v. gambaran umum pks adolina

14
V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA 5.1. Profil Perusahaan 5.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama “NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO)” yang bergerak dalam budidaya tembakau. Pada tahun 1938 budidaya tembakau diubah menjadi kelapa sawit dan karet dengan nama “NV Serdang Maatschappy (SCM)”. Sejak tahun 1973 budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit tetap dipertahankan. Pada tahun 1942 diambil alih oleh pemerintah Jepang dari Pemerintah Belanda. Pada tahun 1946 diambil kembali oleh Pemerintah Belanda dengan nama tetap NV SCM. Maka pada tahun 1958 perusahaan ini diambil oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN), tahun 1960 PPN diganti nama menjadi PPN Baru SUMUT V. Pada tahun 1936 PPN Baru SUMUT V dipisah menjadi dua kesatuan yaitu: 1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa 2. PPN Aneka Tanaman II Kebun Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu Pada tahun 1968 PPN Antan II diganti menjadi PNP VI, dengan penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir, lalu pada tahun 1978 PNP VI dirubah menjadi bentuk Persero dengan nama PT. Perkebunan VI (Persero). Pada tahun 1994 PTP VI, PTP VII dan PTP VIII bergabung dan dipinjam oleh Direktur Utama PTP VIII. Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat ini gabungan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII diberi nama PTP Nusantara IV (Persero). Adolina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan luas areal Hak Guna Usaha Kebun Adolina adalah seluas 8.965,69 Ha. Pembibitan dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina ini awalnya pada tahun 1956 memiliki kapasitas 26 Ton Tandan Buas Segar (TBS)/Jam, namun pada saat ini kapasitas PKS yang terpasang adalah 30 Ton TBS/Jam dengan tingkat stagnasi sebesar 0,75 % dan tingkat losis mencapai 1,50%. Dalam perkembanganya PKS Adolina terus melakukan pembenahan dan pelayanan demi meningkatkan keunggulan produksi. Pelayanan-pelayanan ini meliputi:

Upload: phamnga

Post on 30-Dec-2016

234 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

28

V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

5.1. Profil Perusahaan

5.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926

dengan nama “NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO)” yang

bergerak dalam budidaya tembakau. Pada tahun 1938 budidaya tembakau diubah

menjadi kelapa sawit dan karet dengan nama “NV Serdang Maatschappy (SCM)”.

Sejak tahun 1973 budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit

tetap dipertahankan. Pada tahun 1942 diambil alih oleh pemerintah Jepang dari

Pemerintah Belanda. Pada tahun 1946 diambil kembali oleh Pemerintah Belanda

dengan nama tetap NV SCM. Maka pada tahun 1958 perusahaan ini diambil oleh

Pemerintah Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara

(PPN), tahun 1960 PPN diganti nama menjadi PPN Baru SUMUT V. Pada tahun

1936 PPN Baru SUMUT V dipisah menjadi dua kesatuan yaitu:

1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa

2. PPN Aneka Tanaman II Kebun Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu

Pada tahun 1968 PPN Antan II diganti menjadi PNP VI, dengan

penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka

Tanaman II Kebun Adolina Hilir, lalu pada tahun 1978 PNP VI dirubah menjadi

bentuk Persero dengan nama PT. Perkebunan VI (Persero). Pada tahun 1994 PTP

VI, PTP VII dan PTP VIII bergabung dan dipinjam oleh Direktur Utama PTP

VIII. Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat ini gabungan PTP VI, PTP

VII dan PTP VIII diberi nama PTP Nusantara IV (Persero). Adolina merupakan

salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan luas areal Hak Guna

Usaha Kebun Adolina adalah seluas 8.965,69 Ha. Pembibitan dan Pabrik Kelapa

Sawit (PKS) Adolina ini awalnya pada tahun 1956 memiliki kapasitas 26 Ton

Tandan Buas Segar (TBS)/Jam, namun pada saat ini kapasitas PKS yang

terpasang adalah 30 Ton TBS/Jam dengan tingkat stagnasi sebesar 0,75 % dan

tingkat losis mencapai 1,50%. Dalam perkembanganya PKS Adolina terus

melakukan pembenahan dan pelayanan demi meningkatkan keunggulan produksi.

Pelayanan-pelayanan ini meliputi:

Page 2: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

29

1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000

2. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000 : 2004

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

5.1.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina adalah perusahaan yang

bergerak di bidang industri pengolahan kelapa sawit. Unit usaha Adolina

memperoleh bahan baku TBS dari kebun-kebun PTPN IV unit Adolina sendiri

dan sebagian lagi diperoleh dari kebun-kebun rakyat atau swasta yang berada

disekitarnya. Selain memproduksi CPO unit usaha Adolina juga memproduksi

PKO yang selanjutnya tidak dipasarkan melainkan akan diproses lebih lanjut ke

pabrik pengolahan inti sawit di Pabatu.

5.1.3. Lokasi Perusahaan

PTP Nusantara IV (Persero) PKS Adolina berada di Kabupaten Serdang

Bedagai tepatnya dipinggiran Jalan Raya Medan Pematang Siantar dengan jarak

38 Km dari Medan, yang dikelilingi oleh 21 desa yang berada di enam Kecamatan

yaitu Perbaungan, Pantai Cermin, dan Pegajahan (berada di Kabupaten Serdang

Bedagai) serta Galang, Bangun Purba dan STM Hilir (berada di Kabupaten Deli

Serdang). Sesuai Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

No : 04.13/Kpts/Org/93/VII/1998 tanggal 17 Desember 1998 memutuskan

terhitung tanggal 01 Januari melebur kebun Bagun Purba, Lau Rempak, B. Kuala

dan merubah statusnya menjadi Afdeling unit kebun Adolina. Luas hak guna

kebun unit Adolina seluas 8.965,69 hektar. Dimana dibagi menjadi dua bagian

yaitu 8.636hektar untuk lahan kelapa sawit dan 329,69 hektar untuk Emplasment,

pondok dan bibitan serta pabrik dll.

5.1.4. Daerah Pemasaran

Produk minyak CPO yang dihasilkan PKS Adolina ini dipasarkan dengan

system pemesanan oleh pihak konsumen dimana selanjutnya pesanan minyak

sawit CPO dikirim kepada pihak konsumen. Daerah pemasaran CPO dari unit

usaha Adolina ini diekspor ke beberapa Negara seperti Belanda, Jepang, Belgia,

dan sebagian dikirim untuk pasar local. Sedangkan untuk produk inti tidak

Page 3: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

30

dipasarkan, melainkan diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit di

Pabatu.

5.2. Organisasi dan Manajemen

5.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV

(Persero) Unit Adolina adalah struktur yang berbentuk lini dan fungsional

berdasarkan fungsi. yaitu pembagian atas unit-unit organisasi didasarkan pada

spesialisasi tugas yang dilakukan dan juga wewenang dari pimpinan dilimpahkan

pada unit unit organisasi di bawahnya pada bidang tertentu secara langsung.

Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang Manajer Unit. Adapun Struktur

Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur Organisasi PTPN IV Unit Adolina

Manager Unit

Ka.Dis

Tan

Rayon A

Ka.Dis

Tan

Rayon B

Ka.Dis

Tan

Rayon C

KDTP Ka.Dis TU Ass.SDM

dan Umum

Ass. Afd 1

Ass. Afd 2

Ass. Afd 6

Ass. Afd 4

Ass. Afd 3

Ass. Afd 5

Ass. Afd 8

Ass. Afd 7

Ass. Afd 9

Ass.SDM

dan Umum

Ass.Tek

Pabrik

Ass.

Pengolahan 1

Ass.

Pengolahan 2

Page 4: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

31

5.2.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Unit Adolina adalah sebagai berikut :

1. Manajer Unit

Manajer Unit merupakan pimpinan tertinggi dikebun Adolina. Manajer Unit

bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap perencanaan operasional

pabrik serta bertanggung jawab dalam mengevaluasi kinerja Unit. Manajer

Unit juga bertanggung jawab kepada Direksi yang terletak di kantor pusat

Medan. Selain itu manajer unit memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menciptakan iklim kerja yang sesuai dengan memperlihatkan hubungan

ke dalam dan diluar kehidupan sosial bawahan dan masyarakat sekitarnya

agar kegairahan kerja tetap terpelihara.

b. Melaksanakan penilaian dan mengusulkan pengangkatan, pemindahan,

penambahan dan hukuman bagi karyawan staf berdasarkan ketentuan

yang telah berlaku demi tegaknya disiplin kerja.

c. Mengawasi dan menilai hasil kerja kepala Dinas secara terus menerus

dengan membandingkan hasil nyata dan norma-norma kerja serta

melakukan tindakan pemulihan untuk menghindari anggaran biaya yang

melebihi batas teloransi yang dibenarkan.

d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada kepada direksi.

2. Kepala Dinas Tanaman

Kepala Dinas Tanaman bertugas melakukan koordinasi penyusunan taksasi

produksi tanaman berdasarkan data dan pengamatan agar diperoleh taksasi

yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu Kepala Dinas Tanaman juga

memiliki tugas sebagai berikut :

a. Mengajukan anggaran belanja dengan program pelaksanaan yang

sistematis dan mudah dimengerti bersama-sama dengan asisten

tanaman/afdeling.

b. Mengendalikan semua kegiatan operasi afdeling berdasarkan

normanorma yang berlaku agar semua kegiatan berjalan sesuai dengan

tujuan operasi.

Page 5: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

32

c. Membina pengetahuan dan keterampilan para asisten tanaman/afdeling

melalui rapat kerja, diskusi, penjelasan langsung dilapangan supaya lebih

mampu melaksanakan tugas sebagai instruksi terhadap bawahannya.

d. Memelihara kerja di bidang tanaman sesuai dengan lingkungan kerja agar

setiap orang merasa senang dan aman dalam menyelesaikan tugas.

e. Menyempurnakan metode kerja yang tidak sesuai dengan metode yang

lebih baik melalui pengamatan agar efektivitas dan efisiensi kerja

tercapai secara optimal.

3. Asisten Tanaman/Afdeling

Asisten Tanaman/Afdeling bertugas membuat taksasi produksi tanaman yang

disusun berdasarkan analisis data dan taksiran potensi tanaman agar diperoleh

taksasi yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu, Asisten

Tanaman/Afdeling mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Mengajukan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan ketentuan

penerimaannya agar dapat menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan

program.

b. Mengatur pembagian kerja dan melengkapi peralatan/bahan secara

teratur dan terpadu supaya hasil kerja diperoleh sesuai dengan yang

ditentukan.

c. Menempatkan tenaga kerja sedapat mungkin sesuai dengan bakat, fisik

dan sikap agar tercapai semangat kerja yang bergairah.

d. Melaksanakan pemeiharaan secara efektif dan efisien sesuai dengan

standar yang ditentukan.

e. Melaksanakan panen sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan

menyelesaikan pengangkutan secepatnya pada hari itu juga sehingga

kenaikan ALB (Asam Lemak Bebas) di kebun dapat dihindari.

4. Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan

Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan merupakan penanggung jawab pabrik

dibidang pemeliharaan, bengkel dan bertanggung jawab atas segala

kebijaksanaan dan tindakan dalam bidang produksi.

Selain itu Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan juga memiliki tugas sebagai

berikut :

Page 6: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

33

a. Memberikan petunjuk dan mengawasi pemeliharaan di bidang teknik

b. Membuat rencana pelayanan kebutuhan bangunan atau pengangkutan

bahan mentah.

c. Melayani kebutuhan dan merencanakan kapasitas pabrik.

d. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengarahkan serta mengawasi

kegiatan-kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium.

e. Menandatangani dan mengecek formulir-formulir dan laporan-laporan

sesuai dengan asisten dan prosedur yang berlaku.

f. Melaporkan data, kegiatan bagian pengolahan dan laboratorim kepada

administratur.

5. Assisten Bengkel Umum/Pabrik

Assisten Bengkel Umum/Pabrik bertugas membantu Kepala Dinas Teknik

dalam memimpin bagian reparasi alat-alat pabrik. Selain itu, Assisten

Bengkel Umum/Pabrik mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Berperan dalam pemeliharaan dan perbaikan alat-alat yang ada di pabrik

agar tetap dalam kondisi yang baik.

b. Merencanakan dan mengarahakan serta mengkoordinasikan kegiatan

bagian reparasi.

6. Assisten Transportasi/Motor

Assisten Transportasi/Motor bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dalam

memimpin bagian bengkel motor. Selain itu, Assisten Transportasi/Motor

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Mengawasi alat pengangkutan kendaraan bermotor.

b. Mengkoordinasikan segala perbaikan kendaraan bermotor yang rusak.

7. Asisten PKS

Asisten PKS bertugas membantu Kepala Dinas Pengolahan dalam mengawasi

kegiatan pabrik. Selain itu, Asisten PKS mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Mengawasi seluruh kegiatan proses produksi di pabrik

b. Mengawasi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan dengan

berpedoman kepada ketentuan yang diberikan oleh direksi.

c. Memberikan data dan kegiatan proses produksi kepada Kepala Dinas

Pengolahan.

Page 7: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

34

8. Mandor Bagian Pengiriman

Mandor Bagian Pengiriman bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dan

Pengolahan dalam mengawasi kegiatan pabrik. Selain itu mandor bagian

pengiriman bertanggung jawab melaksanakan penjualan minyak sawit (CPO)

dan inti pada pelanggan.

9. Kepala Dinas Tata Usaha

Kepala Dinas Tata Usaha bertugas membantu Manajer Unit dalam memimpin

seluruh kegiatan administrasi perusahaan. Tugas yang ditangani Kepala Dinas

Tata Usaha adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian administrasi.

b. Mengawasi pemakaian dan penggunaan alat-alat kantor.

c. Mengkoordinasikan segala pembayaran dan penyediaan barang-barang.

d. Mengawasi seluruh kegiatan administrasi perusahaan.

10. Asisten Tata Usaha

Asisten Tata Usaha bertugas membantu Kepala Dinas Tata Usaha dalam

menjalankan seluruh kegiatan administrasi diperusahaan.

11. Asisten SDM dan Umum

Asisten SDM dan Umum bertugas membantu Manajer Unit dalam meneliti

penerimaan tenaga kerja. Tugas yang ditangani Asisten SDM dan Umum

adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi dan meneliti penerimaan tenaga kerja dengan berpedoman

kepada standard yang telah ditetapkan oleh Direksi.

b. Melaksanakan kegiatan yang diprogramkan oleh pemerintah setelah

mendapatkan persetujuan Direksi.

c. Membina hubungan baik dengan pemerintah dan masyarakat disekitar

lokasi perusahaan.

d. Mengkoordinasikan kegiatan dalam peningkatan kesejahteraan

karyawan.

e. Memberikan informasi kepada Manajer Unit dalam bidang produktivitas

kerja.

Page 8: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

35

12. Perwira Pengamanan (Pa Pam)

Perwira Pengamanan (Pa Pam) bertugas membantu Manajer Unit dalam

memimpin bidang keamanan. Tugas yang ditangani Perwira Pengamanan (Pa

Pam) adalah melakukan pengawasan pengamanan informasi dan inventaris

perusahaan.

5.2.3. Jumlah Tenaga Kerja

Adapun jumlah karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Karyawan Unit Usaha Adolina

Uraian Tenaga Kerja Kebun Adolina

Pria Wanita Jumlah

Karyawan Pimpinan 8 0 8

Karyawan Pelaksana 1.193 437 1.630

Honorer 9 2 11

Jumlah 1.210 439 1.649

5.2.4. Jam Kerja

Pengaturan jam kerja karyawan yang berlaku di PT. Perkebunan Nusantara

IV Unit Adolina dibagi atas 2 bagian, yaitu sebagai berikut :

a. Bagian Kantor

Untuk bagian kantor hanya ada 1 shift dengan 7 jam kerja per hari dan 40 jam

kerja per minggu dengan bagian dapat diihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jam Kerja Karyawan Kantor Unit Usaha Adolina

No. Hari Waktu Kerja (WIB) Istirahat

1 Senin – Kamis 06.30 – 09.30

10.30 – 15.00

09.30 – 10.30

2 Jumat 06.30 – 09.30

10.30 – 12.00

09.30 – 10.30

3 Sabtu 06.30 – 09.30

10.30 – 13.00

09.30 – 10.30

b. Bagian Pabrik

Untuk bagian pabrik pekerja dibagi atas dua shift . Jam kerja karyawan

berdasarkan sift di PKS Adolina dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 9: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

36

Tabel 10. Jam Kerja Karyawan PKS Adolina

No Shift Waktu Kerja (WIB)

1 I 06.30 – 17.00

2 II 17.00 – 05.00

5.3. Proses Produksi

Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau

menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber

yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan dan dana. Pada PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Unit Adolina ada dua jenis proses pengolahan sawit yaitu

proses pengolahan sawit CPO dan PKO.

5.3.1. Proses Produksi CPO

Bahan baku utama PPKS PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit

Adolina adalah buah kelapa sawit yang masih segar. Pengolahan tandan buah

segar (TBS) di PKS dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit CPO dari

daging buah (mesocp) dan PKO dari biji (nut). Untuk mendapat kualitas minyak

yang baik bermula dari lapangan, sedangkan proses pengolahan dipabrik hanya

dapat menekan sekecil mungkin perubahan/penurunan kualitas dan kehilangan

(Lossis) selama proses. Pabrik tidak dapat memproduksi minyak lebih dari apa

yang dikandung TBS. Mutu dan Rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh

fraksi panen (derajat kematangan), kegiatan pengutipan brondolan dan perlakuan

terhadap TBS. perlakuan TBS mulai dari panen, transport dan proses pengolahan

dipabrik akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan.Adapun

proses produksi CPO dan PKO adalah sebagai berikut :

1. Stasiun Penerimaan Bahan Buah (Fruit Reception Station)

Stasiun penerimaan bahan buah ini berfungsi untuk menerima TBS yang

berasal dari kebun dan pembelian. Pada stasiun ini TBS melalui tahapan proses

yaitu tahap penimbangan buah dan tahap penumpukan dan pemindahan buah.

2. Stasiun Penimbangan Buah (Fruit Weighting) dan Sortasi

Setiap truk yang mengangkut TBS kepabrik ditimbang terlebih dahulu

dijembatan timbang (bridge weighing) untuk memperoleh berat sewaktu berisi

(bruto) dan sesudah dibongkar (tarra). Selisih antara bruto dengan tarra adalah

Page 10: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

37

jumlah TBS yang diterima di PKS (netto). Jembatan timbang menggunakan

mekanikal hybrid dengan kapasitas 50 ton. Dilengkapi dengan sistem komputasi,

jembatan timbangan ditera oleh Badan Meterologi 1 kali setahun. TBS (tandan

buah segar) yang sudah ditimbang dimasukkan ke loading ramp.

Sortasi TBS dilakukan dilantai atau peron loading ramp. Mutu dan

rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen. Sortasi

TBS sebagai alat untuk menilai mutu panen dilaksanakan terhadap setiap kebun

yang mengolah buah di PKS dengan menentukan satu truk/lebih yang dianggap

mewakili untuk setiap afdeling kebun pengirim/hari. Untuk pengiriman TBS dari

pihak ke III, maka sortasi dilakukan terhadap semua truk. Sebelum dibongkar,

diambil sekitar 40 brondolan untuk mengetahui apakah buah tersebut termasuk

jenis dura atau tenera. Untuk TBS dari pihak ke III, buah yang ditolak adalah buah

mentah (fraksi 00 dan fraksi 0), buah dura (bila komposisinya >15%), dan buah

yang beratnya <10 kg. sortasi buah dilaksanakan sesuai dengan kriteria panen

yang terbagi atas beberapa fraksi.

3. Stasiun Rebusan

TBS yang berada dalam lory rebusan diangkut dari stasiun penerimaan

buah dengan bantuan transfer carrier yang bergerak pada jaringan rel. Lory

rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah.

Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 27.000

mm berjumlah 3 unit dengan system 2 pintu dan memakai PLC (Program Local

Control) dengan waktu merebus buah ± 90 menit, masing-masing sterilizer

berkapasitas 10 lory ( ± 25 ton TBS). Sistem perebusan yang dipakai adalah

sistem 3 puncak (triple peak). Triple peak adalah jumlah puncak dalam proses

perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk

atau keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau

otomatis. Waktu perebusan yang menjadi perhatian setelah puncak pertama dan

kedua adalah pada saat puncak ketiga (holding time) yaitu antara 40-60 menit.

Holding time sangat dipengaruhi oleh kematangan buah, lamanya buah menginap

dan tekanan steam. Semakin matang dan semakin buah lama menginap, semakin

pendek waktu yang diperlukan di puncak ketiga.

Page 11: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

38

4. Stasiun Penebah

Stasiun penebah mempunyai fungsi untuk memisahkan brondolan dari

tandannya buah matang dari sterilizer diatur masuk sebagai umpan ke dalam

thresher yang kecepatannya diatur oleh variabel speed. Di dalam tresher

dipisahkan antara tandan kosong dan brondolan matang dengan cara

dibantingkan/dijatuhkan dari atas ke bawah sambil diputar.

5. Stasiun Pengempaan

Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan

minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengepal. Pada stasiun ini dilakukan

dua tahap pengolahan yaitu :

a. Pengadukan (digesting)

b. Pengempaan (pressing)

1. Digester terintegrasi dengan screw press. Brondolan yang telah dibawa

fruit elevator diremas atau diaduk. Fungsi digester adalah sebagai berikut :

a. Mencincang dan melumat brondolan sehingga daging dengan biji (noten)

mudah dipisahkan.

b. Mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses

pengadukan.

c. Memudahkan pengeluaran minyak di screw press.

2. Screw Press

Massa adukan yang berasal dari alat pengadukan (digester), dialirkan ke

dalam alat pengempa (screw press) yang berfungsi untuk mengempa

massa adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat

dan kotoran) dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan

ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan

semaksimal mungkin dengan cara mengempa pada tekanan tertentu.

6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah CPO yang

sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya. Stasiun pemurnian minyak

adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO). Minyak

mentah yang dihasilkan dari stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk

proses selanjutnya sehingga diperoleh minyak produksi.

Page 12: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

39

5.3.2. Proses Produksi Biji/Inti

1. Pemisahan Daging Buah Dengan Biji

Ampas kempa (press cake) yang keluar dari screw press terdiri dari biji

dan serabut beserta fraksi minyak dan air yang terkandung dalam kadar yang

kecil. Ampas kempa tersebut masih berbentuk gumpalan, dimana

gumpalangumpalan ampas ini harus dipecahkan terlebih dahulu pada pemecah

ampas kempa (cake breaker conveyor/CBC). Proses pemecahan dimulai pada saat

ampas kempa (press cake) yang keluar dari screw press masuk kedalam talang

pemecah ampas kempa (CBC). Dengan adanya pemanasan sampai temperatur

90°C, gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah terurai pada waktu

dipukul oleh padel-padel CBC.

2. Pemeraman Biji

Biji yang berasal dari nut polishing drum diangkut dengan menggunakan

conveyor dan destoner menuju ke silo biji (Nut Silo) untuk proses pemeraman biji.

Sebelum masuk ke silo biji, terlebih dahulu biji dimasukkan kedalam tromol

fraksi biji (nut grading screen) untuk memisahkan biji-biji menurut fraksinya,

yaitu fraksi kecil dan fraksi besar dengan terpisahnya biji fraksi kecil dan fraksi

besar maka proses pemecahan biji dalam nut crecker akan lebih sempurna

(persentasi inti pecah akan berkurang). Biji yang telah dipisahkan akan masuk ke

dalam silo (nut silo) sesuai dengan fraksi-fraksinya untuk proses pemeraman biji.

Biji yang diperam dianggap kering bila kadar air biji 12%. Proses pemeraman

dilakukan selama 24 jam untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

3. Pemecahan Biji

Alat ini terdiri dari rotor yang berputar dan mempunyai dinding kasing

(Slator) yang berbentuk silinder dan pada bagian bawahnya berbentuk konus

(cone). Dinding kasing (wearing plat) ini terbuat dari plat baja keras. Rotor terdiri

dari poros yang diberi lempengan siku-siku yang berputar pada poros tersebut.

Oleh karena adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh putaran rotor yang

sangat tinggi maka biji-biji yang masuk ke lubang rotor akan terbawa oleh

lempengan siku-siku tersebut kemudian terlempar ke samping membentur dinding

Page 13: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

40

kasing. Akibatnya biji-biji tersebut akan pecah dan intinya akan terpisah dan

cangkang.

4. Pemisahan Inti dengan Cangkang

Campuran pecahan (inti, biji utuh dan cangkang) yang dihantarkan oleh

timba kraksel masuk ke dalam LTJS (Light Tanera Just Separator). Alat ini

merupakan kolom pemisah vertikal (Vertical Column Separator) yang dilengkapi

dengan fan/blower penghisap. Prinsip pemisahan berdasarkan berat jenis dan gaya

gravitasi. Melalui kolom pemisah tersebut abu, cangkang halus dan serat halus

yang lebih ringan akan terhisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu (dust

cyclone), kemudian menghantarnya ke stasiun ketel (boiler station) sebagai bahan

bakar ketel (boiler), sedangkan inti, cangkang kasar dan biji utuh yang lebih berat

akan jatuh menuju ayakan, ayakan ini berfungsi untuk memisahkan biji utuh

(noten). Campuran pecahan akan masuk melalui kisi-kisi tersebut dan dengan

bantuan getaran akan terjadi pemisahan antara biji utuh (notten) dengan campuran

pecahan. Campuran pecahan akan jatuh ke dalam kolom kraksel (crackse

conveyor) yang akan menghantarkannya ke hidrosiklon (hydrocyclone) untuk

dipisahkan.

5. Pengeringan Inti

Inti basah hasil pemisahan akan dibawa ke konveyor inti basah menuju

timba inti (karnel elevator) yang menghantarkan inti basah masuk ke dalam

konveyor atas silo inti. Konveyor ini berfungsi untuk mendistribusikan inti basah

masuk kedalam silo inti (karnel osilo). Bentuk ataupun cara kerja silo inti sama

seperti pada silo biji (Nut Silo). Hanya saja pada silo inti yang dikeringkan adalah

intinya. Ke dalam silo inti ini juga dialirkan uap jenuh dan dihembuskan pula

udara panas oleh fan/blower pemanas (heater). Waktu pengeringan yang

dibutuhkan adalah 18 (delapan belas) jam.

5.3.3. Bahan-bahan yang Digunakan

Di dalam proses produksi pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun

Adolina, bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar (TBS) kelapa

sawit yang diperoleh dari beberapa afdeling yang membudidayakan tanman

kelapa sawit di lingkungan Kebun Adolina dan juga dari pihak ketiga. Varietas

Page 14: V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

41

bahan baku diolah PKS Adolina adalah varietas Tanera (hasil persilangan dari

varietas yang lebih baik karena memiliki cangkang yang lebih tipis dan

mempunyai daging buah yang tebal). Waktu tanamannya juga lebih cepat yaitu

2,5 tahun sampai 3 tahun bila dibandingkan dengan varietas yang lain yang

mencapai 3 sampai 4 tahun. TBS yang diterima di PKS Adolina jumlahnya sangat

dipengaruhi oleh iklim, luas areal yang menghasilkan sistem panen topografi serta

usia tanam.