isu terkini k3 bidang konstruksi
DESCRIPTION
K3 bidang konstruksiTRANSCRIPT
ISU TERKINI K3 BIDANG KONSTRUKSI
OUTLINE Latar Belakang : Situasi Kecelakaan
Kerja Konstruksi Kenapa Kecelakaan Kerja menjadi Isu ? Isu Kecelakaan Kerja Konstruksi Program : Penyelesaian Isu ? Study Kasus Kesimpulan dan Saran
SITUASI KECELAKAAN KERJA BIDANG KONSTRUKSI
ONS REPORTED CONSTRUCTION OUTPUT TO Q1 2009 (NORMALISED TO 2005 PRICES) -OVERALL AND SELECTED SUB SECTORS
KECELAKAAN KERJA DI DUNIA TAHUN 2010 - ILO 337 juta kecelakaan kerja/tahun 6.300 orang meninggal/hari 2,3
juta/tahun Data Kecelakaan kerja per 100.000
pekerja (Media Indonesia, 11 Feb 2011) :Negara Kecelakaan Kerja/100.000 pekerja
Indonesia 20
Thailand 8,9
Malaysia 8,5
Singapura 3,5
Jepang 2,1
Uni Eropa 1,5
DATA KECELAKAAN KERJA DI INDONESIA TAHUN 2010- DEPNAKERTRANS
Bidang Pekerjaan Persentase
Jasa Konstruksi 31,9 %
Industri 31,6 %
Transportasi 9,3 %
Pertambangan 2,6 %
Kehutanan 3,8 %
Lain-lain 20 %
KENAPA KASUS KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI MENJADI ISU ? Angka kecelakaan kerja di Indonesia termasuk yang
paling tinggi di kawasan ASEAN. Hampir 32% kasus kecelakaan kerja yang ada di Indonesia terjadi di sektor konstruksi yang meliputi semua jenis pekerjaan proyek gedung, jalan, jembatan, terowongan, irigasi bendungan dan sejenisnya.
Lebih dari 50% dari 4.5 juta pekerja konstruksi Indonesia hanya mengenyam pendidikan maksimal sampai dengan tingkat Sekolah Dasar. Mereka adalah tenaga kerja lepas harian yang tidak meniti karir ketrampilan di bidang konstruksi, namun sebagian besar adalah para tenaga kerja dengan ketrampilan seadanya dan masuk ke dunia jasa konstruksi akibat dari keterbatasan pilihan hidup.
ISU KECELAKAAN KERJA BIDANG KONSTRUKSI Faktor utama secara umum yang
menyebabkan kecelakaan kerja adalah faktor manusia, faktor peralatan dan faktor lingkungan, ketiga hal ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Kelalaian pada keseluruhan elemen ini dapat dianggap sebagai suatu kegagalan manajemen yang dapat mengakibatkan unsafe work methods, equipments and procedures sehingga dapat menyebabkan kecelakaan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPenyebab utama kecelakaan kerja dalam proyek kontruksi berhubungan dengan karateristik proyek kontruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis, menuntut ketahanan fisik, serta banyak mengunakan tenaga kerja yang tidak terlatih.• Macro Factors
Sistem corporate yang belum sempurnaPelaksanaan yang tidak tepatKurang tepatnya data kecelakaanKegagalan kepemimpinan dari “pemerintah” sebagai klien utamaKegagalan pengaruh dari penyatuan perdagangan
• Mezzo FactorsSistem proyek dan proses yang belum sempurnaUsaha dan susunan rangkaian persediaan yang tidak tepatKurangnya pengertian dan perjanjian oleh beberapa komunitas konstruksiKurang tepatnya data/investigasi kecelakaan, dan konsekuensi, kurangnya pembelajaran organisasi
• Micro FactorsKurangnya kemampuan dan pemahaman individu dari pekerja dan supervisorKetidakefektifan atau kurang nya pelatihan dan sertifikat kemampuanKurangnya kepemilikan, perjanjian dan wewenang dari komunikasi dan tanggung jawab pada pekerja dan supervisor
RISIKO-RISIKO PEKERJA KONSTRUKSIRisiko-risiko yang dihadapi para pekerja
konstruksi sangat banyak dan beragam.Penyebab utama adalah jatuh dari ketinggian
(dua meter atau lebih), terstrum, keruntuhan bangunan, bekerja dengan tenaga mesin untuk memindahkan alat berat, dan lalu lintas pinggir jalan (tabrakan kendaran bermotor).
Daerah-daerah tersebut merupakan hazard yang sering dijumpai di konstruksi.
Risiko-risiko serius pada kesehatan termasuk bising, bahan berbahaya, asbestos, solven manual handling dan radiasi UV.
LANJUTAN…• Dimasukkan standar keselamatan mimimum
baru, yaitu:Mempunyai pekerja untuk pelatihan OHS dasar lengkap sebelum memulai kerjaMempunyai kontaktor utama untuk memelihara perencanaan koordinasi kesehatan dan keselamatan untuk tempat konstruksi lebih besarMempunyai pemimpin untuk pernyataan metode dokumen kerja aman untuk menetapkan tipe dari risiko tinggi pekerja konstruksi
BAGAIMANA PENYELESAIANNYA?Bahaya dan risiko di tempat kerja tidak bisa dihilangkan, tetapi hanya bisa diminimalisasi.•Semua karyawan harus dilatih sampai mengerti cara yang tepat untuk menggunakan sistem dan identifikasi hazard. •Pekerja dan pimpinan menjadi bertanggung jawab untuk menyediakan sistem perlindungan dan memastikan penggunaan dari sistem ini.•Indentifikasi resiko pengunaan peralatan dan alat berat sesuai tahap pekerjaannya•Dokumentasikan instruksi kerja pengunaaan peralatan dengan aman•Prosedur perawatan dan pemeliharaan peralatan•Pemeriksaan peralatan dan alat berat sebelum beroperasi•Dan kesiapan tenaga kerja dan operator
STUDY KASUS
Tahun Kasus Kecelakaan Kerja
2009 54.398
2008 58.600
2007 83.714
STUDY KASUS Adanya penurunan kasus kecelakaan kerja
dari tahun 2007 – 2009 Kasus kecelakaan kerja dapat menimbulkan
biaya baik langsung maupun tidak langsung Adanya perlindungan kerja yang maksimal,
akan berpengaruh pada ketenangan, produktivitas, dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.
Peran Pemerintah sebagai pembina dan “the biggest owner” sangat berpengaruh dalam peningkatan penerapan K3 pada semua bidang pekerjaan
KASUS KECELAKAAN DI INDONESIA TAHUN 2009
Akibat yang Ditimbulkan Kasus
Sembuh total 87.035
Cacat fungsi 4.380
Cacat sebagian 2.713
Cacat total 42
Meninggal duni 2.144
Total 96.314
KESIMPULAN DAN SARAN Masalah yang timbul pada pekerjaan bidang
konstruksi diakibatkan rendahnya kualitas hidup masyarakat, terutama dari segi pendidikan mereka yang rata-rata hanya lulusan Sekolah Dasar
Perlunya peningkatan pengetahuan dan kepedualian pekerja akan pentingnya K3
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Wirahadikusumah,Reni.2008.Kecelakaan
.(Online), (lilo.staff.fkip.uns.ac.id/files/2008/09/kecel.. ,diakses 13 Desember 2009)
No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986: “Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Proceedings of Construction Congress V: Managing Engineered Construction in
Expanding Global Markets, ASCE, pp 389-398.
TERIMA KASIH