tugas kelompok v

21

Click here to load reader

Upload: rikaseptiani

Post on 26-Jun-2015

7.855 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS KELOMPOK V

MAKALAHPENDEKATAN DAN PENGEMBANGAN KTSP

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan PembelajaranDosen : Akhmad Sudrajat, M.Pd

Disusun Oleh :Kelompok V

Anngota:Ida Parida

Iyan RosdianaRika SeptianiTanto Sutanto

II D

PENDIDIKAN EKONOMIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KUNINGAN2010

Page 2: TUGAS KELOMPOK V

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya

penulis bias menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk

memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran, yang

berjudul”Pendekatan dan Pengembangan KTSP”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis sampaikan ucapan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada Dosen

pembimbing Akhmad Sudrajat, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Kurikulum dan

Pembelajaran serta rekan-rekan kuliah dan juga keluarga.

Makalah ini semoga bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi semua pihak

umumnya serta dapat membantu dalam perkuliahan Mata Kuliah Kurikulum dan

Pembelajaran.

Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran atas makalah ini

dapat membantu penulis dalam pembelajaran.

Kuningan, Maret 2010

Penulis

Page 3: TUGAS KELOMPOK V

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I DESKRIPSI

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II ANALISIS

2.1 Pengertian KTSP

2.2 Pendekatan dan Pengembangan KTSP

2.3 Keunggulan dan Kelemahan KTSP

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: TUGAS KELOMPOK V

BAB I

DESKRIPSI

1.1 Sejak tahun 2006, Pusat Kurikulum telah melakukan kegiatan pendampingan

ter-hadap satuan pendidikan (sekolah) agar mampu mengembangkan dan

mengimplementasikan KTSP yang mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi

Lulusan serta Pelaksanaan kedua standar tersebut. Pada tahun 2008, Pusat Kurikulum

sudah memprogramkan untuk melakukan pendampingan di 441 kabupaten dan kota,

namun program tersebut hanya bisa dilaksanakan di sebagian besar kabupaten dan

kota dan diutamakan yang letaknya jauh dan terpencil. Hal itu mengingat adanya

pemotongan yang cukup besar terhadap anggaran kegiatan Pusat Kurikulum. Oleh

karena itu penulis akan membahas mengenai Pendekatan dan Pengembangan KTSP.

1.2 Dalam penyusunan makalah ini penulis merumuskan tentang:

Apakah definisi dari KTSP?

Bagaimana Pendekatan dan Pengembangan dari KTSP itu ?

Apa saja keunggulan dan kelemahan dari KTSP ?

1.3 Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu:

Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

Untuk mengetahui definisi tentang KTSP

Untuk mengetahui pendekatan dan Pengembangan KTSP

Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari KTSP

Page 5: TUGAS KELOMPOK V

BAB II

ANALISIS

2.1 Pengertian

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum

operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 

Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan

mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk

pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23

Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI,

namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan

sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan

silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006

tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan

dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata

pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik

Page 6: TUGAS KELOMPOK V

pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk

pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:

kerangka dasar dan struktur kurikulum,

beban belajar,

kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan

pendidikan, dan

kalender pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta

didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran

atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai

dengan standar nasional yang telah disepakati.

Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan

oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah.

Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam

arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional.

Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite

sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan

komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai

dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan

masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus

berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah

dengan diluncurkannya Peraturan Mendiknas No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Mendiknas No. 23 tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Untuk mengatur

pelaksanaan peraturan tersebut pemerintah mengeluarkan pula Peraturan Mendiknas

No 24 tahun 2006.

Page 7: TUGAS KELOMPOK V

Dari ketiga peraturan tersebut memuat beberapa hal penting diantaranya

bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang kemudian

dipopulerkan dengan istilah KTSP.

2.2 Pendekatan dan Pengembangan KTSP

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan

pendampingan yaitu sebagai berikut:

(1)  Pendekatan Hirarkhi Birokrasi (Bureaucratic Hierarchies Approach):

pendampingan yang dilakukan berdasarkan pada tingkatan kebijakan birokrasi mulai

dari pusat, dinas, sampai ke sekolah;

(2)  Pendekatan Keahlian (Expertise Approach): pendampingan yang dilakukan oleh

para ahli dari perguruan tinggi yang memiliki kapasitas konsepsi dan substansi

kurikulum;

(3)  Pendekatan Model (Modeling Approach): pendampingan yang dilakukan dengan

menggunakan sekolah yang sudah memiliki KTSP sebagai model; dan

(4)  Pendekatan Kolegial(Colleague Approach): pendampingan yang dilakukan

melalui teman sejawat seperti MKKS, KKG, dan MGMP.

Pendekatan-pendekatan pendampingan tersebut dapat dilakukan secara

sendiri-sendiri atau secara eklektik. Dalam kaitan tersebut, Pusat Kurikulum memilih

pendekatan yang bersifat eklektik karena hal tersebut tampak lebih baik jika hanya

menggunakan salah satu pendekatan.

Terdapat beberapa Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan

Page 8: TUGAS KELOMPOK V

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor

Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk

pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan

berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta

memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk

pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan

berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun

oleh BSNP .

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Beragam dan terpadu

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Menyeluruh dan berkesinambungan

Belajar sepanjang hayat

Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Di dalam KTSP, struktur kurikulum yang dikembangkan mencakup tiga

komponen yaitu:

Mata Pelajaran;

Muatan Lokal dan

Pengembangan Diri.

2.3. Keunggulan Dan Kelemahan KTSP

Page 9: TUGAS KELOMPOK V

KTSP yang juga. merupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan.

Keunggulan konsep ini:

1. Untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan, namun secara umum, KTSP

bisa 'diandalkan' menjadi patokan menghadapi tantangan masa depan dengan

pembekalan keterampilan pada peserta didik.

2. KTSP memiliki kemampuan beradaptasi dengan daerah ,setempat, karena

keterampilan yang diajarkan berdasarkan pada lingkungan dan kemampuan

peserta didik.

3. Adanya penghargaan bagi pribadi peserta didik. Peserta didik yang mampu

menyerap materi dengan cepat akan diberi tambahan materi sebagai

pengayaan, dan peserta didik yang kurang akan ditangani oleh guru dengan

penuh kesabaran dengan mengulang materinya atau memberi remedial.

4. Peserta didik juga diajak bicara, diskusi, wawancara dan membahas masalah-

masalah yang kontekstual, yang dalam kenyataannya memang diperlukan

sehingga peserta didik menjadi lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya

karena sesuai dengan keadaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

5. Peserta. didik tidak hanya dituntut untuk menghafal namun yang lebih penting

sudah adalah belajar proses sehingga men dorong peserta didik untuk meneliti

dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kelemahan yang mungkin saja timbul dari pelaksanaan KTSP ini

adalah :

1. Diperlukannya waktu yang cukup oleh pendidik dalam membina

perkembangan peserta didiknya, terutama peserta didik yang berkemampuan

di bawah rata-rata. Kenyataan membuktikan, kondisi sosial dan ekonomi yang

menghimpit kesejahteraan hidup para guru,

2. Kurang berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Belum lagi mengingat

kualitas guru yang kurang merata di setiap daerah. Ini artinya, KTSP

Page 10: TUGAS KELOMPOK V

menghadapi kendala daya kreativitas dan beragamnya kapasitas guru untuk

membuat. kurikulum sendiri.

3. KTSP menuntut kemampuan guru dalam menjalankan pembelajaran berbasis

kompetensi dengan merencanakan sendiri bagaimana strategi yang tepat

diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat.

4. Di samping masalah fasilitas pendidikan di sekolah yang masih sangat minim.

Padahal konsep ini lebih menitikberatkan pada praktek di lapangan sesuai

dengan kompetensi yang dimiliki dibanding teori semata.

5. Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa dan

bagaimana melakukan evaluasi dengan portofolio. Karena ketidakpahaman ini

mereka kembali kepada pola assessment lama dengan tes-tes dan ulangan-

ulangan yang cognitive-based semata.

6. Tidak adanya model sekolah yang bisa dijadikan sebagai rujukan membuat

para guru tidak mampu melakukan perubahan, apalagi lompatan, dalam proses

peningkatan kegiatan belajar mengararnya.

7. Berkenaan dengan tidak adanya target materi dalam KTSP, di satu pihak

KTSP menekankan kompetensi peserta didik yang berarti proses belajar harus

diperhatikan oleh guru, di pihak lain materi meskipun tidak diprioritaskan

tetapi akhirnya harus diselesaikan juga.

Dengan demikian guru harus berpacu dengan waktu, sementara proses belajar

tidak dapat dipastikan keberhasilannya. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil

belajar peserta didik yang dibinanya, yang berujung pada penolakan kebijakan

pemerintah tentang Ujian Nasional (UN) sebagai dasar penentuan kelulusan

peserta didiknya.

Guru Sebagai Fasilitator Dalam Membantu Peserta Didik Membangun

Pengetahuan

Salah satu ciri pembelajaran efektif adalah mengembangkan pemikiran bahwa

anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri,

dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya (Dit-PLP, 2003).

Ciri inilah yang dikembangkan dalam pembelajaran KTSP dan berkaitan dengan

filsafat konstruktivisme.

Tugas penting guru pada pendidikan formal di sekolah di antaranya adalah

membantu peserta didik untuk mengenal dan mengetahui sesuatu, terutama

Page 11: TUGAS KELOMPOK V

memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian konstruktivisme, pengetahuan itu

merupakan "proses menjadi", yang pelan-pelan menjadi lebih lengkap dan benar.

Pengetahuan itu dapat dibentuk secara pribadi dan peserta didik itu sendiri yang

membentuknya.

Peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator atau moderator dan

tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus, membantu peserta didik

untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya. Guru juga mengevaluasi

apakah gagasan peserta didik itu sesuai dengan gagasan para ahli atau tidak.

Sedangkan tugas peserta didik aktif belajar, mencerna, dan memodifikasi gagasan

sebelumnya. Dalam KTSP dianut bentuk pembelajaran yang ideal yaitu pembelajaran

peserta didik aktif dan kritis. Peserta didik tidak kosong, tetapi sudah ada pengertian

awal tertentu yang harus dibantu untuk berkembang. Maka modelnya adalah model

dialogis, model mencari bersama antara guru dan peserta didik. Peserta didik dapat

mengungkapkan gagasannya, dapat mengkritik pendapat guru yang dianggap kurang

tepat, dapat mengungkapkan jalan pikirannya yang lain dari guru. Guru tidak menjadi

diktator yang hanya menekankan satu nilai satu jalan keluar, tetapi lebih demokratis.

Dalam KTSP, pendidikan yang benar harus membebaskan peserta didik untuk

berpikir, berkreasi, dan berkembang.

Implementasi KTSP sebenarnya membutuhkan penciptaan iklim pendidikan

yang memungkinkan tumbuhnya semangat intelektual dan ilmiah bagi setiap guru,

mulai dari rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Hal ini berkaitan adanya

pergeseran peran guru yang semula lebih sebagai instruktor atau selalu memberi

instruksi dan kini menjadi fasilitator pembelajaran. Guru dapat melakukan upaya-

upaya kreatif serta inovatif dalam bentuk penelitian tindakan terhadap berbagai teknik

atau model pengelolaan pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan yang

kompeten.

Perlunya Perubahan Paradigma Mengajar

Dengan KTSP, guru mengajar supaya peserta didik memahami yang diajarkan

dan mampu memanfaatkannya dengan menerapkan pemahamannya baik untuk

memahami alami lingkungan sekitar maupun untuk solusi atau pemecahan masalah

sehari-hari. Kegiatan mengajar bukan sekedar mengingat fakta untuk persediaan

jawaban tes sewaktu ujian. Akan tetapi, kegiatan mengajar juga diharapkan mampu

memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menumbuhkan

Page 12: TUGAS KELOMPOK V

sejumlah sikap positif yang direfleksikan peserta didik melalui cara berpikir dan cara

bertindak atau berperilaku sebagai dampak hasil belajamya.

Oleh karena itu cara guru mengajar perlu diubah. Ditinjau dari esensi proses

pembelajarannya, perlu adanya pengubahan paradigma "mengajar" (teaching) menjadi

"membelajarkan" (learning how to learn) sehingga proses belajarnya cenderung

dinamis dan bersifat praktis dan analitis dalam dua dimensi yaitu: pengembangan

proses eksplorasi dan proses kreativitas. Proses eksplorasi menjadi titik pijak untuk

menggali pengalaman dan penghayatan khas peserta didik, bukan dari pihak luar,

bukan dari apa yang dimaui orang tua, guru, maupun masyarakat bahkan pemerintah

sekalipun. Dari proses tersebut dikembangkan prakarsa untuk bereksperimen-kreatif,

berimajinasi-kreatif dengan metode belajar yang memungkinkan peserta didik untuk

melatih inisiatif berpikir, mentradisikan aktivitas kreatif, mengembangkan

kemerdekaan berpikir, mengeluarkan ide, menumbuhkan kenikmatan bekerjasama,

memecahkan masalah-masalah hidup dan kehidupan nyata. Karena itu, dalam proses

pembelajaran seharusnya tampak dalam bentuk kegiatan prakarsa bebas (independent

study), komunikasi dialogis antar peserta didik maupun antara peserta didik dan guru,

spontanitas kreatif, yang kadang-kadang terkesan kurang tertib menurut pandangan

pendidikan. Guru perlu menyediakan beragam kegiatan pembelajaran yang

berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya peserta didik mampu

mengembangkan kompetensi setelah menerapkan pemahamannya pengetahuannya.

Untuk itu strategi belajar aktif melalui multi ragam metode sangat sesuai untuk

digunakan ketika akan menerapkan KTSP.

Dalam pendidikan perlunya melakukan perubahan/ pergeseran paradigma dari

paradigma mengajar ke paradigma belajar. Lebih lanjut harus memerinci karakteristik

paradigma belajar, yaitu:

peserta didik aktif guru aktif,

pengetahuan dikonstruksi,

menekankan proses dan produk,

pembelajaran luwes dan menyenangkan,

sinergi pikiran dan tubuh,

berorientasi pada peserta didik,

asesmen bersifat realistik, dan

kemampuan sebagai suatu penguasaan hubungan antar pengetahuan yang

tersusun dalam suatu jaringan.

Page 13: TUGAS KELOMPOK V

Untuk itu dituntut komitmen guru untuk berubah, bersikap sabar, bersikap positif,

ramah dan memiliki kompetensi tinggi. Bentuk-bentuk penilaian yang dapat

digunakan oleh guru tidak hanya berupa penilaian "tradisional" yaitu hanya

melakukan kegiatan ulangan harian tetapi perlu dikembangkan penilaian

"alternatif", antara lain adalah portofolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan

laporan tertulis.

Portofolio; merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan peserta didik

dalam konteks belajar dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik

diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut supaya lebih kreatif.

Mereka memperoleh kebebasan dalam belajar sekaligus memperoleh

kesempatan luas untuk berkembang serta merekapun termotivasi.

Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan

melihat pada proses peserta didik sebagai pembelajaran aktif. Sebagai

contoh, peserta didik diminta untuk melakukan survei mengenai jenis-

jenis pekerjaan di lingkungan rumahnya.

Tugas kelompok, dalam pembelajaran kontekstual berbentuk

pengerjaan proyek. Kegiatan ini merupakan cara untuk mencapai

tujuan akademik sambil mengakomodasi perbedaan gaya belajar,

minat, serta bakat dari masing-masing peserta didik. Isi dari proyek

akademik terkait dengan konteks kehidupan nyata, oleh karena itu

tugas ini dapat meningkatkan partisipasi peserta didik. Sebagai contoh,

peserta didik diminta membentuk kelompok projek untuk menyelidiki

penyebab pencemaran sungai di lingkungan peserta didik.

Demonstrasi, peserta didik diminta menampilkan hasil penugasan

kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka kuasai.

Demonstrasi ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Di dalam

kelas antara lain dapat dilakukan dalam kegiatan laboratorium IPA, di

lapangan olahraga untuk pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

Di luar kelas antara lain peserta didik diminta membentuk kelompok

untuk membuat naskah drama dan mementaskannya dalam

pertunjukan, para penonton dapat memberikan evaluasi pertunjukan

peserta didik.

Page 14: TUGAS KELOMPOK V

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Guru adalah komponen pokok dalam sistem pendidikan. Oleh sebab itu

suksesnya pelaksanaan KTSP sangat tergantung pada sikap guru dalam mengajar.

Kurikulum yang selama ini dibuat dari pusat menyebabkan kreativitas guru kurang

terpupuk, tetapi dengan KTSP, kreativitas guru bisa berkembang. Menggunakan

paradigma lama dalam mengajar untuk menghadapi tantangan baru dan situasi baru

jelas kurang efektif. Agar kualitas pendidikan kita meningkat, guru perlu melakukan

introspeksi dan mau mengubah paradigma mengajar, cara berpikir serta

mempraktekkan pembelajaran dengan menggunakan paradigma belajar. Guru sebagai

ujung tombak pembelajaran sudah sekian lama menggunakan metode lama, ia

menjadi sumber belajar utama. Paradigma mengajar tersebut itu harus diubah dengan

menggiatkan peserta didik agar dapat mencapai komepetensinya melalui penguasaan

materi ajar.

3.2 Saran

Bagi para pendidik yang namanya KTSP itu haruslah dibuat sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis dan efektif. Agar mutu

pendidikan dan mutu guru lebih optimal dan guru bisa mengerti tentang seluk beluk

Page 15: TUGAS KELOMPOK V

KTSP.Sehingga terjadi pemahaman yang lebih terhadap yang namanya KTSP dan

bisa mencapai tujuan yang diharapkan oleh peserta didik dan tuntutan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad.2004.Pengembangan Kurikulum di Sekolah.Bandung: Sinar baru.

www.geogle.com