bab v tugas umum pemerintahan

34
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab V - 1 ] BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN Dalam menyelenggarakan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kota Ambon disamping melaksanakan tugas desentralisasi dan tugas pembantuan, diberikan kewenangan pula untuk menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan yang terkait dengan upaya-upaya pembinaan wilayah. A. Kerjasama Antar Daerah Kerjasama antar daerah merupakan upaya untuk saling belajar dan mengisi, serta bertukar pengalaman antar daerah dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), ibukota Provinsi Maluku, Kota Ambon sangat terbuka untuk membuka kerjasama dengan daerah lain, meskipun seringkali kerjasama tidak dilakukan secara formal dengan MoU atau Berita Acara dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota lainnya. Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu melakukan jaring pengalaman kerja dan studi dengan Pemerintah Kota Bogor mengenai pelayanan perijinan yang optimal. Dengan pengalaman dan studi ini, Pemerintah Kota Ambon telah dan akan terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan publik di bidang perizinan yang terpadu. Pada sisi lain, Dinas Pendapatan Kota Ambon juga melakukan jaring pengalaman kerja dan studi dengan Pemerintah Kota Surabaya terhadap pengelolaan pendapatan asli daerah yang sudah lebih maju. Berbekal pengalaman tersebut, ke depan akan terus dilakukan upaya-upaya peningkatan dan optimalisasi PAD Kota Ambon dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah.

Upload: vuongminh

Post on 09-Dec-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 1 ]

BAB V

TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Dalam menyelenggarakan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kota Ambon

disamping melaksanakan tugas desentralisasi dan tugas pembantuan, diberikan

kewenangan pula untuk menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan yang

terkait dengan upaya-upaya pembinaan wilayah.

A. Kerjasama Antar Daerah

Kerjasama antar daerah merupakan upaya untuk saling belajar dan mengisi,

serta bertukar pengalaman antar daerah dalam menyelenggarakan tugas-tugas

pemerintahan, pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), ibukota Provinsi Maluku, Kota Ambon

sangat terbuka untuk membuka kerjasama dengan daerah lain, meskipun

seringkali kerjasama tidak dilakukan secara formal dengan MoU atau Berita

Acara dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota lainnya.

Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon melalui Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu melakukan jaring pengalaman kerja dan studi dengan Pemerintah Kota

Bogor mengenai pelayanan perijinan yang optimal. Dengan pengalaman dan

studi ini, Pemerintah Kota Ambon telah dan akan terus berbenah untuk

meningkatkan pelayanan publik di bidang perizinan yang terpadu.

Pada sisi lain, Dinas Pendapatan Kota Ambon juga melakukan jaring

pengalaman kerja dan studi dengan Pemerintah Kota Surabaya terhadap

pengelolaan pendapatan asli daerah yang sudah lebih maju. Berbekal

pengalaman tersebut, ke depan akan terus dilakukan upaya-upaya peningkatan

dan optimalisasi PAD Kota Ambon dalam rangka optimalisasi pendapatan

daerah.

Page 2: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 2 ]

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh Kota Ambon,

beberapa daerah di Indonesia menyempatkan datang untuk menimba

pengalaman. Pada Tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon menerima kunjungan

kerja dari rombongan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Tuban,

Provinsi Jawa Timur. Kunjungan kerja ini dilakukan untuk menimba

pengalaman tentang E-Kinerja di Pemerintah Kota Ambon. Kami juga

menerima kunjungan kerja dari rombongan Pimpinan dan Anggota DPRD Kota

Pare Pare, Provinsi Sulawesi Selatan untuk menimba pengalaman tentang

pengelolaan pajak air bawah tanah. Selain itu dalam kemitraan Pemerintah

Daerah, DPRD Kota Ambon juga melakukan kunjungan kerja dan sharing

pengalaman ke daerah lain, seperti DPRD Kabupaten Bongo, Provinsi Jambi

yang belajar tentang penataan kependudukan dan pengembangan Kota Ambon

sebagai kota perdagangan dan jasa.

B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga

Dinamika perkembangan Kota Ambon yang pesat, mendorong terbukanya

berbagai kerjasama dengan banyak pihak, baik atas inisiatif Pemerintah Kota

Ambon, maupun inisiatif dan kepedulian para mitra untuk membangun

kerjasama dengan Pemerintah Kota Ambon.

1. Global Fund (GF).

Kerjasama Global Fund didasarkan pada Grant Agrement antara Global

Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF-ATM) dengan

Direktorat Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Departemen

Kesehatan RI, melalui Grant No. IND-102-G02-M-00, tanggal 11 Juni 2003.

Program GF dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon, dengan

kegiatan selama tahun 2014 adalah:

a. Program Penanggulangan Malaria.

Untuk mendukung program ini, dana GFATM yang dikucurkan sebesar

Rp.273.178.550,- dan terserap sebesar Rp.273.178.550,- (100%) untuk

Page 3: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 3 ]

membiayai kegiatan-kegiatan:

1) Pemeriksaan slide darah malaria di puskesmas.

2) Cros cek slide di puskesmas.

3) Surveilans.

4) Supervisi pada 22 Puskesmas.

5) Distribusi kelambu.

6) Maas Blood Survey (MBS) yaitu survei darah massal untuk

menemukan penyakit malaria di masyarakat.

7) Honor dan operasional.

b. Penanggulangan HIV-AIDS.

Program ini dilakukan oleh Komisi Penanggulangan HIV-AIDS

Kota Ambon. Alokasi dana yang tersedia adalah sebesar

Rp.153.090.000,- dan terealisasi sebesar Rp.121.723.299,- (80%)

untuk kegiatan-kegiatan:

1) CSS building community.

2) Routine data collection, analysis and use.

3) Management.

4) Operasional pokja tanjung Batu Merah.

5) Condomnisasi.

Selain jumlah tersebut diatas, GF juga memberikan dana kepada bidang P2M

(Program Penanggulangan HIV/ AIDS) sebesar Rp.21.146.578,- dan

terealisasi 100%, yang diperuntukan bagi kegiatan supervisi, monitoring dan

evaluasi klinik layanan HIV AIDS di Kota Ambon.

KPA Kota Ambon juga dalam menjalankan kegiatan operasionalnya

didukung dengan dana APBD Kota Ambon sebesar Rp.213.780.000,-

dengan realisasi sebesar Rp.141.010.000,- (66%).

Page 4: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 4 ]

c. Penanggulangan Tubercolosis (TB Paru).

Untuk program ini alokasi dana yang tersedia sebesar Rp.79.408.000,-

dan terealisasi sebesar 100%, untuk kegiatan-kegiatan: Case Finding/

supervise program, monitoring dan evaluasi program.

2. Nederland Lekprosi Rite (NLR).

Kerjasama NLR berasal dari Belanda digunakan dalam rangka menurunkan

prevelensi penyakit kusta di Kota Ambon. Operasional program ini

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon. Dana yang tersedia adalah

sebesar Rp.5.735.500,- dan telah termanfaatkan seluruhnya untuk

melaksanakan supervisi program kusta di puskesmas dan kegiatan cetak

blangko laporan, kartu obat, kartu penderita dan kartu POD.

3. Kerjasama Sister City.

Kota Ambon telah lama membina kerjasama Kota Bersaudara (sister city)

dengan Kota Vlissingen di Belanda.

1. Sister City Ambon – Darwin

Kerjasama Pemerintah Kota Ambon dengan Pemerintah Northern

Teritory di Kota Darwin lebih utama dilakukan di bidang pariwisata

dengan lomba perahu layar (yacht race) Darwin – Ambon. Sehubungan

dengan itu, pada tahun 2014, Walikota Ambon berkesempatan hadir di

Darwin dan melepas start perahu peserta lomba.

Pada tahun 2014, lomba ini diikuti oleh 25 perahu layar, yang

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 24 perahu layar.

Meningkatnya jumlah peserta lomba memberikan indikasi yang positif

bahwa Kota Ambon adalah kota yang aman sekaligus mendorong Kota

Ambon sebagai kota tujuan wisata internasional di Bagian Timur

Indonesia. Dalam upaya memberikan pelayanan yang baik sekaligus

kenyamanan kepada para tamu dari Darwin ini, para peserta lomba

Page 5: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 5 ]

disambut dengan gelar musik dan tari-tarian daerah serta permainan/

lomba persahabatan.

Sebagai balasan atas kunjungan Walikota Ambon, Wakil Walikota

Darwin melakukan kunjungan ke Kota Ambon untuk mengikuti

perayaan Hari Ulang Tahun Kota Ambon ke-439, pada 7 September

2014.

2. Sister City Ambon – Vlissingen.

Kerjasama Sister City antara Pemerintah Kota Ambon dengan Kota

Vlissingen di Negeri Belanda adalah untuk merealisasi kegiatan yang

tertuang dalam MOU yang ditandatangani oleh kedua pejabat kota pada

tanggal 12 September 2006, dan telah dilanjutkan dengan pembentukan

Steering Comitte berdasarkan Keputusan Walikota Ambon Nomor 472

Tahun 2009, tanggal 16 Juni 2009. Kesepakatan kerjasama ini telah

dilanjutkan sampai saat ini dan lebih di fokuskan pada bidang

persampahan, pendidikan, kesehatan, parawisata dan perikanan yang

melibatkan beberapa SKPD di lingkup Pemerintah Kota Ambon. Untuk

bidang kesehatan lebih difokuskan pada pelayanan kesehatan mata

sehingga pada tahun 2013 lalu telah diresmikan Klinik Mata Ambon-

Vlissingen di Negeri Passo dan telah melakukan serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan mata. Untuk tahun 2014 klinik mata telah

dilengkapi dengan ruang perawatan dan operasi dalam rangka

mendukung pelayanan kesehatan mata serta telah menyiapkan 3 tenaga

paramedis khusus pelayanan mata dengan cara magang di Rumah sakit

mata Bandung sehingga diharapkan tahun 2015 Klinik Mata AV di

fungsikan secara maksimal/di buka setiap hari kerja.

Selain Kegiatan Pelayanan Kesehatan mata, Tim Vlissingen telah

melaksanakan serangkaian kegiatan bakti sosial berupa :

a) Kegiatan Operasi Bibir Sumbing sebanyak 15 penderita di RSUD dr.

Haulussy Ambon;

Page 6: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 6 ]

b) Kegiatan Operasi Luka bakar sebanyak 12 penderita di RSUD dr

Hauluusy Ambon;

c) Kegiatan Operasi Urologi sebanyak 95 penderita di RSUD dr.

Haulussy Ambon.

4. Kerjasama Bidang Pendidikan

Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pendidikan bekerja sama dengan

beberapa mitra dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota

Ambon. Kerjasama dilakukan dengan:

a. Surya Institute, untuk pelaksanaan kegiatan belajar matematika dengan

metode GASING (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan); pembinaan

kepada Master Teacher; dan pendidikan lanjutan bagi calon 12 guru

(siswa berprestasi hasil seleksi) untuk memenuhi standar kualifikasi

akademik.

b. Universitas Pattimura, melalui program Pengakuan Pendidikan

Kualifikasi Hasil Belajar (PPKHB). Program ini bertujuan

meningkatkan dan memenuhi standar kualifikasi akademik tenaga

pendidik. Di tahun 2014 telah diwisudakan 117 guru, sementara sisa 120

guru masih dalam proses penyelesaian perkuliahan dan direncanakan

selesai di akhir tahun 2015.

c. PT. TELKOMSEL, melalui kegiatan open school, yang dilaksanakan

guna meningkatkan pelayanan dan transparansi sekolah mengenai

pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) serta dapat diakses

oleh sekolah dan masyarakat.

5. Kerjasama Indonesia Urban Water, Sanitation, & Hygiene (IUWASH)

Pemerintah Kota Ambon sejak tahun 2011 telah menandatangani

kesepakatan kerjasama dengan Urban Water, Sanitation, & Hygiene

(IUWASH), suatu lembaga donor yang dibiayai oleh Pemerintah Amerika

melalui United States Agency for International Development (USAID), yaitu

Page 7: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 7 ]

pada 7 September 2011, bertepatan dengan HUT Kota Ambon ke-436 Tahun

2011.

Kesepakatan kerjasama ini direncanakan berlangsung untuk jangka waktu 5

tahun ke depan, sehingga diharapkan akan terwujud peningkatan pelayanan

di bidang air minum dan sanitasi perkotaan dalam kerangka tata kelola

kepemerintahan yang baik serta partisipasi masyarakat, dengan tujuan:

a. meningkatkan akses untuk memperoleh pelayanan air dan sanitasi yang

layak melalui penguatan penyedia layanan yang bertanggungjawab

seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat perkotaan.

b. memfasilitasi penguatan partisipasi lembaga masyarakat yang memiliki

keinginan dan kapasitas untuk membantu peningkatan pelayanan air

minum dan sanitasi perkotaan secara berkelanjutan

c. memperkuat tumbuhnya lingkungan pendukung bagi terlaksananya tata

kelola kepemerintahan yang baik serta mendorong reformasi kebijakan

serta penyediaan anggaran daerah untuk akses air minum dan sanitasi

perkotaan yang melibatkan peran aktif pemerintah kota, DPRD, PDAM

dan masyarakat.

Pada tahun 2014, kegiatan IUWASH di Kota Ambon adalah:

a. Penyusunan memorandum Program Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012 -

2017.

b. Penyusunan master plan Air Limbah Kota Ambon yang disusun oleh

IUWASH melalui Yayasan Murkele.

Sumber pagu untuk kegiatan IUWASH adalah dari APBD Kota Ambon

dengan jumlah anggaran sebesar Rp.74.969.470,-.

Dari kegiatan dengan IUWASH, masih terdapat permasalahan yaitu belum

adanya kesepakatan program/ kegiatan dalam Memorandum Program

Sanitasi (MPS) oleh Poka. Solusinya adalah melaksanakan rapat koordinasi

Pokja Sanitasi Kota Ambon untuk bersama-sama menyepakati program/

Page 8: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 8 ]

kegiatan sanitasi Kota Ambon selanjutnya untuk mendapat pengesahan

Walikota Ambon.

6. Kerjasama dengan Kick Andy Foundation

Dalam rangka memperingati HUT Kota Ambon ke-439 Tahun 2014, Kick

Andy Foundation melalui Program Lantera Jiwa melakukan serangkaian

bakti sosial, yang dilakukan adalah pelayanan kesehatan melalui operasi

Bibir Sumbing bagi 20 penderita dan Opersai katarak bagi 74 penderita serta

pelayanan sosial lainnya berupa pemberian kaki palsu dan bantuan alat

olahraga bagi masyarakat Kota Ambon.

7. Kerjasama Australian Agency for International Development (AusAID)

Kegiatan dengan AusAID dilakukan untuk program penguatan sanitasi

permukiman. Program ini didasarkan pada:

a) Surat Menteri Keuangan Nomor: S-176/MK.7/2014, tanggal 11 April

2014 tentang Persetujuan Penerusan Hibah Luar Negeri untuk Program

Hibah Australia Indonesia untuk pembangunan sanitasi kepada

Pemerintah Kota Ambon sebesar Rp.800.000.000,-.

b) Surat Menteri Keuangan Nomor: S-68/MK.7/2014, tanggal 7 Februari

2014 tentang Persetujuan Penerusan Hibah Luar Negeri untuk Program

Hibah Australia Indonesia untuk pembangunan sanitasi kepada

Pemerintah Kota Ambon sebesar Rp.1.600.000.000,-.

Kegiatan yang telah dilaksanakan pada program ini adalah:

a) Pembangunan sistem air limbah terpusat skala lingkungan di Desa Nania.

Pekerjaan ini adalah pekerjaan lanjutan dari Tahun 2013. Pada akhir

2014, pekerjaan fisik di lapangan mengalami keterlambatan dan baru

mencapai 85%. Keterlambatan ini disebabkan oleh masalah lahan dan

perubahan penyampungan antar rumah.

Page 9: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 9 ]

b) Penyusunan DED septic tank komunal Kecamatan Sirimau khususnya

kawasan Kelurahan Pandan Kasturi, Negeri Batu Merah, dan kawasan

Kayu Tiga – Negeri Soya.

c) Penyusunan DED septic tank komunal Kecamatan Teluk Ambon

Baguala, khususnya untuk kawasan Negeri Passo dan Negeri Halong.

C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal

Pelaksanaan pemerintahan di daerah selain menyelenggarakan urusan

desentralisasi atau pemerintahan daerah yang termasuk dalam urusan wajib dan

urusan pilihan, juga menyelenggarakan Tugas Pembantuan, dan tugas umum

pemerintahan, yang salah satunya koordinasi dengan instansi vertikal.

Koordinasi dengan instansi vertikal, merupakan pelaksanaan azas dekonsentrasi

yang dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Wakilnya di daerah, yang

umumnya berupa instansi vertikal atau pemerintah daerah dalam hal ini

Gubernur Kepala Daerah.

1. Urusan Politik dan Keamanan

Politik dan keamanan merupakan urusan yang tidak didesentralisasi dan

menjadi tanggung jawab Pemerintah. Namun demikian, sebagai Kepala

Daerah, Walikota Ambon senantiasa melakukan koordinasi terkait urusan

politik dan keamanan di wilayah Kota Ambon, antara lain melalui Forum

Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Kota Ambon yang melibatkan

Komandan Kodim 1504 Pulau Ambon, Kapolres Pulau Ambon dan PP

Lease, Kepala Kejaksanaan Negeri Ambon, dan Ketua DPRD Kota Ambon.

Forkopinda Kota Ambon merupakan forum diskusi dan koordinasi untuk

menjamin tetap terkendalinya stabilitas politik dan keamanan di Kota

Ambon. Secara berkala Rapat Forkopinda dilakukan untuk mencermati dan

mengevaluasi kondisi sosial politik dan keamanan, maupun sebagai upaya

mencegah dan menangkal isu-isu yang berkembang dalam masyarakat yang

Page 10: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 10 ]

dapat mengganggu stabilitas politik dan keamanan.

Selain itu dalam kedudukan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di

Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon juga melakukan koordinasi

dengan KOREM 151/ Binaya, KODAM XVI/ Pattimura dan POLDA

Maluku, sebagai jejaring kerjasama untuk keamanan dan ketertiban di Kota

Ambon yang adalah ibukota Propinsi Maluku.

Sedangkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum tahun 2014 untuk

Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden, Pemerintah Kota Ambon

berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Ambon dan

KPU Provinsi Maluku, serta mendorong sehingga penyelenggaraan

Pemilihan Umum tahun 2014 di Kota Ambon, dapat berjalan dengan lancar

dan sukses.

2. Urusan Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM)

Kewenangan dalam penanganan Urusan Hukum dan Hak-Azasi Manusia

termasuk didalamnya kewenangan dibidang peradilan dilaksanakan oleh

Pemerintah. Sehubungan dengan itu peran Pemerintah Kota Ambon lebih

diutamakan kepada sosialisasi produk perundangan kepada masyarakat, dan

pembuatan produk-produk hukum sebagai implementasi peraturan

perundangan yang lebih tinggi.

Pada tahun 2014, melalui program Penataan Peraturan Perundang-

undangan, telah dilakukan Legislasi rancangan peraturan perundang-

undangan, melalui asistensi, dan finalisasi draf rancangan peraturan

perundang-undangan tingkat Kota Ambon, meliputi draf Peraturan Daerah,

Peraturan Walikota, Instruksi Walikota, dan Keputusan Walikota. Produk-

produk peraturan perundang-undangan yang telah dihasilkan selama tahun

2014 adalah tiga belas Rancangan Peraturan Daerah (RANPERDA) Kota

Ambon yang disetujui DPRD Kota Ambon. Selain PERDA, telah

diundangkan pula 61 Peraturan Walikota Ambon, ditetapkan 762 Keputusan

Walikota Ambon, dan dikeluarkan 2 Intruksi Walikota Ambon.

Page 11: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 11 ]

3. Urusan Agama

Penyelenggaraan urusan agama di Kota Ambon bersifat koordinasi, karena

urusan ini adalah kewenangan Pemerintah. Penyelenggaraan kewenangan

ini dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Ambon. Sehubungan

dengan itu, penyelenggaraan urusan agama di Kota Ambon dikoordinasikan

oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Ambon. Koordinasi dan

kerjasama juga dilakukan dengan Forum Komunikasi Umat Beragama

(FKUB) Kota Ambon, dan lembaga-lembaga/ tokoh-tokoh agama di Kota

Ambon seperti Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Kota Ambon, Klasis

GPM Pulau Ambon, Wakil Uskup Kota Ambon, dan Majelis Ulama

Indonesia (MUI) Kota Ambon. Koordinasi dan kerjasama tersebut dilakukan

dalam rangka menjaga harmonisasi dan kerukunan antar umat beragama di

Kota Ambon.

Salah satu urusan Kementerian Agama yang dikoordinasi Pemerintah Kota

Ambon adalah Penyelenggaraan Ibadah Haji setiap musim haji. Kegiatan

yang dilaksanakan adalah koordinasi dengan Kantor Imigrasi Provinsi

Maluku, Dinas Kesehatan Kota Ambon, dan Kantor Kementerian Agama

Kota Ambon untuk meningkatkan pelayanan bagi Calon Jemah Haji Kota

Ambon dalam pengurusan paspor, pemeriksaan kesehatan, dan bimbingan

Manasik Haji.

Pada pelaksanaan Ibadah Haji pada Musim Haji Tahun 2014, Pemerintah

Kota Ambon mengalokasikan Dana Bantuan Haji melalui APBD Kota

Ambon Tahun 2014 sebesar Rp.487.590.000,- dan terealisasi sebesar 100%.

Dana tersebut digunakan untuk bantuan Ongkos Naik Haji (ONH) bagi dua

petugas pendamping Jemaah Haji Kota Ambon yaitu seorang Tenaga

Pembimbing Haji Daerah (TPHD), dan seorang Tenaga Kesehatan Haji

Daerah (TKHD), termasuk biaya pelaksanaan Manasik Haji, dan biaya

perjalanan dinas petugas pendamping kepada Jemaah Haji di Embarkasi

Makassar. Sementara itu, jumlah Jemaah Haji Kota Ambon tahun 2014

adalah 246 orang, dalam satu kelompok terbang (kloter).

Page 12: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 12 ]

Selain itu, dalam hal pembinaan terhadap umat beragama di Kota Ambon,

Pemerintah Kota Ambon melaksanakan pula kemitraan Pengembangan

Wawasan Kebangsaan melalui pemberian bantuan dana penunjang untuk

pembinaan kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Perparawi) umat Kristen

Protestan, Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) umat Kristen Katolik,

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dan lomba festival seni Qasidah

(LASQI) di Kota Ambon.

Dana pembinaan pesparawi tahun 2014 dikhususkan untuk pelatihan,

pembinaan dan konsolidasi Tim Kota Ambon dalam pesparawi tingkat Kota

Ambon dan tingkat Provinsi Maluku yang juga dilakukan di Kota Ambon.

Pada lomba pesparawi tingkat Provinsi Maluku, Kota Ambon berhasil

menjadi juara umum. Pada sisi lain juga dilakukan pembinaan pesparani

Kota Ambon, khususnya dalam mengikuti pesparani tingkat Provinsi

Maluku di Kota Dobo.

Sementara itu, juga dilakukan pemberian bantuan dana kepada

penyelenggaraan MTQ di Kota Ambon yang dimulai dari tingkat

Kecamatan, tingkat Kota Ambon, yang berpusat di Desa Batu Merah, dan

tingkat Provinsi Maluku di Kota Piru, Kabupaten Maluku Tengah.

Sedangkang lomba Festival Seni Qasidah (LASQI) dimulai dari tingkat Kota

Ambon, tingkat Provinsi Maluku di Kota Masohi, Kabupaten Maluku

Tengah dan tingkat Nasional di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Pada

sisi lain, dalam pelaksanaan hari raya Idul Adha 1435 H/ 2014 M,

Pemerintah Kota Ambon telah menyerahkan bantuan hewan kurban berupa

15 ekor sapi, dan 55 ekor kambing. Hewan kurban tersebut diserahkan

langsung oleh Walikota Ambon kepada masyarakat yang berhak

menerimanya.

Page 13: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 13 ]

4. Urusan Sosial

Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Sosial,

menjalankan beberapa program Kementerian Sosial Republik Indonesia

berupa Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT), Bantuan Jaminan

Sosial Penyandang Cacat Berat, Bantuan Program Keluarga Harapan, dan

Bantuan Alat Bantu Kecacatan.

a. Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT)

1) Dasar Hukum Pelaksanaan ASLUT tahun 2014 di Kota Ambon

adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia.

2) Pelaksanaan dan Realisasi Program/ Kegiatan

Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) tahun 2014 di Kota

Ambon tersebar pada 15 desa/ kelurahan di 5 kecamatan, dengan

sasaran penerima bantuan berjumlah 152 orang.

Penyalurannya dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

- Tahap I pada Bulan Januari s/d April 2014;

- Tahap II pada Bulan Mei s/d Agustus 2014;

- Tahap III pada Bulan September s/d Oktober 2014.

Besaran anggaran yang tersalur kepada ASLUT bersumber dari APBN

Kementerian Sosial RI dan penyalurannya melalui Kantor Pos Ambon

sebesar Rp. 304.000.000,- masing-masing penerima ASLUT sebesar

Rp.2.000.000,- selama 10 bulan.

b. Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas

1) Dasar Hukum pelaksanaan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas

adalah:

a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang

Cacat;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat;

Page 14: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 14 ]

c. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Rehabilitasi

Sosial Orang dengan Kecacatan, Nomor 24 Tahun 2014 tentang

Penetapan Nama- Nama Orang dengan Kecacatan (Penyandang

Disabilitas) Berat Penerima Asistensi Sosial Tahun 2014.

2) Pelaksanaan dan Realisasi Program/ Kegiatan Asistensi Sosial

Penyandang Disabilitas tahun 2014 kepada 116 orang penyandang

disabilitas di 5 kecamatan yakni:

- Kecamatan Nusaniwe 41 orang

- Kecamatan Sirimau 34 orang

- Kecamatan T.A. Bagula 13 orang

- Kecamatan Teluk Ambon 17 orang

- Kecamatan Leitimur Selatan 11 orang

Pada tahun 2014, penyaluran dana hanya sampai 10 bulan (Januari

s/d Oktober) masing-masing per bulannya Rp.300.000,- dengan total

dana keseluruhan Rp.348.000.000,-.

c. Bantuan Alat Bantu Kecacatan dari Kick Andy Foundation tanggal 5

September 2014 diberikan kepada 35 orang penyandang cacat.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program/ kegiatan

bantuan social ini adalah:

1) Keterbatasan sarana dan prasarana maupun tenaga dalam menunjang

kegiatan-kegiatan operasional.

2) Kurangnya kesadaran masyarakat penerima bantuan dalam

penggunaan dana bantuan dengan baik.

Terkait dengan permasalahan di atas, maka solusi yang dilakukan

adalah:

1) Menggunakan potensi sumber pekerja sosial masyarakat (PSM)

sebagai tenaga pembantu di lapangan.

2) Pengusulan nama penerima bantuan yang tidak menggunakan dana

Page 15: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 15 ]

sesuai peruntukannya.

5. Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)

Pemerintah Kota Ambon melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat

Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMP dan KB), juga melakukan

kerjasama dengan instansi vertikal, yaitu:

a. Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) Seperti tahun-tahun

sebelumnya, Pemerintah Kota bekerjasama dengan Perum Bulog Divre

Maluku untuk melakukan penyaluran Beras untuk Keluarga Miskin

(RASKIN). Program RASKIN merupakan kebijakan Pemerintah untuk

membuka akses pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat/

keluarga miskin, khususnya Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat

(RTS-PM).

1) Dasar Hukum

Pelaksanaan Program RASKIN di Kota Ambon tahun 2014,

didasarkan pada:

a. Keputusan Gubernur Maluku Nomor 34 Tahun 2014, tentang

Penetapan Pagu Program Beras untuk Rumah Tangga Miskin

(RASKIN) Kota Ambon Tahun 2014.

b. Keputusan Walikota Ambon Nomor 172 Tahun 2014, tentang

Penetapan Pagu Program Beras untuk Rumah Tangga Miskin

(RASKIN) di Kota Ambon Tahun 2014.

2) Pelaksanaan dan Realisasi Program/ Kegiatan

Pagu RASKIN Kota Ambon Tahun 2014 adalah untuk 11.265

Rumah Tangga Sasaran (RTS), yang masing-masing RTS mendapat

15 Kg per bulan, sehingga total pagu RASKIN Kota Ambon tahun

2014 adalah 2.027.700 Kg atau 9% dari pagu Provinsi Maluku

(Tabel V.1). sampai dengan akhir Desember 2014, Raskin telah

disalurkan kepada semua kecamatan.

Page 16: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 16 ]

Tabel V.1

Pagu dan Penyaluran RASKIN di Kota Ambon Tahun 2014

No Kecamatan Jumlah

RTS-PM

Jumlah Alokasi (Kg)

Pagu per RTS Pagu per Bulan Pagu Setahun

1 Nusaniwe 3.355 15 50.325 603.900 2 Sirimau 3.500 15 52.500 630.000 3 Teluk Ambon Baguala 1.743 15 26.145 313.740 4 Leitimur Selatan 614 15 9.210 110.520 5 Teluk Ambon 2.053 15 30.795 369.540

KOTA AMBON 11.265 15 168.975 2.027.700

PROVINSI MALUKU 119.825 15 1.797.375 21.568.500

Sumber: BPMP dan KB Kota Ambon, 2015.

Permasalahan dalam penyaluran Raskin di Kota Ambon adalah masih

terjadi tunggakan pembayaran Raskin pada beberapa desa ke Perum

Bulog Drive Maluku. Untuk mengatasi hal ini, selalu dilakukan

koordinasi antara tim koordinasi Raskin Kota Ambon dengan para Camat,

para Raja/ Kepala Desa/ Lurah dan pihak Perum Bulog Drive Maluku,

agar penyaluran dan pembayaran Raskin dapat berjalan dengan lancar.

6. Urusan Kesehatan

Jaminan kesehatan kepada masyarakat mengalami perubahan yang sangat

mendasar pada tahun 2014, seiring dengan diberlakukannya Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN).

JKN merupakan perlindungan kesehatan masyarakat, dimana setiap

masyarakat/ setiap peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. JKN ini

diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran, atau diberikan

kepada orang yang iurannya telah dibayarkan oleh Pemerintah.

Penyaluran JKN menggunakan Dana Kapitasi kepada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas. Dana kapitasi adalah besaran

pembayaran per bulan yang dibayarkan dimuka sebelum pelayanan.

Page 17: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 17 ]

Dana kapitasi dihitung berdasarkan jumlah peserta JKN yang terdaftar, tanpa

memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan yang diberikan. Pembayaran

kapitasi diperuntukan bagi pelayanan kesehatan dasar peserta di psukesmas.

a. Pelaksanaan JKN di Kota Ambon

Terhitung 1 Januari 2014, Program JKN di Kota Ambon telah berjalan

di 22 puskesmas sebagai FKTP, sesuai kontrak kerja antara BPJS

Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kota Ambon. Peserta JKN yang

terdaftar sampai Desember 2014 berjumlah 124.041 peserta, yang

tersebar pada 22 puskesmas se-Kota Ambon. Pagu dana yang tersedia

untuk program ini pada DIPA Dinas Kesehatan Kota ambon adalah

sebesar Rp.7.136.175.660,-.

Peserta JKN di Kota Ambon terdiri dari:

(1) Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN yaitu fakir miskin dan orang

tidak mampu, yang semula dikenal sebagai peserta Jamkesmas.

(2) Non PBI yaitu setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja

paling sedikit 6 bulan di Indonesia dan telah membayar iuran ke

BPJS Kesehatan.

Pembayaran kapitasi disesuaikan dengan ketersediaan jumlah

sumberdaya manusia bidang kesehatan dan fasilitas yang tersedia pada

FKTP. Total dana kapitasi yang diterima sampai Desember 2014

berjumlah Rp.6.763.153.000,- atau 94,77% dari pagu yang tersedia.

Dana kapitasi tersebut antara lain:

(1) Periode Januari sampai dengan Mei 2014, diterima kapitasi sebesar

Rp.2.817.001.000,- dan terealisasi 100%. Dana ini ditransfer

melalui Rekening Dinas Kesehatan Kota Ambon dan selanjutnya

ditarik dan disetor ke Kas Pemerintah Kota Ambon.

(2) Periode Juni sampai dengan Desember 2014, dana kapitasi diterima

sebesar Rp.3.461.152.000,-, langsung ke rekening puskesmas,

Page 18: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 18 ]

sesuai kapitasi terdaftar setiap awal bulan berjalan. Dana ini dapat

dimanfaatkan sebesar Rp.2.893.250.340,- atau 73,32%.

Dengan demikian, jumlah total realisasi dana kapitasi JKN di Kota

Ambon tahun 2014 adalah Rp.5.710.251.340,- atau 84,43% dari dana

yang dikucurkan.

Dana JKN tahun 2014 ini digunakan untuk pembayaran jasa pelayanan

kesehatan, berupa: persalinan normal sebanyak 6.532 ibu bersalin; ANC

(K4) sebanyak 7.021 ibu hamil; PNC (KF3) sebanyak 6.431 ibu

bersalin; rawat jalan tingkat pertama sebanyak 77.519 kunjungan; dan

pelayanan rujukan sebanyak 8.890 kasus.

b. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi antara lain:

(1) Belum semua pengelola memahami dengan benar mekanisme

penyaluran dana JKN, seperi waktu pemasukan dokumen

pertanggungjawaban realisasi dana JKN sesuai Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014.

(2) Masih terjadi mobilisasi tenaga medis cukup tinggi, sehingga

berpengaruh terhadap kapitasi yang dibayarkan kepada FKTP.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka ke depan akan

ditempuh langkah-langkah penyelesaian yaitu:

(1) Pelatihan tenaga pengelola keuangan JKN di tingkat puskesmas.

(2) Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada Fasilitas

Kesehatan Dasar Pertama, bagi semua petugas puskesmas se-Kota

Ambon.

Page 19: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 19 ]

7. Urusan Pemerintahan Umum

Kerjasama instansi vertical pada urusan pemerintahan umum dilakukan

terkait dengan peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur. Kegiatan ini

dikoordinasian oleh Badan Kepegawaiaan Kota Ambon. Kegiatan-kegiatan

yang dilakukan tahun 2014 adalah:

a. Kerjasama dengan Badan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Lembaga

Administrasi Negara (LAN) Surabaya untuk pelaksanaan Diklat

Kepemimpinan Tingkat II, yang diikuti oleh 1 orang Pejabat Eselon II

selama 96 hari dan dinyatakan lulus.

b. Kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri, dalam rangka pemberian

penghargaan bagi PNS yang berprestasi secara terus menerus, baik 10,

20, atau 30 tahun, melalui pemberian penghargaan Satya Lencana. Pada

tahun 2014, penghargaan Satya Lencana diberikan kepada 631 PNS

lingkup Pemerintah Kota Ambon, dengan rincian: 221 PNS mendapat

Satya Lencana 30 Tahun, 294 PNS mendapat Satya Lencana 20 Tahun,

dan 116 PNS mendapat Satya Lencana 10 Tahun.

c. Kerjasama dengan Badan Kepegawaian Negara di Jakarta, dan Badan

Kepegawaian Regional di Makassar, dalam rangka proses pengurusan

kenaikan pangkat dan pensiun.

d. Kerjasama dengan Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (PAN-RB) dalam penguatan manajemen birokrasi,

khususnya mendorong inovasi di bidang birokrasi.

8. Urusan Kelautan dan Perikanan

Seperti tahun sebelumnya, Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas

Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014 melakukan kegiatan

Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), yaitu untuk usaha

penangkapan, budidaya, dan pengolahan usaha perikanan.

Kegiatan yang dilaksanakan dan hasilnya adalah:

Page 20: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 20 ]

a) PUMP penangkapan diberikan kepada 3 kelompok nelayan, yang

masing-masing terdiri dari 10 orang. Kelompok-kelompok tersebut

antara lain:

- Pada Kecamatan Nusaniwe diterima oleh Kelompok Usaha

Bersama (KUB) Wemai di Negeri Latuhalat.

- Pada Keamatan Teluk Ambon diterima oleh KUB Imanuel di

Negeri Hative Besar, dan KUB Latuputi di Negeri Laha.

b) PUMP usaha budidaya diberikan kepada 3 kelompok nelayan,

masing-masing terdiri dari 12 orang. Kelompok-kelompok tersebut

antara lain:

- Pada Kecamatan Teluk Ambon Baguala diterima oleh Kelompok

Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Kelurahan Lateri, untuk

pembesaran ikan kerapu.

- Pada Kecamatan Teluk Ambon diterima oleh Pokdakan

Flonilaris, dan Pokdakan Martha Fons, keduanya dari Desa Poka.

c) PUMP pengolahan hasil perikanan diberikan kepada 3 kelompok

nelayan berupa bantuan langsung masyarakat (BLM). Kelompok-

kelompok tersebut adalah satu Kelompok Pengolahan dan Pemasaran

(Poklahsar) di Negeri Batu Merah, dan dua Poklahsar di Negeri

Hative Kecil.

9. Urusan Ketahanan Pangan

Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan

mengkoordinasikan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan

Pangan Masyarakat, dan Program Keanekaragaman Rumah Pangan

Lestari (KRPL) di Kota Ambon, yang termuat dalam DIPA Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Maluku.

a) Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan

Masyarakat meliputi:

Page 21: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 21 ]

(1) Kegiatan pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan

pangan desa mandiri pangan, yang berlokasi di Dusun Karang-

Karang Desa Poka kepada 2 kelompok yaitu Kelompok Mawar,

dan Kelompok Melati.

(2) Kegiatan pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan

dan peningkatan keamanan pangan segar kepada kelompok-

kelompok tani untuk pembelian tanaman semusim seperti cabe,

kacang panjang, tomat, dan ketimun.

b) Program Keanekaragaman Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Program ini merupakan kelanjutan program tahun 2013 kepada 8

Kelompok Tani (KT) yaitu (1) KT Melati, Dusun Air Ali; (2) KT

Kartika, Negeri Rumah Tiga; (3) KT Sejahtera Mandiri, Desa

Waiheru; (4) KT Beeri, Negeri Soya; (5) KT Delinda, Kelurahan

Rijali; (6) KT Cemara, Negeri Hutumuri; (7) KT Sinar Kasih, Dusun

Airlow; dan (8) KT Mawar, Kelurahan Benteng.

Setiap kelompok diberikan bantuan sosial sebesar Rp.47.000.000,-

sehingga total anggaran adalah Rp.376.000.000,-.

Paket bantuan yang diterima oleh masing-masing kelompok untuk

pengadaan benih tanaman semusim yaitu benih sayur-sayuran dan

buah-buahan seperti sawi, kangkung, petsai, kacang panjang, talas,

pisang, cabe, dan tomat.

10. Urusan Kehutanan

Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kota Ambon juga mengkoordinasikan kegiatan dari Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Waehapu Batu Merah.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR), yang memberdayakan 3

kelompok tani untuk pembuatan kebun bibit. Setiap kelompok

mendapat paket bantuan senilai Rp.50.000.000,-, kelompok tersebut

Page 22: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 22 ]

adalah Kelompok Pelindung Sumber Air Soya di Negeri Soya,

Kelompok Anak Negeri di Negeri Hatalai, dan Kelompok Leahari di

Negeri Leahari.

b) Pemeliharaan Tanaman Hutan Kota Tahun I, yang melibatkan 2

kelompok tani pada lahan seluas 16 Ha. Kelompok tani dimaksud

adalah (1) Kelompok Tani El Shaday seluas 10 Ha, dengan paket

bantuan berupa anakan mahoni, anakan trembesi, anakan tanjung,

dan anakan duku, masing-masing sebanyak 800 anakan; dan (2)

Kelompok Tani Cendana seluas 6 Ha, dengan paket bantuan berupa

anakan mahoni, anakan trembesi, anakan tanjung, dan anakan duku,

masing-masing sebanyak 480 anakan.

11. Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

(PLPBK)

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

(PLPBK) adalah program lanjutan dari PNPM Perkotaan sebagai salah

satu alternatif program penataan permukiman yang menggunakan

pendekatan berbasis komunitas dalam proses pelaksanaannya. Program

ini berhasil meningkatkan kapasitas masyarakat dalam perencanaan

kawasan, menyelesaikan masalah permukiman masyarakat serta

mengubah perilaku masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan. Model

penataan kawasan diantaranya untuk peningkatan lingkungan

permukiman kawasan pesisir, pelestarian cagar budaya, wisata dan

kumuh. Selama 5 tahun belakangan, PLPBK menjadi model tersendiri

dalam penataan kawasan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat

di Indonesia, dan pada tahun 2014 mulai dirintis di Kota Ambon.

Pada tahun 2014, Program PLPBK di Kota Ambon dilakukan di

Kelurahan Wainitu, dan Negeri Batu Merah, khususnya untuk penataan

kawasan kumuh dan padat permukiman di bantaran sungai Wai Batu

Gantung, dan Wai Batu Merah. Kegiatan PLPBK merupakan kelanjutan

Page 23: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 23 ]

dari PNPM Mandiri Perkotaan, dengan Badan Keswadayaan Masyarakat

di masing-masing lokasi sebagai penggerak.

Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2014 adalah:

a) Lokakarya tentang persiapan pelaksanaan PLPBK di Kota Ambon.

b) Lokakarya peran Pemerintah Daerah dalam keberlanjutan program

penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas.

Lokakarya ini menghasilkan Panduan Peran Pemuda dalam PLPBK,

dan Rencana Aksi pelaksanaan Panduan Peran Pemuda dalam

PLPBK.

c) Sosialisasi PLPBK kepada masyarakat di Kelurahan Wainitu dan

Negeri Batu Merah.

d) Pembentukan tim teknis kegiatan PLPBK di Kota Ambon.

Pada tahun 2015, kegiatan PLPBK akan dilanjutkan dengan implementasi

rencana penataan kawasan di Kelurahan Wainitu dan Negeri Batu Merah

untuk mendapatkan lingkungan permukiman yang berkualitas berbasis

masyarakat.

D. Pembinaan Batas Wilayah

Pembinaan batas wilayah di daerah didasarkan kepada Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah, untuk

mengatur penegasan batas daerah antar Provinsi dan Kabupaten/ Kota

menggunakan metode kartometrik, yaitu menggunakan sistem pemetaan dengan

penentuan titik-titik koordinat batas daerah, dan dituangkan dalam bentuk peta

batas dengan daftar titik-titik koordinat batas daerah. Metode kartometrik ini

tidak mengharuskan dipasang pilar batas daerah (seperti diwajibkan oleh

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 yang telah dicabut).

Pilar batas daerah dapat dipasang jika dipandang perlu dan memungkinkan

untuk dipasang.

Page 24: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 24 ]

Sebelumnya pada tahun 2008, telah dilakukan penegasan batas Kota Ambon

dengan Kabupaten Maluku Tengah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 1979 tentang Perluasan Wilayah Kota Ambon. Hasil kegiatan tersebut

adalah (1) terbangunnya 20 pilar batas wilayah darat pada Jazirah Leihitu dan

titik-titik acuan batas pengelolaan wilayah laut sejauh 4 mil pada Teluk Ambon

bagian luar dan Jazirah Leitimur, (2) tersedianya laporan hasil survey pemetaan

batas wilayah laut (bathimetri), dan (3) tersedianya peta penegasan batas

wilayah darat dan peta penegasan pengelolaan wilayah laut.

Sejalan dengan itu, pada tahun 2013 melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi

Maluku, dilakukan koordinasi Penegasan Batas Daerah dalam Provinsi Maluku

antara Pemerintah Kota Ambon dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah

khususnya mengenai batas sebelah timur antara Negeri Passo dan Negeri Suli,

dan batas sebelah barat antara Negeri Laha/Negeri Tawiri, dengan Negeri Hatu.

Secara faktual pada tahun 2014, pembinaan batas wilayah antar Kota Ambon

dan Kabupaten Maluku Tengah tidak dilakukan secara khusus. Proses penegasan

batas yang dilakukan pada tahun 2013, yang difasilitasi Pemerintah Provinsi

Maluku sementara dalam tahap penyelesaiannya, agar dapat ditentukan batas

wilayah yang baku oleh Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah.

E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana.

Pengalaman tahun-tahun terakhir ini dimana hampir setiap tahun terjad

bencana alam, menunjukan bahwa Kota Ambon adalah kota yang rentan

terhadap bencana. Keberadaan Kota Ambon di pulau kecil dengan topografi

yang berbukit, dataran dan pantai berpotensi terhadap bencana. Kondisi

perubahan cuaca/ iklim juga turut mempengaruhi kebencanaan di Kota Ambon,

seperti banjir ketika curah hujan yang ekstrim. Pada sisi lain pertumbuhan

penduduk yang tinggi, sedangkan ketersediaan lahan untuk permukiman sangat

terbatas, menyebabkan banyak penduduk yang mendiami daerah perbukitan

Page 25: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 25 ]

serta daerah pesisir pantai yang sangat beresiko terhadap bencana dan

keselamatan manusia.

1. Bencana Yang Terjadi Dan Penanganannya

Beberapa kejadian bencana telah terjadi di Kota Ambon pada tahun 2014,

berupa bencana kebakaran, tanah longsor dan juga bencana sosial insiden

antar warga.

d) Tanah longsor, bencana ini mengakibatkan rumah-rumah warga terancam

longsor, bahkan ada yang kehilangan tempat tinggal karena kerusakan

berat terhadap 37 unit rumah korban di Kota Ambon. Bantuan yang

disediakan adalah terpal, sekop, pacul, karung, dll.

e) Angin kencang, musibah ini mengakibatkan 60 unit rumah warga rusak

ringan/ berat, antara lain pada Kecamatan Nusaniwe 45 unit, Kecamatan

Baguala 7 unit, Kecamatan Teluk Ambon Baguala 6 unit, dan Kecamatan

Sirimau 2 unit.

f) Kebakaran, pada tahun 2014 kebakaran terjadi di 3 kecamatan yakni

Kecamatan Sirimau terdapat 116 unit rumah hangus terbakar, Kecamatan

Nusaniwe terdapat 8 unit rumah hangus terbakar, dan Kecamatan Teluk

Ambon terdapat 4 unit rumah hangus terbakar. Bencana kebakaran yang

menonjol di Tahun 2014 adalah kebakaran di kawasan Jalan Baru

Kelurahan Honipopu yang mengakibatkan 154 KK atau 514 jiwa

mengungsi, dimana rumah yang habis terbakar berjumlah 106 unit.

Secara keseluruhan korban bencana kebakaran selama tahun 2014 yang

dievakuasi ke tempat pengungsian berjumlah 174 KK atau 606 jiwa.

Jumlah total rumah yang terbakar adalah 128 unit, dengan korban

meninggal dunia sebanyak 1 orang. Terkait dengan korban meninggal

dunia, Pemerintah Kota Ambon telah memberikan santunan sedangkan

untuk korban kebakaran telah dibantu dengan biaya rehabilitasi berupa

dana stimulan.

Page 26: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 26 ]

Khusus untuk korban kebakaran di kawasan Jalan Baru Kelurahan

Honipopu sementara dilakukan pengusulan penanganan ke Pemerintah,

dalam hal ini Kementerian Sosial RI karena jumlah rumah terbakar

melebihi 30 unit rumah.

g) Bentrok Warga. Kejadian ini terjadi di Desa Tawiri Kecamatan Teluk

Ambon dan menyebabkan 2 unit rumah warga mengalami rusak berat

serta kerugian harta benda. Penanganan terhadap bentrok ini telah

dilakukan oleh Pemerintah Kota Ambon. Sementara itu, bentrok warga

juga terjadi di Kelurahan Nusaniwe dalam dua peristiwa dengan waktu

yang berbeda. Kejadian pertama mengakibatkan 18 unit rumah warga

rusak berat dan telah tertangani.

2. Penanggulangan Bencana yang dilakukan

Dalam proses penanganan bencana, BPBD selaku instansi yang memiliki

fungsi komando dan pelaksana, selalu mengutamakan koordinasi dengan

instansi terkait, baik pada tataran Pemerintah Kota, maupun Pemerintah

Provinsi, serta stakeholder lainnya yang konsen terhadap upaya

penanggulangan bencana.

Pemerintah Kota Ambon juga menyalurkan bantuan berupa terpal, sekop,

pacul, karung, dll. Sementara bantuan material lain belum tertangani/

dialokasikan kepada korban terkena dampak langsung oleh Pemerintah Kota,

Pemerintah Provinsi maupun BNPB pusat.

Selama tahun 2014 telah dilaksanakan pula upaya penanggulangan bencana,

berupa beberapa kegiatan rehabilitasi/ rekonstruksi fisik dan ekonomi, yaitu:

a. Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/ Sosial meliputi

fasilitasi dan simulasi rehabilitasi rumah akibat bencana.

b. Program Penanggulangan Bencana Alam/ Sosial meliputi sosialisasi

pembentukan PRB-BK di Kota Ambon, sosialisasi PRB bagi Pelajar

SMU di Kota Ambon, dan pembuatan Buku Bencana Kota Ambon.

Page 27: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 27 ]

c. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan, meliputi, pengadaan rambu-

rambu evakuasi bencana alam, dan biaya operasional Pusat Informasi

Bencana (PIB) Kota Ambon.

d. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi meliputi sosialisasi penilaian

kerusakan dan kerugian akibat bencana, dan pemulihan psykologis

masyarakat Kota Ambon pasca konflik sosial.

e. Program Perbaikan Rumah Akibat Bencana Alam meliputi pembangunan

rumah pengungsi akibat bencana alam (tanah retak), serta pembangunan

jalan dan pematangan tanah.

3. Status Bencana

Berdasarkan kejadian dan dampak bencana yang terjadi, status bencana di

Kota Ambon umumnya bencana lokal, kecuali bencana kebakaran di Kawasan

Jalan Baru. Berdasarkan skala kerusakan, bencana kebakaran di Jalan Baru,

Kelurahan Honipopu dapat dikategorikan sebagai bencana nasional.

Menyikapi kejadian tersebut, Pemerintah Kota Ambon telah mengeluarkan

Surat Penetapan Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana yakni Keputusan

Walikota Ambon Nomor 608 Tahun 2014 tentang Penetapan Status Tanggap

Darurat Kebakaran Pemukiman di Daerah Jalan Baru Kelurahan Honipopu

Kota Ambon, tanggal 1 November 2014.

Sesuai pedoman standarisasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial

Tahun 2014, Kementerian RI, bencana kebakaran yang terjadi di daerah Jalan

Baru Kelurahan Honipopu Kecamatan Sirimau dikategorikan sebagai bencana

nasional sehingga perlu adanya perhatian Pemerintah Pusat.

4. Sumber dan Jumlah Anggaran

Dalam upaya penanganan bencana, khususnya saat tanggap darurat,

Pemerintah Kota Ambon menggunakan dana yang berasal dari APBD Kota

Ambon. Permintaan dana bencana dilakukan sebanyak 2 kali, masing-masing

pada bulan Mei 2014 yaitu permintaan dana antisipasi logistik sebesar

Rp.139.000.000,- dan pada bulan Oktober 2014 yaitu permintaan dana tanggap

Page 28: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 28 ]

darurat saat bencana sebesar Rp.98.575.000,-. Jadi total permintaan dana

tanggap darurat bencana tahun 2014 berjumlah Rp.237.575.000,-.

Penggunaan dana tanggap darurat dapat dirincikan sebagai berikut:

(1) Dana antisipasi peralatan logistik yaitu pengadaan 55 unit gerobak, 100

unit sekop, 5.000 unit karung plastik, 100 unit pacul, 500 unit tali rafia,

100 unit garu-garu, 317 unit terpal ukuran (4x6), dan 210 unit terpal

ukuran (3x4).

(2) Dana saat bencana yaitu 150 unit tikar gulung, 150 unit matras, 40 lusin

pakaian dalam laki-laki dan 40 lusin pakaian dalam perempuan, 220

lembar selimut, 20 lusin handuk, 220 kain sarung, 144 unit peralatan

sabun mandi, 144 unit peralatan odol gigi, dan 5 dos peralatan sikat gigi.

Selain Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon, untuk

penanganan penanggulangan bencana di Kota Ambon tahun 2014 juga

ditangani oleh Dinas Sosial Kota Ambon. Dinas Sosial menggunakan dana

APBD Kota Ambon melalui mata anggaran belanja tanggap darurat dengan

total anggaran sebesar Rp.1.201.581.900,-. Dana tanggap darurat terdiri dari

belanja tanggap darurat bencana sebesar Rp.1.018.018.900,-, belanja ganti

rugi rumah terbakar sebesar Rp.180.000.000,-, dan santuan korban meninggal

dunia sebesar Rp.3.500.000,-.

5. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana

Sebagai wilayah yang rawan akan terjadinya bencana, maka Pemerintah Kota

Ambon dalam upaya menghadapi kemungkinan bencana di Kota Ambon,

melakukan beberapa kegiatan antisipatif, antara lain:

a. Memperingati warga Kota Ambon akan ancaman bahaya bencana lewat

surat-surat peringatan yang disalurkan ke Desa/Negeri/Kelurahan,

maupun kepada pihak Masjid/Gereja di Kota Ambon.

b. Menyalurkan brosur – brosur waspada bencana kepada warga kota

maupun di tempat-tempat pendidikan.

Page 29: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 29 ]

c. Membuat papan-papan peringatan bahaya bencana dan meletakannya ke

lokasi-lokasi rawan bencana

d. Membuat kegiatan-kegiatan yang mengandung unsus peringatan terhadap

ancaman bencana, seperti simulasi dan lain sebagainya.

e. Pemerintah Kota Ambon melalui Tim Penanggulangan Bencana Tingkat

Kota Ambon melakukan pemetaan daerah rawan bencana.

f. Melalui Dinas Sosial Kota Ambon menyiapkan bufferstock tanggap

darurat bencana.

g. Mempersiapkan tenaga pembantu berupa TAGANA (Taruna Siaga

Bencana) oleh Dinas Sosial Kota Ambon.

h. Menyiapkan alat-alat perbantuan untuk tanggap darurat.

i. Melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan pada hari Jumat

(Jumpa Berlian).

6. Potensi Bencana Yang Diperkirakan Terjadi Melihat kondisi wilayah Kota

Ambon baik dari segi topografi maupun demografi, serta kondisi kultur sosial

masyarakat yang ada maka potensi bencana baik bencana alam maupun

bencana non alam sangatlah besar kemungkinannya. Beberapa potensi

bencana yang bisa saja menjadi ancaman antara lain :

a. Bencana Tanah Longsor dan Retakan Tanah. Secara umum kondisi tanah

di Kota Ambon memiliki tingkat kelabilan yang tinggi dan berpotensi

rawan longsor. Hal ini diperparah dengan kondisi cuaca ekstrim yang

memungkinkan tingginya intensitas hujan dan memicu timbulnya

bencana tanah longsor dan retakan tanah.

b. Bencana Banjir. Bencana ini merupakan bencana yang berpotensi terjadi,

mengingat kejadian dua tahun terakhir, serta data curah hujan dari Badan

Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meterologi Pattimura

Laha Ambon, yang memperkirakan bahwa pada bulan Mei sampai

Agustus rata-rata curah hujan lebih dari 1000 mm. Hal ini didukung pula

dengan semakin sempitnya wilayah resapan air (cathmen area) di Kota

Page 30: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 30 ]

Ambon, serta mengecilnya Daerah Aliran Sungai (DAS), akibat pesatnya

pertumbuhan permukiman.

c. Bencana Angin Kencang dan Pohon Tumbang. Mengacu pada data Badan

Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pattimura

Laha Ambon tentang analisa streamline, diperkirakan adanya tekanan

rendah pada bagian utara Australia yang menyebabkan pembelokan massa

udara yang menimbulkan awan-awan cumulus dan cumulonimbus yang

dapat menghasilkan hujan secara tiba-tiba dan angin kencang-kencang

pada bulan Januari.

d. Bencana Genangan Air/Rob, serta Tsunami. Dengan adanya perubahan

iklim yang ekstrim akibat pemanasan global, dan kegempaan yang terjadi

didalam laut, dapat mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara

drastic. Bencana ini merupakan ancaman tersendiri bagi warga Kota

Ambon, mengingat banyaknya pemukiman terdapat di pesisir ataupun di

pinggiran pantai.

e. Bencana Gempa Bumi. Bencana ini dapat terjadi karena pergeseran tiba-

tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika terjadi

pergeseran, timbul getaran yang disebut gelombang seismik gempa ke

segala arah di dalam bumi. Provinsi Maluku tergolong daerah berpotensi

tinggi atau rawan dan rentan terhadap gempa bumi baik tektonik maupun

vulkanik. Hal ini dipengaruhi oleh adanya kegiatan lempeng Halmahera,

dan lempeng Maluku ke arah barat di bawah busur Minahasa – Sangihe

yang masih aktif sampai sekarang.

f. Bencana Kebakaran. Bencana yang sering terjadi dikarenakan akumulasi

dari meningkatnya suhu di permukaan bumi akibat pemanasan global,

serta faktor kelalaian manusia.

g. Bentrok Warga. Bencana ini merupakan fenomena sosial yang marak

terjadi, karena interaksi kepentingan setiap aktor di dalam masyarakat

berbeda. Dilain sisi masih tersimpannya bibit-bibit permusuhan antar

warga, dan upaya pengentasan masalah yang belum berlangsung secara

Page 31: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 31 ]

maksimal, serta mudahnya masyarakat terpancing kepada hal-hal

provokatif menjadi pemicu.

F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Keteriban Umum

Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di Kota Ambon

dikoordinasikan oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum selama tahun 2014 adalah :

1. Gangguan yang terjadi.

Ketentraman dan ketertiban umum adalah faktor yang sangat penting di

suatu wilayah karena merupakan faktor penunjang yang sangat penting

untuk menentukan maju dan berkembangnya suatu wilayah. Kondisi dinamis

inilah yang membuat pemerintah dan masyarakat dapat melakukan

kegiatannya dengan aman, tertib dan teratur. Di tahun 2014, kondisi

ketentraman dan ketertiban umum di Kota Ambon mulai terusik di awal

Bulan Januari, dimana terjadi aksi baku lempar dan perkelahian hingga

tindakan anarkis secara terbuka yang menggunakan senjata tajam antar dua

kelompok warga di Batu Merah dan kejadian tersebut sempat membuat arus

lalu lintas terganggu dengan diblokirnya jalan Jenderal Sudirman yang

merupakan pintu masuk menuju dalam kota. Selain itu, di bulan yang sama

terjadi juga konflik anarkis yang menggunakan senjata tajam bahkan senjata

api antar kelompok warga di Kudamati yang mengakibatkan korban nyawa

seorang warga yang bertempat tinggal di lorong Akper Kudamati.

Di bulan Februari terjadi konflik anarkis antar warga di Batu Gantung yang

menyebabkan terbakarnya sejumlah rumah tinggal warga di lokasi tersebut.

Beberapa konflik horizontal juga terjadi sepanjang tahun 2014 yang

melibatkan dua kelompok warga yang tinggal berdekatan, antara lain:

- Warga lorong PMI dan tempat putar di Kudamati

- Warga Batu Gantung Ganemo dan Batu Gantung Dalam

- Warga Mangga Dua dan Silale

- Warga di Bentas.

Page 32: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 32 ]

Konflik yang sempat mengganggu ketentraman masyarakat dengan

ditutupnya arus lalu lintas di sekitar lokasi tersebut, tetapi kesigapan aparat

keamanan (TNI dan POLRI) sehingga konflik tersebut tidak berlanjut dan

dapat diatasi secepat mungkin sehingga aktifitas masyarakat dapat kembali

berjalan dengan baik dan keamanan kembali kondusif.

Disamping konflik horizontal yang terjadi, Kota Ambon juga dilanda

bencana kebakaran yang terjadi pada beberapa tempat pemukiman warga,

rumah tinggal, pertokoan, penginapan, perkantoran, maupun badan usaha

yang ada dalam wilayah Kota Ambon seperti Jl. Sam Ratulangi, BTN

Wayame, Kudamati, Gunung Nona, Benteng Atas, Air Salobar, OSM,

Halong, Pasar Lama, Pasar Mardika, dan sebagainya.

Kebakaran yang terjadi pada lokasi tersebut diatas, tidak sampai

menimbulkan korban jiwa, hanya di Dok Wayame yang menewaskan

seorang pekerja.

Penyebab terjadinya kebakaran karena beberapa faktor, antara lain; arus

pendek, lilin, korek api, rokok, api dari balon, petasan, api las, dan

pembakaran hutan.

2. Jumlah, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan

Keadaan pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon

pada akhir Desember 2014 berjumlah 159 orang, yang terdiri dari 77 orang

PNS dan 82 orang pegawai kontrak. Klasifikasi pendidikan para PNS adalah,

15 orang berpendidikan S1, 1 orang berpendidkan diploma, 59 orang

berpendidikan SMU/SMK, dan 2 orang berpendidikan SD.

Sedangkan klasifikasi pendidikan para tenaga Kontrak adalah 3 orang

berpendidikan S1, 3 orang berpendidikan D3, 74 orang berpendidikan SMA/

SMK, dan 2 orang berpendidikan SMP.

Klasifikasi PNS menurut pangkat dan golongan adalah Pembina Tk,I-IV/b

sebanyak 1 orang, Pembina-IV/a sebanyak 1 orang, Penata Tk.I-III/d

sebanyak 4 orang, Penata-III/c sebanyak 6 orang, Penata Muda Tk.I-III/b

Page 33: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 33 ]

sebanyak 10 orang, Penata Muda- III/a sebanyak 7 orang, Pengatur-Tk.I II/d

sebanyak 2 orang, Pengatur-II/c sebanyak 31 orang, Pengatur Muda Tk.I-

II/b sebanyak 11 orang, Pengatur Muda- II/a sebanyak 3 orang, dan Juru-I/c

sebanyak 1 orang.

3. Sumber dan Jumlah Anggaran

Untuk pelaksanaan program dan kegiatan operasional Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Ambon tahun 2014, maka Jumlah anggaran yang

digunakan adalah sebesar Rp.3.075.259.900,- yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2014, dengan realisasi

anggaran sebesar Rp.3.053.736.900,-.

4. Penanggulangan Gangguan dan Kendala

Penanggulangan terhadap gangguan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon dilakukan

langkah-langkah, antara lain:

a. Untuk penegakan terhadap pelanggaran Perda, dilakukan penertiban

terpadu bersama SKPD terkait yang dikoordinasi dengan Tim Penertiban

Kota.

b. Kegiatan operasional patroli pengawasan dilakukan dengan menambah

intensitas jam patroli dengan sasaran terhadap wilayah-wilayah yang

dianggap rawan.

c. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon berupaya mengedepankan

tindakan persuasif (melakukan pendekatan komunikatif) sehingga tidak

terjadi benturan di lapangan, apabila hal tersebut tidak berhasil maka

ditempuh langkah-langkah sesuai dengan standar operasional prosedur

Sat.Pol.PP, yang pada akhirnya dilakukan tindakan represif (penertiban

dan penataan kembali).

d. Patroli terpadu bersama aparat keamanan TNI/ POLRI juga dilakukan

untuk meminimalisir terjadinya konflik horizontal.

Page 34: BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014

[ Bab V - 34 ]

5. Kendala dalam Penanggulangan Gangguan

Dalam penanggulangan gangguan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat yang terjadi telah dilakukan dengan penanganan secara

proporsional dan profesional, walaupun hal ini sering terkendala dengan

masalah yang ada, antara lain:

a. Terbatasnya anggaran yang disediakan dalam pelaksanaan tugas-tugas

operasional Satuan Polisi Pamong Praja.

b. Sumberdaya aparatur serta sarana prasarana pendukung yang dimiliki

dalam pelaksanaan tugas.

6. Keikutsertaan Aparat Keamanan Dalam Penanggulangan Gangguan

Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pemeliharaan dan penyelenggaraan

ketentraman dan keteriban umum, Penegakan PERDA, Peraturan Kepala

Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan kebijakan Kepala Daerah tidak

semata-mata bersifat internal namun juga secara eksternal dilakukan dengan

melibatkan instansi vertikal seperti TNI/POLRI.

Bentuk-bentuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud antara lain:

c. Melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk pengamanan

swakarsa.

d. Melaksanakan back up terhadap kegiatan-kegiatan penyelenggaraan

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, penegakan perda, dan

peraturan walikota, antara lain dengan pelaksanaan razia hotel/

penginapan dan tempat-tempat keramaian, penertiban bangunan-

bangunan liar, penertiban penyakit masyarakat (PEKAT), dan

penanganan unjuk rasa.

e. Melakukan penanganan tindak pidana.

f. Melakukan pengawasan dan pengendalian.