bahan aziz ambar

Upload: nilawati-raof

Post on 13-Jul-2015

174 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JAWABAN NO.1. Dari uraian pada bagian sebelumnya diketahui bahwa dalam usahatani ada tiga elemen pokok yaitu lahan, tanaman atau ternak yang akan dibudidayakan dan petani sebagai juru tani dan pengelola usahatani. Hubungan antara ketiga elemen pokok ini takdapat dipisahkan satu sama lain, dan oleh karenanya disebut sebagai TRI TUNGGAL USAHATANI. LAHAN Kemampuan lahan sebagai input pertanian dinilai dari : 1. kesesuaian lahan untukditanami jenis tanamantertentu. Makin banyakjenis tanaman yang sesuai ditanam di lahan tersebutmaka kemampuan lahanakan semakin tinggi. 2. kemampuan lahan untukberproduksi. Lahan yangsubur akan mampumenghasilkan produksitanaman yang tinggi. Olehkarena itu lahan yangsubur memiliki nilai ekonomiyang lebih tinggi 3. kemampuan lahan untukdiolah secara berlanjut.Lahan yang dirawat melaluikonservasi lahan,terutama yang letaknya dilereng-lereng pegununganakan bernilai lebih tinggidibandingkan lahan tiduryang tak pernah dirawat Adapun faktor-faktor yangmempengaruhi baik buruknyakelas kemampuan lahan pertanianadalah: 1. kemiringan lereng 2. irigasi dan drainase 3. kedalaman tanah 4. tekstur bawah 5. derajat kelembaban 6. permeabilitas 7. resiko kebanjiran TANAMAN Sebagaimana telah dijelaskanterdahulu, tanaman adalahpabrik pertanian primer. Padamata kuliah usahatani tahunajaran 2010/2011 ini tanamanyang dipilih sebagai fokus kajianadalah tanaman apel. Apel (Malus sylvestris MilL)merupakan salah satukomoditas hortikultura yangbanyak beredar di pasar lokaldi kota Batu. Sebagai calonpetani apel yang profesionalkompetensi manajerial untukmengelola kebun apelmerupakan sebuah keharusan.

PETANI SEBAGAI MANUSIALebih dari peran yang harus dilakoninyasebagai juru tani dan manajerusahatani, petani adalah seorang manusia. Petani menjadi kepala keluarga,ayah dari anak-anaknya,suami dari istrinya, anggota keluarga dan masyarakat. Petani sebagaimanusia memiliki empat kapasitaspenting yaitu bekerja, belajar, berpikir kreatif dan memiliki harapanserta cita-cita.Beberapa ciri penting daripetani dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Petani berbeda satu sama lain. Kebanyakan dari mereka bekerjakeras. Dari tahun ke tahun pengetahuanpetani bertambah. Tak jarang mereka mengembangkan metodebercocok tanam baru. Bagi sebagianbesar petani, peningkatan kesejahteraandiri dan keluarganya adalahharapan yang dibangun sepanjangtahun kerja keras mereka 2. Pada umumnya petani membutuhkanpeluang dan kesempatan. Semua petanidapat maju bila diberi kesempatanuntuk belajar. Dalam proses belajarsikap mental penting yang harus dimilikioleh petani antara lain adalah:rajin bertanya, kebiasaan mengukur(kuantitatif), selalu berupaya mencarialternatif lain 3. Petani sadar akan ketidakpastiandalam usahatani, sehingga umumnyapetani sangat hati-hati dalam mengambilkeputusan produksi atau mengadopsiteknik budidaya baru 4. Uang bukanlah segalanya bagi petani,persahabatan dan penerimaanmasyarakat juga menjadi hal penting.Namun untuk menjadi juru tani yangmaju, seorang petani harus memilikikepercayaan diri yang kuat dan beranimencoba, serta berpikir di luar kebiasaan

Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat pentinguntuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatanmanusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuktransportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnyauntuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (landresources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air danvegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadappenggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagaiekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada diatas lahan tersebut dengan lingkungannya (Mather, 1986). Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan pada lokasi lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung pada kelas kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifat-sifat yang menjadi penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi

Dalam pertanian, tanaman adalah semua subjek usaha tani yang bukan hewan dan dibudidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu. Pengertian ini dibedakan dari penggunaan secara awam bahwa tanaman sama dengan tumbuhan. Pada kenyataannya, hampir semua tanaman adalah tumbuhan, tetapi ke dalam pengertian tanaman tercakup pula beberapa fungi (jamur pangan, seperti jamur kancing dan jamur merang) dan alga (penghasil agar-agar dan nori) yang sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan nilai ekonominya. Tanaman "sengaja" ditanam, sedangkan tumbuhan adalah sesuatu yang muncul atau tumbuh dari permukaan bumi. Menurut kelompok produknya, tanaman biasa dibedakan menjadi:y y y y y y y y y y

Serealia, tanaman "biji-bijian" Kacang-kacangan Tanaman buah, penghasil buah-buahan Tanaman sayuran, penghasil sayur-sayuran Tanaman industri, penghasil bahan baku industri (pewarna, karet, dan sebagainya) Tanaman rempah, penghasil rempah-rempah Tanaman umbi-umbian, penghasil umbi yang dapat dimakan Tanaman serat Tanaman obat-obatan Tanaman penghasil minyak

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PENGELOLAAN Ekosistem pertanian (agroekosistem) memegang faktor kunci dalampemenuhan kebut uhan pangan suatu bangsa. Keanekaragaman hayat i (biodiversiy)yang merupakan semua jenis tanaman, hewan, danmikroorganisme yang ada dan berinteraksi dalam suatu ekosistem sangatmenentukan tingkat produktivitas pertanian. Namun demikian dalamkenyataannya pertanian merupakan penyederhanaan dari keanekaragamanhayati secara alami menjadi tanaman monokultur dalam bentuk yangekstrim. Hasil akhir pertanian adalah produksi ekosistem buatan yangmemerlukan perlakuan oleh pelaku pertanian secara konstan

JAWABAN NO 2.

Perkembangan ketahanan panganMenunjukkan kecenderungan semakin baik, dicirikan oleh: Produksi komoditas pangan penting cenderung meningkat Pergerakan harga pangan lebih stabil Kualitas konsumsi masyarakat meningkat Peran serta masyarakat dan pemerintah daerah meningkat Proporsi penduduk miskin dan rawan pangan menurun A.Penurunan rasio ketergantungan impor beras terkait dengan kebijakan perberasan nasional mulai tahun 2000, terutama menyangkut kebijakan perlindungan petani dalam negeri dari dampak negatif perdagangan bebas: Bea masuk Rp. 430/kg sejak tahun 2000 Bea masuk Rp. 450/kg sejak tahun 2005 Larangan impor beras sejak tahun 2004 b. Peningkatan produksi pangan selama periode 2000-2004 diikuti oleh peningkatan ketersediaan energi danprotein per kapita: Energi naik dengan pertumbuhan 0,57% per tahun dari 2.966 menjadi 3.031 kkal Protein turun 0,05% per tahun dari 76,72 menjadi 76,28 gr Ketersediaan energi dan protein tahun 2004 melebihi rekomendasi tersebut yakni energi sebesar 2.900 kkal/kapita/hari dan protein 74 gram/kapita/hari. c. KONSUMSI Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk konsumsi energi 2.000 kkal/kapita/hari dan protein 52 gram/kapita/hari (rekomendasi WNPG VIII, 2004). Realisasi konsumsi perkapita perhari pada periode 1999-2005 : -Energi meningkat dari 1.851 kkal (1999) menjadi 1.997 kkal(2005) mendekati AKG. -Protein meningkat dari 48,67 gr (1999) menjadi 55,27 gr (2005) diatas AKG. Secara nasional keragaman dan keseimbangan konsumsi yang menunjukkan kualitas konsumsi semakin baik, ditunjukkan dengan skor PPH dari 66,3 (1999) menjadi 78,2 (2005).

KONSUMSI a. Dominasi beras dalam konsumsi masyarakatmenyebabkan kualitas konsusmi gizi masih belumberagam, bergizi dan berimbang. b. Sebagian daerah, etnis, nilai budaya kebiasaan belummendukung terciptanya pola konsumsi pangan giziseimbang. c. Potensi industri pengolahan pangan domestik belumberkembang optimal. d. Tataran mikro dihadapkan pada masih tingginyaproporsi masyarakat yang mengalami kerawananpangan. d.peran masy dan pemerinth

-Mengembangkan kerjasama jaringan distribusi daninformasi pangan dalam daerah dan antar daerah untukmewujudkan ketersediaan dan stabilitas harga (Sesuaikesepakatan bersama ubernur/Ketua DKP propinsidalam konferensi Dewan Ketahanan Pangan 2004). Meningkatkan sarana dan prasarana untuk efisiensidistribusi dan perdagangan. Mengurangi dan/atau menghilangkan peraturan daerahyang menghambat distribusi pangan antar daerah. Mengembangkan kelembagaan dan sarana fisikpengolahan dan pemasaran di pedesaan. Menyusun kebijakan harga pangan untuk melindungiprodusen, perdagangan dan konsumen.

JAWABAN NO 3Peluang dan Tantangan Masa Depan

Indonesia merupakan negara besar yang sangat dinarnis, yang ditandai oleh berbagai perkembangan strategis beberapa tahun terakhir clan tahun-tahun yang akan datang. Dilihat dari perspektif pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, terdapat beberapa peluang dan tantangan yang perlu diperhatikan: 1. Dengan pertumbuhan penduduk 1,49 % per tahun, Indonesia harns rnampu menyediakan pangan untuk 210 juta penduduknya saat ini dan pertambahan setidaknya 3 juta konsumen baru setiap tahun. Pada saat yang sarna ditengarai sekitar 100.000 hektar lahan pertanian umurnnya pangan terkonversi setiap tahunnya untuk berbagai kepentingan non-pertanian. Juga telah sernakin seriusnya penurunan kesediaan air dan meningkatnya kompetisi penggunaan air tersebut antara keperluan konsumsi rurnah tangga dan industri dengan keperluan pertanian. Kondisi ini perlu dilihat sebagai peluang untuk mengembangkan pola konsumsi beraneka-ragam bagi "konsumen baru" yang cukup besar, sekaligus tantangan yang besar karena sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut semakin

terbatas. 2. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragam. Keragaman sosial ekonomi tersebut sekaligus sekaligus juga menjadi peluang dan potensi untuk mengembangkan pangan yang beragam. Kebutuhan tersebut tidak hanya dari jenis pangannya tetapi juga dari pengolahan, tambahan kandungan nutrisi, penampilan, pengemasan, dan sebagainya. 3. Globalisasi merupakan kondisi riil yang telah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa fenomena globalisasi yang mempengaruhi kondisi keaneka-ragaman pangan Indonesia: y Indonesia dengan jumlah konsumen yang besar merupakan pasar yang sangat menarik bagi produsen pangan dunia. Dengan dorongan bagi terbukanya pasar domestik Indonesia menyebabkan berbagai produk dipasarkan ke Indonesia, yang walaupun juga mendorong penganeka-ragaman pola pangan, tetapi dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah baru dalam ketahanan pangan Kondisi tersebut juga dikhawatirkan akan menciptakan playing field yang tidak seimbang antara pelaku bisnis pangan domestik dan MNC. Dalam 5 tahun pasar beras dunia menunjukkan trend penurunan harga. Hal ini menyebabkan masuknya beras impor ke pasar Indonesia legal maupun ilegal dengan harga relatif murah. Walaupun hal ini memungkinkan lebih tersedianya "pangan murah" bagi penduduk miskin, namun hal ini dapat sangat serius mempengaruhi ketahanan pangan jangka panjang. Beras impor murah akan (1) menimbulkan ketergantungan terhadap beras semakin tinggi dan mengurangi insentif untuk menganeka- ragamkan sumber karbohidrat, dan (2) menjadi disinsentif bagi petani untuk menanam beras sehingga dapat menimbulkan ketergantungan terhadap beras impor. Perusahaan-perusahaan industri pangan di Indonesia sebagian besar telah dimiliki oleh perusahaan multinasional. Hal tersebut akan menyebabkan pengambilan keputusan industri menjadi tergantung pada kepentingan perusahaan induknya. Hal ini dapat menjadi kendala bagi pengembangan 'industrialisasi pangan alternatif . Globalisasi dapat mengurangi keleluasaan pemerintah Indonesia dalam memformulasi dan menerapkan kebijakan dibidang pangan akibat keterkaitannya dengan kepentingan beberapa lembaga internasional seperti Bank Dunia dan IMF. Globalisasi juga membawa pengaruh budaya pangan baru: mie, fast food, dll. Namun sebagian besar pola pangan baru tersebut berbasis bahan baku yang harus impor dan kurang menyerap potensi alam Indonesia.

y

y

y

y

4. Proses reformasi yang menginginkan penyeimbangan peran masyarakat daD peran pemerintah mendorong peningkatan partisipasi masyarakat yang lebih besar. Disamping itu dominasi peran pemerintah dalam pengambilan keputusan yang terjadi selama ini juga semakin terbatasi oleh kemampuan pemerintah sendiri dalam menjalankan keputusannya, terutama akibat keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah dan keterkaitan pemerintah dengan lembaga- lembaga internasional. Oleh sebab itu pengambilan keputusan publik dimasa yang akan datang akan sangat ditentukan oleh kemampuan melibatkan partisipasi masyarakat secara optimal. Dalam konteks penganeka-ragaman pangan, baik dalam pengertian konsumsi maupun produksi, hal tersebut perlu menjadi pusat perhatian karena akhirnya masyarakatlah yang akan melakukan dan memperoleh dari basil penganeka-ragaman. 5. Pengambilan keputusan publik oleh pemerintah juga tidak dapat lagi dilakukan hanya oleh pemerintah pusat, tetapi melalui keseimbangan yang optimal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dimana peran pemerintah daerah akan lebih dominan tanpa mengesampingkan peran penting pemerintah pusat dalam mengembangkan kebijakan makro yang kondusif. Keberhasilan pelaksanaan kebijakan pada tingkat operasional saat ini dan di masa yang akan datang akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan pemerintah daerah. Disamping itu perlu pula dikembangkan pemahaman pemerintah daerah bahwa sangat banyak masalah sosial ekonomi yang tidak bisa hanya diselesaikan dalam lingkup batas kewenangan administratif satu daerah tetapi membutuhkan kerjasama yang erat antar pemerintah daerah. Peran pemerintah pusat terbatas pada masalah- masalah yang tidak dapat diatasi oleh propinsi dan kabupaten serta mengembangkan hubungan dengan masyarakat internasional

(international

relations

and

diplomacy).

6. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, swasta nasional juga telah menunjukkan perannya dalam mendorong penganeka-ragaman pangan. Prinsip industrialisasi pangan membutuhkan peran swasta secara aktif. Agar industrialisasi yang dikembangkan terkait dengan kegiatan petani menghasilkan bahan baku pangan, maka proses industrialisasi pangan tersebut perlu diletakkan pula dalam kerangka pengembangan dan usaha agribisnis pangan Hal tersebut juga membutuhkan partisipasi aktif kalangan pengusaha. Dalam hal ini pengembangan "public-private partnership" termasuk pelibatan petani merupakan langkah strategis yang perlu dikembangkan. Disamping itu pengembangan pola 'user-fee' atau 'fee-services' juga dapat menjadi wujud kongkrit tantangan dan peluang peran swasta dan petani tersebut. 7. Peluang dan tantangan lain yang melingkupi pengembangan keaneka- ragaman pangan pada masa yang akan datang adalah perkembangan teknologi pangan yang semakin maju sekaligus mudah diimplementasikan. Pendayagunaan teknologi yang sesuai akan menjadi faktor menentukan keberhasilan proses penganeka-ragaman pangan 8. Pada tahap implementasi, proses penganeka-ragaman pangan membutuhkan pemahaman yang benar mengenai apa yang dimaksud dengan keaneka-ragaman pangan, apa indikator yang dapat memberikan gambaran mengenai tingkat keaneka-ragaman tersebut, dan bagaimana proses pengukuran yang mudah dari indikator tersebut.

Hal yang Dapat Dilakukan Daerah Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Daerah a) Melibatkan peran aktif seluruh stakeholders di bawah koordinasi DKP b) Melaksanakan program pembangunan yang secara langsung memberikan manfaat kepada masyarakat, c) Mengembangkan kerjasama antar daerah dan antara daerah dengan pusat d) Mempertahankan lahan produktif dan suplai air untuk pertanian III. MASALAH DAN TANTANGANPermasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan menyangkut beberapa aspek 1) Ketersediaan Pangan, 2) Distribusi Pangan 3) Konsumsi pangan, 4) Pemberdayaan masyarakat dan 5) Manajemen. 1. Aspek Ketersediaan Pangan Dalam aspek ketersediaan pangan, masalah pokok adalah semakin terbatas dan menurunnya kapasitas produksi dan daya saing pangan nasional. Hal ini disebabkan oleh faktor faktor teknis dan sosial - ekonomi; a. Teknis 1. Berkurangnya areal lahan pertanian karena derasnya alih lahan pertanian ke non pertanian seperti industri dan perumahan (laju 1%/tahun).

2. 3. 4. 5. 6.

Produktifitas pertanian yang relatif rendah dan tidak meningkat. Teknologi produksi yang belum efektif dan efisien. Infrastruktur pertanian (irigasi) yang tidak bertambah selama krisis dan kemampuannya semakin menurun. Masih tingginya proporsi kehilangan hasil pada penanganan pasca panen (10-15%). Kegagalan produksi karena faktor iklim seperti El-Nino yang berdampak pada musim kering yang panjang di wilayah Indonesia dan banjir .

b. Sosial- ekonomi 7. 8. Penyediaan sarana produksi yang belum sepenuhnya terjamin oleh pemerintah. Sulitnya mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dalam produksi pangan karena besarnya jumlah petani (21 juta rumah tangga petani) dengan lahan produksi yang semakin sempit dan terfragmentasi (laju 0,5%/tahun). 9. Tidak adanya jaminan dan pengaturan harga produk pangan yang wajar dari pemerintah kecuali beras. 10. Tata niaga produk pangan yang belum pro petani termasuk kebijakan tarif impor yang melindungi kepentingan petani.

11. Terbatasnya devisa untuk impor pangan sebagai alternatif terakhir bagi penyediaan pangan.2. Aspek Distribusi Pangan a. Teknis 1. Belum memadainya infrastruktur, prasarana distribusi darat dan antar pulau yang dapat menjangkau seluruh wilayah konsumen. Belum merata dan memadainya infrastruktur pengumpulan, penyimpanan dan distribusi pangan , kecuali beras. Sistem distribusi pangan yang belum efisien. Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah dan antar musim menuntut kecermatan dalam mengelola sistem distribusi pangan agar pangan tersedia sepanjang waktu diseluruh wilayah konsumen.

2.

3. 4.

b. Sosial-ekonomi5. Belum berperannya kelembagaan pemasaran hasil pangan secara baik dalam menyangga kestabilan distribusi dan harga pangan. Masalah keamanan jalur distribusi dan pungutan resmi pemerintah pusat dan daerah serta berbagai pungutan lainnya sepanjang jalur distribusi dan pemasaran telah menghasilkan biaya distribusi yang mahal dan meningkatkan harga produk pangan.

6.

3. Aspek Konsumsi Pangan a. Teknis 1. Belum berkembangnya teknologi dan industri pangan berbasis sumber daya pangan lokal 2. Belum berkembangnya produk pangan alternatif berbasis sumber daya pangan lokal. b. Sosial-ekonomi 3. 4. Tingginya konsumsi beras per kapita per tahun ( tertinggi di dunia > 100 kg, Thailand 60 kg, Jepang 50 kg) . Kendala budaya dan kebiasaan makan pada sebagian daerah dan etnis sehingga tidak mendukung terciptanya pola konsumsi pangan dan gizi seimbang serta pemerataan konsumsi pangan yang bergizi bagi anggota rumah tangga. Rendahnya kesadaran masyarakat, konsumen maupun produsen atas perlunya pangan yang sehat dan aman. Ketidakmampuan bagi penduduk miskin untuk mencukupi pangan dalam jumlah yang memadai sehingga aspek gizi dan keamanan pangan belum menjadi perhatian utama.

5. 6.

4. Aspek Pemberdayaan Masyarakat 1. Keterbatasan prasarana dan belum adanya mekanisme kerja yang efektif di masyarakat dalam merespon adanya kerawanan pangan, terutama dalam penyaluran pangan kepada masyarakat yang membutuhkan.

2.

Keterbatasan keterampilan dan akses masyarakat miskin terhadap sumber daya usaha seperti permodalan, teknologi, informasi pasar dan sarana pemasaran meyebabkan mereka kesulitan untuk memasuki lapangan kerja dan menumbuhkan usaha.Kurang efektifnya program pemberdayaan masyarkat yang selama ini bersifat top-down karena tidak memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan kemampuan masyarakat yang bersangkutan. Belum berkembangnya sistem pemantauan kewaspadaan pangan dan gizi secara dini dan akurat dalam mendeteksi kerawanan panagan dan gizi pada tingkat masyarakat.

3.

4.

5. Aspek Manajemen Keberhasilan pembangunan ketahanan dan kemandirian pangan dipengaruhi oleh efektifitas penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen pembangunan yang meliputi aspek perencanan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta koordinasi berbagai kebijakan dan program. Masalah yang dihadapi dalam aspek manajemen adalah: 1. Terbatasnya ketersediaan data yang akurat, konsisten , dipercaya dan mudah diakses yang diperlukan untuk perencanaan pengembangan kemandirian dan ketahanan pangan

2.

Belum adanya jaminan perlindungan bagi pelaku usaha dan konsumen kecil di bidang pangan.

3.

Lemahnya koordinasi dan masih adanya iklim egosentris dalam lingkup instansi dan antar instansi, subsektor, sektor, lembaga pemerintah dan non pemerintah, pusat dan daerah dan antar daerah.

JAWABAN NO 4 Sist. Perladangan berpindah Sistem perladangan berpindah adalah sebuah cara perladangan yang nomaden dan hanya sekali tanam setahun & setelah itu mereka akan meninggalkan areal ini.Pengendalian Perladangan Berpindah dilakukan sebagai salah satu upaya agar sumber daya hutan terjaga kelestariannya baik fungsi maupun manfaatnya, dengan tujuan meningkatkan mutu hutan sesuai dengan fungsinya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat peladang.

Ada beberapa tahap yang akan dilakukan sebelum melakukan perladangan berpindah, yaitu : Internal Meeting. Ini adalah tahap awal yang akan di lakukan oleh penduduk suatu kampung. Mereka akan melakukan pertemuan untuk menentukan siapa saja yang akan membuka ladang tahun ini?, berapa luas yang akan di buka?, dimana saja lokasi yang akan di buka? dan berbagai persiapan awal sebelum memutuskan membuat ladang. Biasanya meeting ini dilakukan setelah gawai atao pesta panen padi usai sekitar awal July setiap tahunnya. Sebagai tambahan informasi bahwa Pesta panen padi adalah kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat penganut perladangan berpindah. Untuk wilayah Sabah (dayak Kadazan dan Dusun) mereka merayakan pesta ini setiap 29 - 30 May setiap tahun dan namanya adalah Pesta Kaamatan dengan motto mereka "Kotobian Tadao Tagazo Do Kaamatan". untuk wilayah Sarawak (Dayak Iban only) mereka merayakan pesta ini setiap tanggal 01 - 02 June setiap tahun dan namanya adalah "Gawai Dayak" dengan mottonya Gayu Guru Gerai Nyamai. Di Kalimantan Barat sendiri biasanya sepanjang bulan Juni setiap tahunnya yang di rayakan oleh Suku Dayak dengan istilah mereka "Naek Dango". Eksternal Meeting. Meeting yang sudah menemukan mufakat di peringkat kampung akan di bawa ke meeting dengan kampung tetanggga / jiran untuk menghindari adanya overlapping area dan mencegah berbagai hal2 yang tidak diinginkan dengan tetangga yang juga melakukan shifting cultivation. Upacara Penanaman Padi. Biasanya akan ada upacara / sesajen sebelum penduduk kampung melakukan pembukaan lahan. Tetapi untuk saat ini mungkin hal ini sudah di lakukan modifikasi disana sini sesuai dengan kepercayaan dan agama masing2. Tetapi intinya adalah ada upacara / do'a selamat seperti ini sebelum memulai aktifitas pembukaan ladang. Setiap suku bangsa dan daerah memiliki istilah dan tata cara masing-masing sesuai dengan kultur dan kebiasaan nenek moyang. Pembukaan Lahan. Kegiatan pembukaan areal hutan / gunung ini dilakukan secara gotong royong oleh orang2 kampung sesuai dengan kesepakan / mufakat yang sudah dicapai. Biasanya tuan rumah hanya bertanggung jawab menyediakan konsumsi yang sewajarnya untuk kegiatan gotong royong ini. Besaran areal yang akan dibuka di dasarkan kepada berapa gantang benih

padi yang ingin di tanam dan biasanya mereka tidak menggunakan satuan hektar atau meter persegi. Kalo ada yang tanya 1 gantang itu berapa kilo... eeehmmm sejujurnya gw juga gak faham dan gak pasti... karena ada yang bilang 1 gantang adalah 2,50 kg ada juga yang bilang hampir 3 kg, but gw sendiri belum pernah melihat alat ukur gantang ini. Biasanya mereka menanam hanya untuk secukup mereka makan sampai setahun, karena padi yang dihasilkan tidak untuk di jual dan mereka juga gak preferred untuk makan padi yang merupakan sisa tahun lalu. Jadi hal ini juga membuat mereka gak terlalu rakus untuk membuat ladang yang terlalu luas. Pembakaran. Setelah 1 bulan biasanya areal hutan yang sudah di tebang dan ditebas sudah kering dan bisa mulai di bakar. Aktifitas ini biasanya berlangsung antara Agustus - awal Oktober setiap tahunnya. Pembakaran ini biasanya dilakukan secara sangat hati2 oleh penduduk kampung, mereka sangat menguasai arah angin dan teknik sekat bakar. Kearifan lokal telah menjadikan mereka sangat pakar untuk masalah ini untuk menghindari masalah kebakaran hutan besar. Kegiatan pembakaran juga melibatkan orang ramai, tetapi biasanya hanya dilakukan oleh kalangan lelaki saja. Penanaman. Sebelum memulai penanaman mereka sudah melakukan penaburan benih awal ditempat lain dahulu sehingga bibit padi siap. Bibit padi yang sudah siap biasanya berukuran tinggi sekitar 20 cm ini akan dibawa ke areal penanaman dan biasanya akan dilakukan setelah hujan agar tanah menjadi lebih lembut. Sebagai tambahan informasi saja, biasanya mereka juga menanam jagung, sawi kampung, timun blewah, perenggi (pumpkin) dan juga terung asam (tamarind brinjal). Maintenance. Kegiatan ini meliputi pembersihan rumput dan gulma lainnya agar pertumbuhan padi menjadi lebih baik lagi. Kegiatan ini hanya dilakukan oleh tuan tanah saja dan keluarga. Biasanya selama musim ini maka tuan tanah akan menetap di dangau atao langkau atao pondok di areal ladang mereka sehingga setiap hari mereka bisa menjaga padi ini. Mereka tidak menggunakan berbagai pupuk ataupun bahan kimia, semuanya dirawat secara alami dan tradisional. Panen. Tiba sudah masanya untuk menuai padi dimana biasanya juga akan dilakukan secara gotong royong antara warga kampung dan ini biasanya dilakuna sekitar awal February sampai April. Mereka sangat berhati2 dengan kegiatan ini karena kalau terlalu terlambat dari rekan2 yang lain maka padi mereka akan di lahap tikus dan bianatang lainnya yang suka makan padi. Kearifan lokal (indigenous knowledge) mereka dalam mengelola kegiatan ini sudah terbukti hingga ke hari ini. Pesta Menuai Padi. Ini adalah rangkaian penutup dari ritual Perladangan Berpindah seperti yang termaktub pada point pertama. Penandaan. Setelah areal ladang berpindah ini tuai maka lahan yang ada akan di tanam dengan beberapa tanaman lokal yang penting seperti Pinang, Tengkawang (Shorea spp), Durian, Karet /Getah dll. Kenapa Pinang? karena orang2 dahulu sangat gemar sekali memakan sirih & pinang untuk kebugaran tubuh katanya. Pinang juga adalah tanaman yang tidak di makan oleh binatang sehingga kalau ada pohon pinang di hutan maka dapat dipastikan bahwa tanah tersebut ada yang punya karena ada yang menanam pinang secara sengaja di situ. Trus kenapa Tengkawang? karena dari jaman dahulu kala lagi (jaman barter) Tengkawang adalah produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, di dunia Tengkawang di pakai untuk kosmetik yang berkualitas premium, untuk campuran obat2 dan juga berbagai bahan makanan yang cukup mahal. Kenapa Durian ? karena banyak yang suka dengan buah ini dan bernilai ekonomi tinggi. Kenapa Karet / Getah ? karena ini seperti bank yang di kemudian hari akan selalu mengalirkan uang / hasil. Areal ini kemudian di kenal dengan istilah Temuda / Mawang bagi masyarakat Sarawak dan Tembawang /

Temawang bagi masyarakat Kalimantan Barat. Di Kaltim, kalteng dan Kalsel mereka memiliki istilah masing2 yang gw juga gak begitu pasti. Tetapi pada umumnya memiliki tata cara yang sama dalam mengelola areal bekas ladang. Tetapi pada saat ini banyak yang menanam Sawit di areal bekas ladang mereka. JAWABAN NO 6 Perubahan iklim diperkirakan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap produksi pertanian di Indonesia, khususnya tanaman pangan. Dampaknya dapat bersifat langsung yaitu menurunnya produktivitas karena meningkatnya suhu udara dan pola hujan serta semakin seringnya gagal panen akibat meningkatnya frekuensi kejadian iklim ekstrim seperti banjir dan kekeringan Hasil penelitian bahwa pemanasan global dan perubahan iklim pada wilayah tropis diperkirakan akan menurunkan produktivitas tanaman pangan secara signifikan apabila tidak dilakukanlangkah-langkah adaptasi.

Pengendalian penyakit tanaman pada hakekatnya merupakan tugas dan kuwajiban petani sendiri. Bagi petani Indonesia yang masih berpandangan sebagai orang timur, pencapaian peradaban berarti membutuhkan kesejahteraan material dan kesejahteraan spiritual dalam bentuk ilmu pengetahuan dan kearifan yang bersumber pada agama yang bersifat monotheisme dan disana sini masih ada kepercayaan tambahan sebagai sisa-sisa animisme dan sejenisnya yang belum dapat dihilangkan. Oleh karena itu penyuluhan dan peningkatan ketrampilan kepada petani Indonesia tidak cukup hanya menerapkan ilmu pengetahuan semata-mata, tetapi masih perlumenggunakan kearifan yang diwariskan oleh nenek moyang sebagai media penyuluhan. Peningkatan ketrampilan yang intensif sebaiknya dimulai dari anak-anak petani sendiri yang terorganisasi secara baik.Dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan masalah pangan perlu dilakukan perencanaan dan pelaksanaan program dan analisis serta evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan pangan. Pencegahan masalah pangan dimaksudkan sebagai langkah antisipatif untuk menghindari terjadinya masalah pangan. Dalam hal penanggulangan masalah pangan harus terlebih dahulu diketahui secara dini tentang kelebihan pangan, kekurangan pangan dan ketidakmampuan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pangan. Oleh sebab itu, penanggulangan masalah pangan kegiatannya antara lain pengeluaran pangan apabila terjadi kelebihan pangan, peningkatan produksi dan/atau pemasukan pangan apabila terjadi kekurangan pangan. Selain dari pada itu, penyaluran pangan secara khusus diutamakan bagi ketidakmampuan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pangan, dan memberikan bantuan pangan kepada penduduk miskin. Ketentuan pengendalian harga khususnya terhadap pangan tertentu yang bersifat pokok bertujuan untuk menghindari terjadinya gejolak harga yang berakibat resahnya masyarakat seperti keadaan darurat yang meliputi bencana alam, konflik sosial dan paceklik yang berkepanjangan. Dengan demikian pengendalian harga pangan harus mengetahui mekanisme pasar atau adanya intervensi pasar dengan cara mengelola dan memelihara cadangan pangan pemerintah, mengatur dan

mengelola pasokan pangan, mengatur kelancaran distribusi pangan dan menetapkan kebijakan pajak dan/atau tarif.

JAWABAN NO 7 Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk : 1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran. 2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. - Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk : 1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan. 2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana. 3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasiDengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. 4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makananHal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.

Konversi lahan pertanian produktif1.Besarnya penduduk masih miskin & menganggur dan tinggal di wilayah perdesaan, menjadikan sektor pertanian sebagai sektor kunci pembangunan. 2. Produktivitas dan kualitas sektor pertanian adalah 2 hal yang harus dibenahi sehingga sektor pertania menjadi andalan mengatasi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan. Perlu master plan komprehensif dari lembaga terkait untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas sektor pertanian ini. 3. Luas lahan pertanian produktif yang mengecil menurunkan produktivitas. Reformasi UU Agraria harus dilakukan. Kompensasi terhadap peralihan lahan produktif harus berkorelasi terhadap

peningkatan produktivitas pertanian. 4. Subsidi pupuk yang terus meningkat seharusnya meningkatkan produktivitas. Implementasi yang efisien dan efektifit harus terus diupayakan. 5. Kualitas produktivitas dan keterbatasan lahan bisa diatasi dengan anggaran R&D Pertanian menemukan varian produk, sistem produksi, pemasaran, & industri sektor pertanian. Investasi pertanian harus didorong. 6. Pentingnya sektor pertanian bagi pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan pengangguran, perlu monitoring intensif bagi perencanaan program dan pelaksanaan program pertanian oleh lembaga terkait sehingga pencapaian sasaran target tepat waktu.

PEMANASAN GLOBALHal itu telah menjadi sebuah keharusan karena kita ketahui dan memahami bersama, pemanasan global melahirkan banyak kekhawatiran yang luar biasa. Laporan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) misalnya, menyebutkan dalam kurun waktu 150 tahun terakhir ini, terjadi peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang sangat signifikan, terutama adanya peningkatan kandungan karbon dioksida, akibat aktivitas-aktivitas manusia di berbagai belahan dunia. Jika kondisi ini tidak berubah, diperkirakan 100 tahun mendatang konsentari karbon dioksida telah mencapai ambang yang mengkhawatirkan karena bisa mengakibatkan suhu panas bumi meningkat ratarata sebesar 4,5 derajat celcius. Peningkatan suhu ini jelas akan berdampak luar biasa bagi kelestarian lingkungan dan kelangsungan hidup manusia. Dan bukan tidak mungkin, akan terjadi guncangan ekosistem. Bahkan salah seorang pakar lingkungan dari India, Rajendra Pachauri, mengatakan, pemanasan global setiap tahun telah menaikkan permukaan laut yang berdampak pada tenggelamnya pulau-pulau kecil di dunia. Kekhawatiran ini pun diyakini akan terjadi dalam waktu tidak terlalu lama, yaitu hanya sekitar 30 tahun. Keadaan ini yang akan membuat lebih dari 405.000 hektar daratan Indonesia tenggelam. Dengan kata lain, ribuan pulau kecil di Indonesia terancam terhapus dari peta. Langkah serupa itu diikuti pula dengan langkah-langkah riil lain seperti pembuatan lubang biopori, pelarangan merokok di beberapa kawasan tertentu, pelaksanaan uji emisi kendaraan, melaksanakan perlindungan sumber mata air, pembangunan sumur serapan, dan penanaman pohon di berbagai wilayah di Kota Bogor. Juga dengan langkah uji coba pengolahan energi alternatif yang ramah lingkungan dari limbah minyak jelantah. PERDAGANGAN BEBAS Strategy Menghadapi Perdagangan Bebas Menurut Mentri Perdagangan dan Pengamat Ekonomi Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Ardiansyah Parman memaparkan jurus menghadapi ACFTA. Antara lain: - Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri serta penguatan ekspor."Untuk penguatan daya saing pihak Kementerian akan melaksanakan pembenahan infrastruktur dan energi,

pemberian insentif, membangun KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), memperluas akses pembiayaan dan pengu-rangan biaya bunga, pembenahan sistem logistik, pelayanan publik, serta penyederhanaan peraturan dan meningkatkan kapasitas kerja," - Strategi pengamanan pasar domestik akan difokuskan kepada pengawasan tingkat border (pengamanan) serta peredaran barang di pasar lokal. Namun pihaknya juga akan melakukan promosi penggunaan produksi dalam negeri. Sedangkan untuk penguatan industri, pihak Kementerian Perdagangan berupaya mengoptimalkan peluang pasar China dan ASEAN sekaligus penguatan peran perwakilan luar negeri. Kementerian berusaha mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di forum internasional, menjaga pertumbuhan (Ekonomi, menekan kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan lainnya," Kementerian Perdagangan telah menetapkan beberapa program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan daya saing komoditi ekspor serta mengamankan perdagangan dalam negeri.