modul merawat ternak sakit

118
MODUL 2 AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS Kode : 108.KK.004 Penulis : ANIS MAWARDI, SST DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Upload: anismawardi

Post on 02-Feb-2016

75 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Modul ini membahas macam-macam penyakit ternak unggas, cara penanganan, cara pencegahannya serta macam-macam obat dan vaksin.diharapkan modul ini bermanfaat untuk peserta didik SMK, mahasiswa, guru, dosen serta masyrakat yang membutuhkan referensi.

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

MODUL 2

AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS

Kode : 108.KK.004

Penulis :

ANIS MAWARDI, SST

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2013

Page 2: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah. S. W. T atas terselesaikannya

penyusunan modul untuk mata pelajaran Agribisnis Ternak Unggas pada standar

kompetensi Merawat Ternak Sakit.

Modul ini merupakan bahan mata pelajaran Agribisnis Ternak Unggas

yang dapat dipelajari dan diajarkan kepada SMK. Modul ini merupakan

pembelajaran yang dapat dikembangkan. Modul ini mengikuti kaidah-kaidah

penulisan modul yang berlaku seperti ada uraian, latihan, dan contoh-contoh.

Materi pembelajaran kewirausahaan pada modul ini bisa dipelajari secara

lengkap dan juga dapat dijadikan sumber bahan belajar baik bagi guru SMK,

Siswa SMK dan bahan praktek di lapangan yang disesuaikan dengan tuntunan

kurikulum kewirausahaan 2004.

Materi merawat ternak sakit ini akan memberikan dasar para peserta didik

di tingkat SMK untuk mendalami tentang kesehatan ternak unggas. Unggas sangat

rentan terhadap penyakit dan saling menularkan, bahkan ada yang bersifat

zoonosis (menularkan kepada manusia). Oleh karena peserta didik sebagai

pemegang ujung tombak perkembangan dunia peternakan harus memahami

mengenai penanganan ternak unggas yang sakit.

Modul ini selain akan memberikan pembelajaran secara teoritis juga dapat

digunakan secara praktis. Modul ini tersusun atas kerjasama Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan – Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah Departemen Pendidikan Nasional dengan Lembaga Penelitian

Universitas Pendidikan Indonesia

Malang, 17 Januari 2013

Penyusun

Page 3: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

DAFTAR ISI

Kata

Pengantar…………………………………………………................................ i

Daftar isi ............................................................................................ ii

Peta Kedudukan Modul......................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi ...............................................

B. Persyaratan ...........................................

C. Petunjuk Penggunaan Modul ...................

D. Tujuan Akhir ..........................................

E. Kompetensi ...........................................

F. Cek Kemampuan ....................................

G. Glosarium ............................................

BAB II PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar ....... .............................

B. Kegiatan Belajar 1 ..................................

a.Tujuan pembelajaran 1...............................

b. Uraian materi 1.........................................

c. Rangkuman .............................................

d. Tugas .....................................................

e. Evaluasi ..................................................

Kegiatan belajar 2 .......................................

a. Tujuan Pembelajaran 2 ...........................

b. Uraian Materi 2 ......................................

c. Rangkuman ............................................

d. Tugas ....................................................

e. Evaluasi..................................................

Page 4: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Kegiatan belajar 2 .......................................

a. Tujuan Pembelajaran 2 ...........................

b. Uraian Materi 2 ......................................

c. Rangkuman ............................................

d. Tugas ....................................................

e. Evaluasi..................................................

Kegiatan belajar 3 .......................................

a. Tujuan Pembelajaran 3 ...........................

b. Uraian Materi 3 ......................................

c. Rangkuman ............................................

d. Tugas ....................................................

e. Evaluasi..................................................

Kegiatan belajar 4 .......................................

a. Tujuan Pembelajaran 4 ...........................

b. Uraian Materi 4 ......................................

c. Rangkuman ............................................

d. Tugas ....................................................

e. Evaluasi..................................................

BAB III PENUTUP 81

DAFTAR PUSTAKA 82

Page 5: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

PETA KEDUDUKAN MODUL

108.DKK.001

108.DKK.005108.DKK.002

108.DKK.003

108.DKK.004 108.KK.001

108.KK.006

108.KK.003

108.KK.004

108.KK.005

108.KK.002

108.KK.007

108.KK.008

108.KK.009

108.KK.010

108.KK.011

108.KK.012

108.KK.013

108.KK.014

108.KK.015

Page 6: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

DAFTAR JUDUL MODUL

NO KODE

MODUL

JUDUL MODUL

1 108.DKK.001 MENJELASKAN POTENSI SEKTOR PETERNAKAN

2 108.DKK.002 MENJELASKAN DASAR-DASAR BUDIDAYA TERNAK

3 108.DKK.003 MENJELASKAN SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK

4 108.DKK.004 MEMAHAMI KANDANG TERNAK

5 108.DKK.005 MENERAPKAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA,DAN

LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)

6 108.KK.001 MENGOPERASIKAN PERALATAN AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS

7 108.KK.002 MENETASKAN TELUR

8 108.KK.003 MELAKSANAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT

9 108.KK.004 MERAWAT TERNAK SAKIT

10 108.KK.005 MEMELIHARA UNGGAS PEDAGING

11 108.KK.006 MEMELIHARA UNGGAS PETELUR

12 108.KK.007 MEMELIHARA INDUK

13 108.KK.008 MENGOPERASIKAN KENDARAAN FARM

14 108.KK.009 MEMBUAT FORMULASI PAKAN

15 108.KK.010 MEMBUAT PAKAN

16 108.KK.011 MEMASARKAN HASIL TERNAK

17 108.KK.012 MENENTUKAN KELAYAKAN USAHA

18 108.KK.013 MERANCANG KANDANG DAN PERALATAN

19 108.KK.014 MENGELOLA AYAM JANTAN PETELUR

20 108.KK.015 MENGELOLA LIMBAH TERNAK (LITTER, FAECES, DLL)

Page 7: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

GLOSSARY

Istilah Keterangan

Perubahan

AnatomiPenyimpangan anatomi ternak dari keadaan normal

Gejala klinis Tanda-tanda unggas sakit yang terlihat diwaktu ayam hidup

Gumboro/IBD (Infectious Bursal Disease) Penyakit yang disebabkan oleh virus keluarga Birnaviridae

Unggas sakit Suatu ternak atau individu yang mengalami perubahan phisiologis

Gejala klinis umum

Gejala yang timbul sebagai reaksi tubuh terhadap segala

penyebab penyakit yang diderita, menyangkut kondisi umum

tubuh

Debeaking (potong

paruh)

digunakan sebagai tindakan pencegahan, dan untuk

mengontrol perilaku mematuk didirikan pada ternak besar

dan kecil

Page 8: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

MERAWAT TERNAK SAKIT

BAB I. PENDAHULUAN

ANIS MAWARDI

A. Deskripsi

Modul ini berjudul “Merawat Ternak Sakit” yang berisi gejala ternak

sakit, pemeriksaan umum dan klinis, macam-macam penyakit unggas berdasarkan

penyebabnya. Modul ini juga melingkupi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Isi dalam modul ini dapat dirinci dibawah ini:

1. Gejala ternak sakit

2. Perubahan fisiologis

3. Depresi, ternak stres(tertekan)

4. Pemeriksaan klinis (gejala klinis umum, gejala klinis khusus)

5. Pemeriksaan klinis (menelusuri riwayat penyakit, pemeriksaan umum,

pemeriksaan fisis)

6. Gejala unggas sehat dan sakit

7. Penyebab unggas sakit (viral, bakterial, protozoa, parasit eksternal, cacing,

malnutrisi, atau racun)

8. Cara melakukan isolasi unggas sakit

9. Cara mendiagnosis suatu penyakit

10. Cara pengobatan ternak sakit

11. Mengevaluasi hasil pengobatan.

Page 9: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Setelah mempelajari modul ini anda dapat membedakan ternak yang sakit

dan sehat, dapat mendianosa adanya penyakit pada unggas, dapat melakukan

karantina dan pengobatan pada ternak yang sakit sesuai dengan kausanya

(penyebabnya), serta dapat melakukan pencegahan supaya ternak tetap sehat, atau

meminimalisir terhadap serangan penyakit pada unggas yang dipelihara.

Dalam kehidupan dimasyarakt anda dapat mengamalkan ilmu atau

keahlian, diharapkan anda berjiwa menjaga lingkungan unggas supaya tetap sehat.

Keahlian ini akan sangat penting peranannya dimasyarakat karena kita ketahui

perkembangan peternakan unggas sangat pesat, dan setiap lingkungan peternakan

unggas memerlukan praktisi dan ahli tentang kesehatan ternak unggas.

B. Prasyarat

Prasyarat untuk mempelajari modul ini atau sebelum mempelajari modul

ini, terlebih dahulu sebaiknya anda memiliki pemahaman tentang:

1. Menjelaskan sistem organ tubuh ternak

2. Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH)

3. Melaksanakan pencegahan penyakit

C. Petunjuk Penggunaan Modul

Keberhasilan anda dalam memanfaatkan modul ini ditunjang dengan

petunjuk belajar, maka ikutilah petunjuk belajar sebagai berikut:

a. Bagi Siswa:

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai anda

memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini.

Page 10: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata kunci dan kata-kata

yang anda anggap baru. Lalu cari dan baca pengertian kata-kata kunci dalam

daftar kata-kata sulit modul ini atau dalm kamus peternakan.

3. Mempelajari modul ini haruslah berurutan karena materi yang mendahului

merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

4. Pahamilah contoh-contoh soal yang ada, dan kerjakan semua soal latihan

yang ada. Jika dalam mengerjakan soal anda menemui kesulitan, kembalilah

mempelajari materi yang terkait.

5. Kerjakan soal evaluasi dengan cermat, jika dalam mengerjakan soal evaluasi

anda menemui kesulitan, kembalilah mempelajari materi yang terkait.

6. Lakukan praktik berkelompok.

7. Kesulitan yang tidak dapat anda pecahkan dalam mempelajari modul ini,

diskusikan dengan teman, apabila belum terpecahkan catatlah kemudian

komunikasikan atau tanyakan kepada guru pada saat kegiatan tatap muka

atau bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi modul ini.

b. Bagi Guru

Modul ini dirancang untuk membantu siswa dalam proses belajar

dari mulai merancang, menjelaskan, mengorganisisr, membimbing,

menagrahkan, membantu, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar

siswa. Oleh sebab itu peran anda sebagai guru adalah:

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai Anda

memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul

ini.

2. Membantu siswa dalam proses belajar

3. Membimbing siswa melakukan tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan

dalam tahap belajar

Page 11: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

4. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru

5. Menjawab kendala-kendala dalam proses belajar.

6. Membantu siswa dalam menentukan dan mengakses sumber tambahan

lain yang diperlukan untuk belajar

7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok untuk berdiskusi

8. Merancang pendamping Guru atau praktisi lain jika diperlukan

9. Mencatat kemajuan belajar siswa

10. Melaksanakan penilaian

11. Menjelaskan kepada siswa bagain-bagian yang harus didiskusikan

dengan temannya.

D. Tujuan Akhir

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada modul ini, diharapkan :

a. Siswa Memiliki Kinerja:

1. Dapat memahami ciri-ciri ternak yang sakit, merawat ternak yang sakit

secara kognitif, afektif dan psikomotorik dan dapat menerapkannya

dalam dunia kerja dilapangan.

2. Memiliki jiwa, sikap dan prilaku seorang yang memiliki kepedulian

terhadap kesehatan ternak dan lingkungan.

3. Memiliki kepekaan terhadap adanya penyakit pada ternak unggas.

4. Dapat melakukan pengobatan terhadap unggas sakit.

5. Mengevaluasi terhadap pengobatan ternak sakit.

b. Kriteria Kinerja:

1. Kriteria kinerja sikap seorang yang memiliki kepedulian terhadap

kesehatan ternak diidentifikasi berdasarkan menjaga kebersihan

lingkungan, disiplin, bertanggung jawab.

2. Perilaku merawat ternak yang sakit diidentifikasi berdasarkan

kemampuan mendiagnosa penyakit, mengobati ternak yang sakit,

keuletan serta kesabarannya.

Page 12: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

3. Keberhasilan merawat ternak sakit diidentifikasi berdasarkan

penanganan dan perlakuan dalam merawat ternak yang sakit.

c. Kondisi/Variabel yang Diperlukan

1. Pendukung karakteristik supaya siswa dapat menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari perlu diperkenalkan ke dunia kerja dalm bentuk

studi lapangan.

2. Amati seorang petugas kesehatan hewan dalam melakukan penanganan

kesehatan hewan.

E. Kompetensi

1. Kompetensi Utama : peserta dapat merawat ternak sakit

2. Sub Kompetensi :1.Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis penyakit

unggas dan gejala serangannya; 2.Mendiagnosa penyakit unggas; 3.Mengisolasi

Ternak; 4.Mengobati Unggas Sakit; 5. Mengisolasi Ternak; 6.Mengecek Hasil

Pengobatan.

F. Cek Kemampuan

Kerjakanlah soal-soal sebagai berikut, jika anda dapat mengerjakan semua soal

berikut ini, maka anda dapat langsung mengerjakan soal-soal evaluasi pada BAB

III.

1. Apakah perbedaan ternak sakit dan sehat?

2. Jelaskan cara pemerikasaan ternak sakit secara klinis dan umum!

3. Bagaimana mendiagnosa ternak yang sakit?

Page 13: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

II. PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Didik

Tulislah semua jenis kegiatan yang anda lakukan di dalam tabel kegiatan

di bawah ini. Jika ada perubahan dari rencana semula, berilah alasannya kemudian

meminta tanda tangan kepada guru atau instruktur anda.

Tabel 1. Rencana Belajar Peserta Didik

No. Tanggal Waktu Jenis KegiatanTempat

Belajar

Alasan

Perubahan

Tanda

Tangan

Guru

Page 14: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

B. Kegiatan Belajar

1. Kegiatan Belajar I

Penyajian Data

a) Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1

Setelah peserta didik mempelajari kegiatan 1, diharapkan :

1. Dapat membedakan ternak sakit dan sehat

2. Dapat mengetahui ciri-ciri ternak sehat dan sakit

3. Dapat menjelaskan cara pemeriksaan atau diagnosis ternak sakit

4. Dapat menyebutkan penyakit yang disebabkan virus.

b) Uraian Materi I

1.1 Gejala Ternak Sakit

Suatu ternak atau individu dikatakan dalam keadaan sakit apabila dalam

individu tersebut terjadi perubahan phisiologis, yang merupakan akibat dari

penyebab penyakit (kausal). Untuk dapat mengetahui apakah ternak tersebut

dalam keadaan sehat atau sakit, maka terlebih dahulu harus mengetahui baik ciri-

ciri atau penampilan secara umum ternak yang sehat maupun gejala-gejala ternak

yang sakit. Dengan mengetahui gejala klinis secara umum maka dapat ditentukan

apakah ternak tersebut dalam kondisi sehat atau sakit. Namun demikian pada

keadaan tersebut belum dapat ditentukan jenis penyakit apa yang dideritanya

sebelum kita mengetahui gejala klinis secara khusus.

1.1.1 Perubahan Fisiologis

Banyak perubahan-perubahan secara phisiologis yang dapat diamati

diantaranya :

Perubahan suhu tubuh. Setiap ternak mempunyai suhu tubuh normal yang

tidak sama dan suhu tubuh tersebut pada umumnya akan mengalami

perubahan apabila individu tersebut dalam keadaan sakit, terutama akan

terjadi kenaikan suhu tubuhnya.

Page 15: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Peradangan. Peradangan terjadi karena adanya infeksi dalam tubuhnya.

Adanya peradangan dalam tubuh ternak, biasanya ditandai dengan adanya:

Kesakitan (rasa sakit), panas, kemerahan dan kebengkakan

Tidak ada atau kurangnya nafsu makan. Hampir seluruh gejala sakit pada

semua jenis penyakit akan ditandai oleh kurang adanya nafsu makan. Hal

ini disebabkan karena pengaruh kondisi tubuh yang tidak normal atau

tidak nyaman.

1.1.2. Depresi, Ternak Stres (tertekan)

Gejala sakit merupakan pemunculan dari suatu keadaan yang tidak normal

atau adanya kelainan dari organ tubuh atau fungsinya. Gejala sakit yang

ditemukan pada ternak yang masih hidup disebut gejala klinis. Gejala klinis

dibedakan menjadi 2 yaitu gejala klinis umum dan gejala klinik khusus.

a. Gejala Klinis Umum

Gejala klinis umum timbul sebagai reaksi tubuh terhadap segala penyebab

penyakit yang diderita, menyangkut kondisi umum tubuh, antara lain : nafsu

makan menurun, Lesu, mata tidak bersinar, kulit pucat, bulu kusut / kusam atau

tidak mengkilap.

b. Gejala Klinis Khusus

Gejala klinis khusus timbul sebagai reaksi dari kelainan sistem organ

tubuh akan menunjukan gejala berbeda. Gejala kelainan sistem pernafasan akan

menunjukan gejala yang berbeda dengan gejala kelainan yang timbul akibat

kelainan dari sistem organ pencernaan, organ peredaran darah, organ reproduksi

dan sebagainya. Dengan melihat gejala klinis khusus, pemeriksaan terhadap

kelainan organ-organ tubuh dapat lebih diarahkan. Tanda-tanda umum pada

ternak unggas yang sedang sakit biasanya sangat berhubungan dengan tingkahlaku

dan kondisi umum tubuh seperti nafsu makan, keadaan kulit, keadaan bulu,

hidung, mata, dubur, ekor, kotoran dan suhu tubuh.

Page 16: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

1.1.3. Pemeriksaan Klinis

Dalam mendiagnose suatu penyakit perlu dilakukan pemeriksaan secara

klinis, yaitu dengan jalan menelusuri atas riwayat kejadian penyakit dan

pemeriksaan secara fisis bagi penderita. Tetapi gangguan-gangguan klinis pada

ternak tidak dikenal batasan-batasannya sehingga diagnosispun tidak selalu dapat

ditentukan. Oleh sebab itu ahli klinis harus dapat menentukan masalahnya

setuntas mungkin dan memulai dengan melakukan pengobatan atau pencegahan

sebelum diagnosis dapat ditentukan.

Dalam pemeriksaan klinis sering dijumpai bahwa gambaran klinis suatu penyakit

sulit untuk dikenali. Hal ini bisa disebabkan karena keadaan secara umum yang

tidak baik atau sulit ditentukan, pertumbuhan badan yang jelek atau menurun

berat badannya. Dalam keadaan demikian penentuan diagnose secara pasti hanya

mungkin setelah dilakukan uji laboratorium secara tuntas. Beberapa hal yang

dilakukan dalam pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan seperti:

a. Menelusuri Riwayat Penyakit

Catatan kejadian yang telah berlangsung sebelum unggas mendapat

pemeriksaan dari dokter hewan merupakan hal yang sangat penting dalam

menentukan diagnosis. Riwayat penyakit merupakan hasil tangkapan indera dan

kadang-kadang kalau pemeriksaan ini dilakukan oleh seorang awam kadang-

kadang dapat menyesatkan. Dalam menelusuri riwayat penyakit, harus juga

ditelusuri mengenai penyakit yang terdahulu, bagaimana mengenai tipe

kandangnya, pakannya, air dan sebagainya. Demikian juga riwayat tentang

vaksinasi dan pengobatan yang telah diberikan. Pertanyaan –pertanyaan ini harus

disusun secara kronologis agar patogenesis dari penyakit yang diperiksa dapat

diusahakan untuk dipelajari. Informasi yang perlu dicatat dan dilaporkan: kondisi

ternak atau status tiap kelompok, kejadian kematian, tanggal waktu pemberian

vaksin

Page 17: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

b. Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan umum merupakan pemeriksaan terhadap keadaan lingkungan

yang meliputi tingkat sanitasi lingkungan, konsistensi tinja dan urine dalam

kandang, tingkat pencemaran dan kualitas pakan dan air, serta kelakuan hewan

baik dalam keadaan berdiri maupun tiduran, seperti adakah kelainan dalam cara

makan, minum. Pemeriksaan umum penderita dimulai dari suatu jarak yang tidak

mengganggu ketenangan dan sikap penderita. Oleh sebab itu pemeriksaan umum

dari jarak agak jauh dan dilakukan dari berbagai arah yaitu depan, belakang dan

kedua sisi hewan.

c. Pemeriksaan Fisis

Pemeriksaan fisis dilakukan dengan cara palpasi, inspeksi visual dan

penciuman serta pendengaran. Palpasi dan inspeksi visual ini digunakan untuk:

mengenal kelainan-kelainan kecil atas susunan anatomi

menilai kepekaan terhadap rasa sakit

tanda-tanda peradangan dan tumor

kelainan konsistensi seperti busung

pengapuran yang patologik

Pemeriksaan secara penciuman dapat dilakukan untuk penderita yang

mengalami radang dengan nekrosis jaringan di dalam mulut atau saluran

pernafasan yang biasanya disertai dengan bau pernafasan yang busuk. Sedangkan

pemeriksaan dengan cara mendengar, misalnya digunakan untuk menentukan

diagnosis secara pasti terhadap lokasi jaringan yang berisi gas didalam

perut.Caranya dengan menggunakan stetoskop. Pada umumnya ternak yang sehat

pada umumnya mempunyai nilai normal parameter faali yang terdapat pada tabel-

tabel berikut. Temperatur ayam 40-42,50C, sedang suhu kritis diatas 430C.

1.1.4. Gejala Unggas Sehat dan Sakit

Page 18: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

a. Unggas Sehat

Sedangkan ciri-ciri umum ternak/hewan yang sehat adalah :

Lincah, aktif, berjalan dengan langkah yang mudah dan teratur.

Mata bersinar, terbuka dan bersih.

Kulit halus dan mengkilap.

Bulu tidak kusam

b.Unggas Sakit

Secara umum, ternak yang sakit mempunyai gejala-gejala umum seperti

berikut ini:

Tidak ada atau kurangnya nafsu makan

Depresi

Lesu

Mata tidak bersinar

Kulit pucat

Bulu kusut/kusam atau tidak mengkilat

Perubahan suhu tubuh

Kadang-kadang disertai dengan peradangan

Kotoran bentuknya encer/diarhea

1.2 Penyakit yang disebabkan Virus/Infeksi Virus

A. Gumboro/IBD (Infectious Bursal Disease)

Disebabkan oleh virus keluarga Birnaviridae Penularan paling sering

terjadi melalui pencemaran lingkungan oleh virus yang keluar bersama tinja anak

ayam yang terserang.

Page 19: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Koleksi Akoso, BT 1993) Penyakit gumboro, dimana bursa terlihat bengkak dan

bulat

Gejala klinis pada ayam yang berumur lebih dari 3 minggu adalah

menurunnya konsumsi pakan dan minum. Kotoran berair akan menyebabkan bulu

sekitar dubur kotor dan bulu kusam. Suka mematuk pantatnya sendiri, tidur

dengan paruh diletakkan di lantai dan keseimbangan terganggu. Ayam lesu dan

duduk dengan posisi bengkok/bungkuk. Ayam yang berumur kurang 3 minggu

tidak menunjukkan gejala klinis, hanya tingkat kekebalannya menurun.

Penyebaran penyakit melalui unggas sakit, kontaminasi manusia dan peralatan.

Virus dalam kotoran ayam dapat disebarkan melalui udara. Bangkai burung

merupakan sumber virus, sehingga harus dimusnahkan. Perlakuan ayam sakit

dengan antibiotik tidak memberi efek pengobatan, terapi vitamin membantu

menyembuhkan. Vaksinasi merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah

penyakit gumboro.

B. Tetelo/ND (Newcastle Disease)

Disebabkan oleh virus paramyxo. Keganasannya bervariasi mulai dari

yang sangat tinggi (velogenik), cukup tinggi (mesogenik) dan sangat rendah

(lentogenik). Penularannya disebarkan melalui udara, tinja, pakan dan air minum

yang tercemar dan karkas ayam yang mati karena ND.

Page 20: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Koleksi: Hadi,W (2006) Kondisi proventikulus dan gizart pada ayam yang

terserang ND

Ayam yang terserang ND

Penyakit NCD mematikan karena menyerang organ internal. NCD

menyerang semua unggas pada berbagai umur. Manusia dan mamalia juga dapat

terserang NCD, menyebabkan mild conjunctivitis.

Gejala klinis suara serak , lubang hidung keluar lendir, susah bernafas,

muka bengkak, paraliys (lumpuh), gemetar, batuk, bersin, ngorok, diare dengan

berak kehijau-hijauan, leher memutar karena system syaraf pusat terserang

(torticolis). Kematian berkisar 10-80% tergantung sifat penyakit. Pada ayam

dewasa gejala diikuti penurunan pakan dan minum dan turunnya produksi telur

yang tajam. Virus NCD dapat disebarkan oleh udara, ditularkan melalui sepatu

teknisi, pengirim pakan, pengunjung, roda mobil, peralatan yang kotor, kantong

pakan, krat, dan unggas liar. Virus dapat ditularkan lewat telur tetapi embryo yang

terinfeksi akan mati sebelum menetas. Dikandang virus berlindung di cairan tubuh

Page 21: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

unggas, sekresi, dan nafas. Tidak ada perlakuan khusus untuk ayam yang

terserang NCD. Antibiotik dapat diberikan 3-5 hari untuk mencegah serangan

infeksi bakteri e-coli. Pada ayam kecil menaikkan temperatur ruangan 50F dapat

mengurangi kerugian. Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi, sanitasi yang baik,

dan implementasi program biosecurity yang baik.

C. Infectious Bronchitis (IB)

Disebabkan oleh virus corona. Penularannya dapat terjadi melalui udara

yang mengandung partikel virus yang berasal dari hidung dan tenggorokan unggas

yang terserang penyakit tersebut.

Penyakit ini hanya menyerang ayam. Penyakit yang mirip dijumpai pada puyuh

tetapi disebabkan oleh virus yang berbeda.

Gejala klinis: serangan B tergantung umur, tingkat kekebalan ayam, kondisi

lingkungan, dan adanya penyakit lainnya. Konsumsi pakan dan minum menurun,

suara mencicit, air keluar dari mata dan hidung, susah bernafas, nafas yang

berbunyi makin keras terdengan pada waktu malam saat ayam istirahat. Produksi

telur turun secara drastis. Produksi akan pulih setelah 5-6 minggu, dengan tingkat

yang rendah. Virus menyerang berbagai jaringan tubuh, termasuk saluran

pencernaaan. Kerabang telur menjadi kasar dan putih telur cair. Penularan :

penyakit IB merupakan penyakit yang mudah menular pada ayam. Penyebaran

melalui udara, kantong pakan, ayam yang terinveksi dan mati,dan rodensia

(tikus). Virus dapat dipindahkan dalam telur, tetapi embryo biasanya mati. Tidak

ada perlakuan khusus untuk ayam yang terserang IB. Antibiotik dapat diberikan

selama 3-5 hari untuk mencegah serangan infeksi bakteri e-coli. Pada ayam kecil

menaikkan temperatur ruangan 50F dapat mengurangi kerugian. DOC dapat

dipacu makannya dengan pakan tepung yang hangat dan lembab. Pencegahan

dilakukan dengan vaksinasi, sanitasi yang baik, dan implementasi program

biosecurity yang baik.

Page 22: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

D. Kerabang Telur Lembek (Egg Drop Syndrome/EDS)

Disebabkan oleh kelompok virus adeno. Penularannya terjadi dari induk

melalui telur, melalui tinja, serpihan ludah, jarum suntik atau lainnya. Pembawa

virus aslinya adalah angsa dan itik, tetapi kemudian menular ke ayam,

mengkibatkan turunnya produksi telur. Tidak ada gejala pada itik dan angsa, dapat

menyerang unggas berbagai usia. Sering menyerang pada pembibitan broiler dan

ayam petelur strain coklat.

Gejala klinis Tidak nampak gejala selain bepengaruh pada produksi dan

kualitas telur.ayam yang kelihatan sehat akan bertelur dengan telur kerabang tipis

dan telur sedikit kerabang. Sekali terjangkit produksi telur tidak akan mencapai

target produksi. Diare dan ayam kelihatan malas tanda-tanda sebelum telur

berubah. Kesuburan dan daya tetap tidak terpengaruh virus ini. Virus yang

terkontaminasi dapat menularkan penyakit EDS. Induk yang terjangkit akan

menularkan penyakit ke DOC yang dihasilkan. DOC yang baru menetas akan

mensekresikan cairan yang mengandung virus EDS. Belum ada perlakukan yang

dapat menangani penyakit ini. Molting paksa hanya akan menahan telur.

Pencegahan melakukan program biosekuriti yang baik.

E. Cacar Unggas (Fowl pox, Avian Diphteria)

Penyakit ini disebabkan oleh virus dan menyerang dari segala umur ayam

dan kalkun. Penularan penyakit ini terjadi melalui udara, gigitan nyamuk yang

terinfeksi atau tertelannya keropeng penderita penyakit yang terkelupas.

Page 23: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Koleksi Akoso,BT.(1993) Cacar unggas pada ayam dimana terlihat adanya lesi

kulit pada bagian muka. Penyakit cacar dapat menyerang semua unggas pada

berbagai umur.

Gejala klinis: Terdapat 2 jenis cacar. Cacar kering menyebabkan melepuh

di kepala, paha, dubur dan daerah yang tidak berbulu. Melepuh akan sembuh

dalam waktu 2 minggu. Jika koreng dilepas sebelum sembuh betul permukaan

kulit akan menjadi kasar dan berdarah. Gejala umum adalah pertumbuhan yang

terhambat. Pada ayam petelur akan mengalami penurunan produksi telur. Pada

cacar basah terlihat seperti kanker melepuh pada mulut, pharynx, larynx, dan

trachea. Bentuk basah dapat mengganggu pernafasan. Ayam dapat terjangkit cacar

kering dan basah pasa waktu yang bersamaan.

Cacar dapat ditularkan dengan kontak langsung unggas terinfeksi dengan

unggas sehat, atau lewat nyamuk. Kulit yang lepas juga dapat menularkan virus.

Virus dapat masuk jaringan darah lewat mata, luka kulit, atau saluran pernafasan.

Perlakuan Tidak tersedia perlakuan khusus. Cacar termasuk lambat menular. Hal

ini memberi peluang melakukan vaksinasi ayam yang sehat agar tidak tertular.

Vaksinasi pada sayap dan paha banyak dilakukan pada umur 8 minggu.

Pencegahan. Menyemprot nyamuk dengan obat anti nyamuk. Jika terjadi endemi

cacar disarankan untuk melakukan vaksinasi. Jangan melakukan vaksinasi kecuali

terjadi serangan cacar diwilayah kita.

F. Influenza Unggas (Afian Influenza/AI)

Penyebabnya adalah oleh virus influenza A, subtype H5N1. Penyakit ini

Page 24: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

menyerang ayam, kalkun, itik, puyuh dan unggas lainnya. Penularannya melalui

alat pencernakan dan kontak langsung. AI menyerang semua spesies unggas.

Dikategorikan sebagai patogenik sedang dan tinggi. Patogenik sedang dengan

gejala lesu, kehilangan selera makan, pernafasan tercekam, diare, produksi telur

turun dan kematian rendah.

Patogenik tinggi menyebabkan muka bengkak, jengger dan pial biru dan

dehidrasi karena cekaman pernafasan. Bercak merah/putih dapat terjadi di jengger

atau paha ayam. Lubang hidung keluar darah, kematian dapat rendah sampai

100%. Produksi dan daya tetas telur menurun, produksi telur dengan kerabang

tipis meningkat. Virus AI dapat hidup lama di temperatur sedang bahkan dapat

hidup pada daging beku. Sehingga penyakit dapat menyebar melalui penanganan

kotoran dan karkas yang terinfeksi. Virus AI dapat menyebar melalui sepatu,

pakaian, krats, dan peralatan ainnya. Serangga dan tikus dapat menjadi pembawa

virus dari ayam sakit ke ayam sehat. Perlakukan Tidak ada perlakukan yang

efektif untuk penderia AI. Pengelolaan yang baik, pakan yang sesuai dan

antibiotic dapat mengurangi infeksi bakteri lainnya. Vaksin dapat digunakan

dengan ijin khusus. Pencegahan Program vaksinasi digunakan dengan karantina

yang ketat. Jika kematian banyak karantina ketat dan penghancuran kelompok

yang terinfeksi merupakan cara yang sesuai untuk mencegah penyebaran virus AI.

Jika kita mendapati gejala AI harus segera menghubungi dinas peternakan dan

kesehatan terdekat. Karena virus dapat bermutasi menjadi virus yang lebih ganas,

dan dapat menulari masusia yang mengakibatkan kematian.

Page 25: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

G. Marek (Leukosis akuta)

Penyebabnya adalah DNA cellassociated yang tergolong virus herpes tipe

B. Penularannya melalui udara dalam kandang ayam, bulu, debu kandang, tinja

dan air liur.

Koleksi Akoso,BT.(1993) Pembesaran syaraf brakhialis pada ayam akibat

terserang Marek Ayam yang berumur 12-25 minggu paling sering terkena

penyakit marek.

Gejala klinis Penyakit marek merupakan jenis penyakit kanker unggas.

Tumor pada syaraf akan menyebabkan pincang, lumpuh, kaki dijulurkan kedepan

atau belakang. Tumor dapat terjadi pada mata, dan menyebabkan bentuk tidak

beraturan dan buta. Tumor pada hati, ginjal, spleen, kelenjar pankreas, tembolok,

hati, otot dan kulit dapat menyebabkan koordinasi syaraf tidak baik, lesu, pucat,

nafas lemah, folikel bulu melebar. Pada tahap akhir unggas akan pucat, jengger

mengelupas, sayap menggantung dan diare kehijau-hijauan.

Penyebaran, virus marek disebarkan lewat udara didalam kandang. Virus

juga terdapat pada bulu yang luruh, debu, kotoran dan liur. Ayam yang terinfeksi

membawa virus didalam darah, dan dapat menular ke ayam sehat. Pengobatan

sampai saat ini belum ada. Pencegahan melalui vaksinasi pada penetasan.

C. Rangkuman

Gejala Unggas Sehat dan Sakit: a. Unggas Sehat Sedangkan ciri-ciri

umum ternak/hewan yang sehat adalah : Lincah, aktif, berjalan dengan langkah

yang mudah dan teratur; Mata bersinar, terbuka dan bersih; Kulit halus dan

mengkilap; Bulu tidak kusam. b.Unggas Sakit Secara umum, ternak yang sakit

mempunyai gejala-gejala umum seperti berikut ini: Tidak ada atau kurangnya

Page 26: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

nafsu makan; Depresi; Lesu; Mata tidak bersinar.

Penyakit yang disebabkan Virus/Infeksi Virus: Marek (Leukosis akuta);

Influenza Unggas (Afian Influenza/AI); Cacar Unggas (Fowl pox, Avian

Diphteria); Kerabang Telur Lembek (Egg Drop Syndrome/EDS); Infectious

Bronchitis (IB); Tetelo/ND (Newcastle Disease); Gumboro/IBD (Infectious

Bursal Disease)

D. Tugas 1

1. Buatlah rangkuman mengenai materi ciri-ciri unggas sakit dan sehat,

macam-macam penyakit infeksi virus serta ciri-cirinya!

2. Carilah fakta atau berita mengenai penyakit-penyakit infeksi virus

pada unggas yang sedang atau pernah mewabah suatu peternakan!

E. Tes Formatif 1

1. Apa perbedaan unggas sehat dan sakit!

2. Bagaimana melakukan proses diagnosis pada unggas?

3. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh virus?

4. Sebutkan ciri-ciri dari penyakit Avian Influenza!

5. Apa perbedaan antara penyakit Gumboro dan Tetelo!

F. Kunci Jawaban Test Formatif 1

1. Unggas Sehat Sedangkan ciri-ciri umum ternak/hewan yang sehat adalah:

Lincah, aktif, berjalan dengan langkah yang mudah dan teratur; Mata

bersinar, terbuka dan bersih; Kulit halus dan mengkilap; Bulu tidak kusam.

b.Unggas Sakit Secara umum, ternak yang sakit mempunyai gejala-gejala

umum seperti berikut ini: Tidak ada atau kurangnya nafsu makan; Depresi;

Lesu; Mata tidak bersinar.

2. Mendiagnosis suatu penyakit perlu dilakukan pemeriksaan secara klinis,

yaitu dengan jalan menelusuri atas riwayat kejadian penyakit dan

pemeriksaan secara fisis bagi penderita. A. Menelusuri Riwayat Penyakit;

B. Pemeriksaan Umum; C. Pemeriksaan Fisis.

Page 27: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

3. Penyakit yang disebabkan Virus/Infeksi Virus: Marek (Leukosis akuta);

Influenza Unggas (Afian Influenza/AI); Cacar Unggas (Fowl pox, Avian

Diphteria); Kerabang Telur Lembek (Egg Drop Syndrome/EDS);

Infectious Bronchitis (IB); Tetelo/ND (Newcastle Disease); Gumboro/IBD

(Infectious Bursal Disease)

4. AI dikategorikan sebagai patogenik sedang dan tinggi. Patogenik sedang

dengan gejala lesu, kehilangan selera makan, pernafasan tercekam, diare,

produksi telur turun dan kematian rendah. Patogenik tinggi menyebabkan

muka bengkak, jengger dan pial biru dan dehidrasi karena cekaman

pernafasan. Bercak merah/putih dapat terjadi di jengger atau paha ayam.

Lubang hidung keluar darah, kematian dapat rendah sampai 100%.

Produksi dan daya tetas telur menurun, produksi telur dengan kerabang

tipis meningkat. Virus AI dapat hidup lama di temperatur sedang bahkan

dapat hidup pada daging beku.

5. Gumboro gejala klinis pada ayam yang berumur lebih dari 3 minggu adalah

menurunnya konsumsi pakan dan minum. Kotoran berair akan menyebabkan

bulu sekitar dubur kotor dan bulu kusam. Suka mematuk pantatnya sendiri, tidur

dengan paruh diletakkan di lantai dan keseimbangan terganggu. Ayam lesu dan

duduk dengan posisi bengkok/bungkuk. Ayam yang berumur kurang 3 minggu

tidak menunjukkan gejala klinis, hanya tingkat kekebalannya menurun.

Sedangkan Tetelo gejala klinisnya suara serak , lubang hidung keluar lendir,

susah bernafas, muka bengkak, paraliys (lumpuh), gemetar, batuk, bersin,

ngorok, diare dengan berak kehijau-hijauan, leher memutar karena system syaraf

pusat terserang (torticolis). Kematian berkisar 10-80% tergantung sifat penyakit.

Pada ayam dewasa gejala diikuti penurunan pakan dan minum dan turunnya

produksi telur yang tajam.

Page 28: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Kegiatan Belajar II

Penyajian Data

c) Tujuan Kegiatan Pembelajaran II

Setelah peserta didik mempelajari kegiatan II, diharapkan :

1. Mampu menyebutkan tentang penyakit infeksi bakteri, protozoa, endo

parasit (cacing) dan ekto parasit (kutu).

2. Mampu menjelaskan tentang penyakit infeksi bakteri, protozoa, endo

parasit (cacing) dan ekto parasit (kutu).

d) Uraian Materi II

2.1 Penyakit Infeksi Bakterial

Jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada ternak unggas.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang umum terjadi pada ternak

unggas seperti penyakit.

A. Kolera Unggas (Fowl Cholera)

Disebabkan oleh Pasteurella multocida, Pasteurella aviseptica atau

pasteurella cholera gallinarum. Cholera dapat menyerang semua jenis unggas.

Gejala klinis: Bisanya menyerang unggas yang berumur lebih dari 6 minggu. Pada

serangan akut, ditandai ayam mati. Demam, konsumsi pakan menurun, keluar

lendir dari mulut, bulu kusam, diare, dan sesak nafas merupakan gejala yang

nampak. Jika penyakit makin parah: ayam kehilangan berat badan, ngorok,

pincang. Semakin parah akan terjadi bengkak, persendian bengkak dan kaki

membesar cairan keluar dari lubang sinus sekitar mata.

Penularan : penambahan ayam baru, burung liar, unggas terinfeksi,

predator, tikus dapat menularkan kolera.

Pengobatan: kelompok ayam sakit dapat diobati dengan obat sulfa.

(sulfadimethoxine, sulfaquinonxalene, sulfamethazine, and sulfaquinoxalene) atau

Page 29: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

vaksinasi atau kedua-duanya. Jika sulfa dilarang dapat menggunakan antibiotik

yang lain untuk mencegah penyebaran penyakit. Pencegahan: vaksinasi jika

didapati penyakit di sekitar kita, juga control tikus dan burung liar dapat

mencegah penyebaran penyakit.

B. Berak kapur (Pullorum)

Disebabkan oleh Salmonella pullorum. Penularannya dari telur dan

penyebarannya berlangsung di pengeraman, penetasan, kotak anak ayam, kandang

dan peralatan yang tercemar dan limbah peternakan. Gejala klinis : kebanyakan

menyerang ayam dan kalkun. Ayam yang terinveksi dapat mati pada umur 5-7

hari dan puncaknya pada 4-5 hari kemudian. Gejala klinis termasuk berdesak-

desakan, terkulai, diare, lemah, dubur berpasta, terengah-engah, berak putih

(kapur). Ayam yang terinfeksi dapat terhambat pertumbuhannya dan kerdil karena

tidak makan. Ayam yang bertahan hidup akan menderita infeksi pada kelejar telur

(Ovary). Penularan: penyebaran pullorum terutama melelui telur. Lebih lanjut

penyebaran melalui mesin tetas, orang yang bekerja di penetasan, kemasan doc,

kandang, peralatan, hasil ikutan ternak, burung liar.

Perlakuan; perlakuan terhadap kelompok yang menderita dengan sulfa,

antibiotika, efektif mengurangi kematian, tetapi tidak tidak menghapus penyakit.

Eradikasi pullorum harus memusnahkan seluruh unggas di kandang. Pencegahan:

penananan penyebaran pullorum dengan basis pemusnahan ayam. Pembibitan

harus bebas pullorum untuk mencegah penyebaran bakteri.

Koleksi Akoso,BT.(1993) Keadaan alat reproduksi pada ayam dewasa yang

Page 30: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

terserang pullorum

C. Penyakit pernafasan menahun (Chronic Respiratory Disease/CRD)

Penularannya melalui lintas telur dari bibit yang terinfeksi. Gejala klinis:

Gejala klinis pada berbagai spesies unggas sedikit berbeda. Ayam dewasa yang

terjangkit tidak nampak gejala dari luar jika infeksi belum komplikasi. Gejala

cairan lengket dari lubang hidung, cairan berbusa pada mata, sinus bengkak dapat

terjadi, terutama pada ayam broiler. Kantung udara dapt terinfeksi dan

menyebabkan bersin. Unggas yang terserang pertumbuhan lambat dan kerdil.

Penyebaran: penyebaran melalui telur, sehingga pembitian komersial harus bebas

CRD. Kontaminasi peralatan dan pemasukan ayam baru dapat membawa CRD.

Pengobatan: penyakit CRD dapat control dengan pemberian antibiotik.

Erythromycin, tlosin, spectomycin dan lincomycin dapat digunakan. Pemberian

dapat melalui pakan, air minum atau suntik. Pencegahan : eradikasi merupakan

pencegahan yang terbaik. Pembibitan harus bebas CRD.

D. Pilek Ayam (Infectious Coryza, Snot)

Penyebab penyakit ini adalah bakteri “Haemophilus gallinarum” bakteri

ini tidak dapat hidup di induk semang dan mati dalam tempo 4 hari pada

temperatur 220C.

Koleksi Akoso,BT.(1993) Ayam yang terserang Snott

Gejala Klinis: Bengkak seputar muka, bau tidak enak, cairan lengket dari

lubang hidung dan mata, nafas berat, suara nafas tidak normal. Kelopak mata

Page 31: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

mengalami iritasi, dan dapat lengket (tidak bisa membuka). Ayam dapat diare dan

kerdil. Kematian akibat pilek rendah tetapi dapat menurunkan produksi telur dan

menyebabkan timbulnya penyakit lainnya. Kematian dapat mencapai 50%, tetapi

umumnya 20%. Gejala penyakit dapat muncul beberapa hari sampai 2-3 bulan,

tergantung infeksi patogennya. Penularan: pilek terutama ditularkan dengan

kontak langsung ayam sakit dengan ayam yang sehat. Penambahan ayam baru,

pakan dan air minum dapat menulakan penyakit pilek. Perlakuan: antibiotic

tertrasiklin, erythromycin dapat digunakan untuk pengobatan. Preparat sulfa juga

dapat digunakan untuk pengobatan ayam. Pemberian dapat dilakukan melalui air

minum. Antibiotik hanya mengurangi penyakit klinis, tetapi tidak menghilangkan

penyakit.

Pencegahan : pengelolaan yang baik dan sanitasi yang baik merupakan

pencegahan yang terbaik. Hindari mencampur ayam sakit dengan sehat. Lakukan

vaksinasi subcutan leher belakang untuk mencegahnya. Setiap ayam harus

divaksin 3 kali, pada umur 7-8 minggu, kemudian 14-15 minggu. Vaksinasi

berikutnya pada umur 10 bulan.

E. Salmonellosis

Bakteri Salmonellae merupakan tipe Derby, S. Newport, S. Montevideo, S.

Anatum, S. Bredeney. Walaupun infeksi salmonella tidak menyebabkan gejala

klinis, dapat menyebabkan kontaminasi karkas, yang dapat meracuni manusia.

Kematian akibat salmonella rendah. Bakteri salmonella akan mati pada

pemanasan 800C selama 2-3 menit, metode ini dipakai pada pembuatan pakan

unggas. Gejala penyakit

Murung

Bulu kasar

Mata tertutup

Diare

Dubur berpasta

Kehilangan nafsu makan dan minum

Page 32: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Post-mortem lesi

Pada penyakit yang akut dapat terjadi luka

Dehidrasi

Radang usus

Luka usus

Kuning telur yang tidak terserap

Radang jantung.

Pengobatan: Sulphonamides, neomycin, tetracyclines, amoxycillin,

fluoroquinolones. Pengelolaan yang baik.

Pencegahan: bibit yang bebas penyakit, sangkar yang bersih, telur

difumigasi, menerapkan all in all out, pakan yang baik, keluarkan ayam yang

terinfeksi. Kontrol rutin pakan, breeding dan penetasan.

2.2 Penyakit Infeksi Protozoa

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang umum terjadi pada

ternak unggas, seperti penyakit:

A. Berak Darah (Koksidiosis)

Disebabkan oleh infeksi salah satu species coccidia atau lebih, yaitu suatu

protozoa. dan dari genus Eimeria dan terdiri atas 9 jenis dan 6 diantaranya sangat

patogen menyerang ayam ke 9 jenis tersebut yaitu Eimeria acervulina, Eimeria

brunetti, Eimeria hagani, Eimeria maxima, Eimeria mivati, Eimeria mitis ,

Eimeria necatrik, Eimeria precox, Eimeria tenella.

Page 33: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Koleksi . Hadi,W (2006) penyakit coccidiosis

Gejala penyakit: depresi, bulu kasar, mata tertutup, nafsu makan menurun,

diare dan darah di feces, produksi sangat terpengaruh karena konsumsi pakan

turun, efisiensi pencernaan buruk.

Perlakuan : Toltrazuril, Sulphonamides, Amprolium, Vitamins A dan K di

dalam pakan atau minum.

Pencegahan : menambah coccidiostat pada pakan, dan vaksinasi untuk

mengontrol coccidiosis dan menjaga kebersihan. Vaksin banyak digunakan

dipembibitan dan ayam broiler. Ayam sakit yang kembali sehat memiliki

kekebalan yang baik terhadap parasit.

B. Malaria Unggas (Infeksi Plasmodium)

Disebabkan oleh infeksi plasmodium sp yaitu protozoa yang menyerang

sel darah merah. Dan ditularkan melalui nyamuk kuteks dan aedes.

C. Leucocytozoonosis

Disebabkan oleh parasit darah Leucocytozoon sp. Penyakit ini banyak

menyerang pada ayam, itik, kalkun dan angsa.

Page 34: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Koleksi . Akoso,BT.(1993) lapisan luar usus akibat penyakit leucitozoonosis

D. Kepala Hitam (Histomoniasis)

Penyakit ini disebabkan oleh Histomonas melleagridis. Protozoa ini

keluar melalui tinja unggas yang terinfeksi dan terdapat dalam telur cacing

Heterakhis gallinae.

2.3 Penyakit Cacing (endo parasit)

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh cacing yang umum terjadi pada

ternak unggas ,seperti penyakit :

A. Cacing Gilik (ascaris)

Disebabkan oleh Ascaridia galli yaitu parasit cacing yang paling banyak

dijumpai pada unggas. Penyakit ini banyak dijumpai pada ayam buras atau ayam-

ayam yang dipelihara secara tradisional dimana biasanya kurang memperhatikan

faktor manajemen pemeliharaannya juga pada ayam-ayam yang dipelihara dengan

sistim postal.

Page 35: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Koleksi . Akoso,BT.(1993) Usus halus yang penuh dengan cacing ascaris pada

ayam yang terserang penyakit cacing gilik

B. Cacing Usus Buntu (Heterakis Gallinae)

Disebabkan oleh Heterakis gallinae atau cacing usus buntu Dapat

dijumpai pada kalkun, ayam, angsa, puyuh, dll. Cacing ini banyak dijumpai di

usus buntu dan dampak yang ditimbulkan dapat menyebabkan penyakit kepala

hitam.

Koleksi . Akoso,BT.(1993) Cacing usus buntu yang sangat kecil dan mendiami

ujung akhir dari usus buntu

C. Cacing Capilaria

Cacing capilaria banyak sekali jenisnya yaitu ada 6 jenis yaitu cacing

capilaria anulata dan cacing capilaria contorta yang hidup di tembolok dan usus

halus. Cacing capilaria absiquata, cacing capilaria bursata dan cacing capilaria

caudinflata akan hidup di cekum.

D. Cacing Pita

Disebut cacing pita karena bentuknya yang pipih seperti pita yang beruas-

ruas. Cacing pita atau bahasa latinnya Raillentina cesticillus yang menyerang

pada ayam dan kalkun jumlahnya cukup banyak yaitu sekitar 8 jenis. Cacing pita

ini tumbuh dan membentuk ruas baru tepat dibelakang kepalanya yang disebut

skolek dan akan melekatkan diri ke dinding usus.

Page 36: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Koleksi . Akoso,BT.(1993) Cacing pita dewasa

Page 37: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

2.4 Penyakit Yang Disebabkan oleh Parasit Luar (ekto parasit)

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit luar yang umum terjadi

pada ternak unggas,seperti penyakit:

A. Kutu Unggas

Ada 7 jenis kutu unggas yang dijumpai pada ayam yaitu kutu kepala, kutu

badan, kutu sayap, kutu bulu, kutu ayam besar dan kutu ayam coklat.

Gejala kutu :

Pertumbuhan lambat pada ayam muda

Telur kutu menempel di bulu ayam

Adanya parasit di dubur ayam

iritasi

kehilangan bulu dubur

luka sekitar dubur

kondisi menurun

produksi telur menurun

Pengobatan : dengan bedak yang mengandung bahan Malathion dan

semprotan pyrethroid.

Pencegahan: hindari kontak dengan unggas liar, periksa secara rutin

adanya kutu. Terapkan model all-in, all-out.

Page 38: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Tanpa disadari bahwa kutu pada ayam petelur sangat mengganggu aktifitas ayam

petelur setiap hari. Adanya kutu ini akan menyebabkan ayam menjadi tidak

nyaman.

1. Tentang Kutu / Gurem di Ayam petelur

Tanpa disadari bahwa kutu pada ayam petelur sangat mengganggu aktifitas

ayam petelur setiap hari. Adanya kutu ini akan menyebabkan ayam menjadi tidak

nyaman.

Saat Anda masuk ke kandang ayam petelur, silahkan perhatikan, bila ayam

petelur menggaruk-garuk dengan kepala ke bagian sayap atau tubuhnya, maka

hampir pasti banyak kutu di ayam tersebut. Ambillah ayam tersebut dan silahkan

cek di sekitar kloaka, maka akan terlihat kutu/gurem berwarna putih yang sangat

kecil di antara kulit dan bulu ekornya.

2. Akibat Kutu/Gurem pada Ayam Petelur

Page 39: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Dampak langsung yang ditimbulkan oleh kutu ini adalah ayam menjadi

tidak nyaman dan tidak “konsentrasi” untuk produktifitas. Akibatnya prosentase

produksi telur bisa 3-5% di bawah standart setiap hari selama ayam masih belum

diobati.

Selisih 3-5% HD ini dapat dihitung sebagai nilai potensi pendapatan yang

akhirnya hilang. Anggapkah selisih hanya 3% dan terjadi selama 20 minggu

(karena saran pembasmian kutu dilakukan interval 20 minggu), maka potensi

pendapatan Anda yang hilang sebesar Rp.2.500,-/ekor. Coba bayangkan bila Anda

memiliki ayam sebanyak 500.000 ekor maka potensi pendapatan yang hilang

akibat kutu pada ayam adalah sebesar Rp.1.250.000.000,- (satu koma dua milyar

rupiah) selama 20 minggu.

B. Tungau Ayam (Dermanyssidae)

Disebabkan oleh beberapa macam tungau seperti: Tungau merah atau

Dermanyssus, tungau unggas belahan bumi utara (ornithonyssus sylviarum),

gurem atau ornythnyssus bursa

Koleksi . Akoso,BT.(1993) Tungu merah dan gurem

Page 40: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Koleksi . Akoso,BT.(1993) Caplak

C. Rangkuman

Jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada ternak unggas.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang umum terjadi pada ternak

unggas seperti penyakit. Macam-macam penyakit unfeksi bakteri antara lain:

1.Kolera Unggas (Fowl Cholera); 2. Berak kapur (Pullorum); 3.Penyakit

pernafasan menahun (Chronic Respiratory Disease/CRD); 4. Pilek Ayam

(Infectious Coryza, Snot); 4. Salmonellosis

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang umum terjadi pada

ternak unggas, seperti penyakit: 1. Berak Darah (Koksidiosis); 2. Malaria Unggas

(Infeksi Plasmodium); 3. Leucocytozoonosis; 4. Kepala Hitam (Histomoniasis).

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh cacing yang umum terjadi pada

ternak unggas ,seperti penyakit: 1. Cacing Gilik (ascaris); 2. Cacing Usus Buntu

(Heterakis Gallinae); 3. Cacing Capilaria; 4. Cacing Pita sedangkan penyakit

yang disebabkan oleh parasit luar (ekto parasit) anatara lain : 1. Kutu Unggas; 2.

Tungau Ayam (Dermanyssidae)

D. Tugas

1. Buatlah resume mengenai macam-macam dan ciri-ciri penyakit yang

disebabkan oleh bakteri, protozoa, endo parasit dan ektoparasit!

Page 41: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

E. Tes normatif

1. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh protozoa!

2. Koksidiosis merupakan jenis suatu penyakit sebutkan ciri-cirinya!

3. Sebutkan ciri-ciri penyakit pullorum!

4. Bagaimana cara penularan dari penyakit endoparasit cacing dan

bagaimana penanggulangannya?

5. Analisis kerugian yang disebabkan oleh ektoparasit pada ayam petelur!

6. Apa saja ciri-ciri dari penyakit histomonosiasis?

7. Penyakit apa yang disebabkan oleh plasmodium?

Kegiatan Belajar III

Penyajian Data

A) Tujuan Kegiatan Pembelajaran III

Setelah mempelajari kegiatan belajar III peserta didik diharapkan:

1. Menjelaskan penyakit yang disebabkan oleh gangguan nutrisi, racun dan

faktor lain.

2. Mampu mengidentifikasi ciri-ciri penyakit yang disebabkan oleh

gangguan nutrisi, racun dan faktor lain.

B) Uraian Materi III

3.1 Penyakit Gangguan Nutrisi

Defisiensi oleh gangguan nutrisi seperti defisiensi terhadap beberapa

vitamin pada umumnya banyak terjadi pada ternak uggas dan jarang terjadi pada

ternak ruminansia.

A. Defisiensi Vitamin A

Defisiensi Vitamin A dapat dilihat dari gejala-gejala yang terlihat seperti

pertumbuhan terhenti, mengantuk, dan sedikit sempoyongan.Ternak terlihat pucat

dan mata kelihatan meradang pada rongga hidung.

Page 42: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

B. Defisiensi Vitamin B1

Vitamin B1 atau thiamin adalah vitamin yang dipergunakan untuk

mencerna karbohidrat. Vitamin dalam tubuh dibentuk untuk aktif thiamin

pyrophosphat. Kekurangan vitamin B1 akan menyebabkan ternak kehilangan

nafsu makan, timbul gejala gangguan syaraf dan dapat terjadi kematian.

C. Defisiensi Vitamin B2

Vitamin B2 atau riboflavin berperan antara lain membentuk bagian aktif

sistem enzim tubuh. Enzim-enzim penting yang mengandung riboflavin antara

lain adalah sitokrom reduktase, diaforase, xanthin, oksidase, L- dan D asam amino

oksidasi dan histaminase. Ternak yang menderita defisiensi riboflavin

pertumbuhannya lambat, lemah, kurus. Ternak akan mengalami diare, malas

berjalan.

Koleksi . Akoso,BT.(1993) Ayam yang kekurangan vit B2.

D. Defisiensi Vitamin E

Unggas yang kekurangan vitamin E dapat meimbulkan 3 macam sindrome

yaitu ensefolomalasia, diatesis eksudatifa dan distrofi muskuler. Penyebab utama

dari defisiensi vitamin E adalah karena kehilangan aktivitas antioksidan. Ternak

yang mengalami defisiensi vitamin E adalah berkaitan dengan adanya lesi pada

susunan syaraf pusat seperti kejang, kehilangan keseimbanagn, jatuh kebelakang

Page 43: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

sambil mengibaskan sayap, tergolek miring dengan kaki dan sayap kejang-

kejang, jari-jari kaku, kepala ketarik ke belakang.

Koleksi . Akoso,BT.(1993) Ayam yang kekurangan vit E (Terlihat kepala ayam

tertarik kebelakang)

E. Perosis

Perosis adalah kelainan salah bentuk, pada persendian tumit dari unggas

muda. Gejala yang terlihat tumit kepuntir keluar, sendi lutut bengkak dan terlihat

secara jelas posisi cakar yang salah.

Biotin is required for many functions including gluconeogenesis and

protein synthesis as well as being essential for life, growth and maintenance of

epidermal tissues. Biotin deficiency can cause the bottom of the feet (foot pads) to

become rough and calloused and may even contain fissures which may also

become infected, spreading the infection to toes. Severity of the lesions depends

upon the duration of the deficiency and any concurrent infection.

Biotin Deficiency – Showing perosis or slipped tendon from the hock joint

of a turkey poult.

Page 44: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Biotin Deficiency – Showing damage to foot pad

F. Rakhitis (Rickets)

Rakhitis adalah suatu keadaan kekurangan nutrisi karena ketidakseimbang

an kandungan kalsium, phospor dan vitamin D dalam pakan. Penyebab rakhitis

pada unggas paling sering karena kekurangan akan vitamin D3.

Koleksi . Akoso,BT.(1993) Kelainan tulang iga akibat menderita rakhitis

G. Defisiensi Biotin

Biotin sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya perosis pada anak

ayam dan mencegah terjadinya perosis pada anak ayam dan mencegah terjadinya

sindrom gangguan ginjal dan hati yang berlemak pada ayam muda. Sumber biotin

adalah hati, molases dan daun tanaman hijauan. Gejala klinis yang tampak antara

lain kerusakan bulu terbang, kelemahan kaki, bengkak pada jari-jarinya dan

dermatitis pada dasar kaki.

Page 45: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

3.2 Penyakit Yang Disebabkan Oleh Racun dan Faktor Lain

A. Aflatoksikosis

Aflatoksikosis adalah suatu kondisi pada berbagai jenis unggas dan

binatang menyusui yang mengalami keracunan karena terdapatnya afloksin di

dalam pakan.

Gb. 95 Aflatoksikosis

Aflatoksikosis sering dihasilkan oleh aspergillus flavus yang tumbuh

dalam pakan yang mengandung kacang atau bungkil kacang. Gejala yang terlihat

: ternak akan terlihat mengantuk, lemah, nafsu makan hilang, terganggu

pertumbuhannya, bulu kasar dan sayap mengantung. Apabila sudah payah maka

ternak akan sempoyongan, kekakuan gerak, kejang dan lumpuh.

B. Botulisme

Botulisme adalah suatu keracunan yang disebabkan oleh toksin

Clostridium batulinum. Batulisme banyak terjadi pada ayam dan itik . Gejala

yang terlihat: ternak akan mengantuk, lemah, kehilangan kontrol kaki, sayap dan

leher. Ternak menjadi lumpuh, mata tertutup dan tidak sadar.

Botulisme (Bahasa Latin, '' botulus'', "sosis") juga dikenal sebagai

botulinus keracunan adalah langka tapi serius lumpuh penyakit yang

disebabkan oleh botulinum toksin, yang diproduksi oleh bakteri ''CLOSTRIDIUM

BOTULINUM''. Racun memasuki tubuh dalam salah satu dari empat cara: oleh

Page 46: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

penjajahan dari pencernaan oleh bakteri dalam anak-anak (botulisme bayi) atau

orang dewasa (dewasa usus toxemia), oleh menelan racun dari bahan makanan

(keracunan makanan botulisme) atau kontaminasi dari luka oleh bakteri (luka

botulisme).

C. Gout

Gout adalah suatu keadaan di mana terjadi pengumpulan asam urat dalam

jaringan bangsa burung. Kerusakan ini bisa terjadi karena kerusakan ginjal,

penyumbatan asam urat, kurang air atau faktor lain. Penyakit gout dapat

diketemukan pada semua kelompok ternak dengan berbagai umur baik pada ayam

petelur, ayam pedaging maupun pada ayam buras

Salah satu masalah kesehatan pada unggas yang sering kali dikhawatirkan

muncul adalah gout, akibat terbentuknya asam urat. Asam urat adalah hasil

metabolisme nitrogen di hati dan dikeluarkan melalui ginjal. Asam urat itu sendiri

tidak beracun atau berbahaya tetapi membentuk kristal yang dapat merusak

jaringan tubuh. Terbentuknya kristal asam urat adalah hasil dari ketidakmampuan

ginjal untuk menghilangkan produk-produk limbah hasil metabolisme nitrogen

tersebut dari darah.  Asam urat yang tidak  dihilangkan dari aliran darah, akan

mulai mengkristal dan mengumpul di berbagai tempat di tubuh unggas. Gout

dapat mempengaruhi unggas dalam dua cara yang berbeda, pembengkakan

internal dan inflamasi pada kaki dan sayap Akumulasi pada sendi dan jaringan

sekitarnya, biasanya di kaki dan sayap, adalah artikular gout. Hal ini dianggap

sebagai bentuk gout kronis dan muncul sebagai pembengkakan pada sendi dan

dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mengatur keseimbangan.

Apa saja jenis gout dan apa yang terjadi?

1. Visceral gout: Sebuah kondisi di mana asam urat putih atau deposit kristal

urat dilihat pada soft tissues di berbagai organ tubuh.

Page 47: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

2. Artikularis gout: Kondisi di mana deposit kristal urat yang terlihat pada

sendi.

Visceral gout:

Banyak nama telah digunakan untuk menggambarkan viseral gout seperti

acute toxic nephritis, renal gout, batu ginjal, nutritional gout, nefrosis dan

nefropati anak ayam yang biasanya ditandai dengan kapur putih yang melapisi

berbagai permukaan organ perut serta jantung. Pada ginjal terjadi pembengkakan

dan berisi urat. Asam urat darah naik hingga 44 mg dari normal 5,7 mg / 100 ml.

Demikian pula kristal urat terlihat dalam tubulus dengan pengumpulan pada

ureter, cabang ureter dan saluran pengumpul mengakibatkan kerusakan tubulus

primer atau tekanan balik disertai obstruksi ureter dan cabang-cabangnya. Ginjal

merupakan organ yang sangat vital. Ketika fungsi ginjal berhenti, asam urat yang

biasanya diekskresikan oleh ginjal dalam urin, akan terdeposit di berbagai tempat

mengikuti peredaran darah. Seekor unggas tanpa fungsi ginjal mungkin akan mati

dalam waktu 36 jam.

Secara tepat, penyebab viseral gout tidak jelas tetapi tampaknya ada

berbagai faktor yang dapat menyebabkan predisposisi. Hal ini sering dikaitkan

dengan diet tinggi protein dan kalsium, Vitamin D3 hypervitaminosis, tingkat

kekurangan Vitamin A dan bahkan kurangnya pasokan air yang cukup. Faktor-

faktor lain seperti racun, virus, bakteri, infeksi lain atau gangguan metabolisme

dan stres dapat mengganggu fungsi ginjal dan endapan masalah. Tingkat protein

yang tinggi biasanya dikaitkan dengan visceral gout, tetapi tidak ada bukti bahwa

ginjal sehat akan dirugikan oleh protein yang berlebihan. Namun, unggas-unggas

peliharaan sering dihadapkan pada berbagai racun (seperti pengawet / bahan kimia

dalam pakan atau air minum unggas komersial dan racun di lingkungan) serta

patogen yang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal hewan peliharaan. Pada

saat itu tingkat protein dapat menjadi potensi bahaya.

Penyebab visceral gout sebagian besar adalah infeksius, gizi atau racun.

Kerusakan ginjal dapat timbul dari infeksi Bronchitis strain tertentu, Avian

Nephritis virus, paparan terhadap beberapa mycotoxin atau asupan air yang tidak

Page 48: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

cukup. Baby Chick nefropati dapat disebabkan kesesuaian dalam kondisi

penyimpanan telur, kehilangan air yang berlebihan selama penyimpanan,

inkubasi, chick holding atau chick transport. Bahkan kelembaban rendah selama 3

hari kehidupan pertama anak ayam atau asupan air yang tidak memadai selama

beberapa hari kehidupan pertama dapat mendukung kondisi gout bersama dengan

faktor lainnya.

Pakan tinggi kalsium dengan kandungan fosfor rendah menghasilkan

presipitasi kristal sodiumurate kalsium. Selain penggunaan Natrium bikarbonat

atau Natrium yang berlebihan, vitamin A rendah, protein tinggi (30%) dan

kekurangan air akan mengarah pada konsentrasi asam urat dan mineral lainnya di

dalam darah dan kemudian dalam ginjal. Kandungan logam berat dalam air

menjadi beban tambahan pada ginjal.

Mycotoxins, ocharatoxins dan oosporin, antibiotik yang diekskresikan

melalui ginjal seperti sulpha drugs, Gentamycin dan Nitrofurans menyebabkan

kerusakan ginjal. Efek residual toksik dalam beberapa desinfektan seperti Fenil,

derivat kresol juga dilaporkan.

Visceral gout paling sering dilihat selama nekropsi dan sulit untuk

mendiagnosis dalam spesimen hidup. Tanda-tanda yang paling sering terlihat pada

penyakit ini adalah kematian mendadak. Gejala, jika ada, tidak jelas dan non-

spesifik dan dapat termasuk depresi, kelesuan anoreksia, kerontokan bulu atau

perubahan perilaku lainnya. Pemeriksaan gejala definitif dilakukan dengan

pemantauan kadar asam urat secara rutin. Jika kadarnya menjadi tinggi, prosedur

endoskopik dapat dilakukan untuk mendiagnosis gout.

Jika didiagnosis pada spesimen hidup akan sulit, kalau bukan mustahil,

perawatan dan prognosis juga buruk. Visceral gout tidak dapat “disembuhkan”

tetapi langkah-langkah tertentu dapat dilakukan untuk mencegah terbentuknya

asam urat lebih lanjut. Perawatan lain dapat termasuk diet berat pada sayur-

sayuran, buah-buahan, Vitamin A dan rendah protein. Ada beberapa obat seperti

Allupurinol, yang dapat menurunkan kadar asam urat dan telah digunakan pada

Page 49: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

unggas dengan hasil bervariasi. Ada juga beberapa perawatan homeopathic yang

mungkin terbukti bermanfaat dalam mengelola gangguan ini.

Tingkat protein yang tinggi telah dikaitkan dengan viseral gout tidak ada

bukti bahwa ginjal sehat dalam unggas akan terkena dampak buruk akibat protein

yang berlebih. Namun, unggas-unggas peliharaan sering dihadapkan pada

berbagai racun (seperti pengawet / bahan kimia dalam makanan atau air minum

unggas komersial dan racun di lingkungan) serta patogen yang dapat

menyebabkan kerusakan pada ginjal hewan peliharaan. Pada saat itu tingkat

protein dapat menjadi potensi bahaya.

Visceral gout telah muncul dalam berbagai jenis unggas. Hal ini umum

ditemukan pada peternakan ayam petelur dan sulit mendiagnosis pada ayam di

dalam kandang. Sering kali ayam-ayam yang terkena tidak menunjukkan gejala

dan terlihat normal sampai mereka dekat dengan kematian. Penelitian

menunjukkan bahwa infeksi seperti bronkitis virus, faktor nutrisi seperti tingginya

kalsium dalam makanan, dan adanya racun, dapat menjadi penyebab viseral gout

pada ternak unggas tersebut.

Tidak seperti penyakit unggas lainnya, viseral gout tidak hanya ditemukan

pada unggas domestik. Penelitian yang dilakukan oleh Peregrine Fund

menunjukkan bahwa viseral gout sering ditemukan selama nekropsi burung-

burung Asia yang telah mati. Gout tidak mungkin hasil dari dehidrasi karena air

minum tersedia sepanjang tahun secara konsisten. Berbagai patogen yang

dikaitkan dengan viseral gout tidak spesifik ditemukan di dalam kultur jaringan.

Demikian pula, makanan atau mangsa yang berpotensi mengekspos ke sejumlah

elemen berbahaya, tidak ditemukan dalam histopatologi.

Meskipun visceral gout sulit untuk dideteksi dan pengobatan sulit sekali

dilakukan, pemantauan kadar asam urat dapat menjadi metode yang berguna

untuk mendeteksi dan mengelola unggas terhadap gangguan ini. Cek up rutin,

ketersediaan air tawar bersih dan diet seimbang yang baik adalah faktor-faktor

yang dapat membantu menjaga unggas bebas dari penyakit ini.

Articular gout:

Page 50: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Kondisi ini jarang terlihat dan biasanya kronis. Ginjal umumnya normal

dan mungkin menjadi abnormal dengan deposito urat putih jika unggas

mengalami dehidrasi. Penyebab utama adalah genetik, diet protein tinggi dll

Tanda:1.Depresi; 2.Rendah asupan pakan dan pertumbuhan; 3.Dehidrasi

4.Bulu rontok; 5.Kelembaban; 6. Pemeriksaan post mortem menunjukkan lesio

tidak teratur dan pembesaran ginjal dipenuhi deposisi kristal urat putih dan

seluruh organ lain seperti jantung, di bawah kulit dll.

Perbedaan antara Visceral Gout dan Articular Gout di Unggas

Visceral gout Articular gout

Onset: Biasanya merupakan kondisi

akut tetapi dapat kronis

Biasanya merupakan

penyakit kronis

Frekuensi: Sangat umum Jarang atau sporadis

Umur: 1 hari keatas 4-5 bulan ke atas

Ayam yang belum dewasa

rentan secara genetis dapat

dirangsang oleh tingginya

tingkat protein dalam pakan.

Kelamin: Jantan dan betina Jantan

GROSS LESIONS GROSS lesi

Ginjal Ginjal hampir selalu terlibat

dan terlihat sangat abnormal

Ginjal terlihat normal

Page 51: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

dengan endapan putih Ginjal mungkin menjadi

abnormal dengan deposito

urat putih jika unggas

mengalami dehidrasi

Soft Tissues Organ-organ visceral seperti

hati, miokardium, limpa atau

serosal permukaan seperti

pleura, perikardium, kantung

udara, mesenterium, dll

umumnya terlibat

Soft tissues selain synovium

jarang terlibat

Comb, wattles, dan trachea

juga bisa terlibat

Sendi Soft tissues di sekitar sendi

mungkin terlibat atau tidak

terlibat Permukaan otot,

kantong sinovial tendon dan

sendi terlibat dalam kasus

yang parah

Soft tissues di sekitar sendi

selalu terlibat, terutama kaki

Sendi lain dari kaki, sayap,

tulang belakang, dan paruh

juga sering terlibat

Microscopic

lesions

Umumnya tidak ada reaksi

inflamasi pada permukaan

synovium atau permukaan

visceral

Ginjal memiliki reaksi

inflamasi sekitar tophus

Granulomatosa meradang di

synovium dan jaringan lain

Pathogenesis Umumnya disebabkan oleh

kegagalan ekskresi urat

Mungkin disebabkan oleh

cacat metabolik dalam

Page 52: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

(gagal ginjal) sekresi urat oleh tubulus

ginjal

Penyebab 1. Dehidrasi

2.Nephrotoxicity: kalsium,

mycotoxins, (ochratoxins,

oosporein, aflatoxins, dll),

beberapa antibiotik, logam

berat (timbal), ethylene

glycol, ethoxyquin dll

3.Agen infeksius:

nephrotropic IBV dan nefritis

avian virus (ayam),

polyomavirus PMV-1

(merpati), Salmonella sp.,

Yersinia sp., Chlamydia

psittaci, Eimeria truncata,

microsporidia, cryptosporidia,

Aspergilus sp.,dll

4. Kekurangan vitamin A

5.Urolithiasis

6. Neoplasia (limfoma, tumor

ginjal primer)

7. Immune mediated

glomerulonephritis

8.  Anomali

a.Genetika

b.Protein tinggi dalam

pakan

Page 53: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Ref: Shivaprasad, HL An overview of anatomy, physiology and pathology of

urinary system in birds, AAV Proceedings, pp. 201-205, 1998

Perawatan tradisional :

Ketersediaan pasokan air bersih yang cukup

Aloe Detox (misalnya: ” Lily of the Desert Aloe Detoxifying Formula “)

telah menunjukkan beberapa manfaat bagi penderita asam urat – salah satu

cara untuk mendapatkan unggas-unggas untuk minum itu adalah dengan

menetes di pakan lunak favorit mereka. Penambahan ke dalam air minum

tidak efektif karena mereka mungkin tidak menyukai rasanya.

Gel segar dari daun lidah buaya (Aloe Vera) lebih menguntungkan

daripada gel Aloe Vera yang dibeli secara komersial. daun lidah buaya

dipotong kecil-kecil dan diberikan sebagai campuran pakan pada unggas

setiap hari. Tanaman ini mudah tumbuh di sebagian besar wilayah. Namun

harus tumbuh secara organis – tanpa menggunakan pupuk kimia, pestisida

atau herbisida.

CATATAN: Meskipun lidah buaya sangat membantu bagi banyak unggas,

beberapa unggas langka mungkin memiliki reaksi terhadap lidah buaya. Cara

pengetesan dilakukan dengan menyemprotkan lidah buaya padajari kemudian

disentuhkan pada kaki unggas. Biarkan selama 24 jam dan lihat apakah suatu

reaksi terjadi

Obat Allopathic seperti Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat

dan telah digunakan pada unggas dengan hasil bervariasi.

Dukungan Nutrisi:

Page 54: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

o Ketersediaan pakan yang kaya akan sayuran organik, sayuran,

buah-buahan dan Vitamin A dan rendah protein.

o Jelatang Teh (Nettle Tea) meningkatkan ekskresi asam urat dari

tubuh dan banyak digunakan  untuk mengobati penderita encok

sendi. Jelatang akan bekerja baik sebagai teh atau tingtur. Teh

bagus untuk kasus-kasus ringan, tetapi biasanya tingtur

direkomendasikan dalam kasus gout yang lebih parah.

o Devil’s Claw adalah anti inflamasi alami yang juga mengurangi

nyeri. Ini juga memfasilitasi eliminasi asam urat dari tubuh.

o Bromelain dan Quercetin paling efektif bila digunakan bersama-

sama. Quercetin merupakan anti peradangan dan dapat mengurangi

produksi asam urat. Ini terdapat secara alami dalam apel, jeruk,

semangka, elderberry dan sayuran berdaun hijau, serta teh hitam,

teh hijau dan elderberry jus. Bromelain adalah anti-inflamasi lain

yang ditemukan dalam nanas.

Salad Herbal memiliki beberapa bahan herbalyang  membantu dalam proses

pemulihan sebagai antivirus, antibakteri, anti jamur serta racun dan organ-sifat

mendukung, dan itu biasanya mudah diterima oleh unggas.

Pencegahan, Kontrol, dan Treatment

1. Pada tingkat penetasan mencoba untuk meminimalisasi dehidrasi pada

semua tahap termasuk chick holding and transport dll. Cobalah untuk

memulai kehidupan anak ayam selama sehari dalam cuaca dingin ketika

suhu sudah ideal.

2. Pastikan bahwa anak-anak ayam bebas dan cukup mendapatkan akses

terhadap air minum. Menjaga suhu air pada suhu kamar. Menyesuaikan

ketinggian tempat minum. Menjaga temperatur pada tingkat paling rendah

Page 55: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

selama kedatangan anak ayam dan setidaknya 10 hari pertama. Cobalah

untuk mempertahankan kelembaban 60% plus atau 70% pada 3 hari

pertama kehidupan anak ayam. Biarkan anak ayam untuk minum air

selama 1 atau 2 jam dan kemudian hanya menawarkan pakan pre-starter.

3. Pastikan tingkat kadar kalsium dan fosfor dalam pakan. Gunakan pengikat

toksin dan tonik hati untuk menjaga tingkat minimum racun fungi dalam

pakan. Hindari pemberian tingkat protein dalam pakan melebihi yang

disarankan.

4. Gunakan Natrium bikarbonat dalam pakan selama suhu tinggipada tingkat

yang dianjurkan.

5. Review program vaksin infeksius Bronchitis di Breeder dan peternakan

ayam pedaging. Vaksin semprot pada tingkat penetasan akan efektif dalam

kondisi lapangan. Penggunaan antivirus bermanfaat sampai batas tertentu.

6. Gunakan amonium-sulfat 5 gram / kg atau Amonium klorida 10 gram / Kg

pada pakan. Wet dropping mungkin merupakan efek samping dari

penggunaan Amonium klorida tetapi tidak benar dengan Amonium sulfat.

Penggunaan Kalium Klorida 0,5 gram sampai 1 gram per liter air juga

dapat digunakan. Pemberian Methionine dalam pakan juga bermanfaat

sampai batas tertentu. Penggunaan preparat obat diuretik seperti Lasix,

Zyloric juga dapat digunakan. Air kelapa juga merupakan diuretik baik.

7. Ketika tanda gout telah terlihat, kurangi beban pada ginjal dengan

mengurangi asupan protein sehari-hari baik dengan mengurangi jumlah

pakan atau menggunakan jagung digiling diperkaya dengan vitamin dan

garam pada tingkat yang benar selama 24 sampai 48 jam bersama dengan

penggunaan Amonium Amonium sulfat atau klorida atau Kalium klorida

pada tingkat yang benar.

Page 56: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

8. Penggunaan obat-obatan seperti Homeopathic Barbaris valgaris 200 x ini

juga bermanfaat selama infeksi.

D. Bubul

Bubul adalah suatu infeksi yang bersifat nekrotik atau bernanah yang

biasanya menyerang persendian jari kaki dan telapak kaki. Bubul atau dengan

nama lain Gumblefoot dapat terjadi pada satu atau kedua kakinya. Penyakit bubul

dapat hanya menyerang beberapa ayam saja dalam satu kandang tetapi dapat juga

menyerang pada banyak ayam dalam suatu kandang

Koleksi . Akoso,BT.(1993) Telapak dan jari kaki ayam yang menderitan bubulen

E. Kanibalisme (Mematuk Bulu)

Kanibalisme merupakan masalah perilaku yang komplek pada ayam.

Kejadian sedikit tetapi mematikan bagi ayam yang diserang. Faktor penyebab

antara lain: terlalu padat, pencahayaan dengan intesitas terlalu kuat atau

bervariasi, temperatur tinggi, defisiensi nutrisi, bentuk pakan. Gejala: Pada ayam

muda mematuk kaki dan dubur, pada ayam dewasa kadang mematuk kepala,

muka dan sayap. Setelah ayam mati akan kelihatan anemia (kurang darah) dan

luka akibat patukan.

Pengobatan: untuk luka ayam dapat diobati dengan pemberian antiseptic

(Yodium) dan antibiotic untuk menghindari infeksi lainnya. Pemberian

multivitamin dan asam amino memberikan hasil yang baik pada beberapa

keadaan. Pemotongan paruh juga disarakankan untuk beberapa ayam yang

kanibal.

Pencegahan: Mengatur kepadatan dan temperature yang sesuai, memberi

Page 57: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

cahaya dengan intenitas rendah, dan mengontrol parasit. Nutrisi pakan harus

sesuai dengan kebutuhan ayam.

Ayam memiliki tatanan sosial, juga dikenal sebagai “urutan kekuasaan”,

dengan rantai alami komando. Mematuki ringan dan rewel saling normal dalam

membangun urutan ini. Tapi apa yang terjadi ketika Anda menemukan ayam

Anda mematuk satu sama lain untuk titik cedera? Bulu mematuk, atau

kanibalisme, bisa terjadi dalam kawanan apapun. Mengidentifikasi penyebab akan

membantu menghilangkan masalah.

PENYEBAB

Apakah kandang Anda terlalu kecil?

Faktor lingkungan dapat menyebabkan mematuk. Lihatlah di daerah kandang

Anda dan tanyakan pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan ini.

Apakah ada ventilasi yang memadai? Jika ayam yang disimpan di dalam

ruangan sangat penting untuk memastikan daerah tersebut adalah draf bebas,

namun ventilasi untuk memungkinkan udara segar mengalir melalui.

Apakah ada cukup makanan dan air? Ayam harus disediakan dengan

segar, pakan pilihan bebas dan air bersih setiap saat. Jika Anda ayam berebut

untuk menyelesaikan setiap sebagai sebagai sepotong segera setelah Anda

meletakkannya, mereka tidak mendapatkan cukup makanan.

Adalah daerah yang terlalu panas atau terlalu dingin? Suhu ekstrim tidak

hanya menyebabkan stres, tetapi bisa mematikan.

Apakah kandang atau kandang penuh sesak? Ini adalah penyebab utama

mematuk dan kanibalisme. Mungkin Anda perlu kandang burung mereka

diperluas, dan membutuhkan lebih banyak kotak bersarang.

Seberapa terang adalah daerah? Ayam suka cahaya menyebar atau redup

di dalam area bersarang mereka. Jika luas bersarang terlalu terang benderang, baik

secara alami atau buatan, dapat memberikan kontribusi terhadap stres.

Page 58: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Bagaimana rumah tangga Anda? Apakah kandang atau kandang

dibersihkan sering? Kondisi kotor stres dan kondusif untuk penyakit unggas dan

parasit.

PENCEGAHAN / SOLUSI

Memberikan pakan segar pilihan bebas.

Pastikan burung Anda memiliki banyak air bersih.

Gunakan kain teduh untuk menutup jendela di dalam area kandang.

Cobalah mengganti lampu terang dengan watt rendah atau lampu berwarna merah

jika menggunakan pencahayaan buatan di dalam ruangan. Lampu putih telah

diketahui menyebabkan memetik.

Memperbesar kandang atau kandang.

Sediakan kotak sarang tambahan.

Hindari memperkenalkan burung baru ke kawanan didirikan.

Pertimbangkan pemangkasan paruh ayam Anda ‘, juga disebut debeaking.

Menjaga ayam Anda ‘rumah yang bersih.

DEBEAKING

Debeaking digunakan sebagai tindakan pencegahan, dan untuk mengontrol

perilaku mematuk didirikan pada ternak besar dan kecil. Beberapa pemilik

kawanan memilih untuk kepala masalah sebelum mereka dapat mulai dengan

debeaking setiap ayam, sementara yang lain memilih untuk mengidentifikasi

pengganggu dan debeak mereka secara individu. Pilihan Anda. Ketika burung

adalah debeaked, hanya sekitar sepertiga dari paruh atas adalah dipangkas off.

Jangan memangkas paruh yang lebih rendah. Debeakers dapat dibeli melalui toko

pasokan lokal Anda pertanian, atau pada katalog unggas pasokan perusahaan.

PENGOBATAN

Page 59: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Beberapa unggas mungkin memerlukan pengobatan untuk luka yang

diderita dari mematuk. Luka dapat diobati dengan obat anti-memilih produk. Ini

tersedia di toko peralatan pertanian dan perusahaan unggas pasokan.

Yodium, anti-mikroba dan kuman. Tebal hitam / coklat dan berminyak.

Smear ini atas daerah yang terkena.

Semprotan obat herbal. Herbal digunakan untuk mencegah mengambil

dengan menggunakan rasa pahit. Semprotkan pada tiap-tiap burung yang

diperlukan untuk pencegahan.

Luka dressing

Dressing luka yang tersedia untuk mengobati luka memetik serta luka kulit

lainnya dan kondisi seperti kurap. Sebagian besar datang dalam bentuk semprot.

Bonus tambahan: persiapan ini memiliki rasa pahit sehingga mencegah mematuk

tambahan.

Potong paruh burung yang agresif, atau memangkas seluruh kawanan.

Hapus unggas yang sakit atau terluka parah segera baik untuk pengobatan atau

eutanasia.

C) Rangkuman

Penyakit gangguan nutrisi, defisiensi oleh gangguan nutrisi seperti

defisiensi terhadap beberapa vitamin pada umumnya banyak terjadi pada ternak

uggas dan jarang terjadi pada ternak ruminansia. Antara lain: 1. Defisiensi

Vitamin A; 2. Defisiensi Vitamin B1; 3. Defisiensi Vitamin B2; 4. Defisiensi

Vitamin E; 5. Perosis; 6. Rakhitis (Rickets); 7. Defisiensi Biotin

Penyakit yang disebabkan oleh racun dan faktor lain antara lain: 1.

Aflatoksikosis; 2. Botulisme; 3. Gout; 4. Bubul; 5. Kanibalisme (Mematuk Bulu).

D) Tugas

1. Buatlah resume tentang penyakit gangguan nutrisi dan penyakit yang

disebabkan oleh racun dan faktor lain!

Page 60: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

2. Carilah informasi mengenai penyakit yang pernah menjangkiti

peternakan unggas disekitar anda!

E) Tes Normatif

1. Apa perbedaan defisiensi Vit. A, B2 dan B1?

2. Sebutkan ciri-ciri penyakit Aflatoksikosis?

3. Bagaimana mencegah penyakit kanibalisme?

4. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh racun?

5. Sebutkan ciri-ciri rakhitis!

Kegiatan Belajar IV

Penyajian Data

A) Tujuan Kegiatan Pembelajaran IV

Setelah mempelajari uraian materi ini peserta didik diharapkan mampu:

1. Menjelaskan jenis-jenis antibioatik dan kemanjurannya.

2. Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan prinsip-prinsip pengobatan.

3. Mampu melakukan pengobatan terhadap unggas sakit.

B) Uraian Materi I

4.1 Jenis-jenis Antibiotik dan Kemanjurannya

Mengobati ternak, kita harus cermat dan tepat Dalam Pemilihan

Antimikrobial, Jenis-Jenis antibiotik, Unsur utama dalam keberhasilan

pengobatan Penyakit unggas adalah, ketepatan obat yang di berikan mengikuti apa

penyakit yang sedang di derita. Untuk artikel ini saya sengaja sharing kepada anda

semua, barangkali anda ada yang mau mengetahui nya.Perawatan di bawah ini

yang akan saya lampirkan, adalah pengobatan umum yang sudah di kenal di

seluruh dunia yang pastinya sama. Untuk sobat yang ingin mengobati ayam,

kenali dulu ayam tersebut kira2 mengidap penyakit apa. untuk me-ngobatinya

silahkan ikuti panduan di bawah ini.Panduan dibawah ini, tidak hanya untuk

broiler, melainkan semua jenis unggas boleh menggunakan-nya.

Page 61: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Untuk Penyakit Colisepticamia (Colibacillosis) sangat efektip bila di kasih

kombinasi obat seperti di bawah ini:

Quinolono (enrofloxacin, norfloxacin)

Trimethoprim sulphadiazine

Amoxicillin

Tetracycline/Doxycycline

Norfloxacin + TMP - Sulphadiazine

Flumequine + Doxycycline

Amoxicillin + Erithromycin

Tylosin + Tetracycline

Tylosin + Colistine

Tylosin + TMP + Sulphadiazine

Norfloxacin + Tetracycline/Doxycycline

penyakit chronic Respiratory Disease (CRD) atau Mycoplasmosis, sangat

efektip bila dikasih obat/antibiotik seperti di bawah ini:

Quinolono

Tylosin

Lincomycin-Spectinomycin

Tetracycline

Doxycyline

Tiamulin

Penyakit Cronic Respiratory Disease Complex (CCRD) sangat tepat bila di

kasih obat, atau antibiotik deperti di bawah ini:

Quinolono

Tetracycline

Doxycycline

Spectinomycin

Lincomycin-Spectinomicyn

Tylosin-TMP+sulphadiazine

Page 62: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Penyakit Fowl Cholera Sangat tepat bila di beri antibiotik seperti di bawah

ini:

Quinolono

Tylosin

Sulfamonomethoxine

Trimethoprim sulphadiazine

Amoxicilline

Spectinomycin

Streptomycin

Penyakit Stapylococcosis Gunakan antibiotik seperti di bawah ini:

Quinolono

Trimethhoprim sulphadiazine

Amoxycillin

Penicillin V

Tylosin

Lincomycin

Tetracline

Penyakit Infectious Coryza, sangat tepat bila di kasih antibiotik seperti di

bawah Ini:

Quinolono

Trimethhoprim sulphadiazine

Shulfamonomethoxine

Spectinomycin

Penyakit Yolk sac Infection (infeksi pada kuning telur) sebaiknya sangat

tepat bila menggunaka antibiotik seperti di bawah ini :

Quinolono

Trimethhoprim sulphadiazine

Amoxycillin

Page 63: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Tetracycline

Penyakit bacteria Enteritis Sangat tepat bila di kasih antibiotik seperti di

bawah ini:

Trimethhoprim sulphadiazine

Amoxycillin

Penicillin V

Tetracycline

Neomycin

Colistine Sulphate

Penyakit Necrotic Enteritis, Sebaiknya Gunakan anti biotik Seperti Di

bawah Ini:

Amoxycillin

Penicillin V

Tylosin

LIncomycin

Bacitracin

Penyakit Salmonellosis (salmonela) Sebaiknya gunakan obat/antibiotik

seperti di bawah ini:

Quinolono

Trimethroprim Sulphadiazine

AMoxicillin

Tetracycline

Neomycin

Penyakit Infectious Synovitis Sebaiknya gunakan antibiotik seperti di bawah

ini Untuk Mengobatinya:

Tetracycline

Macrolide (Tylosin, Erythromycin, Spiramycin, Tilmicosin)

Quinolono

Penyakit Coccidiosis / Koksi, Sebaiknya gunakan antibiotik seperti di bawah

ini:

Page 64: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Amprolium

Sulphaquinoxaline, Sulfamonomethoxine, Sulfachlorpyrazine

Toltrazuril

Penyakit Leucocytozoonosis sebaiknya gunakan anti biotik seperti di bawah

ini :

Sulfamonomethocxine + trimethoprim

Penyakit ascariasis, Sebaiknya gunakan obat-antibiotik seperti di bawah ini:

Piperazine

Bendazole

Levamisole

Flubendazole

Mebendazole

Demikian panduan diatas, semoga bisa bermanfaat, dan sekaligus bisa

membantu anda yang sedang membutuhkan, Untuk Informasi peternak yang

berada di negara brunei darussalam, seperti saya ini, bahwa negara brunei tidak

membenarkan menggunakan antibiotik-antibiotik seperti norfloxacin,

enrofloxacin, Flumequine.

Dan mengikut urutan penyakit yang sering menyerang sebuah peternakan,

mau peternakan kecil atau besar:

Escherichia Coli 63%

Staphylococcus aureus 10%

Sreptococcus spp. 9.1%

Staphylococcus epidermidis 8%

Pasteurela spp 6%

Pseudomonas aeroginosa 4%

ESCHERICHIA COLI:

ESCHERUCHIA coli adalah sebuah penyakit jenis BAKTERIA, penyakit ini

Page 65: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

sangat penting untuk di ketahui. karena serangan-nya sangat serius jika terjadi di

sebuah peternakan apabila di kategorikan, EsCherichia Coli atau yang sering di

singkat E.coli, adalah 63% sering terjadi di peternakan.

salah satunya adalah dari penyebab jangkitan kantung yolka, enteritis, perikardis

(pundi jantung) paru-paru dan pundi udara, oviduktus (salpingitis) toksimea dan

lain-lain.

E.coli adalah bakteri yang utamanya: dalam penyakit pernafasan chronik yang

menyerang dengan cara komplikasi (CCRD).

Penyakit ini bisa di rawat dengan berbagai antibiotik yang sangat sering

digunakan dan memang di akui oleh semua orang di dunia poultry farm.

Obat atau antibiotik Untuk Penyakit Jenis Escherichia Coli , E.coli:

Obat atau antibiotik di bawah ini, saya kategorikan mengikuti keberkesanan-nya

terhadap penyakit E.coli ini.

OBATNYA ADALAH seperti di bawah ini.

Nama obat (antibiotik) Keberkesanan Obat terhadap jenis Penyakit %

Polimyxin B keberkesanannya 90%

Gentamicin keberkesanannya 80%

Colistin Keberkesanannya 66%

Minocycline Keberkesanannya 65%

Norfloxacin keberkesanannya 60%

Chloramphenicol Keberkesanannya 36%

Kanamycin Keberkesanannya 29%

Streptomicyn Keberkesanannya 18%

Trimethoprim + sulfa Keberkesanannya 13%

Ampicillin Keberkesanannya 12%

Page 66: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

Tetracycline Keberkesanannya 11%

Enthromycin Keberkesanannya 6%

Nah kita bisa melihat urutan keberkesanan di atas, maka Sesuaikan lah dengan

kemampuan anda, jangan sekiranya membeli obat tidak sesuai dengan jenis

penyakit yang sedang menyerang ayam anda. oleh karena itu, semoga tulisan

ringkas dan sederhana ini bisa membantu untuk anda yang sedang membutuhkan

informasi pengobatan dan peternakan ayam.

Page 67: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

4. 2 Mencermati Prinsip Pengobatan

Pemberian obat pada ayam yang terserang penyakit adakalanya

memberikan hasil yang kurang memuaskan. Meskipun kita telah merasa yakin

bahwa jenis obat yang kita berikan sesuai dengan penyakit yang menyerang. Tidak

menutup kemungkinan juga, kita berasumsi bahwa kualitas obat yang diberikan

tidak baik.

Penarikan kesimpulan mengenai kegagalan pengobatan hendaknya telah

melewati serangkaian evaluasi dan analisis mengenai teknik maupun aplikasi

pengobatan yang telah dilakukan. Mengingat, cara pemberian obat ini mempunyai

andil yang besar terhadap efektivitas pengobatan. Obat dengan kualitas yang bagus

tidak akan bisa bekerja secara optimal jika ada kesalahan pada teknik aplikasinya.

Akibatnya sasarannya tidak tepat atau cara kerja obat tidak optimal sehingga

penyakit tidak bisa diatasi. Ada hal yang perlu kita ketahui, cara pemberian obat

sangat berpengaruh pada stabilitas obat, kadar obat yang diserap tubuh, kecepatan

menghasilkan efek dan lama pengobatan yang notabene menjadi faktor penting

yang diperlukan oleh obat untuk melepaskan khasiatnya.

Keberhasilan pengobatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karenanya

pengobatan lebih cocok disebut sebagai seni daripada teknik pengobatan.

Prinsip Pengobatan

Prinsip pengobatan menjadi parameter yang harus diketahui dan dipahami

saat kita melakukan pengobatan. Penerapan salah satu prinsip pengobatan ini yang

kurang sesuai akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan pengobatan, tidak

menutup kemungkinan akan mengakibatkan kegagalan pengobatan. Jenis obat

yang sesuai dengan penyakit, obat mampu mencapai lokasi kerja atau organ sakit,

obat tersedia dalam kadar yang cukup dan obat berada dalam waktu yang cukup

menjadi 4 prinsip pengobatan.

Obat sesuai dengan jenis penyakit yang menyerang

Setiap obat mempunyai efek yang berbeda dan spesifik terhadap setiap

penyakit. Pemilihan obat yang tepat menjadi tahapan pertama yang

Page 68: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

menentukan keberhasilan pengobatan. Bagaimanapun baiknya cara pemberian

obat, tetapi bila kita salah dalam memilih jenis obat, maka bukan suatu

keniscayaan efek pengobatan tidak akan optimal.

Pemilihan obat untuk mengatasi CRD harus disesuaikan dengan sifat

Mycoplasma gallisepticum yang tidak memiliki dinding sel.

Tidak semua obat dapat digunakan untuk mengatasi serangan CRD.

Contohnya pemberian ampisilin atau amoksilin tidak dapat mengatasi

serangan CRD. Hal ini disebabkan bakteri CRD, Mycoplasma gallisepticum

tidak mempunyai dinding sel yang berperan sebagai reseptor ampisilin.

Sebaliknya, obat yang cocok untuk mengobati penyakit CRD ialah doksisiklin

yang memiliki kemampuan menghambat sintesis protein pada reseptor yang

terdapat pada M. gallisepticum (ribosom 30S).

Obat mampu mencapai lokasi kerja atau organ sakit

Obat yang diberikan harus mampu mencapai target organ, lokasi kerja

atau organ sakit sehingga obat bisa berkerja secara tepat dan optimal.

Pemilihan rute pengobatan menjadi hal yang penting untuk memastikan obat

dapat mencapai organ atau lokasi kerja yang diinginkan. Untuk mengobati

penyakit infeksi pernapasan yang parah dengan efek pengobatan yang segera

maka rute parenteral, secara suntikan atau injeksi menjadi pilihan utama.

Namun bila tidak tersedia sediaan parenteral maka sediaan oral melalui cekok

atau air minum dengan kandungan obat yang memiliki efek sistemik dapat

menjadi alternatif pilihan, seperti obat dari golongan fluoroquinolon atau

Page 69: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

penisilin.

 

Aplikasi obat hendaknya dilakukan secara tepat agar bisa mencapai target

organ

Melalui pemilihan dan pengaplikasian rute pengobatan yang benar akan

meminimalisasi kemungkinan obat rusak maupun tereliminasi dari tubuh

ayam sebelum mencapai organ target.

Obat tersedia dalam kadar yang cukup

Obat akan menghasilkan efek pengobatan yang optimal saat konsentrasi

atau kadarnya di dalam tubuh ayam mencapai kadar minimum atau Minimum

Inhibitory Concentration (MIC). Sebelum obat mencapai kadar MIC, obat

tidak akan bekerja menghasilkan efek pengobatan.

Kadar obat di dalam tubuh dipengaruhi oleh kondisi alamiah tubuh ayam

sendiri, dimana ayam mempunyai respon yang berbeda terhadap obat yang

dimasukkan ke dalam tubuhnya. “Nasib” obat di dalam tubuh ayam dapat

diketahui melalui uji farmakokinetik. Hasil uji farmakokinetik tersebut

digunakan oleh apoteker dan dokter hewan sebagai dasar penentuan dosis

sehingga obat dapat mencapai organ target dalam jumlah yang cukup melalui

rute pengobatan tertentu.

Obat berada dalam waktu yang cukup

Secara alami, kadar obat di dalam tubuh akan berkurang dalam jangka

waktu tertentu. Ada parameter penting yang berhubungan dengan kecepatan

eliminasi obat, yaitu waktu paruh.

Waktu paruh yang diberi simbol T1/2 merupakan waktu yang diperlukan

tubuh untuk mengeliminasi obat sebanyak 50% dari kadar semula. Obat

Page 70: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

dengan T1/2 pendek akan berada di dalam tubuh lebih singkat dibanding

dengan yang mempunyai T1/2 panjang. Pada aplikasinya, obat dengan T1/2

pendek perlu diberikan dengan interval waktu lebih pendek, misalnya

diberikan 2-3 kali sehari untuk mempertahankan kadar efektif di dalam darah.

Sulfadimethoxine dan sulfamonomethoxine merupakan antibiotik dengan T1/2

yang panjang sedangkan antibiotik lainnya seperti tetrasiklin, penisilin

memiliki T1/2 yang pendek.

Rute Pemberian Obat

Obat dapat diberikan pada ayam melalui 3 rute, yaitu oral (melalui saluran

pencernaan), parenteral/suntikan atau secara topikal (dioles). Pemilihan rute

pemberian obat ini disesuaikan dengan jenis obat yang digunakan, jenis penyakit

yang diobati, jumlah ayam, tingkat keparahan penyakit dan lama waktu obat

tersebut diberikan.

Oral

Rute pemberian obat secara oral dilakukan melalui mulut (saluran

pencernaan) baik secara cekok, campur ransum atau air minum. Contoh

sediaan obat yang diberikan secara oral ialah serbuk larut air atau campur

ransum, kaplet atau kapsul. Obat yang diberikan secara oral akan bekerja

dengan cara langsung membunuh agen penyakit di saluran pencernaan atau

diserap melalui usus untuk kemudian didistribusikan ke organ tubuh yang

terinfeksi.

1. Air minum

Berdasarkan pengamatan kami, pada peternakan unggas 95% obat

diberikan melalui oral, via air minum dan selebihnya, yaitu 5% obat

diberikan secara parenteral atau suntikan (Technical Service Medion,

2006). Hal ini karena aplikasi obat via air minum relatif mudah, cepat dan

bisa diberikan secara masal (jumlah banyak).

 

Page 71: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

 

Agar pencampuran obat melalui air minum mampu memberikan efek

pengobatan yang optimal perlu sekiranya kita memperhatikan beberapa

hal berikut :

1. Air sadah dan adanya kandungan logam berat seperti besi, dapat

mengurangi efektivitas antibiotik golongan fluorokinolon dan tetrasiklin

2. Derajat keasaman (pH) terlalu ekstrem (pH < 6 atau pH > 8). Obat sulfa

akan mengendap bila dilarutkan ke dalam air dengan pH terlalu rendah (pH

< 5)

3. Sinar matahari langsung dapat mengurangi stabilitas obat di dalam larutan.

Oleh karena itu larutan obat hendaknya dibuat segar dan diletakkan pada

tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung

4. Konsumsi air minum setiap ayam berbeda-beda sehingga jumlah obat yang

masuk ke dalam tubuh setiap ayam tidak sama. Hal ini dapat diminimalisasi

dengan penyediaan tempat air minum yang sesuai dengan jumlah ayam

Sebuah percobaan telah kami lakukan untuk melihat efek konsumsi

air minum yang berfluktuasi. Trial dilakukan pada ayam petelur umur 22

minggu yang diberi obat enrofloksasin 50 mg/l (10 mg/kg berat badan)

selama 5 hari berturut-turut. Akibat konsumsi air minum yang

berfluktuasi antara 190 - 255 ml/hari maka dosis obat yang masuk ke

Page 72: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

dalam tubuh ayam berkisar 9-13 mg/kg berat badan. Oleh karena itu,

sudah selayaknya kita selalu mengevaluasi water intake selama proses

pengobatan. Pastikan air minum yang dicampur obat habis dikonsumsi

ayam, jika tidak maka pada hari berikutnya kurangi jumlah air minum

yang digunakan untuk melarutkan obat (note : tanpa mengurangi jumlah

obat yang harus dilarutkan).

Praktek pemberian obat melalui air minum seringkali berbeda-beda

antar peternak. Idealnya obat diberikan selama 24 jam atau minimal 12

jam dengan maksimal obat dikonsumsi habis selama 4-6 jam setelah obat

dilarutkan. Contoh pola pemberian obat yang ideal yaitu 2 kali sehari,

pelarutan obat ke-1 untuk dikonsumsi pagi-siang hari (misalnya pukul

07:00-12:00) dan pelarutan obat ke-2 untuk dikonsumsi siang-malam hari

(misalnya 12:00-17:00) sedangkan pada malam-pagi diberi air minum

biasa.

Grafik 3 menunjukkan hasil trial pemberian obat yang dilakukan 2

kali sehari dengan menggunakan dosis berat badan maupun air minum,

yaitu pukul 07:00-12:00 WIB dan 12:00-16:00 WIB selanjutnya diberi air

minum biasa. Pemberian obat baik berdasarkan dosis berat badan maupun

air minum memberikan efek pengobatan yang relatif sama, yaitu pada

hari ke-5 pengobatan ayam sembuh dari sakit. Hal yang perlu diingat jika

kita menggunakan dosis berdasarkan air minum ialah jumlah air minum

Page 73: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

yang digunakan untuk menghitung kebutuhan obat merupakan konsumsi

air minum ayam selama 24 jam bukan konsumsi air minum ayam saat

pemberian obat. Atau lebih amannya bisa memakai dosis berat badan,

dimana tidak tergantung dengan jumlah konsumsi air minum. Caranya

dengan mengubah dosis berdasarkan air minum yang tertulis di etiket atau

leaflet, misalnya 1 g per 2 l air minum menjadi 1 g per 10 kg berat badan

(dengan rumus konversi 2 l air minum dikonsumsi oleh 10 kg ayam).

Pemberian antibiotik melalui air minum sebaiknya tidak dilakukan

dalam 1 x pemberian dalam waktu yang terlalu singkat (misalnya selama

2 jam), terlebih lagi untuk obat yang mempunyai T1/2 pendek, contohnya

ampisilin. Alasannya kadar obat tersebut di dalam darah akan cepat turun

setelah pemberian selama 2 jam dan gagal mencapai konsentrasi minimal

(MIC) sehingga obat tidak bekerja optimal. Vitamin A setelah dilarutkan

di dalam air minum dapat berkurang kadarnya sebanyak 50% dalam

waktu 6 jam. Oleh karenanya perlu penanganan sedemikian rupa

(misalnya vitamin diberikan selama 2 jam) agar vitamin tidak rusak

selama pemberian.

Jumlah dan distribusi tempat minum yang berisi obat juga harus

diperhatikan. Jangan sampai ada ayam yang kesulitan atau tidak bisa

memperoleh obat dalam kadar yang cukup. Selain itu, atur waktu

Page 74: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

pelarutan obat, hendaknya tidak lebih dari 4-6 jam agar potensi obat

optimal.

2. Ransum

Pemberian obat melalui ransum relatif jarang dilakukan. Biasanya

obat yang diberikan melalui ransum merupakan obat yang tidak larut

dalam air minum, contohnya ialah Levamid yang diberikan melalui

ransum.

3. Cekok

Aplikasi cekok merupakan teknik pengobatan secara individual. Jenis

sediaan obat yang diberikan secara cekok antara lain bentuk kapsul atau

kaplet dan larutan. Teknik aplikasi ini kurang sesuai jika diterapkan pada

populasi yang banyak, lebih cocok diaplikasikan pada kasus penyakit

yang individual. Meskipun kelebihan teknik aplikasi ini ialah dosis obat

lebih terjamin.

Parenteral

Pada unggas (ayam), teknik pemberian obat ini seringkali dilakukan

secara suntikan subkutan di bawah kulit (leher bagian bawah) atau suntikan

intramuskuler (tembus daging atau otot) pada paha atau dada. Selain kedua

teknik tersebut, pemberian obat injeksi juga bisa diaplikasikan dengan cara

suntikan intravena atau langsung pada pembuluh darah. Namun, teknik

aplikasi ini relatif jarang bahkan tidak pernah diterapkan pada unggas (ayam).

Sama halnya dengan vaksinasi, obat juga bisa diberikan secara suntikan

subkutan maupun intramuskuler

Teknik ini akan menghasilkan efek pengobatan yang relatif cepat karena

Page 75: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

tidak melalui proses absorpsi di saluran pencernaan yang relatif lama.

Keuntungan lainnya ialah dosis lebih terjamin, tepat dan efeknya cepat.

Namun, aplikasi teknik ini menyebabkan tingkat stres ayam relatif tinggi dan

membutuhkan waktu lebih lama dalam pengobatan. Selain itu, alat suntik

yang digunakan haruslah steril dan jarum suntik hendaknya diganti setiap

penyuntikan 300-500 ekor agar tetap tajam.

Topikal

Topikal atau pemberian obat secara lokal adalah pengobatan obat yang

diaplikasikan dengan cara dioleskan atau cara lain secara langsung pada kulit,

mata, hidung atau bagian tubuh eksternal lainnya. Contoh obat topikal adalah

serbuk antibiotik atau salep yang digunakan untuk mencegah infeksi pada luka

serta sediaan cair yang digunakan pada mata. Cil dan Anti Pick merupakan

produk Medion yang diaplikasikan secara oles.

Suatu jenis obat ada yang dapat diberikan melalui berbagai teknik

pemberian obat, namun ada juga yang hanya khusus diberikan melalui satu macam

cara saja. Contohnya vitamin dapat diberikan melalui air minum, ransum dan

injeksi intramuskuler, namun gentamisin (antibiotik) hanya dapat diberikan

melalui injeksi baik intramuskuler maupun subkutan karena tidak dapat diserap di

saluran pencernaan. Untuk memastikan cara pemberian peternak dapat memeriksa

jenis sediaan dan aturan pakai yang tercantum pada etiket atau leaflet.

 

Page 76: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

 

Perlu Dihindari

Pemberian obat, terutama melalui air minum hendaknya tidak dicampur

dengan desinfektan. Hal ini disebabkan pencampuran tersebut akan menurunkan

bahkan merusakan obat. Contohnya ialah iodin (Antisep, Neo Antisep) atau klorin

akan mengoksidasi antibiotik atau vitamin, sedangkan quats (Medisep, Mediklin)

bisa mengendapkan obat dengan kandungan sulfonamida.

Kualitas air yang tidak sesuai standar jika digunakan untuk melarutkan

obat akan mengakibatkan penurunan potensi obat. Oleh karena itu, pastikan

kualitas air melalui pengujian laboratorium sebelum digunakan untuk melarutkan

obat. Medion menyediakan fasilitas untuk pengujian air minum dengan parameter

uji fisik, kimia maupun biologi.

Pencampuran atau kombinasi obat sebaiknya juga dihindarkan, terlebih

lagi pencampuran antibiotik yang tidak tepat akan mengakibatkan rusaknya obat

tersebut. Alangkah lebih baiknya jika kita menggunakan produk obat jadi yang

dihasilkan dari perusahaan obat hewan. Sebagai contohnya Amoxitin dengan

kandungan penisilin tidak boleh dicampur dengan Tyfural yang mengandung

antibiotik golongan makrolida. Hal ini disebabkan kedua golongan antibiotik

tersebut memiliki sifat yang berbeda. Penisilin bersifat bakterisidal (menghambat)

dan makrolida bersifat bakterisid (membunuh). Kombinasi kedua golongan

Page 77: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

antibiotik ini akan mengakibatkan penurunan potensi obat, kecuali jika target kerja

antibiotik tersebut berbeda.

Pendukung Keberhasilan Pengobatan

Setelah kita memperhatikan dan menerapkan ke-4 prinsip pengobatan

tersebut, agar efek pengobatan menjadi lebih optimal perlu didukung dengan

pelaksanaan manajemen pemeliharan secara baik dan penerapan biosecurity secara

ketat. Pemberian multivitamin maupun elektrolit setelah aplikasi obat juga dapat

membantu mempercepat kesembuhan ayam.

Saat efek pengobatan mengalami kegagalan atau tidak optimal maka kita

bisa mengevaluasi beberapa hal berikut :

Ketepatan diagnosa penyakit

Jenis obat yang dipilih hendaknya sesuai dengan penyakit yang menyerang

Tepatnya dosis obat yang diberikan

Rute pemberian obat haruslah sesuai dengan jenis obat maupun lokasi kerja

(organ target)

Hindari kombinasi obat yang bersifat antagonis

Kompleksitas penyakit

Tingkat keparahan penyakit

Resistensi antibiotik dan perlunya dilakukan rolling pemakaian antibiotik

Penerapan manajemen pemeliharaan dan program biosecurity yang kurang

tepat

Obat yang diberikan pada ayam hendaknya tidak monoton atau satu jenis

obat diberikan terus-menerus untuk mengatasi suatu penyakit karena dapat

memicu terjadinya resistensi. Oleh karena itu, lakukan rolling pemberian obat,

misalnya setiap 3-4 periode pemeliharaan. Selain itu, dosis dan aturan pakai yang

tidak sesuai (dosis kurang) dengan yang tercantum dalam leaflet atau etiket produk

juga dapat mengakibatkan terjadinya resistensi.

Bila peternak telah menerapkan cara pemberian obat sesuai dengan

praktek yang benar, tapi ayam tidak kunjung sembuh sebaiknya berkonsultasi lebih

lanjut dengan dokter hewan atau tenaga lapangan untuk memastikan penyebab

Page 78: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

ketidakberhasilan pengobatan. Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pengobatan. Pengobatan akan lebih efektif dan efisien jika ditunjang

dengan diagnosa yang tepat, tata laksana kandang yang baik dan penerapan

biosecurity yang ketat.

Pengobatan merupakan seni karena memerlukan ketrampilan, pengalaman

dan pembelajaran. Selamat mencoba!!

 

C) Rangkuman

Mengobati ternak, kita harus cermat dan tepat Dalam Pemilihan Antimikrobial,

Jenis-Jenis antibiotik, Unsur utama dalam keberhasilan pengobatan Penyakit

unggas adalah, ketepatan obat yang di berikan mengikuti apa penyakit yang sedang

di derita. Untuk artikel ini saya sengaja sharing kepada anda semua, barangkali

anda ada yang mau mengetahui nya.Perawatan di bawah ini yang akan saya

lampirkan, adalah pengobatan umum yang sudah di kenal di seluruh dunia yang

pastinya sama. Untuk sobat yang ingin mengobati ayam, kenali dulu ayam tersebut

kira2 mengidap penyakit apa. untuk me-ngobatinya silahkan ikuti panduan di

bawah ini.Panduan dibawah ini, tidak hanya untuk broiler, melainkan semua jenis

unggas boleh menggunakan-nya.

Pemberian obat pada ayam yang terserang penyakit adakalanya

memberikan hasil yang kurang memuaskan. Meskipun kita telah merasa yakin

bahwa jenis obat yang kita berikan sesuai dengan penyakit yang menyerang. Tidak

menutup kemungkinan juga, kita berasumsi bahwa kualitas obat yang diberikan

tidak baik.

Prinsip pengobatan menjadi parameter yang harus diketahui dan dipahami

saat kita melakukan pengobatan. Penerapan salah satu prinsip pengobatan ini yang

kurang sesuai akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan pengobatan, tidak

menutup kemungkinan akan mengakibatkan kegagalan pengobatan. Jenis obat

yang sesuai dengan penyakit, obat mampu mencapai lokasi kerja atau organ sakit,

obat tersedia dalam kadar yang cukup dan obat berada dalam waktu yang cukup

menjadi 4 prinsip pengobatan

Page 79: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

D) Tugas

1. Buatlah rangkuman mengenai materi prinsip pengobatan dan macam-

macam antibiotik!

E) Tes Normatif

1. Apa saja prinsip-prinsip pengobatan, pendukung dan yang harus

dihindarinya!

2. Sebutkan macam-macam antibiotik untuk e-coli!

3. Bagaimana melakukan pengobatan via air minum?

4. Sebutkan antibiotik untuk koksidiosis!

5. Sebutkan antibiotik untuk pullorum!

Page 80: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

III. EVALUASI

B. SOAL TES EVALUASI

1. Apa saja ciri-ciri ternak sakit!

2. Sebutkan macam-macam penyakit virus!

3. Sebutkan penyakit bakteri!

4. Sebutkan penyakit protozoa!

5. Bagaimana melakukan pengobatan terhadap unggas sakit!

6. Sebutkan macam-macam antibiotik!

7. Bagaimana prinsip dari pengobatan unggas sakit?

8. Apa saja pendukung keberhasilan pengobatan?

9. Bagaimana melakukan pengobatan melalui air minum?

10. Bagaimana melakukan injeksi antibiotik dan sebutkan

metode-metodenya!

Page 81: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak untuk mengikuti tes praktek

untuk menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda dinyatakan

memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini minimal 70, maka

anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya.

Page 82: MODUL MERAWAT TERNAK SAKIT

DAFTAR RUJUKAN

Fadilah, R dkk. 2007. Panduan Lengkap Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka. Jakarta.

http://pakdokterhewan.wordpress.com/2009/12/16/gout/

http://www.muksin.com/2009/09/pemilihan-obat-ayam.html

Info Medion Edisi Februari 2009 (http://info.medion.co.id).

Kartasudjana, R. 2001. Modul SMK Program Keahlian Budidaya Ternak. Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem Standar Pengelolaan SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta. Jakarta.

Tim Penyusun, 2011. Modul Agribisnis Ternak Unggas. SMK Negeri 1 Kademangan. Jakarta.

Zalizar, L. 2010. Pengendalian Penyakit Unggas. Universitas Muhammadiyah Malang Press. Malang