proposal k3 - gedung

67
BAGIAN IKM DAN IKK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN WALK THROUGH SURVEY JUNI 2015 A ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA GEDUNG BERTINGKAT DISUSUN OLEH Ria Mustika C111 10 30 Novita Sucianty C111 07 Neela C111 10 Noor Izhharudin C111 10 845 PEMBIMBING dr. Sultan Buraena, MS, Sp. OK DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 1

Upload: nor-izhharuddin-zainy

Post on 13-Sep-2015

348 views

Category:

Documents


69 download

DESCRIPTION

Proposal untuk meneliti kesehatan dan keselamatan kerja di gedung bertingkat.

TRANSCRIPT

WALK THROUGH SURVEYJUNI 2015BAGIAN IKM DAN IKKFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINA

ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAPADA GEDUNG BERTINGKAT

DISUSUN OLEHRia MustikaC111 10 30Novita SuciantyC111 07NeelaC111 10Noor IzhharudinC111 10 845

PEMBIMBINGdr. Sultan Buraena, MS, Sp. OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bangunan tinggi di negara-negara maju dan berkembang merefleksikan adanya kompleksitas simbol kehidupan modern para penghuninya dan simbol kejayaan negara atau kota yang menaunginya. Bangunan tersebut didesain secara matang guna memfasilitasi kebutuhan para penghuninya. Dalam panggung dunia, banyak terdapat gedung-gedung pencakar langit yang menjadi simbol moderenisasi . Di Asia Tenggara sendiri terdapat Menara kembar Petronas yang menjadi gedung sekaligus simbol negeri Jiran, Malaysia. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia pun tak kalah dengan negara lain. Sebut saja Monas (Monumen Nasional) yang menjadi lambang kejayaan Ibu Kota Indonesia, yaitu Jakarta. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, Jakarta memberikan pengaruh yang luar biasa kepada kota-kota lain di Indonesia, Kota Bandung salah satunya. Sebagai Kota Parahyangan sekaligus ibukota Jawa Barat, Bandung juga memiliki gedung-gedung pencakar langit yang tak kalah megahnya.(1)Namun, ternyata di samping pertimbangan estetika, pendirian bangunan yang kita sebut sebagai gedung pencakar langit, bangunan tinggi dan sangat megah itu juga menyiratkan ancaman bagi kesehatan dan keselamatan umum seperti yang dikemukakan oleh David Knickerbocker Boyd dalam American Architect and Building News. Didukung dengan pendapat para ahli di beberapa negara yang mulai banyak menulis tentang adanya gedung-gedung pencakar langit yang "sakit", dan menimbulkan Sick Building Syndrome.(1)Di perkantoran, sebuah studi mengenai bangunan kantor modern di Singapura dilaporkan bahwa 312 responden ditemukan 33% mengalami gejala Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepat lelah 45%, hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%, tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%, lemah 31%.(1,2)Masalah kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi. Pada 2010 tercatat kasus kecelakaan kerja sebanyak 65.000 kasus atau menurun dibanding 2009 yang mencapai 96.314 kasus. Dari 96.314 kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada 2009, sebanyak 87.035 tenaga kerja sembuh total, 4.380 mengalami cacat fungsi, 2.713 cacat sebagian, 42 cacat total, dan 2.144 meninggal dunia . Selain itu, di Indonesia setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja. (2,3)Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3) lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas produk barang dan jasa, 5) nama baik perusahaan.(3)

1.2 TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum :Untuk mengetahui tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada kantor gedung bertingkat1.2.2 Tujuan Khusus :1. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami pada kantor gedung bertingkat2. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan pada kantor gedung bertingkat3. Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan pada kantor gedung bertingkat4. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K pada kantor gedung bertingkat5. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum bekerja, berkala, berkala khusus)6. Untuk mengetahui tentang peraturan perusahaan tentang K3 di tempat kerja7. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan dengan pekerjaan 8. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada penyuluhan/pelatihan, pengukuran/pemantauan lingkungan tentang hazard yang pernah dilakukan9. Untuk mengetahui informasi tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran10. Untuk mengetahui informasi tentang konstruksi bangunanan

1.3 RUANG LINGKUPRuang lingkupdari kegiatan ini adalah hanya terbatas pada identifikasi faktor-faktor bahaya di tempat kerja dan cara pengendaliannya

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA KANTOR GEDUNG BERTINGKATKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang wajib diterapkan diseluruh lingkungan kerja, baik perkantoran, rumah sakit, pabrik, sekolah-sekolah, perguruan tinggi, maupun militer. Pengertian Kegiatan K3 adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan manusia baik jasmani maupun rohani serta karya dan budayanya yang tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya.(1)

2.1.1 Hal-hal yang Berhubungan Pelaksanaan K3 Perkantoran Gedung BertingkatAda beberapa hal penting yang harus mendapatkan perhatian sehubungan dengan pelaksanaan K3 perkantoran, yang pada dasarnya harus memperhatikan 2 (dua) hal yaitu indoor dan outdoor, yang kalau diurai seperti dibawah ini : (,5,)1. Konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanaannya.2. Jaringan elektrik dan komunikasi.3. Kualitas udara.4. Kualitas pencahayaan.5. Display unit (tata ruang dan alat).6. Hygiene dan sanitasi.7. Psikososial.8. Pemeliharaan.9. Penggunaan Komputer.

2.1.2 Permasalahan K3 Perkantoran Gedung Bertingkat1. Indoor(7)a. Konstruksi gedung:1) Disain arsitektur (aspek K3 diperhatikan mulai dari tahap perencanaan).2) Seleksi material, misalnya tidak menggunakan bahan yang membahayakan seperti asbes dll.3) Seleksi dekorasi disesuaikan dengan asas tujuannya misalnya penggunaan warna yang disesuaikan dengan kebutuhan.4) Tanda khusus dengan pewarnaan kontras/kode khusus untuk objek penting seperti perlengkapan alat pemadam kebakaran, tangga, pintu darurat dll. (peta petunjuk pada setiap ruangan/unit kerja/tempat yang strategis misalnya dekat lift dll, lampu darurat menuju exit door).

b. Kualitas Udara:1) Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang termometer ruangan.2) Kontrol terhadap polusi3) Pemasangan Exhaust Fan (perlindungan terhadap kelembaban udara).4) Pemasangan stiker, poster dilarang merokok.5) Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi udara masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan pemeliharaan secara berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol mikrobiologi serta distribusi udara untuk pencegahan penyakit Legionairre Diseases .6) Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor).7) Misalnya untuk indoor: penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu, bau dll.

2. Outdoor(8)a. Disain dan konstruksi tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dll.b. Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika AC mati.c. Pemasangan fan di dalam lift.d. Kualitas Pencahayaan (penting mengenali jenis cahaya):1) Mengembangkan sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan untuk membantu menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. (secara berkala diukur dengan Luxs Meter)2) Membantu penampilan visual melalui kesesuaian warna, dekorasi dll.3) Menegembangkan lingkungan visual yang tepat untuk kerja dengan kombinasi cahaya (agar tidak terlalu cepat terjadinya kelelahan mata).4) Perencanaan jendela sehubungan dengan pencahayaan dalam ruang.5) Penggunaan tirai untuk pengaturan cahaya dengan memperhatikan warna yang digunakan.6) Penggunaan lampu emergensi (emergency lamp) di setiap tangga.e. Jaringan elektrik dan komunikasi (penting agar bahaya dapat dikenali):1) Internala) Over voltage (Kelebihan Tegangan Pada masing-masing Sumber AC)b) Hubungan pendekc) Induksid) Arus berlebihe) Korosif kabelf) Kebocoran instalasig) Campuran gas eksplosif2) Eksternala) Faktor mekanik.b) Faktor fisik dan kimia.c) Angin dan pencahayaan (cuaca)d) Binatang pengerat bisa menyebabkan kerusakan sehingga terjadi hubungan pendek.e) Manusia yang lengah terhadap risiko dan SOP.f) Bencana alam atau buatan manusia.

2.1.3 Persyaratan Kesehatan di Perkantoran Gedung Bertingkat(9)1. Air Bersiha. PersyaratanMemenuhi persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan kepmenkes no. 907/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.

b. Tata cara pelaksanaan.1) Air bersih dapat diperoleh dari PAM, sumber air tanah atau sumber lain yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan.2) Distribusi harus menggunakan perpipaan.3) Sumber air bersih dan saran distribusinya harus bebas dari pencemaran fisik, kimia, dan bakteriologis.4) Sampel air bersih untuk pemeriksaan lab diambil dari sumber atau bak penampungan dan dari kran terjauh, diperiksa minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

2. Udara RuanganPenyehatan udara ruangan adalah upaya yang dilakukan agar suhu dan kelembaban, debu, pertukaran udara, bahan pencemar dan mikroba di ruang kerja memenuhi persyaratan kesehatan.a. Suhu dan KelembabanAgar ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:1) Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.2) Bila suhu > 280C perlu menggunakan alat penata udara seperti Air Conditioner (AC), kipas angin, dan lain-lain3) Bila suhu udara luar < 180C perlu menggunkan pemanas ruangan4) Bila kelembaban ruang kerja :a) > 60% perlu menggunakan alat dehumidifier.b) < 40% perlu menggunakan alat humidifier (misalnya: mesin pembentuk aerosol).b. Debu.Agar kandungan debu di dalam ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan kesehatan maka perlu dilakukan upaya sebagai berikut:1) Kegiatan membersihkan ruang kerja perkantoran dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan kain pel basah atau pompa hampa (vacuum pump).2) Pembersihan dinding dilakukan secara periodik 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun dan dicat 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.3) Sistem ventilasi yang memenuhi syarat.c. Pertukaran Udara.Agar pertukaran udara ruang perkantoran dapat berjalan dengan baik, perlu dilakukan upaya sebagai berikut:1) Untuk ruangan kerja yang ber AC harus memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas lantai.2) Ruang ber AC secara periodik harus dimatikan dan diupayakan mendapat pergantian udara secara alamiah dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela atau dengan kipas angin.3) Membersihkan saringan atau filter udara AC secara periodek sesuai ketentuan pabrik.d. Gas Pencemar.Agar kandungan gas pencemar dalam ruangan kerja perkantoran tidak melebihi konsentrasi maksimal, maka perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:1) Pertukaran udara ruang diupayakan dapat berjalan dengan baik.2) Ruang kerja tidak berhubungan langsung dengan dapur.3) Dilarang merokok di dalam ruang kerja.4) Tidak menggunakan bahan bangunan yang mengeluarkan bau yang menyengat.

e. Mikroba.Agar angka kuman di dalam ruang tdak melebihi batas persyaratan, perlu dilakukan beberapa tindakan sebagai berikut:1) Keryawan yang menderita penyakit yang ditularkan melalui udara untuk sementara waktu tidak boleh bekerja.2) Lantai dibersihkan dengan antiseptik.3) Memelihara sistem ventilasi agar berfungsi dengan baik.4) Memelihara sistem AC sentral.

3. Limbaha. Limbah padat/sampah Adalah sebuah buangan yang berbentuk padat termasuk buangna yang berasal dari kegiatan perkantoran.1) Setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya serta dilengkapi dengan penutup.2) Sampah kering dan sampah basah ditampung dalam tempat yang terpisah.3) Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang memenuhi syarat.4) Membersihkan ruang dan lingkungan perkantoran minimal 2 (dua) kali sehari.5) Mengumpulkan sampah kering dan basah pada tempat yang berlainan dengan menggunakan kantong plastik warna hitam.6) Mengamankan limbah padat sisa kegiatan perkantoran.b. Limbah cair adalah buangan yang berbentuk cair termasuk tinja.1) Kualitas effluen harus memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.2) Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat mengalir dengan lancar dan tidak menimbulkan bau.3) Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan lebih dahulu sebelum dibuang kelingkungan minimal dengan septik tank.

4. Pencahayaan.a. Jumlah penyinaran pada bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.b. Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.c. Agar memenuhi persyaratan kesehatan, perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:1) Pencahayaan alam atau buatan diupayakan tidak menimbulkan kesilauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya.2) Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola lampu harus sering dibersihkan.3) Bola lampu yang tidak berfungsi dengan baik segera diganti.

5. Vektor penyakita. Tata cara pelaksanaan:1) Pengendalian secara fisika.a) Konstruksi bangunan tidak memungkinkan masuk dan berkembangbiaknya vektor reservoar penyakit kedalam ruang kerja dengan memasang alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan tikus.b) Menjaga kebersihan lingkungan, sehingga tidak terjadi penumpukan sampah dan sisa makanan.c) Pengaturan peralatan dan arsip secara teratur.d) Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus.2) Pengendalian dengan bahan kimia. Yaitu dengan melakukan: penyemprotan, pengasapan, memasang umpan, abatesasi pada penampungan air bersih.

6. Ruang dan Bangunana. Bangunan kuat, terpelihara, bersih, dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan.b. Lantai terbuat dari bahan ang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, dan bersih.c. Setiap orang mendapatkan ruang udara minimal 10 m3 / karyawan.d. Dinding bersih dan berwarna terang, permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kedap air.e. Langit-langit kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal 2,50 m dari lantai.f. Atap kuat dan tidak bocor.g. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai.

7. Toilet.Toilet karyawan wanita dan pria terpisah. Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban, dan peratusan sesuai dengan jumlah karyawan.

8. Instalasia. Instalasi adalah penjaringan pipa/kabel untuk fasilitas listrik, air limbah, air bersih, telepon dan lain-lain yang diperlukan untuk menunjang kegiata industri.b. Persyaratan.1) Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, air hujan harus dapat menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan teknis berlaku.2) Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10 m atau lebih tinggi dari bangunan lain disekitarnya harus dilengkapi dengan penangkal petir.c. Tata cara pelaksanaan1) Instalasi untuk masing-masing peruntukan sebaiknya menggunakan kode warna dan label.2) Diupayakan agar tidak terjadi hubungan silang dan aliran balik antara jaringan distribusi air limbah dengan menggunakan air bersih sesuai dengan ketentuan yang berlaku.3) Jaringan instalasi agar ditata sedemikian rupa agar memenuhi syarat estetika.4) Jaringan instalasi tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus.

9. Food safetyDiluar dari kepmenkes no. 1405/MenKes/SK/XI/2002, maka ada aspek lain yang patut menjadi perhatian kita yaitu food safety, karena:a. Keamanan pangan menjadi issue yang cukup penting di perkantoran, karena semua pekerja setidaknya makan siang di kantor, dengan membeli dari food court yang ada.b. Kemudian adanya petugas cleaning services yang sekaligus bertugas menyediakan makanan dan minuman bagi pekerja, sudah dikatagorikan sebagai foohandler.c. Karena itu seiring dengan tugas tim office hygiene tadi, maka penerapan kepmenkes no. 715/MENKES/SK/V/2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi jasaboga perlu mendapatkan perhatian, salah satunya adalah pelatihan bagi foodhandler dan supervisor kantin.

2.1.4 Rekomendasi Kesehatan di Perkantoran Gedung Bertingkat(10)1. Penggunaan central stabilizer untuk menghindari over/under voltage.2. Penggunaan stop kontak yang sesuai dengan kebutuhan (tidak berlebihan) hal ini untuk menghindari terjadinya hubungan pendek dan kelebihan beban.3. Pengaturan tata letak jaringan instalasi listrik termasuk kabel yang sesuai dengan syarat kesehatan dan keselamatan kerja.4. Perlindungan terhadap kabel dengan menggunakan pipa pelindung.5. Kontrol terhadap kebisingan:a. Idealnya ruang rapat dilengkapi dengan dinding kedap suara.b. Di depan pintu ruang rapat diberi tanda harap tenang, ada rapat .6. Dinding isolator khusus untuk ruang genset.7. Hal-hal lainnya sudah termasuk dalam perencanaan konstruksi gedung dan tata ruang.8. Display unit (tata ruang dan letak):a. Petunjuk disain interior supaya dapat bekerja fleksibel, fit, luas untuk perubahan posisi, pemeliharaan dan adaptasi.b. Konsep disain dan dan letak furniture (1 orang/2 m?).c. Ratio ruang pekerja dan alat kerja mulai dari tahap perencanaan.d. Perhatikan adanya bahaya radiasi, daerah gelombang elektromagnetik.e. Ergonomik aspek antara manusia dengan lingkungan kerjanya.f. Tempat untuk istirahat dan shalat.g. Pantry dilengkapi dengan lemari dapur.h. Ruang tempat penampungan arsip sementara.i. Workshop station (bengkel kerja).

9. Hygiene dan Sanitasi:a. Ruang kerja1) Memelihara kebersihan ruang dan alat kerja serta alat penunjang kerja.2) Secara periodik peralatan/penunjang kerja perlu di up grade.b. Toilet/Kamar mandi1) Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.2) Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet duduk, larangan berupa gambar dll.3) Penyediaan bak sampah yang tertutup.4) Lantai kamar mandi diusahakan tidak licin.c. Kantin1) Memperhatikan personal hygiene bagi pramusaji (penggunaan tutup kepala, celemek, sarung tangan dll).2) Penyediaan air mengalir dan sabun cair.3) Lantai tetap terpelihara.4) Penyediaan makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Pengolahannya tidak menggunakan minyak goreng secara berulang.5) Penyediaan bak sampah yang tertutup.6) Secara umum di setiap unit kerja dibuat poster yang berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja.10. Psikososiala. Petugas keamanan ditiap lantai.b. Reporting system (komunikasi) ke satuan pengamanan.c. Mencegah budaya kekerasan ditempat kerja yang disebabkan oleh :1) Budaya nrimo.2) Sistem pelaporan macet.3) Ketakutan melaporkan.4) Tidak tertarik/cuek dengan lingkungan sekitar.d. Semua hal diatas dapat diatasi melalui pembinaan mental dan spiritual secara berkala minimal sebulan sekali.e. Penegakan disiplin ditempat kerja.f. Olah raga di tempat kerja, sebelum memulai kerja.g. Menggalakkan olah raga setiap jumat11. Pemeliharaana. Melakukan walk through survey tiap bulan/triwulan atau semester, dengan memperhitungkan risiko berdasarkan faktor-faktor konsekuensi, pajanan dan kemungkinan terjadinya.b. Melakukan corrective action apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan.c. Pelatihan tanggap darurat secara periodik bagi pegawai.d. Pelatihan investigasi terhadap kemungkinan bahaya bom/kebakaran/demostrasi/ bencana alam serta Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bagi satuan pengaman.

12. Aspek K3 perkantoran (tentang penggunaan komputer)a. Pergunakan komputer secara sehat, benar dan nyaman :b. Hal-hal yang harus diperhatikan :c. Memanfaatkan kesepuluh jari.d. Istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap 15-20 menit.e. Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja.f. Lakukan peregangan.g. Sudut lampu 45 derajat.h. Hindari cahaya yang menyilaukan, cahaya datang harus dari belakang.i. Sudut pandang 15 derajat, jarak layar dengan mata 30 50 cm.j. Kursi ergonomis (adjusted chair).k. Jarak meja dengan paha 20 cml. Senam waktu istirahat.m. Perlu membuat leaflet/poster yang berhubungan dengan penggunaan komputer disetiap unit kerja.n. Mengusulkan pada Pusat Promosi Kesehatan untuk membuat poster/leaflet.o. Penggunaan komputer yang bebas radiasi (Liquor Crystal Display).

2.2 KETERSEDIAAN OBAT P3K DI TEMPAT-TEMPAT KERJA GEDUNGP3K merupakan pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan. P3K sendiri ditujukan untuk memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.(11)Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1969 Pasal 19: Setiap badan, lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus menyediakan apotik atau pos P3K sendiri, memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan, lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya dan mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K. (11)Dalam upaya pengawasan P3K maka perlu tersedia fasilitas dan personil P3K.Fasilitas dapat berupa kotak P3K, isi kotak P3K, buku pedoman, ruang P3K, perlengkapan P3K (alat perlindungan, alatdarurat, alat angkut dan transportasi).Personil terdiri dari penanggung jawab: petugas P3K yang telah menerima sertifikat pelatihan P3K ditempat kerja. (11)Rekomendasi minimum failitas yang tersedia dalam kotak P3K tipe I yaitu kasa steril terbungkus, perban (lebar 5 cm), perban (lebar 7,5 cm), plester (lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25 gram), perban segitiga/mettela, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai, masker, aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku panduan P3K umum, buku catatan, daftar isi kotak. Sedangkan pada kotak P3K tipe II terdiri dari kasa steril terbungkus, perban (lebar 5 cm), perban (lebar 7,5 cm), plester (lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25 gram), perban segitiga/mettela, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai, masker, bidai, pinset, lampu senter, sabun, kertas pembersih (Cleaning Tissue), aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku panduan P3K umum. (11)Secara umum penentuan jenis dan jumlah kotak yang disediakan tergantung dari jumlah pekerja.(11)

Tabel 1. Jumlah kotak P3K tiap unit kerja

Untuk jumlah personil P3K sendiri ditentukan oleh faktor risiko bahaya di tempat kerja dan jumlah pekerja.(11)

Tabel 2. Jumlah petugas P3K2.3 MANAJEMEN KEBAKARAN Kebakaran terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar, faktor-faktor tersebut dibagi menjadi tiga (Hasibuan, 2003), yaitu:1. Faktor manusia: lalai, iri, dendam, kurangnya pengetahuan akan bahaya api, disengaja, motif asuransi, perampokan/pencurian/penjarahan, sakit jiwa, dan lain-lain.2. Faktor hewan: seperti kucing, tikus, dan lain-lain.3. Faktor alam: kemarau, angin puting beliung, petir, gunung meletus, dan lain-lain.

Klasifikasi kebakaranDi Indonesia, kebakaran diklasifikasikan menjadi (Hasibuan, 2003):1. Kelas A : kebakaran bahan padat mudah terbakar, contoh: kayu, kertas, plastik, kulit.2. Kelas B : kebakaran jenis cairan dan gas, contoh: minyak, gas LPG, LNG, dan lain-lain.3. Kelas C : kebakaran peralatan listrik bermuatan, contoh: genset, trafo, AC, dan lain-lain.4. Kelas D : kebakaran jenis logam, contoh: aluminium, sodium, potasium, dan lain-lain.

Prinsip-prinsip pemadaman kebakaranPemadaman kebakaran disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Jika terdapat kesulitan, maka dapat dikombinasikan dengan prinsip-prinsip berikut ini:1. Smothering : cara memadamkan kebakaran dengan cara menutupi bagian yang terbakar, yang bertujuan untuk menghilangkan O2.2. Starvation : cara memdamkan kebakaran dengan cara mengurangi, mengambil, atau menghilangkan bahan yang terbakar.3. Cooling : cara memdamkan kebakaran dengan menurunkan suhu (mendinginkan) bahan yang terbakar sehingga temperatur turun dan api padam karena panas tidak memenuhi syarat untuk terbakar.4. Chain reaction : cara memadamkan kebakaran dengan cara memutus rantai reaksi kimia.5. Emulsification : cara memadamkan kebakaran dengan menumpuk/ mengumpulkan bahan.6. Disolvitation : cara memadamkan kebakaran dengan cara melarutkan bahan yang terbakar ke dalam air.(Hasibuan, 2003)

Alat Pemadam Kebakaran1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) / Fire extinguisher: alat yang berisi bahan pemadam api yang memiliki tekanan, baik dalam bentuk cartridge maupun dalam bentuk store pressure.2. Hidran kebakaran: terbagi menjadi dua berdasarkan letak penempatannya, yaitu hidran halaman dan hidran gedung.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN3.1.1 LokasiLokasi survei kesehatan dan keselamatan kerjaNama Tempat: Gedung Rektorat UNHASAlamat: Jalan Perintis Kemerdekaan Km 10, Makassar, Sulawesi Selatan

3.1.2 WaktuWaktu pelaksanaan yaitu 15 19 Juni 2015 dengan agenda sebagai berikut.

No.TanggalKegiatan

1.2.3.

4.5.6.7.

8.

15 Juni 201515 Juni 2015

1 Juni 20151 Juni 201517 Juni 201518 Juni 201518 Juni 2015

19 Juni 2015Melapor ke bagian K3Pembuatan proposal Walk Through SurveyKoreksi proposalPengarahan kegiatanWalk Through SurveyWalk Through SurveyPembuatan laporanWalk Through Survey Presentasi laporanWalk Through Survey

3.2 BAHAN DAN CARA3.2.1 Alat dan BahanAdapun peralatan yang diperlukan untuk melakukanwalk through survey(survei jalan sepintas) dengan menggunakan alat-alat tambahan antara lain:1). Alat tulis menulisBerfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survei jalan sepintas2). KameraBerfungsi sebagai alat untuk memotret keadaan yang terjadi dan untuk mengidentifikasi sumber bahaya selama survei jalan sepintas3). Check ListBerfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai survei jalan sepintas yang dilakukan.

3.2.2 CaraKami merencanakan untuk memantau dan mengidentifikasi aspek keselamatan dan kesehatan kerja tukang meubel pada tempat-tempat umum Pemantauan ini dilakukan dengan metodewalk through surveydengan menggunakancheck listdan wawancara.0. 0. Prosedur / Langkah Pemeriksaan1. Memberikan surat pengantar kepada 2. Izin melakukan pemeriksaan kepada pemilik atau penanggung jawab di 3. Setelah mendapat izin, lalu lakukan pemeriksaan awal pada 4. Pada saat pemeriksaan, diperiksa tempat-tempat dan bahan yang berbahaya bagi pekerja5. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan check list aspek kesehatan dan keselamatan kerja yang telah dipersiapkan6. Tarik kesimpulan dari hasil kegiatan pemeriksaan yang telah dilakukan7. Membuatkan laporan hasil kegiatan pemeriksaan

3.3 BIAYABiaya yang digunakan pada survei ini adalah swadaya.

LAMPIRANCHECK LIST ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA KANTOR GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL4.1.1 PEGAWAI KANTOR4.1.1.1 Hazard Lingkungan Kerjaa. Faktor fisik : layar computerb. Faktor biologis : tidak adac. Faktor ergonomic : posisi duduk yang lamad. Faktor psikososial : jadwal kerja, beban kerja dan gaji4.1.1.2 Alat kerja yang digunakan : Komputer, pulpen, pensil, kertas, printer4.1.1.3 Alat pelindung diri yang digunakan : tidak ada4.1.1.4 Ketersediaan obat p3k : tidak ada4.1.1.5 Pemeriksaan kesehatan : ada4.1.1.6 Adanya keluhan kesehatan : ada4.1.1.7 Pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkan : ada4.1.1.8 Peraturan perusahaan tentang k3 : ada4.1.1.9 Konstruksi bangunan : baik 4.1.1.10 Manajemen kebakaran : ada berupa APAR.

4.1.2 SATPAM4.1.2.1 Hazard Lingkungan Kerjaa. Faktor fisik : tidak adab. Faktor biologis : tidak adac. Faktor ergonomic : posisi berdiri yang lamad. Faktor psikososial : jadwal kerja, beban kerja dan gaji4.1.2.2 Alat kerja yang digunakan : alat telekmounikasi, pulpen, kertas4.1.2.3 Alat pelindung diri yang digunakan : tidak ada4.1.2.4 Ketersediaan obat p3k : tidak ada4.1.2.5 Pemeriksaan kesehatan : ada4.1.2.6 Adanya keluhan kesehatan : ada4.1.2.7 Pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkan : ada4.1.2.8 Peraturan perusahaan tentang k3 : ada4.1.2.9 Konstruksi bangunan : baik 4.1.2.10 Manajemen kebakaran : ada berupa APAR.

4.1.3 CLEANING SERVICE4.1.3.1 Hazard Lingkungan Kerjaa. Faktor fisik : zat kimiawib. Faktor biologis : tidak adac. Faktor ergonomic : posisi berdiri yang lamad. Faktor psikososial : jadwal kerja, beban kerja dan gaji4.1.3.2 Alat kerja yang digunakan : Alat sapu, pel, ember, sarung tangan, masker4.1.3.3 Alat pelindung diri yang digunakan : ada4.1.3.4 Ketersediaan obat p3k : tidak ada4.1.3.5 Pemeriksaan kesehatan : ada4.1.3.6 Adanya keluhan kesehatan : ada4.1.3.7 Pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkan : ada4.1.3.8 Peraturan perusahaan tentang k3 : ada4.1.3.9 Konstruksi bangunan : baik 4.1.3.10 Manajemen kebakaran : ada berupa APAR.

4.1.4 BAGIAN DAPUR4.1.4.1 Hazard Lingkungan Kerjaa. Faktor fisik : tidak adab. Faktor biologis : tidak adac. Faktor ergonomic : posisi duduk yang lamad. Faktor psikososial : jadwal kerja, beban kerja dan gaji4.1.4.2 Alat kerja yang digunakan : Panci, termos, piring, sendok,4.1.4.3 Alat pelindung diri yang digunakan : celemek4.1.4.4 Ketersediaan obat p3k : tidak ada4.1.4.5 Pemeriksaan kesehatan : ada4.1.4.6 Adanya keluhan kesehatan : tidak ada4.1.4.7 Pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkan : ada4.1.4.8 Peraturan perusahaan tentang k3 : ada4.1.4.9 Konstruksi bangunan : baik 4.1.4.10 Manajemen kebakaran : ada berupa APAR.

4.2 PEMBAHASAN4.2.1 PEGAWAI KANTOR4.2.1.1 Hazard Lingkungan Kerjaa. Faktor Fisik:Hazard fisik radiasi disebabkan oleh komputer yang digunakan oleh staf. Dari hasil survey didapatkan rata-rata layar computer cukup terang contrast/brightness nya sehingga dapat memancarkan radiasi berlebih dan posisi duduk staff saat bekerja di depan komputer jaraknya sangat dekat hanya sampai saat ini belum ada keluhan dari staff.b. Faktor biologisHazard biologi tidak ditemukan pada ruang kantor gedung rektorat UNHAS.

c. Faktor kimiaDari hasil survey didapatkan beberapa ruangan yang pemakaiannya tidak tiap hari sehingga dibeberapa bagian ruangan didapatkan debu yang menempel cukup tebal sehingga berpotensi sebagai penyebab penyakit.d. Faktor ergonomisHazard ergonomi dipengaruhi oleh posisi bekerja pada staff. Dari hasil survey didapatkan bahwa staff rawan terhadap hazard ergonomi akibat duduk sewaktu bekerja. Dari hasil survey didapatkan staff sering bekerja dengan posisi duduk yang terlalu lama dan bias memakan waktu berjam-jam duduk dengan posisi yang sama saat bekerja. e. Faktor psikososialHazard psikososial dipengaruhi oleh jadwal bekerja pada staff, hubungan antara sesama petugas, atasan dan bawahan, beban kerja dan gaji yang dibayar. Semua hal yang terdapat dalam hazard psikososial ini berkaitan dengan emosional staff, sehingga harus diperhatikan agar tercipta keadaan aman dalam bekerja Dari hasil survey didapatkan bahwa staff terhindar dari hazard psikososial karena masing-masing staff memiliki tugas masing-masing dan waktu bekerja yang sesuai dengan gaji yang didapatkan. Dari segi hubungan antara pekerja, pihak atasan dan pihak bawahan dikatakan baik dan tidak mengganggu pekerjaan staff.

4.2.1.2 Alat kerja yang digunakanAlat yang digunakan pada staff kebanyakan ATK dan perlengkapan lain seperti komputer dll. Dari hasil survei, alat yang digunakan adalah acceptable dan masih bagus dan seringkali digunakan tanpa sebarang masalah.

4.2.1.3 Alat pelindung diri yang digunakanTidak ada alat pelindung diri yang digunakan khusus oleh petugas administrasi

4.2.1.4 Ketersediaan obat p3kBerdasarkan hasil survey, didapatkan obat P3K tidak disediakan di tempat kerja. Hal ini karena jika terjadi sebarang kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, petugas akan segera dikirim dan dirawat di Unit Poliklinik untuk dirawat oleh dokter dan perawat yang bertugas di situ.

4.2.1.5 Pemeriksaan kesehatanBerdasarkan survey yang dilakukan didapatkan staff telah diberikan kemudahan dengan melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan berkala khusus yang dilakukan setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan petugas amat dititikberatkan karena ia bisa mempengaruhi petugas dalam melakukan pekerjaan mereka.

4.2.1.6 Adanya keluhan kesehatanDari hasil survey didapatkan pernah staff yang mengeluh terdapat keluhan di matanya akibat hembusan dari AC yang terlalu deras sehingga membuat matanya cepat kering. Selain itu, keluhan mengenai low back pain ada juga dikeluhakan terutama pada petugas dari golongan dengan usia lanjut walaupun cuma sesekali.

4.2.1.7 Pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkanDari hasil survey didapatkan staff belum pernah diberikan pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) daripada pihak kampus hanya berupa aturan K3 biasa saja. Pelatihan ini sebaiknya dilakukan minimal sekali dalam setahun. Pelatihan ini sekaligus dapat membantu petugas-petugas tersebut mendapat pengetahuan mengenai keselamatan mereka sewaktu bekerja.

4.2.1.8 Peraturan perusahaan tentang k3Berdasarkan survey yang dilakukan didapatkan terdapat peraturan dari pimpinan atau pemerintah dari kampus untuk mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

4.2.1.9 Konstruksi bangunanDari hasil survey didapatkan bangunan gedung rektorat UNHAS memiliki dinding yang dicat. Kondisi lantai baik (tidak licin dan tidak miring). Ruangan-ruangan dilengkapi dengan pintu dan ventilasi yang baik.

4.2.1.10 Manajemen kebakaranDari hasil survey didapatkan bahwa seluruh lantai di gedung rektorat UNHAS dilengkapi dengan APAR. Para pekerja mengetahui cara penggunaannya. Gedung rektorat UNHAS tidak dilengkapi dengan alarm kebakaran, rambu evakuasi dan tempat berkumpul.

CHECKLIST PEGAWAI KANTOR

TABEL 1. FAKTOR HAZARDHAZARD LINGKUNGAN KERJA

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1Faktor fisik a. Kebisinganb. Getaranc. Tekanand. Temperature. Radiasif. Iklim/cuaca

Sumber : computer

2.Faktor kimia a. Jenis bahan: b. Nama Bahan :

3.Faktor ergonomika. Posisi tubuh saat bekerjab. Cara kerjac. Alat kerjad. Ketata rumahtanggaan

Kursi dan meja disesuaikan dengan prinsip ergonomis.Peralatan kerja tertata rapi.

4.Faktor biologia. Sumber :b. Penyebab : 1. Bakteri2. Virus3. JamurLain-lain:

5.Faktor psikososiala. Jadwal pekerjab. Hubungan interpersonalc. Beban kerjad. Kemampuane. Pendapatanf. Lain-lainSudah dijadwalkan dari jam 07.00-1.00Hubungan baik antarpekerjaTergantung dari jumlah permintaanKemampuan terlatih, ada sekolah khususSesuai golonganTidak Ada

TABEL 2. ALAT KERJA YANG DIGUNAKANALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.Alat tulisKomputer/laptop/mesin ketikMejaKursiMesin fotokopiGuntingPelubang kertasStaplerPisau pemotong/cutterLemari/rakTeleponLampu Sumber listrikKipas angin/ACTempat sampah

TABEL 3. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKANALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu menggunakan alat pelindung diri untuk bekerja?a. Penutup kepalab. Penutup muka / maskerc. Penutup matad. Penutup telingae. Seragam / pakaian f. Sarung Tangan g. Penutup sepatu

TABEL 4. KETERSEDIAAN OBAT P3KKETERSEDIAAN OBAT P3K

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.

4.Apakah tersedia kotak P3K?Apakah tersedia isi kotak P3K?a. Verbandb. Betadinec. Plesterd. Cairan antiseptike. Obat antiseranggaf. Kasa (steril dan non-steril)

Apakah pekerja tahu manfaat kotak P3K?Apakah pekerja tau letak kotak P3K?

TABEL 5. PEMERIKSAAN KESEHATANPEMERIKSAAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu sering memeriksakan kesehatan secara berkala?

a. Pemeriksaan kesehatanb. Pemeriksaan kesehatan awalc. Pemeriksaan kesehatan berkalad. Pemeriksaan kesehatan khusus

Pemeriksaan kehamilan (test pack) pada wanita dan pemeriksaan urin pada pria.

TABEL 6. ADANYA KELUHAN KESEHATANADANYA KELUHAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah kamu sering sakit akibat dari pekerjaanmu?

1. Kulit2. Pernapasan3. Mata4. Telinga5. Pencernaan6. Jantung7. Berkemih 8. Saraf9. Reproduksi Apakah mendapat izin kunjungan klinik atau balai pengobatan?Jenis keluhan atau sakit yang paling sering?

Sumber: mata terkena hembusan AC secara langsung

Gangguan mata

TABEL 7. PENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKANPENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.3.Apakah kamu pernah mendengar pelatihan atau penyuluhan tentang kesehatan keselamatan kerja?Apakah pernah mendapat perlatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja?Apakah ada pemantauan hazard?

TABEL 8. PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3

PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah ada peraturan yang ditetapkan oleh instansi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Sumber : Ditemukan APAR di setiap ruangan, ada pemeriksaan rutin kesehatan terutama Mahasiswa-nya

TABEL 9. KONSTRUKSI BANGUNANKONSTRUKSI BANGUNANAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.4.Keadaan dinding:a. cat dinding b. retak pada dinding

Keadaan lantai:a. apakah permukaan lantai licin?b. apakah permukaan lantai miring?

Apakah terdapat ventilasi?Apakah terdapat pintu?

Sumber : Ada beberapa bagian dinding yang retak disetiap ruangan tapi tidak banyak.

TABEL 10. MANAJEMEN KEBAKARANMANAJEMEN KEBAKARAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah ada rambu-rambu bahaya (APAR, alarm kebakaran) :a. Apakah ada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)?b. Jika ada, di mana letak APAR?c. Apakah pekerja mengetahui cara penggunaan APAR?d. Apakah ada alarm apabila terjadi kebakaran?Apakah ada rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

Jika ya, apakah pekerja mengetahui rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

Sumber : Disetiap ruangan.

4.2.2 SATPAM4.2.2.1 Hazard Lingkungan Kerjaa. Faktor Fisik:Hazard fisik tidak ditemukan pada petugas satpamb. Faktor biologis Hazard biologi tidak ditemukan pada ruang kantor gedung rektorat UNHAS.

c. Faktor kimia Dari hasil survey didapatkan beberapa ruangan yang pemakaiannya tidak tiap hari sehingga dibeberapa bagian ruangan didapatkan debu yang menempel cukup tebal sehingga berpotensi sebagai penyebab penyakit.

d. Faktor ergonomisHazard ergonomi dipengaruhi oleh posisi bekerja pada staff. Dari hasil survey didapatkan bahwa staff rawan terhadap hazard ergonomi akibat duduk sewaktu bekerja. Dari hasil survey didapatkan staff sering bekerja dengan posisi berdiri yang terlalu lama dan bias memakan waktu berjam-jam duduk dengan posisi yang sama saat bekerja. e. Faktor psikososialHazard psikososial dipengaruhi oleh jadwal bekerja pada staff, hubungan antara sesama petugas, atasan dan bawahan, beban kerja dan gaji yang dibayar. Semua hal yang terdapat dalam hazard psikososial ini berkaitan dengan emosional staff, sehingga harus diperhatikan agar tercipta keadaan aman dalam bekerja Dari hasil survey didapatkan bahwa staff terhindar dari hazard psikososial karena masing-masing staff memiliki tugas masing-masing dan waktu bekerja yang sesuai dengan gaji yang didapatkan. Dari segi hubungan antara pekerja, pihak atasan dan pihak bawahan dikatakan baik dan tidak mengganggu pekerjaan staff.

4.2.2.2 Alat kerja yang digunakanAlat yang digunakan pada staff kebanyakan cuman alat telekomunikasi dan beberapa ATK. Dari hasil survei, alat yang digunakan adalah acceptable dan masih bagus dan seringkali digunakan tanpa sebarang masalah.

4.2.2.3 Alat pelindung diri yang digunakanTidak ada alat pelindung diri yang digunakan khusus oleh petugas administrasi

4.2.2.4 Ketersediaan obat p3kBerdasarkan hasil survey, didapatkan obat P3K tidak disediakan di tempat kerja. Hal ini karena jika terjadi sebarang kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, petugas akan segera dikirim dan dirawat di Unit Poliklinik untuk dirawat oleh dokter dan perawat yang bertugas di situ.

4.2.2.5 Pemeriksaan kesehatanBerdasarkan survey yang dilakukan didapatkan staff telah diberikan kemudahan dengan melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan berkala khusus yang dilakukan setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan petugas amat dititikberatkan karena ia bisa mempengaruhi petugas dalam melakukan pekerjaan mereka.

4.2.2.6 Adanya keluhan kesehatanDari hasil survey didapatkan pernah staff yang mengeluh terdapat keluhan di matanya akibat hembusan dari AC yang terlalu deras sehingga membuat matanya cepat kering. Selain itu, keluhan mengenai low back pain ada juga dikeluhakan terutama pada petugas dari golongan dengan usia lanjut walaupun cuma sesekali.

4.2.2.7 Pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkanDari hasil survey didapatkan staff belum pernah diberikan pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) daripada pihak kampus hanya berupa aturan K3 biasa saja. Pelatihan ini sebaiknya dilakukan minimal sekali dalam setahun. Pelatihan ini sekaligus dapat membantu petugas-petugas tersebut mendapat pengetahuan mengenai keselamatan mereka sewaktu bekerja.

4.2.2.8 Peraturan perusahaan tentang k3Berdasarkan survey yang dilakukan didapatkan terdapat peraturan dari pimpinan atau pemerintah dari kampus untuk mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

4.2.2.9 Konstruksi bangunanDari hasil survey didapatkan bangunan gedung rektorat UNHAS memiliki dinding yang dicat. Kondisi lantai baik (tidak licin dan tidak miring). Ruangan-ruangan dilengkapi dengan pintu dan ventilasi yang baik.

4.2.2.10 Manajemen kebakaranDari hasil survey didapatkan bahwa seluruh lantai di gedung rektorat UNHAS dilengkapi dengan APAR. Para pekerja mengetahui cara penggunaannya. Gedung rektorat UNHAS tidak dilengkapi dengan alarm kebakaran, rambu evakuasi dan tempat berkumpul.

CHECKLIST PEGAWAI KANTOR

TABEL 1. FAKTOR HAZARDHAZARD LINGKUNGAN KERJA

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1Faktor fisik g. Kebisinganh. Getarani. Tekananj. Temperaturk. Radiasil. Iklim/cuaca

2.Faktor kimia c. Jenis bahan: d. Nama Bahan :

3.Faktor ergonomike. Posisi tubuh saat bekerjaf. Cara kerjag. Alat kerjah. Ketata rumahtanggaan

Kursi dan meja disesuaikan dengan prinsip ergonomis.Peralatan kerja tertata rapi.

4.Faktor biologic. Sumber :d. Penyebab : 4. Bakteri5. Virus6. JamurLain-lain:

5.Faktor psikososialg. Jadwal pekerjah. Hubungan interpersonali. Beban kerjaj. Kemampuank. Pendapatanl. Lain-lainSudah dijadwalkan dari jam 07.00-1.00Hubungan baik antarpekerjaTergantung dari jumlah permintaanKemampuan terlatih, ada sekolah khususSesuai golonganTidak Ada

TABEL 2. ALAT KERJA YANG DIGUNAKANALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.3.4.5.6.

Alat tulisTeleponLampuKursiSumber listrikTempat sampah

TABEL 3. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKANALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu menggunakan alat pelindung diri untuk bekerja?h. Penutup kepalai. Penutup muka / maskerj. Penutup matak. Penutup telingal. Seragam / pakaian m. Sarung Tangan n. Penutup sepatu

TABEL 4. KETERSEDIAAN OBAT P3KKETERSEDIAAN OBAT P3K

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.

3.

4.Apakah tersedia kotak P3K?Apakah tersedia isi kotak P3K?a. Verbandb. Betadinec. Plesterd. Cairan antiseptike. Obat antiseranggaf. Kasa (steril dan non-steril)

Apakah pekerja tahu manfaat kotak P3K?Apakah pekerja tau letak kotak P3K?

TABEL 5. PEMERIKSAAN KESEHATANPEMERIKSAAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu sering memeriksakan kesehatan secara berkala?

a. Pemeriksaan kesehatanb. Pemeriksaan kesehatan awalc. Pemeriksaan kesehatan berkalad. Pemeriksaan kesehatan khusus

Pemeriksaan kehamilan (test pack) pada wanita dan pemeriksaan urin pada pria.

TABEL 6. ADANYA KELUHAN KESEHATANADANYA KELUHAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah kamu sering sakit akibat dari pekerjaanmu?

10. Kulit11. Pernapasan12. Mata13. Telinga14. Pencernaan15. Jantung16. Berkemih 17. Saraf18. Reproduksi Apakah mendapat izin kunjungan klinik atau balai pengobatan?Jenis keluhan atau sakit yang paling sering?

TABEL 7. PENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKANPENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.3.Apakah kamu pernah mendengar pelatihan atau penyuluhan tentang kesehatan keselamatan kerja?Apakah pernah mendapat perlatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja?Apakah ada pemantauan hazard?

TABEL 8. PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3

PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah ada peraturan yang ditetapkan oleh instansi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Sumber : Ditemukan APAR di setiap ruangan, ada pemeriksaan rutin kesehatan terutama Mahasiswa-nya

TABEL 9. KONSTRUKSI BANGUNANKONSTRUKSI BANGUNANAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.4.Keadaan dinding:a. cat dinding b. retak pada dinding

Keadaan lantai:c. apakah permukaan lantai licin?d. apakah permukaan lantai miring?

Apakah terdapat ventilasi?Apakah terdapat pintu?

TABEL 10. MANAJEMEN KEBAKARANMANAJEMEN KEBAKARAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah ada rambu-rambu bahaya (APAR, alarm kebakaran) :e. Apakah ada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)?f. Jika ada, di mana letak APAR?g. Apakah pekerja mengetahui cara penggunaan APAR?h. Apakah ada alarm apabila terjadi kebakaran?Apakah ada rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

Jika ya, apakah pekerja mengetahui rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

Sumber : Disetiap ruangan.

4.2.3 BAGIAN CLEANING SERVICE4.2.3.1 Hazard Lingkungan Kerjaa. Faktor Fisik:Hazard fisik yang ditemukan pada cleaning service itu tidak dapat ditemukanb. Faktor biologisHazard biologi di pengaruhi oleh debu dan udara kotor yang didapatkan lansung dari lingkungan yang dibersihkan misalnya toilet, ruang kantor yang berdebu dan tidak diapakai serta tempat sampah yang tidak beraturan.c. Faktor kimia Hazard kimia yang didapatkan berupa zat kimiawi yang dipakai untuk membersihkan. Setiap petugas cleaning service terpapar dengan bahan pembersih seperti sabun, detergen dan lain-laind. Faktor ergonomisHazard ergonomi dipengaruhi oleh posisi bekerja. Dari hasil survey didapatkan bahwa minimal kemungkinan adanya gangguan kesehatan akibat posisi bekerja pada cleaning service. Karena para petugas bekerja secara mobilisasi, yakni bergerak membersihkan dari satu tempat ke tempat yang lain, selain itu jumlah petugas cleaning service juga banyak, sehingga kalaupun ada gangguan kesehatan kemungkinan hanya kelelahan fisik saja.e. Faktor psikososialHazard psikososial dipengaruhi oleh jadwal bekerja pada petugas cleaning service, hubungan antara sesama petugas, beban kerja dan gaji yang dibayar. Semua hal yang terdapat dalam hazard psikososial ini berkaitan dengan emosional pekerja, sehingga harus diperhatikan agar tercipta keadaan aman dalam bekerja. Dari hasil survey didapatkan bahwa pekerja terhindar dari hazard psikososial karena masing-masing pekerja memiliki tugas masing-masing dan waktu bekerja yang sesuai dengan gaji yang didapatkan. Dari segi hubungan antara pekerja dikatakan baik dan tidak mengganggu pekerjaan para pekerja cleaning service.

4.2.3.2 Alat kerja yang digunakanAlat yang digunakan pada pekerja adalah sapu lantai, pel dan ember. Hanya 3 alat utama ini yang dipakai untuk membersihkan ruangan kantor dan membersihkan toilet. Terdapat juga alat seperti sapu kecil untuk debu yang di tembok dan rak-rak.4.2.3.3 Alat pelindung diri yang digunakanDari hasil survey didapatkan pada petugas cleaning service, terdapat alat pelindung diri yang digunakan berupa masker, sarung tangan, baju pelindung (celemek) dan pelindung kepala. Hal ini dapat menyebabkan kecelakan kerja jika cairan panas tumpah ke tubuh pekerja.

4.2.3.4 Ketersediaan obat p3kBerdasarkan hasil survey, didapatkan obat P3K tidak disediakan di tempat kerja. Hal ini karena jika terjadi sebarang kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, petugas akan segera dikirim dan dirawat di Unit Poliklinik untuk dirawat oleh dokter dan perawat yang bertugas di situ.

4.2.3.5 Pemeriksaan kesehatanBerdasarkan survey yang dilakukan didapatkan staff telah diberikan kemudahan dengan melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan berkala khusus yang dilakukan setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan petugas amat dititikberatkan karena ia bisa mempengaruhi petugas dalam melakukan pekerjaan mereka.

4.2.3.6 Adanya keluhan kesehatanDari hasil survey tidak didapatkan adanya keluhan kesehatan

4.2.3.7 Pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkanDari hasil survey didapatkan staff belum pernah diberikan pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) daripada pihak kampus hanya berupa aturan K3 biasa saja. Pelatihan ini sebaiknya dilakukan minimal sekali dalam setahun. Pelatihan ini sekaligus dapat membantu petugas-petugas tersebut mendapat pengetahuan mengenai keselamatan mereka sewaktu bekerja.

4.2.3.8 Peraturan perusahaan tentang k3Berdasarkan survey yang dilakukan didapatkan terdapat peraturan dari pimpinan atau pemerintah dari kampus untuk mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

4.2.3.9 Konstruksi bangunanDari hasil survey didapatkan bangunan gedung rektorat UNHAS memiliki dinding yang dicat. Kondisi lantai baik (tidak licin dan tidak miring). Ruangan-ruangan dilengkapi dengan pintu dan ventilasi yang baik. Dapur kecil

4.2.3.10 Manajemen kebakaranDari hasil survey didapatkan bahwa seluruh lantai di gedung rektorat UNHAS dilengkapi dengan APAR. Para pekerja mengetahui cara penggunaannya. Gedung rektorat UNHAS dilengkapi dengan alarm kebakaran, rambu evakuasi dan tempat berkumpul.

CHECKLIST CLEANING SERVICETABEL 1. FAKTOR HAZARDHAZARD LINGKUNGAN KERJA

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1Faktor fisik a. Kebisinganb. Getaranc. Tekanand. Temperature. Radiasif. Iklim/cuaca

2.Faktor kimia a. Jenis bahan: b. Nama Bahan :

Detergen dan sabun

3.Faktor ergonomika. Posisi tubuh saat bekerjab. Cara kerjac. Alat kerjad. Ketata rumahtanggaan

4.Faktor biologia. Sumber :b. Penyebab : 1. Bakteri2. Virus3. JamurLain-lain:

Dari lingkungan yang dibersihkan seperti tioilet

5.Faktor psikososiala. Jadwal pekerjab. Hubungan interpersonalc. Beban kerjad. Kemampuane. Pendapatanf. Lain-lainSesuai tempat tugas (pagi,siang,malam)Hubungan baik antarpekerjaTergantung dari jumlah permintaanKemampuan terlatih, ada latihan khususSesuai golonganTidak Ada

TABEL 2. ALAT KERJA YANG DIGUNAKANALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.3.4.5.

SapuPelEmberBerusKantong sampah

TABEL 3. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKANALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu menggunakan alat pelindung diri untuk bekerja?a. Penutup kepalab. Penutup muka / maskerc. Penutup matad. Penutup telingag. Seragam / pakaian h. Sarung Tangan i. Penutup sepatuj. Celemek

TABEL 4. KETERSEDIAAN OBAT P3KKETERSEDIAAN OBAT P3K

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

4.

Apakah tersedia kotak P3K?

Apakah tersedia isi kotak P3K?a. Verbandb. Betadinec. Plesterd. Cairan antiseptike. Obat antiseranggaf. Kasa (steril dan non-steril)

Apakah pekerja tahu manfaat kotak P3K?

Apakah pekerja tau letak kotak P3K?

TABEL 5. PEMERIKSAAN KESEHATANPEMERIKSAAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu sering memeriksakan kesehatan secara berkala?

a. Pemeriksaan kesehatanb. Pemeriksaan kesehatan awalc. Pemeriksaan kesehatan berkalad. Pemeriksaan kesehatan khusus

TABEL 6. ADANYA KELUHAN KESEHATANADANYA KELUHAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah kamu sering sakit akibat dari pekerjaanmu?1. Kulit2. Pernapasan3. Mata4. Telinga5. Pencernaan6. Jantung7. Berkemih 8. Saraf9. Reproduksi Apakah mendapat izin kunjungan klinik atau balai pengobatan?

Jenis keluhan atau sakit yang paling sering?

.

TABEL 7. PENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKANPENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah kamu pernah mendengar pelatihan atau penyuluhan tentang kesehatan keselamatan kerja?

Apakah pernah mendapat perlatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja?

Apakah ada pemantauan hazard?

TABEL 8. PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3

PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah ada peraturan yang ditetapkan oleh instansi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Sumber: ditemukan APAR di setiap ruangan, ada pemeriksaan rutin kesehatan, terutama mahasiswa

TABEL 9. KONSTRUKSI BANGUNANKONSTRUKSI BANGUNANAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

Keadaan dinding:a. cat dinding b. retak pada dinding

Keadaan lantai:a. apakah permukaan lantai licin?b. apakah permukaan lantai miring?

Apakah terdapat ventilasi?Apakah terdapat pintu?

TABEL 10. MANAJEMEN KEBAKARANMANAJEMEN KEBAKARAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah ada rambu-rambu bahaya (APAR, alarm kebakaran) :a. Apakah ada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)?b. Jika ada, di mana letak APAR?c. Apakah pekerja mengetahui cara penggunaan APAR?d. Apakah ada alarm apabila terjadi kebakaran?Apakah ada rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

Jika ya, apakah pekerja mengetahui rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

4.2.4 BAGIAN DAPUR4.2.4.1 Hazard Lingkungan Kerjaf. Faktor Fisik:Hazard fisik tidak ditemukan pada ruang makan maupun di dapur, hal ini dikarena tidak adanya kegiatan masak memasak di dapur. Makanan berasal dari catering yang dibawa masuk kemudian disajikan oleh petugas catering.g. Faktor biologisHazard biologi di pengaruhi oleh debu dari kipas angin yang kotor dan petugas catering yang tidak menggunakan sarung tangan dan masker yang bisa menyebabkan jangkitan bakteri, virus ataupun jamur. Inilah yang menyebabkan mudahnya penularan penyakit pencernaan pada mahasiswa.h. Faktor kimiaHazard kimia yang tidak didapatkan pada dapur dan ruang makan.i. Faktor ergonomisHazard ergonomi dipengaruhi oleh posisi bekerja. Dari hasil survey didapatkan bahwa minimal kemungkinan adanya gangguan kesehatan akibat posisi bekerja pada petugas dapur. Karena para petugas bekerja secara mobilisasi, yakni menyiapkan makanan untuk mahasiswa dari satu meja ke meja lain, selain itu jumlah petugas dapur juga banyak, sehingga kalaupun ada gangguan kesehatan kemungkinan hanya kelelahan fisik saja.j. Faktor psikososialHazard psikososial dipengaruhi oleh jadwal bekerja pada pekerja dapur, hubungan antara sesama petugas, beban kerja dan gaji yang dibayar. Semua hal yang terdapat dalam hazard psikososial ini berkaitan dengan emosional pekerja, sehingga harus diperhatikan agar tercipta keadaan aman dalam bekerja. Dari hasil survey didapatkan bahwa pekerja terhindar dari hazard psikososial karena masing-masing pekerja memiliki tugas masing-masing dan waktu bekerja yang sesuai dengan gaji yang didapatkan. Dari segi hubungan antara pekerja dikatakan baik dan tidak mengganggu pekerjaan para pekerja di dapur dan ruang makan.

4.2.4.2 Alat kerja yang digunakanAlat yang digunakan pada pekerja adalah panci dan termos untuk mengangkat makanan serta lap kering untuk mengangkat panci. Dari hasil survei, tidak ada penggunaan alat dapur lainnya seperti pisau, kompor, gas LPG, blander, talenan dll, karena tidak adanya proses masak memasak di dapur sehingga kecelakaan kerja akibat penggunaan alat sangat minim.

4.2.4.3 Alat pelindung diri yang digunakanDari hasil survey didapatkan pekerja di dapur tidak menggunakan alat pelindung diri yang disediakan saat bekerja. Alat yang seharusnya digunakan berupa masker, sarung tangan, baju pelindung (celemek) dan pelindung kepala. Hal ini dapat menyebabkan kecelakan kerja jika cairan panas tumpah ke tubuh pekerja.

4.2.4.4 Ketersediaan obat p3kBerdasarkan hasil survey, didapatkan obat P3K tidak disediakan di tempat kerja. Hal ini karena jika terjadi sebarang kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, petugas akan segera dikirim dan dirawat di Unit Poliklinik untuk dirawat oleh dokter dan perawat yang bertugas di situ.

4.2.4.5 Pemeriksaan kesehatanBerdasarkan survey yang dilakukan didapatkan staff telah diberikan kemudahan dengan melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan berkala khusus yang dilakukan setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan petugas amat dititikberatkan karena ia bisa mempengaruhi petugas dalam melakukan pekerjaan mereka.

4.2.4.6 Adanya keluhan kesehatanDari hasil survey tidak didapatkan adanya keluhan kesehatan

4.2.4.7 Pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkanDari hasil survey didapatkan staff belum pernah diberikan pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) daripada pihak kampus hanya berupa aturan K3 biasa saja. Pelatihan ini sebaiknya dilakukan minimal sekali dalam setahun. Pelatihan ini sekaligus dapat membantu petugas-petugas tersebut mendapat pengetahuan mengenai keselamatan mereka sewaktu bekerja.

4.2.4.8 Peraturan perusahaan tentang k3Berdasarkan survey yang dilakukan didapatkan terdapat peraturan dari pimpinan atau pemerintah dari kampus untuk mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

4.2.4.9 Konstruksi bangunanDari hasil survey didapatkan bangunan gedung rektorat UNHAS memiliki dinding yang dicat. Kondisi lantai baik (tidak licin dan tidak miring). Ruangan-ruangan dilengkapi dengan pintu dan ventilasi yang baik. Dapur kecil

4.2.4.10 Manajemen kebakaranDari hasil survey didapatkan bahwa seluruh lantai di gedung rektorat UNHAS dilengkapi dengan APAR. Para pekerja mengetahui cara penggunaannya. Gedung rektorat UNHAS dilengkapi dengan alarm kebakaran, rambu evakuasi dan tempat berkumpul.

CHECKLIST BAGIAN DAPURTABEL 1. FAKTOR HAZARDHAZARD LINGKUNGAN KERJA

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1Faktor fisik g. Kebisinganh. Getarani. Tekananj. Temperaturk. Radiasil. Iklim/cuaca

2.Faktor kimia c. Jenis bahan: d. Nama Bahan :

3.Faktor ergonomike. Posisi tubuh saat bekerjaf. Cara kerjag. Alat kerjah. Ketata rumahtanggaan

4.Faktor biologia. Sumber :b. Penyebab : 1. Bakteri2. Virus3. JamurLain-lain:

Dari para pekerja dapur (petugas catering yang tidak menggunakan masker dan sarung tangan)

5.Faktor psikososialk. Jadwal pekerjal. Hubungan interpersonalm. Beban kerjan. Kemampuano. Pendapatanp. Lain-lainSesuai orderan (pagi,siang,malam)Hubungan baik antarpekerjaTergantung dari jumlah permintaanKemampuan terlatih, ada sekolah khususSesuai golonganTidak Ada

TABEL 2. ALAT KERJA YANG DIGUNAKANALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.PanciWajanBlanderKursiMejaPisauKomporTalenanLap keringLemari/rakBakiLampu Sumber listrikGas LPGTermos nasi

TABEL 3. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKANALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu menggunakan alat pelindung diri untuk bekerja?a. Penutup kepalab. Penutup muka / maskerc. Penutup matad. Penutup telingaq. Seragam / pakaian r. Sarung Tangan s. Penutup sepatut. Celemek

TABEL 4. KETERSEDIAAN OBAT P3KKETERSEDIAAN OBAT P3K

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

4.

Apakah tersedia kotak P3K?

Apakah tersedia isi kotak P3K?a. Verbandb. Betadinec. Plesterd. Cairan antiseptike. Obat antiseranggaf. Kasa (steril dan non-steril)

Apakah pekerja tahu manfaat kotak P3K?

Apakah pekerja tau letak kotak P3K?

TABEL 5. PEMERIKSAAN KESEHATANPEMERIKSAAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah kamu sering memeriksakan kesehatan secara berkala?

a. Pemeriksaan kesehatanb. Pemeriksaan kesehatan awalc. Pemeriksaan kesehatan berkalad. Pemeriksaan kesehatan khusus

TABEL 6. ADANYA KELUHAN KESEHATANADANYA KELUHAN KESEHATAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah kamu sering sakit akibat dari pekerjaanmu?10. Kulit11. Pernapasan12. Mata13. Telinga14. Pencernaan15. Jantung16. Berkemih 17. Saraf18. Reproduksi Apakah mendapat izin kunjungan klinik atau balai pengobatan?

Jenis keluhan atau sakit yang paling sering?

Dari para petugas catering yang tidak menggunakan sarung tangan saat menyajikan makanan, dari kipas angin yang berdebu.

TABEL 7. PENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKANPENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIDAPATKAN

NOPERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah kamu pernah mendengar pelatihan atau penyuluhan tentang kesehatan keselamatan kerja?

Apakah pernah mendapat perlatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja?

Apakah ada pemantauan hazard?

TABEL 8. PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG K3

PERIHALYATIDAKKETERANGAN

Apakah ada peraturan yang ditetapkan oleh instansi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Sumber: ditemukan APAR di setiap ruangan, ada pemeriksaan rutin kesehatan, terutama mahasiswa

TABEL 9. KONSTRUKSI BANGUNANKONSTRUKSI BANGUNANAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.

Keadaan dinding:a. cat dinding b. retak pada dinding

Keadaan lantai:e. apakah permukaan lantai licin?f. apakah permukaan lantai miring?

Apakah terdapat ventilasi?Apakah terdapat pintu?

TABEL 10. MANAJEMEN KEBAKARANMANAJEMEN KEBAKARAN

NO.PERIHALYATIDAKKETERANGAN

1.

2.

3.Apakah ada rambu-rambu bahaya (APAR, alarm kebakaran) :a. Apakah ada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)?b. Jika ada, di mana letak APAR?g. Apakah pekerja mengetahui cara penggunaan APAR?h. Apakah ada alarm apabila terjadi kebakaran?Apakah ada rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

Jika ya, apakah pekerja mengetahui rambu-rambu evakuasi dan area berkumpul?

LAMPIRAN FOTO LOKASI SURVEY

BAB VPENUTUP5.1 KESIMPULAN1 Di beberapa ruangan di gedung rektorat UNHAS, tidak ditemukan Hazard apapun. Di bebeapa ruangan lain, terdapat beberapa faktor Hazard yang berpotensi mengancam, namun dapat dihindari.2 Alat kerja yang digunakan para pekerja di gedung rektorat UNHAS merupakan alat-alat kerja standar sesuai profesi.3 Terdapat beberapa alat dan bahan kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan para pekerja di gedung Rektorat UNHAS.4 Para pekerja di gedung Rektorat UNHAS menggunakan alat pelindung diri sesuai kebutuhan dan sesuai profesinya.5 Di tiap ruangan di gedung Rektorat UNHAS tidak ditemukan adanya kotak P3K dengan alasan kampus tersebut memiliki poliklinik yang dituju ketika terjadi gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja.6 Para pekerja gedung Rektorat UNHAS menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, serta ada pemeriksaan berkala (sekali dalam dua bulan).7 Terdapat peraturan pimpinan perusahaan tentang K3 di beberapa tempat kerja gedung Rektorat UNHAS namun tidak semuanya.8 Para pekerja gedung Rektorat UNHAS sejauh ini belum pernah memiliki keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan dengan pekerjaan. 9 Di gedung Rektorat UNHAS, tidak pernah ada upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada penyuluhan/pelatihan. Tidak pernah dilakukan engukuran / pemantauan lingkungan tentang Hazard.10 Konstruksi bangunan gedung Rektorat UNHAS secara umum baik. Terdapat beberapa kerusakan namun tidak besar dan tidak mengganggu.11 Manajemen kebakaran di gedung Rektorat UNHAS masih kurang, karena meskipun APAR tersedia di setiap ruangan, kampus tersebut tidak memiliki rambu-rambu kebakaran, jalur evakuasi, serta tempat berkumpul ketika terjadi kebakaran.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ramli. S. Sistem Menajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat ; 2010 . hal.1-14.2. Awanukaya. 2012. Hal-hal yang Berhubungan dengan Pelaksanaan K3 Perkantoran. [Terhubung berkala]: http://www.awanukaya.com/2012/09/ hal-hal-yang-berhubungan-dengan-pelaksanaan-k3-perkantoran.html. Diakses tanggal 28 September 2013.3. Blum, Beskrajna noc Moli. 1981. aplikasi keselamatan dan kesehatan kerja(K3). Bandung: Rosda karya.4. Fero. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). [Terhubung berkala]: http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB%20II_fero.pdf. Diakses tanggal 28 September 2013.5. Generousdi. Dinar, D. D. 2004. Peranan Ahli K3 dalam Mendorong Efektifitas Pengawasan K3 Sangat Penting dan Strategis. Jurnal Teknik Mesin. [Terhubung berkala]: http://ojs.polinpdg.ac.id/index.php/JTM/article/ view/340/340. Diakses tanggal 28 September 2013.6. Kusuma, Jati, Ibrahim. 2010. Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan Pt. Bitratex Industries Semarang. Jurnal kesehatan dan keselamatan Kerja. [Terhubung berkala]: http://eprints.undip.ac.id/26498/2/Jurnal.pdf. Diakses tanggal 28 September 2013.7. Syaaf, Masruri, Fathul. 2008. Analisa Perilaku Tenaga Kerja dalam Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Skripsi. [Terhubung berkala]: http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126237-S-5263-Analisis%20perilaku-Literatur.pdf. Diakses tanggal 28 September 2013.8. Triadityo, Y. D. 2008. Hubungan Antara Keselamatan Kerja Dengan Semangat Kerja Karyawan Bagian Produksi Cahaya Timur Offset Yogyakarta. Skripsi. [Terhubung berkala]: http://www.uad-journal.com/index.php/EMPATHY/article/viewFile/1594/944. Diakses tanggal 28 September 2013.9. Uhud, Annasyiatul. dkk. 2008. Buku Pedoman Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Untuk Praktek dan Praktikum. [Terhubung berkala]: http://fkg.unair.ac.id/filer/buku%20pedmn%20K3PSTKG.pdf. Diakses tanggal 28 September 2013.10. Yulini, Emma (2002). Introduction to Office Hygiene (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). [Terhubung berkala]: http://www.phitagoras.co.id. Diakses tanggal 28 September 2013.11. Staff Dosen Emergency MedicineUniversity of Sumatera Utara.Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja. [Onlineon 2013], [Cited on September 2013]. Available from: http://ocw.usu.ac.id/course/detail/pendidikan-dokter-s1/1110000130-emergency-medicine.html.

51