bab vii reaksi oksidasi-reduksi new
DESCRIPTION
bnTRANSCRIPT
REAKSI OKSIDASI - REDUKSI
Jika Anda membelah buah apel, kemudian membiarkannya di ruang terbuka, buah
apel tersebut akan berubah warna menjadi kecokelat-cokelatan. Tahukah Anda, mengapa hal
tersebut dapat terjadi? Perubahan warna pada buah apel diakibatkan reaksi oksidasi yang
dialami senyawa kimia yang terkandung dalam buah apel. Demikian juga Jika sepotong besi
diletakkan di udara terbuka, ternyata lama-kelamaan logam besi tersebut berkarat. Mengapa
logam besi dapat berkarat dan reaksi apa yang terjadi pada logam besi tersebut? Peristiwa
perkaratan besi merupakan salah satu contoh dari reaksi reduksi-oksidasi (redoks).
Di sekitar kita sering dijumpai peristiwa kimiawi seperti pembuatan besi dari bijih
besi, penyepuhan logam, terjadinya arus listrik pada aki atau baterai, buah masak, buah
busuk, mercon meledak, kembang api dibakar,dan lain sebagainya.
Perkaratan pada logam, pembakaran, pembusukan oleh mikroba, fotosintesis pada
tumbuhan, dan metabolisme Perubahan kimia yang terjadi di sekitar kita beragam jenisnya,
seperti pembusukan, fermentasi, reaksi penggaraman atau penetralan, reaksi hidrolisis, reaksi
pembakaran/oksidasi atau reaksi reduksi.
Konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan dari masa ke masa
sesuai cakupan konsep yang dijelaskan. Pada mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi
ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai
reaksi penggabungan/pengikatan suatu zat dengan oksigen. Sebaliknya reaksi pelepasan
oksigen oleh suatu zat disebut reaksi reduksi.
Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa.
Reduktor adalah:
1) Zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi.
2) Zat yang mengalami reaksi oksidasi.
Contoh:
Fe2O3 + 3 CO → 2 Fe + 3 CO2
Cr2O3 + 2 Al → 2 Cr + Al2O3
2 SO3(g) → 2 SO2(g) + O2(g)
2 KClO3(s) → 2 KCl(s) + 3 O2(g)
2 KNO3(aq) → 2 KNO2(aq) + O2(g)
Oksidasi adalah reaksi pengikatan (penggabungan) oksigen oleh suatu zat.
Oksidator adalah:
1) Sumber oksigen pada reaksi oksidasi.
2) Zat yang mengalami reduksi.
Contoh:
1) Oksidasi Fe oleh O2
4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3
2) Pemangggangan ZnS
2 ZnS + 3 O2 → 2 ZnO + 2 SO2
C(s) + O2(g) → CO2(g)
4 Fe(s) + 3 O2(g) → 2 Fe2O3(s)
Cu(s) + O2(g) → CuO(s)
S(s) + O2(g) → SO2(g)
SO2(g) + O2(g) →SO3(g)
Perhatikan reaksi di atas, SO3 melepaskan oksigen membentuk SO2, demikian juga
KClO3 dan KNO3 masing-masing melepaskan oksigen menjadi KCl dan KNO2. Jadi, SO3,
KClO3, dan KNO3 mengalami reaksi reduksi.
Pada reaksi termit menghasilkan besi cair yang sering digunakan untuk mengelas benda-
benda dari besi, reaksi-nya adalah
2 Al(s) + Fe2O3(s) → 2 Fe(l) + Al2O3(s)
Al mengikat oksigen membentuk Al2O3 berarti Al mengalami oksidasi. Fe2O3 melepaskan
oksigen membentuk Fe. Jadi, Fe2O3 mengalami reduksi. Pada reaksi termit tersebut oksidasi
dan reduksi terjadi bersamaan, reaksi seperti ini disebut reaksi redoks.
Konsep redoks berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron
Pada reaksi Na(s) + S(s) → Na2S(s) tidak melibatkan gas oksigen, maka konsep redoks
berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen tidak dapat digunakan. Konsep redoks
berkembang, bukan lagi pengikatan dan pelepasan oksigen tetapi pengikatan dan pelepasan
elektron.
Reduksi adalah reaksi pengikatan elektron.
Reduktor adalah:
1) Zat yang melepaskan elektron.
2) Zat yang mengalami oksidasi.
Contoh:
1. Cl2 + 2 e– → 2 Cl–
2. Ca2+ + 2 e– → Ca
3. S(s) + 2 e– → S2–(aq)
Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron.
Oksidator adalah:
1) Zat yang mengikat elektron.
2) Zat yang mengalami reduksi.
Contoh:
1. K → K+ + e–
2. Cu → Cu2+ + 2 e–
3. 2 Na(s) → 2 Na+(aq) + 2 e–
Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi di mana reaksi oksidasi dan reduksi terjadi
bersama-sama.
2 Na(s) + S(s) → Na2S(s)
Reaksi di atas dapat ditulis menjadi 2 tahap yaitu:
Reaksi oksidasi : 2 Na(s) → 2 Na+(aq) + 2 e–
Reaksi reduksi : S(s) + 2 e– → S2–(aq)
Reaksi redoks : 2 Na(s) + S(s) → Na2S(s)
Ternyata tidak semua reaksi oksidasi dengan senyawa organik dapat dijelaskan dengan
pemberian dan penerimaan oksigen. Misalnya, walaupun reaksi untuk mensintesis anilin
dengan mereaksikan nitrobenzen dan besi dengan kehadiran HCl adalah reaksi oksidasi
reduksi dalam kerangka pemberian dan penerimaan oksigen, pembentukan CH3CH3 dengan
penambahan hidrogen pada CH2=CH2, tidak melibatkan pemberian dan penerimaan oksigen.
Namun, penambahan hidrogen berefek sama dengan pemberian oksigen. Jadi, etena direduksi
dalam reaksi ini. Dengan kata lain, juga penting mendefinisikan oksidasi-reduksi dalam
kerangka pemberian dan penerimaan hidrogen.
Oksidasi-reduksi dan hidrogen
Oksidasi: mendonorkan hidrogen
Reduksi: menerima hidrogen
Konsep Redoks berdasarkan Pertambahan dan Penurunan Bilangan Oksidasi
Reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi.
Reduktor adalah:
1) Zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks.
2) Zat yang mengalami oksidasi.
Contoh:
2 SO3 → 2 SO2 + O2
Bilangan oksidasi S dalam SO3 adalah +6 sedangkan pada SO2 adalah +4. Karena unsur S
mengalami penurunan bilangan oksidasi, yaitu dari +6 menjadi +4, maka SO3 mengalami
reaksi reduksi. Oksidatornya adalah SO3 dan zat hasil reduksi adalah SO2
.Oksidasi adalah reaksi pertambahan bilangan oksidasi.
Oksidator adalah:
1) Zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi redoks.
2) Zat yang mengalami reaksi reduksi.
Contoh:
4 FeO + O2 → 2 Fe2O3
Bilangan oksidasi Fe dalam FeO adalah +2, sedangkan dalam Fe2O3adalah +3. Karena unsur
Fe mengalami kenaikan bilangan oksidasi, yaitu dari +2 menjadi +3, maka FeO mengalami
reaksi oksidasi. Reduktornya adalah FeO dan zat hasil oksidasi adalah Fe2O3
.(James E. Brady, 1999)
Konsep Bilangan Oksidasi
Menurut Purba (1994:81) bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa adalah muatan yang
diemban oleh atom unsur itu jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang
lebih elektronegatif, dengan kata lain bilangan oksidasi adalah tingkat oksidasi suatu unsur
atau bilangan yang menunjukkan muatan yang disumbangkan oleh atom unsur tersebut pada
molekul atau ion yang dibentuknya.
Anwar (2007:169) aturan penentuan bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa adalah
sebagai berikut :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas (monoatomik, diatomik, atau poliatomik) sama dengan 0
(nol). Misalnya : bilangan oksidasi Na, Mg, Fe, O, Cl2, H2, P4 dan S8 = 0
2. Bilangan oksidasi unsur H dalam senyawa = +1, kecuali pada senyawa hidrida = –1
(misalnya : NaH)
3. Bilangan oksidasi unsur O dalam senyawa = –2, kecuali pada senyawa peroksida = –1
(misalnya : Na2O2, H2O2, Ba2O2), dan pada senyawa oksifluorida (OF2) = +2
4. Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawa selalu positif dan nilainya sama dengan
valensi logam tersebut. ( Misalnya : Biloks logam gol.IA= +1, gol.IIA=+2, gol.IIIA=+3)
5. Bilangan oksidasi unsur golongan VIIA dalam senyawa = –1
6. Bilangan oksidasi unsur dalam bentuk ion tunggal sama dengan muatannya. (Misalnya
Biloks Na pada Na+= +1, Cl pada Cl-=–1, Mg pada Mg2+=+2)
7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa sama dengan 0 (nol),
Alasan pengecualian
Hidrogen dalam hidrida logam
Yang termasuk hidrida logam antara lain natrium hidrida, NaH. Dalam senyawa ini, hidrogen
ada dalam bentuk ion hidrida, H-. Biloks dari ion seperti hidrida adalah sama dengan muatan
ion, dalam contoh ini, -1.
Dengan penjelasan lain, biloks senyawa netral adalah nol, dan biloks logam golongan I dalam
senyawa selalu +1, jadi biloks hidrogen haruslah -1 (+1-1=0).
Oksigen dalam peroksida
Yang termasuk peroksida antara lain, H2O2. Senyawa ini adalah senyawa netral, jadi jumlah
biloks hidrogen dan oksigen harus nol.
Karena tiap hidrogen memiliki biloks +1, biloks tiap oksigen harus -1, untuk mengimbangi
biloks hidrogen.
Oksigen dalam F2O
Permasalahan disini adalah oksigen bukanlah unsur paling elektronegatif. Fluorin yang paling
elektronegatif dan memiliki biloks -1. Jadi biloks oksigen adalah +2.
Klorin dalam persenyawaan dengan fluorin atau oksigen
Klorin memiliki banyak biloks dalam persenyawaan ini. Tetapi harus diingat, klorin tidak
memiliki biloks -1 dalam persenyawaan ini.
Contoh soal bilangan oksidasi
Apakah bilangan oksidasi dari kromium dalam Cr2+?
Untuk ion sederhana seperti ini, biloks adalah jumlah muatan ion, yaitu +2 (jangan lupa tanda
+)
Apakah bilangan oksidasi dari kromium dalam CrCl3?
CrCl3 adalah senyawa netral, jadi jumlah biloksnya adalah nol. Klorin memiliki biloks -1.
Misalkan biloks kromium adalah n:
n + 3 (-1) = 0
n = +3
Apakah bilangan oksidasi dari kromium dalam Cr(H2O)63+?
Senyawa ini merupakan senyawa ion, jumlah biloksnya sama dengan muatan ion. Ada
keterbatasan dalam mengerjakan biloks dalam ion kompleks seperti ini dimana ion logam
dikelilingi oleh molekul-molekul netral seperti air atau amonia.
Jumlah biloks dari molekul netral yang terikat pada logam harus nol. Berarti molekul-
molekul tersebut dapat diabaikan dalam mengerjakan soal ini. Jadi bentuknya sama seperti
ion kromium yang tak terikat molekul, Cr3+. Biloksnya adalah +3.
Apakah bilangan oksidasi dari kromium dalam ion dikromat, Cr2O72-?
Biloks oksigen adalah -2, dan jumlah biloks sama dengan jumlah muatan ion. Jangan lupa
bahwa ada 2 atom kromium.
2n + 7(-2) = -2
n = +6
Apakah bilangan oksidasi dari tembaga dalam CuSO4?
Dalam mengerjakan soal oksidasi tidak selalu dapat memakai cara sederhana seperti diatas.
Permasalahan dalam soal ini adalah dalam senyawa terdapat dua unsur (tembaga dan sulfur)
yang biloks keduanya dapat berubah.
Ada dua cara dalam memecahkan soal ini:
Senyawa ini merupakan senyawa ionik, terbentuk dari ion tembaga dan ion sulfat, SO42-,
untuk membentuk senyawa netral, ion tembaga harus dalam bentuk ion 2+. Jadi biloks
tembaga adalah +2.
Senyawa ini juga dapat ditulis tembaga(II)sulfat. Tanda (II) menunjukkan biloksnya adalah 2.
Kita dapat mengetahui bahwa biloksnya adalah +2 dari logam tembaga membentuk ion
positif, dan biloks adalah muatan ion.
Contoh soal
Biloks S pada H2SO4 ditentukan dengan cara :
H2SO4 = 0
( 2 x biloks H) + S + (4 x biloks O) = 0
( 2 X 1) + S + (4 X (-2) ) = 0
2 + S – 8 = 0
S = 8 – 2
S = +6
Contoh soal
Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion poliatom sama dengan muatannya.
Misalnya : Biloks Cr pada Cr2O72-
Cr2O72- = –2
Cr2 + ( 7 x biloks O ) = –2
Cr2 + ( 7 x (-2) ) = –2
Cr2 – 14 = –2
Cr2 = 14 – 2
Cr = 12 / 2
Cr = +6
Contoh soal
Dengan memakai aturan penentuan bilangan oksidasi di atas, maka dapat ditentukan bilangan
oksidasi unsur-unsur baik sebagai unsur bebas maupun senyawanya. Sebagai contoh :
Bilangan oksidasi S dan Mn pada senyawa dibawah ini :
1) H2SO4 2) KMnO4 3) K2SO4-3
Penyelesaian :
Biloks S pada H2SO4
H2SO4 = 0
( 2 x Biloks H) + S + ( 4 x Biloks O ) = 0
( 2 x 1 ) + S + ( 4 x (-2) ) = 0
2 + S – 8 = 0
S = 8 – 2
S = +6
Biloks Mn pada KMnO4
KMnO4 = 0
( 1 x Biloks K) + Mn + ( 4 x Biloks O ) = 0
( 1 x 1 ) + Mn + ( 4 x (-2) ) = 0
1 + Mn – 8 = 0
Mn = 8 – 1
Mn = +7
Biloks S pada K2SO4
K2SO4-3 = –3
( 2 x Biloks K) + S + ( 4 x Biloks O ) = –3( 2 x 1 ) + S + ( 4 x (-2) ) = –32 + S – 8 = –3
S – 8 = –3 – 2S – 8 = –5S = 8 – 5S = +3
Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Bilangan Oksidasi
Dengan menggunakan harga bilangan oksidasi, pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan
konsep oksigen dan konsep transfer elektron dapat kita tinjau kembali. Perhatikanlah reaksi
redoks berikut.
Pada reaksi H2SO4 + HI H2S + I2 + H2O
H2SO4 + HI H2S + I2 + H2O
-1 0
+6 -2
Pada reaaksi di atas bilangan oksidasi S mengalami penurunan dari +6 menjadi -2 .
Sebaliknya bilangan oksidasi I mengalami penaikan dari -1 menjadi 0
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain:
1. Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi
2. Jika dalam suatu reaksi terjadi perubahan suatu unsur menjadi senyawa, maka dapat
dipastikan reaksi itu adalah reaksi redoks, sebab perubahan unsur menjadi senyawa
atau sebaliknya selalu disertai perubahan bilangan oksidasi
3. Jika dalam suatu reaksi tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi (semua atom
memiliki biloks tetap), maka reaksi itu bukan reaksi redoks.
Contoh soal:
Tentukan perubahan bilangan oksidasi dari reaksi berikut ini:
MnO2 (s) + 4 HCl (aq) → MnCl 2 (aq) + 2 H2O (1) + Cl 2 (g)
+4 -1 +2 0
Mn mengalami perubahan oksidasi dari +4 menjadi +2 sedangkan Cl- mengalami
perubahan biloks dari -1 menjadi 0
Reaksi Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi)
Mungkinkah dalam satu reaksi, suatu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi
sekaligus? Satu unsur dalam suatu reaksi mungkin saja mengalami reaksi reduksi dan
oksidasi sekaligus. Hal ini karena ada unsur yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari
satu jenis. Reaksi redoks di mana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus
disebut reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi).
Contoh:
Cl2 + 2 KOH → KCl + KClO + H2O
0 reduksi –1 +1
Tata Nama Senyawa Berdasarkan Bilangan Oksidasi
Pada semester I telah kita pelajari tata nama senyawa, sekarang akan kita pelajari tata nama
senyawa alternatif menurut IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi.
Perhatikan tabel berikut ini!
Tabe beberapa senyawa dengan nama alternatif berdasarkan biloks
Rumus Kimia Nama Nama Alternatif
Berdasarkan Biloks
N2O
N2O3
HClO
HClO2
HClO3
HClO4
Dinitrogen monoksida
Dinitrogen trioksida
Asam hipoklorit
Asam klorit
Asam klorat
Asam perklorat
Nitrogen(I) oksida
Nitrogen(III) oksida
Asam klorat(I)
Asam klorat(III)
Asam klorat(V)
Asam klorat(VII)
Pemecahan Masalah Lingkungan dengan Konsep Redoks
Kemajuan industri tekstil, pulp, kertas, bahan kimia, obat-obatan, dan industri pangan
di samping membawa dampak positif juga berdampak negatif. Dampak negatif yang
ditimbulkan antara lain menghasilkan air limbah yang membahayakan lingkungan, karena
mengandung bahan-bahan kimia dan mikroorganisme yang merugikan. Cara mengatasi air
limbah industri adalah dengan melakukan pengolahan air limbah tersebut sebelum dibuang ke
lingkungan. Salah satu penerapan konsep redoks adalah pengolahan air kotor atau limbah
dengan metode lumpur aktif.
Oksidasi
Metode lumpur aktif memanfaatkan mikroorganisme (terdiri ± 95% bakteri dan sisanya
protozoa, rotifer, dan jamur) sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di
dalam air limbah. Proses lumpur aktif merupakan proses aerasi (membutuhkan oksigen).
Pada proses ini mikroba tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispersi sehingga terjadi proses
degradasi. Proses ini berlangsung dalam reactor yang dilengkapi recycle/umpan balik lumpur
dan cairannya. Lumpur secara aktif mereduksi substrat yang terkandung di dalam air limbah.
Tahapan-tahapan pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif secara garis besar
adalah sebagai berikut:
1. Tahap awal
Pada tahap ini dilakukan pemisahan benda-benda asing seperti kayu, bangkai
binatang, pasir, dan kerikil. Sisa-sisa partikel digiling agar tidak merusak alat dalam sistem
dan limbah dicampur agar laju aliran dan konsentrasi partikel konsisten.
2. Tahap primer
Tahap ini disebut juga tahap pengendapan. Partikel-partikel berukuran suspensi dan
partikel-partikel ringan dipisahkan, partikel-partikel berukuran koloid digumpalkan dengan
penambahan elektrolit seperti FeCl3, FeCl2, Al2(SO4)3, dan CaO.
3. Tahap sekunder
Tahap sekunder meliputi 2 tahap yaitu tahap aerasi (metode lumpur aktif) dan
pengendapan. Pada tahap aerasi oksigen ditambahkan ke dalam air limbah yang sudah
dicampur lumpur aktif untuk pertumbuhan dan berkembang biak mikroorganisme dalam
lumpur. Dengan agitasi yang baik, mikroorganisme dapat melakukan kontak dengan materi
organik dan anorganik kemudian diuraikan menjadi senyawa yang mudah menguap seperti
H2S dan NH3 sehingga mengurangi bau air limbah. Tahap selanjutnya dilakukan
pengendapan. Lumpur aktif akan mengendap kemudian dimasukkan ke tangki aerasi, sisanya
dibuang. Lumpur yang mengendap inilah yang disebut lumpur bulki.
4. Tahap tersier
Tahap ini disebut tahap pilihan. Tahap ini biasanya untuk memisahkan kandungan
zat-zat yang tidak ramah lingkungan seperti senyawa nitrat, fosfat, materi organik yang sukar
terurai, dan padatan anorganik. Contoh-contoh perlakuan pada tahap ini sebagai berikut:
a. Nitrifikasi/denitrifikasi
Nitrifikasi adalah pengubahan amonia (NH3 dalam air atau NH4+) menjadi nitrat
(NO3-) dengan bantuan bakteri aerobik. Reaksi:
2 NH4+(aq) + 3 O2(g) -> 2 NO2
-(aq) + 2 H2O(l) + 4 H+(aq)
2 NO2- (aq) +O2(g)2 NO3
- (aq)
Denitrifikasi adalah reduksi nitrat menjadi gas nitrogen bebas seperti N2, NO, dan
NO2.Senyawa NO3 gas nitrogen bebas
b. Pemisahan fosfor
Fosfor dapat dipisahkan dengan cara koagulasi/ penggumpalan dengan garam Al dan
Ca, kemudian disaring.
Al2(SO4)3+14H2O(s) + 2 PO43-(aq)2 AIPO4(s) + 3 SO4
2-(aq) + 14 H2O(l)
5 Ca(OH)2(s) + 3 HPO42-(aq) Ca5OH(PO4)3(s) + 6 OH-(aq) + 3 H2O(l)
c. Adsorbsi oleh karbon aktif untuk menyerap zat pencemar, pewarna, dan bau tak
sedap.
d. Penyaringan mikro untuk memisahkan partikel kecil seperti bakteri dan virus.
e. Rawa buatan untuk mengurai materi organik dan anorganik yang masih tersisa
dalam air limbah.
5. Disinfektan
Disinfektan ditambahkan pada tahap ini untuk menghilangkan mikroorganisme seperti
virus dan materi organic penyebab bau dan warna. Air yang keluar dari tahap ini dapat
digunakan untuk irigasi atau keperluan industri, contoh: Cl2. Reaksi: Cl2(g) +
H2O(l)HClO(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)
6. Pengolahan padatan lumpur
Padatan lumpur dari pengolahan ini dapat diuraikan bakteri aerobik atau anaerobik
menghasilkan gas CH4 untuk bahan bakar dan biosolid untuk pupuk.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya metode lumpur aktif menemui kendala-kendala seperti:
1. Diperlukan areal instalasi pengolahan limbah yang luas, karena prosesnya
berlangsung lama.
2. Menimbulkan limbah baru yakni lumpur bulki akibat pertumbuhan mikroba
berfilamen yang berlebihan.
3. Proses operasinya rumit karena membutuhkan pengawasan yang cukup ketat.
Berdasarkan berbagai penelitian, kelemahan metode lumpur aktif tersebut dapat
diatasi dengan cara:
Menambahkan biosida, yaitu H2O2 atau klorin ke dalam unit aerasi. Penambahan 15 mg/g
dapat menghilangkan sifat bulki lumpur hingga dihasilkan air limbah olahan cukup baik.
Klorin dapat menurunkan aktivitas mikroba yang berpotensi dalam proses lumpur aktif.
Metode ini hasil penelitian Sri Purwati, dkk. dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Industri Selulosa, Bandung
RANGKUMAN
1. Konsep reaksi oksidasi-reduksi mengalami perkembangan mulai dari berdasar
penerimaan dan pelepasan oksigen, penerimaan dan pelepasan elektron, serta
perubahan bilangan oksidasi.
2. Reaksi redoks merupakan peristiwa oksidasi dan reduksi yang berlangsung
bersamaan.
3. Pada reaksi redoks, oksidator adalah zat yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan
zat ini sendiri mengalami reduksi. Sedangkan reduktor adalah zat yang dapat
menyebabkan terjadinya reduksi dan zat ini sendiri mengalami oksidasi.
4. Reaksi redoks banyak berperan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya
adalah untuk mengatasi limbah industri dengan menggunakan metode lumpur aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Anto, Tri Sugiarto. 2012. Daur Ulang Air Limbah. Kompas.
Hendayani, Soetopo, Setiadji. 2006. Penanggulangan Permasalahan Lumpur Bulki
dari Proses Lumpur Aktif Pada Pengolahan Air Limbah Pulp dan Kertas.
Bandung: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa :
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Harnanto Ari, Ruminten. 2009. Kimia 1Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Contoh soal dan pembahasan
1. H2S dapat dioksidasi oleh KMnO4 menghasilkan antara lain K2SO4 dan MnO2. Dalam
reaksi tersebut setiap mol H2S melepaskan ….
A. 2 mol elektron D. 7 mol elektron
B. 4 mol elektron E. 8 mol elektron
C. 5 mol elektron
Jawaban : E
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1988
Penyelesaian :
H2S K2SO4
4H2O + S-² SO42 + 8H+ + 8e
2. Di antara reaksi-reaksi tersebut di bawah ini yang merupakan contoh reaksi redoks adalah
….
A. AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
B. 2KI(aq) + Cl2(aq) I2(s) + 2KCI(aq)
C. NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
D. NaOH(aq) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
E. Al2O3(S) + 2NaOH(aq) 2NaAlO2(aq) + H2O(l)
Jawaban : B
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1989
Penyelesaian :
Reaksi redok adalah reaksi yang mengalami oksidasi (kenaikan bilangan oksidasi) dan
reduksi (penurunan bilangan oksidasi).
3. Sebagian dari daur nitrogen di alam, adalah sebagai berikut Urutan bilangan oksidasi
nitrogen dimulai dari N2, adalah ….
A. -3 ; 0 ; +1 ; +3 D. 0 ; 3 ; +4 ; +5
B. 0 ; +2 ; +4 ; 5 E. 0 , +1 ; +3 ; +5
C. -3 ; +1 ; +2 ; +3
Jawaban : B
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1989
Penyelesaian :
N2 bilangan oksidasinya 0
N O bilangan oksidasi N = +2
+2 -2
N O3 bilangan oksidasi N = +5
5 -6
N O2 bilangan oksidasinya N = +4
+4 -4
4. Reaksi-reaksi di bawah ini yang termasuk reaksi redoks adalah ….
A. AgCl (s) + 2NH3 (aq) Ag(NH3)2Cl (aq)
B. NaOH (aq) + CH3COOH (aq) CH3COONa (aq) + H2O (l)
C. AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
D. OH- (aq) + Al(OH)3 (s) AlO2- (aq) + 2H2O(l)
E. Hg (NO3)2 (aq) + Sn (s) Hg (s) + Sn(NO3)2 (aq)
Jawaban : C
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1990
Penyelesaian :
Ag NO3 (aq) + Na Cl (aq) Ag Cl (s) + Na NO3 (aq)
2 -2 1 -1 1 -1 1 -1
mengalami oksidasi
5. Reaksi berikut :
3Br (g) + a OH- (aq) b BrO3- + c Br- (aq) + d H2O (l)
Harga koefisien a, b, c, d supaya reaksi di atas setara adalah ….
A. 2, 2, 5 dan 1 D. 5, 6, 3 dan 1
B. 6, 1, 5 dan 3 E. 4, 1, 5 dan 2
C. 6, 5, 1 dan 3
Jawaban : B
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1990
Penyelesaian :
3Br (g) + 6 OH- (aq) 1 BrO3- + 5 Br- (aq) + 3 H2O (l)
a = 6 ; b = 1 ; c = 5 ; d = 3
6. Reaksi redoks :
2KMnO4 (aq) + 5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4 (aq)
2MnO4 (aq) + 10 CO2 (g) + K2SO4 (aq) + 8H2O (l)
Setengah reaksi oksidasi dari reaksi tersebut adalah ….
A. MnO4-(aq) + 8 H+ (aq) + 5e Mn2+ (aq) + 4H2O (l)
B. MnO4-(aq) + 2H2O (l) + 3e MnO2 (s) + 4OH- (aq)
C. H2C2O4 (aq) 2CO2 (g) + 2H+ (aq) + 2e
D. CO2- (aq) + 2H+ (aq) + 2e H2C2O4 (aq)
E. 2H2SO4 (aq) 2H2O (l) + 2SO2 (g) + O2 (g)
Jawaban : A
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1991
Penyelesaian :
2KMnO4 (aq) + 5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4 (aq)
2MnO4 (aq) + 10 CO2 (g) + K2SO4 (aq) + 8H2O (l)
Setengah reaksi redoks :
7. Reaksi redoks berikut :
a H2O2 (l) + b Fe2+ (aq) + c H+ (aq) d Fe3
+ (aq) + e H2O (l)
Harga a, b, dari c berturut-turut ialah ….
A. 1,1,1 D. 2,2,1
B. 1,2,3 E. 2,1,2
C. 1,2,1
Jawaban : B
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1992
Penyelesaian :
8. Reaksi redoks yang sudah mengalami penyetaraan ialah ….
A. I2 (s) + S2O3 (aq) 2I- (aq) + SO42- (aq)
B. Al2O3 (s) + C (s) Al (s) + CO2 (g)
C. AgOH (s) + H+ (aq) Ag2+(aq) + H2O (l)
D. ClO- (aq) + Cl- (aq) + H+ (aq) H2O (l) + Cl2 (g)
E. MnO2(s) + 4H+ (aq) + 2Cl- (aq) Mn2+(aq) + 2H2O (l) + Cl2 (g)
Jawaban : E
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1993
Penyelesaian :
MnO2 (s) + 4H+ (aq) + 2Cl- (aq) Mn2+ (aq) + 2H2O (l) + Cl2 (g)
Setara bila :
1. Jumlah muatan kiri = muatan kanan
2. Jumlah unsur sebelah kiri = jumlah unsur sebelah kanan.
9. Suatu unsur transisi memiliki konfigurasi elektron sebagai berikut :
1s22s22p63s23p63d54s2
Tingkat oksidasi tertinggi dari unsur tersebut adalah ….
A. +7 D. +3
B. +5 E. +2
C. +4
Jawaban : A
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1994
Penyelesaian :
Elektron terluar menentukan jumlah bilangan oksidasi.
10. Reaksi berikut yang merupakan redoks adalah ….
A. AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
B. Cl2 + SO2 + H2O HCl + H2SO4
C. MgO + H2O Cu2 + H2O
D. CuO + 2H Cu2 + H2O
E. SO3 + KOH K2SO4 + H2O
Jawaban : B
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1995
Penyelesaian :
Karena dalam reaksi tersebut mengalami reaksi reduksi dan oksidasi.
11. Suatu reaksi redoks :
aBr2 (aq) + bOH- (aq) cBrO3- (aq) + dBr- (aq) + eH2O (l)
Harga a, b, c dan a berturut-turut agar reaksi di atas setara adalah ….
A. 3, 6, 1, 5, 3 D. 6, 1, 3, 5, 3
B. 3, 6, 5, 1, 3 E. 1, 5, 3, 6, 3
C. 6, 1, 5, 3, 3
Jawaban : A
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1996
Penyelesaian :
3Br2 (aq) + 6OH- (aq) 1BrO3- (aq) + 5Br- (aq) + 3H2O (l)
12. Pada persamaan oksidasi reduksi berikut (belum setara),
KMnO4(aq) + KI(aq) + H2SO4 MnSO4(aq) + I2 aq) + K2SO4(aq) + H2O(l)
Bilangan oksidasi Mn berubah dari ….
A. +14 menjadi +8 D. -1 menjadi +2
B. +7 menjadi +2 E. -2 menjadi +2
C. +7 menjadi -4
Jawaban : B
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1997
Penyelesaian :
KMnO4 = B.O K = +1
B.O Mn = x
B.O O = -2
1 + x - 8 = O x = +7
MnSO4 = Mn B.O = +2
13. Pada reaksi :
4HCl (aq) + 2S2O3-2 (aq) 2S (s) + 2SO2 (g) + 2H2O (l) + 4Cl- (aq)
bilangan oksidasi S berubah dari ….
A. +2 menjadi 0 dan +4 D. +5 menjadi +2 dan 0
B. +3 menjadi 0 dan +4 E. +6 menjadi -2 dan +4
C. +4 menjadi 0 dan +2
Jawaban : A
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1998
Penyelesaian :
14. Bilangan oksidasi klor dalam senyawa natrium hipoklorit, kalium klorit dan kalium klorat
berturut-turut adalah ….
A. +3 +5 +7 D. -1 +3 +5
B. +1 +5 +7 E. -1 +1 +3
C. +1 +3 +5
Jawaban : C
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1998
Penyelesaian :
Natrium hipoklorit, Kalium klorit, Kalium klorat.
15. Perhatikan persamaan reaksi :
K2Cr2O, (s) + 14HCl (aq) 2KCl(aq) + 2CrCl3 (aq) + 3Cl2 (g) + 7H2O(l).
Unsur-unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi pada persamaan reaksi
tersebut adalah ….
A. Cr dan Cl D. H dan O
B. K dan Cl E. O dan Cl
C. Cr dan H
Jawaban : A
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1999
Penyelesaian :
Cr dan Cl
16. Bilangan oksidasi Br tertinggi terdapat pada senyawa ….
A. Fe(BrO2)3 D. AlBr3
B. Ca(BrO)2 E. PbBr4
C. HBrO4
Jawaban : C
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 1999
Penyelesaian :
A. BrO2- x-4 = -1 x = 3 Bilangan oksidasi Br dalam BrO2
- = +3
B. BrO- x - 2 = -1 x = +1 Bilangan oksidasi Br dalam BrO- = +1
C. BrO4- x - 8 = -1 x = +7 Bilangan oksidasi Br dalam BrO4
- = +7
D. Br- x = -1 Bilangan oksidasi Br dalam Br- = -1
E. PbBr4 - x = -1 Bilangan oksidasi Br dalam PbBr4- = -1
17. Bilangan oksidasi atom Cl tertinggi di antara senyawa berikut adalah ….
A. KCl D. KClO3
B. KclO E. KClO2
C. CaO2
Jawaban : D
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 2000
Penyelesaian :
Bilangan oksida Cl dalam :
- KCl = -1
- KClO3= +5
- KClO = +1
- KClO2= +3
- CaCl2= -1
18. Perhatikan reaksi redoks :
Setelah reaksi disetarakan, perbandingan, banyak mol ion dengan dalam
reaksi tersebut adalah ….
A. 1 : 3 D. 3 : 2
B. 3 : 1 E. 1 : 6
C. 2 : 3
Jawaban : A
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 2000
Penyelesaian :
Perbandingan mol dengan adalah 1 : 3
19. Persamaan reaksi berikut :
Mempunyai harga a, b, c, d berturut-turut ….
A. a = 14, b = 6, c = 2 d = 7
B. a = 6, b = 14, c = 2 d = 7
C. a = 6, b = 14, c = 1 d = 7
D. a = 2, b = 2, c = 5 d = 3
E. a = 3, b = 5, c = 1 d = 2
Jawaban : A
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 2001
Penyelesaian :
20. Di antara persamaan reaksi berikut, yang merupakan reaksi redoks adalah ….
A. NaOH (s) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
B. CaSO4 (aq) + 2 LiOH (aq) Ca(OH)2 (s) + Li2SO4 (aq)
C. Mg(OH)2 (s) + 2 HCl (aq) MgCl2 (aq) + 2 H2O (1)
D. BaCl12 (aq) + H2SO4 (aq) BaSO4 (s) + 2 HCl (aq)
E. MnO2 (s) + 4 HCl (aq) MnCl2 (aq) + 2 H2O (1) + Cl2 (g)
Jawaban : E
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 2002
Penyelesaian :
Yang merupakan reaksi redoks :
MnO2 (s) + 4 HCl (aq) MnCl2 (aq) + 2 H2O (1) + Cl2 (g)
21. Suatu reaksi redoks :
a Br2 (aq) + b OH- (aq) c BrO3- (aq) + d Br- (aq) + e H2O (1)
Harga a, b, c, d, dan e berturut-turut agar reaksi di atas setara adalah ….
A. 3, 6, 1, 5, dan 3 D. 6, 1, 3, 5, dan 3
B. 3, 6, 5, 1, dan 3 E. 1, 5, 3, 6, dan 3
C. 6, 1, 5, 3, dan 3
Jawaban : A
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 2002
Penyelesaian :
a Br2 (aq) + b OH- (aq) c BrO3- (aq) + d Br- (aq) + e H2O (1)
Persamaan setaranya :
3 Br2 (aq) + 6 OH- (aq) BrO3- (aq) + 5 Br- (aq) + 3 H2O (1)
Jadi a = 3, b = 6, c = 1, d = 5 dan e = 3.
22. Diketahui persamaan reaksi redoks :
Cr2O72- (aq) + a Fe2+ (aq) + H (aq) b Cr3+ (aq) + c Fe3+ (aq) + H2O (1)
Jika persamaan reaksi disetarakan, harga koefisien a, b dan c masing-masing adalah ….
A. 6, 3 dan 6 D. 3, 4 dan 3
B. 6, 2 dan 6 E. 3, 2 dan 3
C. 4, 3 dan 5
Jawaban : B
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 2002
Penyelesaian :
Cr2O72- (aq) + a Fe2+ (aq) + H (aq) b Cr3+ (aq) + c Fe3+ (aq) + H2O (1)
Disetarakan menjadi :
2 Cr2O72- (aq) + 6 Fe2+ (aq) + 14 H (aq) 2 Cr3+ (aq) + 6 Fe3+ (aq) + 7 H2O (1)
Jadi koefisien a = 6, b = 2, dan c = 6
23. Bilangan oksida Cl dari -1 sampai dengan +7. Ion atau molekul manakah di bawah ini
yang tidak dapat mengalami reaksi disproporsionasi adalah ….
A. Cl2 dan HClO4 D. Cl2 dan KClO3
B. HCl dan HClO2 E. Cl- dan NaClO4
C. ClO2 dan HClO3
Jawaban : E
SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun 2003
Penyelesaian :
Disproporsionasi atau auto redoks, Clor, Br dan I dapat mengalami auto redoks, artinya
sebagian dioksidasi, sebagian lagi direduksi. Cl, Br dan I dapat memiliki Bilangan
oksidasi dari -1 sampai dengan +7.
Yang memiliki bilangan oksidasi -1 atau +7 tidak dapat mengalami auto redoks karena
bilangan oksidasi -1 tidak dapat direduksi lagi dan bilangan oksidasi +7 tidak.dapat
dioksidasi lagi.
Jadi pasangan ion atau molekul yang tidak