bagian ikm proposal k3

12
BAGIAN IKM & IKK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA ASPEK K3 DI RS IBNU SINA Supervisor : dr. Sultan Buraena, MS, Sp.Ok DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

Upload: fahri-dwi-permana

Post on 05-Feb-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bagian Ikm Proposal k3

TRANSCRIPT

Page 1: Bagian Ikm Proposal k3

BAGIAN IKM & IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ASPEK K3 DI RS IBNU SINA

Supervisor :

dr. Sultan Buraena, MS, Sp.Ok

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2015

Page 2: Bagian Ikm Proposal k3

1. PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini

merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan di dalam

dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan

K3 yang artinya keselamatan dan kesehatan kerja.

Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar

dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain

keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus

dilakukan selama bekerja, karena tidak ada yang

menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan

kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan

dimana pekerjaan itu dilaksanakan.1

Di negara-negara maju, kesehatan dan keselamatan kerja selalu

menjadi isu penting yang telah dimasukkan ke dalam undang-undang ataupun

aturan-aturan yang mengikat. Pihak-pihak yang terlibat dalam lingkaran kerja

pun secara konsisten menjalankan aturan yang telah diterapkan dengan penuh

kesadaran. Sebaliknya, di negara-negara berkembang, isu kesehatan dan

keselamatan kerja nampaknya masih menjadi hal yang kurang diperhatikan..1

Indonesia sebagai Negara berkembang telah memiliki perhatian

terhadap masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini dapat di

lihat sejak dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.1

Sayangnya, hingga saat ini implementasi terhadap program K3 masih

belum terlaksana secara konsisten. Pandangan tersebut muncul berdasarkan

data dari PT Jamsostek (Persero) pada tahun 2009 yang menunjukkan terjadi

96.697 kasus kecelakaan dan sedikitnya 35 orang per 100.000 pekerja

meninggal karena kecelakaan atau penyakit akibat kerja.1

Penyakit akibat kerja dapat menyerang semua tenaga kerja di rumah

sakit, salah satunya adalah petugas kebersihan. Petugas kebersihan

mempunyai risiko terbesar terpajan bahan biologi berbahaya (biohazard).

Kontak dengan alat medis sekali pakai (disposable equipment) seperti jarum

suntik bekas, selang infus bekas. Membersihkan seluruh ruangan rumah sakit

Page 3: Bagian Ikm Proposal k3

dapat meningkatkan faktor terkena infeksi. Untuk itu dibutuhkan upaya K3

untuk mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja di rumah sakit.2

2. TUJUAN

1. Tujuan Umum:

Untuk mengetahui tentang bahaya faktor-faktor lingkungan di Rumah

Sakit Ibnu SIna

2. Tujuan Khusus:

a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard di Rumah Sakit Ibnu Sina

b. Untuk mengetahui upaya K3 di di Rumah Sakit Ibnu Sina

c. Untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian di Rumah Sakit Ibnu

Sina

3. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan

Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang

mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera,

penyakit, kerusakan harta benda, sertagangguan lingkungan. OHSAS

18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai

kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi

keselamatan dan kesehatan pekerja, tamu atau orang lain di tempat kerja.

Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan

Kesehatan Kerja adalah suatuprogram yang menjamin keselamatan dan

kesehatan pegawai di tempat kerja.3

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang

memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat

sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.Perlindungan tersebut

merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.K3 bertujuan

mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero

accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya

Page 4: Bagian Ikm Proposal k3

pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang

menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap

sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang

berlimpah pada masa yang akan datang (Prasetyo,2009). 3

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan

mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.

Maka menurut Mangkunegara (2002) tujuan dari keselamatan dan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan

kerjabaik secara fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknyaselektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

gizi pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi

kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

Sedangkan menurut Suma’mur (2006) tujuan dari keselamatan dan

kesehatan kerja yaitu :

a. Agar setiap pekerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan

kerja

b. baik secara fisik, sosial dan psikologis.

c. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknya dan seefektif mungkin.

d. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

e. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan perlindungan kesehatan

gizi pekerja.

f. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.

g. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

Page 5: Bagian Ikm Proposal k3

h. Agar setiap pekerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

3.2 Identifikasi Hazard Umum

Dalam konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja ada

satu kata yang selalu harus diingat yaitu ”Pencegahan merupakan cara

yang paling efektif” artinya mencegah terjadinya kecelakaan berarti sudah

tercapai tujuan menghindari kecelakaan itu sendiri.4

Ada beberapa faktor hazard yang mungkin ditemukan di Rumah Sakit

Ibnu Sina :

a) Faktor Biologi

Faktor biologi dapat bersumber dari bakteri, virus, dan

parasit yang dapat mempengaruhi pada seluruh petugas

maupun pegawai di Rumah Sakit

b) Faktor kimia

Zat kimia yang dapat mempengaruhi kesehatan di Rumah

Sakit Ibnu Sina adalah chloride yang terdapat pada

desinfektan, serta zat-zat kimia lainnya lantai dapat

menyebabkan iritasi.

c) Faktor fisik

Faktor fisik diantaranya penerangan, bising, getaran,

debu, radiasi, temperatur dan tekanan yang dapat

mempengaruhi petugas di Rumah Sakit Ibnu Sina

d) Faktor Ergonomik

Posisi tubuh saat melakukan pekerjaan seperti

pekerjaan yang dilakukan secara manual oleh petugas

kesehatan, postur yang salah dalam melakukan pekerjaan,

serta pekerjaan yang berulang.

Page 6: Bagian Ikm Proposal k3

e) Faktor Psikososial

Faktor psikososial dapat terjadi stress yang berat karena

beban kerja, jam kerja serta hubungan interpersonal

dengan atasan dan rekan kerja sehingga dapat

menyebabkan lamban dalam bekerja. (7)

3.3 Alat Pelindung Diri6

Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan

perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991).Atau

bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja

sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu

sendiri dan orang di sekelilingnya.

APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga

kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat

dilakukan dengan baik.Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari

usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.

Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-

bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD

dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang

diperlukan.

3.4 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja7

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah merupakan

pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban

yangmendapatkan kecelakaan atau penyakitmendadak dengan cepat dan

tepat sebelumkorban dibawa ke tempat rujukan.

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja adalah

upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dantepat kepada

pekerja/buruh dan/atau orang lain yang beradadi tempat kerja, yang

mengalami sakit atau cidera di tempatkerja.

Page 7: Bagian Ikm Proposal k3

Pengawasan pelaksanaan P3K di tempat kerja perlu memperhatikan

faktor fasilitas dan faktor personil. Dari aspek fasilitas, terdapat kotak

P3K, isi Kotak P3K, buku Pedoman, ruang P3K, dan perlengkapan P3K

(alat perlindungan, alat darurat, alat angkut dan transportasi). Dari faktor

personil, dapat diperhatikan penanggung jawabnya: dokter pimpinan

PKK, Ahli K3, dan petugasnya yang memiliki sertifikat pelatihan P3K di

tempat kerja.

Pembinaan Pengawasan pelaksaan P3K di tempat kerja harus didukung

oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal

perusahaan terdiri dari Pengurus Perusahaan, Dokter Perusahaan, ahli

K3/Ahli K3 Kimia, Auditor Internal dan eksternal perusahaan yaitu

pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan auditor Eksternal.

4. BAHAN DAN CARA

1. Peralatan yang Diperlukan

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey antara

lain:

- Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama

survey jalan sepintas.

- Kamera digital: Berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan dan

lingkungan di Rumah Sakit.

- Check List: Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer

mengenai survey jalan sepintas yang dilakukan.

2. Cara

Dengan metode walk through survey dengan menggunakan check list.

Walk through survey mengandalkan kemampuan indra penglihatan dan indra

pendengaran sekali-sekali dilakukan wawancara dengan pekerja.6

Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah

kerahasiaan perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja.

Sebelum melakukan pemotretan perlu dimintakan ijin terlebih dahulu kepada

pimpinan perusahaan.Laporan walk through survey tidak cukup hanya

dengan mengisi check list, melainkan juga harus menyusun essay. Check list

hanyalah merupakan panduan saja agar tidak ada kelupaan.

Page 8: Bagian Ikm Proposal k3

5. JADWAL SURVEY

Survei akan dilaksanakan selama 1 minggu ( 3 – 12 Agustus 2015)

3 Agustus 2015 : Melapor ke bagian K3 di RS. Ibnu Sina dan

diberikan pengarahan

Diskusi Penyakit Akibat Kerja dan Walk Through Survey

Membuat proposal penelitian

4 Agustus 2015 : Presentasi proposal penelitian

Membuat Walk Through Survey di lokasi penelitian

5 Agustus 2015: Membuat Walk Through Survey di lokasi penelitian

6 Agustus 2015 : Membuat laporan hasil penelitian

7 Agustus 2015 : Membuat laporan hasil penelitian

8 Agustus 2015: Membaca hasil penelitian.