bab vi tugas umum pemerintahan

Upload: ideajogja

Post on 29-May-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    1/67

    BAB VI

    PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

    Penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan mendasarkan pada Pasal 2 ayat (2)

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah di dalamnya

    meliputi asas desentralisasi dan asas tugas pembantuan. Disamping itu dalam

    pelaksanaan tugas dan wewenang, pemerintah daerah juga memiliki kewajiban dalam

    penyelenggaraan tugas umum pemerintahan.

    Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3

    Tahun 2007 sebagai pedoman dalam penyusunan Laporan KeteranganPertanggungjawaban Kepala Daerah, dijelaskan bahwa tugas umum pemerintahan

    meliputi : Kerjasama Antar Daerah, Kerjasama dengan Pihak Ketiga, Koordinasi

    dengan Instansi Vertikal di Daerah, Pembinaan Batas Wilayah, Pencegahan dan

    Penanggulangan Bencana, Pengelolaan Kawasan Khusus, Penyelenggaraan

    Ketentraman dan Ketertiban Umum, serta tugas-tugas umum pemerintahan lainnya

    yang merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah.

    Pada Tahun Anggaran 2006 Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melaksanakan

    tugas-tugas umum pemerintahan antara lain sebagai berikut :

    A. Kerjasama Antar Daerah

    1. Kebijakan

    Pemikiran yang mendasari ketentuan tentang kerjasama antar daerah pada

    era otonomi daerah, yaitu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat,

    untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta

    mempererat rasa persatuan dan kesatuan yang dinamis dengan tetap berproses

    secara kreatif sesuai dengan perkembangan jaman.

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 195 menyatakan hal-hal

    sebagai berikut :

    a. Beberapa daerah dapat mengadakan kerjasama antar daerah yang

    diatur dengan keputusan bersama

    b. Daerah dapat membentuk badan kerjasama antar daerah

    c. Daerah dapat mengadakan kerjasama dengan badan lain yang diatur

    dengan keputusan bersamad. Keputusan bersama dan/atau badan kerjasama, sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), yang membebani masyarakat dan

    daerah harus mendapatkan persetujuan DPRD masing-masing daerah.

    12

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    2/67

    Berdasarkan amanat Undang-undang tersebut di atas, Pemerintah

    Kabupaten Gunungkidul berkomitmen untuk menjalin kerjasama dengan

    daerah lain, yakni :a.Kerjasama Antar Daerah PAWONSARI, dengan dasar Keputusan

    Bersama Bupati Pacitan, Wonogiri dan Gunungkidul Nomor 272

    Th. 2002, 05 Th. 2002 dan 240/KPTS/2002 tentang Kerjasama Antar

    Daerah Kab Pacitan, Wonogiri dan Kabupaten Gunungkidul.

    b. Kabupaten Sleman, dengan dasar Keputusan Bersama Bupati

    Gunungkidul dan Bupati Sleman Nomor : 125/1023 dan Nomor :

    04/SKB.KDH/A/2004 tentang Kerjasama di Bidang Pemerintahan,

    Pembangunan dan Kemasyarakatan.

    c.Kabupaten Klaten, dengan dasar Keputusan Bersama Bupati

    Gunungkidul dan Bupati Klaten Nomor : 06 Tahun 2004 dan Nomor : 20

    Tahun 2004 tentang kerjasama antara Kabupaten Gunungkidul dan

    Kabupaten Klaten.

    d. Kabupaten Bantul, dengan dasar Keputusan Bersama Bupati

    Gunungkidul dan Bupati Bantul Nomor : 130/1284 dan Nomor :

    10/KB/Bt/2005 tentang Kerjasama di bidang pemerintahan, pembangunan

    dan kemasyarakatan.

    2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

    Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sejak tahun 2000 telah membangun

    jalinan kerjasama dalam tataran formal dengan 5 ( lima ) Kabupaten, yaitu :

    a.Kerjasama dengan Kabupaten Pacitan dan Wonogiri (Kerjasama

    PAWONSARI) dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 6.1 :

    Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah

    INSTANSI DASAR HUKUM BIDANG KERJASAMA

    Pemerintah Kabupaten Pacitan,

    Wonogiri & Gunungkidul

    (PAWONSARI)

    Keputusan Bersama Bupati

    Pacitan, Wonogiri dan

    Gunungkidul :

    272 Th.

    2002

    05 Th. 2002

    240/KPTS/2002

    Tentang Kerjasama Antar Daerah

    Kab Pacitan, Wonogiri & Kab

    Gunungkidul.

    1. Aspek Sumber Daya

    2. Aspek Pelayanan Masyarakat

    3. Aspek Prasarana dan Sarana

    Dinas Perhubungan Kab. Pacitan, Keputusan Bersama Nomor : 1. Sub Bidang Lalu Lintas

    13

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    3/67

    INSTANSI DASAR HUKUM BIDANG KERJASAMA

    Dinas Perhubungan, Parsenbud.

    Kab. Wonogiri, Dinas PerhubunganKab. Gunungkidul

    1

    563 Tahun 2003

    5

    51.2/1901/2003

    0

    12/KPTS/2003

    - Manajemen &

    Rekayasa Lalu lintas

    - Kecelakaan Lalu

    Lintas

    - Pengendalian

    Operasional

    2. Sub Bidang Angkutan

    Penumpang Umum

    - Jenis Pelayanan

    - Kebutuhan

    Angkutan Perbatasan

    - Kebutuhan

    Angkutan AKAP

    - Perizinan

    Angkutan Perbatasan

    - Perizinan

    Angkutan AKAP

    - Penetapan Tarif

    3. Sub Bidang Pengujian

    Kendaraan Bermotor

    - Pengujian

    Kendaraan Lintas Wilayah

    - Tarif Retribusi

    Pengujian Kendaraan

    Badan Kesbanglinmas Kab.

    Pacitan, Kantor Kesbanglinmas

    Kab. Wonogiri, Kantor

    Kesbanglinmas Kab. Gunungkidul

    Keputusan Bersama Nomor :

    3

    12 Tahun 2003

    0

    5/1056/2003

    1

    88/600/2003

    Bidang Keamanan

    - Pengadaan pos

    keamanan bersama dengan

    perlengkapannya- Pengadaan alat

    komunikasi

    - Personil

    Dinas Kelautan, Perikanan dan

    Peternakan Kab. Pacitan, Dinas

    Kehewanan, Perikanan dan

    Kelautan Kab. Wonogiri, Dinas

    Peternakan Kab. Gunungkidul,

    Dinas Pertanian TP & Perikanan

    Kab. Gunungkidul

    Keputusan Bersama Nomor :

    3

    3 Tahun 2003

    1

    00/1061/2003

    1

    88.4/619/2003

    1

    88/1329/XII/2003

    Bidang Peternakan / Kehewanan,

    Perikanan dan Kelautan

    - Pemanfaatan

    prasarana pendaratan perahu/kapal &

    TPI

    - Penangkapan dan

    pelestarian sumber daya ikan

    - Pemberdayaan

    kelompok nelayan dan

    pembudidayaan ikan pantai

    - Pengawasan tata

    niaga hasil dan Lalu Lintas

    KESMAVET

    - Pencegahan dan

    Pemberantasan penyakit hewan

    menular

    - Pengawasan

    Mutasi Ternak

    - Intensifikasi

    pelayanan Inseminasi Buatan (IB)

    - Pengendalian

    Organisme Pengganggu Tanaman(OPT)

    - Jaringan Benih

    Antar Lapang (JABAL) komodinas

    Palawija

    Kantor Nakertrans Kab. Pacitan, Keputusan Bersama Nomor : 1. Bidang Ketenagakerjaan

    14

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    4/67

    INSTANSI DASAR HUKUM BIDANG KERJASAMA

    Dinas Tenaga Kerja Kab.

    Wonogiri, Dinas Nakertrans Kab.Gunungkidul

    1

    0 Tahun 2003

    1

    00/1972/2003

    8

    /KPTS/XII/2003

    - Penyuluhan

    prosedur pendaftaran dan

    penempatan tenaga kerja baik

    dalam negeri maupun luar negeri

    - Penyebarluasan

    informasi pasar kerja

    - Penyuluhan

    perlindungan tenaga kerja

    - Penempatan

    tenaga kerja melalui AKAD &

    AKAN

    2. Pemberian Kerja Darurat (PKD)

    - Pengadaan saranatransportasi/ irigasi atau sarana

    lainnya yang dibutuhkan oleh desa

    - Pemberian uang

    perangsang kerja kepada para

    penganggur/setengah penganggur

    sebagai upah kerja

    3. Peningkatan Sumber Daya Manusia

    - Menyelenggarakan

    pelatihan kerja

    - Pemberian paket peralatan pelatihan untuk usaha

    mandiri atau wira usaha secara

    berkelompok

    Dinas Pendidikan Kab. Pacitan,

    Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri,

    Dinas Pendidikan Kab.

    Gunungkidul

    Keputusan Bersama Nomor :

    4

    20/064/408.37.01/2003

    4

    20/117

    4

    21/2382/KPTS/2003

    1. Penerimaan Siswa Baru

    2. Pemberian bea siswa kepada

    keluarga miskin

    3. Pemberian bea siswa bakat dan

    prestasi

    4. Informasi pendidikan

    5. Praktek kerja lapangan siswa

    6. Perpindahan siswa antar sekolah

    7. Penyelenggaraan even kepemudaan

    dan keolahragaan

    8. Peningkatan kualitas metode

    pembelajaran

    9. Peningkatan sarana dan prasarana

    pendidikan

    Dinas Kesehatan Kab. Pacitan,

    Dinas Kesehatan Kab. Wonogiri,

    Dinas Kesehatan Kab.

    Gunungkidul

    Keputusan Bersama Nomor :

    4

    40/040/408.36/2003

    0

    00/1689

    4

    43/1867

    1. Peningkatan pelayanan kesehatan

    rawat jalan, rawat inap dan rujukan

    yang bermutu

    2. Pelayanan gratis kepada pasien

    Gakin untuk rawat jalan, rawat inap

    dan rujukan

    3. Pengendalian penyakit menular

    potensial wabah.

    4. Penyehatan lingkungan Pariwisata

    dan tempat-tempat umum

    5. Perbaikan gizi masyarakat

    6. Penyuluhan perilaku hidup bersih

    dan sehat

    7. Meningkatkan manajemen

    pelayanan kesehatan dengan

    mengembangkan sistem informasi

    kesehatan

    15

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    5/67

    INSTANSI DASAR HUKUM BIDANG KERJASAMA

    PDAM Kab. Wonogiri, PDAM

    Kab. Gunungkidul

    Keputusan Bersama Nomor :

    6

    90/22/2004

    1

    12/UM/XII/2004

    Keputusan Bersama Nomor :

    6

    90/21/2004

    1

    13/UM/XII/2004

    Kerjasama Operasional pengelolaan

    air bersih Sumber Air Seropan

    Kerjasama Operasional pengelolaan

    air bersih Sumber Air Sawahan

    Pada pertengahan Tahun 2006, ketiga Bupati diminta secara khusus

    untuk mempresentasikan profil KAD PAWONSARI dihadapan Presiden

    RI, bertempat di kediaman Presiden, Cikeas, Bogor. Dalam kesempatan

    tersebut, Presiden menghendaki agar KAD PAWONSARI dapat menjadi

    motor penggerak percepatan pertumbuhan wilayah PAWONSARI,

    sehingga Tahun 2009 dapat dijadikan sebagaisucces story bagi kerjasama

    antar daerah yang lain. Kaitannya dengan hal tersebut Badan Kerjasama

    Antar Daerah PAWONSARI telah menyusun rencana aksi yang

    dituangkan dalam Proposal Program Akselerasi Pembangunan

    PAWONSARI yang akan dipaparkan dihadapan Presiden.

    Program akselerasi untuk memacu pertumbuhan wilayah

    PAWONSARI secara garis besar dilaksanakan melalui 7 (tujuh) program

    prioritas, yakni :

    1) Penanggulangan kemiskinan

    2) Penanggulangan pengangguran

    3) Ketahanan pangan

    4) Pengembangan energi alternatif

    5) Infrastruktur

    6) Penanganan air bersih

    7) Pengembangan pariwisata

    b. Kerjasama dengan Kabupaten Sleman

    Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Pemerintah Kabupaten

    Sleman telah sepakat untuk menjalin kerjasama secara formal yang

    ditandai dengan ditandatanganinya Keputusan Bersama Bupati

    Gunungkidul dan Bupati Sleman Nomor : 125/1023 dan Nomor :

    04/SKB.KDH/A/2004 tentang Kerjasama di Bidang Pemerintahan,

    Pembangunan dan Kemasyarakatan, dengan maksud untuk

    16

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    6/67

    mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi

    pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di daerah.

    Jalinan kerjasama yang telah dibangun secara formal tersebut

    mempunyai tujuan :

    1) Mewujudkan keserasian pembangunan di dua wilayah

    kabupaten;

    2) Memecahkan permasalahan daerah secara terpadu dan

    mengantisipasi kemungkinan terjadinya permasalahan sebagai dampak

    dari laju pertumbuhan;

    3) Memanfaatkan dan memelihara sumber daya daerah secara

    optimal.Dalam upaya pencapaian tujuan dimaksud, kedua kabupaten sepakat

    menetapkan jalinan kerjasama tersebut dalam ruang lingkup sebagai

    berikut :

    1) Bidang Pemerintahan, terdiri dari :

    a) Kependudukan dan ketenagakerjaan;

    b) Hukum;

    c) Pertanahan.

    2) Bidang Pembangunan, terdiri dari :a) Pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan dan perkebunan;

    b) Pertambangan dan energi;

    c) Perhubungan;

    d) Pariwisata dan kebudayaan;

    e) Lingkungan hidup, tata ruang dan sumber daya alam;

    f) Pendidikan;

    g) Pengembangan wilayah.

    3) Bidang Kemasyarakatan, terdiri dari :

    a) Penanggulangan bencana alam;

    b) Kesehatan dan kesejahteraan sosial;

    c) Ketentraman dan ketertiban.

    c. Kerjasama dengan Kabupaten Klaten

    Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan

    Pemerintah Kabupaten Klaten secara formal ditandai dengan Keputusan

    Bersama Bupati Gunungkidul dan Bupati Klaten Nomor : 06 Tahun 2004

    dan Nomor : 20 Tahun 2004, dengan tujuan sebagai berikut :

    1) mewujudkan keserasian pembangunan antar daerah;

    17

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    7/67

    2) memecahkan permasalahan daerah secara terpadu dan

    mengantisipasi kemungkinan timbulnya permasalahan sebagai dampak

    laju pertumbuhan;3) memanfaatkan dan memelihara sumber daya daerah secara

    optimal;

    4) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

    Agar kerjasama yang dijalin dapat berlangsung secara efektif,

    disepakati pula konsentrasi bidang kerjasama dalam beberapa ruang

    lingkup, antara lain : Pendidikan, Kesehatan, Perhubungan, Pekerjaan

    Umum, Pertanian, kehutanan dan perkebunan, Pariwisata, Pertanahan,

    Ketenteraman dan ketertiban.

    Dalam pelaksanaannya, beberapa bidang kerjasama telah sampai pada

    taraf kerjasama operasional sebagaimana tertuang pada beberapa KSO,

    sebagai berikut :

    1) Bidang Pendidikan dengan Nomor : 420 / 1105 dan Nomor :

    6 Tahun 2005 meliputi beberapa sub bidang :

    a) Penerimaan siswa baru;

    b) Pemberian bea siswa kepada keluarga miskin;

    c) Pemberian bea siswa bakat dan prestasi;

    d) Informasi pendidikan;

    e) Praktek Kerja Lapangan siswa;

    f) Perpindahan siswa antar sekolah;

    g) Penyelenggaraan even kepemudaan, keolahragaan dan

    kesenian;

    h) Peningkatan kualitas metode pembelajaran;

    i) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

    2) Bidang Kesehatan dengan Nomor : 188/825/KPTS/2005 dan

    Nomor : 5/KPTS/2005meliputi beberapa sub bidang :

    a) Peningkatan pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap dan

    rujukan yang bermutu;

    b) Memberikan pelayanan gratis kepada pasien keluarga miskin

    (Gakin) untuk rawat jalan, rawat inap dan rujukan;

    c) Mengendalikan penyakit menular potensial wabah sampai

    batas yang tidak menjadi masalah kesehatan, dengan kegiatan yang

    18

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    8/67

    meliputi crosnotifikasi pemberantasan penyakit menular dan

    pelayanan imunisasi, fogging focus Demam Berdarah Dengue

    (DBD), penggerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),

    penemuan dan pengobatan penderita Tubercolose (TBC) paru dan

    Kusta, penanggulangan penyakit menular seksual (PMS), Kejadian

    Luar Biasa (KLB), Bencana Alam, melaksanakan penyelidikan

    epidemiologi (PE) untuk penyakit menular potensial wabah,

    pemantauan untuk meningitis (radang otak), Filarisasi (cacingan)

    serta pembinaan dan pemantauan terhadap warga yang selesai dari

    Ibadah Haji ;

    d) Program Jaminan Kesehatan (JK) bagi masyarakat miskin

    yang berupa pemberian pelayanan kesehatan di tingkat pelayanan

    dasar dan rujukan .

    e) Perbaikan gizi masyarakat yang meliputi pemeriksaan klinis

    dan laboratoris penderita gizi buruk, konseling gizi, pemberian

    makanan tambahan (PMT) penyuluhan dan pemulihan ,

    memberikan paket pertolongan gizi dan pengobatan sesuai dengan

    penyakitnya;

    f) Penyuluhan dan penggerakan perilaku hidup bersih dan

    sehat;

    g) Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan dengan

    mengembangkan sistim informasi kesehatan.

    3) Bidang Perhubungan dengan Nomor : 045/KPTS/2005 dan

    Nomor : 4/KPTS/2005 meliputi beberapa sub bidang :

    a) Sub Bidang Penyelenggaraan Lalu Lintas Jalan;

    (1) Penyelenggaraan Lalu Lintas

    (a) Manajemen lalu lintas di jalan dilaksanakan dengan

    rekayasa lalu lintas meliputi :

    Perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan

    prasarana lalu lintas jalan;

    Perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan

    pemeliharaan rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat

    lalu lintas (APILL), alat pengendali dan pengamanan

    pemakai jalan serta alat pengawasan dan pengamanan

    jalan.

    19

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    9/67

    (b) Melakukan analisis kecelakaan secara bersama-sama atau

    dinas/kantor tempat kejadian peristiwa memberikan

    laporan kepada daerah asal kendaraan atau melalui

    tembusan laporan kejadian kecelakaan apabila terjadi

    kecelakaan lalu lintas di satu daerah yang melibatkan

    kendaraan dari daerah lain.

    (c) Dalam rangka pengendalian operasional dilakukan

    pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan wilayah

    perbatasan secara bersama-sama.

    (d) Guna kelancaran kegiatan pada satu daerah yang meliputi

    kegiatan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan,kegiatan pengamanan pada event-event tertentu dan

    kegiatan pengawalan, kedua kabupaten dapat menggunakan

    fasilitas jalan portabel, kendaraan patroli/pengawalan

    maupun bantuan petugas dari daerah lain dengan terlebih

    dahulu mengajukan surat permohonan kepada Kepala

    Dinas/Kantor yang bersangkutan.

    b) Sub Bidang Angkutan Penumpang Umum;

    (1) Jenis pelayanan angkutan penumpang umum yang diatur dalamkerjasama adalah :

    (a) Angkutan Perbatasan, yakni angkutan penumpang umum

    perdesaan yang secara tetap dan teratur memasuki atau

    melayani sampai dengan wilayah kecamatan yang

    berbatasan langsung pada kabupaten lainnya melalui lebih

    dari satu propinsi.

    (b) Angkutan Antar Kota Antar Propinsi, yakni angkutan

    dari satu kota ke kota lain melalui lebih dari satu daerah

    propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang

    terikat dalam trayek.

    (2) Mengenai kebutuhan Angkutan Perbatasan dan Angkutan

    Antar Kota Antar Propinsi :

    (a) Melakukan survai jaringan trayek dan kebutuhan

    angkutan perbatasan secara bersama-sama;

    (b) Bersama-sama mengusulkan ditetapkannya Keputusan

    Direktur Jenderal Perhubungan Darat Departemen

    Perhubungan Jaringan trayek dan jumlah kebutuhan

    20

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    10/67

    angkutan penumpang umum yang telah disepakati serta

    menetapkan jumlah kendaraan angkutan yang dapat

    direkomendasi oleh masing-masing kabupaten;(c) Melakukan evaluasi survai kebutuhan angkutan

    minimal 2 (dua) tahun sekali atau sesuai kebutuhan;

    (3) Penetapan Tarip Angkutan Penumpang Umum

    (a) Penetapan tarip angkutan penumpang umum

    trayek lintas perbatasan ditetapkan secara bersama antar

    Daerah, dengan memperhatikan ketentuan tarip dasar

    angkutan perdesaan yang ditetapkan oleh Pemerintah

    Kabupaten wilayah perbatasan;

    (b) Penetapan tarip angkutan penumpang umum

    Antar Kota Antar Propinsi, khususnya kelas ekonomi

    ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat

    Departemen Perhubungan;

    (4) Koordinasi pembangunan terminal penumpang pada wilayah

    perbatasan.

    c) Sub Bidang Pengujian Kendaraan Bermotor.

    (1) Kendaraan wajib uji yang melaksanakan mutasi atau numpang

    uji di luar daerah domisilinya, wajib mendapatkan

    rekomendasi/persetujuan dari Kepala Dinas atau pejabat yang

    ditunjuk dimana kendaraan tersebut berdomisili;

    (2) Kendaraan wajib uji yang bersangkutan dikenakan

    biaya uji di daerah asal domisili maupun di daerah tempat

    dilaksanakannya pengujian kendaraan tersebut;

    (3) Dinas/Kantor yang melaksanakan uji atas kendaraan

    yang numpang uji, wajib melaporkan hasil uji kendaraan

    tersebut kepada Dinas/Kantor domisili kendaraan yang

    bersangkutan;

    (4) Mengadakan perhitungan kebutuhan biaya uji secara

    bersama untuk menetapkan tarip retribusi pengujian kendaraan

    bermotor serta denda keterlambatan uji.

    d. Kerjasama dengan Kabupaten Bantul

    21

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    11/67

    Kerjasama antara Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul

    ditandai dengan ditandatanganinya Kesepakatan Bersama Bupati

    Gunungkidul dan Bupati Bantul Nomor : 130/1284 dan Nomor :10/KB/Bt/2005, sebagai langkah awal kedua belah pihak dalam rangka

    mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi

    pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan diantara

    kedua kabupaten.

    Sedangkan tujuan dari kerjasama ini adalah untuk mewujudkankeserasian pembangunan antara kedua kabupaten, memanfaatkan dan

    memelihara sumber daya daerah secara optimal, mengantisipasi dan

    memecahkan permasalahan pembangunan daerah secara terpadu dan

    mengantisipasi kemungkinan timbulnya permasalahan sebagai dampak

    laju pertumbuhan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan

    memperhatikan aspek saling menguntungkan.

    Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini adalah melakukan kerjasama

    dalam bidang Pendidikan, Sosial, Kesehatan, Perhubungan, Pekerjaan

    Umum, Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Lingkungan Hidup, Kelautan,

    Pariwisata, Pertanahan, Tata Ruang, Penegasan Batas Wilayah, Ketertiban

    dan Ketenteraman.

    Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Pemerintah Kabupaten

    Bantul sepakat untuk mengambil langkah-langkah secara optimal, antara

    lain dengan membentuk Tim yang bertugas untuk melakukan kajian

    berkaitan dengan maksud dan tujuan jalinan kerjasama yang dijabarkan

    dalam kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam Keputusan Bersama

    khususnya ruang lingkup kerjasama, untuk membangun sistem kerjasama

    yang saling menguntungkan bagi kedua kabupaten.Sedangkan untuk Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten diluar Propinsi

    Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sedang dalam taraf pendekatan dan

    penjajagan.

    Dengan adanya kerjasama antara daerah tersebut telah dapat terwujud

    jalinan koordinasi sejak perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi

    khususnya wilayah perbatasan sehingga dapat memberikan manfaat yang

    sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat dan kemantapan stabilitas

    wilayah.

    Disamping itu dengan adanya kerjasama antar daerah bertujuan untuk

    menjalin suatu ikatan kerjasama dalam usaha mengelola dan memanfaatkan

    22

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    12/67

    sumber daya dan potensi yang dimiliki guna kepentingan bersama,

    memanfaatkan dan memelihara sumber daya daerah secara optimal bagi

    kesejahteraan masyarakat serta mengembangkan wilayah perbatasan sehinggatidak jauh tertinggal dibandingkan dengan perkembangan wilayah di pusat

    pemerintahan.

    Tahun Anggaran 2006 fasilitasi Kerjasama Antar Daerah PAWONSARI

    dibiayai lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

    Gunungkidul sebesar Rp. 50.632.500,- terealisasi sebesar Rp. 46.568.000,-

    dengan target capaian kinerja keuangan sebesar 91,97 %, di samping itu juga

    dibiaya lewat iuran 3 (tiga) kabupaten masing-masing Rp. 20.000.000,-

    sehingga terkumpul sebesar Rp. 60.000.000,- dengan target capaian kinerja

    keuangan sebesar 100 %. Sedangkan untuk membiayai fasilitasi kerjasama

    antar daerah yang lain dianggarkan dalam APBD sebesar Rp. 27.736.800,-

    terealisasi sebesar Rp. 23.345.800,- dengan target capaian kinerja keuangan

    84,17 %.

    3. Permasalahan dan Solusi.

    a. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam upaya optimalisasi

    kinerja kerjasama antar daerah antara lain :

    1) Kebijakan, kelembagaan khususnya yang mengampu / menangani

    kerjasama antar daerah di masing-masing kabupaten tidak sama;

    2) Potensi SDM dan SDA yang tidak sama/ sangat beragam;

    3) Perubahan arah dan kebijakan pembangunan yang mengalami

    perubahan seiring dengan terjadinya pergantian pimpinan/penentu

    kebijakan;

    4) Beberapa kebijakan bersama belum dapat dioperasionalisasikan.

    b. Untuk mengatasi kendala tersebut, antara lain :

    1) Koordinasi intensif di semua jenjang dan t ingkatan terus

    menerus dilakukan sehingga akan semakin mengeleminir perbedaan

    yang ada.

    2) Berupaya menjalin keserasian dan kesepahaman dalam

    mengembangkan suatu daerah atas dasar semangat Kerjasama Antar

    Daerah.

    3) Mendorong instansi teknis untuk mengoptimalkan langkah-

    langkah operasional.

    B. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah

    1. Kebijakan

    23

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    13/67

    Amanat pasal 27 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah, telah menyebutkan bahwa kewajiban kepala daerah dan

    wakil kepala daerah salah satunya adalah menjalin hubungan kerja dengan

    seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah. Instansi

    vertikal sebagaimana dimaksud adalah lembaga pemerintah (pusat) di daerah

    yang melaksanakan kewenangan pemerintah meliputi : politik luar negeri,

    pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional serta agama.

    Dari kewenangan diatas, kewenangan keamanan dan yustisi memiliki

    hubungan yang erat dalam menunjang pemenuhan kewajiban daerah untuk

    melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional,

    serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diatur

    dalam Pasal 22 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.

    1. Instansi vertikal/lembaga pemerintah di Daerah yang

    melaksanakan kewenangan keamanan dan yustisi sebagaimana tersebut

    diatas, meliputi : Kepolisian Resort, Komando Distrik Militer, Pengadilan

    Negeri dan Kejaksaaan Negeri, yang tergabung dalam Foeum Koordinasi

    Tingkat Kabupaten dengan sebutan MUSPIDA.

    2. Dasar hukum mengenai MUSPIDA masih diatur dalam

    Keppres Nomor 10 Tahun 1986. Penerapan Undang-undang Nomor 22

    Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah maupun Undang-undang

    Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah belum mengatur

    secara teknis penyelenggaraan MUSPIDA. Akan tetapi dalam ketentuan

    peralihan baik dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 maupun

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 telah menyebutkan bahwa Semua

    peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemerintahan

    daerah sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan Undang-

    Undang ini dinyatakan tetap berlaku. Dengan demikian Keppres Nomor

    10 Tahun 1986 tentang Musyawarah Pimpinan Daerah tetap dapat berlakusebagai dasar hukum.

    3. Urusan-urusan seperti agama, pertanahan dan statistik juga

    merupakan kewenangan pemerintah pusat yang tidak diserahkan kepada

    pemerintah daerah, sehingga dalam pelaksanaannya pemerintah daerah

    dituntut untuk menjalin koordinasi dan hubungan kerja dengan lembaga

    pemerintah (pusat) di daerah. Di Kabupaten Gunungkidul urusan agama

    ditangani oleh Kantor Depertemen Agama Kabupaten Gunungkidul,

    pertanahan ditangani oleh Kantor BPN Kabupaten Gunungkidul dan

    statistik oleh Kantor Statistik Kabupaten Gunungkidul. Hal itu ditegaskan

    dalam pasal 27 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    24

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    14/67

    Pemerintahan Daerah, yang menyebutkan bahwa kewajiban kepala daerah

    dan wakil kepala daerah salah satunya adalah menjalin hubungan kerja

    dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah.Diantaranya adalah instansi vertikal / lembaga pemerintah (pusat) di

    daerah yang melaksanakan kewenangan agama, pertanahan dan statistik.

    Dengan alasan tersebut, penyelenggaraan koordinasi dengan instansi

    vertikal di daerah sangat diperlukan guna pemenuhan kewajiban daerah untuk

    memelihara dan menjaga keutuhan wilayah dalam kerangka NKRI menuju

    terwujudnya tujuan pembangunan nasional.

    2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

    Dalam Tahun Anggaran 2006, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

    melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka pelaksanaan koordinasi

    dengan instansi vertikal di daerah, antara lain :

    a. Kesekretariatan penyelenggaraan koordinasi pimpinan tingkat

    kabupaten;

    Kegiatan ini didanai lewat APBD Kabupaten Gunungkidul Tahun

    Anggaran 2006 sebesar Rp. 13.323.000,- out put yang diharapkan adalah

    terlaksananya penyelenggaraan koordinasi pimpinan tingkat kabupaten.

    Target yang akan dicapai dari kegiatan ini adalah terselenggaranya 12 kali

    Rapat Koordinasi Pimpinan Tingkat Kabupaten (MUSPIDA) dan

    terealisasi sebanyak 12 kegiatan rapat koordinasi dengan tingkat capaian

    kinerja kegiatan sebesar 100 %.

    Manfaat dari kegiatan tersebut adalah memberikan fungsi pelayanan

    dalam setiap penyelenggaraan koordinasi pimpinan tingkat kabupaten,sehingga diharapkan hal tersebut berdampak pada peningkatan kinerja

    koordinasi antar instansi.

    b. Pembinaan umat beragama;

    Upaya pembinaan umat beragama di Kabupaten Gunungkidul, dalam

    pelaksanaannya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berkoordinasi

    dengan Kantor Departemen Agama Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan ini

    terdiri dari beberapa sub kegiatan, antara lain Pembinaan Generasi Muda,

    Peningkatan Kualitas Dai, Peningkatan Kapasitas Pembantu Penghulu

    Desa, Pembinaan Wakaf dan Zakat, Pembinaan Perpustakaan Masjid dan

    Fasilitasi Program Desa Binaan Keluarga Sakinah.

    25

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    15/67

    Dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut dibiayai oleh APBD

    Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006 sebesar Rp. 61.015.000,- dari

    alokasi anggaran tersebut terserap / terealisasi sebasar Rp. 47.443.095,-dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 77,76 %. Adapun tingkat

    capaian kinerja kegiatan / sasaran sebesar 100 %.

    c. Peningkatatan sarana dan prasarana peribadatan umat beragama.

    Di samping pembinaan umat beragama, Pemerintah Kabupaten

    Gunungkidul juga berkoordinasi dengan Kantor Departemen Agama

    Kabupaten Gunungkidul dalam hal upaya memfasilitasi peningkatan

    sarana dan prasarana peribadatan umat beragama.

    Kegiatan ini dibiayai dengan APBD Kabupaten Gunungkidul Tahun

    Anggaran 2006 sebesar Rp. 44.530.000,- dan dapat direalisasikan sebesar

    Rp. 34.438.000,- dengan capaian kinerja keuangan sebesar 77,34 %.

    Dengan tingkat capaian kinerja kegiatan / sasaran sebesar 100 %.

    3. Permasalahan dan Solusi

    Dalam melaksanakan koordinasi dengan instansi vertikal didaerah secara

    umum telah berjalan baik dan tidak ditemui permasalahan berarti, namun dari

    sisi teknis adanya perbedaan dalam ketentuan yang telah diatur dalam Perda

    dengan ketentuan yang dilaksanakan oleh instansi vertikal, khususnya

    pelaksanaan pengelolaan keuangan terjadi ketidaksesuaian. hal ini disebabkan

    oleh terbitnya Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 yang mengamanatkan

    tidak diperbolehkannya Pemerintah Daerah memberikan dukungan dana dan

    bantuan berupa barang kepada instansi vertikal yang ada di daerah. Sementara

    dari sisi urgensi, hal itu sangat diperlukan untuk mendukung terselenggaranya

    koordinasi dalam melaksanakan kewenangan pemerintah meliputi : politik

    luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional dan

    agama.

    Sehubungan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul membuat

    kebijakan untuk mengatasi permasalahan dalam melaksanakan kegiatan

    dimaksud dalam bentuk kerjasama pelaksanaan kegiatan secara bersama-sama

    dengan instansi vertikal terkait.

    C. Pembinaan Batas Wilayah

    1) Kebijakan

    Dasar hukum yang dipergunakan dalam rangka pembinaan batas wilayah

    adalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

    26

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    16/67

    daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1951,

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan

    Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

    Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah.

    Dengan dasar tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui

    Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 24/KPTS/TIM/2005 tentang

    Pembentukan Tim Penetapan dan Penegasan Batas Daerah dan Surat

    Perjanjian Kerja Nomor 136/1194/2006 antara Pemerintah Kabupaten

    Gunungkidul dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul tanggal 31

    Juli 2006 tentang Pelaksanaan Kegiatan Penetapan dan Penegasan Batas

    Daerah antara Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul, pada

    Tahun Anggaran 2006 diagendakan kegiatan Penetapan, penegasan dan

    pemasangan pilar batas daerah antara Kabupaten Gunungkidul dengan

    Kabupaten Bantul serta Monitoring dan Evaluasi Wilayah Perbatasan.

    2) Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

    a. Penetapan, Penegasan dan Pemasangan Pilar Batas Daerah Kabupaten

    Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul.Berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 1 Tahun

    2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah dan Keputusan Bupati

    Gunungkidul Nomor : 24/KPTS/TIM/2006 tanggal 11 April 2005 tentang

    Pembentukan Tim Penetapan dan Penegasan Batas Daerah, Pemerintah

    Kabupaten Gunungkidul melaksanakan Penetapan, Penegasan dan

    Pemasangan Pilar Batas Daerah antara Kabupaten Gunungkidul dan

    Kabupaten Bantul dengan maksud untuk mendapatkan kepastian batas

    baik secara administratif, yuridis, fisik di lapangan batas antara keduawilayah. Adapun tujuan kegiatan penetapan dan penegasan batas daerah,

    adalah :

    1) Penelitian dokumen administrasi, yuridis dan peta batas

    wilayah Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul;

    2) Pelacakan batas di lapangan untuk menentukan titik batas

    antara kedua wilayah perbatasan;

    3) Pemasangan dan pengukuran pilar batas daerah antara kedua

    wilayah perbatasan;

    4) Pembuatan peta batas wilayah dengan koridor 100 meter.

    27

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    17/67

    Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah terpasangnya Pilar

    Batas Daerah sebanyak 30 (tiga puluh) pilar dan dapat dilihat pada tabel

    berikut :Tabel 6.2.

    Daftar Pemasangan Pilar Batas Daerah

    No Nomor Pilar Tipe Pilar Lokasi Pilar

    1

    2

    3

    4

    5

    67

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    26

    2728

    29

    30

    31

    32

    33

    34

    35

    3637

    38

    39

    40

    41

    42

    43

    44

    45

    46

    47

    48

    49

    50

    51

    52

    53

    54

    55

    56

    5758

    59

    60

    PBA.005

    PABA.006

    PABU.004

    PABA.007

    PABU.005

    PABA.008PABA.009

    PABU.006

    PABA.010

    PABA.011

    PABU.007

    PBA.021

    PBA.022

    PABA.012

    PABA.013

    PBA.023

    PBA.024

    PBU.004

    PBA.025

    PBA.026

    PBA.027

    PBU.005

    PBA.028

    PBA.029

    PBA.030

    PBA.031

    PBA.032PBA.033

    PABU.008

    PBA.034

    Banyusoca

    Banyusoca

    Banyusoca

    Bleberan

    Bleberan

    GetasGetas

    Getas

    Ngleri

    Ngleri

    Ngleri

    Pengkok Jatimulyo

    Pengkok Jatimulyo

    Semoyo

    Semoyo

    Semoyo Terang

    Semoyo Terong

    Semoyo Srimulyo

    Semoyo Srimulyo

    Semoyo Srimulyo

    Patuk Srimulyo

    Patuk Srimulyo

    Patuk Srimulyo

    Patuk Srimartani

    Patuk Srimartani

    Patuk Srimartani

    Ngoro-oro SrimartaniNgoro-oro Srimartani

    Ngoro-oro

    Ngoro-oro Srimartani

    Pada Tahun Anggaran 2005, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

    telah melaksanakan Penetapan, Penegasan dan Pemasangan Pilar Batas

    Daerah antara Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul

    sebanyak 30 (tiga puluh) unit. Dan Pemerintah Propinsi DI. Yogyakarta

    melaksanakan Pemasangan Pilar Batas tersebut sebanyak 23 unit,

    sehingga keseluruhan Pilar Batas yang telah terpasang sebanyak 83 unit.

    Dari keseluruhan panjang perbatasan antara Kabupaten Gunungkidul

    dengan Kabupaten Bantul yang mencapai + 60 km, jumlah 83 pilar telah

    28

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    18/67

    mampu menunjukkan keseluruhan koordinat perbatasan untuk dituangkan

    dalam bentuk peta.

    Oleh karena itu, pada Tahun Anggaran 2006 Pemerintah Kabupaten

    Gunungkidul bersama Pemerintah Propinsi DI. Yogyakarta telah

    melaksanakan pembuatan Peta Koridor 100 meter perbatasan antara

    Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul dan telah dilaksanakan

    Penandatanganan Berita Acara Penggabungan Peta oleh Sekretaris Daerah

    Kabupaten Gunungkidul dan Bantul, pada Tahun Anggaran 2007

    dilakukan verifikasi dan klarifikasi oleh Pemerintah Pusat Cq. Departemen

    Dalam Negeri untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk Peraturan

    Menteri Dalam Negeri.

    Kegiatan tersebut, dibiayai dengan APBD sebesar Rp. 96.790.000,-

    terealisasi sebesar Rp. 95.730.000,- terjadi efisiensi dan disetor kembali ke

    kas daerah sebesar Rp. 1.060.000,- dengan tingkat capaian target kinerja

    keuangan sebesar 98,90 % dan tingkat capaian target kinerja / sasaran

    kegiatan sebesar 100 %.

    b. Monitoring dan evaluasi Wilayah Perbatasan

    Persoalan wilayah perbatasan berpotensi menjadi suatu permasalahan

    kompleks ketika daerah satu dengan yang lain dari sisi sumber daya dan

    potensi terdapat perbedaan yang sangat beragam. Keserasian dan

    kesepahaman dalam mengembangkan suatu daerah atas dasar semangat

    persatuan dan kesatuan mutlak diperlukan. Atas dasar pengalaman melalui

    kerjasama yang baik, harmonis dan saling menguntungkan akan

    mempercepat laju pertumbuhan suatu daerah terlebih untuk wilayah

    perbatasan.

    Salah satu upaya pembinaan di wilayah perbatasan dilakukan dengan

    kegiatan monitoring dan evaluasi wilayah perbatasan dengan tujuan untuk

    menginventarisasi permasalahan yang bersifat krusial serta potensi

    wilayah yang ada untuk dapat dikembangkan sebesar-besarnya bagi

    kesejahteraan masyarakat perbatasan khususnya.

    Wilayah perbatasan Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupatentetangga meliputi :

    1) Kabupaten Bantul ;

    Kecamatan Panggang;

    29

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    19/67

    Kecamatan Purwosari;

    Kecamatan Playen;

    Kecamatan Patuk.

    2) Kabupaten Sleman ;

    a) Kecamatan Patuk;

    b) Kecamatan Gedangsari.

    3) Kabupaten Klaten ;

    a) Kecamatan Gedangsari;

    b) Kecamatan Ngawen.

    4) Kabupaten Sukoharjo ;

    a) Kecamatan Semin.

    5) Kabupaten Wonogiri.

    a) Kecamatan Semin;

    b) Kecamatan Ponjong;

    c) Kecamatan Rongkop;

    d) Kecamatan Girisubo

    Koordinasi pembinaan wilayah perbatasan telah berjalan relatif

    semakin baik karena didukung oleh adanya kesepahaman dan komitmen

    bersama dengan pemerintah kabupaten tetangga yang sudah dituangkan

    dalam bentuk MoU yang ditandatangani oleh masing-masing bupati

    sebagai pijakan formal dalam menangani segala permasalahan di wilayah

    perbatasan secara bersama-sama dan bersinergi dalam proses

    pengembangan dan pembangunan wilayah.

    Kegiatan tersebut, dibiayai dengan APBD sebesar Rp. 34.632.500,-

    terealisasi sebesar Rp. 19.624.500,- hal ini dikarenakan pembangunan pos

    perbatasan sebesar Rp. 15.000.000,- tidak dapat direalisasikan sebab

    dengan terjadinya kenaikan harga bahan bangunan anggaran sebesar itu

    tidak mencukupi untuk direalisasikan sehingga anggaran tersebut disetor

    kembali ke kas daerah sebesar Rp. 15.000.000,- dengan tingkat capaian

    target kinerja keuangan sebesar 56,66 %.

    3) Permasalahan dan Solusi

    Dalam pelaksanaan urusan pembinaan batas wilayah, ditemui beberapa

    kendala di lapangan, antara lain :

    a. Ketersediaan sarana dan prasarana yang

    kurang memadai bila dibandingkan dengan jangkauan pelaksanaan tugas.b. Topografi wilayah perbatasan yang sebagian

    besar berada pada lereng-lereng bukit, sehingga menyulitkan dalam

    pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

    30

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    20/67

    c. Heterogenitas masyarakat di wilayah

    perbatasan yang sedikit banyak dipengaruhi oleh lingkungan atau

    masyarakat tetangga.Untuk mengatasi permasalahan yang timbul, diambil langkah-langkah

    sebagai berikut :

    a. Optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang telah ada dan

    mengusulkan penambahan / pengadaan sarana dan prasarana tambahan.

    b. Pembinaan wilayah perbatasan selain dilaksanakan secara langsung

    juga ditempuh secara berjenjang.

    c. Pendekatan dilakukan melalui koordinasi intensif dengan tokoh-tokoh

    masyarakat atau aparat desa dan kecamatan.

    D. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana

    1. Bencana yang terjadi dan Penanggulannya

    Bencana yang menonjol terjadi di Wilayah Kabupaten Gunungkidul

    sepanjang tahun 2006, antara lain :

    a. Gempa Bumi tanggal 27 Mei 2006

    Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 sekitar pukul

    05.53 WIB dengan kekuatan 5,9 SR benar-benar telah membuat kepanikan

    dan penderitaan masyarakat, mengakibatkan terjadinya kerusakan rumah

    penduduk, sarana / prasarana umum yang sedemikian besar dan menelan

    korban luka berat dan ringan serta meninggal dunia 84 orang.

    1) Tahapan Evakuasi dan Penyelamatan Korban

    Beberapa saat setelah terjadinya gempa, upaya / langkah dan tindakan

    dilaksanakan oleh jajaran instansi / pihak terkait di Kabupaten

    Gunungkidul melalui Satuan Pelaksana Penanganan Bencana dan

    Pengungsi (Satlak PBP) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati

    Gunungkidul Nomor 40/KPTS/2003 antara lain dengan :

    a) Mengkoordinasikan jajaran kesehatan baik Dinas Kesehatan,

    Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit Umum Daerah

    maupun Rumah Sakit Umum Swasta agar melakukan persiapan

    dan langkah-langkah yang dipandang perlu dalam rangka

    penanganan korban, baik yang mengalami luka ringan/berat dan

    karena itu memerlukan layanan lebih lanjut melalui rawat inap

    pada instalasi kesehatan yang bersangkutan atau dengan rujukan;

    31

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    21/67

    b) Memerintahkan kepada seluruh dokter dan paramedis yang

    bertugas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk

    masuk kerja menangani korban gempa mengingat terjadinyagempa pada hari libur pemerintah sehingga dokter serta paramedis

    yang bertugas relatif terbatas, sedangkan pada sisi lain diperlukan

    kesiapsiagaan penuh untuk penanganan korban gempa;

    c) Berupaya melakukan komunikasi dan koordinasi dengan

    Pemerintah Propinsi, PMI, LSM dan berbagai pihak dibantu

    relawan dokter umum/spesialis, peralatan medis dan obat-obatan.

    Para dokter tersebut diperbantukan pada Puskesmas tertentu antara

    lain di wilayah Kecamatan Gedangsari dan Patuk;

    d) Mendirikan tenda-tenda di Rumah Sakit Umum Daerah maupun

    Puskesmas untuk menampung korban yang perlu segera

    memperoleh penanganan medis, karena sebagian ruang

    perawatan / bangsal RSUD maupun beberapa Puskesmas dalam

    kondisi rusak/tidak layak pakai akibat gempa atau fasilitas ruang

    yang tersedia terbatas;

    e) Mendirikan Rumah Sakit Lapang di beberapa tempat yang dibantu

    oleh para relawan dalam maupun luar negeri antara lain di Balai

    Desa Bunder dan Lapangan Banyusoco;

    f) Melalui koordinasi dengan jajaran Kodim 0730, Polres

    Gunungkidul, PNS, SAR Laut, SAR Darat (Vertical Rescue) dan

    bersama-sama segenap unsur masyarakat, melaksanakan kegiatan

    pembersihan puing-puing / reruntuhan bangunan rumah penduduk

    maupun sarana/prasarana umum yang rusak akibat gempa dan

    membangun / mendirikan tempat tinggal atau tempat layanan /

    sarana umum dan atau sosial secara darurat, agar masyarakat

    merasa tertolong dan pelayanan umum dalam tingkatan tertentu

    tetap dapat dilaksanakan.

    g) Mendirikan Posko Dapur Umum untuk melayani pasien korban

    yang dirawat di RSUD Wonosari, RS Nur Rohmah, RS Pelita

    Husada, dan keluarga pasien yang menunggu di masing-masing

    Rumah Sakit tersebut. Selain itu Posko juga melayani para relawan

    yang bertugas di Posko Satlak PBP maupun di lapangan dalam

    melaksanakan kegiatan evakuasi / penyelamatan korban.

    2) Pendataan Korban

    32

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    22/67

    Dalam rangka persiapan pelaksanaan kebijakan Bakornas tentang

    pemberian bantuan kepada korban, perlu adanya data yang akurat

    melalui kegiatan pendataan, baik tentang jumlah korban maupun

    jumlah rumah penduduk yang roboh atau rusak. Untuk itu Bupati

    Gunungkidul melalui surat nomor 361/656 tanggal 3 Juni 2006

    mengeluarkan petunjuk pendataan korban bencana gempa bumi yang

    antara lain menetapkan bahwa :

    a) Pendataan korban dilaksanakan oleh Tim RT terdiri dari

    unsur RT, Tokoh Masyarakat, dan Wakil Korban yang hasilnya

    disahkan oleh Dukuh untuk selanjutnya dilaporkan kepada Lurah

    Desa. Lurah Desa mengkompilasi dan mengesahkan data tersebut

    serta menuangkan hasilnya ke isian FD untuk selanjutnya

    dilaporkan kepada Camat. Kemudian Camat mengolah data

    tersebut dengan menggunakan Form F2 dan setelah hasilnya

    disahkan, selanjutnya dilaporkan kepada Bupati Gunungkidul

    dengan disertai data isian F1 dan FD.

    b) Data yang telah dilaporkan Camat (dalam bentuk manual)

    oleh Satlak PBP dilakukan pencermatan, verifikasi dan klarifikasi

    dan hasilnya dilaporkan kepada Satkorlak dan Bakornas PB,

    sebagai berikut :

    (1) Masyarakat yang menjadi korban bencana 43.133 KK,

    175.419 jiwa, dan rumah Rusak Total 7.756 buah, Rusak Berat

    10.562 buah, Rusak Ringan 27.533 buah.

    (2) Data korban sejumlah 175.419 jiwa tersebut

    dipergunakan oleh Bakornas PB untuk menetapkan jumlah

    bantuan jadup yang akan didistribusikan kepada korban di

    wilayah Kabupaten Gunungkidul, meskipun alokasinya secara

    definitif menjadi 175.479 jiwa. Selanjutnya dalam prosesperjalanan waktu dan agar supaya data korban semakin akurat,

    maka secara terkoordinasi terus dilakukan klarifikasi, verifikasi

    dan pemutakhiran data korban dengan hasil akhir jumlah

    korban yang direncanakan dapat menerima bantuan 171.461

    jiwa.

    3) Penyaluran Bantuan Jadup

    Berdasarkan data korban yang telah dilaporkan kepada Satkorlak

    dan Bakornas PB, penyaluran bantuan jadup dilaksanakan :

    a) Bantuan jadup/Permakanan (setiap jiwa Rp.

    90.000,-)

    33

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    23/67

    (1) Pada tahap I Bakornas Penanggulangan

    Bencana mengalokasikan dana sebesar Rp. 11.813.580.000,-

    untuk 131.262 jiwa dan bantuan tersebut disalurkan kepadakorban pada tanggal 17-20 Juni 2006 pada Kecamatan

    Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Playen, Ngawen,

    Patuk, sebagian korban di wilayah Kecamatan Gedangsari dan

    Kecamatan Ponjong serta Semanu. Selain itu juga dilakukan

    penyaluran bantuan melalui penyisiran bagi korban di beberapa

    wilayah berdasarkan hasil verifikasi bukti-bukti penyaluran

    tahap I.

    (2) Terhadap penyelesaian penyaluran bantuan bagi

    korban yang belum menerima sejumlah 44.217 jiwa,

    berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Bakornas PB,

    Satkorlak PB dan Satlak PBP se-DIY disepakati bahwa,

    kekurangan dana ditanggung bersama dengan pembagian 60

    % ( Rp. 2.387.718.000,- ) ditanggung Bakornas PB, 40 %

    ditanggung Daerah dengan pembagian 55 % dari 40 % atau

    Rp. 875.496.600,- ditanggung Satkorlak PB DIY (realisasi

    transfer oleh Satkorlak PB terdapat kekurangan Rp.

    1.188.000,-) dan 45% dari 40 % atau sebesar Rp. 716.315.400,-

    ditanggung Satlak PBP Kabupaten Gunungkidul.

    (3) Berdasarkan data penyaluran bantuan yang telah

    dilaksanakan, terakhir dilakukan pada tanggal 9 September

    2006 di Desa Monggol Kecamatan Saptosari, jumlah bantuan

    yang telah disalurkan kepada korban seluruhnya meliputi

    164.457 jiwa dengan dana sebesar Rp. 14.801.130.000,-.

    b) Bantuan beras (setiap jiwa 10 Kg)

    (1) Berdasarkan jumlah korban yang ditetapkan sebanyak

    175.479 jiwa, maka alokasi jumlah beras dari Bakornas PB

    melalui Perum Bulog sebanyak 1.754.790 Kg.

    (2) Permintaan beras oleh Satlak PBP Kabupaten

    Gunungkidul telah didistribusi oleh Perum Bulog Divre

    Yogyakarta Cq. Dolog Logandeng 1.652.240 Kg, sehingga sisa

    34

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    24/67

    beras bantuan yang masih tersimpan di Gudang Dolog

    Logandeng sebanyak 102.550 Kg.

    (3) Realisasi penyaluran bantuan beras kepada korbangempa sebanyak 164.457 jiwa sejumlah 1.644.570 Kg,

    sehingga sisa beras sejumlah 7.670 Kg.

    4) Rekonstruksi dan Rehabilitasi Rumah Warga

    a) Validasi Data Kerusakan Rumah

    Berdasarkan laporan perkembangan penanganan bencana

    gempa bumi DIY dan Jateng dari Bakornas PBP tanggal 23 Juni

    2006, maka berdasarkan Surat Bupati Gunungkidul No. 361/776

    tanggal 30 Juni 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Validasi Data

    Kerusakan Rumah Penduduk Akibat Gempa Bumi, pada tanggal 4-

    22 Juli 2006 telah dilaksanakan kegiatan validasi data kerusakan

    rumah korban sebagaimana tercantum pada Form F1 yang

    dilakukan oleh suatu Tim yang terdiri dari unsur TNI, POLRI,

    DPU, Pemerintah Desa/Dukuh, RT, dan Pemilik rumah ybs.

    b) Proses Kompilasi Dan Entry Data Rumah Rusak

    Hasil pelaksanaan validasi data di lapangan dituangkan dalam

    form by name secara manual berupa formulir F1R yang

    selanjutnya pada tanggal 23 Juli 5 Agustus 2006 dilaksanakan

    input data by name ke komputer (komputerisasi) berupa kompilasi

    data tingkat dusun, desa, kecamatan dan kabupaten. Hasil entry

    data rumah rusak dapat dikelompokkan menjadi Rumah

    Roboh/Rusak Berat, Rusak Sedang, dan Rusak ringan.

    c) Pembentukan Pokmas

    Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY No.23 Tahun 2006

    tentang Petunjuk Operasional Rehabilitasi dan Rekonstuksi Pasca

    Gempa Bumi DIY Tahun Anggaran 2006, kepada Bupati

    diamanatkan untuk:

    (1) Menetapkan alokasi jumlah wilayah yang meliputi

    kecamatan, desa/kelurahan penerima bantuan.

    (2) Melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk operasional.

    (3) Menetapkan satuan kerja di tingkat kabupaten

    (4) Melaksanakan koordinasi dengan kepala satuan kerja

    selaku kuasa pengguna anggaran di tingkat propinsi.

    35

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    25/67

    Sehubungan hal tersebut diatas, Bupati Gunungkidul melalui

    Keputusan Nomor 92/KPTS/2006 telah menunjuk Kepala Dinas

    Pekerjaan Umum sebagai Pelaksana Pejabat Pembuat Komitmen.

    Selain itu dilaksanakan pula penunjukan Camat sebagai

    Koordinator Lapangan serta Lurah Desa sebagai Penanggung

    Jawab Pelaksanaan program/kegiatan rehabilitasi dan rekostruksi

    rumah korban yang rusak akibat gempa bumi yaitu rumah roboh

    dan rumah rusak berat. Berdasarkan hasil validasi, diperoleh data

    kerusakan rumah sebagai berikut:

    (1) Rumah roboh/rusak berat : 4.655 unit

    (2) Rumah rusak sedang : 4.722 unit

    (3) Rumah rusak ringan : 14.246 unit

    Dalam rangka pelaksanaan petunjuk operasional sebagaimana

    ditetapkan Peraturan Gubernur DIY diatas, pertama-tama

    dilaksanakan kegiatan sosialisasi kepada Camat dan Lurah Desa.

    Sedang berdasarkan data jumlah rumah roboh dan rusak berat

    sebanyak 4.655 buah, maka dibentuk 382 POKMAS dan sampai

    dengan 5 Oktober 2006, jumlah POKMAS yang sudah terbentuk

    sebanyak 221 buah.

    d) Rekruitmen Fasilitator

    Calon fasilitator yang mendaftarkan diri sebanyak 252 orang yang

    terdiri dari :

    (1) Calon fasilitator non teknis : 146 orang

    (2) Calon fasilitator teknis : 106 orang

    Kepada semua calon fasilitator tersebut, telah dilakukan seleksi

    melalui wawancara dan memperoleh pembekalan teknis.

    b. Gelombang Tsunami;Gempa Bumi Tektonis yang terjadi di Samudera Indonesia Selatan

    Pantai Pangandaran Jawa Barat memicu terjadinya Gelombang Tsunami

    yang mengakibatkan kerusakan sampai ke pantai-pantai di Kabupaten

    Gunungkidul. Di Kabupaten Gunungkidul Gelombang Tsunami tersebut

    merenggut 2 korban jiwa, dengan rincian 1 korban di Pantai Drini dan

    1 korban di Pantai Parangendog. Selain itu gelombang tersebut juga

    mengakibatkan rusaknya beberapa fasilitas umum, kios pedagang dan

    puluhan perahu nelayan di sepanjang pantai Kabupaten Gunungkidul.

    Penanggulangan bencana Gelombang Tsunami dilaksanakan dengan

    upaya peningkatan kapasitas, pemberdayaan dan pembinaan anggota

    LINMAS dan SAR, monitoring PAM pantai dan pengadaan peralatan

    36

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    26/67

    SAR. Di samping itu juga dilaksanakan pembinaan daerah rawan bencana

    agar masyarakat sadar terhadap kemungkinan terjadinya bencana dan

    tindakan yang harus dilakukan ketika benar-benar terjadi bencana.

    c. Kekeringan

    Kabupaten Gunungkidul dengan topografi wilayah berupa daerah

    pegunungan dengan jenis tanah latosol dan perbukitan kapur serta

    kawasan karst mempunyai karakteristik yang kurang menguntungkan bila

    dilihat dari sisi konservasi air tanah, karena tanah yang jenuh dan kurang

    bisa menyimpan air serta lapisan di bawahnya merupakan lapisan kapur

    dan karst. Ketika memasuki musim penghujan, air langsung mengalir ke

    laut melalui sungai-sungai bawah tanah. Sehingga memasuki musim

    kemarau dapat dipastikan terjadi permasalahan akan kurangnya air bersih

    khususnya wilayah selatan. Bahkan dampak gempa bumi tektonik tanggal

    27 Mei 2006 juga mengakibatkan banyak sekali sumber mata air di

    wilayah utara Kabupaten Gunungkidul menjadi kering/menghilang.

    Dalam rangka penanggulangan bencana kekeringan, langkah-langkah

    yang ditempuh antara lain :

    1) Kerjasama dengan Universitas Karlsruhe

    Jerman untuk mengangkat air dari sumber mata air dan sungai bawah

    tanah Bribin dan menindaklanjuti Program lanjutan JICA, bekerjasama

    dengan Pemerintah Jepang yang akan mengangkat sumber air di

    Baron yang keduanya mempunyai debit air sangat besar, dengan

    menerapkan teknologi mikrohidro pada sumber mata air tersebut,

    sehingga diharapkan pada masa depan dapat memenuhi kebutuhan air

    bersih bagi masyarakat Kabupaten Gunungkidul.

    2) Konservasi lingkungan daerah

    tangkapan air.

    3) Pembuatan PAH dan droping air bersih

    di daerah yang mengalami kekeringan.

    4) Penyerahan pengelolaan truk tangki air

    kepada masing-masing kecamatan rawan bencana kekeringan.

    d. Tanah Longsor

    37

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    27/67

    Kabupaten Gunungkidul mempunyai karakter wilayah khas berupa

    perbukitan dengan batu bertanah dan lapisan tanah yang tipis bila

    dibandingkan dengan lapisan batuan yang menyangganya serta sifattanahnya yang kedap air. Dengan kemiringan yang relatif tinggi, ketika

    memasuki musim penghujan dengan curah hujan tinggi sangat rawan akan

    terjadinya bencana tanah longsor khususnya di sektor utara wilayah

    Kecamatan Patuk, Gedangsari, Semin dan Ngawen.

    Penanggulangan bencana tanah longsor dilakukan dengan program

    penghijauan, pembuatan/pegatan terasering, pembangunan talud di daerah

    rawan longsor dan pemetaan/sosialisasi kepada masyarakat mengenai

    potensi bencana/rawan longsor.

    2. Status Bencana

    a. Bencana Nasional

    Bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul

    sepanjang tahun 2006 dan masuk dalam kategori bencana nasional :

    1) Gempa Bumi Tektonik berkekuatan 5,9 SR pada hari

    Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.53 WIB. membawa 84 korban

    jiwa dan rumah Rusak Berat/Roboh 4.655 buah, Rusak Sedang 4.722

    buah, Rusak Ringan 14.246 buah.

    2) Gelombang Tsunami Pangandaran, yang menewaskan 1

    (satu) warga setempat di Pantai Drini, Tanjungsari dan 1 (satu) warga

    Kabupaten Bantul ditemukan di Pantai Parangendog dan merusakkan

    perahu nelayan, fasilitas umum serta warung-warung di Pantai-pantai

    Selatan Kabupaten Gunungkidul.

    b. Lokal Kabupaten

    Bencana alam berstatus lokal yang terjadi antara lain :

    1) Angin Topan;

    2) Kekeringan;

    3) Tanah longsor.

    3. Sumber dan Jumlah Anggaran

    Dalam pelaksanaan penanggulangan bencana di Kabupaten Gunungkidul

    pada Tahun Anggaran 2006 dibiayai dari APBD pada Kantor KesatuanBangsa dan Perlindungan Masyarakat sebesar Rp. 438.262.000,- terserap

    sebesar Rp. 372.338.650,-.

    38

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    28/67

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    29/67

    2) Jalan dan jembatan, dengan

    plafon sebesar Rp. 2.000.000.000,- direalisasikan sebesar Rp.

    1.969.027.500,- dengan sisa UUDP sebesar Rp. 30.972.500,-.e. Nomor 62/KPTS/2006 tanggal 17 Juli 2006 tentang penggunaan Dana

    Tak Tersangka untuk penanganan Gedung Sekretariat Daerah akibat

    bencana alam gempa bumi tektonik 27 Mei 2006, dengan plafon anggaran

    sebesar Rp. 60.000.000,- direalisasikan sebesar Rp. 56.628.500,- sisa

    UUDP sebesar Rp. 3.371.500,-.

    f. Nomor 132/KPTS/2006 tanggal 1 Desember 2006 tentang penggunaan

    Dana Tak Tersangka untuk bantuan korban bencana alam tanah / talud

    longsor di Desa Serut dan Ngoro-oro, dengan plafon anggaran sebesar

    Rp. 199.000.000,- direalisasikan sebesar Rp. 199.000.000,-.

    Secara keseluruhan dana tak tersangka yang tersedia dalam APBD Tahun

    2006 sebesar Rp. 5.150.000.000,- dialokasikan berdasarkan SK Bupati untuk

    penanganan bencana sebesar Rp. 4.864.950.000,- terealisasi sebesar Rp.

    4.751.095.000,- dengan sisa UUDP sebesar Rp. 113.855.000,- dan sisa dana

    tak tersangka secara keseluruhan sebesar Rp. 398.905.000,-.

    4. Antisipasi Daerah dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana

    Dari beberapa bencana yang mungkin terjadi Pemerintah Kabupaten

    Gunungkidul di Tahun Anggaran 2006 telah berupaya melakukan pencegahan

    dan penanggulangan bencana dengan menetapkan beberapa program yang

    operasionalisasinya dijabarkan dan dilaksanakan dalam beberapa kegiatan.

    Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 04 / KPTS /

    2001, mengisyaratkan bahwa Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan

    Masyarakat Kabupaten Gunungkidul adalah institusi yang mempunyai fungsi,

    antara lain :

    a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa dan

    perlindungan masyarakat;

    b. Penanggulangan terhadap ancaman atau bencana;

    c. Peningkatan sumber daya manusia satuan perlindungan

    masyarakat;

    d. Dan lain-lain.

    Dalam pelaksanaan upaya pencegahan dan penanggulangan bencana

    Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten

    Gunungkidul, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Bagian Ekobang

    40

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    30/67

    Setda Kabupaten Gunungkidul pada Tahun Anggaran 2006 melaksanakan

    beberapa program dan kegiatan, yakni :

    a. Pemberdayaan rakyat terlatih dan perlindungan masyarakat :1) Bantuan pemberdayaan anggota LINMAS;

    Kegiatan ini berupa pemberian bantuan pengiriman perwakilan

    anggota Linmas Kabupaten Gunungkidul dalam event-event tertentu

    di Tingkat Propinsi DI. Yogyakarta untuk meningkatkan kapasitas

    anggota Linmas guna mendukung kelancaran tugas-tugas kelinmasan.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 1.900.000,- dan dapat terealisasi sebesar

    Rp. 1.447.500,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    76.18 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

    2) Pembinaan anggota LINMAS;

    Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membina anggota Linmas

    guna menambah wawasan dan ketrampilan dalam melaksanakan

    tugasnya. Alokasi anggaran sebesar Rp. 13.000.000,- dan terealisasi

    sebesar Rp. 12.365.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan

    sebesar 95.12 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

    3) Latihan penyegaran Anggota SAR;

    Merupakan kegiatan latihan yang diberikan kepada anggota SAR

    untuk menambah wawasan dan ketrampilan dalam pelaksanaan tugas,

    diikuti oleh 60 orang anggota SAR. Alokasi anggaran APBD sebesar

    Rp. 9.675.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 8.210.000,- dengan tingkat

    capaian kinerja keuangan sebesar 84.86 %, dengan nilai capaian

    kinerja kegiatan sebesar 100%.

    4) Bantuan operasional dan uang saku SAR;

    Merupakan fasilitasi pelaksanaan kegiatan (penyediaan dana

    operasional) selama 1 (satu) tahun bagi anggota SAR Laut Kabupaten

    Gunungkidul yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan

    memperlancar pelaksanaan tugas-tugas SAR. Alokasi anggaran

    sebesar Rp. 170.600.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 169.865.000,-

    dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 99.57 %, dengan

    nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

    5) Rapat koordinasi SAR;

    Kegiatan ini dilaksanakan 3 (tiga) bulan sekali yang merupakan forum

    koordinasi bagi anggota SAR laut Kabupaten Gunungkidul yang

    bertujuan untuk menyamakan persepsi dan gerak langkah bagi seluruh

    anggota SAR agar tugas-tugas dan kegiatan masing-masing KORWIL

    SAR dapat terkoordiner dan tersinkronisasi dengan baik. Alokasi

    anggaran sebesar Rp. 16.900.000,- dapat direalisasikan sebesar

    41

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    31/67

    Rp. 13.679.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    80.94 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100 %.

    6) Monitoring PAM pantai;

    Merupakan kegiatan monitoring / pemantauan wilayah pantai

    pariwisata yang dilakukan pada hari-hari besar / hari libur dengan

    tujuan menurunkan jumlah gangguan keamanan di wilayah pantai.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 9.700.000,- dan dapat terealisasi sebesar

    Rp. 8.556.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    88.21 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

    7) Pengadaan peralatan SAR.

    Merupakan kegiatan pengadaan peralatan bagi anggota SAR

    Kabupaten Gunungkidul yang dapat menunjang kelancaran tugas /

    kinerja anggota, berupa : 1 (satu) paket generator set pengisi tabung

    oksigen / alat selam dan 1 (satu) paket peralatan pakai habis (kantong

    mayat, rompi pelampung, alat apung dan lain-lain). Alokasi anggaran

    sebesar Rp. 48.600.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 13.812.050,-

    dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 28.42 %, dengan

    nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 80 %.

    b. Penanggulangan Bencana :1) Monitoring dan pemberian bantuan korban bencana

    alam;

    Merupakan kegiatan untuk memantau / memonitor kejadian bencana,

    menaksir besarnya kerugian yang diderita masyarakat akibat bencana

    tersebut, untuk kemudian memberikan bantuan stimulant / bantuan

    (sesuai dengan standar yang ditetapkan), dengan tujuan mengurangi

    beban penderitaan korban. Alokasi anggaran sebesar Rp. 10.000.000,-

    dan terealisasi sebesar Rp. 9.920.000,- dengan tingkat capaian kinerjakeuangan sebesar 99.2 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan

    sebesar 100%.

    2) Gladi lapang penanggulangan bencana;

    Kegiatan ini dilaksanakan sekali dalam satu tahun di wilayah rawan

    bencana dengan bentuk kegiatan berupa pelatihan kepada masyarakat

    dan jajaran SATLAK PBP tentang bagaimana dan langkah apa yang

    ditempuh jika suatu saat terjadi bencana. Maksud kegiatan ini adalah

    untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat /jajaran SATLAK PBP jika suatu saat di wilayahnya terjadi bencana,

    dan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka mitigasi

    dan manajemen bencana. Alokasi anggaran sebesar Rp. 46.450.000,-

    42

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    32/67

    dan terealisasi sebesar Rp. 46.290.000,- dengan tingkat capaian kinerja

    keuangan sebesar 99.66 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan

    sebesar 100%.

    3) Rakor Satlak PBP;

    Kegiatan ini dilaksanakan setiap semester, yang merupakan forum

    koordinasi bagi jajaran SATLAK PBD Kabupaten Gunungkidul

    dengan tujuan untuk memberikan kesamaan pandang dan gerak

    langkah bagi seluruh jajarannya sehingga pelaksanaan

    penanggulangan bencana dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 12.550.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 3.525.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan

    sebesar 28.1 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 85 %.

    4) Pembinaan daerah rawan bencana;

    Merupakan kegiatan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat

    yang tinggal di daerah rawan bencana, dengan tujuan untuk

    meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat terhadap

    kemungkinan terjadinya bencana sehingga dapat meminimalisir

    kerugian (jiwa maupun materiil). Kegiatan ini dilaksanakan 6 kali di

    6 kecamatan rawan bencana. Alokasi anggaran sebesar

    Rp. 15.635.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 14.599.600,- dengan

    tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 93.38 %, dengan nilai

    capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

    5) Pengadaan sarana dan prasarana Satlak PBP;

    Merupakan kegiatan pengadaan peralatan / sarana dan prasarana bagi

    SATLAK PBP Kabupaten Gunungkidul sehingga dapat menunjang

    kelancaran tugas / kinerja anggota dalam rangka penanganan bencana,

    berupa 1 (satu) unit repeater dan 2 (dua) unit RIK. Alokasi anggaran

    sebesar Rp. 50.750.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 48.530.500,-

    dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 95.63 %, dengan

    nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

    6) Pembinaan unit operasi PBP kecamatan dan unit

    pelaksana PBP desa;

    Merupakan kegiatan pembinaan bagi anggota SATLAK PBP di

    tingkat kecamatan dan desa yang bertujuan untuk meningkatkan

    ketrampilan dan kinerja jajaran SATLAK PBP. Alokasi anggaran

    43

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    33/67

    sebesar Rp. 21.705.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 13.684.000,-

    dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 63.05 %, dengan

    nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.7) Operasional dan pemberdayaan Satlak PBP

    Kabupaten Gunungkidul;

    Merupakan fasilitasi pelaksanaan kegiatan (penyediaan dana

    operasional) selama satu tahun bagi SATLAK PBP Kabupaten

    Gunungkidul untuk memperlancar dan meningkatkan tugas dalam

    melaksanakan pembinaan dan penyuluhan penanggulangan bencana.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 9.800.000,- dan dapat terealisasi sebesarRp. 8.255.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    84.23 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

    8) Bantuan operasional unit operasi PBP kecamatan;

    Merupakan kegiatan pemberian bantuan dan stimulant bagi 18 unit

    operasional PBP kecamatan se-Gunungkidul yang bertujuan untuk

    meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas dan kinerja unit

    operasional PBP kecamatan. Alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000,-dan terealisasi sebesar Rp. 600.000,- dengan tingkat capaian kinerja

    keuangan sebesar 60 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar

    100%.

    9) Operasional bantuan bencana alam dan pengiriman

    beras;

    Dengan kegiatan ini diharapkan proses pemberian dan penyaluran

    bantuan bagi korban bencana alam dapat berjalan lancar. Alokasi

    anggaran dalam APBD sebesar Rp. 8.200.000,- dan dapat terealisasi

    sebesar Rp. 8.200.000,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan

    sebesar 100 %, dengan nilai capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.

    10) Droping air;

    Merupakan kegiatan penanggulangan bencana kekeringan khususnya

    di Kabupaten Gunungkidul wilayah selatan / rawan bencana

    kekeringan. Alokasi anggaran sebesar Rp. 485.852.500,- dan

    terealisasi sebesar Rp. 259.419.950,- dengan tingkat capaian kinerja

    keuangan sebesar 53.39 %.

    44

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    34/67

    11) Koordinasi, monitoring bencana kekeringan dan

    stimulan biaya pengiriman air.

    Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat miskin khususnya dapat

    terbantu dalam menanggulangi bencana kekeringan. Alokasi anggaran

    dari APBD Tahun 2006 sebesar Rp. 107.660.000,-.

    Dalam hal target atau pencapaian kinerja dibidang pencegahan dan

    penanggulangan bencana sesuai dengan amanat yang termaktub dalam

    APBD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006 rata-rata di atas 85 % atau

    masuk dalam kategori sangat berhasil diluar kejadian yang bersifat

    unpredictable seperti bencana gempa bumi tanggal 27 Mei 2006.

    5. Potensi Bencana yang Diperkirakan Terjadi

    Dilihat dari aspek geologi dan geomorfologi wilayah Kabupaten

    Gunungkidul merupakan kawasan perbukitan karst, dan disisi Barat

    merupakan patahan lempeng bumi atau sering disebut Sesar Opak Oya.

    Oleh karena itu potensi bencana yang dimungkinkan terjadi antara lain ;

    Gempa Bumi Tektonis dan Vulkanis (Gunung Merapi), Gelombang Tsunami,

    Kekeringan, Tanah Longsor/bukit rebah, Angin Ribut, dan lain-lain.

    Dari peristiwa gempa bumi 27 Mei 2006 yang ditetapkan sebagai bencana

    nasional, masyarakat maupun pemerintah memang kurang siap dalam

    mengantisipasi bencana tersebut. Hal ini menjadi pengalaman yang sangat

    berharga walaupun tidak diharapkan kejadian serupa terulang lagi. Oleh

    karena itu diambil langkah antisipasi sebagai berikut :

    a. Memberikan pemahaman kepada semua pihak mengenai potensi bencana yang mungkin terjadi untuk diantisipasi baim secara fisik,

    sosial maupun aspek sistemnya;

    b. Dari sisi regulasi dengan telah dibentuknya Satuan Pelaksana

    Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (SATLAK

    PBP) Kabupaten Gunungkidul melalui Surat Keputusan Bupati

    Gunungkidul Nomor 40/KPTS/2003;

    c. Dana pendukung yang terkait dengan kebencanaan ditingkatkan.

    E. Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Umum

    45

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    35/67

    1. Gangguan yang Terjadi (konflik berbasis SARA, Anarkisme,

    Separatisme, dll).

    Stabilitas Wilayah Kabupaten Gunungkidul sepanjang Tahun 2006 secaraumum tergolong mantap, hal itu ditunjukkan dengan tidak terjadinya

    permasalahan yang menonjol dan mengganggu ketentraman dan ketertiban,

    mengganggu stabilitas pembangunan daerah, konflik berbasis SARA,

    anarkisme, separatisme dan lain sebagainya.

    Adanya unjuk rasa / penyampaian aspirasi beberapa elemen masyarakat

    tidak sampai mengganggu ketentraman dan ketertiban wilayah, aksi-aksi

    demontrasi/penyampaian tuntutan hak dapat berjalan dengan tertib, aman dan

    lancar serta tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat

    maupun pemenuhan hak-hak masyarakat umum.

    2. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Menangani Ketentraman dan

    Ketertiban Umum.

    Fungsi Pemeliharaan Ketentraman dan ketertiban Umum di Kabupaten

    Gunungkidul diampu/ditangani oleh Kantor Polisi Pamong Praja yang

    bekerjasama dan bersinergi dengan aparat Kepolisian Resort Gunungkidul dan

    unsur pengamanan lainnya. Visi 2006-2010 Kantor Polisi Pamong Praja

    Kabupaten Gunungkidul adalah menjadi satuan polisi pamong praja yang

    tangguh, profesional, responsif dan disegani. Pencapaian visi tersebut

    diupayakan dengan 3 (tiga) misi, yaitu :

    1) Mewujudkan kualitas sumber daya polisi pamong praja agar

    tangguh, profesional, responsif dan disegani;

    2) Mewujudkan masyarakat yang taat dan patuh kepada Peraturan

    Daerah.

    3) Mewujudkan kondisi masyarakat yang tenteram dan tertib dengan

    peran aktif masyarakat.

    3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan

    Pada Tahun 2006 jumlah pegawai pada Kantor Polisi Pamong Praja

    sebanyak 53 orang, dengan rincian 48 orang berstatus PNS dan 5 orang

    berstatus CPNS. Adapun kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan

    sebagai berikut :

    46

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    36/67

    Tabel 6.3.

    Data Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

    No Pendidikan Terakhir Jumlah

    1 Sarjana (S1) 13

    2 SLTA 39

    3 SLTP 1

    Tabel 6.4.

    Data Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan

    No Pangkat Golongan Jumlah

    1 Pembina Tingkat I 4/b 1

    2 Penata Tingkat I 3/d 2

    3 Penata 3/c 2

    4 Penata Muda Tingkat I 3/b 10

    5 Penata Muda 3/a 13

    6 Pengatur Tingkat I 2/d 13

    7 Pengatur 2/c 5

    8 Pengatur Muda Tingkat I 2/b 2

    9 Pengatur Muda (CPNS) 2/a 5

    4. Sumber dan Jumlah Anggaran

    Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban Umum yang dilaksanakan oleh

    Kantor Polisi Pamong Praja Kabupaten Gunungkidul didanai dengan

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul sebesar

    Rp. 426.262.000,-. Dari anggaran tersebut, dapat direalisasikan sebesar

    Rp. 375.978.250,- dan disetor kembali ke kas daerah sebesar Rp. 35.283.750,-

    sehingga tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 88,20 %.

    Di samping anggaran operasional di Kantor Polisi Pamong Praja terdapat

    pula dukungan dana pengamanan pada Bagian Pemerintahan Sekretariat

    Daerah Kabupaten Gunungkidul dalam program pemeliharaan keamanan dan

    ketertiban yang dirinci dalam beberapa kegiatan, yakni :

    a. Koordinasi penanganan dan penyelesaian masalah keamanan dan

    ketertiban;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 109.275.000,- dapat direalisasikan sebesar

    Rp. 65.070.000,-. Tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 60 % untuk

    membiayai 10 kegiatan pengamanan yang ditargetkan dan terealisasi

    10 kegiatan pengamanan sehingga tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar

    100 %.

    47

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    37/67

    b. Pemberantasan petasan menjelang Idul Fitri;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 6.450.000,- dapat direalisasikan sebesar

    Rp. 4.790.000,-. Tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 74 % untukmembiayai 2 paket kegiatan yang ditargetkan dan terealisasi 2 paket

    kegiatan sehingga tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100 %.

    c. Penyelenggaraan operasi keamanan wilayah perbatasan.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 20.250.000,- untuk membiayai 5 paket

    kegiatan operasi yang ditargetkan dan terealisasi 5 paket kegiatan operasi

    sehingga tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100 %.

    5. Penanggulangan dan Kendalanya

    a. Penanggulangan

    Upaya penanggulangan ketentraman dan ketertiban umum oleh Kantor

    Polisi Pamong Praja Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan melalui

    beberapa program dan kegiatan, sebagai berikut :

    1) Pemberdayaan rakyat terlatih dan perlindungan masyarakat;

    a) Pemberdayaan

    masyarakat terhadap ketahanan, ketentraman dan ketertiban

    lingkungan.Alokasi anggaran sebesar Rp. 12.350.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 9.950.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    80,57 %.

    2) Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.

    a) Patroli Daerah;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 27.036.500,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 16.858.500,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    62,35 %.

    b) Peningkatan kapasitas Polisi Pamong Praja;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 10.505.500,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 7.105.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    67.63 %.

    c) Kesamaptaan;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 30.200.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 28.757.500,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    95.22 %.

    d) Pengendalian dan operasional terhadap gangguan

    penyakit masyarakat;

    48

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    38/67

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 19.992.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 19.992.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    100 %.

    e) Menyelenggarakan Pengamanan Dalam;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 191.700.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 183.140.000,- tingkat capaian kinerja keuangan

    sebesar 95.53 %.

    f) Menyelenggarakan Pengamanan Umum;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 8.070.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 8.070.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    100 %.

    g) Menyelenggarakan Penegakan Perda dan Produk Hukum

    Daerah;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 28.982.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 22.032.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    76.01 %.

    h) Menyelenggarakan Operasi Penegakan Perda Pro Yustisi;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 56.690.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 42.280.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    74.58 %.

    i) Penyusunan Juklak / Juknis Polisi Pamong Praja;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 9.522.500,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 7.629.750,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    80.12 %.

    j) Penyelenggaraan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban

    Masyarakat;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 16.630.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 11.330.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    68.12 %.

    k) Patroli Terpadu Wilayah Perbatasan;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 11.750.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 11750.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar100 %.

    l) Pemberdayaan Lembaga Hukum Daerah.

    49

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    39/67

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 15.183.500,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 13.033.500,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    85.83 %.

    b. Kendala yang dihadapi

    Upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah

    Kabupaten Gunungkidul, secara umum terkendala oleh :

    1) Keterbatasan personil, sarana dan prasarana yang tidak

    sebanding dengan beban tugas serta luasan wilayah kerja;

    2) Kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan dan penegakan

    hukum masih perlu ditingkatkan;

    3) Secara makro ketentraman dan ketertiban umum di wilayah

    Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal / dari

    luar daerah.

    6. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam Penanggulangan

    Dalam hal keikutsertaan aparat keamanan dalam upaya pemeliharaan

    ketentraman dan ketertiban umum di Wilayah Kabupaten Gunungkidul sangat

    koordinatif dan harmonis, masing-masing dapat / mampu secara bersama-

    sama menjalankan kewenangan serta fungsinya dengan baik.

    F. Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Lainnya

    1. Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Daerah

    a. Kebijakan

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul

    sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah dan pelaksana tugas

    pembantuan di bidang perencanaan pembangunan, berdasarkan PeraturanDaerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 24 Tahun 2000 mempunyai tugas

    membantu Kepala Daerah dalam peneyelenggaraan pemerintahan di

    bidang perencanaan pembangunan.

    Dengan visi terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang

    berkualitas, transparan, partisipatif dan akuntabel, dioperasionalisasikan

    dengan 4 (empat) misi : Memantapkan kualitas dan profesionalisme

    sumber daya manusia perencana pembangunan, memantapkan sistem

    perencanaan pembangunan daerah, meningkatkan kapasiatas kelembagaan

    perencana pembangunan dan meningkatkan kualitas pelayanan.

    b. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

    50

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    40/67

    Dari visi dan misi di atas, diurai dalam program dan kegiatan sebagai

    berikut :

    1) Peningkatan pelayanan publik;a) Penyusunan rencana umum dan koordinasi program

    pembangunan;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 332.530.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 287.977.350,-. Tingkat capaian kinerja keuangan

    sebesar 86,60 % dan tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar

    100 %, tersusun 3 macam dokumen daftar prioritas kegiatan

    dengan jumlah 360 buku.

    b) Penyusunan RKPD Kab. Gunungkidul Tahun 2007, KUA

    APBD dan Prioritas plafond APBD Kab. Gunungkidul Tahun

    2007;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 68.325.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 49.796.825,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    72,88 %. Tersusun 1 macam dokumen dari target 3 macam

    dokumen dengan jumlah 120 buku dari target sebanyak 360 buku

    dengan tingkat capaian sasaran sebesar 35 %. Hal ini dikarenakan

    penetapan kelembagaan baru sehingga KUA dan PPAS mengalami

    perubahan.

    c) Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Kabupaten

    Gunungkidul;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 53.565.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 42.055.450,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    78,96 %. Pelaksanaan monitoring implementasi pelaksanaankegiatan pembangunan terealisasi 3 kegiatan dari target 3 kegiatan

    dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    d) Koordinasi Perencanaan Bidang Sosial Budaya;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 19.700.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 19.559.775,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    99,29 %. Terlaksana koordinasi perencanaan yang mantap dan

    sinergis baik antar sektor, antar dinas dan antar waktu sehingga

    pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar, dengan tingkat capaian

    sasaran sebesar 100 %.

    e) Koordinasi perencanaan bidang fisik dan prasarana;

    51

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    41/67

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 21.695.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 21.198.530,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    97,71 %. Terlaksana koordinasi perencanaan yang mantapsehingga kinerja bidang fisik dan prasarana bisa ditingkatkan,

    dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    f) Penyusunan Raperda RPJP Daerah Tahun 2006 2025;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 34.450.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 15.193.650,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    44,10 %. Acuan RPJP dari pusat belum terbit sehingga Raperda

    RPJPD Tahun 2006-2025 belum tersusun 100 % dengan tingkat

    capaian sasaran baru 25 %.

    g) Koordinasi perencanaan bidang pendataan dan pelaporan;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 19.255.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 8.377.700,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    43,51 %. Terlaksana koordinasi perencanaan dan pelaporan

    tahunan yang mantap dan sinergis sehingga kegiatan perencanaan

    pembangunan lebih efektif dan efisien, dengan tingkat capaian

    sasaran sebesar 100%.

    h) Koordinasi perencanaan bidang perekonomian;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 22.310.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 21.030.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    94.71 %. Terlaksana koordinasi perencanaan yang mantap dan

    sinergis sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan

    mantap, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    i) Koordinasi DAK;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 37.450.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 30.303.500,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    80,92 %. Terlaksana koordinasi dana alokasi khusus lebih baik

    dari tahun sebelumnya, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100

    %.

    j) Peningkatan kualitas proses perencanaan partisipatif dan

    terintegrasi antar tingkat pemerintah;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 173.182.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 152.409.500,- tingkat capaian kinerja keuangan

    sebesar 87,70 %. Dengan target sasaran peningkatan pemahaman

    52

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    42/67

    dan kapasitas personil tentang ADD di tingkat desa, kecamatan

    dan kebupaten terealisasi 18 kecamatan dengan tingkat capaian

    sasaran sebesar 93,75 %.k) Koordinasi dan sosialisasi pelaksanaan PKPS-BBM Tahun

    2006.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 48.575.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 37.597.700,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    77,40 %, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    2) Pengelolaan sumberdaya aparatur;

    a) Bimbingan teknis pengelolaan data statistik bagi aparatur

    daerah.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 26.790.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 21.515.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    80,31, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    3) Peningkatan sarana dan prasarana aparatur;

    a) Pengadaan sarana dan prasarana perkantoran.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 76.850.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 75.437.700,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    98,16, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    4) Pembangunan kecamatan;

    a) Koordinasi pembangunan daerah tertinggal.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 19.375.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 18.875.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    97,42 %, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    5) Pengembangan perkotaan;

    a. Pendampingan

    program penaggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP) di

    Kabupaten Gunungkidul.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 133.702.500,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 125.875.500,- tingkat capaian kinerja keuangan

    sebesar 94.13, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    6) Penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi;

    a. Fasilitasi jaringan

    penelitian di Kabupaten Gunungkidul.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 82.145.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 71.674.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    87,25, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    53

  • 8/9/2019 Bab Vi Tugas Umum Pemerintahan

    43/67

    7) Pemantapan, pengelolaan data dan pemberdayaan teknologi

    informasi dan komunikasi;

    a. Pemutakhiran data

    statistik dan informasi pembangunan;

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 178.898.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 160.836.000,- tingkat capaian kinerja keuangan

    sebesar 89,90 %, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    b. Publikasi data

    berbasis website.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 67.217.500,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 60.660.000,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar90,24 %, dengan tingkat capaian sasaran sebesar 100 %.

    8) Pengelolaan sumber daya kelautan;

    a. Akselerasi program

    pengembangan agribisnis dan agropolitan.

    Alokasi anggaran sebesar Rp. 56.940.000,- dapat direalisasikan

    sebesar Rp. 53.314.500,- tingkat capaian kinerja keuangan sebesar

    93,63 %. Terlaksana akselerasi kawasan sentra agribisnis dan

    agropolitan di 1 desa dari target 1 desa, dengan tingkat capaiansasaran sebesar 100 %.

    9) Rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan

    hidup;

    a. Sosialisasi dan

    orientasi kawasan karst Kabupaten Gunungkidul.

    Alokasi a