bab v tugas umum pemerintahan -...

97
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2010 403 BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, pelaksanaan tugas umum pemerintahan menggunakan asas tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas dan asas kepastian hukum. Sebagai implementasi pelaksanaan tugas umum pemerintahan di Kabupaten Sleman dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: A. Kerjasama Antar Daerah Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan daerah lain dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. Kerjasama di wilayah perbatasan diselenggarakan untuk memecahkan berbagai permasalahan lintas wilayah administratif guna mewujudkan kepentingan bersama. Demikian juga kerjasama antar daerah dimaksudkan agar kekuatan masing-masing daerah yang bekerjasama dapat disinergikan untuk menghadapi ancaman lingkungan dan permasalahan, sehingga upaya penyelesaiannya menjadi lebih efektif dan optimal. Dengan kerjasama tersebut pihak-pihak yang bekerjasama memiliki posisi tawar yang lebih baik atau lebih mampu memperjuangkan kepentingan bersama kepada struktur pemerinatahan yang lebih tinggi. Wilayah perbatasan d isatu sisi memiliki potensi untuk dikembangkan, di sisi lain memiliki permasalahan yang memerlukan keterpaduan antar daerah dalam penyelesaiannya. Berkenaan dengan hal tersebut diperlukan optimalisasi kerjasama di bidang ekonomi, sosial, budaya dan fisik prasarana dalam pengelolaan wilayah perbatasan. Pengelolaan bersama wilayah perbatasan antar daerah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan daya saing wilayah dalam hal meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya, termasuk dalam tataran kebijakan yang terkait investasi, pemasaran maupun promosi daerah.

Upload: vonhu

Post on 07-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

403

BAB V

TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, pelaksanaan tugas umum

pemerintahan menggunakan asas tertib penyelenggaraan negara, kepentingan

umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi,

efektivitas dan asas kepastian hukum. Sebagai implementasi pelaksanaan tugas

umum pemerintahan di Kabupaten Sleman dilaksanakan kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

A. Kerjasama Antar Daerah

Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan daerah lain

dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. Kerjasama

di wilayah perbatasan diselenggarakan untuk memecahkan berbagai

permasalahan lintas wilayah administratif guna mewujudkan kepentingan

bersama. Demikian juga kerjasama antar daerah dimaksudkan agar kekuatan

masing-masing daerah yang bekerjasama dapat disinergikan untuk

menghadapi ancaman lingkungan dan permasalahan, sehingga upaya

penyelesaiannya menjadi lebih efektif dan optimal. Dengan kerjasama tersebut

pihak-pihak yang bekerjasama memiliki posisi tawar yang lebih baik atau lebih

mampu memperjuangkan kepentingan bersama kepada struktur

pemerinatahan yang lebih tinggi.

Wilayah perbatasan d isatu sisi memiliki potensi untuk dikembangkan, di sisi

lain memiliki permasalahan yang memerlukan keterpaduan antar daerah dalam

penyelesaiannya. Berkenaan dengan hal tersebut diperlukan optimalisasi

kerjasama di bidang ekonomi, sosial, budaya dan fisik prasarana dalam

pengelolaan wilayah perbatasan. Pengelolaan bersama wilayah perbatasan

antar daerah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan daya saing wilayah

dalam hal meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya,

termasuk dalam tataran kebijakan yang terkait investasi, pemasaran maupun

promosi daerah.

Page 2: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

404

Kerjasama antar daerah dilaksanakan tidak hanya untuk mengatasi

permasalahan khususnya di daerah perbatasan secara efektif dan efisien,

tetapi juga untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam maupun sumber

daya manusia. Selain itu kerjasama tersebut juga untuk mensinkronkan

program pembangunan serta mengurangi pengangguran dan tingkat

kemiskinan di Kabupaten Sleman.

1. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan kabupaten

berbatasan

a. Daerah yang diajak kerjasama

Dalam upaya peningkatan koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan

program untuk menentukan kebijakan bersama antar kabupaten

berbatasan, Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan kerjasama

dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul,

Kabupaten Bantul dan Kabupaten Magelang

b. Dasar Hukum

1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 khususnya Pasal 195

sampai dengan Pasal 198.

2) Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama

Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan

Insfrastruktur

3) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Kerjasama Daerah.

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah

5) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 120/1730/SJ/2005

Perihal Kerjasama Daerah.

6) Perjanjian Kerjasama bidang teknis antara Pemerintah Kabupaten

Sleman dengan Kabupaten Gunungkidul merupakan tindaklanjut

Keputusan Bersama antara Bupati Sleman dengan Bupati

Gunungkidul Nomor 04/SKB.KDH/A./2004 dan Nomor 125/1023

tentang Kerjasama di Bidang Pemerintahan, Pembangunan, dan

Kemasyarakatan.

Page 3: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

405

7) Perjanjian Kerjasama bidang teknis antara Pemerintah Kabupaten

Sleman dengan Kabupaten Magelang merupakan tindaklanjut

Keputusan Bersama antara Bupati Sleman dengan Bupati Magelang

Nomor: 06/Kep.KDH/2000 dan Nomor: 188.4/88/Kep./01/2000

tentang Kerjasama di Bidang Pemerintahan, Pembangunan, dan

Kemasyarakatan.

8) Keputusan Bersama Bupati Sleman dan Bupati Gunungkidul Nomor

04/SKB.KDH/A./2004 dan Nomor 125/1023 tentang Kerjasama

antara Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten

Gunungkidul.

9) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pengairan Pertambangan dan

Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman, Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, dan Balai Besar Wilayah

Sungai Serayu-Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor

23/PK.KDH/D/2007, Nomor 600/913 dan Nomor

147/KPTS/SBBWS.SO/2007 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air,

10) Perjanjian kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab

Sleman dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Kulon

Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 dan Nomor 147 Th 2008 tanggal

20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya

11) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Sleman dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan

Peternakan Kabupaten Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 dan

Nomor 62/Perj/Bt/2008 tanggal 20 Desember 2008 tentang

Peningkatan KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan

Perikanan

c. Bidang yang dikerjasamakan

1) Peningkatan kualitas ternak, kesehatan masyarakat veteriner dan

perikanan budidaya

2) Sumber Daya Air

3) Kesehatan

Page 4: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

406

d. Nama Kegiatan

Kerjasama antar daerah dilaksanakan melalui kegiatan Koordinasi

Kerjasama Antar Daerah Berbatasan.

e. SKPD Penyelenggara

Penyelenggara pembinaan batas wilayah dilaksanakan oleh Bagian

Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah sesuai dengan Peraturan

Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang tentang Organisasi Perangkat

Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman

Nomor 40 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman. Berdasarkan Peraturan Bupati

tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan kebijakan, pengkoordinasian

pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur

bidang administrasi pemerintahan daerah, pengembangan otonomi

daerah, administrasi wilayah perbatasan, dan kerjasama.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Pemerintahan

mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan

2) Perumusan kebijakan bidang administrasi pemerintahan daerah,

pengembangan otonomi daerah, administrasi wilayah perbatasan

dan kerjasama;

3) Penyelenggaraan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi

pemerintahan daerah

4) Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang pengembangan

otonomi daerah;

5) Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi wilayah

perbatasan dan kerjasama; dan

6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja

Bagian Tata Pemerintahan

Page 5: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

407

f. Sumber Daya Manusia

Sumber daya penyelenggara pembinaan batas-batas wilayah adalah

sebagai berikut: Tabel 5.1. SDM Penyelenggara Kerjasama Antar Daerah

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP 1 2. II 2

3 SMA 2 3. III 12

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1

5 Strata 1 7

6 Strata 2 5

Jumlah 15 Jumlah 15

Sumber: Sekretariat Daerah

SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1

orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.

g. Sumber dan Jumlah Anggaran

Anggaran untuk mendukung kegiatan kerjasama dan koordinasi antar

kabupaten sebesar Rp60.000.000,00 realisasi Rp25.740.275,00 atau

42,90%.

h. Jangka Waktu Kerjasama

Jangka waktu kerja sama antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten

Kota, Magelang, Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul adalah 5 tahun.

i. Hasil dari Kerjasama

1) Pelaksanaan kegiatan kerjasama dan koordinasi antar kabupaten

direalisasikan dengan penindaklanjutan perjanjian Kerjasama

pengelolaan Sumber Daya Air dalam bentuk pembangunan Embung

yang berlokasi di Dusun Kalinongko Lor, Desa Gayamharjo,

Kecamatan Prambanan dan Dusun Kayoman, Desa Serut,

Kecamatan Gedangsari Kab. Gunungkidul. Tujuan pembangunan

embung tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan penyediaan

air baku bagi masyarakat wilayah perbatasan Kabupaten Sleman

dan Kabupaten Gunungkidul, karena selama ini masyarakat

diwilayah tersebut mengalami kekurang air bersih.

Page 6: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

408

Sesuai dengan tahapan pembangunan Embung Serut yang

tercantum dalam Perjanjian Kerjasama, bahwa :

a) Tahun 2008 merupakan tahapan penyusunan Detail Enginering

Design (DED), UKL-UPL, oleh Balai Besar Wilayah Sungai

serayu Opak, pembentukan organisasi pengelola Embung Serut.

b) Tahun 2009 penyediaan lahan oleh Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Gunungkidul

c) Tahun 2010 – 2011 tahap pembangunan konstruksi embung dan

pendanaan menjadi kewajiban Balai Besar Wilayah Sungai

Serayu Opak.

Pemerintah Kabupaten Sleman besama Pemerintah Kabupaten

Gunungkidul telah melaksanakan pembebasan lahan untuk lokasi

pembangunan embung tersebut. Lahan diwilayah Kabupaten

Sleman yang dibebaskan seluas 4.196,48 m² (25% dari total luas

tanah yang direncanakan untuk pembangunan embung 16.609 m2).

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyediakan lahan lokasi

pembangunan embung seluas 8.004,68 m².

Pembanguan konstruksi bangunan Embung Serut direncanakan

dimulai pada tahun 2010 selesai sesuai jadwal pada tahun 2011. Akan

tetapi pembangunan tersebut belum bisa dilaksanakan karena alokasi

anggaran pembangunan konstruksi Embung Serut di Balai Besar

Wilayah Sungai Serayu Opak baru akan turun pada tahun 2011.

2) Pemerintah Kabupaten Sleman telah menindaklanjuti perjanjian

kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Sleman dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Kulon

Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 dan Nomor 147 Th 2008 tanggal

20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya serta Perjanjian

Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Sleman dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan

Kabupaten Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 dan Nomor

62/Perj/Bt/2008 tanggal 20 Desember 2008 tentang Peningkatan

Page 7: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

409

KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Perikanan

Budidaya. Hasil tindaklanjut kerjasama tersebut antara lain :

a) Pengawasan kesehatan hewan di pasar, bahan asal hewan dan

produk asal hewan yang dilaksanakan oleh Puskeswan di

wilayah Perbatasan.

b) penerbitan surat keterangan kesehatan hewan terhadap hewan

yang akan keluar dari wilayah daerah

c) pembinaan kesehatan ternak kepada petani ternak dilaksanakan

oleh puskeswan

d) pelaksanaan inseminasi buatan dan pemeriksaan kebuntingan

ternak serta gangguan reproduksi ternak di wilayah perbatasan

e) pencegahan, pengawasan dan pengendalian ternak di perbatasan

f) sosialisasi kepada peternak, pedagang ternak dan pedagang

produk peternakan tentang Surak Keterangan Kesehatan Hewan

(SKKH) dan Surat Keterangan Kesehatan Produk Asal Hewan

g) penyediaan benih dan induk ikan yang tepat jumlah, tepat waktu,

dan berkualitas baik

h) pemberian data dan informasi kebutuhan ikan (konsumsi dan

benih ikan)

i) pengelolaan kualitas air di perairan umum pada daerah perbatasan

j) sosialisasi peduli ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal) kepada

masyarakat

3) Penyusunan draft perjanjian kerjasama tentang pelayanan

kesehatan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang. Secara

substansi draft tersebut memuat pelayanan kesehatan bagi

masyarakat di wilayah perbatasan, terutama masyarakat miskin yang

memerlukan jaminan kesehatan.

4) Penyusunan evaluasi kerjasama antar wilayah perbatasan meliputi

evaluasi seluruh kerjasama antar daerah yang masih berlaku dan

yang telah habis masa berlakunya, sebagai bahan penyusunan

prioritas kegiatan kerjasama pada tahun berikutnya.

Page 8: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

410

j. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan kerjasama antar daerah lebih pada perbedaan kebijakan

yang diterapkan para pelaku kerjasama baik ditingkat perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan. Hal tersebut menyebabkan belum

optimalnya pelaksanaan kerjasama, baik perumusan kerjasama baru

maupun implementasi kerjasama yang telah ada. Solusi yang dilakukan

dengan melakukan peningkatan koordinasi secara aktif dan komunikasi

dengan kabupaten lain pelaku kerjasama.

2. Sekretariat Bersama Java Promo

a. Daerah yang diajak kerjasama

Dalam upaya meningkatkan kegiatan bidang pariwisata, Pemerintah

Kabupaten Sleman melakukan kerjasama dengan 15 Kabupaten/Kota di

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yaitu Kab. Sleman,

Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunungkidul,

Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung,

Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar,

Kabupaten Boyolali, Kabupaten Kebumen, Kota Yogyakarta dan Kota

Magelang dan Kabupaten Semarang yang tergabung dalam Forum Java

Promo. Forum Java Promo dideklarasikan oleh 13 Kab/Kota dan

bertambah anggota yaitu Kabupaten Karanganyar (tahun 2006) dan

Kabupaten Semarang (tahun 2008)

b. Dasar Hukum

Pembentukan Sekretariat Java Promo berdasarkan Deklarasi

Kerjasama Pariwisata antara 13 Kabupaten/Kota dilingkungan Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tanggal 26 Juni

2002 bertempat di Hotel Hyatt, Sleman. Selanjutnya Sekber tersebut

dikukuhkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, I Gde Ardika

pada tanggal 21 Mei 2003 di Wonosobo.

c. Bidang yang dikerjasamakan

1) Pengembangan pariwisata secara bersama-sama dalam 1 wilayah

destinasi pariwisata

2) Pengembangan sarana prasarana penunjang pariwisata

Page 9: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

411

3) Pengembangan produk paket wisata baru yang potensial

4) Pengembangan promosi pariwisata secara terpadu

5) Pengembangan pendidikan dan pelatihan bidang pariwisata.

d. Nama Kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan disebut Kegiatan Pendampingan Java

Promo.

e. SKPD Penyelenggara

SKPD penyelenggara kegiatan Java Promo adalah Badan Perencanaan

Pembangunan. Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Nomor 09 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah

Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun

2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah. Bappeda mempunyai tugas

melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang

perencanaan pembnagunan Daerah, Bidang Ekonomi mempunyai

fungsi yaitu :

1) Penyusunan rencana kerja Bidang Ekonomi

2) Perumusan kebijakan teknis perencanaan pertanian, perikanan,

kehutanan, perekonomian, pariwisata, ketenagakerjaan, dan investasi

3) Penyelenggara, pengoordiansian, dan pembinaan perencanaan

bidang pertanian, perikanan dan kehutanan

4) Penyelenggara, pengoordiansian, dan pembinaan perencanaan

bidang perekonomian dan pariwisata

5) Penyelenggara, pengoordiansian, dan pembinaan perencanaan

bidang ketenagakerjaan lingkungan hidup perkotaan

6) Penyelenggaraan evaluasi kebijakan teknis perencanaan tata ruang,

sarana, prasarana dan lingkungan hidup perkotaan; dan

7) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja

Bidang Perkotaan

f. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia penyelenggara kegiatan Java Promo yaitu

Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi yang bertindak sebagai pelaksana

kegiatan harian adalah sebagai berikut:

Page 10: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

412

Tabel 5.2. SDM Penyelenggara Kerjasama Sekretariat Java Promo

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II 1

3 SMA 1 3. III 8

4 Sarmud/D3 1 4. IV 1

5 Strata 1 4

6 Strata 2 4

Jumlah 10 Jumlah 10

Sumber: Bappeda

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan Sekretariat Java Promo

terdiri dari 1 orang PIU eselon II, 1 orang eselon III, dan 2 orang eselon

IV , 6 orang staf serta 3 orang pengarah (SC) dan 2 sekretariat OC.

g. Sumber dan Jumlah Anggaran

Anggaran untuk mendukung kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo

diperoleh dari iuran anggota yang besarnya Rp50.000.000,00 per

Kabupaten/Kota per tahun.

h. Jangka Waktu Kerjasama

Jangka waktu kerjasama 15 kabupaten/kota anggota Sekretariat

Bersama Java Promo dalam rangka promosi dan pengembangan

pariwisata serta pembangunan sarana dan prasarana pariwisata

tersebut tidak dibatasi, tergantung keputusan anggotanya. Masa kerja

pengurus Sekretariat Java Promo adalah 3 tahun dan setiap akhir masa

kepengurusan dilaksanakan pemilihan Ketua Sekber. Ketua Sekber

Java Promo selama 2 periode dijabat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten

Sleman dan masa jabatan periode kedua ini akan berakhir pada tahun

2010. Kantor Sekretariat Java Promo berada di Bidang Ekonomi

Bappeda Kabupaten Sleman

i. Hasil dari Kerjasama

Kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo di Kabupaten Sleman

dilaksanakan dengan koordinasi dan fasilitasi yang menghasilkan:

1) Terlaksananya pertemuan Koordinaasi Java Promo Tingkat

Bupati/Walikota dengan agenda Musyawarah Umum Java Promo

untuk membahas periodisasi Sekretariat Bersama Java Promo 3

(tiga) tahunan di Grha Sarina Vidi Kabupaten Sleman Tanggal 3

Februari 2010

Page 11: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

413

2) Terlaksananya Misi Perdagangan Dewan Perniagaan Melayu

Malaysia (DPMM) ke Jogjakarta pada tanggal 22-25 Februari 2010

3) Terlaksananya event “Fam Tour dan Pemaketan Wisata Java

Promo” pada tanggal 17 April sd 11 Juli 2010

4) Terlaksananya Konferensi Nasional Destination Management

Organisation pada tanggal 6 agustus 2010

5) Terlaksananya Studi Komparasi Manajemen Sarana –Prasarana

Pariwisata di Banten pada tanggal 21 – 25 September 2010

6) Pertemuan Koordinasi Java Promo Tingkat Kepala Bapeda &

Pariwisata (3 Bulanan) di Kledung Pass, Kabupaten Wonosobo pada

tanggal 30 September 2010

7) Pelaksanaan event “Studi Komparasi Manajemen Sarana-

Prasarana Pariwisata di Makassar pada tanggal 6 – 9 Oktober 2010

8) Pelaksanaan event Promosi Wisata Bersama di Bali “Nusa Dua

Fiesta 2010”. Pada tanggal 13 – 20 Oktober 2010

9) Java Promo bersinergi kerjasama dengan PUSPAR UGM dalam

pelaksanaan Perlatiha “Teknik Penilaian Kualitas Obyek Wisata

Bagi Anggota Java Promo” pada tanggal 23 – 24 November 2010

10) Java Promo bersinergi kerjasama dengan Departeman Kebudayaan

& Pariwisata RI dalam pelaksanaan Perlatihan “Pengembangan

Investasi Bidang Usaha Pariwisata” pada tanggal 26 November 2010

11) Java Promo dalam pelaksanaan event Travel Dialog, Promosi

Wisata Dan Studi Komparasi Pengembangan Wisata di Jakarta –

Cimahi pada tanggal 12 – 15 Desember 2010

12) Java Promo dalam pelaksanaan event Pengelolaan Admin

www.javapromo.com selama satu tahun dan “Pelatihan Fotografi

Jurnalistik Admin www.javapromo.com” .

j. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi pada tahun 2010 adalah perbedaan

komitmen personil antar anggota yang ditugaskan dalam forum Sekber

Java Promo. Kondisi tersebut berpengaruh pada proses pelaksanaan

program dan kegiatan diantara anggota Java Promo. Solusi yang

dilakukan adalah dengan meningkatkan koordinasi dan komunikasi.

Page 12: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

414

k. Hal-hal Lain

Perlunya dibahas dan disiapkan regenerasi kepengurusan Sekber

Kartamantul

3. Sekretariat Bersama Kartamantul

a. Daerah yang diajak Kerjasama

Kartamantul adalah Kerjasama antara 3 daerah di lingkungan Provinsi

DIY, yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul

dalam bidang pengelolaan sarana dan prasarana perkotaan. Kerjasama

tersebut dibentuk dalam rangka mengatasi permasalahan-

permasalahan yang muncul di wilayah aglomerasi perkotaan.

b. Dasar Hukum

Dasar Hukum yang mendasari Kerjasama Sekber Kartamantul adalah:

1) Perjanjian Nomor 04/Perj/BT/2001, Nomor 38/Kep. KDH/2001 dan

Nomor 3 tahun 2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama

Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkotaan antara Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

2) Keputusan Bersama Walikota Yogyakarta, Bupati Sleman dan Bupati

Bantul Nomor 1/SKB.KDH/A/2009; Nomor 27 tahun 2009; Nomor

01/SKB/2009 tentang Perubahan Keputusan Bersama Bupati

Sleman, Bupati Bantul dan Walikota Yogyakarta Nomor :

1/SKB.KDH/A/2008; Nomor 1177 A tahun 2008; Nomor :

01/SKB/2008 tentang Pengangkatan Ketua, Sekretaris dan

Bendahara Sekretariat Bersama Kartamantul Periode 2008-2010.

c. Bidang Kerjasama

Bidang yang dikerjasamakan meliputi pengelolaan sarana dan

prasarana perkotaan khususnya pada 7 sektor, yaitu: persampahan, air

limbah, air bersih, jalan, transportasi, drainase dan tata ruang.

d. Nama Kegiatan

Penunjangan Sekretariat Bersama Yogyakarta, Sleman dan Bantul

(Sekber Kartamantul)

e. SKPD Penyelenggara Kerjasama

SKPD penanggungjawab kegiatan kerjasama Kartamantul adalah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Bidang Perkotaan.

Page 13: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

415

Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun

2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten

Sleman dan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Uraian

Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah. Bidang Perkotaan mempunyai fungsi yaitu :

1) Penyusunan rencana kerja Bidang Perkotaan

2) Perumusan kebijakan teknis perencanaan tata ruang, sarana,

prasarana, dan lingkungan hidup perkotaan

3) Penyelenggara, pengoordiansian, dan pembinaan perencanaan tata

ruang perkotaan

4) Penyelenggara, pengoordiansian, dan pembinaan perencanaan

sarana dan prasarana perkotaan

5) Penyelenggara, pengoordiansian, dan pembinaan perencanaan

lingkungan hidup perkotaan

6) Penyelenggaraan evaluasi kebijakan teknis perencanaan tata ruang,

sarana, prasarana dan lingkungan hidup perkotaan; dan

7) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja

Bidang Perkotaan

f. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam pendukung penyelenggaraan kerjasama

Sekber Kartamantul adalah sebagai berikut: Tabel 5.3. SDM Penyelenggara Kerjasama Kartamantul

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II -

3 SMA 1 3. III 8

4 Sarmud/D3 - 4. IV 2

5 Strata 1 5

6 Strata 2 4

Jumlah 10 Jumlah 10

Sumber: Bappeda

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan kerjasama kartamantul

terdiri dari 1 orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang

eselon IV

Page 14: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

416

g. Sumber dan Jumlah Anggaran

Anggaran pelaksanaan kegiatan Sekber Kartamantul dari iuran para

anggota. Anggaran yang berasal dari APBD Kabupaten Sleman pada

tahun anggaran 2010 untuk Kegiatan penunjangan Sekber Kartamantul

sebesar Rp 40.000.000,00 realisasi sebesar Rp34.937.200 (87,34%)

h. Jangka Waktu Kerjasama

Pada dasarnya jangka waktu kerjasama Sekretariat Bersama

Kartamantul dilakukan sepanjang diperlukan dan masa kerja

kepengurusan selama 2 tahun. Saat ini kepengurusan Sekber

Kartamantul dipegang oleh Kabupaten Bantul.

i. Hasil kerjasama

1) Kegiatan terkait Operasional Kantor Sekber Kartamantul, meliputi :

a) Mekanisme sharing anggaran dan sumber pembiayaan

kerjasama pengelolaan sarana dan prasarana

b) Rencana pengenaan pajak (PPH 21/PPN) pda anggaran OM

Sekber Kartamantul

c) Penyusunan RAB Sekber Kartamantul tahun 2010 – 2011

d) Pengambilan kebijakan tim pengarah sekber

e) Pembahasan draft SKB pengurus Sekber

f) Rakor Persiapan Workshop SOP Sekber Kartamantul

2) Kegiatan terkait promosi KAD dan kunjungan ke Sekber

Kartamantul, meliputi :

a) Persiapan seminar fot promoting ILGC

b) Kunjungan konselor kerjasama ekonomi dan kedubes Jerman

c) Kunjungan SAPTA MITRA PESONA

d) Kunjungan SINGBEBAS Kalimantan Barat

e) Kunjungan UNRI

3) Penanganan lepstospirosis

4) Presentasi pemanfaatan energi surya untuk infrastruktur perkotaan

5) Persampahan

a) Pembuangan sampah sisa produksi PT Dong Young Tress

Page 15: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

417

b) Pembahasan CDM Project (kejasama dengan Shimizu dan

BPPT), meliputi :

(1) Pengambilan kebijakan tim pengarah terkait kerjasama

dengan Shimizu

(2) Pembahasan biaya OM instalasi metane capture dalam

proyek CDM

(3) Penjelasan detail tentang LoI dan CER dari Shimizu

(4) koordinasi tim pengarah terkait persetujuan DPRD

Kabupaten/ Kota terhadap kerjasama CDM Shimizu

(5) Penyiapan materi hasil kajian tim teknis terkait proyek CDM di

TPA Piyungan

(6) Pembahasan Project Agreement Shimizu - Kartamantul

c) Peningkatan kinerja pengelolaan TPA Piyungan, meliputi :

(1) Penanganan longsornya talud dermaga TPA Piyungan

(2) Follow up penanganan kerusakan talud dermaga dan

pembahasan bantuan PDF IRSDP

(3) Pembahasan pemasangan stiker truk sampah dan hasil

laporan hasil studi banding di TPA Sukowaten

(4) Evaluasi peningkatan kinerja pengelolaan TPA Piyungan

(5) Rencana sidak armada angkutan sampah

(6) Brain storming kegiatan pengelolaan TPA 2011

(7) Pembahasan biaya OM TPST Piyungan Tahun Anggaran 2011

(8) Presentasi instalasi pengelolaan air limbah RINI JAYA

(9) Presentasi Armada Pengelolaan Lingkungan ole PT OMNI

(10) Presentasi Hasil Pekerjaan Konsultan Tentang RTH TPA

Piyungan

(11) Presentasi landfill minning dari investor Belanda

(12) Audiensi proposal pengelolaan sampah untuk pemberdayaan

masyarakat miskin dan pemulung

(13) Konsultasi pengelolaan sampah terpadu di TPA Piyungan

oleh DPRD Kota Yogyakarta

Page 16: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

418

d) Penanganan sampah terkait dengan kegiatan PROKASIH, meliputi :

(1) Koordinasi pelaksanaan PROKASIH wilayah APY

(2) Evaluasi pemasangan jaring sampah dan dampaknya

terhadap ekologi sungai

(3) Penyusunan Perjanjian Kerjasama TPST Piyungan

(4) Persiapan seni dan edukasi di TPA Piyungan dengan tema

"Waspadai Banjir Sampah 2010'

(5) Penanganan TPA ilegal di Blok O, Jl. Janti dan Jembatan

sekarsuli (perbatasan Sleman - Bantul)

(6) Presentasi studi mahasiswa ITB tentang persampahan

6) Air Limbah

a) Koordinasi penyiapan program MSMHP, meliputi :

(1) Sinkronisasi pengembangan jaringan air limbah untuk

implementasi program MSMHP

(2) Komitmen pendanaan pengembangan pengembangan

jaringan air limbah sistem terpusat KPY (MSMHP)

b) Koordinasi penyusunan Raperda pengelolaan dan retribusi air

limbah, meliputi :

(1) Sinkronisasi penyusunan Perda pengelolaan air limbah

Sleman dan Bantul

(2) Tindak lanjut uji lab limbah dan rencana penyusunan Perda

pengelolaan air limbah

c) Koordinasi penanganan jaringan air limbah dan OM IPAL Sewon,

meliputi :

(1) Presentasi hasil updating data dan digitasi jaringan air limbah KPY

(2) Penanganan jaringan air limbah dan pembiayaan koordinasi

OM IPAL Sewon

(3) Survai lapangan jaringan air limbah Dusun Krapyak dan

Randubelang

7) Air Bersih

a) Sinkronisasi Pemanfaatan Sumber Air Baku untuk wilayah

Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY)

b) Koordinasi untuk peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih

Page 17: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

419

c) Sinkronisasi peningkatan sarana dan prasarana untuk perbaikan

sistem jaringan perpipaan dan distribusi air bersih yang

berkelanjutan.

8) Transportasi

Kegiatan terkait penataan angkutan perbatasan, meliputi:

a) Evaluasi angkutan perbatasan Yogyakarta – Bantul

b) Review perjanjian kerjasama angkutan perbatasan Yogyakarta -

Bantul dan penyiapan perjanjian kerjasama angkutan perbatasan

Yogyakarta – Sleman

c) Tindak lanjut kerjasama angkutan perbatasan Yogya – Bantul

d) Presentasi studi mahasiswa ITB tentang transporasi

9) Drainase

Penanganan genangan kawasan di kawasan perbatasan :

a) Jln. Prof. Yohannes (Kali Belik), meliputi :

(1) Evaluasi pelaksanaan normalisasi drainase Jl. Prof Yohanes

sampai dengan Jl. Notonagoro

(2) Survai lapangan crossing utilitas PDAM dan air limbah di Jl.

Prof Yohanes sampai dengan Jl. Notonagoro

(3) Pembahasan crossing utilitas air limbah dengan jaringan

drainase dan pipa PDAM

(4) Persiapan pengukuran teknis penanganan genangan di

kawasan Langensari

(5) Normalisasi Kali Belik

(6) Sosialisasi rencana kegiatan normalisasi kali Belik

(7) Pembangunan talud di wilayah Sagan

b) Perbatasan Yogyakarta - Bantul, meliputi :

(1) Penanganan genangan/banjir di perbatasan Umbulharjo -

Banguntapan

(2) Survei lapangan terkait rencana pelaksanaan penaludan di

Karangmiri

(3) Penanganan talud di perbatasan Kota Yogyakarta dan

Kabupaten Bantul

(4) Penanganan banjir kawasan PASTHY

Page 18: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

420

(5) Penanganan genangan Jl Jambon dan penanganan gorong-

gorong ringroad selatan

c) Jalan Laksda Adisucipro (Kawasan Ambarukmo Plaza), meliputi :

(1) Pelaksanaan pelumpuran dan rehab drainase di Jl. Adisucipto

(depan Ambarukmo Plaza)

(2) Survai lapangan terkait rencana pelaksanaan pelumpuran dan

rehab drainase di Jl. Adisucipto (depan Ambarukmo Plaza)

(3) Tindak lanjut survai lapangan terkat rencana pelaksanaan

pelumpuran dan rehab drainase di Jl. Adisucipto (depan

Ambarukmo Plaza)

(4) evaluasi pelaksanaan pelumpuran dan rehab drainase Jl.

Adisucipto (depan Ambarukmo Plaza)

(5) Survei lapangan pengukuran pintu bagi di kawasan Jl.

Adisucipto

10) Jalan di perbatasan

Kegiatan terkait pengelolaan jalan di perbatasan, meliputi :

a) Sikronisasi data dan program kegiatan kerjasama sektor jalan

b) Survai lapangan untuk updating jalan

c) Penanganan kemacetan di simpang empat mirota Godean

j. Permasalahan dan Solusi

Beberapa permasalahan yang muncul dalam kerjasama Kartamantul

adalah :

1) Orientasi standar capaian suatu sektor kualitasnya sering tidak

selaras antar anggota.

2) Belum sinkronnya utilitas pendukung (yang eksisting)

3) Belum sinkronnya standarisasi dan regulasi termasuk perijinan di

suatu daerah

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah

meningkatkan konsultasi dan koordinasi untuk tercapainya sinkronisasi

perencanaan, penganggaran dan kegiatan.

Page 19: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

421

k. Hal-hal lain

1) Wacana dari Pemkab Sleman untuk memperluas bidang kerjasama

Sekber Kartamantul dengan tambahan sektor yang baru yaitu

pengelolaan sampah non rumah tangga (sampah spesifik) yaitu

sampah industri termasuk limbah rumah sakit dan B3.

2) Adanya pengembangan kelembagaan di Provinsi DIY yaitu SOTK

baru Balai IPAL sehingga nantinya perlu ada pembagian peran

antara kegiatan yang ditangani Sekber Kartamantul dan yang

ditangani Balai lPAL.

B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga

1) Pendampingan Sustainable Capacity Building For Decentralization

(SCBD)

a. Mitra yang diajak Kerjasama

Mitra Pemerintah Kabupaten Sleman dalam rangka Penyelenggaraan

Sustainable Capacity Building For Decentralization adalah Asian

Development Bank (ADB) melalui kantor pusat manajemen proyek

SCBD di Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Departemen Dalam

Negeri. Sebagai pelaksana kegiatan adalah service provider konsorsium

pemenang tender yaitu PT Widya Graha Asana (PT WGA), Jakarta

berasosiasi dengan Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional

(PSPPR) UGM dengan Center for Economic and Information System

Studies (CEISS)

b. Dasar Hukum

1) Loan Agreement antara Pemerintah Indonesia dan Asian

Development Bank (ADB) Nomor Loan 1964-INO yang berlaku

efektif mulai tanggal 5 September 2003.

2) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 193.05-180 Tahun 2002

Tentang Keanggotaan dan Tata Kerja Komisi Penyelenggaraan

Bantuan ADB dalam rangka Peningkatan Kapasitas Pemerintah

Daerah.

Page 20: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

422

3) Keputusan Mendagri Nomor 050/222 Tahun 2005 Tentang CBAP 14

Kabupaten/Kota Pelaksana SCBD, termasuk di dalamnya Kabupaten

Sleman

4) Surat Mendagri Nomor 050/185/OTDA Perihal Penetapan 14

Kabupaten/Kota lokasi SCBD Tahap I.

c. Bidang yang dikerjasamakan

Bidang yang dikerjasamakan adalah lintas sektor dalam rangka

pengembangan kapasitas pemerintahan daerah yang berkelanjutan

untuk desentralisasi yang meliputi kerangka strategi/kebijakan,

perkuatan kelembagaan, manajemen SDM, peningkatan SDM,

keuangan dan penganggaran.

d. Nama Kegiatan

Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah yang

Berkelanjutan untuk Desentralisasi lanjutan 2 tahun terakhir

(Pendampingan SCBD-DP)

e. SKPD Penyelenggaraan Kerjasama

SKPD yang bertanggungjawab untuk penyelenggaraan kegiatan

Sustainable Capacity Building for Decentralization (SCBD) adalah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) cq. Bidang

Teknologi dan Kerjasama. Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 09 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah

Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun

2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah. Penjabaran Tugas Pokok dan

Fungsi. Fungsi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Bappeda, adalah

sebagai berikut :

1) Penyusunan rencana kerja Bidang Pengendalian dan Evaluasi

2) Perumusan kebijakan teknis pengendalian dan evaluasi

pembangunan daerah, penelitian dan pengembangan, dan

pengelolaan statistik dan informasi pembangunan daerah;

Page 21: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

423

3) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian pengendalian dan evaluasi

pembangunan daerah;

4) Penyelenggaraan dan pengorodinasian penelitian dan

pengembangan pembangunan daerah;

5) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian pengelolaan statistik dan

informasi pembangunan daerah

6) Penyelenggaraan evaluasi kebijakan teknis perencanaan statistik,

perpustakaan dan kearsipan; dan

7) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja

Bidang Pengendalian dan Evaluasi

f. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia Penyelenggaraan Kegiatan Pendampingan

SCBD Kabupaten Sleman Tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4. SDM Penyelenggara Kerjasama SCBD

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II -

3 SMA 3 3. III 10

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1

5 Strata 1 4

6 Strata 2 4

Jumlah 11 Jumlah 11

Sumber: Bappeda

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan SCBD terdiri dari 1

orang PIU eselon II, 1 orang eselon III dan 3 orang eselon IV.

g. Alokasi dan Realisasi Anggaran

Kegiatan pendampingan SCBDP pada tahun 2010 dialokasikan

anggaran sebesar Rp220.000.000,00 dari APBD dengan realisasi

penggunaan sebesar Rp177.246.800,00 (80,57%)

h. Jangka Waktu Kerjasama

Jangka waktu kerjasama adalah 5 tahun terhitung sejak

ditandatanganinya kontrak antara Pemerintah Kabupaten Sleman

dengan pemenang tender (PT WGA) Nomor: 026/SCBD/56/CSC/2006

tanggal 7 Nopember 2006.

Page 22: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

424

i. Hasil dari Kerjasama

1) Terlaksananya Koordinasi pemantauan dan pengendalian CBAP 3

Tahun SCBD dan peningkatan Sumber Daya Manusia (Diklat untuk

eselon II, III,IV dan Staf)

2) Evaluasi SCBD Tahun 2006-2009

3) Revisi SIM Perijinan

4) Penyusunan CBAP untuk SCBD 2011

j. Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan dalam pelaksanaan SCBD yang menyebabkan target

keuangan dan kegiatan tidak tercapai sesuai dengan rencana adalah:

pencairan dana Loan ADB No. 1964-INO di KPPN Khusus VI Jakarta

cukup rumit dan membutuhkan waktu lama. Hal tersebut dikarenakan

terdapatnya ketentuan bahwa kegiatan harus selesai dilaksanakan

dahulu dan harus ada berita acara serah terima out put kegiatan dari

service provider ke unit pelaksana proyek (PIU) SCBDP.

2) Birokrasi pencairan uang yang panjang. Proses pencairan keuangan

dimulai dari service provider ke PIU SCBDP kemudian diajukan ke

kantor pusat (CPMO) SCBDP ADB Loan 1964-INO Ditjend PUOD

Depdagri dilanjutkan ke KPPN Khusus VI Jakarta dan ADB Manila,

setelah disetujui semua pihak baru dapat dicairkan melalui KPPN

Khusus Vi Jakarta yang langsung diterima melalui rekening service

provider/konsultan SCBDP (tanpa melalui Satker)

Solusi yang ditempuh dalam rangka memperlancar pencairan dana

Loan ADB no 1964-INO adalah dengan rmelakukan pencermatan

bersama dokumen pengajuan pencairan (invoice) antara konsultan-

PIU SCBDP Kab Sleman dan Bendahara SCBDP di CPMO SCBDP

Depdagri agar tidak ada kesalahan yang akan makin memperpanjang

proses. Disamping itu PIU Kab Sleman juga terus melakukan

koordinasi dan pemantauan kepada Konsultan dan ke CPMO SCB-

DP Depdagri.

Page 23: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

425

2) Peningkatan Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Irigasi Sumber

Daya Air/Water Resources and Irrigation Sector Management Project

(WISMP) Kabupaten Sleman

a. Mitra yang diajak kerjasama

Mitra yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam

rangka melaksanakan program Water Resources and Irrigation Sector

Management Project (WISMP I) adalah Bank Dunia dan Departemen

Permukiman dan Prasarana Wilayah.

b. Dasar Hukum

1) Undang- undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.

3) Surat Departemen Dalam Negeri Nomor 900 /982/IV/Bangda tanggal

4 Agustus 2005 perihal Perlaksanaan WISMP dan Surat Dirjen

Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum Nomor

HL/02.02.DJ/554 tanggal 16 Agustus 2005 perihal Program WISMP.

4) Keputusan Bupati Sleman Nomor 233/Kep.KDH/A/2005 Tentang

Unit Manajemen Proyek Kabupaten dan Unit Pelaksana Proyek

Kabupaten WISMP tanggal 21 Desember 2005.

5) Surat Bupati Sleman Nomor 611/02192/2005 tentang Kesanggupan

Pelaksanaan Program WISMP.

c. Bidang Kerjasama

Bidang kerjasama adalah bidang sumber daya air.

d. Nama Kegiatan

Peningkatan Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (WISMP)

e. SKPD penyelenggara kerjasama

SKPD penyelenggara kerjasama ini adalah Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah c.q Bidang Perencanaan Perdesaan serta Seksi

Pengembangan dan Pembinaan Irigasi, Bidang Irigasi, Dinas Sumber

Daya Air, Energi, dan Mineral. Bappeda dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat

Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Nomor 37

Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 28

Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas

Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral.

Page 24: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

426

Bidang Perencanaan Pedesaan mempunyai fungsi yaitu:

1) Penyusunan rencana kerja Bidang perdesaan;

2) Perumusan kebijakan teknis perencanaan tata ruang, sarana,

prasarana, lingkungan hidup, dan sumber daya alam pedesaan

3) Penyelenggaraan, pengkoordinasian, dan pembinaan perencanaan

tata ruang pedesaan

4) Penyelenggaraan, pengkoordinasian, dan pembinaan perencanaan

prasarana pedesaan;

5) Penyelenggaraan, pengkoordinasian, dan pembinaan perencanaan

lingkungan hidup dan sumber daya alam pedesaan;

6) Penyelenggaraan evaluasi keboijakan teknis perencanaan tata

ruang, sarana, prasarana, lingkungan hidup, dan sumber daya alam

pedesaan; dan

7) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja bidang

perdesaan;

Bidang Irigasi mempunyai fungsi yaitu :

1) Penyusunan rencana kerja Bidang Irigasi;

2) Perumusan kebijakan teknis operasi dan pemeliharaan,

pengembangan, dan pembinaan irigasi;

3) Penyelenggaraan operasi pemeliharaan irigasi;

4) Penyelenggaraan pengembangan dan pembinaan irigasi;dan

5) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja

Bidang Irigasi

f. Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia penyelenggara kegiatan WISMP adalah sebagai

berikut: Tabel 5.5. SDM Penyelenggara Kerjasama WISMP

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II 5

3 SMA 6 3. III 15

4 Sarmud/D3 5 4. IV 6

5 Strata 1 6

6 Strata 2 9

Jumlah 26 Jumlah 26

Sumber: Bappeda dan Dinas Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral

Page 25: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

427

g. Jumlah dan sumber anggaran

Anggaran untuk kegiatan pendampingan WISMP bersumber pada:

1) APBN (DIPA Nomor 0417/033-06.4/XIV/2010 dengan Kegiatan

Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif sebesar

Rp80.000.000,00 realisasi sebesar Rp75.530.000,00 (91,91%)

2) APBD Kabupaten Sleman dengan kegiatan Peningkatan

Kelembagaan dan kebijakan pengelolaan irigasi (WISMP) sebesar

Rp115.843.800,00 realisasi sebesar Rp92.837.300,00 (80,14%),

dalam kegiatan Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif

(WISMP) sebesar Rp321.000.000,00 realisasi sebesar Rp

246.799.500,00 (76,88)

h. Jangka Waktu Kerjasama

Program Water Resources And Irrigation Sector Management dimulai

tahun 2005 selama 10 tahun. Program ini dilaksanakan di Kabupaten

Sleman mulai tahun 2006.

i. Hasil Kerjasama

Hasil kegiatan peningkatan kelembagaan WISMP adalah:

1) Dokumen Profil Sosial ekonomi Teknis Kelembagaan (PSETK),

sebanyak 15 buah

2) Penguatan Kelembagaan dengan melaksanakan Workshop Komisi

irigasi Penyusunan Program dan Kegiatan PIP 1 Tahun

3) Fasilitasi Sekretariat Unit Pengelolaan Proyek, Sekretariat

Koordinator LOAN

4) Pemberdayaan Penguatan Kelembagaan P3A

5) Terpeliharanya jaringan irigasi di 33 DI

j. Permasalahan dan Solusi

DIPA turunnya terlambat sedangkan kegiatan sudah terjadwal sejak

awal tahun sehingga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan terutama

yang melibatkan pihak lain, seperti Tim Pendamping Masyarakat. Solusi

yang dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan koordinasi dan

konsultasi ke berbagai instansi/lembaga yang menaungi kegiatan

WISMP (Bappenas, Depkimpraswil, Departemen Pertanian, Departemen

Dalam Negeri, Departemen Keuangan dan Bank Dunia)

Page 26: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

428

k. Hal-hal lain

Tercapainya Peningkatan Kinerja Pengembangan Sumber daya Air dan

sistem irigasi Partisipatif dapat mewujudkan optimalisasi kelembagaan

Sumber Daya Air.

3) Kerjasama Lainnya

Kerjasama Pembangunan dilakukan melalui perencanaan dan

pengembangan kerjasama. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka

mengoptimalkan potensi yang dimiliki Kabupaten Sleman, penyediaan

infrastruktur, peningkatkan pelayanan kesehatan dan perbaikan lingkungan,

pemanfaatan peluang/tawaran kerjasama dari pihak lain untuk mengatasi

masalah-masalah kemiskinan ataupun pengangguran, membantu

menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat maupun untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan kerjasama dimulai dari identifikasi potensi kerjasamaantar daerah

dan swasta. Hasil identifikasi ini diharapkan bisa ditindaklanjuti dengan

merealisasikan potensi kerjasama tersebut guna mengoptimalkan sumber

daya yang ada untuk meningkatkan baik pelayanan maupun pembangunan

di Kabupaten Sleman. Selama tahun anggaran 2010 terdapat 59 perjanjian

kerjasama/nota kesepahaman yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Sleman dengan pihak lain.

a. Mitra yang diajak Kerjasama

Kerjasama dilakukan dengan pemerintah pusat, baik departemen

maupun lembaga non departemen, lembaga pemerintah lainnya,

perusahaan swasta maupun BUMN serta LSM, institusi pendidikan

swasta.

b. Dasar Hukum

1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 khususnya Pasal 195

sampai dengan Pasal 198.

Page 27: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

429

2) Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama

Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan

Insfrastruktur

3) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Kerjasama Daerah.

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah

5) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 120/1730/SJ/2005

Perihal Kerjasama Daerah.

c. Bidang Kerjasama

Bidang yang dikerjasamakan meliputi bidang pembangunan daerah,

kesehatan, pendidikan, transmigrasi, lingkungan dan pemberdayaan

masyarakat.

d. Nama Kegiatan

Koordinasi Kerjasama Daerah antar Daerah Berbatasan

e. SKPD Penyelenggara

Penyelenggara pembinaan batas wilayah dilaksanakan oleh Bagian

Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah yang bentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang tentang Organisasi

Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati

Sleman Nomor 40 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata

Kerja Sekretarist Daerah Kabupaten Sleman. Berdasarkan Peraturan

Bupati tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan kebijakan, pengkoordinasian

pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur

bidang administrasi pemerintahan daerah, pengembangan otonomi

daerah, administrasi wilayah perbatasan, dan kerjasama.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Pemerintahan

mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan

Page 28: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

430

2) Perumusan kebijakan bidang administrasi pemerintahan daerah,

pengembangan otonomi daerah, administrasi wilayah perbatasan

dan kerjasama;

3) Penyelenggaraan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi

pemerintahan daerah

4) Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan aministrasi dan aparatur bidang pengembangan otonomi

daerah;

5) Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi wilayah

perbatasan dan kerjasama; dan

6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja

Bagian Tata Pemerintahan

f. Jumlah Pegawai, Kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan

Tabel 5.6. SDM Penyelenggara Kegiatan Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP 1 2. II 2

3 SMA 2 3. III 12

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1

5 Strata 1 7

6 Strata 2 5

Jumlah 15 Jumlah 15

Sumber: Sekretariat Daerah

SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1

orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.

g. Sumber dan Jumlah Anggaran

Anggaran untuk mendukung kegiatan kerjasama dan koordinasi antar

kabupaten sebesar Rp60.000.000,00 realisasi Rp25.740.275,00 atau

42,90%.

Page 29: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

431

h. Jangka Waktu Kerjasama

Jangka waktu kerjasama seperti tersebut ditentukan sesuai

kesepakatan masing-masing pihak.

i. Hasil (out put) kerjasama

Selama tahun anggaran 2010 terdapat 59 perjanjian kerjasama/nota

kesepahaman yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Sleman dengan

pihak lain, yaitu:

1) Nomor 1/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Urusan Bersama

Untuk Program Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM

Mandiri Pedesaan) nomor

2) Nomor 2/PK.KDH/A/2010, tentang Kesepakatan Bersama Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Kepolisian Negara Republik

Indonesia Resor Sleman tentang Kerjasama Kepariwisataan

Kabupaten Sleman

3) Nomor 3/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Hibah Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Komite Olahraga Nasional

Indonesia (KONI) tentang Pemberian Dana Hibah Keolahragaan

4) Nomor 4/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Hibah Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Panitia Pengawas Pemilu

Kabupaten Sleman tentang Pemberian Dana Hibah Pengawasan

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun

2010

5) Nomor 5/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tentang Peningkatan dan

Pengembangan Mutu Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kabupaten

Sleman dan Program Pendidikan Tenaga Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

6) Nomor 6/PK.KDH/A/2010 dan W22-046.HN-03.03 Tahun 2010,

tentang Nota Kesepahaman Antara Kantor Wilayah Kementerian

Page 30: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

432

Hukum dan HAM Daerah Istimewa Yogyakarata Dengan Pemerintah

Kabupaten Sleman mengenai Konsultasi dan Bantuan Hukum

7) Nomor 7/PK.KDH/A/2010 dan 058/978/2010, tentang Perjanjian

Hibah Antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Sleman tentang Pemberian Dana

Hibah Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Tahun 2010

8) Nomor 8/PK.KDH/A/2011, tentang Perjanjian Hibah Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Komando Distrik Militer

0732 Sleman tentang Pemberian Dana Hibah Karya Bhakti TNI

9) Nomor 0/PK.KDH/C/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Antara

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Dengan Pemerintah Kabupaten Sleman tentang

Pelaksanaan Operasional Pemanfaatan Prasarana dan Sarana

Teknologi Informasi dan Komunikasi Data Kependudukan dan

Keluarga Berencana (SIDUGA) Di Kabupaten Sleman

10) Nomor 1/PK.KDH/A/2010, tentang Kesepakatan Bersama Antara

Direktur Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah

Kabupaten Sleman tentang Pembangunan Rumah Susun

Sederhana Sewa dan Prasarana Utilitas Lingkungan

11) Nomor 12/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Jayapura tentang Peningkatan Pelayanan

Kesehatan

12) Nomor 12a/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Pinjam Pakai Antara

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah

Kabupaten Sleman tentang Pinjam Pakai Tanah dan Bangunan Milik

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Terletak Di

Wilayah Kabupaten Sleman

13) Nomor 13/PK.KDH/A/2010 dan 76/1204-A, tentang Perjanjian Hibah

Antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Gerakan Pramuka

Page 31: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

433

Kwartir Cabang 1204 Kabupaten Sleman tentang Pemberian Dana

Hibah Kepramukaan

14) Nomor 14/PK.KDH/A/2010 dan 07/PK/PKK.KAB/IV/2010, tentang

Perjanjian Hibah Antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Tim

Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten

Sleman tentang Pemberian Dana Hibah Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga

15) Nomor , 15/PK.KDH/A/2010 dan B/475/VI/2010, tentang Perjanjian

Hibah antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Kodim 0732

Sleman tentang Pemberian Dana Hibah TNI Manunggal Membangun

Desa

16) Nomor, 16/PK.KDH/A/2010 dan 696/02.05.03/UM/IV/2010 Perjanjian

Hibah Antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan PMI

Kabupaten Sleman tentang Pemberian Dana Hibah Palang Merah

Indonesia

17) Nomor, 17/PK.KDH/A/2010 Perjanjian Kerjasama Tukar Menukar

Tanah Antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Balai Besar

Latihan Ketransmigrasian Yogyakarta

18) Nomor 18/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Pinjam

Pakai Antara PA dengan Pemerintah Kabupaten Sleman

19) Nomor 19/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Dewats LPTP tentang

Pelaksanaan Kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat

(SLBM) Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2010

20) Nomor 21/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Guna Bangsa yogyakarta tentang Peningkatan Mutu

Pelayanan Kesehatan

21) Nomor 22/PK.KDH/D/2010 dan 1525/STIKES/AU/V/2010, tentang

Perjanjian Kerjasama Antara Pemerintah Kabupaten Sleman

Dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta tentang

Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

Page 32: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

434

22) Nomor 23/PK.KDH/D/2010 dan 2.006/MoU/UNRIYO/V/2010, tentang

Perjanjian Kerjasama Antara Pemerintah Kabupaten Sleman

Dengan Universitas Respati Yogyakarta tentang Peningkatan Mutu

Pelayanan Kesehatan

23) Nomor 24/PK.KDH/D/2010 dan 11/P.11/KH/O/V/2010, tentang

Perjanjian Kerjasama Antara Pemerintah Kabupaten Sleman

Dengan Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta tentang

Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

24) Nomor 25/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Akademi Manajemen

Administrasi Yogyakarta tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

Kesehatan

25) Nomor 26/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Kerjasama

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Surya Global Yogyakarta tentang Peningkatan Mutu

Pelayanan Kesehatan

26) Nomor 27/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Kerjasama

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Palembang tentang Peningkatan Mutu

Pelayanan Kesehatan

27) Nomor 28/PK.KDH/D/2010 dan MoU/006/STIKES A YANI/2010,

tentang Perjanjian Kerjasama Pemerintah Kabupaten Sleman

Dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Ahmad Yani

Yogyakarta tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

28) Nomor 29/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Kerjasama

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan lembaga Al-Qodir tentang

Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan Napza Di Wilayah

Kabupaten Sleman

29) Nomor 30/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Lembaga Swadaya

Masyarakat Charis tentang Pendampingan Bagi Korban

Penyalahgunaan Napza Di Wilayah Kabupaten Sleman

Page 33: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

435

30) Nomor 31/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Antara Pemerintah

Kabupaten Sleman Dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Sampan

Community tentang Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan

Napza Di Wilayah Kabupaten Sleman

31) Nomor 32/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Antara Pemerintah

Kabupaten Sleman Dengan Lembaga Swadaya Masyarakat

Yayasan Tetiroh Dzikir tentang Pendampingan Bagi Korban

Penyalahgunaan Napza Di Wilayah Kabupaten Sleman

32) Nomor 33/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Antara Pemerintah

Kabupaten Sleman Dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Siloam

tentang Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan Napza Di

Wilayah Kabupaten Sleman

33) Nomor 34/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Antara Pemerintah

Kabupaten Sleman Dengan Lembaga Swadaya Masyarakat

Rehabilitasi Kunci tentang Pendampingan Bagi Korban

Penyalahgunaan Napza Di Wilayah Kabupaten Sleman

34) Nomor 35/PK.KDH/A/2010 dan KODIM/SKET/05/VII/2010, tentang

Perjanjian Hibah antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan

Kodim 0732 Sleman tentang Pemberian Dana Hibah Bhakti TNI-KB

Terpadu

35) Nomor 36/PK.KDH/D/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Akademi Keperawatan

Yogyakarta tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

36) Nomor 37/PK.KDH/A/2010 dan 01/N.KES-DPRD/2010, tentang Nota

Kesepakatan Antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah tentang Kebijakan Umum Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sleman

Tahun Anggaran 2010

37) Nomor 38/PK.KDH/A/2010, tentang Nota Kesepakatan Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah tentang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

Perubahan APBD Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2010

Page 34: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

436

38) Nomor 40/PK.KDH/C/2010, tentang Pinjam Pakai Gedung eks

Kantor Pengadilan Agama Sleman

39) Nomor 41/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Antara

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan

Pemerintah Kabupaten Sleman tentang Pemberian Hibah Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta Kepada Pemerintah Kabupaten

Sleman Tahun Anggaran 2010

40) Nomor 42/PK.KDH/A/2010, tentang Keputusan Bersama Bupati

Bantul, Bupati Sleman, dan Walikota Yogyakarta tentang

Pengangkatan Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Sekretariat

Bersama Kartamantul Periode 2016-2012

41) Nomor 43/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama Antara

Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman dan PT Taman

Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko tentang

Pengelolaan Taman Wisata Kraton Ratu Boko

42) Nomor 44/PK.KDH/D/2010, tentang Pelaksanaan Program

Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat KIPRAH (Kita Pro

Rakyat)

43) Nomor 46/PK.KDH/A/2010, tentang Pemberian Dana Hibah Untuk

Pelaksanaan Operasi Ketupat Progo

44) Nomor 50/PK.KDH/A/2010 dan SKEP/KONI/SLM/IX/2010, tentang

Perubahan Perjanjian Hibah Antara Pemerintah Kabupaten Sleman

Dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten

Sleman Nomor 3/PK.KDH/A/2010. Nomor 905/KONI/SLM/I/2010

tentang Pemberian Dana Hibah Keolahragaan

45) Nomor 54/PK.KDH/A/2010 dan 025/DP.Kab SLm/IX/2010, tentang

Perjanjian Hibah Antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan

Dewan Pengurus Korpri Kabupaten Sleman tentang Pemberian

Dana Hibah Korps Pegawai Republik Indonesia

Page 35: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

437

46) Nomor 55/PK.KDH/A/2010 dan 16/KSP/IX/2010, tentang

Penyelenggaraan Sistem Jaminan Kesehatan Semesta Di Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta

47) Nomor 58/PK.KDH/A/2010, tentang Nota Kesepahaman Antara

Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta tentang Kerjasama Penguatan Tata Kelola

Kepemerintahan Yang Baik Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Sleman

48) Nomor 59/PK.KDH/A/2010, tentang KUA

49) Nomor 60/PK.KDH/A/2010, tentang PPAS

50) Nomor 61/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama

Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Dengan Pemerintah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi Di

Lokasi Arongo Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi

Tenggara

51) Nomor 62/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama

Pemerintah Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara

Dengan Pemerintah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di

Lokasi UPT Amorome SP.2 Kecamatan Asera Kabupaten Konawe

Utara Provinsi Sulawesi Tenggara

52) Nomor 63/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama

Pemerintah Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah Dengan

Pemerintah Kabupaten Sleman tentang Penyelenggaraan Program

Transmigrasi di Lokasi Dadahup C.3 Kabupaten Kapuas Provinsi

Kalimantan Tengah

53) Nomor 64/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama

Pemerintah Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat Dengan

Pemerintah Kabupaten Sleman tentang Penyelenggaraan Program

Transmigrasi Swakarsa Berbantuan di Lokasi Sabung SP 1 (KTM

Subah) Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat

Page 36: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

438

54) Nomor 65/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama

Pemerintah Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat Dengan

Pemerintah Kabupaten Sleman tentang Penyelenggaraan Program

Transmigrasi di Lokasi Sebunga SP 1 Kecamatan Sajingan

Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat

55) Nomor 65/PK.KDH/A/2010, tentang Perjanjian Kerjasama

Pemerintah Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat Dengan

Pemerintah Kabupaten Sleman tentang Penyelenggaraan Program

Transmigrasi di Lokasi Sebunga SP 1 Kecamatan Sajingan

Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat

56) Nomor 66/PK.KDH/A/2010, tentang Penyelenggaraan Program

Trasmigrasi di Lokasi Sebunga SP 1 Kecamatan Sajingan

Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Timur

57) Nomor 67/PK.KDH/A/2010, tentang Kerjasama Peningkatan Mutu

Pelayanan Kesehatan antara Pemerintah Kabupaten Sleman

dengan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam

Indonesia

58) Nomor 68/PK.KDH/A/2010, tentang Perubahan Perjanjian Hibah

Antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan PMI Kabupaten

Sleman Nomor 16/PK.KDH/A/2010, Nomor 696/02.05.03/UMIX/2010

tentang Pemeberian Dana Hibah PMI

59) Nomor 69/PK.KDH/A/2010, tentang Peubahan Perjanjian Hibah

antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Tim Penggerak PKK

Kabupaten Sleman

j. Permasalahan dan Solusi

1) Sistem pengelolaan kerjasama belum terpola secara baku. Hal

tersebut menyebabkan tindak lanjut dari masing-masing

kesepakatan/MoU belum lancar serta adanya kerjasama yang

secara esensial dirasa perlu tapi pada pelaksanaannya belum efektif

karena masing-masing pihak punya sudut pandang berbeda.

Page 37: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

439

2) Terdapat juga perjanjian kerjasama yang kegiatannya masih terus

berjalan namun sebenarnya jangka waktunya sudah habis. Solusi

yang ditempuh adalah melakukan peningkatkan koordinasi dan

konsultasi serta sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman yang

sama tentang pengelolaan kerjasama serta untuk tindak lanjut dari

kesepakatan yang telah tertuang dalam MoU

k. Hal-hal lain

Dari kegiatan diidentifikasi potensi kerjasama dengan daerah lain dan

swasta dapat dilihat bahwa cukup banyak peluang dari berbagai bidang

yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan maupun peningkatan

pelayanan kepada masyarakat Sleman, peningkatan kesejahteraan

masyarakat Kab. Sleman serta untuk peningkatan sarana prasarana di

Kab. Sleman baik dari sisi jumlah fisik maupun peningkatan kualitas dan

pemeliharaannya.

C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal

1) Forum Koordinasi

a. Forum Komunikasi Kebijakan Pimpinan Daerah adalah forum yang

melibatkan unsur kepala dan wakil kepala dari institusi Pemerintah

Daerah, Kejaksaan Negeri, Kepolisian Resort (Polres), Komando

Distrik Militer (Kodim) dan DPRD.

b. Forum Komunikasi Pengadilan Kehakiman Kejaksaan dan Kepolisian

(DILKEHJAPOL), melibatkan unsur Pengadilan Negeri, Kejaksaan

Negeri, dan Kepolisian Resort.

2) Materi Koordinasi

Materi koordinasi meliputi bidang pemerintahan daerah yang bersifat

strategis, sebagai upaya menjaga kesatuan bangsa dan negara serta

perlindungan kepada masyaraka, meliputi bidang politik, hukum,

keamanan dan ketertiban, sosial kemasyarakatan, serta kriminalitas dan

terorisme. Secara prinsip koordinasi dilaksanakan dengan tujuan menjaga

stabilitas kondisi di wilayah Kabupaten Sleman, berupa:

a. Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan

mengupayakan patroli bersama sampai pada tingkat wilayah yang

paling rendah dan pengaktifan kembali sistem keamanan lingkungan.

Page 38: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

440

b. Perlu dilakukan upaya pendekatan budaya kepada masyarakat

misalnya dengan meningkatkan komunikasi dialog lintas agama

sehingga mengurangi munculnya tindakan anarkis.

c. Pemberdayaan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang dapat

membantu antisipasi terjadinya konflik sosial kemasyarakatan.

d. Peningkatan antisipasi kejadian kriminal pencurian, perampokan dan

aksi-aksi yang terkait dengan terorisme di berbagai tempat, sehingga

tidak terjadi di wilayah Kabupaten Sleman mengingat Kabupaten

Sleman memiliki pengalaman dengan terorisme dan perampokan yang

diikuti dengan kekerasan.

e. Kesiapan pemerintahan daerah dalam mengantisipasi bencana alam

maupun yang terkait dengan kejadian/peristiwa meteorologis akibat

perubahan cuaca ekstrim dan antisipasi siklus merapi.

f. Peningkatan pemahaman wawasan kebangsaan dan rasa

nasionalisme dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

3) Intansi vertikal yang terlibat

a. Pengadilan Negeri;

b. Kejaksaan Negeri;

c. Kepolisian Resort (Polres);

d. Komando Distrik Militer (Kodim);

e. Pengadilan Agama;

f. DPRD.

4) Sumber dan Jumlah Anggaran

Alokasi anggaran yang disediakan untuk penyelenggaraan koordinasi

dengan instansi vertikal sebesar Rp269.644.600,00 bersumber pada

APBD Kabupaten Sleman. Dalam pelaksanaannya anggaran tersebut

dapat direalisasikan sebesar Rp215.869.550,00 atau sebesar 80,05%.

Dana sebesar Rp27.525.000,00 yang akan digunakan bagi pelaksanaan

Forum Dilkehjapol dikembalikan untuk penanganan bencana Merapi.

5) SKPD Penyelenggara

Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah dilaksanakan oleh Bagian Tata

Pemerintahan, Sekretariat Daerah berdasarkan Perda Nomor : 9 Tahun

2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten

Page 39: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

441

Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 40 Tahun 2009 Tentang

Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Bagian Tata

Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman. Berdasarkan

Peraturan Bupati tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan kebijakan, pengkoordinasian pelaksanaan

tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

kebijakan dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang

administrasi pemerintahan daerah, pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang

administrasi pemerintahan daerah, pengembangan otonomi daerah,

administrasi wilayah perbatasan dan kerjasama. Untuk melaksanakan

tugas tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan

b. Perumusan kebijakan bidang administrasi Pelaksanaan analisis dan

penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi

penyelengaraan pemerintahan daerah,

c. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi

pemerintahan daerah

d. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang pengembangan otonomi

daerah

e. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi wilayah

perbatasan dan kerjasama;dan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bagian

Tata Pemerintahan.

Page 40: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

442

6) Sumber Daya Manusia

Sumber daya penyelenggara koordinasi dengan instansi vertikal adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.7. SDM Penyelenggara Koordinasi dengan Instansi Vertikal

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP 1 2. II 2

3 SMA 2 3. III 12

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1

5 Strata 1 7

6 Strata 2 5

Jumlah 15 Jumlah 15

Sumber: Sekretariat Daerah

Pejabat struktural penyelenggaraan koordinasi dengan instansi vertikal

adalah 1 orang pejabat eselon III, 3 orang pejabat eselon IV.

7) Jumlah kegiatan koordinasi yang dilaksanakan

kegiatan koordinasi dilaksanakan sebanyak 6 kali dalam bentuk

penyelenggaraan forum komunikasi kebijakan pimpinan daerah.

Sedangkan kegiatan koordinasi forum Dilkehjapol sendiri tidak terlaksana

karena anggaran penyelenggaraannya dikembalikan untuk

penanggulangan bencana Merapi.

8) Hasil dan Manfaat Koordinasi

a. Peningkatan hubungan koordinasi antar instansi vertikal yang semakin

baik, dan perlu untuk secara konsisten ditingkatkan agar secara

terpadu dapat menjaga keamanan dan ketertiban sebagai upaya

melindungi masyarakat serta dalam rangka antisipatif menghadapi

permasalahan-permasalahn di wilayah daerah.

b. Peningkatan sistem keamanan dari tingkat yang paling bawah dengan

mengaktifkan kembali siskamling dan pemantauan keberadaan orang-

orang yang tidak dikenal.

c. Koordinasi seputar pemulihan situasi dan kondisi secara cepat akibat

dari adanya bencana merapi, beserta permasalahan-permasalahan

yang akan timbul kemudian.

Page 41: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

443

d. Teridentifikasinya secara menyeluruh potensi bencana yang ada baik

berkaitan dengan daerah potensi bencana, masyarakat rawan dan

rentan bencana, dan prasarana-sarana yang dapat dimanfaatkan

dalam upaya menanggulangi bencana.

e. Mendapatkan informasi untuk mengantisipasi aksi teroris dan potensi

konflik menuju kearah SARA antara lain penemuan bahan-bahan

pembuatan bom di Kecamatan Pakem dan Kecamatan Prambanan.

9) Tindaklanjut Hasil Koordinasi

a. Hubungan kerjasama antar instansi yang lebih erat dalam upaya

penanggulangan bencana maupun terhadap pengendalian dan

pencegahan tindakan kriminal.

b. Peningkatan penyelesaian permasalahan dengan pendekatan budaya,

antara lain dengan meningkatkan komunikasi dialog lintas agama

sehingga dapat mengurangi munculnya konflik.

c. Peningkatan upaya penanggulangan bencana dengan memberikan

informasi yang tepat kepada masyarakat, sebagai bentuk preventif

dalam menekan kerugian yang dapat ditimbulkan oleh adanya bencana.

d. Terdorongnya sistem keamanan yang diaktifkan dari tingkatan yang

paling bawah.

10) Hal-hal lain

Dalam memperlancar penyelenggaraan pemerintahan yang tertib dan

pengendalian situasi dan kondisi agar senatiasa kondusif, secara

berkelanjutan komunikasi antar pemangku kepentingan terus

dilaksanakan. Disamping itu koordinasi dengan instansi vertikal yang lain

juga dilaksanakan antara lain dengan Kantor Pertanahan, BPS, dan

Kantor Departemen Agama.

D. Pembinaan Batas-Batas Wilayah

Pada tahun 2010 pemerintah Kabupaten Sleman melaksanakan penegasan

batas daerah antar Kecamatan dalam Kabupaten Sleman, yaitu Kecamatan

Sleman dengan melaksanakan Rapat Koordinasi dan penelitian dokumen

batas wialayah antar kecamatan Sleman dengan kecamatan sekitarnya

sebanyak 3 kali, melaksanakan survey/pelacakan kembali dan penentuan

Page 42: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

444

garis batas wilayah kecamatan Sleman sebanyak 31 titik, pelaksanaan

pemasangan pilar batas wilayah kecamatan Sleman sebanyak 31 pilar serta

penyusunan 1 (satu) set dokumen pelacakan dan pemasangan pilar batas

kecamatan.

1) Sengketa Batas Wilayah Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi.

Permasalahan batas wilayah yang muncul adalah antara Kabupaten

Sleman dengan Kabupaten Bantul terletak di Blok Tambakbayan, Blok

Tambakkraman Desa Caturtunggal Kecamatan Depok dan Blok Santan,

Desa Caturtunggal Kecamatan Depok yang berbatasan dengan Desa

Banguntapan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul.

Pada tahun 2008 Kabupaten Bantul mengajukan permohonan kepada

Gubernur DIY agar ada peninjauan kembali tentang keberadaan tiga blok

tersebut . Pemerintah Kabupaten Bantul menghendaki peninjauan kembali

batas wilayah di Desa Caturtunggal dan Desa Maguwoharjo (Kecamatan

Depok Sleman) dengan Desa Banguntapan (Kecamatan Banguntapan

Bantul), dengan keluasan persil blok Tambakraman (+ 21.408 m²), persil

blok Tambakbayan (+ 13.081 m²), dan persil blok Santan (+ 116.578 m²)

merupakan bagian dari persil dan peta Kelurahan Pengawatrejo.

2) Solusi yang dilakukan dan tingkat penyelesaian.

Solusi penyelesaian perselisihan batas wilayah yang terletak di Blok

Tambakbayan, Blok Tambakkraman Desa Caturtunggal Kecamatan

Depok dan Blok Santan, Desa Caturtunggal Kecamatan Depok yang

berbatasan dengan Desa Banguntapan Kecamatan Banguntapan

Kabupaten Bantul dengan melakukan kajian dan pengumpulan data-data

yuridis dan historis yang berkaitan dengan sejarah wilayah tersebut, selain

upaya tersebut juga dilakukan koordinasi secara aktif kepada Badan

Pertanahan Kabupaten Sleman, Kantor Pertanahan Provinsi DIY, Biro

Tata Pemerintahan Provinsi DIY.

Pemerintah Provinsi DIY pada tahun 2010 telah melakukan upaya

penyelesaian dengan mengirim surat kepada Menteri Dalam Negeri

tertanggal 8 Februari 2010 tentang Permohonan Fasilitasi Penyelesaian

Permasalahan Batas Daerah antara Kabupaten Bantul dan Kabupaten

Sleman.

Page 43: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

445

Kementrian Dalam Negeri mengundang Kabupaten Sleman, Kabupaten

Bantul dan Pemerintah Provinsi DIY dalam rangka Rapat Koordinasi

Penyelesaian Permasalahan Batas Daerah pada tanggal 24 Maret 2010.

Hasil koordinasi menyebutkan bahwa Pemerintah Prov, DIY, Pemerintah

Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten Bantul sepakat

menyerahkan penyelesaian masalah kepada Menteri Dalam Negeri dan

akan menerima apapun yang diputuskan oleh Menteri Dalam Negeri.

Kementrian dalam Negeri kembali mengundang Pemerintah Kabupaten

Sleman, Pemerintah Kabupaten Bantul dan Pemerintah Provinsi DIY

dalam Rapat Penyelesaian masalah Batas Wilayah antara Kabupaten

Sleman dengan Kabupaten Bantul Provinsi DIY pada tanggal 18 Oktober

2010, dengan hasil:

a. Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten Bantul

menyepakati untuk melanjutkan proses penyusunan draft Permendagri

tentang Batas Daerah pada segmen yang tidak bermasalah. Pada

segmen yang masih diperselisihkan, Pemerintah Kabupaten Bantul

dan Pemerintah Kabupaten Sleman siap menerima apapun keputusan

yang diambil Menteri Dalam Negeri atas pertimbangan Gubernur

Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Akan segera dilakukan verifikasi kembali pada PBU yang telah

dipasang dan dilakukan pengukuran pilar-pilar yang sudah terpasang

tetapi belum berkoordinat.

c. Pada segmen batas daerah yang masih diperselisihkan , pemerintah

Provinsi DIY akan memasang pilar dan mengukur koordinat batas

setelah ada keputusan dari Menteri Dalam Negeri

d. Pembahasan rancangan awal draft Permendagri Batas Daerah

Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul akan difasilitasi oleh

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan akan dilaporkan

ke Kementrian Dalam Negeri untuk melakukan finalisasi draf

rancangan Permendagri Batas Daerah untuk tahun anggaran 2011

Page 44: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

446

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia mengeluarkan surat Nomor

136/1983/PUM tanggal 15 Nopember 2010 Perihal Batas Daerah

Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Sleman. Isi surat antara lain pada

poin 5 sebagai berikut: “Berdasarkan data yuridis dan fakta lapangan serta

Rekomendasi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut diatas

diputuskan bahwa Blok Santan, Blok Tambakbayan dan Blok

Tambakkraman masuk dalam cakupan wilayah Kabupaten Sleman”.

3) SKPD - Batas Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah

SKPD penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah dilaksanakan oleh

Bagian Tata Pemerintahan, Sekretariat Daerah berdasarkan Perda Nomor

9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah

Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 40 Tahun 2009

Tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Bagian

Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman.

Berdasarkan Peraturan Bupati tersebut Bagian Tata Pemerintahan

mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan,

pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan

evaluasi pelaksanaan kebijakan dan pembinaan administrasi dan

aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah, pemantauan dan

evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur

bidang administrasi pemerintahan daerah, pengembangan otonomi

daerah, administrasi wilayah perbatasan dan kerjasama. Untuk

melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai

fungsi:

a. Penyusunan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan

b. Perumusan kebijakan bidang administrasi Pelaksanaan analisis dan

penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi

penyelengaraan pemerintahan daerah,

c. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi

pemerintahan daerah

Page 45: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

447

d. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang pengembangan otonomi

daerah

e. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat

daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi wilayah

perbatasan dan kerjasama;dan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bagian

Tata Pemerintahan.

4) Sumber Daya Manusia

Sumber daya penyelenggara pembinaan batas-batas wilayah adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.8. SDM Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP 1 2. II 2

3 SMA 2 3. III 12

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1

5 Strata 1 7

6 Strata 2 5

Jumlah 15 Jumlah 15

Sumber: Bagian Tapem, Sekretariat Daerah

SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1

orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.

E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam

1. Bencana yang terjadi dan penanganannya

a. Bencana erupsi Gunung Merapi

Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian

2980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi

70 32.5’ lintang selatan dan 1100 26.5’ bujur timur. Gunung Merapi

adalah salah satu gunung api yang teraktif di dunia. Periode ulang

aktivitas erupsi berkisar antara 2–7 tahun. Aktivitas erupsi gunung

Merapi dengan ciri khas mengeluarkan lava pijar dan awan panas,

Page 46: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

448

tanpa membentuk kaldera (kawah). Gunung Merapi berada di ujungb

utara Kabupaten Sleman yang meliputi wilayah Kecamatan

Cangkringan, Pakem, Turi dan Tempel.

1) Kronologi Bencana erupsi Gunung Merapi

Status aktivitas merapi ditetapkan oleh Badan Geologi berdasarkan

pengamatan terhadap deformasi, seismic, visual, dan aktivitas kimia

kawah. Status aktivitas Merapi dari awal 2007 sampai dengan

September 2010 adalah aktif normal. Setelah rentang wakttu tersebut

aktivitas Gunung Merapi mengalami kenaikan. Perubahan aktivitas

yang menandakan peningkatan status tersebut selalu dikomunikasikan

melalui surat resmi seperti tercantum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5.9. Perubahan Status Aktivitas Merapi

No Surat Badan Geologi Tanggal Status Aktivitas

1 No 846/45/BGL.V/2010 22 September 2010 WASPADA

2 No 393/45/BGL.V/2010 21 Oktober 2010 SIAGA

3 No 2048/45/BGL.V/2010 25 Oktober 2010 AWAS

4 No 3120/45/BGL.V/2010 3 Desember 2010 SIAGA

5 No 2464/45/BGL.V/2010 30 Desember 2010 WASPADA

Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

Langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman

sebelum terjadi bencana, khususnya saat terdapat potensi bencana

adalah sebagai berikut:

a) Pada saat status aktivitas merapi ”Waspada”:

(1) Persiapan aktivasi posko Pakem

(2) Updating Data penduduk terancam

(3) Identifikasi kebutuhan barak dengan Kepala Desa sebagai

koordinator barak.

(4) Rapat Koordinasi dengan BPPTK tentang kemungkinan

letusan merapi yang tidak lazim.

(5) Sosialisasi status waspada di Kinahrejo dan Turgo

Page 47: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

449

b) Pada saat status aktivitas Merapi “Siaga”:

(1) Rapat Koordinasi Operasional Penanggulangan Bencana

diikuti oleh Pemkab Sleman, Pemprov DIY, Kodim, Polres,

PMI, dan SAR. Hasil rapat tersebut adalah percepatan

program penanggulangan bencana, melalui:

(a) Sosialisasi di 4 titik pada tanggal 22 Oktober di 4 titik

pertemuan (Glagaharjo, Kepuharjo, Girikerto dan

Wonokerto) jumlah peserta per pertemuan 100 orang.

(b) Perbaikan ruas jalan evakuasi mulai tanggal 22 Oktober

2010 diawali ruas jalan Kepuharjo dan Glagaharjo

(c) Droping MCK Mobile di desa Umbulharjo

(d) Droping perlengkapan barak tanggal 22 Oktober 2010

(tenda, alat dapur, alat makan) ke Wonokerto, Girikerto,

Purwobinangun, Hargibinangun, Umbulharjo, Kepuharjo,

dan Glagaharjo.

(e) Persipapan armada transportasi evakuasi.

(f) Pemasangan lampu penerang jalan di beberapa titik mulai

tanggal 22 Oktober 2010.

(g) Persiapan aktifasi pos pelayanan kesehatan

(h) Persiapan droping logistic ke barak pengungsian.

c) Pada saat status aktivitas Merapi “Awas”

Pada saat permulaan status “awas” hampir setiap hari Gunung

Merapi mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur 2-4

kilometer radius aman adalah 10 km dari puncak. Setelah terjadi

letusan tanggal 5 November 2010, radius aman diperluas

menjadi 20 km (berdasarkan surat dari Badan Geologi No

2317/45/BGL.V/20k10, tanggal 5 November 2010). Beberapa kali

letusan besar juga terjadi sampai dengan 7 Desember 2010.

Pada saat status “awas” kegiatan yang dilakukan:

(1) Pembentukan organisasi komando tanggap darurat.

Page 48: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

450

(2) Evakuasi warga masyarakat pada tanggal 25 Oktober 2010

dibantu oleh TNI, Polri, SAR, PMI dan Ormas dengan target

13.581 orang (perkiraan berdasarkan rekomendasi PVMBG

dan BPPTK tentang dusun-dusun yang harus dikosongkan)..

(3) Penetapan 7 (tujuh) barak utama untuk pengungsian yaitu:

Wonokerto, Girikerto (2 titik), Purwobinangun, Hargobinangun,

Umbulharjo, Kepuharjo dan Glagahharjo

(4) Aktivasi barak dengan droping logistic, pembangunan MCK

darurat, droping air, dan sarana yang lain

(5) Penetapan Posko Pakem sebagai pusat organisasi tanggap

darurat (Posko Utama ).

Kronologi aktivitas vulkanik Merapi pada saat status “awas”

sebagaimana tabel 5.10 berikut:

Tabel 5.10. Kronologi Erupsi Merapi 2010

No Tanggal

(Jam) Kronologi /Kejadian Dampak

1 2 3 4

1. 26 Oktober 2010 (17.02 - 18.54 WIB)

Awan panas terebesar dengan durasi 33 menit. Letusan eksplosif dengan nyala api bersama kolom asap membumbung ke atas setinggi 1.5 km dari puncak

Dusun Kinahrejo dan Kaliadem terkubur material vulkanik; korban jiwa 40 orang; pengungsi kurang lebih 25.000 jiwa

2. 1 November 2010 (10.00 – 12.00 WIB)

Awan panas besar 6 kali berturut-turut, jarak luncur 4 km ke K.Gendol dan K. Woro

3. 3 November 2010 (14.44 – 16.23 WIB)

Awan panas besar selama 1.5 jam; jarak luncur 9 km ke alur Kali Gendol

4. 5 November 2010 (00.34 WIB)

Letusan eksplosif besar; luncuran lava dan awan panas dengan jarak luncur 17 km sampai ke wilayah Morangan, Sindumartani Ngemplak.

Sebagian wilayah Cangkringan terkubur material vulkanik; korban jiwa 245 orang; pengungsi kurang lebih 150.000 jiwa

Sumber: Bakesbanglinmas PB

Page 49: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

451

d) Pada masa tanggap darurat

Pada masa tanggap darurat erupsi Gunung merapi, dilakukan

beberapa kegiatan:

(1) Penyusunan beberapa produk hukum.

Sebagai kelengkapan administrasi masa tanggap darurat,

telah dikeluarkan beberapa produk hukum sebagai berikut:

(a) Keputusan Bupati No 327/Kep.KDH/A/2010 tanggal 26

Oktober 2010 tentang Status Keadaan Darurat Bencana

Gunungapi Merapi, dengan masa tanggap darurat 14 hari

terhitung sejak 26 Oktober 2010.

(b) Peraturan Bupati No 31/Kep.KDH/A/2010 tanggal 9

November tentang Komando Tanggap Darurat Bencana

Gunungapi Merapi

(c) Keputusan Bupati No 342/Kep.KDH/A/2010 tentang

Perpanjangan Status Masa Tanggap Darurat. Satus ini

diperpanjang selama 14 hari terhitung sejak tanggal

berakhirnya tanggap darurat sebagaimana diatur dalam

Keputusan Bupati Sleman No 327/Kep.KDH/A/2010.

(d) Keputusan Bupati No 350/Kep. KDH/A/2010 tanggal 23

November 2010 tentang Perpanjangan Kedua Status

Keadaan Darurat Bencana Gunungapi Merapi. Status

keadaan darurat Gunung Merapi ini diperpanjang untuk

kedua kalinya selama 14 hari sejak tanggal berakhirnya

status tanggap darurat sebagaimana diatur berdasarkan

Keputusan Bupati No 342/Kep.KDH/A/2010.

(e) Keputusan Bupati 355/Kep. KDH/A/2010 tanggal 6

Desember 2010 Tentang Perpanjangan Ketiga Status

Keadaan Darurat Bencana Gunungapi Merapi. Status

keadaan darurat Gunung Merapi ini diperpanjang untuk

kedua kalinya selama 14 hari sejak tanggal berakhirnya

status tanggap darurat sebagaimana diatur berdasarkan

Keputusan Bupati No 350/Kep. KDH/A/2010.

Page 50: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

452

(f) Keputusan Bupati No 376/Kep. KDH/A/2010 tanggal 24

Desember 2010 tentang Perpanjangan Keempat Status

Keadaan Darurat Bencana Gunungapi Merapi. Status

keadaan darurat Gunung Merapi ini diperpanjang untuk

kedua kalinya selama 14 hari sejak tanggal berakhirnya

status tanggap darurat sebagaimana diatur berdasarkan

berdasarkan Keputusan Bupati No 355/Kep. KDH/A/2010.

(g) Keputusan Bupati 25/Kep.KDH/A/2011 tanggal 7 januari

2011 tentang Status Keadaan Darurat Pasca Erupsi

Gunungapi Merapi yang berlaku selama 14 hari sejak

diterbitkannya keputusan tersebut.

(2) Evakuasi

Evakuasi dilakukan oleh tim evakuasi dari unsur SAR Sleman,

SAR Linmas Provinsi, SKSB, KLM, Tagana Sleman, PMI,

Kodim 0732 Sleman, Polres Sleman, Batalyon 403, Batalyon

407, Kopasus, Paskhas, Marinir, Brimob, BASARNAS dan

relawan dari berbagai organisasi masyarakat serta Dinas

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan Dinas Kesehatan,

dapat menemukan 40 jenazah dan terhadap ternak hidup.

Sedangkan untuk ternak mati dilakukan pembakaran,

penguburan dan penyemprotan untuk mengurangi dampak

buruk kesehatan. Pemusnahan ternak di wilayah Kecamatan

Cangkringan mencapai angka 632 ekor.

(3) Pengungsian

Pelayanan pengungsi dilakukan melalui beberapa sektor

pelayanan yaitu kesehatan, logistik, sarana prasarana, dan

transportasi.

Page 51: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

453

(a) Pelayanan kesehatan

Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah

kesehatan pengungsi meliputi:

Melakukan penilaian cepat jumlah kebutuhan tenaga

kesehatan

Menyusun ulang jadwal piket Pos Kesehatan (shift,

harian)

Memberikan pelayanan pengobatan dan

pendampingan kejiwaan

Memberikan pelayanan dan penjaminan pembiayaan

korban meninggal

Penambahan pos kesehatan di barak pengungsian

Penguatan sistem pelaporan dan informasi

Melakukan rujukan dan upaya penguatan sistem

rujukan

Penambahan logistik kesehatan

Surveilans penyakit dan gizi

Inspeksi sanitasi

Promosi kesehatan media komunikasi langsung

Inventarisasi bantuan logistik dan relawan kesehatan

Kerja bakti membersihkan lingkungan

Upaya kesehatan reproduksi di barak pengungsian

Pelaksanaan pelayanan kesehatan melalui Puskesmas

dengan koordinator Dinas Kesehatan

Pengusulan rekruitmen tenaga medis berjangka waktu

1-3 bulan untuk memenuhi kekurangan tenaga medis.

Page 52: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

454

Berdasarkan hasil identifikasi terhadap penyakit yang

diderita oleh pengungsi, sebagaimana tabel berikut

Tabel 5.11. Jenis Penyakit di Pos Kesehatan dan Barak Pengungsian

No Jenis Penyakit Jumlah

1. Ispa 9419 Kasus

2. Cepalgia 3769 Kasus

3. Common Cold 3710 Kasus

4. Myalgia 2903 Kasus

5. Hipertensi Primer 2861 Kasus

6. Penyakit Mata lain/iritasi mata 1934 Kasus

7. Dispepsi 1589 Kasus

8. Dermatitis Kontak Alergi 1538 Kasus

9. Faringitis Akut 1461 Kasus

10. Gastritis 1413 Kasus

11. Batuk 1292 Kasus

12. Diare dan GE 1187 Kasus

13. Demam tak diket sebab 1121 Kasus

14. Caries Gigi 591 Kasus

15. Stomatitis 536 Kasus

16. Konjung tivitis 484 Kasus

17. Gangguan sendi / antralgia 465 Kasus

18. Malaise dan Fatigue 462 Kasus

19. Asma 451 Kasus

20. Nyeri Kepala 417 Kasus

Sumber: Dinas Kesehatan

Jumlah korban erupsi Merapi yang dirawat di rumah sakit,

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.12. Jumlah Korban Erupsi Gunung Merapi

No Rumah Sakit Jumlah Luka Bakar Non Luka Bakar

1. RS dr Sardjito 73 14 59

2. RS Bethesda 5 1 4

3. RS Puri Husada 2 0 2

4. RS Panti Rapih 11 0 11

5. RSUD Sleman 59 0 59

6. RS JIH 2 0 3

7. RSIY PDHI 3 0 4

8. RS Panti rini 5 0 5

9. RSCC 4 0 4

10. RS Harjolukito 12 0 12

11. RSUD Prambanan 1 0 3

Sumber: Dinas Kesehatan

Page 53: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

455

(b) Pelayanan logistik

Jenis logistik yang disalurkan terdiri atas bahan pangan

beras, bahan pangan non beras, sandang, obat-obatan,

perlengkapan mandi, perlengkapan umum, perlengkapan

bayi, makanan bayi. Rekapitulasi droping yang telah

dilakukan untuk bahan pangan beras, mie instan, air

mineral dan gula pasir adalah sebagai berikut:

Tabel 5.13. Rekapitulasi Droping Bantuan Untuk Pengungsi Merapi

No Kebutuhan Satuan Penyaluran

1 Beras Kg 372.664

2 Mie Instant Dos 13.874

3 Sarden Dos 1.018

4 Air Mineral Dos 8.510

5 Gula Pasir Kg 13.287

Sumber: Dinas Kesehatan

(c) Pelayanan prasarana pengungsian

Pelayanan sarana dan prasarana pengungsian yang telah

dilakukan sebagamana pada tabel berikut:

Tabel 5.14. Pelayanan Sarana dan Prasarana Tempat Pengungsian

Uraian Jumlah Satuan

1 2 3

Penyediaan Sarpras Sanitasi

a. Pasangan MCK Portable 301 Unit

b. Rehab. MCK permanen 20 Unit

c. Pembangunan MCK permanen (1 unit) 14 Unit

d. Pembuatan sumur resapan dan tempat cucian

14 Unit

e. Penyedotan tinja dari MCK 100 Tangki

Pelayanan Persampahan

a. Penyediaan kantong plastik 13.000 Lembar

b. Penyediaan bin container 200 Buah

c.1. c. Pengangkutan sampah (Posko Induk Maguwo)

1.021 m3

c.2. d. Pengangkutan sampah (luar Posko Induk Maguwo)

1.322, 38 m3

Air Bersih

a. Penyediaan Hidran Umum 309 buah

b. Penyediaan Air Bersih 7987 Tangki air

Page 54: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

456

1 2 3

Pelayanan lain

a. Operasional Pemakaman Massal di Dusun Petung

24 Orang

b. Operasional Pemakaman Ternak

c. Pemakaman di TPU Seyegan 117 Jenazah

d. Pemasangan lampu penerangan

e. Barak pengungsian/tenda 180 unit 30 Flash

f. Penerangan jalur evakuasi dan Cek Dam 21 armatur 30 Flash

Sumber: Dinas PUP

(d) Pelayanan transportasi pengungsian

Pelayanan transportasi pengungsian yang telah dilakukan

dalam dua tahap kejadian, yaitu sebelum tanggal 5

November 2010, dan setelah tanggal 5 November 2010,

sebagaimana tabel berikut:

Tabel 5.15. Pelayanan Transportasi Pengungsi Merapi sebelum 5 November 2010

No Lokasi Jumlah Armada Dikerahkan

24-27 Oktober 28-31 Oktober 1-5 November

1 2 3 4 5

1 Umbulharjo 7 5 5

2 Kepuharjo 6 4 4

3 Glagaharjo 7 5 5

4 Purwobinangun 3 3 3

5 Hargobinangun 3 1 1

6 Girikerto 5 3 3

7 Wonokerto 4 3 3

Jumlah 35/hari 24/hari 24/hari

Sumber: Dinas Nakersos

Armada transportasi untuk pengungsi yang siap luncur (on

call) sebanyak 10 buah untuk melayani antar jemput anak

dari barak ke sekolah, angkutan logistik, PMI, keperluan

evakuasi ternak dan patroli.

Tabel 5.16. Pelayanan Transportasi Pengungsi Merapi setelah 5 November 2010

No Lokasi Jumlah Armada Dikerahkan

5-21 Nov 2010 22 Nov-5 Des 6-26 Des

1 Stadion Maguwoharjo 28 28 28

2 Youth Center 6 6 6

3 Gudang Dinakersos 3 3 3

Jumlah 37/Hari 37/Hari 37/Hari

Sumber: Dinas Nakersos

Page 55: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

457

Disamping itu armada yang disiapkan untuk mengangkut

pengungsi disebar di tempat pengungsian masyarakat

sebanyak 8 armada dan untuk mengangkut logistik

disediakan 4 armada yang disiapkan di gudang Dinas

Nakersos. Setelah tanggal 5 November 2010, setiap

harinya juga disediakan 20 bus medium, 2 bus Damri, 8

truk TNI, 6 truk logistik, 2 pick up, yang di tempatkan di

beberapa barak pengungsian.

(e) Pelayanan pendidikan

Pelayanan pendidikan di pengungsian dilakukan

berdasarkan dua tahapan, yaitu periode sebelum tanggal 5

November 2010 dan setelah tanggal 5 November 2010.

Pelayanan pendidikan terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5.17. Pelayanan Pendidikan Sebelum 5 November 2010

No Asal Jumlah

Siswa Tempat Pengungsian

Nama Sekolah

1 2 3 4

1. Kec. Turi

TK ABA Kemiri kebo 30 Rumah Dukuh Kemirikebo

TK Nganggring 42 Rumah Ny Gunardiah Sorowangsan Girikerto

SD Muh Girikerto 175 SD Soprayan

SD Muh. Balerante 134 SD Soprayan

SD Sukorejo 157 Tetap

SD Kloposawit 140 Tetap

SD Tarakanita Ngembesan

85 SD Soprayan dan Tawangharjo

SD Soprayan 167 Tetap

SD Nganggring 167 Tetap

SDN Banyu Urip 142 Tetap

SMPN 3 Turi 125 Tetap

SMP Negeri 2 Turi 30 Tetap

SMP Santo Aloysius 25 Tetap

SMPN 1 Turi 33 Tetap

SMAN 1 Turi 29 Tetap

Jumlah 1.481

Page 56: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

458

1 2 3 4

2 Kecamatan Cangkringan

TK Kepuharjo 29 SMK Cangkringan

SD Petung 94 Barak (tenda)

SD Pangukrejo 100 Belum sekolah

SD Umbulharjo 150 Belum sekolah

SD Srunen 109 SD Glagaharjo

SD Batur 128 SD Glagaharjo dan barak Kepuharjo

SD Glagaharjo 179 Tetap

SD Gondang 160 Belum sekolah

SMPN 2 Cangkringan 171 Tetap

SMP TD Cangkringan 68 Tetap

SMA N Cangkringan 54 Tetap

SMK 1 Cangkringan 62 Tetap

Jumlah 1.326

3. Kecamatan Pakem

TK Negeri 3 Sleman 91 TK Darmasiwi Pakem

SD Kaliurang 2 132 Ponggol dan SD Pandanpuro 2

SD Kaliurang 175 SD Pakem 1

SD Tarakanita 93 Relokasi Sudimoro

SD Purworejo 177 SD Pakem 4

SD Tawangharjo 102 Rumah penduduk

SD Banteng 115 SD Paraksari

SMP 2 Pakem 194 Tetap

SMA N 1 Pakem 34 Tetap

SMA Islam 3 Pakem 4 Tetap

Jumlah 1.117

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Pelayanan pendidikan di pengungsian setelah tanggal 5

November 2010 dilakukan dengan cara menitipkan siswa

didik di berbagai sekolah yang berada di sekitar sentral

evakuasi. Pelayanan pendidikan juga dilakukan dengan

pembentukan kelompok per barak pengungsian dengan

mendatangkan guru kelas secara regular. Data berikut

menunjukkan pelayanan pendidikan pengungsian setelah

tanggal 5 November 2010.

Page 57: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

459

Tabel 5.18. Pelayanan Pendidikan Pengungsian Setelah 5 November 2010

No Sekolah Titipan Jml siswa

titipan Asal Sekolah

1. SMP N 3 Sleman 24 siswa SMPN 1 Turi

SMPN 3 Turi

MTs N Pakem

SMP Aloysius Turi

2. SMP Aloysius Sleman 3 siswa SMPN 3 Turi

3. SMPN 2 Berbah 1 siswa SMPN 1 Turi

4. SMPN 1 Berbah 13 siswa SMPN 4 Pakem

SMPN 2 Pakem

SMPN 1 Ngemplak

SMPN 1 Cangkringan

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

e) Masa pemulihan awal

Pada tanggal 19 November 2010, terjadi pemulangan

pengungsi, dikarenakan perubahan zona aman yang dikeluarkan

BPPTK. Pemulangan dilakukan bergelombang, terutama

pengungsi yang berasal dari Kecamatan Tempel, dan Pakem.

Masa pemulihan awal bencana erupsi merapi, ditandai dengan

beberapa kegiatan yang diarahkan untuk menggerakkan

perekonomian masyarakat.

(1) Padat karya untuk rehabilitasi kawasan pemukiman

Kegiatan yang dilakukan adalah pemangkasan papah salak

yang mengalami kerusakan, pembersihan sarana prasarana

publik (sekolahan). Pemangkasan papah salak dilakukan di

Nangsri, Girikerto Turi bersama-sama antara masyarakat,

TNI, dan Dinas terkait. Pembersihan sekolah dibantu oleh

Pemkab Bantul dengan jumlah rombongan 600 orang dan

Tim SAR Sleman beserta elemen masyarakat di Kecamatan

Pakem melakukan di wilayah Kecamatan Pakem.

(2) Persiapan pembangunan hunian sementara/ shelter

Berdasarkan survey Dinas PUP, rumah yang rusak akibat

erupsi Merapi adalah 2.613 buah. Sebagai upaya pemulihan

awal akan dibangun hunian sementara/huntara (shelter)

untuk korban bencana. Rencana lokasi shelter adalah

Page 58: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

460

Banjarsari (Glagaharjo) sejumlah 546 unit, Jetis Sumur

(Glagaharjo) sejumlah 262 unit, Dongkelsari (Wukirsari)

sejumlah 194 unit, Kuwang (Argomulyo) sejumlah 261 unit,

Gondang (wukirsari) sejumlah 1.017 unit, Plosokerep

(Umbulharjo) sejumlah 307 unit dan Ketingan (Sindumartani)

sejumlah 26 unit.

Pembangunan tahap awal shelter di Kuwang, Argomulyo,

dilaksanakan oleh masyarakat dibantu oleh 134 TNI (Zipur)

dengan target penyelesaian 50 shelter dan telah dihuni 87

KK dari warga masyarakat Padukuhan Bakalan. Pada tahap

ini pada setiap rumah diberi fasilitas kompor gas, tabung

gas dan sembako. Shelter Kuwang dilengkapi dengan

sumur bor, pos kesehatan, masjid, kolam ikan, dan kandang

kelompok.

Shelter Plosokerep juga telah dihuni sejak akhir Desember

2010 oleh masyarakat dari Dusun Kinahrejo (4 RT) dan

sebagian masyarakat Dusun Pangukrejo (1 RT). Total

jumlah warga yang sudah menempati shelter Plosokerep

adalah 101 KK. Pada tahap awal setiap rumah mendapat

perlengkapan rumah (kompor gas, tabung, perlengkapan

cuci, perlengkapan mandi, karpet plastik), perpustakaan dan

kandang kelompok yang berisi 15 sapi perah. Sampai

dengan akhir Desember 2010 shelter Banjarsari sudah

masuk tahap pembangunan kerangka bangunan, dan

shelter Gondang masuk dalam tahap pematangan lahan.

2) Kerugian dan kerusakan akibat bencana erupsi gunung merapi

a) Korban dan pengungsi

Pengungsi bencana erupsi Gunung Merapi secara umum

berfluktuasi berdasarkan perubahan zona aman, yaitu 10 km, 15

km, dan 20 km dan beberapa kali letusan besar. Pada tanggal 26

Oktober 2010 sampai dengan 5 November 2010, jumlah

pengungsi berkisar 12.000 orang sampai dengan 25.000 orang

Page 59: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

461

dengan titik pengungsian 8 sampai dengan 27 lokasi. Pada

tanggal 5 November – 23 November 2010 saat zona aman

diturunkan dari 20 km ke 10 km, jumlah pengungsi mencapai

puncaknya yaitu 150.000 lebih orang yang tersebar di 553 titik

pengungsian di 17 kecamatan. Fluktuasi jumlah pengungsi

Merapi dalam masa tanggap darurat, disajikan dalam grafik di

bawah ini.

Sumber: Bakesbanglinmas PB

Berdasarkan data terakhir tanggal 30 Desember 2010, jumlah

korban meninggal akibat bencana letusan Merapi di Kabupaten

Sleman adalah 298 jiwa yang terdiri dari 199 meninggal karena

luka bakar dan 104 jiwa karena non luka bakar. Dari semua

korban meninggal terdapat 9 orang balita meninggal. Penduduk

yang kehilangan rumah sebanyak 2.613 KK. Hasil analisa

kerusakan dan kerugian akibat erupsi Gunung Merapi

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.19. Rekapitulasi Kerugian Dampak Erupsi Merapi

No Uraian Rincian kerugian (Rp)

1 Perumahan 477.684.984.000,00

2 Infrastruktur 224.426.945.088,00

3 Sosial 49.639.528.731,00

4 Ekonomi 1.261.330.945.178,00

5 Lintas sektor 3.392.686.800.897,00

Total 5.405.681.153.844,00

Sumber: Bappeda

Page 60: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

462

b) Kerugian dan kerusakan

Penilaian kerusakan dan kerugian per sektor dan sub sektor

dapat dilihat pada uraian sebagai berikut :

(1) Sektor perumahan

Sektor perumahan terdiri dari sub sektor perumahan dan sub

sektor taman. Sub sektor perumahan menempati posisi

kerusakan dengan nilai tertinggi yaitu Rp446.332.974.000,00

atau sebesar 49,91% dari total dari keseluruhan nilai

kerusakan. Jumlah rumah mengalami rusak berat sebanyak

2.613 unit, 156 unit rusak sedang, dan 632 unit rusak ringan.

Penilaian terhadap kerugian sub sektor perumahan juga

didasarkan pada nilai pembuatan tempat tinggal

sementara/shelter, karena sebelum mereka menempati rumah

di relokasi mereka tinggal di shelter. Besaran nilai

kerugiannya adalah Rp 31,352 milyar.

Kerusakan dan kerugian taman akibat bencana merapi

berada di lokasi taman wisata kaliurang II seluas 167 m2 ,

Taman Wara 51 m2 Taman Eden 20 m2 dan di taman

swakelola seluas 35 m2 . Adapun perkiraan nilai kerusakan

taman sebesar Rp115.440.000,00.

(2) Sektor Infrastruktur

Penilaian kerusakan dan kerugian pada sektor infrastruktur

meliputi jalan, jembatan /gorong-gorong, bandara/ terminal/

kendaraan, gedung pemerintah, air bersih, bendung/ irigasi/

sungai/ mata air, energi, serta komunikasi dan informatika.

Nilai kerusakan sektor infrastruktur adalah sebesar

Rp219,461 milyar atau sekitar 24,54% dari nilai total

kerusakan. nilai kerugian adalah sebesar Rp4,965 milyar atau

sekitar 0,11% dari nilai total kerugian. Adapun nilai total

kerusakan dan kerugian adalah sebesar Rp 224,427 milyar

atau sekitar 4,15% dari nilai total kerusakan dan kerugian.

Page 61: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

463

Penilaian kerusakan dan kerugian pada sub sektor jalan

dilakukan terhadap jalan desa dan kabupaten serta

perlengkapan di atasnya seperti lampu penerangan jalan

umum dan rambu lalu lintas. Kerusakan jalan dapat berupa

kerusakan berat seperti hancurnya jalan sampai kerusakan

ringan seperti tertutupnya jalan oleh material vulkanik. Nilai

kerusakan jalan desa adalah sebesar Rp43,682 milyar, jalan

kabupaten sebesar Rp26,525 milyar, lampu penerangan jalan

umum sebesar Rp935 juta, serta rambu lalu lintas sebesar Rp

88,05 juta.

Nilai kerusakan pada sub sektor jembatan dan gorong-gorong

sebesar Rp 2,3 milyar.

Pada sub sektor bandara, terminal, kendaraan meskipun tidak

mengalami kerusakan, erupsi Merapi menimbulkan sejumlah

kerugian seperti yang dialami oleh Bandara Adisucipto yang

tidak beroperasi selama 16 hari. Beberapa terminal angkutan

umum juga terhenti kegiatannya. Nilai kerugian yang dialami

oleh bandara, dan terminal adalah sebesar Rp 3,563 milyar.

Kerusakan yang dialami oleh gedung pemerintah adalah

berupa tertutupnya gedung oleh material vulkanik Merapi

sehingga akhirnya tidak dapat dipergunakan untuk kegiatan.

Nilai kerusakan yang dialami oleh gedung pemerintah adalah

sebesar Rp 6,2 milyar.

Masyarakat di sekitar Gunung Merapi memanfaatkan Sistem

Instalasi Penyediaan Air Bersih Sederhana (SIPAS) dengan

cara mengalirkan air dari sumber mata air menggunakan

pipa/selang ke rumah-rumah. Nilai kerusakan yang dialami

oleh SIPAS adalah sebesar Rp20,250 milyar. Selain merusak

SIPAS, erupsi Merapi juga merusak jaringan air bersih PDAM

senilai Rp8,225 milyar serta menimbulkan kerugian senilai Rp

300 juta.

Page 62: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

464

Material vulkanik yang dikeluarkan Gunung Merapi juga

merusak bendung, saluran irigasi, sungai, serta mata air yang

terdapat di sekitarnya. Nilai kerusakan terhadap bendung dan

irigasi yang ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Sleman

adalah sebesar Rp9,975 milyar. Nilai kerusakan bendung dan

irigasi yang ditangani oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu

Opak (BBWSSO) adalah Rp40,575 milyar. Adapun kerusakan

sungai diperkirakan senilai Rp15,536 milyar dan

embung/mata air diperkirakan rusak senilai Rp 22,848 milyar.

Kerusakan yang terjadi pada sub sektor energi meliputi bahan

bakar bio solar yang dipergunakan sebagai bahan bakar

pembangkit listrik yaitu sebesar Rp24 juta. Kerusakan juga

dialami oleh prasarana listrik baik panel tenaga surya maupun

instalasi listrik PLN yaitu sebesar Rp20,430 milyar serta

kerugian sebesar Rp1,102 milyar.

Terjangan material vulkanik berupa awan panas serta pasir

telah merusak alat pemantau awan panas dan lahar dingin

dan kamera pemantau CCTV serta sejumlah peralatan

komunikasi dan informatika di sekitar Gunung Merapi. Nilai

kerusakan pada sub sektor komunikasi dan informatika

diperkirakan mencapai Rp 1,555 milyar.

(3) Sektor Sosial

Aktivitas masyarakat di sekitar Gunung Merapi praktis terhenti

selama terjadinya erupsi Merapi. Masyarakat terfokus untuk

menghindari ancaman bahaya erupsi Merapi dengan cara

mengungsi ke tempat-tempat pengungsian yang tersebar di

beberapa lokasi. Sektor sosial yang terdampak oleh erupsi

Merapi antara lain sub sektor kesehatan, lembaga sosial,

agama, budaya dan pendidikan.

Page 63: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

465

Erupsi Gunung Merapi telah menghancurkan serta

melumpuhkan beberapa fasilitas sosial seperti puskesmas,

tempat ibadah, sekolah, gedung pertemuan serta lembaga

sosial budaya lainnya. Hancurnya sarana dan prasarana

sosial ini menyebabkan terhentinya aktivitas masyarakat.

Penilaian kerusakan dilakukan terhadap fasilitas sosial yang

mengalami kerusakan baik berat maupun ringan sampai

fasilitas tersebut kembali dapat digunakan seperti semula.

Penilaian kerugian dilakukan terhadap fasilitas sosial yang

mengalami kerusakan sehingga potensi pendapatan atau

pemasukan retribusi dari fasilitas sosial tersebut terhenti.

Nilai kerusakan sektor sosial adalah sebesar Rp29,371 milyar

atau sekitar 3,28% dari total nilai kerusakan, sedangkan nilai

kerugian dari sektor sosial adalah sebesar Rp20,268 milyar

atau sekitar 0,45% dari total nilai kerugian. Adapun total nilai

kerusakan dan kerugian adalah sebesar Rp 49,639 milyar

atau sebesar 0,92% dari total nilai kerusakan dan kerugian.

Sub sekor kesehatan meliputi fasilitas sosial seperti rumah

sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, balai

pengobatan/rumah bersalin, polindes, posyandu, poskesdes,

tempat praktek dokter swasta, tempat praktek bidan swasta,

biaya pemulasaran jenazah, biaya perawatan korban

bencana, biaya penanganan psikologis dan gangguan jiwa,

serta pencegahan penyakit menular hingga bantuan tenaga

kesehatan. Adapun nilai kerusakan pada sub sektor

kesehatan adalah sebesar Rp2,258 milyar dan nilai kerugian

adalah sebesar Rp7,796 milyar sehingga nilai total kerusakan

dan kerugian adalah sebesar Rp10,054 milyar.

Page 64: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

466

Sub sektor lembaga sosial meliputi fasilitas sosial seperti panti

asuhan, panti cacat, dan panti rehabilitasi sosial, serta

lembaga-lembaga sosial lainnya seperti komunitas lereng

merapi yang melakukan aktivitas pemantauan perkembangan

Gunung Merapi. Besaran nilai kerusakan pada sub sektor

lembaga sosial adalah sebesar Rp1,190 milyar dan nilai

kerugian adalah sebesar Rp370 juta sehingga nilai total

kerusakan dan kerugian adalah sebesar Rp1,560 milyar.

Nilai kerusakan pada sub sektor agama adalah sebesar

Rp9,64 milyar dan nilai kerugian pada sub sektor agama

adalah sebesar Rp1,745 milyar sehingga nilai total kerusakan

dan kerugian adalah sebesar Rp11,385 milyar. Kerusakan

dan kerugian pada sub sektor agama meliputi tempat-tempat

ibadah seperti masjid, gereja kristen, gereja katolik, pura, dan

vihara yang terdapat di sekitar Gunung Merapi

Nilai kerusakan pada sub sektor budaya adalah sebesar

Rp1,322 milyar dan nilai kerugian pada adalah sebesar

Rp1,932 milyar. Penilaian kerusakan dan kerugian pada sub

sektor budaya meliputi kegiatan masyarakat di bidang

kebudayaan beserta prasarana pendukungnya yang rutin

dilaksansakan oleh penduduk di sekitar Gunung Merapi.

Penilaian kerusakan dan kerugian pada sub sektor pendidikan

meliputi pendidikan TK, SD/sederajat, SMP/sederajat,

SMA/SMK/sederajat serta biaya pemeliharaan fasilitas

pendidikan sampai kembali dapat dipergunakan untuk

kegiatan belajar dan mengajar. Besaran nilai kerusakan pada

fasilitas TK adalah sebesar Rp2,523 milyar dan nilai kerugian

sebesar Rp130,5 juta serta nilai kerusakan fasilitas SD

adalah sebesar Rp9,76 milyar dan nilai kerugian adalah

Page 65: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

467

sebesar Rp526,8 juta. Sedangkan untuk fasilitas SMP tidak

terdapat unit yang rusak namun memiliki nilai kerugian

sebesar Rp 200 juta. Adapun untuk fasilitas SMA/SMK nilai

kerusakan didapat sebesar Rp2,676 milyar dan nilai kerugian

sebesar Rp50 juta. Mengingat pentingnya penyelenggaraan

pendidikan terutama pada pendidikan dasar dan menengah,

maka upaya merehabilitasi fasilitas-fasilitas pendidikan

sampai dapat dipergunakan kembali untuk kegiatan belajar

dan mengajar dilakukan melalui pemeliharaan dan perawatan

terhadap sekolah-sekolah tersebut. Adapun biaya

pemeliharaan fasilitas-fasilitas pendidikan tersebut yang

merupakan nilai kerugian adalah Rp 8,84 milyar.

(4) Sektor Ekonomi

Aktivitas vulkanik yang semakin intensif dan erupsi

menyebabkan aktivitas perekonomian di sekitar Gunung

Merapi lumpuh. Letusan dahsyat beserta lontaran material

vulkanik yang dikeluarkan oleh Gunung Merapi telah

menghancurkan sebagian lahan pertanian di Kabupaten

Sleman bagian utara. Sarana prasarana perekonomian

lainnya juga terdampak erupsi Merapi ini, sehingga

masyarakat juga tidak dapat melakukan aktivitas ekonomi

harian seperti biasanya.

Selain merusak sarana dan prasarana, kegiatan

perekonomian masyarakat yang terhenti juga telah

menimbulkan sejumlah kerugian. Berhentinya proses produksi

dan distribusi transaksi ekonomi mematikan potensi

pendapatan yang seharusnya diperoleh masyarakat.

Penilaian terhadap kerusakan dan kerugian yang terjadi

dikonversikan ke dalam satuan uang rupiah serta mengacu

pada sistem harga yang berlaku saat ini.

Page 66: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

468

Nilai kerusakan sektor ekonomi adalah sebesar Rp193,437

milyar atau sekitar 21,63% dari total kerusakan. Sedangkan

nilai kerugian sektor ekonomi adalah sebesar Rp1,068 trilyun

atau sekitar 23,67% dari total kerugian. Adapun nilai total

kerusakan dan kerugian sektor ekonomi adalah Rp1,261

milyar atau sekitar 23,33%. Penilaian terhadap kerusakan dan

kerugian pada sektor ekonomi diuraikan ke dalam sub sektor

tanaman pangan dan hortikultura, perikanan, peternakan,

kehutanan (hutan rakyat), perkebunan, industri kecil rumah

tangga dan koperasi, pasar, pariwisata, serta keuangan dan

perbankan. Kerusakan dan kerugian fasilitas ekonomi berupa

pasar, peternakan, pariwisata, keuangan dan perbankan

termasuk akibat tidak berfungsinya sarana tersebut.

Penilaian kerusakan dan kerugian pada sub sektor tanaman

pangan dan hortikultura dilakukan pada lima komoditas yaitu

padi sawah, sayur, salak pondoh, tanaman hias dan palawija.

Penilaian kerusakan tanaman pangan dan hortikultura

dihitung dari biaya produksi (biaya pengolahan lahan, biaya

bibit, biaya perawatan). Nilai kerusakan tanaman pangan dan

hortikultura adalah Rp11,499 milyar dengan nilai rata-rata

biaya produksi untuk tanaman pangan dan hortikultura adalah

Rp6 juta per ha.

Adapun penilaian kerugian dihitung dari rata-rata nilai jual

komoditas pada saat ini dikurangi dengan rata-rata biaya

produksi. Nilai kerugian yang ditimbulkan pada sub sektor

tanaman pangan adalah sebesar Rp238,296 milyar terdiri dari

kerugian padi sawah sebesar Rp2,795 milyar, sayur sebesar

Rp32,927 milyar, salak pondoh sebesar Rp201,486 milyar,

tanaman hias sebesar Rp1,011 milyar dan palawija sebesar

Page 67: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

469

Rp 75,8 juta. Nilai kerugian dan kerusakan sub ektor tanaman

pangan dan hortikura tersaji dalam tabel sebagai berikut

Tabel 5.20. Nilai Kerugian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sleman

No Komoditas Luas/Rumpun/Batang Nilai Kerugian

1 Padi Sawah 238 Ha 2.795.131.440

2 Sayur 765 Ha 32.927.925.000

3 Salak Pondoh 4,392,919 Rumpun 201.486.497.400

4 Tan Hias 209,365 Btg 1.011.200.000

5 Palawija 35 Ha 75.800,000

Total 238.296.553.840

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan

Kerusakan dan kerugian pada sub sektor perikanan dinilai

berdasarkan tiga jenis usaha yaitu Usaha Pembenihan Rakyat

(UPR), pembudidayaan ikan konsumsi dan pembudidaya ikan

hias. Kerugian yang diderita sub sektor ini adalah Rp 11,317

milyar, terdiri dari kerugian dari usaha pembenihan rakyat

sebesar Rp6,384 milyar, pembudidaya ikan konsumsi sebesar

Rp4,698 milyar, pembudidaya ikan konsumsi sebesar Rp206

juta, usaha pembenihan ikan rakyat di luar radius 20 km

sebesar Rp20 juta dan pembudidaya ikan hias sebesar

Rp11,317 milyar rupiah.

Tabel 5.21. Nilai Kerugian Perikanan di Kabupaten Sleman

No Jenis Usaha Jml Klp Luas Kolam (Ha) Kerugian (Rp)

1 UPR (Usaha Pembenihan Rakyat) 82 24.714 6,384,660,000

2

Pembudidaya Ikan Konsumsi (Ngemplak, Turi, Pakem, Cangkringan)

75 163.9

4,698,950,000

3

Pembudidaya Ikan Konsumsi (di luar radius 20 km)

9 206,000,000

4 UPR di luar Radius 20 Km 1 20,000,000

5 Pembudidaya Ikan Hias 1 8,000,000

Total 169 11,317,610,000

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Page 68: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

470

Awan panas yang dikeluarkan dapat mematikan hewan

ternak, juga mengeluarkan material vulkanik yang dapat

mengganggu kesehatan serta menurunkan produktivitas

hewan ternak. Jumlah hewan ternak yang mati akibat erupsi

Merapi tercatat 2.233 ekor sapi perah, 235 ekor sapi potong,

110 ekor kambing, 37.000 ekor Burung Puyu, 47.000 ekor

ayam potong dan 106.300 ekor ayam petelur dengan nilai

total sebesar Rp32,495 milyar. Erupsi merapi juga merusak

kandang hewan ternak senilai Rp10,172 milyar, tanaman

Hijauan Makanan Ternak (HMT) senilai Rp1,394 milyar dan

instalasi air senilai Rp 3,896 milyar. Nilai total kerusakan pada

sub sektor peternakan tercatat sebesar Rp48,048 milyar.

Kerugian yang dihadapi peternak adalah menurunnya atau

berhentinya produksi hewan ternak karena terpapar material

vulkanik. Jumlah susu seharusnya dapat diproduksi adalah

sebesar 4.482 liter atau senilai Rp12,549 milyar. Jumlah telur

burung puyuh yang seharusnya diproduksi adalah sebanyak

1.998 butir atau senilai Rp299,7 juta. Jumlah telur ayam yang

seharusnya diproduksi adalah sebanyak 51.024 butir atau

senilai Rp32,598 milyar. Kerugian lain yang dihadapi adalah

biaya evakuasi hewan ternak sebesar Rp180,5 juta, biaya

penyediaan tanaman HMT sebesar Rp953,400 juta dan

pembuatan kandang sementara sebesar Rp1,602 milyar. Nilai

total kerugian pada sub sektor peternakan karena itu tercatat

sebesar Rp 48,184 milyar.

Page 69: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

471

Tabel 5.22. Nilai Kerusakan Peternakan di Kabupaten Sleman

No

Komoditas

Ternak mati

Kandang Tanaman HMT rusak Instalasi Air

Jumlah (000 Rp)

Jumlah Nilai

(000 Rp) Luas/ekor Nilai (000 Rp)

Jml (Ha)

Nilai (000 Rp)

unit Nilai

(000 Rp)

1 Sapi Perah 2,233 22,330,000 10,049 m2 7,536,375 76.75 1,151,250 762 3,810,000 34,827,625

2 Sapi Potong 235 1,880,000 1,058 m2 793,125 11.25 168,750 45 135,000 2,976,875

3 Kambing 110 165,000 220 m2 55,000 27.60 74,100 276 41,400 335,500

4 Puyuh 37,000 925,000 40,000 ekor 100,000 27 1,025,000

5 Ayam Potong 47,000 1,880,000 50,000 ekor 625,000 2,505,000

6 Ayam Petelur 106,300 5,315,000 125,000 ekor 1,063,000 6,378,000

Jumlah Total 32,495,000 10,172,500 115.60 1,394,100 1,110 3,986,400 48,048,000

Sumber: Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan

Tabel 5.23. Nilai Kerugian Peternakan di Kabupaten Sleman

No

Komoditas

Produksi Susu/Telur Evakuasi HMT Kandang Shelter Jumlah (Rp)

Liter/ Butir (000) Nilai (000 Rp) Jumlah Nilai (000 Rp) Jumlah (Kg) Nilai (000 Rp) Luas (m2) Nilai (000 Rp)

1 Sapi Perah 4,482 12,549,600 1,781 89,050 1,068,600 534,300 8,015 801,450 13,974,400,000

2 Sapi Potong 1,397 69,850 838,200 419,100 6,287 628,650 1,117,600,000

3 Kambing 864 21,600 1,728 172,800 194,400,000

4 Puyuh 1,998 299,700 299,700,000

5 Ayam Potong

6 Ayam Petelur 51,024 32,598,666 32,598,666,667

Jumlah Total 45,447,966 180,500 953,400 1,602,900 48,184,766,667

Sumber: Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan

Page 70: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

472

Tabel 5.24. Nilai Kerusakan Hutan Rakyat di Kabupaten Sleman

No.

KECAMATAN/ DESA

LUAS (Ha)

Kerusakan Hutan Rakyat Per Jenis Tanaman (000 Rp) Jumlah

(Rp) Sengon Mahoni Mindi MPTS Bambu

(300 btg/Ha) (85 btg/Ha) (35 btg/Ha) (50 btg/Ha) (5Rumpun/Ha)

1

Turi

1. Girikerto 50 3,750,000 1,487,500 437,500 375,000 125,000 6,175,000

2. Wonokerto 30 2,250,000 892,500 262,500 225,000 75,000 3,705,000

2

Pakem

1. Purwobinangun 15 1,125,000 446,250 131,250 112,500 37,500 1,852,500

2. Hargobinangun 15 1,125,000 446,250 131,250 112,500 37,500 1,852,500

3

Cangkringan

1. Umbulharjo 100 7,500,000 2,975,000 875,000 750,000 250,000 12,350,000

2. Kepuharjo 245 18,375,000 7,288,750 2,143,750 1,837,500 612,500 30,257,500

3. Glagaharjo 240 18,000,000 7,140,000 2,100,000 1,800,000 600,000 29,640,000

4. Wukirsari 120 9,000,000 3,570,000 1,050,000 900,000 300,000 14,820,000

5. Argomulyo 25 1,875,000 743,750 218,750 187,500 62,500 3,087,500

JUMLAH 840 63,000,000 24,990,000 7,350,000 6,300,000 2,100,000 103,740,000

Sumber: Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan

Tabel 5.25. Nilai Kerusakan Perkebunan di Kabupaten Sleman

No Komoditas Luas Jumlah Jumlah Nilai/pohon Kerusakan Kerugian

(Ha) Tan/Ha Tanaman (btg) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Kelapa 372 125 46,500 150,000 6,975,000,000 2,929,500,000

2 Kopi 215 1,000 215,000 20,000 4,300,000,000 774,000,000

3 Cengkeh 89.5 150 13,425 125,000 1,678,125,000 1,611,000,000

4 Kakao 9.7 1,100 10,670 40,000 426,800,000 1,728,540,000

5 Lada 9.25 1,000 9,250 60,000 555,000,000 407,000,000

6 Panili 0.7 4,500 3,150 50,000 157,500,000 239,400,000

7 T e h 1 10,000 10,000 4,000 40,000,000 3,000,000,000

8 Jarak pagar 15 2,500 37,500 7,500 281,250,000 -

Total 14,413,675,000 10,689,440,000

Sumber: Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan

Page 71: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

473

Sebagian kawasan hutan rakyat yang terkena aliran awan

panas serta material vulkanik mengalami kehancuran. Luasan

hutan rakyat yang mengalami kerusakan adalah 840 Ha yang

tersebar di Kecamatan Turi, Pakem dan Cangkringan. Jenis

tanaman yang rusak di kawasan hutan rakyat adalah sengon,

mahoni, mindi, multi purpose trees species (MPTS) dan

bambu senilai Rp 103,740 milyar.

Perkebunan di sekitar Merapi dikembangkan dengan

komoditas kelapa, kopi, cengkeh, kakao, lada, panili, teh, dan

jarak pagar. Kerusakan yang terjadi akibat terkena dampak

erupsi gunungapi pada sub sektor perkebunan setidaknya

tercatat sebesar Rp 14,413 milyar. Sedangkan kerugian yang

ditimbulkan adalah sebesar Rp 10,689 milyar.

Dampak langsung erupsi Merapi terhadap industri kecil dan

rumah tangga dan koperasi tercatat sebesar Rp 3,423 milyar,

sedangkan dampak tidak langsung berupa kerugian akibat

terhentinya kegiatan ekonomi tercatat sebesar Rp 8,008

milyar.

Kegiatan ekonomi masyarakat berupa transaksi jual beli

barang dan jasa yang biasa dilakukan di pasar selama

terjadinya Erupsi Merapi juga terhenti. Kerusakan yang

dialami oleh pasar tradisional baik berupa rusak berat, sedang

maupun ringan adalah sebesar Rp3,125 milyar sedangkan

kerugian yang dialami akibat tidak beroperasinya pasar

diperkirakan senilai Rp372,126 milyar.

Selain dari pertanian, perekonomian Kabupaten Sleman juga

diwarnai oleh kegiatan pariwisata yang memanfaatkan

keanekaragaman sumber daya alam serta budaya yang

berkembang di sekitar Gunung Merapi. Erupsi Merapi telah

menimbulkan kerusakan baik sarana maupun prasarana

pendukung wisata di sekitar Gunung Merapi. Kerusakan yang

Page 72: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

474

dialami oleh sub sektor pariwisata tercatat Rp7,488 milyar.

Sedangkan kerugian yang dialami baik berupa hilangnya

pendapatan serta potensi pendapatan yang seharusnya

diterima adalah senilai Rp70,525 milyar.

Masyarakat yang membutuhkan tambahan modal usaha

dapat mengagunkan aset-aset yang dimiliki baik berupa

rumah maupun lahan pertaniannya kepada lembaga

keuangan. Namun selama terjadinya letusan gunungapi

sebagian masyarakat telah kehilangan aset baik rumah

maupun lahan pertanian serta menjadi tidak mampu untuk

melunasi hutang. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya

kredit macet pada lembaga-lembaga keuangan serta

terhentinya program-program penguatan modal Pemerintah

Daerah. Jumlah kerugian yang akan dihadapi oleh sub sektor

keuangan dan perbankan adalah senilai Rp308,744 milyar.

(5) Lintas Sektor

Penilaian kerusakan dan kerugian pada lintas sektor

dilakukan terhadap sub sektor lingkungan hidup,

pemerintahan, ketertiban dan keamanan, serta tata ruang.

Sub sektor lingkungan hidup pada uraian ini difokuskan pada

Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi yang memegang

peranan penting bagi keseimbangan ekosistem wilayah

secara lebih luas. Nilai kerusakan pada sektor lintas sekor

adalah sebesar Rp5,755 milyar atau sekitar 0,68% dari total

kerusakan. Sedangkan nilai kerugian adalah sebesar Rp3,386

trilyun atau sekitar 75,48%. Adapun nilai total kerusakan dan

kerugian pada sektor lintas sektor adalah 3,392 trilyun atau

sekitar 63,62%.

Page 73: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

475

Tabel 5.26. Nilai Kerusakan dan Kerugian Lintas Sektor di Kabupaten Sleman

No Sektor/

Subsektor

Nilai Kerusakan Nilai Kerugian Total

(Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) Lintas Sektor

1 Lingkungan Hidup (TNGM)

5,755,212,896 100.00 3,384,000,000,000 99.91 3,389,755,212,996 99.91

2 Pemerintahan - 1,018,748,000 0.03 1,018,748,000 0.03

3 Ketertiban dan Keamanan * 30,000,000 0.00 30,000,000 0.00

4 Tata Ruang - 1,882,840,000 0.06 1,882,840,000 0.06

Total 5,755,212,896

100.00 (0,64) 3,386,931,588,000

100.00 (75,07) 3,392,686,800,996

100.00 (100)

Sumber: Bappeda

Kawasan Taman Nasional Gunung Api Merapi (TNGM)

merupakan kawasan hutan lindung seluas ± 6.400 Ha (±4.000

ha adalah areal bervegetasi) yang berlokasi di Kabupaten

Sleman Provinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Klaten dan

Boyolali Provinsi Jawa Tengah. Kawasan TNGM tertutup abu

vulkanik yang menimbulkan kerusakan vegetasi (di tingkat

semai dan pancang), migrasi satwa (burung, monyet ekor

panjang, babi hutan, macan,) serta kerusakan ekosistem.

Adapun kawasan bervegetasi (tegakan dan semak) yang

terkena hembusan awan panas yang hancur dan terbakar di

Kabupaten Sleman setidaknya tercatat seluas ±1.128 ha

(Resort Cangkringan dan Resort Pakem - Turi) yang

mengakibatkan kerusakan senilai Rp5,755 milyar serta

kerugian senilai Rp 3,384 trilyun. Penilaian kerusakan adalah

terhadap bangunan kantor maupun prasarana pendukung

TNGM lainnya sedangkan kerugian adalah nilai hutan TNGM.

Penilaian kerugian lain adalah dari sub sektor pemerintahan

yaitu biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan

pemerintahan sementara selama kantor utama tidak dapat

digunakan. Besaran nilai kerugian dari sub sektor

pemerintahan adalah Rp1,018 milyar. Sedangkan untuk

kerugian pada sub sektor ketertiban dan keamanan adalah

Rp30 juta.

Page 74: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

476

Saat ini di telah tersusun beberapa dokumen perencanaan

tata ruang wilayah sekitar kawasan Gunung Merapi. Namun,

pola aliran lava maupun lahar yang keluar dari letusan

Gunung Merapi telah berubah sehingga kawasan rawan

bencana perlu disesuaikan. Sehingga pada akhirnya

dokumen-dokumen perencanaan tata runag tersebut juga

perlu disesuaikan. Besaran nilai kerugian untuk

penyusunan/penyesuaian dokumen rencana tata ruang

diperkirakan senilai Rp1,8 milyar.

3) Kebijakan pemerintah untuk tahap recovery pasca bencana erupsi.

Berdasarkan sektor pemukiman, infrastruktur, sosial, perekonomian

dan lintas sektor secara makro kebijakan pemerintah untuk

melakukan recovery pasca erupsi adalah sebagai berikut:

a) Sektor Pemukiman

Mengingat luncuran awan panas menyebabkan kerusakan

pemukiman warga yang tidak sedikit, maka kebijakan pemulihan

dini di sektor pemukiman ditekankan pada pembuatan hunian

sementara/huntara (shelter) Huntara dibangun diatas tanah kas

desa untuk masa tinggal selama 1 tahun. Lokasi huntara tersebut

ditetapkan bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman,

BNPB, BPPTK. dengan sumber pendanaan dari donor, yang

dikoordinir oleh Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta. Huntara

dilengkapi dengan kandang ternak atau sumber mata

pencaharian lainnya, pos keamanan, pos kesehatan dan shelter

sekolah serta fasilitas umum lainnya. Dengan demikian

kehidupan sosial ekonomi warga yang akan menempati shelter

tersebut lambat laun akan pulih.

Perubahan kawasan rawan bencana Gunung Merapi, perlunya

penataan ulang daerah pemukiman atau pemukiman kembali

bagi warga yang rumahnya rusak. Penataan kawasan lereng

merapi dilakukan setelah kajian tata ruang merapi darurat

disetujui oleh lembaga yang berwenang. Sosialisasi terhadap

Page 75: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

477

rencana pemukiman kembali dilakukan, agar tidak menimbulkan

konflik sosial di masyarakat. Rehabilitasi pemukiman merupakan

kegiatan awal penataan ruang dan kawasan di lereng Gunung

Merapi dan sekitarnya. Faktor kejelasan status kepemilikan lahan

dan daya dukung lingkungan guna memenuhi kebutuhan

manusia (pemukiman, pertanian, padang rumput, fasilitas sosial

dan umum, air bersih) menjadi perhatian utama. Dalam zona

pemukiman di lereng Merapi tersebut, perlu dilengkapi petunjuk

jalur-jalur evakuasi ataupun tanda-tanda guna peringatan dini

sebagai antisipasi bila terjadi bencana. Akses jalan untuk

evakuasi juga harus dibangun kembali agar masyarakat dapat

hidup berdampingan dengan Gunung Merapi secara nyaman.

Upaya mitigasi bencana dengan kearifan lokal juga perlu

dihidupkan.

b) Sektor Infrastruktur

Luncuran awan panas menyebabkan sarana-prasarana publik

serta fasilitas umum lainnya rusak dan tertutup material vulkanik.

Sungai-sungai yang berhulu di Merapi juga tertutup material

vulkanik dan berakibat tersumbatnya aliran sungai. Hal ini

berpotensi menyebabkan banjir lahar dingin di daerah hilir. Untuk

meminimalisasi dampak banjir lahar dingin tersebut, perlu

dilakukan normalisasi sungai. Penambangan pasir yang ditujukan

untuk normalisasi sungai perlu diberi pedoman untuk pengaturan

dan pengendalian. Selain itu, mengingat status merapi masih

siaga dan curah hujan yang masih tinggi maka diperlukan ke hati-

hatian dalam melakukan normalisasi sungai.

Pembangunan kembali sarana dan prasarana fisik seperti

sekolah, fasilitas kesehatan, jalan, jembatan, gorong-gorong,

saluran air bersih, sanitasi, kelistrikan dan fasilitas umum lainnya,

perlu dilakukan secara cepat. Hal ini harus dilakukan untuk

mempercepat pemulihan dan rehabilitasi serta rekonstruksi

kehidupan masyarakat .

Page 76: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

478

c) Sektor Sosial

Recovery sektor sosial (sub sektor kesehatan, pendidikan dan

sosial budaya) harus segera dilaksanakan, guna menghindari

terjadinya ketidakpuasan masyarakat akan pelayanan publik.

Perawatan terhadap korban yang sakit serta pencegahan

terhadap penyakit segera dilakukan, mengingat masih adanya

korban yang dirawat dan kondisi lingkungan yang belum pulih.

Pemenuhan gizi bagi kelompok rentan (pengungsi dan warga

terdampak) terus dilakukan sejak kegiatan tanggap darurat agar

derajat kesehatan tidak memburuk. Upaya penjaminan kesehatan

bagi warga yang terkena dampak terus dilakukan untuk

mengurangi beban pembiayaan kesehatan.

Kegiatan belajar mengajar selama terjadi erupsi Merapi praktis

terhenti. Pasca erupis kegiatan belajar mengajar harus segera

dilaksanakan kembali. Kebijakan untuk menitipkan anak usia

sekolah ke sekolah yang terdekat dengan barak pengungsian

dilakukan ditunjang dengan fasilitas antar jemput. Shelter sekolah

perlu dibangun guna menggantikan bangunan sekolah yang

rusak tersapu awan panas, sampai dengan pembangunan dan

rehabilitasi gedung sekolah yang rusak selesai dilaksanakan.

Mitigasi bencana lebih disosialisasikan melalui pendidikan

kebencanaan di sekolah, sehingga pengetahuan masyarakat

lebih memahami perilaku Merapi.

Revitalisasi kegiatan sosial kemasyarakatan dilakukan dengan

memfasilitasi pembentukan RT/RW penghuni shelter, hal tersebut

dimaksudkan agar budaya kebersamaan dan gotong royong

tetap dipertahankan.

d) Sektor Perekonomian

Letusan Gunung Merapi ternyata sangat berdampak besar

terhadap sektor perekonomian, hal ini dirasakan tidak hanya

pada masyarakat yang terkena dampak langsung namun juga

pada masyarakat yang terkena dampak tidak langsung. Pada

Page 77: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

479

saat status Merapi awas, warga sejauh radius 20 km dari puncak

Merapi harus mengungsi. Selain kerugian yang bersifat fisik,

letusan gunungapi Merapi juga telah menimbulkan kerugian lain

akibat rusaknya proses produksi dan distribusi. Beberapa hal

diantaranya adalah hilangnya pasar, terputusnya saluran

distribusi dan kapasitas produksi yang tidak dapat berlangsung

normal. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya simpul sektor

perekonomian yang berlokasi di sekitar lereng merapi untuk

menggantungkan hidupnya, misalnya peternakan sapi perah,

perikanan, wisata alam, perkebunan, pertanian dan

penambangan pasir. Potensi kerugian yang dialami oleh berbagai

sektor tersebut tidak terbatas pada yang berada didalam

kawasan rawan bencana tetapi juga yang terletak diluar kawasan

rawan bencana.

Pemulihan ekonomi dimulai dengan mengaktifkan kembali

kegiatan-kegiatan perekonomian pada masyarakat pengungsi

yang telah kembali kerumah masing-masing. Program padat

karya atau cash for work untuk pengelolaan lahan pertanian yang

rusak dan pembersihan lingkungan pemukiman menjadi wacana

yang berkembang untuk membantu masyarakat mengurangi

kerugian yang diderita akibat letusan Merapi. Selain sebagai

upaya ganti rugi untuk mendapatkan uang tunai karena hilangnya

mata pencaharian mereka, kegiatan tersebut juga akan

berdampak terhadap kondisi psikologis masyarakat. Harapannya

masyarakat cepat bangkit dan tidak larut.

Kebutuhan awal untuk pemulihan ekonomi bagi masyarakat

dilereng Merapi antara lain menghidupkan kembali usaha yang

tidak memerlukan pembenahan fisik terlebih dahulu, aktivasi

perdagangan di pasar tradisional, pengadaan benih, pemberian

modal/kredit lunak, alat produksi, pakan ternak, pendampingan

UMKM sampai dengan pemasaran hasil produksi, penciptaan

mata pencaharian baru dengan memanfaatkan material yang

Page 78: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

480

ada. Pelaksanaan revitalisasi kelompok tani dan koperasi

sebagai sentra pemulihan dan pemberdayaan dan perwujudan

kemandirian desa disekitar lereng Merapi juga perlu dilakukan.

Untuk membangkitkan kembali masyarakat dari keterpurukan

serta meningkatkan kunjungan wisata, maka perlu dilakukan

“Gerakan Sleman Bangkit” di samping pengembangan obyek

wisata lereng Merapi serta penambahan koleksi Museum Gunung

Merapi.

e) Lintas Sektor

Masyarakat yang terkena dampak langsung letusan Gunung

Merapi dan sudah tidak mempunyai tempat tinggal bisa tinggal di

shelter selama 1-2 tahun. Shelter bagi pengungsi perlu dilengkapi

dengan pos keamanan, termasuk pengaturan pengelolaannya.

Dampak dari letusan gunungapi merapi juga berakibat rusaknya

gedung kecamatan, balai desa, sekolah, puskesmas dan fasilitas

publik lainnya. Pelayanan publik di daerah terdampak erupsi

Merapi harus tetap dilaksanakan. Infrastruktur pelayanan publik

tersebut dipindahkan walau hanya bersifat sementara sambil

menunggu pembangunan dan rehabilitasi. Selain itu, juga

dilakukan penyelamatan dan pergantian terhadap arsip dan data

kependudukan.

Kajian tataruang lereng Merapi telah dilakukan oleh tim dari

Universitas Gadjah Mada mengingat adanya perubahan kawasan

rawan bencana. Kajian tersebut perlu ditindak lanjuti agar

mendapat persetujuan dari lembaga yang berwenang dan

hasilnya dapat dimanfaatkan untuk menetapkan tata ruang di

lereng merapi oleh Pemerintah Kabupaten Sleman. Pemerintah

Provinsi DIY telah membuat usulan perluasan kawasan Taman

Nasional Gunungapi Merapi (TNGM) kepada Pemerintah Pusat,

dalam upaya untuk pergantian terhadap tanah milik warga.

Page 79: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

481

Erupsi Gunung Merapi menyebabkan kerusakan hutan sehingga

diperlukan revitalisasi agar fungsi resapan air di daerah hulu

tetap bisa dipertahankan. Namun demikian harus didahului

dengan penelitian terhadap tanah dan melakukan identifikasi

terhadap kerusakan lingkungan guna tindak lanjutnya.

b. Bencana angin kencang dan angin puting beliung

Pada tahun 2010 di wilayah Kabupaten Sleman terjadi bencana angin

kencang dan angin lesus yang mengakibatkan kerugian bagi

masyarakat. Fasilitas umum dan harta benda masyarakat banyak

mengalami kerusakan akibat bencana ini. Bencana angin kencang

sering kali terjadi pada musim pancaroba. Sejak Januari 2010, jumlah

kejadian berfluktuasi tergantung cuaca dan kondisi alam. Pada bulan

Januari tercatat 5 kejadian, Februari 1 kejadian, Maret 3 kejadian, Mei 4

kejadian, September 5 kejadian dan Desember 1 kejadian.

Kejadian angin kencang yang paling merugikan tercatat pada tanggal

25 September 2010 yang mengakibatkan 1 orang meninggal dunia, 1

orang luka ringan, 6 rumah rusak berat tertimpa pohon, 15 rumah rusak

sedang tertimpa pohon, 50 rumah rusak ringan dan melanda 12

kecamatan. Angka estimasi total kerugian akibat bencana angin

kencang mencapai Rp443.700.000,00.

Upaya penanggulangan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman

atas bencana yang terjadi adalah:

1) Mengerahkan tim reaksi cepat yang dilengkapi dengan gergaji

mesin dan mobil hidrolik untuk membuka jalan akses sehingga

lalulintas normal kembali akibat pohon tumbang yang menutup

jalan.

2) Membawa korban ke rumah sakit dan memberikan santunan bagi

keluarga korban.

Page 80: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

482

c. Bencana Kekeringan

Wilayah Kabupaten Sleman yang sering mengalami bencana

kekeringan adalah 2 kecamatan yaitu Kecamatan Prambanan dan

Gamping. Kekeringan terjadi di 3 desa Kecamatan Prambanan yaitu

Wukirharjo (Dusun Klumprit I, Klumprit 2), Gayamharjo (Dusun

Lemahbang, Nawung, Kalinongko Kidul, Jali dan Gayam), dan Desa

Sumberharjo (Dusun Umbulsari A dan B) desa Sambirejo (Dusun

Sumberwatu, Dawangsari, Gedang atas, dan Mlakan). Selain itu

kekeringan terjadi di Balecatur (Dusun Sembung), Kecamatan Gamping.

Pada tahun 2010 terjadi anomali cuaca, yaitu tidak terdapat musim

kemarau, sehingga bencana kekeringan tidak terjadi.

Upaya penanggulangan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman

atas bencana yang terjadi adalah:

1) Pengoperasian sistem jaringan air baku Prambanan untuk

memenuhi kebutuhan air bersih.

2) Pada tahun 2010 tidak melakukan droping air bersih karena tidak

terdapat bulan kemarau dan permintaan masyarakat.

d. Bencana Tanah Longsor

Pada tahun 2010 terjadi 3 kejadian bencana tanah longsor, 1 kali di

kecamatan Cangkringan dan 2 kali di kecamatan Prambanan. Bencana

tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Cangkringan mengakibatkan 2

korban meninggal sedangkan bencana longsor di Kecamatan

Prambanan tidak menimbulkan korban. Kerugian akibat tanah longsor

Rp16.050.000,00. Pada tahun 2010 terjadi ancaman batuan jatuh

(rockfall) dengan volume 6m x 2m x 10m dengan kondisi telah terbelah

akibat gempa 2006 di Padukuhan Gedang Atas serta mengancam

Padukuhan Kikis di bawahnya. Pada tahun anggaran 2010 dilakukan

chipping/pemecahan batu, sehingga menjadi batu-batu ukuran kecil dan

tidak menjadi ancaman. Upaya yang dilaksanakan untuk menanggulangi

adalah mengevakuasi material tanah longsor yang menutup jalan akses.

Page 81: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

483

e. Bencana banjir bandang

Pada 23 september 2010 terjadi curah hujan ekstrim yang memicu

jebolnya Dam Mlakan, Nglengkong, Sambirejo, Prambanan yang

mengakibatkan 2 rumah hanyut, masjid tertimbun material pohon

bercampur tanah, rusaknya sawah milik 18 KK, jembatan dan talud

rusak serta rumah 16 KK tergenang banjir.

f. Bencana banjir lahar dingin

Dampak banjir lahar dingin yang merugikan telah terjadi beberapa kali,

yaitu pada tanggal 29 November 2010 dan 4, 14, 23 Desember 2010.

Kejadian tersebut terjadi di hilir Kali Boyong di Caturtunggal (akibat

banjir lahar dingin di kali Code) dan Cangkringan. Dampak yang

ditimbulkan berupa 2 rumah rusak ringan; pengungsian 69 jiwa di

Blimbingsari. Di Cangkringan akses jalan Umbulharjo-Kepuharjo

tertimbun material di Jembatan Pagerjurang, Koramil Cangkringan

terendam, Jembatan Pagerjurang ambrol, Kantor Polsek Cangkringan

terendam, 6 rumah terendam lahar dan 250 jiwa warga mengungsi.

Penanggulangan bencana alam dilaksanakan melalui langkah-langkah

pencegahan, peringatan dini, mitigasi dan kesiapsiagaan pada saat

sebelum terjadinya bencana, tanggap darurat, pertolongan, penyelamatan

dan pemberian bantuan pada saat terjadinya bencana dan rehabilitasi

mental, rehabilitasi dan rekonstruksi sarana prasarana umum/sosial pada

saat setelah terjadi bencana.

Penanggulangan bencana di Kabupaten Sleman menggunakan prinsip

menitikberatkan pada pengurangan resiko bencana sehingga sebagian

besar kegiatan berada pada fase pra bencana dan memadukan mitigasi

fisik dan mitigasi non fisik.

Page 82: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

484

Pada fase pra bencana dalam rangka pencegahan dan kesiapsiagaan

dilakukan beberapa langkah:

a. Sosialisasi Kawasan rawan bencana.

Untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat

dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang berada pada kawasan

rawan bencana. Sosialisasi tergantung dari sumber ancaman di masing-

masing wilayah, sedang pemateri berasal dari para ahli dibidang

masing-masing. Sosialisasi Kawasan rawan bencana dilaksanakan

sebanyak 15 kali di 5 kecamatan.

b. Pelatihan SAR

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang

penanggulangan bencana alam telah dilaksanakan Pelatihan SAR

(Search and Rescue) untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi

bencana sebanyak 2 angkatan bagi 60 orang yang terdiri tas tim SAR

Air dan SAR Darat yang dilaksanakan di Karang Pramuka dan Sungal

Elo Magelang.

c. Gladi Lapang

Gladi lapang pada tahun 2010 dilaksanakan dengan desain untuk

bencana Erupsi Gunung Merapi. Gladi lapang merupakan kerjasama

antara Pemkab Sleman–Mabes TNI–dan tentara Amerika Serikat

(USPACOMM). Gladi lapang dilakukan melalui tahapan tahapan

workshop, gladi posko dan diakhiri gladi lapang. Unsur-unsur yang

terlibat adalah masyarakat Desa Kepuharjo, Pemkab Sleman, Mabes

TNI, Unsur AL, AU dan polisi.

d. Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC)

Tim Reaksi Cepat merupakan tim multisektor yang merupakan

peningkatan intensitas piket 24 jam. Tim reaksi dibentuk cepat hanya

dilakukan pada musim penghujan di mana ancaman bencana pada

umumnya meningkat.

Page 83: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

485

e. Pembuatan Rencana Kontijensi Gempa Bumi

Pembuatan rencana kontijensi gempa bumi merupakan pedoman

tanggap darurat untuk bencana gempa bumi. Dokumen ini disusun

berdasarkan peta mikrozonasi yang menggambarkan amplifikasi

tanah/watak tanah terhadap getaran gempa. Daerah-daerah yang

beramplifikasi tinggi menjadi kawasan yang harus diprioritaskan dalam

penanganan tanggap darurat gempa bumi.

f. Updating Sistim Informasi Penanggulangan bencana Alam (SIPBA)

Sistim Informasi Penanggulangan bencana Alam (SIPBA) merupakan

peta rawan bahaya, semua jenis bencana di Kabupaten Sleman. Peta

ini menjadi salah satu pedoman dasar pengambilan kebijakan dalam

penanggulangan bencana. SIPBA pertama kali disusun tahun 2004, dan

diupdating pada tahun 2010.

g. Wajib Latih

Wajib latih adalah pelatihan bencana dengan tujuan akhir pembentukan

penduduk mandiri mitigasi, yang diharapkan dapat membentuk

komunitas-komunitas peduli bencana. Sistem pelatihan dilakukan

dengan lebih banyak praktek, dan diakhir pelatihan langsung

mengaplikasikan hasil latihan pada komunitas tertentu dengan

simulasi/gladi lapang. Pada tahun 2010 wajib latih dilakukan 2 kali yaitu

pada guru, pamong dan karangtaruna di kawasan Gunung Merapi dan

kawasan rawan gempa bumi.

2. Status Bencana

Bencana alam erupsi gunung merapi yang terjadi pada tahun 2010

merupakan bencana alam dengan skala nasional, hal ini dapat dilihat dari

dampak yang ditimbulkan maupun besaran kerugian.

3. Sumber dan Jumlah Anggaran

Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan urusan

Pencegahan dan Penanggulangan Bencana sebesar Rp1.528.191.500,00

dalam pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar

Rp1.353.482.567,00 atau sebesar 88.57%.

Page 84: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

486

4. Antisipasi Daerah dalam menghadapi kemungkinan Bencana

Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam diperlukan

manajemen penanggulangan bencana alam yang merupakan kegiatan

yang berkesinambungan dan tersistem baik pada masa pra bencana, pada

saat bencana terjadi maupun pada masa pasca bencana. Kegiatan

tersebut diawali dengan perencanaan kawasan rawan bencana,

pembangunan sarana prasarana, sehingga pada saat bencana sistem

penanggulangan dapat diaktifkan dan diakhiri tahap rekonstruksi dan

rehabilitasi.

Antisipasi terjadinya bencana yang dilakukan Pemerintah Kabupaten

Sleman atas bencana yang terjadi, dilakukan melalui program dan kegiatan

sebagai berikut:

a. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Mitigasi Bencana meliputi :

1) Operasional Penanggulangan Bencana Alam selama 12 bulan.

2) Sosialisasi Kawasan rawan bencana sebanyak 14 kali di 9

Kecamatan

3) Operasional dan Pelatihan SAR sebanyak 2 angkatan dengan

peserta 60 orang

4) Wajib latih dilakukan sebanyak 2 angkatan/60 orang

5) Pembinaan Pengelolaan Air Baku Kawasan Kekeringan di 2

Kecamatan yaitu Kecamatan Gamping dan Kecamatan Gamping.

6) Gladi Lapang penanggulangan bencana alam selama 4 hari di bulan

Juli 2010

b. Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana

meliputi :

1) Operasional dan pemeliharaan 3 unit bunker dan 2 sistem Early

Warning System berupa 10 unit sirine dan 3 unit penakar hujan .

2) Program Pengembangan data, informasi dan statistik daerah

melalui kegiatan pemetaan kawasan rawan bencana dengan

kegiatan penyusunan dokumen kontijensi bencana gempa bumi dan

updating SIPBA

Page 85: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

487

c. Program Peningkatan Keamanan dan Penanggulangan Kebakaran

tersebut dilaksanakan dengan kegiatan pencegahan dan operasional

pemadaman kebakaran dengan melaksanakan penyuluhan dan

pelatihan pemadam kebakaran sebanyak 4 kali, melaksanakan 50 kali

kegiatan pemadaman kebakaran, dan 66 kali kegiatan kesiap siagaan

Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK), terlaksananya identifikasi 24

obyek rawan kebakaran serta terlaksannya monitoring sarana PBK

sebanyak 24 obyek.

5. SKPD yang menangani

SKPD yang menangani penanggulangan bencana adalah Badan Kesatuan

Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana

Kabupaten Sleman yang dibentuk sesuai dengan Perda Nomor 9 Tahun

2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemeritah Kabupaten Sleman

dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 36 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas,

Fungsi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat

dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sleman.

a. Bidang Penanggulangan Bencana

Struktur Organisasi Bidang Penanggulangan Bencana adalah sebagai

berikut:

1) Subbidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;

2) Subbidang Operasional Penanggulangan Bencana; dan

3) Subbidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Bidang Penanggulangan Bencana mempunyai tugas

menyelenggarakan dan mengoordinasikan pencegahan, kesiapsiagaan

dan operasional penanggulangan bencana, serta rehabilitasi dan

rekonstruksi pasca bencana. Bidang Penanggulangan Bencana

mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana kerja bidang penanggulangan bencana;

Page 86: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

488

2) Perumusan kebijakan teknis pencegahan, kesiapsiagaan dan

operasional penanggulangan bencana, serta rehabilitasi dan

rekonstruksi pasca bencana;

3) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian pencegahan dan

kesiapsiagaan penanggulangan bencana;

4) Penyelenggaraan, pengkoordinasian dan pembinaan operasional

penanggulangan bencana;

5) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian rehabilitasi dan rekonstruksi

pasca bencana; dan

6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja bidang

penanggulangan bencana.

b. Bidang Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Struktur Organisasi Bidang Penanggulangan Bahaya Kebakaran adalah

sebagai berikut :

1) Subbidang pemadam kebakaran; dan

2) Subbidang sarana dan prasarana pemadam kebakaran.

Bidang Penanggulangan Bahaya Kebakaran mempunyai tugas

menyelenggarakan dan membina operasional dan pengelolaan sarana

dan prasarana pemadam kebakaran. Bidang Penanggulangan Bahaya

Kebakaran mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Penyusunan rencana kerja Bidang Penanggulangan Bahaya

Kebakaran;

2) Perumusan kebijakan teknis operasional dan pengelolaan sarana dan

prasarana pemadam kebakaran;

3) Penyelenggaraan dan pembinaan operasional pemadam kebakaran;

4) Penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan sarana dan prasarana

pemadam kebakaran; dan

5) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang

Penanggulangan Bahaya Kebakaran.

Page 87: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

489

6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan

Sumber daya penyelenggara urusan Pencegahan dan Penanggulangan

Bencana Alam sebagaimana tabel berikut.

Tabel 5.9. SDM Penyelenggara Penangulangan Bencana Alam dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I 0

2 SMP 1 2. II 28

3 SMA 41 3. III 21

4 Sarmud/D3 0 4. IV 1

5 Strata 1 5

6 Strata 2 3

Jumlah 50 Jumlah 50

Sumber: Bakesbanglinmas dan PB

7. Kelembagaan yang dibentuk

Fungsi penanggulangan bencana di Kabupaten Sleman dilaksanakan oleh

Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, dan Penanggulangan

seseuai Perda Nomor 9 tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat

Daerah.

Dengan terbitnya Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penggulangan Bencana Daerah serta

pelaksanaan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana, di setiap Kabupaten Kota dapat dibentuk

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Sleman telah

mengimplementasikan pembentukan BPBD melalui Perbup No 34/2010

tanggal 1 Desember 2010 yang mewadahi ketugasan penanggulangan

bencana pada dinas yang memiliki fungsi yang bersesuaian dengan fungsi

penanggulangan bencana.

8. Potensi bencana yang diperkirakan terjadi

a. Erupsi Merapi

Gunung Merapi di Sleman merupakan salah satu gunung teraktif di

dunia dengan tinggi puncak hampir 3000 meter di atas permukaan laut.

Merapi memiliki karakteristik gunung api stratovolkano yaitu tubuh

gunung api tinggi berbentuk kerucut yang terbentuk dari endapan awan

Page 88: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

490

panas dan lava berselang-seling. Merapi memiliki periode erupsi yang

singkat (terpendek hanya 2 tahun) sehingga menjadi ancaman bahaya

bagi kehidupan disekitarnya. Awan panas Merapi yang merupakan

bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan sampai 100 km/jam

sejauh belasan kilometer.

Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya piroclastic

flow/awan panas (wedhus gembel). Awan panas inilah sebenarnya

merupakan letusan Merapi yaitu keluarnya sejumlah material magmatik

(batu, pasir dan abu) dan konsentrasi gas sangat tinggi bersuhu ratusan

derajat celcius. Abu yang dikeluarkan akan menyebar menurut arah dan

besar angin, berpotensi merusak tanaman pertanian, mencemarkan air

serta mengganggu pernafasan. Tidak ada jalan lain untuk

menyelamatkan diri dari awan panas kecuali segera menghindar sejauh

mungkin dari jangkauannya. Awan panas mempunyai daya rusak luar

biasa dengan temperatur yang sangat tinggi sehingga dapat

menghancurkan bangunan.

Kawasan rawan bencana awan panas adalah akibat erupsi 2010

menjadi lebih luas daripada sebelumnya. Kondisi tersebut lebih

mengancam mengingat, bukaan kawah berada di tenggara/kecamatan

cangkringan, dengan eksisting lereng sungai yang penuh tersisi

material. Keadaan tersebut mengakibatkan material awan panas yang

relatif sedikit akan mempunyai jarak luncur yang lebih panjang daripada

jangkauan normalnya.

b. Banjir Lahar dingin

Saat ini terdapat 80 juta m3 material sedimen di sungai-sungai yang

berhulu di Merapi yang melewati wilayah Sleman, yaitu Kali Gendol, Kali

Opak, Kali Kuning, Kali Boyong dan Kali Krasak. Sungai-sungai tersebut

akan melalui 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Tempel, Turi,

Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik dan Kalasan. Daerah hulu

keempat sungai tersebut merupakan wilayah dengan curah hujan tinggi

di Kabupaten Sleman.

Page 89: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

491

Keberadaan tumpukan vulkanik menjadi ancaman yang sangat serius

di musim hujan, karena dengan curah hujan yang tinggi di sekitar

puncak Merapi akan memicu terjadinya banjir lahar. Sementara itu di

sepanjang alur sungai sebagian masyarakat melakukan aktivitas

penambangan pasir beserta truk-truk pengangkut pasir. Selain itu pada

kanan kiri sungai terdapat pemukiman penduduk padat, pusat kegiatan

ekonomi masyarakat dan jembatan lintasan yang digunakan masyarakat

untuk mobilitas baik di saat situasi normal maupun saat terjadi banjir

lahar.

Material/sedimen yang bergerak melalui sungai-sungai yang berasal

dari Gunung Merapi tersebut dapat terjadi dalam jumlah yang sangat

banyak sehingga dapat mengundang permasalahan berupa daya rusak

yang ditimbulkan berikut dampak negatif lainnya.

Mitigasi bencana secara struktural ditempuh dengan cara membangun

bangunan pengendali sedimen atau bangunan sabo dam yang ditujukan

untuk mengurangi besarnya daya perusak tersebut dengan cara

menahan laju aliran sedimen yang mengalir ke hilir.

Untuk menghindari terjadinya korban ketika terjadi lahar dingin, maka

telah diupayakan peningkatan kewaspadaan para aparat dan

masyarakat di sekitar lembah dan sungai yang berpotensi dilewati lahar

dingin.

c. Bahaya Tanah Longsor

Wilayah Kabupaten Sleman juga rawan terhadap bahaya longsor.

Resiko bahaya longsor disebabkan oleh kondisi jenis tanah, batuan dan

kemiringannya. Kemiringan tanah juga menjadi faktor krusial pemicu

longsoran. Sebagai contoh daerah Sengir Kecamatan Prambanan

mempunyai kemiringan tanah lebih dari 45º, sehingga memiliki resiko

tinggi akan terjadinya bahaya longsor. Daerah berjenis tanah pasir

dengan kemiringan 45º juga memilki resiko bahaya longsor yang tinggi.

Tanah longsor sering terjadi pada musim hujan dengan volume curah

hujan tinggi dan dalam waktu lama.

Page 90: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

492

Wilayah-wilayah yang memiliki resiko bahaya tanah longsor di

Kabupaten Sleman diantaranya di Kecamatan Prambanan, Moyudan,

Ngemplak, Pakem, Cangkringan dan sebagian wilayah Kecamatan

Minggir dan Seyegan.

d. Bahaya angin dan kekeringan

Terdapat 10 kecamatan yang rawan bencana angin di Kabupaten

Sleman. Wilayah yang telah diidentifikasi sebagai kawasan rawan

bencana angin tersebut merupakan wilayah yang dilintasi angin dengan

kecepatan tinggi, yakni Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok,

Berbah, Mlati, Turi, Tempel, Seyegan, Moyudan dan Godean.

Masyarakat Kabupaten Sleman juga menghadapi resiko bencana

kekeringan pada musim kemarau. Resiko kekeringan dihadapi oleh

masyarakat yang bermukim di wilayah dengan ketersediaan air sangat

rendah dan muka air tanah yang sangat dalam. Wilayah yang memiliki

resiko bahaya kekeringan adalah Desa Gayamharjo, Prambanan dan

sebagian wilayah Kecamatan Gamping.

e. Gempa Bumi

Berdasarkan peta mikrozonasi gempa yang dibuat oleh Pemerintah

Kabupaten Sleman, daerah yang memiliki amplifikasi tanah tinggi

adalah Kecamatan Berbah, Kalasan dan Prambanan. Hal ini terjadi

karena kawasan tersebut berada yang berada di jalur patahan aktif

Cesar Opak.

Kawasan dengan amplifikasi tinggi dan sangat tinggi terdapat di Desa

Purwomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani Kecamatan Kalasan, di

Desa Kalitirto, Tegaltirto dan Sendangtirto Kecamatan Berbah dan di

Desa Bokoharjo, Desa Sumberharjo dan Wukirharjo Kecamatan

Prambanan. Disamping adanya cesar aktif, wilayah Sleman yang terdiri

dari lapisan batuan sedimen hasil erupsi Merapi menyebabkan

bertambahnya efek getaran gempa sehingga gempa dapat dirasakan di

seluruh wilayah Sleman.

Page 91: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

493

F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum

Ketentraman dan ketertiban umum masyarakat merupakan salah satu faktor

utama terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Kondisi yang

aman dan tertib akan meningkatkan peran serta masyarakat dalam kehidupan

sosial politik sehingga akan mewujudkan pemerintahan yang dinamis. Kondisi

ketentraman dan ketertiban di Kabupaten Sleman pada tahun 2010 cukup

kondusif dibanding tahun 2009. Hal ini dapat dilihat dari angka kejahatan pada

tahun 2010 yang sudah berkurang dari 2.251 pada tahun 2009 menjadi 1.416

kasus. Upaya penanganan anak jalanan di Kabupaten Sleman dilakukan

dengan tujuan memandirikan dan memberdayakan anak jalanan melalui

berbagai pelatihan ketrampilan dan kewirausahaan. Pada saat ini Pemerintah

Kabupaten Sleman secara koordinatif dan integratif telah bekerjasama dengan

instansi lembaga/LSM dalam melaksanakan penanganan anak jalanan.

Pendataan pedagang kaki lima yang menempati fasilitas publik atau pinggir

jalan di wilayah aglomerasi perkotaan (Gamping, Depok, Mlati, Ngaglik dan

Kalasan) dan kajian PKL di wilayah Kabupaten Sleman terus dilakukan.

Usaha informal yang tidak membutuhkan modal yang besar dan proses

pendirian usaha yang tidak rumit, menjadi daya tarik masyarakat untuk

berdagang dan mendirikan lapak di pinggir jalan. Upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Sleman untuk menertibkan para pedagang kaki lima

diantaranya adalah melakukan pendataan dan penertiban pedagang kaki lima

yang mengunakan fasilitas publik serta melakukan sosialisasi tentang Perda

PKL.

Anak jalanan (anjal) yang berada di Kabupaten Sleman sebagian besar bukan

berasal dari penduduk kabupaten Sleman. Selain anjal, permasalahan lain

adalah adanya gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kabupaten Sleman.

Mereka bermain, mencari nafkah, bertempat tinggal dan menghabiskan waktu

di pasar, terminal, kolong jembatan, trotoar maupun ruang terbuka yang ada

sehingga sangat rentan mendapatkan perlakuan kekerasan dan pelecehan.

Page 92: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

494

Anjal dan gepeng di Kabupaten Sleman yang melakukan aktivitas di

perempatan jalan, mengamen dan mengemis menganggu kelancaran lalu

lintas.Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman adalah

melakukan penertiban dan operasi kemudian dilakukan pembinaan.

Pelaksanaan pembinaan dan rehabillitasi dilakukan di dalam maupun di Luar

Panti Sosial .

Beberapa tempat di wilayah Sleman (Jl Palagan dan Jl Magelang) disinyalir

ada penyalahgunaan fungsi salon kecantikan menjadi tempat prostitusi

terselubung. Salon-salon seperti ini kerap disebut sebagai Salon Plus.

Pemerintah Kabupaten Sleman berupaya melakukan penertiban dan

pengecekan ke salon kecantikan agar tidak terjadai penyalahgunaan ijin dan

mengurangi potensi konflik dengan masyarakat.

Secara ringkas penyelenggaran ketentraman dan ketertiban di Kabupaten

Sleman adalah sebagai berikut:

1. Permasalahan Ketentraman dan Ketertiban

a. Tindak kejahatan yang terjadi sepanjang tahun 2010 sejumlah 1.416

kasus. Tindak kejahatan tersebut terdiri dari 40 kasus narkoba; 4 kasus

pembunuhan, 22 kasus kejahatan seksual, 170 kasus penganiayaan, 797

kasus pencurian biasa, 311 kasus penipuan. Jumlah demonstrasi di

bidang politik 5 kasus, bidang ekonomi 3 kasus dan unjuk rasa 64 kasus

b. Pedagang kaki lima yang menempati fasilitas publik dan pinggir jalan.

c. Banyaknya anak jalanan dan gelandangan pengemis yang berasal dari

daerah lain.

d. Adanya penyalahgunaan salon kecantikan menjadi salon Plus

2. SKPD yang menangani

SKPD yang menangani penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum adalah Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan

Penanggulangan Bencana serta Satuan Polisi Pamong Praja. SKPD

dibentuk dengan Perda Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat

Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan

Page 93: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

495

Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan

Bencana Kabupaten Sleman, dan Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2009

tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamog Praja.

Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan

Bencana Kabupaten Sleman mempunyai tugas melaksanakan

penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesatuan bangsa, politik

dalam negeri, perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana dan

penanganan kebakaran. Dalam penyelenggaraan tugas tersebut Badan

Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan

Bencana Klabupaten Sleman Mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesatuan bangsa, politik dalam

negeri, perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana dan

penanganan kebakaran.

b. Pelaksanaan tugas bidang kesatuan bangsa, politik dalam negeri,

perlindungan masyrakat, penanggulangan bencana dan penanganan

kebakaran.

c. Penyelenggaraan pelayanan bidang kesatuan bangsa, politik dalam

negeri, perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana dan

penanganan kebakaran.

d. Pembinaan kesatuan bangsa, politik dalam negeri, perlindungan

masyarakat, penanggulangan bencana dan penanganan kebakaran.

e. Pengoodinasian kesatuan bangsa, politik dalam negeri, perlindungan

masyarakat, penanggulangan bencana dan penanganan kebakaran.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas melaksanakan

penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang ketentraman, ketertiban

umum, dan penegakan peraturan perundang-undangan. Satuan Polisi

Pamong Praja menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang ketentraman, ketertiban umum,

dan penegakan peraturan perundang-undangan;

b. Pelaksanaan tugas ketentraman, ketertiban umum, dan penegakan

Page 94: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

496

peraturan perundang-undangan;

c. Penyelenggaraan pelayanan umum bidang ketentraman, ketertiban

umum, dan penegakan peraturan perundang-undangan;

d. Pengoordinasian penyelenggaraan ketentraman, ketertiban umum,

dan penegakan peraturan perundang-undangan;

e. Pembinaan ketentraman, ketertiban umum, dan penegakan peraturan

perundang-undangan;

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan

Sumberdaya penyelenggara Ketentraman dan ketertiban Umum adalah:

Tabel 5.10. SDM Penyelenggara Ketentraman dan Ketertiban Umum

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I 2

2 SMP 5 2. II 88

3 SMA 118 3. III 75

4 Sarmud/D3 4 4. IV 8

5 Strata 1 37

6 Strata 2 9

Jumlah 173 Jumlah 173

Sumber: Bakesbanglinmas dan PB

4. Penanggulangan dan Kendalanya

Dalam rangka menanggulangi gangguan ketentraman dan ketertiban

yang dilaksanakan maka disusun program kegiatan sebagai berikut:

a. Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku dengan kegiatan

Pembinaan dan Pengelolaan Air Baku Kawasan Rawan Kekeringan.

b. Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bahaya

Kebakaran dengan kegiatan:

1) Pendidikan dan Pelatihan Pertolongan dan Pencegahan Bahaya

Kebakaran.

2) Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran.

a) Penyuluhan dan pelatihan PBK

b) Kesamaptaan petugas Damkar

Page 95: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

497

3) Pencegahan dan Pengendalian bahaya kebakaran

a) Pemeriksaan peralatan PBK di Instansi Pemerintah /Swasta

dan pemeriksaan sarana prasarana Perlindungan Bangunan

Instansi Pemerintah/ Swasta.

b) Pengadaan sarana prasarana pemadam kebakaran

4) Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran

a) Posko Siaga PBK

b) Operasional pemadam kebakaran dan pengamanan

c) Kesiapsiagaan PBK

c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan

kegiatan:

1) Bimtek, workshop, seminar, lokakarya berupa Operasional Korsik

Pemda

2) Pengelolaan Kepegawaian

d. Program Pemeliharaan Kantramtibmas dan Pencegahan Tindak

Kriminal dengan kegiatan:

1) Peningkatan Kapasitas Aparat dalam rangka pelaksanaan

Siskamswakarsa

a) Pembinaan Linmas tingkat kabupaten

b) Pembinaan Linmas tingkat kecamatan

c) Optimalisasi Rupusdalkom

d) Pembentukan dan Pembinaan Tim SAR Air

2) Operasional Linmas dan Kesiapsiagaan Linmas

a) Operasional Linmas dan Kesipsiagaan Linmas

b) Operasional Linmas di 17 Kecamatan

c) Pengerahan Linmas

d) Karya Bhakti Linmas dalam mendukung kegiatan TMMD

e) Fasilitasi dan koordinasi Kasatgas Desa dan kasi Trantib

Kecamatan

f) Implementasi Wasbang ( Upacara Bendera)

g) Belanja Modal

Page 96: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

498

e. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan kegiatan

Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan

beragamayang diwujudkan dalam Forum kerukunan umat beragama.

f. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan

kegiatan:

1) Pembinaan Wasbang dan Pemantapan Ideologi Negara

2) Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan

a) Porkom wawasan Kebangsaan bagi Generasi Muda antar

Etnis dan Suku

b) Deteksi Dini dan Cegah Intellijen

c) Monitoring/pengawasan dan Update Data bekas Anggota OT

3) Pemantauan dan pendataan WNA/WNI keturunan, NGO (LSM)

dan Lembaga Asing

g. Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan kegiatan:

1) Penyuluhan kepada masyarakat

a) Sosialisasi pemahaman Kehidupan Demokrasi dan HAM

b) Peningkatan peran serta Organisasi Kemasyarakatan

c) Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Politik

2) Koordinasi Forum-forum diskusi Politik dengan kegiatan Verifikasi

Bantuan Keuangan kepada Partai Politik

3) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)

4) Tim koordinasi Kelancaran pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah

5) Forum Komunikasi Antar Partai ( FKAP)

h. Program Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban Masyarakat dengan

kegiatan:

1) Pembinaan dan fasilitasi ketertiban masyarakat

2) Pengawasan dan pengendalian keamanan

i. Program Penegakan Hukum dengan kegiatan:

1) Operasional PPNS terhadap pelanggaran Perda

2) Operasi penertiban

Page 97: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN - slemankab.go.idslemankab.go.id/wp-content/file/lppd2010/11.Bab_V_TUP_2011.pdf · 20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Tahun Anggaran 2010

499

5. Keikutsertaan aparat keamanan dalam penanggulangan

Dalam pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum selalu

berkoordinasi dan melibatkan instansi terkait dalam penanganannya,

sehingga penanganan ketentraman dan ketertiban dapat dilaksanakan

secara optimal. Aparat yang terlibat meliputi: PPNS, Kepolisian, Polisi

Pamong Praja, dan aparat instansi terkait.

6. Sumber dan Jumlah Anggaran

Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan

Ketentraman dan Ketertiban Umum sebesar Rp 2.551.510.180,00 Dalam

pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar

Rp2.411.171.061,00 atau sebesar 94,49% .