proposal kegiatan ikm

33
PROPOSAL ANALISIS PASCA BENCANA ALAM GUNUNG MELETUS DILIHAT DARI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN TATA LAKSANA PENGUNGSI GUNUNG KELUD JOGJAKARTA TAHUN 2014 OLEH SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (IKM) PROGRAM STUDY KESEHATAN LINGKUNGAN

Upload: muhammadalifasyaif

Post on 10-Nov-2015

237 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

PROPOSAL

ANALISIS PASCA BENCANA ALAM GUNUNG MELETUSDILIHAT DARI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN TATA LAKSANA PENGUNGSIGUNUNG KELUD JOGJAKARTATAHUN 2014

OLEH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (IKM)PROGRAM STUDY KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIndonesia merupakan salah satu wilayah yang rawan terjadi bencana.Penyebab bencana antara lain Bencanaalam(Natural Disaster), seperti Gempa, Gunungmeletus, Tsunami,Banjir, Banjirbandang, Tanah longsor, Anginpuyuh dan lain-lain. Penyebab bencana selanjutnya adalah karena ulahmanusia(Man-Made Disaster) seperti Kegagalanteknologi, Kecelakaanmassal, Kebakaranhutan dan lain-lain. Berikutnya bencana akibatKedaruratanKompleks seperti Konfliksosial, Terorisme dan lain-lain.Secara geografis Indonesia terletak diantara dua samudra (pasifik dan hindia) dan dua benua (Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terletak diatas pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indoaustralia dan lempeng pasifik. Pertemuan dari tiga lempeng bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang menyebabkan di Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Dibumi ini terdapat dua jalur gunung api atau sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang keduanya melewati Indonesia.Salah satu bencana yang di akibatkan oleh alam adalah gunung meletus.Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Hasil dari letusan gunung berapi antara lain : gas vulkanik,lahar hujan abu, dan awan panas. Berbagai dampak yang ditimbulkan akibat letusan gunung berapi tersebut,seperti dampak bagi kesehatan manusia,dampak terhadap lingkungan,sosial ekonomi dan budaya.Salah satu dampak yang menjadi masalah utama adalah masalah kesehatan lingkungan.Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (HAKLI). Menurut WHO ada 17 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan. Diantara ruang lingkup tersebut antara lain Penyediaan Air Minum, Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran serta Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia.Letusan gunung berapi menyebabkan timbulnya debu vulkanik yang dapat mencemari sumber mata air.Selain itu gas vulkanik,awan panas dan hujan lahar abudapat membahayakan masyarakat di tempat bencana,hal tersebut mewajibkan dilakukan pengungsian untuk menghindari korban jiwa. Pengungsian penduduk ke lokasi-lokasi yang dianggap aman menimbulkan masalah kesehatan baru di wilayah yang menjadi tempat penampungan pengungsi, mulai dari munculnya kasus penyakit,masalah gizi ,masalah kesehatan reproduksi,masalah penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih, sanitasi serta penurunan kualitas kesehatan lingkungan.Salah satu contoh masalah tersebut di antaranyapembuatan jamban dalam situasi darurat umumnya menggunakan terpal plastik. Dalam situasi keadaan darurat yang ekstrem, bisa jadi lokasi untuk buang air besar berupa lapangan. Dalam situasi-situasi yang lebih mapan, mestinya bisa dibangun jamban untuk keluarga. Ingat perempuan, anak-anak, penyandang cacat dan orang sakit memiliki kebutuhan yang berbeda dari laki-laki. Mungkin diperlukan jamban dengan desain khusus untuk mereka.Untuk mencegah permasalahan yang tidak di inginkan selama pengungsian,perlu dilakukan tata laksana pengungsian sesuai Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan.Dari permasalahan di atas peneliti ingin mengetahui kesesuaian antara analisis lapangan di tempat pengungsian bencana gunung merapi dengan landasan teori.

B. Tujuan1. Tujuan UmumKunjungan pengalaman belajar nyata terhadap pasca bencana Gunung Merapi dilihat dari Kesehatan Lingkungan dan Tata Laksana Pengungsi.2. Tujuan Khususa. Memberikan pengalaman yang nyata terhadap kesehatan lingkungan yang diakibatkan oleh bencana Gunung Meletus terkait dengan penyediaan sumber air bersih di lokasi pengungsian.b. Memberikan pengalaman yang nyata terhadap kesehatan lingkungan yang diakibatkan oleh bencana Gunung Meletus terkait Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran.c. Memberikan pengalaman yang nyata terhadap kesehatan lingkungan yang diakibatkan oleh bencana Gunung Meletus Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia.d. Mengetahui Standar Operasional Prosedur Tatalaksana pengungsi terutama terhadap pengungsi yang memiliki kerentanan fisik seperti Bayi, Ibu hamil dan Lansia.

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Pengertian Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut:Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam, nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, nonalam dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, nonalam dan bencana sosial.Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

B. Gunung MeletusGunung berapi meletus terjadi akibat magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan tekanan dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Akibat letusan tersebut bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda manusia, kerusakan lingkungan, kerugian. Ada pun Dampak yang dihasilkan dari abu letusan gunung berapi antara lain; permasalahan pernapasan, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air bersih, badai listrik, gangguan kerja mesin dan kendaraan bermotor, kerusakan atap, kerusakan ladang dan lingkungan sekitar, kerusakan infrastruktur seperti jalan dan bandar udara. (daftar pustaka)1. Dampak letusana. Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang membahayakan bagi manusia. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.b. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. c. Awan panas (wedhus gembel) adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas. d. Abu Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Pada letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang dihasilkan bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.

C. Kesehatan LingkunganMenurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :1. Penyediaan Air Minum2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran3. Pembuangan Sampah Padat4. Pengendalian Vektor5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia6. Higiene makanan, termasuk higiene susu7. Pengendalian pencemaran udara8. Pengendalian radiasi9. Kesehatan kerja10. Pengendalian kebisingan11. Perumahan dan pemukiman12. Aspek kesling dan transportasi udara13. Perencanaan daerah dan perkotaan14. Pencegahan kecelakaan15. Rekreasi umum dan pariwisata16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi atau wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

DiIndonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :1. Penyehatan air dan udara2. Pengamanan limbah padat atau sampah3. Pengamanan limbah cair4. Pengamanan limbah gas5. Pengamanan radiasi6. Pengamanan kebisingan7. Pengamanan vektor penyakit8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencanaUpaya kesehatan lingkungan pascabencana dapat dibagi dalam dua prioritas, yaitu:1. Memastikan bahwa terdapat kecukupan jumlah air minum yang aman, kecukupan fasilitas sanitasi dasar, pembuangan ekskreta, limbah cair, limbah padat, dan penampungan yang cukup.2. Melaksanakan upaya perlindungan makanan, membentuk atau melanjutkan upaya pengendalian vektor dan mempromosikan personal hygiene.Berikut tindakan yang direkomendasikan untuk mempercepat pembangunan kembali layanan dan kondisi kesehatan lingkungan:1. Peroleh informasi tentang pergerakan penduduk di dalam atau di dekat daerah serangan dan buat lokasi kamp untuk pengungsi dan orang berpindah, daerah yang sebagian dan atau seluruhnya dievakuasi, penampungan tenaga bantuan, dan rumah sakit serta fasilitas medis lain. Informasi ini akan membantu penentuan lokasi yang membutuhkan perhatian utama.2. Lakukan pengkajian cepat untuk menentukan tingkat kerusakan sistem persediaan air masyarakat dan SPAL serta produksi, tempat penyimpanan, dan jaringan distribusi makanan.3. Tentukan kapasitas operasional yang tersisa untuk melaksanakan layanan dasar kesehatan lingkungan ini.4. Lakukan inventarisasi sumber daya yang masih tersedia, termasuk persediaan makanan yang tidak rusak, SDM, serta peralatan, materi, dan persediaan siap pakai.5. Tentukan kebutuhan penduduk akan air, sanitasi dasar, perumahan dan makanan.6. Penuhi kebutuhan fasilitas esensial secepat mungkin setelah kebutuhan konsumsi dasar manusia terpenuhi. Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan lain mungkin membutuhkan peningkatan pasokan air jika jumlah korban bencana sangat banyak.7. Pastikan bahwa pengungsi dan orang berpindah telah mendapat penampungan yang tepat dan bahwa penampungan sementara itu dan daerah berisiko tinggi lainnya memiliki layanan kesehatan lingkungan dasar.

D. Program Sanitasi LingkunganTujuan utama program-program sanitasi dalam situasi bencana adalah untuk memberikanmartabat bagi penduduk dan mengurangi risiko terkait terhadap penyakit-penyakit yang ditularkan melalui jalur tinja-mulut (fekal-oral). Sanitasi bukan hanya melalui jamban. Konstruksi saja tidak akan memecahkan semua permasalahan sanitasi. Pastikan bahwa penduduk yang terkena dampak bencana memiliki informasi, pengetahuan dan pemahaman yang diperlukan untuk mencegah penyakit karena sanitasi. Hal yang perlu diperhatikan antara lain:a. PenampunganAkomodasi jangka pendek tempat populasi yang terpengaruh dapat tinggal sampai bencana berlalu dan kembali ke rumah mereka sesegera mungkin. Oleh karena itu tidak dirancang untuk menyediakan layanan kebutuhan dasar bagi ratusan orang selama periode yang berkepanjangan.b. Persediaan AirSurvei terhadap semua persediaan air masyarakat harus dilaksanakan, dimulai pada sistem distribusi dan berlanjut pada sumber air. Sangat penting untuk menentukan keutuhan fisik komponen sistem, kapasitas yg tersisa, mutu bakteriologi serta kimia dari air yang disediakan.Aspek keamanan umum yang utama dari mutu air adalah kontaminasi bakeri. Prioritas pertama untuk memastikan mutu air dalam situasi darurat adalah dengan metode klorinasi. Rekomendasi yang diberikan dalam aktivitas pemulihan adalah peningkatan kadar residu klorin dan peningkatan tekanan. Tekanan air yang rendah akan memperbesar kemungkinan masuknya polutan dalam pipa air. Pipa, reservoir, dan unit lainnya yang telah diperbaiki memerlukan pembersihan dan desinfeksi. Kadar minimum yang direkomendasikan dalam situasi darurat untuk kadar residu klorin bebas adalah 0,7 mg/l. Kontaminasi kimia dan toksisitas merupakan prioritas kedua dalam mutu air dan kontaminan kimia potensial harus diidentifikasi dan dianalisis.Berdasarkan urutan pilihan yang umum, pertimbangan harus diberikan pada sumber air alternatif berikut:a. air tanah dalamb. air tanah dangkal atau mata airc. air hujand. air permukaan|c. Keamanan MakananHigiene yang buruk merupakan penyebab utama foodborne diseases dalam situasi bencana. Jika program pemberian makanan memang berlangsung di lokasi atau kamp penampungan, sanitasi dapur menjadi prioritas yang paling penting. Peralatan makan harus dicuci dalam air mendidih atau air bersih, higiene personal harus dipantau terutama terhadap mereka yang terlibat dalam penyiapan makanan. Penyimpanan makanan harus dapat mencegah kontaminasi.d. Sanitasi Dasar dan Higiene PersonalBanyak penyakit menular menyebar melalui air minum dan makanan yang terkontaminasi feses. Dengan demikian, harus dilakukan upaya untuk memastikan pembuangan ekskreta yang saniter. Jamban darurat harus disediakan bagi mereka yang dipindahkan, pengungsi, tenaga relawan, dan penduduk sekitar yang fasilitas toiletnya hancur.Hygiene personal cenderung menurun setelah bencana alam, khususnya di daerah yang penduduknya padat dan tempat-tempat yang kekurangan air. Upaya-upaya berikut direkomendasikan:a. Menyediakan fasilitas dasar cuci tanganb. Menyediakan fasilitas Mandi, Cuci tangan dan Kakus (MCK)c. Memastikan ketersediaan air yang memadaid. Menghindari overcrowding di area tidure. Menyelenggarakan promosi kesehatane. JambanPembuatan jamban dalam situasi darurat umumnya menggunakan terpal plastik. Dalam situasi keadaan darurat yang ekstrem, bisa jadi lokasi untuk buang air besar berupa lapangan. Dalam situasi-situasi yang lebih mapan, mestinya bisa dibangun jamban untuk keluarga. Ingat perempuan, anak-anak, penyandang cacat dan orang sakit memiliki kebutuhan yang berbeda dari laki-laki. Mungkin diperlukan jamban dengan desain khusus untuk mereka.E. Pengelolaan Limbah PadatPengelolaan limbah padat kerap menimbulkan satu masalah khusus dalam situasi darurat. Selama periode pascabencana masalah yang sering muncul adalah puing-puing bangunan, pohon, bangkai dan sampah lainnya. Pembersihan awal reruntuhan secara cepat sangat penting untuk upaya rehabilitasi. Pembuangan barang bekas dan lain-lain yang saniter merupakan cara yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit bawaan vector. Pengumpulan sampah harus sesegera mungkin dilaksanakan kembali di daerah yang terserang bencana. Hindari pembuangan sampah di tempat terbuka. Cermati pembuangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).F. Pengendalian VektorProgram pengendalian untuk penyakit bawaan vektor harus digencarkan selama periode darurat dan rehabilitasi, khususnya di wilayah yang endemic. Prioritas dilakukan untuk daerah endemik leptospirosis, DBD, malaria, tifus, dan pes.Berikut ini adalah langkah-langkah darurat penting untuk pengendalian vektor:a. Pulihkan aktivitas pengumpulan dan pembuangan sampah yang saniter sesegera mungkin.b. Selenggarakan promosi kesehatan untuk memusnahkan tempat perkembangbiakan vektor dan tentang upaya untuk mencegah infeksi, termasuk higiene personalc. Lakukan survei pada kamp dan wilayah berpenduduk padat untuk mengidentifikasi lokasi perkembangbiakan potensial nyamuk, hewan pengerat, dan vektor lainnya.d. Musnahkan tempat perkembangbiakan vektor dengan mengeringkan dan atau menimbun kolam, empang, dan rawa-rawa, melakukan gerakan 3M, dll.e. Lakukan pengendalian kimia jika perlu.f. Simpan makanan dalam tempat tertutup dan terlindung

E. Penyakit Pasca BencanaBencana alam yang terjadi selalu menyisakan kepedihan yang mendalam. Baik berupa gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus, ataupun tsunami. Banyak korban nyawa, fisik, dan harta akibat bencana yang terjadi. Bencana menyebabkan korban yang selamat, kehilangan keluarga, sahabat, harta, bahkan tempat tinggal. Bencana ini selanjutnya menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Menurut Ketua Umum PB IDI Fachmi Idris, secara umum, masalah kesehatan utama setelah bencana adalah trauma fisik seperti luka dan patah tulang. Kemudian, selama dan sesudah masa itu korban bencana yang selamat dan tinggal di pengungsian juga terancam penyakit jika upaya antisipasinya tidak memadai. Berbagai penyakit yang muncul pascabencana alam antara lain malaria, ISPA, diare, leptospirosis, kolera, dan infeksi kulit.

BAB IIIANALISIS MASALAH

Setelah dilakukan score dengan skala prioritas diadapat ada empat (4) masalah (Nasrul Efendi)1. Kesehatan lingkungana. Air b. MCK, pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia.2. Tempat pengunsiana. Tersedianya tempat pengunsi yang memadai1) Keluarga rentan atau resiko tinggi (Bayi, Ibu Hamil, Buteki, Lansia).b. Ketersediaan logistik baik yang di bantu pemerintah pusat maupun daerah

Menurut Hendry L.BloomditerapakanNasrul EfendiScore Proritas MasalahNOKATEGORISCOREKETERANGAN

1.Pengendalian pencemaran tanah oleh limbah eksreta manusia (MCK) +++ Ancaman Kehidupan

2.Kebutuhan Air ++Ancaman Kesehatan

3.Tempat pengunsian (Pemisahan hunian pengunsian) +Potensi gangguan kesehatan

4.Kebutuhan logistik ( sandang Pangan)++Ancaman kesehatan

Dari masalah diatas dapat dianalisa:1. Pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia kebutuhan MCK pengunsi 20 berbanding satu jika tidak terpenuhi menurut H. L Bloom dapat mengancam kehidupan orang yang berada dipengunsian (Score +++) Keterangan :a. Menggaggu estetika lingkungan (mencemari lingkungan, menimbulkan bau).b. Menimbulkan vektor (Lalat, Kecoa dan Tikus).2. Kebutuhan Air Hari pertama sampai hari ketiga minimal 10-20 liter perhari, setelah tiga hari kebutuhan air menjadi 120 liter perhari, jika tidak terpenuhi akan mengancam kesehatan manusia yang akan menimbulkan penyakit (water borne desease) seperti diare, penyakit kulit, urtikaria, glukoma, scabies dll.3. Tempat pengunsianTidak ada pemisahan hunian pada Bayi, Ibu hamil, Buteki dan Lansia tidak memiliki pemisahan hunian yang memadai dapat menimbulkan sakit karena pada masa itu rentan dan sensitif terhadap penyakit.4. Kebutuhan logistikKebutuhan logistik khususnya pangan apa yang telah diberikan oleh pemerintah pusat maupun dareah dapat tersampaikan kepada pengungsi baik bayi ibu hamil, buteki maupun lansia termasuk sandang jika ini tidak terpenuhi akan menimbulkan ancaman kesehatan.Dari empat (4) permasalah diatas prioritas masalahnya adalah kebutuhan MCK jika tidak terpenuhi akan mengganggu kehidupan pengunsi

BAB IVLAMPIRANB. Susunan KepanitiaanPembimbing:M. NAPIRI. SKM.M.KLKetua :SyawaluddinWakil Ketua:Bernandus SitanggangSekretaris:1. Paridah2. Ika Fathatun NajihahBendahara :Nurbaiti. A`Seksi Humas:1. Yesi Fahnidah2. Rina PramuziartutiKoordinator :Zuriawati

C. Rencana Anggaran Biaya NoKeteranganSatuanJumlah

1.Biaya Pesawat Pekanbaru-yogjakarta PP x 25 OrangRp. 1.500.000Rp. 37.500.000

2.Akomodasi dan transfortasi menggunakan pihak ketiga selama 3 hari 2 malam Hotel Rp. 250.000 x 3 hari x 25 orang Transfortasi lokal Rp. 100.000 x 3 hari Transfortasi bandara kelokasi Rp. 500.000 x 25 orang Konsumsi Rp. 45.000 x 3hari x 25 orang Hotel Rp.18.750.000 Transfortasi lokal Rp.300.000 Transfortasi bandara kelokasi Rp. 12.500.000 Konsumsi Rp. 3.375.000

Rp. 65.300.000

3.Honorer PembimbingRp. Rp.

Jumlah Rp. 102.800.000

Dana yang di dapat berdasarkan dari :1. Mahasiswa2. Donatur dari yayasan 3. Distmelalui proposal 4. Distribusi proposal berdasrkan asal daerah mahasiswa

DISTRIBUSI PROPOSALNo Nama mahasiswaAsal daerah mahasiswaKeterangan

Dana dapat dikirm melalui Nomor rekening Atas nama

D. KuesionerNama :RT/RW:Kelurahan / desa / dusun :Kriteria kuesioner a. Kriteria ingklusif Orang yang bisa berkomunikasi dengan baik Orang yanggal di tempat kejaadian atau yang ada pada saat kejadian Tokoh pemuka masyarakat baik formal maupun non formalb. Kriteria Ekslusif Orang yang tidak bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa indonesia Orang yang tidak tinggal di tempat kejadian atau tidak menemui pada saat bencana Bukan masyarakat setempat

1. Darimana bapak/ibu mendapatkan air bersih termasuk untuk mandi cuci kakus (MCK)a. Disediakan Iya /tidak b. Cari sendiri2. jika iya siapa yang menyediakan dan berapa banyak?3. Jika tidak mencari sendiri dimana?a. pemerintahb. aparat desa4. jika mencari sendri dimana?a. Di wadukb. Disumur yang tersedai5. Apakah ada tepat MCK?a. Iyab. Tidak 6. Jika iya berapa di sediakan?7. Jika disediakan Dimana tempat MCK?8. Jika tidak dimana tempat MCK?a. Kebun b. berserakan9. Apakah tersedia tempat pengunsian?a. Tersedia b. Tidak tersedia10. Jika tersdia dimana?a. Mesjid b. GOR11. Jika tidak tersedia dimana?a. Numpang rumah saudarab. Di hotel 12. Apakah di tempat pengunsian ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan?a. Iya b. Tidak 13. Jika iya dimana?a. Di mesjidb. Di GOR14. Jika tidak dimana?

15. Apakah ada tempat khusus pengunsian untuk keluarga khusus bayi, ibu hamil, buteki dan lansia?

16. Jika dimana?

17. Jika tidak dimana?

18. Apakah selama pengunsian dapat bantuan?

19. Jika iya siapa yang memberikan?

20. berapa lama yang diberikan?

21. Jika tidak dari mana mendapatkan pangan

a. Dari meminta-mintab. Dari donatur22. Apakah selama pengunsian mendapatkan sandang (pakaian)23. Jika iya dari mana?24. Jika tidak darimana medapatkannya?

Daftar pustaka