bab vi kebijakan umum file118 bab vi kebijakan umum 6.1. misi mewujudkan pemerintahan yang...

41
118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang telah dilakukan melalui kegiatan yang rasional dan realistis dirasakan kurang memadai dan masih memerlukan berbagai penyempurnaan. Hal tersebut terkait dengan banyaknya permasalahan yang belum sepenuhnya teratasi. Berbagai faktor seperti demokrasi, desentralisasi dan internal birokrasi itu sendiri, masih berdampak pada tingkat kompleksitas permasalahan dan dalam upaya mencari solusi lima tahun kedepan. Sedangkan dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi infromasi juga akan berpengaruh kuat terhadap pencarian alternatif-alternatif dalam bidang aparatur negara : 6.1.1. Terwujudnya Pelayanan Prima, Kemandirian Keuangan Daerah dan Terwujudnya Ketertiban dan kepatuhan Masyarakat. a. Tantangan Dalam mengantisipasi, menggali potensi dan cara baru dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal birokrasi, aparatur negara dituntut memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang handal dan meningkat daya saing untuk menjaga keutuhan bangsa. Faktor globalisasi dan revolusi teknologi informasi Terbatasnya kewenangan daerah dalam menentukan jenis pajak yang dapat dipungut Berkembangnya sektor informal Adanya usaha yang belum terdata dan terdaftar sebagai obyek pajak Kurangnya akurasi data potensi obyek pajak

Upload: dinhtruc

Post on 05-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

118

BAB VI

KEBIJAKAN UMUM

6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan,

transparan dan Akuntabel.

Berbagai upaya reformasi birokrasi yang telah dilakukan melalui kegiatan

yang rasional dan realistis dirasakan kurang memadai dan masih

memerlukan berbagai penyempurnaan. Hal tersebut terkait dengan

banyaknya permasalahan yang belum sepenuhnya teratasi. Berbagai

faktor seperti demokrasi, desentralisasi dan internal birokrasi itu sendiri,

masih berdampak pada tingkat kompleksitas permasalahan dan dalam

upaya mencari solusi lima tahun kedepan. Sedangkan dari sisi eksternal,

faktor globalisasi dan revolusi teknologi infromasi juga akan berpengaruh

kuat terhadap pencarian alternatif-alternatif dalam bidang aparatur

negara :

6.1.1. Terwujudnya Pelayanan Prima, Kemandirian Keuangan Daerah dan

Terwujudnya Ketertiban dan kepatuhan Masyarakat.

a. Tantangan

Dalam mengantisipasi, menggali potensi dan cara baru dalam

menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan

eksternal birokrasi, aparatur negara dituntut memiliki kemampuan

pengetahuan dan keterampilan yang handal dan meningkat daya

saing untuk menjaga keutuhan bangsa.

• Faktor globalisasi dan revolusi teknologi informasi

• Terbatasnya kewenangan daerah dalam menentukan jenis pajak

yang dapat dipungut

• Berkembangnya sektor informal

• Adanya usaha yang belum terdata dan terdaftar sebagai obyek

pajak

• Kurangnya akurasi data potensi obyek pajak

Page 2: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

119

• Belum optimalnya kinerja BUMD

• Makin meningkatnya ketidakpastian akibat perubahan faktor

lingkungan politik, ekonomi dan sosial yang terjadi dengan cepat,

• Makin derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan infiltrasi

budaya

• Terjadinya kesenjangan informasi dalam masyarakat.

• Meningkatnya tuntutan akan partisipasi masyarakat dalam

kebijakan publik, meningkatnya tuntutan penerapan prinsip-

pronsip tata kepemerintahan yang baik, yaitu tranparansi,

akuntabilitas dan kualitas kinerja publik serta ketaatan pada

hukum

• Turunnya kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum, hal

ini merupakan tantangan tersendiri dalam menciptakan kondisi

ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat. Perbedaan

pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kondisi sosial,

kesenjangan kesejahteraan, tingkat kemiskinan serta kepadatan

penduduk merupakan faktor korelatif timbulnya gangguan

ketertiban dan ketentraman yang dapat diredam oleh sikap,

perilaku dan tindak masyarakat yang patuh dan disiplin terhadap

hukum.

• Belum optimalnya sarana prasarana penunjang pelayanan

perijinan

• Belum optimalnya penerapan standarisasi pelayanan perijinan

• Kurangnya koordinasi antar instansi terkait

b. Kendala

Sedangkan dari sisi internal, faktor demokrasi dan desentralisasi

telah membawa dampak pada proses pengambilan kebijakan publik,

berbagai kendala yang dihadapi dalam mewujudkan pemerintahan

yang demokratis, berkeadilan, transparan dan akuntabel adalah :

• Rendahnya kapasitas pemerintah daerah, kapasitas pemerintah

daerah pada umumnya masih rendah dan ditandai oleh (1) masih

Page 3: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

120

terbatasnya ketersediaan sumber daya aparatur baik jumlah

maupun yang profesional; (2) masih terbatasnya ketersediaan

sumber-sumber pembiayaan yang memadai, baik yang berasal

dari kemampuan daerah itu sendiri mapun sumber dana dari luar

daerah dan terbatasnya kemampuan pengelolaanya; (3) belum

tersusunnya kelembagaan yang efektif; (4) kurang kreatifitas dan

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.

• Belum optimalnya proses desentralisasi dan otonomi daerah,

Persepsi yang belum sama antar pelaku pembangunan baik

dijajaran pemerintah pusat, pemerintah daerah dan para pelaku

pembangunan lainnya telah menimbulkan berbagai permasalahan

dalam penyelenggaraan pemerintahan, yang pada akhirnya

mengakibatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat

belum meningkat secara nyata sebagaimana diharapkan.

• Belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam penyediaan

pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Belum banyak kerjasama antar daerah yang dilaksanakan dalam

penyediaan pelayanan publik terutama didaerah perbatasan antar

kota.

• Selain itu masih terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi

internal birokrasi antara lain adalah :

- Kurang efektifnya perencanaan pengendalian dan evaluasi

pembangunan

- Kurang tertibnyanya administrasi pemerintahan

- Kurang optimalnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja

pemerintah dan legislatif

- Rendahnya kesejahteraan PNS serta banyaknya peraturan

perundang-undangan yang tidak sesuai dengan

perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan

- Rendahnya kinerja sumber daya aparatur, belum memadainya

sistem kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan

(manajemen) pemerintahan

Page 4: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

121

- Rendahnya kualitas pelayanan umum kepada masyarakat

antara lain tingginya penyalahgunaan kewenangan dan

penyimpangan

• Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak

• Belum optimalnya pemanfaatan teknologi di bidang pajak

• Belum optimalnya pelayanan perijinan satu atap

• Pelayanan perijinan terpusat di Pemerintah Kota

• Kurang memadainya kualitas SDM yang tersedia

c. Sasaran

Pelaksanaan reformasi birokrasi saat ini masih dirasakan kurang

berjalan sesuai dengan tuntutan reformasi. Secara umum sasaran

dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan lima tahun

kedepan adalah untuk mewujudkan aparatur negara yang bersih

profesional, bertanggungjawab serta untuk menciptakan birokrasi

yang efisien dan efektif agar dapat memberikan pelayanan yang

bermutu kepada seluruh masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan

melalui pencapaian sasaran pokok, yaitu :

1. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas kinerja

2. Peningkatan akuntabilitas dan kinerja legisltatif

3. Peningkatan tertib administrasi pemerintahan

4. Peningkatan ketertiban dan ketentraman masyarakat

5. Peningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian

pembangunan

6. Peningkatan kualitas pelayanan publik

7. Peningkatan kualitas sumber daya aparatur

8. Peningkatan ketersediaan sarana penyelenggaraan pemerintahan

9. Peningkatan sarana untuk penyaluran informasi dan aspirasi

publik

10. Peningkatan PAD dan penerimaan daerah lainnya

Page 5: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

122

Diharapkan dari sasaran tersebut dapat memberikan hasil sebagai

berikut:

1. Sasaran meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja

akan menghasilkan penurunan kasus pelanggaran hukum dan

disiplin aparatur.

2. Sasaran meningkatkan akuntabilitas dan kinerja legisltatif akan:

(i) Menyelesaikan rancangan produk hukum menjadi produk dan

(ii) Menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

3. Sasaran meningkatan tertib administrasi pemerintahan akan

menghasilkan: (i) SKPD yang melaksanakan tertib administrasi

dan (ii) Urusan yang telah dilimpahkan dan telah dilaksanakan

kecamatan.

4. Sasaran meningkatan ketertiban dan ketentraman masyarakat

dapat tercermin dari penurunan pelanggaran terhadap Peraturan

daerah.

5. Sasaran meningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian

pembangunan dapat tercermin dari : (i) Meningkatnya dokumen

perencanaan yang dapat diaplikasikan dan (ii) Dilaksanakannya

kegiatan yang sesuai waktu dan target perencanaan.

6. Sasaran meningkatkan kualitas pelayanan publik dapat tercermin

dari: (i) Meningkatnya penduduk yang ber-KTP dan Akte,

(ii) Menurunnya rata-rata tenggang waktu penyelesaian ijin

menjadi < 7 hari, (iii) Meningkatnya pelayanan yang memperoleh

ISO rata-rata sekitar 1 unit pelayanan, (iv) Meningkatnya jumlah

SKPD yang menerapkan SPM dan (v) Meningkatnya Kecamaatan

yang memfasilitasi pelayanan perijinan menjadi 31 Kecamatan.

7. Sasaran meningkatan kualitas sumber daya aparatur tercermin

dari : (i) Meningkatnya aparatur yang mengikuti diklat (struktural,

fungsional dan teknis) dan (ii) Meningkatnya pegawai yang

melaksankan tugas sesuai diklat yang telah diikuti.

8. Sasaran meningkatan ketersediaan sarana penyelenggaraan

pemerintahan tercermin dari : (i) Meningkatnya gedung

Page 6: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

123

pemerintahan yang dibangun dan diperbaiki dan (ii) Meningkatnya

fasum dan fasos yang dikelola.

9. Sasaran meningkatan sarana untuk penyaluran informasi dan

aspirasi publik, tercermin dari : (i) Meningkatnya layanan publik

yang menggunakan IT dan (ii) Meningkatnya keluhan masyarakat

yang ditanggapi.

10. Sasaran meningkatkan PAD dan penerimaan daerah lainnya

tercermin dari : (i) Peningkatan PAD dan (ii) Peningkatan

penerimaan daerah lainnya.

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan

• Tertib administrasi pemerintahan

• Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas kinerja pemerintah

dan legislatif

• Peningkatan kinerja dan mutu layanan disemua aspek layanan

publik pelayanan

• Optimalisasi sumber-sumber PAD dan penerimaan daerah lainnya

• Menegakkan pelaksanaan peraturan pemerintahan

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Pelayanan Umum, Fungsi Ketertiban dan Keamanan yang didukung

oleh program-program pembangunan yaitu :

Fungsi Pelayanan Umum :

• Program Perencanaan dan pengendalian pembangunan

• Program Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan

• Program pendayagunaan aparatur

• Program Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas kinerja.

• Program Peningkatan kinerja legislatif.

Page 7: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

124

• Program Peningkatan pelayanan kependudukan dan pencatatan

sipil.

• Program Peningkatan kualitas pelayanan perijinan

• Program peningkatan kualitas pelayanan informasi publik.

• Program Pembangunan dan peningkatan fasilitas/gedung

pemerintahan dan pemerintah daerah.

• Program peningkatan kapasitas keuangan daerah

Fungsi Ketertiban dan Keamanan :

• Program Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat.

6.2. Meningkatkan Akselerasi Pertumbuhan Arus Perdagangan Barang

Dan Jasa Dalam Skala Regional Maupun Internasional Serta

Memadukan Wilayah Greater Surabaya Dalam Suatu Sistem Tata

Ruang Yang Terintegrasi Didukung Infrastruktur, Sistem Transportasi

Dan Sistem IT Yang Memadai

6.2.1. Penataan Ruang

Dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan/ perencanaan

tata ruang wilayah “Greater Surabaya yang terintegrasi, maka prioritas

pembangunan yang ada dalam Misi ini diletakkan pada :

a. Tantangan

• Perkembangan kota dan wilayah disertai pelaksanaan

pembangunan yang demikian pesat memerlukan suatu kegiatan

Penataan Ruang yang terpadu.

• Kencenderungan terjadinya konsentrasi kegiatan dan aktifitas di

pusat kota memerlukan penataan dan strategi pembangunan

yang terpadu dan berimbang.

• Perkembangan kota dan wilayah berdampak terhadap kawasan

perbatasan dan wilayah lain sehingga diperlukan sinkronisasi

penataan ruang dengan wilayah sekitar (Greater Surabaya)

Page 8: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

125

b. Kendala :

• Perkembangan kota yang pesat belum diikuti dengan upaya

Penataan Ruang yang terpadu, hal ini terlihat dengan belum

seluruh wilayah Kota Surabaya memiliki perencanaan tata ruang

sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian pembangunan.

• Penyebaran pusat pertumbuhan dan fasilitas perkotaan yang

belum merata sehingga menimbulkan konsentrasi di pusat kota.

• Pembangunan yang tidak terkendali mendorong terjadinya

konversi / perubahan pemanfaatan lahan dan berdampak

terhadap lingkungan (deteriorisasi lingkungan).

• Kurangnya partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam penataan

ruang dan pengelolaan lingkungan hidup

c. Sasaran :

Mengatur dan merencanakan pemanfaatan ruang kota sehingga

dapat dijadikan acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan.

Diharapkan dari sasaran tersebut dapat memberikan hasil sebagai

berikut :

• Terlaksananya kegiatan penataan ruang kota yang terpadu untuk

mewujudkan pelaksanaan pembangunan secara merata, terarah

dan bermanfaat.

• Tersusunnya RDTRK pada 12 Unit Pengembangan dan RTRK

pada seluruh wilayah kota Surabaya (100%)

• Pelaksanaan pengendalian pembangunan melalui upaya

pengawasan dan penertiban secara intensif dan terpadu.

• Meningkatnya bangunan yang memiliki IMB sesuai dengan RTR,

yaitu sebanyak 396.000 bangunan.

• Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam

penataan ruang di wilayah kota Surabaya

Page 9: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

126

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Penyusunan dan Evaluasi Rencana Tata Ruang Kota yang

aplikatif dan terpadu

• Peningkatan partisipasi masyarakat dan kerjasama antar stake

holder dan antar wilayah dalam penataan ruang

• Pengendalian pemanfaatan lahan dan pelaksanaan

pembangunan secara intensif melalui peningkatan kualitas

perijinan dan penegakan hukum

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program

pembangunan yaitu :

• Program Penataan Ruang

6.2.2. Pengelolaan Jalan Dan Jembatan

Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan prasarana infrastruktur

jalan dan jembatan dalam sistem tata ruang yang terpadu dalam Wilayah

Greater Surabaya, maka prioritas pembangunan yang ada dalam Misi ini

diletakkan pada :

a. Tantangan

• Perkembangan jumlah kendaraan yang pesat memerlukan suatu

kegiatan penambahan jaringan jalan yang terpadu dengan

prasarana utilitas.

• Perkembangan daerah sub urban di sekitar Surabaya ( Greater

Surabaya ) diperlukan sinkronisasi dan strategi pembangunan

yang terpadu dan berimbang.

• Dominasi akses jalan Utara – Selatan dan belum sempurnanya

Akses Timur - Barat tanpa diimbangi oleh pemecahan jaringan

jalan.

• Biaya pembebasan lahan untuk kepentingan umum (jalan) sangat

mahal dan kurangnya partisipasi warga masyarakat Surabaya.

Page 10: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

127

b. Kendala :

• Perkembangan jumlah kendaraan yang pesat belum diikuti oleh

penyediaan prasarana jalan yang memadai, hal ini tampak

adanya kemacetan lalu lintas pada jam – jam sibuk ( peak hour )

atau v/c ratio melebihi 1 ( v/c > 1 ).

• Banyaknya pengguna jalan menggunakan kendaraan pribadi

dalam aktifitasnya sehingga memberikan dampak terhadap

kemacetan lalu lintas dibanding pemakaian angkutan umum

• Kensentrasi pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada pusat

kota.

• Biaya pembebasan lahan sangat mahal sehingga menghambat

dalam pembangunan atau peningkatan jalan.

• Partisipasi dan peran aktif warga masyarakat kurang mendukung

terhadap penyediaan jaringan jalan.

c. Sasaran

Merencanakan pembangunan jalan yang terintegrasi dengan sistem

jaringan jalan dan meningkatkan waktu tempuh kendaraan, hal ini

dapat ditempuh antara lain :

• Terlaksananya kegiatan pembebasan lahan dan pembangunan

jalan yang terpadu dan terintegrasi dalam sistem jaringan jalan.

• Pengendalian dan Pengawasan pembangunan sebagai upaya

dalam terlaksananya pembangunan sesuai spesifikasi yang

diharapkan.

• Meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam

mendukung pembangunan jalan di wilayah Surabaya.

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Penyusunan dan Evaluasi Rencana Pengelolaan jalan dan

jembatan yang terpadu.

Page 11: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

128

• Peningkatan partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam

mendukung pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan.

• Pengendalian dalam pembangunan secara kontinyu melalui

peningkatan pengawasan lapangan.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu :

• Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan

6.2.3. Pengelolaan Utilitas Perkotaan

Pengembangan kota dan pelaksanaan pembangunan perlu didukung

oleh penyediaan sistem jaringan utilitas yang memadai. Adapun

tantangan, permasalah, sasaran dan arah kebijakan pengelolaan utilitas

perkotaan ini adalah :

a. Tantangan

Pengembangan dan pembangunan kota perlu diikuti peningkatan

kualitas pelayanan dan sistem jeringan utilitas kota

• Peningkatan kebutuhan sumberdaya energi dan utilitas kota

perlu diantisipasi dengan pengembangan sumberdaya energi

secara terpadu.

• Ketersediaan sumberdaya energi yang semakin terbatas

memerlukan sistem dan manajemen pengelolaan yang baik.

b. Kendala

• Pengembangan kota dan Pelaksanaan pembangunan yang diikuti

dengan peningkatan kebutuhan sumberdaya energi dan utilitas

kota belum didukung oleh sistem pelayanan dan jaringan yang

memadai.

• Kebutuhan akan sumberdaya energi dan utilitas semakin

meningkat sementara ketersediaan sumberdaya semakin terbatas

(terutama sumber daya tak terbaharui).

Page 12: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

129

• Perencanaan dan pelaksanaan pengembangan sumber daya

energi dan utilitas kota belum terpadu dengan rencana

pengembangan dan pembangunan kota.

c. Sasaran

• Terpenuhinya kebutuhan dan meningkatnya kualitas pelayanan

di bidang sumberdaya energi dan utilitas kota.

• Perluasan sistem jaringan dan pembangunan utilitas kota secara

merata dan terpadu dan peningkatan

• Perluasan jaringan dan Peningkatan Jumlah Penerangan Jalan

Umum (PJU) sebanyak 18.630 titik

• Meningkatnya sistem manajemen pengelolaan sumberdaya energi

dan utilitas kota

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Perluasan sistem jaringan dan pembangunan utilitas kota secara

merata dan terpadu.

• Pengembangan sumberdaya energi dan utilitas kota secara

terpadu disertai upaya-upaya penghematan untuk mengatasi

semakin terbatasnya sumberdaya energi yang ada.

• Manajemen pengelolaan sumberdaya energi dan utilitas kota

secara profesional.

• Peningkatan koordinasi dan kerjasama antar stake holder dalam

rangka peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan

sumberdaya energi dan utilitas kota.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Perumahan dan Fasilitas Umum yang didukung oleh program-

program pembangunan yaitu :

• Program Pengelolaan Utilitas Perkotaan

Page 13: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

130

6.2.4. Pengembangan Transportasi

Untuk mewujudkan keterpaduan sarana infrastruktur transportasi dan

pelayanan pengguna jalan yang terpadu dalam Wilayah Greater

Surabaya, maka prioritas pengembangan transportasi yang ada dalam

Misi ini diletakkan pada :

a. Tantangan

• Perkembangan jumlah kendaraan yang pesat tanpa diikuti oleh

perkembangan prasarana jalan.

• Perkembangan penggunaan kendaraan pribadi dan kesadaran

perilaku pengguna ( user ) jalan yang masih rendah.

• Belum optimalnya sistem angkutan massal untuk lalu lintas

komuter kota Surabaya.

• Masih banyaknya fungsi jalan untuk kegiatan lain ( parkir on

street, PKL , dll ).

• Kurang optimalnya fungsi terminal penumpang dan pengujian

kendaraan bermotor.

b. Kendala :

• Perkembangan jumlah kendaraan yang pesat belum diikuti oleh

penyediaan prasarana jalan yang memadai, hal ini tampak

adanya kemacetan lalu lintas pada jam – jam sibuk ( peak hour )

atau v/c ratio melebihi 1 ( v/c > 1 ).

• Banyaknya pengguna jalan dan kesadaran pengguna jalan

menggunakan kendaraan pribadi dalam aktifitasnya sehingga

memberikan dampak terhadap kemacetan dan kecelakaan lalu

lintas.

• Belum adanya angkutan massal yang representatif ( Bis kota,

angkot ) dan pergantian antar mode angkutan.

• Penumpukan beban jalan sehingga mengurangi fungsi jalan.

• Menurunnya kondisi dan sulitnya pengaturan terminal dan

minimnya alat pengujian kendaraan bermotor.

Page 14: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

131

• Kurangnya Partisipasi dan peran aktif warga masyarakat dalam

mendukung tertib lalu lintas.

c. Sasaran

Merencanakan dan mengendalikan penggunaan fungsi jalan

sehingga dapat meningkatkan waktu tempuh kendaraan, hal ini dapat

ditempuh antara lain :

• Meningkatkan Kesadaran masyarakat dalam perubahan perilaku

penggunaan kendaran pribadi dan ketertiban berlalu lintas.

• Mengoptimalkan fungsi jalan dengan melakukan Rekayasa Lalu

Lintas atau Traffic Demand Management.

• Meningkatkan Pengendalian dan Pengawasan fungsi terminal dan

Pengujian Kendaraan bermotor.

• Peningkatan atau penggantian baru angkutan massal ( Bis Kota )

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Penyusunan dan Evaluasi Rencana Pengembangan transportasi

yang terpadu.

• Peningkatan partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam

perubahan perilaku penggunaan angkutan massal dan

mendukung tertib lalu lintas.

• Pengendalian dalam pembangunan secara kontinyu melalui

peningkatan pengawasan lapangan

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu :

• Program Pengembangan Transportasi

Page 15: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

132

6.3. Fasilitasi Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro Kecil, Menengah (UMKM) dan Investasi Serta Menciptakan Keterpaduan Antara Pengusaha Kecil, Menengah Dengan Pengusaha Besar Yang Didukung Oleh Iklim Usaha Yang Kondusif

Dalam rangka meningkatkan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha

mikro, kecil, menengah (UMKM) dan investasi serta menciptakan

keterpaduan antara pengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha

besar, maka tujuan yang ada dalam misi ini diletakkan pada :

6.3.1. Meningkatnya Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,

Menengah (UMKM), dan Investasi

a. Tantangan :

• Tingginya persaingan usaha sebagai akibat adanya globalisasi

perdagangan;

• Tingginya kebutuhan investasi untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi daerah;

• Adanya tuntutan untuk mampu bersaing dengan kota-kota lain

baik di dalam maupun luar negeri dalam menciptakan lingkungan

dan iklim yang kondusif, sehingga dapat menarik investor luar

negeri dan dalam negeri maupun mempertahankan investor yang

telah ada.

b. Kendala :

• Masih rendahnya kualitas produk dari UMKM;

• Masih adanya UMKM yang belum dilengkapi aspek legalitas

usaha;

• Terbatasnya akses koperasi, usaha kecil dan menengah terhadap

sumber daya produktif meliputi tiga aspek penting yaitu modal

usaha, informasi dan pasar;

• Belum seimbangnya nilai produk-produk ekspor yang dihasilkan

bila dibandingkan dengan nilai produk-produk impor.

Page 16: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

133

• Proses perijinan investasi PMA dan PMDN sampai dengan saat

ini masih merupakan kewenangan Pemerintah Pusat;

• Kurang optimalnya kemudahan dalam berinvestasi.

c. Sasaran :

Meningkatnya investasi, kemandirian Usaha Mikro, Kecil, Menengah

dan Koperasi. Sampai dengan tahun 2010 diperkirakan capaian dari

sasaran tersebut adalah :

• Meningkatnya nilai investasi secara kumulatif rata-rata 5,8

persen.

• Meningkatnya usaha mikro binaan menjadi 1.585 unit.

• Meningkatnya jumlah UKM Tangguh menjadi 3.825 unit.

• Meningkatnya jumlah UKM Mandiri menjadi 1.460 unit.

• Meningkatnya Koperasi dengan kualifikasi skor baik menjadi 1.159

unit

• Meningkatnya kemitraan antara UMKM dengan pengusaha besar,

lembaga perbankan dan lembaga keuangan menjadi sekitar

5 persen

d. Kebijakan :

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah Pemberdayaan Koperasi dan UMKM serta

Pengembangan Investasi.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu :

• Program Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,

Menengah dan Investasi

Page 17: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

134

6.3.2. Meningkatnya Ketahanan Pangan Dan Pendapatan Masyarakat

a. Tantangan :

• Luas lahan tambak dan pertanian semakin menyusut;

• Tuntutan konsumen terhadap keamanan dan kualitas produk di

bidang kelautan, perikanan dan pertanian.

b. Kendala :

• Kurangnya sarana dan prasarana bidang kelautan.perikanan dan

pertanian;

• Rendahnya sumber daya nelayan dan petani;

• Rendahnya implementasi teknologi tepat guna di bidang

kelautan,perikanan dan pertanian

c. Sasaran :

Meningkatnya produktivitas hasil perikanan, kelautan, peternakan,

pertanian dan ketersediaan bahan pangan sampai dengan tahun

2010 diperkirakan capaian dari sasaran tersebut adalah :

• Meningkatnya produktivitas hasil perikanan dan kelautan menjadi

5.381,92 kg/Ha/tahun

• Meningkatnya produktivitas hasil Peternakan menjadi 50.087 ekor

• Meningkatnya produktivitas hasil pertanian menjadi 73,41 Ku/Ha

• Meningkatnya ketersediaan bahan pangan yang terjangkau

menjadi 80 persen

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah Pemberdayaan Petani dan Nelayan.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu :

• Program Pengembangan Kelautan, Perikanan dan Pertanian

Page 18: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

135

6.3.3. Meningkatkan Perluasan Kesempatan Kerja Dan Perlindungan

Tenaga Kerja.

a. Tantangan

• Kurangnya pendidikan dan ketrampilan pencari kerja

• Tingkat partisipasi angkatan kerja kurang.

• Adanya PHK sepihak dan Tingkat keselamatan kecelakaan kerja

yang rendah

b. Kendala

• Belum optimalnya pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan

• Masih kurangnya kesempatan kerja

• Rendahnya disiplin Penyalur tenaga kerja

c. Sasaran

• Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan

tenaga kerja.

Melalui perluasan kesempatan dan perlindungan tenaga kerja

diharapkan :

- Prosentase tingkat partisisipasi angkatan kerja (TPAK) akan

meningkat dari 62,96 % Tahun 2005 menjadi 73,76 % pada

tahun 2010

- Peningkatan jumlah Kader Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) dari 858 pada Tahun 2005 menjadi 978 Tahun 2010

- Terjadi peningkatan kerjasama lembaga Bipartit sebanyak 18

Tahun 2005 meningkat menjadi 78 pada Tahun 2010

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah meningkatkan perluasan kesempatan kerja

dan perlindungan tenaga kerja.

Page 19: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

136

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu :

• Program Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan

6.4. Misi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Berpenghasilan Rendah

dan Penyandang Masalah Sosial Melalui Pembangunan Sosial

Masyarakat dan Sektor Informal.

Masalah sosial dan kemiskinan di kota Surabaya perlu mendapat

penanganan yang serius melalui upaya pemberdayaan maupun

pemenuhan kebutuhan dasar. Dari hasil verifikasi data keluarga miskin di

Kota Surabaya terjadi peningkatan jumlah Kepala Keluarga (KK) atau jiwa

miskin yaitu : 90.084 KK atau 323.789 pada tahun 2003 jiwa meningkat

menjadi 103.462 KK atau 367.849 jiwa pada tahun 2005, atau terjadi

kenaikan rata-rata sebesar 13,60 %. Selain itu masalah ketenagakerjaan

perlu mendapatkan perhatian melalui peningkatan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) dan menekan permasalahan dan kecelakaan

ketenagakerjaan. Sebagai langkah peningkatan kesejahteraan masyarakat

berpenghasilan rendah dan penanganan penyandang masalah sosial dan

upaya menekan angka kemiskinan serta bidang ketenagakerjaan, maka

tujuan yang ada dalam misi ini ditetapkan sebagai berikut :

6.4.1. Meningkatkan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial

dan meningkatkan kualitas kehidupan keluarga miskin

a. Tantangan

• Meningkatnya jumlah penyandang masalah sosial di Kota

Surabaya akibat urbanisasi berlebih

• Perkembangan anak jalanan semakin banyak dan mencemaskan

• Tidak dimilikinya aset produksi yang memadai dan kurangnya

kemampuan keluarga miskin dalam upaya pengembangan

produktif dan kegiatan diversivikasi usaha. Kondisi tersebut

Page 20: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

137

disebabkan oleh (i) Pendidikan yang dimiliki kurang memadai

sehingga kemampuan masyarakat miskin untuk membuka usaha

alternatif sangat terbatas dan (ii) Keterbatasan aset produksi yang

dimiliki oleh keluarga miskin juga telah mengakibatkan situasi

yang dihadapi semakin sulit.

b. Kendala

• Belum optimalnya pelayanan terhadap penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS)

• Rendahnya akses keluarga miskin pada fasilitas publik (sarana air

bersih, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, pemukiman yang

layak)

• Meningkatnya jumlah keluarga miskin dan keterbatasan akses

keluarga miskin.

• Lemahnya koordinasi dalam pelaksanaan program kemiskinan

sehingga seringkali tumpang tindih dan kurang terfokus, untuk itu

perlu upaya pengembangan kebijakan pengelolaan program

penanggulangan kemiskinan “Satu Pintu” baik dalam penetuan

kelompok maupun wilayah sasaran.

c. Sasaran

• Meningkatnya pelayanan bagi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Diharapkan pelayanan bagi penyandang masalah kesejahteraan

sosial (PMKS) dapat meningkat dari 4,6 % pada Tahun 2005

menjadi 16,2 % pada Tahun 2010.

• Meningkatnya penanganan keluarga miskin kota

Diharapkan dengan meningkatnya penanganan keluarga miskin

akan :

- Makin banyaknya warga miskin yang mendapatkan pelayanan

dasar

Page 21: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

138

- Makin banyaknya warga miskin yang mendapat pemberdayaan

ekonomi

- Makin banyaknya warga miskin yang meningkat kualitas

lingkungan hidup, permukiman dan perumahannya.

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah Pemberdayaan masyarakat miskin dan

penyandang masalah sosial.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

perlindungan sosial yang didukung oleh program-program

pembangunan yaitu :

• Program Penanggulangan Masalah Sosial

• Program Penanggulangan Kemiskinan

6.3.4. Mewujudkan penataan dan pengelolaan usaha sektor informal

secara konstruktif dan modern

a. Tantangan

• Adanya arus urbanisasi yang cukup deras;

• Terbatasnya kesempatan kerja di sektor formal;

b. Kendala

• Masih terbatasnya ruang atau tempat usaha yang permanen bagi

Pedagang Kaki Lima;

• Masih rendahnya sumber daya manusia Pedagang Kaki Lima;

• Belum maksimalnya partisipasi pihak swasta dalam menangani

masalah Pedagang Kaki Lima.

c. Sasaran

Meningkatnya Pedagang Kaki Lima yang tertata dan terkelola secara

konstruktif dan modern. Sampai dengan tahun 2010 diperkirakan

capaian dari sasaran tersebut adalah :

Page 22: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

139

• Meningkatnya Jumlah Pedagang Kaki Lima Binaan menjadi

15.000 PKL.

d. Kebijakan :

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah Penataan dan Relokasi Pedagang Kaki Lima.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan yaitu :

- Program Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

6.5. Misi Mewujudkan Penataan Lingkungan Kota Yang Bersih, Hijau, Dan

Nyaman.

Dalam rangka mewujudkan penataan lingkungan kota yang bersih, sehat,

hijau dan nyaman, maka prioritas pembangunan yang ada dalam

agenda ini diletakkan pada :

6.5.1. Pengendalian dan Pelestarian Lingkungan Hidup

a. Tantangan

• Letak geografis Surabaya yang merupakan hilir dari DAS

Brantas.

• Usaha/kegiatan yang belum memiliki perijinan di bidang

lingkungan hidup.

• Pertumbuhan usaha/kegiatan yang pesat tidak diikuti dengan

penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan limbah.

• Ketidakseimbangan ekosistem di darat dan pesisir pantai akibat

pesatnya pembangunan.

b. Kendala

1) Pencemaran udara

• Meningkatnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh

industri, rumah tangga maupun kendaraan bermotor.

Page 23: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

140

• Penurunan kualitas atmosfer global yang disebabkan rusaknya

lapisan ozon akibat efek gas rumah kaca.

2) Pencemaran Air

• Pengelolaan sumber daya air yang tidak terkendali yang tidak

memikirkan rehabilitasi sumber daya air.

• Pembuangan limbah baik limbah domestik maupun limbah

industri tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu.

• Sistem sanitasi yang tidak memadai.

3) Pencemaran Tanah

• Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan

lingkungan.

• Sistem sanitasi yang tidak memadai.

• Adanya pembuangan limbah usaha/kegiatan yang melebihi

baku mutu ke lingkungan sekitar.

c. Sasaran

• Meningkatnya kualitas udara, air, dan tanah kota yang tercermin

dari indikator persentase jumlah hari dengan kualitas udara baik

dalam setahun,

• Persentase peningkatan kualitas air sungai dan air tanah,

• Berkuranginya pencemaran lahan

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Peningkatan mutu (kualitas) udara, air dan tanah kota.

• Penataan areal di sekitar Kali Mas dan kawasan pantai

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi

Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program

pembangunan yaitu :

• Program Pengendalian dan pelestarian lingkungan hidup

Page 24: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

141

6.5.2. Ruang Terbuka Hijau Dan Pertamanan Kota

Dalam rangka meningkatkan kualitas Lingkungan Kota salah satu upaya

yang dilakukan adalah penyediaan Ruang Terbuka Hijau. Ruang

Terbuka Hijau lahan atau kawasan ruang terbuka untuk tempat

tumbuhnya kelompok tanaman/vegetasi yang berfungsi sebagai

pengatur iklim mikro, daerah resapan air dan estetika kota. Adapun

tantangan, permasalah, sasaran dan arah kebijakan Program ini adalah :

a. Tantangan ;

• Peningkatan luas dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) agar

RTH ini benar-benar dapat berfungsi optimal baik fungsi ekologis

maupun estetika

• Peningkatan luas dan kualitas makam kota sebagai salah satu

fasilitas penting bagi suatu kota

• Pemberdayaan masyarakat / stake holder dalam penyediaan dan

pengelolaan RTH dan Makam

b. Kendala

• Semakin terbatasnya lahan dan tingginya harga lahan di wilayah

kota Surabaya

• Pelaksanaan pembangunan yang kurang memperhatikan

penyediaan lahan untuk prasarana lingkungan, utilitas umum, dan

fasilitas sosial, khusunya untuk RTH dan makam

• Partisipasi dan peran aktif masyarakat/stake holder dalam

penyediaan dan pengelolaan RTH/makam masih belum optimal

c. Sasaran

• Bertambahnya luas lahan RTH sehingga luas RTH yang ada

porporsional dengan luas wilayah kota Surabaya

• Meningkatnya jumlah RTH yang dikelola Pemkot seluas 18 ha

• Meningkatnya kualitas RTH Surabaya

• Tersedianya fasilitas makam kota dengan kualitas yang memadai

dan sesuai dengan kebutuhan

Page 25: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

142

• Meningkatnya partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam

penyediaan dan pengelolaan RTH dan makam

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Pembebasan/penyediaan lahan untuk memperluas RTH di Kota

Surabaya

• Penataan dan revitalisasi RTH dalam rangka optimalisasi fungsi

RTH di kota Surabaya

• Penyediaan lahan untuk fasilitas makam dan peningkatan kualitas

pengelolaan makam kota.

• Pengendalian pelaksanaan pembangunan dengan

memperhatikan ketersediaan lahan prasarana lingkungan, utilitas

umum, dan fasilitas sosial khususnya RTH dan makam

• Sosialisasi dalam rangka peningkatan partisipasi / peran

masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan RTH dan makam

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi

Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program

pembangunan, yaitu :

• Program Ruang Terbuka Hijau dan Pertamanan Kota

6.5.3. Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

a. Tantangan

• Masih adanya saluran irigasi yang belum berubah fungsi menjadi

saluran pematusan

• Kewenangan pengelolaan sistem pematusan oleh Pemerintah

Pusat dan Propinsi

• Kota Surabaya sebagai pusat industri dan jasa

• Meningkatnya arus urbanisasi di Kota Surabaya

• Tingginya tuntutan masyarakat terhadap penanganan banjir

Page 26: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

143

b. Kendala

• Kondisi lingkungan yang kurang memadai seperti terbatasnya luas

ruang terbuka hijau sebagai lahan resapan air dan daerah

konservasi

• Tidak optimalnya fungsi saluran tersier, sekunder dan primer

karena adanya penumpukan sampah dan endapan sediment

• Posisi geografis Kota Surabaya yang sebagian besar wilayahnya

merupakan dataran rendah dengan ketinggian 1 – 6 m diatas

permukaan laut

• Banyak saluran yang semula berfungsi sebagai saluran irigasi

tetapi belum dikonversi menjadi saluran pematusan

• Banyaknya bangunan liar yang berda disepanjang bantaran

sungai, sehingga mengganggu kelancaran aliran dan

pemeliharaan sungai

• Kesadaran masyarakat masih belum memadai uantuk mencegah

terjadinya banjir dan dengan sengaja membuang sampah ke

saluran

• Sistem pematusan belum terwujud dan terintegrasi, yaitu banyak

saluran tersier belum terhubung dengan saluran sekunder secara

baik dan terintegrasi sehingga genangan air didaerah tangkapan

saluran tersier tidak dapat mengalir ke saluran sekunder

c. Sasaran

Rencana program jangka menengah selama lima tahun dari

2006 – 2010 diharapkan luas genangan berkurang dari 3.130 ha

menjadi 2.000 ha (berkurang 1130 ha), tinggi genangan rata-rata dari

40 – 60 menjadi 10 – 20 cm dan lama genangan rata-rata dari 4 - 6

jam menjadi 1 - 2 jam. Prioritas utama yang akan ditangani selama

periode 2005 – 2010 sebagai berikut :

• Sistem Greges difokuskan pada kawasan Embong Malang dan

sekitarnya

Page 27: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

144

• Sistem Gunungsari difokuskan pada kawasan May Jend

Sungkono dan sekitarnya,

• Sistem Wonorejo difokuskan pada kawasan Jemursari dan

sekitarnya,

• Sistem Kalidami difokuskan pada kawasan Darmahusada,

Kertatajaya dan sekitarnya,

• Sistem Kenjeran difokuskan pada kawasan Karang Empat,

Kalijudan dan sekitarnya,

• Sistem Jeblokan difakuskan pada kawasan Moestopo dan

sekitarnya,

• Sistem Kebonagung difokuskan pada kawasan Gayungan,

Gayungsari dan sekitarnya,

• Sistem Dinoyo difokuskan pada kawasan Dr Soetomo dan

sekitarnya,

• Sistem Darmokali difokuskan pada kawasan Ciliwung dan

sekitarnya,

• Sistem Kalisumo difokuskan pada kawasan Ngagel dan

sekitarnya,

• Sistem Kalibokor difokuskan pada kawasan Klampis, Deles dan

sekitarnya.

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Perencanaan ulang pola system pematusan

• Melaksanakan pemeliharaan, rehabilitasi, pembangunan sarana

dan prasarana pematusan

• Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

sistem pematusan

• Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah

Propinsi dan instansi terkait dalam menyelesaikan masalah banjir

di Kota Surabaya

Page 28: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

145

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi

Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program

pembangunan, yaitu :

• Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

6.5.4. Pengelolaan Kebersihan Kota

a. Tantangan

• Menjadikan sampah sebagai barang yang mempunyai nilai

ekonomis

• Membuka kesempatan bagi masyarakat dan swasta terlibat dalam

pengelolaan kebersihan kota

• Perluasan wilayah pengelolaan sampah berbasis komunitas

sehingga terjadi pengurangan sampah di sumber sampah

b. Kendala

• Adanya keterbatasan lahan untuk TPA dan TPS sampah

• Peningkatan volume sampah seiring dengan pertumbuhan

penduduk

• Pengumpulan sampah yang kurang higienis

• Sarana pengangkutan sampah yang kurang memadai

• Jarak angkut sampah ke TPA Benowo yang terlalu jauh jika

sumber sampah berada di wilayah Surabaya Timur

• Adanya rembesan lindi ke tambak sekitar TPA Benowo akibat

pengoperasian sanitary landfill yang kurang benar

c. Sasaran

• Meningkatnya kualitas pengelolaan sampah di sumber sampah,

TPS, dan TPA.

• Meningkatnya kapasitas TPA dan menurunnya tuntutan warga

atas kasus pencemaran lingkungan yang diduga akibat

pencemaran lindi maupun bau dari TPA.

Page 29: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

146

• Meningkatnya kualitas kondisi higienis dan sanitasi pengelolaan

persampahan secara keseluruhan. Selain itu juga berkurangnya

sampah yang tercecer dalam proses pengelolaan persampahan

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Pengelolaan sampah mandiri dan pengolahan sampah di TPS

menuju zero waste.

• Penyediaan TPA baru untuk mengantisipasi keterbatasan TPA

eksisting

• Pengendalian limbah air tinja perkotaan.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi

Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program

pembangunan, yaitu :

• Program pengelolaan Kebersihan Kota

6.5.5. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

a. Tantangan

� Meningkatnya permukiman dan perumahan di Kota Surabaya

� Komitmen masyarakat yang tinggi untuk menangani kebakaran

secara cepat, bersama-sama dan gotong royong

� Kemajuan teknologi sangat mendukung dalam penanganan

bahaya kebakaran

b. Kendala

� Meningkatnya jumlah kejadian kebakaran diwilayah Kota

surabaya rata-rata 250 kebakaran per tahun,

� Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan

bahaya kebakaran dan kesiapan masyarakat untuk menghadapi

dan menanggulangi bahaya kebakaran,

Page 30: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

147

� Masih rendahnya gedung dan bangunan yang memiliki standar

pengamanan terhadap kebakaran,

� Sistem penanganan kebakaran belum terwujud dan terintegrasi,

yaitu akselerasi kecepatan unit pemadam kebakaran tiba di lokasi

bencana karena jauhnya pos PMK dengan lokasi bencana dan

kemacetan lalulintas.

c. Sasaran

Sasaran rencana program jangka menengah selama lima tahun dari

2006 – 2010 diharapkan waktu tanggap selama 15 menit tiba dilokasi

dan kebakaran rata-rata berkurang dari 253 menjadi 200 kejadian.

Prioritas utama yang akan ditangani selama periode 2005 – 2010

sebagai berikut :

� Terlaksana penanganan pencegahan dan penanggulangan

bahaya kebakaran,

� Tersedianya sarana dan prasarana pemadam kebakaran, yaitu

penambahan 12 pos pembantu PMK dengan dilengkapi unit

petugas dan mobil PMK,

� Peningkatan kualitas petugas PMK melalui pelatihan dan

pendidikan,

� Tersedianya sarana pencegahan bahaya kebakaran yang

memiliki standar pada gedung dan bangunan,

� Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan

penanggulangan kebakaran.

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

� Pencegahan dan penangulangan bahaya kebakaran

� Pembangunan sarana dan prasarana pemadam kebakaran

� Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kepada petugas,

Page 31: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

148

� Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan

penanggulangan kebakaran,

� Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Propinsi dan

Kabupaten/Kota disekitarnya serta instansi terkait dalam

pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi

Lingkungan Hidup yang didukung oleh program-program

pembangunan, yaitu :

• Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

6.5.6. Perumahan Dan Permukiman

Dalam rangka penataan perumahan dan permukiman di kota Surabaya

tantangan, permasalahan, sasaran, kebijakan, dan fungsi

a. Tantangan

� Menurunnya kualitas lingkungan pada kawasan perumahan

permukiman di wilayah kota Surabaya

� Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal yang layak terutama

untuk masyarakat menengah ke bawah

b. Kendala

� Belum adanya Satuan Kerja Perangka Daerah (SKPD), atau

Dinas/Instansi di Pemerintah Kota Surabaya yang secara

khusus menangani pembangunan perumahan dan permukiman

yang dapat melakukan penataan, pengelolaan dan pembangunan

perumahan permukiman secara terpadu dan komprehensif

� Keberadaan dan tumbuhnya perumahan liarkumuh pada

kawasan-kawasan di wilayah kota Surabaya

� Kondisi sarana prasarana lingkungan perumahan permukiman

yang kurang memadai terutama pada permukiman informal /

kampung

Page 32: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

149

c. Sasaran :

� Terbentuknya SKPD yang memiliki tugas dan tanggung jawab

dalam pembangunan Perumahan dan Permukiman

� Meningkatnya kualitas lingkungan, fasilitas umum sosial , sarana

dan prasarana lingkungan perumahan permukiman terutama pada

kawasan kumuh seluas 9.000 ha.

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

� Pembentukan SKPD dan penetapan tugas pokok dan fungsi

untuk pembangunan perumahan dan permukiman secara terpadu

mulai proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

� Penataan dan Revitalisasi kawasan perumahan terutama pada

perkampungan / kawasan kumuh dan sangat padat

� Pembangunan dan penyediaan prasarana lingkungan, utililitas

umum dan fasilitas sosial perumahan

� Pembangunan dan penyediaan perumahan yang layak bagi

masyarakat menengah ke bawah

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi

Perumahan dan Fasilitas Umum yang didukung oleh program-

program pembangunan, yaitu :

• Program Perumahan dan Permukiman

6.6. Misi Meningkatkan Kualitas Pendidikan Yang Berwawasan

Kebangsaan Dan Berkualitas Global Yang Terjangkau Bagi Warga

Kota Serta Menyiapkan Generasi Muda Yang Siap Menghadapi

Tantangan Kemajuan Jaman

Dalam rangka mewujudkan peningkatan Kualitas Pendidikan Yang

Berwawasan Global Dan Terjangkau Bagi Warga Kota Serta Menyiapkan

Generasi Muda Yang Siap Menghadapi Tantangan Kemajuan Zaman,

Pendidikan yang berkualitas berwawasan global dan terjangkau bagi warga

Page 33: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

150

kota serta menyiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan

kemajuan zaman , peningkatan akses bagi masyarakat terhadap

pendidikan yang bermutu merupakan amanat penting yang harus diemban

pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan sebagai

prasyarat untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktifitas bangsa diera

global, kualitas pendidikan tidak hanya ditujukan untuk mengembangkan

aspek intelektual saja tetapi juga mengembangkan karakter peserta didik.

Pendidikan yang bermutu tidak hanya dicirikan dengan kemampuan lulusan

dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam

pemahaman serta pengamalan nilai – nilai keimanan dan ketaqwaan, etika

dan kepribadian, estetika serta meningkatnya kualitas jasmani. Secara

umum tataran makro strategis pengembangan pendidikan belum secara

sitematis dan komprehensif dalam memanfaatkan ICT dalam pengelolaan

pendidikan dan pembelajaran, kurikulum yang mewajibkan Tehnologi

Informasi ( TI ) sebagai salah satu subyek pembelajaran . Kurikulum

Sekolah Menengah Umum lebih diorientasikan pada penguasaan ,

ketrampilan praktis menggunakan program aplikasi seperti program

pengolah kata. Dinamika perubahan pendidikan sebagai salah satu sector

pembangunan Nasional juga harus dicermati dalam prespektif perubahan

global dimana teknologi informasi dan Komunikasi ( ICT ) memainkan

peran sangat menentukan. Mutu pendidikan juga dapat dipercepat melalui

pembelajaran yang berbasis ICT, untuk menajemen pendidikan, penerapan

ICT dapat dilakukan melalui pengembangan model aplikasi pembelajaran

interaktif yang dikemas dalam format multi media interaktif, yang membuat

pembelajaran menjadi lebih efektif . Peningkatan kualitas pendidikan yang

menjadi tujuan utama dalam pembangunan pendidikan diharapkan juga

diikuti oleh meningkatkan pemberdayaan generasi muda yang diarahkan

guna mempersiapkan para pemuda sebagai pelaku – pelaku

pembangunan, khususnya dalam konteks pembangunan karakter bangsa

yang produktif dalam era persaingan global dan perluasan olah raga

masyarakat maupun sekolah yang bertumpu pada kemampuan swakelola

dan swadana dengan maksud meningkatkan partisipasi masryarakat pada

Page 34: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

151

berbagai tingkat usia dan jenis kelamin, secara nyata sesuai dengan

gerakan memasyarakatkan olah raga dan mengolah ragakan masyarakat.

Sehingga memerlukan pembinaan olah raga prestasi dengan

meningkatkan daya dukung sarana prasarana olah rag serta sumber daya

manusia yang kompeten, pengembangan dan penerapan iptek olahraga

dalam rangka meningkatkan efisiensi dalam praktek – pratek pembinaan

oleh raga prestasi, penerapan system manajemen olahraga yang lebih

efisien melalui perencanaan, penorganisasian, koordinasi dan

pengendalian kegiatan dengan ukuran keberhasilan yang jelas serta

penataan landasan serta pengkajian kelayakan institusioanal dalam rangka

pengembangan industri olah raga . Guna terwujudnya tujuan yang ada

dalam misi ini diletakkan pada :

6.6.1. Meningkatnya Kualitas Pendidikan sesuai dengan Perkembangan

Ilmu dan Teknologi dan Terwujudnya Pemerataan dan Perluasan

Pendidikan Bagi Warga Kota.

a. Tantangan

• Penuntasan Wajar Dikdas (9 tahun) sampai dengan 2008

• Hak dasar pendidikan yang belum diperoleh masyarakat

• Pendidikan berkualitas yang mempunyai nilai komparatif dan

kompetitif untuk memenuhi tuntutan global

b. Kendala

• Masih Rendahnya Kualitas Pendidikan.

• Masih Rendahnya Angka Partisipasi Murni pada semua Jenjang

Pendidikan

• SPM yang belum bisa dilaksanakan

c. Sasaran

• Meningkatnya Kualitas Pendidikan.

• Meningkatnya Pemerataan pada semua jenjang Pendidikan.

Page 35: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

152

Diharapkan dari sasaran tersebut dapat memberikan hasil sebagai

berikut :

- Meningkatkan angka kelulusan ,untuk SD/MI dari 99,08%

menjadi 99,58 %, SMP/MTs dari 99,81 % menjadi 99,91 %,

SMA/SMK/MA dari 97,63 % menjadi 99,10 %.

- Meningkatnya persentase siswa kejuruan yang diterima

bekerja.

- Meningkatnya angka melek huruf.

- Meningkatnya angka partisipasi murni ,untuk SD/MI dari 90,99

% menjadi 91,90 %, SMP/MTs dari 79,18 menjadi 79,96 %,

untuk SMA/SMK/MA dari 79,79% menjadi 80,59 %.

- Meningkatnya angka partisipasi kasar,untuk SD/MI dari 105,20

% menjadi 105,20 %,untuk SMP/MTs dari 99,03 % menjadi

100 % , untuk SMA/SMK/MA dari 108,11 menjadi 108,11.

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Pendidikan yang didukung oleh program-program pembangunan,

yaitu :

• Program Penyelenggaraan Pendidikan.

6.6.2. Meningkatnya Kualitas Generasi Muda dan Prestasi Olah Raga.

a. Tantangan

• Kurangnya daya saing skill / knowledge

• Meningkatnya penyalagunaan narkoba

• Meningkatnya kompetitif bidang Olah Raga.

Page 36: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

153

b. Kendala :

• Masih Rendahnya Peran Generasi Muda.

• Masih Rendahnya Prestasi Olah Raga

c. Sasaran

• Meningkatkan Peran Generasi Muda

• Meningkatkan Prestasi Olah Raga .

Diharapkan dari sasaran tersebut dapat memberikan hasil sebagai

berikut : Meningkatnya persentase organisasi / pemuda yang

berprestasi dan Meningkatnya persentase organisasi / personil

olah raga yang berprestasi.

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• meningkatkan generasi muda diberbagai bidang.

• meningkatkan prestasi olahraga.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi

Pariwisata dan Budaya yang didukung oleh program-program

pembangunan, yaitu :

• Program Peningkatan Pembinaan Kepemudaan dan Olah Raga.

6.7. Misi Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Yang Terjangkau

Bagi Masyarakat Kota, Serta Meningkatkan Pemahaman Masyarakat

Tentang Lingkungan Sehat Dan Perilaku Sehat

Dalam rangka mewujudkan Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

yang terjangkau bagi masyarakat kota serta meningkatkan pemahaman

masyarakat tentang lingkungan sehat dan perilaku sehat, maka tujuan

yang ada dalam misi ini ditetapkan sebagai berikut :

Page 37: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

154

6.7.1. Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Dan Meningkatnya

Akses Pelayanan Kesehatan Yang Terjangkau Oleh Masyarakat

a. Tantangan

• Perlunya peningkatan kesadaran dan kemandirian masyarakat

untuk hidup sehat

• Makin banyaknya wabah penyakit yang berkembang akhir-akhir

ini diantara demam berdarah dengue dan flu burung

• Masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan

b. Kendala

• Masih perlunya ketersediaan tenaga kesehatan yang bermutu

dan profesional

• Perlunya sarana prasarana kesehatan yang memadai sesuai

Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan

• Belum optimalnya kinerja pelayanan kesehatan

• Terbatasnya akses pelayanan kesehatan

c. Sasaran

• Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan Meningkatnya

akses pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat.

Diharapkan melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat

dan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau pada tahun 2010

dapat mencapai 100 % sesuai Sandart Pelayanan Minimal (SPM)

bidang kesehatan yang meliputi :

- Peningkatan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk

hidup sehat

- Meningkatnya kemandirian masyarakat sebagai peserta

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)

- Meningkatnya status gizi masyarakat

- Meningkatnya kesehatan keluarga

- Menurunnya angka kesakitan dan kematian

- Meningkatnya kualitas hygiene sanitasi

Page 38: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

155

- Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan yang

memenuhi standart (per-jenis pelayanan)

- Meningkatnya ketersediaan tenaga kesehatan yang bermutu

dan profesional

- Meningkatnya kinerja sarana pelayanan kesehatan pemerintah

dan swasta

- Meningkatnya management sistem pelayanan kesehatan

- Meningkatnya pembinaan, pengawasan dan pengendalian

farmasi, perbekalan kesehatan dan makanan serta minuman

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Pemberdayaan masyarakat melalui penyebarluasan informasi

tentang kesehatan

• Meningkatkan peran posyandu dan puskesmas sebagai ujung

tombak pembangunan kesehatan masyarakat

• Optimalisasi kinerja pelayanan kesehatan dan peningkatan

kualitas dan kuantitas tenaga medis

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui fungsi

Kesehatan yang didukung oleh program-program pembangunan,

yaitu :

• Program penanganan bidang kesehatan dan keluarga berencana

6.8. Misi Menggali Dan Meningkatkan Kasanah Budaya Lokal, Serta

Mengembangkan Kehidupan Kemasyarakatan Yang Harmonis, Dan

Bertoleransi Dan Berakhlakul Karimah

Dalam rangka mewujudkan Menggali dan meningkatkan khasanah

budaya lokal serta mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang

harmonis dan bertoleransi, maka tujuan yang ada dalam misi ini

ditetapkan sebagai berikut :

Page 39: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

156

6.8.1 Terwujudnya Kerukunan Antar Kelompok Masyarakat dan

Terwujudnya Kualitas Hidup dan Perlindungan Terhadap

Perempuan dan Anak

a. Tantangan

• Beragamnya suku, antar golongan, ras dan agama ( SARA )

dimasyarakat sebagai pemicu potensi konflik.

• Peningkatan peran perempuan di tujuh bidang pembangunan

• Rawannya tindak kekerasaan terhadap perempuan dan anak

b. Kendala

• Kehidupan antar kelompok masyarakat yang rawan konflik.

• Masih adanya organisasi perempuan yang memerlukan

pembinaan

• Masih rendahnya pembinaan terhadap peningkatan kualitas dan

peran perempuan

• Masih rendahnya peningkatan kesejahteraan dan perlindungan

terhadap anak

c. Sasaran

• Meningkatnya penyelenggaraan Forum Antar Kelompok

Masyarakat.

Diharapkan dari sasaran tersebut dapat memberikan hasil sebagai

berikuit :

- Persentase peningkatan penyelenggaraan forum antar

kelompok Masyarakat.

- Persentase keputusan public tentang penyelesain social

kemasyarakatan yang melibatkan masyarakat meningkat.

- Persentase pembangunan tempat peribadatan yang dibantu

meningkat.

• Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak

Page 40: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

157

Dari sasaran tersebut diharapkan terjadi penurunan tindak

kekerasan terhadap perempun dan anak sebesar 20 % pada

Tahun 2010

• Meningkatnya peran perempuan di bidang pembangunan

Diharapkan dari sasaran tersebut terjadi peningkatan peran

peningkatan perempuan di bidang pembangunan sebesar 20 %

pada Tahun 2010

d. Kebijakan :

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah :

• Mendorong terciptanya kerukunan hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut didukung oleh program-

program pembangunan, yaitu :

• Program Fasilitasi Pemantapan Multikultur dan Umat Beragama.

• Program Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan

serta Kesejahteraan dan Perlindungan Anak

6.8.2. Meningkatnya Ketahanan Budaya Lokal dan Kepariwisataan

a. Tantangan

• Kurangnya layaknya kondisi prasarana dan sarana penunjang

dalam mendukung potensi seni, budaya lokal dan pariwisata

• Kurangnya perlindungan benda – benda dan kawasan cagar

budaya secara memadai

• Belum optimalnya usaha promosi seni, budaya lokal dan

pariwisata

b. Permasalahan

• Terbatasnya akses informasi even seni, budaya lokal dan

pariwisata

Page 41: BAB VI KEBIJAKAN UMUM file118 BAB VI KEBIJAKAN UMUM 6.1. Misi Mewujudkan Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan, transparan dan Akuntabel. Berbagai upaya reformasi birokrasi yang

158

• Belum optimalnya partisipasi dan koordinasi dari berbagai pihak

dalam mendukung seni, budaya lokal dan pariwisata

• Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam mendukung seni,

budaya lokal dan parwisata

c. Sasaran

Meningkatnya pelestarian, pengembangan budaya lokal dan

kunjungan wisata.

Diharapkan dari sasaran tersebut dapat memberikan hasil sebagai

berikut :

• Mengadakan perlindungan bangunan dan atau lingkungan cagar

budaya sebanyak 151 bangunan dan 10 situs

• Meningkatnya pengembangan seni dan budaya lokal rata-rata per

tahun sekitar 15 persen

• Meningkatnya Padepokan Seni dan budaya yang dibina rata-rata

per tahun sekitar 60 unit

• Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara rata-rata per

tahun sekitar 5 persen dan wisatawan nusantara rata-rata per

tahun sekitar 15 persen.

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan

yang ditetapkan adalah meningkatkan kecintaan masyarakat

terhadap budaya.

Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi

Pariwisata dan Budaya yang didukung oleh program – program

pembangunan yaitu :

- Program Peningkatan Kepariwisataan dan Kebudayaan