bab v analisis ekonomi

15
BAB IV ANALISIS EKONOMI Untuk mengevaluasi kelayakan suatu produk dan tingkat pendapatannya, maka dilakukan analisis perhitungan secara teknik. Selanjutnya perlu juga dilakukan analisis terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Suatu produk dianggap layak dipasarkan bila dapat beroperasi dalam kondisi yang memberikan keuntungan. Analisis ekonomi digunakan untuk menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan produk selai mawar baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap dengan perhitungan sebagai berikut: 1. Biaya Produksi 1.1 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) a. Biaya Bahan Baku, Pembantu, dan Kemasan Dalam satu kali produksi diasumsikan produksi dari industri selai mawar ini akan menghasilkan sebanyak 300 cup kemasan dengan menyesuaikan kapasitas karyawan dan hari kerja selama 25 hari. Jadi, kapasitas produksi dalam satu bulan untuk produksi selai mawar sebanyak 7.500 bungkus. Perhitungan : Periode perhitungan 1 bulan = 25 hari kerja Produksi Selai Mawar 300 cup kemasan/hari Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku dan Pembantu Nama Produk Selai Mawar Data Resep 30 kg Kelopak mawar

Upload: ekuino-simanungkalit

Post on 05-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ANALISA

TRANSCRIPT

Page 1: BAB v Analisis Ekonomi

BAB IV

ANALISIS EKONOMI

Untuk mengevaluasi kelayakan suatu produk dan tingkat pendapatannya, maka

dilakukan analisis perhitungan secara teknik. Selanjutnya perlu juga dilakukan analisis

terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Suatu produk dianggap layak dipasarkan bila

dapat beroperasi dalam kondisi yang memberikan keuntungan.

Analisis ekonomi digunakan untuk menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan dalam

pembuatan produk selai mawar baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap dengan perhitungan

sebagai berikut:

1. Biaya Produksi

1.1 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

a. Biaya Bahan Baku, Pembantu, dan Kemasan

Dalam satu kali produksi diasumsikan produksi dari industri selai mawar ini

akan menghasilkan sebanyak 300 cup kemasan dengan menyesuaikan kapasitas

karyawan dan hari kerja selama 25 hari. Jadi, kapasitas produksi dalam satu bulan

untuk produksi selai mawar sebanyak 7.500 bungkus.

Perhitungan :

Periode perhitungan 1 bulan = 25 hari kerja

Produksi Selai Mawar 300 cup kemasan/hari

Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku dan Pembantu

Nama Produk Selai Mawar

Data Resep 30 kg Kelopak mawar

45 kg Gula pasir

300 gr Garam

600 gr Vanili

1,5 kg Tepung maizena

Produksi per hari 96,66 kg atau 300 cup kemasan

Produksi per bulan 96,66 kg x 25 hari = 2.416,5 kg atau 7.500 cup kemasan

Page 2: BAB v Analisis Ekonomi

No. Bahan Jumlah Rp @ satuan Rp/hari

1 Kelopak mawar 30 kg 50.000/kg 1.500.000

2 Gula pasir 45 kg 11.000/kg 495.000

3 Garam 300 gr 4.000/kg 1.200

4 Vanili 600 gr 25.000/kg 15.000

5 Tepung maizena 1,5 kg 7.000/kg 10.500

Jumlah 2.021.700

Biaya Bahan Baku per hari Rp 2.021.700,00

Tabel 4.2 Biaya Kemasan

Kemasan Ukuran Jumla

h

Rp @ satuan Rp/hari

Cup kemasan +

tutup

Diameter = 10cm

Tinggi = 5cm

300 1.000/botol 300.000

Stiker Diameter = 8cm 300 450/stiker 135.000

Jumlah Biaya Kemasan 435.000

Tabel 4.3 Total Biaya Bahan Baku Pembantu dan Kemasan

Item Rp/hari

Biaya Bahan Baku dan Pembantu 2.021.700

Biaya Kemasan 435.000

Jumlah Biaya per hari 2.456.700

Jumlah Biaya per bulan (25 hari) Rp 61.417.500,-

b. Biaya Bahan Bakar (Energi, Pembersih)

Tabel 4.4 Biaya Bahan Bakar dan Pembersih

Nama Jumlah Rp/bulan

Listrik dan air - 65.790

Gas (LPG) 15 kg @ Rp 100.000 3 300.000

Sabun (tangan, cuci) @ Rp 8.000/350 gr 5 40.000

Jumlah 405.790

Page 3: BAB v Analisis Ekonomi

Perhitungan:

a. Peralatan dengan listrik

2 Blender: Daya terpakai 190 watt, 4 jam kerja perhari, dengan tarif listrik Rp

787/Kwh.

Maka, Besar Listrik per bulan = 2 x 190 x 25 x 787 x 4 / 1.000 = Rp 29.915

Cup Sealer : Daya terpakai 300 watt, 4 jam kerja perhari, dengan tarif listrik

Rp 787/Kwh.

Maka, Besar Listrik per bulan = 300 x 25 x 787 x 4 / 1.000 = Rp 23.675

Total tarif listrik per bulan = 29.915 + 23.675 = Rp 53.590

b. Tarif Air

PDAM: penggunaan 4 m3/bulan, tarif PDAM Rp 3.050/m3

Maka, besar tarif air = 4 x 3.050 = Rp 12.200

Total biaya listrik dan air = Rp 53.590 + Rp 12.200 = Rp 65.240

c. Biaya Perawatan dan perbaikan

Deprisiasi = (1,2 % (P-S)/100 jam) x jam pemakaian/bulan

Tabel 4.5 Biaya Perawatan dan Perbaikan

Uraian Jml. Rp @ satuan Harga (P)

(Rp)

Nilai

sisa (S)

Jam/bulan Deprisiasi

(Rp/bln)

Timbangan 3 32.000 96.000 1.920 100 1.128,96

Baskom 10 10.000 100.000 0 75 900

Blender 3 88.000 264.000 5.280 100 3.104,64

Wajan besar 3 70.000 210.000 0 150 3.780

Kompor gas 3 188.000 564.000 11.280 150 9.948,96

Pengaduk 6 3.000 18.000 0 150 324

Solet 5 3.000 15.000 0 50 90

Sendok 5 2.500 12.500 0 100 150

Cup sealer 1 1.500.000 1.500.000 30.000 100 17.640

2.779.500 37.066,56

Tabel 4.6 Total Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

Page 4: BAB v Analisis Ekonomi

Komponen Biaya Pokok Produksi Rp/bulan

Biaya Bahan Baku, Pembantu, dan Kemasan 61.417.500

Biaya Energi dan Pembersih 405.790

Biaya Perawatan dan Perbaikan (BPP) 37.066,56

Jumlah 61.860.356,56

1.2 Biaya Tetap (Fixed Cost)

a. Biaya Usaha

Tabel 4.7 Biaya Usaha

Uraian Rp/bulan

Sewa Gedung 1.000.000

Gaji Karyawan:

- Produksi 5 orang @ Rp 500.000,00 2.500.000

- Pemasaran 3 orang @ Rp 700.000,00 2.100.000

Biaya Promosi (Rp. 1.200.000,-/th) 100.000

Biaya Administrasi (Rp. 100.000,-/bln) 100.000

Biaya Pemasaran 500.000

Jumlah 6.300.000

b. Biaya Penyusutan/Depresiasi (P-S)/N

Tabel 4.8 Biaya Penyusutan/Depresiasi

Page 5: BAB v Analisis Ekonomi

Uraian Jml. Rp @

satuan

Harga (P)

(Rp)

Nilai

sisa (S)

N Deprisiasi

(Rp/th)

Deprisiasi

(Rp/bln)

Timbangan 3 32.000 96.000 1.920 4 23.520 1.960

Baskom 10 10.000 100.000 0 1 100.000 8.333,33

Blender 3 88.000 264.000 5.280 3 86.240 7.186,67

Wajan besar 3 70.000 210.000 0 2 105.000 8.750

Kompor gas 3 188.000 564.000 11.280 3 184.240 15.535,33

Pengaduk 6 3.000 18.000 0 1 18.000 1.500

Solet 5 3.000 15.000 0 1 15.000 1.250

Sendok 5 2.500 12.500 0 3 4.166,67 347,22

Cup sealer 1 1.500.00

0

1.500.000 30.000 5 294.000 24.500

2.779.500 830.166,67 69.180,55

c. Biaya Amortisasi

Tabel 4.9 Biaya Amortisasi

Harta tak berwujud Rp/bln

Perijinan (Rp 500.000,- selama 2 th) 20.833

Pajak PBB (Rp 240.000,- untuk 1 th) 20.000

Jumlah 40.833

d. Pajak Usaha dan Asuransi

Rumus: Pajak Asuransi dan Usaha = 5% x pembelian alat

Pajak Asuransi dan Usaha = 5% x Rp 2.799.500,00

= Rp 138.975/bln

e. Dana Sosial

Per bulan Rp 50.000,00

Page 6: BAB v Analisis Ekonomi

Tabel 4.10 total Biaya Tetap (Fixed Cost)

Komponen Biaya Tetap Rp/bulan

Biaya Usaha 6.300.000

Biaya Penyusuta/Depresiasi 69.180,55

Biaya Amortisasi 40.833

Pajak Usaha dan Asuransi 138.975

Dana Sosial 50.000

Jumlah 6.598.988,55

Total Biaya Produksi (Total Cost)/Bulan

Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap

= Rp 6.598.988,55 + Rp 61.860.356,56

= Rp 68.459.345,11

1.3 Kriteria Kelayakan Usaha

a. Penentuan Harga Pokok Produksi (HPP)

Dalam 1 kali produksi (per hari) menghasilkan: 300 cup kemasan (1 cup = 322 gr).

Kapasitas produksi dalam 1 bulan:

= 300 cup kemasan x 25 hari

= 7.500 cup kemasan

Harga Pokok Produksi (HPP)

HPP = (Total Biaya Produksi/ bulan)/(Jumlah Produksi/ bulan)

= (Rp 68.459.345,11)/(7.500 pack)

= Rp 9.127,91/cup

Harga pokok produksi Selai Mawar yaitu Rp 9.127,91/cup dengan penetapan harga

jual Rp 10.000,00/cup.

Tabel 4.11 Perhitungan Penjualan

Keterangan Penjualan/bulan Jumlah/bln

@ cup kemasan (322 gr) 7.500 cup x Rp 10.000,00 Rp 75.000.000,00

b. Perhitungan Rugi/Laba

i. Laba kotor = Penjualan - Total Biaya Produksi

Page 7: BAB v Analisis Ekonomi

= Rp 75.000.000,00 - Rp 68.459.345,11

= Rp 6.540.654,89

ii. Laba bersih = Laba Kotor - Pajak Kepemilikan Usaha

= Laba Kotor - (5% x laba kotor)

= Rp 6.540.654,89 - (5% x Rp 6.540.654,89)

= Rp 6.540.654,89 - Rp 327.032,74

= Rp 6.213.622,15

c. Break Even Point (BEP)/Titik Impas

Analisis Titik Impas (BEP) Unit

BEP Produksi = (Total Biaya Tetap)/(Harga - VC/unit)

= (Rp 6.598.988,55)/(Rp 10.000,00 – Rp8.248)

= (Rp 6.598.988,55)/(Rp 1.752)

= 3.766,6 » 3.767 cup kemasan/bulan

BEP Harga = (Total Biaya Produksi)/( Kapasitas Produksi)

= (Rp 68.459.345,11)/(7.500 kemasan)

= Rp 9.127,91

Artinya, titik impas akan tercapai pada tingkat produksi sebanyak 3.767 kemasan dan

dengan harga Rp 9.127,91.

d. Return of Investment (ROI) sebelum pajak

= (Laba Kotor)/(Total Biaya Produksi) x 100%

= (Rp 6.540.654,89)/(Rp 68.459.345,11) x 100%

= 9,6 %

e. Return of Investment (ROI) setelah pajak

= (Laba Bersih)/(Total Biaya Produksi) x 100%

= (Rp 6.213.622,15)/(Rp 68.459.345,11) x 100%

= 9,1 %

f. Payback Period (PP)

= (Total Biaya Produksi)/(Laba Kotor)

Page 8: BAB v Analisis Ekonomi

= (Rp 68.459.345,11)/(Rp 6.540.654,89)

= 10,5 bulan

g. Benefit Cost Ratio (Net B/C)

B/C = (Penjualan)/(Total Biaya Produksi)

= (Rp 75.000.000,00)/(Rp 68.459.345,11)

= 1,1

1.4 Analisis Ekonomi

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa analisis ekonomi usaha

selai mawar adalah:

a. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan,

yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.

i. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan

tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha,

amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan asuransi serta dana sosial.

Biaya tetap produksi Selai Mawar setiap bulan sebesar Rp 6.598.988,55.

ii. Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika

melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku,

bahan pembantu, dan kemasan, biaya energi dan pembersih, serta biaya

perawatan dan perbaikan. Biaya tidak tetap produksi Selai Mawar setiap bulan

sebesar Rp 61.860.356,56.

b. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat dihasilkan

oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kapasitas produksi selai mawar setiap

bulan adalah 7.500 cup kemasan.

c. Harga Pokok Produksi

Page 9: BAB v Analisis Ekonomi

Harga pokok produksi merupakan harga minimal yang harus diberikan pada

produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal dari biaya produksi (biaya

tetap dan biaya variabel) dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (kapasitas

produksi). Harga pokok selai mawar adalah Rp 9.127,91/cup.

d. Harga Jual

Harga jual adalah harga yang diberikan pada produk setelah ditambah

keuntungan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan mengacu/berdasarkan kepada

harga pokok, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka harga jual harus lebih

tinggi dari harga pokok produksi. Harga jual selai mawar Rp 10.000,00/cup.

e. Laba (Keuntungan)

Laba (keuntungan) merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran atau

selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba perusahaan meliputi laba kotor

dan laba bersih.

1) Laba Kotor

Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari selisih hasil penjualan dengan

biaya produksi sebelum dikurangi pajak usaha. Laba kotor produksi selai mawar ini

sebesar Rp 6.540.654,89.

2) Laba Bersih

Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari selisih laba kotor dengan

pajak kepemilikan usaha. Laba bersih produksi selai mawar setiap bulannya adalah

Rp 6.213.622,15.

f. BEP (Break Even Point)

Break Even Point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik tersebut

pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas dimana

perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Produksi

selai mawar mencapai titik impas pada tingkat produksi 3.767 kemasan dari kapasitas

produksi 7.500 cup setiap bulannya. Jadi selisih antara kapasitas produksi dan titik

impas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu

usaha/produksi selai mawar ini akan tetap dapat berjalan.

g. ROI (Return of Investment)

Page 10: BAB v Analisis Ekonomi

Return of Investment merupakan kemampuan modal untuk mendapatkan

keuntungan atau persentase keuntungan yang diperoleh dari besarnya modal yang

dikeluarkan. Return of Investment produksi selai mawar sebelum pajak adalah 9,6 %,

artinya dengan modal sebesar Rp 68.459.345,11/bulan dan pajak usaha Rp

138.975/bln akan diperoleh keuntungan sebesar 9,6 % dan Return of Investment

produksi selai mawar setelah pajak adalah 9,1 %, artinya dengan modal Rp

68.459.345,11/bulan dan pajak usaha Rp 138.975/bln, akan diperoleh keuntungan

sebesar 9,1 % setiap bulannya.

h. PP (Payback Period)

Payback Period merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk

mendapatkan pengembalian modal dan mendapatkan keuntungan bersih. Produksi

selai mawar akan kembali modal dan mendapatkan keuntungan bersih setelah proses

produksi berlangsung selama 10,5 bulan.

i. Net B/C (Benefit Cost Ratio)

Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara pendapatan yang diperoleh

dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Jika nilai B/C lebih kecil dari 1, maka

proses produksi tidak layak untuk dilakukan karena perusahaan mengalami kerugian.

Sebaliknya jika B/C lebih dari 1, maka proses produksi (usaha) tetap dapat dijalankan

karena perusahaan mendapatkan keuntungan. Jika B/C sama dengan 1 maka

perusahaan mengalami titik impas (tidak untung dan tidak rugi), artinya perlu

mempertimbangkan beberapa faktor untuk tetap menjalankan usaha. Pada produksi

selai mawar ini nilai B/C adalah 1,1 sehingga usaha ini layak untuk dilakukan.