bab.2.pdf.unlocke gd

Upload: ywibowo2

Post on 10-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    1/26

    5

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    II.1. Tinjauan PustakaII.1.1. LansiaII.1.1.1. Definisi dan Batasan Lanjut Usia

    Lanjut usia adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu

    proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade

    (Notoatmodjo,2007).

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia (lansia)

    adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia

    60 tahun ke atas.

    Menurut WHO, lansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:

    Usia pertengahan (middle age) : usia 45-59 tahun, Lansia (elderly): usia

    60-74 tahun, Lansia tua (old): usia 75-90 tahun, Usia sangat tua (very

    old) : usia di atas 90 tahun

    Menurut UU no.13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan

    Lanjut Usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah

    mencapai usia 60 tahun ke atas. Batasan usia lanjut menurut Departemen

    Kesehatan (2006) dibagi atas : Virilitas (praseneium) : Masa persiapan

    usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun); Usia

    lanjut dini (senescen) : Kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut

    dini (usia 60-64 tahun), Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai

    penyakit degeneratif : usia di atas 65 tahun.

    II.1.2. Proses MenuaII.1.2.1. Definisi

    Menua (aging) merupakan proses normal yang dimulai sejak

    konsepsi dan berakhir saat kematian (Maryam, 2008).

    Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

    kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan

    mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    2/26

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    3/26

    7

    oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein.

    Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi.

    - Teori rantai silangPada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-

    sel yang tua atau usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya

    jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas,

    kekacauan dan hilangnya fungsi sel.

    Teori Psikologi

    Pada usia lanjut, proses penuaaan terjadi secara alamiah seiring

    dengan penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat

    dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional

    yang efektif.

    Adanya penurunan dari intelektualitas yang meliputi persepsi,

    kemampuan kognitif, memori dan belajar pada usia lanjut menyebabkan

    mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi.

    Persepsi merupakan kemampuan interpretasi pada lingkungan.

    Dengan adanya penurunan fungsi sensorik, maka akan terjadi pula

    penurunan kemampuan untuk menerima, memproses dan merespons

    stimulus sehingga terkadang akan muncul aksi/reaksi yang berbeda dari

    stimulus yang ada.

    Kemampuan kognitif dapat dikaitkan dengan penurunan fisiologis

    organ otak. Namun untuk fungsi-fungsi positif yang dapat dikaji ternyata

    mempunyai fungsi lebih tinggi, seperti simpanan informasi usia lanjut,

    kemampuan memberi alasan secara abstrak, dan melakukan

    penghitungan.Memori adalah kemampuan daya ingat lansia terhadap suat

    kejadian/peristiwa baik jangka pendek maupun jangka panjang. Memori

    terdiri atas tiga komponen sebagai berikut ingatan yang paling singkat

    segera (contohnya : pengulangan angka), ingatan jangka pendek

    (contohnya: peristiwa beberapa menit hingga beberapa hari lalu) dan

    ingatan jangka panjang.

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    4/26

    8

    Kemampuan belajar yang menurun dapat terjadi karena banyak hal.

    Selain keadaan fungsional organ otak, kurangnya motivasi pada lansia

    juga berperan. Motivasi akan semakin menurun dengan menganggap

    bahwa lansia sendiri merupakan beban bagi orang lain dan keluarga.

    Teori Sosial

    Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan

    yaitu

    - Teori interaksi sosialTeori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada

    suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai

    masyarakat. Mauss (1954), Homans (1961), dan Blau (1964)

    mengemukakan bahwa interaksi sosial terjadi berdasarkan atas

    hukum pertukaran barang dan jasa. Sedangkan pakar lain Simmons

    (1945), mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus

    menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan

    status sosialnya atas dasar kemampuannya untuk melakukan tukar-

    menukar. Menurut Dowd (1980), interaksi antara pribadi dan

    kelompok merupakan upaya untuk meraih keuntungan sebesar-

    besarnya dan menekan kerugian hingga sesedikit mungkin.

    Kekuasaan akan timbul apabila seseorang atau kelompok

    mendapatkan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan pribadi

    atau kelompok lainnya.

    Pada lansia, kekuasaan dan prestisenya berkurang, sehingga

    menyebabkan interaksi sosial mereka juga berkurang, yang tersisa

    hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk mengikutiperintah. Pokok-pokok interaksi sosial adalah sebagai berikut:

    masyarakat terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya mencapai

    tujuannya masing-masing, dalam upaya tersebut terjadi interaksi

    sosial yang memerlukan biaya dan waktu, untuk mencapai tujuan

    yang hendak dicapai seorang aktor harus mengeluarkan biaya,

    aktor senantiasa berusaha mencari keuntungan dan mencegah

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    5/26

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    6/26

    10

    dapat dikembangkan, misalnya peran baru lansia sebagai relawan,

    kakek atau nenek, seorang duda atau janda, serta karena ditinggal

    wafat pasangan hidupnya.

    Dari pihak lansia sendiri terdapat anggapan bahwa proses

    penuaan merupakan suatu perjuangan untuk tetap muda dan

    berusaha untuk mempertahankan perilaku mereka semasa

    mudanya.

    Pokok-pokok teori aktivitas adalah: moral dan kepuasan

    berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan sepenuhnya dari

    lansia di masyarakat; kehilangan peran akan menghilangkan

    kepuasan seorang lansia.

    - Teori kesinambunganTeori ini dianut oleh banyak pakar sosial. Teori ini

    mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan

    lansia. Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan

    gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat

    terlihat bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata

    tidak berubah meskipun ia telah menjadi lansia.

    Pokok-pokok teori kesinambungan adalah sebagai berikut:

    lansia tidak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif

    dalam proses penuaan, tetapi berdasarkan pada pengalamannya di

    masa lalu, lansia harus memilih peran apa yang harus

    dipertahankan atau dihilangkan; peran lansia yang hilang tak perlu

    diganti; lansia berkesempatan untuk memilih berbagai macam cara

    untuk beradaptasi.- Teori perkembangan

    Havighurst dan Duvali menguraikan tujuh jenis tugas

    perkembangan (developmental tasks) selama hidup yang harus

    dilaksanakan lansia yaitu: penyesuaian terhadap penurunan

    kemampuan fisik dan psikis; penyesuaian terhadap pensiun dan

    penurunan pendapatan; menemukan makna kehidupan;

    mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan; menemukan

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    7/26

    11

    kepuasan dalam hidup berkeluarga; penyesuaian diri terhadap

    kenyataan akan meninggal dunia; menerima dirinya sebagai

    seorang lansia.

    Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi

    tua merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban lansia

    terhadap berbagai tantangan tersebut yang dapat bernilai positif

    ataupun negatif.

    Pokok-pokok dalam teori perkembangan adalah sebagai

    berikut: masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa

    kehidupannya; masa tua merupakan masa penyesuaian diri

    terhadap kenyataan sosial yang baru, yaitu pensiun dan/ atau

    menduda/ menjanda; lansia harus menyesuaikan diri sebgai akibat

    perannya yang berakhir dalam keluarga, kehilangan identitas dan

    hubungan sosialnya akibat pensiun, serta ditinggal mati oleh

    pasangan hidup dan teman-temannya.

    - Teori stratifikasi usiaWiley (1971) menyusun stratifikasi usia berdasarkan usia

    kronologis yang menggambarkan serta membentuk adanya

    perbedaan kapasitas, peran, kewajiban, dan hak mereka

    berdasarkan usia.

    Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah

    struktur dan prosesnya. Pokok-pokok dari teori stratifikasi usia

    adalah sebagai berikut: arti usia dan posisi kelompok usia bagi

    masyarakat, terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok,

    terdapatnya mekanisme pengalokasian peran di antara penduduk.Keunggulan teori stratifikasi usia adalah bahwa pendekatan

    yang dilakukan bersifat deterministik dan dapat dipergunakan

    untuk mempelajari sifat lansia secara kelompok dan bersifat makro.

    Kelemahannya adalah teori ini tidak dapat dipergunakan untuk

    menilai lansia secara perorangan, mengingat bahwa stratifikasi

    sangat kompleks dan dinamis serta terkait dengan klasifikasi kelas

    dan kelompok etnik (Maryam,2008).

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    8/26

    12

    Teori Spiritual

    Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian

    hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang

    arti kehidupan. James Fowler mengungkapkan tujuh tahap perkembangan

    kepercayaan (Wong, et.al. 1999). Fowler juga meyakini bahwa

    kepercayaan/ demensi spiritual adalah suatu kekuatan yang memberi arti

    bagi kehidupan seseorang. Fowler juga berpendapat bahwa

    perkembangan spiritual pada lansia berada pada tahap penjelmaan dari

    prinsip cinta dan keadilan.

    II.1.2.3. Konsep Menua Sehat

    Menua atau menjadi tua (aging) merupakan proses yang akan

    dialami oleh semua orang dan tidak dapat dihindari. Yang diusahakan

    adalah tetap sehat pada saat menua (menua sehat atau healthy aging).

    Proses menua dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat

    menjadi faktor risiko penyakit degeneratif yang bisa dimulai sejak usia

    muda atau produktif, namun bersifat subklinis.

    Menua sehat akan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

    1. Menua endogenik yang dimulai dengan menuanya sel-sel tubuh,

    jaringan tubuh, dan anatomi tubuh ke arah proses menuanya organ

    tubuh.

    2. Faktor eksogenik dapat dibagi dalam sebab lingkungan di mana

    seseorang hidup dan faktor sosio-budaya yang paling tepat disebut

    gaya hidup (Fatmah,2010).

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    9/26

    13

    Gambar 1. Model Menua Sehat

    Sumber : Fatmah, 2010

    Menurut R.Boedhi Darmojo mengemukakan 7 kiat menuju

    usia tua yang sehat disebut BAHAGIA

    1. Berat badan berlebihan harus dihindari2. Atur makanan menuju gizi seimbang3. Hindari faktor resiko penyakit degeneratif4. Agar tetap berguna dengan mempunyai kegiatan yang

    bermanfaat

    5. Gerak badan teratur wajib dilakukan6. Iman dan taqwa ditingkatkan7. Awasi kesehatan dengan pemeriksaan badan secara berkala

    (Handayani.2003)

    II.1.2.4. Perubahan Pada Lansia

    Menurut Maryam (2008), perubahan yang terjadi pada lansiameliputi perubahan fisik, sosial, dan psikologis.

    Perubahan Fisiologis Tubuh

    - Penurunan Fungsi Panca Indera Pengelihatan :respons terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap

    gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun,

    dan katarak.

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    10/26

    14

    Pendengaran : membran timpani atrofi sehingga terjadi gangguanpendengaran. Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan.

    Kulit : keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambutdalam hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun,

    vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban), kelenjar keringat

    menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh

    berlebihan seperti tanduk.

    - Penurunan Sistem Tubuh Sistem Imun : Penurunan respons imunitas selular yang

    disebabkan oleh perubahan terhadap antigennya atau kehilangan

    memori imunologik, kadar IgM cenderung menurun di dalam

    darah.

    Sistem Persarafan : saraf panca indera mengecil sehinggafungsinya menurun serta lambat dalam merespons dan waktu

    bereaksi khususnya yang berhubungan dengan stres. Berkurang

    atau hilangnya lapisan mielin akson, sehingga menyebabkan

    berkurangnya respons motorik dan refleks.

    Sistem Gastrointestinal : banyak gigi yang tanggal dan kerusakangusi karena proses degenerasi, fungsi pengecap berkurang karena

    papila di ujung lidah berkurang, esofagus melebar, asam lambung

    menurun, lapar menurun dan peristaltik menurun sehingga daya

    absorpsi juga ikut menurun. Ukuran lambung mengecil serta

    fungsi organ aksesori menurun sehingga menyebabkan

    berkurangnya produksi hormon dan enzim pencernaan.

    Sistem Respirasi : otot-otot pernafasan kekuatannya menurun dankaku, elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat

    sehingga menarik nafas lebih berat, alveoli melebar dan

    jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta terjadi

    penyempitan pada bronkus.

    Sistem Endokrin : produksi hormon menurun, menurunnyakativitas BMR (basal metabolic rate).

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    11/26

    15

    Sistem Muskuloskletal : cairan tulang menurun sehingga mudahrapuh (osteoporosis), bungkuk (kifosis), persendian membesar

    dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon mengerut

    dan mengalami skoliosis.

    Sistem Genitourinaria : ginjal mengecil, aliran darah ke ginjalmenurun, penyaringan di glomerulus menurun, dan fungsi tubulus

    menurun sehingga kemampuan mengonsentrasi urin ikut

    menurun, otot-otot vesika urinaria melemah, kapasitasnya

    menurun, dan retensi urine.

    Sistem Kardiovaskular : katup pompa jantung menebal,kemampuan memompa dara menurun, elastisitas pembuluh darah

    menurun, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

    sehingga tekanan darah meningkat.

    - Perubahan Komposisi TubuhMenua ditandai dengan kehilangan secara progresif massa

    otot dan tulang serta peningkatan lemak tubuh yang ditandai

    dngan terdistribusinya lemak subkutan dari ekstremitas ke batang

    tubuh yang dimulai pada usia awal 40 tahun.

    Perubahan Sosial

    Peran : post power syndrome, single woman dan single parent ;

    Keluarga : kesendirian, kehampaan; Teman : ketika teman lansia

    meninggal, muncul perasaan kapan ia meninggal; Abuse : kekerasan

    dalam bentuk verbal (dibentak); Masalah hukum : berkaitan dengan

    perlindungan aset dan kekayaan pribadi yang dikumpulkan sewaktu

    muda; Pensiun; Ekonomi; Rekreasi; Keamanan; Transportasi; Politik;

    Pendidikan; Agama; Panti jompo.

    Perubahan Psikologis

    Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory,

    frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi

    kematian, perubahan keinginan, depresi dan kecemasan.

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    12/26

    16

    II.1.3. Gizi LansiaII.1.3.1. Definisi

    Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

    dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

    penyimpanan, mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi

    normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa,2001).

    II.1.3.2. Peranan Zat-Zat Gizi Pada Lansia

    Saat mulai terjadinya proses penuaan tidak sama untuk setiap

    orang, ada yang lebih cepat, tetapi ada pula yang lebih lambat

    dibandingkan dengan usianya.

    Dibedakan 2 macam usia yaitu :

    1. Usia kronologis (chronological age)2. Usia biologis (biological age)

    Yang dimaksud dengan usia kronologis adalah usia yang dicapai

    seseorang dalam kehidupan dihitung menurut kalender, sedangkan usia

    biologis adalah usia yang terlihat dari kondisi jaringan tubuh orang

    tersebut.usia biologis dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya faktor

    lingkungan, sinar matahari, stres, rokok, gizi dan sebagainya.

    Bukti-bukti menunjukkan bahwa zat gizi tertentu dapat

    memperlambat proses penuaan (Fatmah,2010).

    II.1.3.3. Kebutuhan Zat Gizi Lansia

    Banyaknya tiap-tiap zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari

    makanan sehari-hari untuk mencegah defisiensi zat gizi disebut Angka

    Kecukupan Gizi (AKG). AKG dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,

    berat badan, aktivitas fisik, dan keadaan fisiologis seperti hamil ataumenyusui (Fatmah,2010).

    II.1.3.4. Pedoman Umum Gizi Seimbang Indonesia

    Untuk mendapatkan gizi yang seimbang, lansia perlu

    memperhatikan hal-hal berikut ini :

    1. Makan Aneka Ragam Makanan2. Makan Sumber Karbohidrat Kompleks3. Batasi Konsumsi Lemak dan Minyak

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    13/26

    17

    4. Makan Cukup Sumber Zat Besi5. Minum Air6. Kurangi Jajanan7. Perbanyak Konsumsi Hewan Laut8. Gunakan Garam Beriodium9. Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah Berwarna Hijau,

    Kuning, Oranye

    10.Hindari Minuman Beralkohol11.Dianjurkan untuk Minum Susu Skim atau Rendah Lemak12.Sarapan13.Berhati-hati Menggunakan Makanan Dalam Kemasan(Darmojo,2006).

    II.1.4. Status GiziII.1.4.1. Pengertian Status Gizi

    Status Gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau

    kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan

    energi dan zat gizi yang diperoleh dari pangan dan makanan yang

    dampak fisiknya diukur secara antropometri (Almatsier, 2001).

    Menurut Supariasa (2001), status gizi merupakan ekspresi dari

    keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan

    nutrituredalam bentuk variabel tertentu.

    II.1.4.2. Penilaian Status Gizi Lansia

    Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat

    penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.

    AntropometriAdalah serangkaian teknik pengukuran dimensi kerangka tubuh

    manusia secara kuantitatif.

    Penilaian status gizi lansia diukur dengan antropometri atau

    ukuran tubuh, yaitu tinggi badan (TB) dan berat badan (BB). Akan

    tetapi, pengukuran tinggi badan lansia sangat sulit dilakukan mengingat

    adanya masalah postur tubuh seperti terjadinya kifosis atau

    pembengkokan tulang punggung, sehingga lansia tidak dapat berdiri

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    14/26

    18

    tegak. Oleh karena itu, pengukuran tinggi lutut, panjang depa, dan

    tinggi duduk dapat digunakan untuk memperkirakan tinggi badan.

    - Tinggi LututDirekomendasikan oleh WHO (1999) untuk digunakan sebagai

    prediktor tinggi badan pada seseorang lansia yang berusia kurang lebih

    60 tahun. Proses bertambahnya usia tidak berpengaruh terhadap tulang

    yang panjang sepeerti lengan dan tungkai, tetapi sangat berpengaruh

    terhadap tulang belakang.

    Tinggi lutut diukur dengan kaliper berisi mistar pengukuran

    dengan mata pisau menempel pada sudut 90o. Alat yang digunakan

    adalah alat ukur tinggi lutut yang terbuat dari kayu. Subjek yang diukur

    ditempatkan dalam posisi duduk, atau berbaring (atau tidur).

    Pengukuran dilakukan pada kaki kiri subjek antara tulang tibia dengan

    tulang paha dengan membentuk sudut 90o. Alat ukurnya ditempatkan di

    antara tumit sampai bagian proksimal dari tulang patela. Pembacaan

    skala dilakukan pada alat ukur dengan ketelitian 0,1 cm. Hasil

    pengukuran dalam sentimeter dikonversikan menjadi tinggi badan (TB)

    menggunakan rumus Chumlea:

    TB pria = 64,19 (0,04 x usia dalam tahun) + (2,02 x tinggi lututdalam cm)

    TB wanita = 84,88 (0,24 x usia dalam tahun) + (1,83 x tinggilutut dalam cm)

    - Panjang DepaPanjang depa merupakan salah satu prediktor tinggi badan lansia.

    Pengukuran panjang depan pada lansia diukur dengan alat mistar

    panjang 2 meter. Subjek yang diukur harus memiliki kedua tangan yang

    dapat direntangkan sepanjang mungkin dalam posisi lurus lateral dan

    tidak dikepal. Subjek berdiri dengan kaki dan bahu menempel pada

    tembok sepanjang pita pengukuran yang ditempel di tembok.

    Pembacaan dilakukan dengan skala 0,1 cm mulai dari bagian ujung jari

    tengah tangan kanan hingga ujung jari tengah tangan kiri.

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    15/26

    19

    - Tinggi DudukTinggi duduk diukur dengan alat ukur antropometer yang terdiri

    dari bangku duduk ukuran 44 x 44 x 44 cm bagi lansia pria, dan 40 x 40

    x 40 cm bagi lansia wanita, dan mikrotoa untuk membaca hasil

    pengukuran. Lansia yang akan diukur harus duduk dengan posisi tubuh

    tegak, tangan menggantung lemas di atas paha, kedua kaki tanpa alas

    kaki dirapatkan ke dinding bangku, dan mata menatap lurus ke depan.

    Pembacaan dilakukan pada mikrotoa yang tertempel di dinding dan

    selanjutnya dihitung tinggi dari atas kepala hingga permukaan bangku

    dalam satuan cm.

    - Berat BadanAdalah variabel antropometri yang sering digunakan dan hasilnya

    cukup akurat. Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan adalah

    timbangan injak digital (seca). Subjek diukur dalam posisi berdiri

    dengan ketentuan subjek memakai pakaian seminimal mungkin, tanpa

    isi kantong dan sandal. Pembacaan skala dilakukan pada alat dengan

    ketelitian 0,1 kg.

    Selanjutnya data tinggi lutut dan berat badan dimasukkan ke

    dalam rumus IMT :

    Dengan pengelompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia

    Tabel 1. Klasifikasi Status Gizi Lansia

    IMT Status Gizi

    30 kg/m2 Obesitas

    Sumber : WHO,1999

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    16/26

    20

    Tabel 2. Kategori status gizi lansia berdasarkan Indeks

    Massa Tubuh

    IMT Status Gizi

    25 kg/m2 Gizi lebih

    Sumber : Depkes RI,2005

    Klinis

    Cara pengukuran ini didasarkan pada perubahan-perubahan yang

    terjadi pada jaringan epitel atau bagian tubuh lain terutama pada mata,

    kulit, dan rambut. Selain itu, pengamatan juga dapat dilakukan pada

    bagian tubuh yang dapat diraba dan dilihat atau bagian tubuh lain yang

    terletak dekat permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Cara ini relatif

    murah dan tidak memerlukan peralatan canggih, namun hasilnya sangat

    subjektif dan membutuhkan tenaga terlatih (Fatmah,2010).

    Biokimia

    Merupakan cara penilaian yang lebih sensitif dan mampu

    menggambarkan perubahan status gizi lebih dini pada lansia, seperti

    hiperlipidemia, kurang kalori protein, dan anemia defisiensi besi (Fe)

    dan asam folat. Plasma dan serum memberikan gambaran hasil

    masukan jangka pendek, sedangkan cadangan dalam jaringan

    menggambarkan status gizi dalam waktu lama (Fatmah,2010).

    Biofisik

    Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi

    (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

    Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta

    senja epidemik dan cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

    Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi

    tiga yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

    - Survei Konsumsi MakananMetode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan

    melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    17/26

    21

    Metode yang umum digunakan terbagi 2 :

    Jangka pendek : mengumpulkan informasi data makanan saat ini.Alat ukur : 24 hours food recall dan lebih dari 2 hari (dietary

    record).

    Jangka panjang : mengumpulkan informasi tentang makanan yangbiasa dikonsumsi sebulan atau setahun yang lalu. Alat ukur :

    dietary historyataufood frequency questionnaire(FFQ).

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    18/26

    22

    Tabel 3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Survei Konsumsi Makanan

    Jenis

    pengukuran

    Teknik Keunggulan Kelemahan

    24 hours food

    recall

    Wawancara langsung kepada

    responden oleh pewawancara.

    Menanyakan jenis dan jumlah

    seluruh makanan berserat dan

    minuman yang dikonsumsi dalam

    24 jam terakhir sebelum wawancara

    berlangsung.

    Keandalan cukup tinggi,

    sehingga dapat diterapkan

    pada populasi dngan etnik

    yang berbeda-beda.

    Tidak harus bisa membaca

    dan menulis.

    Penolakan responden

    kemungkinannya kecil.

    Memerlukan ketrampilan

    pewawancara yang tinggi.

    Pewawancara harus

    mengenal kebiasaan makan

    pendduk setempat guna

    memperoleh jawaban

    lengkap dan rinci, serta

    untuk mengontrol data.

    dietary record Pengumpulan data konsumsi

    makanan dan minuman selama 3

    hari terakhir pada hari kerja danakhir pekan untuk memperoleh

    informasi rata-rata makanan yang

    dikonsumsi dalam satu individu.

    Lebih akurat karena

    menggunakan metode

    penimbangan yang dianggapsebagai gold standard.

    Tidak tergantung pada

    memori responden.

    Pola makan harian bisa

    berubah atau dipengaruhi

    oleh proses pencatatan.Tidak buta huruf.

    Kemungkinan terjadi

    penolakan cukup tinggi.

    food frequency

    questionnaire

    (FFQ).

    Menanyakan responden tentang

    frekuensi konsumsi makanan telah

    terdaftar dalam formulir untuk

    waktu-waktu tertentu (biasanya

    pada bulan lalu), dan biasanya diisi

    sendiri oleh responden.

    Rancangan FFQ yang menyeluruh

    digunakan untuk mengestimasi

    sejumlah besar nutrien dalam 50-

    150 jenis makanan.

    Memerlukan waktu yang

    singkat untuk mengecek

    jawaban responden dalam

    kuesioner.

    Relatif murah.

    Tidak mempengaruhi

    kebiasaan makan responden.

    Penolakan oleh responden

    biasanya kecil.

    Cocok bagi survei untuk

    jumlah populasi besar.

    Memerlukan memori atas

    pola makan di masa lalu

    dan asupan saat ini

    mungkin mempengaruhi

    pelaporan di masa lampau.

    Mungkin kurang teliti dan

    seringkali perhitungan

    kompleks dibtuhkan untuk

    estimasi frekuensi.

    Dietary History Terdri dari 3 komponen alat ukur

    yaitu :

    1. 24 hours recall

    2.FFQ

    3. 3 hari dietary record

    Membutuhkan ketrampilan

    pewawancara yang tinggi,

    waktu yang lama, dan

    kemungkinan penolakan

    oleh responden yang cukup

    tinggi.

    Sumber : Fatmah, 2010

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    19/26

    23

    - Statistik VitalDengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan

    seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan

    dan kematian akibat penyakit tertentu dan data lainnya yang

    berhubungan dengan gizi (Fatmah,2010).

    - Faktor EkologiMerupakan hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis

    dan lingkungan budaya. Adat dapat diperoleh dari sumber

    sebagai berikut : observasi, catatan lokal dari balai desa

    ataupun dari survei khusus menggunakan kuesioner.

    (Fatmah,2010).

    II.1.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Lansia

    Usia

    Seiring pertambahan usia, kebutuhan zat gizi karbohidrat dan

    lemak menurun, sedangkan kebutuhan protein, vitamin, dan mineral

    meningkat karena ketiganya berfungsi sebagai antioksidan untuk

    melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas.

    Beberapa perubahan pada komposisi tubuh manusia terjadi seiring

    peningkatan usia. Studi tentang perubahan antropometri pada lansia di

    Kanada menunjukkan perubahan tinggi badan lansia di panti werdha

    sebesar 2 cm terutama pada lansia di atas usia 90 tahun dan lansia

    dengan demensia (Fatmah,2010).

    Jenis Kelamin

    Dibandingkan lansia wanita, lansia pria lebih banyak memerlukan

    kalori, protein, dan lemak. Ini disebabkan karena perbedaan tingkataktivitas fisik.

    Suatu longitudinal studi terhadap pria dan wanita lansia yang

    dilakukan di Swedia menunjukkan penurunan berat badan pada usia 70-

    81 tahun, dengan rata-rata penurunan 7 kg pada pria dan 6 kg pada

    wanita selama 10 tahun. Penurunan berat badan ini disebabkan oleh

    adanya penurunan lemak tubuh. Data cross sectionaljuga menunjukkan

    adanya perubahan tinggi badan. Tinggi badan pada usia 60-64 tahun

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    20/26

    24

    jika dibandingkan dengan tinggi badan pada usia 20-24 tahun lebih

    rendah 5-6 cm pada pria, dan 3 cm pada wanita. Hal ini disebabkan oleh

    berkurangnya kelurusan tulang (Fatmah,2010).

    Sosioekonomi

    Pencapaian tinggi badan merupakan hasil kombinasi antara faktor-

    faktor-faktor lingkungan dan genetik. Peningkatan standar kehidupan

    ekonomi dapat memperbaiki pertumbuhan tinggi badan manusia

    melalui gizi dan berkurangnya penyakit. Tinggi badan yang rendah atau

    pendek dihubungkan dengan rendahnya tingkat pendidikan.

    Kemiskinan mempengaruhi pola asupan makanan yang mengandung

    zat gizi, sehingga individu yang berasal dari keluarga kurang mampu

    cenderung kurang mengkonsumsi makanan bergizi antara lain Ca dan P

    yang penting bagi pertumbuhan tulang (Fatmah,2010).

    Status perkawinan merupakan salah satu karakteristik sosial yang

    mendapat perhatian para demografer. Perubahan lingkungan sosial

    seperti perubahan kondisi ekonomi karena pensiun dan kehilangan

    pasangan hidup dapat membuat lansia merasa terisolasi dari kehidupan

    sosial dan mengalami depresi. Akibatnya, lansia kehilangan nafsu

    makan yang berdampak pada penurunan status gizi lansia

    (Herry,2008).

    Menurut Berg (1987), kualitas dan kuantitas konsumsi makanan

    dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Pengetahuan makanan yang

    sehat sering kurang dipahami oleh golongan tingkat pendidikannya

    rendah, mereka lebih mengutamakan rasa dan harga daripada nilai sehat

    makanan. Pendidikan yang telah ditempuh lansia akan mempengaruhiwawasan, pola pikir, dan pola perilaku dalam kehidupannya

    (Herry,2008).

    Menurut Powers (1980) terdapat kecenderungan bahwa dengan

    meningkatnya pendapatan nasional maka akan meningkat pula

    prevalensi kegemukan. Kemajuan di bidang sosial ekonomi akan

    mengakibatkan terjadinya perubahan pola konsumsi ke arah pangan

    yang berkalori dengan harga yang lebih mahal (Herry,2008).

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    21/26

    25

    Gaya Hidup

    Gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang

    mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan sosial

    berada dalam keadaan positif. Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan

    tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok atau minum-

    minuman beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil dalam

    mengelola stres yang dialami (Puspita.2009).

    Aktivitas Fisik

    Semakin bertambahnya usia seseorang, maka aktivitas fisik yang

    dilakukannya semakin menurun. Pada lansia yang aktivitas fisiknya

    menurun, asupan energi harus dikurangi untuk mencapai keseimbangan

    energi dan mencegah terjadinya obesitas, karena salah satu faktor yang

    menentukan berat badan seseorang adalah keseimbangan antara

    masukan energi dengan keluaran energi. Selain memberi keuntungan

    pada kontrol berat badan, aktivitas fisik juga memberikan keuntungan

    lain, di antaranya yaitu efek positif terhadap metabolisme energi,

    memberikan latihan pada jantung, dan menurunkan risiko diabetes

    mellitus karena kativitas fisik meningkatkan sensitivitas insulin.

    Penurunan aktivitas fisik pada lansia dapat meningkatkan risiko

    penyakit degeneratif (Fatmah,2010).

    Menurut Almatsier (2003), untuk menaksir kebutuhan energi,

    aktivitas fisik dikelompokkan menurut berat ringannya aktivitas :

    ringan, sedang, berat.

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    22/26

    26

    Tabel 4. Angka kecukupan energi untuk tingkat

    aktivitas fisik untuk laki-laki dan perempuan

    Kelompok aktivitas Jenis kegiatan Faktor aktivitas

    Ringan 75% waktu digunakan

    untuk duduk. 25% waktu

    untuk berdiri dan bergerak

    1.56 (laki-laki)

    1.55 (perempuan)

    Sedang 40% waktu digunakan

    untuk duduk atau berdiri.

    60% waktu digunakan

    untuk aktivitas pekerjaan

    tertentu

    1.76 (laki-laki)

    1.75 (perempuan)

    Berat 25% waktu digunakan

    untuk duduk atau berdiri.

    75% waktu digunakan

    untuk aktivitas pekerjaan

    tertentu.

    2,10 (laki-laki)

    2.00 (perempuan)

    Sumber : Almatsier,2003

    Perubahan Fisiologi Tubuh Akibat Penuaan

    Kemunduran fungsi organ tubuh merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dari lansia seperti perubahan hormon, penurunan fungsi

    sistem tubuh, perubahan komposisi tubuh (Fatmah,2010).

    Penyakit

    Jika seorang lansia memiliki penyakit degeneratif, maka asupan

    gizinya sangat penting untuk diperhatikan, serta disesuaikan dengan

    ketersediaan dan kebutuhan zat gizi dalam tubuh lansia. Sebagai

    contoh, lansia yang mnderita penyakit jantung koroner sebaiknya

    meningkatkan konsumsi serat untuk menurunkan plasma kolesterol

    (Fatmah,2010).

    Pengobatan

    Obat-obatan yang dikonsumsi untuk menyembuhkan penyakit

    dapat menimbulkan efek samping dan menghasilkan interaksi negatif

    dengan zat-zat gizi dalam tubuh. Beberapa obat, misalnya obat untuk

    pasien kanker, dapat menurunkan nafsu makan, bahkan dapat

    menyebabkan mual, muntah dan berbagai rasa tidak enak lainnya

    (Fatmah,2010).

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    23/26

    27

    Asupan Zat Gizi

    Asupan gizi dari makanan mempengaruhi proses menjadi tua

    karena seluruh aktivitas sel (metabolisme tubuh) memerlukan nutrien

    yang cukup selain faktor penyakit dan lingkungan. Berkurangnya BMR

    yang disebabkan karena kehilangan berat badan akan menyebabkan

    penurunan aktivitas fisik tubuh,menurunnya kebutuhan energi serta

    berkurangnya asupan makanan (Fatmah.2010).

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    24/26

    28

    II.2. Kerangka Teori

    Bagan 1. Kerangka Teori

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    25/26

    29

    II.3. Kerangka KonsepKerangka konsep penelitian

    Bagan 2. Kerangka Konsep

    II.4. Penelitian TerkaitNo Judul Penelitian Nama

    Peneliti

    Tempat &

    Tahun

    Penelitian

    Rancangan

    Penelitian

    Variabel Penelitian Hasil Penelitian

    1. Hubungan

    Karakteristik

    Individu, Gaya

    Hidup, dan

    Faktor Gizi

    terhadap Status

    IMT

    Herry Di 3 Posbindu

    Kelurahan

    Rangkapan Jaya

    Lama Kecamatan

    Pancoran

    Mas,Depok

    tahun 2008

    Metode

    pendekatan

    kuantitatif

    dengan

    menggunakan

    desain cross-

    sectional

    Karakteristik, gaya

    hidup, faktor gizi

    lansia

    Status IMT lansia

    terdapat hubungan

    antara merokok dengan

    status gizi.

    2. Faktor-Faktor

    Yang

    Berhubungan

    Dengan StatusGizi Lansia

    Tatiek

    Sukesi

    Di Sasana Tresna

    Werdha Karya

    Bhakti Ria

    PembangunanJakarta tahun

    2002

    Metode analitik

    dengan

    menggunakan

    desain cross-sectional

    Karakte- ristik

    individu, status

    kesehatan, aktivitas

    fisik, konsumsienergy, nafsu makan

    Status gizi lansia

    Terdapat hubungan

    antara jenis kelamin,

    status perkawinan,

    status pekerjaan, lamatinggal di panti, keluhan

    dan status kesehatan.

    1. Status perkawinanlansia wanita

    2. Pekerjaan lansia wanita3. Pendidikan lansia

    wanita

    4. Pendapatan lansiawanita

    STATUS GIZI

    LANSIA WANITA

    Variabel Independen Variabel dependen

  • 7/22/2019 Bab.2.PDF.unlocke gd

    26/26

    30

    II.5. Hipotesis Penelitian

    H1 : Ada hubungan antara status perkawinan dengan status gizi lansia

    wanita.

    H2: Ada hubungan antara pendidikan dengan status gizi lansia wanita.

    H3: Ada hubungan antara pekerjaan dengan status gizi lansia wanita.

    H4: Ada hubungan antara pendapatan dengan status gizi lansia wanita.