bab v tugas umum pemerintahan -...
TRANSCRIPT
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
461
BAB V
TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, pelaksanaan tugas umum
pemerintahan menggunakan asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan
negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,
akuntabilitas, efisiensi, dan asas efektivitas. Sebagai implementasi pelaksanaan
tugas umum pemerintahan di Kabupaten Sleman dilaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
A. Kerjasama Antar Daerah
Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan daerah lain
dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik terutama di
wilayah perbatasan dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan untuk
mewujudkan kepentingan bersama. Kerjasama antar daerah juga dimaksudkan
untuk mengatur beberapa kepentingan antar daerah, diantaranya kerjasama
penanganan dan pengembangan wilayah perbatasan antar Kabupaten/Kota
dalam hal peningkatan kualitas pelayanan prasarana dan sarana
perekonomian, kesehatan, pendidikan dan sosial di wilayah perbatasan antar
Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi maupun antar Provinsi. Hal ini
disebabkan karena keterpaduan pengaturan dalam penyelesaian
permasalahan maupun dalam pengembangan potensi yang ada di wilayah
perbatasan Kabupaten/Kota perlu mendapat prioritas dalam berbagai sektor
pembangunan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan
kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan.
Wilayah perbatasan disatu sisi memiliki potensi untuk di kembangkan, di sisi
lain memiliki permasalahan yang memerlukan keterpaduan antar daerah dalam
penyelesaiannya, maka diperlukan adanya optimalisasi kerjassama di bidang
ekonomi, sosial, budaya dan fisik prasarana dalam pengelolaan wilayah
perbatasan. Pengelolaan bersama wilayah perbatasan antar daerah
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
462
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan daya saing wilayah dalam hal
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya, termasuk
dalam tataran kebijakan yang terkait investasi, pemasaran maupun promosi
daerah.
Kerjasama antar daerah dilaksanakan tidak hanya untuk mengatasi
permasalahan yang ada khususnya di daerah perbatasan secara efektif dan
efisien juga untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam maupun
sumber daya manusia, dan sinkronisasi program pembangunan serta
mengurangi pengangguran dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Sleman.
Dasar hukum yang melandasi seluruh kerjasama tersebut adalah :
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 khususnya Pasal 195 sampai
dengan Pasal 198.
2. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah
Daerah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Insfrastruktur
3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerjasama Daerah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk
Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 120/1730/SJ/2005 Perihal
Kerjasama Daerah.
1. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan kabupaten
berbatasan
a. Daerah yang diajak kerjasama
Dalam upaya peningkatan koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan
program untuk menentukan kebijakan bersama antar kabupaten
berbatasan, Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan kerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul,
Kabupaten Bantul dan Kabupaten Magelang.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
463
b. Dasar Hukum
1) Perjanjian Kerjasama bidang teknis antara Pemerintah Kabupaten
Sleman dengan Kabupaten Gunungkidul merupakan tindaklanjut
Keputusan Bersama antara Bupati Sleman dengan Bupati
Gunungkidul Nomor 04/SKB.KDH/A./2004 dan Nomor 125/1023
tentang Kerjasama di Bidang Pemerintahan, Pembangunan, dan
Kemasyarakatan.
2) Perjanjian Kerjasama bidang teknis antara Pemerintah Kabupaten
Sleman dengan Kabupaten Magelang merupakan tindaklanjut
Keputusan Bersama antara Bupati Sleman dengan Bupati Magelang
Nomor: 06/Kep.KDH/2000 dan Nomor: 188.4/88/Kep./01/2000
tentang Kerjasama di Bidang Pemerintahan, Pembangunan, dan
Kemasyarakatan.
3) Keputusan Bersama Bupati Sleman dan Bupati Gunungkidul Nomor
04/SKB.KDH/A./2004 dan Nomor 125/1023 tentang Kerjasama
antara Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul.
4) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pengairan Pertambangan dan
Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman, Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, dan Balai Besar Wilayah
Sungai Serayu-Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor
23/PK.KDH/D/2007, Nomor 600/913 dan Nomor
147/KPTS/SBBWS.SO/2007 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air,
5) Perjanjian kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab
Sleman dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Kulon
Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 dan Nomor 147 Th 2008 tanggal
20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya
6) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Sleman dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 dan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
464
Nomor 62/Perj/Bt/2008 tanggal 20 Desember 2008 tentang
Peningkatan KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan
Perikanan
c. Bidang yang dikerjasamakan
1) Peningkatan kualitas ternak, kesehatan masyarakat veteriner dan
perikanan budidaya
2) Sumber Daya Air
3) Kesehatan
d. Nama Kegiatan
Kerjasama antar daerah dalam pelaksanaannya dilaksanakan melalui
kegiatan Kerjasama dan Koordinasi antar Kabupaten/Provinsi yaitu
Kerjasama dan Koordinasi antar Kabupaten/antar Provinsi
e. SKPD Penyelenggaraan
Penyelenggara pembinaan batas wilayah dilaksanakan oleh Bagian
Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah yang bentuk berdasarkan Perda
Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Sleman dan Surat Keputusan Bupati Sleman
Nomor 23/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi, Penjabaran
Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten Sleman. Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut Bagian
Tata Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan analisis dan
penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam
bidang pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut
Bagian Tata Pemerintahan mempunyai fungsi:
1) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,
2) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi
daerah,
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
465
3) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,
4) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi wilayah perbatasan,
5) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,
6) Penyelenggaraan tata usaha Bagian Tata Pemerintahan.
f. Sumber Daya Manusia
Sumber daya penyelenggara pembinaan batas-batas wilayah adalah
sebagai berikut.
Tabel 5.1. SDM Penyelenggara Kerjasama Antar Daerah
Jumlah SDM
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah 1 SD - 1. I -
2 SMP 1 2. II 2
3 SMA 2 3. III 12
4 Sarmud/D3 - 4. IV 1
5 Strata 1 8
6 Strata 2 4
Jumlah 15 Jumlah 15
Sumber: Bagian Tapem, Sekretariat Daerah
SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1
orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.
g. Sumber dan Jumlah Anggaran
Anggaran untuk mendukung kegiatan kerjasama dan koordinasi antar
kabupaten sebesar Rp157.320.000,00 realisasi Rp139.254.125,00 atau
88,52%.
h. Jangka Waktu Kerjasama
Jangka waktu kerja sama antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten
Kota, Magelang, Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul adalah 5 tahun.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
466
i. Hasil dari Kerjasama
1) Pelaksanaan kegiatan kerjasama dan koordinasi antar kabupaten
direalisasikan dengan menindaklanjuti perjanjian Kerjasama
pengelolaan Sumber Daya Air dalam bentuk pembangunan Embung
yang berlokasi di Dusun Kalinongko Lor, Desa Gayamharjo,
Kecamatan Prambanan dan Dusun Kayoman, Desa Serut,
Kecamatan Gedangsari Kab. Gunungkidul. Tujuan pembangunan
embung tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan penyediaan
air baku bagi masyarakat wilayah perbatasan Kabupaten Sleman
dan Kabupaten Gunungkidul, karena selama ini masyarakat
diwilayah tersebut mengalami kekurang air bersih.
Sesuai dengan tahapan pembangunan Embung Serut yang
tercantum dalam Perjanjian Kerjasama, bahwa :
a) tahun 2008 merupakan tahapan penyusunan Detail Enginering
Design (DED), UKL-UPL, oleh Balai Besar Wilayah Sungai
serayu Opak, pembentukan organisasi pengelola Embung Serut.
b) Tahun 2009 penyediaan lahan oleh Kabupaten Sleman dan
Kabupaten Gunungkidul
c) Tahun 2010 – 2011 tahap pembangunan konstruksi embung dan
pendanaan menjadi kewajiban Balai Besar Wilayah Sungai
Serayu Opak.
Pembanguan konstruksi bangunan Embung Serut akan dimulai pada
tahun 2010, dan direncanakan akan selesai sesuai jadwal pada
tahun 2011.
Pemerintah Kabupaten Sleman besama Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul telah melaksanakan pembebasan lahan dalam rangka
menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan Embung tersebut.
Lahan diwilayah kabupaten Sleman yang dibebaskan seluas
4.196,48 m² (25% dari total luas tanah yang direncanakan untuk
pembangunan Embung 16.609 m2). Sedangkan Pemerintah
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
467
Kabupaten Gunungkidul menyediakan lahan lokasi pembangunan
Embung seluas 8.004,68 m².
2) Pemerintah Kabupaten Sleman telah menindaklanjuti perjanjian
kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Sleman dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Kulon
Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 dan Nomor 147 Th 2008 tanggal
20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya serta Perjanjian
Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Sleman dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 dan Nomor
62/Perj/Bt/2008 tanggal 20 Desember 2008 tentang Peningkatan
KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Perikanan
Budidaya. Hasil tindaklanjut kerjasama tersebut antara lain :
a) pengawasan kesehatan hewan di pasar , bahan asal hewan dan
produk asal hewan yang dilaksanakan oleh Puskeswan di
wilayah Perbatasan.
b) penerbitan surat keterangan kesehatan hewan terhadap hewan
yang akan keluar dari wilayah daerah
c) pembinaan kesehatan ternak kepada petani ternak dilaksanakan
oleh puskeswan
d) pelaksanaan inseminasi buatan dan pemeriksaan kebuntingan
ternak serta gangguan reproduksi ternak di wilayah perbatasan
e) pencegahan, pengawasan dan pengendalian ternak di perbatasan
f) sosialisasi kepada peternak, pedagang ternak dan pedagang
produk peternakan tentang Surak Keterangan Kesehatan Hewan
(SKKH) dan Surat Keterangan Kesehatan Produk Asal Hewan
g) penyediaan benih dan induk ikan yang tepat jumlah, tepat waktu,
dan berkualitas baik
h) pemberian data dan informasi kebutuhan ikan (konsumsi dan
benih ikan)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
468
i) pengelolaan kualitas air di perairan umum pada daerah
perbatasan
j) sosialisasi peduli ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal) kepada
masyarakat
3) Penyusunan draft perjanjian kerjasama tentang pelayanan
kesehatan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang. Secara
substansi draft tersebut memuat pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di wilayah perbatasan, terutama masyarakat miskin yang
memerlukan jaminan kesehatan. Pembahasan draft masih akan
dilanjutkan pada tahun 2010, karena pembahasan pada tahun 2009
belum bisa menyelesaiakan hal-hal yang disepakati, karena
perbedaan kebijakan yang diterapkan dua kabupaten dalam
penanganan kesehatan bagi masyarakat miskin.
4) Terlaksananya koordinasi dengan instansi kabupaten yang
berbatasan (Rakortas) sebanyak 4 kali pertemuan. Pertemuan
dilaksanakan dengan Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten
Magelang, serta dengan seluruh Kabupaten Kota Perbatasan pada
forum Rapat Koordinasi yang diadakan pemerintah Provinsi DIY,
dan Rapat Koordinasi pembahasan kerjasama 8 Kabupaten Jateng
DIY yang dilaksanakan oleh Bakorwil II Surakarta.
5) Tersusunnya dokumen data base permasalahan perbatasan sebagai
bahan rapat koordinasi perbatasan dalam upaya penyelesaian
bersama dengan kabupaten kota berbatasan
6) Terselesaikannya permasalahan perbatasan di bidang pertanahan
dan sumber daya air di wilayah perbatasan
7) Tersusunnya evaluasi kerjasama antar wilayah perbatasan meliputi
evaluasi seluruh kerjasama antar daerah yang masih berlaku dan
yang telah habis masa berlakunya, sebagai bahan penyusunan
prioritas kegiatan kerjasama pada tahun berikutnya.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
469
j. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan kerjasama antar daerah lebih pada perbedaan kebijakan
yang diterapkan para pelaku kerjasama baik ditingkat perencanaan,
penganggaran dan pelaksanaan. Hal tersebut menyebabkan belum
optimalnya pelaksanaan kerjasama, baik perumusan kerjasama baru
maupun implementasi kerjasama yang telah ada. Solusi yang dilakukan
dengan melakukan peningkatan koordinasi secara aktif dan komunikasi
dengan kabupaten lain pelaku kerjasama.
2. Sekretariat Bersama Java Promo
a. Daerah yang diajak kerjasama
Dalam upaya meningkatkan kegiatan bidang pariwisata, Pemerintah
Kabupaten Sleman melakukan kerjasama dengan 15 Kabupaten/Kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yaitu Kab. Sleman,
Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunungkidul,
Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung,
Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Kebumen, Kota Yogyakarta dan Kota
Magelang dan Kabupaten Semarang yang tergabung dalam Forum Java
Promo. Forum Java Promo dideklarasikan oleh 13 Kab/Kota dan
bertambah anggota yaitu Kabupaten Karanganyar (tahun 2006) dan
Kabupaten Semarang (tahun 2008).
b. Dasar Hukum
Pembentukan Sekretariat Java Promo berdasarkan Deklarasi
Kerjasama Pariwisata antara 13 Kabupaten/Kota dilingkungan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tanggal 26 Juni
2002 bertempat di Hotel Hyatt, Sleman. Selanjutnya Sekber tersebut
dikukuhkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak I Gde
Ardika pada tanggal 21 Mei 2003 di Wonosobo.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
470
c. Bidang yang dikerjasamakan
1) Pengembangan pariwisata secara bersama-sama dalam 1 wilayah
destinasi pariwisata
2) Pengembangan sarana prasarana penunjang pariwisata
3) Pengembangan produk paket wisata baru yang potensial
4) Pengembangan promosi pariwisata secara terpadu
5) Pengembangan pendidikan dan pelatihan bidang pariwisata.
d. Nama Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan disebut Kegiatan Pendampingan Java
Promo
e. SKPD Penyelenggara
SKPD penyelenggara kegiatan Java Promo adalah Badan Perencanaan
Pembangunan c.q Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi. Bappeda
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Surat
Keputusan Bupati Sleman Nomor 34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur
Organisasi, Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda. Bappeda
mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah di Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah.
Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi mempunyai fungsi yaitu:
1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi pembangunan bidang sosial
dan budaya
2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi bidang ekonomi
f. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia penyelenggara kegiatan Java Promo yaitu
Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi yang bertindak sebagai pelaksana
kegiatan harian adalah sebagai berikut:
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
471
Tabel 5.2. SDM Penyelenggara Kerjasama Sekretariat Java Promo
Jumlah SDM No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah 1 SD - 1. I -
2 SMP - 2. II -
3 SMA - 3. III 8
4 Sarmud/D3 1 4. IV 1
5 Strata 1 2
6 Strata 2 7
Jumlah 9 Jumlah 9
Sumber: Bappeda
Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan Sekretariat Java Promo
terdiri dari 1 orang PIU eselon II, 1 orang eselon III, dan 2 orang eselon
IV , 6 orang staf serta 3 orang pengarah (SC) dan 2 sekretariat OC.
g. Sumber dan Jumlah Anggaran
Anggaran untuk mendukung kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo
diperoleh dari iuran anggota yang besarnya Rp50.000.000,00 per
Kabupaten/Kota per tahun. Untuk Kegiatan Pendampingan Java Promo,
Kabupaten Sleman menganggarkan dana sebesar Rp140.000.000,00
melalui Pos Bantuan di BPKKD pada tahun 2009. Dana tersebut untuk
mendukung kegiatan Java Promo di Kabupaten Sleman berupa fasilitasi
dan koordinasi telah terealisasi 100%.
h. Jangka Waktu Kerjasama
Jangka waktu kerjasama 15 kabupaten/kota anggota Sekretariat
Bersama Java Promo dalam rangka promosi dan pengembangan
pariwisata serta pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
tersebut tidak dibatasi, tergantung keputusan anggotanya. Masa kerja
pengurus Sekretariat Java Promo adalah 3 tahun dan setiap akhir masa
kepengurusan dilaksanakan pemilihan Ketua Sekber. Ketua Sekber
Java Promo selama 2 periode dijabat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten
Sleman dan masa jabatan periode kedua ini akan berakhir pada tahun
2010. Kantor Sekretariat Java Promo berada di Bidang Ekonomi
Bappeda Kabupaten Sleman
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
472
i. Hasil dari Kerjasama
Kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo di Kabupaten Sleman
dilaksanakan dengan koordinasi dan fasilitasi yang menghasilkan:
1) Farm Trip Obyek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) Java Promo 2009
dengan lokasi ODTW Kab. Klaten, Kab. Boyolali, Kab. Sleman, Kab.
Wonosobo, Kab. Magelang, Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul, dan
Kab. Gunung Kidul. Farm Trip tersebut dimaksudkan untuk
mempromosikan Obyek Daerah Tujuan Wisata Jateng dan DIY.
Kegiatan tersebut diikuti oleh wartawan desk pariwisata dari media
massa Jakarta dan dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan
Kantor Direktorat Jenderal Destinasi Pariwisata Departemen
Kebudayaan dan pariwisata RI pada tanggal 7-9 Desember 2009.
2) Penerbitan Artikel hasil Peliputan Berita tentang Promosi Obyek
Daya Tarik Wisata Java Promo di Rubrik Pariwisata Harian Umum
Pikiran Rakyat, Bandung (bekerjasama dengan PT Pikiran Rakyat)
sebanyak 15 kali edisi terbit ( atau rata-rata 2 kali per bulan).
3) Forum pertemuan 3 bulanan untuk membahas permasalahan dan
solusi pariwisata lintas daerah anggota Java Promo. Pertemuan 3
bulanan merupakan forum pertemuan antara Kepala Dinas
Pariwisata dan atau Kepala Bappeda dari Kab/Kota anggota Sekber
Java Promo sedangkan pertemuan koordinasi 6 bulanan merupakan
Forum koordinasi Tingkat Bupati/Walikota. Pertemuan pada tingkat
Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Pasriwisata dilaksanakan pada
bulan Oktober di Kabupaten Wonosari, Gunung Kidul; sedangkan
pertemuan pada tingkat Bupati/Walikota dilaksanakan pada bulan
Februari di Benteng Van der Wijk, Gombong (Kab. Kebumen).
4) Bekerjasama dengan PT Cipta Nindita Buana menyusun buku Studi
Pengembangan Investasi Java Promo
5) Bekerjasama dengan Jogja Tourism Training Center (JTTC)-UGM
melaksanakan Pelatihan Penyusunan Analisis Kelayakan Obyek
Wisata Bagi Anggota Java Promo. Pelatihan dilaksanakan selama 2
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
473
hari pada tanggal 23-24 Oktober 2009 dan diikuti oleh seluruh
utusan dari daerah anggota Java Promo.
6) Bekerjasama dengan PT Cipta Nindya Grafika dalam Pembuatan
Leaflet dan Booklet ODTW Java Promo.
7) Bekerjasama dengan Pusat Pariwisata UGM dalam pelaksanaan
kegiatan Revisi RPJM Java Promo.
8) Bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI
melaksanakan event Festival Kuliner bertempat di halaman
Ambarukmo Plaza, Kab. Sleman. Salah satu jajanan tradisional yang
dipamerkan adalah Apem Terpanjang di dunia yang tercatat dalam
Rekor Muri.
9) Penyelenggaraan Program Pelatihan Website ”Penulisan Rilis Admin
www.javapromo.com”.
10) Pelaksanaan event Travel Dialogue, Promosi Wisata dan Studi
Komparasi serta Studi Pengembangan Investasi Pengembangan
Desa Wisata di Malaysia yang diikuti oleh seluruh utusan daerah
anggota.
11) Pelaksanaan event Travel Dialogue dan Studi Komparasi
Pengembangan Pariwisata di Serang-Banten dan DKI Jakarta.
12) Penyusunan Paket Wisata Java Promo.
j. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi pada tahun 2009 adalah ketidaksamaan
komitmen karena adanya perubahan personil dengan adanya promosi,
mutasi dalam tubuh birokrasi yang mengikuti perubahan SOTK
berdasarkan PP 41/2007 yang berdampak pada perubahan personil
yang ditugaskan dalam forum Sekber Java Promo. Seringkali
perubahan personil ini tidak diikuti dengan pewarisan nilai/semangat
awal pembentukan Java Promo, yang berdampak pada proses
pelaksanaan komitmen diantara anggota Java Promo yang lebih
panjang. Solusi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan
koordinasi dan komunikasi.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
474
k. Hal-hal Lain
Perlunya dibahas dan disiapkan regenerasi kepengurusan Sekber
karena Kab Sleman sudah 2 kali menjabat sebagai Ketua sekber.
3. Sekretariat Bersama Kartamantul
a. Daerah yang diajak Kerjasama
Kartamantul adalah Kerjasama antara 3 daerah di lingkungan Provinsi
DIY, yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul
dalam bidang pengelolaan sarana dan prasarana perkotaan. Kerjasama
tersebut dibentuk dalam rangka mengatasi permasalahan-
permasalahan yang muncul di wilayah aglomerasi perkotaan.
b. Dasar Hukum
Dasar Hukum yang mendasari Kerjasama Sekber Kartamantul adalah:
1) Perjanjian Nomor 04/Perj/BT/2001, Nomor 38/Kep. KDH/2001 dan
Nomor 3 tahun 2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkotaan antara Kota
Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.
2) Keputusan Bersama Walikota Yogyakarta, Bupati Sleman dan Bupati
Bantul Nomor 1/SKB.KDH/A/2009; Nomor 27 tahun 2009; Nomor
01/SKB/2009 tentang Perubahan Keputusan Bersama Bupati
Sleman, Bupati Bantul dan Walikota Yogyakarta Nomor :
1/SKB.KDH/A/2008; Nomor 1177 A tahun 2008; Nomor :
01/SKB/2008 tentang Pengangkatan Ketua, Sekretaris dan
Bendahara Sekretariat Bersama Kartamantul Periode 2008-2010.
c. Bidang Kerjasama
Bidang yang dikerjasamakan meliputi pengelolaan sarana dan
prasarana perkotaan khususnya pada 7 sektor, yaitu: persampahan, air
limbah, air bersih, jalan, transportasi, drainase dan tata ruang.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
475
d. Nama Kegiatan
Sekretariat Bersama Yogyakarta, Sleman dan Bantul (Sekber
Kartamantul).
e. SKPD Penyelenggara Kerjasama
SKPD penanggungjawab kegiatan kerjasama Kartamantul adalah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah cq Bidang Perencanaan
Perkotaan. Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12
Tahun 2003 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah
Kabupaten Sleman dan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor
34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur Organisasi, Penjabaran Tugas
Pokok dan Fungsi Bappeda. Bappeda mempunyai tugas pokok
membantu Bupati dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah di
Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah. Bidang Perencanaan
Perkotaan mempunyai fungsi yaitu :
1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi tata ruang perkotaan
2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi sarana dan prasarana
perkotaan
3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi lingkungan hidup
f. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam pendukung penyelenggaraan kerjasama
Sekber Kartamantul adalah sebagai berikut:
Tabel 5.3. SDM Penyelenggara Kerjasama Kartamantul
Jumlah SDM
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah 1 SD - 1. I -
2 SMP - 2. II -
3 SMA - 3. III 8
4 Sarmud/D3 - 4. IV 3
5 Strata 1 5
6 Strata 2 6
Jumlah 11 Jumlah 11
Sumber: Bappeda
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
476
Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan kerjasama kartamantul
terdiri dari 1 orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang
eselon IV serta 7 orang staf.
g. Sumber dan Jumlah Anggaran
Anggaran pelaksanaan kegiatan Sekber Kartamantul dari iuran para
anggota. Anggaran yang berasal dari APBD Kabupaten Sleman pada
tahun anggaran 2009 untuk Kegiatan penunjangan Sekber Kartamantul
sebesar Rp 40.000.000,- realisasi sebesar Rp.37.649.000 (94,12%)
dan sebesar Rp150.000.000,00 per daerah untuk iuran operasional
Sekber Kartomantul. Iuran untuk biaya operasional dan pemeliharaan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan sebesar Rp547.563.000,-
atau kurang lebih 21% dari total kebutuhan Rp2.602.900.000,-. Besaran
iuran didasarkan pada volume dan berat sampah yang dibuang di TPA
Piyungan. Sedangkan sharing dana untuk operasional dan
pemeliharaan IPAL-Sewon sebesar Rp20.000.000,00 dari total
Rp1.512.451.520,- dana yang dibutuhkan.
h. Jangka Waktu Kerjasama
Pada dasarnya jangka waktu kerjasama Sekretariat Bersama
Kartamantul dilakukan sepanjang diperlukan dan masa kerja
kepengurusan selama 2 tahun. Saat ini kepengurusan Sekber
Kartamantul dipegang oleh Kabupaten Bantul.
i. Hasil kerjasama
Persampahan
1) Pengelolaan persampahan di TPA Piyungan, Bantul dengan
pembagian (sharing) pembiayaan berdasarkan volume sampah
yang dibuang oleh masing-masing anggota.
2) Penanganan masalah sampah illegal terutama di wilayah
aglomerasi perkotaan/perbatasan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
477
3) Kerjasama dengan Shimizu Corporation pengelolaan proyek Clean
Development Mechanism (CDM) Penangkapan Gas Metana.
4) Pengolahan Lindi
5) Pengingkatan dan pemeliharaan sarana prasarana drainase, talud,
jalan dan kolam maturasi (kerjasama dengan Satker PLP Provinsi
DIY)
6) Evaluasi kelengkapan Armada Angkut Sampah.
7) Review Perjanjian Kerjasama Pengelolaan TPA Piyungan.
8) Peningkatan kinerja Pengelolaan TPA
9) Pembahasan dan Evaluasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan
TPA Piyungan.
Air Limbah
1) Pembahasan dan evaluasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan
IPAL Sewon.
2) Pembahasan Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Limbah
3) Review Perjanjian Kerjasama Pengelolaan IPAL Sewon
4) Pengembangan jaringan pipa induk, saluran sekunder dan tersier air
limbah
5) Review Master Plan Air Limbah Kawasan Perkotaan Yogyakarta
(APY)
6) Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Air limbah Perkotaan
7) Penyiapan dokumen Municipal Sewerage Management & Health
Project (MSMHP).
Air Bersih
1) Sinkronisasi Pemanfaatan Sumber Air Baku untuk wilayah
Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY)
2) Koordinasi untuk peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih
3) Sinkronisasi peningkatan sarana dan prasarana untuk perbaikan
sistem jaringan perpipaan dan distribusi air bersih yang kontinyu.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
478
Transportasi
1) Perencanaan Bersama Kereta Api Komuter
2) Sinkronisasi Jaringan Angkutan barang
3) Penertiban Jalan Kabupaten (Khususnya daerah Kronggahan).
Tata Ruang
1) Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Perkotaan
2) Sinkronisasi Peta (digitasi) untuk Perencanaan Penataan Ruang
APY
Drainase
1) Review Master Plan Drainase Kawasan Perkotaan Yogyakarta
2) Sinkronisasi Perrencanaan dan Penganggaran Pengelolaan
Drainase
3) Sikronisasi Pelaksanaan Pelumpuran Drainase
4) Sinkronisasi Pembangunan Sudetan Drainase
5) Normalisasi dan Optimalisasi Saluran Penggelontor dari Wilayah
UGM menuju Kota Yogyakarta
6) Normalisasi Saluran Kali Belik (Perbatasan Sleman dan yogyakarta)
7) Penanganan genangan air di kawasan Ambarukmo
8) Penanganan dan Rehabilitasi drainase di jalan Kusumanegara
(Perbatasan Yogyakarta dan Kab Bantul)
Jalan
1) Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pengelolaan jalan
2) Sinkronisasi pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan
3) Sinkronisasi sempadan dan ROI jalan
4) Sinkronisasi Ijin Pemanfaatan Jalan
j. Permasalahan dan Solusi
Beberapa permasalahan yang muncul dalam kerjasama Kartamantul
adalah :
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
479
1) Perencanaan program dan penganggaran dari anggota Sekber
Kartamantul sering tidak sinkron.
2) Orientasi standar capaian suatu sektor kualitasnya sering tidak
selaras antar anggota.
3) Belum sinkronnya utilitas pendukung (yang eksisting).
4) Belum sinkronnya standarisasi dan regulasi termasuk perijinan di
suatu daerah
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah
dengan meningkatkan konsultasi dan koordinasi guna tercapainya
sinkronisasi perencanaan, penganggaran dan kegiatan serta melakukan
pembahasan bersama.
k. Hal-hal lain
1) Sejak tahun 2008 kerjasama Sekber Kartamantul diperluas dengan
menambah kerjasama pada bidang tata ruang dan pengembangan
kapasitas
2) Wacana dari Pemkab Sleman untuk memperluas bidang kerjasama
Sekber Kartamantul dengan tambahan sektor yang baru yaitu
pengelolaan sampah non rumah tangga (sampah spesifik) yaitu
sampah industri termasuk limbah rumah sakit dan B3.
3) Adanya pengembangan kelembagaan di Provinsi DIY yaitu SOTK
baru Balai IPAL sehingga nantinya perlu ada pembagian peran
antara kegiatan yang ditangani Sekber Kartamantul dan yang
ditangani Balai lPAL.
4) Besarnya pembagian hasil penjualan Gas Methane masih terus
dinegosiasikan antara daerah anggota Sekber dengan pihak
Shimizu.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
480
B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga
1. Pendampingan Sustainable Capacity Building For Decentralization
(SCBD).
a. Mitra yang diajak Kerjasama
Mitra Pemerintah Kabupaten Sleman dalam rangka Penyelenggaraan
Sustainable Capacity Building For Decentralization adalah Asian
Development Bank (ADB) melalui kantor pusat manajemen proyek
SCBD di Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Departemen Dalam
Negeri. Sebagai pelaksana kegiatan adalah service provider
konsorsium pemenang tender yaitu PT Widya Graha Asana (PT WGA),
Jakarta berasosiasi dengan Pusat Studi Perencanaan Pembangunan
Regional (PSPPR) UGM dengan Center for Economic and Information
System Studies (CEISS).
b. Dasar Hukum
1) Loan Agreement antara Pemerintah Indonesia dan Asian
Development Bank (ADB) Nomor Loan 1964-INO yang berlaku
efektif mulai tanggal 5 September 2003,
2) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 193.05-180 Tahun 2002
Tentang Keanggotaan dan Tata Kerja Komisi Penyelenggaraan
Bantuan ADB dalam rangka Peningkatan Kapasitas Pemerintah
Daerah.
3) Keputusan Mendagri Nomor 050/222 Tahun 2005 Tentang CBAP 14
Kabupaten/Kota Pelaksana SCBD, termasuk di dalamnya Kab.
Sleman
4) Surat Mendagri Nomor 050/185/OTDA Perihal Penetapan 14
Kabupaten/Kota lokasi SCBD Tahap I.
c. Bidang yang dikerjasamakan
Bidang yang dikerjasamakan adalah lintas sektor dalam rangka
pengembangan kapasitas pemerintahan daerah yang berkelanjutan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
481
untuk desentralisasi yang meliputi kerangka strategi/kebijakan,
perkuatan kelembagaan, manajemen SDM, peningkatan SDM,
keuangan dan penganggaran.
d. Nama Kegiatan
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah yang
Berkelanjutan (Pendampingan SCBD-DP)
e. SKPD Penyelenggaraan Kerjasama
SKPD yang bertanggungjawab untuk penyelenggaraan kegiatan
Sustainable Capacity Building for Decentralization (SCBD) adalah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) cq. Bidang
Teknologi dan Kerjasama. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Sleman Nomor 34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur Organisasi,
Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Teknologi dan Kerjasama
Bappeda, adalah sebagai berikut :
1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi ilmu pengetahuan dan
teknologi
2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi kerjasama
3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi data dan informasi
f. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia Penyelenggaraan Kegiatan Pendampingan
SCBD Kabupaten Sleman Tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.4. SDM Penyelenggara Kerjasama SCBD
Jumlah SDM
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah 1 SD - 1. I -
2 SMP - 2. II -
3 SMA 4 3. III 8
4 Sarmud/D3 - 4. IV 3
5 Strata 1 3
6 Strata 2 4
Jumlah 11 Jumlah 11
Sumber: Bappeda
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
482
Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan SCBD terdiri dari 1
orang PIU eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang eselon IV, dan 7
orang staf.
g. Alokasi dan Realisasi Anggaran
Kegiatan SCBD dibiayai oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2009
dengan dasar DIPA Nomor: 2322.0/010-07.4/-/2009 dengan alokasi
anggaran sebesar Rp4.495.708.000,-, anggaran tersebut terealisasi
Rp2.341.667.926,- (52,087%). Untuk kegiatan pendampingan SCBDP
dialokasikan anggaran sebesar Rp925.000.000,- dari APBD dengan
realisasi penggunaan sebesar Rp830.314.066 (89,68%). Kegiatan
SCBD Kab. Sleman sesuai kontrak, selama 3 tahun dengan ketentuan
berkelanjutan, yang didanai dari APBN/ADB Loan No. 1965-INO
sebesar 80% dan APBD (pendampingan) 20 % sehingga capaian
kinerja SCBDP Kab Sleman secara fisik sudah sebesar 100& dengan
capaian keuangan sebesar 95%. Besarnya dana yang bias diserap dari
APBD ini karena menyesuaikan dengan dana APBN/loan yang dapat
dicairkan.
h. Jangka Waktu Kerjasama
Jangka waktu kerjasama adalah 5 tahun terhitung sejak
ditandatanganinya kontrak antara Pemerintah Kabupaten Sleman
dengan pemenang tender (PT WGA) dengan Nomor:
026/SCBD/56/CSC/2006 tanggal 7 Nopember 2006.
i. Hasil dari Kerjasama
1) Terlaksananya peningkatan SDM Kabupaten Sleman berupa
pendidikan dan pelatihan mulai eselon II, III, IV dan Staf sebanyak
27 Jenis diklat.
2) Terbangunnya SIM Perijinan terpadu sebanyak 44 jenis SIM
3) Terbangunnya SIM Penanggulangan Kemiskinan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
483
4) Tersusunnya pedoman pengelolaan Tanah Kas Desa
5) Audit Kinerja Pemkab Sleman
6) Survei Kepuasan Pelanggan (masyarakat).
j. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan dalam pelaksanaan SCBD yang menyebabkan target
keuangan dan kegiatan tidak tercapai sesuai dengan rencana adalah:
pencairan dana Loan ADB No. 1964-INO di KPPN Khusus VI Jakarta
cukup rumit dan membutuhkan waktu lama.. Hal tersebut dikarenakan
adanya ketentuan bahwa kegiatan harus selesai dilaksanakan dahulu
dan harus ada berita acara serah terima out put kegiatan dari service
provider ke unit pelaksana proyek (PIU) SCBDP.
2) Birokrasi pencairan uang yang panjang. Proses pencairan keuangan
dimulai dari service provider ke PIU SCBDP kemudian diajukan ke
kantor pusat (CPMO) SCBDP ADB Loan 1964-INO Ditjend PUOD
Depdagri dilanjutkan ke KPPN Khusus VI Jakarta dan ADB Manila,
setelah disetujui semua pihak baru dapat dicairkan melalui KPPN
Khusus Vi Jakarta yang langsung diterima melalui rekening service
provider/konsultan SCBDP (tanpa melalui Satker).
Solusi yang ditempuh dalam rangka memperlancar pencairan dana
Loan ADB no 1964-INO adalah dengan rmelakukan pencermatan
bersama dokumen pengajuan pencairan (invoice) antara konsultan-
PIU SCBDP Kab Sleman dan Bendahara SCBDP di CPMO SCBDP
Depdagri agar tidak ada kesalahan yang akan makin memperpanjang
proses. Disamping itu PIU Kab Sleman juga terus melakukan
koordinasi dan pemantauan kepada Konsultan dan ke CPMO SCB-
DP Depdagri.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
484
2. Peningkatan Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Irigasi Sumber
Daya Air/Water Resources and Irrigation Sector Management Project
(WISMP) Kabupaten Sleman
a. Mitra yang diajak kerjasama
Mitra yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam
rangka melaksanakan program Water Resources and Irrigation Sector
Management Project (WISMP I) adalah Bank Dunia dan Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah.
b. Dasar Hukum
1) Undang- undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.
3) Surat Departemen Dalam Negeri Nomor 900 /982/IV/Bangda tanggal
4 Agustus 2005 perihal Perlaksanaan WISMP dan Surat Dirjen
Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum Nomor
HL/02.02.DJ/554 tanggal 16 Agustus 2005 perihal Program WISMP.
4) Keputusan Bupati Sleman Nomor 233/Kep.KDH/A/2005 Tentang
Unit Manajemen Proyek Kabupaten dan Unit Pelaksana Proyek
Kabupaten WISMP tanggal 21 Desember 2005.
5) Surat Bupati Sleman Nomor 611/02192/2005 tentang Kesanggupan
Pelaksanaan Program WISMP.
c. Bidang Kerjasama
Bidang kerjasama adalah bidang sumber daya air.
d. Nama Kegiatan
Peningkatan Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (
WISMP).
e. SKPD penyelenggara kerjasama
SKPD penyelenggara kerjasama ini adalah Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah c.q Bidang Perencanaan Perdesaan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
485
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 34/Kep.KDH/2003
Tentang Struktur Organisasi, Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi
Bappeda, Bidang Perencanaan Pedesaan mempunyai fungsi yaitu :
1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi tata ruang perdesaan.
2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi sarana dan prasarana
perdesaan.
3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi lingkungan hidup dan
sumber daya alam.
f. Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia penyelenggara kegiatan WISMP adalah sebagai
berikut:
Tabel 5.5. SDM Penyelenggara Kerjasama WISMP
Jumlah SDM No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah
1 SD - 1. I -
2 SMP - 2. II -
3 SMA 1 3. III 10
4 Sarmud/D3 - 4. IV 1
5 Strata 1 5
6 Strata 2 5
Jumlah 11 Jumlah 11
Sumber: Bappeda
Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan WISMP terdiri dari 1
orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III dan 3 orang eselon IV.
g. Jumlah dan sumber anggaran
Anggaran untuk kegiatan pendampingan WISMP bersumber pada:
1) APBN (DIPA No. 0308.0/999-06.1/-/2009 tanggal 8 juni 2009/4711-
IND/10705701 dengan Kegiatan Pembuatan Perkuatan
kelembagaan Sumber Daya Air Kab Sleman dan sub Kegiatan
Penguatan Kelembagaan) yang merupakan loan Pemerintah
Republik Indonesia dari Bank Dunia yang dihibahkan oleh
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
486
Pemerintah Pusat kepada Kabupaten Sleman sebesar Rp.
199.907.000,- realisasi sebesar Rp 125.778.600,-
2) APBD Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp106.000.000 realisasi sebesar Rp80.381.275,- (75,83%).
h. Jangka Waktu Kerjasama
Program Water Resources And Irrigation Sector Management dimulai
tahun 2005 selama 10 tahun. Program ini dilaksanakan di Kabupaten
Sleman mulai tahun 2006.
i. Hasil Kerjasama
1) Hasil kegiatan peningkatan kelembagaan WISMP adalah:
2) Dokumen Profil Sosial ekonomi Teknis Kelembagaan (PSETK).
3) Persiapan Pelaksanaan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) meliputi
: Pelaksanaan Penyadaran Publik
4) Pemberdayaan P3A, Gab P3A dan Induk P3A : Pengadaan Tenaga
Pendamping Masyarakat (TPM) dan TPM Kabupaten
5) Pembentukan dan Pelatihan P3A dan Induk P3A, Gabungan P3A
dan Induk P3A: Pelatihan dan Penyusunan PSETK dengan Metode
PPKP.
6) Honor untuk Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).
j. Permasalahan dan Solusi
1) DIPA turunnya terlambat sedangkan kegiatan sudah terjadwal sejak
awal tahun sehingga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan terutama
yang melibatkan pihak lain, seperti Tim Pendamping Masyarakat.
Solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan
koordinasi dan konsultasi ke berbagai instansi/lembaga yang
menaungi kegiatan WISMP (Bappenas, Depkimpraswil, Departemen
Pertanian, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan dan
Bank Dunia).
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
487
2) Penetapan dan sosialisasi perda tentang PPSIP belum dapat
dilaksanakan karena Perda masih dalam pengkajian di Bagian
Hukum Setda
3) Kelembagaan Pengelolaan irigasi (KPI) belum bias dilaksanakan
karena pada saat itu dalam status menunggu penetapan SOTK baru
yang didalamnya antara lain mengatur tentang tugas pokok dan
fungsi lembaga.
k. Hal-hal lain
1) Diharapkan dengan adanya dokumen Profil Sosial Ekonomi Teknis
Kelembagaan (PSETK) dapat menjadi bahan kebijakan pengelolaan
irigasi.
2) Tercapainya Peningkatan Kinerja Pengembangan Sumber daya Air
dan sistem irigasi Partisipatif dapat mewujudkan optimalisasi
kelembagaan Sumber Daya Air.
3. Kerjasama Lainnya
Kerjasama Pembangunan dilakukan melalui perencanaan dan
pengembangan kerjasama. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka
mengoptimalkan potensi yang dimiliki Kabupaten Sleman, penyediaan
infrastruktur, peningkatkan pelayanan kesehatan dan perbaikan lingkungan,
pemanfaatan peluang/tawaran kerjasama dari pihak lain untuk mengatasi
masalah-masalah kemiskinan ataupun pengangguran, membantu
menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat maupun untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan kerjasama
dilakukan antara lain dengan identifikasi dan pemetaan potensi dan jenis
serta mitra yang akan diajak dan atau dikerjasamakan dilanjutkan dengan
kegiatan fasilitasi kerjasama dalam rangka match making.
Kegiatan kerjasama dimulai dari identifikasi potensi kerjasamaantar daerah
dan swasta. Hasil identifikasi ini diharapkan bisa ditindaklanjuti dengan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
488
merealisasikan potensi kerjasama tersebut guna mengoptimalkan sumber
daya yang ada untuk meningkatkan baik pelayanan maupun pembangunan
di Kab. Sleman. Selama tahun anggaran 2009 terdapat 57 perjanjian
kerjasama/nota kesepahaman yang dilakukan oleh Pemerintah Kab.
Sleman dengan pihak lain.
a. Mitra yang diajak Kerjasama
Kerjasama dilakukan dengan pemerintah pusat, baik departemen
maupun lembaga non departemen, lembaga pemerintah lainnya,
perusahaan swasta maupun BUMN serta LSM. Adapun potensi
kerjasama yang diidentifikasi baik instansi pemerintah pusat, daerah
lain maupun lembaga swasta/LSM.
b. Dasar Hukum .
Selama tahun anggaran 2009 terdapat 57 perjanjian kerjasama/nota
kesepahaman yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Sleman dengan
pihak lain, beberapa yang menonjol diantaranya adalah :
1) Nota Kesepahaman 1/PK.KDH/A/2009 NP-01-01/PNPM Mandiri
Perdesaan/I/2009 2 Januari 2009 antara Pemerintah Kabupaten
Sleman dengan Pemerintah Pusat untuk pembiayaan dan
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-Mandiri Perdesaan) berdasarkan asas tugas
pembantuan.
2) Perjanjian Kerjasama No.2/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009
antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Akper Karya Husada
tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan
Kesehatan di wilayah Kabupaten Sleman dan Program Pendidikan
Tenaga Kesehatan Akademi Keperawatan Karya Husada
Yogyakarta.
3) Perjanjian Kerjasama No. 3/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009
antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Akademi Komputer
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
489
AMIK tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan
Kesehatan di wilayah Kabupaten Sleman dan Program Pendidikan
Tenaga Kesehatan
4) Perjanjian Kerjasama No. 4/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009
antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Fakultas Kedokteran
UII tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan
Kesehatan di wilayah Kabupaten Sleman dan Program Pendidikan
Tenaga Kesehatan
5) Perjanjian Kerjasama No.5/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009
antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Akademi Analisis
Kesehatan Yogyakarta tentang Peningkatan dan Pengembangan
Mutu Pelayanan Kesehatan di wilayah Kabupaten Sleman dan
Program Pendidikan Tenaga Kesehatan
6) Perjanjian Kerjasama No. 6/PK.KDH/A/2009 tanggal 2 Maret 2009
antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan LSM Sampan
Community tentang Pendampingan bagi Korban Penyalahgunaan
Napza di wilayah Kabupaten Sleman
7) Perjanjian Kerjasama No. 10/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009
antara Departemen Pekerjaan Umum, Pemerintah Kabupaten
Sleman dan Bremen Overseas Research and Development
Association (Borda) tentang Pelaksanaan Replikasi Program
Sanitasi berbasis Masyarakat.
8) Perjanjian Hibah No.11/PK.KDH.D/2009 tanggal 8 April 2009 antara
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten
Sleman tentang Hibah DanaDari Pemerintah Provinsi Daerah
IstimewaYogyakarta kepada Pemerintah Kabupaten Sleman
9) Perjanjian Hibah No.12/PK.KDH/D/2009 tanggal 20 April 2009
antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) KabupatenSleman tentang Pemberian
Dana Hibah Keolahragaan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
490
10) Perjanjian Hibah No.13/PK.KDH/A/2009 tanggal 20 April 2009
antara Pemkab. Sleman dengan Kodim 0732 Sleman tentang
Pemberian Hibah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).
11) Perjanjian Kerjasama No. 14/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009
antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah
Kabupaten Muara Jambi Provinsi Jambi tentang Penyelenggaraan
Program Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi Sungai Gelam
Baru SP 4 Kabupaten Muara Jambi Provinsi Jambi.
12) Perjanjian Kerjasama No. 15/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009
antara Pemerintah kabupaten Sleman dengan Pemerintah
Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan tentang
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Sawahan
Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.
13) Perjanjian Kerjasama No. 16/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009
antara Pemerintah kabupaten Sleman dengan Pemerintah
Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan tentang
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Jejangkit
Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan
14) Perjanjian Kerjasama No.17/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009
antara Pemerintah kabupaten Sleman dengan Pemerintah
Kabupaten Muko-Muko Provinsi Bengkulu tentang
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Lubuk
Talang, Kecamatan Malin Deman Kabupaten Muko-Muko Provinsi
Bengkulu.
15) Perjanjian Kerjasama No. 18/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009
antara Pemerintah kabupaten Sleman dengan Pemerintah
Kabupaten Boul Provinsi Sulawesi Tengah tentang
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Desa
Kokabuka, Kabupaten Boul Provinsi Sulawesi Tengah
16) Perjanjian Kerjasama No. 19/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009
antara Pemerintah kabupaten Sleman dengan Pemerintah
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
491
Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo tentang Penyelenggaraan
Program Transmigrasi di lokasi Desa Puncak, Kabupaten Gorontalo
Provinsi Gorontalo
17) Perjanjian Kerjasama No.20/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009
antara Pemerintah kabupaten Sleman dengan Pemerintah
Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur tentang
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Polawan
SP.1, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur
18) Perjanjian Kerjasama No. 21/PK.KDH/A/2009 12 Juni 2009
antara Pemerintah kabupaten Sleman dengan Pemerintah
Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan tentang
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Sungai
Rambutan SP.2 , Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan
19) Perjanjian Kerjasama No.22/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009
antara Pemerintah kabupaten Sleman dengan Pemerintah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi tentang
Penyelenggaraan Program Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi
Desa Sukomaju, Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Provinsi Jambi
20) Perjanjian Kerjasama No. 23/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009
antara Pemerintah kabupaten Sleman dengan Pemerintah
Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat tentang
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Serat Dyan
SP.2 Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat
21) Perjanjian Kerjasama Nomor 26/PK.KDH/A/2009 tanggal 22 Juni
2009 antara Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dengan Program
Studi S2 IKM Jurusan Sistem Informasi Kesehatan (SIMKES)
Tentang Penyelenggaraan Pelatihan Sistem Informasi Kesehatan
untuk Analisis Data Kesehatan bagi Kepala Puskesmas dan Staf
Dinas Kesehatan Di tingk. Pemkab Sleman 2009.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
492
22) Perjanjian Kerjasama No. 27/PK.KDH/A/2009 dan No.
2208/Joi.Hy.FH Tanggal 22 Juni 2009 antara Pemkab Sleman
dengan FH UGM tentang Penempatan Mahasiswa KKN
Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat UGM dalam Studi
Pembentukan Regulasi Daerah
23) Perjanjian Hibah No. 29/PK.KDH/A/2009 tanggal 25 Juni 2009
antara Pemkab Sleman Dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten
Sleman tentang Pemberian Dana Hibah Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga.
24) Nota Kesepakatan No.30/PK.KDH/D/2009 tanggal 29 Juni 2009
antara Direktorat Jendaral ciptakarya DPURI,Pemerintah ProVinsi
DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Sleman,
Pemerintah Kabupaten Bantul tentang Pelaksanaan Program
Metropolitan Sanitation Management & Healthy Project (MSMHP)
di Wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta.
25) Nota Kesepakatan No. 32/PK.KDH/D/2009 tanggal 16 Juli 2009
antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan LPPR UGM tentang
Kerjasama Pengujian Contoh Uji Kualitas Lingkungan
26) Nota Kesepakatan No.33/ PK.KDH/D/2009 tanggal 16 Juli 2009
antara Pemkab Sleman dengan Balai Besar Kesehatan Lingkungan
tentang Kerjasama Pengujian Contoh Uji Kualitas Lingkungan
27) Perjanjian No. 37/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009 Penerusan
Hibah antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Kabupaten Sleman untuk Kegiatan Local Basic Education Capacity
Project
28) Perjanjian N0. 38/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009 Hibah antara
Pemerintah Kabupaten Sleman dengan komite olahraga Nasional
Indonesia (KONI) KabupatenSleman tentang Perubahan Perjanjian
Hibah antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Komite
OlahragaNasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sleman Nomor
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
493
7520/KONI/SLMN/IV/2009, Nomor 12/PK.KDH/A/2009 tentang
Pemberian Dana Hibah Keolahragaan.
29) Perjanjian Kerjasama No. 41/PK.KDH/D/2009 tanggal 28 September
2009 antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Institut
Pertanian ”Stiper” (Instiper” Yogyakarta tentang Pelaksanaan
Program Model Agro Forestry dan budi daya aren
30) Perjanjian Kerjasama No. 42/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 Oktober
2009 antara Badan Geologi Departemen Energi dan Sumberdaya
Mineral, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Pemerintah Kabupaten Sleman tentang Pengelolaan Museum
Gunungapi Merapi di Kabupaten Sleman.
31) Perjanjian Hibah No. 43/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 Oktober 2009
antara Pemkab Sleman dengan Komando Distri Militer 0732
Sleman tentang PemberianDana Hibah TNI Manunggal
Membangun Desa (TMMD).
32) Kesepakatan Bersama No. 44/PK.KDH/D/2009 tanggal 5 Oktober
2009 Badan Kepegawaian Negara dan Pemkab Sleman Tentang
Kerjasama Penerapan Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik dalam
Sistem Layanan Pegawai Negeri Sipil di kabupaten Sleman
33) Nota Kesepakatan No.46/PK.KDH/D/2009 tanggal 17 Oktober 2009
antara Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan
UMUM dengan Pemerintah Kabupaten Sleman Prov. DIY tentang
Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Lingkungan Permukiman
Berbasis Komunitas/ Neighbourhood Development di Desa
Sindumartani Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman Prop DIY.
34) Nota Kesepahaman No. 48/PK.KDH/D/2009 tanggal 6 Nopember
2009 antara Pemkab Sleman dengan DPRD Kabupaten Sleman
tentang KUA
35) Nota Kesepahaman No. 49/PK.KDH/D/2009 tanggal 6 Nopember
2009 antara Pemkab Sleman dengan DPRD Kabupaten Sleman
tentang PPAS
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
494
36) Perjanjian Kerjasama No. 50/PK.KDH/D/2009 tanggal 12
Nopember 2009 Pemerintah Kabupaten Kota Baru Provinsi
Kalimantan Selatan dengan Pemerintah Kabupaten Sleman tentang
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Siayuh
Kecamatan Klumpang Barat Kabupaten Kota Baru, Provinsi
Kalimantan Selatan
37) Perjanjian Kerjasama No. 51/PK.KDH/D/2009 tanggal 12 Nopember
2009 Pemkab Sleman dengan Pemkab Ogan Komering ilir
Prov.Sumatera Selatan tentang Penyelenggaraan Program
Transmigrasi di UPT Simpang Tiga sp 3 Kec.Tulung Selapan
Kab.Ogan Komering Ilir Prov.Sumsel
38) Perjanjian Kerjasama Pemkab No. 52/PK.KDH/D/2009 tanggal 12
Nopember 2009 Sleman dengan Pemkab Ogan Komering Ilir
Prov.Sumatera Selatan tentang Penyelenggaraan Program
Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi Tanabang Kecamatan
Muara Karang Kab.Ogan Komering Ilir Prov.Sumsel
39) Perjanjian Kerjasama No.53/PK.KDH/D/2009 tanggal 12 Nopember
2009 antara Pemkab Sleman dengan Pemkab Sambas Prov.Kalbar
tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di UPT Sabung
SP.1 kecamatan Subah, Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan
Barat
c. Bidang Kerjasama
Bidang yang dikerjasamakan meliputi bidang pembangunan daerah,
kesehatan, pendidikan, transmigrasi, lingkungan dan pemberdayaan
masyarakat. Hasil Identifikasi potensi kerjasama antar daerah dan
swasta bidang yang direkomendasikan untuk dikerjasamakan meliputi :
meliputi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana untuk
mendukung kegiatan budaya, pasar, rekreasi, pendidikan,
pengembangan UKM, terminal, obyek wisata, air minum, jalan;
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
495
pemberdayaan masyarakat, penanganan masalah sosial, pelayanan
dan peningkatan derajat kesehatan dan lingkungan, permodalan,
pendidikan dan pelatihan, permukiman, penginderaan jauh, otomotif,
olah raga, pengelolaan limbah, penanggulangan bencana alam dan
penanggulangan kemiskinan serta keamanan yang direkomendasikan
untuk dapat dilaksanakan bekerjasama dengan kabupaten/ kota di
lingkungan Provinsi DIY dan Provinsi Jawa Tengah, dengan Lembaga
Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN), CV Cihanjuang Inti Teknik,
PT Semen Gresik, PT Pertamina, Indonesia, Netherlands Association
(INA), Akademi Teknik Mesin (ATMI) Surakarta dan dengan berbagai
universitas/perguruan tinggi lain yang ada di Sleman atau Yogya.
d. Nama Kegiatan
Identifikasi potensi kerjasama antar daerah dan swasta
e. SKPD Penyelenggara
SKPD penyelenggara Kegiatan Identifikasi Potensi Kerjasama antar
Daerah dan Swasta adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
cq Bidang Perencanaan Teknologi dan Kerjasama.
f. Jumlah Pegawai, Kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan
Jumlah pegawai pada Bidang Perencanaan Teknologi dan Kerjasama
adalah 12 orang dengan deskripsi sebagai berikut :
Tabel 5.6. SDM Penyelenggara Perencanaan dan Pengembangan Kerjasama
Jumlah SDM No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah 1 SD - 1. I -
2 SMP - 2. II -
3 SMA 4 3. III 8
4 Sarmud/D3 - 4. IV 3
5 Strata 1 3
6 Strata 2 4
Jumlah 11 Jumlah 11
Sumber: Bappeda
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
496
Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan SCBD terdiri dari 1
orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang eselon IV, dan 7
orang staf.
g. Sumber dan Jumlah Anggaran
Anggaran kegiatan Identifikasi Potensi Kerjasama dengan daerah lain
dan swasta berasal dari APBD Kabupaten Sleman tahun 2009 yaitu
sebesar Rp85.350.000,00 realisasi Rp79.566.325,- (93,22%) .
h. Jangka Waktu Kerjasama
Jangka waktu kerjasama seperti tersebut dalam poin b) ditentukan
sesuai kesepakatan masing-masing pihak.
i. Hasil (out put) kerjasama
Hasil (out put) dari kegiatan Identifikasi potensi kerjasama antar daerah
dan swasta adalah teridentifikasikannya potensi kerjasama dengan
daerah lain dan swasta sebanyak 50 buah buku. Adapun hasil kegiatan
kerjasama dengan fihak lain selama tahun 2009 yang menonjol adalah :
1) Adanya bantuan /hibah 2 buah unit alat pengolah sampah (pengayak
kompos dan plastic crusher/pencacah plastik) bantuan dari PT
Pertaminana (Persero) senilai Rp.108.000.000,-
2) Terlaksananya Program Transmigrasi swakarsa Mandiri dari Kab
sleman ke beberapa daerah/kabupaten lain di luar Jawa seperti :
Kab. Muara Jambi, Kab. Barito Kuala, Kab. Muko-muko, Kab. Boul,
Kab. Gorontalo, Kab. Kutai Timur, Kab. Ogan Komering Ilir, Kab.
Tanjung Jabung serta Kab. Sambas, Kalimantan Barat.
3) Peningkatan dan Pengembangan mutu pelayanan kesehatan serta
pengembangan program pendidikan tenaga kesehatan.
4) Terlaksananya pembinaan dan atau dukungan kegiatan kepada
berbagai organisasi seperti Sekretariat KORPRI, PKK, PMI, KONI,
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
497
KODIM, Pramuka, dlsbnya serta pembinaan dan dukungan dana
pendidikan bagi berbagai sekolah swasta di Kab. Sleman.
5) Penerusan Hibah antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Kabupaten Sleman untuk Kegiatan Local Basic
Education Capacity Project
6) Terlaksananya Pengelolalaan Museum Gunung Merapi,
terlaksananya program Agro Forestry dan budi daya aren, program
Metropolitan Sanitation Management and Healthy Project di wilayah
aglomerasi perkotaan, serta terlaksananya pengembangan
permukiman berbasis komunitas.
j. Permasalahan dan Solusi
1) Sistem pengelolaan kerjasama belum terpola secara baku. Hal
tersebut menyebabkan tindak lanjut dari masing-masing
kesepakatan/MoU belum lancar serta adanya kerjasama yang
secara esensial dirasa perlu tapi pada pelaksanaannya belum efektif
karena masing-masing pihak punya sudut pandang berbeda.
Terdapat juga perjanjian kerjasama yang kegiatannya masih terus
berjalan namun sebenarnya jangka waktunya sudah habis. Solusi
yang ditempuh adalah melakukan peningkatkan koordinasi dan
konsultasi serta sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman yang
sama tentang pengelolaan kerjasama serta untuk tindak lanjut dari
kesepakatan yang telah tertuang dalam MoU dan mengusulkan
perlunya Treaty Room serta petugas yang khusus memonitor
kegiatan kerjasama guna memngantisipasi hal-hal seperti tersebut
2) Dalam PP nomor 50 tahun 2007 dinyatakan bahwa dalam rangka
pelaksanaan kerjasama Daerah dapat membentuk Badan Kerjasama
daerah. Sampai saat ini Kab Slemabn belum mewujudkan, oleh
sebab itu dalam rangka efektifitas dan efisiensi kerja sama perlu
dibentuk Badan Kerjasama Daerah.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
498
k. Hal-hal lain
Dari kegiatan diidentifikasi potensi kerjasama dengan daerah lain dan
swasta dapat dilihat bahwa cukup banyak peluang dari berbagai bidang
yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan maupun peningkatan
pelayanan kepada masyarakat Sleman, peningkatan kesejahteraan
masyarakat Kab. Sleman serta untuk peningkatan sarana prasarana di
Kab. Sleman baik dari sisi jumlah fisik maupun peningkatan kualitas dan
pemeliharaannya.
C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal
1. Forum Koordinasi
a. Forum Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda), adalah forum yang
melibatkan unsur kepala dan wakil kepala dari institusi Kejaksaan
Negeri, Kepolisian Resort (Polres), Komando Distrik Militer (Kodim)
dan DPRD.
b. Forum Pengadilan Kejaksaan Kejaksaan dan Kepolisian (Dilkejakpol)
yang melibatkan dari unsur Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, dan
Kepolisian Resort.
2. Materi Koordinasi
Materi koordinasi menyangkut permasalahan-permasalahan daerah
bersifat strategis, yang perlu segera mendapatkan kebijakan bersama dan
melibatkan unsur pimpinan daerah. Secara prinsip koordinasi tersebut
ditujukan untuk menyelaraskan tugas-tugas pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan meliputi pembinaan hukum, politik,
keamanan ketertiban, sosial kemasyarakatan, dan penanggulangan
bencana, berupa:
a. Peningkatan kewaspadaan daerah terhadap ancaman terorisme
dengan penertiban Kartu Tanda Penduduk serta peningkatan
kepekaan masayarakat terhadap lingkungan dan penciptaan ketertiban
umum yang berkaitan dengan kegiatan mobilitas penduduk.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
499
b. Kesiapan daerah dalam rangka pelaksanaan pemilu tahun 2009 pada
tahap persiapan, pelaksanaan dan paska pemilu dari teknis
operasional, fasilitasi pemerintah daerah, kesiapsiagaan aparat dan
perkembangan kondisi sosial politik masyarakat serta koordinasi
penyiapan kondisi yang kondusif untuk kegiatan pemilu.
c. Kesiapan daerah dalam rangka persiapan pelaksanaan pemilihan
Umum Kepala Daerah yang akan dilaksanakan pada tahun 2010
d. Peningkatan efektifitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
sebagai salah satu solusi wadah penyelesaian konflik horisontal antar
pemeluk agama,
e. Peningkatan pemahaman dalam rangka pembinaan kebangsaan dan
wawasan kebangsaan,
f. Penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran oleh
masyarakat terhadap ketentuan peraturan daerah dan ketertiban
umum.
g. Upaya pemberantasan korupsi dalam rangka penciptaan aparatur yang
bersih dan bertanggungjawab.
3. Intansi vertikal yang terlibat
a. Kejaksaan Negeri,
b. Pengadilan Negeri,
c. Kepolisian Resort (Polres),
d. Komando Distrik Militer (Kodim),
e. DPRD.
4. Sumber dan Jumlah Anggaran
Alokasi anggaran yang disediakan untuk penyelenggaraan koordinasi
dengan instansi vertikal sebesar Rp602.450.000,00 bersumber pada
APBD Kabupaten Sleman. Dalam pelaksanaannya anggaran tersebut
dapat direalisasikan sebesar Rp539.782.500,00 atau sebesar 89,60%.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
500
5. SKPD Penyelenggara
Penyelenggara Koordinasi dengan instansi vertikal dilaksanakan oleh
Bagian Tata Pemerintahan dan Bagian Hukum Sekretariat Daerah. Sesuai
dengan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 23/Kep.KDH/A/2003
tentang Struktur Organisasi, Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi serta
Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Bagian Tata
Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan
rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam bidang
pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata
Pemerintahan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,
b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi daerah,
c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,
d. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pengembangan perkotaan dan potensi wilayah,
e. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,
f. Penyelengaraan tata usaha Bagian Tata Pemerintahan.
Bagian Hukum Sekretariat Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi
dalam bidang hukum. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Hukum
mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi penyusunan dan pengkajian peraturan
perundang-undangan,
b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pelaksanaan publikasi dan dokumentasi
hukum,
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
501
c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi penyusunan pertimbangan penyelesaian
permasalahan hukum dan bantuan hukum pemerintah daerah,
d. Pelaksanaan analisis, dan penyiapan bahan, pelayanan administrasi
serta pelaksanaan penyuluhan hukum,
e. Penyelengaraan tata usaha Bagian Hukum.
6. Sumber Daya Manusia
Sumber daya penyelenggara koordinasi dengan instansi vertikal adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.7. SDM Penyelenggara Koordinasi dengan Instansi Vertikal
Jumlah SDM
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah 1 SD - 1. I -
2 SMP 1 2. II 2
3 SMA 7 3. III 29
4 Sarmud/D3 - 4. IV 2
5 Strata 1 17
6 Strata 2 8
Jumlah 33 Jumlah 33
Sumber: Sekretariat Daerah
Pejabat struktural penyelenggaraan koordinasi dengan instansi vertikal
adalah 2 orang pejabat eselon II, 2 orang pejabat eselon III, 2 orang dan 6
orang pejabat eselon IV.
7. Jumlah kegiatan koordinasi yang dilaksanakan
Kegiatan koordinasi dilaksanakan sebanyak 7 kali dalam bentuk
penyelenggaraan forum Rapat Koordinasi daerah sebanyak 5 kali dan
forum Dilkehjakpol sebanyak 2 kali.
8. Hasil dan Manfaat Koordinasi
a. Terwujudnya keselaran dan keterpaduan langkah baik bersama-sama
maupun sendiri oleh masing-masing instansi, sesuai ketugasannya
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
502
dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat terutama dalam
rangka menciptakan keamanan dan ketertiban umum sehingga tercipta
kondisi sosial masyarakat yang kondusif dalam rangka
penyelenggaraan pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum
presiden yang berjalan lancar.
b. Media Komunikasi bersama terhadap kegiatan-kegiatan, sektoral,
koordinatif serta evaluasi terhadap kasus-kasus yang terjadi, sehingga
dapat diambil kebijakan dan tindakan implementatif pemecahan
masalah
c. Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan penyelenggaraan
pemerintahan umum yang ada untuk diambil kebijakan yang dapat
mengakomodasi dari semua kepentingan dan kelancaran pelaksanaan
tugas baik dari Pemerintah Daerah, instansi vertikal maupun
kepentingan masyarakat.
d. Mendapatkan informasi dan kebijakan terutama untuk menghadapi
tantangan kondisi di masa depan terutama dalam menghadapi pemilu,
dan meminimalkan konflik-konflik yang ada di masyarakat, serta setiap
permasalahan dapat diupayakan penyelesaiannya secara cepat dan
tepat.
9. Tindaklanjut Hasil Koordinasi
a. Peningkatan kewaspadaan terhadap keberadaan oknum-oknum yang
mauk dalam jaringan terorisme di wilayah Kabupaten Sleman baik
ditingkat RT,RW,Desa, Kecamatan maupun wilayah perbatasan
dengan gerakan kewaspadaan antara lain melalui pendataan
kependudukan, makanisme pelaporan dan koordinasi antar instansi.
b. Peningkatan kewaspadaan dan penciptaan kondisi yang kondusif
dalam persiapan pelaksanaan pemilu kepala daerah oleh semua pihak
masyarakat, pemerintah dan aparat keamanan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
503
c. Peningkatan penanganan penyalahgunaan narkoba melalui fasilitasi
operasi bersama dengan Kepolisian maupun melalui pembentukan
Satgas anti Narkoba di desa-desa.
d. Dalam rangka menjaga kerukunan warga antar etnis di Kabupaten
Sleman dilaksanakan dengan upaya persuasif dengan inventarisasi
kelompok-kelompok etnis dan mengundang untuk diberikan wawasan
kebangsaan (santiaji). Penyelesaian konflik antar etnis diarahkan untuk
dilaksanakan di tingkat desa, sehingga tidak menjadi peluang konflik
berkembang lebih luas.
e. Pelaksanaan penyidikan oleh PPNS melalui prosedur sesuai ketentuan
yang berlaku untuk menghindari adanya gugatan pra peradilan.
10. Hal-hal lain
Dalam memperlancar jalannya penyelenggaraan pemerintahan yang baik
dan kondusif, koordinasi dengan instansi vertikal secara insidentil selalu
dilakukan untuk menangani permasalahan-permasalahan mendesak.
Disamping itu koordinasi dengan instansi vertikal yang lain juga
dilaksanakan antara lain dengan Kantor Pertanahan, BPS, dan Kantor
Departemen Agama.
D. Pembinaan Batas-Batas Wilayah
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik di wilayah perbatasan
dan menghindari permasalahan dan sengketa batas daerah, Pemerintah
Kabupaten Sleman pada tahun 2009 melaksanakan kegiatan penanganan
wilayah perbatasan dengan melaksanakan koordinasi instansi kabupaten
yang berbatasan ( Rakortas) sebanyak 4 kali, penyusunan data base
permasalahan perbatasan, penyelesaian permasalahan perbatasan dibidang
sumber daya air dan pertanahan di wilayah perbatasan, serta tersusunnya
evaluasi kerjasama antar wilayah perbatasan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
504
Dalam rangka menjamin kejelasan batas wilayah secara administratif juga
dilaksanakan kegiatan penegasan batas daerah di perbatasan Kabupaten
Sleman dengan Kabupaten Kulonprogo dan diperbatasan Kabupaten Sleman
dengan Kota Yogyakarta, serta Kabupaten Sleman dengan Kabupaten
Gunungkidul.
Penegasan Batas Daerah antara Kabupaten Sleman dan Kabupaten
Gunungkidul dilaksanakan dengan penerimaan Permendagri Nomor 4
Tahun 2009 tentang Batas Daerah antara Kabupaten Gunungkidul dengan
Kabupaten Sleman.
Penegasan Batas Daerah antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten
Kulonprogo dilaksanakan dengan kegiatan pemeliharaan pilar batas daerah
sebanyak 29 titik, kegiatan tersebut meliputi penelitian dokumen batas,
pelacakan 29 titik batas antara kabupaten Sleman dengan Kab. Kulonprogo
serta pemeliharaan pilar, pembuatan berita acara kesepakatan dan Peta
Koridor penentuan Koordinat Pilar bersama Kab. Kulonprogo dan Provinsi
DIY. Berita Acara dan Peta Koridor telah diajukan sebagai bahan Penyusunan
Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Batas Daerah antara Kabupaten
Sleman dengan Kabupaten Kulonprogo. Batas Daerah antara Kabupaten
Sleman dengan Kab. Kulonprogo dan telah diadakan Verifikasi oleh Tim
Penetapan Batas Daerah Tingkat Pusat (TPBDP). Verifikasi meliputi
penelitian kondisi fisik pilar, letak pilar, dokumen pelacakan dan pemasangan,
kesesuaian peta koridor dan koordinat pilar. Kabupaten Sleman bersama
Kabupaten Kulonprogo dan Provinsi DIY telah diundang ke Dirjend PUM
Depdagri dalam rangka penyusunan draf Peraturan Menteri Dalam Negeri
tentang Batas Daerah antara Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman,
ditargetkan pada awal tahun 2010 Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang
Batas Daerah antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulonprogo
telah selesai dan memiliki kekuatan hukum tetap.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
505
Pada tahun 2009 pemerintah Kabupaten Sleman juga melaksanakan
penegasan batas daerah antar Kecamatan dalam Kabupaten Sleman
meliputi batas wilayah kecamatan Mlati, Seyegan dan Sleman dengan
melaksanakan Rapat Koordinasi dan penelitian dokumen batas wialayah
antar kecamatan Sleman, Mlati dan Seyegan sebanyak 3 kali, penyusunan 1
set dokumen batas wilayah antar kecamatan dengan pemasangan 99 pilar
batas sementara antar Kecamatan, penentuan garis batas sementara
Kegiatan tersebut diawali dengan penelitian dokumen batas Kecamatan,
sosialisasi, kemudian dilanjutkan survey pelacakan 99 titik batas dan
pemasangan 99 pilar batas sementara.
1. Sengketa Batas Wilayah Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi.
Permasalahan batas wilayah antara Kabupaten Sleman dengan
Kabupaten Bantul yang terletak di Blok Tambakbayan, Blok
Tambakkraman Desa Caturtunggal Kecamatan Depok dan Blok Santan,
Desa Caturtunggal Kecamatan Depok yang berbatasan dengan Desa
Banguntapan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul bermula pada
tahun 2008 Kabupaten Bantul mengajukan permohonan kepada Gubernur
DIY agar ada peninjauan kembali tentang keberadaan tiga blok tersebut .
Permasalahan batas wilayah dengan Kota Yogyakarta di wilayah rumah
Sakit Panti Rapih telah selesai dengan keluarnya Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 72 tahun 2007 tentang Batas Daerah antara Kota
Yogyakarta dengan Kabupaten Sleman. Dalam Permendagri tersebut
ditegaskan bahwa sebagian wilayah Rumah Sakit Panti Rapih merupakan
wilayah yang secara administratif termasuk Desa Caturtunggal Kecamatan
Depok. Permendagri tersebut telah dilaksanakan penyesuaian
administrasi pertanahannya sehingga saat ini sebagian tanah di wilayah
rumah sakit Panti Rapih telah didaftarkan di Kantor Pertanahan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
506
Kabupaten Sleman dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 01483
Desa Caturtunggal dengan luas 17.044m2
2. Solusi yang dilakukan dan tingkat penyelesaian.
Solusi penyelesaian perselisihan batas wilayah yang terletak di Blok
Tambakbayan, Blok Tambakkraman Desa Caturtunggal Kecamatan
Depok dan Blok Santan, Desa Caturtunggal Kecamatan Depok yang
berbatasan dengan Desa Banguntapan Kecamatan Banguntapan
Kabupaten Bantul dengan melakukan kajian dan pengumpulan data-data
yuridis dan historis yang berkaitan dengan sejarah wilayah tersebut, selain
upaya tersebut juga dilakukan koordinasi secara aktif kepada Badan
Pertanahan Kabupaten Sleman, Kantor Pertanahan Provinsi DIY, Biro
Tata Pemerintahan Provinsi DIY.
Koordinasi dengan instansi teknis terkait di linkungan Kabupaten Sleman
dilaksanakan serta menghasilkan 1 dokumen kajian sejarah
perwilayahan kabupaten Sleman
Dengan fasilitasi dari Pemerintah Provinsi DIY pada tahun 2009
dilaksanakan 2 kali rapat koordinasi membahas upaya penyelesaian
permasalahan 3 Blok tersebut, serta 2 kali rapat koordinasi difasilitasi
DPRD Provinsi DIY, Kabupaten Sleman telah mengirim data-data yang
menguatkan keberadaan 3 Blok tersebut bagian dari wilayah Kabupaten
Sleman.
3. SKPD - Batas Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah
Penyelenggara pembinaan batas wilayah dilaksanakan oleh Bagian Tata
Pemerintahan Sekretariat Daerah. Sekretariat Daerah ini dibentuk
berdasarkan Perda Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Surat Keputusan Bupati
Sleman Nomor 23/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,
Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten Sleman. Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut Bagian Tata
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
507
Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan
rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam bidang
pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata
Pemerintahan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,
b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi daerah,
c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,
d. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi wilayah perbatasan,
e. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta
pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,
f. Penyelenggaraan tata usaha Bagian Tata Pemerintahan.
4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya penyelenggara pembinaan batas-batas wilayah adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.8. SDM Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah
Jumlah SDM No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah
1 SD - 1. I -
2 SMP 1 2. II 2
3 SMA 2 3. III 12
4 Sarmud/D3 - 4. IV 1
5 Strata 1 8
6 Strata 2 4
Jumlah 15 Jumlah 15
Sumber: Bagian Tapem, Sekretariat Daerah
SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1
orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
508
E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam
1. Bencana yang terjadi dan penanggulangan
a. Bencana angin kencang, angin lesus dan angin puting beliung
Dalam tahun 2009 di wilayah Kabupaten Sleman terjadi bencana angin
kencang, angin lesus, mengakibatkan kerugian bagi masyarakat
karena sarana umum maupun harta benda masyarakat banyak
mengalami kerusakan. Bencana angin kencang terjadi pada musim
pancaroba. Data menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2009 terjadi
5 kejadian, Februari 2009 terjadi 11 kejadian, Maret 3 kejadian, April 1
kejadian, Mei 4 Kejadian, October 2 kejadian, Nov 3 kejadian, dan
Desember 3 kejadian. Kejadian angin kencang yang paling merugikan
adalah tanggal 24 October 2009 yang mengakibatkan 31 rumah rusak
di kecamatan Ngemplak, Gamping, dan Godean. Kejadian angina
kencang yang juga mengakibatkan kerugian terjadi 26 Mei 2009
merusak 16 rumah, dan 8 Desember 2009 merusak 26 rumah. Angka
estimasi total kerugian akibat bencana angin kencang adalah
Rp129.120.000,00.
b. Bencana Kekeringan
Wilayah Kabupaten Sleman yang mengalami kekeringan terdiri dari 2
Kecamatan yaitu Kecamatan Prambanan dan Gamping. Di Kecamatan
Prambanan kekeringan terjadi di 3 desa yaitu Wukirharjo (Dusun
Klumprit I, Klumprit 2), Gayamharjo (Dusun Lemahbang, Nawung,
Kalinongko kidul, Jali dan Gayam), dan Desa Sumberharjo (Dusun
Umbulsari A dan B) desa Sambirejo (Dusun Sumberwatu, Dawangsari,
Gedang atas, dan Mlakan). Selain itu kekeringan terjadi di Balecatur
(dusun Sembung), Kecamatan Gamping.
c. Bencana Tanah Longsor
Curah hujan yang cukup tinggi dan durasi yang lama telah memacu
terjadinya tanah longsor di Dusun Gedangbawah, Dusun Sambirejo,
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
509
Prambanan. Volume tebing longsor sebesar 6x5x1m. Pada thaun 2009
terjadi 6 kejadian bencana tanah longsor, kesemuanya terjadi di
kecamatan Prambanan. Bencana tanah longsor yang terjadi di
Prambanan ini tidak menimbulkan korban, penanganan material
longsoran dilakukan secara gotong royong oleh warga.
Penanggulangan bencana alam yang dilaksanakan merupakan upaya
dan kegiatan yang dilakukan meliputi langkah-langkah pencegahan,
peringatan dini, mitigasi dan kesiapsiagaan pada saat sebelum terjadinya
bencana, pertolongan, penyelamatan, dan pemberian bantuan pada saat
sebelum terjadinya bencana dan rehabilitasi mental, rehabilitasi dan atau
rekonstruksi sarana prasarana umum/sosial pada saat setelah terjadi
bencana.
Penanggulangan Bencana di Kabupaten Sleman menggunakan prinsip
menitikberatkan pada pengurangan resiko bencana sehingga sebagian
besar kegiatan berada pada fase pra bencana dan Memadukan mitigasi
fisik dan mitigasi non fisik
Penanggulangan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman atas
bencana yang terjadi adalah:
a. Saat tanggap darurat/bencana
1) Angin Puting Beliung.
a) Mengerahkan tim reaksi cepat yang dilengkapi dengan gergaji
mesin dan mobil hidrolik untuk membuka jalan akses sehingga
lalulintas normal kembali akibat pohon tumbang yang menutup
jalan.
b) Membawa korban ke rumah sakit dan memberikan santunan
bagi keluarga korban.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
510
2) Kekeringan.
a) Melakukan droping air bersih sebanyak 375 tangki di wilayah
Prambanan dan Desa Balecatur Gamping yang tidak terjangkau
sistem jaringan air bersih
b) Pengoperasian sistem jaringan air baku Prambanan untuk
memenuhi kebutuhan air bersih.
3) Tanah Longsor.
Mengevakuasi material tanah longsor yang menutup jalan akses.
b. Pra Bencana
1) Sosialisasi Daerah Rawan Bencana.
Untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat
dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang berada pada
kawasan rawan bencana. Sosialisasi tergantung dari sumber
ancaman di masing-masing wilayah, sedang pemateri berasal dari
para ahli dibidang masing-masing. Sosialisasi Daerah Rawan
Bencana dilaksanakan sebanyak 17 kali di 9 kecamatan.
2) Pelatihan
Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
dibidang penanggulangan Bencana Alam telah dilaksanakan
Pelatihan SAR ( Search And Rescue) untuk meningkatkan
kesiapsiagaan dan mitigasi bencana sebanyak 2 angkatan bagi
60. orang terdiri tas tim SAR air dan SAR Darat, dilaksanakan di
Kaliadem dan Embung Tambangboyo.
3) Gladi Lapang
Gladi lapang pada tahun 2009 dilaksanakan dengan desain
simulasi gempa bumi di komunitas sekolah. Tujuan pelaksanaan
gladi lapang adalah: memberi pengetahuan cara penyelamatan diri
ketika terjadi gempa, memberi pengetahuan karakteristik gempa,
memberi pengetahuan PPGD pada masyarakat/siswa/guru, ,
memberi pengalaman siswa dalam penanganan pasca gempa.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
511
Gladi lapang dilakukan di 2 sekolah yaitu SMP 1 Kalasan, dan SMP
2 Prambanan, dengan melibatkan instruktur sebanyak 40 orang,
guru 80 orang, siswa 1007 orang.
4) Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC)
Tim Reaksi Cepat merupakan tim multisektor yang merupakan
peningkatan intensitas piket 24 jam. Tim Reaksi cepat hanya
dilakukan pada musim penghujan dimana ancaman bencana pada
umumnya meningkat
5) Pembentukan Naskah Akademik
6) Pembuatan Peta Resiko Ancaman Gunung Merapi
Peta resiko merupakan pedoman kebijakan penanggulangan PB di
Kab. Sleman. Peta resiko menggambarkan sumber daya dalam
suatu kawasan yang dapat dipergunakan untuk mengecilkan resiko
akibat terkena bencana. Penilaian resiko yang dilakukan pada
kegiatan tersebut dilaksanakan atas konsep penanggulangan
bencana berbasis masyarakat.
2. Status Bencana
Bencana alam angin ribut dan tanah longsor yang terjadi pada tahun 2009
merupakan bencana alam dengan skala lokal, hal ini dapat dilihat dari
dampak yang ditimbulkan maupun besaran kerugian .
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan urusan
Pencegahan dan Penanggulangan Bencana sebesar Rp8.016.093.000,00
dalam pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar
Rp7.210.883.151,00 atau sebesar 89,96%.
4. Antisipasi Daerah dalam menghadapi kemungkinan Bencana
Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam diperlukan
manajemen penanggulangan bencana alam yang merupakan kegiatan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
512
yang berkesinambungan dan tersistem baik pada masa pra bencana,
pada saat bencana terjadi maupun pada masa pasca bencana.
Kegiatan tersebut diawali dengan perencanaan kawasan rawan bencana,
pembangunan sarana prasarana, sehingga pada saat bencana sistem
penanggulangan dapat diaktifkan dan diakhiri tahap rekonstruksi dan
rehabilitasi.
Antisipasi terjadinya bencana yang dilakukan Pemerintah Kabupaten
Sleman atas bencana yang terjadi, dilakukan melalui program dan
kegiatan sebagai berikut:
a. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Mitigasi Bencana meliputi :
1) Operasional Penanggulangan Bencana Alam selama 12 bulan.
2) Sosialisasi Daerah Rawan Bencana sebanyak 17 kali di 9
Kecamatan
3) Operasional dan Pelatihan SAR sebanyak 2 angkatan dengan
peserta .60 orang
4) Pembinaan Pengelolaan Air Baku Kawasan Kekeringan di 2
Kecamatan yaitu Kecamatan Gamping dan Kecamatan Gamping.
5) Gladi Lapang Penanggulangan Bencana Alam selama 4 hari di
bulan Desember 2009.
b. Program Peningkatan Sarana Prasarana dan Sarana Perumahan
Pemukiman meliputi:
1) Pembangunan Museum Gunung Merapi meliputi Pembangunan
Landscape Museum Gunung Merapi, Pembangunan Bangunan
Pendukung (mushola, parkir, pagar dan posjaga), Pengaspalan
area parkir, lampu luar ruang, instalasi Air , plaza, Finishing
Gedung C, Pembuatan Talud, Pagar dan pengaman area Parkir
dan jalan setapak.
2) Pengelolaan Museum Gunung Merapi meliputi pemeliharaan dan
pengelolaan Museum Gunung Merapi selama 2 bulan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
513
c. Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penanggulangan
Bencana meliputi :
1) Operasional dan pemeliharaan 3 unit Bunker dan 2 sistem Early
Warning System berupa 10 unit sirine dan 3 unit Penakar Hujan .
2) Pembangunan Barak Pengungsian berupa Rehabilitasi 1 unit barak
pengungsian di Sumberejo, Tempel.
3) Pembangunan Jalan Akses Evakuasi berupa pembangunan jalan
akses evakuasi Petung-Kaliadem Kecamatan Cangkringan dan
jalan akses evakuasi Petung – Kopeng.
d. Program Pengembangan data, informasi dan statistik daerah melalui
kegiatan pemetaan daerah rawan bencana dengan kegiatan
penyusunan naskah akademis Raperda Penanggulangan Bencana
dengan hasil tersusunnya Naskah akademik Raperda PB merupakan
dasar pembuatan Raperda PB kabupaten Sleman. Naskah akademik
Raperda PB memuat kondisi wilayah, gambaran ancaman bencana
yang ada di kab Sleman, struktur manajemen bencana yang
menanggulangi kondisi wilayah tersebut, dan mengatur di dalamnya
kelengkapan kelengkapan struktur manajemen bencana
e. Program Peningkatan Keamanan dan Penanggulangan Kebakaran
tersebut dilaksanakan dengan kegiatan pencegahan dan operasional
pemadaman kebakaran dengan melaksanakan penyuluhan dan
pelatihan pemadam kebakaran sebanyak 4 kali, melaksanakan 60 kali
kegiatan pemadaman kebakaran, dan 120 kegiatan kesiap siagaan
Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK), terlaksananya identifikasi
24 obyek rawan kebakaran serta terlaksannya monitoring sarana PBK
sebanyak 48 obyek.
5. SKPD yang menangani
SKPD penyelenggara penanggulangan bencana alam adalah Bidang
Penanggulangan Bencana Alam pada Dinas Pengairan, Pertambangan
dan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman. Dinas ini
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
514
dibentuk berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2003 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Keputusan Bupati
Sleman Nomor 27/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,
Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pengairan,
Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman.
Dinas ini memiliki tugas pokok melaksanakan kewenangan bidang
pengairan pertambangan dan energi, dan penanggulangan bencana alam.
Adapun Bidang Penanggulangan Bencana Alam mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Dinas Pengairan, Pertambangan dan
Penanggulangan Bencana Alam di bidang penanggulangan bencana alam
dan memiliki fungsi sebagai:
a. Penyelenggaraan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
penanggulangan bencana alam
b. Penyelenggaraan dan pembinaan operasi penanggulangan bencana
alam.
c. Penyelenggaraan rehabilitasi pasca bencana alam.
6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan
Sumber daya penyelenggara urusan Pencegahan dan Penanggulangan
Bencana Alam adalah sebagai berikut.
Tabel 5.9. SDM Penyelenggara Penangulangan Bencana Alam
Jumlah SDM No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah 1 SD - 1. I 0
2 SMP 0 2. II 2
3 SMA 8 3. III 11
4 Sarmud/D3 0 4. IV 1
5 Strata 1 3
6 Strata 2 3
Jumlah 14 Jumlah 14
Sumber: Dinas P3BA
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
515
7. Kelembagaan yang dibentuk
Sesuai Undang-undang No.24 tahun 2007 tentang Penanganan Bencana
dalam penanganan bencana telah dibentuk Tim Satuan Pelaksana
Penanganan Bencana (SATLAK PB) dengan ketugasan melaksanakan
kegiatan upaya penanganan bencana di wilayah Kabupaten Sleman.
Berdasarkan Undang-undang No.24 tahun 2007 tentang Penanganan
Bencana maka dibentuklah BNPB (Badan Nasiopnal Penanggulangan
Bencana), kebijakan yang ditetapkan oleh BAKORNAS PB dan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta selaku Ketua SATKORLAK PB yang meliputi
tahap-tahap sebelum, pada saat dan sesudah terjadi bencana dan
penanganan pengungsi mencakup kegiatan pencegahan, penjinakan,
kesiapsiagaan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekontruksi.
Susunan organisasi SATLAK PB sebagai berikut:
a. Unsur Pimpinan, terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua
b. Unsur Penunjang, adalah pelaksana harian terdiri dari Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan bidang-bidang.
c. Bidang Pengamatan dan Perencanaan, terdiri dari Koordinator, Wakil
Koordinator dan Anggota.
d. Bidang penyiapan potensi, operasi dan logistik, terdiri dari Koordinator,
Wakil Koordinator dan Anggota.
e. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi, terdiri dari Koordinator, Wakil
Koordinator dan Anggota.
f. Bidang komunikasi, terdiri dari: Koordinator, Wakil Koordinator dan
Anggota.
g. Satuan Operasi, terdiri dari:
- Satuan Tugas Penanganan Bencana (SATGAS PB)
- Unit Operasional Penanganan Bencana (Unit Ops PB)
- Unit Pelaksana Penanganan Bencana (Unit LAK PB)
Dengan keluarnya Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penggulangan Bencana Daerah serta
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
516
pelaksanaan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, di setiap Kabupaten Kota dapat dibentuk
Badan Penanggulangan Bencana Daerah, tetapi Kabupaten Sleman
belum mengimplementasikan mewadai ketugasan Penanggunalangan
Bencana pada dinas yang memiliki fungsi yang bersesuaian dengan fungsi
penanggulangan bencana.
Pada tahun 2009 ketugasan penanggulangan Bencana masih diwadahi
dalam ketugasan SKPD Dinas P3BA karena penetapan Perda tindaklanjut
PP Nomor 41 tahun 2007 yakni Perda Nomor 9 tahun 2009 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman baru
dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2009
Dalam perda tersebut fungsi penanggulangan bencana dilaksanakan oleh
Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, dan Penanggulangan
Bencana
8. Potensi bencana yang diperkirakan terjadi
a. Erupsi Gunung Merapi
Wilayah Kabupaten Sleman sangat rentan terhadap bencana erupsi
Merapi dan banjir lahar dingin, karena kondisi geologis di Kabupaten
Sleman sebagaian besar berada di Gunung Merapi. didominasi oleh
keberadaan Gunung Merapi. Formasi geologi di Sleman dibedakan
menjadi endapan vulkanik, sedimen, dan batu terobosan, dengan
endapan vulkanik memiliki lebih dari 90% dari luas wilayah Sleman.
Gunung Merapi di Sleman merupakan salah satu gunung teraktif di
dunia. Merapi memiliki karakteristik gunung api stratovolkano yaitu
tubuh gunung api tinggi berbentuk kerucut yang terbentuk dari
endapan awan panas dan lava berselang-seling. Merapi memiliki
periode erupsi yang singkat (terpendek hanya 2 tahun) dapat menjadi
ancaman bahaya bagi kehidupan disekitarnya. Dengan tinggi puncak
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
517
hampir 3000 meter di atas permukaan laut. Awan panas Merapi yang
merupakan bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan sampai
100 km/jam sejauh belasan kilometer.
Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya awan panas
(wedhus gembel). Awan panas inilah sebenarnya merupakan letusan
Merapi yaitu keluarnya sejumlah material magmatik (batu, pasir dan
abu) dan konsentrasi gas sangat tinggi bersuhu ratusan derajat celcius.
Abu yang dikeluarkan akan menyebar menurut arah dan besar angin,
berpotensi merusak tanaman pertanian, mencemarkan air serta
mengganggu pernafasan. Tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan
diri dari awan panas kecuali segera menghindar sejauh mungkin dari
jangkauannya. Awan panas mempunyai daya rusak luar biasa dengan
temperatur yang sangat tinggi sehingga dapat menghancurkan
bangunan.
Daerah rawan bencana awan panas adalah area sejauh 10 km dari
atas puncak Merapi. Jika luncuran kearah barat maka bahaya menuju
Kecamatan Turi dan Kecamatan Tempel. Jika arah luncuran awan
panas menuju ke selatan maka area bahaya ada di kawasan Kaliurang
wilayah Kecamatan Pakem. Namun jika arah luncuran mengarah ke
arah tenggara maka area bahaya ada di wilayah Kecamatan
Cangkringan.
Ancaman lain setelah letusan adalah lahar dingin yaitu aliran lumpur
pekat. Turunnya hujan lebat akan menggerus material vulkanik
sehingga menjadi lumpur yang sering disebut lahar dingin. Lahar dingin
tersebut akan mengalir ke arah yang lebih rendah terutama melalui
sungai dan lembah. Untuk menghindari terjadinya korban ketika terjadi
lahar dingin, maka telah diupayakan peningkatan kewaspadaan para
aparat dan masyarakat di sekitar lembah dan sungai yang berpotensi
dilewati lahar dingin.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
518
Peta bahaya banjir lahar dingin meliputi wilayah aliran Kali Gendol,
Pethit Opak, Kali Kuning, Kali Boyong, dan Kali Krasak. Sungai-sungai
tersebut akan melalui 7 wilayah kecamatan yaitu kec. Tempel, Turi,
Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik dan Kalasan. Daerah hulu
keempat sungai tersebut merupakan wilayah dengan curah hujan
tertinggi di Kabupaten Sleman. Kawasan rawan bencana lahar dingin
di wilayah Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Pakem.
b. Bahaya Tanah Longsor
Wilayah Kabupaten Sleman juga rawan terhadap bahaya longsor.
Resiko bahaya longsor disebabkan oleh kondisi jenis tanah, batuan
dan kemiringannya. Seperti di daerah Sengir Kecamatan Prambanan
memiliki kemiringan lebih dari 45º sangat memiliki resiko bahaya
longsor yang lebih besar dibandingkan daerah lain. Demikian juga
dengan daerah yang jenis tanah berupa pasir dengan kemiringan 45º
memilki resiko bahaya longsor. Secara statistik, resiko terjadinya
bahaya longsor adalah di musim hujan dengan volume curah hujan
tertentu dan dalam waktu lama.
Wilayah-wilayah yang memiliki resiko bahaya tanah longsor di
Kabupaten Sleman diantaranya di Kecamatan Prambanan, Moyudan,
Ngemplak, Pakem, Cangkringan dan sedikit di wilayah Kecamatan
Minggir dan Seyegan.
c. Bahaya angin dan kekeringan
Sesuai dengan Peta Rawan Bencana, di kabupaten Sleman terdapat
10 kecamatan yang rawan bencana angin. Wilayah yang telah
diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana angin tersebut merupakan
wilayah yang dilintasi angin dengan kecepatan tinggi adalah
Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Berbah, Mlati, Turi, Tempel,
Seyegan, Moyudan dan Godean.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
519
ada musim kemarau, masyarakat juga menghadapi resiko bencana
kekeringan. Resiko kekeringan dihadapi oleh masyarakat yang
bermukim di wilayah yang ketersediaan air sangat rendah dan muka air
tanah yang sangat dalam. Wilayah yang memiliki resiko bahaya
kekeringan diantaranya di Kecamatan Prambanan yaitu di Desa
Gayamharjo dan sedikit di Kecamatan Gamping.
d. Gempa Bumi
Berdasarkan peta mikrozonasi gempa yang dibuat oleh Pemkab
Sleman, daerah yang memiliki amplifikasi tanah tinggi adalah
kecamatan Berbah, Kalasan, dan Prambanan, terutama kawasan yang
berada di patahan aktif sesar opak.
Kawasan dengan amplifikasi tinggi dan sangat tinggi terdapat di
Kecamatan Kalasan di Desa Purwomartani, Tirtomartani dan
Tamanmartani, Kecamatan Berbah di Desa Kalitirto, Tegaltirto dan
Sendangtirto, Kecamatan Prambanan di Desa Bokoharjo. Desa
Sumberharjo dan Wukirharjo.
Disamping adanya cesar aktif, wilayah Sleman yang terdiri dari lapisan
batuan sedimen hasil erupsi Merapi menyebabkan bertambahnya efek
getaran gempa sehingga gempa dapat dirasakan di seluruh wilayah
Sleman.
F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum
Ketentraman dan ketertiban umum masyarakat merupakan salah satu faktor
utama terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Kondisi yang
aman dan tertib akan meningkatkan peran serta masyarakat dalam kehidupan
sosial politik, yang akhirnya akan mewujudkan pemerintahan yang dinamis
dan didukung oleh meningkatnya peran serta masyarakat. Untuk mendukung
terselenggaranya pemerintahan yang baik perlu diciptakan situasi yang
kondusif.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
520
1. Permasalahan Ketentraman dan Ketertiban.
a) Tingginya tindak kejahatan yang terjadi sepanjang tahun 2009
sebanyak 2.251 kasus. Tindak kejahatan tersebut terdiri dari 319 kasus
curanmor, 418 kasus pencurian berat, 86 kasus pencurian dengan
kekerasan, 2 kasus pembunuhan, 400 kasus pencurian biasa, 298
kasus penipuan, 96 kasus penggelapan, 31 kasus pengrusakan, 8
kasus pemerasan, 167 kasus penganiayaan, 58 kasus pengeroyokan,
9 kasus perampasan, 35 kasus kekerasan dalam rumah tangga, 3
kasus penemuan bayi hidup, 15 kasus penemuan mayat, 72 kasus
narkoba dan 232 kasus kejahatan lainnya
b) Pedagang kaki lima yang menempati fasilitas publik dan pinggir jalan.
c) Banyaknya anak jalanan dan gelandangan pengemis yang berasal
dari daerah lain.
2. SKPD yang menangani
Dinas Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat. Dinas ini dibentuk
berdasarkan Perda Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Surat Keputusan Bupati
Sleman Nomor 32/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,
Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Polisi
Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat Kabupaten Sleman. Dinas
Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat ini memiliki tugas pokok
melaksanakan kewenangan bidang administrasi publik dan politik dalam
negeri. Dinas Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat dalam
menyelengarakan tugas mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang administrasi publik dan politik
dalam negeri.
b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum bidang
administrasi publik dan politik dalam negeri.
c. Pembinaan terhadap Unit Pelayanan Teknis Dinas.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
521
3. Jumlah Pegawai, kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan
Sumber daya penyelenggara Ketentraman dan Ketertiban Umum adalah:
Tabel 5.10. SDM Penyelenggara Ketenteraman dan Ketertiban Umum
Jumlah SDM No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah 1 SD - 1. I 1
2 SMP 6 2. II 83
3 SMA 126 3. III 84
4 Sarmud/D3 5 4. IV 8
5 Strata 1 37
6 Strata 2 2
Jumlah 176 Jumlah 176 Sumber: Dinas Pol. PP dan Tibmas.
4. Penanggulangan dan Kendalanya
Dalam rangka menanggulangi gangguan ketentraman dan ketertiban
umum dilaksanakan program kegiatan sebagai berikut:
a. Program Peningkatan Keamanan dan Penanggulangan Kebakaran
dengan kegiatan pencegahan dan opreasional pemadam kebakaran
b. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dan
Pencegahan Tindak Kriminal
1) Peningkatan Kapasitas Linmas
2) Operasional dan Kesiapsiagaan Linmas dan Implementasi Wawasan
Kebangsaan
3) Pelatihan PAM Pemilu 2009
4) KOMINDA
5) Pemberdayaan Keamanan Lingkungan (Kamling) dan Pembinaan
Satpam di lingkungan Pemda
6) Penyuluhan Keamanan dan Ketertiban (Trantib)
7) Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban Masyarakat
8) Pengawasan dan Pengendalian Keamanan
c. Program Pendidikan Politik Masyarakat
1) Sosialisasi pemahaman kehidupan Demokrasi &HAM
2) Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Politik
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
522
3) Fasilitasi Kelancaran Penyelenggaraan Pemilu 2009
4) Forum Komunikasi antar Partai
5) Verifikasi Bantuan Keuangan Kepada Parpol
6) Forum Kerukunan Umat Beragama
d. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
1) Pembinaan Wawasan Kebangsaan Pemantapan Ideologi Negara
Bagi Aparat dan Tokoh Masyarakat
2) Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan
3) Pendataan dan Pemantauan WNA /WNI Keturunan, Non Goverment
Organization / Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Asing
4) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat
5) Peningkatan Kapasitas Linmas
e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
1) Pengadaan Sarana dan Prasarana PBK
2) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kerja
f. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan
kegiatan bintek dan seminar korsik Pemda Sleman
g. Program Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keungan
1) Penyusunan Perencanaan Kerja SKPD
2) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Kinerja SKPD
3) Penyusunan Pelaporan Keuangan dan Realisasi Anggaran
h. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
1) Pengelolaan Izin HO
2) Pengendalian Izin Gangguan
i. Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum dengan kegiatan
penyuluhan hukum
j. Program Pembentukan Produk Hukum, Penegakan Hukum dan HAM
1) Operasional PPNS terhadap pelanggaran Perda
2) Operasi Penertiban
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
523
Tingkat pencapaian realisasi program dan kegiatan dalam
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum sebagai berikut :
a. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat dilaksanakan dengan pemberdayaan
keamanan lingkungan. Kegiatan tersebut direalisasikan dengan
melaksanakan Forum Komunikasi Kelompok Kamling sebanyak 4 kali
dengan peserta 220 orang, pelaksanaan Pelatihan dan Fasilitasi
Kelompok Kamling sebanyak 8 kali terhadap 280 orang. Kegiatan
Pembinaan Satpam dilingkungan Pemda Sleman dengan peserta 40
orang, Operasional Linmas dan Kesiapsiagaan linmas sebanyak 2
kali, 48 kali pengerahan anggota Linmas, terlaksananya operasional
TMMD sebanyak 2 kali , fasilitasi dan koordinasi kasatgas linmas desa
dan kasie trantib kecamatan sebanyak 2 kali dengan jumlah peserta
103 orang, 50 kegiatan implementasi wawasan kebangsaan.
b. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dan
Pencegahan Tindak Kriminal melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas
Linmas dengan melaksanakan pembinaan linmas tingkat Kabupaten
dengan peserta 110 orang pembinaan linmas 17 kecamatan dengan
peserta 935 orang serta adanya ruang pusat pengendalian komunikasi
(rupusdalkom), kegiatan Operasional dan Kesiapsiagaan Linmas dan
Implementasi Wawasan Kebangsaan dengan melaksanakan 2 kali
operasional dan kesiapsiagaan linmas, kegiatan Pelatihan PAM Pemilu
2009 di 17 Kecamatan dengan peserta 5.739 orang, melaksanakan
Komunitas Intelejen Daerah ( KOMINDA) dengan peserta 50 orang,
Pemberdayaan Keamanan Lingkungan (Kamling) dengan
melaksanakan 4 kali forum komunikasi kelompok kamling dengan
peserta 220 orang dan Pembinaan Satpam di lingkungan Pemda
dengan peserta 40 orang,8 kali pelatihan dan fasilitasi keamanan
lingkungan dengan peserta 280 orang, 4 kali Penyuluhan Keamanan
dan Ketertiban (Trantib) dan evaluasi bidang trantib dengan peserta
180 orang,pembuatan 1000 leaflet, 1000 lembar brosur dan 12
spanduk, 6 kali penyuluhan sosialisasi Satuan Kewaspadaan dini
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
524
masyarakat (satrantiblinmas) Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban
Masyarakat dengan hasil dengan melaksanakan 13 kali pembinaan pol
pp, ban pol dan rakortramtib kecamatan dengan peserta 90 orang,
kerjasama dengan polres sebanyak 16 kali dalam rangka kamtibmas,
terlaksanya posko tramtib 359 hari, Pengawasan dan Pengendalian
Keamanan dengan melaksanakan 10 kali pengamanan foreder
pejabat, 10 kali pengamanan hari besar nasional dan hari besar
agama, 30 kali pengamanan pemilihan kepala desa, dukuh dan
perangkat desa, 9 kali pengamanan unjuk rasa, 10 kali patroli sambang
desa, 2 kali fasilitasi kelancaran Penyelenggaraan Pemilu 2009
dengan peserta 1.483 orang.
c. Program Pendidikan Politik Masyarakat melalui kegiatan Sosialisasi
pemahaman kehidupan Demokrasi &HAM dengan melaksanakan 4
kali sosialisasi dengan peserta 220 orang, 1 kali Peningkatan peran
serta Organisasi Kemasayarakat (orkesmas) dengan peserta 75 orang,
Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Politik dengan
melaksanakan pemberdayaan dan pendampingan wanita di 2
kecamatan dengan peserta 200 orang, 2 kali Forum Komunikasi antar
Partai (FKAP)dengan peserta 34 partai, Verifikasi Bantuan Keuangan
Kepada Parpol dengan melaksanakan seleksi terhadap 9 parpol yang
mengajukan bantuan, 4 kali Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) dengan peserta 14 orang.
d. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan melalui kegiatan
Pembinaan Wawasan Kebangsaan Pemantapan Ideologi Negara Bagi
Aparat dan Tokoh Masyarakat dengan melaksanakan pembinaan
wawasan kebangsaaan dan pemantapan ideologi Negara bagi aparat
dan tokoh masyarakat sebanyak 2 kali dengan peserta 100 orang,
Forum pembauran kebangsaan (FPK) sebanyak 2 kali dengan peserta
70 orang, Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan dengan
melaksanakan Forum Komunikasi Wasbang bagi generasi muda antar
etnis dan suku sebanyak 3 kali dengan peserta 120 orang, Deteksi dini
dan cegah dini intelejen wilayah rawan konflik sara dan unjuk rasa 10
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
525
(sepuluh) kali di 17 kecamatan, 2 kali monitoring dan update data
terhadap bekas anggota Organisasi Terlarang di 17 Kecamatan,
Pendidikan Kesadaran Bela Negara (PKBN) dengan peserta 21 orang,
Kegiatan Pendataan dan Pemantauan WNA /WNI Keturunan, Non
Goverment Organization / Lembaga Swadaya Masyarakat dan
Lembaga Asing dengan melaksanakan 21 kali pemantauan dan
pendataan WNA/WNI keturunan dan 2 kali Pemantauan dan
pendataan lembaga asing, 5 kali Forum Kewaspadaan Dini
Masyarakat, 1 kali Peningkatan Kapasitas Linmas tingkat kabupaten
dengan peserta 110 orang, 1 kali peningkatan Linmas tingkat
kecamatan dengan peserta 935 orang.
e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana melalui kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana PBK dengan hasil tersedianya
pakaian kerja PBK 22 buah, peralatan kerja baju tahan api 1 buah, 1
buah breathing aparatus, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kerja
dengan hasil perawatan 3 buah mobil pemadam kebakaran, perawatan
2 buah mobil tangki air serta perawatan 31 buah tabung Alat Pemadam
Api Ringan (APAR).
f. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan
kegiatan Bintek dan Seminar Korsik Pemda Sleman dengan hasil
terlaksananya 28 kali kegiatan korsik dan 12 kali latihan korsik
g. Program Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keungan melalui kegiatan Penyusunan Perencanaan
Kerja SKPD dengan 1 dokumen Rencana Kerja SKPD tahun 2010,
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Kinerja SKPD
dengan hasil 12 laporan bulanan 1 laporan tahunan 1 RKT dan LAKIP,
30 kali monitoring dan evaluasi kegiatan dinas tahun 2009,
Penyusunan Pelaporan Keuangan dan Realisasi Anggaran dengan
hasil 3 RKA dan DPA SKPD, 12 kali penyusunan laporan keuangan, 1
dokumen penyususnsn rekapitulasi anggaran selama 5 tahun, 1 kali
penyusunan LPJ keuangan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
526
h. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik melalui kegiatan
Pengelolaan Izin HO dengan menerbitkan 2.150 ijin HO, penerimaan
daerah dari ijin gangguan sebanyak Rp.846.885.000,-,
Pengendalian Izin Gangguan dengan hasil 10 kali penyelesaian
permasalahan perijinan terhadap 10 jumlah kasus, 10 kegiatan
pengawasan dan pengendalian ijin gangguan.
i. Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum dengan
kegiatan Penyuluhan Hukum dengan melaksanakan coaching clinic
PPNS sebanyak 4 kali dengan peserta 200 orang, pemberdayaan
gugus tugas PPNS 9 kali dengan peserta 40 orang, pengiriman 2
orang peserta bintek PPNS, 7 kali pendalaman penegakan perda yang
bersangsi dengan peserta 280 orang, 16 kali pendataan/inventarisasi
pelanggaran perda, 7 kali sosialisasi perda bersangsi.
j. Program Pembentukan Produk Hukum, Penegakan Hukum dan HAM
dengan kegiatan Operasional PPNS terhadap pelanggaran Perda
dengan melakukan 25 kali penyidikan PPNS pelanggaran Perda
(Wasdal), operasi yustisi dengan hasil 15 sidang dipengadilan, 4
sidang ditempat dan 2 penyidikan acara biasa, 5 kali pembinaan
pelanggaran perda terhadap 125 pelanggar perda, tindaklanjut putusan
sidang pengadilan sebanyak 10 kali, kegiatan Operasi Penertiban
dengan penertiban PKL sebanyak 60 kali, Evakuasi PKL 15
kali,Pendataan PKL 20 kali, operasi spanduk dan reklame liar 15 kali,
operasi pekat 11 kali, operasi gepeng, Anjal, dan Orgil 8 kali.
Kendala atau hambatan dan penanggulangannya dalam penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban umum untuk tahun 2008 antara lain yaitu:
a. Denda yang diputuskan hakim bagi pelanggar Perda (contoh Perda
IPPT, Perda Miras dan Perda Ijin Gangguan) sangat ringan, sehingga
menyebabkan tidak terpenuhinya rasa keadilan masyarakat dan tidak
ada efek jera kepada pelaku pelanggar Perda.
b. Keterbatasan kuantitas dan kualitas aparat penegak Perda (PPNS),
solusinya dengan memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun Anggaran 2009
527
kecamatan, sehingga kecamatan bisa membantu fungsi pemerintahan
daerah khususnya penegakan Peraturan Perundang – undangan.
5. Keikutsertaan aparat keamanan dalam penanggulangan
Dalam pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum selalu
berkoordinasi dan melibatkan instansi terkait dalam penanganannya,
sehingga penanganan ketentraman dan ketertiban dapat dilaksanakan
secara optimal. Aparat yang terlibat meliputi: PPNS, Kepolisian, Polisi
Pamong Praja, dan aparat instansi terkait.
6. Sumber dan Jumlah Anggaran
Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan
Ketentraman dan Ketertiban Umum sebesar Rp6.445.344.325,00 Dalam
pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar
Rp5.589.938.588,00 atau sebesar 86,73%