bagian i pendahuluan 1.1. latar · pdf filepenataan izin usaha pertambangan ... pltu, namun...
TRANSCRIPT
1
.
BAGIAN I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai dengan
ketentuan Pasal 58 ayat (3) Peraturan DPR RI No.1/DPRRI/I/2014-2019
tentang Tata Tertib, maka Komisi VII DPR-RI dalam Reses Masa
Persidangan III Tahun Sidang 2014 - 2015 telah membentuk 3 (dua) Tim
Kunjungan Kerja (Kunker), yaitu ke Provinsi Maluku, Propinsi Sulawesi
Utara dan Provinsi Kalimantan Selatan.
Pemilihan provinsi Kalimantan Selatan sebagai salah satu tujuan
Kunker Masa Reses Komisi VII DPR RI, diantaranya pertama banyaknya
isu strategis yang perlu segera diselesaikan terutama kaitanya dengan
penataan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Mineral dan Batubara. Hal ini
menunjukkan masih lemahnya tata kelola perijinan pertambangan di
Indonesia. Kedua, persoalan optimalisasi penerimaan negara sub sektor
Mineral dan Batubara yang perlu segera ditindaklanjuti agar PNBP sub
sektor Mineral dan Batubara meningkat. Ketiga, perlu segera dilakukan
sistem informasi Mineral dan Batubara yang terintegrasi secara Nasional
antara Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Walikota dan seluruh
instansi terkait. Kelima, provinsi Kalimantan Selatan merupakan daerah
yang kaya akan sumber daya mineral dan Batubara sebagai energi primer
PLTU, namun kondisi kelistrikan di Kalimantan Selatan masih defisit,
akibatnya sering terjadi pemadaman listrik.
1.2. DASAR KUNJUNGAN
Dasar Hukum dari pelaksanaan Kunker Masa Reses adalah Hasil
Keputusan Rapat Komisi VII DPR RI tentang Agenda agenda kerja Masa
Persidangan III Tahun Sidang 2014-2015 dan merujuk pada Peraturan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1/DPR RI/I/2014
tentang Tata Tertib DPR RI.
2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN KUNJUNGAN
Maksud diadakannya Kunker Masa Reses Komisi VII DPR RI ke
Provinsi Kalimantan Selatan adalah untuk menyerap aspirasi dan melihat
secara langsung perkembangan di daerah khususnya pengelolaan Energi
dan Sumber Daya Mineral, Ketenagalistrikan, Lingkungan Hidup serta
Riset dan Teknologi.
Adapun tujuan Kunker ini adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan informasi up to date dan melihat secara langsung
perkembangan sektor Energi dan Sumber Daya Mineral,
Ketenagalistrikan, Lingkungan Hidup serta Riset dan Teknologi..
b. Mengetahui berbagai persoalan yang dihadapi di Provinsi Kalimantan
Selatan khususnya di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral,
Ketenagalistrikan, Lingkungan Hidup serta Riset dan Teknologi.
c. Mengetahui tingkat efektivitas peran yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam mengatasi
berbagai persoalan Energi, Ketenaglistrikan dan Lingkungan yang
dihadapi oleh masyarakat di Kalimantan Selatan.
1.4. AGENDA PERTEMUAN DALAM KUNJUNGAN
Agenda pertemuan Kunker ke Provinsi Kalimantan Selatan adalah:
1. Pertemuan dengan Gubernur, DPRD, Dinas Pertambangan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Direktur Utama PT PLN
(Persero), Manajemen PT Pertamina (Persero) Marketing Operation
Region (MOR) VI, dan instansi terkait lainnya.
2. Pertemuan dengan Direksi PT Adaro Indonesia, PT Makmur Sejahtera
Wisesa, Direksi PT PLN (Persero), Bupati Tabalong dan instansi terkait
lainnya.
3. Pertemuan dengan Direksi dan Manajemen PT PLN (Persero) wilayah
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, BPH Migas, PT
Pertamina (Persero) MOR VI dan Direksi PT Meratus Jaya Iron &
Steel, Manajemen PT Aneka Tambang serta instansi terkait lainnya.
3
1.5. SUSUNAN ANGGOTA TIM KUNJUNGAN KERJA
Anggota Tim Kunker Masa Reses Komisi VII DPR RI yang melakukan
Kunker ke Provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 14 (sembilan belas)
orang dan dibantu 1 (satu) orang Tenaga Ahli, 3 (tiga) orang staff
sekretariat dan 1 (satu) orang dari Parlementaria. Daftar selengkapnya
tertera pada Tabel di bawah ini.
Tabel 1. Daftar Anggota Tim Kunker Ke Provinsi Kalimantan Selatan
4
BAGIAN II
HASIL PERTEMUAN
TIM KUNKER MASA RESES KOMISI VII DPR RI
1.1. PERTEMUAN DENGAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN
Beberapa point penting hasil pertemuan Anggota Tim Kunker Masa
Reses Komisi VII DPR RI dengan Gubernur Kalimantan Selatan secara
keseluruhan dapat diringkas menjadi 5 (lima) point yaitu:
1. Mineral dan Batubara.
Sejak 2 Oktober 2014 kewenangan ijin pertambangan ada di
Pemerintah Provinsi. Namun kewenangan tersebut belum dapat
dilaksanakan secara optimal karena terkendala kewenangan
pengurusan CnC yang masih berada di Kementerian sehingga mata
rantai birokrasinya semakin panjang.
2. Ketenagalistrikan
Sistem kelistrikan di Provinsi Kalimantan Selatan terintegrasi dengan
Kalimantan Tengah atau WKSKT (Wilayah Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah) sehingga resources ketenagalistrikan yang ada
didistribusikan hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah.
Per Maret 2015, Rasio Elektrifikasi (RE) Provinsi Kalimantan Selatan
cukup tinggi yaitu sebesar 89,67 %. Namun, disisi lain neraca dayanya
masih defisit sehingga sering mengalami pemadaman listrik. Untuk
mengatasi persoalan tersebut, perlu dibangun pembangkit baru.
Namun, dalam realisasinya pembangunan pembangkit mengalami
banyak kendala diantaranya persoalan perijinan yang memakan waktu
cukup lama. Sebagai contoh, PT Adaro Indonesia melalui anak
usahanya merencanakan pembangunan PLTU Mulut Tambang tetapi
ijin administrasinya sudah 4 (empat) tahun namun belum selesai.
3. Konversi Minyak Tanah ke LPG 3 Kg
Konversi BBM jenis tertentu (Minyak Tanah) ke LPG 3 Kg di 5 (lima)
Kabupaten yaitu Hulu Sungai Utara, Kotabaru, Tabalong, Tanah Umbu
5
dan Tanah Laut) belum terlaksana. Kendalanya adalah belum ada ijin
penugasan dari Kementerian ESDM kepada PT Pertamina (Persero).
4. Lingkungan Hidup
Isu lingkunga hidup yang menjadi perhatian pemerintah provinsi
Kalimantan Selatan adalah reklamasi pasca tambang yang menjadi
kewajiban perusahan pertambangan.
5. Riset dan teknologi
Sedangkan isu Riset dan Teknologi praktis tidak mendapatkan
perhatian. Karena, manfaat hasil penelitian selama ini belum mampu
menyentuh dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
1.2. HARAPAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN KEPADA TIM
KUNKER KOMISI VII DPR RI
a. Untuk memperpendek mata rantai birokrasi agar lebih efektif dan
efisien, Gubernur Kalimantan Selatan meminta kepada Tim Kunker
Komisi VII DPR RI untuk mendukung agar kewenangan pengurusanan
CnC sebaiknya diserahkan ke Pemerintan Daerah Provinsi. Karena hal
ini sesuai dengan semangat UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah.
b. Gubernur Kalimantan Selatan meminta kepada Tim Kunker Komisi VII
DPR RI agar mendukung peningkatan bagi hasil royalti sektor
pertambangan. Royalti Batubara PKP2B sebesar 13,5% sementara
Daerah mendapatkan 3% dengan rincian 40% untuk Pemerintah
Daerah Provinsi sedangkan 60% bagi Kabupaten Penghasil. Produksi
Batubara Kalimantan Selatan sebesar 171 Juta ton/tahun atau ekivalen
dengan Rp3,8 triliun sehingga royalti yang diterima Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 40% dari 3% atau Rp 574
miliar/tahun.
c. Gubernur Kalimantan Selatan meminta kepada Tim Kunker Komisi VII
DPR RI agar melakukan pembahasan dengan Menteri terkait
mengenai proses perijinan pembangunan pembangkit yang terlau
panjang birokrasinya yaitu sebanyak 52 ijin.
6
1.3. PERTEMUAN DENGAN DIREKSI PT ADARO INDONESIA DAN
MANAJEMEN PT MAKMUR SEJAHTERA WISESA (MSW)
a. PT Adaro Indonesia
PT Adaro Indonesia merupakan perusahaan pertambangan pemegang
Kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
(PKP2B) generasi I No. J2/J.i.DU/52/82 tanggal 16 November 1982.
Masa kontrak 30 tahun sejak produksi komersial tahun 1992 dan dapat
diperpanjang 2 x 10 tahun. Salah satu supplier utama kebutuhan
Batubara dalam negeri terutama untuk kebutuhan PLTU di Pulau Jawa-
Bali (PLTU PEC, PLTU Paiton 3, PJB Paiton, Paiton 7 / 8, Jawa Power,
PLTU, Indonesia Power, PLTU Jeneponto dan Sumbawa), Industri
Semen dan Industri Pulp & Paper. PT Adaro Indonesia mempekerjakan
± 52% tenaga lokal.
Kegiatan PT Adaro Indonesia dalam pengelolaan lingkngan hidup
diantaranya melakukan pemantauan berbagai komponen lingkungan
yang dipersyaratkan dalam dokumen amdal, menyelidiki dan
melaporkan kecelakaan lingkungan dan memeriksa dan
menyelesaikan masalah gangguan lingkungan yang dikeluhkan
masyarakat. Sedangkan kegiatan CSR PT Adaro Indonesia yaitu
pengembangan kebun Karet, UKM, Lembaga Keuangan Mikro serta
program beasiswa bagi siswa kurang mampu dan siswa berprestasi.
Saat ini kondisi pertambangan PT Adaro Indonesia mengalami
penurunan performa akibat harga komoditas pertambangan yang
anjlok. Karena itu, manajemen perusahaan melakuan minimize cost
agar perusahaan mampu survive dalam kondisi yang sulit tanpa
mengurangi komitmen pelaksanaan humanity program.
b. PT Makmur Sejahtera Wisesa (MSW) adalah PLTU batubara dengan
kapasitas 2x30 MW yang berlokasi di Tanjung sebagai penyedia
tenaga listrik untuk kepentingan sendiri di lingkungan PT Adaro
Indonesia. Excess power PT MSW dijual ke PT PLN (Persero)
berdasarkan kontrak tahunan.
7
1.4. PERTEMUAN DENGAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
1. Sistem Kelistrikan di Kalimantan Selatan
Sistem kelistrikan provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari dua yaitu
interkoneksi dan isolated. Wilayah kerjanya meliputi Kalimantan
Tengah.
Tabel 2. Sistem kelistrikan di Klaimantan Selatan
Sistem Demand (MW) Beban Puncak
(MW) Cadangan
(MW)
Barito 523 505 18.5
Kotabaru 12.55 10.58 2.0
Buntok 10.90 9.2 1.5
Muara Teweh 8.7 7.9 0.8
Purukcahu 4.8 3.8 0.1
Kuala Kurun 3.0 2.8 0.2
Lamandau 4.5 3.8 0.7
Sukamara 2.5 2.3 0.2
Pangkalan Bun 31.25 27.25 4.0
K. Pembuang 3.10 3.0 0.1
Isolated 18.50 17.0 1.5 Sumber PT PLN (Persero) 2015
2. Rasio Elektrifikasi
Rasio Elektrifikasi (RE) di provinsi Kalimantan Selatan mencapai 89,67
%. Daftar RE per akabupaten tertera pada Tabel di bawah ini:
Tabel 3. Rasio Elektrifikasi 2014 Per Kabupaten
KABUPATEN/KOTA Rasio Elektrifikasi (%)
TTAANNAAHH BBUUMMBBUU 82.72
KKOOTTAABBAARRUU 56.73
KKAABB.. BBAANNJJAARR 82.12
HH SS SS 80.44
BBAALLAANNGGAANN 73.34
HH SS TT 91.17
TTAABBAALLOONNGG 97.85
HH SS UU 89.94
TTAAPPIINN 98.34
BBAATTOOLLAA 91.25
AANNAAHH LLAAUUTT 94.89
KKOOTTAA BBAANNJJAARRMMAASSIINN 93.75
KKOOTTAA BBAANNJJAARRBBAARRUU 84.00
8
3. Perkembangan Fuel Mix
Komposisi fuel mix 20111-2014 tertera pada Tabel di bawah ini
Tabel 4. Perkembangan Fuel Mix 2011-2014
FFuueell MMiixx 2011 2012 2013 2014
HHyyddrroo 4,3 4,37 4,61 2,79
BBaattuubbaarraa 38,8 35,6 51,9 49,8
PPeemmbbeelliiaann IIPPPP
((CCooaall++EEBBTT)) 5,0 6,9 9,1 13,85
BBBBNN 0 0 1,01 0,77
MMFFOO 6,36 3,6 2,03 1,55
HHSSDD 45,06 49,03 31,36 31,13
Sementara fuel mix per Maret 2015 adalah
Hydro : 5,36 %
Batubara : 51,97 %
Pembelian IPP (Batubara+EBT): 24,9 %
BBN : 0,29 %
MFO : 0,28 %
HSD : 25,18 %
4. Penjualan Per Golongan Tarif Maret 2015
Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Tenaga Listrik di Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar Rp1.430 per Kwh dengan rincian, harga jual Rp 862
per Kwh dan subsidi Rp 568 per Kwh. Data selengkapnya tertera pada
diagram di bawah ini:
9
5. Kendala yang Dihadapi
Kondisi geografis yang luas, kerapatan penduduk relatif rendah
Penyediaan masih tinggi, karena masih mengoperasikan
pembangkit BBM
Keterbatasan kemampuan investasi untuk pengembangan
kelistrikan
Kendala sosial dalam proses pembangunan Pembangkit,
Transmisi/Gardu Induk, jaringan distribusi
1.5. PERTEMUAN DENGAN PT PERTAMINA (PERSERO) MOR VI DAN
BPH MIGAS
1. Realisasi BBM Bersubsidi Kerosene dan Solar periode Januari-Maret
2015 di Kalimantan Selatan sebagai berikut:
Kuota Kerosene tahun 2015 : 55.434 kilo liter
Kuota Ytd Maret 2015 : 13.600 kilo liter
Realisasi Ytd Maret 2015 : 13.358 kilo liter, masih dibawah 2%
dibanding kuota s.d. 31 Maret 2015)
Kuota Solar tahun 2015 : 332.937 kilo liter
Kuota Ytd Maret 2015 : 82.094 kilo liter
Realisasi Ytd Maret 2015 : 57.198 kilo liter, masih dibawah 30
% dibanding kuota s.d 31 Maret 2015)
731
692
1218
1110
1406
1414
862
698
738
211
320
23
16
568
0 500 1000 1500 2000 2500
SOSIAL
RUMAH TANGGA
BISNIS
INDUSTRI
PUBLIK
MULTIGUNA
TOTAL
Harga Jual Rp/kWh Rp Subsidi
10
2. Realisasi Premium Penugasan dan BBK di Kalimantan Selatan 2015
Realisasi Premium Penugasan di Kalimantan Selatan periode
Januari-Maret 2015 mengalami penurunan sebesar 4%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014. Penyebabnya
adalah peningkatan penjualan BBK Pertamax.
Penjualan Pertamax di Kalimantan Selatan periode Januari-Maret
2015 mengalami peningkatan sebesar 142% dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2014..
Realisasi Pertamina Dex juga mengalami peningkatan 2652%
3. Realisasi LPG 3 Kg periode Januari-Maret 2015 di Kalimantan Selatan
Kuota LPG 3 Kg tahun 2015 sebesar 53.628 MT (termasuk rencana
daerah yang akan dikonversi tahun 2015)
Realisasi distribusi LPG 3 Kg periode Januari- Maret 2015 sebesar
12.324 MT dari target 12.333 MT atau hampir 100%.
Penjualan LPG 3 Kg periode Januari - Maret 2015 mengalami
peningkatan sebesar 47 % dibandingkan periode yang sama tahun
2014
Penjualan produk non PSO LPG 12 Kg mengalami penurunan
sebesar 27 %, disebabkan adanya peralihan konsumen LPG 12 Kg
ke Bright Gas 3 Kg. Karena itu penjualan LPG Bright Gas dan LPG
50 Kg mengalami peningkatan sebesar 102 % dibandingkan periode
yang sama tahun 2014.
4. Konversi KK di Kalimantan Selatan.
Konversi BBM ke LPG 3 Kg di Kabupaten di wilayah provinsi
Kalimantan Selatan sudah berjalan sejak tahun 2011. Namun hingga
saat ini masih ada 5 (lima) Kabupaten dimana program konversi belum
berjalan yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kota Baru, Tabalong,
Tanah Bumbu dan Kabupaten Tanah laut. Penyebabnya adalah PT
Pertamina (Persero) belum mendapat penugasan dari pemerintah.
Oleh karena itu PT Pertamina (Persero) meminta kepada Tim Kunker
Komisi VII DPR RI untuk mendorong pemerintah agar segera
11
memberikan penugasan sehingga program konversi BBM Ke LPG 3 Kg
di 5 (lima) Kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan segera
terlaksana.
5. Kontribusi PBBKB PT Pertamina (Persero) di Kalimantan Selatan
Kontribusi PBBKB PT Pertamina MOR VI pada Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan mempunyai trend yang meningkata yaitu dari Rp
241 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 509 miliar tahun 2014 seperti
terlihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 5. PBBKB PT Pertamina MOR VI di Kalimantan Selatan
22001100 2011 2012 2013 2014
PPBBBBKKBB PPeerrttaammiinnaa
((RRpp mmiilliiaarr)) 224411 456 455 454 509
Sumber: PT Pertamina MOR VI, 2015
Namun demikian, agar terjadi equal threatment, perlu kiranya Tim
Kunker Komisi VII DPR RI untuk mengklarifikasi PBBKB distributor
BBM non PSO selain PT Pertamina (Persero) MOR VI.
1.6. PERTEMUAN DENGAN PT MJIS DAN PT ANEKA TAMBANG
PT Meratus Jaya Iron & Steel (MJIS) merupakan perusahaan joint venture
antara PT Krakatau Steel dan PT Aneka Tambang dengan perbandingan
saham 70:30. Lokasinya di Batulicin Kabupaten Tanah Bambu
Kalimantan Selatan. MJIS merupakan pabrik pengolahan bijih besi
dengan teknologi Direct Reduction – Rotary Kiln yang berbasis Batubara
dengan kapasitas 315.000 ton per tahun dengan menggunakan bahan
baku lokal (iron ore & coal). Untuk keperluan proses produksi, MJIS
membangun PLTU 2 x 60 MW sementara excess power-nya dijual ke PT
PLN (Persero) untuk memperkuat sistem kelistrikan di kawasan ekonomi
Batulicin..
Hambatan selama proses produksi diantaranya penyelesaian status tanah
Inbreng yang belum kunjung selesai dimana dari luas lahan 200 Ha yang
CnC baru 32 Ha. Dampaknya, MJIS kesulitan untuk memperoleh investor
baru. Karena itu, MJIS meminta dukungan Tim Kunker Komisi VII DPR RI
agar persoalan tanah Inbreng segera clear statusnya.
12
BAGIAN III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Tim Kunker Komisi VII DPR RI merekomendasikan kepada Komisi VII DPR
RI agar melakukan Rapat Kerja dengan Kementerian terkait sebagai tindak
lanjut atas harapan Gubernur Kalimantan Selatan terkait dengan persoalan
kelistrikan, konversi BBM ke LPG 3 Kg di 5 (lima kabupaten yang belum
terlaksana serta usulan kewenangan pengurusan CnC sebaiknya
diserahkan ke Pemerintah Provinsi sesuai dengan semangat UU No 23
Tahun 2014 dan usulan kenaikan royalti Batubara diatas 3 %.
2. Tim Kunker Komisi VII DPR RI merekomendasikan kepada Komisi VII DPR
RI agar melakukan Rapat Kerja dengan Kementerian guna menindaklanjuti
kendala pembangunan Transmisi dan Gardu Induk yang melalui kawasan
hutan di Kalimantan Selatan.
3. Tim Kunker Komisi VII DPR RI meminta Direksi PT Pertamina (Persero)
untuk segera melaksanakan konversi BBM ke LPG 3 Kg di Kabupaten Hulu
Sungai Utara, Kota Baru, Tabalong, Tanah Bumbu dan Kabupaten Tanah
Laut.
4. Tim Kunker Komisi VII DPR RI meminta Direksi PT PLN (Persero) untuk
memepercepat pengembangan sistem pembangkitan listrik energi baru
terbarukan khususnya Biomassa di Kalimantan Selatan, NTB dan provinsi
lainya di Indonesia.
Jakarta, 5 Mei 2015
Ketua Tim Kunker Komisi VII DPR RI
Dr. H.M. Zairullah Azhar