tugas ekonomi makro klpk v

25
konomi: perbedaan teori kardinal dan teori ordinal Posted on April 9, 2013 by evy16 0 Perbedaan antara Teori kardinal dan Teori Ordinal pada Ekonomi Mikro 1.Teori Kardinal (cardinal theory) Menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung Secara nominal seperti: berat untuk kg/gram, panjang untuk km dan cm, dst. Dan satuan ukuran kegunaan adalah “UTIL” nilai kegunaan = utilitas, tambahan kegunaan 1 unit = utilitas marginal (mu) . total yang harus dibayarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barangyang dikalikan dengan harga perunit. Dan untuk tambahan konsumsi , tambahan biaya harus dikeluarkan sama dengan harga/unit. 2.Teori Ordinal (Ordinal theory) Ada beberapa kurva dan asumsi ynag menjelaskan tentang teori ordinal , diantaranya: a)Kurva Indeferensi ( indifference curve) Menurut teory ordinal kegunaan tidak dapat dihitung , hanya dapat dibandingkan . kurva indeferensi adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi 2 macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.

Upload: leonia-guterres

Post on 27-Dec-2015

169 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

konomi: perbedaan teori kardinal dan teori ordinalPosted on April 9, 2013 by evy16

0

Perbedaan antara Teori kardinal dan Teori   Ordinal pada Ekonomi Mikro

 

1.Teori Kardinal (cardinal theory)

            Menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung Secara nominal seperti: berat untuk kg/gram, panjang untuk km dan cm, dst. Dan satuan ukuran kegunaan adalah “UTIL” nilai kegunaan = utilitas, tambahan kegunaan 1 unit = utilitas marginal (mu) . total yang harus dibayarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barangyang dikalikan dengan harga perunit. Dan untuk tambahan konsumsi , tambahan biaya harus dikeluarkan sama dengan harga/unit.

 

2.Teori Ordinal (Ordinal theory)

            Ada beberapa kurva dan asumsi  ynag menjelaskan tentang teori ordinal , diantaranya:

a)Kurva Indeferensi ( indifference curve)

Menurut teory ordinal kegunaan tidak dapat dihitung , hanya dapat dibandingkan . kurva indeferensi adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi 2 macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.

 

Asumsi-asumsi kurva indeferensi

1)semakin jauh kurva indeferensi dari titik origin maka semakin tinggi tingkat kepuasannya

2)kurva indeferensi menurun dari titik keatas dan kanan kebawah

3)kurva indeferensi tidak saling berpotong.

b) Kurva Garis Anggaran

Page 2: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

adalah kurva yang menunjukan kombinasi – konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya yang sama besar

 

c) Perubahan harga barang dan pendapatan

perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besarnya luas bidang segitiga  yang dibatasi kurva anggaran : bila luas bidang segitiga semakin luas , maka daya beli meningkat begitu juga sebaliknya

 

d) Keseimbangan konsumen

adalah konsumsi dimana konsumen telah mengalokasikan pendapatan konsumsinya , uang yang ada dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi

About these ads

Share this:

Twitter Facebook

Like this:

Posted in Uncategorized | Tagged universitas gunadarma

TEORI KONSUMEN

Menurut Vincent Gasperz, ada beberapa faktor yang mempengaruhi

persepsi dan ekspektasi konsumen, yaitu :

        Kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk berbanding lurus dengan persepsi dan ekspektasinya.

        Pengalaman masa lalu terhadap produk yang sama atau produk lain yang berfungsi sama.

Page 3: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

        Pengalaman dari teman yang pernah mengkonsumsi suatu produk sebelum anda.        Komunikasi iklan dan pemasaran yang dibuat oleh produsen untuk merubah

persepsi dan ekspektasi anda.Konsumen biasanya menginginkan produk yang memiliki karakteristik lebih

murah, lebih cepat, dan lebih baik. Lebih murah dalam artian bahwa konsumen

akan lebih tertarik karena faktor harga yang merupakan pertimbangan paling

penting dalam melakukan pembelian. Lebih cepat berarti bahwa konsumen

menginginkan produk yang mudah didapat serta ada di mana saja. Lebih baik yang

berarti konsumen mempertimbangkan juga aspek kualitas yang dimiliki oleh suatu

produk.

Pengeluaran konsumen untuk proses konsumsi suatu produk dipengaruhi oleh

faktor-faktor sebagai berikut :

        Selera atau keinginan konsumen terhadap suatu produk.

        Tingkat pendapatan yang diterima oleh konsumen.

        Kebiasaan dan gaya hidup konsumen itu sendiri.

        Lingkungan tempat tinggal dimana konsumen itu berada.

        Proses distribusi suatu produk kepada konsumen.

Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan

yaitu :

1.    Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal

Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori

nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang

konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan

konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam

barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit

tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang

Page 4: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan

pendekatan kuantitatif.

Para ahli ekonomi mempercayai bahwa utility merupakan ukuran

kebahagian. Utility dianggap bahwa ukuraan kemampauan barang / jasa untuk

memuaskan kabutuhan. Besar kecilnya utility yang dicapai konsumen tergantung

dari jenis barang atau jasa dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi. Sehingga

dapat ditunjukan oleh fungsi sebagai berikut :

U = f ( X1, X2, X3………, Xn )

U : besar kecilnya kepuasan

X : jenis dan jumlah barang yang dikonsumsi.

Besar kecilnya kepuasan yang diperoleh konsumen tergantung pada jenis

dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.

2.    Pendekatan nilai guna ordinal

Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva

indeference : manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-

barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur.

Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada

pada pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak

memiliki kelebihan.

3.    Persamaan kardinal dan ordinal

Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan

konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan

pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya

(maximum utility).

http://oldydian.blogspot.com/2011/05/teori-ekonomi-produsen-dan-konsumen.htmlDiposkan oleh AGUNG PRAYOGO di 11.43

Page 5: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

TEORI PERILAKU KONSUMEN

Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar.mereka mampu memprediksi julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.

· PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN

Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang:

1. Pendekatan Kardinal2. Pendekatan OrdinalDengan alsan, Konsumen bersikap rasional dengan anggaran yang tersedia dan konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang dikonsumsinya.

1. Pendekatan Kardinal

Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata uang. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambash kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility) Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.

a) Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.

b) Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan.

c) Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil.( Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun ).Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.

Page 6: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

d) Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayardengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.

Skedul Utiliti Total

Keseimbangan Konsumen

Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang.Syarat Keseimbangan:

1.MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn

2.Px Qx + Py QY + ……+ Pn Qn = M

MU = marginal utility

Page 7: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

P = harga

M = pendapatan konsumen

Q 1 2 3 4 5 6 7 8

MUx 16 14 12 10 8 6 4 2

MUy 11 10 9 8 7 6 5 4

Diketahui : Px = 2 Py = 1 M = 12

Syarat Equilibrium:

1. MUx / Px = MUy / Py

12 / 2 = 6 / 12. Px Qx + Py QY = MPx Qx + Py QY = M

(2) (3) + (1) (6) = 12

Total Utility = MUx QX + MUy QY

= (12) (3) + (6) (6)

= 72

2.) Pendekatan Ordinal

Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens(kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

A. Kurva Indiferensi ( Indiference Curve )

Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indiferensi curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen.

Page 8: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

Ciri-ciri kurva indiferens: Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia

menambah jumlah barang lain yang di konsumsi). Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia

korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).

Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.

B. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )Garis Anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P ( Px untuk X dan Py untuk Y ) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk X dan Qy untuk Y ), maka:BL = Px.Qx + Py.Qy.

C. Perubahan Harga Barang dan PendapatanPerubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya.

D. Keseimbangan KonsumenKondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan.

E. Reaksi Terhadap Perubahan Harga BarangKeseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah.Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya,begitu juga sebaliknya.Salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga barang.

F. Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan NominalSalah satu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.

G. Efek Subtitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbanga konsumen.

Perbedaan MRSxy dan MUx:

Page 9: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

MRSxy mengukur jumlah Y yang bersedia seorang konsumen dikorbankan untuk memperoleh satu unit tambahan X (dan tetap berada pada kurva kepuasan sama yang semula). Yaitu:

MRSxy = - (ΔQy / ΔQx).

MUx mengukur perubahan utility total yang diterima oleh seorang konsumen bila dia berubah jumlah X yang dikonsumsinya sebesar satu unit. Yaitu MUx = ΔTUx / ΔQx.

Dalam mengukur MRSxy, masing-masing X dan Y berubah. Dalam mengukur MUx, jumlah Y (di antara hal lainnya) dipertahankan konstan. Jadi MRSxy mengukur sesuatu yang lain dari MUx.

KONSEP ELASTISITAS

Asumsi dalam elastisitas adalah perubahan harga akan mempengaruhi perubahan permintaan. Harga di sini tidak terbatas dengan harga barang tersebut akan tetapi juga harga barang lainnya. Pada keadaan normal, apabila harga sebuah mobil merk X turun, maka permintaan akan kendaraan tersebut akan meningkat. Pada kejadian yang sama bila harga pesaing mobil merk X naik, maka hal ini dapat menyebabkan permintaan mobil merk X akan naik. Mobil pesaing ini disebut barang subtitusi. Di samping itu bila harga barang pelengkap/komplementer (misalkan bahan bakar) turun maka permintaan mobil merk X juga akan naik.

Terdapat tiga macam konsep elastisitas permintaan, yaitu :a. Elastisitas Harga,b. Elastisitas Silang,c. Elastisitas Pendapatan.

a) Elastisitas Harga yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yangdisebabkan oleh perubahan harga barang itu sebesar satu persen.Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibandingkan dalam jangka pendek. Ada dua penyebabnya : pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka; kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain.

b) Elastisitas silang adalah efek atas perubahan permintaan atau penawaran dari satu barang sebagai akibat dari perubahan dalam sesuatu yang berkaitan dengan produk lain berapa banyak perubahan harga satu produk yang akan mengubah volume penjualan lain. Elastisitas harga silang dari produk A dengan produk B adalah:

(Q A / T A) / (ΔP B / P B)

Dimana :

Page 10: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

T A adalah kuantitas penjualan AQ A adalah perubahan jumlah A dijualP B adalah harga BΔP B adalah perubahan harga B.

Sebuah elastisitas silang tersebut dapat positif atau negatif.. Jika dua barang komplementer maka kenaikan harga satu akan mengurangi permintaan untuk keduanya.. Jika mereka pengganti (misalnya, alam dan karet sintetis) kenaikan harga satu akan meningkatkan permintaan untuk yang lain.

c) Elastisitas Pendapatan yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan pendapatan riel konsumen sebesar satu persen.

Penghasilan elastisitas mengukur seberapa sensitif penjualan suatu yang baik untuk perubahan pendapatan konsumen: Hal ini:

(Δ Q / T) / (Δ Y / Y)

Dimana:Q = adalah kuantitas yang dimintaY = adalah pendapatan, danΔ = memiliki arti yang biasa untuk menunjukkan perubahan.

elastisitas Penghasilan mengarah pada efek pendapatan , dan klasifikasi barang sebagai inferior atau normal. Pendapatan elastisitas lebih besar dari satu juga telah digunakan untuk mengklasifikasikan barang sebagai kemewahan daripada kebutuhan. Alasan di balik kedua adalah bahwa jika orang tidak dapat mengurangi konsumsi mereka yang baik sesuai dengan pendapatan mereka, maka harus (kepada mereka) keharusan.. Perlu diketahui bahwa (seperti teori ekonomi lebih mirip) hanya penilaian dari jumlah konsumen.. Itulah sebabnya, dengan kriteria ini, tembakau (atau heroin dalam hal ini) adalah suatu keharusan: kebenaran ini adalah di luar cakupan pembahasan kita di sini.

Sumber :

http://www.endz4shared.co.cc/2010/03/part3-teori-perilaku-konsumen.html http://www.scribd.com/TEORI-PERILAKU-KONSUMEN http://www.e-dukasi.net aisyah18.files.wordpress.com/2010/05/teori-perilaku-konsumen-22.doc

Diposkan oleh Dicky_Syuhada di 08.23

Label: softskill : Teori Org. Umum 2

Page 11: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

eori kardinal dan ordinal

Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu:• Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal• Pendekatan nilai guna ordinal

Pendekatan nilai guna (Utility) KardinalPendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.

- Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Misalnya: mata uang.- Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.

Kepuasan marginal (marginal utility)Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi

Hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility)Besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.

Berikut fungsinya:U = f ( X1, X2, X3………, Xn )U : besar kecilnya kepuasan.X : jenis dan jumlah barang yang dikonsumsi.

Page 12: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

Pendekatan nilai guna ordinalPendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur.Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan – keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.

Kelemahan pendekatan ordinalKepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.

persamaan kardinal dan ordinalPersamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility) .

Perbedaan kardinal dan ordinal• nilai guna (Utility) Kardinal menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan / angka.• Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .

Amirul Khoirudin Ekonom Rabbani BISA...!!!

Selasa, 25 Januari 2011

Makalah Keseimbangan Konsumen

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahAnalisis ekonomi mikro perilaku individual selalu dimulai dengan seberapa besar kepuasan konsumen atas barang dan jasa. Yang dimaksud dengan “seberapa besar kepuasan konsumen” adalah “utiliti”. Kata “utiliti” berarti kekuatan untuk mencapai kepuasan.Utiliti adalah suatu properti yang umum untuk komoditi yang diinginkan. Secara historis, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis

Page 13: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

tersebut telah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya. Tetapi, telah lama orang melihat suatu kelemahan penting dari teori tersebut, yaitu menyatakan kepuasan dalam angka-angka adalah kurang tepat karena kepuasan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diukur. Maka dikembangkan suatu pendekatan baru untuk mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang memiliki pendapatan terbatas. Analisis inni dikenal sebagai analisis kurva kepuasan sama, yang meliputi penggambaran dua macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran.

B. Permasalahan1. Apa yang dimaksud teori nilai guna?2. Apa maksud garis anggaran belanja?3. Apakah yang dimaksud keseimbangan konsumen?

BAB IIPEMBAHASAN

1. Teori Nilai Guna (Utility)Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan.1. Pendekatan nilai guna(utiliti) kordinal.2. pendekatan nilai guna ordinal.Nilai guna kordinal menyatakan bahwa kenikmatan yang diperaih konsumen dapat dinyatakan secara kuantatif. Sedangkan nilai guna ordinal menyatakan bahwa kenikmatan yang diperoleh konsumen dalam mengkansusikan barang tidak dikuantifikasi.Nilai guna (utility) adalah kepuasan yang diperoleh konsumen / seseorang dari mengkomsumsi suatu barang. Nilai guna (utility) terbagi menjadi 2 yaitu:a. Nilai Guna Total (total utility)adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkomsumsi sejumlah barang.

Kurva nilai guna total bermula dari titik 0, yang menunjukkan tidak ada konsumsi barang x, selanjutnya akan naik seiring dengan bertambahnya jumlah konsumsi, dan pada akhirnya akan turun apabila konsumsi melebihi 8.

Page 14: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

b. Nilai Guna Marginal (marginal utility)adalah tambahan penggunaan dari penambahan 1 unit barang yang di konsumsi.

A. Hipotetis Utama Teori Nilai GunaBunyi hipotetisnya ialah:“Tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah komsumsinya keatas barang tersebut dan pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif”.Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus menerus dalam mengkonsumsi suatu barang tidak secara terus menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang mengkonsumsikannya. Pada permulaannya setiap tambahan konsumsi akan mempertinggi tingkat kepuasan orang tersebut. Misalnya, apabila seseorang yang berbuka puasa memperoleh segelas air, maka ia memperoleh sejumlah kepuasan dan jumlah kepuasan itu akan menjadi bertambah tinggi apabila ia dapat meminum segelas air lagi. Pertambahan kepuasan ini tidak berlangsung terus menerus, pada gelas kelima orang itu merasa bahwa yang diminumnya sudah terlalu banyak. Kalau ditawarkan pada gelas keenam maka orang itu akan menolak, karena dia merasa lebih puas meminum lima gelas air daripada enam gelas. Dengan demikian pada gelas keenam tambahan nilai guna adalah negatif dan nilai guna total dari meminum enam gelas adalah lebih rendah dari nilai guna yang diperoleh dari meminum lima gelas.

B. Cara Memaksimumkan Nilai GunaKerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama.

C. Syarat Pemaksimuman Nilai GunaDalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.

D. Teori Nilai Guna dan Teori PermintaanDengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan: Efek penggantian dan Efek pendapatan.

E. Efek Penggantian

Page 15: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah. Misal, harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU barang A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi maka perbandingan diantara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan harganya (atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A naik, keadaan yang berikut berlaku:

Dalam keadan seperti diatas, nilai guna akan menjadi bertambah banyak (maka kepuasan konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya konsumen itu membeli lebih banyak barang B dan mengurangi pembelian barang A. kedaan diatas menunjukkan bahwa kalau harga naik, permintaan terhadap barang yang mengalami kenaikan harga tersebut akan menjadi semakin sedikit. Dengan cara yang sama sekarang tidak susah untuk menunjukkan bahwa penurunan harga menyebabkan permintaan ke atas barang yang mengalami penurunan harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga menyebabkan barang itu mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah yang lebih tinggi daripada nilai guna marjinal per rupiah dari barang-barang lainnya yang tak berubah harganya. Maka, karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan ke atas barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.F. Efek PendapatanKalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, dan ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

G. Surplus KonsumenTeori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.Contoh: Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.2. Garis Anggaran BelanjaA. Kurva Kepuasan Sama (Indefference)

Page 16: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

Kurva indefferent merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang dari seorang konsumen yang memberikan tingkat kepuasan yang sama. Karakter kurva kepuasan sama:1) Cembung terhadap titik original (convex to origin)2) Bergerak dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping)3) Tidak saling berpotongan4) Semakin tinggi kurva kepuasan sama, tingkat kepuasannya semakin besar5) Daerah yang relevan untuk berkonsumsi adalah yang berkecondongan negatif

B. Bentuk Kurva Kepuasan Sama

C. Beberapa ciri kurva indifferent (dengan gambar) :

Kurva indeferent mempunyai kemiringan negatif (dari kiri atas ke kanan bawah).

Kurva indeferent yang lebih tinggi kedudukannya menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.

Kurva indeferent tidak pernah berpotongan dengan kurva indefferent lainnya.

Kurva indefferent cembung ke titik asal.( titik 0 )

D. Garis Anggaran BelanjaKurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumen untuk memperoleh barang-barang dan kepuasan yang akan dinikmatinya dari mengkonsumsi barang-barang tersebut. Dalam gambaran itu belum ditunjukkan sampai dimana kemampuan konsumen untuk membeli berbagai gabungan barang-barang tersebut. Di dalam kenyataannya, konsumen tidak dapat memperoleh semua barang yang diinginkannya sebab ia dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakan. Dengan demikian persoalan yang dihadapi oleh setiap konsumen adalah “bagaimanakah ia harus membelanjakan pendapatan yang ada padanya sehingga pengeluaran tersebut menciptakan kepuasan yang paling maksimum kepadanya?”. Dengan menggunakan kurva kepuasan sama masalah ini tidak dapat dipecahkan. Analisis yang dibuat perlu juga menggambarkan garis anggaran pengeluaran yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.

Gambar garis anggaran belanja

Page 17: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

3. Keseimbangan KonsumenKeseimbangan konsumen merupakan suatu pencapaian kepuasan konsumen yang maksimum yang menyebabkan konsumen tidak lagi berusaha untuk menentukan gabungan barang lain yang akan digunakannya.

Gambar kurva keseimbangan konsumen :

A. Pengaruh Perubahan Pendapatan Konsumen Terhadap Keseimbangan Konsumen Income Consumption Curve (ICC), kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan.

Kurva Engel, menunjukkan hubungan antara pendapatan konsumen dengan jumlah barang yang dikonsumsi.

B. Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Keseimbangan Konsumen Price Consumption Curve (PCC), kombinasi barang atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat harga.

Kurva permintaan konsumen individual diturunkan dari titik-titik pada kurva PPC, menggambarkan jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.

BAB IIIKESIMPULAN

Pendekatan kedua untuk menerangkan tingkah laku konsumen dalam mengkonsumsikan barang dinamakan analisis kurva kepuasan sama. Dalam analisis digunakan dua jenis kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran belanja. Dengan menggunakan kedua kurva ini akan ditunjukkan bahwa konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila garis anggaran pengeluaran disinggung oleh kurva kepuasan sama yang paling tinggi.Kurva kepuasan sama menggambarkan kombinasi dua barang yang memberikan suatu tingkat kepuasan

Page 18: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

tertentu. Sedangkan garis anggaran belanja menggambarkan kombinasi dua barang yang dapat dibeli oleh sejumlah uang tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno Sadono, Teori Pengantar Mikro Ekonomi Edisi ke-3. Rajawali Press. Jakarta 2002dbrainstorms97.blogspot.commatakuliah.files.wordpress.comfaizulmubarak.wordpress.com

Diposkan oleh Amirul di 20.42

1 komentar:

1.

dhilla Dqueen 1 Mei 2012 19.07

Page 19: Tugas Ekonomi Makro Klpk V

bermanfaat ka'....izin minta wat refrnsi tugas ya ka'...... :)Thanks b'4 ka'....

Balas

Muat yang lain...

Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Amirul

seorang mahasiswa akuntansi yang mencoba membangun mimpi menjadi kenyataan,, mimpi menjadi seorang akuntan yang jujur dan professional serta enterpreneur yang sukses...

Lihat profil lengkapku