proposal k3 cuci mobil

18
1 I. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai Negara berkembang telah memiliki perhatian terhadap masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini dapat di lihat sejak dikeluarkannya UU  No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 1 Sayangnya, hingga saat ini implementasi terhadap program K3 masih belum terlaksana secara konsisten. Pandangan tersebut muncul berdasarkan data dari PT Jamsostek (Persero)  pada tahun 2009 yang menunjukkan terjadi 96.697 kasus kecelakaan dan sedikitnya 35 orang per 100.000 pekerja meninggal karena kecelakaan atau penyakit akibat kerja. 1  Dari data profil masalah kesehatan kerja tahun 2006, Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI menyatakan 3 Penyakit Akibat Kerja (PAK) terbesar menurut sektor formal dan informal, diantaranya penyakit muskuloskeletal yang menempati  persentase terbesar yaitu 13,8 (formal) dan 18,9 (informal), penyakit kardiovaskuler dengan persentase sebesar 7,6 (formal) dan 8,2 (informal) dan gangguan syaraf dengan  persentase sebesar 6,2 (formal) dan 6,3 (informal).2 Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada sektor formal persentase PAK lebih rendah dibandingkan dengan sektor informal. 1 Industri informal di bidang jasa yang akhir- akhir ini banyak diminati oleh pengelola usaha salah satu diantaranya adalah usaha cuci mobil. Usaha ini dipilih karena di Makassar semakin banyak jumlah pengguna kendaraan bermotor, selain itu untuk membuat usaha cuci mobil tidak memerlukan peralatan yang rumit dan pekerja dengan keahlian khusus.  Namun, meskipun demikian hazard dan risiko pasti akan ada pada usaha cuci mobil, ditambah lagi dengan kondisi dan perilaku tidak aman dari lingkungan kerja dan pekerja itu sendiri. Sehingga tidak dipungkiri masalah K3 akan muncul pada usaha cuci mobil tersebut. 1 II. TUJUAN a. Tujuan Umum: Untuk mengetahui tentang aspek K3 pada pencuci mobil di Makassar

Upload: hanisah-mohd-redzuan

Post on 11-Oct-2015

313 views

Category:

Documents


49 download

TRANSCRIPT

I. LATAR BELAKANGIndonesia sebagai Negara berkembang telah memiliki perhatian terhadap masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini dapat di lihat sejak dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.1Sayangnya, hingga saat ini implementasi terhadap program K3 masih belum terlaksana secara konsisten. Pandangan tersebut muncul berdasarkan data dari PT Jamsostek (Persero) pada tahun 2009 yang menunjukkan terjadi 96.697 kasus kecelakaan dan sedikitnya 35 orang per 100.000 pekerja meninggal karena kecelakaan atau penyakit akibat kerja.1Dari data profil masalah kesehatan kerja tahun 2006, Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI menyatakan 3 Penyakit Akibat Kerja (PAK) terbesar menurut sektor formal dan informal, diantaranya penyakit muskuloskeletal yang menempati persentase terbesar yaitu 13,8 (formal) dan 18,9 (informal), penyakit kardiovaskuler dengan persentase sebesar 7,6 (formal) dan 8,2 (informal) dan gangguan syaraf dengan persentase sebesar 6,2 (formal) dan 6,3 (informal).2 Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada sektor formal persentase PAK lebih rendah dibandingkan dengan sektor informal.1Industri informal di bidang jasa yang akhir- akhir ini banyak diminati oleh pengelola usaha salah satu diantaranya adalah usaha cuci mobil. Usaha ini dipilih karena di Makassar semakin banyak jumlah pengguna kendaraan bermotor, selain itu untuk membuat usaha cuci mobil tidak memerlukan peralatan yang rumit dan pekerja dengan keahlian khusus. Namun, meskipun demikian hazard dan risiko pasti akan ada pada usaha cuci mobil, ditambah lagi dengan kondisi dan perilaku tidak aman dari lingkungan kerja dan pekerja itu sendiri. Sehingga tidak dipungkiri masalah K3 akan muncul pada usaha cuci mobil tersebut.1

II. TUJUANa. Tujuan Umum: Untuk mengetahui tentang aspek K3 pada pencuci mobil di Makassar

b. Tujuan Khusus:i. Untuk mengetahui tentang faktor hazard pada pencuci mobil di Makassarii. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan pencuci mobiliii. Untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang digunakan pencuci mobiliv. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat p3k di tempat kerja pencuci mobilv. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus)vi. Untuk mengetahui tentang peraturan pimpinan perusahaan tentang K3 di tempat kerjavii. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan dengan pekerjaan pada pencuci mobilviii. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada penyuluhan/pelatihan. Pengukuran / pemantauan lingkungan tentang hazard yang pernah dilakukan.

III. TINJAUAN PUSTAKA3.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja (termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja. Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu program yang menjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di tempat kerja. 2Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang (Prasetyo,2009). 2Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Maka menurut Mangkunegara (2002) tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja Sedangkan menurut Sumamur (2006) tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu :a. Agar setiap pekerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerjab. baik secara fisik, sosial dan psikologis.c. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknyad. dan seefektif mungkin.e. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.f. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan perlindungan kesehatan gizi pekerja.g. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.h. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.i. Agar setiap pekerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

3.2 Identifikasi Hazard UmumDalam konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja ada satu kata yang selalu harus diingat yaitu Pencegahan merupakan cara yang paling efektif artinya mencegah terjadinya kecelakaan berarti sudah tercapai tujuan menhindari kecelakaan itu sendiri. 3Ada beberapa faktor hazard yang mungkin ditemukan di tempat pencucian mobil.4a. Hazard lingkungan kerja lantai licin, terdapat pada seluruh proses pekerjaan dan dapat berpotensi pekerja terpeleset.b. Hazard lingkungan kerja selang air yang berantakan dapat menimbulkan kecelakaan ketika pekerja melewati selang air, kemungkinan untuk terjadinya pekerja tersandung dan terjatuh.c. Hazard lingkungan kerja turun tangga terdapat pada aktivitas pembilasan di kolong mobil. Apabila pekerja turun dengan terburu-buru berpotensi pekerja untuk terpeleset.d. Hazard lingkungan kerja jari-jari mesin kompresor terdapat pada aktivitas pembilasan ketika pekerja menyalakan kompresor. Intensitas pekerja untuk dekat dengan jari-jari mesin kompresor yang berputar cukup sering sehingga dimungkinkan kejadian kecelakaan dapat terjadi.e. Hazard lingkungan kerja penggunaan bangku terdapat pada aktivitas pembilasan terutama ketika pekerja ingin menjangkau bagian atas mobil. Bangku yang digunakan terbuat dari plastik yang dapat berpotensi pekerja terjatuh.f. Hazard lingkungan kerja uap panas akan memajan ketika pekerja berada di bawah kolong dan mesin mobil pada proses pembilasan.g. Hazard lingkungan kerja pajanan sinar UV akan memajan pekerja secara terus menerus karena pekerjaan yang dilakukan berada di luar ruangan dengan intensitas yang cukup sering di siang hari. h. Hazard lingkungan kerja butiran pasir dan debu dapat memajan pekerja ketika sedang mengambil karpet di dalam mobil, menyemprot bagian kolong dan mesin mobil serta ketika sedang melakukan pengecekan vacuum cleaner.i. Hazard lingkungan kerja kontak dengan sabun krim dan shampoo terdapat pada proses pencucian karpet dan pembilasan. Dampak dari pajanan sabun krim dan shampoo sering dialami oleh pekerja, seperti gatal-gatal dan merah pada kulit.j. Hazard lingkungan kerja bakteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk dapat pekerja selama melakukan aktivitasnya terutama dikolong mobil. k. Hazard elektrik menyambung steker vacuum cleaner terdapat pada proses finishing, pekerja biasanya menyambungkan steker dalam kondisi tangan yang basah sehingga kesempatan untuk terjadi kecelakaan.l. Hazard kesehatan percikan air memajan pekerja secara terus menerus selama aktivitas pencucian dilakukanm. Hazard ergonomik dapat memajan pekerja melakukan pencucian secara manual dan terus menerus dalam posisi yang membungkuk, tidak nyaman, statis dan berulang.n. Hazard perilaku merokok muncul pekerja sering merokok baik pada saat bekerja maupun tidak bekerja.o. Hazard perilaku pola makan tidak teratur dan asupan makanan yang banyak mengandung lemak jenuh didapatkan karena sistem kerja 24 jam adanya pengaturan waktu kerja mengakibatkan jadwal makan pekerja teratur.p. Hazard pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja didapatkan karena fatigue sering sekali dialami oleh pekerja.

3.3 Alat Pelindung Diri5Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Sumamur, 1991). Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.Alat pelindung diri yang dapat digunakan di tempat kerja pekerja pencuci mobil, sesuai dengan faktor hazard yang ada berupa sepatu boot, pelindung kepala dengan bahan anti air, celemek, masker, google dan sarung tangan karet.

3.4 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja6Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah merupakan pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan.Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang beradadi tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempatkerja.Pengawasan pelaksaan P3K di tempat kerja perlu memperhatikan faktor fasilitas dan faktor personil. Dari aspek fasilitas, terdapat kotak P3K, isi Kotak P3K, buku Pedoman, ruang P3K, dan perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat darurat, alat angkut dan transportasi). Dari factor personil, dapat diperhatikan penanggung jawabnya: dokter pimpinan PKK, Ahli K3, dan petugasnya yang memiliki sertifikat pelatihan P3K di tempat kerja.Pembinaan Pengawasan pelaksaan P3K di tempat kerja harus didukung oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan terdiri dari Pengurus Perusahaan, Dokter Perusahaan, ahli K3/Ahli K3 Kimia, Auditor Internal dan eksternal perusahaan yaitu pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan auditor Eksternal.

IV. BAHAN DAN CARAa. Peralatan yang DiperlukanPeralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey antara lain: Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey jalan sepintas. Kamera digital: Berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan dan lingkungan pencuci mobil Check List: Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai surveyjalan sepintas yang dilakukan.b. CaraDengan metode walk through survey dengan menggunakan check list. Walk through survey mengandalkan kemampuan indra penglihatan dan intra pendengaran sekali-sekali dilakukan wawancara dengan pekerja. 5Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah kerahasiaan perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja. Sebelum melakukan pemotretan perlu dimintakan ijin terlebih dahulu kepada pimpinan perusahaan. Laporan walk through survey tidak cukup hanya dengan mengisi check list, melainkan juga harus menyusun essay. Check list hanyalah merupakan panduan saja agar tidak ada kelupaan.

V. JADWAL SURVEYSurvei akan dilaksanakan selama 1 minggu ( 18 23 Agustus 2014)18 Agustus 2014: Melapor ke bagian K3 di RS. Ibnu Sina dan diberikanpengarahan.19 Agustus 2014:Membuat referat mengenai Penyakit Akibat Kerja pada Pencuci Mobil20 Agustus 2014: Membuat proposal penelitian21 Agustus 2014: Melakukan survey di lokasi penelitian22 Agustus 2014: Membuat laporan hasil penelitian23 Agustus 2014: Membaca hasil penelitian.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian Adapun hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:4.1.1 Survey tentang hazard umum pada pencuci mobil.Tabel 4.1Hazard umum pada pencuci mobil

1

234

56Faktor lingkungan kerjaa. lantai licinb. butiran pasir dan debuc. percikan air terus menerusFaktor kimia : sabunFaktor ergonomik : berdiri dan jongkokFaktor fisik : a. elektrik menyambung stekerb. bising alat ( vacuum cleaner, kompresor, tabung sabun, slang air)c. getaran alat (slang air dan vacuum cleaner)Faktor biologi : bakteri, jamur, cacing dan jentik nyamukFaktor psikososial: perilaku merokok

Berdasarkan tabel 4.1 pencuci mobil terpapar pada hazard umum di tempat pencucian mobil.

4.1.2 Survey tentang alat pelindung diri pada pencuci mobil selama bekerjaTabel 4.2APD yang dipakai oleh pencuci mobil

Sepatu boot

Berdasarkan tabel 4.2 bahwa kebanyakan pencuci mobil memakai alat pelindung diri berupa sepatu boot selama bekerja.

4.1.3 Survey tentang keluhan yang dialami pencuci mobil akibat pekerjaannyaTabel 4.3Keluhan yang dialami akibat pekerjaan

1.2.3.Pegal-pegal badanKutu airSakit kepala

Berdasarkan tabel 4.3 bahwa pencuci mobil memiliki keluhan pegal-pegal badan, kutu air, dan sakit kepala akibat bekerja.

4.1.4 Survey tentang pemeriksaan dan upaya pengobatan bila sakitTabel 4.4Pemeriksaan dan upaya pengobatan bila sakit

1.2.3.Tidak ketemu dokterBeli obat sendiriTidak berbuat apa apa

Berdasarkan tabel 4.4 bahwa secara keseluruhan pencuci mobil tidak berjumpa dokter saat mengalami keluhan akibat pekerjaan dan tidak berbuat apa-apa jika sakit atau membeli obat sendiri di apotek.

4.1.5 Survey pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerjaTabel 4.5Pengorganisasian dan budaya kerja

1.

2.3.Pencuci mobil dibenarkan istirahat jika sudah lelahPencuci mobil disediakan makanan saat istirahatPencuci mobil jarang bertemu atasan jika terdapat keluhan

Berdasarkan tabel 4.5 bahwa pengorganisasian dan budaya kerja pada pencuci mobil teratur, kecuali ketika ada keluhan, mereka jarang melaporkan ke atasan.

4.1.6 Survey tentang pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkan.Tabel 4.6Pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkan

1.2.Pernah mendapatkan penyuluhanMengetahui tentang dampak penggunaan sabun yang terlalu sering pada kulit

Berdasarkan tabel 4.6 bahwa secara keseluruhannya pencuci mobil memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahaya pekerjaannya karena pernah mendapat penyuluhan.

4.1.7 Survey ketersediaan obat P3KTabel 4.7Ketersediaan obat P3K

Ada obat Tidak pernah menggunakan obat P3K Mengetahui isi kotak P3KTahu kepentingan kotak P3K

Berdasarkan tabel 4.7 bahwa tersedia obat P3K, tetapi tidak pernah menggunakan obat P3K. Pekerja mengetahui isi dan kepentingan kotak P3K di tempat pencuci mobil bekerja.

4.2Pembahasan4.2.1 Survey tentang hazard umum pada pencuci mobilDari survey yang dijalankan, pencuci mobil banyak terpapar pada hazard umum dari lingkungan kerja tersebut seperti lantai licin, butiran pasir dan debu serta terpapar percikan air terus menerus. Hazard ini membahayakan karena seharusnya lingkungan kerja dalam keadaan aman, dan tidak membahayakan pekerjanya. Pencuci mobil juga terpapar dengan faktor kimia seperti penggunaan sabun yan terus menerus. Pencuci mobil juga terpapar pada faktor ergonomik yang membutuhkan pencuci mobil berdiri lama dan membungkuk untuk membersihkan bagian dalam mobil saat bekerja. Pencuci mobil juga mengalami hazard fisik yaitu elektrik menyambung steker, bising yang bersumber dari alat vacuum cleaner, kompresor, tabung sabun dan slang air karena menggunakan tekanan angin. Pencuci mobil juga terpapar dengan faktor biologi seperti kubangan air yang berasal dari cucian mobil menyebabkan bakteri, jamur, cacing, dan jentik nyamuk.. Faktor psikososial juga menjadi hazard umum bagi pencuci mobil dengan adanya perilaku merokok. Ini membahayakan kesehatan karena merokok mempunyai efek yang buruk terhadap pencuci mobil.

4.2.2 Survey untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang digunakan pekerjaDari hasil survey didapatkan pencuci mobil sebagian besar menggunakan alat pelindung diri yaitu sepatu boot. Alat pelindung diri yang dipakai pencuci mobil harus dipakai secara lengkap untuk mengelakkan jamur, bakteri, dan cacing yang dapat membahayakan pencuci mobil karena mereka terpajan air dan sabun terlalu lama.

4.2.3 Survey tentang keluhan yang dialami pencuci mobil karena pekerjaannyaDari survey didapatkan pencuci mobil memiliki beberapa keluhan selama bekerja sebagai pencuci mobil. Pencuci mobil secara keseluruhan sering mengalami gangguan kesehatan berupa keluhan pegal-pegal badan, kutu air, dan sakit kepala. Ini disebabkan posisi pencuci mobil yang lebih banyak berdiri dan membungkuk saat melakukan pekerjaan. Kutu air karena paparan air yang terus menerus. Sakit kepala karena paparan kotoran mobil.

4.2.4 Survey tentang pemeriksaan dan upaya pengobatan bila sakit.Dari hasil survey didapatkan pencuci mobil tidak bertemu dokter jika mereka merasa sakit. Pencuci mobil lebih cenderung tidak melakukan apa apa dan hanya beristirahat di rumah. Jika sakitnya memburuk, pencuci mobil memiliki kebiasaan membeli obat di apotek apotek terdekat tanpa resep dari dokter.

4.2.5 Survey tentang pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerjaDari hasil survey didapatkan bahwa pencuci mobil dibenarkan istirahat saat lelah dan disediakan makan saat istirahat. Namun pencuci mobil jarang bertemu dengan utusan jika mereka mempunyai keluhan.

4.2.6 Survei tentang pengetahuan dan penyuluhan yang pernah didapatkanDari hasil survey didapatkan pencuci mobil memiliki pengetahuan yang cukup. Pencuci mobil mendapatkan informasi mengenai bahaya kesehatan tentang pekerjaan mereka melalui penyuluhan yang dilakukan oleh para mahasiswa kesehatan yang mengambil penelitian di tempat kerja mereka.

4.2.7 Survei untuk mengetahui tentang tentang ketersediaan obat p3k di tempat kerja petugasDari hasil survey, ditemukan adanya kotak P3K di tempat pencucian mobil. Para pekerja juga mengetahui isi dan kepentingan dari kotak P3K di tempat bekerja mereka. Ketersediaan kotak P3K penting sebagai pertolongan awal jika terjadi kecelakaan kerja yang bersifat ringan atau adanya keluhan akibat kerja yang dapat ditangani dengan obat obatan umum.

V. PENUTUP5.1 Kesimpulan1. Pencuci mobil secara keseluruhannya terpapar pada hazard umum di tempat kerja seperti faktor lingkungan, faktor kimia, faktor ergonomik, faktor biologi, faktor fisik dan faktor psikososial.2. Pencuci mobil sebagian besar menggunakan alat pelindung diri berupa sepatu boot.3. Pencuci mobil memiliki keluhan pegal pegal badan, kutu air, dan sakit kepala semasa masih dalam perkerjaannya.4. Pencuci mobil secara keseluruhannya tidak melakukan apa-apa jika mengalami masalah kesehatan dan lebih cenderung beristirahat dan membeli obat di apotek tanpa resep dokter5. Pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja di tepat pencucian mobil ini dilakukan secara teratur.6. Pencuci mobil mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja di tempat pencucian mobil dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan dan keselamatan kerja. 7. Ditemukan adanya kotak P3K di tempat pencucian mobil. Pekerja juga mengetahui isi dan kepentingan kotak P3K

5.2 SaranMasih ada beberapa poin yang perlu diperbaiki pada aspek K3 pencuci mobil. Masih perlunya follow-up tentang pemakaian alat pelindung diri untuk kesehatan dan keselamatan kerja. Disarankan agar seluruh pekerja memakai alat pelindung diri saat bekerja. Selain itu perlunya dilakukan follow-up atau survey ulangan untuk mengetahui hazard terbaru yang ada di lingkungan pekerja minimal 6 bulan sekali. Jika ada keluhan pada petugas pencucian mobil, sebaiknya memeriksakan diri dokter kedokteran kerja atau dokter umum untuk mendapatkan penanganan secara tepat. Pihak atasan juga harus melakukan pengadaan kotak P3K serta memberikan penerangan tentang penggunaan kotak P3K.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kurniawidjaja, Meily. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UIPress2. Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat3. Fatdriati JL. Meily K. Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proses Pencucian Mobil Di Fjm Jakarta Tahun 2012. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat4. Aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Available from ; http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB%20II_fero.pdf5. Fine, William T. 1971. Matematical Evaluation For Controlling Hazard. Journal Safety Research (Central Quensland University) 3 December 1971: 157-1666. Leaflet dari Asosiasi Hiperkes & Keselamatan Kerja Indonesia, dalam PROGRAM PELATIHAN & SERTIFIKASI HIGIENIS INDUSTRI MUDA (HIMU). Jakarta. 2010.

CHECKLIST ASPEK K3 PADA PENCUCI MOBIL

A. Hazard Umum Pada Pencuci Mobil NoChecklistAdaTidak

1Faktor lingkungan kerjaa. lantai licinb. selang air yang berantakanc. uap panasd. pajanan sinar matahari/UVe. pajanan udara malamf. butiran pasir dan debug. percikan air terus menerus

2.Faktor kimia Jenis bahan: sabun

4.Faktor ergonomicPosisi tubuh saat bekerja: berdiri dan membungkuk

5.Faktor fisika. kerja jari-jari mesin kompresorb. penggunaan bangkuc. elektrik menyambung stekerd. bising alat (kompresor, vacuum cleaner, tabung sabun, slang air)e. getaran alat (slang air dan vacuum cleaner)

6.Faktor biologia. bakteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk

7Faktor psikososiala. perilaku merokokb. pola makan yang tidak teraturc. pola tidur yang tidak teratur

B. Alat Pelindung Diri yang Dipakai Pencuci Mobil Selama BekerjaNoChecklistAdaTidak

1.Masker

2,Penutup kepala anti air

3. Sepatu boot

4.Goggle

5.Celemek

6.Sarung tangan karet

C. Keluhan yang Dialami Pencuci Mobil Karena Pekerjaannya No.ChecklistYatidak

1.Pernah izin kunjungi klinik atau rumah sakit atau balai pengobatanJenis keluhan: pegal-pegal badan, kutu air, dan sakit kepala

D. Informasi Tentang Pemeriksaan dan Upaya Pengobatan Bila SakitNoPertanyaanYaTidak

1Apakah pencuci mobil sering bertemu dengan dokter di saat pencuci mobil lagi sakit

2Apakah pencuci mobil sering membeli obat-obatan tanpa ada resep dari dokter disaat sakit

3Apakah pencuci mobil sering tidak melakukan apa-apa di saat sakit

E. Informasi Tentang Pengorganisasian Pekerjaan Dan Budaya KerjaNoPertanyaanYaTidak

1Apakah pencuci mobil dibenarkan istirihat jika sudah lelah

2Apakah pencuci mobil disediakan makanan saat istirehat

3Apakah pencuci mobil sering bertemu dengan atasan jika terdapat keluhan

F. Informasi Tentang Pengetahuan Dan Penyuluhan Yang Pernah DidapatkanNoPertanyaanYaTidak

1Apakah pencuci mobil pernah mengikuti penyuluhan tentang kesehatan di tempat pencuci mobil

2Apakah pencuci mobil tahu tentang dampak penggunaan shampoo yang terlalu sering pada kulit

G. Informasi Tentang Kotak P3kNoPertanyaanYaTidak

1Apakah terdapat kotak P3K di bengkel

2Apakah pencuci mobil pernah menggunakan kotak P3K

3Apakah pencuci mobil tahu isi isi kotak p3

4Apakah pencuci mobil tahu kepentingan kotak P3K

LAMPIRAN FOTO

Contoh pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung apapun disertai dengan posisi kerja yang membungkuk saat membersihkan bagian bawah mobil. Pada pekerja ini terdapat hazard lingkungan kerja, ergonomic, fisik dan biologi yang dapat menimbulkan gangguan atau kecelakaan kerja jika pekerja tidak hati hati.

Contoh pekerja yang menggunakan alat pelindung diri berupa sepatu boot. Pada pekerja ini terdapat hazard lingkungan kerja, kimia dan psikosial.18