bab vi tugas umum pemerintahan
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
1/67
BAB VI
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
Penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan mendasarkan pada Pasal 2 ayat (2)
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah di dalamnya
meliputi asas desentralisasi dan asas tugas pembantuan. Disamping itu dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang, pemerintah daerah juga memiliki kewajiban dalam
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan.
Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2007 sebagai pedoman dalam penyusunan Laporan KeteranganPertanggungjawaban Kepala Daerah, dijelaskan bahwa tugas umum pemerintahan
meliputi : Kerjasama Antar Daerah, Kerjasama dengan Pihak Ketiga, Koordinasi
dengan Instansi Vertikal di Daerah, Pembinaan Batas Wilayah, Pencegahan dan
Penanggulangan Bencana, Pengelolaan Kawasan Khusus, Penyelenggaraan
Ketentraman dan Ketertiban Umum, serta tugas-tugas umum pemerintahan lainnya
yang merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah.
Pada Tahun Anggaran 2006 Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melaksanakan
tugas-tugas umum pemerintahan antara lain sebagai berikut :
A. Kerjasama Antar Daerah
1. Kebijakan
Pemikiran yang mendasari ketentuan tentang kerjasama antar daerah pada
era otonomi daerah, yaitu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat,
untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta
mempererat rasa persatuan dan kesatuan yang dinamis dengan tetap berproses
secara kreatif sesuai dengan perkembangan jaman.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 195 menyatakan hal-hal
sebagai berikut :
a. Beberapa daerah dapat mengadakan kerjasama antar daerah yang
diatur dengan keputusan bersama
b. Daerah dapat membentuk badan kerjasama antar daerah
c. Daerah dapat mengadakan kerjasama dengan badan lain yang diatur
dengan keputusan bersamad. Keputusan bersama dan/atau badan kerjasama, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), yang membebani masyarakat dan
daerah harus mendapatkan persetujuan DPRD masing-masing daerah.
12
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
2/67
Berdasarkan amanat Undang-undang tersebut di atas, Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul berkomitmen untuk menjalin kerjasama dengan
daerah lain, yakni :a.Kerjasama Antar Daerah PAWONSARI, dengan dasar Keputusan
Bersama Bupati Pacitan, Wonogiri dan Gunungkidul Nomor 272
Th. 2002, 05 Th. 2002 dan 240/KPTS/2002 tentang Kerjasama Antar
Daerah Kab Pacitan, Wonogiri dan Kabupaten Gunungkidul.
b. Kabupaten Sleman, dengan dasar Keputusan Bersama Bupati
Gunungkidul dan Bupati Sleman Nomor : 125/1023 dan Nomor :
04/SKB.KDH/A/2004 tentang Kerjasama di Bidang Pemerintahan,
Pembangunan dan Kemasyarakatan.
c.Kabupaten Klaten, dengan dasar Keputusan Bersama Bupati
Gunungkidul dan Bupati Klaten Nomor : 06 Tahun 2004 dan Nomor : 20
Tahun 2004 tentang kerjasama antara Kabupaten Gunungkidul dan
Kabupaten Klaten.
d. Kabupaten Bantul, dengan dasar Keputusan Bersama Bupati
Gunungkidul dan Bupati Bantul Nomor : 130/1284 dan Nomor :
10/KB/Bt/2005 tentang Kerjasama di bidang pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sejak tahun 2000 telah membangun
jalinan kerjasama dalam tataran formal dengan 5 ( lima ) Kabupaten, yaitu :
a.Kerjasama dengan Kabupaten Pacitan dan Wonogiri (Kerjasama
PAWONSARI) dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6.1 :
Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah
INSTANSI DASAR HUKUM BIDANG KERJASAMA
Pemerintah Kabupaten Pacitan,
Wonogiri & Gunungkidul
(PAWONSARI)
Keputusan Bersama Bupati
Pacitan, Wonogiri dan
Gunungkidul :
272 Th.
2002
05 Th. 2002
240/KPTS/2002
Tentang Kerjasama Antar Daerah
Kab Pacitan, Wonogiri & Kab
Gunungkidul.
1. Aspek Sumber Daya
2. Aspek Pelayanan Masyarakat
3. Aspek Prasarana dan Sarana
Dinas Perhubungan Kab. Pacitan, Keputusan Bersama Nomor : 1. Sub Bidang Lalu Lintas
13
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
3/67
INSTANSI DASAR HUKUM BIDANG KERJASAMA
Dinas Perhubungan, Parsenbud.
Kab. Wonogiri, Dinas PerhubunganKab. Gunungkidul
1
563 Tahun 2003
5
51.2/1901/2003
0
12/KPTS/2003
- Manajemen &
Rekayasa Lalu lintas
- Kecelakaan Lalu
Lintas
- Pengendalian
Operasional
2. Sub Bidang Angkutan
Penumpang Umum
- Jenis Pelayanan
- Kebutuhan
Angkutan Perbatasan
- Kebutuhan
Angkutan AKAP
- Perizinan
Angkutan Perbatasan
- Perizinan
Angkutan AKAP
- Penetapan Tarif
3. Sub Bidang Pengujian
Kendaraan Bermotor
- Pengujian
Kendaraan Lintas Wilayah
- Tarif Retribusi
Pengujian Kendaraan
Badan Kesbanglinmas Kab.
Pacitan, Kantor Kesbanglinmas
Kab. Wonogiri, Kantor
Kesbanglinmas Kab. Gunungkidul
Keputusan Bersama Nomor :
3
12 Tahun 2003
0
5/1056/2003
1
88/600/2003
Bidang Keamanan
- Pengadaan pos
keamanan bersama dengan
perlengkapannya- Pengadaan alat
komunikasi
- Personil
Dinas Kelautan, Perikanan dan
Peternakan Kab. Pacitan, Dinas
Kehewanan, Perikanan dan
Kelautan Kab. Wonogiri, Dinas
Peternakan Kab. Gunungkidul,
Dinas Pertanian TP & Perikanan
Kab. Gunungkidul
Keputusan Bersama Nomor :
3
3 Tahun 2003
1
00/1061/2003
1
88.4/619/2003
1
88/1329/XII/2003
Bidang Peternakan / Kehewanan,
Perikanan dan Kelautan
- Pemanfaatan
prasarana pendaratan perahu/kapal &
TPI
- Penangkapan dan
pelestarian sumber daya ikan
- Pemberdayaan
kelompok nelayan dan
pembudidayaan ikan pantai
- Pengawasan tata
niaga hasil dan Lalu Lintas
KESMAVET
- Pencegahan dan
Pemberantasan penyakit hewan
menular
- Pengawasan
Mutasi Ternak
- Intensifikasi
pelayanan Inseminasi Buatan (IB)
- Pengendalian
Organisme Pengganggu Tanaman(OPT)
- Jaringan Benih
Antar Lapang (JABAL) komodinas
Palawija
Kantor Nakertrans Kab. Pacitan, Keputusan Bersama Nomor : 1. Bidang Ketenagakerjaan
14
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
4/67
INSTANSI DASAR HUKUM BIDANG KERJASAMA
Dinas Tenaga Kerja Kab.
Wonogiri, Dinas Nakertrans Kab.Gunungkidul
1
0 Tahun 2003
1
00/1972/2003
8
/KPTS/XII/2003
- Penyuluhan
prosedur pendaftaran dan
penempatan tenaga kerja baik
dalam negeri maupun luar negeri
- Penyebarluasan
informasi pasar kerja
- Penyuluhan
perlindungan tenaga kerja
- Penempatan
tenaga kerja melalui AKAD &
AKAN
2. Pemberian Kerja Darurat (PKD)
- Pengadaan saranatransportasi/ irigasi atau sarana
lainnya yang dibutuhkan oleh desa
- Pemberian uang
perangsang kerja kepada para
penganggur/setengah penganggur
sebagai upah kerja
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia
- Menyelenggarakan
pelatihan kerja
- Pemberian paket peralatan pelatihan untuk usaha
mandiri atau wira usaha secara
berkelompok
Dinas Pendidikan Kab. Pacitan,
Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri,
Dinas Pendidikan Kab.
Gunungkidul
Keputusan Bersama Nomor :
4
20/064/408.37.01/2003
4
20/117
4
21/2382/KPTS/2003
1. Penerimaan Siswa Baru
2. Pemberian bea siswa kepada
keluarga miskin
3. Pemberian bea siswa bakat dan
prestasi
4. Informasi pendidikan
5. Praktek kerja lapangan siswa
6. Perpindahan siswa antar sekolah
7. Penyelenggaraan even kepemudaan
dan keolahragaan
8. Peningkatan kualitas metode
pembelajaran
9. Peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan
Dinas Kesehatan Kab. Pacitan,
Dinas Kesehatan Kab. Wonogiri,
Dinas Kesehatan Kab.
Gunungkidul
Keputusan Bersama Nomor :
4
40/040/408.36/2003
0
00/1689
4
43/1867
1. Peningkatan pelayanan kesehatan
rawat jalan, rawat inap dan rujukan
yang bermutu
2. Pelayanan gratis kepada pasien
Gakin untuk rawat jalan, rawat inap
dan rujukan
3. Pengendalian penyakit menular
potensial wabah.
4. Penyehatan lingkungan Pariwisata
dan tempat-tempat umum
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. Penyuluhan perilaku hidup bersih
dan sehat
7. Meningkatkan manajemen
pelayanan kesehatan dengan
mengembangkan sistem informasi
kesehatan
15
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
5/67
INSTANSI DASAR HUKUM BIDANG KERJASAMA
PDAM Kab. Wonogiri, PDAM
Kab. Gunungkidul
Keputusan Bersama Nomor :
6
90/22/2004
1
12/UM/XII/2004
Keputusan Bersama Nomor :
6
90/21/2004
1
13/UM/XII/2004
Kerjasama Operasional pengelolaan
air bersih Sumber Air Seropan
Kerjasama Operasional pengelolaan
air bersih Sumber Air Sawahan
Pada pertengahan Tahun 2006, ketiga Bupati diminta secara khusus
untuk mempresentasikan profil KAD PAWONSARI dihadapan Presiden
RI, bertempat di kediaman Presiden, Cikeas, Bogor. Dalam kesempatan
tersebut, Presiden menghendaki agar KAD PAWONSARI dapat menjadi
motor penggerak percepatan pertumbuhan wilayah PAWONSARI,
sehingga Tahun 2009 dapat dijadikan sebagaisucces story bagi kerjasama
antar daerah yang lain. Kaitannya dengan hal tersebut Badan Kerjasama
Antar Daerah PAWONSARI telah menyusun rencana aksi yang
dituangkan dalam Proposal Program Akselerasi Pembangunan
PAWONSARI yang akan dipaparkan dihadapan Presiden.
Program akselerasi untuk memacu pertumbuhan wilayah
PAWONSARI secara garis besar dilaksanakan melalui 7 (tujuh) program
prioritas, yakni :
1) Penanggulangan kemiskinan
2) Penanggulangan pengangguran
3) Ketahanan pangan
4) Pengembangan energi alternatif
5) Infrastruktur
6) Penanganan air bersih
7) Pengembangan pariwisata
b. Kerjasama dengan Kabupaten Sleman
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Pemerintah Kabupaten
Sleman telah sepakat untuk menjalin kerjasama secara formal yang
ditandai dengan ditandatanganinya Keputusan Bersama Bupati
Gunungkidul dan Bupati Sleman Nomor : 125/1023 dan Nomor :
04/SKB.KDH/A/2004 tentang Kerjasama di Bidang Pemerintahan,
Pembangunan dan Kemasyarakatan, dengan maksud untuk
16
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
6/67
mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di daerah.
Jalinan kerjasama yang telah dibangun secara formal tersebut
mempunyai tujuan :
1) Mewujudkan keserasian pembangunan di dua wilayah
kabupaten;
2) Memecahkan permasalahan daerah secara terpadu dan
mengantisipasi kemungkinan terjadinya permasalahan sebagai dampak
dari laju pertumbuhan;
3) Memanfaatkan dan memelihara sumber daya daerah secara
optimal.Dalam upaya pencapaian tujuan dimaksud, kedua kabupaten sepakat
menetapkan jalinan kerjasama tersebut dalam ruang lingkup sebagai
berikut :
1) Bidang Pemerintahan, terdiri dari :
a) Kependudukan dan ketenagakerjaan;
b) Hukum;
c) Pertanahan.
2) Bidang Pembangunan, terdiri dari :a) Pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan dan perkebunan;
b) Pertambangan dan energi;
c) Perhubungan;
d) Pariwisata dan kebudayaan;
e) Lingkungan hidup, tata ruang dan sumber daya alam;
f) Pendidikan;
g) Pengembangan wilayah.
3) Bidang Kemasyarakatan, terdiri dari :
a) Penanggulangan bencana alam;
b) Kesehatan dan kesejahteraan sosial;
c) Ketentraman dan ketertiban.
c. Kerjasama dengan Kabupaten Klaten
Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan
Pemerintah Kabupaten Klaten secara formal ditandai dengan Keputusan
Bersama Bupati Gunungkidul dan Bupati Klaten Nomor : 06 Tahun 2004
dan Nomor : 20 Tahun 2004, dengan tujuan sebagai berikut :
1) mewujudkan keserasian pembangunan antar daerah;
17
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
7/67
2) memecahkan permasalahan daerah secara terpadu dan
mengantisipasi kemungkinan timbulnya permasalahan sebagai dampak
laju pertumbuhan;3) memanfaatkan dan memelihara sumber daya daerah secara
optimal;
4) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Agar kerjasama yang dijalin dapat berlangsung secara efektif,
disepakati pula konsentrasi bidang kerjasama dalam beberapa ruang
lingkup, antara lain : Pendidikan, Kesehatan, Perhubungan, Pekerjaan
Umum, Pertanian, kehutanan dan perkebunan, Pariwisata, Pertanahan,
Ketenteraman dan ketertiban.
Dalam pelaksanaannya, beberapa bidang kerjasama telah sampai pada
taraf kerjasama operasional sebagaimana tertuang pada beberapa KSO,
sebagai berikut :
1) Bidang Pendidikan dengan Nomor : 420 / 1105 dan Nomor :
6 Tahun 2005 meliputi beberapa sub bidang :
a) Penerimaan siswa baru;
b) Pemberian bea siswa kepada keluarga miskin;
c) Pemberian bea siswa bakat dan prestasi;
d) Informasi pendidikan;
e) Praktek Kerja Lapangan siswa;
f) Perpindahan siswa antar sekolah;
g) Penyelenggaraan even kepemudaan, keolahragaan dan
kesenian;
h) Peningkatan kualitas metode pembelajaran;
i) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
2) Bidang Kesehatan dengan Nomor : 188/825/KPTS/2005 dan
Nomor : 5/KPTS/2005meliputi beberapa sub bidang :
a) Peningkatan pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap dan
rujukan yang bermutu;
b) Memberikan pelayanan gratis kepada pasien keluarga miskin
(Gakin) untuk rawat jalan, rawat inap dan rujukan;
c) Mengendalikan penyakit menular potensial wabah sampai
batas yang tidak menjadi masalah kesehatan, dengan kegiatan yang
18
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
8/67
meliputi crosnotifikasi pemberantasan penyakit menular dan
pelayanan imunisasi, fogging focus Demam Berdarah Dengue
(DBD), penggerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),
penemuan dan pengobatan penderita Tubercolose (TBC) paru dan
Kusta, penanggulangan penyakit menular seksual (PMS), Kejadian
Luar Biasa (KLB), Bencana Alam, melaksanakan penyelidikan
epidemiologi (PE) untuk penyakit menular potensial wabah,
pemantauan untuk meningitis (radang otak), Filarisasi (cacingan)
serta pembinaan dan pemantauan terhadap warga yang selesai dari
Ibadah Haji ;
d) Program Jaminan Kesehatan (JK) bagi masyarakat miskin
yang berupa pemberian pelayanan kesehatan di tingkat pelayanan
dasar dan rujukan .
e) Perbaikan gizi masyarakat yang meliputi pemeriksaan klinis
dan laboratoris penderita gizi buruk, konseling gizi, pemberian
makanan tambahan (PMT) penyuluhan dan pemulihan ,
memberikan paket pertolongan gizi dan pengobatan sesuai dengan
penyakitnya;
f) Penyuluhan dan penggerakan perilaku hidup bersih dan
sehat;
g) Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan dengan
mengembangkan sistim informasi kesehatan.
3) Bidang Perhubungan dengan Nomor : 045/KPTS/2005 dan
Nomor : 4/KPTS/2005 meliputi beberapa sub bidang :
a) Sub Bidang Penyelenggaraan Lalu Lintas Jalan;
(1) Penyelenggaraan Lalu Lintas
(a) Manajemen lalu lintas di jalan dilaksanakan dengan
rekayasa lalu lintas meliputi :
Perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan
prasarana lalu lintas jalan;
Perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan
pemeliharaan rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat
lalu lintas (APILL), alat pengendali dan pengamanan
pemakai jalan serta alat pengawasan dan pengamanan
jalan.
19
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
9/67
(b) Melakukan analisis kecelakaan secara bersama-sama atau
dinas/kantor tempat kejadian peristiwa memberikan
laporan kepada daerah asal kendaraan atau melalui
tembusan laporan kejadian kecelakaan apabila terjadi
kecelakaan lalu lintas di satu daerah yang melibatkan
kendaraan dari daerah lain.
(c) Dalam rangka pengendalian operasional dilakukan
pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan wilayah
perbatasan secara bersama-sama.
(d) Guna kelancaran kegiatan pada satu daerah yang meliputi
kegiatan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan,kegiatan pengamanan pada event-event tertentu dan
kegiatan pengawalan, kedua kabupaten dapat menggunakan
fasilitas jalan portabel, kendaraan patroli/pengawalan
maupun bantuan petugas dari daerah lain dengan terlebih
dahulu mengajukan surat permohonan kepada Kepala
Dinas/Kantor yang bersangkutan.
b) Sub Bidang Angkutan Penumpang Umum;
(1) Jenis pelayanan angkutan penumpang umum yang diatur dalamkerjasama adalah :
(a) Angkutan Perbatasan, yakni angkutan penumpang umum
perdesaan yang secara tetap dan teratur memasuki atau
melayani sampai dengan wilayah kecamatan yang
berbatasan langsung pada kabupaten lainnya melalui lebih
dari satu propinsi.
(b) Angkutan Antar Kota Antar Propinsi, yakni angkutan
dari satu kota ke kota lain melalui lebih dari satu daerah
propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang
terikat dalam trayek.
(2) Mengenai kebutuhan Angkutan Perbatasan dan Angkutan
Antar Kota Antar Propinsi :
(a) Melakukan survai jaringan trayek dan kebutuhan
angkutan perbatasan secara bersama-sama;
(b) Bersama-sama mengusulkan ditetapkannya Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Departemen
Perhubungan Jaringan trayek dan jumlah kebutuhan
20
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
10/67
angkutan penumpang umum yang telah disepakati serta
menetapkan jumlah kendaraan angkutan yang dapat
direkomendasi oleh masing-masing kabupaten;(c) Melakukan evaluasi survai kebutuhan angkutan
minimal 2 (dua) tahun sekali atau sesuai kebutuhan;
(3) Penetapan Tarip Angkutan Penumpang Umum
(a) Penetapan tarip angkutan penumpang umum
trayek lintas perbatasan ditetapkan secara bersama antar
Daerah, dengan memperhatikan ketentuan tarip dasar
angkutan perdesaan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten wilayah perbatasan;
(b) Penetapan tarip angkutan penumpang umum
Antar Kota Antar Propinsi, khususnya kelas ekonomi
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Departemen Perhubungan;
(4) Koordinasi pembangunan terminal penumpang pada wilayah
perbatasan.
c) Sub Bidang Pengujian Kendaraan Bermotor.
(1) Kendaraan wajib uji yang melaksanakan mutasi atau numpang
uji di luar daerah domisilinya, wajib mendapatkan
rekomendasi/persetujuan dari Kepala Dinas atau pejabat yang
ditunjuk dimana kendaraan tersebut berdomisili;
(2) Kendaraan wajib uji yang bersangkutan dikenakan
biaya uji di daerah asal domisili maupun di daerah tempat
dilaksanakannya pengujian kendaraan tersebut;
(3) Dinas/Kantor yang melaksanakan uji atas kendaraan
yang numpang uji, wajib melaporkan hasil uji kendaraan
tersebut kepada Dinas/Kantor domisili kendaraan yang
bersangkutan;
(4) Mengadakan perhitungan kebutuhan biaya uji secara
bersama untuk menetapkan tarip retribusi pengujian kendaraan
bermotor serta denda keterlambatan uji.
d. Kerjasama dengan Kabupaten Bantul
21
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
11/67
Kerjasama antara Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul
ditandai dengan ditandatanganinya Kesepakatan Bersama Bupati
Gunungkidul dan Bupati Bantul Nomor : 130/1284 dan Nomor :10/KB/Bt/2005, sebagai langkah awal kedua belah pihak dalam rangka
mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan diantara
kedua kabupaten.
Sedangkan tujuan dari kerjasama ini adalah untuk mewujudkankeserasian pembangunan antara kedua kabupaten, memanfaatkan dan
memelihara sumber daya daerah secara optimal, mengantisipasi dan
memecahkan permasalahan pembangunan daerah secara terpadu dan
mengantisipasi kemungkinan timbulnya permasalahan sebagai dampak
laju pertumbuhan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan
memperhatikan aspek saling menguntungkan.
Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini adalah melakukan kerjasama
dalam bidang Pendidikan, Sosial, Kesehatan, Perhubungan, Pekerjaan
Umum, Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Lingkungan Hidup, Kelautan,
Pariwisata, Pertanahan, Tata Ruang, Penegasan Batas Wilayah, Ketertiban
dan Ketenteraman.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Pemerintah Kabupaten
Bantul sepakat untuk mengambil langkah-langkah secara optimal, antara
lain dengan membentuk Tim yang bertugas untuk melakukan kajian
berkaitan dengan maksud dan tujuan jalinan kerjasama yang dijabarkan
dalam kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam Keputusan Bersama
khususnya ruang lingkup kerjasama, untuk membangun sistem kerjasama
yang saling menguntungkan bagi kedua kabupaten.Sedangkan untuk Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten diluar Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sedang dalam taraf pendekatan dan
penjajagan.
Dengan adanya kerjasama antara daerah tersebut telah dapat terwujud
jalinan koordinasi sejak perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
khususnya wilayah perbatasan sehingga dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat dan kemantapan stabilitas
wilayah.
Disamping itu dengan adanya kerjasama antar daerah bertujuan untuk
menjalin suatu ikatan kerjasama dalam usaha mengelola dan memanfaatkan
22
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
12/67
sumber daya dan potensi yang dimiliki guna kepentingan bersama,
memanfaatkan dan memelihara sumber daya daerah secara optimal bagi
kesejahteraan masyarakat serta mengembangkan wilayah perbatasan sehinggatidak jauh tertinggal dibandingkan dengan perkembangan wilayah di pusat
pemerintahan.
Tahun Anggaran 2006 fasilitasi Kerjasama Antar Daerah PAWONSARI
dibiayai lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Gunungkidul sebesar Rp. 50.632.500,- terealisasi sebesar Rp. 46.568.000,-
dengan target capaian kinerja keuangan sebesar 91,97 %, di samping itu juga
dibiaya lewat iuran 3 (tiga) kabupaten masing-masing Rp. 20.000.000,-
sehingga terkumpul sebesar Rp. 60.000.000,- dengan target capaian kinerja
keuangan sebesar 100 %. Sedangkan untuk membiayai fasilitasi kerjasama
antar daerah yang lain dianggarkan dalam APBD sebesar Rp. 27.736.800,-
terealisasi sebesar Rp. 23.345.800,- dengan target capaian kinerja keuangan
84,17 %.
3. Permasalahan dan Solusi.
a. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam upaya optimalisasi
kinerja kerjasama antar daerah antara lain :
1) Kebijakan, kelembagaan khususnya yang mengampu / menangani
kerjasama antar daerah di masing-masing kabupaten tidak sama;
2) Potensi SDM dan SDA yang tidak sama/ sangat beragam;
3) Perubahan arah dan kebijakan pembangunan yang mengalami
perubahan seiring dengan terjadinya pergantian pimpinan/penentu
kebijakan;
4) Beberapa kebijakan bersama belum dapat dioperasionalisasikan.
b. Untuk mengatasi kendala tersebut, antara lain :
1) Koordinasi intensif di semua jenjang dan t ingkatan terus
menerus dilakukan sehingga akan semakin mengeleminir perbedaan
yang ada.
2) Berupaya menjalin keserasian dan kesepahaman dalam
mengembangkan suatu daerah atas dasar semangat Kerjasama Antar
Daerah.
3) Mendorong instansi teknis untuk mengoptimalkan langkah-
langkah operasional.
B. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah
1. Kebijakan
23
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
13/67
Amanat pasal 27 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, telah menyebutkan bahwa kewajiban kepala daerah dan
wakil kepala daerah salah satunya adalah menjalin hubungan kerja dengan
seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah. Instansi
vertikal sebagaimana dimaksud adalah lembaga pemerintah (pusat) di daerah
yang melaksanakan kewenangan pemerintah meliputi : politik luar negeri,
pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional serta agama.
Dari kewenangan diatas, kewenangan keamanan dan yustisi memiliki
hubungan yang erat dalam menunjang pemenuhan kewajiban daerah untuk
melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional,
serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diatur
dalam Pasal 22 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.
1. Instansi vertikal/lembaga pemerintah di Daerah yang
melaksanakan kewenangan keamanan dan yustisi sebagaimana tersebut
diatas, meliputi : Kepolisian Resort, Komando Distrik Militer, Pengadilan
Negeri dan Kejaksaaan Negeri, yang tergabung dalam Foeum Koordinasi
Tingkat Kabupaten dengan sebutan MUSPIDA.
2. Dasar hukum mengenai MUSPIDA masih diatur dalam
Keppres Nomor 10 Tahun 1986. Penerapan Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah maupun Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah belum mengatur
secara teknis penyelenggaraan MUSPIDA. Akan tetapi dalam ketentuan
peralihan baik dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 maupun
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 telah menyebutkan bahwa Semua
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemerintahan
daerah sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan Undang-
Undang ini dinyatakan tetap berlaku. Dengan demikian Keppres Nomor
10 Tahun 1986 tentang Musyawarah Pimpinan Daerah tetap dapat berlakusebagai dasar hukum.
3. Urusan-urusan seperti agama, pertanahan dan statistik juga
merupakan kewenangan pemerintah pusat yang tidak diserahkan kepada
pemerintah daerah, sehingga dalam pelaksanaannya pemerintah daerah
dituntut untuk menjalin koordinasi dan hubungan kerja dengan lembaga
pemerintah (pusat) di daerah. Di Kabupaten Gunungkidul urusan agama
ditangani oleh Kantor Depertemen Agama Kabupaten Gunungkidul,
pertanahan ditangani oleh Kantor BPN Kabupaten Gunungkidul dan
statistik oleh Kantor Statistik Kabupaten Gunungkidul. Hal itu ditegaskan
dalam pasal 27 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
24
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
14/67
Pemerintahan Daerah, yang menyebutkan bahwa kewajiban kepala daerah
dan wakil kepala daerah salah satunya adalah menjalin hubungan kerja
dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah.Diantaranya adalah instansi vertikal / lembaga pemerintah (pusat) di
daerah yang melaksanakan kewenangan agama, pertanahan dan statistik.
Dengan alasan tersebut, penyelenggaraan koordinasi dengan instansi
vertikal di daerah sangat diperlukan guna pemenuhan kewajiban daerah untuk
memelihara dan menjaga keutuhan wilayah dalam kerangka NKRI menuju
terwujudnya tujuan pembangunan nasional.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Dalam Tahun Anggaran 2006, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka pelaksanaan koordinasi
dengan instansi vertikal di daerah, antara lain :
a. Kesekretariatan penyelenggaraan koordinasi pimpinan tingkat
kabupaten;
Kegiatan ini didanai lewat APBD Kabupaten Gunungkidul Tahun
Anggaran 2006 sebesar Rp. 13.323.000,- out put yang diharapkan adalah
terlaksananya penyelenggaraan koordinasi pimpinan tingkat kabupaten.
Target yang akan dicapai dari kegiatan ini adalah terselenggaranya 12 kali
Rapat Koordinasi Pimpinan Tingkat Kabupaten (MUSPIDA) dan
terealisasi sebanyak 12 kegiatan rapat koordinasi dengan tingkat capaian
kinerja kegiatan sebesar 100 %.
Manfaat dari kegiatan tersebut adalah memberikan fungsi pelayanan
dalam setiap penyelenggaraan koordinasi pimpinan tingkat kabupaten,sehingga diharapkan hal tersebut berdampak pada peningkatan kinerja
koordinasi antar instansi.
b. Pembinaan umat beragama;
Upaya pembinaan umat beragama di Kabupaten Gunungkidul, dalam
pelaksanaannya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berkoordinasi
dengan Kantor Departemen Agama Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan ini
terdiri dari beberapa sub kegiatan, antara lain Pembinaan Generasi Muda,
Peningkatan Kualitas Dai, Peningkatan Kapasitas Pembantu Penghulu
Desa, Pembinaan Wakaf dan Zakat, Pembinaan Perpustakaan Masjid dan
Fasilitasi Program Desa Binaan Keluarga Sakinah.
25
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
15/67
Dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut dibiayai oleh APBD
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006 sebesar Rp. 61.015.000,- dari
alokasi anggaran tersebut terserap / terealisasi sebasar Rp. 47.443.095,-dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 77,76 %. Adapun tingkat
capaian kinerja kegiatan / sasaran sebesar 100 %.
c. Peningkatatan sarana dan prasarana peribadatan umat beragama.
Di samping pembinaan umat beragama, Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul juga berkoordinasi dengan Kantor Departemen Agama
Kabupaten Gunungkidul dalam hal upaya memfasilitasi peningkatan
sarana dan prasarana peribadatan umat beragama.
Kegiatan ini dibiayai dengan APBD Kabupaten Gunungkidul Tahun
Anggaran 2006 sebesar Rp. 44.530.000,- dan dapat direalisasikan sebesar
Rp. 34.438.000,- dengan capaian kinerja keuangan sebesar 77,34 %.
Dengan tingkat capaian kinerja kegiatan / sasaran sebesar 100 %.
3. Permasalahan dan Solusi
Dalam melaksanakan koordinasi dengan instansi vertikal didaerah secara
umum telah berjalan baik dan tidak ditemui permasalahan berarti, namun dari
sisi teknis adanya perbedaan dalam ketentuan yang telah diatur dalam Perda
dengan ketentuan yang dilaksanakan oleh instansi vertikal, khususnya
pelaksanaan pengelolaan keuangan terjadi ketidaksesuaian. hal ini disebabkan
oleh terbitnya Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 yang mengamanatkan
tidak diperbolehkannya Pemerintah Daerah memberikan dukungan dana dan
bantuan berupa barang kepada instansi vertikal yang ada di daerah. Sementara
dari sisi urgensi, hal itu sangat diperlukan untuk mendukung terselenggaranya
koordinasi dalam melaksanakan kewenangan pemerintah meliputi : politik
luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional dan
agama.
Sehubungan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul membuat
kebijakan untuk mengatasi permasalahan dalam melaksanakan kegiatan
dimaksud dalam bentuk kerjasama pelaksanaan kegiatan secara bersama-sama
dengan instansi vertikal terkait.
C. Pembinaan Batas Wilayah
1) Kebijakan
Dasar hukum yang dipergunakan dalam rangka pembinaan batas wilayah
adalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
26
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
16/67
daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1951,
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah.
Dengan dasar tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui
Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 24/KPTS/TIM/2005 tentang
Pembentukan Tim Penetapan dan Penegasan Batas Daerah dan Surat
Perjanjian Kerja Nomor 136/1194/2006 antara Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul tanggal 31
Juli 2006 tentang Pelaksanaan Kegiatan Penetapan dan Penegasan Batas
Daerah antara Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul, pada
Tahun Anggaran 2006 diagendakan kegiatan Penetapan, penegasan dan
pemasangan pilar batas daerah antara Kabupaten Gunungkidul dengan
Kabupaten Bantul serta Monitoring dan Evaluasi Wilayah Perbatasan.
2) Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
a. Penetapan, Penegasan dan Pemasangan Pilar Batas Daerah Kabupaten
Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul.Berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 1 Tahun
2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah dan Keputusan Bupati
Gunungkidul Nomor : 24/KPTS/TIM/2006 tanggal 11 April 2005 tentang
Pembentukan Tim Penetapan dan Penegasan Batas Daerah, Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul melaksanakan Penetapan, Penegasan dan
Pemasangan Pilar Batas Daerah antara Kabupaten Gunungkidul dan
Kabupaten Bantul dengan maksud untuk mendapatkan kepastian batas
baik secara administratif, yuridis, fisik di lapangan batas antara keduawilayah. Adapun tujuan kegiatan penetapan dan penegasan batas daerah,
adalah :
1) Penelitian dokumen administrasi, yuridis dan peta batas
wilayah Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul;
2) Pelacakan batas di lapangan untuk menentukan titik batas
antara kedua wilayah perbatasan;
3) Pemasangan dan pengukuran pilar batas daerah antara kedua
wilayah perbatasan;
4) Pembuatan peta batas wilayah dengan koridor 100 meter.
27
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
17/67
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah terpasangnya Pilar
Batas Daerah sebanyak 30 (tiga puluh) pilar dan dapat dilihat pada tabel
berikut :Tabel 6.2.
Daftar Pemasangan Pilar Batas Daerah
No Nomor Pilar Tipe Pilar Lokasi Pilar
1
2
3
4
5
67
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
2728
29
30
31
32
33
34
35
3637
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
5758
59
60
PBA.005
PABA.006
PABU.004
PABA.007
PABU.005
PABA.008PABA.009
PABU.006
PABA.010
PABA.011
PABU.007
PBA.021
PBA.022
PABA.012
PABA.013
PBA.023
PBA.024
PBU.004
PBA.025
PBA.026
PBA.027
PBU.005
PBA.028
PBA.029
PBA.030
PBA.031
PBA.032PBA.033
PABU.008
PBA.034
Banyusoca
Banyusoca
Banyusoca
Bleberan
Bleberan
GetasGetas
Getas
Ngleri
Ngleri
Ngleri
Pengkok Jatimulyo
Pengkok Jatimulyo
Semoyo
Semoyo
Semoyo Terang
Semoyo Terong
Semoyo Srimulyo
Semoyo Srimulyo
Semoyo Srimulyo
Patuk Srimulyo
Patuk Srimulyo
Patuk Srimulyo
Patuk Srimartani
Patuk Srimartani
Patuk Srimartani
Ngoro-oro SrimartaniNgoro-oro Srimartani
Ngoro-oro
Ngoro-oro Srimartani
Pada Tahun Anggaran 2005, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
telah melaksanakan Penetapan, Penegasan dan Pemasangan Pilar Batas
Daerah antara Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul
sebanyak 30 (tiga puluh) unit. Dan Pemerintah Propinsi DI. Yogyakarta
melaksanakan Pemasangan Pilar Batas tersebut sebanyak 23 unit,
sehingga keseluruhan Pilar Batas yang telah terpasang sebanyak 83 unit.
Dari keseluruhan panjang perbatasan antara Kabupaten Gunungkidul
dengan Kabupaten Bantul yang mencapai + 60 km, jumlah 83 pilar telah
28
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
18/67
mampu menunjukkan keseluruhan koordinat perbatasan untuk dituangkan
dalam bentuk peta.
Oleh karena itu, pada Tahun Anggaran 2006 Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul bersama Pemerintah Propinsi DI. Yogyakarta telah
melaksanakan pembuatan Peta Koridor 100 meter perbatasan antara
Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul dan telah dilaksanakan
Penandatanganan Berita Acara Penggabungan Peta oleh Sekretaris Daerah
Kabupaten Gunungkidul dan Bantul, pada Tahun Anggaran 2007
dilakukan verifikasi dan klarifikasi oleh Pemerintah Pusat Cq. Departemen
Dalam Negeri untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk Peraturan
Menteri Dalam Negeri.
Kegiatan tersebut, dibiayai dengan APBD sebesar Rp. 96.790.000,-
terealisasi sebesar Rp. 95.730.000,- terjadi efisiensi dan disetor kembali ke
kas daerah sebesar Rp. 1.060.000,- dengan tingkat capaian target kinerja
keuangan sebesar 98,90 % dan tingkat capaian target kinerja / sasaran
kegiatan sebesar 100 %.
b. Monitoring dan evaluasi Wilayah Perbatasan
Persoalan wilayah perbatasan berpotensi menjadi suatu permasalahan
kompleks ketika daerah satu dengan yang lain dari sisi sumber daya dan
potensi terdapat perbedaan yang sangat beragam. Keserasian dan
kesepahaman dalam mengembangkan suatu daerah atas dasar semangat
persatuan dan kesatuan mutlak diperlukan. Atas dasar pengalaman melalui
kerjasama yang baik, harmonis dan saling menguntungkan akan
mempercepat laju pertumbuhan suatu daerah terlebih untuk wilayah
perbatasan.
Salah satu upaya pembinaan di wilayah perbatasan dilakukan dengan
kegiatan monitoring dan evaluasi wilayah perbatasan dengan tujuan untuk
menginventarisasi permasalahan yang bersifat krusial serta potensi
wilayah yang ada untuk dapat dikembangkan sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan masyarakat perbatasan khususnya.
Wilayah perbatasan Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupatentetangga meliputi :
1) Kabupaten Bantul ;
Kecamatan Panggang;
29
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
19/67
Kecamatan Purwosari;
Kecamatan Playen;
Kecamatan Patuk.
2) Kabupaten Sleman ;
a) Kecamatan Patuk;
b) Kecamatan Gedangsari.
3) Kabupaten Klaten ;
a) Kecamatan Gedangsari;
b) Kecamatan Ngawen.
4) Kabupaten Sukoharjo ;
a) Kecamatan Semin.
5) Kabupaten Wonogiri.
a) Kecamatan Semin;
b) Kecamatan Ponjong;
c) Kecamatan Rongkop;
d) Kecamatan Girisubo
Koordinasi pembinaan wilayah perbatasan telah berjalan relatif
semakin baik karena didukung oleh adanya kesepahaman dan komitmen
bersama dengan pemerintah kabupaten tetangga yang sudah dituangkan
dalam bentuk MoU yang ditandatangani oleh masing-masing bupati
sebagai pijakan formal dalam menangani segala permasalahan di wilayah
perbatasan secara bersama-sama dan bersinergi dalam proses
pengembangan dan pembangunan wilayah.
Kegiatan tersebut, dibiayai dengan APBD sebesar Rp. 34.632.500,-
terealisasi sebesar Rp. 19.624.500,- hal ini dikarenakan pembangunan pos
perbatasan sebesar Rp. 15.000.000,- tidak dapat direalisasikan sebab
dengan terjadinya kenaikan harga bahan bangunan anggaran sebesar itu
tidak mencukupi untuk direalisasikan sehingga anggaran tersebut disetor
kembali ke kas daerah sebesar Rp. 15.000.000,- dengan tingkat capaian
target kinerja keuangan sebesar 56,66 %.
3) Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan urusan pembinaan batas wilayah, ditemui beberapa
kendala di lapangan, antara lain :
a. Ketersediaan sarana dan prasarana yang
kurang memadai bila dibandingkan dengan jangkauan pelaksanaan tugas.b. Topografi wilayah perbatasan yang sebagian
besar berada pada lereng-lereng bukit, sehingga menyulitkan dalam
pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
30
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
20/67
c. Heterogenitas masyarakat di wilayah
perbatasan yang sedikit banyak dipengaruhi oleh lingkungan atau
masyarakat tetangga.Untuk mengatasi permasalahan yang timbul, diambil langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang telah ada dan
mengusulkan penambahan / pengadaan sarana dan prasarana tambahan.
b. Pembinaan wilayah perbatasan selain dilaksanakan secara langsung
juga ditempuh secara berjenjang.
c. Pendekatan dilakukan melalui koordinasi intensif dengan tokoh-tokoh
masyarakat atau aparat desa dan kecamatan.
D. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana
1. Bencana yang terjadi dan Penanggulannya
Bencana yang menonjol terjadi di Wilayah Kabupaten Gunungkidul
sepanjang tahun 2006, antara lain :
a. Gempa Bumi tanggal 27 Mei 2006
Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 sekitar pukul
05.53 WIB dengan kekuatan 5,9 SR benar-benar telah membuat kepanikan
dan penderitaan masyarakat, mengakibatkan terjadinya kerusakan rumah
penduduk, sarana / prasarana umum yang sedemikian besar dan menelan
korban luka berat dan ringan serta meninggal dunia 84 orang.
1) Tahapan Evakuasi dan Penyelamatan Korban
Beberapa saat setelah terjadinya gempa, upaya / langkah dan tindakan
dilaksanakan oleh jajaran instansi / pihak terkait di Kabupaten
Gunungkidul melalui Satuan Pelaksana Penanganan Bencana dan
Pengungsi (Satlak PBP) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati
Gunungkidul Nomor 40/KPTS/2003 antara lain dengan :
a) Mengkoordinasikan jajaran kesehatan baik Dinas Kesehatan,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit Umum Daerah
maupun Rumah Sakit Umum Swasta agar melakukan persiapan
dan langkah-langkah yang dipandang perlu dalam rangka
penanganan korban, baik yang mengalami luka ringan/berat dan
karena itu memerlukan layanan lebih lanjut melalui rawat inap
pada instalasi kesehatan yang bersangkutan atau dengan rujukan;
31
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
21/67
b) Memerintahkan kepada seluruh dokter dan paramedis yang
bertugas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk
masuk kerja menangani korban gempa mengingat terjadinyagempa pada hari libur pemerintah sehingga dokter serta paramedis
yang bertugas relatif terbatas, sedangkan pada sisi lain diperlukan
kesiapsiagaan penuh untuk penanganan korban gempa;
c) Berupaya melakukan komunikasi dan koordinasi dengan
Pemerintah Propinsi, PMI, LSM dan berbagai pihak dibantu
relawan dokter umum/spesialis, peralatan medis dan obat-obatan.
Para dokter tersebut diperbantukan pada Puskesmas tertentu antara
lain di wilayah Kecamatan Gedangsari dan Patuk;
d) Mendirikan tenda-tenda di Rumah Sakit Umum Daerah maupun
Puskesmas untuk menampung korban yang perlu segera
memperoleh penanganan medis, karena sebagian ruang
perawatan / bangsal RSUD maupun beberapa Puskesmas dalam
kondisi rusak/tidak layak pakai akibat gempa atau fasilitas ruang
yang tersedia terbatas;
e) Mendirikan Rumah Sakit Lapang di beberapa tempat yang dibantu
oleh para relawan dalam maupun luar negeri antara lain di Balai
Desa Bunder dan Lapangan Banyusoco;
f) Melalui koordinasi dengan jajaran Kodim 0730, Polres
Gunungkidul, PNS, SAR Laut, SAR Darat (Vertical Rescue) dan
bersama-sama segenap unsur masyarakat, melaksanakan kegiatan
pembersihan puing-puing / reruntuhan bangunan rumah penduduk
maupun sarana/prasarana umum yang rusak akibat gempa dan
membangun / mendirikan tempat tinggal atau tempat layanan /
sarana umum dan atau sosial secara darurat, agar masyarakat
merasa tertolong dan pelayanan umum dalam tingkatan tertentu
tetap dapat dilaksanakan.
g) Mendirikan Posko Dapur Umum untuk melayani pasien korban
yang dirawat di RSUD Wonosari, RS Nur Rohmah, RS Pelita
Husada, dan keluarga pasien yang menunggu di masing-masing
Rumah Sakit tersebut. Selain itu Posko juga melayani para relawan
yang bertugas di Posko Satlak PBP maupun di lapangan dalam
melaksanakan kegiatan evakuasi / penyelamatan korban.
2) Pendataan Korban
32
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
22/67
Dalam rangka persiapan pelaksanaan kebijakan Bakornas tentang
pemberian bantuan kepada korban, perlu adanya data yang akurat
melalui kegiatan pendataan, baik tentang jumlah korban maupun
jumlah rumah penduduk yang roboh atau rusak. Untuk itu Bupati
Gunungkidul melalui surat nomor 361/656 tanggal 3 Juni 2006
mengeluarkan petunjuk pendataan korban bencana gempa bumi yang
antara lain menetapkan bahwa :
a) Pendataan korban dilaksanakan oleh Tim RT terdiri dari
unsur RT, Tokoh Masyarakat, dan Wakil Korban yang hasilnya
disahkan oleh Dukuh untuk selanjutnya dilaporkan kepada Lurah
Desa. Lurah Desa mengkompilasi dan mengesahkan data tersebut
serta menuangkan hasilnya ke isian FD untuk selanjutnya
dilaporkan kepada Camat. Kemudian Camat mengolah data
tersebut dengan menggunakan Form F2 dan setelah hasilnya
disahkan, selanjutnya dilaporkan kepada Bupati Gunungkidul
dengan disertai data isian F1 dan FD.
b) Data yang telah dilaporkan Camat (dalam bentuk manual)
oleh Satlak PBP dilakukan pencermatan, verifikasi dan klarifikasi
dan hasilnya dilaporkan kepada Satkorlak dan Bakornas PB,
sebagai berikut :
(1) Masyarakat yang menjadi korban bencana 43.133 KK,
175.419 jiwa, dan rumah Rusak Total 7.756 buah, Rusak Berat
10.562 buah, Rusak Ringan 27.533 buah.
(2) Data korban sejumlah 175.419 jiwa tersebut
dipergunakan oleh Bakornas PB untuk menetapkan jumlah
bantuan jadup yang akan didistribusikan kepada korban di
wilayah Kabupaten Gunungkidul, meskipun alokasinya secara
definitif menjadi 175.479 jiwa. Selanjutnya dalam prosesperjalanan waktu dan agar supaya data korban semakin akurat,
maka secara terkoordinasi terus dilakukan klarifikasi, verifikasi
dan pemutakhiran data korban dengan hasil akhir jumlah
korban yang direncanakan dapat menerima bantuan 171.461
jiwa.
3) Penyaluran Bantuan Jadup
Berdasarkan data korban yang telah dilaporkan kepada Satkorlak
dan Bakornas PB, penyaluran bantuan jadup dilaksanakan :
a) Bantuan jadup/Permakanan (setiap jiwa Rp.
90.000,-)
33
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
23/67
(1) Pada tahap I Bakornas Penanggulangan
Bencana mengalokasikan dana sebesar Rp. 11.813.580.000,-
untuk 131.262 jiwa dan bantuan tersebut disalurkan kepadakorban pada tanggal 17-20 Juni 2006 pada Kecamatan
Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Playen, Ngawen,
Patuk, sebagian korban di wilayah Kecamatan Gedangsari dan
Kecamatan Ponjong serta Semanu. Selain itu juga dilakukan
penyaluran bantuan melalui penyisiran bagi korban di beberapa
wilayah berdasarkan hasil verifikasi bukti-bukti penyaluran
tahap I.
(2) Terhadap penyelesaian penyaluran bantuan bagi
korban yang belum menerima sejumlah 44.217 jiwa,
berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Bakornas PB,
Satkorlak PB dan Satlak PBP se-DIY disepakati bahwa,
kekurangan dana ditanggung bersama dengan pembagian 60
% ( Rp. 2.387.718.000,- ) ditanggung Bakornas PB, 40 %
ditanggung Daerah dengan pembagian 55 % dari 40 % atau
Rp. 875.496.600,- ditanggung Satkorlak PB DIY (realisasi
transfer oleh Satkorlak PB terdapat kekurangan Rp.
1.188.000,-) dan 45% dari 40 % atau sebesar Rp. 716.315.400,-
ditanggung Satlak PBP Kabupaten Gunungkidul.
(3) Berdasarkan data penyaluran bantuan yang telah
dilaksanakan, terakhir dilakukan pada tanggal 9 September
2006 di Desa Monggol Kecamatan Saptosari, jumlah bantuan
yang telah disalurkan kepada korban seluruhnya meliputi
164.457 jiwa dengan dana sebesar Rp. 14.801.130.000,-.
b) Bantuan beras (setiap jiwa 10 Kg)
(1) Berdasarkan jumlah korban yang ditetapkan sebanyak
175.479 jiwa, maka alokasi jumlah beras dari Bakornas PB
melalui Perum Bulog sebanyak 1.754.790 Kg.
(2) Permintaan beras oleh Satlak PBP Kabupaten
Gunungkidul telah didistribusi oleh Perum Bulog Divre
Yogyakarta Cq. Dolog Logandeng 1.652.240 Kg, sehingga sisa
34
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
24/67
beras bantuan yang masih tersimpan di Gudang Dolog
Logandeng sebanyak 102.550 Kg.
(3) Realisasi penyaluran bantuan beras kepada korbangempa sebanyak 164.457 jiwa sejumlah 1.644.570 Kg,
sehingga sisa beras sejumlah 7.670 Kg.
4) Rekonstruksi dan Rehabilitasi Rumah Warga
a) Validasi Data Kerusakan Rumah
Berdasarkan laporan perkembangan penanganan bencana
gempa bumi DIY dan Jateng dari Bakornas PBP tanggal 23 Juni
2006, maka berdasarkan Surat Bupati Gunungkidul No. 361/776
tanggal 30 Juni 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Validasi Data
Kerusakan Rumah Penduduk Akibat Gempa Bumi, pada tanggal 4-
22 Juli 2006 telah dilaksanakan kegiatan validasi data kerusakan
rumah korban sebagaimana tercantum pada Form F1 yang
dilakukan oleh suatu Tim yang terdiri dari unsur TNI, POLRI,
DPU, Pemerintah Desa/Dukuh, RT, dan Pemilik rumah ybs.
b) Proses Kompilasi Dan Entry Data Rumah Rusak
Hasil pelaksanaan validasi data di lapangan dituangkan dalam
form by name secara manual berupa formulir F1R yang
selanjutnya pada tanggal 23 Juli 5 Agustus 2006 dilaksanakan
input data by name ke komputer (komputerisasi) berupa kompilasi
data tingkat dusun, desa, kecamatan dan kabupaten. Hasil entry
data rumah rusak dapat dikelompokkan menjadi Rumah
Roboh/Rusak Berat, Rusak Sedang, dan Rusak ringan.
c) Pembentukan Pokmas
Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY No.23 Tahun 2006
tentang Petunjuk Operasional Rehabilitasi dan Rekonstuksi Pasca
Gempa Bumi DIY Tahun Anggaran 2006, kepada Bupati
diamanatkan untuk:
(1) Menetapkan alokasi jumlah wilayah yang meliputi
kecamatan, desa/kelurahan penerima bantuan.
(2) Melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk operasional.
(3) Menetapkan satuan kerja di tingkat kabupaten
(4) Melaksanakan koordinasi dengan kepala satuan kerja
selaku kuasa pengguna anggaran di tingkat propinsi.
35
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
25/67
Sehubungan hal tersebut diatas, Bupati Gunungkidul melalui
Keputusan Nomor 92/KPTS/2006 telah menunjuk Kepala Dinas
Pekerjaan Umum sebagai Pelaksana Pejabat Pembuat Komitmen.
Selain itu dilaksanakan pula penunjukan Camat sebagai
Koordinator Lapangan serta Lurah Desa sebagai Penanggung
Jawab Pelaksanaan program/kegiatan rehabilitasi dan rekostruksi
rumah korban yang rusak akibat gempa bumi yaitu rumah roboh
dan rumah rusak berat. Berdasarkan hasil validasi, diperoleh data
kerusakan rumah sebagai berikut:
(1) Rumah roboh/rusak berat : 4.655 unit
(2) Rumah rusak sedang : 4.722 unit
(3) Rumah rusak ringan : 14.246 unit
Dalam rangka pelaksanaan petunjuk operasional sebagaimana
ditetapkan Peraturan Gubernur DIY diatas, pertama-tama
dilaksanakan kegiatan sosialisasi kepada Camat dan Lurah Desa.
Sedang berdasarkan data jumlah rumah roboh dan rusak berat
sebanyak 4.655 buah, maka dibentuk 382 POKMAS dan sampai
dengan 5 Oktober 2006, jumlah POKMAS yang sudah terbentuk
sebanyak 221 buah.
d) Rekruitmen Fasilitator
Calon fasilitator yang mendaftarkan diri sebanyak 252 orang yang
terdiri dari :
(1) Calon fasilitator non teknis : 146 orang
(2) Calon fasilitator teknis : 106 orang
Kepada semua calon fasilitator tersebut, telah dilakukan seleksi
melalui wawancara dan memperoleh pembekalan teknis.
b. Gelombang Tsunami;Gempa Bumi Tektonis yang terjadi di Samudera Indonesia Selatan
Pantai Pangandaran Jawa Barat memicu terjadinya Gelombang Tsunami
yang mengakibatkan kerusakan sampai ke pantai-pantai di Kabupaten
Gunungkidul. Di Kabupaten Gunungkidul Gelombang Tsunami tersebut
merenggut 2 korban jiwa, dengan rincian 1 korban di Pantai Drini dan
1 korban di Pantai Parangendog. Selain itu gelombang tersebut juga
mengakibatkan rusaknya beberapa fasilitas umum, kios pedagang dan
puluhan perahu nelayan di sepanjang pantai Kabupaten Gunungkidul.
Penanggulangan bencana Gelombang Tsunami dilaksanakan dengan
upaya peningkatan kapasitas, pemberdayaan dan pembinaan anggota
LINMAS dan SAR, monitoring PAM pantai dan pengadaan peralatan
36
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
26/67
SAR. Di samping itu juga dilaksanakan pembinaan daerah rawan bencana
agar masyarakat sadar terhadap kemungkinan terjadinya bencana dan
tindakan yang harus dilakukan ketika benar-benar terjadi bencana.
c. Kekeringan
Kabupaten Gunungkidul dengan topografi wilayah berupa daerah
pegunungan dengan jenis tanah latosol dan perbukitan kapur serta
kawasan karst mempunyai karakteristik yang kurang menguntungkan bila
dilihat dari sisi konservasi air tanah, karena tanah yang jenuh dan kurang
bisa menyimpan air serta lapisan di bawahnya merupakan lapisan kapur
dan karst. Ketika memasuki musim penghujan, air langsung mengalir ke
laut melalui sungai-sungai bawah tanah. Sehingga memasuki musim
kemarau dapat dipastikan terjadi permasalahan akan kurangnya air bersih
khususnya wilayah selatan. Bahkan dampak gempa bumi tektonik tanggal
27 Mei 2006 juga mengakibatkan banyak sekali sumber mata air di
wilayah utara Kabupaten Gunungkidul menjadi kering/menghilang.
Dalam rangka penanggulangan bencana kekeringan, langkah-langkah
yang ditempuh antara lain :
1) Kerjasama dengan Universitas Karlsruhe
Jerman untuk mengangkat air dari sumber mata air dan sungai bawah
tanah Bribin dan menindaklanjuti Program lanjutan JICA, bekerjasama
dengan Pemerintah Jepang yang akan mengangkat sumber air di
Baron yang keduanya mempunyai debit air sangat besar, dengan
menerapkan teknologi mikrohidro pada sumber mata air tersebut,
sehingga diharapkan pada masa depan dapat memenuhi kebutuhan air
bersih bagi masyarakat Kabupaten Gunungkidul.
2) Konservasi lingkungan daerah
tangkapan air.
3) Pembuatan PAH dan droping air bersih
di daerah yang mengalami kekeringan.
4) Penyerahan pengelolaan truk tangki air
kepada masing-masing kecamatan rawan bencana kekeringan.
d. Tanah Longsor
37
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
27/67
Kabupaten Gunungkidul mempunyai karakter wilayah khas berupa
perbukitan dengan batu bertanah dan lapisan tanah yang tipis bila
dibandingkan dengan lapisan batuan yang menyangganya serta sifattanahnya yang kedap air. Dengan kemiringan yang relatif tinggi, ketika
memasuki musim penghujan dengan curah hujan tinggi sangat rawan akan
terjadinya bencana tanah longsor khususnya di sektor utara wilayah
Kecamatan Patuk, Gedangsari, Semin dan Ngawen.
Penanggulangan bencana tanah longsor dilakukan dengan program
penghijauan, pembuatan/pegatan terasering, pembangunan talud di daerah
rawan longsor dan pemetaan/sosialisasi kepada masyarakat mengenai
potensi bencana/rawan longsor.
2. Status Bencana
a. Bencana Nasional
Bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul
sepanjang tahun 2006 dan masuk dalam kategori bencana nasional :
1) Gempa Bumi Tektonik berkekuatan 5,9 SR pada hari
Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.53 WIB. membawa 84 korban
jiwa dan rumah Rusak Berat/Roboh 4.655 buah, Rusak Sedang 4.722
buah, Rusak Ringan 14.246 buah.
2) Gelombang Tsunami Pangandaran, yang menewaskan 1
(satu) warga setempat di Pantai Drini, Tanjungsari dan 1 (satu) warga
Kabupaten Bantul ditemukan di Pantai Parangendog dan merusakkan
perahu nelayan, fasilitas umum serta warung-warung di Pantai-pantai
Selatan Kabupaten Gunungkidul.
b. Lokal Kabupaten
Bencana alam berstatus lokal yang terjadi antara lain :
1) Angin Topan;
2) Kekeringan;
3) Tanah longsor.
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
Dalam pelaksanaan penanggulangan bencana di Kabupaten Gunungkidul
pada Tahun Anggaran 2006 dibiayai dari APBD pada Kantor KesatuanBangsa dan Perlindungan Masyarakat sebesar Rp. 438.262.000,- terserap
sebesar Rp. 372.338.650,-.
38
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
28/67
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
29/67
2) Jalan dan jembatan, dengan
plafon sebesar Rp. 2.000.000.000,- direalisasikan sebesar Rp.
1.969.027.500,- dengan sisa UUDP sebesar Rp. 30.972.500,-.e. Nomor 62/KPTS/2006 tanggal 17 Juli 2006 tentang penggunaan Dana
Tak Tersangka untuk penanganan Gedung Sekretariat Daerah akibat
bencana alam gempa bumi tektonik 27 Mei 2006, dengan plafon anggaran
sebesar Rp. 60.000.000,- direalisasikan sebesar Rp. 56.628.500,- sisa
UUDP sebesar Rp. 3.371.500,-.
f. Nomor 132/KPTS/2006 tanggal 1 Desember 2006 tentang penggunaan
Dana Tak Tersangka untuk bantuan korban bencana alam tanah / talud
longsor di Desa Serut dan Ngoro-oro, dengan plafon anggaran sebesar
Rp. 199.000.000,- direalisasikan sebesar Rp. 199.000.000,-.
Secara keseluruhan dana tak tersangka yang tersedia dalam APBD Tahun
2006 sebesar Rp. 5.150.000.000,- dialokasikan berdasarkan SK Bupati untuk
penanganan bencana sebesar Rp. 4.864.950.000,- terealisasi sebesar Rp.
4.751.095.000,- dengan sisa UUDP sebesar Rp. 113.855.000,- dan sisa dana
tak tersangka secara keseluruhan sebesar Rp. 398.905.000,-.
4. Antisipasi Daerah dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana
Dari beberapa bencana yang mungkin terjadi Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul di Tahun Anggaran 2006 telah berupaya melakukan pencegahan
dan penanggulangan bencana dengan menetapkan beberapa program yang
operasionalisasinya dijabarkan dan dilaksanakan dalam beberapa kegiatan.
Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 04 / KPTS /
2001, mengisyaratkan bahwa Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat Kabupaten Gunungkidul adalah institusi yang mempunyai fungsi,
antara lain :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa dan
perlindungan masyarakat;
b. Penanggulangan terhadap ancaman atau bencana;
c. Peningkatan sumber daya manusia satuan perlindungan
masyarakat;
d. Dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan upaya pencegahan dan penanggulangan bencana
Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten
Gunungkidul, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Bagian Ekobang
40
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
30/67
Setda Kabupaten Gunungkidul pada Tahun Anggaran 2006 melaksanakan
beberapa program dan kegiatan, yakni :
a. Pemberdayaan rakyat terlatih dan perlindungan masyarakat :1) Bantuan pemberdayaan anggota LINMAS;
Kegiatan ini berupa pemberian bantuan pengiriman perwakilan
anggota Linmas Kabupaten Gunungkidul dalam event-event tertentu
di Tingkat Propinsi DI. Yogyakarta untuk meningkatkan kapasitas
anggota Linmas guna mendukung kelancaran tugas-tugas kelinmasan.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 1.900.000,- dan dapat terealisasi sebesar
Rp. 1.447.500,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
76.18 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
2) Pembinaan anggota LINMAS;
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membina anggota Linmas
guna menambah wawasan dan ketrampilan dalam melaksanakan
tugasnya. Alokasi anggaran sebesar Rp. 13.000.000,- dan terealisasi
sebesar Rp. 12.365.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan
sebesar 95.12 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
3) Latihan penyegaran Anggota SAR;
Merupakan kegiatan latihan yang diberikan kepada anggota SAR
untuk menambah wawasan dan ketrampilan dalam pelaksanaan tugas,
diikuti oleh 60 orang anggota SAR. Alokasi anggaran APBD sebesar
Rp. 9.675.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 8.210.000,- dengan tingkat
capaian kinerja keuangan sebesar 84.86 %, dengan nilai capaian
kinerja kegiatan sebesar 100%.
4) Bantuan operasional dan uang saku SAR;
Merupakan fasilitasi pelaksanaan kegiatan (penyediaan dana
operasional) selama 1 (satu) tahun bagi anggota SAR Laut Kabupaten
Gunungkidul yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan
memperlancar pelaksanaan tugas-tugas SAR. Alokasi anggaran
sebesar Rp. 170.600.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 169.865.000,-
dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 99.57 %, dengan
nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
5) Rapat koordinasi SAR;
Kegiatan ini dilaksanakan 3 (tiga) bulan sekali yang merupakan forum
koordinasi bagi anggota SAR laut Kabupaten Gunungkidul yang
bertujuan untuk menyamakan persepsi dan gerak langkah bagi seluruh
anggota SAR agar tugas-tugas dan kegiatan masing-masing KORWIL
SAR dapat terkoordiner dan tersinkronisasi dengan baik. Alokasi
anggaran sebesar Rp. 16.900.000,- dapat direalisasikan sebesar
41
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
31/67
Rp. 13.679.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
80.94 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100 %.
6) Monitoring PAM pantai;
Merupakan kegiatan monitoring / pemantauan wilayah pantai
pariwisata yang dilakukan pada hari-hari besar / hari libur dengan
tujuan menurunkan jumlah gangguan keamanan di wilayah pantai.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 9.700.000,- dan dapat terealisasi sebesar
Rp. 8.556.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
88.21 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
7) Pengadaan peralatan SAR.
Merupakan kegiatan pengadaan peralatan bagi anggota SAR
Kabupaten Gunungkidul yang dapat menunjang kelancaran tugas /
kinerja anggota, berupa : 1 (satu) paket generator set pengisi tabung
oksigen / alat selam dan 1 (satu) paket peralatan pakai habis (kantong
mayat, rompi pelampung, alat apung dan lain-lain). Alokasi anggaran
sebesar Rp. 48.600.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 13.812.050,-
dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 28.42 %, dengan
nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 80 %.
b. Penanggulangan Bencana :1) Monitoring dan pemberian bantuan korban bencana
alam;
Merupakan kegiatan untuk memantau / memonitor kejadian bencana,
menaksir besarnya kerugian yang diderita masyarakat akibat bencana
tersebut, untuk kemudian memberikan bantuan stimulant / bantuan
(sesuai dengan standar yang ditetapkan), dengan tujuan mengurangi
beban penderitaan korban. Alokasi anggaran sebesar Rp. 10.000.000,-
dan terealisasi sebesar Rp. 9.920.000,- dengan tingkat capaian kinerjakeuangan sebesar 99.2 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan
sebesar 100%.
2) Gladi lapang penanggulangan bencana;
Kegiatan ini dilaksanakan sekali dalam satu tahun di wilayah rawan
bencana dengan bentuk kegiatan berupa pelatihan kepada masyarakat
dan jajaran SATLAK PBP tentang bagaimana dan langkah apa yang
ditempuh jika suatu saat terjadi bencana. Maksud kegiatan ini adalah
untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat /jajaran SATLAK PBP jika suatu saat di wilayahnya terjadi bencana,
dan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka mitigasi
dan manajemen bencana. Alokasi anggaran sebesar Rp. 46.450.000,-
42
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
32/67
dan terealisasi sebesar Rp. 46.290.000,- dengan tingkat capaian kinerja
keuangan sebesar 99.66 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan
sebesar 100%.
3) Rakor Satlak PBP;
Kegiatan ini dilaksanakan setiap semester, yang merupakan forum
koordinasi bagi jajaran SATLAK PBD Kabupaten Gunungkidul
dengan tujuan untuk memberikan kesamaan pandang dan gerak
langkah bagi seluruh jajarannya sehingga pelaksanaan
penanggulangan bencana dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 12.550.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 3.525.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan
sebesar 28.1 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 85 %.
4) Pembinaan daerah rawan bencana;
Merupakan kegiatan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat
yang tinggal di daerah rawan bencana, dengan tujuan untuk
meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat terhadap
kemungkinan terjadinya bencana sehingga dapat meminimalisir
kerugian (jiwa maupun materiil). Kegiatan ini dilaksanakan 6 kali di
6 kecamatan rawan bencana. Alokasi anggaran sebesar
Rp. 15.635.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 14.599.600,- dengan
tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 93.38 %, dengan nilai
capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
5) Pengadaan sarana dan prasarana Satlak PBP;
Merupakan kegiatan pengadaan peralatan / sarana dan prasarana bagi
SATLAK PBP Kabupaten Gunungkidul sehingga dapat menunjang
kelancaran tugas / kinerja anggota dalam rangka penanganan bencana,
berupa 1 (satu) unit repeater dan 2 (dua) unit RIK. Alokasi anggaran
sebesar Rp. 50.750.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 48.530.500,-
dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 95.63 %, dengan
nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
6) Pembinaan unit operasi PBP kecamatan dan unit
pelaksana PBP desa;
Merupakan kegiatan pembinaan bagi anggota SATLAK PBP di
tingkat kecamatan dan desa yang bertujuan untuk meningkatkan
ketrampilan dan kinerja jajaran SATLAK PBP. Alokasi anggaran
43
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
33/67
sebesar Rp. 21.705.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 13.684.000,-
dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 63.05 %, dengan
nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.7) Operasional dan pemberdayaan Satlak PBP
Kabupaten Gunungkidul;
Merupakan fasilitasi pelaksanaan kegiatan (penyediaan dana
operasional) selama satu tahun bagi SATLAK PBP Kabupaten
Gunungkidul untuk memperlancar dan meningkatkan tugas dalam
melaksanakan pembinaan dan penyuluhan penanggulangan bencana.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 9.800.000,- dan dapat terealisasi sebesarRp. 8.255.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
84.23 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
8) Bantuan operasional unit operasi PBP kecamatan;
Merupakan kegiatan pemberian bantuan dan stimulant bagi 18 unit
operasional PBP kecamatan se-Gunungkidul yang bertujuan untuk
meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas dan kinerja unit
operasional PBP kecamatan. Alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000,-dan terealisasi sebesar Rp. 600.000,- dengan tingkat capaian kinerja
keuangan sebesar 60 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar
100%.
9) Operasional bantuan bencana alam dan pengiriman
beras;
Dengan kegiatan ini diharapkan proses pemberian dan penyaluran
bantuan bagi korban bencana alam dapat berjalan lancar. Alokasi
anggaran dalam APBD sebesar Rp. 8.200.000,- dan dapat terealisasi
sebesar Rp. 8.200.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan
sebesar 100 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
10) Droping air;
Merupakan kegiatan penanggulangan bencana kekeringan khususnya
di Kabupaten Gunungkidul wilayah selatan / rawan bencana
kekeringan. Alokasi anggaran sebesar Rp. 485.852.500,- dan
terealisasi sebesar Rp. 259.419.950,- dengan tingkat capaian kinerja
keuangan sebesar 53.39 %.
44
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
34/67
11) Koordinasi, monitoring bencana kekeringan dan
stimulan biaya pengiriman air.
Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat miskin khususnya dapat
terbantu dalam menanggulangi bencana kekeringan. Alokasi anggaran
dari APBD Tahun 2006 sebesar Rp. 107.660.000,-.
Dalam hal target atau pencapaian kinerja dibidang pencegahan dan
penanggulangan bencana sesuai dengan amanat yang termaktub dalam
APBD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006 rata-rata di atas 85 % atau
masuk dalam kategori sangat berhasil diluar kejadian yang bersifat
unpredictable seperti bencana gempa bumi tanggal 27 Mei 2006.
5. Potensi Bencana yang Diperkirakan Terjadi
Dilihat dari aspek geologi dan geomorfologi wilayah Kabupaten
Gunungkidul merupakan kawasan perbukitan karst, dan disisi Barat
merupakan patahan lempeng bumi atau sering disebut Sesar Opak Oya.
Oleh karena itu potensi bencana yang dimungkinkan terjadi antara lain ;
Gempa Bumi Tektonis dan Vulkanis (Gunung Merapi), Gelombang Tsunami,
Kekeringan, Tanah Longsor/bukit rebah, Angin Ribut, dan lain-lain.
Dari peristiwa gempa bumi 27 Mei 2006 yang ditetapkan sebagai bencana
nasional, masyarakat maupun pemerintah memang kurang siap dalam
mengantisipasi bencana tersebut. Hal ini menjadi pengalaman yang sangat
berharga walaupun tidak diharapkan kejadian serupa terulang lagi. Oleh
karena itu diambil langkah antisipasi sebagai berikut :
a. Memberikan pemahaman kepada semua pihak mengenai potensi bencana yang mungkin terjadi untuk diantisipasi baim secara fisik,
sosial maupun aspek sistemnya;
b. Dari sisi regulasi dengan telah dibentuknya Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (SATLAK
PBP) Kabupaten Gunungkidul melalui Surat Keputusan Bupati
Gunungkidul Nomor 40/KPTS/2003;
c. Dana pendukung yang terkait dengan kebencanaan ditingkatkan.
E. Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Umum
45
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
35/67
1. Gangguan yang Terjadi (konflik berbasis SARA, Anarkisme,
Separatisme, dll).
Stabilitas Wilayah Kabupaten Gunungkidul sepanjang Tahun 2006 secaraumum tergolong mantap, hal itu ditunjukkan dengan tidak terjadinya
permasalahan yang menonjol dan mengganggu ketentraman dan ketertiban,
mengganggu stabilitas pembangunan daerah, konflik berbasis SARA,
anarkisme, separatisme dan lain sebagainya.
Adanya unjuk rasa / penyampaian aspirasi beberapa elemen masyarakat
tidak sampai mengganggu ketentraman dan ketertiban wilayah, aksi-aksi
demontrasi/penyampaian tuntutan hak dapat berjalan dengan tertib, aman dan
lancar serta tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat
maupun pemenuhan hak-hak masyarakat umum.
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Menangani Ketentraman dan
Ketertiban Umum.
Fungsi Pemeliharaan Ketentraman dan ketertiban Umum di Kabupaten
Gunungkidul diampu/ditangani oleh Kantor Polisi Pamong Praja yang
bekerjasama dan bersinergi dengan aparat Kepolisian Resort Gunungkidul dan
unsur pengamanan lainnya. Visi 2006-2010 Kantor Polisi Pamong Praja
Kabupaten Gunungkidul adalah menjadi satuan polisi pamong praja yang
tangguh, profesional, responsif dan disegani. Pencapaian visi tersebut
diupayakan dengan 3 (tiga) misi, yaitu :
1) Mewujudkan kualitas sumber daya polisi pamong praja agar
tangguh, profesional, responsif dan disegani;
2) Mewujudkan masyarakat yang taat dan patuh kepada Peraturan
Daerah.
3) Mewujudkan kondisi masyarakat yang tenteram dan tertib dengan
peran aktif masyarakat.
3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan
Pada Tahun 2006 jumlah pegawai pada Kantor Polisi Pamong Praja
sebanyak 53 orang, dengan rincian 48 orang berstatus PNS dan 5 orang
berstatus CPNS. Adapun kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan
sebagai berikut :
46
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
36/67
Tabel 6.3.
Data Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
No Pendidikan Terakhir Jumlah
1 Sarjana (S1) 13
2 SLTA 39
3 SLTP 1
Tabel 6.4.
Data Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan
No Pangkat Golongan Jumlah
1 Pembina Tingkat I 4/b 1
2 Penata Tingkat I 3/d 2
3 Penata 3/c 2
4 Penata Muda Tingkat I 3/b 10
5 Penata Muda 3/a 13
6 Pengatur Tingkat I 2/d 13
7 Pengatur 2/c 5
8 Pengatur Muda Tingkat I 2/b 2
9 Pengatur Muda (CPNS) 2/a 5
4. Sumber dan Jumlah Anggaran
Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban Umum yang dilaksanakan oleh
Kantor Polisi Pamong Praja Kabupaten Gunungkidul didanai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul sebesar
Rp. 426.262.000,-. Dari anggaran tersebut, dapat direalisasikan sebesar
Rp. 375.978.250,- dan disetor kembali ke kas daerah sebesar Rp. 35.283.750,-
sehingga tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 88,20 %.
Di samping anggaran operasional di Kantor Polisi Pamong Praja terdapat
pula dukungan dana pengamanan pada Bagian Pemerintahan Sekretariat
Daerah Kabupaten Gunungkidul dalam program pemeliharaan keamanan dan
ketertiban yang dirinci dalam beberapa kegiatan, yakni :
a. Koordinasi penanganan dan penyelesaian masalah keamanan dan
ketertiban;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 109.275.000,- dapat direalisasikan sebesar
Rp. 65.070.000,-. Tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 60 % untuk
membiayai 10 kegiatan pengamanan yang ditargetkan dan terealisasi
10 kegiatan pengamanan sehingga tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar
100 %.
47
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
37/67
b. Pemberantasan petasan menjelang Idul Fitri;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 6.450.000,- dapat direalisasikan sebesar
Rp. 4.790.000,-. Tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 74 % untukmembiayai 2 paket kegiatan yang ditargetkan dan terealisasi 2 paket
kegiatan sehingga tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100 %.
c. Penyelenggaraan operasi keamanan wilayah perbatasan.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 20.250.000,- untuk membiayai 5 paket
kegiatan operasi yang ditargetkan dan terealisasi 5 paket kegiatan operasi
sehingga tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100 %.
5. Penanggulangan dan Kendalanya
a. Penanggulangan
Upaya penanggulangan ketentraman dan ketertiban umum oleh Kantor
Polisi Pamong Praja Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan melalui
beberapa program dan kegiatan, sebagai berikut :
1) Pemberdayaan rakyat terlatih dan perlindungan masyarakat;
a) Pemberdayaan
masyarakat terhadap ketahanan, ketentraman dan ketertiban
lingkungan.Alokasi anggaran sebesar Rp. 12.350.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 9.950.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
80,57 %.
2) Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.
a) Patroli Daerah;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 27.036.500,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 16.858.500,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
62,35 %.
b) Peningkatan kapasitas Polisi Pamong Praja;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 10.505.500,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 7.105.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
67.63 %.
c) Kesamaptaan;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 30.200.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 28.757.500,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
95.22 %.
d) Pengendalian dan operasional terhadap gangguan
penyakit masyarakat;
48
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
38/67
Alokasi anggaran sebesar Rp. 19.992.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 19.992.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
100 %.
e) Menyelenggarakan Pengamanan Dalam;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 191.700.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 183.140.000,- tingkat capaian kinerja keuangan
sebesar 95.53 %.
f) Menyelenggarakan Pengamanan Umum;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 8.070.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 8.070.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
100 %.
g) Menyelenggarakan Penegakan Perda dan Produk Hukum
Daerah;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 28.982.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 22.032.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
76.01 %.
h) Menyelenggarakan Operasi Penegakan Perda Pro Yustisi;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 56.690.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 42.280.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
74.58 %.
i) Penyusunan Juklak / Juknis Polisi Pamong Praja;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 9.522.500,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 7.629.750,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
80.12 %.
j) Penyelenggaraan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
Masyarakat;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 16.630.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 11.330.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
68.12 %.
k) Patroli Terpadu Wilayah Perbatasan;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 11.750.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 11750.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar100 %.
l) Pemberdayaan Lembaga Hukum Daerah.
49
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
39/67
Alokasi anggaran sebesar Rp. 15.183.500,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 13.033.500,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
85.83 %.
b. Kendala yang dihadapi
Upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah
Kabupaten Gunungkidul, secara umum terkendala oleh :
1) Keterbatasan personil, sarana dan prasarana yang tidak
sebanding dengan beban tugas serta luasan wilayah kerja;
2) Kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan dan penegakan
hukum masih perlu ditingkatkan;
3) Secara makro ketentraman dan ketertiban umum di wilayah
Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal / dari
luar daerah.
6. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam Penanggulangan
Dalam hal keikutsertaan aparat keamanan dalam upaya pemeliharaan
ketentraman dan ketertiban umum di Wilayah Kabupaten Gunungkidul sangat
koordinatif dan harmonis, masing-masing dapat / mampu secara bersama-
sama menjalankan kewenangan serta fungsinya dengan baik.
F. Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Lainnya
1. Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Daerah
a. Kebijakan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul
sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah dan pelaksana tugas
pembantuan di bidang perencanaan pembangunan, berdasarkan PeraturanDaerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 24 Tahun 2000 mempunyai tugas
membantu Kepala Daerah dalam peneyelenggaraan pemerintahan di
bidang perencanaan pembangunan.
Dengan visi terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang
berkualitas, transparan, partisipatif dan akuntabel, dioperasionalisasikan
dengan 4 (empat) misi : Memantapkan kualitas dan profesionalisme
sumber daya manusia perencana pembangunan, memantapkan sistem
perencanaan pembangunan daerah, meningkatkan kapasiatas kelembagaan
perencana pembangunan dan meningkatkan kualitas pelayanan.
b. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
50
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
40/67
Dari visi dan misi di atas, diurai dalam program dan kegiatan sebagai
berikut :
1) Peningkatan pelayanan publik;a) Penyusunan rencana umum dan koordinasi program
pembangunan;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 332.530.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 287.977.350,-. Tingkat capaian kinerja keuangan
sebesar 86,60 % dan tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar
100 %, tersusun 3 macam dokumen daftar prioritas kegiatan
dengan jumlah 360 buku.
b) Penyusunan RKPD Kab. Gunungkidul Tahun 2007, KUA
APBD dan Prioritas plafond APBD Kab. Gunungkidul Tahun
2007;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 68.325.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 49.796.825,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
72,88 %. Tersusun 1 macam dokumen dari target 3 macam
dokumen dengan jumlah 120 buku dari target sebanyak 360 buku
dengan tingkat capaian sasaran sebesar 35 %. Hal ini dikarenakan
penetapan kelembagaan baru sehingga KUA dan PPAS mengalami
perubahan.
c) Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Kabupaten
Gunungkidul;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 53.565.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 42.055.450,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
78,96 %. Pelaksanaan monitoring implementasi pelaksanaankegiatan pembangunan terealisasi 3 kegiatan dari target 3 kegiatan
dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
d) Koordinasi Perencanaan Bidang Sosial Budaya;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 19.700.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 19.559.775,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
99,29 %. Terlaksana koordinasi perencanaan yang mantap dan
sinergis baik antar sektor, antar dinas dan antar waktu sehingga
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar, dengan tingkat capaian
sasaran sebesar 100 %.
e) Koordinasi perencanaan bidang fisik dan prasarana;
51
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
41/67
Alokasi anggaran sebesar Rp. 21.695.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 21.198.530,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
97,71 %. Terlaksana koordinasi perencanaan yang mantapsehingga kinerja bidang fisik dan prasarana bisa ditingkatkan,
dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
f) Penyusunan Raperda RPJP Daerah Tahun 2006 2025;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 34.450.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 15.193.650,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
44,10 %. Acuan RPJP dari pusat belum terbit sehingga Raperda
RPJPD Tahun 2006-2025 belum tersusun 100 % dengan tingkat
capaian sasaran baru 25 %.
g) Koordinasi perencanaan bidang pendataan dan pelaporan;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 19.255.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 8.377.700,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
43,51 %. Terlaksana koordinasi perencanaan dan pelaporan
tahunan yang mantap dan sinergis sehingga kegiatan perencanaan
pembangunan lebih efektif dan efisien, dengan tingkat capaian
sasaran sebesar 100%.
h) Koordinasi perencanaan bidang perekonomian;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 22.310.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 21.030.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
94.71 %. Terlaksana koordinasi perencanaan yang mantap dan
sinergis sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan
mantap, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
i) Koordinasi DAK;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 37.450.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 30.303.500,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
80,92 %. Terlaksana koordinasi dana alokasi khusus lebih baik
dari tahun sebelumnya, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100
%.
j) Peningkatan kualitas proses perencanaan partisipatif dan
terintegrasi antar tingkat pemerintah;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 173.182.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 152.409.500,- tingkat capaian kinerja keuangan
sebesar 87,70 %. Dengan target sasaran peningkatan pemahaman
52
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
42/67
dan kapasitas personil tentang ADD di tingkat desa, kecamatan
dan kebupaten terealisasi 18 kecamatan dengan tingkat capaian
sasaran sebesar 93,75 %.k) Koordinasi dan sosialisasi pelaksanaan PKPS-BBM Tahun
2006.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 48.575.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 37.597.700,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
77,40 %, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
2) Pengelolaan sumberdaya aparatur;
a) Bimbingan teknis pengelolaan data statistik bagi aparatur
daerah.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 26.790.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 21.515.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
80,31, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
3) Peningkatan sarana dan prasarana aparatur;
a) Pengadaan sarana dan prasarana perkantoran.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 76.850.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 75.437.700,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
98,16, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
4) Pembangunan kecamatan;
a) Koordinasi pembangunan daerah tertinggal.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 19.375.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 18.875.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
97,42 %, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
5) Pengembangan perkotaan;
a. Pendampingan
program penaggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP) di
Kabupaten Gunungkidul.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 133.702.500,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 125.875.500,- tingkat capaian kinerja keuangan
sebesar 94.13, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
6) Penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi;
a. Fasilitasi jaringan
penelitian di Kabupaten Gunungkidul.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 82.145.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 71.674.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
87,25, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
53
-
8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan
43/67
7) Pemantapan, pengelolaan data dan pemberdayaan teknologi
informasi dan komunikasi;
a. Pemutakhiran data
statistik dan informasi pembangunan;
Alokasi anggaran sebesar Rp. 178.898.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 160.836.000,- tingkat capaian kinerja keuangan
sebesar 89,90 %, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
b. Publikasi data
berbasis website.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 67.217.500,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 60.660.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar90,24 %, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.
8) Pengelolaan sumber daya kelautan;
a. Akselerasi program
pengembangan agribisnis dan agropolitan.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 56.940.000,- dapat direalisasikan
sebesar Rp. 53.314.500,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar
93,63 %. Terlaksana akselerasi kawasan sentra agribisnis dan
agropolitan di 1 desa dari target 1 desa, dengan tingkat capaiansasaran sebesar 100 %.
9) Rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup;
a. Sosialisasi dan
orientasi kawasan karst Kabupaten Gunungkidul.
Alokasi a