modul ternak

31
BETERNAK KAMBING Drh. SARMIN, MP FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009 DISAMPAIKAN DI BAPEDA KABUPATEN BANTUL 20 JUNI 2009 1

Upload: waryoto-otoy

Post on 02-Jul-2015

324 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: modul ternak

BETERNAK KAMBING

Drh. SARMIN, MP

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2009

DISAMPAIKAN DI BAPEDA KABUPATEN BANTUL

20 JUNI 2009

1

Page 2: modul ternak

Beternak kambing lebih menguntungkan karena selain dapat

diambil dagingnya, juga dapat dimanfaatkan susu serta usaha

pembibitan. Susu yang dikonsumsi masyarakat saat ini

kebanyakan berasal dari susu sapi yang diolah menjadi

bermacam-macam produk olahan susu seperti susu bubuk, susu

full cream, susu karamel, dodol susu, yoghurt dan lain-lain. Susu

kambing belum begitu familiar dikalangan masyarakat, padahal

susu kambing mempunyai nilai nutrien yang tinggi sehingga bisa

dimanfaatkan sebagai obat TBC, asma, osteoporosis, anemia,

thalesimia, asam urat dan lain-lain.

Potensi dan prospek kambing pperlu ditanggapi secara

positif. Bentuk tanggapan tersebut berupa pembukaan

peternakan kambing secara komersial.Untuk itu perlu

dipersiapkan beberapa hal terkait dengan manajemen

pemeliharaan kambing tersebut.

A. Pemilihan Bibit

Untuk mendapatkan kambing yang berpotensi tinggi, maka

harus dicari bibit yang unggul. Penentuan karakteristik kambing

perah bibit unggul disesuaikan dengan umur ternak Adapun

karakteristik kambing perah dewasayang bisa dijadikan sebagai

bibit unggul adalah sebagai berikut:

a. Kambing Betina

2

Page 3: modul ternak

1) Telinga panjang terjuntai minimal 28 cm dari

lekukannya

2) Kontur telinga lemas turun kebawah

3) Panjang badan minimal 85 cm

4) Tinggi badan minimal 78 cm

5) Cekung hidung minimal 22 cm

6) Lingkar perut minimal 100 cm

7) Bobot timbang hidup minimal 60 kg

8) Gelambir panjang dan lebar

9) Bulu belakang paha lebat dan panjang

10) Ekor melengkung ke atas

11) Bibir atas dan bibir bawah sejajar saat mulutnya

menutup

12) Ambing susu sedang dan menyambung serta putting

susu seperti botol yang keduanya tergantung lurus,

sejajar dan simetris

b. Kambing Jantan

Standarisasi umur pejantan minimal 30 bulan. Untuk

kambing jantan yang masih muda dinilai dari cara berdirinya

yang tegak, kaki lurus tegak, bulu mulus mengkilap dan tidak

rontok, pandangan mata jeli, muka bersih, serta ekor

melengkung ke atas. Sedangkan standarisasi ukuran untuk

kambing PE jantan dewasa adalah sebagai berikut:

1) Telinga panjang minimal 32 cm

3

Page 4: modul ternak

2) Kontur telinga dari ujung pangkalnya lemas, turun ke

bawah dan tidak kaku

3) Panjang badan minimal 100 cm

4) Tinggi badan minimal 90 cm

5) Cekung hidung minimal 25 cm

6) Lebar telinga minimal 12 cm

7) Lingkar perut minimal 100 cm

8) Bobot timbang hidup minimal 80 kg

9) Gelambir panjang dan lebar

10) Ekor melengkung ke atas

11) Bibir atas dan bawah sejajar bila menutup

12) Dua buah zakar berukuran besar turun ke bawah dengan

panjang sejajar

13) Penis panjang dan normal (tidak terlalu ke atas atau ke

bawah)

14) Bulu badan mulus dan mengkilat

15) Berdiri tegak, lurus dan agresif

4

Page 5: modul ternak

B. Penafsiran umur

Kondisi Gigi Seri Perkiraan Umur

Gigi seri susu sudah lengkap Kurang dari 1 tahun

2 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap 1 – 2 tahun

4 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap 2 – 3 tahun

6 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap 3 – 4 tahun

8 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap 4 – 5 tahun

Gigi seri tetap sudah mulai aus dan tanggal Lebih dari 5 tahun

Tabel 1. Perkiraan umur kambing berdasarkan kondisi gigi seri

C. Perkandangan

Agar resiko kegagalan peternakan dapat diperkecil maka

diperlukan kandang yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Konstruksi kandang disesuaikan

dengan kebutuhan. Bahan dibuat dari bambu, kayu-kayu

bekas bangunan yang mudah didapat dan murah.

2) Pertukaran udara di dalam

kandang hendaknya teratur dengan baik, begitu juga

dengan sinar matahari.

3) Bentuk kandang diusahakan

berbentuk panggung dengan lantai bercelah. Ukuran celah

sekitar 1,5 cm, agar kotoran dapat langsung turun ke

bawah.

4) Lingkungan kandang harus kering

dan diusahakan ada system pengairan yang teratur.

5

Page 6: modul ternak

5) Perlengkapan kandang:

a) Ruang kandang kambing dewasa seluas 1 x 1,5 cm

b) Tempat pakan dibuat menempel pada sisi muka

kandang dengan ukuran 25 cm x 50 cm x 25 cm.

Jarak jeruji tempat mengeluarkan kepala kambing 20

x 30 cm. Jarak antara dasar tempat pakan dengan

lantai kandang setinggi 25 cm.

c) Tempat minum diletakkan di tepi kandang supaya

mudah diisi dan dibersihkan.

d) Pintu kandang dibuat cukup lebar & tinggi agar

ternak/peternak dapat keluar masuk dengan mudah.

e) Tangga sangat diperlukan pada kandang panggung

yang dibuat landai dan diberi alur-alur melintang

untuk menahan kaki.

f) Tempat kompos dibuat pada kolong dan dibuat cukup

dalam agar dapat menampung kompos lebih banyak.

Apabila kompos sudah penuh dapat dibongkar untuk

keperluan sendiri ataupun dijual.

6) Kandang pejantan (bandot) harus dipisahkan dari

kandang yang lain. Apabila memungkinkan dibuatkan

kandang sendiri terpisah dari betina-betina induk untuk

menjaga keamaman betina induk yang sedang bunting

atau beranak. Selain itu juga agar susu hasil perahan

terhindar dari bau kambing pejantan.

6

Page 7: modul ternak

D. Manajemen Pemberian Pakan

a) Pakan yang diberikan harus

mrngandung nutrien yang cukup untuk kebutuhan hidup

pokok dan sisanya untuk pertumbuhan, reproduksi dan

produksi susu.

b) Pakan berupa konsentrat

(10% dari berat badan) dan hijauan (70% dari total

pemberian pakan). Hijauan dapat berupa rumput gajah,

daun turi, lamtoro, daun katuk, daun jagung, daun nangka,

dan daun sengon.

c) Bahan-bahan konsentrat

dapat berupa ampas tahu, bungkil kelapa, bekatul, jagung

giling dan ampas singkong. Jumlah pemberian sekitar

1kg/ekor/hari

d) Kebutuhan air minum

dewasa sekitar 1-2 liter/ekor/hari.

Kondisi Pertumbuhan

Konsentrat (kg/ekor)

Ampas tahu (kg/ekor)

Rumput (kg/ekor)

Dedaunan (kg/ekor)

Kambing Laktasi 0,5 3 5 2

Induk bunting 0,25 3 5 2

Pejantan 0,5 3 6 4

Anak diatas 8 bulan 0,25 1,5 2,5 2

Anak 5-8 bulan 0,1 1,0 1,5 1

Tabel 2. Jumlah Pemberian Pakan berdasarkan kondisi pertumbuhan kambing

7

Page 8: modul ternak

E. Manajemen Perawatan Kambing Perah Unggul

a. Kambing pejantan

1) Kandang

pejantan harus terpisah dari kandang betina. Setiap

ruangan kandang dewasa hanya berisi satu ekor

kambing pejantan pemacek.

2) Jadwal kawin

seekor pejantan adalah dua kali seminggu dimana

pada setiap perkawinan masih diperbolehkan untuk

dua kali kopulasi berturut-turut.

3) Setiap kali

selesai melakukan perkawinan, pejantan harus

segera diberi pakan tambahan atau suplemen

tradisional untuk menjaga dan mempertahankan

stamina.

4) Setiap bulan

pejantan diberi suntikan vitamin A, D, dan E

sebanyak 3 cc.

5) Setiap 3 bulan

sekali pejantan diberi obat cacing.

b. Kambing laktasi

1) Kambing perlu dimandikan minimal 2 kali sebulan

bila cuaca cerah atau sekali sebulan jika cuaca

mendung/hujan.

8

Page 9: modul ternak

2) Kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan harus

mencukupi kebutuhan.

3) Pemerahan harus rutin dengan pemerah yang tetap.

4) Birahi harus dimonitor secara teliti. Biasanya

kambing laktasi siap kawin/ mengalami puncak

birahi lagi setelah 2 bulan beranak.

5) Bila induk positif bunting, susunya harus

dikeringkan pada saat kebuntingan hari ke-105 (3,5

bulan).

c. Perawatan rutin

terhadap ternak

1) Pemotongan kuku kambing secara rutin dua bulan

sekali. Pemotongan kuku dilakukan dengan

menggunting secara hati-hati dan tidak terlalu

dalam dengan menggunakan gunting yang tajam.

2) Bulu kambing harus diperhatikan dan dikontrol

dengan sebaik-baiknya dengan dimandikan

menggunakan sabun antiseptik

3) Telinga perlu dirawat dan dibersihkan. Bila ada

luka diobati dengan H2O2 konsentrasi 3%.

4) Tanduk perlu diperhatikan dari kemungkinan luka

atau darah. Jika luka segera diobati dengan obat

merah 10% atau salep luka. Pemotongan tanduk

jangan sampai melebihi 10 cm agar tidak

menimbulkan pendarahan.

9

Page 10: modul ternak

10

Page 11: modul ternak

F. Manajemen Perkawinan

a. Deteksi birahi

1) Vagina memar

dan tegang serta keluar lendir bening

2) Selalu

mengembik, tampak gelisah, nafsu makan kurang

3) Ekor tampak

bergerak terus menerus

4) Produksi susu

sudah berkurang/tidak berproduksi sama sekali

b. Mengatasi kambing

birahi tenang

1) Pencatatan masa

birahi secara teratur.

2) Melakukan

pembenahan dan perbaikan pakan.

3) Kambing yang

diduga mengalami birahi tenang ditempatkan pada

lokasi perkawinan.

4) Cara-cara

merangsang kambing betina yang sudah lama tidak

birahi antara lain : dilakukan perabaan pada bagian

klitoris, kambing betina dikawinkan secara paksa

oleh pejantan, diberikan suntikan photahormon

sebanyak 2 cc ke dalam tubuh betina.

11

Page 12: modul ternak

c. Syarat mengawinkan

kambing secara alami

1) Perkawinan yang

baik dilakukan 12 – 34 jam setelah betina

mengalami birahi.

2) Pada saat

mengawinkan, kambing betina dimasukkan terlebih

dahulu ke lokasi perkawinan, disusul kambing

betina.

3) Intensitas

perkawinan pejantan dalam seminggu maksimal 2

kali dengan kopulasi 2 kali tiap perkawinan. Hal ini

untuk mengatur stamna dan kesehatan pejantan

agar tetap terjaga.

d. Penanganan

Kelahiran

1) Ternak yang bunting tua disendirikan dengan

tujuan agar lebih memudahkan saat penanganan

kelahiran. Perlu dipersiapkan obat-obat dan

peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan

kelahiran antara lain antibiotika, suntikan, yodium,

hormon oksitosin, gunting, Kin Lp bersih, 2 butir

telur ayam kampung, anggur minuman, dll.

2) Setelah beranak, induk segera dipisahkan dari

anaknya. Kemudian induk diberi 2 butir kuing telur

12

Page 13: modul ternak

yang telah dicampur dengan minuman anggur

sebanyak 50 cc. Selain itu induk juga segera

disuntik dengan hormon oksitosin dan antibiotika

dan dicekok dengan obt cacing.

3) Setelah 30 menit beranak, susu kolostrum diperah

dari induk. Julah kolostrum yang diperah cukup

50% saja dari jumlah susu biasanya, agar induk

tidak mudah terserang milk fever akibat seluruh

produksi susunya diperah. Susu yang diberikan

pada cempe 50 cc sebanyak 5 kali sehari.

Umur (hari)

Pemberian susu (kali)

Susu kolostrum (cc)

Susu induk (cc)

Susu bubuk (cc)

Pakan Hijauan (g)

Konsentrat (g)

1-3 3 150 - - - -

4-10 3 300 - - - -

11-15 3 - 400 - - -

15-30 5 - 500 500 - -

31-60 5 - - 1000 Sedikit Sedikit

61-90 5 - - 1000 500 50

91-120 3 - - 1000 1000 50

121-128 2 - - 500 2000 100

129-136 1 - - 300 2000 100

Tabel 3. Pemberian susu dan pakan terhadap anak kambing umur sehari hingga 4

bulan (per hari).

13

Page 14: modul ternak

G. Penanganan Anak Kambing

1) Anak kambing (cempe) yang baru dilahirkan segera

dipisahkan dari induknya dan dibersihkan dengan kain

bersih. Jika cuaca panas, cempe bisa dimandikan dan lendir

yang menyumbat hidungnya dibersihkan.

2) Empat kuku muda dikupas sedikit dengan rata, kemudian

pusarnya diolesi yodium 10% agar tidak infeksi.

3) Setelah dibersihkan, cempe dibaringkan pada alas yang

terbuat dari jerami atau karung

H. Pemerahan Susu

1) Kondisi kesehatan sangat berpengaruh pada

kesiapan ternak untuk diperah

2) Pakan yang diberikan harus memenuhi

kebutuhan secara kualitas dan kuantitas.Pakan dapat

berupa konsentrat 0,5 kg, ampas tahu 3 kg, rumput 5 kg

dan dedaunan 2 kg.

3) Pemerahan sebaiknya dilakukan dalam

suasana yang tenang pada pukul 03.00 – 04.00 dan 16.00

karena biasanya suasana masih hening dan tenang.

4) Pemerah sebaiknya orangnya tetap dan

dalam kondisi yang sehat serta tenang.

5) Lingkungan kandang juga harus dibersihkan

dari kotoran yang dapat mempengaruhi kebersihan susu

hasil perahan.

14

Page 15: modul ternak

6) Persiapan pemerahan:

a) Ambing dicuci dengan air bersih

atau dilap dengan kain basah.

b) Tangan dan pakaian pemerah harus

bersih

c) Peralatan pemerahan dibersihkan

d) Menjamin kebersihan kandang agar

bau prengus berkurang

e) Kandang ternak laktasi dijauhkan

dari kandang pejantan

7) Teknik pemerahan susu (Whole hand)

a) Pegang pangkal putting ternak dengan ibu

jari dan jari telunjuk dengan rapat. Jari telunjuk

memegang melingkari pangkal putting.

b) Ikuti pegangannya engan jari tengah, jari

manis dan jari kelingking.

c) Lakukan tekanan pada putting ternak

dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking secara

berurutan.

d) Ulangi gerakan dengan jari-jari tersebut.

e) Kendorkan kelima jari agar putting terisi

susu kembali.. Ulangi gerakan mulai dari awal.

f) Lakukan proses pemerahan sampai susu di

dalam ambing ternak habis terperah.

15

Page 16: modul ternak

g) Setelah selesai pemerahan, ambing,

peralatan dan lingkungan pemerahan dibersihkan.

BEBERAPA RESEP

PRODUK OLAHAN SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA DAN PRODUK

PERTANIAN LAIN

16

Page 17: modul ternak

Drh. SARMIN, MP

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2009

Dodol Susu KambingBahan : 1 liter susu kambing segar 1 liter santan kental dari 1 kelapa 1 kg gula pasir 1 kg pisang atau tape singkong

Alat : wajan / tempat untuk memasak penumbuk / blender cetakan dan plastik untuk

pembungkus

Cara pembuatan :1. Susu kambing, gula pasir, dan santan

dicampur dan dimasukkan ke dalam wajan. Dipanaskan dengan api sedang sampai gulanya terlarut.

17

Page 18: modul ternak

2. Tape singkong / pisang yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam adonan secara bertahap sambil terus diaduk. Setelah bahan masuk semua, api mulai dibesarkan.

3. Selama memasak, bahan terus diaduk agar tidak gosong dan adonan tercampur dengan merata.

4. Setelah adonan kental, api mulai dikecilkan, tetapi adonan tetap diaduk sampai kental.

5. Setelah diangkat, adonan dicetak dalam cetakan yang besarnya sesuai selera. Setelah dingin baru diangkat dari cetakan dan dibungkus dengan plastik.

6. Dodol susu dengan pembuatan seperti ini bisa bertahan 5 bulan PENGOLAHAN PRODUK HASIL

PETERNAKAN DAN PERTANIAN

I. Chicken Nuggets

Bahan : Daging ayam 250 gram Garam secukupnya (20 gram) / royco Merica secukupnya Bawang putih 4 siung Air es 2 sendok makan Tepung maizena 24 gram Tepung terigu 16 gram 1 telur ayam Tepung panir / tepung bumbu

Cara Membuat :18

Page 19: modul ternak

Daging ayam dicincang dengan menggunakan mixer atau ditumbuk

Kemudian dicampur dengan garam

Didiamkan selama 5-10 menit Bawang dan merica ditumbuk

halus Kemudian bumbu yang sudah

dihaluskan dicampur dengan air es dan tepung maizena serta tepung terigu

Selanjutnya diaduk rata selama 2-3 menit

Adonan kemudian dibentuk sesuai selera dan dikukus selama10 menit

Setelah itu, digulirkan diatas putih telur dan tepung panir

Selanjutnya digoreng sampai berwarna kecoklatan

E. Tempe Nuggets

Bahan : Tempe 3 potong ukuran sedang Tepung terigu 150 gram Tepung panir / tepung bumbu

secukupnya Telur 3 butir Bawang putih 4 siung Garam / royco secukupnya Minyak goreng

19

Page 20: modul ternak

Cara membuat : Tempe dicincang kecil-kecil Kocok 2 butir telur yang telah

diberi garam atau royco Bawang putih dihaluskan Campur tempe yang telah

dicincang dengan telur dan bawang putih yang telah dihaluskan hingga merata

Tambahkan tepung terigu sampai adonan bisa dibentuk

Bentuk adonan sesuai selera Kemudian dikukus ± 10 menit Tempe dicelupkan di dalam

putih telur, setelah itu gulingkan ke dalam tepung panir lalu digoreng hingga kecoklatan

Tempe nuggets siap disajikan

20

Page 21: modul ternak

21

Page 22: modul ternak

22