bab 2 landasan teori dan kerangka pemikiran...

35
10 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Definisi Marketing Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana setiap individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2003:p10 ).Adapun The American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi ( Suyanto, 2007:p7 ). 2.1.2 Definisi Green Marketing Menurut The Amarican marketing Association (http://en.wikipedia.org/wiki/greenmarketing ), green advertisement merupakan pemasaran sebuah produk yang dalam proses produksi atau produk tersebut memiliki kandungan-kandungan yang ramah lingkungan. Dengan demikian green advertising mencakup berbagai kegiatan, termasuk produk modifikasi, perubahan pada proses produksi, pengepakan dengan menggunakan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan serta proses pengiklanan yang ramah lingkungan. Namun mendefinisikan Green bukanlah hal yang mudah, dimana banyak definisi green marketing yang bertentangan dengan arti sesungguhnya.

Upload: vuonghanh

Post on 29-Mar-2018

228 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

10  

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan teori

2.1.1 Definisi Marketing

Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana setiap individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan dengan menciptakan,

menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak

lain (Kotler, 2003:p10 ).Adapun The American Marketing Association mendefinisikan

pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan

harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

yang memuaskan tujuan individu dan organisasi ( Suyanto, 2007:p7 ).

2.1.2 Definisi Green Marketing

Menurut The Amarican marketing Association

(http://en.wikipedia.org/wiki/greenmarketing), green advertisement merupakan

pemasaran sebuah produk yang dalam proses produksi atau produk tersebut

memiliki kandungan-kandungan yang ramah lingkungan. Dengan demikian green

advertising mencakup berbagai kegiatan, termasuk produk modifikasi, perubahan

pada proses produksi, pengepakan dengan menggunakan bahan-bahan yang lebih

ramah lingkungan serta proses pengiklanan yang ramah lingkungan. Namun

mendefinisikan Green bukanlah hal yang mudah, dimana banyak definisi green

marketing yang bertentangan dengan arti sesungguhnya.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

11

2.1.2.1 Marketing dan Green Marketing : Persepsi dan Perbedaan

Definisi marketing yang terdapat pada literature sangat banyak dan

beragam, namun mereka memiliki kecenderungan untuk mendahulukan para

konsumen :”Marketing is the delivery of costumer satisfaction at a profit” (Kotler, at

all, 2000).”Marketing is the whole business seen from its final result, which is from

the customers point of view”(Charter, at all, 1999);”Marketing is the management

process for identifying, anticipating, and satisfying customer requirements

profifitability” (Charter, at all, 1999).

Meskipun konsep marketing banyak berubah selama bertahun-tahun

(dikarenakan perubahan pada trend marketing, kebutuhan perusahaan dan

keinginan konsumen).Tidak terdapat banyak referensi yang menyangkut sudut

pandang lingkungan sosial dan etis dalam definisi tradisional marketing (Kotler, at

all, 2000).Definisi marketing tradisional lebih menfokuskan diri pada konsep

konsumsi masal dan penyusunan sebagai berikut. (kotler. Et all. 2000) ;

• Penjualan masal

• Marketing masal

• Standarisasi produk dan service

• Pemasaran lokal

• Memisahkan tanggung jawab-tanggung jawab yang terdapat dalam setiap

department.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

12

Konsep marketing modern mengadopsi sebagian dari konsep globalisasi dan

menunjukkan sudut pandang yang tidak lagi umum namun lebih diperbarui.(Kotler,

at all, 2000).Memfokuskan pada konsep sebagai :

• Kepuasan pelanggan

• Segment marketing yang telah terseleksi.

• Produk dan service yang disesuaikan

• Pasar lokal dan global.

• Mengikutsertakan semua departemen dalam sebuah perusahaan.

Tetap, disini tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaan kesadaran akan

lingkungan (green consediration), dalam definisi tersebut. Hanyalah penjelasan

dalam green marketing dimana pembaca akan menemukan sudut pandang hijau.

Konsep green marketing memiliki kecenderungan untuk membangun fondasinya

berdasarkan konsep-konsep tradisional marketing (Charter, at all, 1999). Masih

mengacu pada sudut pandang kepuasan pelanggan dan nilai penyampaian, green

marketing memegang teguh sistem keberlanjutan. Definisi green marketing memiliki

kecenderungan lebih homogeny ketimbang tradisional marketing : perkataan dan

kalimat dapat berbeda namun masih mengacu pada konsep umum : “green or

environmental marketing consist of all activity design to generate and facilitate any

exchange intended to satisfy human needs or wants, such that the satisfaction of

these needs and wants occurs with minimal dentimental impact on the natural

environment”. (www.managementparadise.com) Ini merupakan definisi yang paling

umum yang menunjukan bahwa target dari marketing tersebut tidak lagi hanya

konsumen namun telah mengikutsertakan kepedulian untuk meminimalisasikan

dampak kebutuhan global atas biosphere.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

13

Namun Ottman (2006) mengusulkan konsep yang sedkit berbeda, ia

menyatakan bahwa peraturan pertama pada green marketing ialah peraturan

pertama pada marketing: yaitu untuk memfokuskan pada keuntungan konsumen. Ini

mungkin terjadi karena bila konsumen melihat keuntungan dari pembelian, mereka

akan merasa terstimulasi untuk melakukan pembelian. Dengan konsep ini faktor

lingkungan menjadi penghubung untuk terjadinya pembelian . Ottman menjelaskan

bahwa bila konsep ini dijalankan dengan baik, maka, “ green marketing could lead

to product improvements that can enhance, market ability, improve overall

performances and become a patent new source of innovation”( Ottman , 2006).

Tujuan dari marketing telah meluas dalam konteks umum. Namun, sangatlah

penting untuk mengklarifikasi tujuan utama atau tujuan sesungguhnya dari green

marketing yaitu, proses pemasaran produk dan jasa yang memiliki karakteristik

aman bagi lingkungan.

2.1.2.2 Tantangan Green Marketing

Menurut (Grant, 2007) konsumen merupakan salah satu faktor yang

bertanggung jawab atas issue global warming tersebut. “ Individual Actons are not

enough; we need overall society wide change. We may take on a few specific green

behaviors, such as not keeping TV’s on stanby, not accepting carrier bags and so on

– but this needs to have a knock-on effect on broader questions about how we live “

Jadi bila kegiatan diatas tidak di tindak lanjuti dengan serius maka tidak

akan ada efek yang berarti.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

14

2.1.2.3 Green Marketing Five I’s

Menurut (Grant, 2007) green marketing memiliki Lima I yaitu:

1. Intuitive – Making Better Alternative Accessible and Easy to Grasp

2. Integrative – Combining Commerce, Technology, Social Effects Ecology

3. Innovative – Creating New Products and New Lifestyles

4. Inviting – A Positive Choice Not a Hair Shirt

5. Informed – Lack of Knowledge Is What Most, Distorts People’s Behaviour

2.1.2.4 Green marketing mix

Mengembangkan green marketing mix, tak terlepas dari tradisional 4P

(product, price,place, promotion) kecuali dengan sejumlah penambahan komponen

yang sangat berhubungan dengan maksud dari green marketing itu sendiri dan hal-

hal yang sangat berpengaruh lainnya. Kita bisa melihat dari gambar yang dibuat oleh

Suhud (2002) tentang prosses green marketing mix.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

15

 

 

  Gambar 2.1 Matrix Green Marketing Mix

Sumber : Suhud (2002),

 

Terdapat external green P’s yang terdiri dari paying customers , providers

politicians, pressure groups problems, predictions dan partners. Juga ada internal

External Green P’s : 

Paying Costumers,Providers, Politicians,Presure Groups,Problem, Prediction, Partners. 

The S’s of Green Success : 

Satisfaction‐of stakeholder needs 

Safety‐of products and process 

Social Acceptability – of the company 

Sustainability – of its activities 

 

Internal Green P’s : 

Products, Promotion, Price, Place, Profiding Information, Process, Policies, People 

Green Marketing 

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

16

green p’s yang terdiri dari products, promotions, price, place, providing information,

process, dan policies.

Berikut informasi yang dapat di uraikan dari gambar 2.1 external green P’s memuat

komponen-komponen dari:

1. Paying Customers.

Merujuk pada siapa saja yang masuk dalam kelompok konsumen hijau

dengan berbagai tingkat ‘kehijauannya’ dan jenis produk apa saja yang mereka

butuhkan.

2. Providers.

Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku, energi, alat-alat

perkantoran. Misalnya bagaimana para pemasok kayu mendapatkan kayu-

kayunya, apakah dengan cara membuat hutan secara sembarangan hingga

menyebabkan kegundulan hutan.

3. Politicians

Mengenai seberapa mudah dapat mendorong pemerintah untuk menyusun

dan mengesahkan peraturan tentang lingkungan dan seberapam jauh peraturan

pemerintah akan mempengaruhi organisasi bisnis untuk menjalankan peraturan

tersebut.

4. Pressure groups

Merupakan kelompok-kelompok yang memiliki andil dalam menekan

perusahaan untuk menjadi hijau. Kelompok ini terdiri dari lembaga konsumen,

lembaga hukum organisasi perdagangan, pemerintahan suatu negara. Juga tidak

luput tentang isu apa yang mereka agendakan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

17

4. Problems.

Masalah lingkungan dan maalah sosial beragam macamnya. Apakah

perusahaan terlibat dalam satu atau lebih dari masalah-masalah ini baik dulu

maupun kini,. Masalah dulu akan terakumulasi dengan masalah saat ini jika tidak

segera dicarikan pemecahannya.

5. Predictions.

Perusahan dapat memprediksi masalah- masalah apa saja yang mungkin

dihadapi oleh perusahaan di masa yang akan datang. Merupakan tantangan bagi

perusahaan untuk dapat mengidentifikasi masalah-masalah tersebut sehingga

dapat membuat pencegahan dan memecahkan potensi masalah tersebutpada

saat ini.

6. Partners.

Partner merupakan phak ketiga apakah perusahaan mempunyai hubungan

dengan perusahaan atau institusi lain yang mempunyai masalah – masalah

lingkungan dan sosial?

Berikut penjelasan mengenai internal green P’s yang terdiri dari :

Product (juga kemasannya).Tentang bagaimana produk-produk yang dihasilkan oleh

perusahaan menjawab berbagai masalah yang dihadapi lingkungan secara makro,

misalnya; sampah, polusi, lapisan ozon, pemanasan global, nutrisi,

kesehatan.Sehingga perusahaan menghasilkan produk yang bisa didaur ulang,

hemat energy, non-CFC, non-kolesterol.

1. Price.

Untuk menghasilkan produk-produk ‘hijau’ umumnya menuntut ongkos

produksi yang lebih tinggi yang mengakitbatkan harga jual menjadi lebih

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

18

tinggi.Pemilihan segment yang tepat akan mengurangi resiko harga produk tidak

diterima.

2. Place

Tentang pemanfaatan para pengecer atau distributor dengan tepat.Misalnya

untuk mendukung program daur ulang kemasan, perusahaan dapat bekerjasama

dengan para pengecer agar mendorong konsumen mengembalikan kemasan

melalui mereka, ditukar dengan souvenir, potongan harga, voucher, atau produk

promosi.

3. Promotion

Tentang kegiatan perusahaan untuk mengkampanyekan program-program

yang mengangkat isu lingkungan untuk mengokohkan image sebagai

perusahaan ramah lingkungan.Promosi ini bisa dilakukan melalui iklan, logo ata

label, promosi penjualan (melalui kemasan), maupun humas.

4. Providing information.

Tentang usaha perusahaan untuk memonitor mengenai isu-isu relevan

dengan lingkungan yang berkembang.

5. Process

Tentang bagaimana suatu perusahaan dapat menggunakan energy

seminimal mungkin dalam proses produksinya dan mengurangi pembuangan

seoptimal mungkin.

6. Polices.

Tentang implementasi dari kebijakan-kebijakan perusahaan untuk

memotivasi, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan yang berhubungan dengan

lingkungannya.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

19

7. People

Tentang bagaimana para pelaku, yaitu orang-orang di kalangan

industri/organisasi, memanfaatkan pengetahuan, pemahaman, dan

kemampuannya untuk mengimplementasikan amanat pemasaran hijau ini dalam

praktek bisnis sebagai kebijakan perusahaan yang berpedoman pada kelestarian

lingkungan.

2.1.3 Bauran Komunikasi Pemasaran

Bauran komunikasi pemasarn yang juga disebut promotion mix terdiri atas

lima bagian utama, yaitu (Belch, et all) :

Gambar 2.2 Matrix Promotion Mix

Sumber : George E.Belch & Michael A.Belch, Advertising and Promotion, (p.15)

a. Advertising

Semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa

yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.

b. Sales Promotion

Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu

produk.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

20

c. Public Relation

membangun hubungan baik dengan berbagai macam public dengan memperoleh

publisitas yang menguntungkan, membangun image perusahaan yang baik,

menangani berita yang tidak menguntungkan, cerita, dan events.

d. Personal Selling

presentasi personal oleh sales perusahaan bermaksud melakukan penjualan dan

membangun hubungan kostumer.

e. Direct Marketing

hubungan langsung dengan target individual untuk mendapatkan respon yang

cepat dan memelihara hubungan customer dengan menggunakan telepon, mail,

fax, e-mail, internet, dan alat lainnya untuk mengkomunikasikan secara langsung

dengan konsumen yang spesifik.

Bauran pemasaran komunikasi selalu dikaitkan dengan sejumlah peyampaian

pesan tentang : barang, jasa pelayanan, pengalaman, kegiatan, orang, tempat,

kepemilikan, oraganisasi, informasi, dan gagasan.Luas cakupankegiatan pemasaran

ini tidak terlepas dari peran komunikasi.

Proses komunikasi itu sendiri terdiri dari sembilan elemen : penyampaian pesan,

penerima pesan, penyandian, pembacaan sandi, pesan, media, tanggapan, umpan

balik, dan gangguan.Pemasar harus tahu bagaimana cara mencapai khalayak

sasaran, berhadapan dengan kecenderungan khalayak pada perhatian selektif,

distorsi (pemutarbalikan pesan) dan mengingat pesan.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

21

2.1.3.1 Pengertian Periklanan

Menurut pendapat Kotler (2000) periklanan adalah segala bentuk penyajian

dan promosi ide barang atau jasa secara nonpersonel oleh suatu sponsor tertentu

yang memerlukan pembayaran.”Advertising, any paid form of nonpersonel

communications about an organization, product, service, or idea by an identified

sponsor”.(George, at all, 2001)

Istilah paid dari definisi diatas mencerminkan bahwa kenyataanya sebuah

pesan iklan dibatasi oleh waktu atau ruang yang harus dibeli /paid. Pengecualian

untuk Public service announcement (PSA)

Istilah nonpersonal mengartiakan bahwa periklanan menyangkut mass

media (televisi, radio, majalah, Koran) yang dapat mengirim sebuah pesan ke

masyarakat, seringkali pada waktu yang bersamaan. Nonpersonal disini juga

memberikan kesan bahwa sebuah iklan tdak dapat memberikan feedback secara

langsung. Maka sebelum sebuah pesan ditayangkan sang pengiklan harus dapat

memprkirakan bagaimana reaksi serta intrepretasi penonton terhadap pesan yang

ingin disampaikan.

Advertising juga dapat digunakan untuk menciptakan brand images dan

daya tarik symbol yang kemudian akan berpengaruh untuk membedakan satu

perusahan dengan yang lain.

2.1.3.2 Pengertian Green Advertisement

Green Advertising merupakan praktek bisinis yang memperhitungkan

kekhawatiran konsumen akan pelestarian lingkungan hidup. Fungsi utama dari

kampanye green advertising adalah untuk menegaskan ke pada public tindakan-

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

22

tindakan atau karakteristik “aman lingkungan” dari produk atau jasa yang ditawarkan

oleh suatu perusahaan yang dapat berbentuk pengurangan dari limbah yang

dihasilkan dari kemasan, peningkatan efisiensi energy, atau juga pengurangan emisi

gas buang.

Green advertisement memiliki perbedaan dangan periklanan sederhana, hal

yang paling menunjukan perbedaan ialah Suhud (2002):

1. Tidak seperti, harga, qualitas dan fitur-fitur lain dampak lingkungan dari sebuah

produk tidak akan selalu dapat dilihat secara langsung dan mungkin tidak akan

mempengaruhi pembeli secara langsung. Maka dari itu periklanan dengan

bentuk ini sering berbentuk abstrak dan memberikan konsumen kesempatan

untuk bertindak berdasarkan kepedulian lingkungannya.

2. Tidak seperti iklan biasa yang lebih condong mempromosikan atribut yang

dimiliki sebuah produk, green advertising akan menegaskan aplikasinya pada

product life cycle, dari bahan mentah, produksi, pendauran ulang dst.

3. Perusahaan yang menerapkan green advertising ini menyediakan incentive bagi

manufaktur untuk mencapai pengembangan lingkungan hidup seperti

pengurangan dalam penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat merusak

lingkungan dan pendauran ulang, dengan cara persaingan dengan basis tujuan

untuk mengurangi dampak buruk yang dapat berakibat kepada lingungan hidup.

2.1.3.3 Hakekat Green Advertising

Di Indonesia, diperkirakan kegiatan perusahaan berwawasan lingkungan

mulai marak tahun 1990-an.Sejumlah organisasi seperti pemerintah, lembaga

swadaya masyarakat, maupun kelompok konsumen, telah secara langsung maupun

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

23

tidak, turut menjadikan gerakan ini menjadi kian berkembang.Tidak diragukan jika

semakin hari, semakin panjang saja daftar perusahaan yang telah memperoleh

sertifikat ISO 14000 sebagai perusahaan berwawasan lingkungan. Semakin

kentaranya kegiatan perusahaan berwawasan lingkungan ini tentu tak terlepas dari

adanya upaya untuk mengkomunikasikannya ke khalayak mealui berbagi

kesempatan dan alat komunikasi, salah satunya adalah periklanan.

Periklanan secara konvensional diartikan sebagai “komunikasi non-individu,

dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,

lembaga non-laba, serta individu-individu” (Usep 2002). Beriklan bisa dilakukan

dengan siapa saja dengan berbagai maksud dan memuat berupa-rupa pesan yang

dikomunikasikan khalayak.Dari waktu ke waktu, periklanan terus mengalami

perubahan dan perkembangan sesuai dengan berbagai tuntunan sehingga pada

masanya munculnya istilah green advertising.

Green advertising adalah periklanan yang pada tampilannya berwawasan

lingkungan. Periklanan model ini dapat termasuk suatu seri dari elemen-elemen yang

digunakan untuk mengkomunikasikan kepedulian suatu perusahaan atau produk

terhadap lingkungan (Karna and Juslin, 2001).Sebagai contoh iklan yang berorientasi

kepada lingkungan dapat memuat satu atau lebih dari hal-hal berikut : warna hijau,

pemandangan alam, eco labels, pernyataan kepedulian terhadap lingkungan,

perlakuan terhadap bahan baku, proses produksi yang ramah lingkungan, maupun

bisa didaur ulang.

Selain itu, suatu iklan bisa dibilang berwawasan lingkungan jika memenuhi

satu atau lebih dari criteria berikut (Karna and Juslin, 2001):

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

24

a.) Baik secara eksplisit maupun implicit menunjukkan hubungan antara produk atau

jasa dan lingkungan biophysical.Misalnya disebutkan bahwa produk yang

diiklankan tidak mengandung CFC sehingga aman bagi kelestarian lapisan ozon

b.) Mempromosikan suatu gaya hidup berwawasan lingkungan.Misalnya

menganjurkan keoada konsumen agar kemasan habis pakai dibuang ke tempat

sampah.

c.) Menghadirkan suatu corporate image yang mengandung environmental

responsibility.Misalnya memunculkan sertifikat ISO 14001 dalam iklannya.

Pada dasarnya, green advertising atau periklanan brwawasan lingkungan,

terbagi ke dalam dua bagian. (Suhud, 2002)

a.) Pertama adalah periklanan yang sejak awal memiliki suatu tujuan yang jelas,

yaitu mengiklankan produk secara pokok berbeda dan ramah lingkungan, karena

itu dipromosikan sebagai produk hijau.

b.) Kedua, perikalan yang ditujukan untuk produk-produk yang sedikit telah terlihat

berubah atau bahkan tanpa perubahan sama sekali tetapi dipromosikan sebagai

produk hijau.

Ada lima langkah untuk membangun kampanye iklan berwawasan lingkungan.

(Suhud, 2002) menyajikan seperti berikut ini:

a.) Mission. Memutuskan apa yang akan dijadikan tujuan dari green

advertising.Beberapa tujuan yang mungkin jadi adalah :

- Menginformasikan kepada konsumen tentang adanya produk hijau baru atau

menjelaskn dimensi mana yang dikatakan hijau dari produk yang dimaksud.

- Mengingatkan konsumen tentang level hijau dari produk atau perusahaan

yang memproduksinya

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

25

- Membujuk konsumen agar berpaling pada produk-produk hijau

- Money.Mengalokasikan sejumlah dana untuk kampanye.

b.) Message.Pesan iklan seharusnya kompak dengan konsep produk.Untuk

mencipatakan suatu pesan yang dapat membujuk konsumen potensial perlu

disiapkan dengan cermat, tergantung pada media yang digunakan, warna, desai,

tone, music, seta tambahan aksi yang lain, bisa ditambahkan untuk

mendapatkan keseluruhan pesan yang ingin disampaikan.

c.) Media.Media harus dipilih untuk memastikan bahwa pesan menjangkau dan

mempengaruhi pasar target,Penggunaan media bisa berbeda-beda tergantung

pada pesan yang ingin disampaikan, biaya, target pasar.

d.) Measurement.Riset iklan dibutuhkan untuk melakukan evaluasi efektifitas dari

kampanye periklanan dan untuk membuat penilaian jika dibutuhkan.

Suatu produk yang dibuat oleh suatu perusahan, memiliki setumpuk

keistimewaan yang bisa dijdikan klaim dalam iklan.Misalnya bahan baku yang

digunakan, dari mana bahan baku itu diperoleh, bagaimana proses produksinys,

bagaimana dampak saat penggunaan, atau pun mau dikemanakan produk itu

setelah penggunaan.Beberapa hal yang umum dijadikan klaim dari green

advertisisng, diantaranya adalah (http://ens.lycos.com/ens/apr99):

a.) Recycled. Biasanya ditandai dengan simbol anak panah yang

melingkar.Dimaksudkan bahwa produk atau kemasan dari produk tersebut dapat

didaur ulang.

b.) Ozone Friendly. Produk yang digunakan tidak mengancam lapisan ozon.

Biasanya klaim dari produk-produk lemari es.

c.) Biodegradable. Produk tidak mencemari udara, angin dan air.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

26

d.) Phosphate Free. Produk terbebas dari phosphate yang dapat mencemari

lingkungan, khususnya air.

e.) Organic. Produk telah menggunakan zat organic tertentu untuk mengganti zat-

zat kimia atau zat lainnya yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan

konsumen.

f.) Fat-free. Produk bebas lemak seperti produk makanan ringan, permen.

g.) Non-toxic. Produk tidak mengandung zat yang mengandung racun yang dapat

mengancam keselamatan konsumen.Digunakan zat-zat yang aman bagi

kesehatan untuk mengganti bahan kimiawi.

h.) Cruelty free. Produk dibuat tidak melalui percobaan terhadap hewan, seperti

produk obat-obatan maupun kosmetik.

2.1.3.4 Tujuan Periklanan

Kotler dan Amstrong ( 2004, p641 ) menyatakan tujuan periklanan adalah

sebagai berikut :

1. Menginformasikan

a.) Menceritakan kepada pasar tentang produk baru

b.) Menganjurkan keguanaan produk baru tertentu

c.) Menginformasikan pasar tentang perubahan harga

d.) Menjalankan cara kerja produk

e.) Menggambarkan layanan yang tersedia

f.) Mengoreksi kesan yang salah

g.) Mengurangi ketakutan pembeli

h.) Menciptakan citra perusahaan

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

27

2. Membujuk

a.) Menciptakan preferensi merek

b.) Mendorong pergantian ke merek anda

c.) Mengubah persepsi pelanggan membeli sekarang

d.) Membujuk pelanggan membeli sekarang

e.) Membujuk pelanggan untuk menerima kunjungan tenaga penjualan.

3. Mengingatkan

a.) Mengingatkan pelanggan bahwa produk itu mungkin diperlukan dalam waktu

dekat.

b.) Mengingatkan pelanggan dimana membeli produk tersebut

c.) Mempertahankan produk tersebut tetap ada di benak konsumen selama

musimnya

d.) Mempertahankan kesadaran produk tertinggi ( top of mind ) di benak

konsumen.

2.1.3.5 Jenis Iklan

Menurut May Lwin dan Jim Aitchison, (2005, p7) Berbagai jenis iklan yang ada

sekarang ini, yaitu :

a. Iklan Strategis

Digunakan untuk membangu merek.Perhatian utama iklan strategis ini dalam

jangka waktu panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa

pikiran dan pangsa pasar.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

28

b. Iklan Taktis

Dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan penawaran

khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan jawaban pada hari

yang sama.

c. Iklan Ritel

Iklan ritel yaitu semacam penetapan harga untuk sebagian barang yang

mempuyai keuntungan sedikit atau tanpa keuntungan sama sekali untuk menarik

perhatian konsumen, sedangkan sisa barang yang lainnya memepunyai harga

normal.

d. Iklan Korporat

Dilakukan ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye untuk

mengkomunikasikan nilai-nlai korporatnya kepada public.Ilan korporat seringkali

berbicara tentang nilai warisan perusahaan, komitmen perusahaan terhadap

pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo perusahaan yang baru,

atau mempublikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup.Ada

kalanya iklan korporat harus mengkoreksi persepsi publik tentang perusahaan.

e. Iklan Bisnis

Terjadi ketika perusahaan berbicara kepda perusahaan lain yang biasanya

dilakukan melalui majalah bisnis.Alasan munculnya iklan ini pada umumnya

penerbitan saham baru, rencana ekspansi baru, membangun goodwill korporat,

atau memperkenalkan struktur dan layanan perusahaan yang baru.

f. Iklan Layanan Masyarakat

Sering dilakukan berbagai institusi dan organisasi amal yang berusaha

meringankan beragam masalah social-pengungsi, tunawisma, orang cacat, serta

kekerasan terhadap binatang maupun perempuan dan anak-anak.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

29

2.1.3.6 Mengukur Efektifitas Iklan

Menurut Sutherland (2007) ada dua ukuran dalam mengukur efektifitas

iklan, yang pertama difokskan kepada merek dan yang kedua difokuskan pada

iklan.Pada sub bab ini hanya akan dibahas tentang mengukur efektifitas iklan yang

difokuskan pada iklan

1. Mengenal Iklan

Jika orang tidak mengenali iklan setelah beberapa kali ditayangkan,

pengiklan bisa memastikan bahwa da hal yang sangat keliru, karena ini bukanlah

tes yang demikian ‘mudah’.Pertanyaannya adalah adakah yang keliru dengan

iklan atau jadwal media?kita bisa mengatakan bahwa ini merupakan masalah

jadwal media dengan men-cek angka media yang menunjukkan bagaimana

jangkauan kumulatif iklan (presentase orang yang benar-benar setidaknya

mempunyai satu kesempatan melihatnya).Jika jangkauan kumulatifnya baik,

maka angka pengenalan rendahnya mengungkap bahwa iklan ini adalah ‘kertas

dinding’ yang tidak menangkap cukup banyak perhatian.Sebuah angka tinggi

menunjukkkan bahwa iklan mendapatkan perhatian cukup dan memberikan

cukup kepuasan bagi pengiklan, namun tetap mempertahankan dalam

prespektif.

2. Mengingat kembali iklan secara spontan ( mengingat kembali iklan

dengan petunjuk kategori )

Bila konsumen hanya ditunjukkan oleh kategori produk dan konsumen

secara spontan mengingat kembali iklan dengan menyebut nama merek dan

pesan iklan yang tepat ini akan mengatakan lebih banyak tentang kekuatan

koneksi dalam ingatan konsumen dibading jika mereka hanya mampu mengenali

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

30

iklan.Dibutuhkan koneksi yang lebih kuat agar bisa mengingat kembali rincian

iklan dibanding sekedar ingin mengenali iklan.

3. Asosiasi merek dengan iklan

Kekuatan hubungan antar eksekusi iklan dan merek diungkap dalam

jawaban pada bagian kedua prosedur menanyakan seperti yang ditinjukkan di

atas, yaitu merek apa yang diiklankan? Pengukuran asosiasi merek dan iklan

yang benar ini penting karena merupakan faktor kunci bagi kita untuk mengingat

kembali dan menceritakan iklan secara detail tapi keliru mengaitkan ingatan kita

dengan merek yang salah.

Kegagalan untuk menepatkan merek yang benar dalam kerja jaringan

ingatan masalah adalah yang terlalu sering muncul.Pemeriksaan antara asosiasi

merek dan iklan karenanya menjadi produser yang sangat penting dalam

pemeriksaan diagnostic menyeluruh.

4. Pengantar pesanpesan

Pengantaran / penyampaian mengasumsikan peran terpusat untuk

menentukan apakah pesan merupakan suatu masalah.Penyampaian pesan

biasanya diukur dengan menanyakan, “Apa pesan utamanya yang coba

dikomunikasikan oleh iklan kepada konsumen?” Misalkan konsumenmenjawab

“ini lebih ehat karena mengandung banyak kalsium dan anak-anak memintanya”,

ini menyatakan bahwa penyamapaian pesan sesuai dengan tujuan iklan, dan

secara efektif akan mengurangi sumber masalah.Perhatikan bahwa ukuran-

ukuran ini digunakan sebagai bagian proses pengurangan sumber

‘penyebab’.Jika kita telah menemukan orang yang telah menonton iklan dan

mengaitkan iklan dengan merek yang benar tapi penyampaian pesan tidak

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

31

sesuai dengan yang kita harapkan, berarti menyatakan bahwa ikatan ilan itu

lemah.

5. Kepercayaan atas iklan

Kegagalan untuk menguatkan citra merek pada atribut bisa terjadi bila orang

punya alas an unutk tidak mempercayai pesan.Konsistensi pesan dengan apa

yang telah ada di otak kita sangatlah penting.Jika iklan atau pesannnya tidak

konisten engan apa yang telah ada di otak kita, jika ada motivasi dengan otak

kita untuk tidak menerima apa yang sedang dikatakan, maka mengingat pesan

tidak akan banyak mempengaruhi ‘pengetahuan’ kerja jaringan kita.Inilah cara

mengukur kepercayaan terhadap iklan yang merupakan alat bantu yang

bermanfaat untuk menditeksi apakah hal ini merupakan masalah.

6. Menyukai iklan

Dalam sejumlah kategori produk yang substansial dimana iklan

transformasional menjadi normanya, menyenangi iklan adalah penting untuk

membuat orang merasa nyaman terhadap merek itu, khususnya jika hanya ada

sedikit perbedaan dibanding merek lainnya.Ini adalah cara mengukur yang

berfokus pada iklan yang terakhir dan hanya menanyakan orang apakah mereka

menyenangi suatu iklan atau tidak.Dalam pilihan keseimbangan jika hal lainnya

setara, menyukai merek iklan tertentu bisa menjaga keseimbangan.

2.1.4 Pengertian Merek

Merek merupakan salah satu komponen utama dalam suatu product

strategy.Suatu merek yang sudah dikenal bisa menyebabkan harga menjadi tinggi.

Namun, dalam rangka menciptakan suatu produk atau jasa yang bermerek

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

32

memerlukan proses dan invests jangka panjang terutama dalam hal iklan

(advertising), promosi (promotion) dan pengemasan (packaging).

Menurut UU Merek No.15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda

yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan wanrna, atau

dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.(Tjiptono,2005,p2)

Menurut The American Marketing Association, “brand is a a name, term,

sign, symbol, or design, or combination of them, intended to identify the goods or

services of a seller group of sellers and to differentiate them from those of

competitors” (Philip Kotler,2003,p418)

Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan , atau

kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang

atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari

poduk pesaing.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua unsur,

yaitu brand name yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat terbaca,

serta brand mark.Yang berbentuk simbol, desain, berguna untuk mempermudah

konsumen untuk mengenali dan mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak

dibeli.Dengan demikian merek harus mliputi beberapa hal sebagai berikut: (

Rangkuti,2004, p37)

Nama merek harus menunjukkan manfaat dan mutu produk tersebut.

Nama merek harus mudah diucapkan, dikenal, dan diingat.

Nama merek harus mudah terbedakan, artinya harus spesifik dan khas.

Nama merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat

perlindungan hukum.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

33

2.1.4.1 Enam Tingkatan Pengertian Merek

Menurut Rangkuti (2004,p3-4), Merek merupakan janji penjual secara

konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.Merek

terbaik akan memberikan jaminan kualitas.Namun pemberian nama atau merek pada

suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol, karena merek

mempunyai enam tingkat pengertian, yaitu :

• Atribut ( Attributes )

Setiap merek memiliki atribut.Atribut-atribut ini perlu dikelola dan diciptakan

agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang

terkandung dalam suatu merek.Contohnya, The Body Shop merupakan merek

kosmetik yang dibuat dengan kualitas tinggi, terbuat dari bahan-bahan yang aman

bagi penggunanya, tidak menyebabkan kanker dan agains animal testing, dan serta

ramah terhadap lingkungan.

• Manfaat ( Benefits )

Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat.Konsumen tidak

membeli atribut, mereka membeli manfaat.Produsen harus dapat menerjemahkan

atribut menjadi manfaat fungsional maupun manfaat emosional.Atribut “aman” dapat

diterjemahakan menjadi manfaat fungsional, yaitu tidak menyebakan kanker dan

aman bagi kesehatan kulit penggunanya.Selain itu atribut-atribut lain juga harus

dapat diterjemahakan menjadi manfaat yang dapat langsung dirasakan oleh

konsumen.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

34

• Nilai ( Value )

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen.Merek juga

memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas,

sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna yang berkualitas tinggi.

• Budaya ( Culture )

Merek juga mewakili budaya tertentu,Misalnya, Mercedes mewakili

budaya Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien,

dan selalu menghasilkan produk yang berkalitas tinggi.

• Kepribadian ( Personality )

Merek juga memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi para

penggunanya.Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si

pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yang ia gunakan.

• Pemakai ( User )

Merek jga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut.Itulah

sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk

menggunakan mereknya.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

35

2.1.4.2 Manfaat Merek

Menurut Rangkuti ( 2004, p139-140 ) merek bermanfaat bagi perusahaan,

distributor dan konsumen.

• Manfaat merek bagi perusahaan :

1. Nama merek memudahkan penjual untuk mengolah pesanan-pesanan untuk

memperkecil timbulnya kesalahan.

2. Nama merek dan tanda dagang akan secara hukum melindungi penjualan

dari pemalsuan cirri-ciri produk, karena bila tidak setiap pesaing akan meniru

produk yang telah berhasil di pasaran.

3. Merek memberikan peluang bagi penjual untuk mempertahankan kesetiaan

konsumen terhadap produknya, dimana kesetiaan konsumen akan

melindungi penjual dari persaingan serta membantu memperketat

pengendalian dalam merencanakan strategi bauran pemasaran.

4. Merek dapat membetu penjual dalam mengelompokkan pasar kedalam

segmen-segmen.Contohnya : Unilever Indonesia memasarkan empat merek

sabun mandi yang masing-masing dikelola secara berbeda dan dipasarakan

pada segmen-segmen tertentu dengan manfaat yang berbeda.

5. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya nama yang baik.Dengan

membawa nama perusahaan, merek-merek ini sekaligus mengiklankan

kualitas dan besarnya perusahaan.

• Manfaat merek bagi distributor:

1. Memudahkan penanganan produk

2. Mengidentifikasi pendistribusian produk

3. Meminta produksi agar berad pada standar mutu tertentu

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

36

4. Meningkatkan pilihan pembeli

• Manfaat bagi konsumen :

1. Memudahkan untuk mengenali mutu

2. Dapat berjalan dengan mudah dan efisien, terutama ketika membeli kembali

produk yang sama.

3. Dengan adanya merek tertentu, konsumen dapat mengaitkan status dan

prestise-nya.Seperti contohnya Calvin Klein, Miu Miu dan sebagainya

2.1.4.3 Brand Image

Assosiasi merk adalah segala hal yang berkautan dengan ingatan mengenai

merk. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan.

Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dlandasi pada banyak

pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi

yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek

atau brand image di dalam benak konsumen.Menurut (Durianto,2002,p2) terdapat

beberapa factor yang menjadikan merk sangat penting saat ini, salah satunya karena

merk memudahkan proses pengambilan keputusan oleh konsumen.Dengan adanya

merk, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya

dnegan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggan, ataupun

atribut lain yang melekat pada merk tersebut. Secara sederhana, pengertian brand

image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen.

Secara sederhana, pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merk yang

terbentuk di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa mengguanakan merek

tertentu cendrung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut

juga dengan kepribadian merek (brand personality). Asosiasi merek dapat

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

37

menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan para pelanggan, karena ia dapat

membantu penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu dengan

merek yang lai. Terdapat 5 keuntungan asosiasi merek yaitu:

1. Dapat membantu proses penyusunan informasi : asosiasi-asosiasi yang terdapat

pada suatu merek, dapat mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang

dapat dengan mudah dikenal pelanggan.

2. Perbedaan : asosiasi tersebut dapat membedakan merek satu dengan merek

yang lain.

3. Alasan untuk membeli : pada umumnya, asosiasi merek sangat membantu

konsumen untuk mengambilkeputusan untuk membeli produk tersebut atau

tidak

4. Penciptaan sikapatau perasaan positif : asosiasi merekdapat merangsang

perasaan positif yang pada gilirannya akan berdampak positifterhadap produk

yang bersangkutan

5. Landasan untuk perluasan : asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi

suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian antara satu

merek danebuah produk baru.

Membicarakan citra, maka biasanya menyangkut citra produk,perusahaan,

merek, partai, orng atau apa saja yan terbentuk dalam benak seseorang. Menurut

Zimmer dan Golden dalam Simamora (2004, p124), mengukur citra ada dua

kesulitan. Pertama adalah koseptualisasi citra. Citra adalah konsep yang mudah

dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstak dan yang

keduaadalah kesulitan dalam pengukuran.

Dalam Simamora (2004, p124) dijelaskan bahwa ada dua pendekatan yang

dapat digunakan dalam mengukur citra. Pertama adalah merefleksikan citra di benak

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

38

konsumen menurut mereka sendiri. Pendekatan ini disebut pendekatan tidak

terstruktur ( unstructured approach) karena memang konsumen bebas menjelaskan

citra suatu objek di benak mereka. Cara yang kedua adalah penelitian menyajikan

dimensi yang yang jelas, kemudian responden berespons terhadap dimensi-dimensi

yang ditanyakan itu. Ini diebut pendekatan terstruktur ( structured approach).

Citra merek ialah apa yang konsumen pikir atau rasakan ketika mereka

mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen

telah pelajari tentang merek. Citra merek disebut juga memori merek yang skematis,

berisi intrpretasi pasar sasaran tentang atribut / karakteristik produk, manfaat

produk, situasi penggunaan dan karakteristik pemasar ( Supranto dan Limakrisna

2007), p132).

Berdasarkan pendapat Kotler dalam Simamora (2003, p37 & 63), citra merek

adalah sejumlah keyakinan tentang merek. Syarat Merek yang kuat adalah citra

merek. Kotler juga mempertajam bahwa citra merek itu sebagai posisi merek ( brand

position), yaitu citra merek yang jelas, berbeda dan unggul secara relative

disbanding pesaing.

Dalam Simamora (2003, p96), Aaker menyatakan bahwa citra merek adalah

seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara para pemasar.

Asosiasi – asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang

dijanjikannya kepada konsumen. Jadi Aaker menganggap citra merek sebagai

bagaima merek diperepsikan oleh konsumen ( Simamora 2003, p63).

2.1.4.4 Membangun brand image

Menurut utami (2006, p214) penguatan secara konsistenterhadap citra

merek dapat dilakukan melalui program komunikasi ritel dan unsur bauran

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

39

pemasaran.Hampir sependapat dengan maulana

(http://swa.co.id/sekunder/konsultasi), juga menyatakan bahwa komunikasi

pemasaran, iklan dan promosi punya peran paling penting dalam pembangunan

brand image. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini memunyai target audience luas,

sehingga dalam waktu relatif singkat pesan yang ingin disampaikan tentang brand

lebih cepat sampai dan banyak perusahaan yang belum menyadari bahwa

membangun brand image dengan komunikasi pemasaran tidak sebatas lewat iklan

an promosi saja. Ada banyak kegiatan lain yang juga berdampak besar, contohnya

adalah:

1. Disain kemasan, termasuk isi tulisan / pesan yang disampaikan

2. Event, promosi di toko, promosi di tempat umum, dan kegiatan below the line

lainnya.

3. Iklan tidak langsung Yaitu yang bersifat public relations.

4. corporate social responsibility (CSR) yaitu kegiatan – kegiatan social untuk

komunitas yang dilakukan oleh perusahaan

5. Customer service, bagaimana perusahaan menangani keluhan, masukan dari

konsumen setelah terjadi transaksi

6. bagaimana karyawan yang berkerja di lini depan / front liners (apakah itu

bagian penjualan, kasir, resepsionis, dll) bersikap dalam menghadapi pelanggan.

Jenis tipe komunikasi diatas adalah kegiatan – kegiatan yang baik buruknya

tergantung dari keinginan perusahaan, semuanya dapat dikendalikan.

Komplikasijustru akan muncul dari kegiatan – kegiatan komunikasi seputar brand

oleh pihak lain yang tidak bisa dikontrol oleh perusahaan, misalnya komunikasi oleh

konsumen langsung. Mereka bisa menyebarkan pada networknya berita kurang

menyenangkan yang mereka alami pada saat berinteraksi dengan brand ( yang

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

40

diawali oleh banyak hal termasuk front liners di perusahaan). Word-of-mouth

communication adalah salah satu jenis komunikasi yang sangat efektif, dan

berbahaya apabila menyangkut publisitas buruk.

Jadi, pada dasarnya perusahaan perlu memperhatikansemua elemen komunikasi

dalam bentuk apapun yang menghubungkan konsumen dengan brand perusahaan.

Minimalkan kemungkinan terjadinya ketidakpuasan konsumen, sehingga berita

seputar brand bisa selalu merupakan berita baik.

2.1.5 Perilaku Konsumen

”Perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi,

pengaruh, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran

dalam hidup mereka .” (Peter dan Olson, 2000, p6).

Menurut Schiffman dan kanuk (2004, P8) ”Perilaku konsumen didefinisikan

sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi , dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka

harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”.

”Perilaku konsumen adalah studi tentang individu, grup, atau organisasi, dan

proses yang mereka gunakan untuk memilih, memastikan , menggunakan dan

membuang produk, jasa pengalaman atau gagasan untuk memuaskan kebutuhan

dan proses mempengaruhi konsumen dan masyarakat.” (Hawkins, et al).

Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami ”why do consumers

do what they do?.” Dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah

semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan

tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

41

produk, dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi

(Sumarwan, 2004, p26).

Secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut:

Apa yang diambil Konsumen? , mengapa konsumen membelinya?, kapan mereka

membelinya? Di mana mereka membelinya? Beberapa sering mereka membelinya?

Beberpa sering mereka menggunakannya?

Tidak adanya pemahaman terhadap motivasi, kebutuhan, dan

kesukaan/prefrensi pelanggan anda jelas bisa merusak. Mempelajari konsumen akan

memberikan petunjuk bagi pengembangan produk baru, keistimewaan produk,

harga, saluran pemasaran, pesan iklan, dan elemen bauran pemasaran

lainnya.(Kotler, 2004,p182)

2.1.5.1 Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Peter dan Olson (2000, p162-163) ”pengambilan keptusan

pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih

salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan

yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku .” semua perilaku

sengaja dilandaskan pada keinginan yang dihasilkan ketika konsumen secara sadar

memilih salah satu diantara tindakan alternatif yang ada. Ini tidak berarti bahwa

suatu proses pengambilan keputusan sadar harus muncul setiap saat perilaku

tersebut dinyatakan. Beberapa perilaku sadar dapat berubah menjadi kebiasaan.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

42

Gambar 2.3 Matrix Keputusan Pembelian

Sumber : Kotler dan Armstrong (2001, p196)

Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah model rangsangan-rangsangan

yang diperlihatkan dari tabel rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki

kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan

keputusan trtentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran

pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian

pembeli.

Ciri ciri proses keputusan

Pembeli pembelian

Buddaya pemahaman masalah

Sosial pencarian informasi

Pribadi pemilihan alternatif

Psikologi kepurusan pembelian

Perilaku pasca pembelian

Rngsangan pelanggan Rangsangan

lain

Produk

Harga

Saluran pemasaran

Promosi

Ekonomi

Teknologi

Politik

Budaya

Keputusan pembeli

Pemilihan produk

Pemilihan merek

Pemilihan saluran

Pembelian

Pemilihan waktu

Pembelian

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

43

GREEN ADVERTISING (X) 

BRAND IMAGE (Y) 

KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Z) 

2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2008

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2005, p51), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian.Dikatakan sementara karena jwaban yang

diberikan baru pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan.

Ho : Tidak ada pengaruh atau hubungan antar variable

Ha : Terdapat pengaruh atau hubungan antar variable

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00362-MN Bab 2.pdf · Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku,

  

44

Berdasarkan dari permasalahan yang diajukan dan tujuan penelitian serta

tinjuan pustaka, maka kesimpulan sementara yang diambil adalah sebagai berikut :

• Uji koefisien jalur variable X dengan variable Y

Ho : Variable X tidak berkontribusi secara signifikan dengan variable Y

Ha : Variable X berkontribusi secara signifikan dengan variable Y

• Uji koefisien jalur variable X dengan variable Z

Ho : Variable X tidak berkontriusi secara signifikan dengan variable Z

Ha : Variable X berkontribusi secara signifikan dengan variable Z

• Uji koefisien jalur variable Y dengan variable Z

Ho : Variable Y tidak berkontriusi secara signifikan dengan variable Z

Ha : Variable Y berkontribusi secara signifikan dengan variable

• Uji koefisien jalur secara simultan antara X,Y dengan Z

Ho : Variable X dan Y tidak berkontriusi secara secara simultan maupun

individual dan signifikan dengan variable Z

Ha : Variable X dan Y berkontribusi secara simultan maupun individual dan

signifikan dengan variable Z