bab v tugas umum pemerintahan
TRANSCRIPT
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 1 ]
BAB V
TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
Dalam menyelenggarakan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kota Ambon
disamping melaksanakan tugas desentralisasi dan tugas pembantuan, diberikan
kewenangan pula untuk menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan yang
terkait dengan upaya-upaya pembinaan wilayah.
A. Kerjasama Antar Daerah
Kerjasama antar daerah merupakan upaya untuk saling belajar dan mengisi,
serta bertukar pengalaman antar daerah dalam menyelenggarakan tugas-tugas
pemerintahan, pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), ibukota Provinsi Maluku, Kota Ambon
sangat terbuka untuk membuka kerjasama dengan daerah lain, meskipun
seringkali kerjasama tidak dilakukan secara formal dengan MoU atau Berita
Acara dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota lainnya.
Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon melalui Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu melakukan jaring pengalaman kerja dan studi dengan Pemerintah Kota
Bogor mengenai pelayanan perijinan yang optimal. Dengan pengalaman dan
studi ini, Pemerintah Kota Ambon telah dan akan terus berbenah untuk
meningkatkan pelayanan publik di bidang perizinan yang terpadu.
Pada sisi lain, Dinas Pendapatan Kota Ambon juga melakukan jaring
pengalaman kerja dan studi dengan Pemerintah Kota Surabaya terhadap
pengelolaan pendapatan asli daerah yang sudah lebih maju. Berbekal
pengalaman tersebut, ke depan akan terus dilakukan upaya-upaya peningkatan
dan optimalisasi PAD Kota Ambon dalam rangka optimalisasi pendapatan
daerah.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 2 ]
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh Kota Ambon,
beberapa daerah di Indonesia menyempatkan datang untuk menimba
pengalaman. Pada Tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon menerima kunjungan
kerja dari rombongan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Tuban,
Provinsi Jawa Timur. Kunjungan kerja ini dilakukan untuk menimba
pengalaman tentang E-Kinerja di Pemerintah Kota Ambon. Kami juga
menerima kunjungan kerja dari rombongan Pimpinan dan Anggota DPRD Kota
Pare Pare, Provinsi Sulawesi Selatan untuk menimba pengalaman tentang
pengelolaan pajak air bawah tanah. Selain itu dalam kemitraan Pemerintah
Daerah, DPRD Kota Ambon juga melakukan kunjungan kerja dan sharing
pengalaman ke daerah lain, seperti DPRD Kabupaten Bongo, Provinsi Jambi
yang belajar tentang penataan kependudukan dan pengembangan Kota Ambon
sebagai kota perdagangan dan jasa.
B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga
Dinamika perkembangan Kota Ambon yang pesat, mendorong terbukanya
berbagai kerjasama dengan banyak pihak, baik atas inisiatif Pemerintah Kota
Ambon, maupun inisiatif dan kepedulian para mitra untuk membangun
kerjasama dengan Pemerintah Kota Ambon.
1. Global Fund (GF).
Kerjasama Global Fund didasarkan pada Grant Agrement antara Global
Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF-ATM) dengan
Direktorat Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Departemen
Kesehatan RI, melalui Grant No. IND-102-G02-M-00, tanggal 11 Juni 2003.
Program GF dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon, dengan
kegiatan selama tahun 2014 adalah:
a. Program Penanggulangan Malaria.
Untuk mendukung program ini, dana GFATM yang dikucurkan sebesar
Rp.273.178.550,- dan terserap sebesar Rp.273.178.550,- (100%) untuk
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 3 ]
membiayai kegiatan-kegiatan:
1) Pemeriksaan slide darah malaria di puskesmas.
2) Cros cek slide di puskesmas.
3) Surveilans.
4) Supervisi pada 22 Puskesmas.
5) Distribusi kelambu.
6) Maas Blood Survey (MBS) yaitu survei darah massal untuk
menemukan penyakit malaria di masyarakat.
7) Honor dan operasional.
b. Penanggulangan HIV-AIDS.
Program ini dilakukan oleh Komisi Penanggulangan HIV-AIDS
Kota Ambon. Alokasi dana yang tersedia adalah sebesar
Rp.153.090.000,- dan terealisasi sebesar Rp.121.723.299,- (80%)
untuk kegiatan-kegiatan:
1) CSS building community.
2) Routine data collection, analysis and use.
3) Management.
4) Operasional pokja tanjung Batu Merah.
5) Condomnisasi.
Selain jumlah tersebut diatas, GF juga memberikan dana kepada bidang P2M
(Program Penanggulangan HIV/ AIDS) sebesar Rp.21.146.578,- dan
terealisasi 100%, yang diperuntukan bagi kegiatan supervisi, monitoring dan
evaluasi klinik layanan HIV AIDS di Kota Ambon.
KPA Kota Ambon juga dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
didukung dengan dana APBD Kota Ambon sebesar Rp.213.780.000,-
dengan realisasi sebesar Rp.141.010.000,- (66%).
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 4 ]
c. Penanggulangan Tubercolosis (TB Paru).
Untuk program ini alokasi dana yang tersedia sebesar Rp.79.408.000,-
dan terealisasi sebesar 100%, untuk kegiatan-kegiatan: Case Finding/
supervise program, monitoring dan evaluasi program.
2. Nederland Lekprosi Rite (NLR).
Kerjasama NLR berasal dari Belanda digunakan dalam rangka menurunkan
prevelensi penyakit kusta di Kota Ambon. Operasional program ini
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon. Dana yang tersedia adalah
sebesar Rp.5.735.500,- dan telah termanfaatkan seluruhnya untuk
melaksanakan supervisi program kusta di puskesmas dan kegiatan cetak
blangko laporan, kartu obat, kartu penderita dan kartu POD.
3. Kerjasama Sister City.
Kota Ambon telah lama membina kerjasama Kota Bersaudara (sister city)
dengan Kota Vlissingen di Belanda.
1. Sister City Ambon – Darwin
Kerjasama Pemerintah Kota Ambon dengan Pemerintah Northern
Teritory di Kota Darwin lebih utama dilakukan di bidang pariwisata
dengan lomba perahu layar (yacht race) Darwin – Ambon. Sehubungan
dengan itu, pada tahun 2014, Walikota Ambon berkesempatan hadir di
Darwin dan melepas start perahu peserta lomba.
Pada tahun 2014, lomba ini diikuti oleh 25 perahu layar, yang
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 24 perahu layar.
Meningkatnya jumlah peserta lomba memberikan indikasi yang positif
bahwa Kota Ambon adalah kota yang aman sekaligus mendorong Kota
Ambon sebagai kota tujuan wisata internasional di Bagian Timur
Indonesia. Dalam upaya memberikan pelayanan yang baik sekaligus
kenyamanan kepada para tamu dari Darwin ini, para peserta lomba
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 5 ]
disambut dengan gelar musik dan tari-tarian daerah serta permainan/
lomba persahabatan.
Sebagai balasan atas kunjungan Walikota Ambon, Wakil Walikota
Darwin melakukan kunjungan ke Kota Ambon untuk mengikuti
perayaan Hari Ulang Tahun Kota Ambon ke-439, pada 7 September
2014.
2. Sister City Ambon – Vlissingen.
Kerjasama Sister City antara Pemerintah Kota Ambon dengan Kota
Vlissingen di Negeri Belanda adalah untuk merealisasi kegiatan yang
tertuang dalam MOU yang ditandatangani oleh kedua pejabat kota pada
tanggal 12 September 2006, dan telah dilanjutkan dengan pembentukan
Steering Comitte berdasarkan Keputusan Walikota Ambon Nomor 472
Tahun 2009, tanggal 16 Juni 2009. Kesepakatan kerjasama ini telah
dilanjutkan sampai saat ini dan lebih di fokuskan pada bidang
persampahan, pendidikan, kesehatan, parawisata dan perikanan yang
melibatkan beberapa SKPD di lingkup Pemerintah Kota Ambon. Untuk
bidang kesehatan lebih difokuskan pada pelayanan kesehatan mata
sehingga pada tahun 2013 lalu telah diresmikan Klinik Mata Ambon-
Vlissingen di Negeri Passo dan telah melakukan serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan mata. Untuk tahun 2014 klinik mata telah
dilengkapi dengan ruang perawatan dan operasi dalam rangka
mendukung pelayanan kesehatan mata serta telah menyiapkan 3 tenaga
paramedis khusus pelayanan mata dengan cara magang di Rumah sakit
mata Bandung sehingga diharapkan tahun 2015 Klinik Mata AV di
fungsikan secara maksimal/di buka setiap hari kerja.
Selain Kegiatan Pelayanan Kesehatan mata, Tim Vlissingen telah
melaksanakan serangkaian kegiatan bakti sosial berupa :
a) Kegiatan Operasi Bibir Sumbing sebanyak 15 penderita di RSUD dr.
Haulussy Ambon;
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 6 ]
b) Kegiatan Operasi Luka bakar sebanyak 12 penderita di RSUD dr
Hauluusy Ambon;
c) Kegiatan Operasi Urologi sebanyak 95 penderita di RSUD dr.
Haulussy Ambon.
4. Kerjasama Bidang Pendidikan
Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pendidikan bekerja sama dengan
beberapa mitra dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota
Ambon. Kerjasama dilakukan dengan:
a. Surya Institute, untuk pelaksanaan kegiatan belajar matematika dengan
metode GASING (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan); pembinaan
kepada Master Teacher; dan pendidikan lanjutan bagi calon 12 guru
(siswa berprestasi hasil seleksi) untuk memenuhi standar kualifikasi
akademik.
b. Universitas Pattimura, melalui program Pengakuan Pendidikan
Kualifikasi Hasil Belajar (PPKHB). Program ini bertujuan
meningkatkan dan memenuhi standar kualifikasi akademik tenaga
pendidik. Di tahun 2014 telah diwisudakan 117 guru, sementara sisa 120
guru masih dalam proses penyelesaian perkuliahan dan direncanakan
selesai di akhir tahun 2015.
c. PT. TELKOMSEL, melalui kegiatan open school, yang dilaksanakan
guna meningkatkan pelayanan dan transparansi sekolah mengenai
pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) serta dapat diakses
oleh sekolah dan masyarakat.
5. Kerjasama Indonesia Urban Water, Sanitation, & Hygiene (IUWASH)
Pemerintah Kota Ambon sejak tahun 2011 telah menandatangani
kesepakatan kerjasama dengan Urban Water, Sanitation, & Hygiene
(IUWASH), suatu lembaga donor yang dibiayai oleh Pemerintah Amerika
melalui United States Agency for International Development (USAID), yaitu
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 7 ]
pada 7 September 2011, bertepatan dengan HUT Kota Ambon ke-436 Tahun
2011.
Kesepakatan kerjasama ini direncanakan berlangsung untuk jangka waktu 5
tahun ke depan, sehingga diharapkan akan terwujud peningkatan pelayanan
di bidang air minum dan sanitasi perkotaan dalam kerangka tata kelola
kepemerintahan yang baik serta partisipasi masyarakat, dengan tujuan:
a. meningkatkan akses untuk memperoleh pelayanan air dan sanitasi yang
layak melalui penguatan penyedia layanan yang bertanggungjawab
seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat perkotaan.
b. memfasilitasi penguatan partisipasi lembaga masyarakat yang memiliki
keinginan dan kapasitas untuk membantu peningkatan pelayanan air
minum dan sanitasi perkotaan secara berkelanjutan
c. memperkuat tumbuhnya lingkungan pendukung bagi terlaksananya tata
kelola kepemerintahan yang baik serta mendorong reformasi kebijakan
serta penyediaan anggaran daerah untuk akses air minum dan sanitasi
perkotaan yang melibatkan peran aktif pemerintah kota, DPRD, PDAM
dan masyarakat.
Pada tahun 2014, kegiatan IUWASH di Kota Ambon adalah:
a. Penyusunan memorandum Program Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012 -
2017.
b. Penyusunan master plan Air Limbah Kota Ambon yang disusun oleh
IUWASH melalui Yayasan Murkele.
Sumber pagu untuk kegiatan IUWASH adalah dari APBD Kota Ambon
dengan jumlah anggaran sebesar Rp.74.969.470,-.
Dari kegiatan dengan IUWASH, masih terdapat permasalahan yaitu belum
adanya kesepakatan program/ kegiatan dalam Memorandum Program
Sanitasi (MPS) oleh Poka. Solusinya adalah melaksanakan rapat koordinasi
Pokja Sanitasi Kota Ambon untuk bersama-sama menyepakati program/
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 8 ]
kegiatan sanitasi Kota Ambon selanjutnya untuk mendapat pengesahan
Walikota Ambon.
6. Kerjasama dengan Kick Andy Foundation
Dalam rangka memperingati HUT Kota Ambon ke-439 Tahun 2014, Kick
Andy Foundation melalui Program Lantera Jiwa melakukan serangkaian
bakti sosial, yang dilakukan adalah pelayanan kesehatan melalui operasi
Bibir Sumbing bagi 20 penderita dan Opersai katarak bagi 74 penderita serta
pelayanan sosial lainnya berupa pemberian kaki palsu dan bantuan alat
olahraga bagi masyarakat Kota Ambon.
7. Kerjasama Australian Agency for International Development (AusAID)
Kegiatan dengan AusAID dilakukan untuk program penguatan sanitasi
permukiman. Program ini didasarkan pada:
a) Surat Menteri Keuangan Nomor: S-176/MK.7/2014, tanggal 11 April
2014 tentang Persetujuan Penerusan Hibah Luar Negeri untuk Program
Hibah Australia Indonesia untuk pembangunan sanitasi kepada
Pemerintah Kota Ambon sebesar Rp.800.000.000,-.
b) Surat Menteri Keuangan Nomor: S-68/MK.7/2014, tanggal 7 Februari
2014 tentang Persetujuan Penerusan Hibah Luar Negeri untuk Program
Hibah Australia Indonesia untuk pembangunan sanitasi kepada
Pemerintah Kota Ambon sebesar Rp.1.600.000.000,-.
Kegiatan yang telah dilaksanakan pada program ini adalah:
a) Pembangunan sistem air limbah terpusat skala lingkungan di Desa Nania.
Pekerjaan ini adalah pekerjaan lanjutan dari Tahun 2013. Pada akhir
2014, pekerjaan fisik di lapangan mengalami keterlambatan dan baru
mencapai 85%. Keterlambatan ini disebabkan oleh masalah lahan dan
perubahan penyampungan antar rumah.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 9 ]
b) Penyusunan DED septic tank komunal Kecamatan Sirimau khususnya
kawasan Kelurahan Pandan Kasturi, Negeri Batu Merah, dan kawasan
Kayu Tiga – Negeri Soya.
c) Penyusunan DED septic tank komunal Kecamatan Teluk Ambon
Baguala, khususnya untuk kawasan Negeri Passo dan Negeri Halong.
C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal
Pelaksanaan pemerintahan di daerah selain menyelenggarakan urusan
desentralisasi atau pemerintahan daerah yang termasuk dalam urusan wajib dan
urusan pilihan, juga menyelenggarakan Tugas Pembantuan, dan tugas umum
pemerintahan, yang salah satunya koordinasi dengan instansi vertikal.
Koordinasi dengan instansi vertikal, merupakan pelaksanaan azas dekonsentrasi
yang dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Wakilnya di daerah, yang
umumnya berupa instansi vertikal atau pemerintah daerah dalam hal ini
Gubernur Kepala Daerah.
1. Urusan Politik dan Keamanan
Politik dan keamanan merupakan urusan yang tidak didesentralisasi dan
menjadi tanggung jawab Pemerintah. Namun demikian, sebagai Kepala
Daerah, Walikota Ambon senantiasa melakukan koordinasi terkait urusan
politik dan keamanan di wilayah Kota Ambon, antara lain melalui Forum
Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Kota Ambon yang melibatkan
Komandan Kodim 1504 Pulau Ambon, Kapolres Pulau Ambon dan PP
Lease, Kepala Kejaksanaan Negeri Ambon, dan Ketua DPRD Kota Ambon.
Forkopinda Kota Ambon merupakan forum diskusi dan koordinasi untuk
menjamin tetap terkendalinya stabilitas politik dan keamanan di Kota
Ambon. Secara berkala Rapat Forkopinda dilakukan untuk mencermati dan
mengevaluasi kondisi sosial politik dan keamanan, maupun sebagai upaya
mencegah dan menangkal isu-isu yang berkembang dalam masyarakat yang
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 10 ]
dapat mengganggu stabilitas politik dan keamanan.
Selain itu dalam kedudukan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di
Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon juga melakukan koordinasi
dengan KOREM 151/ Binaya, KODAM XVI/ Pattimura dan POLDA
Maluku, sebagai jejaring kerjasama untuk keamanan dan ketertiban di Kota
Ambon yang adalah ibukota Propinsi Maluku.
Sedangkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum tahun 2014 untuk
Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden, Pemerintah Kota Ambon
berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Ambon dan
KPU Provinsi Maluku, serta mendorong sehingga penyelenggaraan
Pemilihan Umum tahun 2014 di Kota Ambon, dapat berjalan dengan lancar
dan sukses.
2. Urusan Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM)
Kewenangan dalam penanganan Urusan Hukum dan Hak-Azasi Manusia
termasuk didalamnya kewenangan dibidang peradilan dilaksanakan oleh
Pemerintah. Sehubungan dengan itu peran Pemerintah Kota Ambon lebih
diutamakan kepada sosialisasi produk perundangan kepada masyarakat, dan
pembuatan produk-produk hukum sebagai implementasi peraturan
perundangan yang lebih tinggi.
Pada tahun 2014, melalui program Penataan Peraturan Perundang-
undangan, telah dilakukan Legislasi rancangan peraturan perundang-
undangan, melalui asistensi, dan finalisasi draf rancangan peraturan
perundang-undangan tingkat Kota Ambon, meliputi draf Peraturan Daerah,
Peraturan Walikota, Instruksi Walikota, dan Keputusan Walikota. Produk-
produk peraturan perundang-undangan yang telah dihasilkan selama tahun
2014 adalah tiga belas Rancangan Peraturan Daerah (RANPERDA) Kota
Ambon yang disetujui DPRD Kota Ambon. Selain PERDA, telah
diundangkan pula 61 Peraturan Walikota Ambon, ditetapkan 762 Keputusan
Walikota Ambon, dan dikeluarkan 2 Intruksi Walikota Ambon.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 11 ]
3. Urusan Agama
Penyelenggaraan urusan agama di Kota Ambon bersifat koordinasi, karena
urusan ini adalah kewenangan Pemerintah. Penyelenggaraan kewenangan
ini dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Ambon. Sehubungan
dengan itu, penyelenggaraan urusan agama di Kota Ambon dikoordinasikan
oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Ambon. Koordinasi dan
kerjasama juga dilakukan dengan Forum Komunikasi Umat Beragama
(FKUB) Kota Ambon, dan lembaga-lembaga/ tokoh-tokoh agama di Kota
Ambon seperti Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Kota Ambon, Klasis
GPM Pulau Ambon, Wakil Uskup Kota Ambon, dan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Kota Ambon. Koordinasi dan kerjasama tersebut dilakukan
dalam rangka menjaga harmonisasi dan kerukunan antar umat beragama di
Kota Ambon.
Salah satu urusan Kementerian Agama yang dikoordinasi Pemerintah Kota
Ambon adalah Penyelenggaraan Ibadah Haji setiap musim haji. Kegiatan
yang dilaksanakan adalah koordinasi dengan Kantor Imigrasi Provinsi
Maluku, Dinas Kesehatan Kota Ambon, dan Kantor Kementerian Agama
Kota Ambon untuk meningkatkan pelayanan bagi Calon Jemah Haji Kota
Ambon dalam pengurusan paspor, pemeriksaan kesehatan, dan bimbingan
Manasik Haji.
Pada pelaksanaan Ibadah Haji pada Musim Haji Tahun 2014, Pemerintah
Kota Ambon mengalokasikan Dana Bantuan Haji melalui APBD Kota
Ambon Tahun 2014 sebesar Rp.487.590.000,- dan terealisasi sebesar 100%.
Dana tersebut digunakan untuk bantuan Ongkos Naik Haji (ONH) bagi dua
petugas pendamping Jemaah Haji Kota Ambon yaitu seorang Tenaga
Pembimbing Haji Daerah (TPHD), dan seorang Tenaga Kesehatan Haji
Daerah (TKHD), termasuk biaya pelaksanaan Manasik Haji, dan biaya
perjalanan dinas petugas pendamping kepada Jemaah Haji di Embarkasi
Makassar. Sementara itu, jumlah Jemaah Haji Kota Ambon tahun 2014
adalah 246 orang, dalam satu kelompok terbang (kloter).
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 12 ]
Selain itu, dalam hal pembinaan terhadap umat beragama di Kota Ambon,
Pemerintah Kota Ambon melaksanakan pula kemitraan Pengembangan
Wawasan Kebangsaan melalui pemberian bantuan dana penunjang untuk
pembinaan kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Perparawi) umat Kristen
Protestan, Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) umat Kristen Katolik,
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dan lomba festival seni Qasidah
(LASQI) di Kota Ambon.
Dana pembinaan pesparawi tahun 2014 dikhususkan untuk pelatihan,
pembinaan dan konsolidasi Tim Kota Ambon dalam pesparawi tingkat Kota
Ambon dan tingkat Provinsi Maluku yang juga dilakukan di Kota Ambon.
Pada lomba pesparawi tingkat Provinsi Maluku, Kota Ambon berhasil
menjadi juara umum. Pada sisi lain juga dilakukan pembinaan pesparani
Kota Ambon, khususnya dalam mengikuti pesparani tingkat Provinsi
Maluku di Kota Dobo.
Sementara itu, juga dilakukan pemberian bantuan dana kepada
penyelenggaraan MTQ di Kota Ambon yang dimulai dari tingkat
Kecamatan, tingkat Kota Ambon, yang berpusat di Desa Batu Merah, dan
tingkat Provinsi Maluku di Kota Piru, Kabupaten Maluku Tengah.
Sedangkang lomba Festival Seni Qasidah (LASQI) dimulai dari tingkat Kota
Ambon, tingkat Provinsi Maluku di Kota Masohi, Kabupaten Maluku
Tengah dan tingkat Nasional di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Pada
sisi lain, dalam pelaksanaan hari raya Idul Adha 1435 H/ 2014 M,
Pemerintah Kota Ambon telah menyerahkan bantuan hewan kurban berupa
15 ekor sapi, dan 55 ekor kambing. Hewan kurban tersebut diserahkan
langsung oleh Walikota Ambon kepada masyarakat yang berhak
menerimanya.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 13 ]
4. Urusan Sosial
Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Sosial,
menjalankan beberapa program Kementerian Sosial Republik Indonesia
berupa Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT), Bantuan Jaminan
Sosial Penyandang Cacat Berat, Bantuan Program Keluarga Harapan, dan
Bantuan Alat Bantu Kecacatan.
a. Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT)
1) Dasar Hukum Pelaksanaan ASLUT tahun 2014 di Kota Ambon
adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia.
2) Pelaksanaan dan Realisasi Program/ Kegiatan
Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) tahun 2014 di Kota
Ambon tersebar pada 15 desa/ kelurahan di 5 kecamatan, dengan
sasaran penerima bantuan berjumlah 152 orang.
Penyalurannya dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:
- Tahap I pada Bulan Januari s/d April 2014;
- Tahap II pada Bulan Mei s/d Agustus 2014;
- Tahap III pada Bulan September s/d Oktober 2014.
Besaran anggaran yang tersalur kepada ASLUT bersumber dari APBN
Kementerian Sosial RI dan penyalurannya melalui Kantor Pos Ambon
sebesar Rp. 304.000.000,- masing-masing penerima ASLUT sebesar
Rp.2.000.000,- selama 10 bulan.
b. Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas
1) Dasar Hukum pelaksanaan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas
adalah:
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang
Cacat;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat;
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 14 ]
c. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Rehabilitasi
Sosial Orang dengan Kecacatan, Nomor 24 Tahun 2014 tentang
Penetapan Nama- Nama Orang dengan Kecacatan (Penyandang
Disabilitas) Berat Penerima Asistensi Sosial Tahun 2014.
2) Pelaksanaan dan Realisasi Program/ Kegiatan Asistensi Sosial
Penyandang Disabilitas tahun 2014 kepada 116 orang penyandang
disabilitas di 5 kecamatan yakni:
- Kecamatan Nusaniwe 41 orang
- Kecamatan Sirimau 34 orang
- Kecamatan T.A. Bagula 13 orang
- Kecamatan Teluk Ambon 17 orang
- Kecamatan Leitimur Selatan 11 orang
Pada tahun 2014, penyaluran dana hanya sampai 10 bulan (Januari
s/d Oktober) masing-masing per bulannya Rp.300.000,- dengan total
dana keseluruhan Rp.348.000.000,-.
c. Bantuan Alat Bantu Kecacatan dari Kick Andy Foundation tanggal 5
September 2014 diberikan kepada 35 orang penyandang cacat.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program/ kegiatan
bantuan social ini adalah:
1) Keterbatasan sarana dan prasarana maupun tenaga dalam menunjang
kegiatan-kegiatan operasional.
2) Kurangnya kesadaran masyarakat penerima bantuan dalam
penggunaan dana bantuan dengan baik.
Terkait dengan permasalahan di atas, maka solusi yang dilakukan
adalah:
1) Menggunakan potensi sumber pekerja sosial masyarakat (PSM)
sebagai tenaga pembantu di lapangan.
2) Pengusulan nama penerima bantuan yang tidak menggunakan dana
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 15 ]
sesuai peruntukannya.
5. Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)
Pemerintah Kota Ambon melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat
Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMP dan KB), juga melakukan
kerjasama dengan instansi vertikal, yaitu:
a. Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) Seperti tahun-tahun
sebelumnya, Pemerintah Kota bekerjasama dengan Perum Bulog Divre
Maluku untuk melakukan penyaluran Beras untuk Keluarga Miskin
(RASKIN). Program RASKIN merupakan kebijakan Pemerintah untuk
membuka akses pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat/
keluarga miskin, khususnya Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat
(RTS-PM).
1) Dasar Hukum
Pelaksanaan Program RASKIN di Kota Ambon tahun 2014,
didasarkan pada:
a. Keputusan Gubernur Maluku Nomor 34 Tahun 2014, tentang
Penetapan Pagu Program Beras untuk Rumah Tangga Miskin
(RASKIN) Kota Ambon Tahun 2014.
b. Keputusan Walikota Ambon Nomor 172 Tahun 2014, tentang
Penetapan Pagu Program Beras untuk Rumah Tangga Miskin
(RASKIN) di Kota Ambon Tahun 2014.
2) Pelaksanaan dan Realisasi Program/ Kegiatan
Pagu RASKIN Kota Ambon Tahun 2014 adalah untuk 11.265
Rumah Tangga Sasaran (RTS), yang masing-masing RTS mendapat
15 Kg per bulan, sehingga total pagu RASKIN Kota Ambon tahun
2014 adalah 2.027.700 Kg atau 9% dari pagu Provinsi Maluku
(Tabel V.1). sampai dengan akhir Desember 2014, Raskin telah
disalurkan kepada semua kecamatan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 16 ]
Tabel V.1
Pagu dan Penyaluran RASKIN di Kota Ambon Tahun 2014
No Kecamatan Jumlah
RTS-PM
Jumlah Alokasi (Kg)
Pagu per RTS Pagu per Bulan Pagu Setahun
1 Nusaniwe 3.355 15 50.325 603.900 2 Sirimau 3.500 15 52.500 630.000 3 Teluk Ambon Baguala 1.743 15 26.145 313.740 4 Leitimur Selatan 614 15 9.210 110.520 5 Teluk Ambon 2.053 15 30.795 369.540
KOTA AMBON 11.265 15 168.975 2.027.700
PROVINSI MALUKU 119.825 15 1.797.375 21.568.500
Sumber: BPMP dan KB Kota Ambon, 2015.
Permasalahan dalam penyaluran Raskin di Kota Ambon adalah masih
terjadi tunggakan pembayaran Raskin pada beberapa desa ke Perum
Bulog Drive Maluku. Untuk mengatasi hal ini, selalu dilakukan
koordinasi antara tim koordinasi Raskin Kota Ambon dengan para Camat,
para Raja/ Kepala Desa/ Lurah dan pihak Perum Bulog Drive Maluku,
agar penyaluran dan pembayaran Raskin dapat berjalan dengan lancar.
6. Urusan Kesehatan
Jaminan kesehatan kepada masyarakat mengalami perubahan yang sangat
mendasar pada tahun 2014, seiring dengan diberlakukannya Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
JKN merupakan perlindungan kesehatan masyarakat, dimana setiap
masyarakat/ setiap peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. JKN ini
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran, atau diberikan
kepada orang yang iurannya telah dibayarkan oleh Pemerintah.
Penyaluran JKN menggunakan Dana Kapitasi kepada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas. Dana kapitasi adalah besaran
pembayaran per bulan yang dibayarkan dimuka sebelum pelayanan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 17 ]
Dana kapitasi dihitung berdasarkan jumlah peserta JKN yang terdaftar, tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan yang diberikan. Pembayaran
kapitasi diperuntukan bagi pelayanan kesehatan dasar peserta di psukesmas.
a. Pelaksanaan JKN di Kota Ambon
Terhitung 1 Januari 2014, Program JKN di Kota Ambon telah berjalan
di 22 puskesmas sebagai FKTP, sesuai kontrak kerja antara BPJS
Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kota Ambon. Peserta JKN yang
terdaftar sampai Desember 2014 berjumlah 124.041 peserta, yang
tersebar pada 22 puskesmas se-Kota Ambon. Pagu dana yang tersedia
untuk program ini pada DIPA Dinas Kesehatan Kota ambon adalah
sebesar Rp.7.136.175.660,-.
Peserta JKN di Kota Ambon terdiri dari:
(1) Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN yaitu fakir miskin dan orang
tidak mampu, yang semula dikenal sebagai peserta Jamkesmas.
(2) Non PBI yaitu setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
paling sedikit 6 bulan di Indonesia dan telah membayar iuran ke
BPJS Kesehatan.
Pembayaran kapitasi disesuaikan dengan ketersediaan jumlah
sumberdaya manusia bidang kesehatan dan fasilitas yang tersedia pada
FKTP. Total dana kapitasi yang diterima sampai Desember 2014
berjumlah Rp.6.763.153.000,- atau 94,77% dari pagu yang tersedia.
Dana kapitasi tersebut antara lain:
(1) Periode Januari sampai dengan Mei 2014, diterima kapitasi sebesar
Rp.2.817.001.000,- dan terealisasi 100%. Dana ini ditransfer
melalui Rekening Dinas Kesehatan Kota Ambon dan selanjutnya
ditarik dan disetor ke Kas Pemerintah Kota Ambon.
(2) Periode Juni sampai dengan Desember 2014, dana kapitasi diterima
sebesar Rp.3.461.152.000,-, langsung ke rekening puskesmas,
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 18 ]
sesuai kapitasi terdaftar setiap awal bulan berjalan. Dana ini dapat
dimanfaatkan sebesar Rp.2.893.250.340,- atau 73,32%.
Dengan demikian, jumlah total realisasi dana kapitasi JKN di Kota
Ambon tahun 2014 adalah Rp.5.710.251.340,- atau 84,43% dari dana
yang dikucurkan.
Dana JKN tahun 2014 ini digunakan untuk pembayaran jasa pelayanan
kesehatan, berupa: persalinan normal sebanyak 6.532 ibu bersalin; ANC
(K4) sebanyak 7.021 ibu hamil; PNC (KF3) sebanyak 6.431 ibu
bersalin; rawat jalan tingkat pertama sebanyak 77.519 kunjungan; dan
pelayanan rujukan sebanyak 8.890 kasus.
b. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi antara lain:
(1) Belum semua pengelola memahami dengan benar mekanisme
penyaluran dana JKN, seperi waktu pemasukan dokumen
pertanggungjawaban realisasi dana JKN sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014.
(2) Masih terjadi mobilisasi tenaga medis cukup tinggi, sehingga
berpengaruh terhadap kapitasi yang dibayarkan kepada FKTP.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka ke depan akan
ditempuh langkah-langkah penyelesaian yaitu:
(1) Pelatihan tenaga pengelola keuangan JKN di tingkat puskesmas.
(2) Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada Fasilitas
Kesehatan Dasar Pertama, bagi semua petugas puskesmas se-Kota
Ambon.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 19 ]
7. Urusan Pemerintahan Umum
Kerjasama instansi vertical pada urusan pemerintahan umum dilakukan
terkait dengan peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur. Kegiatan ini
dikoordinasian oleh Badan Kepegawaiaan Kota Ambon. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan tahun 2014 adalah:
a. Kerjasama dengan Badan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Lembaga
Administrasi Negara (LAN) Surabaya untuk pelaksanaan Diklat
Kepemimpinan Tingkat II, yang diikuti oleh 1 orang Pejabat Eselon II
selama 96 hari dan dinyatakan lulus.
b. Kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri, dalam rangka pemberian
penghargaan bagi PNS yang berprestasi secara terus menerus, baik 10,
20, atau 30 tahun, melalui pemberian penghargaan Satya Lencana. Pada
tahun 2014, penghargaan Satya Lencana diberikan kepada 631 PNS
lingkup Pemerintah Kota Ambon, dengan rincian: 221 PNS mendapat
Satya Lencana 30 Tahun, 294 PNS mendapat Satya Lencana 20 Tahun,
dan 116 PNS mendapat Satya Lencana 10 Tahun.
c. Kerjasama dengan Badan Kepegawaian Negara di Jakarta, dan Badan
Kepegawaian Regional di Makassar, dalam rangka proses pengurusan
kenaikan pangkat dan pensiun.
d. Kerjasama dengan Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PAN-RB) dalam penguatan manajemen birokrasi,
khususnya mendorong inovasi di bidang birokrasi.
8. Urusan Kelautan dan Perikanan
Seperti tahun sebelumnya, Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas
Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014 melakukan kegiatan
Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), yaitu untuk usaha
penangkapan, budidaya, dan pengolahan usaha perikanan.
Kegiatan yang dilaksanakan dan hasilnya adalah:
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 20 ]
a) PUMP penangkapan diberikan kepada 3 kelompok nelayan, yang
masing-masing terdiri dari 10 orang. Kelompok-kelompok tersebut
antara lain:
- Pada Kecamatan Nusaniwe diterima oleh Kelompok Usaha
Bersama (KUB) Wemai di Negeri Latuhalat.
- Pada Keamatan Teluk Ambon diterima oleh KUB Imanuel di
Negeri Hative Besar, dan KUB Latuputi di Negeri Laha.
b) PUMP usaha budidaya diberikan kepada 3 kelompok nelayan,
masing-masing terdiri dari 12 orang. Kelompok-kelompok tersebut
antara lain:
- Pada Kecamatan Teluk Ambon Baguala diterima oleh Kelompok
Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Kelurahan Lateri, untuk
pembesaran ikan kerapu.
- Pada Kecamatan Teluk Ambon diterima oleh Pokdakan
Flonilaris, dan Pokdakan Martha Fons, keduanya dari Desa Poka.
c) PUMP pengolahan hasil perikanan diberikan kepada 3 kelompok
nelayan berupa bantuan langsung masyarakat (BLM). Kelompok-
kelompok tersebut adalah satu Kelompok Pengolahan dan Pemasaran
(Poklahsar) di Negeri Batu Merah, dan dua Poklahsar di Negeri
Hative Kecil.
9. Urusan Ketahanan Pangan
Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan
mengkoordinasikan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan
Pangan Masyarakat, dan Program Keanekaragaman Rumah Pangan
Lestari (KRPL) di Kota Ambon, yang termuat dalam DIPA Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Maluku.
a) Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat meliputi:
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 21 ]
(1) Kegiatan pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan
pangan desa mandiri pangan, yang berlokasi di Dusun Karang-
Karang Desa Poka kepada 2 kelompok yaitu Kelompok Mawar,
dan Kelompok Melati.
(2) Kegiatan pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan
dan peningkatan keamanan pangan segar kepada kelompok-
kelompok tani untuk pembelian tanaman semusim seperti cabe,
kacang panjang, tomat, dan ketimun.
b) Program Keanekaragaman Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Program ini merupakan kelanjutan program tahun 2013 kepada 8
Kelompok Tani (KT) yaitu (1) KT Melati, Dusun Air Ali; (2) KT
Kartika, Negeri Rumah Tiga; (3) KT Sejahtera Mandiri, Desa
Waiheru; (4) KT Beeri, Negeri Soya; (5) KT Delinda, Kelurahan
Rijali; (6) KT Cemara, Negeri Hutumuri; (7) KT Sinar Kasih, Dusun
Airlow; dan (8) KT Mawar, Kelurahan Benteng.
Setiap kelompok diberikan bantuan sosial sebesar Rp.47.000.000,-
sehingga total anggaran adalah Rp.376.000.000,-.
Paket bantuan yang diterima oleh masing-masing kelompok untuk
pengadaan benih tanaman semusim yaitu benih sayur-sayuran dan
buah-buahan seperti sawi, kangkung, petsai, kacang panjang, talas,
pisang, cabe, dan tomat.
10. Urusan Kehutanan
Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kota Ambon juga mengkoordinasikan kegiatan dari Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Waehapu Batu Merah.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a) Pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR), yang memberdayakan 3
kelompok tani untuk pembuatan kebun bibit. Setiap kelompok
mendapat paket bantuan senilai Rp.50.000.000,-, kelompok tersebut
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 22 ]
adalah Kelompok Pelindung Sumber Air Soya di Negeri Soya,
Kelompok Anak Negeri di Negeri Hatalai, dan Kelompok Leahari di
Negeri Leahari.
b) Pemeliharaan Tanaman Hutan Kota Tahun I, yang melibatkan 2
kelompok tani pada lahan seluas 16 Ha. Kelompok tani dimaksud
adalah (1) Kelompok Tani El Shaday seluas 10 Ha, dengan paket
bantuan berupa anakan mahoni, anakan trembesi, anakan tanjung,
dan anakan duku, masing-masing sebanyak 800 anakan; dan (2)
Kelompok Tani Cendana seluas 6 Ha, dengan paket bantuan berupa
anakan mahoni, anakan trembesi, anakan tanjung, dan anakan duku,
masing-masing sebanyak 480 anakan.
11. Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
(PLPBK)
Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
(PLPBK) adalah program lanjutan dari PNPM Perkotaan sebagai salah
satu alternatif program penataan permukiman yang menggunakan
pendekatan berbasis komunitas dalam proses pelaksanaannya. Program
ini berhasil meningkatkan kapasitas masyarakat dalam perencanaan
kawasan, menyelesaikan masalah permukiman masyarakat serta
mengubah perilaku masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan. Model
penataan kawasan diantaranya untuk peningkatan lingkungan
permukiman kawasan pesisir, pelestarian cagar budaya, wisata dan
kumuh. Selama 5 tahun belakangan, PLPBK menjadi model tersendiri
dalam penataan kawasan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat
di Indonesia, dan pada tahun 2014 mulai dirintis di Kota Ambon.
Pada tahun 2014, Program PLPBK di Kota Ambon dilakukan di
Kelurahan Wainitu, dan Negeri Batu Merah, khususnya untuk penataan
kawasan kumuh dan padat permukiman di bantaran sungai Wai Batu
Gantung, dan Wai Batu Merah. Kegiatan PLPBK merupakan kelanjutan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 23 ]
dari PNPM Mandiri Perkotaan, dengan Badan Keswadayaan Masyarakat
di masing-masing lokasi sebagai penggerak.
Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2014 adalah:
a) Lokakarya tentang persiapan pelaksanaan PLPBK di Kota Ambon.
b) Lokakarya peran Pemerintah Daerah dalam keberlanjutan program
penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas.
Lokakarya ini menghasilkan Panduan Peran Pemuda dalam PLPBK,
dan Rencana Aksi pelaksanaan Panduan Peran Pemuda dalam
PLPBK.
c) Sosialisasi PLPBK kepada masyarakat di Kelurahan Wainitu dan
Negeri Batu Merah.
d) Pembentukan tim teknis kegiatan PLPBK di Kota Ambon.
Pada tahun 2015, kegiatan PLPBK akan dilanjutkan dengan implementasi
rencana penataan kawasan di Kelurahan Wainitu dan Negeri Batu Merah
untuk mendapatkan lingkungan permukiman yang berkualitas berbasis
masyarakat.
D. Pembinaan Batas Wilayah
Pembinaan batas wilayah di daerah didasarkan kepada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah, untuk
mengatur penegasan batas daerah antar Provinsi dan Kabupaten/ Kota
menggunakan metode kartometrik, yaitu menggunakan sistem pemetaan dengan
penentuan titik-titik koordinat batas daerah, dan dituangkan dalam bentuk peta
batas dengan daftar titik-titik koordinat batas daerah. Metode kartometrik ini
tidak mengharuskan dipasang pilar batas daerah (seperti diwajibkan oleh
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 yang telah dicabut).
Pilar batas daerah dapat dipasang jika dipandang perlu dan memungkinkan
untuk dipasang.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 24 ]
Sebelumnya pada tahun 2008, telah dilakukan penegasan batas Kota Ambon
dengan Kabupaten Maluku Tengah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 1979 tentang Perluasan Wilayah Kota Ambon. Hasil kegiatan tersebut
adalah (1) terbangunnya 20 pilar batas wilayah darat pada Jazirah Leihitu dan
titik-titik acuan batas pengelolaan wilayah laut sejauh 4 mil pada Teluk Ambon
bagian luar dan Jazirah Leitimur, (2) tersedianya laporan hasil survey pemetaan
batas wilayah laut (bathimetri), dan (3) tersedianya peta penegasan batas
wilayah darat dan peta penegasan pengelolaan wilayah laut.
Sejalan dengan itu, pada tahun 2013 melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi
Maluku, dilakukan koordinasi Penegasan Batas Daerah dalam Provinsi Maluku
antara Pemerintah Kota Ambon dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah
khususnya mengenai batas sebelah timur antara Negeri Passo dan Negeri Suli,
dan batas sebelah barat antara Negeri Laha/Negeri Tawiri, dengan Negeri Hatu.
Secara faktual pada tahun 2014, pembinaan batas wilayah antar Kota Ambon
dan Kabupaten Maluku Tengah tidak dilakukan secara khusus. Proses penegasan
batas yang dilakukan pada tahun 2013, yang difasilitasi Pemerintah Provinsi
Maluku sementara dalam tahap penyelesaiannya, agar dapat ditentukan batas
wilayah yang baku oleh Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah.
E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana.
Pengalaman tahun-tahun terakhir ini dimana hampir setiap tahun terjad
bencana alam, menunjukan bahwa Kota Ambon adalah kota yang rentan
terhadap bencana. Keberadaan Kota Ambon di pulau kecil dengan topografi
yang berbukit, dataran dan pantai berpotensi terhadap bencana. Kondisi
perubahan cuaca/ iklim juga turut mempengaruhi kebencanaan di Kota Ambon,
seperti banjir ketika curah hujan yang ekstrim. Pada sisi lain pertumbuhan
penduduk yang tinggi, sedangkan ketersediaan lahan untuk permukiman sangat
terbatas, menyebabkan banyak penduduk yang mendiami daerah perbukitan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 25 ]
serta daerah pesisir pantai yang sangat beresiko terhadap bencana dan
keselamatan manusia.
1. Bencana Yang Terjadi Dan Penanganannya
Beberapa kejadian bencana telah terjadi di Kota Ambon pada tahun 2014,
berupa bencana kebakaran, tanah longsor dan juga bencana sosial insiden
antar warga.
d) Tanah longsor, bencana ini mengakibatkan rumah-rumah warga terancam
longsor, bahkan ada yang kehilangan tempat tinggal karena kerusakan
berat terhadap 37 unit rumah korban di Kota Ambon. Bantuan yang
disediakan adalah terpal, sekop, pacul, karung, dll.
e) Angin kencang, musibah ini mengakibatkan 60 unit rumah warga rusak
ringan/ berat, antara lain pada Kecamatan Nusaniwe 45 unit, Kecamatan
Baguala 7 unit, Kecamatan Teluk Ambon Baguala 6 unit, dan Kecamatan
Sirimau 2 unit.
f) Kebakaran, pada tahun 2014 kebakaran terjadi di 3 kecamatan yakni
Kecamatan Sirimau terdapat 116 unit rumah hangus terbakar, Kecamatan
Nusaniwe terdapat 8 unit rumah hangus terbakar, dan Kecamatan Teluk
Ambon terdapat 4 unit rumah hangus terbakar. Bencana kebakaran yang
menonjol di Tahun 2014 adalah kebakaran di kawasan Jalan Baru
Kelurahan Honipopu yang mengakibatkan 154 KK atau 514 jiwa
mengungsi, dimana rumah yang habis terbakar berjumlah 106 unit.
Secara keseluruhan korban bencana kebakaran selama tahun 2014 yang
dievakuasi ke tempat pengungsian berjumlah 174 KK atau 606 jiwa.
Jumlah total rumah yang terbakar adalah 128 unit, dengan korban
meninggal dunia sebanyak 1 orang. Terkait dengan korban meninggal
dunia, Pemerintah Kota Ambon telah memberikan santunan sedangkan
untuk korban kebakaran telah dibantu dengan biaya rehabilitasi berupa
dana stimulan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 26 ]
Khusus untuk korban kebakaran di kawasan Jalan Baru Kelurahan
Honipopu sementara dilakukan pengusulan penanganan ke Pemerintah,
dalam hal ini Kementerian Sosial RI karena jumlah rumah terbakar
melebihi 30 unit rumah.
g) Bentrok Warga. Kejadian ini terjadi di Desa Tawiri Kecamatan Teluk
Ambon dan menyebabkan 2 unit rumah warga mengalami rusak berat
serta kerugian harta benda. Penanganan terhadap bentrok ini telah
dilakukan oleh Pemerintah Kota Ambon. Sementara itu, bentrok warga
juga terjadi di Kelurahan Nusaniwe dalam dua peristiwa dengan waktu
yang berbeda. Kejadian pertama mengakibatkan 18 unit rumah warga
rusak berat dan telah tertangani.
2. Penanggulangan Bencana yang dilakukan
Dalam proses penanganan bencana, BPBD selaku instansi yang memiliki
fungsi komando dan pelaksana, selalu mengutamakan koordinasi dengan
instansi terkait, baik pada tataran Pemerintah Kota, maupun Pemerintah
Provinsi, serta stakeholder lainnya yang konsen terhadap upaya
penanggulangan bencana.
Pemerintah Kota Ambon juga menyalurkan bantuan berupa terpal, sekop,
pacul, karung, dll. Sementara bantuan material lain belum tertangani/
dialokasikan kepada korban terkena dampak langsung oleh Pemerintah Kota,
Pemerintah Provinsi maupun BNPB pusat.
Selama tahun 2014 telah dilaksanakan pula upaya penanggulangan bencana,
berupa beberapa kegiatan rehabilitasi/ rekonstruksi fisik dan ekonomi, yaitu:
a. Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/ Sosial meliputi
fasilitasi dan simulasi rehabilitasi rumah akibat bencana.
b. Program Penanggulangan Bencana Alam/ Sosial meliputi sosialisasi
pembentukan PRB-BK di Kota Ambon, sosialisasi PRB bagi Pelajar
SMU di Kota Ambon, dan pembuatan Buku Bencana Kota Ambon.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 27 ]
c. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan, meliputi, pengadaan rambu-
rambu evakuasi bencana alam, dan biaya operasional Pusat Informasi
Bencana (PIB) Kota Ambon.
d. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi meliputi sosialisasi penilaian
kerusakan dan kerugian akibat bencana, dan pemulihan psykologis
masyarakat Kota Ambon pasca konflik sosial.
e. Program Perbaikan Rumah Akibat Bencana Alam meliputi pembangunan
rumah pengungsi akibat bencana alam (tanah retak), serta pembangunan
jalan dan pematangan tanah.
3. Status Bencana
Berdasarkan kejadian dan dampak bencana yang terjadi, status bencana di
Kota Ambon umumnya bencana lokal, kecuali bencana kebakaran di Kawasan
Jalan Baru. Berdasarkan skala kerusakan, bencana kebakaran di Jalan Baru,
Kelurahan Honipopu dapat dikategorikan sebagai bencana nasional.
Menyikapi kejadian tersebut, Pemerintah Kota Ambon telah mengeluarkan
Surat Penetapan Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana yakni Keputusan
Walikota Ambon Nomor 608 Tahun 2014 tentang Penetapan Status Tanggap
Darurat Kebakaran Pemukiman di Daerah Jalan Baru Kelurahan Honipopu
Kota Ambon, tanggal 1 November 2014.
Sesuai pedoman standarisasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial
Tahun 2014, Kementerian RI, bencana kebakaran yang terjadi di daerah Jalan
Baru Kelurahan Honipopu Kecamatan Sirimau dikategorikan sebagai bencana
nasional sehingga perlu adanya perhatian Pemerintah Pusat.
4. Sumber dan Jumlah Anggaran
Dalam upaya penanganan bencana, khususnya saat tanggap darurat,
Pemerintah Kota Ambon menggunakan dana yang berasal dari APBD Kota
Ambon. Permintaan dana bencana dilakukan sebanyak 2 kali, masing-masing
pada bulan Mei 2014 yaitu permintaan dana antisipasi logistik sebesar
Rp.139.000.000,- dan pada bulan Oktober 2014 yaitu permintaan dana tanggap
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 28 ]
darurat saat bencana sebesar Rp.98.575.000,-. Jadi total permintaan dana
tanggap darurat bencana tahun 2014 berjumlah Rp.237.575.000,-.
Penggunaan dana tanggap darurat dapat dirincikan sebagai berikut:
(1) Dana antisipasi peralatan logistik yaitu pengadaan 55 unit gerobak, 100
unit sekop, 5.000 unit karung plastik, 100 unit pacul, 500 unit tali rafia,
100 unit garu-garu, 317 unit terpal ukuran (4x6), dan 210 unit terpal
ukuran (3x4).
(2) Dana saat bencana yaitu 150 unit tikar gulung, 150 unit matras, 40 lusin
pakaian dalam laki-laki dan 40 lusin pakaian dalam perempuan, 220
lembar selimut, 20 lusin handuk, 220 kain sarung, 144 unit peralatan
sabun mandi, 144 unit peralatan odol gigi, dan 5 dos peralatan sikat gigi.
Selain Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon, untuk
penanganan penanggulangan bencana di Kota Ambon tahun 2014 juga
ditangani oleh Dinas Sosial Kota Ambon. Dinas Sosial menggunakan dana
APBD Kota Ambon melalui mata anggaran belanja tanggap darurat dengan
total anggaran sebesar Rp.1.201.581.900,-. Dana tanggap darurat terdiri dari
belanja tanggap darurat bencana sebesar Rp.1.018.018.900,-, belanja ganti
rugi rumah terbakar sebesar Rp.180.000.000,-, dan santuan korban meninggal
dunia sebesar Rp.3.500.000,-.
5. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana
Sebagai wilayah yang rawan akan terjadinya bencana, maka Pemerintah Kota
Ambon dalam upaya menghadapi kemungkinan bencana di Kota Ambon,
melakukan beberapa kegiatan antisipatif, antara lain:
a. Memperingati warga Kota Ambon akan ancaman bahaya bencana lewat
surat-surat peringatan yang disalurkan ke Desa/Negeri/Kelurahan,
maupun kepada pihak Masjid/Gereja di Kota Ambon.
b. Menyalurkan brosur – brosur waspada bencana kepada warga kota
maupun di tempat-tempat pendidikan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 29 ]
c. Membuat papan-papan peringatan bahaya bencana dan meletakannya ke
lokasi-lokasi rawan bencana
d. Membuat kegiatan-kegiatan yang mengandung unsus peringatan terhadap
ancaman bencana, seperti simulasi dan lain sebagainya.
e. Pemerintah Kota Ambon melalui Tim Penanggulangan Bencana Tingkat
Kota Ambon melakukan pemetaan daerah rawan bencana.
f. Melalui Dinas Sosial Kota Ambon menyiapkan bufferstock tanggap
darurat bencana.
g. Mempersiapkan tenaga pembantu berupa TAGANA (Taruna Siaga
Bencana) oleh Dinas Sosial Kota Ambon.
h. Menyiapkan alat-alat perbantuan untuk tanggap darurat.
i. Melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan pada hari Jumat
(Jumpa Berlian).
6. Potensi Bencana Yang Diperkirakan Terjadi Melihat kondisi wilayah Kota
Ambon baik dari segi topografi maupun demografi, serta kondisi kultur sosial
masyarakat yang ada maka potensi bencana baik bencana alam maupun
bencana non alam sangatlah besar kemungkinannya. Beberapa potensi
bencana yang bisa saja menjadi ancaman antara lain :
a. Bencana Tanah Longsor dan Retakan Tanah. Secara umum kondisi tanah
di Kota Ambon memiliki tingkat kelabilan yang tinggi dan berpotensi
rawan longsor. Hal ini diperparah dengan kondisi cuaca ekstrim yang
memungkinkan tingginya intensitas hujan dan memicu timbulnya
bencana tanah longsor dan retakan tanah.
b. Bencana Banjir. Bencana ini merupakan bencana yang berpotensi terjadi,
mengingat kejadian dua tahun terakhir, serta data curah hujan dari Badan
Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meterologi Pattimura
Laha Ambon, yang memperkirakan bahwa pada bulan Mei sampai
Agustus rata-rata curah hujan lebih dari 1000 mm. Hal ini didukung pula
dengan semakin sempitnya wilayah resapan air (cathmen area) di Kota
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 30 ]
Ambon, serta mengecilnya Daerah Aliran Sungai (DAS), akibat pesatnya
pertumbuhan permukiman.
c. Bencana Angin Kencang dan Pohon Tumbang. Mengacu pada data Badan
Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pattimura
Laha Ambon tentang analisa streamline, diperkirakan adanya tekanan
rendah pada bagian utara Australia yang menyebabkan pembelokan massa
udara yang menimbulkan awan-awan cumulus dan cumulonimbus yang
dapat menghasilkan hujan secara tiba-tiba dan angin kencang-kencang
pada bulan Januari.
d. Bencana Genangan Air/Rob, serta Tsunami. Dengan adanya perubahan
iklim yang ekstrim akibat pemanasan global, dan kegempaan yang terjadi
didalam laut, dapat mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara
drastic. Bencana ini merupakan ancaman tersendiri bagi warga Kota
Ambon, mengingat banyaknya pemukiman terdapat di pesisir ataupun di
pinggiran pantai.
e. Bencana Gempa Bumi. Bencana ini dapat terjadi karena pergeseran tiba-
tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika terjadi
pergeseran, timbul getaran yang disebut gelombang seismik gempa ke
segala arah di dalam bumi. Provinsi Maluku tergolong daerah berpotensi
tinggi atau rawan dan rentan terhadap gempa bumi baik tektonik maupun
vulkanik. Hal ini dipengaruhi oleh adanya kegiatan lempeng Halmahera,
dan lempeng Maluku ke arah barat di bawah busur Minahasa – Sangihe
yang masih aktif sampai sekarang.
f. Bencana Kebakaran. Bencana yang sering terjadi dikarenakan akumulasi
dari meningkatnya suhu di permukaan bumi akibat pemanasan global,
serta faktor kelalaian manusia.
g. Bentrok Warga. Bencana ini merupakan fenomena sosial yang marak
terjadi, karena interaksi kepentingan setiap aktor di dalam masyarakat
berbeda. Dilain sisi masih tersimpannya bibit-bibit permusuhan antar
warga, dan upaya pengentasan masalah yang belum berlangsung secara
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 31 ]
maksimal, serta mudahnya masyarakat terpancing kepada hal-hal
provokatif menjadi pemicu.
F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Keteriban Umum
Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di Kota Ambon
dikoordinasikan oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban umum selama tahun 2014 adalah :
1. Gangguan yang terjadi.
Ketentraman dan ketertiban umum adalah faktor yang sangat penting di
suatu wilayah karena merupakan faktor penunjang yang sangat penting
untuk menentukan maju dan berkembangnya suatu wilayah. Kondisi dinamis
inilah yang membuat pemerintah dan masyarakat dapat melakukan
kegiatannya dengan aman, tertib dan teratur. Di tahun 2014, kondisi
ketentraman dan ketertiban umum di Kota Ambon mulai terusik di awal
Bulan Januari, dimana terjadi aksi baku lempar dan perkelahian hingga
tindakan anarkis secara terbuka yang menggunakan senjata tajam antar dua
kelompok warga di Batu Merah dan kejadian tersebut sempat membuat arus
lalu lintas terganggu dengan diblokirnya jalan Jenderal Sudirman yang
merupakan pintu masuk menuju dalam kota. Selain itu, di bulan yang sama
terjadi juga konflik anarkis yang menggunakan senjata tajam bahkan senjata
api antar kelompok warga di Kudamati yang mengakibatkan korban nyawa
seorang warga yang bertempat tinggal di lorong Akper Kudamati.
Di bulan Februari terjadi konflik anarkis antar warga di Batu Gantung yang
menyebabkan terbakarnya sejumlah rumah tinggal warga di lokasi tersebut.
Beberapa konflik horizontal juga terjadi sepanjang tahun 2014 yang
melibatkan dua kelompok warga yang tinggal berdekatan, antara lain:
- Warga lorong PMI dan tempat putar di Kudamati
- Warga Batu Gantung Ganemo dan Batu Gantung Dalam
- Warga Mangga Dua dan Silale
- Warga di Bentas.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 32 ]
Konflik yang sempat mengganggu ketentraman masyarakat dengan
ditutupnya arus lalu lintas di sekitar lokasi tersebut, tetapi kesigapan aparat
keamanan (TNI dan POLRI) sehingga konflik tersebut tidak berlanjut dan
dapat diatasi secepat mungkin sehingga aktifitas masyarakat dapat kembali
berjalan dengan baik dan keamanan kembali kondusif.
Disamping konflik horizontal yang terjadi, Kota Ambon juga dilanda
bencana kebakaran yang terjadi pada beberapa tempat pemukiman warga,
rumah tinggal, pertokoan, penginapan, perkantoran, maupun badan usaha
yang ada dalam wilayah Kota Ambon seperti Jl. Sam Ratulangi, BTN
Wayame, Kudamati, Gunung Nona, Benteng Atas, Air Salobar, OSM,
Halong, Pasar Lama, Pasar Mardika, dan sebagainya.
Kebakaran yang terjadi pada lokasi tersebut diatas, tidak sampai
menimbulkan korban jiwa, hanya di Dok Wayame yang menewaskan
seorang pekerja.
Penyebab terjadinya kebakaran karena beberapa faktor, antara lain; arus
pendek, lilin, korek api, rokok, api dari balon, petasan, api las, dan
pembakaran hutan.
2. Jumlah, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan
Keadaan pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon
pada akhir Desember 2014 berjumlah 159 orang, yang terdiri dari 77 orang
PNS dan 82 orang pegawai kontrak. Klasifikasi pendidikan para PNS adalah,
15 orang berpendidikan S1, 1 orang berpendidkan diploma, 59 orang
berpendidikan SMU/SMK, dan 2 orang berpendidikan SD.
Sedangkan klasifikasi pendidikan para tenaga Kontrak adalah 3 orang
berpendidikan S1, 3 orang berpendidikan D3, 74 orang berpendidikan SMA/
SMK, dan 2 orang berpendidikan SMP.
Klasifikasi PNS menurut pangkat dan golongan adalah Pembina Tk,I-IV/b
sebanyak 1 orang, Pembina-IV/a sebanyak 1 orang, Penata Tk.I-III/d
sebanyak 4 orang, Penata-III/c sebanyak 6 orang, Penata Muda Tk.I-III/b
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 33 ]
sebanyak 10 orang, Penata Muda- III/a sebanyak 7 orang, Pengatur-Tk.I II/d
sebanyak 2 orang, Pengatur-II/c sebanyak 31 orang, Pengatur Muda Tk.I-
II/b sebanyak 11 orang, Pengatur Muda- II/a sebanyak 3 orang, dan Juru-I/c
sebanyak 1 orang.
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
Untuk pelaksanaan program dan kegiatan operasional Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Ambon tahun 2014, maka Jumlah anggaran yang
digunakan adalah sebesar Rp.3.075.259.900,- yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2014, dengan realisasi
anggaran sebesar Rp.3.053.736.900,-.
4. Penanggulangan Gangguan dan Kendala
Penanggulangan terhadap gangguan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon dilakukan
langkah-langkah, antara lain:
a. Untuk penegakan terhadap pelanggaran Perda, dilakukan penertiban
terpadu bersama SKPD terkait yang dikoordinasi dengan Tim Penertiban
Kota.
b. Kegiatan operasional patroli pengawasan dilakukan dengan menambah
intensitas jam patroli dengan sasaran terhadap wilayah-wilayah yang
dianggap rawan.
c. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon berupaya mengedepankan
tindakan persuasif (melakukan pendekatan komunikatif) sehingga tidak
terjadi benturan di lapangan, apabila hal tersebut tidak berhasil maka
ditempuh langkah-langkah sesuai dengan standar operasional prosedur
Sat.Pol.PP, yang pada akhirnya dilakukan tindakan represif (penertiban
dan penataan kembali).
d. Patroli terpadu bersama aparat keamanan TNI/ POLRI juga dilakukan
untuk meminimalisir terjadinya konflik horizontal.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014
[ Bab V - 34 ]
5. Kendala dalam Penanggulangan Gangguan
Dalam penanggulangan gangguan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat yang terjadi telah dilakukan dengan penanganan secara
proporsional dan profesional, walaupun hal ini sering terkendala dengan
masalah yang ada, antara lain:
a. Terbatasnya anggaran yang disediakan dalam pelaksanaan tugas-tugas
operasional Satuan Polisi Pamong Praja.
b. Sumberdaya aparatur serta sarana prasarana pendukung yang dimiliki
dalam pelaksanaan tugas.
6. Keikutsertaan Aparat Keamanan Dalam Penanggulangan Gangguan
Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pemeliharaan dan penyelenggaraan
ketentraman dan keteriban umum, Penegakan PERDA, Peraturan Kepala
Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan kebijakan Kepala Daerah tidak
semata-mata bersifat internal namun juga secara eksternal dilakukan dengan
melibatkan instansi vertikal seperti TNI/POLRI.
Bentuk-bentuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud antara lain:
c. Melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk pengamanan
swakarsa.
d. Melaksanakan back up terhadap kegiatan-kegiatan penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, penegakan perda, dan
peraturan walikota, antara lain dengan pelaksanaan razia hotel/
penginapan dan tempat-tempat keramaian, penertiban bangunan-
bangunan liar, penertiban penyakit masyarakat (PEKAT), dan
penanganan unjuk rasa.
e. Melakukan penanganan tindak pidana.
f. Melakukan pengawasan dan pengendalian.