bab v analisis struktur
DESCRIPTION
structureTRANSCRIPT
-
BAB V
PERHITUNGAN STRUKTUR
5.1 Perencanaan Struktur Atas Jembatan
Perhitungan struktur jembatan diawali dengan perencanaan struktur atas
jembatan tersebut yang terdiri dari tiang sandaran pejalan kaki, trotoar, slab lantai
jembatan, plat injak jembatan dan balok gelagar beton bertulang.
Gambar 5.1 Penampang melintang jembatan
Data yang diketahui untuk perhitungan adalah sebagai berikut :
Panjang bentang jembatan (L) : 145 m
Tebal slab lantai jembatan (ts) : 0,2 m
Tebal lapisan aspal + overlay (ta) : 0,1 m
Tebal genangan air hujan (th) : 0,05 m
Lebar jalur lalu lintas : 7 m
Lebar trotoar (lt) : 1,5 m
Tebal trotoar (tt) : 0,3 m
Lebar median : 3 m
Lebar total jembatan (b) : 20 m
Jarak antara stinger : 1,6 m
Panjang cross girder : 7,5 m
trotoar
tiang sandaran
aspal slab
cross girder
main girder
stinger
1.50 7.00 7.00 1.50
9.00
7.50
2.00
3.00
0.50
1.00
4.00
1.00
-
5.1.1 Perencanaan Tiang Sandaran Pejalan Kaki (Tiang Railing Jembatan)
Sandaran merupakan suatu konstruksi pengaman bagi pemakai jembatan.
Tiang sandaran direncanakan untuk beban daya layan rencana w x L, dimana w =
0,75 kN/m dan L = bentang palang diantara tiang dalam satuan m, hanya dari
bagian atas sandaran (PPTJ Bag.2 Beban Jembatan).
Gambar 5.2 Tiang railing
5.1.1.1 Pembebanan Tiang Railing
a. Berat sendiri tiang railing
Faktor beban ultimite (KMS) = 1,3
Jarak antara tiang railing (L) = 2 m
Berat beton bertulang (Wc) = 25 kN/m3
Tabel 5.1 Berat Sendiri Pada Tiang Railing
No b
(m) h
(m) shape
L (m)
Berat (kN)
Lengan (m)
Momen (m)
1 0,11 0,4 1,00 2,00 2,20 0,055 0,121
2 0,1 0,4 0,50 2,00 1,00 0,143 0,143 3 0,2 0,25 0,50 0,15 0,094 0,100 0,009
4 0,15 0,25 0,50 0,15 0,07 0,185 0,013
5 0,15 0,55 1,00 0,15 0,309 0,185 0,057
6 SGP 3 0,63 4,00 2,52 0,185 0,466
Total 6,193 MMS 0,810
w = 0,75 kN/m
1
2
34
50.55
0.25
0.40
0.20
tebal = 15 cm
-
b. Beban hidup tiang railing
Faktor beban ultimite (KTP) = 2
Beban horizontal pada railing (w) = 0,75 kN/m
Jarak antara tiang railing (L) = 2 m
Gaya horizontal pada tiang (HTP) = L x w
= 2 x 0,75 = 1,5 kN
Lengan terhadap sisi bawah tiang (y) = 0,12 m
Momen pada tiang railing (MTP) = HTP x y
= 1,5 x 1,2 = 1,8 kNm
Momen ultimate rencana (Mu) = (MMS x KMS) + (MTP x KTP)
= (0,81 x 1,3) + (1,8 x 2)
= 4,653 kNm
Gaya geser ultimate (Vu) = HTP x KTP
= 1,5 x 2 = 3 kN
5.1.1.2 Penulangan Tiang Railing
a. Tulangan lentur
Kuat tekan beton rencana (fc) = 25 MPa
Tegangan leleh baja (fy) = 240 MPa
Tebal tiang railing (h) = 150 mm
Jarak tulangan ke sisi luar beton (d) = 30 mm
Modulus elastis baja (Es) = 200000 MPa
Faktor distribusi teg. beton (1) = 0,85
Faktor reduksi kekuatan lentur () = 0,8
Faktor reduksi kekuatan geser () = 0,6
Tebal efektif slab beton (d) = h - d = 150 30 = 120 mm
Lebar tiang railing (b) = 150 mm
b =
b =
b = 0,0538
-
Rmax = 0,75 x b x fy x ( 1- )
Rmax = 0,75 x 0,0538 x 240 x ( 1-
) Rmax = 7,4732
Momen nominal rencana (Mn) = =
= 5,8165 kN
Faktor tahanan momen (Rn) =
=
= 2,693
Rn < Rmax OK!
Rasio tulangan yang diperlukan :
=
x ! " #$% =
x & ! "'$(
= 0,012
min =
=
= 0,00583
pakai = 0,012
luas tulangan yang diperlukan :
As = x b x d
= 0,012 x 150 x 120
= 216,693 mm2
Digunakan diameter tulangan 12 mm
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = )*
"+,-$ =
'"+,$ = 1,916
Dipakai n = 2 buah
Maka tulangan yang digunakan = 2 P12
-
b. Tulangan geser
Gaya geser ultimate rencana (Vu) = 3 kN = 3000 N
Vc = ./0
x b x d =
.10
x 150 x 30
= 3750 N
Vs = 232
= 3
= 1250 N
Digunakan diameter tulangan sengkang 6 mm dengan jumlah tulangan 2
buah. Luas tulangan geser sengkang Av = 4 5-56 = 56, 5487 mm2
Jarak tulangan geser yang diperlukan :
S = Av x fy x 2* = 56,5487 x 240 x
= 1302, 8813 mm
S pakai = 150 mm
Maka tulangan geser sengkang yang digunakan 2 P6-150
Gambar 5.3 Tulangan tiang railing
4P 12
2P6 - 150
0.15
0.15
-
5.1.2 Perencanaan Slab/Lantai Jembatan
Perencanaan lantai jembatan meliputi analisis beban lantai jembatan yang
meliputi aksi tetap, aksi sementara, dan aksi lingkungan serta perencanaan
tulangan memanjang dan tulangan susut Aksi tetap adalah berat sendiri struktur
dan beban mati tambahan, aksi sementara adalah beban truk T, sedangkan aksi
lingkungan adalah gaya angin dan pengaruh temperatur yang nantinya digunakan
untuk melakukan cek keamanan terhadap lendutan.
5.1.2.1 Analisis Beban Slab/Lantai Jembatan
a. Beban tiang railing dan trotoar jembatan
Berat sendiri tiang railing = 6,193 kN
Beban mati trotoar = lebar trotoar x tebal trotoar x Wc
= 1,0 x 0,3 x 25
= 7,5 kN/m
Beban hidup trotoar terdiri dari, beban terpusat (P) = 20 kN dan beban
terbagi merata = 5 kN/m2
Gambar 5.4 Beban hidup pada trotoar
b. Berat sendiri slab (MS)
Faktor beban ultimite (KMS) = 1,3
Ditinjau slab jembatan sebesar (b) = 1 m
Tebal slab jembatan (h) = 0,2 m
Berat beton bertulang (Wc) = 25 kN/m3
q = 5 kN/m'
P = 20 kN
0.40
1.50
1.24
-
Berat sendiri (QMS) = b x h x Wc
= 1 x 0,2 x 25 = 5 kN/m
c. Beban mati tambahan (MA)
Faktor beban ultimite (KMA) = 2,0
Tabel 5.2 Beban Mati Tambahan
Jenis Tebal
(m)
Berat
(kN/m3)
Beban
kN/m
Lapisan aspal + overlay 0,1 22 2,2
Air hujan 0,05 9,8 0,49
Beban mati tambahan (QMA) 2,69
d. Beban truk T
Faktor beban ultimite (KTT) = 2,0
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk
(beban T) yang besarnya = 100 kN
Faktor beban dinamis untuk beban truk diambil, DLA = 0,3
(PPTJ Bag.2 Beban Jembatan)
Beban truk T PTT = (1+DLA) x T
= (1+0,3) x 100
= 130 kN
Gambar 5.5 Beban truk T
Lx
h
ta
T = 100 kN
-
e. Beban angin (EW)
Faktor beban ultimite (KEW) = 1,2
Beban garis merata tambahan arah horizontal pada permukaan lantai
jembatan akibat angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung
dengan rumus :
TEW = 0,0012 x Cw x (Vw)2
dengan,
Cw = koefisien seret = 1,2
Vw = kecepatan angin rencana = 30 m/s
TEW = 0,0012 x 1,2 x (30)2
= 1,296 kN/m
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan
dengan tinggi 2 m di atas lantai jembatan.
Tinggi kendaraan (h) = 2,00 m
Jarak antara roda kendaraan (x) = 1,75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan (PEW) =
5 7 x TEW
PEW =
5 x 1,296 = 0,741 kN/m
f. Pengaruh temperature (ET)
Faktor beban ultimite (KET) = 1,2
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul
akibat pengaruh temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya
setengah dari selisih antara temperatur maksimum dan temperatur
minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Tmax = 40C
Tmin = 15C
8T = 12,5C Koef muai panjang beton () = 1 x 105/ C
-
5.1.2.2 Analisis Struktur Slab/Lantai Jembatan
Momen maksimum pada slab dihitung berdasarkan metode one way slab
(plat satu arah) dengan beban sebagai berikut :
QMS = 5 kN/m
QMA = 2,69 kN/m
PTT = 130 kN
PEW = 1,589 kN/m
T = 12,5C
Analisis dilakukan dengan menggunakan program SAP 2000 dengan
posisi beban ditunjukkan sebagai berikut :
Gambar 5.6 Pembebanan slab/lantai jembatan
Dari hasil analisis struktur menggunakan SAP 2000 didapatkan momen
pada setiap pembebanan sebagai berikut :
Gambar 5.7 Momen akibat beban berat sendiri slab (MS)
P = 130 kN P = 130 kN P = 130 kN P = 130 kN1.75 1.751.60 1 .60 1.60 1.60Beba nmera ta Q0.80 0.95 0.800.9 5P = 20 kN
-
Gambar 5.8 Momen akibat beban tambahan (MA)
Gambar 5.9 Momen akibat beban truk T
Gambar 5.10 Momen akibat beban angin (EW)
Tabel 5.3 Momen-Momen yang Terjadi Pada Slab
No Jenis Beban Faktor
Beban
Daya
Layan Ultimit
MT
(kNm)
ML
(kNm)
1 Berat sendiri KMS 1,0 1,3 1,73 3,162
2 Beban mati tambahan KMA 1,0 2,0 1,48 0,55
3 Beban truk T KTT 1,0 2,0 30,32 36,84
4 Beban angin KEW 1,0 1,2 0,16 0,09
5 Pengaruh temperatur KET 1,0 1,2 - -
Keterangan : Momen tumpuan dan momen lapangan untuk jenis beban
pengaruh temperatur tidak terlihat pada analisis SAP 2000 karena pengaruhnya
sangat kecil sekali.
-
Tabel 5.4 Kombinasi Pembebanan 1
No Jenis Beban Faktor
Beban
MT
(kNm)
ML
(kNm)
MT
(kNm)
ML
(kNm)
1 Berat sendiri 1,3 1,73 3,162 2,249 4,111
2 Beban mati tambahan 2,0 1,48 0,55 2,96 1,1
3 Beban truk T 2,0 30,32 36,84 60,64 73,68
4 Beban angin 1,0 0,16 0,09 0,16 0,09
5 Pengaruh temperatur 1,0 - - - -
Total Mu slab 66,009 78,981
Tabel 5.5 Kombinasi Pembebanan 2
No Jenis Beban Faktor
Beban
MT
(kNm)
ML
(kNm)
MT
(kNm)
ML
(kNm)
1 Berat sendiri 1,3 1,73 3,162 2,249 4,111
2 Beban mati tambahan 2,0 1,48 0,55 2,96 1,1
3 Beban truk T 1,0 30,32 36,84 30,32 36,84
4 Beban angin 1,2 0,16 0,09 0,192 0,108
5 Pengaruh temperatur 1,2 - - - -
Total Mu slab 35,721 42,159
5.1.2.3 Penulangan Slab/Lantai Jembatan
Penulangan slab/lantai jembatan meliputi tulangan negatif (tulangan
tumpuan) dan tulangan positif (tulangan lapangan).
a. Tulangan negatif (tulangan tumpuan)
Momen rencana tumpuan = 66,009 kNm
Kuat tekan beton rencana (fc) = 30 MPa
Tegangan leleh baja (fy) = 400 MPa
Tebal slab beton (h) = 200 mm
Jarak tulangan ke sisi luar beton (d) = 30 mm
Modulus elastis baja (Es) = 200000 MPa
-
Faktor distribusi teg. beton (1) = 0,85
Faktor reduksi kekuatan lentur () = 0,8
Faktor reduksi kekuatan geser () = 0,6
Tebal efektif slab beton (d) = h - d = 200 30 = 170 mm
Ditinjau slab beton selebar 1 m (b) = 1000 mm
b = 9
b =
b = 0,0325
Rmax = 0,75 x b x fy x ( 1- )
Rmax = 0,75 x 0,0325 x 400 x ( 1 -
) Rmax = 7,8883
Momen nominal rencana (Mn) = =
' = 82,5113 kN
Faktor tahanan momen (Rn) =
=
= 2,8551
Rn < Rmax OK!
Rasio tulangan yang diperlukan :
=
x ! " #$% =
x & ! " $(
= 0,00759
min =
=
= 0,0035
pakai = 0,00759
-
luas tulangan yang diperlukan :
As = x b x d
= 0,00759 x 1000 x 170
= 1290,1996 mm2
Digunakan diameter tulangan 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, S =
+,-)*
= +,
''' = 155,8378 mm
S pakai = 150 mm
Maka tulangan yang digunakan = D16 150
As =
+,-* = +,
= 1340,4129 mm2
Untuk tulangan longitudinal diambil 50% dari tulangan pokok,
As = 50% x As = 50% x 1340,4129 = 670,2064 mm2
Digunakan diameter tulangan 13 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, S =
+,-)*
= +, = 198,0469 mm
S pakai = 150 mm
Maka tulangan yang digunakan = D13 150
As =
+,-* = +, = 884,8819 mm2
b. Tulangan positif (tulangan lapangan)
Momen rencana lapangan = 78,9806 kNm
Kuat tekan beton rencana (fc) = 30 MPa
Tegangan leleh baja (fy) = 400 MPa
Tebal slab beton (h) = 200 mm
-
Jarak tulangan ke sisi luar beton (d) = 30 mm
Modulus elastis baja (Es) = 200000 MPa
Faktor distribusi teg. beton (1) = 0,85
Faktor reduksi kekuatan lentur () = 0,8
Faktor reduksi kekuatan geser () = 0,6
Tebal efektif slab beton (d) = h - d = 200 30 = 170 mm
Ditinjau slab beton selebar 1 m (b) = 1000 mm
b = 9
b =
b = 0,0325
Rmax = 0,75 x b x fy x ( 1- )
Rmax = 0,75 x 0,0325 x 400 x ( 1 -
) Rmax = 7,8883
Momen nominal rencana (Mn) = =
' = 98,7257 kN
Faktor tahanan momen (Rn) =
= '
= 3,4161
Rn < Rmax OK!
Rasio tulangan yang diperlukan :
=
x ! " #$% =
x & ! "
$(
= 0,0092
min =
=
= 0,0035
-
pakai = 0,0092
luas tulangan yang diperlukan :
As = x b x d
= 0,0092 x 1000 x 170
= 1564,8211 mm2
Digunakan diameter tulangan 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, S =
+,-)*
= +,
= 128,4887 mm
S pakai = 100 mm
Maka tulangan yang digunakan = D16 100
As =
+,-* = +,
= 2010,6193 mm2
Untuk tulangan longitudinal diambil 50% dari tulangan pokok,
As = 50% x As = 50% x 2010,6193 = 1005,3096 mm2
Digunakan diameter tulangan 13 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, S =
+,-)*
= +,' = 132,0313 mm
S pakai = 100 mm
Maka tulangan yang digunakan = D13 100
As =
+,-* = +, = 1327,3229 mm2
-
5.1.2.4 Kontrol Lendutan dan Tegangan Geser Slab/Lantai Jembatan
a. Kontrol lendutan slab
Kuat tekan beton rencana (fc) = 30 MPa
Tegangan leleh baja (fy) = 400 MPa
Tebal slab beton (h) = 200 mm
Jarak tulangan ke sisi luar beton (d) = 30 mm
Modulus elastis baja (Es) = 200000 MPa
Modulus elastis beton (Ec) = 4700 x (fc)
= 4700 x (30)
= 25742,96 MPa
Tebal efektif slab beton (d) = h - d = 200 30 = 170 mm
Ditinjau slab beton selebar 1 m (b) = 1000 mm
Luas tulangan slab (As) = 2010,6193 mm2
Panjang bentang slab (Lx) = 1600 mm
Beban terpusat (PTT) = 130 kN
Beban merata (QMS+QMA+PEW) = 8,431 kN
Lendutan total yang terjadi (tot) harus < Lx/240
Lx/240 = 6,667 mm
Inersia bruto penampang plat (Ig) =
5:5;
=
5
-
= ''
= 15,6207 mm
Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton (Icr) =
Icr = (
x b x > ) + ( n x As x ? >
= (
x1000x@A6
-
e = & UVH,
,'H( + &,H
V'H(
= 1,1373 mm
Rasio tulangan slab jembatan () =
= )* =
'
= 0,01183
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun),
= 2,0
= [
\ =
\
= 1,2568
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut (g) =
(g) = ] UVH,WX,=DY
=
UVH,
,'H
= 0,0871 mm
Lendutan total pada slab jembatan (total) =
(tot) = e + g
= 1,1373 + 0,0871
= 1,2244 mm
(tot) yang terjadi < Lx/240 AMAN!!
b. Kontrol tegangan geser slab
Kuat tekan beton rencana (fc) = 30 MPa
Kuat geser pons yang disyaratkan (fv) = 0,3 x fc
= 0,3 x 30
= 1,6432 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser () = 0,6
Beban roda truk T pada slab = 130000 N
-
Gambar 5.11 Gaya Geser Pons
Tebal slab beton (h) = 200 mm
Panjang roda yang menempel aspal (a) = 300 mm
Tebal lapisan aspal dan overlay (ta) = 100 mm
Lebar roda yang menempel aspal (b) = 500 mm
Panjang distribusi beban roda (u) = a + (2 x ta) + h
= 300+(2 x 100)+200
= 700 mm
Lebar distribusi beban roda (v) = b + (2 x ta) + h
= 500+(2 x 100)+200
= 900 mm
Tebal efektif slab beton (d) = 170 mm
Luas bidang geser (Av) = 2 x (u + h) x d
= 2 x (700+200) x 170
= 306000 mm2
Gaya geser pons nominal (Pn) = Av x fv
= 306000 x 1,6432
= 502809,31 N
Pn x = 502809,31 x 0,6
= 301685,58 N
-
Faktor beban ulimite (KTT) = 2,0
Beban ultimite roda truk pada slab (Pu) = KTT x PTT
= 2 x 130000
= 260000 N
Pu < (Pn x ) AMAN!!
Gambar 5.12 Tulangan lantai/slab jembatan
D16-150
D13-1
50
D16-150D13-150
D1
3-1
50
D16
-15
0
D16-100
D13-1
00
D16-100 D13-100D
13-1
00
D16
-10
0
-
5.1.3 Perencanaan Plat Injak Jembatan
Perencanaan plat injak jembatan dibagi menjadi dua, yaitu perencanaan
arah melintang dan arah memanjang jembatan.
5.1.3.1 Perencanaan Plat Injak Arah Melintang Jembatan
Pembebanan plat injak arah melintang jembatan seperti terlihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 5.13 Beban pada plat injak arah melintang jembatan
a. Beban truk T
Faktor beban ultimite (KTT) = 2,0
Beban hidup pada plat injak berupa beban roda ganda oleh truk (beban T)
yang besarnya, T = 100 kN
Faktor beban dinamis (DLA) = 0,3
Beban truk T (TTT) = (1 + DLA) x T
= (1 + 0,3) x 100
= 130 kN
b. Momen pada plat injak
Tebal plat injak (h) = 0,2 m
Tebal lapisan aspal (ta) = 0,1 m
Lebar bidang kontak roda truk (b) = 0,5 m
b = b + ta = 0,6 m
-
Kuat tekan beton (fc) = 30 MPa
Momen max pada plat injak akibat beban roda dihitung dengan rumus :
Mmax = ^^^ x _ `S5!]a
bdengan, = c =7V3de*f Angka poison () = 0,15
Standard modulus of soil reaction (ks) = 81500 kN/m3
Modulus elastis beton (Ec) = 25742,96 MPa
= 25742960 kN/m2
Lebar penyebaran beban terpusat (r) = =
= 0,3
= c =7V3de*f
= c 'V3f
= 0,681276
Mmax = ^^^ x _ `S5!]a
b
Mmax =
x & g
-
Faktor distribusi teg. beton (1) = 0,85
Faktor reduksi kekuatan lentur () = 0,8
Faktor reduksi kekuatan geser () = 0,6
Tebal efektif plat injak (d) = h - d = 200 30 = 170 mm
Ditinjau slab beton selebar 1 m (b) = 1000 mm
b = 9
b =
b = 0,0325
Rmax = 0,75 x b x fy x ( 1- )
Rmax = 0,75 x 0,0325 x 400 x ( 1 -
) Rmax = 7,8883
Momen nominal rencana (Mn) = =
'
= 53,4971 kN
Faktor tahanan momen (Rn) =
= '
= 1,85111
Rn < Rmax OK!
Rasio tulangan yang diperlukan :
=
x ! " #$% =
x & ! "
$(
= 0,00481
min =
=
= 0,0035
pakai = 0,00481
-
luas tulangan yang diperlukan :
As = x b x d
= 0,00481 x 1000 x 170
= 817,559 mm2
Digunakan diameter tulangan 13 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, S =
+,-)*
= +,' = 162,352 mm
S pakai = 150 mm
Maka tulangan yang digunakan = D13 150
As =
+,-* = +, = 884,882 mm2
5.1.3.2 Perencanaan Plat Injak Arah Memanjang Jembatan
Pembebanan plat injak arah memanjang jembatan seperti terlihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 5.14 Beban pada plat injak arah memanjang jembatan
-
a. Beban truk T
Faktor beban ultimite (KTT) = 2,0
Beban hidup pada plat injak berupa beban roda ganda oleh truk (beban T)
yang besarnya, T = 100 kN
Faktor beban dinamis (DLA) = 0,3
Beban truk T (TTT) = (1 + DLA) x T
= (1 + 0,3) x 100
= 130 kN
b. Momen pada plat injak
Tebal plat injak (h) = 0,2 m
Tebal lapisan aspal (ta) = 0,1 m
Lebar bidang kontak roda truk (a) = 0,3 m
a = a + ta = 0,4 m
Kuat tekan beton (fc) = 30 MPa
Momen max pada plat injak akibat beban roda dihitung dengan rumus :
Mmax = ^^^ x _ `S5!]a
bdengan, = c =7V3de*f Angka poison () = 0,15
Standard modulus of soil reaction (ks) = 81500 kN/m3
Modulus elastis beton (Ec) = 25742,96 MPa
= 25742960 kN/m2
Lebar penyebaran beban terpusat (r) = =
= 0,2
= c =7V3de*f
= c 'V3f
= 0,681276
-
Mmax = ^^^ x _ `S5!]a
b
Mmax =
x & g
-
Momen nominal rencana (Mn) = =
= 77,036 kN
Faktor tahanan momen (Rn) =
=
= 2,6656
Rn < Rmax OK!
Rasio tulangan yang diperlukan :
=
x ! " #$% =
x & ! "
$(
= 0,00705
min =
=
= 0,0035
pakai = 0,00705
luas tulangan yang diperlukan :
As = x b x d
= 0,00705 x 1000 x 170
= 1199,23 mm2
Digunakan diameter tulangan 13 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, S =
+,-)*
= +,
'' = 110,681 mm
S pakai = 100 mm
Maka tulangan yang digunakan = D13 100
As =
+,-* = +, = 1327,32 mm2
-
Gambar 5.15 Tulangan plat injak jembatan
D13-100
D13-100
D13
-150
D13
-150
BACK-WALL
BACK-WALL
D13-150
D13-100
D13-150
D13-100
600
200
300
200
-
5.1.4 Perencanaan Balok Gelagar
Balok gelagar yang digunakan dalam perencanaan jembatan ini dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Stinger adalah gelagar arah memanjang jembatan yang letaknya
dibawah slab, fungsinya adalah menerima beban dari slab jembatan.
2. Cross girder adalah gelagar arah melintang jembatan, beban yang
diterima cross girder adalah jumlah beban stinger yang ada di atasnya.
3. Main girder adalah gelagar induk jembatan. Pada perencanaan
jembatan cable stayed ini main girder diletakkan di tengah-tengah
bentang dengan arah memanjang jembatan.
5.1.4.1 Pembebanan Gelagar
Gambar 5.16 Pembebanan Pada Gelagar
1 2 3 4 8765
1.60
100 % UDL + 100 % KEL + T'EW
0.75 5.50
-
1. Berat Sendiri (MS)
Berat sendiri (self weight) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang
merupakan elemen struktural ditambah dengan elemen non struktural yang
dipikulnya dan bersifat tetap. Untuk berat sendiri gelagar yang merupakan elemen
struktural dihitung secara otomatis oleh program SAP 2000.
Tabel 5.6 Berat Sendiri Slab
Jenis konstruksi Lebar
(m)
Tebal
(m)
W
(kN/m3)
Berat
(kN/m)
Slab 1 1,4 0,2 25 7
Slab 2 1,6 0,2 25 8
Berat sendiri slab 1 dibebankan pada stinger 1 dan 8
Berat sendiri slab 2 dibebankan pada stinger 2, 3, 4, 5, 6, 7
Tabel 5.7 Berat Sendiri Non Struktural
Jenis konstruksi Lebar
(m)
Tebal
(m)
W
(kN/m3)
Berat
(kN/m)
Trotoar 0,2 0,3 25 1,5
Berat sendiri trotoar dibebankan pada stinger 1 dan 8.
Jenis konstruksi Lebar
(m)
Tebal
(m)
W
(kN/m3)
Berat
(kN/m)
Median 3 0,3 24 21,6
Berat sendiri median dibebankan pada main girder
2. Beban Mati Tambahan (MA)
Beban mati tambahan (superimposed dead load) adalah berat seluruh
bahan yang menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen
non struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan
direncanakan mampu memikul beban tambahan sebagai berikut ini :
-
Tabel 5.8 Beban Mati Tambahan
Jenis konstruksi Lebar
(m)
Tebal
(m)
W
(kN/m3)
Berat
(kN/m)
Lapisan aspal + overlay 1,6 0,1 22 3,52
Genangan air hujan 1,6 0,05 9,8 0,784
PMA total 4,304
Beban mati tambahan dibebankan pada semua stinger.
3. Beban Lajur (TD)
Beban lajur D terdiri dari beban terbagi merata UDL (uniform
distributed load), dan beban garis KEL (Knife Edge Load). UDL mempunyai
intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani
dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 8 kPa (untuk L 30 m)
q = 8 x (0,5 +
X ) kPa (untuk L > 30 m)
Faktor beban ultimit untuk beban lajur (KTD) = 2, dan KEL mempunyai
intensitas (p) = 44 kN/m. Faktor beban dinamis (dynamic load allowance) untuk
KEL sebagai berikut :
DLA = 0,4 (untuk L 50 m)
DLA = 0,4 (0,0025 x (L 50)) (untuk 50 < L < 90 m)
DLA = 0,3 (untuk L 90 m)
Lebar 1 jalur lalu lintas = 7 m
Panjang jembatan : L1 = 145 m
L2 = 0 m
Panjang bentang rata-rata (Lav) = X\X
=
\ = 72,5 m
Panjang bentang maksimum (Lmax) = 145 m
Panjang bentang ekivalen (LE) = 1Jijk Jli5 = /B6@kN@ = 102,53 m
-
Besarnya intensitas q = 8 x (0,5 +
X= )
= 8 x (0,5 +
) = 5,17 kN/m2 Pembebanan beban lajur D berbeda untuk beberapa stinger, yaitu :
a. Pembebanan beban lajur D untuk stinger 1 dan 8
QTD = (100% x q x 0,65) + (50% x q x 0,75)
= (100% x 5,17 x 0,65) + (50% x 5,17 x 0,75)
= 5,29 kN/m
KEL = (100% x (1 + DLA) x p x 0,65) + (50% x (1 + DLA) x p x 0,75)
= (100% x 1,3 x 44 x 0,65) + (50% x 1,3 x 44 x 0,75)
= 58,63 kN
b. Pembebanan beban lajur D untuk stinger 2 7
QTD = 100% x q x 1,6
= 100% x 5,17 x 1,6
= 8,273 kN/m
KEL = 100% x (1 + DLA) x p x 1,6
= 100% x 1,3 x 44 x 1,6
= 91,52 kN
0,75 0,65
100%50%
100% 100%
1,60
-
4. Gaya Rem (TB)
Pengaruh pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam
arah memanjang dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan. besarnya
gaya rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt).
TTB = 250 kN (untuk Lt 80 m)
TTB = 250 + 2,5 x (Lt 80) kN (untuk 80 < Lt < 180)
TTB = 500 kN (untuk Lt 180 m)
Untuk panjang bentang (Lt) = 102,53 m, maka besarnya gaya rem adalah :
TTB = 250 + 2,5 x (102,53 80) = 306,326 kN
Pada distribusi gaya rem, besarnya beban yang disalurkan tergantung
jumlah elemen jembatan. Adapun jumlah elemen jembatan pada desain jembatan
Sardjito II ini adalah sebanyak 112 titik elemen. Sehingga besarnya beban rem per
elemen jembatan = ^^mnopqG =
= 2,735 kN.
5. Beban Pejalan Kaki (TP)
Trotoar pada jembatan jalan raya direncanakan mampu memikul beban.
Beban yang akan ditahan oleh trotoar adalah beban pejalan kaki. Beban pejalan
kaki diperhitungkan sebagai beban hidup merata trotoar.
Untuk A 10 m2 q = 5 kPa
Untuk 10 m2 < A < 100 m2 q = 5 0,033 x (A 10) kPa
Untuk A > 100 m2 q = 2 kPa
Dengan A adalah luas bidang trotoar yang dibebani pejalan kaki (m2),
lebar trotoar = 1,5 m dan panjang bentang ekivalen (LE) = 102,53 m maka :
Luas trotoar = lebar x LE x 2
= 1,5 x 102,53 x 2
= 307,59 m2
Intensitas beban trotoar = 2 kN/m2. Pembebanan untuk trotoar
diperhitungkan sebagai beban merata.
QTP = 2 kN/m2 x 1 m = 2 kN/m
-
6. Pengaruh Temperatur (ET)
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul
akibat pengaruh temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya
setengah dari selisih antara temperatur maksimum dan temperatur minimum rata-
rata pada lantai jembatan.
Temperatur maksimum rata-rata (Tmax) = 40 C
Temperatur minimum rata-rata (Tmin) = 15 C
T = ^rP3^rq
= 3 = 12,5 C
Koefisien muai panjang beton () =
=sUtu
Modulus elastis beton (Ec) = 25000 MPa
7. Beban Angin (EW)
Gaya akibat angin dihitung dengan rumus sebagai baerikut :
TEW = 0,0006 x Cw x Vw2 x Ab
Cw = koefisien seret sebesar 1,25
Vw = kecepatan angin rencana sebesar 30 m/s
Ab = 30% x luas bidang samping jembatan
= 30% x ( x 145 x 50,99)
= 1109,04 m2
TEW = 0,0006 x Cw x Vw2 x Ab
= 0,0006 x 1,25 x (302) x 1109,04
= 748,6 kN
Gaya angin didistribusikan secara merata ke menara pylon dan main girder
sebesar :
TEW pada pylon = TEW / tinggi pylon
= '' = 14,681 kN/m
TEW pada main girder = TEW / panjang gelagar
=
= 5,163 kN/m
-
Gaya angin ini juga dipengaruhi oleh kendaraan yang sedang lewat
diatasnya yang didistribusikan merata pada lantai kendaraan. Adapun besarnya
adalah sebagai berikut :
TEW = 0,0012 x Cw x Vw2
= 0,0012 x 1,20 x (302)
= 1,296 kN
8. Beban Gempa (EQ)
Struktur jembatan Sardjito II ini direncanakan tahan terhadap gempa,
dimana Daerah Yogyakarta termasuk wilayah gempa 3. Koefisien geser dasar
gempa untuk wilayah gempa 3 dapat dilihat pada tabel 3.5 dan gambar 3.7.
Besarnya gaya gempa dipengaruhi oleh berat struktur jembatan tersebut. Untuk
menghitung berat total bangunan digunakan program SAP 2000 dan hasilnya
ditampilkan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 5.9 Berat Seluruh Struktur yang Diterima Pylon
Jenis Beban Berat (kN)
Berat Sendiri Struktur 42366,60
Berat Sendiri Non Struktur 2662,32
Beban Mati Tambahan 3868,17
Berat Total (W total) 48897,09
Tabel 5.10 Berat Sendiri Pylon
Nama
Elemen
H total
(m)
B total
(m)
H void
(m)
B void
(m)
Tinggi
(m)
Bj
(kN/m3)
Berat
(kN)
Pylon atas 4 3 2 1,5 50,99 25 14340,94
Pylon bawah 6 3 3 1.5 50,99 25
Pilar 6 3 3 1,5 17 25 5737,5
Wt = 20078,44
-
WTP = Berat total struktur yang diterima pylon berat sendiri pylon
= 48897,09 20078,44
= 28818,65 kN
a. Beban Gempa Arah Memanjang Jembatan pada Kepala Pylon
Besarnya gaya gempa pada arah memanjang jembatan dipengaruhi oleh
inersia penampang struktur pylon. Besarnya inersia dipengaruhi juga oleh arah
dari sumbu penampang sebagai berikut ini :
Ix =
x b x h3
Iy =
x b3 x h
Gambar 5.17 Penampang Struktur Kolom
Dari gambar di atas maka besarnya inersia penampang kolom jembatan :
Ix =
x 3 x 43 -
x 1,5 x 23
= 16 1 = 15 m4
Iy =
x 33 x 4 -
x 1,53 x 2
= 9 0,563 = 8,4375 m4
Besarnya kekakuan struktur yang merupakan gaya horizontal adalah :
Kp = 3 x Ec x D7V , dengan Ec = 4700 x /vw> dan h =67,99 m
b = 3.00
h = 4.00X
Y
1.50
2.00
-
= 3 x (4700 x 1O< x 1000) x ''V = 3685,8031
Waktu getar struktur didapatkan :
T = 2 x x !c xyzE{|f = 2 x x !c 'f = 5,6094 detik
Untuk menentukan koefisien geser dasar gempa berdasarkan wilayah
gempa 3 dengan nilai T = 5,6094 detik maka digunakan grafik di bawah ini :
Gambar 5.18 Koefisien Geser Dasar Gempa Wilayah 3
Klasifikasi jenis tanah pada daerah ini termasuk jenis tanah keras,
sehingga dengan nilai T = 5,6094 detik, kemudian didapatkan besarnya koefisien
gempa (C) sebesar 0,1. Untuk struktur dapat berperilaku daktail dan mengalami
simpangan yang cukup besar sehingga mampu menyerap energi gempa yang
besar, nilai faktor tipe struktur (S) sebagai berikut :
Co
efic
ien
t :
Ko
efis
ien "
C"
Period : Waktu getar "T" (sec)
Koefisien Geser Dasar Gempa Wilayah 3
Soft Soil
Firm Soil
Medium Soil
-
S = 1 x F
F = 1,25 (0,25 x n)
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral gempa (1)
F = 1,25 (0,25 x 1)
= 1
S = 1 x F
= 1 x 1 = 1
Sebelum menentukan besarnya gaya gempa, harus diketahui dahulu
besarnya koefisien beban gempa horizontal yaitu sebesar :
Kh = C x S
= 0,1 x 1
= 0,1
Dengan faktor kepentingan (I) yaitu pengaruh dari seluruh jembatan
permanen lainnya dimana rute alternatif tersedia, tidak termasuk jembatan yang
direncanakan untuk mengurangi pembebanan lalu lintas, maka diambil sebesar 1,0
sehingga diperoleh gaya gempa sebesar :
TEQ = Kh x I x WTP
= 0,1 x 1,0 x 28818,65
= 2881,865 kN
Beban gempa didistribusikan ke setiap titik pertemuan antara kabel dengan
pylon sebesar :
TEQ = ^}~ =
= 288,1865 kN
b. Beban Gempa Arah Melintang Jembatan pada Kepala Pylon
Besarnya gaya gempa pada arah melintang jembatan dipengaruhi oleh
inersia penampang struktur pylon. Dalam hal ini yang digunakan adalah inersia
arah Y.
Besarnya kekakuan struktur yang merupakan gaya horizontal adalah :
Kp = 3 x Ec x D7V , dengan Ec = 4700 x /vw> dan h =67,99 m
-
= 3 x (4700 x 1O< x 1000) x ''V = 2073,2643
Waktu getar struktur didapatkan :
T = 2 x x !c xyzE{|f = 2 x x !c 'f = 7,4792 detik
Untuk menentukan koefisien geser dasar gempa berdasarkan wilayah
gempa 3 dengan nilai T = 7,4792 detik maka digunakan grafik di bawah ini :
Gambar 5.19 Koefisien Geser Dasar Gempa Wilayah 3
Klasifikasi jenis tanah pada daerah ini termasuk jenis tanah keras,
sehingga dengan nilai T = 7,4792 detik, kemudian didapatkan besarnya koefisien
gempa (C) sebesar 0,1. Untuk struktur dapat berperilaku daktail dan mengalami
simpangan yang cukup besar sehingga mampu menyerap energi gempa yang
besar, nilai faktor tipe struktur (S) sebagai berikut :
S = 1 x F
Coef
icie
nt
: K
oef
isie
n "
C"
Period : Waktu getar "T" (sec)
Koefisien Geser Dasar Gempa Wilayah 3
Soft Soil
Firm Soil
Medium Soil
-
F = 1,25 (0,25 x n)
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral gempa (1)
F = 1,25 (0,25 x 1)
= 1
S = 1 x F
= 1 x 1 = 1
Sebelum menentukan besarnya gaya gempa, harus diketahui dahulu
besarnya koefisien beban gempa horizontal yaitu sebesar :
Kh = C x S
= 0,1 x 1
= 0,1
Dengan faktor kepentingan (I) yaitu pengaruh dari seluruh jembatan
permanen lainnya dimana rute alternatif tersedia, tidak termasuk jembatan yang
direncanakan untuk mengurangi pembebanan lalu lintas, maka diambil sebesar 1,0
sehingga diperoleh gaya gempa sebesar :
TEQ = Kh x I x WTP
= 0,1 x 1,0 x 28818,65
= 2881,865 kN
Beban gempa didistribusikan ke setiap titik pertemuan antara kabel dengan
pylon sebesar :
TEQ = ^}~ =
= 288,1865 kN
c. Beban Gempa pada Badan Pylon
Untuk menghitung beban gempa pada pylon maka inersia yang digunakan
adalah Iy dan WTP = Wt pylon.
Kp = 3 x Ec x D7V , dengan Ec = 4700 x /vw> dan h =67,99 m
= 3 x (4700 x 1O< x 1000) x ''V = 2073,2643
-
Waktu getar struktur didapatkan :
T = 2 x x !c xyzE{|f = 2 x x !c 'f = 6,2429 detik
Untuk menentukan koefisien geser dasar gempa berdasarkan wilayah
gempa 3 dengan nilai T = 6,2429 detik maka digunakan grafik di bawah ini :
Gambar 5.20 Koefisien Geser Dasar Gempa Wilayah 3
Klasifikasi jenis tanah pada daerah ini termasuk jenis tanah keras,
sehingga dengan nilai T = 6,2429 detik, kemudian didapatkan besarnya koefisien
gempa (C) sebesar 0,1. Untuk struktur dapat berperilaku daktail dan mengalami
simpangan yang cukup besar sehingga mampu menyerap energi gempa yang
besar, nilai faktor tipe struktur (S) sebagai berikut :
S = 1 x F
F = 1,25 (0,25 x n)
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral gempa (1)
F = 1,25 (0,25 x 1)
= 1
Co
efic
ien
t :
Ko
efis
ien
"C
"
Period : Waktu getar "T" (sec)
Koefisien Geser Dasar Gempa Wilayah 3
Soft Soil
Firm Soil
Medium Soil
-
S = 1 x F
= 1 x 1 = 1
Sebelum menentukan besarnya gaya gempa, harus diketahui dahulu
besarnya koefisien beban gempa horizontal yaitu sebesar :
Kh = C x S
= 0,1 x 1
= 0,1
Dengan faktor kepentingan (I) yaitu pengaruh dari seluruh jembatan
permanen lainnya dimana rute alternatif tersedia, tidak termasuk jembatan yang
direncanakan untuk mengurangi pembebanan lalu lintas, maka diambil sebesar 1,0
sehingga diperoleh gaya gempa sebesar :
TEQ = Kh x I x WTP
= 0,1 x 1,0 x 20078,44
= 2007,844 kN
Beban gempa diletakkan pada tengah pylon.
d. Beban Gempa pada Main Girder
Untuk menghitung beban gempa pada main girder maka diperlukan berat
sendiri struktur tanpa pylon dan kabel.
Tabel 5.11 Berat Sendiri Struktur Tanpa Pylon dan Kabel
No
. Jenis Struktur
Tebal
(m)
Lebar
(m)
Panjang
(m)
Bj
(kN/m3)
Jumlah Berat
(kN)
1 Slab 0,2 20 145 25 1 14500
2 Trotoar 0,3 1,5 145 25 2 3262,5
3 Median 0,3 3 145 25 1 3262,5
4 Stinger 1,0 0,5 145 25 8 9280
5 Cross Girder 2 1 17 25 15 12750
6 Main Girder 4 3 145 25 1 43500
Wt 86555
-
Inersia pada main girder (Ic) =
x 33 x 4 -
x 1,53 x 2
= 9 0,563 = 8,4375 m4
Kp = 3 x Ec x D7V , dengan Ec = 4700 x /vw> dan h =145 m
= 3 x (4700 x 1O< x 1000) x V = 213,7418
Waktu getar struktur didapatkan :
T = 2 x x !c xyzE{|f = 2 x x !c 'f = 40,3689 detik
Untuk menentukan koefisien geser dasar gempa berdasarkan wilayah
gempa 3 dengan nilai T = 40,3689 detik maka digunakan grafik di bawah ini :
Gambar 5.21 Koefisien Geser Dasar Gempa Wilayah 3
Coef
icie
nt
: K
oef
isie
n "
C"
Period : Waktu getar "T" (sec)
Koefisien Geser Dasar Gempa Wilayah 3
Soft Soil
Firm Soil
Medium Soil
-
Klasifikasi jenis tanah pada daerah ini termasuk jenis tanah keras,
sehingga dengan nilai T = 40,3689 detik, kemudian didapatkan besarnya koefisien
gempa (C) sebesar 0,1. Untuk struktur dapat berperilaku daktail dan mengalami
simpangan yang cukup besar sehingga mampu menyerap energi gempa yang
besar, nilai faktor tipe struktur (S) sebagai berikut :
S = 1 x F
F = 1,25 (0,25 x n)
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral gempa (1)
F = 1,25 (0,25 x 1)
= 1
S = 1 x F
= 1 x 1 = 1
Sebelum menentukan besarnya gaya gempa, harus diketahui dahulu
besarnya koefisien beban gempa horizontal yaitu sebesar :
Kh = C x S
= 0,1 x 1
= 0,1
Dengan faktor kepentingan (I) yaitu pengaruh dari seluruh jembatan
permanen lainnya dimana rute alternatif tersedia, tidak termasuk jembatan yang
direncanakan untuk mengurangi pembebanan lalu lintas, maka diambil sebesar 1,0
sehingga diperoleh gaya gempa sebesar :
TEQ = Kh x I x WTP
= 0,1 x 1,0 x 86555
= 8655,5 kN
Beban gempa didistribusikan ke setiap titik pertemuan antara kabel dengan
kepala main girder :
TEQ = ^}~ =
= 577,0333 kN
-
5.1.4.2 Analisis Struktur Gelagar Jembatan
Setelah dilakukan perhitungan pembebanan, maka seluruh beban
dimasukkan ke dalam program SAP 2000 sesuai dengan letak dan susunannya
pada struktur kemudian diberikan kombinasi pembebanan agar didapatkan
pengaruh maksimum. Adapun kombinasi pembebanan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.12 Kombinasi Pembebanan yang Digunakan
Aksi / Beban Simbol Kombinasi
1 2 3 4
1. Aksi Tetap
Berat Sendiri K MS 1,30 1,30 1,30 1,30
Beban Mati Tambahan K MA 2,00 2,00 2,00 2,00
2. Aksi Sementara
Beban Lajur K TD 2,00 1,00 1,00
Gaya Rem K TB 2,00 1,00 1,00
Beban Pejalan Kaki K TP 2,00
3. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur K ET 1,00 1,00 1,00
Beban Angin K EW 1,00 1,20
Beban Gempa K EQ 1,00
Dari hasil analisis menggunakan SAP 2000 didapatkan nilai momen pada
tiap-tiap gelagar sebagai berikut :
1. Stinger
Gambar 5.22 BMD yang Terjadi pada Stinger
-
Momen kombinasi pada stinger jembatan ini dibedakan seperti yang diberikan
pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.13 Momen Combo Maksimum yang Terjadi pada Stinger
Momen Ultimite
Stinger
Stinger
Stinger bentang 15 m Stinger bentang 10 m
Momen Tump
(kNm)
Momen Lap
(kNm)
Momen Tump
(kNm)
Momen Lap
(kNm)
Stinger 1 & 8 1088.4436 751.0000 992.9123 853.7700
Stinger 2 - 7 1358.0264 891.5800 1256.7068 943.6200
a. Penulangan Tumpuan Stinger (Stinger bentang 15 m pada stinger 1 & 8)
Kuat tekan beton (fc) = 30 MPa
Kuat leleh baja (fy) = 400 MPa
Modulus elastisitas baja (Es) = 200000 MPa
Regangan batas desak beton, (cu) = 0.003
Tebal selimut beton (dc) = 40 mm
Diameter tulangan sengkang = 13 mm
tul pokok (db) = 22 mm
A tul pokok (Ad) = 380,133 mm2
Jarak antar tulangan vertikal = 25 mm
Jarak dari serat tarik terluar ke pusat tulangan tarik (ds) = 87,5 mm
Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan (d) = 64 mm
1 = 0,85 karena fc 30 MPa
Regangan leleh tulangan tarik, y = =* =
= 0,002
Estimasi ukuran balok stinger :
m = cf
fy
'85,0
= 6863,153085.0
400=
b = )(
1ycu
cu
m
+
-
= 0325.0002,0003,0
003,0
6863,15
85,0=
+
max = 0,75 b
= 0,75 x 0,0325
= 0,0244
Koefisien perlawanan, Rb = b.fy.(1-0,5 b.m)
= 0.0325 x 400 (1- 0.5 x 0.0325 x 15,6863)
= 9,6887 MPa
R max = 0.75 Rb
= 0.75 x 9,6887
= 7,2665 MPa
Mn = Rm x b x d2
Mu/ = Rm . b . d2 d = 2b
0.8
10 x 1088,4436 6 = 7,2665 x b x (2b)2
1360,555x 106 = 29,066 b3
b = 3 mmx
393,360066,29
10555,1360 6=
dipakai b = 500 mm, h = 1000 mm
h = d + ds
1000 = d + 87,5
d = 912,5 mm
Desain tulangan sebelah :
Mu(+) melebihi 50% Mu(-). Maka digunakan faktor reduksi nilai Rb
sebesar 0,1.
R1 = 0,1 Rb = 0,1 x 9,6887
= 0,96887 MPa
M1 = R1 x b x d2
= 0,96887 x 500 x 912,52
= 403368871,289 N.mm
-
M1 = Cc (d - 2
a)
= 0,85 x fc x a x b (d - 2
a)
403368871,289 = 0,85 x 30 x a x 500 ( 912,5 - 2
a)
-6375a2 + 11634375a 403368871,289 = 0
a = 35,355 mm
c = mma
595,4185.0
355,35
1==
Kebutuhan tulangan :
Ts = Cc
(As x fy) = Cc
As = fy
Cc
= 400
450780,970
= 1126,952 mm2
n1 = Ad
As
= 380,133
1126,952
= 2,965 buah dipakai 5 buah
As1 = n1 pakai x Ad
= 5 x 380,133
= 1900,6636 mm2
Ts = Cc
(n x Ad x fy) = 0,85 fc x a x b
a = (5 x 380,133 x 400) / ( 0.85 x 30 x 500)
= 59,6287 mm
M1 = Cc (d - a/2)
-
= 0,85 x fc x a x b (d - a/2)
= 0,85 x 30 x 59,6287 x 500 ( 912,5 59,6287/2)
= 671075393,3311 N.mm
c = a/1
= 59,6287/0,85 = 70,1514 mm
s = c
dc ' cu
= 70,1514
6470,1514 0,003
= 0,0003 < 0,002 baja desak belum leleh
Desain Tulangan Rangkap :
M2 = Mn M1
= 1360555000 671075393,3311
= 689479106,6689 N.mm
M2 = Ts2 (d d)
Ts2 = M2 / (d - d)
= 689479106,6689 / ( 912,5 64) = 812585,8653 N
As = Ts2/fy
= 812585,8653 / 400
= 2031,4647 mm2
n2 = As / Ad
= 2031,4647 / 380,133 = 5,3441 buah Dipakai 6 buah
Asp = n2 . Ad
= 6 . 380,133
= 2280,7963 mm
Tulangan tarik (nt) = n1 + n2
= 5 + 6 = 11 buah, Ast = 2280,7963 + 1900,6636 = 4181,5 mm2
Tulangan desak (nd) = n2 = 6 buah, As = 2280,7963 mm (As > 50% Ast)
Kontrol jarak tulangan :
S = 4,52)16(
)22.6()13.2()40.2(500=
mm > 25 mm (AMAN)
-
Kontrol Momen Tersedia Negatif Balok Tumpuan Stinger Melalui Persamaan
Gaya Gaya dalam :
Ts = Cs + Cc
Ast fy = As cuEs" P$ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (As cuEs Ast fy)a (As cuEs 1 d) = 0
Dari persamaan tersebut dapat di sederhanakan sebagai berikut :
A = 0,85 fc b
= 0.85 x 30 x 500
= 12750
B = As cu Es Ast fy
. = (2280,7963 x 0.003 x 200000) (2280,7963+1900,6636) x 400
= -304106,1689
C = As cuEs 1 d
= 2280,7963 x 0.003 x 200000 x 0.85 x 64
= - 74445190,1388
Dengan rumus persamaan kuadrat di dapat nilai a ;
a = 3m1m3)u
) = 89,2631 mm
C = P
= 85.0
89,2631
= 105,0154 mm
s = 3
= ( )003.0105,0154
64105,0154
= 0,0012 < y = 0,002 (Tulangan baja desak belum leleh)
fs = sEs
= 0,0012 200000
= 234,3392 MPa
-
Momen nominal yang dapat dikerahkan
M1 = 0.85 x fc x a x b (d - P)
= 0.85 x 30 x 89,2631 x 500 x ( 912,5 2
89,2631 )
= 987724538,8889 N.mm
M2 = As x fs x ( d d )
= 2280,7963 x 234,3392 x ( 912,5 64 )
= 453506259,7195 N.mm
Mn = M1 + M2
= 987724538,8889 + 453506259,7195
= 1441230798,6084 N.mm
Mt = Mn x 0.8
= 1441230798,6084 x 0.8
= 1152984638,8867 N.mm
= 1152,9846388867 kN.m > Mu- terjadi = 1088,4436 kN.m
(AMAN)
Kontrol Momen Tersedia Positif Balok Tumpuan Stinger Melalui Persamaan
Gaya Gaya dalam :
Ts = Cs + C
As fy = Ast cuEs x " P$ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (Ast cu Es As fy)a (Ast cu Es 1 d) = 0
Dari persamaan tersebut dapat di sederhanakan sebagai berikut :
A = 0,85 fc b
= 0.85 x 30 x 500
= 12750
B = Ast cu Es As fy
. = ((2280,7963+1900,6636) x 0.003 x 200000) (2280,7963 x 400)
= 1596557,3866
C = -(Ast cuEs 1 d)
-
= -((2280,7963+1900,6636) x 0.003 x 200000 x 0.85 x 912,5)
= -186597644,5535
Dengan rumus persamaan kuadrat di dapat nilai a :
a = 3m1m3)u
) = 73,6071 mm
c = P
= 85.0
73,6071
= 86,5966 mm
s = 3*
= ( )003.086,5966
5,8786,5966
= -0,00003 < y = 0,002
fs = s Es
= -0,00003 200000
= -6,2592 MPa
Momen nominal yang dapat dikerahkan
M1 = 0.85 x fc x a x b ((h-d) - P)
= 0.85 x 30 x 73,6071 x 500 x ( (1000 64) 2
73,6071 )
= 843887726,4728 N.mm
M2 = Ast pakai x fs x ( d d )
= (2280,7963+1900,6636) x -6,2592 x ( 912,5 64 )
= -22207329,5544 N.mm
Mn = M1 + M2
= 843887726,4728 + -22207329,5544
= 821680396,9184 N.mm
Mt = Mn x 0.8
= 821680396,9184 x 0.8
-
= 657344317,5347 N.mm
= 657,3443175347 kN.m > Mu- terjadi = 544,2218 kN.m
(AMAN)
Momen Kapasitas (Mkap) Momen Negatif Balok Tumpuan Stinger
Momen kapasitas didasarkan atas tegangan tarik baja ultimit fo = o fy,
yang mana o adalah overstrength factor. Untuk itu akan dihitung momen
kapasitas balok seperti berikut ini.
Luas tulangan tarik (As) = 4181,4598 mm2
Luas tulangan desak (As) = 2280,7963 mm2
Diasumsikan baja tulangan desak belum leleh, maka berdasarkan
kesetimbangan gaya didapat:
Ts = Cc + Cs
As o fy = (0,85 fc a b) + (As fy)
Aso fy = As cuEs" 9P $ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (As cuEs Aso fy)a (As cuEs 1 d) = 0
o = 1,25
cu = 0,003
Es = 200000 MPa
(0,85 fc b) = 0,85 x 30 x 500 = 12750
(As cuEs Aso fy) = -722252,1511
(As cuEs 1 d) = -74445190,1388
a = 109,8163 mm
c = P
=
'
= 129,1957 mm
-
s = 39
=
''3
'' 0,003
= 0,0015 < y = 0,002 (baja desak belum leleh)
fs = s x Es
= 0,0015 x 200000
= 302,7765 MPa
Cc = 0,85 fc b a
= 0,85 30 500 109,8163
= 1400158,4218 N
Cs = As fs
= 2280,7963 302,7765
= 690571,4891 N
Momen kapasitas yang dapat dikerahkan dapat diperoleh dengan
mengambil momen terhadap garis kerja Ts, maka:
M1 = "? P$ = 1400158,4218 x ( 912,5 109,8163/2)
= 1200764418,5147 N.mm
M2 = Cs (d d)
= 690571,4891 x (912,5 64)
= 585949908,514 N.mm
Mkap = M1 + M2
= 1200764418,5147 + 585949908,514
= 1786714327,0288 N.mm
= 1786,7143270288 kN.m > 1441,2307986084 kN.mm, atau
Mkap = 1,2397 Mn (AMAN)
Momen Kapasitas (Mkap) Momen Positif Balok Tumpuan Stinger
Momen kapasitas momen positif dapat dihitung dengan cara yang sama
dengan penempatan tulangan yang dibalik, yaitu:
-
As = 4181,4598 mm2
As = 2280,7963 mm2
Hal ini terjadi karena tulangan bawah berganti posisinya menjadi tulangan
tarik dan tulangan atas menjadi tulangan desak. Pada kondisi demikian, tulangan
desak umumnya belum leleh.
Karena baja tarik mencapai tegangan ultimit maka:
Ts = Cs + Cc
Aso fy = As cuEs" 9P $ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (As cuEs Aso fy)a (As cuEs 1 d) = 0
o = 1,25
cu = 0,003
Es = 200000 MPa
(0,85 fc b) = 12750
(As cuEs Aso fy) = 1368477,7599
(As cuEs 1 d) = -186597644,5535
Dengan persamaan kuadrat diatas dapat dicari hingga didapatkan nilai a,
yaitu:
a = 78,6789 mm
c = P
= 78,6789/0,85
= 92,5635 mm
s = 39
= ((92,5635 78) / 92,5635) x 0,003
= 0,00016 < y = 0,002 (Tulangan baja desak belum leleh)
Cc = 0,85 fc b a
= 0,85 30 500 78,6789
= 1003156,3947 N
fs = sEs
= 0,00016 200000
= 32,8215 MPa
-
Cs = As fs
= 4181,4598 32,8215
= 137241,7386 N
Momen kapasitas yang dapat dikerahkan dapat diperoleh dengan
mengambil momen terhadap garis kerja Ts, maka:
M1 = "? P$ = 1003156,3947 x (912,5 (78,6789/2))
= 875916572,8161 N.mm
M2 = Cs (d ds)
= 137241,7386 (912,5-87,5)
= 113224434,3117 N.mm
Mkap = M1 + M2
= 875916572,8161 + 113224434,3117
= 989141007,1277 N.mm
= 989,1410071277 kN.m > 821,6803969184 kN.mm, atau
Mkap = 1,2038 Mn (AMAN)
-
b. Penulangan Lapangan Stinger (Stinger bentang 15 m pada stinger 1 & 8)
Kuat tekan beton (fc) = 30 MPa
Kuat leleh baja (fy) = 400 MPa
Modulus elastisitas baja (Es) = 200000 MPa
Regangan batas desak beton, (cu) = 0.003
Tebal selimut beton (dc) = 40 mm
Diameter tulangan sengkang = 13 mm
tul pokok (db) = 22 mm
A tul pokok (Ad) = 380,133 mm2
Jarak antar tulangan vertikal = 25 mm
Jarak dari serat tarik terluar ke pusat tulangan tarik (ds) = 87,5 mm
Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan (d) = 64 mm
1 = 0,85 karena fc 30 MPa
Regangan leleh tulangan tarik, y = =* =
= 0,002
Estimasi ukuran balok stinger :
m = cf
fy
'85,0
= 6863,153085.0
400=
b = )(
1ycu
cu
m
+
= 0325.0002,0003,0
003,0
6863,15
85,0=
+
max = 0,75 b
= 0,75 x 0,0325
= 0,0244
Koefisien perlawanan, Rb = b.fy.(1-0,5 b.m)
= 0.0325 x 400 (1- 0.5 x 0.0325 x 15,6863)
= 9,6887 MPa
-
R max = 0.75 Rb
= 0.75 x 9,6887
= 7,2665 MPa
Mn = Rm x b x d2
Mu/ = Rm . b . d2 d = 2b
0.8
10 x 751,00 6 = 7,2665 x b x (2b)2
938,750 x 106 = 29,066 b3
b = 3 mmx
459,318066,29
10750,938 6=
dipakai b = 500 mm, h = 1000 mm
h = d + ds
1000 = d + 87,5
d = 912,5 mm
Desain tulangan sebelah :
Mu(+) melebihi 50% Mu(-). Maka digunakan faktor reduksi nilai Rb
sebesar 0,1.
R1 = 0,1 Rb = 0,1 x 9,6887
= 0,96887 MPa
M1 = R1 x b x d2
= 0,96887 x 500 x 912,52
= 403368871,289 N.mm
M1 = Cc (d - 2
a)
= 0,85 x fc x a x b (d - 2
a)
403368871,289 = 0,85 x 30 x a x 500 ( 912,5 - 2
a)
-6375a2 + 11634375a 403368871,289 = 0
a = 35,355 mm
-
c = mma
595,4185.0
355,35
1==
Kebutuhan tulangan :
Ts = Cc
(As x fy) = Cc
As = fy
Cc
= 400
450780,970
= 1126,952 mm2
n1 = Ad
As
= 380,133
1126,952
= 2,965 buah dipakai 4 buah
As1 = n1 pakai x Ad
= 4 x 380,133
= 1520,5308 mm2
Ts = Cc
(n x Ad x fy) = 0,85 fc x a x b
a = (4 x 380,133 x 400) / ( 0.85 x 30 x 500)
= 47,703 mm
M1 = Cc (d - a/2)
= 0,85 x fc x a x b (d - a/2)
= 0,85 x 30 x 47,703 x 500 ( 912,5 47,703/2)
= 540487003,3685 N.mm
c = a/1
= 47,703/0,85 = 56,1211 mm
-
Desain Tulangan Rangkap :
M2 = Mn M1
= 938750000 540487003,3685
= 398262996,6315 N.mm
M2 = Ts2 (d d)
Ts2 = M2 / (d - d)
= 398262996,6315 / ( 912,5 64) = 469373,0072 N
As = Ts2/fy
= 469373,0072 / 400
= 1173,4325 mm2
n2 = As / Ad
= 1173,4325 / 380,133 = 3,0869 buah Dipakai 4 buah
Asp = n2 . Ad
= 4 . 380,133
= 1520,5308 mm
Tulangan tarik (nt) = n1 + n2
= 4 + 4 = 8 buah, Ast = 1520,5308 + 1520,5308 = 3041,06 mm2
Tulangan desak (nd) = n2 = 4 buah, As = 1520,5308 mm (As > 50% Ast)
Kontrol jarak tulangan :
S = 102)14(
)22.4()13.2()40.2(500=
mm > 25 mm (AMAN)
Kontrol Momen Tersedia Negatif Balok Lapangan Stinger Melalui Persamaan
Gaya Gaya dalam :
Ts = Cs + Cc
Ast fy = As cuEs" 9P $ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (As cuEs Ast fy)a (As cu Es 1 d) = 0
Dari persamaan tersebut dapat di sederhanakan sebagai berikut :
A = 0,85 fc b
= 0.85 x 30 x 500
= 12750
-
B = As cu Es Ast fy
. = (1520,5308 x 0.003 x 200000) (1520,5308+1520,5308) x 400
= -304106,1689
C = As cuEs 1 d
= 1520,5308 x 0.003 x 200000 x 0.85 x 64
= - 49630126,7592
Dengan rumus persamaan kuadrat di dapat nilai a ;
a = 3m1m3)u
) = 75,4457 mm
c = P
= 85.0
75,4457
= 88,7596 mm
s = 39
= ( )003.088,7596
6488,7596
= 0,0008 < y = 0,002 (Tulangan baja desak belum leleh)
fs = sEs
= 0,0008 200000
= 167,3708 MPa
Momen nominal yang dapat dikerahkan
M1 = 0.85 x fc x a x b (d - P)
= 0.85 x 30 x 75,4457 x 500 x ( 912,5 2
75,4457 )
= 841476365,0006 N.mm
M2 = As pakai x fs x ( d d )
= 1520,5308 x 167,3708 x ( 912,5 64 )
= 215936826,2345 N.mm
-
Mn = M1 + M2
= 841476365,0006 + 215936826,2345
= 1057413191,2350 N.mm
Mt = Mn x 0.8
= 1057413191,2350 x 0.8
= 845930552,9880 N.mm
= 845,9305529880 kN.m > Mu- terjadi = 751,000 kN.m
(AMAN)
Kontrol Momen Tersedia Positif Balok Lapangan Stinger Melalui Persamaan
Gaya Gaya dalam :
Ts = Cs + C
As fy = Ast cuEs x " P$ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (Ast cu Es As fy)a (Ast cu Es 1 d) = 0
Dari persamaan tersebut dapat di sederhanakan sebagai berikut :
A = 0,85 fc b
= 0.85 x 30 x 500
= 12750
B = Ast cu Es As fy
. = ((1520,5308+1520,5308) x 0.003 x 200000) (1520,5308 x 400)
= 1216424,6755
C = -(Ast cuEs 1 d)
= -((1520,5308+1520,5308) x 0.003 x 200000 x 0.85 x 912,5)
= -135707377,8571
Dengan rumus persamaan kuadrat di dapat nilai a :
a = 3m1m3)u
) = 65,9601 mm
c = P
= 85.0
65,9601
-
= 77,6001 mm
s = 3*
= ( )003.077,6001
5,8777,6001
= -0,0004 < y = 0,002
fs = sEs
= -0,0004 200000
= -76,5453 MPa
Momen nominal yang dapat dikerahkan
M1 = 0.85 x fc x a x b ((h-d) - P)
= 0.85 x 30 x 65,9601 x 500 x ( (1000 64) 2
65,9601 )
= 759431960,4236 N.mm
M2 = Ast pakai x fs x ( d d )
= (1520,5308+1520,5308) x -6,2592 x ( 912,5 64 )
= -197512988,0738 N.mm
Mn = M1 + M2
= 759431960,4236 + -197512988,0738
= 561918972,3498 N.mm
Mt = Mn x 0.8
= 561918972,3498 x 0.8
= 449535177,8798 N.mm
= 449,5351778798 kN.m > Mu- terjadi = kN.m
(AMAN)
-
c. Perhitungan Tulangan Susut
Tulangan susut direncanakan dengan diameter tulangan 13 mm
Luas tulangan (As) = x x (2)
= x x (132)
= 132,7323 mm2
Lebar balok stinger (b) = 500 mm
Tinggi balok stinger (h) = 1000 mm
Asst = 0,0018 x b x h
= 0,0018 x 500 x 1000
= 900 mm2
Jumlah tulangan susut = )**G)*
= '
= 6,7806 8 buah Tulangan susut harus genap, agar dipasang seimbang pada kedua sisi.
Asst ada = n pakai x As
= 8 x 132,7323
= 1061,858 mm2
-
198,2754
14000 mm
417,280
389,290
d. Perhitungan Tul. Geser Stinger (Stinger bentang 15 m pada stinger 1 & 8)
Gambar 5.23 SFD yang Terjadi pada Stinger
Lebar balok melintang (cross girder) = 1000 mm
Panjang total stinger (L balok) = 15000 mm
L netto = L balok ( 2 girder cross 2
1lebar )
L netto = 15000 ( 2 2
11000)
= 14000 mm = 14 m
MPR = 1786,7143 kNm
MPR+ = 989,1410 kNm
Gaya geser akibat beban gempa
VE = Lnetto
MprMpr )()( + + =
00,14
989,1410 1786,7143 + = 198,2754 kN
Gaya geser akibat beban gravitasi
Dari perhitungan SAP2000 V22 kombo 1, didapat:
-
Menghitung gaya geser ultimate (Vu)
Vu = VE + VG
Gambar 5.24 Gaya Geser Ultimate pada Stinger
b = 500 mm
h = 1000 mm
fc = 30 MPa
fy sengkang = 400 MPa
Pusat berat tulangan baja tarik, ds = 87,5 mm
d = h ds
= 1000 87,5 = 912,5 mm
417,280 kN
389,290 kN
198,2754 kN
191,0146 kN
615,5554 kN
Y
2h
14000 mm
-
Daerah Dalam Sendi Plastis
Vc = dbcf '6
1
= 306
1 500 x 912,5 x 103
= 416,4974 kN
Vs = VcVu
VcVu
=75,0
= 4974,41675,0
615,5554
= 404,2431 kN
Dipakai tulangan D13 dengan fy = 400 MPa
A1D13 = x pi x 13 = 132,7323 mm
Dipakai sengkang 2 kaki
S = Vs
dfykakijml 1D16A = 1000 404,2431
912,54007323,1322
= 239,6938 mm
S pakai = 200 mm
Jadi, dipakai D13 200 ; syarat :
S h/4 = 1000/4 = 250 mm, OK
S 24 . Diameter sengkang = 24 . 13 = 312 mm, OK
S 300 mm, OK
Daerah Luar Sendi Plastis
Y = ( )
+
Ln
hLnVVV AUA
2
= 191,0146 + ( )
14000
200014000191,0146615,5554
= 554,9067 kN
-
Vc = dbcf '6
1
= 306
1 600 x 912,5 x 103
= 416,4974 kN
Vs1 = VcY
75,0
= 75,0
554,9067416,4974 = 323,3782 kN
Dipakai tulangan D13 dengan fy = 400 MPa
A1D10 = x pi x 13 = 132,7323 mm
Dipakai sengkang 2 kaki
S = 1
1D16A
Vs
dfykakijml =
1000 323,3782
912,54007323,1322
= 299,6323 mm
S pakai = 250 mm
Jadi, dipakai D13 250 ; syarat :
S d/2 = 912,5/2 = 456,25 mm, OK
-
Tabel 5.14 Rekapitulasi Tulangan pada Balok Stinger
No Jenis Balok
Ukuran Jenis Tulangan
b h Susut
Tumpuan Lapangan
(mm) (mm) Tarik Desak Tarik Desak
jml D (mm) jml D (mm) jml D (mm) jml D (mm) jml D (mm)
1 Stinger 1 & 8 bentang 15 m 500 1000 8 13 11 22 6 22 8 22 4 22
2 Stinger 2 - 7 bentang 15 m 500 1000 8 13 14 22 7 22 9 22 5 22
3 Stinger 1 & 8 bentang 10 m 500 1000 8 13 10 22 5 22 9 22 5 22
4 Stinger 2 - 7 bentang 10 m 500 1000 8 13 13 22 7 22 9 22 5 22
No Jenis Balok
Ukuran Jenis Tulangan
b b Sengkang
(mm) (mm) Sendi Plastis Luar Sendi Plastis
Jml kaki D (mm) Jarak (mm) Jml kaki D (mm) Jarak (mm)
1 Stinger 1 & 8 bentang 15 m 500 1000 2 13 200 2 13 250
2 Stinger 2 - 7 bentang 15 m 500 1000 2 13 150 2 13 200
3 Stinger 1 & 8 bentang 10 m 500 1000 2 13 200 2 13 250
4 Stinger 2 - 7 bentang 10 m 500 1000 2 13 150 2 13 200
-
2. Balok Melintang (Cross Girder)
Balok melintang (cross girder) pada struktur gelagar jembatan ini berupa
balok kantilever, maka momen kombinasi balok melintang pada struktur jembatan
ini dibedakan seperti yang diberikan pada gambar dan tabel di bawah ini :
Gambar 5.25 Balok Melintang (cross girder)
Gambar 5.26 BMD pada Balok Melintang (cross girder)
1.50 7.00
1 .111 .60 1.60 1.60 1.601.221. 47 1.85 2.23 2.62 3 .009. 007.50
-
Tabel 5.15 Momen Combo Maksimum yang Terjadi pada Balok Melintang
Balok Melintang Momen Ultimate (kN.m) Geser Ultimate (kN.m)
Bentang 9,00 m 0,0000 0,0000
Bentang 7,90 m 80,5406 771,1880
Bentang 6,30 m 1197,6336 1660,8700
Bentang 4,70 m 3858,2743 2570,0220
Bentang 3,10 m 8016,6673 2629,0870
Bentang 1,50 m 13632,1773 3560,2230
Bentang 0,00 m 19021,4887 6259,2700
a. Desain Tulangan Lentur Balok melintang (pada bentang 7,90 m) :
Kuat tekan beton (fc) = 30 MPa
Kuat leleh baja (fy) = 400 MPa
Modulus elastisitas baja (Es) = 200000 MPa
Regangan batas desak beton, (cu) = 0.003
Tebal selimut beton (dc) = 40 mm
Diameter tulangan sengkang = 13 mm
tul pokok (db) = 25 mm
A tul pokok (Ad) = 490,8739 mm2
Jarak antar tulangan vertikal = 25 mm
Jarak dari serat tarik terluar ke pusat tulangan tarik (ds) = 65,5 mm
Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan (d) = 65,5 mm
1 = 0,85 karena fc 30 MPa
Regangan leleh tulangan tarik, y = =* =
= 0,002
Estimasi ukuran balok melintang :
m = cf
fy
'85,0
= 6863,153085.0
400=
-
b = )(
1ycu
cu
m
+
= 0325.0002,0003,0
003,0
6863,15
85,0=
+
max = 0,75 b
= 0,75 x 0,0325
= 0,0244
Koefisien perlawanan,Rb = b.fy.(1-0,5 b.m)
= 0.0325 x 400 (1- 0.5 x 0.0325 x 15,6863)
= 9,6887 MPa
Rmax = 0.75 Rb
= 0.75 x 9,6887
= 7,2665 MPa
Mn = Rm x b x d2
Mu/ = Rm . b . d2 d = 2b
0.8
10 x 80,5406 6 = 7,2665 x b x (2b)2
100,6758 x 106 = 29,066 b3
b = 3 mmx
3023,151066,29
106758,100 6=
dipakai b = 1000 mm, h = 1150 mm
h = d + ds
1150 = d + 65,5
d = 1084,5 mm
Desain tulangan sebelah :
Mu(+) melebihi 50% Mu(-). Maka digunakan faktor reduksi nilai Rb
sebesar 0,1.
R1 = 0,1 Rb = 0,1 x 9,6887
= 0,96887 MPa
-
M1 = R1 x b x d2
= 0,96887 x 1000 x 1084,52
= 1139529944,3681 N.mm
M1 = Cc (d - 2
a)
= 0,85 x fc x a x b (d - 2
a)
1139529944,3681 = 0,85 x 30 x a x 1000 ( 1084,5 - 2
a)
-12750a2 + 27654750a 1139529944,3681 = 0
a = 42,0196 mm
c = mma
4348,4985.0
0196,42
1==
Cc = 0,85 x 30 x 42,0196 x 1000 = 1071500,1911 N
Kebutuhan tulangan :
Ts = Cc
(As x fy) = Cc
As = fy
Cc
= 400
1911,1071500
= 2678,7505 mm2
n1 = Ad
As
= 490,8739
2678,7505
= 5,4571 buah dipakai 6 buah
As1 = n1 pakai x Ad
= 6 x 490,8739
= 2945,2431 mm2
-
Ts = Cc
(n x Ad x fy) = 0,85 fc x a x b
a = (6 x 490,8739 x 400) / ( 0.85 x 30 x 1000)
= 46,1999 mm
M1 = Cc (d - a/2)
= 0,85 x fc x a x b (d - a/2)
= 0,85 x 30 x 46,1999 x 1000 ( 1084,5 46,1999/2)
= 1250432479,5832 N.mm
c = a/1
= 46,1999 / 0,85 = 54,3528 mm
Desain Tulangan Rangkap :
M2 = Mn M1
= 100675750,00 1250432479,5832
= -1149756729,5832 N.mm
M2 = Ts2 (d d)
Ts2 = M2 / (d - d)
= -1149756729,5832 / ( 1084,5 65,5) = -1128318,6748 N
As = Ts2/fy
= -1128318,6748 / 400
= -2820,7967 mm2
n2 = As / Ad
= -2820,7967 / 490,8739 = -5,7465 buah Dipakai 6 buah
Asp = n2 . Ad
= 6 . 490,8739
= 2945,2431 mm
Tulangan tarik (nt) = n1 + n2
= 6 + 6 = 12 buah, Ast = 2945,2431 + 2945,2431 = 5890,48 mm2
Tulangan desak (nd) = n2 = 6 buah, As = 2945,2431 mm2
-
Kontrol jarak tulangan :
S = 00,54)112(
)25.12()13.2()40.2(1000=
cm > 25 mm (AMAN)
Kontrol Momen Tersedia Negatif Balok Melintang Melalui Persamaan Gaya
Gaya dalam :
Ts = Cs + Cc
Ast fy = As cuEs" P$ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (As cuEs Ast fy)a (As cuEs 1 d) = 0
Dari persamaan tersebut dapat di sederhanakan sebagai berikut :
A = 0,85 fc b
= 0.85 x 30 x 1000
= 25500
B = As cu Es Ast fy
. = (2945,2431 x 0.003 x 200000) (2945,2431+2945,2431) x 400
= -589048,6225
C = As cuEs 1 d
= 2945,2431 x 0.003 x 200000 x 0.85 x 65,5
= -98385846,1811
Dengan rumus persamaan kuadrat di dapat nilai a ;
a = 3m1m3)u
) = 74,7296 mm
c = P
= 85.0
74,7296
= 87,9172 mm
s = 3
= ( )003.09172,87
5,659172,87
= 0,00076 < y = 0,002 (Tulangan baja desak belum leleh)
-
fs = sEs
= 0,00076 200000
= 152,9886 MPa
Momen nominal yang dapat dikerahkan
M1 = 0.85 x fc x a x b (d - P)
= 0.85 x 30 x 74,7296 x 1000 x ( 1084,5 2
74,7296 )
= 1995426899,5368 N.mm
M2 = As pakai x fs x ( d d )
= 2945,2431 x 152,9886 x ( 1084,5 65,5 )
= 459149848,6673 N.mm
Mn = M1 + M2
= 1995426899,5368 + 459149848,6673
= 2454576748,2041 N.mm
Mu = Mn x 0.8
= 2454576748,2041 x 0.8
= 1963661398,5633 N.mm
= 1963,6613985633 kN.m > Mu- terjadi = 80,5406 kN.m
(AMAN)
Kontrol Momen Tersedia Positif Balok Melintang Melalui Persamaan Gaya
Gaya dalam :
Ts = Cs + C
As fy = Ast cu Es x " P$ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (Ast cu Es As fy)a (Ast cu Es 1 d) = 0
Dari persamaan tersebut dapat di sederhanakan sebagai berikut :
A = 0,85 fc b
= 0.85 x 36 x 1000
= 25500
B = Ast cu Es As fy
-
. = ((2945,2431+2945,2431) x 0.003 x 200000) (2945,2431 x 400)
= 2356194,4902
C = -(Ast cuEs 1 d)
= -((2945,2431 + 2945,2431) x 0.003 x 200000 x 0.85 x 1084,5)
= -196771692,3622
Dengan rumus persamaan kuadrat di dapat nilai a :
a = 3m1m3)u
) = 53,0521 mm
c = P
= 85.0
0521,53
= 62,4143 mm
s = 3*
= ( )003.04143,62
5,654143,62
= -0,00015 < y = 0,002
fs = s Es
= -0,00015 200000
= -29,6635 MPa
Momen nominal yang dapat dikerahkan
M1 = 0.85 x fc x a x b ((h-d) - P)
= 0.85 x 30 x 53,0521 x 1000 x ( (1150 65,5) 2
53,0521 )
= 1431258565,7005 N.mm
M2 = Ast pakai x fs x ( d d )
= (2945,2431 + 2945,2431) x -29,6635 x ( 1084,5 65,5 )
= -178052386,1873 N.mm
Mn = M1 + M2
= 1431258565,7005 + -178052386,1873
-
= 1253206179,5132 N.mm
Mu = Mn x 0.8
= 1253206179,5132 x 0.8
= 1002564943,6105 N.mm
= 1002,5649436105 kN.m > Mu- terjadi = 40,2703 kN.m
(AMAN)
Momen Kapasitas (Mkap) Momen Negatif Balok Melintang
Momen kapasitas didasarkan atas tegangan tarik baja ultimit fo = o fy,
yang mana o adalah overstrength factor. Untuk itu akan dihitung momen
kapasitas balok seperti berikut ini.
Luas tulangan tarik (As) = 5890,4862 mm2
Luas tulangan desak (As) = 2945,2431 mm2
Diasumsikan baja tulangan desak belum leleh, maka berdasarkan
kesetimbangan gaya didapat:
Ts = Cc + Cs
As o fy = (0,85 fc a b) + (As fy)
Aso fy = As cuEs" 9P $ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (As cuEs Aso fy)a (As cuEs 1 d) = 0
o = 1,25
cu = 0,003
Es = 200000 MPa
(0,85 fc b) = 0,85 x 30 x 1000 = 25500
(As cuEs Aso fy) = -1178097,2451
(As cuEs 1 d) = -98385846,1811
a = 89,3712 mm
c = P
= '
= 105,1426 mm
-
s = 39
=
3
0,003
= 0,0011 < y = 0,002 (baja desak belum leleh)
fs = s x Es
= 0,0011 x 200000
= 226,2218 MPa
Cc = 0,85 fc b a
= 0,85 30 1000 89,3712
= 2278964,9984 N
Cs = As fs
= 2945,2431 226,2218
= 666278,1143 N
Momen kapasitas yang dapat dikerahkan dapat diperoleh dengan
mengambil momen terhadap garis kerja Ts, maka:
M1 = "? P$ = 2278964,9984 x ( 1084,5 89,3712/2)
= 2369700649,3067 N.mm
M2 = Cs (d d)
= 666278,1143 x (1084,5 65,5)
= 678937398,5216 N.mm
Mkap = M1 + M2
= 2369700649,3067 + 678937398,5216
= 3048638047,8283 N.mm
= 3048,6380478283 kN.m > 2454,576748 kN.mm atau
Mkap = 1,2420 Mn (AMAN)
-
Momen Kapasitas (Mkap) Momen Positif Balok Melintang
Momen kapasitas momen positif dapat dihitung dengan cara yang sama
dengan penempatan tulangan yang dibalik, yaitu:
As = 5890,4862 mm2
As = 2945,2431 mm2
Hal ini terjadi karena tulangan bawah berganti posisinya menjadi tulangan
tarik dan tulangan atas menjadi tulangan desak. Pada kondisi demikian, tulangan
desak umumnya belum leleh.
Karena baja tarik mencapai tegangan ultimit maka:
Ts = Cs + Cc
As o fy = As cu Es" 9P $ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (As cuEs Aso fy)a (As cuEs 1 d) = 0
o = 1,25
cu = 0,003
Es = 200000 MPa
(0,85 fc b) = 25500
(As cuEs Aso fy) = 2061670,1789
(As cuEs 1 d) = -196771692,3622
Dengan persamaan kuadrat diatas dapat dicari hingga didapatkan nilai a,
yaitu:
a = 56,2742 mm
c = P
= 56,2742/0,85
= 66,2049 mm
s = 39
= ((66,2049 65,5) / 66,2049) x 0,003
= 0,000032 < y = 0,002 (Tulangan baja desak belum leleh)
Cc = 0,85 fc b a
= 0,85 30 1000 56,2742
-
= 1434991,1690 N
fs = sEs
= 0,000032 200000
= 6,3883 MPa
Cs = As fs
= 5890,4862 6,3883
= 37630,3874 N
Momen kapasitas yang dapat dikerahkan dapat diperoleh dengan
mengambil momen terhadap garis kerja Ts, maka:
M1 = "? P$ = 1434991,1690 x (1084,5 (56,2742/2))
= 1515871458,9526 N.mm
M2 = Cs (d ds)
= 37630,3874 (1084,5-65,5)
= 38345364,7324 N.mm
Mkap = M1 + M2
= 1515871458,9526 + 38345364,7324
= 1554216823,6851 N.mm
= 1554,2168236851 kN.m > 1253,206179 kN.mm atau
Mkap = 1,2420 Mn (AMAN)
-
b. Perhitungan Tulangan Susut
Tulangan susut direncanakan dengan diameter tulangan 16 mm
Luas tulangan (As) = x x (2)
= x x (132)
= 132,7323 mm2
Lebar balok cross girder (b) = 1000 mm
Tinggi balok cross girder (h) = 1150 mm
Asst = 0,0018 x b x h
= 0,0018 x 1000 x 1150
= 2070 mm2
Jumlah tulangan susut = )**G)*
=
= 15,5953 16 buah Tulangan susut harus genap, agar dipasang seimbang pada kedua sisi.
Asst ada = n pakai x As
= 16 x 132,7323
= 2123,7166 mm2
-
613,7140
7500 mm
c. Desain Tulangan Geser Balok melintang (pada bentang 7,90 m) :
Gambar 5.27 SFD yang Terjadi pada Balok Melintang (cross girder)
Panjang bersih balok melintang (cross girder) = 7500 mm = 7,5 m
MPR = 3048,6380 kNm
MPR+ = 1554,2168 kNm
Gaya geser akibat beban gempa
VE = Lnetto
MprMpr )()( + + =
5,7
1554,2168 3048,6380 + = 613,7140 kN
(-)
Gaya geser akibat beban gravitasi
Dari perhitungan SAP2000 V22 kombo 1, didapat:
0,00 kN 771,118 kN( - )
-
Menghitung gaya geser ultimate (Vu)
Vu = VE + VG
Gambar 5.28 Gaya Geser Ultimate pada Balok Melintang
b = 1000 mm
h = 1150 mm
fc = 30 MPa
fy sengkang = 400 MPa
Pusat berat tulangan baja tarik (ds) = 65,5 mm
d = h ds
= 1150 65,5 = 1084,5 mm
Vc = dbcf '6
1
= 306
1 1000 x 1084,5 x 103
= 990,0085 kN
0,00 kN
771,118 kN
613,7140 kN
613,7140 kNY
2h
7500 mm
1384,8320 kN
(-)
(-)
(-)
-
Vs = VcVu
VcVu
=75,0
= 0085,99075,0
1384,8320
= 856,4341 kN
Dipakai tulangan D13 dengan fy = 400 MPa
A1D13 = x pi x 13 = 132,7323 mm
Dipakai sengkang 2 kaki
S = Vs
dfykakijml 1D16A = 1000 856,4341
1084,54007323,1322
= 134,4628 mm
S pakai = 120 mm
Jadi, dipakai D13 120 ; syarat SK SNI 03 2847 2002 :
S h/4 = 1150/4 = 287,5 mm, OK
S 24 . Diameter sengkang = 24 . 13 = 312 mm, OK
S 300 mm, OK
-
Tabel 5.16 Rekapitulasi Tulangan pada Balok Melintang (Cross Girder)
No Jenis Balok
Ukuran Jenis Tulangan
b h Susut
Tumpuan
(mm) (mm) Tarik Desak
jml D
(mm)
jml D
(mm)
jml D
(mm)
1 Cross Girder bentang 9,0 m 1000 1000 14 13 10 25 5 25
2 Cross Girder bentang 7,9 m 1000 1150 16 13 12 25 6 25
3 Cross Girder bentang 6,3 m 1000 1360 20 13 14 25 7 25
4 Cross Girder bentang 4,7 m 1000 1570 22 13 18 25 9 25
5 Cross Girder bentang 3,1 m 1000 1790 26 13 32 25 16 25
6 Cross Girder bentang 1,5 m 1000 2000 28 13 49 25 25 25
7 Cross Girder bentang 0,0 m 1000 2000 28 13 70 25 35 25
No Jenis Balok
Ukuran Jenis Tulangan
b h Sengkang
(mm) (mm) Jml
kaki
D
(mm)
Jarak
(mm)
1 Cross Girder bentang 9,0 m 1000 1000 2 13 150
2 Cross Girder bentang 7,9 m 1000 1150 2 13 120
3 Cross Girder bentang 6,3 m 1000 1360 4 13 120
4 Cross Girder bentang 4,7 m 1000 1570 4 13 80
5 Cross Girder bentang 3,1 m 1000 1790 5 13 80
6 Cross Girder bentang 1,5 m 1000 2000 6 13 50
7 Cross Girder bentang 0,0 m 1000 2000 8 13 50
-
3. Balok Utama (Main Girder)
Gambar 5.29 BMD yang Terjadi pada Main Girder
Momen dan gaya geser kombinasi pada main girder jembatan ini diperoleh
dari output program SAP 2000 dan dibedakan seperti yang diberikan pada tabel di
bawah ini :
Tabel 5.17 Momen dan Geser Combo Maksimum yang Terjadi pada Main Girder
Bentang (m) Momen Tump.
(kN.m)
Momen Lap.
(kN.m)
0 - 10 67990.6763 33995.3382
10 - 20 65004.4020 32502.2010
20 - 30 41092.3535 20546.1768
30 - 45 36656.6475 18328.3238
45 - 55 155008.9350 77504.4675
55 - 65 17499.5372 8749.7686
65 - 75 14986.5983 7493.2992
75 - 85 2624.0078 1312.0039
85 - 95 12123.1309 6061.5655
95 - 105 50462.9664 25231.4832
105 - 115 105054.8303 52527.4152
115 - 125 153256.1579 76628.0790
125 - 135 172170.9533 86085.4767
135 - 145 149910.3875 74955.1938
-
a. Penulangan Tumpuan Main Girder Bentang 0 10 m
Kuat tekan beton (fc) = 30 MPa
Kuat leleh baja (fy) = 400 MPa
Modulus elastisitas baja (Es) = 200000 MPa
Regangan batas desak beton, (cu) = 0.003
Tebal selimut beton (dc) = 40 mm
Diameter tulangan sengkang = 16 mm
tul pokok (db) = 32 mm
A tul pokok (Ad) = 804,2477 mm2
Jarak antar tulangan vertikal = 25 mm
Jarak dari serat tarik terluar ke pusat tulangan tarik (ds) = 100,5 mm
Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan (d) = 72 mm
1 = 0,85 karena fc 30 MPa
Regangan leleh tulangan tarik, y = =* =
= 0,002
Estimasi ukuran balok main girder :
m = cf
fy
'85,0
= 6863,153085.0
400=
b = )(
1ycu
cu
m
+
= 0325.0002,0003,0
003,0
6863,15
85,0=
+
max = 0,75 b
= 0,75 x 0,0325
= 0,0244
Koefisien perlawanan,Rb = b.fy.(1-0,5 b.m)
= 0.0325 x 400 (1- 0.5 x 0.0325 x 15,6863)
= 9,6887 MPa
-
Rmax = 0.75 Rb
= 0.75 x 9,6887
= 7,2665 MPa
Mn = Rm x b x d2
Mu/ = Rm . b . d2 d = 2b
0.8
10 x 67990,6763 6 = 7,2665 x b x (2b)2
84988,3454 x 106 = 29,066 b3
b = 3 mmx
9598,1429066,29
103454,84988 6=
dipakai b = 3000 mm, h = 4000 mm
h = d + ds
4000 = d + 100,5
d = 3899,5 mm
Desain tulangan sebelah :
Mu(+) melebihi 50% Mu(-). Maka digunakan faktor reduksi nilai Rb
sebesar 0,1.
R1 = 0,1 Rb = 0,1 x 9,6887
= 0,96887 MPa
M1 = R1 x b x d2
= 0,96887 x 3000 x 3899,52
= 44198317093,4044 N.mm
M1 = Cc (d - 2
a)
= 0,85 x fc x a x b (d - 2
a)
44198317093,4044 = 0,85 x 30 x a x 3000 ( 3899,5 - 2
a)
-38250a2 + 298311750a 44198317093,4044 = 0
a = 151,0855 mm
-
c = mma
7512,17785.0
0855,151
1==
s = c
dc ' cu
= 7512,177
727512,177 0,003
= 0,0018 < 0,002 baja desak belum leleh
Cc = 0,85 x 30 x 151,0855 x 300 = 11558271,0799 N
Kebutuhan tulangan :
Ts = Cc
(As x fy) = Cc
As = fy
Cc
= 400
79911558271,0
= 28895,6777 mm2
n1 = Ad
As
= 804,2477
28895,6777
= 35,9288 buah dipakai 36 buah
As1 = n1 pakai x Ad
= 36 x 804,9288
= 28952,9179 mm2
Ts = Cc
(n x Ad x fy) = 0,85 fc x a x b
a = (36 x 804,9288 x 400) / ( 0.85 x 30 x 3000)
= 151,3878 mm
M1 = Cc (d - a/2)
= 0,85 x fc x a x b (d - a/2)
= 0,85 x 30 x 151,3878 x 3000 ( 3899,5 151,3878/2)
-
= 44284137589,9372 N.mm
c = a/1
= 151,3878/0,85 = 178,1033 mm
s = c
dc ' cu
= 178,1033
72178,1033 0,003
= 0,0018 < 0,002 baja desak belum leleh
Desain Tulangan Rangkap :
M2 = Mn M1
= 84988345375,00 44284137589,9372
= 40704207785,0628 N.mm
M2 = Ts2 (d d)
Ts2 = M2 / (d - d)
= 40704207785,0628 / ( 3899,5 72) = 10634672,1842 N
As = Ts2/fy
= 10634672,1842 / 400
= 26586,6805 mm2
n2 = As / Ad
= 26586,6805 / 804,9288 = 33,0578 buah Dipakai 36 buah
Asp = n2 . Ad
= 36 . 804,9288
= 28952,9179 mm
Tulangan tarik (nt) = n1 + n2
= 36 + 36 = 72 buah
Tulangan desak (nd) = n2 = 36 buah
Kontrol jarak tulangan :
S = 6,49)136(
)32.36()16.2()40.2(3000=
mm > 32 mm (AMAN)
-
Kontrol Momen Tersedia Negatif Balok Tumpuan Main girder Melalui Persamaan
Gaya Gaya dalam :
Ts = Cs + Cc
Ast fy = As cuEs" P$ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (As cuEs Ast fy)a (As cu Es 1 d) = 0
Dari persamaan tersebut dapat di sederhanakan sebagai berikut :
A = 0,85 fc b
= 0.85 x 30 x 3000
= 76500
B = As cu Es Ast fy
= (28952,9179 x 0.003 x 200000) (28952,9179+28952,9179) x 400
= -5790583,5791
C = As cu Es 1 d
= 28952,9179 x 0.003 x 200000 x 0.85 x 72
= - 1063151145,1222
Dengan rumus persamaan kuadrat di dapat nilai a ;
a = 3m1m3)u
) = 161,6605 mm
C = P
= 85.0
161,6605
= 190,1888 mm
s = 3
= ( )003.0190,1888
72190,1888
= 0,0019 < y = 0,002 (Tulangan baja desak belum leleh)
-
fs = sEs
= 0,0019 200000
= 372,8573 MPa
Momen nominal yang dapat dikerahkan
M1 = 0.85 x fc x a x b (d - P)
= 0.85 x 30 x 161,6605 x 3000 x ( 3899,5 2
161,6605 )
= 47225593828,8471 N.mm
M2 = As pakai x fs x ( d d )
= 28952,9179 x 372,8573 x ( 3899,5 72 )
= 41319036884,2064 N.mm
Mn = M1 + M2
= 47225593828,8471 + 41319036884,2064
= 88544630713,0535 N.mm
Mu = Mn x 0.8
= 88544630713,0535 x 0.8
= 70835704570,4428 N.mm
= 70835,7045704428 kN.m > Mu- terjadi = 67990,6763 kN.m
(AMAN)
Kontrol Momen Tersedia Positif Balok Tumpuan Main Girder Melalui Persamaan
Gaya Gaya dalam :
Ts = Cs + C
As fy = Ast cu Es x " P$ + 0,85 fc a b (0,85 fc b)a2 + (Ast cu Es As fy)a (Ast cu Es 1 d) = 0
Dari persamaan tersebut dapat di sederhanakan sebagai berikut :
A = 0,85 fc b
= 0.85 x 30 x 500
= 76500
-
B = Ast cu Es As fy
. = ((28952,9179+28952,9179) x 0.003 x 200000) (28952,9179 x 400)
= 23162334,3164
C = -(Ast cuEs 1 d)
= -((28952,9179+28952,9179) x 0.003 x 200000 x 0.85 x 3899,5)
= -2967963613,4660
Dengan rumus persamaan kuadrat di dapat nilai a :
a = 3m1m3)u
) = 97,0376 mm
c = P
= 85.0
97,0376
= 114,1619 mm
s = 3*
= ( )003.0114,1619
5,100114,1619
= 0,00036 < y = 0,002
fs = sEs
= 0,00036 200000
= 71,8026 MPa
Momen nominal yang dapat dikerahkan
M1 = 0.85 x fc x a x b ((h-d) - P)
= 0.85 x 30 x 97,0376 x 3000 x ( (4000 72) 2
97,0376 )
= 28798846495,3183 N.mm
M2 = Ast pakai x fs x ( d d )
= (28952,9179+28952,9179) x 71,8026 x ( 3899,5 72 )
= 15913946813,5604 N.mm
-
Mn = M1 + M2
= 28798846495,3183 + 15913946813,5604
= 44712793308,8787 N.mm
Mu = Mn x 0.8
= 44712793308,8787 x 0.8
= 35770234647,103 N.mm
= 35770,234647103 kN.m > Mu- terjadi = 33995,338150 kN.m
(AMAN)
Momen Kapasitas (Mkap) Momen Negatif Balok Tumpuan Main Girder
Momen kapasitas didasarkan atas tegangan tarik baja ultimit fo = o fy,
yang mana o adalah overstrength factor. Untuk itu akan dihitung momen
kapasitas balok seperti berikut ini.
Luas tulangan tarik (As) = 57905,8358 mm2
Luas tulangan desak (As) = 28952,9179 mm2
Diasumsikan baja tulangan desak belum leleh, maka berdasarkan
kesetimbangan gaya didapat:
Ts = Cc + Cs
As o fy = (0,85 fc a b) + (As fy)
o = 1,25
cu = 0,003
Es = 200000 MPa
a = k-k39k
kk =
'kk3'''kkk
= 227,0817 mm
c = P
=
= 267,155 mm
-
s = 39
= 3 0,003
= 0,0022 > y = 0,002 (baja desak sudah leleh)
fs = fy
= 400 MPa
Cc = 0,85 fc b a
= 0,85 30 3000 227,0817
= 17371750,7373 N
Cs = As fs
= 28952,9179 400
= 11581167,1582 N
Momen kapasitas yang dapat dikerahkan dapat diperoleh dengan
mengambil momen terhadap garis kerja Ts, maka:
M1 = "? P$ = 17371750,7373 x ( 3899,5 227,0817/2)
= 65768738577,3273 N.mm
M2 = Cs (d d)
= 11581167,1582 x (3899,5 72)
= 4