analisa bahaya keselamatan dan kesehatan kerja (k3) pada proyek konstruksi bangunan ... · 2019. 9....

16
JURNAL TUGAS AKHIR ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan Gajah Mungkur Semarang) Diajukan untuk melengkapi persyaratan menempuh ujian akhir Program S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang Oleh: IBNU HADI PURWANTOMO C.131.13.0084 SOLEHAN C.131.13.0040 YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 16-Aug-2021

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

JURNAL TUGAS AKHIR

ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN

GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan Gajah Mungkur

Semarang)

Diajukan untuk melengkapi persyaratan menempuh ujian akhir

Program S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang

Oleh:

IBNU HADI PURWANTOMO C.131.13.0084

SOLEHAN C.131.13.0040

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SEMARANG

2019

Page 2: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH

MUNGKUR SEMARANG

Ibnu Hadi Purwantomo¹; Solehan²;Ir.Hari Setijo Pudjihardjo, S.T, MT³; Lila Anggraini, S.T,

MT⁴

¹ʼ²Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang

Jl. Soekarno Hatta, Tlogosari, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia e-mail : [email protected]

Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Semarang, Semarang, Indonesia

ABSTRAK Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitulah pepatah yang sering di ucap dan dikenal di kalangan Masyarakat Indonesia. Dimana pepatah tersebut berkorelasi dengan sebuah penerapan konsep keselamatan dan kesehatan kerja di dalam sebuah institusi. Semua pekerjaan pasti memiliki resiko dan potensi bahaya yang mengancam, untuk itu adanya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sebuah institusi bertujuan untuk meminimalisir atau jika dapat menghilangkan sama sekali potensi bahaya yang mengancam pelaksanaan sebuah pekerjaan. Dimana salah satunya penerapan ini dilakukan pada sebuah proyek pembangunan gedung kecamatan gajahmungkur, maka itu perlu diadakannya analisa dari proses pengerjaan konstruksi di lokasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bahaya K3 dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung kecamatan Gajahmungkur Semarang dan mengetahui cara mengatasi bahaya K3 dalam pelaksanaan proyek tersebut. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu : urutan 3 (tiga) teratas dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan system kerja K3 yaitu (biaya untuk penyedia APD, bersenda gurau saat melakukan pekerjaan, minimnya pengetahuan pekerja atas bahaya dan resiko pekerjaan yang dilakukannya), urutan kedua terbawah dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan sistem K3 yaitu (komitmen dan dukungan manajemen puncak, Audit internal), urutan ketiga teratas dari tindakan-tindakan yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja K3 yaitu (tinjauan ulang kontrak, komunikasi, pelaporan), urutan tiga terbawah dari tindakan-tindakan yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja K3yaitu (tindakan perbaikan dan pencegahan, sdm, rambu – rambu dan tanda K3), faktor – faktor yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja manajemen konstruksi yang dikelompokkan menurut fungsi manajemen, yaitu : (faktor manusia, faktor lingkungan, faktor peralatan), tindakan yang berpengaruh dalam penerapan K3 yaitu (APD, tinjauan ulang kontrak, komunikasi, pemberian m otivasi, inspeksi dan pengujian). Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Pekerja, Proyek

ABSTRACT Prevention is better than cure, that's a saying that is often said and known among Indonesian people. Where the saying is correlated with an application of the concept of occupational safety and health in an institution. All work must have risks and potential hazards that threaten, for that the application of occupational safety and health (K3) in an institution aims to minimize or if it can completely eliminate the potential dangers that threaten the implementation of a job. Where one of these applications is carried out in a building project of Gajahmungkur sub-district building, it is necessary to conduct an analysis of the construction work process at that location. The purpose of this study is to analyze the hazards of OSH in the implementation of the construction project of the Gajahmungkur sub-district of Semarang and find out how to overcome the OSH hazard in the implementation of the project. The final results of this study are: the order of the top 3 (three) of the factors that influence the implementation of the K3 work system namely (costs for PPE providers, joking while doing work, lack of knowledge of workers on the dangers and risks of the work done), sequence second bottom of the factors that influence the implementation of the OSH system, namely (commitment and support of top management, internal audit), the top third of the actions that influence the implementation of

Page 3: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

the OSH work system namely (contract review, communication, reporting), sequence the bottom three of the actions that influence the application of the K3 work system namely (corrective and preventive actions, human resources, signs and K3 signs), factors influencing the implementation of the construction management work system which are grouped according to management functions, namely: (factors human, environmental factors, equipment factors), actions that influence the application of OHS, i.e. (PPE, contract review, communication, provision of motivation, inspection and testing). Keywords: Occupational Safety and Health (K3), Workers, Projects

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ada pepatah menyatakan jika mencegah lebih baik daripada mengobati,

pepatah tersebut dikenal secara luas dalam hubungannya dengan kesehatan. Dalam

hubungannya dengan dunia kerja maka pepatah tersebut berkorelasi dengan

penerapan konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam sebuah perusahaan atau

instansi kerja. Hal penting yang harus mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan

kerja itu sendiri adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang secara umum dikenal

dengan singkatan K3.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (selanjutnya akan disingkat menjadi K3)

dipandang sebagai hal yang sangat penting bagi para karyawan atau pekerja sehingga

pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap K3 ini dan menerbitkan Undang-

Undang yang mengatur tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu Undang-

Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 86 dan 87.

Pasal 86 ayat 1 berbunyi: “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperolah

perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Pasal 86 ayat 2: “Untuk

melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang

optimal diselenggarakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Pasal 87: “Setiap

perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen Perusahaan”.Daerah permukiman padat

penduduk sebenarnya sangat tergantung dengan ketersediaan air untuk

keberlangsungan hidup banyak orang. Kebutuhan air di daerah permukiman padat

penduduksemakin lama akan semakin meningkat. Namun, secara kuantitatif air

permukaan semakin lama ketersediaannya semakin terbatas dan secara kualitatif

semakin lama semakin menurun.

Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko dan potensi bahaya yang mengancam,

adanya aturan dan ketetapan-ketetapan yang mengatur pelaksanaan pekerjaan

bermaksud meminimalisir atau jika dapat menghilangkan sama sekali potensi bahaya

yang mengancam pelaksanaan sebuah pekerjaan. Dalam penelitian ini, secara khusus

lokasi yang dipilih adalah pengerjaan konstruksi bangunan kecamatan Gajahmungkur

Page 4: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

Semarang dimana akan dianalisa potensi bahaya K3 dari proses pengerjaan konstruksi

di lokasi tersebut..

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat dan menambah pengetahuan

bagi pihak-pihak yang berkompeten dengan tema penelitian, secara khusus bagi para

pelaksana proyek konstruksi gedung sehingga dapat mengetahui potensi bahaya yang

ada dalam proyek yang dikerjakannya dan mampu untuk mengantisipasi atau

meminimalisir terjadinya bahaya K3.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah:

Menganalisa bahaya K3 dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung kecamatan

Gajah Mungkur Semarang.

Mengetahui cara mengatasi bahaya K3 dalam pelaksanaan proyek konstruksi

gedung kecamatan Gajahmungkur Semarang.

METODOLOGI PENELITIAN

Bagan Alur Penelitian

Gambar 1. Bagan alur penelitian

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber data primer

yang terdiri dari setiap orang yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan proyek

konstruksi gedung kecamatan Gajah Mungkur Semarang dan nantinya akan dipilih

beberapa orang sebagai informan. Sumber data sekunder yang diperoleh dari sumber-

Mulai

Rumusan Masalah

Survey dan Pengumpulan Data di Lapangan

Kuisioner

Pengolahan Data dan Analisis

Kesimpulan dan Saran

Page 5: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

sumber kepustakaan, berupa: buku-buku, jurnal dan akses internet terhadap segala

sesuatu yang berkaitan dengan tema penelitian ini

Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah: mendeskripsikan data untuk variabel dan

indikator penelitian dan pengolahan data akan mempergunakan bantuan program

Microsoft Excel.

Untuk mengetahui bahaya K3 dalam kegiatan pelaksanaan proyek konstruksi

gedung kecamatan Gajahmungkur Semarang dari setiap pertanyaan maka dilakukan

perhitungan rata-rata setiap jawaban dariresponden. Setelah itu dilakukan pengurutan

nilai rata-rata dari yang terbesar sampe terkecil. Nilai rata-rata terbesar ditetapkan

sebagai yang paling mempengaruhi dari tiap pertanyaan.

Keterangan :

: Rata-rata ukuran nilai faktor

∑ : Total nilai skor responden

xi : Ukuran masing-masing faktor

n : Jumlah responden

sebagai prosentase pada jumlah responden terhadap masing-masing

permasalahan sebagai berikut:

X1: frekuensi jawaban sangat baik

X2: frekuensi jawaban baik

X3: frekuensi jawaban cukup

X4: frekuensi jawaban jelek.

Dari rata-rata setiap jawaban responden akan disusun berurutan dalam tabel

dengan nilai rata-rata terksecil. Nilai rata-rata mean terbesar ditetapkan sebagai nilai

paling baik (dominan) dari setiap pertanyaan, metode itu juga digunakan untuk

tindakan yang perlu di lakukan agar sitem kerja manajemen risiko berjalan dengan

baik.

Setelah itu, hasil dan kuisioner tersebut diperbandingkan sebagai koefisien

rangking dari setiap faktor dengan cara mengurutkan niali rata-rata (mean) dari nilai

yang tertinggi sebagai ranking 1 (satu).

= ∑ � ��

���

Page 6: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

Keterangan :

: Rata-rata ukuran nilai faktor

IKR : Indeks Kepentingan Relative

M : Jangkauan nilai faktor

Metode Pengolahan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Observasi

Istilah obesrvasi diturunkan dari bahasa latin yakni observere yang berarti

melihat memperhatikan, istilah ini diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara

akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar

aspek dalam fenomena tersebut. Hal-hal yang ingin diungkap peneliti melalui

observasi ini adalah menyangkut segala hal yang berhubungan dengan bahaya K3

dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung kecamatan Gajah Mungkur

Semarang.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara yang

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu tersebut dalam penelitian kualitatif,

menurut Benister wawancara dilakukan apabila peneliti bermaksud untuk

memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu

berkaitan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud mengadakan eksplorasi

terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain.

Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan terhadap beberapa orang yang

menjadi informan.

c. Kuisioner

Data primer dalam penelitian diambil dari kuesioner yang disebarkan

kepada beberapa responden yaitu orang yang bekerja dalam lokasi tersebut meliputi

pengawas, pelaksana, dan para pekerja. Manfaat kuesioner yaitu (Hussein, 2003):

IKR =

Page 7: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

1. Menambah kemampuan para petugas dalam pengumpulan data

2. Dapat menyusun pertanyaan sistematis sehingga mudah dipahami

3. Dengan membentuk daftar pertanyaan dapat membantu petugas memperoleh

data yang objektif

Pertanyaan dalam kuesionermerupakan pertanyaan bersifat tertutup, yaitu

responden memilih salah satu jawaban yang tersedia dari tiap pertanyaan K3 dan

penerapan sudah seduai dengan standart atau belum. Pemilihan tingkat persetujuan

disediakan 5 skala. Skala 1 dan 2 menunjukkan responden kurang setuju, skala 3

menunjukkan responden netral atau ragu-ragu dalam menjawab sedangkan untuk

skala 4 dan 5 menunjukkan responden setuju.

Metode Penyimpulan Data

Cara penyimpulan data adalah dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan

analisis data yang telah dilakukan yang termasuk kategori faktor-faktor yang

mempengaruhi penerapan sistem kerja manajemen risiko yaitu dengan menentukan

interval yang setuju sampai yang tidak setuju dengan melihat kriteria skor hasil analisa

sebagai berikut:

1. Nilai 1.00 ≤ X ≤ 1.75 = Sangat Tidak Setuju

2. Nilai 1.75 < X ≤ 2.50 = Tidak Setuju

3. Nilai 2.50 < X ≤ 3.75 = Setuju

4. Nilai 3.75 < X ≤ 4.00 = Sangat Setuju

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Responden

Tabel 1. Kategori Responden

Kategori Jumlah Responden Presentase (%) Owner 0 0

Konsultan Perencana 7 24,14 Konsultan Pengawas 11 37,93

Kontraktor 3 10,34 Lainnya 8 27,59 Jumlah 29 100%

Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019

Page 8: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

Grafik 1. Kategori Responden Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019

Tabel 2. Jabatan Responden

Jabatan Jumlah Responden Presentase (%) Direktur 0 0

Manajer Proyek 2 6,90 Site Engineer 1 3,45

Estimator 7 24,14 Safety Surveyor 6 20,69

Ahli K3 Konstruksi 5 17,24 Lainnya 8 27,59 Jumlah 29 100

Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019

Grafik 2. Jabatan Responden Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019

0

2

4

6

8

10

12

Owner Konsultan

Perencana

Konsultan

Pengawas

Kontraktor Lainya

Jumlah

Jumlah

0

2

4

6

8

10

Jumlah

Jumlah

Page 9: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

Tabel 3. Pengalaman Perusahaan

Lama Pengalaman Jumlah Responden Presentase (%) < 5 Tahun 6 20,69

5 – 10 Tahun 18 62,07 10 – 15 Tahun 4 13,79

15 Tahun 1 3,45 Jumlah 29 100%

Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019

Grafik 3. Pengalaman Perusahaan Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019

Hasil Rekap Data Presepsi Responden

Tabel 4. Rekap Data Presepsi Responden Terhadap Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja K3

No

Kelompok

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penerapan Sistem Kerja K3

Nilai Pengaruh Penerapan Sistem

Kerja K3

Jumlah

4 3 2 1 1

Fakto

r M

an

usia

1 Komitment dan dukungan manajemen puncak

10 3 13 3 29

2 Kompetensi keahlian dan keterampilan kerja

6 13 8 2 29

3 Pelatihan dan Keterampilan 13 10 4 2 29 4 Kesadaran Pekerja akan pentingnya

K3 12 9 5 3 29

5 Persiapan dan Respon tanggap darurat

13 7 6 3 29

6 Pemantauan dan pengukuran kerja 10 11 6 2 29

7 Metode dan Cara kerja terkait dengan kemajuan teknologi

10 12 5 2 29

8 Penyelidikan insiden 13 10 5 1 29

0

5

10

15

20

< 5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun >15 Tahun

Jumlah

Jumlah

Page 10: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

9 Audit Internal 6 6 14 3 29

10 Keadaan Tenaga Kerja (Tingkat pendidikan)

11 9 6 3 29

11 Kondisi Fisik 11 7 9 2 29

12 Kondisi Fisiologis 13 9 4 3 29

13 Kondisi Psikologis 15 7 5 2 29

14 Kesadaran para pekerja proyek yg rendah akan terjadinya kecelakaan

11 8 8 2 29

15 Para pekerja tidak mengetahui bahaya dan resiko pekerjaan yg dilakukannya

16 6 6 1 29

16 Minimnya keahlian para pekerja Proyek

14 6 8 1 29

17 Bersenda gurau pada saat melakukan pekerjaan yang berbahaya

21 3 4 1 29

18 Petunjuk, pengarahan dan rambu rambu K3 yang diabaikan

12 5 12 0 29

19 Tidak Adanya sanksi terhadap pekerja proyek yg melanggar peraturan K3

7 15 7 0 29

20 Kurangnya komunikasi antar pekerja sehingga para pekerja tidak saling mengingatkan

12 10 7 0 29

2

Fakto

r

Lin

gkung

an

1 Keadaan Lingkungan Kerja

5 16 5 3 29

3

Fakto

r P

era

lata

n

1 Pengedalian dokumen K3 11 13 4 1 29

2 Tindakan Perbaikan 12 7 9 1 29 3 Ketidaksesuaian peralatan yang

dipakai dengan pekerjaan yg akan dilaksanakan

11 10 7 1 29

4 Biaya untuk penyediaan APD 21 5 1 2 29

5 Tidak nyaman saat memaka APD 7 15 4 3 29 6 Peraturan dan Prosedur K3 yg sulit

dimengerti 7 11 8 3 29

7 Kurangnya pengetahuan mengenai K3 12 11 5 1 29 8 Peralatan APD yg tidak mempunyai

standar SNI sehingga sering terjadi kerusakan

10 11 7 1 29

Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019

Hasil Analisa

Dari pengisian kuesioner para responden, selanjutnya dianalisa untuk

mengetahui tingkat kepentingan penerapan K3 pada proyek pembangunan gedung

Kecamatan Gajah Mungkur Semarang, yaitu dengan menghitung rata-rata (mean) dari

daftar kuesioner. Sedangkan untuk mencari seberapa besar faktor yang

mempengaruhi dan yang paling menentukan, menggunakan metode indeks. Adapaun

Page 11: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

metode indeks ini berdasarkan pada pendekatan model statistik non parametik, yaitu

dengan menghitung nilai Indeks Kepentingan Relatif (IKR) bagaimana kepentingan

dan sejauh mana faktor-faktor tersebut diterapkan dilapangan.

Tabel 5. Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja K3

No

Kelompok

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja K3

∑ Xi

X

IKR

Keterangan

Ran

kin

g

1

Fakto

r M

an

usia

1 Komitment dan dukungan manajemen puncak

78 2,69 0,67 B 28

2 Kompetensi keahlian dan keterampilan kerja

79 2,72 0,68 B 27

3 Pelatihan dan Keterampilan

92 3,17 0,79 B 6

4 Kesadaran Pekerja akan pentingnya K3

88 3,03 0,76 B 13

5 Persiapan dan Respon tanggap darurat

88 3,03 0,76 B 13

6 Pemantauan dan pengukuran kerja

87 3,00 0,75 B 18

7 Metode dan Cara kerja terkait dengan kemajuan teknologi

88 3,03 0,76 B 13

8 Penyelidikan insiden 93 3,21 0,80 B 4 9 Audit Internal 73 2,52 0,63 B 29

10 Keadaan Tenaga Kerja (Tingkat pendidikan)

86 2,97 0,74 B 21

11 Kondisi Fisik 85 2,93 0,73 B 23 12 Kondisi Fisiologis 90 3,10 0,78 B 11 13 Kondisi Psikologis 93 3,21 0,80 B 4 14 Kesadaran para pekerja

proyek yg rendah akan terjadinya kecelakaan

86 2,97 0,74 B 21

15 Para pekerja tidak mengetahui bahaya dan resiko pekerjaan yg dilakukannya

95 3,28 0,82 B 3

16 Minimnya keahlian para pekerja Proyek

91 3,14 0,78 B 10

17 Bersenda gurau pada saat melakukan pekerjaan yang berbahaya

102 3,52 0,88 SB 2

18 Petunjuk, pengarahan dan rambu rambu K3 yang diabaikan

87 3,00 0,75 B 18

19 Tidak Adanya sanksi terhadap pekerja proyek yg melanggar peraturan K3

87 3,00 0,75 B 18

20 Kurangnya komunikasi antar pekerja sehingga

92 3,17 0,79 B 6

Page 12: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

para pekerja tidak saling mengingatkan

2

Lin

gkung

an

1 Keadaan Lingkungan Kerja

81 2,79 0,70 B 25

3

Pera

lata

n

1 Pengedalian dokumen K3 92 3,17 0,79 B 6

2 Tindakan Perbaikan 88 3,03 0,76 B 13 3 Ketidaksesuaian peralatan

yang dipakai dengan pekerjaan yg akan dilaksanakan

89 3,07 0,77 B 12

4 Biaya untuk penyediaan APD

103 3,55 0,89 SB 1

5 Tidak nyaman saat memaka APD

84 2,90 0,72 B 24

6 Peraturan dan Prosedur K3 yg sulit dimengerti

80 2,76 0,69 B 26

7 Kurangnya pengetahuan mengenai K3

92 3,17 0,79 B 6

8 Peralatan APD yg tidak mempunyai standar SNI sehingga sering terjadi kerusakan

88 3,03 0,76 B 13

Rata-Rata (Mean) 88 3,04 0,76 B 14 Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019

Dari hasil analisa yang didapat diketahui bahwa sebagaian besar pertanyaan

yang diberikan memiliki pengaruh terhadap kepribadian diri responden masing-masing.

Hal ini ditunjukkan dari nilai mean setiap pertanyaan yang diajukan, dari total

pertanyaan sebanyak 29 pertanyaan (100%) memiliki nilai diatas 1,50 sedangkan yang

memiliki nilai mean dibawah 2,50 hanya (0%).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa penerapan Keselamatan dan Kesehatan kerja pada

proyek Pembangunan Gedung Kecamatan Gajah Mungkur Semarang dapat diberikan

kesimpulan bahwa :

a. Urutan 3 (tiga) teratas dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan

system kerja K3 menurut hasil analisa yaitu :

1. “Biaya untuk penyediaan APD”, memiliki urutan yang ke 1 (satu). Hal

tersebut menunjukkan bahwa Penganggaran untuk biaya APD sangat

mempengaruhi dalam penerapan sistem K3.

Page 13: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

2. “Bersenda gurau pada saat melakukan pekerjaan yang berbahaya’’, memiliki

urutan yang ke 2 (dua). Hal tersebut menunjukan bahwa ketika melakukan

pekerjaan yg memiliki resiko yang cukup tinggi kita tidak boleh main-main.

3. “Para pekerja tidak mengetahui bahaya dan resiko pekerjaan yang

dilakukannya”, memiliki urutan yang ke 3 (tiga). Kebanyakan para pekerja

tidak mengetahui bahaya dan resiko apa saja dalam pekerjaan yang

dilakukan saat ini.

b. Urutan 2 (dua) terbawah dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan

sistem K3 hasil analisa yaitu :

1. “Komitment dan dukungan manajemen puncak”, memiliki urutan yang ke 2

(dua) dari bawah. Hal ini menjadi salah satu yang berpengaruh untuk

mendukung pekerja dalam hal resiko K3.

2. “Audit Internal”, memiliki urutan yang ke 1 (satu) dari bawah. Fungsi dari

faktor ini adalah menentukan apakah system K3 sudah berjalan atau belum.

c. Urutan 3 (tiga) teratas dari tindakan-tindakan yang berpengaruh dalam penerapan

sistem kerja K3 menurut hasil analisa yaitu :

1. “Tinjauan Ulang Kontrak”, memiliki urutan yang ke 1 (satu). Perusahaan

harus melakukan Peninjauan Ulang Kontrak Pekerja.

2. “Komunikasi”, memiliki urutan yang ke 2 (dua). Pentingnya Komunikasi akan

menentukan kunci keberhasilan sistem K3.

3. “Pelaporan”, memiliki urutan yang ke 3 (tiga). Perusahaan sering melupakan

hal sangat penting dalam sistem K3 yaitu melakukan Pelaporan.

d. Urutan 3 (tiga) terbawah dari tindakan-tindakan yang berpengaruh dalam

penerapan sistem kerja K3 menurut hasil analisa yaitu :

1. “Tindakan Perbaikan dan Pencegahan”, memiliki urutan yang ke 1 (satu) dari

bawah. Sangat pengaruh dalam melakukan tindakan awal yaitu selalu

melakukan pengecekan alat-alat keselamatan di awal kerja.

2. “SDM, Fisik, dan Finansial”, memiliki urutan yang ke 2 (dua) dari

bawah.Pentingnya pengetahuan dari SDM dan juga dukungan finansial dari

perusahaan.

3. “Rambu-rambu dan Tanda K3”, memiliki urutan yang ke 3 (tiga) dari bawah.

Hal ini sangat penting dipasang pada lokasi-lokasi kusus yang memang

memiliki resiko yang tinggi.

e. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dalam penerapan sistem kerja

manajemen konstruksi yang dikelompokkan menurut fungsi manajemen, yaitu :

1. Faktor manusia, faktor yang paling berpengaruh adalah “Bersenda gurau

pada saat melakukan pekerjaan yang berbahaya’’, memiliki urutan yang ke

Page 14: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

2 (dua). Hal tersebut menunjukan bahwa ketika melakukan pekerjaan yang

memiliki resiko yang cukup tinggi kita tidak boleh main-main.

2. Faktor Lingkungan, faktor yang paling berpengaruh adalah “ Keadaan

Lingkungan Kerja”, karena hal tersebut menyebabkan ketidaknyamanan

kepada para pekerja di proyek.

3. Faktor peralatan, faktor yang paling berpengaruh adalah “Biaya untuk

penyediaan APD”, memiliki urutan yang ke 1 (satu). Hal tersebut

menunjukkan bahwa Penganggaran untuk biaya APD sangat mempengaruhi

dalam penerapan sistem K3.

Dari hasis analisis mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan

Sistem Kerja K3 yang sudah di kelompokan diantara ke 3 kelompok fungsi tersebut,

bawah fungsi sistem K3 mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu proyek

atau lokasi kerja.

f. Berikut tindakan yang paling berpengaruh dalam penerapan sistem kerja

manajemen konstruksi yang dikelompokkan menurut fungsi K3 yaitu :

1. Jaminan Kemampuan yang paling berpengaruh adalah “Konsultasi, Motivasi

dan Kesadaran”. Perusahaan harus memberikan pendampingan berupa

konsultasi maupun pemberian motivasi kepada pekerja.

2. Dukungan Tindakan yang paling berpengaruh adalah “Komunikasi”,

Pentingnya Komunikasi akan menentukan kunci keberhasilan sistem K3.

3. Identifikasi Sumber bahaya dan Pengendalian Resiko yang paling

berpengaruh adalah “Tinjauan Ulang Kontrak”, Perusahaan harus

melakukan Peninjauan Ulang Kontrak Pekerja.

4. Pengukuran dan Evaluasi yang paling berpengaruh adalah “Inspeksi dan

Pengujian”.

5. Tinjauan Oleh Pihak Manajemen yang paling berpengaruh adalah “Evaluasi

terhadap Penerapan Kebijakan”. Melakukan Evaluasi terhadap kebijakan-

kebijakan yang sudah berjalan secara rutin.

6. Alat Pelindung Diri (APD) yang paling berpengaruh adalah “Helm Proyek

(Safety Helmet)”. APD yang paling mudah ditemukan disebuah Proyek.

Dari hasil analisis menganai tindakan-tindakan yang berpengaruh dalam

penerapan Sistem K3 yang sudah di kelompokkan diantara ke 6 kelompok fungsi

tersebut, bahwa fungsi K3 mempunyai fungus sangat penting.

Page 15: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

Saran

Beberapan saran dari penyusun yang perlu diperhatikan mengenai

keselamatan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya perbaikan mengenai Manajemen Konstruksi pada proyek

pembangunan Gedung Kecamatan Gajah Mungkur Semarang.

2. Adanya sosialisasi mengenai keselamatan kesehatan kerja yang rutin bagi para

pekerja baru maupun pekerja lama yang ada di lokasi pekerja.

3. Setiap pekerja harus mengenai SOP (Standar Operasional Prosedur) yang

harus dilaksanakan.

4. Pemberian alat keamanan pada pekerja dengan jenis pekerjaan yang memiliki

resiko tinggi.

5. Diberikan sanksi atau hukuman atas pelanggaran jika tidak memakai alat

keselamatan kerja di lokasi proyek.

6. Melakukan evaluasi terhadap resiko yang mungkin akan terjadi pada lokasi

proyek konstruksi dan membuat laporan kemajuan dalam penanganan

keselamatan kerja pada proyek Pembangunan Gedung Kecamatan Gajah

Mungkur Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Wilson. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Panggabean, Mutiara Sibarani. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Ghalia Indonesia

A.A Anwar Prabu Mangkunegara. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Simanjuntak, J.P. (1994). Manajemen Keselamatan Kerja. Jakarta: HIPSMI

Ridley, John. (2008). Ikhtisar Kesehatan & Keselamatan Kerja Edisi Ketiga.

Jakarta: Erlangga.

Jackson. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia: Menghadapi abad ke-21.

Jakarta: Erlangga.

Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Yogyakarta Graha

Ilmu.

Tarwaka. (2012). Dasar-Dasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan di

Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi K3 di

Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Tarwaka. (2015). Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Ergonomi (K3E), Dalam Perspektif

Page 16: ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ... · 2019. 9. 3. · KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR

Bisnis. Surakarta: Harapan Press.

Soehatman, Ramli. (2009). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS

18001. Jakarta : PT. Dian Rakyat.

Silalahi B.N.B dan R.B.Silalahi. (1995). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Ervianto, Wulfram. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi Edisi Revisi.

Yogyakarta. Andi.

Rijanto, Boedi. (2011). Pedoman Pencegahan Kecelakaan di Industri. Jakarta: Penerbit

Mitra Wacana Media.

Sucipto, Cecep. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

Suma’mur. (1985), Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan,

Jakarta: Gunung Agung.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Depnakertrans. (2011). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan

Kesehatan. Jakarta.

Pusat Kesehatan Kerja, Depkes RI 2003. Keselamatan Kerja di Sarana Kesehatan.

Depkes RI: Jakarta

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan pasal 3 ayat 1 dan

pasal 7

Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

Kep. 174/Men/1986 nomor : 104/Kpts/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi

Silalahi. (1985). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Pustaka

Binaman Perssindo

Rijanto, R, Boedi. (2010). Pedoman Praktis Keselamatan, Kesehatan kerja dan

Lingkungan (K3L) Industri Kontruksi. Jakarta: Mitra Wacana Media