bab v tugas khusus.doc
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
1/23
BAB V
TUGAS KHUSUS5.1 Judul Tugas Khusus
Tugas Khusus di PT. INALUM Kuala Tanjung - Batubara ini berjudul
Pengaruh Konsentrasi Aluminium Fluorida Berlebih Dalam Bath Terhadap
Liquidus Temperature PadaReductionCell
5.2 Waktu dan Pelaksanaan
Kerja Praktek di PT.INALUM Kualatanjung-Batubara berlangsung mulaitanggal 05 Desember s.d 13 Januari 2012
5.3 Latar Belakang Masalah
PT. Inalum memproduksi Aluminium dengan proses elektrolisis. Proses
ini terjadi di dalam pot pada ReductionPlant. Untuk menjaga kualitas dan
kuantitas Aluminium yang dihasilkan pada tiap pot, tentunya kestabilan pot
haruslah selalu dijaga. Salah satu parameter untuk menjaga pot tetap stabil ialahbath temperature (BT). BTsenantiasa dijaga agar tidak keluar dari batasnya yaitu
955 10 0C. Untuk mejaga BT tetap dalam batasannya, maka variabel-variabel
yang mempengaruhinya harus disesuaikan. Variabel-variabel tersebut ialah
liquidus temperature (LT)dansuperheat(SH) sesuai dengan persamaan berikut:
5.4 Perumusan Masalah
Variabel yang paling mempengaruhi besarnya LT ialah konsentrasi AlF3
berlebih dalam bath (excess AlF3, Sa). Dengan menjaga Sa maka BT akan terjaga
sehingga pot dapat beroperasi dengan stabil.
5.5 Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui hubungan
konsentrasi AlF3berlebih dalam bath (Sa) terhadap liquidus temperature (LT),
superheat(SH) dan bath temperature (BT) pada pot.
96
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
2/23
5.5 Metode Pelaksanaan
Secara garis besar metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan
mengolah data selama kerja praktek adalah:
1. Masa Orientasi, yaitu penjelasan dan pengarahan secara umum tentang
proses produksi di PT.Inalum
2. Peninjauan lapangan
3. Pengumpulan data yang menyangkut tugas khusus (SQA dan SRC)
4. Penyelesaian tugas khusus dengan bantuan dan arahan dari pembimbing
(SQA dan SRC)
5.6 Tinjauan Pustaka
5.6.1 AlF3
Aluminium fluorida adalah zat adiktif yang berfungsi sebagai katalis.
AlF3 ditambahkan tiap harinya guna menjaga keasaman dalam bath serta
mengimbangi penguapan fluorida ketika pembentukan gas HF.
Tabel 5.1 Spesifikasi komposisi aluminium fluoridaKomponen Batas Konsentrasi
Fluoride 60 %
Aluminium Fluoride (AlF3) 90 %
Calcium Fluoride (CaF2) 2 %
Magnesium Fluoride (MgF2) 0.1 %
Sulfate Ion (SO-24) 0.3 %
Silicium Oxide (SiO3) 0.3* %
Iron Oxide (Fe2O3) 0.1* %
Phosphorus (P) 100 ppm
Loss of Ignition 0.9 %
Ukuran partikel aluminium fluorida haruslah lebih kecil dari 2 mm
*nilai batas ini tergantung dari kemurnian metal yang diperlukan
97
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
3/23
5.6.2Bath
Bath atau biasa disebut Kriolit ( Na3AlF6) adalah suatu elektrolit yang
merupakan media pengantar arus listrik dari anoda ke katoda pada proses
elektrolisis. Kriolit dapat mengandung CaF2 dan AlF3 yang membentuk kriolit
Na3AlF6. Sifat-sifat yang diperlukan untuk kriolit adalah:
a. Temperatur kristalisasi primer rendah
b. Konduktivitas listrik baik
c. Dapat melarutkan alumina dalam jumlah yang besar
d. Memiliki berat jenis yang rendah
e. Stabil dalam keadaan cair
Untuk memperbaiki sifat-sifat kriolit tersebut, bath biasanya ditambah
dengan beberapa bahan tambahan seperti fluorida, alkali metal, AlF3 dan CaF2.
Tabel 5.2 Spesifikasi komposisi Kriolit
Komposisi Batasan Konsentrasi
Fluoride 53 %
CalciumFluorida (CaF2) 5 %
Rasiokriolit(nNaF/nAlF3) 2.2 %
SulfateIon (SO-24) 0.25 %
SiliciumOxide (SiO2) 0.1* %
IronOxide (Fe2O3) 0.1* %
Phosphorus (P) 100 Ppm
Moisture 0.3 %
5.6.3Liquidus Temperature
Liquidus Temperature ialah temperatur dimana material mulai memadat
ketika cairan didinginkan. Kriolit adalah sebagai elektrolit yang multi komponen
dan dengan penambahan aluminium fluorida, calcium fluorida dan kadang-kadang
lithium fluorida. Dalam literatur, beberapa hubungan liquidus temperature kriolit
untuk sistem multi komponen ditemukan pada persamaan Solheim.
98
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
4/23
TL = liquidus temperature (0C)
CAlF3 = konsentrasi aluminium fluorida (wt%)
CCaF2 = konsentrasi kalsium fluorida (wt%)
CAl2O3= konsentrasi alumina (wt%)
CLiF = konsentrasi lithium fluorida (wt%)
CMgF2 = konsentrasi magnesium fluorida (wt%)
5.6.4Superheat
Superheat secara sederhana didefinisikan sebagai selisih antara BT dan
LT. Lebih mudah mengoperasikan pada SH yang lebih tinggi, juga dikarenakan
membantu dalam aspek pelarutan alumina. Pada teorinya, SH selalu bernilai
positif. Namun, SH bisa didapat bernilai negatif.
5.7 Hasil Perhitungan
99
Superheat = BT - LT
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
5/23
Pengambilan data diambil dari pot nomor 171 dan pot nomor 510 dari
tanggal 1 Juni hingga 7 Juli 2011. Analisis Sa untuk pot line 100 dan 200
dilakukan pada tiap hari Senin dan Kamis. Contoh data tersebut sebagai berikut:
Tabel 5.3 Data pot nomor 171 dari tanggal 2 juni sampai 7 juli 2011
TanggalBT
(Celcius)
C free
AlF3
(wt%)
C CaF2
(wt%)
C
Al2O3
(wt%)
C
MgF2
(wt%)
C LiF
(wt%)
2/6/11 950 12.3 5 5 0.5 0
6/6/11 971 7.2 4 5 0.5 0
9/6/11 965 9.9 4.2 5 0.5 0
13/6/11 950 11.8 4.6 5 0.5 0
16/6/11 964 11.4 4.7 5 0.5 0
20/6/11 948 12.4 4.9 5 0.5 0
23/6/11 946 13.6 4.7 5 0.5 0
27/6/11 955 9.4 4.9 5 0.5 0
30/6/11 953 10.4 4.5 5 0.5 0
4/7/11 951 12.2 4.9 5 0.5 0
7/7/11 949 13 5.1 5 0.5 0
Dengan persamaan Soilhem maka dapat dihitung besar LT pada pot nomor 171
sebagai berikut:
Tabel 5.4 Hasil perhitungan LT dan SH untuk pot nomor 171
TanggalSa
(wt%)
BT
(Celcius)LT (Celcius) SH (Celcius)
2/6/11 12.3 950 939.717165 10.2828347
6/6/11 7.2 971 962.121566 8.878434226
9/6/11 9.9 965 952.910092 12.08990789
13/6/11 11.8 950 943.348283 6.651716656
16/6/11 11.4 964 945.039618 18.96038195
100
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
6/23
20/6/11 12.4 948 939.449992 8.550008388
23/6/11 13.6 946 933.128856 12.871143627/6/11 9.4 955 952.900651 2.099348683
30/6/11 10.4 953 950.065293 2.934707123
4/7/11 12.2 951 940.507842 10.49215762
7/7/11 13 949 935.609447 13.39055281
5.8 Pembahasan
Reduction Plant mempunyai standar operasi dalam mengoperasikan pot.
Ada empat kondisi yang harus dijaga pada tiap pot yaitu:
1. Bath temperature (BT):955 10 0C
2. Keasaman bath (Sa) : 9,5 1,5 wt%
3. Ketinggian Metal (M) : 25 3 cm
4. Ketinggian bath () : 22 2 cm
Ketinggian bath senantiasa dijaga pada batasan 22 2 cm. Bila ketinggian
bath melebihi batasanya maka berakibat frekuensi pemberian feedingmeningkatdalam waktu yang lama serta AE dapat terjadi yang menyebabkan penurunkan
efisiensi. Ketinggian bath yang melewati batas juga dapat menyebabkan stub
erosion yaitu terkikisnya tangkai anoda yang akan menimbulkan kandungan Fe
dalam metal tinggi. Bila ketinggian bath dibawah batas maka akan mengakibatkan
alumina banyak yang menjadi lumpur karena banyak yang tidak bereaksi
diakibatkan kurangnya elektrolit. Ketinggian bathjuga akan mempengaruhi ACD
(Anode Cathode Distance) yang berakibat perubahan voltase.
Ketinggian metal juga senantiasa dijaga pada batasan 25 3 cm.
Ketinggian tersebut berpengaruh pada banyaknya aluminium yang di ambil pada
MT. Ketinggian metal juga mempengaruhi ACD.
Superheat (SH) pada tiap pot juga senantiasa diupayakan agar tidak
melebihi 10 0C dan tidak bernilai negatif. Bila SH melebihi 10 0C maka akan
mengakibatkanside legde mulai mencair. Jika SH bernilai negatif maka pot akan
101
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
7/23
mengalami enigma yaitu perubahan iklim pot yang berakibat bath berubah
fasanya secara drastis menjadi mengeras dan mengakibatkan pot tidak stabil.
BT diukur tiap harinya dengan menggunakan alat thermosensor. BT selalu
diupayakan agar tetap dalam batasannya yaitu 955 10 0C untuk menjaga pot
beroperasi dengan stabil. Jika BT melebihi batas dan mencapai temperatur > 1000
0C maka akan terjadi reaksi balik. Aluminium akan kembali menjadi alumina
dalam fasa gas atau biasa disebut metal fog. Jika BT turun dibawah batas < 940 0C
maka bath akan mulai mengeras dan konversi alumina menjadi aluminium
menurun yang mengakibatkan munculnya lumpur dalam jumlah yang banyak. BT
juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi Current Eficiency (CE).
Bila BT melebihi batas operasi maka akan mengakibatkan panas hilang dalam
jumlah yang besar. Akibat banyaknya panas yang hilang, mengakibatkan CE
menurun.
Salah satu variabel yang mempengaruhi BT ialah Sa. Besarnya Sa
ditentukan oleh berapa banyak AlF3 yang dimasukan kedalam pot tiap harinya.
AlF3 dituangkan secara manual tiap harinya (pada shift 1 dan shift 3) pada potyang nilai Sa-nya kurang guna menjaga keasaman dalam bath. Tanpa
penambahan AlF3, diperlukan temperatur yang lebih tinggi untuk meleburkan
alumina menjadi aliminium. Keasaman pot senantiasa dijaga pada batasan 9,5
1,5 (wt%). Untuk mengetahui keasaman bath didalam pot, dilakukan bath
samplingdengan cara mengambil sampel menggunakan pipa besi. Pengambilan
bath ini sebelumnya dipanaskan untuk menghindari thermal shock, dilakukan
pada tap. Untuk itu sebelumnya tombol untuk tap end diaktifkan, bath kemudian
dimasukkan ke wadah melalui corong di atas kereta sampel dan kemudian dikirim
ke SQA. Sampel bath harus dilakukan dengan cepat agar sendok pengambilan
bath dari logam tidak meleleh. Keasaman bath dapat dilihat dari kandungan F-
AlF3 dalam bath, kelebihan AlF3 menandakan tingkat keasaman.
102
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
8/23
Grafik 5.1 Perbandingan Sa dengan LT pada pot num 171
Pada grafik diatas menunjukan bahwa perbandingan tingkat keasaman
dengan liquidus temperature ialah berbanding terbalik. Semakin tinggi tingkat
keasaman maka semakin rendah liquidus temperature.
Grafik 5.2 Hubungan Sa dengan LT pada pot num 171
Pada grafik diatas menunjukan bahwa hubungan Sa dengan LT ialah
sangat kuat dengan nilai R2 sebesar 0,985. Tingginya nilai R2 merupakan hal yang
wajar karena merupakan bentuk dari persamaan Solheim. Bila dibandingkan
dengan variabel lainnya maka hubungan Sa dengan LT merupakan yang paling
kuat.
103
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
9/23
Grafik 5.3 Tingkat hubungan C CaF2 berlebih dengan LT pada pot num 171
Pada grafik diatas menunjukan bahwa hubungan konsentrasi CaF2 berlebih
dengan LT cukup kuat dengan nilai R2 sebesar 0,462. Namun tidak sekuat
hubungan Sa dengan LT.
Grafik 5.4 Perbandingan Sa dengan BT pada pot num 171Pada grafik diatas menunjukan bahwa perbandingan Sa dengan BT
berbanding terbalik. Pada tanggal 6 Juni, pot num 171 mengalami penaikan
temperatur dari 950 0C menjadi 971 0C. Kemudian dengan menaikkan keasaman
dari 7,2 % menjadi 9,9 %, temperatur menurun menjadi 965 0C pada tanggal 9
Juni 2011.
104
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
10/23
Pada tanggal 23 Juni, temperatur pot menurun dari 948 0C menjadi 946 0C.
Dengan menurunkan keasaman dari 13,6% menjadi 9,4% maka menyebabkan
temperatur naik menjadi 955 0C.
Grafik 5.5 Hubungan Sa dengan BT pada pot num 171
Dari grafik diatas menunjukan bahwa hubungan Sa dengan BT cukup kuat
dengan nilai R2 = 0.691. Pada dasarnya perubahan BT tidak hanya dipengaruhi
oleh Sa saja. BT juga dapat mengalami perubahan dikarenakan noise, anode
spike, dan kelebihan daya.
Hal yang menyebabkan besarnya Sa dapat mengubah BT ialah faktor
kelarutan alumina. Konsentrasi AlF3 dalam bath dapat mempengaruhi kelarutan
alumina dalam bath. Makin tinggi Sa maka makin tinggi tingkat kelarutan
alumina. Namun bila Sa terlalu tinggi atau keluar dari standar operasi maka dapat
menyebabkan BT menurun dan keluar dari batas standar operasi. Sehingga
temperatur untuk mengkonversikan alumina menjadi aluminium tidak tercapai.
Kondisi yang ideal ialah dimana panas yang diberikan kepada pot sesuai
dengan panas yang dibutuhkan oleh pot. Kelarutan alumina mempengaruhi
kondisi tersebut dimana tingkat kelarutan alumina yang tinggi menyebabkan
panas yang dibutuhkan juga tinggi.
Namun bila Sa terlalu rendah maka akan menaikan tingkat kelarutan
alumina. Tingkat kelarutan alumina yang rendah menyebabkan panas yang
dibutuhkan juga rendah. Panas yang diberikan pada pot melebihi panas yang
dibutuhkan. Sehingga banyak panas yang tidak terpakai atau selisih antara panas
105
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
11/23
yang diberikan dengan panas yang dibutuhkan bernilai besar mengakibatkan BT
meningkat.
5.9 Metode Pelaksanaan
Secara garis besar metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan
mengolah data selama kerja praktek adalah :
Masa Orientasi, yaitu penjelasan dan pengarahan secara umum tentang
proses produksi di PT INALUM
Peninjauan lapangan ( Reduction Plant )
Pengumpulan data yang menyangkut tugas khusus
Penyelsaian tugas khusus dengan bantuan dan arahan dari pembimbing
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengamatan di lapangan maka dapat
disimpulkan :
1. Konsentrasi AlF3 berlebih berbanding terbalik dengan liquidus temperature
dengan nilai R2 = 0.985. Sa merupakan variabel paling mempengaruhi terhadap
perubahan liquidus temperature pada persamaan Solheim
2. Konsentrasi AlF3 (excess AlF3) dalam bath berbanding terbalik dengan bath
temperature dengan nilai R2 = 0.691
3. Berdasarkan nilai hubungan diatas, dapat disimpulkan bahwa penambahan
AlF3 pada pot merupakan salah satu variabel yang penting dalam pengontrolan
bath temperature.
6.2 Saran
1. Perlu adanya pembahasan lebih lanjut mengenai pencapaian nilai minimum
panas yang hilang pada pot
106
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
12/23
2. Perlu penambahan man powerpada seksi pengambilan sampel
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
A.1 Perhitungan liquidus temperature
Nilai LT didapat dengan persamaan Solheim
TL = liquidus temperature (0C)
CAlF3 = konsentrasi aluminium fluorida (wt%)
CCaF2 = konsentrasi kalsium fluorida (wt%)
CAl2O3= konsentrasi alumina (wt%)
CLiF = konsentrasi lithium fluorida (wt%)
107
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
13/23
CMgF2 = konsentrasi magnesium fluorida (wt%)
Contoh perhitungan LT untuk pot num 171 pada tanggal 2 Juni 2011
Data yang didapat:
BT = 950 0C
C free AlF3 = 12,3 %
C free CaF2 = 5 %
C Al2O3 = 5 %
C MgF2 = 0,5 %
C LiF = 0 %
Dimasukkan data data diatas kedalam persamaan Solheim dibawah ini:
TL = 939.720C
Contoh perhitungan LT untuk pot num 510 pada tanggal 1 Juni 2011
Data yang didapat:
BT = 1000 0C
C free AlF3 = 8 %
C free CaF2 = 5 %
C Al2O3 = 5 %
C MgF2 = 0,5 %
C LiF = 0 %
Dimasukkan data data diatas kedalam persamaan Solheim dibawah ini:
108
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
14/23
TL = 957.170
C
A.2 Perhitungan superheat
Contoh perhitungan SH untuk pot num 171 pada tanggal 2 Juni 2011
Data yang didapat:
BT = 950
0
CLT = 939.72 0C
Superheat = BT LT
SH = 950 939.72 0C
SH = 10.28 0C
Contoh perhitungan SH untuk pot num 510 pada tanggal 1 Juni 2011
Data yang didapat:
BT = 1000 0C
LT = 957.170C
Superheat = BT LT
SH = 1000 957.17 0C
SH = 42,83 0C
109
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
15/23
LAMPIRAN B
DATA PENGAMATAN
B.1 Tabel data pot nomor 171
TanggalBT
(C)
C free
AlF3
(wt%)
C
CaF2
(wt%)
CAl2O
3 (wt%)
CMgF2
(wt%)
C LiF
(wt%)
LT
(C)
SH
(C)
2/6/2011 950 12.3 5 5 0.5 0939.7
210.28
6/6/2011 971 7.2 4 5 0.5 0 962.1
28.88
9/6/2011 965 9.9 4.2 5 0.5 0952.9
112.09
13/6/2011 950 11.8 4.6 5 0.5 0943.3
56.65
16/6/2011 964 11.4 4.7 5 0.5 0945.0
418.96
20/6/2011 948 12.4 4.9 5 0.5 0 939.4 8.55
110
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
16/23
5
23/6/2011 946 13.6 4.7 5 0.5 0933.1
312.87
27/6/2011 955 9.4 4.9 5 0.5 0952.9
02.10
30/6/2011 953 10.4 4.5 5 0.5 0950.0
72.93
4/7/2011 951 12.2 4.9 5 0.5 0940.5
110.50
7/7/2011 949 13 5.1 5 0.5 0 935.61
13.39
B.2 Tabel data pot nomor 510
Tanggal BT(C)
C free
AlF3
(wt%)
CCaF2
(wt%)
CAl2O
3 (wt%)
CMgF2
(wt%)
CLiF
(wt%)
LT
(C) SH(C)
6/1/2011 1000 8 5 5 0.5 0 957.17 42.83
6/4/2011 1000 7.1 4.9 5 0.5 0 959.81 40.19
6/8/2011 945 11.7 5.4 5 0.5 0 941.71 3.29
6/11/2011 949 16 3 5 0.5 0 920.99 28.00
111
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
17/23
6/15/2011 930 16 3.8 5 0.5 0 919.09 10.91
6/18/2011 936 14.3 4.4 5 0.5 0 929.51 6.49
6/22/2011 926 16 4.7 5 0.5 0 916.85 9.15
6/25/2011 940 8.2 5.6 5 0.5 0 954.90 -14.90
6/29/2011 972 6.1 5.8 5 0.5 0 959.31 12.69
7/2/2011 965 6.7 5.8 5 0.5 0 958.13 6.87
7/6/2011 964 6.6 6 5 0.5 0 957.76 6.24
LAMPIRAN C
GRAFIK
112
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
18/23
Grafik C.1 Perbandingan Sa dengan LT pada pot num 171
Grafik C.2 Perbandingan Sa dengan LT pada pot num51
113
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
19/23
Grafik C.3 Hubungan Sa dengan LT pada pot num 171
Grafik C.4 Hubungan CaF2 dengan dengan LT pada pot num 17
Grafik C.5 Hubungan Sa dengan LT pada pot num 510
114
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
20/23
Grafik C.6 Perbandingan Sa dengan BT pot pada pot num 171
Grafik C.7 Perbandingan Sa dengan BT pada pot num 510
115
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
21/23
Grafik C.8 Hubungan Sa dengan BT pada pot num 171
Grafik C.9 Hubungan Sa dengan BT pada pot num 510
116
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
22/23
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.Visi dan Misi PT Inalum.www.inalum.co.id. Tanggal Akses : 10
Desember 2011
2. Grjotheim,Kai and B.L. Welc.1998.Aluminium Smelter Technology. Second
Edition.Desserldorf:Aluminium Verlag
3. Kan-Nak. 2008. Electrolysis Course. Switzerland
4. Muhendra, Rifki. 2008. Laporan Praktek Kerja Lapangan Analisis Bathdengan X-Ray Diffraction (XRD Cubic). Universitas Andalas: Padang
117
-
7/27/2019 BAB V TUGAS KHUSUS.doc
23/23
118