara tanpa menggunakan algaecides, herbisida,
insektisida, bakterisida, fungisida, antibiotik, hormon
pertumbuhan, atau bahan kimia sintetik. Hewan dipelihara secara
organik diberi makan diet seimbang dan tidak dimodifikasi secara
genetik.
4
2.2.1.2 Manfaat produk organik
• Makanan organik merupakan diet yang baik untuk
mengembangkan dan mempertahankan keseshatan.
• Dengan mengkonsumsi makanan organic secara tidak
langsung ikut berkontribusi kepada lingkungan karena
makanan organic di proses secara alami.
• Makanan organik tidak diproses dengan pewrna buatan,
pemanis, lemak terhidrogenasi, lemak trans, lemak
jenuh, aditif atau pengawet buatan. Alhasil makanan
organic lebih terasa alami karena semua rasa belum
dimodifikasi dengan cara apapun oleh penggunaan bahan
kimia sintetis.
2.1.2 Pengertian E-Commerce
2.1.2.1 Definisi E-Commerce
Untuk mengerti sistem E-Commerce dibutuhkan pengertian akan
sistem E-Commerce itu sendiri. Mengacu kepada Efraim Turban dari
Electronic Commerce: A Managerial Perspective (2000:4),
Electronic commerce adalah konsep yang menggambarkan proses
jual beli produk, jasa, dan informasi melalui jaringan komputer
termasuk internet.
5
2.1.3 Wawancara Pemilik Rupo-Rupo
Berdasarkan wawancara dengan pemilik Rupo-Rupo pemilik
dapat mengerti brand Rupo-Rupo secara keseluruhan dalam
untuk perancangan website Rupo-Rupo. Berikut adalah poin-
poin yang dikumpulkan penulis.
• Rupo-Rupo didirikan oleh Ibu Wiwiek pada tahun 2012 di
Pasar Segar Cinere.
• Rupo-Rupo menjual berbagai macam produk pangan, seperti
arti namanya, Rupo-Rupo berarti macam-macam, tapi
Rupo-Rupo berspesifikasi ke produk organic untuk
memberikan keunikanndengan kios-kios lainnya.
• Produk organik yang Rupo-Rupo tawarkan merupakan
produk organik lokal yang jarang di sediakan di
Supermarket.
• Bisnis Rupo-Rupo bermulai dari rumahnya, lalu beliau
menawarkan produknya ke tetangga, keluarga dan teman-
temannya.
• Target Audience :
- Ibu rumah tangga
- Kelas : B - A
- Demografi : Warga Cinere
Gambar 2.1 Logo Rupo - Rupo
6
• Kelebihan : Menjual produk organik lokal & produk non
MSG, sehat, harga terjangkau, dan dapat mengantar
pembelian.
• Kekurangan : Tidak menyediakan produk fresh
• Ibu Wiwiek memberikan opini yang positif tentang online
shopping, kebanyakan dari pelanggannya juga lebih memilih
untuk bertransaksi lewat telefon lalu mendapat produknya
secara kurir.
• Menurut Ibu Wiwiek berbisnis secara online merupakan saat
yang tepat, dengan mudahnya akses online shopping
sekarang dan boomingnya makanan organik.
2.1.4 Survey Analisa Profil Konsumen Rupo-Rupo
Berikut adalah hasil dari survey via kuesioner yang digunakan penulis untuk
mengetahui consumer insight Rupo-Rupo. Kuesioner ini disebarkan
langsung di kios Rupo-Rupo.Tabel-tabel berikut adalah data survey dari
total 21 responden.
Table 2.1 Jenis Kelamin Responden
7
Table 2.2 Usia Responden
Table 2.3 Profesi Responden
8
Tabel 2.4 Bagaimana Responden Mengertahui Rupo-Rupo
Tabel 2.5 Frekuensi Belanja Responden
Bagaimana anda mengetahui Rupo-Rupo
Dari teman
Iklan
Mengetahui sendiri
Lainnya
9
Tabel 2.6 Pelanggan Tetap Rupo-Rupo
Tabel 2.7 Faktor yang Disukai dari Rupo-Rupo
Tabel 2.8 Fasih Menggunakan Internet
10
Tabel 2.9 Mempunyai Sosial Media
Table 2.10 Frekuensi Penggunaan Sosial Media
Table 2.11 Kertarikan Responden dengan Perencanaan Website Rupo-Rupo
11
2.1.5 Survey Analisa Visual Website
Berikut adalah hasil dari survei via kuesioner yang digunakan penulis untuk
menganalisis peranan design dalam website, dan seperti apa website ideal
yang disukai mayoritas responden. Kuesioner ini dibagikan melalui sosial
media. Tabel-tabel berikut adalah data survey dari total 44 responden.
Tabel 2.12 Jenis Kelamin Responden
Tabel 2.13 Profesi Responden
12
Tabel 2.14 Mengenal Istilah e-commerce
Table 2.15 Peranan Design Dalam Website
13
Tabel 2.16 Faktor Penting dalam Website
Tabel 2.17 Bahasa Yang Disukai Reposnden Dalam Website
Table 2.18 HP/Tablet atau Komputer
14
2.1.6 Kompetior
2.1.6.1 Direct Competitor
Direct Competitor dari website belanja organik yang penulis
desain adalah:
1. http://organicmarketid.com/
Gambar 2.2 Interface organicmarketid.com
15
2. http://www.bumbuorganik.com/
Gambar 2.3 Interface bumbuorganik.com
16
3. www.rumahsegar.com
Gambar 2.4 Interface rumahsegar.com
2.1.6.2 Indirect Competitor
Indirect competitor Rupo-Rupo adalah Supermarket besar yang
memasarkan produk organic, seperti Food Hall, Ranch Market,
Grand lucky, Carrefour, dll.
Gambar 2.5 Indirect competitor Rupo-Rupo
17
2.1.7 Partner
Gambar 2.6 Logo Decovisual Group
Decovisual Group adalah kelompok perusahaan holding
pengembangan kreatif strategis, 2 + + | TooPlusPlus , 7laps , dan
AL9ORITMA yang membantu mencapai ambisi kreatif dan
pemasaran strategis organisasi klienya. Pendekatan layanan kreatif
kompak Decovisual Group mencangkup identitas merek, media
cetak, desain lingkungan, fotografi, ilustrasi, seni digital, dan media
online.
2.1.7 Target/Sasaran
2.1.7.1 Target User Primer
a. Georafis
Domisili : Kota-kota besar di Jakarta
Iklim : Tropis
b. Demografis
Jenis kelamin : Wanita
Usia : 30 – >40
Status : Menikah
Pendidikan : Minimal lulus SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga. karyawan
Kelas sosial : B – A (Menegah ke atas)
c. Psikografis
Gaya hidup : Modern
Kepribadian : Family oriented, mempunyai pola hidup
sehat, tertarik denga produk organik
18
2.1.7.2 Target User Sekunder
a. Georafis
Domisili : Kota-kota besar di Jakarta
Iklim : Tropis
b. Demografis
Jenis kelamin : Pria dan wanita
Usia : Semua umur
Status : Menikah atau belum menikah
Pendidikan : Minimal lulus SMA
Kelas sosial : B – A (Menegah ke atas)
c. Psikografis
Gaya hidup : Modern
Kepribadian : Orang yang ingin mengetahui produk
organik
2.2 Tinjauan Khusus
Dalam mengembangkan proyek Tugas Akhir ini, berikut adalah teori-teori
yang digunakan yang berkaitan dengan tema yang dipilih penulis.
2.2.1 Teori Web page
2.2.1.1 Web Page Anatomy
Mengacu pada pendapat Jason Baeird dari Principles of Beautiful
Web Design (2007:7) ada beberapa pembagian ada pembagian
anatomi web page, antara lain :
19
Gambar 2.7 Preview Web Page Anatomy
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
a. Containing Block
Setiap web page membutuhkan container (wadah). Tanpa
adanya container (wadah) maka tidak ada ruang untuk
memasukan isi dari website.
b. Logo
Identity block menambah pengenalan brand dan memberitahu
users bahwa halaman yang mereka lihat merupakan bagian dari
satu website.
c. Navigation
Navigasi sistem yang mudah ditemukan dan digunakan
sangatlah essensial dalam website. Users berharap
menemukanan navigasi di sisi kanan atas web page.
20
d. Content
Konten mempunyai peranan penting dalam website. Dalam satu
website, konten sangatlah essensial sebagai poin utama dalam
suatu design sehingga users dapat mencari informasi yang
merka butuhkan.
e. Footer
Terletak di sisi bawah halaman, footer berisikan copyright,
contact number, dan informasi legal, juga links ke bagian itama
website.
f. Whitespace
Istilah white space dalam graphic design adalah area yang tidak
diisi dengan illustrasi maupun text. Tanpa adanya whitespace,
halaman tersebut akan terlihat penuh. Whitespace menciptakan
balance dan unity.
21
2.2.2 Teori Layout
Gambar 2.8 Rule of Third
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
Bila membicarakan saat membicarakan layout, pasti
akan mengacu kepada grid. Menurut Jason Beaird dari
Principles of Beautiful Web Design (2007:9) menggunakan grid
tidak hanya membuat segala sesuatu menjadi kotak dan
menjejerkannya tetapi semuanya berhubungan dengan proporsi.
Grid adalah garis yang tak tampak yang digunakan untuk
memadu elemen-elemen dalam sebuah page.
Menurut John dan David Colett dari Black and White
Photography Technique (2006:8) Rule of thirds adalah sebuah
metode umum yang membagi frame menjadi 9 kotak agar
mencapai komposisi yang dinamis bagi elemen utama dalam
desain.
Dalam penerapan rule of third dalam website adalah dengan
membagi halaman menjadi 3 secara horizontal dan vertical,
yang kemudian ditarik lagi grid tambahan diantara masaing-
masing kolom yang terbentuk. Berikut adalah pengaplikasian
pembuatan grid.
22
Gambar 2.9 Membuat Grid
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
Dari penempatan grid diatas, pembuatan layout dapat dilajutkan
dengan menempatkan elemen-elemen design sesuai dengan web
anatomy ke grid rule of third. Berikut adalah contoh alternatif
design web page dengan penggunaan rule of third.
Gambar 2.10 Contoh Pengaplikasian Grid
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
1 2 3 4
23
2.2.3 Teori Prinsip Desain
Prinsip desain adalah suatu bentuk struktur atau karakter dari suatu
desain. Jason Beaird dari Principles of Beautiful Web Design:
(2007:12) berpendapat bahwa ada beberapa prinsip desain yang
mempengaruhi website. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut:
2.2.3.1 Balance
Di dalam sebuah layout apabila di kedua sisi mempunyai berat yang
seimbang maka akan menciptakan suatu keseimbangan dalam desain.
2.2.3.1.1 Symmetrical Balance
Symmetrical balance berlaku apabila penempatan elemen
didalam layout di satu sisi dan sisi lainya maka akan
menciptakan suatu keseimbangan dalam desain.
Gambar 2.11 Symmetrical Balance
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
24
2.2.3.1.2 Asymmetrical Balance
Asymmetrical balance meliputi objek yang berbeda ukuran,
bentuk, tone atau penempatan, namun objek-objek tersebut
dikomposisikan dengan seimbang agar menarik untuk dilihat.
Asymmetrical balance atau keseimbangan informal mempunyai
komposisi yang lebih abstrak dan lebih menarik dibandingkan
symmetrical balance.
Gambar 2.12 Asymmetrical Balance
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
2.2.3.2 Unity
Teori design mendeskripsikan unity sebagai cara menyatukan
komposisi elemen yang berbeda menjadi satu. Layut yang menyatu
sebagai satu kesatuan lebih baik dibandingkan yang diidentifikasikan
secara terpisah.
25
Gambar 2.13 Unity
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
2.2.3.3 Emphasis
Konsep dengan emphasis atau dominasi tidak jauh beda dengan
konsep unity. Daripada memfokuskan elemen yang berbeda terlihat
cocok bersama, emphasis berfokus kepada satu elemen yang
menarik perhatian user’s.
Gambar 2.14 Emphasis
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
26
2.2.3.4 Contrast
Contrast adalah metode yang sangat umum untuk mengemphasiskan
layout. Konsepnya mudah: besarnya perberdaan antara elemen grafis
dan sekelilingnya, membuat elemen grafis semakin menonjol.\
Gambar 2.15 Contrast
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
2.2.4 Teori Warna
2.2.4.1 Color Temperature
Menurut Jason Beaird dari The Principles of Beautiful Web Design,
color temperature (2007:44) adalah salah satu atribut dari warna
yang ada di seluruh spectrum. Ada dua klasifikasi dalam color
temperature, yaitu: warm colors atau warna hangat, dan cool colors
atau warna dingin.
2.2.4.1.1 Warm Colors
Gambar 2.16 Warna-Warna Warm Colors
27
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
Warm colors adalah warna-warna dari merah hingga kuning,
juga oranye, pink,dan coklat. Karena berhubungan dengan
warna matahari dan api, warm colors menggambarkan panas
dan gerakan. Ketika diletakkan dekat cool colors, warm colors
akan lebih dominan dan menonjol, menghasilkan emphasis
visual.
2.2.4.1.2 Cool Colors
Gambar 2.17 Warna-Warna Cool Colors
Sumber: (The Principles of Beautiful Web Design, Jason Beaird)
Cool colors adalah warna-warna dari hijau hingga biru, juga
beberapa warna ungu. Ungu adalah warna perantara antara
merah dan biru, jadi warna ungu yang lebih mendekati biru
adalah cool colors, sedangkan warna ungu yang lebih mendekati
merah adalah warm colors. Cool colors dapat memberi efek
tenang dan mengurangi tekanan. Dalam design cool colors
adalah warna yang cocok untuk background karena cool colors
memperbesar elemen dalam page.
28
2.2.5 Teori Prinsip Branding
Mengacu pada pendapat London Chamber of Commerce and Industry dari
How to Pass Marketing (1995:168), branding adalah symbol yang
mengidentifikasikan keunikan produk atau jasa.
Menurut Kevin Bundelmann dari Brand Identity Essentials (2010:7) ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam proses pembuatan logo.
Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut;
2.2.5.1 Illustratif Logo
Illustratif logo adalah gambar yang mencangkup yang berbagai
macam makna. Beberapa logo ada yang mengillustrasikan jasa atau
produk mereka, semakin harafiah logo illustratif semakin mudah
dimengerti potensial klien.
2.2.5.2 Visual Style
Desain adalah komunikasi satu arah, oleh karena itu desain di
targetkan langsung kepada kelompok orang yang spesifik. Elemen-
elemen visual seperti fotografi, illustrasi, membantu mendefinisikan
identitas logo.
2.2.5.3 Aplikasi Warna
Identitas yang kuat selalu menggunakan warna secara konsisten.
Pemilihan warna yang tepat sangat esensial – jika memilih warna
yang salah, warna tersebut dapat menjatuhkan brand.
2.2.5.4 Type Choice
Type mempunyai kepribadian oleh karena itu memilih typeface berarti
memilih typeface yang mencerminkan produk atau usaha kita.
Kepribadian merupakan faktor penting dalam memilih typeface, tapi
masih ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam me,
seperti keterbacaan, fleksibelitas, dan konsistensi.
29
2.2.5.5 Brand Stories
Brand adalah janji, brand berlaku sebagai Perusahaan dengan brand
terkenal tak hanya menciptakan cerita brandnya tapi juga menjalankan
moral cerita brandnya dalam kehidupan sehari-sehari.
2.2.5.6 Brand Psikologi
Brand yang biasa diingat dunia biasanya membedakan nilai proposisi
dengan konotasi tidak hanya dengan denotasi. Perancang brand
bekerja keras membuat konotasi yang tepat dengan mengfokuskan
kepada target audience.
2.2.6 Teori Prinsip User Interface
Wilbert O’Galitz dari The Essential Guide of User Interface Design
(2002:41) berpendapat bahwa berikut adalah prinsip design bertujuan untuk
membuat user interface yang baik.
a. Aesthically Pleasing
Memberikan tampilan visual dengan mengikuti presentasi dan prinsip grafik
desain:
• Memberikan perbedaaan antara elemen.
• Menciptakan pengelompokkan.
• Meratakan elemen dan grup screen.
• Memberikan representasi 3 dimensi.
• Menggunakan warna dan grafik yang sederhana dan efektif.
Design estetika harus menarik karena menarik perhatian, menyampaikan
pesan dengan cepat dan jelas. Kurangnya daya tarik visual mengakibatkan
kebingungkan, mengsalah-artikan maksud atau makna, juga memperlambat
dan membingungkan users.
b. Clarity
Tampilan web page secara visual, secara konsep, secara linguistik, harus
30
mempunyai aspek tersebut:
• Elemen visual
• Fungsi
• Metafora
• Teks dan kata-kata
Tampilan web page secara visual harus jelas, berkonsep, dan berstruktur
kata. Elemen visual harus mudah dimengerti, berkaitan dengan konsep dan
fungsi dalam dunia nyata.
c. Compabilty
Menyediakan compability atau kesuaian untuk faktor berikut:
• User
• Tugas dan pekerjaan
• Produk
Mengadaptasi perspektif user.
User compability. Design harus sesuai dan sesuai dengan kebutuhan klien
atau user. Design yang efektif dimulai dengan pengertian kebutuhan user
dang mengadaptasi sudut pandang user.Task and job compability. Sistem
organisasi harus sesuai dengan tugas yang harus dikerjakan. Struktur dan
alur fungsi harus memberikan transisi yang mudah.
d. Comprehensibility
Suatu sistem harus mudah dipelajari dan dimengerti. User harus mengetahui
hal-hal berikut:
• What to look at
• What to do
• When to do it
• Where to do it
• Why to do it
• How to do it
Dalam suatu website alur kerja, respon, presentasi visual, dan informasi
31
harus dalam urutan yang mudah.
Suatu sistem harus mudah dimengerti dan mengalir dalam urutan. Instruksi
dalam menyelesaikan pekerjaan harus jelas agar tidak perlu banyak
membaca dan mencerna instruksi yang panjang.
e. Consistency
Suatu sistem harus terlihat, berlaku, dan beroperasi secara konsisten dalam
hal-hal tersebut:
• Mempunyai tampilan yang sama.
• Mempunyai kegunaan yang sama.
• Beroperasi serupa.
Konsistensi merupakan faktor penting karena dengan adanya konsistensi
mempermudah user untuk mempelajari konfigurasi website tersebut.
f. Kontrol
User harus mengontrol interaksi.
• Tindakan website harus hasil dari permintaan user.
• Tidakan website harus dapat dilakukan dengan cepat.
• User seharusnya tidak mengalami gangguan ketika menggunakan
website.
Dalam merancang kontrol ada juga beberapa poin yang harus
dipertimbangkan seperti fleksibilitas; ada baiknya kontrol website
disesuaikan dengan pengalaman, kebiasaan, prefrensei target user, dan
konteks website sebaiknya dari sudut pandang user.
Kontrol dicapai apabila seseorang dapat mengetahui sendiri apa yang harus
dilakukan untuk mencapai suatu goal.
g. Directness
Menyediakan cara langsung untuk menyelesaikan sesuatu
32
• Menyediakan cara alternatif dengan jelas.
• Pengaruh tindakan pada objek harus terlihat.
h. Efficiency
Mengurangi pergerakan mata dan tangan, juga kontrol dengan tindakan
lainnya.
• Transisi antara sistem yang berbeda harus mempunyai alur yang
baik.
• Navigasi lebih baik seseingkat mungkin.
i. Familiarity
• Mengaplikasikan konsep dan tata bahasa yang dikenal user.
• Menciptakan tampilan yang alami, meniru pola perilaku target
audience.
2.2.7 Analisis swot
Strength
• Past project Rupo-Rupo mempunyai navigasi yang jelas.
• Past project Rupo-Rupo mempunyai interface yang clean sehingga
user dapat fokus terhadap konten website.
• Past project Rupo-Rupo memberikan informasi produk yang jelas.
Weakness
• Tidak menggunakan gambar high-resolution untuk mempercepat
akses penggunaan internet.
• Jaringan internet tidak terlalu cepat.
• Past project Rupo-Rupo kurang memikirkan UI dalam websitenya.
• Kurangnya imagery atau permainan visual dalam website past
project Rupo-Rupo.
• Tidak ada pengolahan tipografi dalam website past project Rupo-
Rupo.
• Terlalu banyak konten dalam website past project Rupo-Rupo.
33
• Website past project Rupo-Rupo secara visual kurang menarik user
dan tidak mempunyai ciri khas masing-masing.
Opportunity
• Dengan mendesain interface website Rupo-Rupo dapat menambah
jumlah consumer.
• Dengan desain yag baik secara tidak langsung mengajak user untuk
mengunjungi website Rupo-Rupo.
Threat
• Banyak competitor sekunder seperti supermarket besar
34