bab x pakan ternak riminansia - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/modul...

33
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Upload: nguyenhanh

Post on 05-Feb-2018

274 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA

BAB X

PAKAN TERNAK RIMINANSIA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

Page 2: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

1

10 PAKAN TERNAK RUMINANSIA

A. Kompetensi Inti : Menguasai materi, stuktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Agribisnis Ternak Ruminansia

B. Kompetensi Dasar : 1.Mengelola Pembuatan Pakan Ternak Ruminansia 2. Mengelola Pemberian Pakan Ternak Ruminansia

C. Uraian Materi :

10.1 Deskripsi

Setiap makhluk hidup membutuhkan pakan/ransum untuk kelangsungan

hidupnya, termasuk ternak ruminansia. Ransum merupakan faktor yang sangat penting di

dalam suatu usaha peternakan, karena ransum berpengaruh langsung terhadap produksi

ternak. Ternak ruminansia membutuhkan pakan 10% dari bobot badannya dalam bentuk

bahan segar atau 3-4 % dalam bentuk bahan kering. Biaya pakan memiliki cost paling

tinggi dalam biaya produksi usaha budidaya. Oleh karena itu, sebaiknya penyusunan

ransum pakan yang tepat dengan manajemen pemberian yang baik sangat disarankan

untuk menekan biaya operasional peternakan.

10.2 Ransum, Bahan Pakan dan Klasifikasi Pakan

10.2.1 Ransum

Ransum/Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat dicerna sebagian

atau seluruhnya, bermanfaat bagi ternak, dan tidak menimbulkan keracunan bagi ternak

yang memakannya dan diberikan pada ternak selama 24 jam. Kebutuhan pakan terkait

erat dengan jenis ternak, umur fisiologis ternak, tingkat produksi. Pakan berkualitas

adalah pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya

seimbang (Anonim, 2012). Ransum seimbang adalah ransum yang diberikan selama 24

jam yang mengandung semua zat nutrisi dalam arti jumlah dan macam nilai nutrisinya

dalam perbandingan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan tujuan

pemeliharaan ternak. Ransum yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak

merupakan syarat mutlak dihasilkannya produktivitas yang optimal, baik pada ternak

Page 3: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

2

masa pertumbuhan, laktasi maupun pada usaha penggemukan, tentunya dengan selalu

memperhatikan harga pakan yang ekonomis, serta pakan tersedia secara kontinyu.

10.2.2 Bahan Pakan

Bahan pakan (bahan makanan ternak) adalah komponen ransum yang dapat

diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang

sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak. Bahan

organik yang terkandung dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak

tanpa nitrogen, sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium,

natrium. Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis

proximat dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen

vitamin dan mineral yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium

dengan teknik dan alat yang spesifik (Anonim, 2011).

10.2.3 Klasifikasi pakan

Berdasarkan sifat fisik dan kimia yang spesifik sesuai dengan kegunaannya maka

bahan (ingredien ) pakan dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelas yaitu:

Kelas 1) Hijauan kering dan jerami kering (Dry forages dan Roughages). Semua jenis

hijauan yang sengaja dipanen dan jerami yang dipotong dan dikeringkan, kelas ini

mengandung serat kasar lebih dari 10 % atau kandungan dinding sel lebih dari 35 %

. contohnya; hai rumput, hai hijauan, dan jerami kering.

Kelas 2) Hijauan segar. Meliputi semua pakan yang diberikan berupa hijauan segar kepada

ternak baik rumput alami maupun rumput budidaya, contohnya rumput segar.

Kelas 3) Silase (silage). Kelompok ini terbatas hanya pada silase hijauan (rumput, legume

dsb) tidak termasuk silase ikan, biji-bijian, akar-akaran/umbi. Silase meliputi

berbagai hijauan pakan yang telah dipotong-potong dan telah mengalami proses

fermentasi terkontrol, Contohnya silase rumput, dan silase hijauan legum.

Kelas 4) Sumber energi. Bahan pakan yang mengandung protein kasar kurang dari 20 %

dan serat kasar kurang dari 18 % atau kandungan dinding selnya kurang dari 35 %.

Contoh : biji-bijian, akar atau umbi-umbian.

Page 4: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

3

Kelas 5) Sumber protein (konsentrat protein). Mengandung protein kasar > 20 % dalam

bahan kering, contohnya tepung ikan, tepung daging, biji-bijian sebangsa legum dan

bungkilnya.

Kelas 6) Sumber mineral (konsentrat mineral). Meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi

kandungan mineralnya, contohnya tepung tulang, tepung batu kapur, dan garam

dapur.

Kelas 7) Sumber vitamin (konsentrat vitamin). Meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi

kandungan vitaminnya dan termasuk preparat vitamin, contohnya minyak ikan, dan

tablet vitamin B kompleks.

Kelas 8) Additif pakan. Meliputi berbagai bahan yang tidak berfungsi sebagai sumber

nutrien atau non nutrien. Digunakan dengan cara ditambahkan ke dalam pakan

dalam jumlah sedikit dengan tujuan tertentu, misalnya untuk memicu

pertumbuhan, memicu produksi, memberi warna, memberi rasa, memberi bau

ataupun sebagai bahan pengisi. Contohnya antibiotika, obat-obatan, dan zat

pewarna (Utomo dan Soejono,1999).

Menurut Ravindran (2012), feed additive dapat digolongkan menjadi dua macam,

yaitu nutritive feed additive dan non nutritive feed additive. Nutritive feed additive

ditambahkan ke dalam ransum untuk melengkapi atau meningkatkan kandungan nutrien

ransum, misalnya suplemen vitamin, mineral, dan asam amino. Non nutritive feed

additive tidak mempengaruhi kandungan nutrien ransum, kegunaannya tergantung pada

jenisnya, antara lain untuk meningkatkan palatabilitas (flavoring / pemberi rasa, colorant

/pewarna), pengawet pakan (antioksidan), penghambat mikroorganisme patogen dan

meningkatkan kecernaan nutrien (antibiotik, probiotik, prebiotik), anti jamur, membantu

pencernaan sehingga meningkatkan kecernaan nutrien (acidifier, enzim). Feed additive

yang bersifat nutritif antara lain adalah suplemen mineral, yang mencakup major mineral

dan trace mineral. Mineral dapat berasal dari bahan organik, misalnya batu kapur

(limestone), grit cangkang kerang, grit cangkang telur. Mineral organik tidak boleh

digunakan melebihi 3% dalam ransum. Mineral dapat juga berasal dari bahan anorganik,

misalnya dikalsium fosfat, garam dapur (NaCl), defluorinated phosphate, trikalsium fosfat,

sodium bikarbonat (Na2CO3) dalam bentuk baking soda dengan dosis 0,2 – 0,3% dalam

ransum. Trace mineral seperti Cu, Zn, Fe, Mn, Co dibutuhkan hanya sedikit, yaitu 0,01%

Page 5: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

4

dalam ransum. Suplemen mineral dibutuhkan sebanyak 0,05% dalam ransum. Asam

amino esensial (L-lisin, DL-metionin, L-treonin, L-triptofan) dapat ditambahkan dalam

ransum untuk memenuhi keseimbangan asam amino (Ravindran, 2012).

Penggunaan non nutritive feed additive umumnya tidak lebih dari 0,05% dari

ransum. Jenis-jenisnya antara lain yaitu pengikat pellet (bentonit, hemiselulosa, guar

meal); pemberi aroma/ flavoring agent; enzim (xylanase, ß-glukanase, fitase); antibiotika;

anti jamur (natrium propionat, asam propionat, gentian violet, nistatin); koksidiostat

untuk mencegah koksidiosis (amprolium, bithionol, polystat, zoalin, nitrofurazon,

furazolidon); anti cacing (piperazin, phenothiazin, dichlorophen); antioksidan (ethoxyquin,

BHT, BHA) untuk mencegah ketengikan oksidatif dari lemak yang merusak vitamin A, E,

dan D; pewarna (karotenoid) untuk meningkatkan pigmentasi pada ayam broiler dan

kuning telur; serta bahan-bahan pemicu metabolisme (zat thyroaktif) seperti kasein dan

iodium (Wahju, 2004).

Sebagai bahan pengganti antibiotik, digunakan bahan-bahan aditif pakan seperti

probiotik, prebiotik, asam organik, herbal, dan protein antimikrobial. Probiotik digunakan

untuk meningkatkan populasi bakteri menguntungkan dalam saluran pencernaan seperti

lactobacilli dan streptococci. Prebiotik seperti FOS (frukto oligosakarida) dan MOS

(mannan oligosakarida) digunakan untuk mencegah penempelan dan pertumbuhan

bakteri patogen di saluran pencernaan, sebagai nutrien bagi bakteri menguntungkan.

Asam organik seperti asam propionat dan asam format digunakan sebagai acidifier, yaitu

menurunkan pH saluran pencernaan sehingga merangsang aktivitas enzim pencernaan

dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen. Herbal seperti rempah-rempah,

minyak esensial, ekstrak tumbuhan, madu dapat menghambat pertumbuhan

mikroorganisme patogen, meningkatkan imunitas, merangsang aktivitas enzim

pencernaan. Protein antimikrobial seperti lisozim, laktasin F, laktoferrin, α-laktalbumin

dapat mencegah pertumbuhan mikroba patogen (Ravindran, 2012).

Feed Suplement

Merupakan bahan pakan tambahan yang bersifat nutritif, artinya bahan pakan

tersebut ditambahkan dengan tujuan untuk memenuhi atau melengkapi kekurangan

nutrisi dari bahan pakan lainnya

Page 6: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

5

Antibiotik

Antibiotik banyak digunakan sebagai growth promoter dalam pakan ternak di

seluruh dunia untuk memacu pertumbuhan ternak agar dapat tumbuh lebih besar dan

dalam waktu yang lebih cepat serta untuk mencegah terjadinya infeksi (Mitchell et al.,

1998). Beberapa antibiotika yang banyak dipakai sebagai growth promoter antara lain dari

golongan tetracyclin, penicillin, macrolida, lincomysin dan virginiamycin (Angulo et al.,

2004). Antibiotik dapat membantu mengefektifkan penggunaan nutrien pada tingkat yang

sangat terbatas, misalnya vitamin atau asam amino karena antibiotik mencegah

kerusakan yang ditimbulkan mikroorganisme. Antibiotik mencegah pertumbuhan

mikroorganisme yang dapat menghasilkan amoniak yang berlebihan atau hasil sisa yang

beracun dan mengandung nitrogen dalam usus. Antibiotik dapat memperbaiki

ketersediaan atau absorbsi nutrien tertentu, misalnya kalium, fosfor, magnesium.

Antibiotik dapat memperbaiki konsumsi pakan atau air. Antibiotik dapat mencegah dan

mengobati penyakit pada saluran usus (Wahju, 2004).

Mekanisme kerja antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan masih belum diketahui

secara pasti. Ada indikasi yang menunjukkan bahwa aktivitas dari antibiotik sebagai

pemacu pertumbuhan dipengaruhi oleh efek antibakterial antibiotika. Ada beberapa teori

yang menjelaskan mekanisme kerja dari antibiotik yaitu: antibiotika membantu menjaga

nutrisi dari destruksi bakteri, antibiotika membantu meningkatkan absorpsi nutrisi karena

membuat barier dinding dari usus halus menjadi tipis, antibiotika dapat menurunkan

produksi toksin dari bakteri saluran pencernaan dan menurunkan kejadian infeksi saluran

pencernaan subklinik (Feihgner dan Dashkevics, 1987). Prinsip kerja antibiotika yaitu

dengan mencegah pembentukan dinding sel bakteri dan sintesis protein

bakteri; mengganggu sintesis DNA, RNA, nukleotida bakteri; mengganggu fungsi

membran plasma dan organel sel bakteri; mengganggu metabolisme dari sel bakteri.

Efek Samping Antibiotik

Salah satu efek penggunaan antibiotik yang berbahaya yaitu resistensi antibiotika.

Resistensi bakteri terhadap antibiotik menyebabkan terjadinya penyakit yang sangat

serius berupa kegagalan pengobatan terhadap infeksi gastrointestinal yang disebabkan

oleh Campylobacter dan Salmonella (Neiman et al., 2003). Beberapa foodborne bakteri

Page 7: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

6

(bakteri yang berasal dari bahan pangan yang terkontaminasi) seperti Salmonella,

Campylobacter, Enterococci, dan Escherichia coli yang resisten terhadap antibiotika telah

terbukti dapat mentransfer gen resisten ke manusia melalui rantai makanan atau secara

kontak langsung (Van Den Bogaard et al., 2000). Resistensi sel bakteri adalah suatu sifat

tidak terganggunya kehidupan sel mikroorganisme oleh antimikroba (Ganiswara et al.,

1995). Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah bakteri untuk bertahan hidup.

Gambar 10.1 Mekanisme Resistensi antibiotik

Mekanisme terjadinya resistensi antibiotik mencakup tiga tahapan, yaitu

alteration target (gangguan pada target), replacement target (penggantian target),

perubahan transportasi sel, serta inaktivasi antibiotik (Hawkey, 1998).

Uni Eropa telah melarang penggunaan antibiotik sebagai feed additve sejak Januari

2006 yang meliputi : avilamycin untuk ayam broiler dan babi; monensin-sodium untuk

sapi; salinomycin-sodium untuk babi; flavomycin untuk ayam broiler, babi, dan sapi

(Cervantes, 2007).

Page 8: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

7

Probiotik

Secara umum probiotik didefinisikan sebagai mikroba hidup yang digunakan

sebagai pakan imbuhan dan dapat menguntungkan inangnya dengan meningkatkan

keseimbangan mikrobial pencernaannya (Fuller, 1992). Menurut McDonald et al. (2002)

probiotik didefinisikan sebagai makanan tambahan berupa mikroba hidup baik bakteri

maupun kapang yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada hewan inang dengan

memperbaiki mikroba dalam saluran pencernaan.

Gambar 10.2 Cara Kerja Probiotik

Konsep tentang probiotik didasarkan pada terbentuknya kolonisasi mikroba yang

menguntungkan yang masuk ke dalam saluran pencernaan, mencegah perkembangan

bakteri pathogen, netralisasi racun pada saluran pencernaan, mengatur aktivitas enzim

bakteri tertentu dan menguatkan pengaruh substansi yang merangsang sintesis antibodi

pada sistem kekebalan (Cruywagen et al., 1996).

Probiotik bukan bertindak sebagai nutrien esensial dimana tidak ada dosis respon,

tetapi hanya ada level batas pemakaian. Cara kerja probiotik terutama melalui modifikasi

populasi bakteri usus dan efektivitasnya tergantung atas status mikroba pada satu

kelompok ternak dan pada individu ternak. Dengan demikian, dapat dimengerti jika efek

yang terjadi mempunyai variasi yang tinggi. Perbedaan cara kerja dari strain probiotik

sejauh ini belum dipahami, tetapi metabolit bakteri yang dihasilkan seperti asam organik

khususnya pada bakteri asam laktat yang dapat menurunkan pH atau juga peroksida dan

bakteriosin diperkirakan bertanggung jawab atas sifat antagonis terhadap bakteri

Page 9: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

8

patogen Gram positif seperti Salmonella. Beberapa probiotik diketahui dapat

menghasilkan enzim pencernaan seperti amilase, protease dan lipase yang dapat

meningkatkan konsentrasi enzim pencernaan pada saluran pencernaan inang sehingga

dapat meningkatkan perombakan nutrien. Terdapat beberapa mekanisme respon

probiotik yaitu meliputi produksi bahan penghambat secara langsung, penurunan pH

luminal melalui produksi asam lemak terbang rantai pendek, kompetisi terhadap nutrien

dan tempat pelekatan pada dinding usus, interaksi bakterial (CE), resistensi kolonisasi

contohnya Lactobacilli vs bakteri patogen, merubah respon imun, dan mengatur ekspresi

gen colonocyte (Fooks dan Gibson, 2002; Steer et al., 2000).

Gambar 10.3 mekanisme respon terhadap probiotik

Satu dari alasan penggunaan probiotik yaitu untuk menstabilkan mikroflora pencernaan

dan berkompetisi dengan bakteri patogen, dengan demikian strain probiotik harus

mencapai usus dalam keadaan hidup dalam jumlah yang cukup. Secara umum, ada

beberapa karakteristik dan kriteria keamanan yang harus dimiliki oleh probiotik yaitu :

Page 10: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

9

nontoksik dan nonpatogenik; mempunyai identifikasi taksonomi yang jelas; dapat hidup

dalam spesies target; dapat bertahan, berkolonisasi dan bermetabolisme secara aktif

dalam target yg ditunjukkan dengan ketahanan terhadap cairan pencernaan dan empedu,

persisten dalam saluran pencernaan, menempel pada ephitelium atau mucus,

berkompetisi dengan mikroflora inang; memproduksi senyawa antimikrobial; antagonis

terhadap patogen; dapat merubah respon imun; tidak berubah dan stabil pada waktu

proses penyimpanan dan lapangan; bertahan hidup pada populasi yang tinggi;

mempunyai sifat organoleptik yang baik (Gaggia et al., 2010).

Jenis Probiotik

Bakteri yang umum digunakan sebagai probiotik yaitu Lactobacillus dan

Bifidobacteria, kedua jenis bakteri ini dapat mempengaruhi peningkatan kesehatan

karena dapat menstimulasi respon imun dan menghambat patogen. Satu faktor kunci

dalam seleksi starter probiotik yang baik yaitu kemampuannya untuk bertahan dalam

lingkungan asam pada produk akhir fermentasi secara in vitro dan kondisi buruk dalam

saluran pencernaan atau in vivo. Ketahanan probiotik pada kondisi in vitro dapat

dipengaruhi oleh pembentukan metabolit oleh starter seperti asam laktat, asam asetat,

hidrogen peroksida dan bakteriosin (Saarela et al., 2000).

Berbagai jenis mikroorganisme yang digunakan sebagai probiotik diisolasi dari isi

usus pencernaan, mulut, dan kotoran ternak atau manusia. Pada saat ini, mikroorganisme

yang banyak digunakan sebagai probiotik yaitu strain Lactobacillus, Bifidobacterium,

Bacillus spp., Streptococcus, yeast dan Saccharomyces cereviceae. Mikroorganisme

tersebut harus non-patogen, Gram positif, strain yang spesifik, anti E. coli, tahan terhadap

cairan empedu, hidup, melekat pada mukosa usus, dan minimal mengandung 30 x 109

cfu/g (Pal et al., 2006; Salminen et al., 1996).

10.3 Pemberian Pakan Pada Ternak Ruminansia

Pemberian ransum untuk sapi terdiri dari dua jenis yaitu : hijauan (pakan serat)

dan konsentrat. Air untuk minum sapi diberikan secara ad-libitum dan harus tersedia

setiap saat.

Page 11: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

10

Hijauan (pakan serat). Dapat berasal dari ; rumput, hay, silase limbah pertanian

(jerami padi, jerami jagung) dan tanaman lain. Hijauan merupakan makanan pokok

untuk ternak ruminansia (sapi perah, sapi potong, kerbau, kambing dan domba),

yang akan dicerna di dalam rumen melalui proses fermentasi dengan bantuan

mikroorganisme (bakteri dan protozoa). Pemberian rumput gajah pada ternak

ruminansia perlu dicacah/dichoper terlebih dahulu dengan maksud mengurangi

kesempatan sapi untuk memilih, meningkatkan palatabilitas, meningkatkan

konsumsi dan meningkatkan kecernaan.

Konsentrat. Merupakan campuran dari beberapa bahan makanan dan berfungsi

sebagai makanan penguat sumber protein. Umumnya terdiri dari biji-bijian

(jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak, onggok, gaplek bungkil-bungkil

lainnya) dan Molases.

Konsentrat merupakan pakan penguat yang terdiri dari bahan pakan yang kaya

karbohidrat dan protein seperti dedak padi, jagung kuning dan bungkil-bungkilan.

Menurut Darmono (1993) bahwa Pakan penguat atau konsentrat adalah pakan yang

berasal dari biji-bijian dan mengandung protein yang cukup tinggi dan mengandung serat

kasar kurang dari 18 %. Hartadi et al. (1997) menambahkan bahwa konsentrat adalah

suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan

keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan untuk disatukan dan

dicampur sebagai suplemen (pelengkap) atau makanan pelengkap. Pakan penguat atau

konsentrat diberikan dengan tujuan menambah nilai gizi pakan, menambah unsur nutrisi

pakan yang defisiensi dan meningkatkan konsumsi pakan (Murtidjo, 1993).

Konsentrat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu konsentrat sumber protein dan

konsentrat sumber energi. Konsentrat dikatakan sebagai sumber energi apabila

mempunyai kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar 18%, sedangkan

konsentrat dikatakan sebagai sumber protein karena mempunyai kandungan protein

lebih besar dari 20% (Tillman et al.,1991). Konsentrat sumber protein dapat diperoleh dari

hasil samping penggilingan berbagai biji-bijian, bahan pakan sumber protein hewani, dan

hijauan sumber protein, sedangkan konsentrat sumber energi dapat diperoleh dari dedak

dan biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur, dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes

dan berbagai umbi. Fungsi pakan penguat ini adalah meningkatkan dan memperkaya nilai

Page 12: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

11

gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah. Sapi yang sedang tumbuh ataupun

yang sedang dalam periode penggemukan harus diberikan pakan penguat yang cukup,

sedangkan sapi yang digemukkan dengan sistem ”dry lot fattening” justru sebagian besar

pakan berupa pakan konsentrat.

10.4 Kebutuhan Zat Makanan untuk Ruminansia

10.4.1 Beberapa istilah

Kebutuhan hidup pokok (maintenance): kebutuhan nutrien basal yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang minimal tanpa melakukan suatu

aktivitas/produksi.

Kebutuhan produksi (production): kebutuhan nutrien yang digunakan untuk berbagai

aktifitas dalam produksi (telur, susu, daging, woll, tenaga dll)

Kebutuhan Standar didefinisikan sebagai dasar kebutuhan yang dihubungkan dengan

fungsi aktif (status faali) dari hewan tersebut

Metabolisme Basal Hewan adalah Jumlah panas yang meningkat diakibatkan oleh

aktivitas hidup pokok

Produksi panas (heat increament): panas yang dihasilkan dapri proses metabolisme

makanan

Bobot badan metabolis adalah Bobot Badan 0,75.

10.4.2 Standar Kebutuhan Pakan

Standar kebutuhan pakan atau sering juga diberi istilah dengan standar kebutuhan

zat-zat makanan pada hewan ruminansia sering menggunakan satuan yang beragam,

misalnya untuk kebutuhan energi dipakai Total Digestible Nutrient (TDN), Metabolizable

Energy (ME) atau Net Energy (NEl) sedangkan untuk kebutuhan protein dipakai nilai

Protein Kasar (PK), PK tercerna atau kombinasi dari nilai degradasi protein di rumen atau

protein yang tak terdegradasi di rumen. Istilah standar didefinisikan sebagai dasar

kebutuhan yang dihubungkan dengan fungsi aktif (status faali) dari hewan tersebut.

Misalnya pada sapi perah, pemberian pakan didasarkan atas kebutuhan untuk hidup

pokok dan produksi susu, sedangkan untuk sapi potong lebih ditujukan untuk kebutuhan

hidup pokok dan pertumbuhan. Namun tidak mudah pula untuk menentukan kebutuhan

Page 13: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

12

hanya untuk hidup pokok saja atau produksi saja, terutama untuk kebutuhan zat

makanan yang kecil seperti vitamin dan mineral. Dalam prakteknya dapat diambil contoh

sebagai berikut : Seekor sapi dengan bobot 500 kg memerlukan energi hidup pokok

sebesar 33 MJ NE. Nilai kebutuhan energi ini dapat bervariasi karena dilapangan akan

didapatkan data untuk sapi dengan kelebihan atau kekurangan pakan. Oleh sebab itu

dalam pemberian harus ditetapkan batas minimal sejumlah kebutuhan nutrient yang

direkomendasikan NRC, jangan sampai kurang dari kebutuhan. Variasi kebutuhan

ditentukan oleh macam hewan dan kualitas pakan. Sesungguhnya standar pakan ini

dibuat untuk dapat mengantisipasi situasi yang lebih beragam, termasuk pengaruh

perubahan cuaca. Standar ini juga masih bisa dipakai untuk kepentingan taraf nasional

atau bahkan dapat untuk keperluan dunia internasional yang mempunyai kondisi iklim

yang hampir sama.

Sejak tahun 1960-1965 di Inggris, melalui Dewan Agricultural Research Council

(ARC) telah membuat tabel standar kebutuhan nutrient dari beberapa jenis ternak. Pada

tahun 1970 semua publikasi mengenai table kebutuhan nutrient tersebut diperbaharui

(direvisi) dan keluarlah edisi terbaru untuk ruminansia pada tahun 1980. Perubahan

tersebut meliputi seluruh zat makanan terutama tentang standar untuk penggunaan

vitamin dan mineral. Saat ini telah banyak negara maju dan berkembang yang

mempunyai standar kebutuan zat makanan untuk ternak lokalnya. Namun sampai

sekarang Indonesia belum mempunyai tabel tersebut. Standar kebutuhan yang dipakai di

Indonesia adalah hasil dari banyak penelitian yang ada saja.

10.4.2.1 Standar Kebutuhan Nutrien untuk Hidup Pokok

Seekor hewan dikatakan dalam keadaan kondisi hidup pokok apabila komposisi

tubuhnya tetap, tidak tambah dan tidak kurang, tidak ada produk susu atau tidak ada

tambahn ekstra energi untuk kerja. Nilai kebutuhan hidup pokok ini hanya dibutuhkan

secara akademis saja, sedangkan dunia praktisi tidak membutuhkan informasi tersebut,

yang dibutuhkan oleh praktisiwan adalah total kebutuhan hidup pokok dan produksi

yang optimal. Jadi pendapat mengenai kebutuhan hidup pokok untuk hewan secara teori

berbeda dengan prakteknya.

Page 14: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

13

Pada hewan yang puasa akan terjadi oksidasi cadangan nutrient untuk memenuhi

kebutuhan energi hidup pokoknya, seperti untuk bernafas dan mengalirkan darah ke

organ sasaran. Tujuan sesungguhnya dari pembuatan ransum untuk hidup pokok adalah

supaya tidak terjadi perombakan cadangan tubuh yang digunakan untuk aktivitas pokok.

Seperti didefinisikan bahwa ransum untuk hidup pokok adalah sejumlah zat makanan

yang harus hadir dalam ransum sedemikian sehingga dalam tubuh hewan tidak terjadi

penambahan atau pengurangan zat makanan. Table di bawah ini menggambarkan

proporsi untuk hidup pokok dari total kebutuhan energi tubuhnya.

A. Kebutuhan Energi untuk Hidup Pokok

Telah dijelaskan bahwa energi yang digunakan untuk aktivitas hidup pokok diubah

dalam bentuk panas dan dikeluarkan tubuh juga dalam bentuk panas. Jumlah panas yang

meningkat diakibatkan oleh aktivitas hidup pokok tersebut dinamakan dengan istilah

metabolisme basal hewan. Pengukuran ini langsung diperkirakan dari jumlah NE yang

harus didapat oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup pokoknya.

Tabel 10.1 Nilai Perkiraan Kebutuhan Energi untuk Hidup Pokok dari Total Kebutuhan Energi untuk Hewan. Kebutuhan NE (MJ) % HP dari Total

Hidup Pokok Produksi

Sapi perah, bobot 500 kg produksi susu 20kg/h

32 63 34

Sapi jantan, bobot 50 kg PBB 0.75 kg 23 16 59 Sapi perah, bobot 500kg beranak bobot 35kg produksi susu 5000kg

12 200 16 000 43

Pengukuran metabolisme basal ini cukup rumit karena panas yang dihasilkan oleh

hewan tidak saja berasal dari aktivitas pokok namun juga berasal dari proses pencernaan

dan metabolisme nutrient (Heat Increament on Feeding = HI) dan juga dari aktivitas kerja

otot. Produksi panas ini akan meningkat bila hewan ditempatkan di dalam suhu yang

dingin. Untuk mengukur metabolisme basal, pengaruh HI dari pakan harus dihilangkan

yaitu dengan cara hewan dipuasakan supaya tidak ada aktivitas pencernaan dan

metabolisme. Namun ukuran puasa setiap hewan berbeda-beda. Untuk manusia puasa

cukup satu hari, untuk ruminansia dan babi sampai 4 hari. Faktor kedua yang

Page 15: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

14

mempengaruhi metabolisme basal adalah nilai RQ (Respiratory quotient). Pada saat

puasa oksidasi nutrient berasal dari pembakaran degradasi nutrient di jaringan organ,

sehingga ada sedikit perbedaan nilai RQ. Pada manusia, kondisi postabsorptive ditandai

dengan penurunan produksi gas sampai ke tingkat yang paling rendah.

Pada manusia, aktivitas otot dapat dikurangi secara sadar, sehingga nilai

metabolisme basal pada pengukuran yang kontinyu mudah didapat. Lain halnya dengan

hewan ruminansia, kondisi total istirahat harus dibuat sedemikian sehingga agar hewan

tak banyak aktivitas, seperti misalnya ditempatkan pada kandang dan suhu yang nyaman

atau dipuasakan. Oleh karena itu, istilah metabolisme basal pada hewan dapat juga

diartikan sebagai metabolisme puasa, walaupun saat puasa juga terjadi aktivitas berdiri-

duduk dalam jumlah yang terbatas. Beberapa nilai metabolisme puasa pada berbagai

hewan seperti tersaji pada Tabel 10.2 berikut.

Tabel 10.2 . Nilai metabolisme puasa pada berbagai spesies hewan dewasa

Hewan

BB (kg)

Metabolisme puasa (MJ/h)

Per hewan Per kg BB Per m2

luas tubuh

Per kg

BBM

Sapi 500 34.1 0.068 7.0 0.30

Babi 70 7.5 0.107 5.1 0.31

Manusia 70 7.1 0.101 3.9 0.29

Domba 50 4.3 0.086 3.6 0.23

Unggas 2 0.60 0.300 - 0.36

Tikus 0.3 0.12 0.400 3.6 0.31

Pada tabel di atas terlihat bahwa semakin besar bobot dan jenis hewan maka

makin besar pula nilai metabolisme puasanya, demikian pula per unit BB. Nilai produksi

panas pada kondisi puasa sebanding dengan luas permukaan tubuh. Ekspresi dari luas

permukaan tubuh dinyatakan sebagai W0.67, dan nilai ini dihubungkan dengan besarnya

metabolisme puasa. Selanjutnya nilai berubah menjadi W0,73 dan pada akhirnya nilai yang

dipakai sehubungan dengan metabolisme puasa adalah W0,75. (bobot badan metabolik =

BBM). Nilai metabolisme puasa per BBM relativ konstan dari hewan besar sampai hewan

kecil. Nilai metabolisme puasa pada hewan dari ukuran terkecil sampai terbesar yang

Page 16: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

15

ditemukan oleh Brody didapatkan rataan sekitar 70 kkal/kg BBM yang setara dengan 0,27

MJ/kgBBM/hari. Nilai ini bervariasi antar spesies, bila dibandingkan dengan sapi maka

nilai metabolisme puasanya lebih tinggi sekitar 15%, sedangkan bila dibandingkan dengan

domba maka nilainya lebih rendah 15%. Disamping itu umur dan jenis kelamin juga

mempengaruhi nilai metabolisme puasa. Pada hewan muda nilai metabolisme puasa

lebih tinggi (0,39 MJ/kg BBM) dibandingkan dengan hewan tua (32 MJ/kg BBM). Pada

hewan jantan lebih tinggi 15% dibandingkan hewan betina.

Estimasi kebutuhan energi untuk hidup pokok dapat dihitung dari kandungan

energi pakan, seperti contoh berikut: Sapi berat 300 kg diberi pakan 3,3 kg BK/hari

dengan kandungan energi 11 MJ/kg BK dan Kf = 0,5. Jika sapi tersebut menghasilkan

retensi BB 2 MJ/hari, maka kebutuhan ME adalah :

ME = (3,3 x 11) ? (2/0,5) = 32,3 MJ ME/hari

Metabolisme puasa merupakan dasar perhitungan dari kebutuhan untuk hidup pokok.

Namun tak mudah menggunakan nilai metabolisme puasa untuk dijadikan patokan

perhitungan kebutuhan nutrient untuk hidup pokok secara praktis. Hal ini disebabkan a).

pada hewan yang dimasukkan ke kandang akan mempunyai sedikit beda produksi panas

dibandingkan hewan yang dimasukkan ke bilik calorimeter (alat untuk mengukur produksi

panas), karena pada hewan yang dipelihara dikandang biasa ada sedikit ekstra energi dari

kegiatan aktivitas otot saat jalan atau berdiri., b). hewan yang kondisinya sedang

produksi, maka perhitungan metabolismenya harus lebih terinci karena memiliki tingkat

kebutuhan yang lebih tinggi, c). pada ternak yang dipelihara di peternakan yang luas dan

terbuka memerlukan energi khusus untuk memelihara suhu tubuh normal, mengingat

perlu adanya adaptasi dengan suhu lingkungan.

Pada skala lapang didapatkan angka produksi panas dari sapi yang berdiri sebesar

12% lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang tiduran. Pada hewan yang digembalakan

di padang pangonan, kebutuhan energi untuk jalan dan merumput sekitar 25-50% dari

metabolisme puasanya. Standar kebutuhan untuk hidup pokok sapi yang dipakai

mengikuti rekomendasi dari ARC. Kebutuhan untuk sapi puasa dirumuskan sebagai :

Kebutuhan HP = 0,53 (BB/1,08)0,67.

Apabila untuk aktivitas minimal (istirahat) pada hewan yang dikandangkan dirumukan :

Kebutuhan I = 0,0043 BB

Page 17: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

16

Untuk sapi seberat 500 kg membutuhkan energi neto sebesar :

NE = 0,53 (500/1,08)0,67 + 0,0043 x 500 = 34,5 MJ/h.

Persamaan yang berlaku untuk domba adalah:

F = 0,226 (BB/1,08)0,75 + 0,0106 BB.

B. Kebutuhan Protein untuk Hidup Pokok

Hewan yang diberi pakan bebas nitrogen, kenyataannya tetap terlihat adanya

kehilangan nitrogen yang keluar bersama feses dan urin yang berasal dari degradasi

dinding usus, enzim dan mikroba yang mati. Eksresi nitrogen diurin dapat berasal dari

perubahan kreatin menjadi kreatinin dan juga urea yang merupakan hasil katabolisme

asam amino. Protein tubuh pada dasarnya selalu harus diganti dengan protein yang baru.

Pergantian protein di usus dan hati ini memakan waktu dalam unit jam atau hari,

sedangkan pergantian di tulang dan syaraf memakan waktu dalam unit bulan bahkan

tahunan.

Jika pertama kali hewan diberi pakan bebas nitrogen, maka jumlah nitrogen di urin akan

menurun beberapa hari, kemudian stabil kembali setelah terjadi perombakan protein

tubuh. Pada keadaan cadangan protein telah habis, eksresi N-urin dapat mencapai

minimal. Eksresi-N pada kondisi minimal seperti ini disebut dengan N-endogenous urin.

N-endogenous urin ini dapat untuk memperkirakan kebutuhan protein untuk hidup pokok

hewan. Nilai ini sebesar 2 mg N-endogenous urin per kkal basal metabolisme (500

mg/MJ). Untuk hewan dewasa angkanya berkisar 300-400 mg N-endogenous/MJ

metabolisme puasa. Pada ruminansia, nitrogen dapat dipenuhi dari sirkulasi ulang urea

dari dan ke rumen. Oleh karena itu perhitungan N-endogenerus untuk hewan ruminansia

menjadi 350 mg N/kg W0,75/hari dan setara dengan 1000-1500 mg/MJ metabolisme

puasa. N-urin sisa kelebihan dari N- endogenous disebut dengan N-eksogenous urin.

Jumlah kebutuhan nitrogen untuk hidup pokok akan seimbang bila besar konsumsi N

dapat diimbangi dengan besarnya jumlah N-metabolik di feses dan N-endogenous di urin.

Cara pengukurannya yaitu dengan menentukan nitrogen yang hilang/keluar dari hewan

yang diberi pakan bebas nitrogen.

Pendugaan Kebutuhan Protein untuk HP dari total N-endogenous dan Ekskresi N- lain.

Page 18: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

17

Cara perhitungan kebutuhan protein untuk HP dari N-endogenous dilakukan

seperti dalam penentuan nilai biologi (Biologi Value = BV). Pada sapi nilai BV untuk

protein yang dicerna dan diserap relative sama yaitu 0,8.

Contoh seekor sapi bobot 600 kg kehilangan N-endogenous 42 g/h dan hilang

bersama rontoknya bulu 2 g/h, sehingga totalnya 44 g/h. Nilai ini sama dengan 6,25 x 44 =

275 g protein. Jadi sapi tersebut membutuhkan protein yang dapat dicerna dan diserap

sebanyak 275/0,8 = 344 g/h. Jika diasumsikan bahwa protein tersebut disediakan dari

protein mikroba dengan kecernaan protein mikroba 0,85 dan kandungan asam amino 0,8

dari total protein, maka jumlah kebutuhan protein menjadi :

Kebutuhan protein = 344/(0,85 x 0,8) = 506 g/h.

Jumlah mikroba rumen yang dihasilkan tergantung dari jumlah bahan organik yang

difermentasi dan konsumsi ME. Setiap 1 MJ konsumsi ME menghasilkan 8,3 g protein

mikroba. Jika konsumsi ME setara dengan kebutuhan ME untuk hidup pokok sebesar 61

g, maka jumlah protein mikroba yang dapat disumbangkan pada sapi sebesar 8,3 x 61 =

506 g. Jika nilai degradasinya hanya 0,7 maka jumlah protein yang dibutuhkan meningkat

menjadi 506/0,7=723 g/h.

Pendugaan Kebutuhan Protein dari Neraca Percobaan

Jika hewan diberi makan dengan jumlah BK dan energi sama, tetapi proteinnya

berbeda, maka neraca nitrogen akan mengikuti pola seperti pada gambar berikut.

Page 19: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

18

Gambar 10.4 Neraca konsumsi N pada berbagai umur hewan

Jika konsumsi nitrogen meningkat maka akan terjadi peningkatan neraca nitrogen

dari negative menjadi positif sampai pada titik keseimbangan. Penimbunan nitrogen ini

juga bergantung pada umur dan asupan nutrient yang lain. Jika penambahan protein tak

menambah penimbunan retensi nitrogen maka kurva menjadi horizontal. Standar

kebutuhan nitrogen tergantung pada degradasi protein makanan dalam rumen,

metabolisme mikroba dan protein yang tak tercerna dirumen, serta jumlah konsentrasi

ME dalam pakan ( ARC, 1984).

10.4.1.2 Standar kebutuhan nutrient untuk tumbuh

Pertumbuhan selalu diukur dari kenaikan bobot badan, padahal pada

pertambahan tersebut juga terjadi kenaikan berat isi saluran pencernaan yang secara

nyata sekitar 20 % dari bobot badan. Jadi pertumbuhan mengikuti persamaan :

Y = b x a

Y= berat bagian tubuh, x = bobot tubuh, a = faktor koefisien

Setiap komposisi tubuh mempunyai koefisien pertumbuhan yang berbeda seperti,

air mempunyai koefisien 0,74, protein 0,80, lemak 1,99 dan energi 1,59. Perkembangan

tubuh perlu diamati khususnya karena menyangkut kebutuhan nutrient baik pada proses

hyperplasia (perbanyakan sel) maupun pada proses hipertropi (perbesaran sel). Makin

Page 20: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

19

dewasa, bobot tubuh akan meningkat sementara kebutuhan air dan protein menurun

karena komposisi air dan protein tubuh juga turun. Sebaliknya kebutuhan lemak sedikit

meningkat karena lemak tubuh meningkat dengan bertambahnya usia.

Kebutuhan energi dan protein untuk tumbuh

Kebutuhan energi untuk pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh bobot badan dan

juga jenis kelamin serta bangsa hewan. Jantan biasanya mempunyai kecepatan

pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan betina, oleh karena itu kebutuhan energi

untuk jantan lebih banyak daripada untuk betina. Jenis bangsa hewan tipe besar akan

membutuhkan energi lebih banyak dibandingkan dengan bangsa hewan yang kecil.

Penentuan energi untuk standar biasanya didasari oleh suatu model factorial.

Sedangkan kebutuhan protein untuk tumbuh dapat dihitung seperti: Seekor anak

domba tumbuh dengan pertambahan bobot badan 0,2 kg/h dan kehilangan protein

endogenous sebanyak 21 g/h, kandungan protein tubuh 170 g/kg. Maka kebutuhan

protein untuk hewan tersebut Kebutuhan Protein = 21 + (0,2 x 170) =55 g. Jika nilai BV

nya 0,80 dan kecernaan proteinnya 0,85 maka protein yang dibutuhkan adalah =

55/(0,80 x 0,85) = 81 g.

Kebutuhan energi dapat dinyatakan dalam “Metabolism Energy” (ME),

“Digestible Energy” (DE), “Gross Energy” (GE) dan “Total Digestible Nutrient” (TDN). TDN

merupakan satuan energi yang berdasarkan seluruh nutrisi pakan yang tercerna,

sehingga nilai TDN hampir sama dengan energi dapat dicerna (DE). Perbedaannya terletak

pada cara pengukurannya, dimana nilai DE bahan pakan ditetapkan dengan jalan

membakar sampel bahan pakan dan juga feses dalam bom kalorimeter. Kelemahan

penggunaan TDN sebagai satuan energi adalah tidak menghitung hilangnya zat-zat nutrisi

yang dibakar saat metabolisme dan energi panas yang timbul saat mengkonsumsi pakan.

10.5. Membuat Ransum Ternak Ruminansia

10.5. 1 Menyusun Ransum Sapi Potong

10.5.1.1 Beberapa pertimbangan dalam membuat ransum

· Kebutuhan zat – zat nutrisi bagi ternak tergantung pada berat, fase pertumbuhan

atau reproduksi dan laju pertumbuhan atau pertambahan bobot badan harian yang dapat

Page 21: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

20

dicapai oleh seekor ternak. Semua zat pakan dibutuhkan dalam proporsi yang seimbang

satu sama lain. Oleh sebab itu tidak ekonomis apabila ternak diberikan zat pakan dalam

jumlah yang berlebihan di banding zat pakan yang lainnya. Setelah mengetahui hal – hal

tersebut barulah ditentukan jenis bahan - bahan pakan yang tersedia atau yang dapat

disediakan dan komposisi zat – zat gizi dari bahan - bahan pakan yang tersedia itu.

Sapi – sapi untuk tujuan penggemukan, dengan pemberian pakan hijauan saja

tanpa adanya penambahan pakan lain berupa konsentrat tidak mungkin akan mencapai

bobot badan yang diharapkan. Penambahan bobot badan harian yang maksimal akan

dapat dicapai manakala ransum yang diberikan terdiri dari hijauan berupa campuran

rumput - rumputan dan daun leguminosa dengan tambahan konsentrat serta bila

diperlukan adanya tambahan feed additive.(vitamin, mineral, hormon, antibiotik dan

lainnya.

Dalam memilih bahan pakan ternak, maka perlu memperhatikan nilai gizi atau

nilai nutrisi bahan pakan tersebut. Nilai gizi adalah zat – zat kimia yang terdapat dalam

pakan yang berguna untuk kelangsungan hidup ternak, meliputi protein, energi, mineral,

vitamin dan air. Nutirisi tersebut dibutuhkan oleh ternak untuk menjaga metabolisme

basal dan produksi.

Diantara zat nutrisi tersebut maka energi dan protein dibutuhkan dalam kuantitas

atau jumlah yang besar dan menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan ransum

10.5.1.2 Tahapan Penyusunan Ransum Seimbang

Untuk menyusun ransum seimbang yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi

sesuai dengan tujuan pemeliharaan dan status faali (kebutuhan pokok hidup) sapi potong

diperlukan tahapan sebagai berikut :

10.5.1.2.1 Menyiapkan tabel kebutuhan zat nutrisi ternak

Indonesia belum memiliki standar kebutuhan gizi ternak, sehingga formulasi

ransum selama ini menggunakan salah satu standar yang telah ada. Namun demikian

bahwa penggunaan standar kebutuhan gizi yang tersedia tersebut dalam penggunaannya

belum tentu cocok dengan lokasi Indonesia dan masih memerlukan kajian lebih lanjut.

Akan tetapi penggunaan standar tersebut hanyalah sebagai dasar perkiraan saja dan tidak

merupakan ketentuan mutlak Salah satu contoh standar kebutuhan gizi yang dapat

Page 22: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

21

dipakai adalah yang diterbitkan oleh “National Academics of Science” yang disebut

dengan National Research Council (NRC) atau Nutient Requirement of Ruminants in

Developing Countries, adalah tabel yang banyak diadopsi.

Pakan harus mampu menyediakan hampir semua nutrisi yang diperlukan oleh

tubuh ternak dalam suatu perbandingan yang serasi sesuai dengan status faali, pakan

tidak perlu berlebihan bahkan harus efisien sehingga dapat memberikan keuntungan.

Terdapat empat hal penting yang harus diperhatikan dalam menentukan kebutuhan zat

nutrisi pada sapi potong, yaitu; jenis kelamin (jantan atau betina), berat badan, taraf

pertumbuhan/status fisiologis (pedet, sapihan, bunting dan lain-lain) serta tingkat

produksi.

10.5.1.2.2 Menyiapkan tabel komposisi/kandungan nutrisi bahan pakan.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi

untuk ternak tidak akan banyak berguna, jika tidak diikuti oleh ketersediaan informasi

yang akurat tentang nilai gizi atau nilai nutrisi bahan pakan yang akan digunakan dalam

menyusun ransum. Oleh sebab itu harus ada usaha untuk membangun tabel nilai nutrisi

bahan pakan. Tabel bahan pakan berisikan informasi tentang kandungan bahan kering

(BK), bahan organik dan substansi kimia pakan seperti nilai Energi (TDN) pakan, nilai

Protein Kasar (PK) pakan, Mineral dan Air. Informasi yang terpenting adalah nilai energi

dan protein pakan, oleh karena dibutuhkan oleh ternak dalam jumlah terbesar dan sistim

evaluasi pakan dibangun berdasarkan kedua nutisi tersebut.

Beberapa hasil penelitian kandungan zat gizi bahan pakan di Indonesia, dapat

dipergunakan sebagai pegangan. Apabila belum memiliki tabel tersebut maka dapat

menggunakan hasil penelitian Hari Hartadi, Tillman dan Sudomo, (UGM, 1978).

Selain rumput lapangan dan atau leguminosa atau kacang- kacangan, sumber

pakan yang cukup potensial adalah hasil sisa (limbah) pertanian tanaman pangan.

Optimalisasi penggunaan bahan pakan asal limbah pertanian, perkebunan maupun

agroindustri diharapkan selain menurunkan biaya ransum juga mampu menghasilkan

produktivitas secara optimal. Suplementasi dengan multinutrien perlu dilakukan untuk

membentuk keseimbangan kondisi rumen dan memenuhi kebutuhan zat nutrient.

Page 23: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

22

Keseimbangan kondisi rumen dibutuhkan untuk meningkatkan daya cerna sehingga dapat

meningkatkan efisiensi pakan.

10.5.1.2.3 Menyusun Formula Ransum Seimbang

Terdapat tiga macam metode yang biasa digunakan dalam penyusunan formula

ransum pada sapi potong yaitu :

· Pearson square method,

· Least cost formulation,

· Trial and error.

Saat ini telah pula tersedia beberapa soft ware atau program yang dapat di

pergunakan untuk penyusunan formula ransum seperti MIXID atau aplikasi EXCEL. Untuk

metode trial and error dapat dilakukan peternak dengan cara mengubah - ubah komposisi

(persentase) bahan pakan dalam ransum dengan mempertimbangkan kriteria rasional,

ekonomis dan aplikatif dan ketersediaan bahan pakan. Cara ini memerlukan kesabaran

dan waktu yang relatif lama.

Pencampuran bahan pakan, terutama dalam membuat kosentrat dapat dilakukan

di atas lantai dengan cara mengaduk aduk beberapa bahan pakan menggunakan alat

pengaduk (sekop) dimulai dengan bahan pakan yang jumlahnya paling sedikit, sedang dan

terbanyak. Pencampuran pakan biasanya dilakukan dua tahap yaitu pencampuran awal

dan pencampran bahan pakan makro dan premix. Pada pencapuran awal (pre –mixing)

dimulai dari bahan pakan mikro dengan bahan pakan tertentu yang berfungsi sebagai

carrier, sebagai contoh obat-obatan, vitamin dan mineral dicampur dengan dedak halus

terlebih dahulu.

A. Menyusun Ransum Sapi Dara.

Untuk penyusunan ransum seimbang pada sapi dara dengan bobot badan (BB) 300 kg dan

pertambahan bobot badan harian (PBBH) 500 gr/hari. Bahan pakan yang tersedia dalam

penyusunan ransum seimbang sapi dara adalah jerami padi, dedak halus kampung dan

bungkil kelapa. Konsumsi jerami padi dibatasi 1,33 % dari bobot badan sapi.

Langkah – langkah dalam penyusunan ransum sapi dara sebagai berikut :

Kebutuhan zat nutrisi untuk sapi dara dengan bobot (BB) 300 kg dengan kenaikan bobot

badan harian (PBBH) 500 gram/hari di tampilkan seperti pada Tabel 10.3

Page 24: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

23

Tabel 10.3 Kebutuhan zat nutrient sapi dara BB 300 kg, PBBH 500 gram/hari

Berat badan PBBH/kg BK/kg TDN/kg PK/gr Ca/gr P/gr

300 0,5 7,1 3,8 423 14 1

Setelah kebutuhan zat nutrisi diketahui, maka perlu di cari komposisi zat nutrient bahan

pakan jerami padi, dedak halus kampung dan bungkil kelapa, seperti di tampilkan pada

Tabel 10.4.

Tabel 10.4 Kandungan zat nutrisi bahan pakan

Bahan BK (%) TDN(%) PK(%) Ca P

Jerami padi 60 2,40 59,0 0,21 0,08

Dedak halus 86 6,30 60,5 0,70 1,50

Bungkil kelapa 86 19,90 78,3 0,30 0,67

Konsumsi bahan kering (BK) jerami padi = 1,33 % x 300 = 3,99 kg atau dibulatkan 4 kg.

Kemudian di hitung zat – zat makanan yang dapat disediakan oleh 4 kg jerami padi dan

dibandingkan dengan kebutuhan pada tabel Tabel 10.5

Tabel 10.5 Perbandingan kebutuhan zat gizi dengan yang tersedia oleh jerami padi.

Uraian

BK (kg)

TDN (kg)

PK (gr)

Ca

P

Kebutuhan zat nutrien 7,1 3,8 423,0 14,0 1,0

Zat nutrient pd jerami padi

4,0

2,4

59,0

0,21

0,08

Kekurangan

3,1

1,4

364,0

13,79

0,02

Kekurangan bahan kering (BK) sebesar 3,1 kg dan protein kasar (PK) 364,0 gram tersebut

harus dipenuhi oleh campuran dedak halus kampung dan bungkil kelapa, yang

mengandung PK sebesar masing – masing = (327/3100) x 100 % = 10,9 %

Menghitung proporsi dedak halus kampung dan bungkil kelapa dengan menggunakan

bujur sangkar (Pearson square methods).

Page 25: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

24

PK (%) Bagian % - se

Dedak halus 6,3 9,0 (9/13,6x100%= 66,18 %

10,9

Bungkil kelapa 19,9 4,6 (4,6/13,6x100%= 33,82%

Jumlah 13,6 13,6

Jadi : BK ;Jumlah dedak halus = (66,18 %) x 3,1 kg = 2,06 kg

Jumlah bungkil kelapa = (33,82 %) x 3,1 kg = 1,06 kg

Menghitung zat – zat makanan yang dapat disediakan oleh dedak halus kampung. Bungkil

kelapa dan jerami padi. Kemudian hasil perhitungan di masukan dalam tabel dan

dibandingkan dengan kebutuhan zat nutrisi seperti pada Tabel 10.6

Tabel 10.6 Perbandingan kebutuhan zat nutrient dengan yang tersedia oleh bahan pakan

Uraian BK(kg) TDN(kg) PK(kg) Ca P

Jerami padi 4,00 2,40 96 8 3 Dedak halus kampung 2,06 1,25 130 14 31

Bungkil kepala 1,06 0,82 209 3 7

Jumlah 7,12 4,47 435 25 41

Kebutuhan 7,10 3,80 423 14 1

· Jadi ransum telah seimbang dalam hal protein dan energi/perbandingan Ca : P

yang dideal 1 : 1. untuk mencapai perbandingan tersebut, maka di dalam ransum harus

ditambahkan Calsium Carbonat (CaCO3). Sumber CaCO3 mengandung Ca sebesar 36 %.

Untuk mencapai kesimbangan tersebut, maka didalam ransum harus ditambahkan kapur

sebanyak (41 – 25)/0,36 = 44,44 gram.

Menghitung susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai berikut:

Jerami padi = (100/59) x 4,00 kg = 6,8 kg.

Dedak halus kampung = (100/60,5) x 2,06 kg = 3,40 kg

Bungkil kelapa = (100/78,3) x 1,06 kg = 1,35 kg

CaCo3 = 44,44 gram

Page 26: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

25

B. Menyusun Ransum Sapi Induk Umur 3 – 4 Bulan Pertama Setelah Melahirkan.

Induk yang sedang laktasi membutuhkan zat – zat makan yang lebih tinggi dari

induk yang tidak laktasi. Dalam berat badan dan kondisi yang sama, seperti tertera dalam

Tabel 10.7, berikut ini ,

Tabel 10.7 Kebutuhan zat nutrient induk 3 – 4 bulan pertama setelah melahirkn

Uraian Kebutuhan zat nutrient BK(kg) PK(gr) TDN(kg) Ca/gr P/gr

Induk laktasi dengan BB 350 kg 8,1 505 4,5 24 24

Konsumsi BK dari Pennisetum Purpureum (Rumput gajah) adalah 2 % BB

Langkah 1 :Mencari kandungan zat – zat makanan dari rumput gajah dan bungkil kelapa

seperti pada tabel Tabel 10.8

Tabel 10.8 Kandungan nutrient Rumput gajah dan bungkil kelapa

Uraian (%) BK (kg) PK (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr)

Rumput gajah 21 8,30 50 0,59 0,29

Bungkil kelapa 86 21,60 66 0,08 0,67

Langkah 2 :Menghitung konsumsi BK rumput gajah membandingkan dengan kebutuhan

ternak. Konsumsi dari BK rumput gajah adalah sebagai berikut : 2/100 x 350 kg = 7 kg.

Pemenuhan zat nutrient dari rumput gajah ditampilkan pada Tabel 10.9.

Tabel 10.9 Zat makanan yang dapat disediakan oleh 7 kg rumput gajah.

Uraian BK (kg) PK (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr)

Kebutuhan zat nutrient induk

laktasi 3 – 4 bulan pertama

setelah melahirkan BB 350 kg

8,1 7,21 4,5 24 24

Pemenuhan nutrient dari rumput

gajah

7,0 482 3,5 41,3 20,3

Kekurangan 1,1 239 1,0 + 17,3 - 3,7

Kekurangan BK sebesar 1,1 kg atau 1.100 gram harus dapat dipenuhi oleh bungkil kelapa

yang harus mengandung 239 gram PK atau 239 gram/1.100 gram = 21,72 %.

Page 27: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

26

Langkah 3 : Perhitungan terakhir adalah menghitung zat – zat makanan yang dapat

disediakan oleh semua bahan pakan dan kita bandingkan dengan kebutuhannya, seperti

pada Tabel 10.10

Tabel 10.10 Zat Makanan yang dapat disediakan oleh 7 kg rumput gajah dan 1,1 kg bungkil kelapa.

Uraian BK (kg) PK (gr) TDN (kg)

Ca (gr) P (gr)

Kebutuhan zat nutrient induk laktasi 3 – 4 bulan pertama setelah melahirkan dengan BB 350 kg

8,1 721 4,5 24 24

Pemenuhan zat nutrient dari rumput gajah

7,0 482 3,5 41,3 20,3

Pemenuhan zat nutroent dari bungkil kelapa

1,1 238 0,726 0,88 7,37

Total pemenuhan zat nutrient 8,1 720 4,23 42,2 27,7

Kekurangan 0 - 1 - 0,27 + 18,8 + 3,7 Zat makanan yang dapat disediakan 7 kg rumput gajah dan 1,1 kg bungkil kelapa.

Kekurangan TDN sebesar 0,27 kg dapat di penuhi dari molases atau tetes. Tetes

mengandung BK 66 % dan TDN sebesar 69 %. Jadi kekurangan TDN sebesar 27 %.

Tetes 69/100 x 0,27 = 283 gram

Pada 100 gram Urea sebanding dengan 45 gram N atau = 6,25 x 45 N = 281,25 kg PK.

Jadi 1 gram PK terdapat dalam Urea sebanyak = 1/281,25 = 0,0036 gram.

Langkah 4 :Susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai berikut :

Rumput gajah = (100/21) x 7 kg = 33,33 kg

Bungkil kelapa = (100/86) x 1,1 kg = 1,28 kg

Tetes = 283 gram

Urea = 0,0036 gram

C. Menyusun Ransum Sapi Jantan.

Berikut ini adalah contoh ransum sapi jantan dengan bobot badan 300 kg dengan target

kenaikan bobot badan sebesar 1,00 kg perhari.

Adapun bahan pakan penyusun ransum adalah : jerami padi, dedak halus kampung,

gaplek dan bungkil kelapa.

Page 28: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

27

Pemberian BK adalah 3 % berdasar bobot badan dengan imbangan hijauan dan

konsentrat adalah 20 % berbanding 80.%. Penggunaan bungkil kelapa dibatasi maksimal

20 % dari konsentrat.

Langkah 1 : sapi jantan dengan BB 300 kg dengan PBBH 1,00 kg/hari membutuhkan zat –

zat makanan tertera pada Tabel 10.11.

Tabel 10.11 Kebutuhan nutrient sapi jantan BB 300 kg dan PBBH 1,0 kg

Uraian BK

(kg)

PK

(gr)

TDN

(kg)

Ca

(gr)

P

(gr)

Kebutuhan zat nutrient sapi jantan BB 300 kg, PBBH 1 kg

7,6 535 5,2 21 18

Langkah 2 :Menentukan jumlah konsumsi bahan kering jerami padi, konsentrat dan

bungkil kelapa yang akan diberikan pada ternak :

Jumlah bahan kering (BK) yang dibutuhkan = 3 % x 300 kg = 9 kg

Jumlah jerami padi yang akan diberikan = 20 % x 9 kg = 1,8 kg

Jumlah konsentrat yang akan diberikan = 80 % x 9 kg = 7,2 kg

Jumlah bungkil kelapa = 20 % x 7,2 kg = 1,44 kg

Langkah 3 :Mengetahui kandungan zat nutrient jerami padi dan bungkil kelapa.

Tabel 10.12 Kandungan zat nutrien bahan pakan

Uraian BK (%)

PK (%) TDN (%)

Ca (%)

P (%)

a. Jerami padi 80 2,40 59,0 0,21 0,08

b. Bungkil kepala 60 21,60 66,0 0,08 0,67

c. Dedak halus kampung

60 6,30 60,5 0,70 1,50

d. Gaplek 60 1,70 69,0 0,10 0,04

Langkah 4 : Menghitung zat nutrient yang disediakan oleh jerami padi dan bungkil kelapa

serta membandingkan dengan kebutuhan zat nutrient sapi jantan. Kekurangan bahan

kering (BK) sebesar 4,36 kg (4360 gram) dan protein kasar (PK) sebesar 180,8 gram

trersebut harus dipenuhi oleh campuran dedak halus dan gaplek yang mengandung

protein sebesar = (180,8 / 4360) x 100 % = 4,15 %.

Page 29: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

28

Tabel 10.13 Zat makanan yang dapat disediakan oleh jerami padi dan bungkil kelapa.

Uraian BK (kg) PK (gr) TDN (kg)

Ca (gr)

P (gr)

Kebutuhan zat nutrient sapi jantan BB 300 kg PBBH 1 kg

7,6 535 5,2 21,0 18,0

Pemenuhan zat nutrient dari jerami padi

1,8 43,2 1,06 3,78 1,44

Pemenuhan zat nutrient dari bungkil kelapa

1,44 311 1,13 4,32 9,655

Total pemenuhan zat nutrient

3,24 354,2 2,19 8,10 11,09

Kekurangan 4,36 180,8 3,01 12,90 6,91

Langkah 5 ; Menghitung proporsi dedak halus kampung dan gaplek dengan menggunakan

metode bujur sangkar pearson, sebagai berikut :

PK (%) Bagian %-se

Dedak halus 6,3 2,45 (2,45/4,6) x 100 % 53,3 %

4,15

Gaplek 1,7 2,15 (2,15/4,6) x 100 % 46,7 %

Jumlah 4,6 4,6

Jadi : Jumlah dedak halus = (53,3 %) x 4,36 kg = 2,32 kg

Jumlah gaplek = (46,7 %) x 4,36 kg = 2,04 kg

Perhitungan terakhir adalah menghitung zat – zat makanan yang dapat disediakan oleh

semua bahan pakan dan kita bandingkan dengan kebutuhannya seperti tabel 12.

Tabel 10.14 Perbandingan kebutuhan zat nutrient dengan yang tersedia oleh bahan

pakan;

Uraian BK (kg) TDN (kg) PK (gr) Ca P

Jerami padi 1,80 1,06 40,00 3,78 1,44 Dedak halus kampung 2,32 1,40 200,00 20,00 50,00

Bungkil kelapa 1,44 0,95 310,00 4,32 9,65

Gaplek 2,04 1,48 20,00 1,22 0,49

Jumlah 7,60 4,89 570,00 29,32 61,58 kebutuhan 7,60 5,20 535,00 21,00 18,00

Selisih 0,00 - 0,31 + 35 + 8,32 +43,58

Page 30: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

29

Jadi ransum masih kekurangan energi (TDN) sebesar 0,31 kg. Untuk menyeimbangkan

dapat digunakan molases atau tetes. Tetes mengandung BK 86 % dari TDN 69 %. Jadi

kekurangan TDN sebesar 0,31 kg atau (310 gram) diperoleh dari tetes sebanyak ( 310/69)

x 100 gram = 449 gram. Perbandingan Ca banding P yang ideal adalah 1 banding 1. untuk

mencapai perbandingan tersebut maka di dalam ransum harus ditambahkan CaCO3.

sumber Ca CO3 yang mudah didapat adalah dolomite atau kapur yang mengandung Ca

sebesar 36 %.

Untuk mencapai kesimbangan tersebut, maka di dalam ransum harus ditambahkan kapur

sebanyak : (61,58 – 29,32)/ 0,36 = 89,90 gram.

Langkah 6 : Menghitung susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai berikut :

Jerami padi = (100/80) x 1,8 kg = 2,30 kg

Dedak halus kampung = (100/60) x 2,32 kg = 3,80 kg

Bungkil kelapa = (100/60) x 1,44 kg = 2,44 kg

Gaplek = (100/60) x 2,04 kg = 3,40 kg

Tetes = (100/86) x 469 kg = 545,3 gram

Pakan seimbang bukan merupakan hal yang sulit untuk diwujudkan karena kita hanya

dituntut untuk cerdik mengkombinasikan bahan pakan yang ada disekitar kita.

Tidak ada formulasi bahan yang baku. Dengan mengkombinasikan bahan pakan yang

tersedia serta penggunaan suplemen dari bahan pakan lokal diharapkan akan tercipta

ransum yang murah tetapi mampu memberikan hasil yang optimal.

D. Strategi Pemberian Pakan Pada Sapi Potong

Sapi yang akan digemukan harus diatur pemberian pakan hijauan dan konsentrat

setiap harinya agar tercapai hasil yang memuaskan. Pemberian konsentrat dan pakan

hijauan diatur dalam suatu teknik yang memberikan tingkat kecernaan ransum yang lebih

tinggi, sebab apabila pemberian hijauan yang bersamaan waktunya dengan pemberian

konsentrat akan berakibat pada penurunan kecernaan bahan kering (BK) dan bahan

organik lainnya.

Teknik pemberian ransum yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang

lebih tinggi pada penggemukan sapi potong adalah dengan mengatur jarak waktu antara

Page 31: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

30

pemberian hijauan dan konsentrat. Ransum hendaknya tidak diberikan sekaligus dalam

jumlah banyak setiap harinya, melainkan dibagi menjadi beberapa bagian.

Pada pagi hari, misalnya pukul 07.00, setiap harinya sebaiknya diberi sedikit hijauan untuk

merangsang keluarnya saliva (air liur). Saliva ini berfungsi sebagai larutan buffer

(penyangga) di dalam rumen sehingga pH rumen tidak mudah naik maupun turun pada

saat sapi diberikan pakan konsentrat. Pemberian pakan konsentrat dengan kandungan

karbohidrat tinggi akan mudah terfermentasi sehingga menghasilkan asam lemak mudah

terbang yang berpotensi menurunkan pH rumen. Sementara pemberian konsentrat yang

banyak mengandung protein terdegradasi akan menghasilkan NH3 yang berpotensi

meningkatkan pH rumen. Kondisi peningkatan dan penurunan pH rumen secara ekstrim

akan berbahaya bagi kesehatan ternaknya.

Setelah mengkonsumsi sedikit rumput, sapi tersebut diberi setengah jatah konsentrat.

Misalnya, apabila jatah konsentrat yang harus diberikan 6 kg, maka pada pagi hari

diberikan konsentrat sebanyak 3 kg. Dua jam kemudian, hijauan diberikan lagi. Pada sore

hari sekitar pukul 15.00, konsentrat bagian kedua diberikan selanjutnya pada pukul 17.00

hijauan diberikan lagi.

Ternak yang tidak biasa mengkonsumsi konsentrat., seringkali tidak mau memakannya.

Oleh karena itu harus dilatih terlebih dahulu. Biasanya setelah satu minggu ternak akan

terbiasa untuk makan konsentrat. Apabila ternak mendapat konsentrat yang kering,

maka hendaknya diberikan atau di sediakan air minum secara ad libitum (sebanyak –

banyaknya) di dalam kandang..

10.6 Mencampur pakan

Pengolahan bahan pakan merupakan proses yang memerlukan bantuan alat

mekanis baik sederhana maupun kompleks. Peralatan yang digunakan pun memiliki

spesifikasi dan kegunaan yang berbeda untuk setiap proses. Salah satu proses pengolahan

pakan ternak yang memerlukan penggunaan alat adalah mixing atau pencampuran.

Mixing dilakukan untuk menghomogenkan bahan pakan sehingga berada pada setiap

bagian ransum yang diolah secara merata dan sama nilainya. Apabila mixing tidak

dilakukan maka bahan pakan dalam ransum tidak tercampur merata, ketika diberikan

kepada ternak tidak menjamin bahwa ternak mendapat nutrisi yang sesuai dengan

Page 32: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

31

kebutuhan. Hal tersebut karena komposisi bahan pakan dalam ransum tidak homogen

atau memiliki persentase yang berbeda dari tiap bagian ransum. Mixing/pencampuran

pakan biasanya dilakukan dua tahap yaitu pencampuran awal dan pencampran bahan

pakan makro dan premix. Pada pencapuran awal (pre –mixing) dimulai dari bahan pakan

mikro dengan bahan pakan tertentu yang berfungsi sebagai carrier, sebagai contoh :

pencampuran obat-obatan, vitamin, mineral dicampur dengan dedak halus. Mixing

dalam jumlah sedikit dapat dilakukan dengan mudah dan alat sederhana. Mixing dalam

skala industri yang mengolah dalam jumlah banyak memerlukan bantuan alat untuk

mengefisienkan waktu dan biaya. Pada dasarnya mixer bahan pakan terbagi menjadi dua

yakni :

1. Mixer Vertikal

Mixer vertikal merupakan alat penyampur bahan pakan

yang memanfaatkan gaya gravitasi untuk menyampur

bahan pakan. Pada bagian dalam alat mixer vertikal

terdapat pipa yang berisi as berulir sehingga ketika

berputar dapat mengangkat bahan pakan. Ujung atas

pipa merupakan bagian yang terbuka sehingga ketika

bahan pakan naik akan jatuh dan tersebar pada semua

bagian tabung penampung. Proses tersebut

berlangsung berkali kali sehingga bahan pakan dapat

terhomogenisasi.

Secara umum mixer vertikal memiliki keunggulan yakni

memerlukan motor penggerak yang relatif lebih kecil, dengan demikian konsumsi bahan

bakar atau listrik lebih minimum dan biaya lebih murah. Hal ini terjadi karena alat

tersebut mencampur dengan bantuan gaya gravitasi. Kekurangan dari mixer vertikal yakni

kurang homogennya campuran ransum yang terbentuk.

2. Mixer Horizontal

Berbeda dengan mixer vertikal yang menggunakan bantuan gaya gravitasi, Mixer

horisontal sepenuhnya memanfaatkan tenaga motor. Motor menggerakan as yang

terpasang horisontal pada bagian tengah tabung dan memiliki pengaduk. Berputarnya as

Page 33: BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB X PAKAN TERNAK RIMINANSIA ... flavomycin

32

dan pengaduk akan menyebabkan peputaran bahan pakan dalam tabung. Secara umum

mixer horisontal memiliki keunggulan ransum yang diolah akan memiliki nilai

homogenitas tinggi daripada ransum yang diolah dengan mixer vertikal. Kekurangan dari

mixer horisontal yakni memerlukan motor penggerak yang lebih besar bila dibandingkan

dengan mixer vertikal dalam kapasitas yang sama. Hal tersebut akan berdampak pada

biaya operasional yang lebih tinggi.

10.7 Uji kulalitas bahan pakan

Ada beberapa uji kualitas fisik yang biasa dilakukan untuk menilai kualitas bahan pakan.

Salah satunya adalah uji bulk density. Standar uji bulk density untuk jagung adalah 626

g/l, apabila kepadatannya melebihi atau kurang dari standar kemungkinan ada bahan

kontaminan.

10.8 Pengemasan dan bahan pengemas

Bahan pengemas merupakan salah satu unsur penting dalam pemasaran,

sehingga harus memiliki persyaratan, diantaranya daya membungkus, daya melindungi,

daya tarik untuk konsumen dan persyaratan ekonomis.